embrio a
DESCRIPTION
Embrio FertilisasiTRANSCRIPT
FERTILISASI GANDA PADA ANGIOSPERMAE
Mikrospora haploid berkembang di dalam kantung anter pada stamen. Begitu
diangkut ke stigma, polen yang telah mengalami pembelahan nukleus akan
memanjang menjadi tabung pollen (pollen tube, gametofit jantan) dan tumbuh
menuruni stilus ke arah mikropil. Nukleus paling depan disebut nukleus tabung (tube
nukleus) membimbing arah tabung yang sedang memanjang. Nukleus yang
mengikutinya adalah nukleus generatif, yang membelah menjadi dua nukleus sperma.
Begitu tabung pollen mencapai kantung embrio, terjadi fertilisasi ganda : salah satu
nukleus sperma bergabung dengan nukleus sel telur dan menghasilkan zigot. Nukleus
sperma kedua bergabung dengan nukleus endosperma diploid dan menghasilkan sel
triploid, yang tumbuh menjadi endosperma yang merupakan cadangan makanan bagi
biji.
Pada Angiospermae terjadi pembuahan ganda megagametofit (kantung embrio)
oleh sperma. Pada pembuahan ganda itu sel telur dibuahi oleh sel sperma, dan inti
endosperm sekunder (yang merupakan peleburan dua inti kutub yang berhimpun di
tengah kantung embrio) dibuahi oleh sperma sel yang lain. Pembuahan sel telur oleh
sel sperma menghasilkan zigot yang membelah-belah lebih lanjut sampai membentuk
embrio. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah bersama dengan bagian-bagian
lainnya akan tumbuh menjadi besar sambil mengalami perubahan bentuk seperti ini
(Darjanto dan Siti Satifah, 1990 : 82) :
a. Inti sel telur (ovum) akan menjadi zigot.
b. Dua buah inti polar (polar nuclei) menjadi menjadi endosperma
(endospermium).
c. Inti bakal biji (nucellus) menjadi perisperm.
d. Selaput dalam dari bakal biji (integumentum interius) menjadi kulit biji
sebelah dalam (tegmen).
e. Selaput luar dari bakal biji (integumentum exterius) menjadi kulit biji sebelah
Nama : FitarahmawatiNIM : 13304241062Prodi : P. Biologi I
luar (testa).
f. Bakal biji (ovulum) menjadi biji (semen).
g. Daun buah (carpellum) menjadi kulit buah (pericarpium)
h. Bakal buah (ovarium) menjadi buah (fructus)
Embriogenesis pada Dikotil (Capsella bursa-pastoris)
Telur yang sudah difertilisasi disebut zigot. Zigot membelah secara asimetris
membentuk sel terminal (apikal) yang kecil dan sel basal lebih besar.
Sel terminal berkembang menjadi embrio, kemudian membelah memanjang
membentuk proembrio tetrad membelah vertikal dengan bidang pembelahan
tegak lurus (tahap kuadran) sel kuadran membelah melintang (tahap
oktan) membelah periklinal (protoderm di luar, berdiferensiasi menjadi
epidermis; di dalam membentuk meristem dasar, sistem prokambium, hipokotil)
(tahap globular) mengalami pendataran dibagian apeks (tahap jantung)
kedua sisi embrio tahap jantung akan membelah lebih cepat dibandingkan bagian
tengah sehingga membentuk embrio tahap torpedo. Pemanjangan terus terjadi
membentuk embrio tahap kotiledon. Embrio tahap kotiledon yang terus tumbuh
akan melengkung didalam ovulum. Disini dapat dilihat suspensor sudah
mengecil.
Sel basal selanjutnya membelah melintang membentuk suspensor, suspensor
membelah melintang beberapa kali. Suspensor membantu embrio masuk kedalam
endosperm untuk mendapatkan makanan.
Gambar 1. Embriogenesis Capsella bursa pastoris
Embriogenesis pada monokotil (Najas)
Perkembangan embrio pada monokotil yang lengkap dapat dilihat pada Najas.
Zigot membelahan melintang yang asimetris membentuk sel apikal yang kecil dan sel
basal yang besar. Seluruh embrio berasal dari sel apikal.
Sel basal membesar tanpa membelah membentuk haustorium sel tunggal.
Sel apikal membelah melintang menjadi 2 sel (c dan d). Sel d membelah
melintang (m dan ci) membentuk embrio tetrad linier. Pada sel c dan m terjadi
dua kali pembelahan vertikal membentuk 2 deret sel masing-masing 4 buah
sel. Bagian q terdiri dari 4 sel yang disebut quadran. Quadran q membelah
perklinal membentuk 4 sel luar bakal dermatogen mengelilingi 4 sel aksial. Sel
pada deret m membelah vertikal dan memanjang, kemudian membentuk
proembrio tahap globular. Proembrio menjadi berbentuk oval, bagian tengah
mebentuk pemula plerom. Pada bagian q terjadi pembelahan yang lebih cepat
dari sel disebelahnya, yang mengubah kesimetrisan pada proembrio.
Pertumbuahn yang cepat pada deret q membentuk kotiledon tunggal. Sisi yang
lain pertumbuhannya lambat, dan tumbuh menjadi pemula epikotil/ initial
apeks.
Gambar 2. Embriogenesis Najas
Embriogenesis dapat dibagi menjadi tiga tahap :
a. Tahap pertama : morfogenesis, sumbu kutub dan pola radial dari tubuh
tanaman terdefinisi menjadi domain akar puncak, jaringan embrio dan organ
terbentuk.
b. Tahap kedua : pematangan embrio, ditandai oleh akumulasi bahan
penyimpanan. Dalam fase akhir, embrio menjadi kering dan memasuki masa
perkembangan.
c. Tahap ketiga : pematangan, makromolekul penyimpanan menumpuk di
sebagian besar sel, merangsang peningkatan pesat dalam massa dan ukuran
embrio dan, dalam embriogenesis, embrio juga memperoleh kemampuan
untuk menahan pengeringan dan masukkan ketenangan metabolisme sampai
mereka menemukan menguntungkan kondisi untuk perkecambahan.
Menurut Darjanto dan Siti Satifah (1990:84), setelah terjadi pembuahan atau
peleburan diri antara inti sperma dengan inti sel telur, yang menghasilkan sebuah
zigot atau embrio yang kelak akan menjadi tanaman baru, maka zigot itu biasanya
akan beristirahat dahulu. Penggabungan diri antara inti sperma yang lain dengan dua
inti polar mengakibatkan tejadinya endosperm yang mengandung zat makanan.
Segera setelah endosperm terbentuk, inti endosperm akan membelah berulang kali
dengan cepat sehingga endospermnya cepat membesar. Pertumbuhan endosperm yang
cepat kadang-kadang dapat mendesak nusellus sehingga nuselus hanya tinggal selaput
tipis di dalam biji.
Daftar Pustaka
Darjanto dan Siti Satifah. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Jakarta : Gramedia.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.
Anonim. 2011. Handout_embrio.pdf. Diunduh dari file.upi.edu pada hari Rabu, 09
Desember 2015 pukul 20.00 WIB.