empo

4
Nama : Putu Agus Andika Putra NRP : 110114511 KP : J EMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie menolak ajakan kubu Agung Laksono untuk menggelar musyawarah nasional (munas) setelah adanya putusan Mahkamah Agung terkait dengan dualisme partai. “Mereka merusak partai, ikuti aturan sajalah,” tutur Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham kepada Tempo, Rabu, 27 Oktober 2015. Idrus menilai selama ini ajakan kubu Agung Laksono untuk berdamai hanya sebatas basa-basi. Ujung-ujungnya, dia melihat ada gelagat untuk menggelar munas ulang partai. Padahal, kata dia, hasil kepengurusan Munas Golkar di Bali telah sah dan diakui Mahkamah Agung. “Jadi hentikan cara-cara yang inkonstitusional itu,” tuturnya. Dia menilai partai bersimbol beringin itu besar karena sebuah sistem yang dibangun sejak dulu. “Kami sudah melakukan munas di Bali, tapi mereka kan menggelar munas abal-abal di Ancol itu.” Dia menjelaskan bahwa Mahkamah Agung telah mengabulkan gugatannya perihal keputusan terkait dengan surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia soal kepengurusan Agung Laksono. Karena itu, dia menegaskan agar kubu Agung Laksono tidak terus-menerus berupaya menggelar munas lagi. “Golkar sejati adalah mengikuti aturan dan hukum yang ada,” katanya. Idrus juga menyarankan agar kubu Agung menghentikan upaya- upaya inkonstitusional yang berdampak terhadap rusaknya partai. Pihaknya mengajak agar semua kader partai menghormati putusan hukum yang ada. Sejauh ini, kata Idrus, kubunya telah berupaya merangkul

Upload: aldilla-agung

Post on 20-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PPKN

TRANSCRIPT

Page 1: EMPO

Nama : Putu Agus Andika Putra

NRP : 110114511

KP : J

EMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie menolak ajakan kubu Agung Laksono untuk menggelar musyawarah nasional (munas) setelah adanya putusan Mahkamah Agung terkait dengan dualisme partai. “Mereka merusak partai, ikuti aturan sajalah,” tutur Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham kepada Tempo, Rabu, 27 Oktober 2015.

Idrus menilai selama ini ajakan kubu Agung Laksono untuk berdamai hanya sebatas basa-basi. Ujung-ujungnya, dia melihat ada gelagat untuk menggelar munas ulang partai. Padahal, kata dia, hasil kepengurusan Munas Golkar di Bali telah sah dan diakui Mahkamah Agung.

“Jadi hentikan cara-cara yang inkonstitusional itu,” tuturnya. Dia menilai partai bersimbol beringin itu besar karena sebuah sistem yang dibangun sejak dulu. “Kami sudah melakukan munas di Bali, tapi mereka kan menggelar munas abal-abal di Ancol itu.”

Dia menjelaskan bahwa Mahkamah Agung telah mengabulkan gugatannya perihal keputusan terkait dengan surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia soal kepengurusan Agung Laksono. Karena itu, dia menegaskan agar kubu Agung Laksono tidak terus-menerus berupaya menggelar munas lagi. “Golkar sejati adalah mengikuti aturan dan hukum yang ada,” katanya.

Idrus juga menyarankan agar kubu Agung menghentikan upaya-upaya inkonstitusional yang berdampak terhadap rusaknya partai. Pihaknya mengajak agar semua kader partai menghormati putusan hukum yang ada.

Sejauh ini, kata Idrus, kubunya telah berupaya merangkul kepengurusan Agung Laksono agar bergabung dengan kubu Aburizal Bakrie. Hanya, respons yang didapat justru kubu Agung terus mengajak menggelar munas kembali digelar. “Bagaimana kami mau merangkul kalau begitu caranya.”

Dia pun menyarankan agar kubu Agung legawa menerima keputusan hukum. Idrus juga mengaku telah berkomunikasi dengan tokoh senior Golkar. Mereka mendukung kepengurusan yang telah ada dan mendukung agar partai Golkar kembali bersatu tanpa ada perpecahan.

Page 2: EMPO

Pendapat:

Jadi disini terlihat betapa tingginya ego dari masing masing penguasa tertinggi yang menjabat untuk memperebutkan posisi paling prestisius di puncak kepemimpinan salah satu partai politik ini. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya menjadi tujuan awal dari partai politik karena sampai memunculkan dualisme akibat perbedaan persepsi dan menyangkut nafsu dan keinginan pribadi sehingga peran dari partai politik yang sebenarnya dirasakan menjadi tidak terwujud. Bukan hanya berasal dari perdebatan antar kader pada partai politik yang sampai membuat partai politik seakan tidak lagi menjalankan fungsinya. Namun masih terdapat hal lain yang menjadikan pandangan negatif dari warga negara terhadap adanya partai politik.

Seperti pada tujuan awal partai politik sendiri dimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 31 tahun 2002 tentang Partai Politik tercantum bahwa “Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum”. Hal lain yang membuat warga negara mempunyai persepsi bahwa partai politik itu adalah hanya sebuah jembatan untuk meraih kekuasaan yakni ketika menjelang pemilu, para elit elit politik atau oleh para oknum oknum berkantong tebal yang kecenderungannya menggunakan money politic dalam pelaksanaannya mendadak menjadi memihak pada rakyat dan mulai beramah tamah untuk memobilisasi para pemilih sehingga rakyat dapat dengan mudah dapat terpengaruh dan memberikan hak suaranya yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Hal inilah yang seharusnya dapat dirubah mengingat partai politik adalah salah satu tonggak dalam terwujudnya masyarakat yang sadar akan adanya politik dan anggapan bahwa politik itu hanyalah sekedar memperebutkan kekuasaan dapat segera sirna. Peran partai politik yang seharusnya yakni turut ikut serta dalam pembangunan negara dan karakter bangsa sehingga pada nantinya akan tumbuh sebuah demokratisasi yang lebih bermartabat.

Selain hal tersebut, fungsi dan peran partai politik tentunya adalah sebagai media untuk memberikan edukasi mengenai pendidikan politik yang benar. Dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik pada pasal 10 ayat 1 dan 2 diatur akan tujuan umum dan tujuan khusus partai politik sebagai berikut: a) Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; b) Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c) Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan d) Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan tujuan khusus dari partai politik sendiri adalah untuk a) Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan; b) Memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan c) Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Peran dari partai politik sendiri seharusnya mampu menjadi garda terdepan dan ikut memberikan pendidikan politik yang diantaranya mampu meningkatkan kesadaran politik, partisipasi politik dan kepribadian politik yang baik dan benar. Dengan mendidik masyarakat dan melakukan regenerasi kader yang akan menduduki jabatan eksekutif maupun legislatif di pemerintahan sehingga dengan adanya hal tersebut akan membuat partai politik dapat memberikan kesempatan untuk para kader nya dalam menjabat di kepemerintahan dan ikut turut serta dalam pengembangan kebijakan atau menentukan keputusan politik yang diambil.