emulsi cair

3
EMULSI CAIR Gambar – gambar emulsi cair: Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar & zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainnya; minyak (zat cair non-polar). Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu; emulsi minyak dalam air (cth: susu yang terdiri dari lemak yang terdispersi dalam air,jadi butiran minyak di dalam air), atau emulsi air dalam minyak (cth: margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak, jadi butiran air dalam minyak).

Upload: putri-ardiana-puspita-sari

Post on 26-Jul-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Emulsi Cair

EMULSI CAIR

Gambar – gambar emulsi cair:

Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling melarutkan, dapt

juga disebut zat cair polar & zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat

cair polar) dan zat lainnya; minyak (zat cair non-polar). Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan

menjadi 2 jenis, yaitu; emulsi minyak dalam air (cth: susu yang terdiri dari lemak yang

terdispersi dalam air,jadi butiran minyak di dalam air), atau emulsi air dalam minyak (cth:

margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak, jadi butiran air dalam minyak).

Bagaimana air dan minyak dapat bercampur sehingga membentuk emulsi cair?

Air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair apabila suatu pengemulsi (emulgator)

ditambahkan dalam larutan tersebut. Karena kebanyakan emulsi adalah dispersiair dalam mnyak,

dan dispersiminyak dalam air, maka zat pengemulsi yang digunakan harus dapat larut dengan

Page 2: Emulsi Cair

baik di dalam air maupun minyak. Contoh pengemulsi tersebut adalah senyawa organic yang

memiliki gugus polar dan non-polar. Bagian non-polar akan berinteraksi dengan minyak/

mengelilingi partikel-partikel minyak, sedangkan bagian yang polar akan berinteraksi kuat

dengan air. Apabila bagian polar ini terionisasi menjadi bermuatan negative, maka pertikel-

partikel minyak juga akan bermuatan negatif. Muatan tersebut akan mengakibatkan pertikel-

partikel minyak saling tolak-menolak dan tidak akan bergabung, sehingga emulsi menjadi stabil.

Contohnya: ada sabun yang merupakan garam karboksilat. Molekul sabun tersusun dari “ekor”

alkil yang non-polar (larut dalam minyak) dan kepala ion karboksilat yang polar (larut dalam

air). Prinsip tersebut yang menyebabkan sabun dan deterjen memiliki daya pembersih. Ketika

kita mandi atau mencuci pakaian, “ekor” non-polar dari sabun akan menempel pada kotoran dan

kepala polarnya menempel pada air. Sehingga tegangan permukaan air akan semakin berkurang,

sehingga air akan jauh lebih mudah untuk menarik kotoran.

Beberapa sifat emulsi yang penting:

-Demulsifikasi

Kestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan,

penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau sedimentasi

dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai pada emulsi minyak dalam

air, apabila kestabilan emulsi ini rusak,maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas

membentuk krim. Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam minyak; apabila

kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan

proses ini adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan penmabahan elektrolit

untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format

(CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).

-Pengenceran

Dengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya,

fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini

dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.