emosi, hawa nafsu, syahwat

25
L/O/G/O www.themegallery.com EMOSI, HAWA NAFSU, SYAHWAT TAFSIR HADIST

Upload: uin-sultan-syarif-kasim-riau

Post on 11-Jan-2017

444 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Emosi, hawa nafsu, syahwat

L/O/G/Owww.themegallery.com

EMOSI, HAWA NAFSU, SYAHWAT

TAFSIR HADIST

Page 2: Emosi, hawa nafsu, syahwat

RASA MARAH

RASA TAKUT

Click to add title in here

Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiaraan, keharuan, kecintaan, dan keberanian yang bersifat subjektif (KBBI)

A. EMOSI

RASA DENGKI

RASA CEMBURU

RASA MALU

RASA CINTA

RASA BENCI

Page 3: Emosi, hawa nafsu, syahwat

• Terbagi atas :Cinta kepada AllahCinta kepada RasulCinta kepada manusiaCinta kepada semua makhlukCinta kepada anak-anakCinta kepada lawan jenisCinta kepada harta benda

1. RASA CINTA

Page 4: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Cinta Kepada AllahSesungguhnya cinta kepada Allah tergolong rasa cinta manusia yang paling luhur. Rasa cinta kepada Allah terbukti akan mendatangkan rasa bahagia dan kedamaian spiritual. Dia merupakan kekuatan yang dapat mengarahkan perilaku manusia ke arah kebaikan. Jika rasa cinta kepada Allah telah mendarah daging pada diri seseorang, maka setiap tindakan, gerakan, dan diamnya akan mencerminkan ketaatan kepada Allah. Dia juga akan menjauhi perbuatan maksiat dan segala yang dibenci maupun dilarang Allah. Allah Ta’ala telah menciptakan, membentuk, dan mendesain manusia dalam wujud yang sempurna. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa bahwa Rasulullah bersabda,  “Cintailah kepada Allah karena nikmat-nikmat yang dicurahkan kepada kalian semua!”

Page 5: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Cinta Kepada Rasul

Cinta kepada Rasul hukumnya wajib bagi setiap muslim. Karena Allah telah memerintahkan untuk mencintai beliau. Rasulullah telah memerintahkan kita untuk mencintai beliau dan juga ahlul baitnya.

Rasulullah bersabda,  ‘Cintai Allah karena nikmat-nikmat-Nya yang dicurahkan kepada kalian! Cintailah aku sebagaimana kalian mencintai Allah! Dan cintailah ahlul bait (keluarga) ku sebagaimana kalian semua mencintai diriku!”

Diriwayatkan dari Anas ra bahwa rasulullah bersabda, “Barangsiapa mencintai aku, maka dia akan bersamaku di dalam surga.”

Page 6: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Cinta Kepada ManusiaManusia adalah makhluk sosial yang hidup di tengah komunitas masyarakat dan harus menjalin interaksi dengan banyak individu lain. seorang anak yang berkembang biasanya akan mencintai semua orang. Dia akan mengasihi, menyayangi, menjalin hubungan baik, dan akan menolong orang yang akan membutuhkan. Rasa cinta kepada orang lain dan keinginan untuk menolong orang lain merupakan salah satu faktor utama yang membuat seseorang benar-benar tumbuh dan diterima dalam masyarakat. Rasulullah telah menyarankan kaum muslimin untuk saling menyayangi dan mencintai.

Diriwayatakan oleh Az-Zubair bahwa Rasulullah bersabda,  “Demi Dzat Yang Menguasai jiwaku, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang bisa membuat kalian saling mencintai ? Sebarkanlah salam di antara kalian !”

Page 7: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Cinta Kepada Semua Makhluk

Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasullullah bersabda,  “Tidak ada seorang muslim pun yang menanam tumbuhan atau menanam tanaman, lantas dimakan burung, manusia, atau binatang, kecuali hal itu akan dinilai sebagai sedekah baginya.”

Sesungguhnya ajaran Rasulullah untuk menebar cinta dan kebaikan tidak terbatas pada manusia saja, tetapi juga untuk diterapkan pada semua makhluk Allah yang ada di jagad raya ini.

Page 8: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Cinta Kepada Anak-anak

Rasulullah mengajak kaum muslimmin untuk mencintai anak-anak dan memberikan penjagaan serta pendidikan yang baik bagi mereka.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah berkata,   “Rasulullah SAW mencium Al Hasan bin ‘Ali. Dan di sisi beliau ketika itu ada Al Aqra’ bin Habis At-Tamimi sedang duduk. Maka dia pun berkata, “Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak. Belum ada seorang pun dari mereka yang pernah aku cium.” Maka Rasulullah SAW melihatnya sambil bersabda, “Barangsiapa tidak menyayangi [anak kecil], maka dia tidak akan disayangi [oleh Allah].”

Page 9: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Cinta Kepada Lawan Jenis

Allah telah memberikan dorongan seksual dalam diri manusia. Motivasi itulah yang menyebabkan pria dan wanita memiliki ketertarikan antara yang satu dengan lain. Mereka akan saling mencintai dan pada akhirnya bisa memelihara kelanggengan spesies. Sesungguhnya Islam tidak mengingkari adanya cinta yang memunculkan dorongan seks. Hanya saja Islam mengajarkan cara pemuasan seks yang sesuai dengan syariat yaitu melalui pernikahan.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra bahwa Rasulullah bersabda,  “Wahai para pemuda, barangsiapa dia antara kalian ada yang sudah mampu secara ekonomi untuk menikah, maka hendaklah dia melangsungkan pernikahan! Namun barangsiapa masih belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa! Karena sesungguhnya puasa memiliki daya pengekang [untuk nafsu seksual].”

Page 10: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Cinta Kepada Harta Benda

Manusia memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap harta benda duniawi, karena dengan harta benda maka manusia mampu memenuhi kebutuhannya. Dengan harta mereka juga mampu meraih jabatan dan memiliki pengaruh di antara manusia.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra bahwa Rasulullah bersabda,   “Seandainya anak Adam memiliki dua buah lembah yang [penuh terisi] emas, pasti dia senang memiliki lembah ketiga. Rongga anak [keturunan] Adam tidak akan pernah penuh kecuali tanah [kubur ayang akan memenuhi rongga tersebut]. Dan Allah memberikan taubat untuk orang yang mau bertaubat.”

Page 11: Emosi, hawa nafsu, syahwat

2. RASA TAKUTTakut termasuk emosi yang penting dalam kehidupan manusia. Takut merupakan fitrah yang dirasakan dalam kondisi berbahaya dan mengancam keselamatan diri. Takut membantu seseorang siap siaga dalam mengantisipasi bahaya yang mengancam. Sesungguhnya rasa takut yang paling penting dan paling bermanfaat adalah rasa takut akan azab Allah. Rasa takut ini yang memacu seseorang berpegang teguh dalam kewajiban beragama, menjalankan perintah dan senantiasa menjauhi larangan-Nya.

Diriwayatkan dari Abu Dzarr bahwa Rasulullah bersabda,  “Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tidak bisa kalian lihat dan mampu mendengar apa yang tidak bisa kalian dengar. Langit bersuara dan memang dia pantas untuk bersuara. Tidak ada ruang sebesar empat jari di langit, melainkan digunakan malaikat meletakkan dahinya untuk bersujud kepada Allah. Demi Allah, seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian sedikit tertawa, sering menangis, tidak bersenang-senang dengan wanita di atas ranjang, dan keluar menuju pelataran rumah untuk bertadharru’ (tunduk) kepada Allah. Sesungguhnya aku benar-benar ingin menjadi sebatang pohon yang ditebang.”

Page 12: Emosi, hawa nafsu, syahwat

3. RASA MARAHMarah merupakan emosi fitrah yang akan muncul ketika salah satu motivasi dasar seseorang tidak terpenuhi. Rasa marah sangat beragam tingkat kekuatannya pada diri masing-masing orang. Jika marah yang timbul ketika adanya sesuatu yang menghalangi tujuan utama hidup kita atau menghalangi tujuan mulia, maka itu termasuk rasa marah yang terpuji. Akan tetapi marah yang dipicu oleh sesuatu yang tidak bersifat duniawi, maka tidak tergolong marah yang terpuji. Rasulullah tidak pernah marah karena didorong oleh urusan pribadi.

Diriwayatakan dari Abu Sa’id Al Khudzri bahwa Rasulullah bersabda,    “Ingatlah, sesungguhnya marah itu adalah bara api yang terdapat dalam hati anak keturunan Adam. Tidakkah kalian melihat warna merah kedua matanya dan urat-urat lehernya yang mengembang [ketika seseorang sedang marah]? “

Page 13: Emosi, hawa nafsu, syahwat

4. RASA BENCIRasa benci merupakan lawan dari rasa cinta. Segala sesuatu yang bisa membangkitkan rasa marah bisanya juga sesuatu yang mengobarkan rasa benci. Kompetisi kerja di antara manusia seringnya dilatarbelakangi oleh tuntutan hidup yang kadang-kadang menimbulkan perasaan benci, permusuhan, yang pada akhirnya dapat melemahkan persatuan dan kesatuan.Rasulullah SAW telah mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya, “Penyakit beberapa umat manusia menimpa kalian, yaitu rasa hasud dan benci.”Rasulullah juga telah mengisyaratkan rasa benci manusia kepada maut.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah bersabda, “Hendaklah kalian sering ingat pada sesuatu yang [bisa] memutus kelezatan (maut)!”

Page 14: Emosi, hawa nafsu, syahwat

5. RASA DENGKIHasud merupakan kondisi emosi yang banyak menyerang manusia. Rasa dengki ada dua macam :• Merasa tidak senang melihat orang lain mendapatkan kenikmatan apapun

yang lebih baik dibandingkan dirinya.• Merasa tidak senang melihat orang lain mendapatkan kenikmatan yang

lebih baik dibandingkan dirinya.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah bersabda,  “Sesungguhnya beberapa nikmat Allah [yang diberikan pada seseorang itu bisa menimbulkan] beberapa musuh.” Lantas Rasulullah ditanya, “Siapakah mereka itu ?” Rasulullah bersabda, “Mereka itu adalah orang-orang yang hasud kepada manusia atas karunia yang dicurahkan oleh Allah kepada [orang-orang di antara] mereka.”

Page 15: Emosi, hawa nafsu, syahwat

6. RASA CEMBURURasa cemburu merupakan sebuah letupan emosi yang sangat mengganggu. Biasanya rasa ini muncul pada seseorang ketika dia merasa ada orang lain yang berusaha berkompetisi dengannya demi mendapatkan cinta kekasih dambaan. Allah juga mempunyai rasa cemburu.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,  “Sesungguhnya Allah memiliki rasa cemburu. Orang mukmin juga memiliki rasa cemburu. Sedangkan bentuk kecemburuan Allah adalah kalau seorang mukmin melanggar sesuatu yang diharamkan Allah.”

Page 16: Emosi, hawa nafsu, syahwat

7. RASA MALUMalu merupakan kondisi emosi yang dirasakan oleh seseorang sebagai akibat dari sebuah perbuatan yang tercela atau karena perbuatan yang tidak bisa diterima baik secara agama maupun etika. Barangsiapa tidak memiliki rasa malu, maka tidak jarang dia melakukan perbuatan-perbuatan buruk atau terjerumus dalam perbuatan salah dan dosa. Rasulullah memuji sifat malu dan menganggapnya sebagai sifat terpuji yang wajib dimiliki oleh seseorang mukmin.

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Umar, dia berkata, “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melewati seorang laki-laki yang sedang mencela saudaranya karena rasa malu [yang dimilikinya]. Dia berkata, “Sesungguhnya kami ini [rugi kalau memiliki] rasa malu.” Sepertinya [maksud] perkataan lelaki itu adalah, “Rasa malu itu telah menimbulkan madharat bagimu.” Maka Rasulullah bersabda, “Biarkanlah dia seperti itu! Karena sesungguhnya rasa malu itu termasuk keimanan.”

Page 17: Emosi, hawa nafsu, syahwat

B. HAWA NAFSUNafsu mempunyai arti diri seorang, roh, jiwa, tubuh, nyawa, niat dan kehendak. Dalam ilmu tasawuf nafsu mempunyai arti : jiwa, kehendak. Pada garis besarnya nafsu di bagi dalam dua bagian yaitu yang bersifat duniawi atau kebutuhan jasmani dan ukhrawi. Nafsu secara etimologis berhubungan dengan asal usul peniupan dan sering terjadi silih berganti di pakai dalam literatur bahasa arab dengan arti “jiwa kehidupan atau gairah dan hasrat duniawi”.

Page 18: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Pembagian NafsuNafsu AmarahAdalah jiwa yang belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk, belum memperoleh tuntunan, tetapi kebanyakan ia mendorong kepada hal yang tidak patut misalnya sifat tadabur, loba, tamak, kikir senang menyakiti orang lain, dan senang kepada kejahatan.

Nafsu LawwamahAdalah jiwa yang telah mempunyai rasa insaf dan menyesal sesudah melakukan pelanggaran. Ia tidak berani melakukan secara terang-terangan dan tidak pula mencari cara kegelapan untuk melakukan sesuatu, karena ia sadar akibat perbuatannya. Namun ia belum mampu dan kuat untuk mengekang nafsu yang jahat.

Nafsu MusawwalahAdalah jiwa yang sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Walaupun baginya mengerjakan itu sama melakukan yang buruk. Ia melakukan yang buruk tidak berani dengan terang-terangan, tapi dikerjakannya keburukan dengan sembunyi karena padanya ada sifat malu tetapi bukan lah malu pada dirinya sendiri melainkan ia malu orang lain mengetahui keburukan dan kejahatan yang dilakukannya.

Page 19: Emosi, hawa nafsu, syahwat

continueNafsu MutmainnahAdalah jiwa yang mendapat tuntunan dengan pemeliharaan yang baik. Ia mendapat ketenangan jiwa dan melahirkan sikap dan perbuatan yang baik, membentengi serangan kekejian dan kejahatan.

Nafsu MulhamahAdalah jiwa yang memperoleh ilham dari Allah SWT, dikarunia ilmu pengetahuan, dihiasi oleh akhlakul karimah. Ia merupakan sumber sabar, syukur, tabah dan ulet. Pada tingkat nafsu ini telah terbuka berbagai petunjuk dari Allah SWT oleh karena itu seseorang telah memiliki sifat-sifat yang menunjukkan kepribadian yang kuat.

Nafsu RaadliyahAdalah jiwa yang ridho kepada Allah SWT, mempunyai status yang baik dalam kesejahteraan, mensyukuri nikmat, qanaah. Nafsu ini dalam realisasinya sering muncul dalam tindakan-tindakan. Nafsu ini akan menjadikan seseorang ridho dalam melaksanakan segala perintah Allah SWT. Secara ikhlas pula menjauhi larangannya.

Page 20: Emosi, hawa nafsu, syahwat

continueNafsu MardliyahAdalah jiwa yang diridhoi Allah SWT. Keridhoan yang diberikan berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karamah dan memperoleh kemuliaan. Sementara itu kemuliaan yang diberikan Allah SWT bersifat universal artinya jika Tuhan memuliakannya siapapun tidak akan bisa menghina demikian pula sebaliknya.

Nafsu KaamilahAdalah jiwa yang telah sempurna bentuk dan dasarnya, sudah dianggap cukup mengerjakan irsyad atau petunjuk dan menyempurnakan ikmaal atau penghambaan diri kepada Allah SWT. Orangnya dapat disebut sebagai mursyid dan mukammil atau insan kamil.

Page 21: Emosi, hawa nafsu, syahwat

C. SYAHWATSyahwat berasal dari bahasa Arab Syahiya-syaha yasyha-

syahwatan, secara lughawi berarti menyukai dan menyenangi. Sedangkan pengertian syahwat adalah kecenderungan jiwa terhadap apa yang dikehendakinya “Nuzu’an nafs ila ma turidduhu”.. dalam Al-Qur’an kata syahwat terkadang dimaksudkan untuk objek yang diinginkan.

Bagi orang awam syahwat selalu dikonotasikan dengan seks sehingga orang akan malu jika disebutkan sebagai orang yang besar syahwatnya. Sesungguhnya syahwat merupakan salah satu subsistem dalam sistem kejiwaan (sistem nafsani) manusia, bersama dengan akal, hati, dan hati nurani. Syahwat itu bersifat fitrah, manusiawi, normal, tidak tercela, bahkan dibutuhkan keberadaannya sebab jika seseorang sudah tidak memiliki syahwat pasti ia tidak lagi memiliki semangat hidup.

Page 22: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Perbedaan Syahwat dengan Nafsu

Ar Raghib berkata tentang perbedaan antara hawa nafsu dengan syahwat bahwa syahwat ada dua macam, yaitu syahwat terpuji dan syahwat tercela. Syahwat terpuji asalnya dari tindakan Allah ta'ala, sedangkan syahwat tercela asalnya dari tindakan manusia. Syahwat yaitu pemenuhan hawa nafsu sebab didalamnya terdapat kenikmatan badaniyah, sedangkan hawa nafsu adalah syahwat yg menang ini ketika pemikiran mengikutinya.

Hal itu disebabkan karena sesungguhnya pemikiran berada di antara akal dan syahwat , akal di atas pemikiran dan syahwat di bawahnya, jadi ketika pemikiran naik maka keluarlah kebaikan dan ketika pemikiran turun keluarlah keburukan. 

Page 23: Emosi, hawa nafsu, syahwat

Mengendalikan SyahwatMENGENDALIKAN SYAHWAT PERUTWalaupun memenuhi kebutuhan hidup yang disukai itu diperbolehkan, namun bukan berarti seorang mukmin dibolehkan selalu memperturutkan hawa nafsunya, bahkan dia harus mengendalikannya. Di antaranya, yaitu mengendalikan syahwat perut. Karena syahwat perut ini termasuk salah satu perkara yang dapat membinasakan manusia. Syahwat ini pula yang menjadi penyebab Nabi Adam Alaihissalam dikeluarkan dari surga yang kekal. Dan dari syahwat perut ini, kemudian timbul syahwat kemaluan dan rakus terhadap harta benda. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengkhawatirkan fitnah (kesesatan, ujian) syahwat dan fitnah syubhat terhadap umatnya. Beliau bersabda:

الفتن� ت� ومضال� فروجكم� و بطونكم� ف�ي الغ�ي� شهوات� عليكم� ى أخش� مم��ا إن��"Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian, ialah syahwat mengikuti nafsu pada perut dan pada kemaluan kalian serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.”

Page 24: Emosi, hawa nafsu, syahwat

MENGENDALIKAN SYAHWAT KEMALUANHendaklah kita mengetahui, syahwat terhadap lawan jenis

yang diciptakan pada diri manusia memiliki hikmah dan faidah. Antara lain, ialah untuk memelihara keberlangsungan hidup manusia di muka bumi sampai waktu yang Allah kehendaki. Demikian juga agar manusia merasakan kenikmatan, yang dengan kepemilikan syahwat itu, ia dapat membandingkan kenikmatan dunia dengan kenikmatan kehidupan di akhirat. Karena orang yang belum pernah merasakan suatu jenis kenikmatan, maka ia tidak akan merindukannya. Tetapi, jika syahwat terhadap lawan jenis ini tidak dikendalikan dengan baik, akan dapat memunculkan banyak keburukan dan musibah. Karena sesungguhnya fitnah (ujian) terbesar bagi laki-laki adalah wanita, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :"Tidaklah aku menginggalkan fitnah, setelah aku (wafat), yang lebih berbahaya atas laki-laki daripada wanita".

Page 25: Emosi, hawa nafsu, syahwat

L/O/G/Owww.themegallery.com

Thank You!UIN SUSKA RIAU – 3F