emulsi cair
TRANSCRIPT
EMULSI CAIR
Gambar – gambar emulsi cair:
Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling melarutkan, dapt
juga disebut zat cair polar & zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat
cair polar) dan zat lainnya; minyak (zat cair non-polar). Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu; emulsi minyak dalam air (cth: susu yang terdiri dari lemak yang
terdispersi dalam air,jadi butiran minyak di dalam air), atau emulsi air dalam minyak (cth:
margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak, jadi butiran air dalam minyak).
Bagaimana air dan minyak dapat bercampur sehingga membentuk emulsi cair?
Air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair apabila suatu pengemulsi (emulgator)
ditambahkan dalam larutan tersebut. Karena kebanyakan emulsi adalah dispersiair dalam mnyak,
dan dispersiminyak dalam air, maka zat pengemulsi yang digunakan harus dapat larut dengan
baik di dalam air maupun minyak. Contoh pengemulsi tersebut adalah senyawa organic yang
memiliki gugus polar dan non-polar. Bagian non-polar akan berinteraksi dengan minyak/
mengelilingi partikel-partikel minyak, sedangkan bagian yang polar akan berinteraksi kuat
dengan air. Apabila bagian polar ini terionisasi menjadi bermuatan negative, maka pertikel-
partikel minyak juga akan bermuatan negatif. Muatan tersebut akan mengakibatkan pertikel-
partikel minyak saling tolak-menolak dan tidak akan bergabung, sehingga emulsi menjadi stabil.
Contohnya: ada sabun yang merupakan garam karboksilat. Molekul sabun tersusun dari “ekor”
alkil yang non-polar (larut dalam minyak) dan kepala ion karboksilat yang polar (larut dalam
air). Prinsip tersebut yang menyebabkan sabun dan deterjen memiliki daya pembersih. Ketika
kita mandi atau mencuci pakaian, “ekor” non-polar dari sabun akan menempel pada kotoran dan
kepala polarnya menempel pada air. Sehingga tegangan permukaan air akan semakin berkurang,
sehingga air akan jauh lebih mudah untuk menarik kotoran.
Beberapa sifat emulsi yang penting:
-Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan,
penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau sedimentasi
dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai pada emulsi minyak dalam
air, apabila kestabilan emulsi ini rusak,maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas
membentuk krim. Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam minyak; apabila
kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan
proses ini adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan penmabahan elektrolit
untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format
(CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).
-Pengenceran
Dengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya,
fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini
dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.