endotoksin dan eksotoksin
TRANSCRIPT
ENDOTOKSIN DAN EKSOTOKSIN
Oleh :
Ali Haidar
1102002019
Pembimbing :
Dr. Wenny. S.M, Sp. A.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
KEPANITRAAN KLINIK ANAK RSUD SERANG
PERIODE APRIL-JULI 2009
1
Toksin yang berasal dari bakteri adalah komponen racun terlarut yang diproduksi oleh bakteri
dan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sel-sel inang dengan cara mengubah
metabolisme normal dari sel inang tersebut. Toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini bisa
dibedakan atas dua jenis yaitu endotoksin dan enterotoksin. Berikut akan dijelaskan
perbedaan antara endotoksin dan eksotoksin.
Endotoksin adalah toksin yang merupakan bagian integral dari dinding sel bakteri Gram
negatif. Aktivitas biologis dari endotoksin dihubungkan dengan keberadaan lipopolisakarida
(LPS). LPS merupakan komponen penyusun permukaan dari membran terluar (outer
membran) bakteri Gram negatif seperti E. coli, Salmonella, Shigella dan Pseudomonas. LPS
terletak pada membran terluar. Karena LPS hanya dimiliki oleh bakteri Gram negatif, maka
endotoksin dapat dikatakan sebagai toksin yang khas dimiliki oleh bakteri Gram negative
Efek toksik dari LPS disebabkan oleh komponen lipid (lipid A) dari LPS sementara
polisakarida O yang hidrofilik berperan sebagai carrier pembawa lipid A. Gejala penyakit
karena aktivitas endotoksin (LPS) terjadi jika bakteri mati (misalnya karena aktivitas
antimikroba, aktivitas phagosit atau obat antibiotika) dan mengalami lisis sehingga LPS akan
dilepas ke lingkungan. Endotoksin akan memberi efek negatif jika terdapat dalam jumlah
yang cukup besar (LPS lebih dari 100 μg). Karena bersifat non enzimatis, maka mekanisme
reaksinya tidak spesifik. LPS menyerang sistim pertahanan tubuh menyebabkan demam,
penurunan kadar besi, peradangan, pembekuan darah, hipotensi dan sebagainya.
Eksotoksin merupakan komponen protein terlarut yang disekresikan oleh bakteri hidup pada
fase pertumbuhan eksponensial. Produksi toksin ini biasanya spesifik pada beberapa species
bakteri tertentu (bisa Gram positif maupun Gram negatif) yang menyebabkan terjadinya
penyakit terkait dengan toksin tersebut. Sebagai contoh, toksin botulin hanya dihasilkan oleh
Clostridium botulinum, Pada beberapa pathogen, toksin merupakan faktor virulence: toksin
hanya diproduksi oleh strain yang virulent. Beberapa pathogen bisa mensekresikan
eksotoksin ke dalam pangan. Pada kondisi ini, walaupun bakterinya tidak ada, toksin akan
menyebabkan keracunan pangan jika masuk ke saluran pencernaan (intoksikasi). Pada
beberapa patogen, bakteri hidup masuk ke saluran pencernaan dan memproduksi toksin yang
dapat menyebabkan keracunan pangan (toksiko-infeksi).Eksotoksin berukuran lebih besar
dari endotoksin, dengan berat molekul sekitar 50 – 1000 kDa. Toksin ini berfungsi seperti
2
enzim dan memiliki sifat-sifat enzim yaitu terdenaturasi oleh panas, asam dan enzim
proteolitik. Potensi toksiknya tinggi (konsentrasi 1 μg dapat menyebabkan keracunan).
Aktivitas biologis dari eksotoksin berlangsung dengan mekanisme reaksi dan substrat yang
spesifik. Substrat (didalam inang) bisa berupa komponen dari sel-sel jaringan, organ atau
cairan tubuh. Biasanya, bagian yang dirusak oleh toksin mengindikasikan lokasi dari substrat
untuk toksin tersebut. Istilah seperti enterotoksin, neuro-toksin, dan hemolysin kadang-
kadang digunakan untuk mengindikasikan sisi target dari suatu eksotoksin. Eksotoksin
bersifat antigenik. Artinya, secara in vivo, aktivitasnya da-pat dinetralkan oleh antibody yang
spesifik untuk eksotoksin tersebut. Beberapa eksotoksin memiliki aktivitas sitotoksik yang
sangat spesifik. Misalnya, toksin botulin yang hanya menyerang syaraf. Beberapa eksotoksin
yang lain memiliki spektrum aktivitas yang lebih lebar dan menyebabkan kematian (nekrosis)
dari beberapa sel dan jaringan (non spesifik) misalnya toksin yang diproduksi oleh
staphylococcus, streptococcus, clostridium, dan sebagainya. Toksin dengan spektrum
aktivitas yang lebar ini biasanya merusak membran sel inang dan menyebabkan kematian sel
karena terjadinya kebocoran isi sel.Sitotoksin menyebabkan kerusakan secara intraseluler
(didalam sitoplasma sel inang).
Mekanisme Infeksi
Hubungan antara dua organisme yang berbeda ada berbagai bentuk diantaranya apabila salah
satu dari organisme sangat tergantung dengan kelangsungan hidup organisme yang lain maka
disebut sebagai parasitic. Bentuk hubungan parasitic diantaranya adalah simbiosis,
mutualistik bila kedua belah pihak saling diuntungkan. Komensalis bila salah satu
diuntungkan sedang yang lain tidak dirugikan. Bila salah satu hanya bisa hidup dalam
organisme lain dan berdampak merugikan bagi organisme yang ditempati maka disebut
sebagai obligat parasitic. Hal ini berlaku juga pada hubungan vertebrata dengan
mikroorganisme khususnya bakteri. Bakteri seperti Escherichia coli non patogen dan
lactobacillus tertentu merupakan penghuni saluran usus halus yang hidup dari inang dan
menguntungkan inang karena membantu sintesa beberapa vitamin seperti vit K, vit B2 yang
dibutuhkan oleh inang. Beberapa bakteri dari golongan kokus seperti Staphylococcus
epidermidis merupakan flora normal pada kulit manusia yang mendapatkan makanan dari
inang (kulit manusia) tetapi tidak merugikan bagi manusia. Banyak bakteri yang merupakan
parasit obligat pada saluran usus manusia dan hewan mamalia seperti Salmonella
typhimurium, Escherichia coli strain patogen (ETEC, EPEC EIEC) merupakan penyebab
typhus dan diare. Bakteri- bakteri tersebut menetap di lokasi tersebut untuk mendapatkan
3
sumber makanan, sehingga mampu tumbuh dan perkembang biak. Bakteri mempunyai
kemampuan untuk berkembang biak dan menyebar dari inang ke inang yang lain dengan dua
cara yaitu :
1. Secara horisontal pada satu spesies dengan cara kontak langsung antara individu sehat
dengan individu sakit, makanan yang tercemar, debu, sekreta penderita, melalui
gigitan nyamuk.
2. Secara vertikal pada satu spesies : dari induk ke anak yang dikandung, melalui telur,
air susu. Contoh Salmonellosis pada ayam akan ditularkan melalui telurnya. Interaksi
antara mikroorganisme dengan inang sangat dipengaruhi oleh kemampuan
mikroorganisme masuk kedalam tubuh inang dan menyebabkan kerusakan pada
jaringan inang. Mikroorganisme khususnya bakteri mempunyai beberapa mekanisme
untuk dapat melakukannya yaitu dengan :
kemampuan menginfeksi inang
kemampuan melakukan invasi ( penyebaran ke dalam jaringan inang )
Kemampuan patogenitas ( kemampuan merusak jaringan inang )
Toksinegenitas (kemampuan memproduksi toksin)
Infeksi merupakan kemampuan mikroorganisme masuk dan berkembang biak dalam tubuh
inang. Bakteri mempunyai cara untuk dapat masuk tubuh inang dan bertahan dalam tubuh
inang setelah dapat melewati :
1. Menembus barrier tubuh inang bagian luar dan mampu masuk ke dalam sel inang
2. Mampu bertahan dan berkembang biak di dalam sel inang.
Toksin Bakteri patogen mempunyai kemampuan memproduksi toksin yg berfungsi sebagai
alat utk merusak sel inang dan mendapatkan nutrisi yang diperlukan dari sel inangnya. Secara
umum dapat dibedakan 2 macam berdasarkan proses pembentukan toksin oleh bakteri yaitu
endotoksin dan eksotoksin.
4
Perbedaan eksotoksin dan endotoksin
Eksotoksin Endotoksin
1. Diproduksi oleh sel bakteri hidup,
konsentrasinya tinggi dlm media cair
Diproduksi oleh sel bakteri yang telah mati
2. Tersusun atas molekul polipeptida, Tersusun atas lipopolisakarida kompleks,
dimana gugus lemak mrpk penentu tingkat
toksisitasnya
3. Relatif tidak stabil pada pemanasan;
rusak pd >600C, toksin akan kehilangan
daya toksisitasnya
Masih stabil pd 600C selama 2 jam tanpa
mengubah daya toksisitasnya
4. Bersifat antigenik; mampu
menstimulasi membentukan antibodi.
Mampu merangsang pembentukan
antitoksin
Tidak bersifat antigenik, tidak mampu
menstimulasi pembentukan antitoksin.
Hanya mampu membentuk antibodi terhadap
gugus polisakaridanya
5. Bisa dibuat toksoid dgn. Penambahan
formalin, asam, pemanasan dll.
Tidak dapat dibuat toksoid
6. Mempunyai sifat toksisitas tinggi, fatal
pd hewan coba pd dosis yg sangat
kecilDosis rendah sdh mampu
menimbulkan gejala
Lebih ringan, pd dosis tinggi fatal
Diperlukan dosis tinggi untuk dapat
menimbulkan gejala
7. Tidak menimbulkan demam pd inang Menimbulkan demam pd inang
Beberapa eksotoksin bakteri yang mampu menyebabkan kerusakan sel inang :
Diphteria : Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae yang mampu
tumbuh pada alat pernapasan bagian atas atau luka. C. diphteriae strain lisogenik akan
memproduksi toksin pd tempat tersebut kemudian toksin akan terserap sintesa protein
inang dan mengakibatkan nekrosis pd sel epitelium, otot jantung, ginjal dan jaringan
syaraf.
Tetanus : Clostridium tetani dapat mengkontaminasi luka, dimana spora akan
berkembang menjadi bentuk vegetatif dan memproduksi toksin yang mempunyai
kemampuan merusak sistem syaraf pusat inangnya. Toksin tetanus mampu
menyebabkan spasmus otot dari inang yang terinfeksi
5
Botulism : Clostridium botulinum merupakan bakteri anaerob yang akan berkembang
biak dalam makanan dalam kaleng kedap udara yg proses sterilisasinya tidak
sempurna. Bakteri ini memproduksi neurotoksin yang mempunyai 6 tipe antigenik.
Toksin akan terserap dalam usus dan masuk aliran darah menuju syaraf motoris yang
mengakibatkan gejala muntah, tidak bisa menelan, paralisis organ pernafasan dan
paralisis organ motoris lainnya.
Gas gangrene : Disebabkan oleh Clostridium perfringens, dan clostridium lainnya.
Gas gangrene merupakan gejala yang ditandai adanya infeksi, kerusakan jaringan
yang disertai adanya timbunan gas akibat eksotoksin dari Clostridium
Keracunan makanan akibat kontaminasi Staphylococcus yang menghasilkan
enterotoksin pada daging, susu sapi dan produk bakery. Enterotoksin tersebut sangat
stabil pada pemanasan 1000C selama 2 menit. Gejala yang timbul : muntah-muntah
setelah makan makanan yg terkontaminasi.
Cholera : Vibrio cholera pada feses yang mengkontaminasi bahan makanan melalui
makanan ataupun minuman akan berkembang biak dan menghasilkan enterotoksin
yang mengakibatkan diare hebat Toxin Shock Syndrome : (STTS-1) dihasilkan oleh
Staphylococcus yang berasal dari luka yang menimbulkan gejala demam tinggi,
muntah, diare, bintik-bintik kemerahan pada kulit. Enzim-enzim ekstraseluler
Beberapa bakteri mempunyai kemampuan memproduksi substansi yang secara tidak
langsung menyebabkan toksisitas tetapi berperan pada proses infeksi. Substansi
tersebut adalah ensim yang tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan nutrisi dari sel
inangnya. Ensim-ensim tersebut diantaranya :
1. Collagenase : Diproduksi oleh bakteri Clostridium perfringens merupak ensim
proteolitik yang mampu merusak jaringan kolagen
2. Coagulase : Diproduksi oleh beberapa spesies Staphylococcus yang akan
berikatan dengan faktor dari serum; plasma coagulat, Ensim ini bekerja
membentuk lapisan fibrin di sekeliling lesi yang diakibatkan oleh infeksi
Staphylococus
3. Hyaluronidase : merupakan ensim yang mampu menghidrolisis asam hyaluronid
yang berperan pd perlekatan jaringan penunjang dari inang. Akibat dari
hyalurondase, sel penunjang menjadi terpisah-pisah sehingga bakteri mampu
menyebar pada organ inangnya. Ensim ini diproduksi oleh bakteri :
Staphylococcus, clostridia, streptococcus, pneumococci
6
4. Streptokinase (fibrinolisin) : Ensim yang mampu mencairkan fibrin dari faktor
pembekuan inang, sehingga bakteri dapat leluasa menyebar dalam tubuh inang.
5. Hemolisin dan leukosidin : Ensim hemolisin adalah ensim yang diproduksi oleh
bakteri streptococcus yang mampu menghemolisis darah (eritrosit) dari inang.
Leukosidin : ensim yang mampu melisiskan sel leukosin inang.
6. Protease : Ensim yang diproduksi bakteri yang mampu menghidrolisis
imunoglobulin inang.
7