enzim pada tumbuhan
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
1/10
ENZIM PADA TUMBUHAN
1. SEJARAH TENTANG ENZIM
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner ( 1926 ) yang telah berhasil
mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang. Urease adalah enzimysng dapat menguraikan ureamenjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunits dapat mengisolasi pepsin,
tripsin, dan kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan
bahwa enzim tersebut ialah protein.
Dari hasil penelitian para ahli biokim ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan protein,
jadi termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan protein ini disebut dengan kofaktor ada yang
terikat kuat pada protein dan ada pula yang tidak terikat kuat oleh protein.. Gugus terikat kuat pada
bagian protein artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut dengan Prostetik, sedang yang tidak
begitu terikat kuat ( mudah dipisahkan secara dialisis ) disebut dengan Koenzim. Keduanya ini dapat
memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat.
2. PENGERTIAN ENZIM
Enzim ialah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi didalamnya sedang
pada saat akhir proses enzim akan melepaskan diri seolaholah tidak ikut bereaksi dalam proses
tersebut.
Enzim merupakan reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh makhluk
hidup karena adanya katalis yang mampu mempercepat reaksi. Koenzim mudah dipisahkan dengan
proses dialisis.
Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu
dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak
menghasilkan produk sampingan yang beracun.
Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun
atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun
dari bahan anorganik).
3. PERBEDAAN ENZIN DENGAN KATALISATOR
Katalisator bersifat umum, hanya berfungsi untuk mempercepat reaksi yang dapat digunakan
berulang - ulang ( satu katalisator mampu mereaksikan 2 atau 3 bahkan lebih reaksi). Enzim bersifat
lebih spesifik hanya digunakan untuk satu reaksi saja ( satu enzim hanya untuk satu reaksi).
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
2/10
4. METABOLISME TUMBUHAN
Tumbuhan juga mengahasilkan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi untuk melindungi
tumbuhan dari serangan serangga, bakteri, jamur dan jenis patogen lainnya serta tumbuhan itu mampu
menghasilkan vitamin untuk kepentingan tumbuhan itu sendiri serta hormonhormon yang merupakan
sarana bagi tumbuhan untuk berkomunikasi antara organnya atau jaringannya dalam mengendalikan
dan mengkoordinasi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme tumbuhan yang terdiri dari anabolisme (
pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekulmolekul yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari
pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini membutuhkan energi).Sedang katabolisme
merupakan senyawa dengan molekul yang besar membentuk senyawasenyawa dengan molekul yang
lebih kecil dan menghasilkan energi.
Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasanlintasan metabolik yang
dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi
suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang
disebut denagn enzim yang mampu mempercepat laju reaksi yang berkisar antara 108 sampai 1020.
5. SIFATSIFAT ENZIM
Sifat-sifat enzim adalah sebagai berikut:
1. Biokatalisator
Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
2. Termolabil
Enzim mudah rusak bila dipanaskan sampai dengan suhu tertentu.
3 Merupakan senyawa protein
4 Bekerja secara spesifik.Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada satu jenis substrat. Misalnya
enzim katalase menguraikan Hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2), sedangkan
enzim lipase menguraikan lemak + air menjadi gliserol + asam lemak.
F. SUSUNAN ENZIM
Secara kimia, enzim yany lengkap (holoenzim) tersusun atas 2 bagian yaitu:
1. Bagian protein disebut Apoenzim yang bersifat labil ( mudah berubah) yang dipengaruhi oleh suhu
dan keasaman.
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
3/10
2. Bagian yang bukan protein yang disebut dengan gugus prostetik ( gugusan aktif) yang berasal dari
kofaktor.
G. KOMPOSISI KIMIA DAN STRUKTUR 3-DIMENSI ENZIM
Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya dan bebrapa enzim
hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa adanya penambahan komponen lain. Protein
lainnya seperti Sitokrom yang membawa elektron pada fotosintesis dan respirasi tidak pula dapat
digolongkan sebagai enzim. Selain itu, protein yang terdapat dalam biji juga lebih berperan sebagai
bahan cadangan untuk digunakan dalam proses perkecambahan biji.
Protein hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang menggumpal membentuk suatu struktur
yang bulat atau sperikal, contohnya ribonuklease. Setiap rantai polipeptida atau molekul protein secara
sponstan akan membentuk konfigurasi dengan energi bebas terendah.
Dalam sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang akan mengumpul pada bagian dalam,
sedang pada permukaan molekul protein atau enzim asan amino bersifat hidrofilik.
H. KOMPERTEMENTASI ENZIM
Enzimenzim yang berperan untuk fotosintesis terdapat pada kloroplas. Enzim yang berperan penting
dalam respirasi aerobik terdapat pada mitokondria, sedang enzim respirasi lainnya terdapat dalam
sitosol.
Kompertemenisasi enzi akan meningkat edisiensi banyak proses yang beralngsung di dalam sel, karena :
1. Reaktan tersedia pada tempat dimana enzim tersedia.
2. Senyawa akan dikonversi dikirim ke arah enzim yang berperan untuk menghasilakn produk sesuai
yang dikehendaki dan tidak disimpangkan pada lintasan yang lain. Akan tetapi kompartemenisasi ini
tidak bersifat absolut.
I. FUNGSI SPESIFIK, NOMENKLATUR dan PENGGOLONGAN ENZIM.
a. Fungsi Enzim
Yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel makhluk hidup.
Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangan efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.
b. Tata nama dan Kekhasan Enzim
Setiap enzim disesuaikan dengan nama substratnya dengan menambahkan ase dibelakangnya.
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
4/10
Kekhasan enzim asam amino sebagai substrat dapat mengalami reaksi berbagai enzim.
c.Penggolongan Enzim
Enzim dapat digolongkan ke dalam 6 golongan yaitu :
1. Oksidoreduktase terdapat dua enzimyaitu dehidrogenase dan oksidasi
2. Transferase yaitu enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu
senyawa lain
3. Hidrolase yaitu sebagai katalis reaksi hidrolisis
4. Liase berperan dalam proses pemisahan
5. Isomerase bekerja pada reaksi intramolekuler
6. Ligase bekerja pada penggabungan dua molekul
J. CIRI- CIRI ENZIM
Ciriciri dari enzim ialah sebagai berikut :
1. Merupakan sebuah protein,
Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu dapat menggumpal dalam suhu tinggi dan terpengaruh oleh
temperatur.
2. Bekerja secara khusus
Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi saja tidak dapat digunakan dalam beberapa reaksi.
3. Dapat digunakan berulang kali
Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi.
4. Rusak oleh panas
Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya bertahan pada suhu 500C, rusaknya enzim
oleh panas disebut dengan denaturasi,
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
5/10
5. Dapat bekerja bolakbalik
Artinya satu enzim dapat menguraikan satu senyawa menjadi senyawa yang lain.
K. ISOZIM
Isozim atau Iso-enzim adalah dalam suatu campuran terdapat lebih dari satu enzim yang dapat berperan
dalam suatu substrat untuk memberikan suatu hasil yang sama.
Keuntungan bagi tumbuhan yang mengandung isoenzim adalah karena isozimisozim tersebut akan
memiliki tanggapan yang berbeda terhadap faltorfaktor lingkungan. Setiap isozim dihadapkan pada
lingkungan kimia yang berbeda dab masingmasing berperan pada posisi yang berbeda dalam lintasan
metabolic.
L. CARA KERJA ENZIM
Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suau molekul substrat menumbuk
molekul enzim yangtepat maka akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat
pada enzim disebut dengan sisi aktif.
Ada dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
1 Teori kunci dan gembok
Teori ini diusulkan oleh Emil Fischer pada 1894. Menurut teori ini, enzim bekerja sangat spesifik. Enzim
dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat.
2 Teori ketepatan induksi
Teori ini diusulkan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut teori ini, enzim tidak merupakan struktur
yang spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat.
Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai
substrat.
M. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:
1 Suhu
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada batas maksimalnya. Untuk hewan
misalnya, batas tertinggi suhu adalah 40C. Bila suhu di atas 40C, enzim tersebut akan menjadi rusak.
Sedangkan untuk tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah 25C.
2 pH
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
6/10
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada enzim yang bekerja secara
optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara optimal pada kondisi basa.
3 Konsentrasi substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai titik
maksimal pada konsentrasi tertentu.
4 Konsentrasi enzim
Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim.
5 Adanya aktivator
Aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim.
6 Adanya inhibitor
Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor ini terdiri dari :
Hambatan Reversibel
Yang disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang
terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing dan hambatan
tidak bersaing. Hambatan bersaing disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang
dapat pula membentuk kompleks yaitu kompleks enzim inhibitor (EI), sedang hambatan tidak bersaing
ini tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut
inhibitor tidak bersaing.
Hambatan tidak Reversibel
Hambatan tidak reversible ini terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible dengan bagian tertentu
pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk enzim.
Hambatan Alosterik
Hambatan ruang karena enzim tersebut tidak berbentuk hiperbola seperti enzimenzim ang lain tetapi
akan terjadi grafik yang berbentuk sigmoida.
II. RESPIRASI PADA TUMBUHAN
A. PENGERTIAN RESPIRASI
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi
CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat
dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
7/10
Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau
senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan
biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-
intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui
proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak
kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu
respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa
disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun bahan
bukunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa
karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat
beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa,
fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 > 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)
B. REAKSI PADA RESPIRASI
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolisis:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
- molekul asam piravat.
- molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
8/10
tinggi.
- molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara
aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron)
dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan
oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi
selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada
tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
C. PROSES AKSEPTOR ATP
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
1. Glikolisis:
Glukosa > 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA > 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 > 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
D. MANFAAT RESPIRASI
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi
dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah
senyawa-senyawa antara yang penting sebagai Building Block. Building Block merupakan senyawa-
senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino
untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil
dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik
tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila substrat secara
sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
9/10
keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi
seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di
dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna
beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan.
E. LAJU RESPIRASI
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi
dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat.
Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari
oksigen yang tersedia di udara.
Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana
umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini
tergantung pada masing-masing spesies.
Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada
organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
F. PROSES RESPIRASI
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas
dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi
masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma
dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel
dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan
sangat permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa
tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron.
Tahapan yang pertama adalah glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam
-
7/22/2019 Enzim Pada Tumbuhan
10/10
piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan selanjutnya akan
diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP
sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.
Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol.
Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP
yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP
yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Tahapan kedua dari respirasi adalah dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom
C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil
KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan
digunakan dalam transpor elektron.
Tahapan selanjutnya adalah siklus asam sitrat (daur krebs) yang terjadi di dalam matriks dan membran
dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa
yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu
molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan digunakan dalam
transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Tahapan terakhir adalah transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier
elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi ini
elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon,
piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.