emas.doc

268
catatan kecil geologi Rabu, 28 November 2012

Upload: pradjnaparamitamichele

Post on 09-Aug-2015

696 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: emas.doc

catatan kecil geologi

Rabu, 28 November 2012

Endapan Porfiri Grasberg

Page 2: emas.doc

AbstrakTambang Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia. Tubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua tubuh-tubuh instrusi utama batuan beku yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg. Batuan-batuan induk untuk tubuh-tubuh bijih tersebut terdiri dari batuan-batuan karbonatan maupun klastik yang diterobos oleh batuan beku berkomposisi monzonitik dan dioritik yang membentuk punggungan bukit dan sisi atas rangkaian Pegunungan Sudirman. Berdasarkan pada analisa petrografi dan mikroskopi bijih terhadap 23 contoh batuan bor inti Grs 37-44, diketahui bahwa endapan bijih yang terbentuk menyebar dan mengisi rongga batuan berupa jalinan urat kuarsa membentuk struktur stockwork, terdapat 3 zonasi alterasi, yaitu: zonasi ubahan kuarsa - K-felspar - biotit (ubahan potasik); epidot-karbonat-serisit (ubahan propilitik) dan gipsum-anhidrit ( ubahan argilik). Paragenesa mineral bijih terdiri dari magnetik, hematit, arsenopirit, sfalerit, pirit, emas, kalkopirit, digenit, bornit, kalkosit dan kovelit dengan kadar yang berkurang dari bagian tengah ke arah luar dari bor inti.Kata kunci: Grasberg, zonasi alterasi, paragenesis

Page 3: emas.doc

Endapan PorfiriEndapan porfiri adalah endapan dengan tonase besar dan kadar rendah hingga sedang yang mineral bijih utamanya secara dominan terkontrol oleh struktur dan secara spasial dan pembentukan berhubungan dengan serial intrusi porfiri felsik hingga intermedier (Kirkham, 1972 dalam Sinclair, 2007). Ukurannya yang besar serta kontrol struktural (contoh: urat, set urat, stockwork, rekahan, dan breksi) membedakan endapan porfiri dengan endapan lain yang mungkin berdekatan. Seperti skarn, urat mesothermal, dan endapan epithermal. Kandungan metal dari endapan porfiri sangat beragam. Logam-logam seperti Cu, Au, Mo, Ag, Re, Sn, W, Bi, Zn, In, Pb, serta logam-logam PGE bisa hadir dalam sebuah endapan porfiri.Endapan porfiri terbentuk dalam beragam setting tektonik. Endapan porfiri Cu biasanya terdapat pada zona akar dari stratovolkano andesitik dalam seting busur-kepulauan (island arc) dan busur-benua (continental arc) yang berhubungan dengan subduksi (Mitchell dan Garson, 1972; Sillitoe, 1973, 1988a; Sillitoe dan Bonham, 1984 dalam Sinclair, 2007; gambar 1). Di Arizona Selatan, endapan porfiri Cu dikaitkan dengan batuan granitik yang bertempat dalam setting kontinental, dalam atau sepanjang batas dari kaldera yang sekarang tererosi intensif (Lipman dan Sawyer, 1985 dalam Sinclair, 2007)Endapan porfiri terbentuk dalam hubungan yang dekat dengan intrusi epizonal dan mesozonal porfiri. Hubungan temporal yang dekat antara aktivitas magmatik dan mineralisasi hidrotermal dalam endapan porfiri diindikasikan oleh adanya intrusi antar-mineral dan breksi yang terbentuk antara atau selama periode mineralisasi (gambar 2).Pada skala endapan bijih, struktur yang berhubungan dapat menghasilkan variasi dari tipe mineralisasi, termasuk urat, set urat, stockwork, rekahan, crackled zones, dan pipa breksi (gambar 3). Pada endapan porfiri yang besar dan ekonomis, urat yang termineralisasi dan rekahan biasanya memiliki densitas yang sangat tinggi. Orientasi dari struktur mineralisasi dapat dihubungkan dengan lingkungan stress lokal disekitar bagian atas dari pluton atau dapat menunjukkan kondisi stress regional. Ketika struktur mineralisasi tumpang tindih satu-sama-lain dalam sebuah batuan bervolume besar, kombinasi dari struktur mineralisasi individual menghasilkan zona dengan kadar bijih yang lebih tinggi dan karakteristik dari endapan porfiri berukuran besar. Pembagian zona lokasi dari masing-masing struktur yang timbul dari tipe mineralisasi yang berbeda dapat dilihat pada gambar 4.Alterasi hidrotermal terjadi secara ekstensif dan biasanya mengalami zonasi pada skala endapan dan juga pada urat dan rekahan individual. Pada banyak endapan porfiri, zona alterasi pada skala endapan terdiri dari zona bagian dalam potassic yang dicirikan oleh K-feldspar dan/atau biotit (± amfibol ± magnetit ± anhidrit; gambar 5) dan zona bagian luar alterasi propylitic yang terdiri dari kuarsa, khlorit, epidot, kalsit, dan secara lokal, albit yang berhubungan dengan pirit. Zona alterasi phyllic (kuarsa + serisit + pirit, gambar 5) dan alterasi argilic (kuarsa + ilit + pirit ± kaolinit ± smektit ± montmorillonit ± kalsit) yang dapat menjadi bagian dari pola zonal diantara zona potassic dan propylitic, atau dapat menjadi zona lebih muda berbentuk irregular atau tabular yang menumpuk diatas alterasi lebih tua dan kumpulan sulfida. Zona sulfida ekonomis paling banyak diasosiasikan dengan alterasi potassic. Hubungan spasial dan temporal diantara tipe berbeda dari alterasi ditunjukan secara skematik dalam gambar 6. Sementara zona alterasi dan mineralisasi dari sebuah endapan porfiri dapat dilihat pada gambar 7.

Page 4: emas.doc

Model umum dari sebuah endapan porfiri diilustrasikan secara skematis dalam gambar 8, yang menunjukkan endapan porfiri Cu yang berhubungan dengan intrusi porfiritik kecil subvolkanik dan dikelilingi oleh zona piritik yang lebih ekstensif. Skala lebih besar dari sistem hidrotermal ditunjukkan oleh endapan tipe peripheral yang berhubungan dengan endapan porfiri termasuk skarn Cu, manto replacement Zn, Pb, Ag, Au dan berbagai macam tipe dari urat logam-dasar dan logam-berharga serta endapan yang terdapat pada breksi.

Namun, model yang paling cocok diaplikasikan untuk endapan porfiri adalah model magmatik-hidrotermal (gambar 9), atau variasi atas model tersebut, dimana dalam model ini metal bijih didapat secara temporal dan pembentukan dari intrusi yang berhubungan. Sistem hidrotermal banyak-fasa berukuran besar dikembangakan didalam dan diatas dari intrusi yang berhubungan dan umumnya berinteraksi dengan fluida hidrotermal (bisa juga dengan air laut) pada bagian atasnya atau sampingnya. Selama tahap penyusutan dari aktivitas hidrotermal, sistem magmatik-hidrotermal runtuh kedalam dan digantikan oleh air yang dominannya berasal dari air meteorik. Redistribusi, dan konsentrasi lebih lanjut dari logam, terjadi pada beberapa endapan selama tahap penyusutan.

Geologi Regional GrassbergPemetaan Regional yang dilakukan oleh PT Freeport, menemukan paling tidak pernah terjadi tiga fase magmatisme  di daerah Pegunungan Tengah. Secara umum, umur magmatisme diperkirakan berkurang ke arah selatan dari utara.

Fase magmatisme tertua terdiri dari terobosan gabroik sampai dioritik, diperkirakan berumur Oligosen dan terdapat dalam lingkungan Metamorfik Derewo. Fase kedua magmatisme berupa diorit berkomposisi alkalin terlokalisir dalam Kelompok Kembelangan pada sisi Selatan Patahan Orogenesa Melanesia Derewo yang berumur Miosen Akhir  sampai Miosen Awal. Magmatisme termuda dan terpenting berupa instrusi dioritik sampai monzonitik   yang dikontrol oleh suatu patahan yang aktif mulai Pliosen Tengah sampai kini. Batuan-Batuan intrusi tersebut menerobos hingga mencapai Kelompok Batugamping New Guinea, dimana endapan porphiri Cu-Au dapat terbentuk seperti Tembagapura dan OK Tedi di Papua Nugini.

Tumbukan Kraton Australia dengan Lempeng Pasifik yang terus berlangsung hingga sekarang menyebabkan deformasi batuan dalam cekungan molase. Batuan terobosan di Tembagapura berumur 3 juta tahun (McMahon, 1990, data tidak dipublikasikan), sedangkan batuan terbosan OK Tedi berumur Pliosen akhir pada kisaran 2,6 sampai 1,1 juta tahun. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Nabire Bhakti Mining terhadap 5 contoh batuan intrusi di Distrik Komopa menghasilkan  umur antara 2,9 juta tahun sampai 3,9 juta tahun. Selama Pliosen jalur lipatan papua dipengaruhi oleh tipe magma I, suatu tipe magma yang kaya akan komposisi potasium kalk alkali yang menjadi sumber mineralisasi Cu-Au yang bernilai ekonomi di Ersberg dan Ok Tedi. Selama pliosen intrusi pada zona tektonik dispersi di kepala burung terjadi pada bagian pemekaran sepanjang batas graben. Batas graben ini terbentuk sebagai respon dari peningkatan beban tektonik di bagian tepi utara lempeng Australia yang diakibatkan oleh adanya pelenturan dan pengangkatan dari bagian depan cekungan sedimen yang menutupi landasan dari Blok Kemum.    Menurut Smith (1990),   Sebagai akibat  benturan lempeng Australia dan Pasifik adalah terjadinya penerobosan batuan beku dengan komposisi sedang kedalam batuan sedimen diatasnya yang sebelumnya telah mengalami patahan dan perlipatan. Hasil penerobosan itu selanjutnya mengubah batuan sedimen dan mineralisasi dengan tembaga yang berasosiasi dengan emas dan perak. Tempat-tempat konsentrasi

Page 5: emas.doc

cebakan logam yang berkadar tinggi diperkirakan terdapat pada lajur Pegunungan Tengah Papua mulai dari komplek Tembagapura (Erstberg, Grasberg , DOM, Mata Kucing, dll), Setakwa, Mamoa, Wabu, Komopa-Dawagu, Mogo-Obano, Katehawa, Haiura, Kemabu, Magoda, Degedai, Gokodimi, Selatan Dabera, Tiom, Soba-Tagma, Kupai, Etna Paririm Ilaga. Sementara di daerah Kepala Burung terdapat di Aisijur dan Kali Sute.  Sementara itu dengan adanya busur kepulauan gunungapi (Awewa Volkanik Group) yang terdiri dari Waigeo Island (F.Rumai) Batanta Islamd (F.Batanta), Utara Kepala Burung (Mandi & Arfak Volc), Yapen Island (Yapen Volc), Wayland Overhrust (Topo Volc), memungkinkan terdapatnya logam emas dalam bentuk nugget.

Endapan Mineral GrassbergTubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua tubuh-tubuh instrusi utama batuan beku yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg. Batuan-batuan induk untuk tubuh-tubuh bijih tersebut terdiri dari batuan-batuan karbonatan maupun klastik yang diterobos oleh batuan beku berkomposisi monzonitik dan dioritik yang membentuk punggungan bukit dan sisi atas rangkaian Pegunungan Sudirman. Tubuh-tubuh bijih Grasberg dan ESZ, terdapat pada batuan beku sebagai batuan induk, hadir dalam bentuk urat-urat (vein stockworks) dan diseminasi sulfida tembaga yang didominasi oleh mineral chalcopirit dan sejumlah kecil berupa bornit. Tubuh-tubuh bijih yang berinduk pada batuan sedimen terjadi pada batuan ubahan skarn yang kaya akan unsur magnetit dan magnesium serta kalsium, yang mana lokasi keterdapatannya dan orientasinya sangat dikontrol oleh patahan-patahan besar (major faults) dan oleh komposisi kimia batuan-batuan karbonat di sekitar tubuh-tubuh instrusi tersebut. Mineralisasi tembaga pada batuan ubahan skarn tersebut didominasi oleh mineral chalcopirit, akan tetapi konsentrasi setempat dari mineral sulfida bornit yang cukup banyak juga kadang terjadi. Mineral emas terdapat secara merata disemua tubuh bijih dalam jumlah yang beragam. Di beberapa tempat konsentrasinya cukup banyak, kehadirannya jarang bisa dilihat dengan mata telanjang. Konsentrasi emas tersebut lazim terjadi sebagai inklusi di dalam mineral sulfida tembaga, sedangkan pada beberapa tubuh bijih konsentrasi emas berkaitan erat dengan keterdapatan mineral pirit.

Penetitian endapan bijih di daerah Grasberg Tembagapura Irian Jaya yang didasarkan pada analisa petrografi dan mikroskopi bijih terhadap 23 contoh batuan bor inti Grs 37-44. Hasil penelitian menunjukan bahwa endapan bijih yang terbentuk menyebar dan mengisi rongga batuan berupa jalinan urat kuarsa membentuk struktur stockwork. Mineralisasi terutama terbentuk pada batuan induk diorit dengan zonasi ubahan kuarsa - K-felspar - biotit (ubahan potasik); epidot-karbonat-serisit (ubahan propilitik) dan gipsum-anhidrit ( ubahan argilik). Paragenesa mineral bijih terdiri dari magnetik, hematit, arsenopirit, sfalerit, pirit, emas, kalkopirit, digenit, bornit, kalkosit dan kovelit dengan kadar yang berkurang dari bagian tengah ke arah luar dari bor inti. Atas dasar asosiasi mineral tekstur dan struktur bijih serta zonasi ubahan dan data literatur diperkirakan endapan bijih di daerah penelitian merupakan endapan bijih tipe tembaga porfiri yang membawa emas yang terjadi karena pengaruh larutan hidrotermal.

Cebakan bijih tembaga Grasberg terbentuk pada batuan terobosan yang menembus batuan samping batugamping. Mineral sulfida yang terkandung dalam cebakan bijih tembaga porfiri Cu – Au Grasberg, terdiri dari bornit (Cu5FeS4), kalkosit (Cu2S), kalkopirit (CuFeS2), digenit (Cu9S5), dan pirit (FeS2). Sedangkan emas (Au) umumnya terdapat sebagai inklusi di dalam mineral sulfida tembaga,

Page 6: emas.doc

dengan konsentrasi emas yang tinggi ditunjukkan oleh kehadiran mineral pirit. Grasberg masih mengandung cadangan sekitar 1.109 juta ton bijih dengan kadar 1,02% Cu, 1,19 ppm Au, dan 3 ppm Ag.

Cebakan porfiri Cu-Au memiliki dimensi besar dengan kadar relatif rendah sehingga penambangan dilakukan secara open pit atas dasar pertimbangan keekonomian. Penambangan bijih dilakukan dengan sistem berjenjang dengan pengelupasan lapisan penutup yang ditujukan agar dapat menahan batuan yang berhamburan saat ada peledakan serta bisa menyediakan ruang gerak yang memadai utuk excavator dan unit pemuat. Penambangan dilakukan dengan cara menggali dan memindahkan material dalam jumlah besar, teknologi yang digunakan juga berteknologi tinggi dan berdaya angkut besar sehingga diperlukan lahan untuk penampungan bijih, limbah tambang, serta ampas pengolahan berupa cebakan yang berdimensi sangat besar dengan kedalaman penambangan disesuaikan dengan sebaran bijih ekonomis yang dapat diambil.

Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka. Namun karena bukaan yang semakin dalam, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi tambang bawah tanah. Jika semua terwujud, tambang bawah tanah Grasberg akan menjadi salah satu yang terbesar.

KesimpulanTubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua tubuh-tubuh instrusi utama batuan beku yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg dengan cebakan bijih tembaga Grasberg terbentuk pada batuan terobosan yang menembus batuan samping batugamping.

Zonasi alterasi terdiri dari kuarsa - K-felspar - biotit (ubahan potasik); epidot-karbonat-serisit (ubahan propilitik) dan gipsum-anhidrit ( ubahan argilik).

Paragenesa mineral bijih terdiri dari magnetik, hematit, arsenopirit, sfalerit, pirit, emas, kalkopirit, digenit, bornit, kalkosit dan kovelit dengan kadar yang berkurang dari bagian tengah ke arah luar dari bor inti.

Daftar Pustaka Suprapto, Sabtanto J., 2008. Pertambangan Tembaga di Indonesia Raksasa Grasberg dan

Batu Hijau. Warta Geologi, Vol. 3 No. 3, hal 5-13.Pollard J. P. and Taylor R. G. 2012. Paragenesis of the Grasberg Cu–Au deposit, Irian

Jaya, Indonesia: Results from Logging Section 13. _, Volume 37, Issue 1, pp 117-136.

Murakami, H., Seo, J. H., Heinrich, C. A. 2010. The Relation Between Cu/Au Ratio

and Formation Depth of Porphyry-style Cu–Au ± Mo Deposits. _, Volume 45,

Issue 1, pp 11-21.

http://www.oocities.org/west_papua/geo_papua.htm (diakses pada tanggal 19 november 2012)http://opac.geotek.lipi.go.id/index.php?id=282&p=show_detail (diakses pada 17 november 2012)Diposkan oleh GEMPAR GUMYADI di 18.38 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Page 7: emas.doc

Poskan Komentar

Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Total Tayangan Laman

6,655

Arsip Blog

▼   2012 (32) o ▼   November (3)

Endapan Porfiri Grasberg STRATIGRAFI ENDAPAN PIROKLASTIK HASIL

LETUSAN TAHU... KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

o ►   Oktober (16) o ►   Mei (13)

Mengenai Saya

GEMPAR GUMYADI mahasiswa teknik geologi http://www.facebook.com/gempar.gumyadi twitter @gempargumyadi

Lihat profil lengkapku

Entri Populer

BATUAN PIROKLASTIK

Batuan piroklastik adalah batuan yang disusun oleh material-material yang dihasilkan oleh letusan gunung api. Secara genetik, batuan pirokl...

TEKTONIK LEMPENG

Page 8: emas.doc

Teori tektonik lempeng merupakan teori yang menjelaskan mengenai bumi yang dinamis (mobil). Sudah sejak lama para ahli kebumian mengetahui b...

ENDAPAN PEGMATIT

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekelil...

PETROGRAFI KELUARGA GRANODIORIT ADAMELIT GRANIT

keluarga granodiorit adamelit granit mempunyai ciri umum sbb. : - Kehadiran K-Feldspar yang melimpah - Plagioklas An 20 – An30 - Indek...

BATUAN BEKU

Batuan beku terbentuk karena proses pendinginan magma yang dapat terdiri atas berbagai jenis batuan tergantung pada komposisi mineralnya. M...

KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

1. Klasifikasi menurut Folk Folk membuat klasifikasi berdasarkan apa yang dilihatnya melalui mikroskop atau lebih bersifat ...

ILMU MEDAN PETA DAN KOMPAS

Peta adalah salah satu bentuk publikasi yang memberikan gambaran unsur-unsur alam dan/atau buatan manusia yang berada di atas maupun di bawa...

Siklus Sedimentasi

Siklus diawali dengan tersingkapnya batuan yang sudah terbentuk ke permukaan bumi. Kemudian batuan tersebut mengalami pelapukan, ada yan...

STRATIGRAFI ENDAPAN PIROKLASTIK HASIL LETUSAN TAHUN 2010 DI SUNGAI GENDOL, GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA

STRATIGRAFI ENDAPAN PIROKLASTIK HASIL LETUSAN TAHUN 2010 DI SUNGAI GENDOL, GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA REFERAT Oleh: Gempar ...

SEDIMEN KLASTIK DARAT

Page 9: emas.doc

Sedimen klastik darat berasal dari material yang berasal dari batuan yang sudah ada. Perbedaan sedimen dan batuan sedimen dapat dilihat ...

terima kasih, semoga bermanfaat

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

07 January 2009

Irian Jaya

Irian Jaya terletak pada 1˚-9˚ LS dan 129˚-141˚ BT. Geologi Irian Jaya sangat kompleks melibatkan interaksi antara lempeng Australia dengan lempeng Pasifik. Hampir seluruh evolusi tektonik Kenozoikum merupakan hasil interaksi konvergen antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik (Hamilton, 1979; Dow et al., 1988). Papua Nugini dan Pegunungan Central Range merupakan hasil tumbukan antara kontinen dan bsur kepulauan (Dewey and Bird, 1970). Pegunungan Central Range terbentuk dari batuan Mesozoikum yang terlipat dan tersesarkan serta lapisan Kenozoikum yang terendapkan pada batas Kontinental pasif. Di batasi oleh:

Utara : Samudra Pasifik Timur : Papua Nugini Selatan : Laut Arafuru Barat : Laut Banda

Irian Jaya, bagian barat dari Pulau New Guinea adalah ekspresi permukaan dari batas utara deformasi blok kontinen Australia dan lempeng Pasifik. Secara topografi, Irian Jaya dianalogikan berbentuk seperti bagian tubuh burung dan di bagi menjadi :

A. Tubuh burung: didominasi struktur berarah barat-baratlaut sepanjang Central Range. Diakhiri sesar mendatar berarah Barat-Timur. Didominasi oleh pegunungan tengah masif dan central range. Daratan di sebelah utara berupa cekungan intramountain yang dinamakan Meervlakte yang dibatasi di bagian utara oleh pegunungan yang dibentuk oleh metamorfisme dengan relief yang sedang.

Page 10: emas.doc

Central range: berupa plateau dengan lebar sampai dengan 100 km yang memanjang dari danau Paniai di barat sampai daerah perbatasan Papua Nugini. Dilihat dari peta geologi, terlihat bahwa sebagian besar terdiri dari batuan yang terlipat dan Grup Batuganping Nugini.

Glasiasi: gejala erosi glasiasi berupa cirques dan lembah berbentuk U. Banyak ditemui moraines di bagian utara main range dan mungkin juga diendapkan di sayap selatan tetapi sudah terpindahkan oleh erosi yang intensif di daerah yang terjal.

Danau Paniai: dibentuk oleh sesar dan berasosiasi dengan bidang perlengkungan yang membendung air dari sungai Jawee.

Pegunungan Ofiolit: terletak di antara Central Range dan Meervlakte berkomposisi batuan plutonik basa dan ultra basa sepanjang lebih dari 300 km.

Meervlakte: merupakan cekungan intramountain dan dataran aluvial sepanjang 300 km dan lebar 50 km yang mengalami subsiden aktif sejak Miosen Tengah sampai sekarang, dengan kecepatan subsiden lebih cepat daripada sedimentasi Umumnya berupa swamp yang disalurkan oleh sungai Idenburg dan meander Ruffaer.

B. Leher burung: ditandai dengan perubahan arah struktur dari barat timur (tubuh) menjadi N-NW (leher).

Lengguru Fold Belt: punggungan membentuk sabuk yang umumnya tersesarkan dan berupa antiklin.

Semenanjung Wandamen: adalah bagian utara dekat punggungan batuan metamorf. Punggungan memiliki sistem drainase tertutup mengikuti sayap punggungan.

Weyland Range: berupa pegunungan masif yang menghubungkan bagian leher dengan tubuh burung.

C. Kepala burung: terdiri dari batuan metamorf dan batuan granit. Bagian batuan metamorf terpotong di bagian utara dan NE oleh lembah linier bidang erosi di Sorong dan sesar Ransiki. struktur sesar berarah barat-timur

Page 11: emas.doc

Secara geomorfologi di bagi menjadi: 1. Satuan morfologi perbukitan: daerah tengah dan utara,

penampakan morfologi: bagian yang bergelombang.2. Satuan morfologi perbukitan dengan pola kelurusan dan gua-

gua: bagian tengah peta, berupa karst. 3. Satuan morfologi dataran: daerah datar hingga agak

bergelombang lemah dengan ketinggian kurang dari 100 m dpl.

Geologi Irian Jaya dapat dibagi menjadi 3 mandala geologi utama, yaitu Kontinental, Oceanik dan Transisional.

1. Mandala Kontinental tersusun atas sedimen kraton Australia 2. Mandala Oceanik tersusun atas batuan ofiolit dan kompleks

volkanik busur kepulauan sebagai bagian dari Lempeng Pasifik.

3. Mandala Transisional merupakan daerah yang mengandung batuan metamorf regional dan terdeformasi kuat, sebagai produk interaksi antara dua lempeng.

Secara litotektonik, Irian dapat dibagi menjadi 4 mandala, yaitu: New Guinea foreland/foreland basin (Arafura Platform):

mencakup Laut Arafura dan dataran pantai selatan yang terletak pada Lempeng Australia. Terdiri dari sedimen Pliosen marin dan non-marin yang tidak termetamorfkan dan sedimen Holosen silisiklastik yang menutupi karbonat Kenozoikum dan batuan silisiklastik Mesozoikum.

Jalur perlipatan dan sesar naik Central Range: tersusun atas jalur orogenik yang memanjang Barat-Timur. Jalur perlipatan dan sesar naik melibatkan batuan Paleozoikum sampai Tersier yang berasal dari benua Australia.

Jalur metamorfik Ruffaer dan jalur ofiolit: jalur ofiolit Irian Jaya dan jalur metamorfik Ruffaer dipisahkan oleh jalur sesar, jalur ofiolit Irian Jaya ditutupi oleh aluvium yang berasal dari Depresi Meervlakte.

Kompleks busur kepulauan Melanesia. (Depresi Meervlakte/cekungan pantai utara dan Jalur sesar naik Mamberamo).

Page 12: emas.doc

Ada 3 model struktur dan tektonisme yang diajukan untuk menjelaskan tentang Irian Jaya:

1. Model pembalikan polaritas subduksi (pembalikan busur) (Dewey and Bird, 1970; Hamilton, 1979; Milsom, 1985; Dow et al. 1988; Katili, 1991)yang menyatakan bahwa lempeng benua Australia menunjam ke arah utara, diikuti tumbukan (collision) dan penunjaman Lempeng Pasifik ke arah selatan pada Palung New Guinea.

2. Model Zippering (Ripper and McCue, 1983; Cooper and Taylor, 1987)yang menyatakan bahwa di bagian timur pulau Irian, terdapat dua subduksi lempeng samudera yang merupakan kemenerusan ke arah barat dari subduksi lempeng Solomon.

3. Model perubahan sudut penunjaman yang menyatakan bahwa subduksi Lempeng Australia berubah sudut penunjaman menjadi vertikal tanpa pembalikan arah subduksi.

Persamaan ketiga model tersebut di atas adalah bahwa semua menyatakan bahwa bagian selatan dari Pulau Irian disusupi oleh batas lempeng pasif utara dari benua Australia yang mengandung sedimen tebal dari sedimen silisiklastik Mesozoikum berubah secara berangsur menjadi lapisan karbonat Kenozoikum.

Sedangkan perbedaan utama yang terjadi adalah peristiwa tumbukan dengan busur kepulauan.

1. Berdasarkan perubahan dari sedimentasi karbonat menjadi sedimentasi klastik yang luas akibat pengangkatan orogenesis, tumbukan berawal sejak Miosen Akhir. (Visser and Hermes, 1966; Dow and Sukamto, 1984; Dow et al., 1988)

2. Berdasarkan umur batuan metamorf pada Papua Nugini, tumbukan berawal sejak Oligosen Awal (Pigram et al., 1989; Davies, 1990)

3. Untuk menjelaskan hal ini, Dow et al., 1988; mengajukan kemungkinan bahwa Irian merupakan hasil dari dua tumbukan yang berbeda antara kontinen dan busur kepulauan, yaitu selama Oligosen dan selama Miosen (Orogenesis Melanesia)

Page 13: emas.doc

4. Quarles van Ufford, 1996 mengajukan kemungkinan bahwa pada Pulau Irian terjadi dua peristiwa orogenesis yang berbeda secara ruang dan waktu.

Orogenesis Kepulauan pada Eosen-Oligosen terjadi pada daerah Ekor Burung pada bagian paling Timur dari Pulau Irian (Nugini). Pembentukan dan erosi yang tercatat selama Oligosen dan sedimen klastik yang lebih muda pada Aure Trough.

Orogenesis Central Range dimulai pada Miosen Tengah dan menyebabkan penyebaran sedimen klastik yang luas. Orogenesis ini dibagi menjadi tahap sebelum tumbukan dan tahap tumbukan. Tahap sebelum tumbukan berkaitan dengan metamorfisme pada sedimen batas pasif, sedangkan tahap tumbukan terjadi ketika pengapungan (buoyancy) litosfer Australia menghentikan subduksi, deformasi melibatkan basement kristalin dari lempeng benua Australia. Dilaminasi tumbukan terjadi antara 7-3 juta tahun yang lalu, menyebabkan aktivitas magma tahap akhir dan pengangkatan pegunungan sebanyak 1-2 km. Proses ini memicu pergerakan sesar mendatar mengiri dengan arah Barat-Timur yang mendominasi tektonik resen pada Pulau Irian bagian Barat.

Secara umum struktur regional Irian Jaya dapat dibagi menjadi 3 zona struktur, yaitu:

1. Tubuh Burung: didominasi oleh struktur berarah Barat-Barat Laut sepanjang Central Range (Jalur Mobil Nugini). Diakhiri oleh sesar mendatar dengan arah Barat-Timur (Zona Sesar Tarera-Aiduna, TAFZ) pada Leher Burung.

2. Leher Burung: didominasi oleh struktur berarah Utara- Barat Laut (Jalur Perlipatan Lengguru, LFB), yang berhenti pada tinggian Kemum pada daerah Kepala Burung.

3. Kepala Burung: didominasi oleh struktur sesar berarah Barat-Timur.

STRATIGRAFI 1. Formasi Awigatoh: tersingkap di Mapenduma dan antiklin

Digul. Terdiri dari batuan metabasals, metavulkanik,

Page 14: emas.doc

batugamping, serpih, mudstone. Ditemui struktur lava bantal → endapan laut

2. Formasi Kariem: struktur sedimen: laminasi, ripple, paralel laminasi, cross bedding. Bagian bawah formasi teridi dari 30% siltstone dan 60% mudstone, sedangkan bagian atas >80% batupasir halus. Merupakan endapan turbidit submarine.

3. Formasi Tuaba: terdiri dari batupasir halus s/d kasar, perselingan dengan konglomerat dan serpih, siltstone, mudstone. Diendapkan pada lingkungan marine dekat pantai, dan bagian offshore shelf menuju daerah pasang surut.

4. Formasi Modio: bagian atas didominasi batuan klastik halus dengan struktur cross bedding dan laminasi paralel. Bagian bawah didominasi karbonat. Fosil: gastropoda, Crinoid, Brachiopoda, koral. Endapan daerah pasang susut hingga marine shelf.

5. Formasi Aiduna: terdiri dari batubara, batupasir konglomeratan dengan perselingan batupasir karbonatan, siltstone, serpih. Ditemui struktur cross bedding, ripple, load cast, bioturbasi. Fosil Brachiopoda. Diendapkan pad daerah fluvial s/d delta.

6. Formasi Tipuma: umur Trias – Jura awal. Didominasi mudstone dan siltstone, bagian bawah formasi ditemui perselingan batupasir halus dengan batupasir kasar. Diendapkan pada lingkungan fluvial.

7. Unit Kembelengan: mengandung siltstone karbonan dan mudstone di bagian bawah, batupasir glaukonitan, batupasir berbutir seragam, dan sedikit serpih di bagian top.

Formasi Kupai Formasi Woniwogi Pynia Formasi Ekmai

Resume sejarah geologi secara singkat pada Tersier: Eosen: terbentuk geosinklin dangkal yang mengandung

endapan batugamping. Oligo – Miosen:pengendapan cekungan.

Page 15: emas.doc

Plio-Pliosen:tektonik → konvergen.

Darman, Herman dan F.Hasan Sidi. An Outline of Geology of Indonesia. IAGI. 2000. Dow, Robinson, et al. Preliminary Geological Report: Geology of Irian Jaya. Departemen of Mines and Energy Indonesia & The Australian International Development Assistance Bureau.1988.

Hamilton, Warren. Tectonic of The Indonesian Region. United State Government Printing Office. Washington. 1979.

Tambang.com Keberadaan Mineral Logam Emas

5:17 PM  Bahan Galian, Pertambangan  No comments

Pembentukan mineral logam sangat berhubungan dengan aktivitas

magmatisme dan vulkanisme, pada saat proses magmatisme akhir (late

magmatism), pada suhu sekitar 200oC. Westerveld (1952) menerbitkan peta

jalur kegiatan magmatik. Dari peta tersebut dapat diperkirakan kemungkinan

keterdapatan mineral logam dasar yang pembentukannya berkaitan dengan

kegiatan magmatik.

Carlile dan Mitchell (1994), berdasarkan data-data mutakhir

Simanjuntak (1986), Sikumbang (1990), Cameron (1980), Adimangga dan Trail

(1980), memaparkan busur-busur magmatik seluruh Indonesia sebagai dasar

eksplorasi mineral. Teridentifikasikan 15 busur magmatik, 7 diantaranya

membawa jebakan emas dan tembaga, dan 8 lainnya belum diketahui. Busur

yang menghasilkan jebakan mineral logam tersebut adalah busur magmatik

Aceh, Sumatera-Meratus, Sunda-Banda, Kalimantan Tengah, Sulawesi-

Mindanau Timur, Halmahera Tengah, Irian Jaya. Busur yang belum diketahui

potensi sumberdaya mineralnya adalah Paparan Sunda, Borneo Barat-laut,

Talaud, Sumba-Timor, Moon-Utawa dan dataran Utara Irian Jaya. Jebakan

tersebut merupakan hasil mineralisasi utama yang umumnya berupa porphyry

copper-gold mineralization, skarn mineralization, high sulphidation epithermal

mineralization, gold-silver-barite-base metal mineralization, low sulphidation

epithermal mineralization dan sediment hosted mineralization.

Jebakan emas dapat terjadi di lingkungan batuan plutonik yang tererosi,

ketika kegiatan fase akhir magmatisme membawa larutan hidrotermal dan air

Page 16: emas.doc

tanah. Proses ini dikenal sebagai proses epitermal, karena terjadi di daerah

dangkal dan suhu rendah. Proses ini juga dapat terjadi di lingkungan batuan

vulkanik (volcanic hosted rock) maupun di batuan sedimen (sedimen hosted

rock), yang lebih dikenal dengan skarn. Contoh cukup baik atas skarn terdapat

di Erstberg (Sudradjat, 1999). Skarn Erstberg berupa roofpendant batugamping

yang diintrusi oleh granodiorit. Sebaran skarn dikontrol oleh oleh struktur

geologi setempat. Sebagai sebuah roofpendant, zona skarn bergradasi dari

metasomatik contact sampai metamorphic zone (Juharlan, 1993).

Konsep cebakan emas epitermal merupakan hal baru yang memberikan

perubahan signifikan pada potensi emas Indonesia. Cebakan yang terbentuk

secara epitermal ini terdapat pada kedalaman kurang dari 200 m, dan

berasosiasi dengan batuan gunungapi muda berumur kurang dari 70 juta tahun.

Sebagian besar host rock merupakan batuan vulkanik, dan hanya beberapa

yang merupakan sediment hosted rock. Cebakan emas epitermal umumnya

terbentuk pada bekas-bekas kaldera dan daerah retakan akibat sistem patahan.

Proses mineralisasi dalam di lingkungan batuan vulkanik ini dikenal

sebagai sistem porfiri (porphyry). Contoh baik atas porfiri terdapat di kompleks

Grasberg di Papua, dengan mineralisasi utama bersifat disseminated sulfide

dengan mineral bijih utama kalkopirit yang banyak pada veinlet (MacDonald,

1994). Contoh lain terdapat di Pongkor dan Cikotok di Jawa Barat, Batu Hijau

di Sumbawa, dan Ratotok di Minahasa.

Lingkungan lain adalah kondisi gunungapi di daerah laut dangkal. Air laut yang

masuk ke dalam tubuh bumi berperan membawa larutan mineral ke permukaan

dan mengendapkannya. Contoh terbaik atas proses ini terjadi di Pulau Wetar,

yang menghasilkan mineral barit.

Proses pengkayaan batuan karena pelapukan dikenal dengan nama

pengkayaan supergen. Batuan granitik yang lapuk akan menghasilkan mineral

pembawa aluminium, antara lain bauxit. Proses ini sangat berhubungan dengan

keberadaan jalur magmatik, berupa subduksi pada lempeng benua bersifat

asam, sehingga menghasilkan baruan bersifat asam. Contoh pelapukan granit

ini antara lain terjadi di Kalimantan Barat, Bangka, Belitung dan Bintan.

Peridotit terbentuk di lingkungan lempeng samudera yang akan kaya

mineral berat besi, nikel, kromit, magnesium dan mangan. Keberadaannya di

permukaan disebabkan oleh lempeng benua Pasifik yang terangkat ke daratan

Page 17: emas.doc

oleh proses obduksi dengan lempeng benua Eurasia, yang kemudian

“disebarkan” oleh sesar Sorong (Katili, 1980) sebagai pulau-pulau kecil di

berada di kepulauan Maluku. Pelapukan akan menguraikan batuan ultrabasa

tersebut menjadi mineral terlarut dan tak terlarut. Air tanah melarutkan

karbonat, kobalt dan magnesium, serta membawa mineral besi, nikel, kobalt,

silikat dan magnesium silikat dalam bentuk koloid yang mengendap. Endapan

kaya nikel dan magnesium oksida disebut krisopas, dan cebakan nikel ini

disebut saprolit. Proses pelapukan peridotit akan menghasilkan saprolit, batuan

yang kaya nikel. Pelapukan ini terjadi di sebagian kepulauan Maluku, antara

lain di pulau Gag, Buton dan Gebe (Sudrajat, 1999).

LOGAM EMAS

Emas adalah unsur kimia dalam tabel

periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79.

Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning,

berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya

tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di

nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu

logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair

pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.

Gambar 1Bijih Emas

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,

kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya

tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.

Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue

minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,

Page 18: emas.doc

flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga

berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa

emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan

senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum

sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya

>20%.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di

permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak

dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis

menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi

dua yaitu:

Endapan primer; dan

Endapan plaser.

EKSTRAKSI EMAS

1. AmalgamasiAmalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan

membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi

emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih

emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron)

dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).

Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya

dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan

bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah

retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi

uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort

sebagai logam.

2. Sianidasi

Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan

dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan

dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran

ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu

melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan

Au dan Ag adalah sebagai berikut:

Page 19: emas.doc

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-

4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-

Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya

dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc

precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Au + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2

2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2

Gambar 2Emas Hasil Ekstraksi

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan

yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan

kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip

pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan

perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan

cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada

disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam

yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au

dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih

mahal maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari

larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut “Proses Merill

Crowe”.

AlbertAnakTambang

Page 20: emas.doc

Selamat Datang di Blog Saya

Rabu, 27 Oktober 2010

Teknik Eksplorasi Mineral

Teknik Eksplorasi

1. PENDAHULUANSeluruh kegiatan eksplorasi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan potensi sumber daya mineral (resources) yang terdapat dibumi menjadi cadangan terukur yang siap untuk di tambang (miniable reserve).Tahapan eksplorasi ini mencakup kegiatan untuk mencari dimana keterdapatan suatu endapan mineral, menghitung berapa banyak dan bagaimana kondisinya, serta ikut memikirkan bagaimana sistem pendayagunaannya.

Kajian ekonomi pada kegiatan eksplorasi ini perlu dilakukan terutama pada :- Tahap menuju eksplorasi rinci (analisis ekonomi eksplorasi)- Tahap sebelum penambangan (analisis ekonomi endapan)- Mineral / studi kelayakan, (ekonomi makro)Beberapa ilmu penunjang yang mendukung kegiatan eksplorasi ini antara lain :- Geologi, mineral, genesa bahan galian- Teknik eksplorasi, geofisika, geokimia- Analisis cadangan, geostatistik- Hidrogeologi, geoteknik- Ekonomi endapan mineralSecara umum aliran kegiatan/eksplorasi endapan bahan galian dimulai dengan kegiatan prospeksi atau eksplorasi pendahuluan yang meliputi kegiatan persiapan di kantor (kompilasi foto udara, citra landast, GIS, peta-peta yang sudah ada, atau laporan yang tersedia) sampai kepada survei geologi awal yang terdiri dari peninjauan lapangan, pemetaan geologi regional, pengambilan contoh (scout sampling) serta memetakan mineralisasi endapan untuk mengetahui apakah kegiatan eksplorasi ini bisa dilanjutkan atau tidak.Kegiatan selanjutnya adalah melakukan eksplorasi detail (rinci) yang meliputi pemetaan geologi rinci serta pengambilan contoh dengan jarak yang relatif rapat sesuai dengan sifat endapan bahan galian termaksud. Contoh-contoh yang diperoleh kemudian dianalisis di laboratorium untuk ditentukan kadar, sifat fisik lain yang menunjang kegiatan penambangan.Perhitungan cadangan dilakukan dengan berbagai metode perhitungan yang sesuai untuk jenis endapan tertentu, antara lain dengan cara area of influence, triagular grouping,cara penampang, cara block system dan lain sebagainya. Secara konvensional sampai kepada cara geostatistik (kriging).

Page 21: emas.doc

Gambar . Aliran Kegiatan Eksplorasi Secara Umum

2. GENESA BAHAN GALIANBahan galian selalu dihubungan dengan material di alam yang dapat ditambang secara ekonomis. Bahan galian tersebut bisa berupa bijih (mengandung logam) ataupun mineral industri (mineral berharga), baik yang terdapat di bawah permukaan maupun yang tersingkap di permukaan.Selanjutnya akan diuraikan secara singkat bagaimana terbentuknya (genesa) bahan galian tersebut baik yang primer (terjadinya berhubungan langsung dengan aktivitas pembekuan magma) ataupun yang sekunder (terbentuk akibat proses-proses selanjutnya yang umumnya terjadi di permukaan).Endapan primer dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam jenis menurut urutan-urutan pembekuan magma, yang secara umum dapat disederhanakan sebagai berikut :- Endapan magmatik cair- Endapan pegmatitik- Endapan pneumatolitik- Endapan hidrothermalEndapan magmatik cair terbentuk pada awal pembekuan magma yang umumnya di endapkan mineral-mineral dengan titik beku/leleh yang tinggi (>600 0C). misalnya endapan bijih kromit, magnetit, nikel dan lain-lain. Pada tahap ini memungkinkan

Page 22: emas.doc

suatu endapan bahan galian terbentuk secara homogen dan relatif mempunyai penyebaran yang luas serta berdimensi besar. Hal ini bisa terjadi akibat pemisahan/segresi suatu mineral tertentu terhadap mineral lainnya yang mungkin belum stabil pada lingkungan ini.Pada endapan pegmatilitik yang mempunyai temperatur pembekuan sekitar 400-500 0C. Memungkinkan terbentuknya mineral-mineral dengan kristal yang besar akibat pembekuan magma yang relatif lambat.Ciri utama dari endapan pneumatolitik adalah adanya pengaruh gas dominan sehingga memungkinkan terbentuknya mineral-mineral bijih berharga.Endapan hidrotermal terbentuk relatif di dekat permukaan yang umumnya berbentuk urat (vein) atau veinlet yang banyak mengandung mineral berharga.Endapan hidrotermal ini dapat dibagi lagi dalam :- Katatermal (300-400 0C)- Mesotermal (200-300 0C)- Epitermal (100-200 0C)- Teletermal (<100 0C)Setiap batuan atau endapan bahan galian/endapan bijih mempunyai lingkungan pengendapan tertentu yang selanjutnya jika terjadi perubahan lingkungan, maka endapan tersebut akan membentuk mineral/endapan baru yang sesuai dengan lingkungan tersebut dan akan membentuk endapan sekunder.Proses-proses penting dalam pembentukan endapan sekunder tersebut antara lain adalah proses pelapukan (mekanis, kimia) yang akan memberikan endapan-endapan seperti :- Endapan aluvial (eluvial, koluvial, aluvial, placer)- Endapan sedimen- Endapan akibat proses evaporasi- Endapan lateritik- dllKlasifikasi suatu endapan bahan galian yang telah dibuat oleh para pakar terdahulu umumnya identik dengan apa yang telah dibahas di atas, perbedaannya terutama hanya pada penekanannya. Ada yang cenderung membagi atas dasar keterdapatannya dan ada yang dihubungkan dengan komoditi yang dibahasnya. Ada lagi klasifikasi yang didasarkan atas tectonic setting.Beberapa pakar tersebut antara lain :- Lindgren- Scgneiderhorn- Niggli- PetrascheckKlasifikasi Endapan Bahan Galian Menurut Petrascheck1. Endapan bijih magmatogena. Endapan magmatik cair (intra magmatik)b. Endapan pegmatitik (peri magmatik)c. Endapan pneumatolitik (peri magmatik)d. Endapan hidromtermal (apo magmatik)e. Endapan vulkano-sedimenter (kuroko)2. Endapan hasil pelapukana. Endapan hasil pelapukan mekanis (mis. Eluvial Pt)b. Endapan hasil pelapukan kimiawi (mis. laterit)c. Endapan hasil larutan pelapukan (mis. Ni-hidrosilikat)3. Endapan sediamenter

Page 23: emas.doc

a. Endapan sediameter mekanis ( Aluvial Au, Sn)b. Endapan sediameter kimiawi dan sin diagenetik1. Endapan hasil larutan pelapukan yang terkonsentrasi di daerah kering ( Endapan Cu Red Bed)2. Endapan hasil pembentikan larutan garam yang termigrasi (Endapan Pb-Zn Mississippi)3. Endapan oolitik marine (Fe oolitik, Meningitis oolitik)4. Endapan sulfida sediameter (Kupfershiefer)5. Endapan akibat pengaruh pemisahan bakteri (Bog iron area, end. danau)4. Endapan metamorfosaa. Endapan metamorfosa kontakb. Endapan metamorfosa regional5. Endapan metamorfosaa. Endapan metamorfosa-hidratogenb. Endapan metamorfosa-magmatogenc. Endapan granitisial (End. Sulfida berbentuk skelet)6. Endapan kenegerasia. Endapan hidrotermal sekunder (End. Pb/Zn di batuan gamping,)b. Endapan regenerasi palingen (End. Sn-Ag-Sb )3. PEMETAAN (Mapping)Pemetaan : Suatu pekerjaan pemindahan atau pencatatan gejala/fakta geologi di lapangan ke suatu peta, dengan skala tertentu.Pekerjaan pemetaan ini biasanya dilakukan pada tiap awal dan kegiatan eksplorasi yang sangat bermanfaat untuk orientasi pada daerah penyelidikan (Dari foto udara), disamping juga untuk peta dasar, peta untuk desain eksplorasi dan lain-lain.

4. PROSES & CARA PENAMBANGAN (AMDAL)

A. ProsesMelakukan penambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan perlu direncanakan dan dilaksanakan proses (tahapan/langkah-langkah) sebagai berikut :

1. Studi Kelayakan tambang2. Perencanaan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)- Kerangka Acuan- Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)- Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)- Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)Bila tanpa AMDAL perlu dilakukan- Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)- Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)4. Audit LingkunganB. Cara Penambangan1. Tambang Terbuka 2. Tambang Tertutup

C. Laporan Teknis dan atau Laporan Ilmiah

Page 24: emas.doc

Gambar . Peranan Pemetaan di Dalam Kegiatan Pertambangan

5. PETUNJUK KE ARAH BIJIH (guide to are)Mencari suatu endapan bahan galian tertentu perlu diketahui terlebih dahulu lingkungan pengendapan/terbentuknya endapan tersebut, sehingga eksplorasi dapat berjalan lebih efisien. Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah mengenai asosiasi batuan (metallogentic province), dimana setiap jenis batuan akan memberikan lingkungan pengendapan unsur/endapan bahan galian tertentu.- Batuan asam, terdapat mineral-mineral sulfida yang umumnya mengandung logam-logam berharga seperti lembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), air raksa (Hg), atau mineral-mineral oksida : timah (Sn).- Batuan sedang,umumnya mengandung emas (Au) dan perak (Ag) dan mineral-mineral hidroksida seperti aluminium (Al).- Batuan basa atau ultra basa akan membeikan lingkungan pengendapan yang baik untuk intan, nikel (Ni), kobalt (Co), platina (Pt), kromit (Cr) serta bebeapa jenis batu permata seperti garnet dll.- Batuan sedimen bisa menghasilkan asosiasi dengan karbonat (CaCo3 ataupun

Page 25: emas.doc

MnCO3), sedangkan yang berbentuk endapan aluvial biasanya akan memberikan endapan bijih yang relatif tahan terhadap pelapukan seperti timah (kasiterit/SnO2), emas (Au dalam bentuk nugget), perak (Ag), pasir besi (Fe). Sedangkan untuk endapan laut bisa dijumpai antara lain nodula nikel.Mengetahui letak/akumulasi suatu endapan bahan galian, ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan (lihat gambar A,B,C,D) adalah :- Petunjuk fisigrafis- Petunjuk mineralogis - Petunjuk statigrafis dan litologis - Petunjuk strukturil- Geokimia/biokimia- Geobotani- Air tanah

Pada kegiatan eksplorasi, korelasi gejala-gejala geologi yang terdapat di daerah penyelidikan penyelidikan sangat penting untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk ke arah daerah mineralisasi. Korelasi ini (lihat gambar E, F, G, H, I, J ) di dasarkan atas :1. Tipe batuan yaitu korelasi outcrops, litologis, paleontologis, vegetasi, topografis2. Sturktur geologi yaitu perlipatan (folding) dan patahan.sesar (fault)3. Prinsip-Prinsip Geologi dan Dimensi yaitu Diskontinuitas dan kontinuitas, Dinamik Geoproses model (dimensi), Analisis dan Pemodelan (elemen numerik) lihat gambar K,L,M,N6. ¬EKSPLORASI PENDAHULUAN/PROPEKSIMenurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan eksplorasi ini dapat dibedakan atas eksplorasi tidak langsung yang terdiri dari eksplorasi geofisika dan eksplorasi geokimia serta eksplorasi langsung.Eksplorasi Tidak LangsungAda dua cara prospeksi tidak langsung, yaitu cara geofisika dan cara geokimia/geobotani. Cara geofisika dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang (air borne), mobil (car borne), ataupun dengan jalan kakiEksplorasi GeofisikaPenyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat-sifat dari endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini tetap diperlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan, Mengingat tidak semua endapan atau vein dan lainnya mempunyai singkapan di permukaan, maka cara penyelidikan geofisika (prospeksi tak langsung) menjadi sangat penting.Cara penyelidikan geofisika terdiri atas :a. Cara magnetikb. Cara listrikc. Cara gravitasid. Cara seismike. Cara redioaktif

Page 26: emas.doc

Gambar . Kegiatan Eksplorasi

a. Cara magnetik- Dalam cara ini yang penting adalah adanya sifat-sifat anomal medan magnet yang ditimbulkan oleh suatu badan bijih- Terutama dipakai untuk mencari endapan bijih yang bersifat magnet, sepertu endapan bijih besi, kompleks sulfida yang mengandung pirotit- Cara magnetik ini bisa dilakukan dengan air borne, jalan kaki- Diperlukan koreksi-koreksi terhadap ketinggian dan waktu- Hasil baru merupakan interpretasi, yang selanjutnya harus duteruskan dengan sampling dan perhitungan cadangan/kadarb. Cara listrik• Potensial diri (self potential)- Cara ini dipakai pada endapan yang sifatnya menghasilkan arus listrik karena proses elektrokimia (terjadi polarisasi muatan)- Pengukuran ditunjukan pada potensial spontan yang timbul karena proses oksidasi

Page 27: emas.doc

- Umumnya untuk vein-vein sulfida (kecuali ZnS), grafit- Dari hasil pengukuran dibuat profil-profil dan peta kontur, yang dapat menunjukkan adanya anomali- Setelah daerah anomali ditentukan, penyelidikan lanjutan yang harus dilakukan ialah sampling (pemboran), penentuan kadar, dan perkiraan cadangan- Cara ini hanya dapat dilakukan di permukaan (on ground surface)• Tahanan jenis (resistivity)- Terutama untuk endapan yang terkandung pada suatu masa dengan tahanan jenis yang kontras dengan sekitarnya- Dapat juga digunakan pada prospeksi endapan sulfida base metal : Pb, Cu, ZnEksplorasi GeokimiaEksplorasi geokimia ini dilakukan melalui pengukuran yang sistematik terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream sediments,vegetasi, air, atau gas. Tujuannya adalah untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya atau blackground geokimia. Anomali-anomali ini dihasilkan dari mobilitas dan dispersi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zone mineralisasi.Dispersi geokimia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :- Dispersi primer, yang berhubungan dengan fenomena konsentrasi mineral sepereti pada alterasi hidrotermal.- Dispersi sekunder, yang dihubungkan dengan fenomena pelapukan dan geomorfologi.Eksplorasi Cara LangsungCara-cara prospeksi yang dipakai di permukaan (langsung) adalah :• Penyelidikan singkapan (out-crop)Dilakukan dengan cara mencari singkapan-singkapan vein, badan bijih atau batuan-batuan pembawa bijih, yaitu pada :- Lembah-lembah sungai (hasil erosi air)- Bentuk-bentuk menonjol di permukaan• Penjejakan (Tracing) float- Float adalah fragmen-fragmen/potongan-potongan bijih yang berasal dari penghancuran outcrop (oleh erosi)- Oleh gaya gravitasi dan aliran air, float ini ditranspor ke tempat-tempat yang lebih rendah (ke hilir)- Dengan berjalan melawan arah aliran (ke hulu) dapat di trace tempat asal float tersebut- Jarak float terhadap source (asalnya) dapat di duga dari ukuran dan bentuk butiranya, serta sifat-sifat sungainya (banjir, dan lain-lain), juga keadaan penyebarannya- Float yang ditemukan diplot dipeta serta dicatat sifat-sifatnya (ukuran, bentuk permukaan, dan komposisinya)• Tracing dengan panning (mendulang)- Caranya sama dengan tracing float- Dilakukan untuk ukuran butiran yang (lebih) halus- Biasanya untuk mencari mineral beratKeduanya cara tracing ini biasanya diteruskan dengan cara trenching atau test pitting, yaitu mulai di tempat dimana float hilang ke arah atas tebing• Trenching (pembuatan parit)- Terbatas pada overburden yang tipis saja- Kedalaman efektif/ekonmis 2-2,5 m (dengan sekop)

Page 28: emas.doc

- Dibuat tegak lurus terhadap jurus ore body atau formasi- Dibuat mulai dari bagian yang rendah sehingga terjadi self draining (pengeringan langsung)• Test pitting (pembuatan sumur uji)- Untuk endapan yang terlalu dalam bila dibuat parit- Overburden harus bebas dari bongkah-bongkah besar dan air- Penyanggaan sesedikit mungkin agar tidak mudah longsor- Barisan sumur uji dibuat tegak luruh (strike)- Kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m, hal ini tergantung pada kestabilan dinding dan kemampuan pekerja/peralatanUntuk tubuh atau badan bijih (ore body) yang tidak tersingkap atau tidak terlihat tanda-tandanya di permukaan dipakai cara-cara :- Geofisika (tak langsung)- Pemboran (drilling)- Pembuatan shaff (shaff shinking)- Memperhatikan Korelasi Fenomena Geologi- Mendesain dimensi mineralisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip geologi (gambar K,L,M,N)Prospeksi di Daerah Endapan Aluvial (Placer)Endapan aluvial : ialah endapan yang terbentuk akibat proses konsentrasi mekanis dari hasil pelapukan batuan asalEndapan aluvial dapat terbentuk bila mineral bijih tersebut :- Mempunyai berat jenis tinggi- Kekerasan tinggi- Daya tahan terhadap pelapukan kimia tinggiContoh mineral atau native element yang terdapat pada endapan aluvial antara lain :Emas (Au)Perak (Ag)Kasiterit (SNO2)Intan (C)Platina (Pt)Ilmenit (FeTiO3)Magnetik (Fe3O4) Teknik PemboranTujuan dari pemboran ini bisa bermacam-macam, antara lain bisa digunakan untuk :- Pengambilan contoh (sampling) pada kegiatan eksplorasi - Produksi/kontruksi (Pada air tanah, minyak bumi)- Peledakan (pada kegiatan penambangan material keras)Faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam pemilihan cara pemboran ini adalah :- Tujuan- Topografi dan geografi- Litologi dan struktur geologi- Biaya yang tersedia (dan waktu)- Peralatan dan keterampilanJenis pemboran atau jenis bor (berdasarkan mekanisme pemecahan batuannya) :- Perkusif (tumbukan)- Rotasi- Perkusif-rotasiJenis-jenis mesin bor dan cara bekerjanya :- Cable, tool machine (bor mesin tumbuk percusive)

Page 29: emas.doc

- Jet drilling- Rotary drilling with mud- Air rotary method- Down the hole drilling method- Reserve circulation drilling

Gambar . Tujuan dan Kegunaan Pemboran Tabel 1. Komponen Pemboran dan Fungsinya

A l a t F u n g s i

Page 30: emas.doc

Mesin bor Memutar rodaMengangkur rodTransportasiMesin pompa Mengatur sirkulasi fluida bor (pembilas)Derek / menara Menyangga bebanHoist - Mengangkat rod, casing, core barrel- Transpor alat Rod - Mengantar rod dan bit- Meneruskan tenga ke bit- Menyalurkan fluidaBit Memotong / menghancurkan batuanCore barrel Menampung core (single, double, triple core barrel)Core box Penyimpangan coreFluida bor - Mengangkut cutting ke permukaan- Mendinginkan bit- Membantu memecah batuan- Menyangga dinding agar tidak ambruk- Meredam getaranCasing - Menyangga dinding- Mencegah kebocoran fluida- Mencegah pengotoranReiming shell Memperbesar lubangChuck Memegang rodPompa hidraulik Mengatur WOBDrill collar Menambah WOBCore lifter Menahan core dalam core barrelStabilizer Merendam getaranTabel 2. Persoalan-Persoalan Dalam Pemboran

Lokasi - Jalan transportasi- Alat transportasi- Mesin yang sesuaiBiaya dan waktu - Efisien kerja- Logistik- Pemanfaatan tenaga dan waktuBatuan keras - Bit yang cocok- RPM- WOBRuntuhan dinding • Casing• Fluida bor : - Kecepatan <<- Viskositas- BJ >>- Bentuk mud cakeWater loss - Casing- Penambahan mud (lumpur bor)Bit leleh - RPM <<- WOB <<- Fluida >Kedalaman - Tenaga cukup- Rod cukup

Page 31: emas.doc

- Casing cukup- Debit dan tekanan pompa cukup- Fluida bor tersediaBenda jatuh/rod putus Fishing toolsTerjepit - Viskositas fluida bor diperbesar- Tekanan fluida >>- Tarik pakai hoist- Putaran rendah dan kuat- Dibantu dengan dongkrakEksplorasi Bawah PermukaanEksplorasi bawah permukaan dilakukan bila :- Keadaan permukaan memungkinkan (Tidak mudah ambruk)- Eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baikHal-hal yang perlu diperhatikan (syarat-syarat) :- Pekerjaan harus berlangsung tetap di dalam badan bijih (ore body)- Pekerjaan di mulai dari daerah-daerah dengan singkapan yang baik- Biaya tidak boleh terlalu tinggi, sebab resiko yang dihadapi cukup besarEksplorasi bawah permukaan dilakukan dengan cara membuat :

- Tero wongan (tunnel)- Shaft- Raise- Winze- Drift- Adit- Cross cut- Dan lain-lain

7. DESAIN EKSPLORASI DAN PERHITUNGAN CADANGANPenentuan pola eksplorasi pada pekerjaan eksplorasi suatu endapan mineral memegang peranan yang sangat penting. pola ini sangat tergantung sekali terhadap keadaan mineralisasi suatu endapan. Pola umum yang sangat sering digunakan adalah bujur sangkar, empat persegi panjang, segitiga, dan bentuk sembarang.Disamping pola perlu ditentukan kerapatan pengambilan contoh (grid density) yang sangat tergantung pada variabel endapan. Endapan dengan variabilitas kadar yang besar memerlukan contoh yang relatif banyak (jarak antar titik pengambilan contoh harus relatif lebih rapat dibandingkan dengan suatu endapan yang homogen).Besaran yang menyatakan variabilitas endapan secara kuantitatif dapat diekspresikan dalam koefisien varisi (coefficient of variation, CV)

contoh : - Endapan pasir besi mempunyai sebaran kadar sebagai berikut : 54 46 5* 45 39 48 62 50 51 44 % = 7,18 %CV = 0,14- Endapan emas aluvial mempunyai sebaran kadar sebagai berikut : 5 6 22 20 31 6 1 2 4 ppm

= 10,39 ppmCV = 1,04

Page 32: emas.doc

Untuk beberapa besarnya cadangan suatu endapan bahan galian, ada beberapa metode perhitungan cadangan yang pemilihnya tergantung dari jenis endapan bahan galiannya. Beberapa perhitungan cadangan yang sering digunakan adalah :- Cara isoline (dihitung berdasarkan garis kontur)- Cara penampang- Area of influenca :• Extended area• Include area- Triangular grouping- Blok system- Cara geotatistik (kringing)Diposkan oleh AlbertAnakTambang di 23.36 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Reaksi: 

Pengukuran Geomaknet Dengan Fluxgate Magnetometer

YA, MENGUKUR GEOMAGNET DENGAN FLUXGATE   MAGNETOMETER!

Posted February 22, 2009 by geofisika42 in Instrumentasi Geofisika, Magnet Bumi. 2 CommentsOleh Fajar Budi UtomoJurusan Geofisika Angkatan 42Akademi Meteorologi dan GeofisikaMedan magnet bumi (Geomagnetism) adalah besaran fisis yang sangat penting dan digunakan dalam berbagai bidang,misalnya geofisika, kedokteran, ekspedisi luar angkasa dan banyak lainnya. Pemetaan medan magnet merupakan hasil dari penggambaran medan magnet dalam ruang. Peta medan magnet digunakan dalam eksplorasi geologi karena variasi dalam besar dan arah medan magnet bumi memberikan gambaran dari permukaan bumi bagian dalam.  Terdapat beberapa metoda yang dapat dilakukan untuk mengukur kuat medan magnet bumi.  antara lain: metode resonansi magnetik, metode induksi, metode pelat Hall dan metode fluxgate.Prinsip Fluxgate magnetometer adalah menggunakan dua buah inti material magnetis, seperti mumetal, permaloy, ferrite dan sebagainya. Pada medan magnet yang lemah logam tersebut mempunyai permeabilitas besar. Untuk design umum kumparan primer (excitation coil) dililitkan pada dua buah inti feromagnetik yang dibuat simetris tetapi arahnya berlawanan ,Sedangkan kumparan sekunder (pick-up coil) dililitkan mengelilingi kedua inti.   Lilitan primer dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik frekuensi rendah (50-1000 Hz), lilitan sekunder dihubungkan dengan suatu amplifier.

Page 33: emas.doc

Bentuk sederhana sensor magnetik fluxgate

Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber arus, maka pada kumparan sekunder akan timbul arus induksi yang arahnya berlawanan. Tanpa adanya medan magnet luar, magnetisasi kumparan akan simetris dan saling menghilangkan. Tetapi dengan adanya medan magnet luar maka salah satu kumparan akan mengalami flux magnet yang lebih besar dari yang lainnya, tetapi dalam setengah gelombang berikutnya kumparan yang mengalami flux magnet tambahan berganti dengan kumparan kedua.

Variometer, menggunakan tiga komponen fluxgate

Dengan demikian pada saat yang sama kedua kumparan mempuya pulsa yang berbeda dan keluaran dari kumparan sekunder merupakan pulsa tegangan yang berasal dari selisih flux yang ditimbulkan kumparan primer. Tegangan pulsa sebanding dengan medan magnet luar yang mempengaruhinya

Page 34: emas.doc

Konfigurasi lilitan yang baik akan meningkatkan ketelitian karena medan yang akan diukur tidak mengalami distorsi yang berasal dari inti. Sensor ini merupakan salah satu sensor yang paling cocok untuk mengukur medan magnet DC/AC frekuensi rendah dalam daerah medan magnet 1nT – 1mT. Diposkan oleh AlbertAnakTambang di 23.25 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Reaksi: 

Senin, 11 Oktober 2010

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dewasa ini perkembangan pembangunan diberbagai bidang sedang marak dilakukan di seluruh negeri di berbagai bidang, baik dalam bidang pengembangan teknologi, industri, dan dari segi pertambangan. Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan berbagai hal.

Dalam sektor pertambangan, pemenuhan kebutuhan akan mineral-mineral yang kemudian dijadikan sebagai materi pemenuhan kebutuhan juga sangat besar. Misalnya pemenuhan kebutuhan akan makanan, pakaian, bangunan, perhiasan dan sebagainya.

Salah satu cara pemenuhan kebutuhan tersebut adalah peningkatan pengembangan di sektor pertambangan, dimana sektor pertambangan yang menyumbangkan berbagai macam mineral-mineral ke bagian pengindustrian, melalui tahap-tahap yang meliputi prospecting, explorasi dan kemudian exploitasi mineral-mineral.

Dalam hal ini, investasi dalam dunia pertambangan sangat besar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara untuk tujuan yang telah disebutkan diatas. Maka dari itu, pengetahuan yang spesifik harus dipahami secara baik tentang mineral-mineral yang akan ditambang, baik itu mengenai ciri fisik mineral, dan yang lebih penting lagi adalah tentang genesa dari suatu mineral.

Genesa mineral menyangkut proses terbentuknya suatu mineral yang meliputi wadah (rekahan batuan, cekungan dan sebagainya), batuan pembawa mineral, fluida, temperatur dan tekanan, serta proses tektonik yang mengenai suatu tubuh mineral.

Salah satu proses terbentuknya suatu mineral adalah dari proses hidrotemal, dimana fluida berupa air magmatik dan meteorik pembawa mineral mengalami proses intrusi dan mengisi pada rekahan-rekahan batuan, kemudian membeku membentuk urat-urat pada batuan.

Page 35: emas.doc

Mineral-mineral dari proses hidrotermal perlu dipahami sehingga dalam proses explorasinya tepat menuju pada suatu tubuh mineral.

 

1. MAKSUD DAN TUJUAN

Buku mineral-mineral dari proses hidrotermal ini dimaksudkan dan ditujukan untuk hal-hal berikut:

1. Sebagai bahan infromasi dan pedoman bagi publik dalam mewujudkan pembangunan di Nusa Tenggara Timur pada sektor pertambangan.

2. Sebagai referensi bagi para pelaku pertambangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

MINERAL-MINERAL DARI PROSES HIDROTERMAL

 

Page 36: emas.doc

Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi.

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu:

1. Cavity Filing, mengisi lubang-lubang bukaan yang sudah ada di dalam batuan.

2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk deposit celah (cavity filling deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk deposit pergantian (replacement deposit). Secara umum deposit replasemen terjadi pada kondisi suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya yang merupakan deposit hipotermal, sedang deposit celah lebih banyak terjadi di daerah dengan suhu dan tekanan rendah, yang merupakan deposit epitermal yang terletak agak jauh dari batuan intrusifnya.

 

 

Proses cavity filling dapat di kelompokan menjadi :

1. Veins merupakan pengisian mineral pada celah-celah batuan yang berupa urat-urat contohnya urat kuarsa terbentuk pada endapan larutan celah pada batuan yang terbuka, sehingga menbentuk mineral berupah urat-urat. Biasanya pada batuan yang bersifat britle. Endapan-endapan yang terisi pada urat-urat antara lain kuartz, gold, silver, Zink dan copper.

2. Shear Zone deposits merupakan zona tipis, sheetlike, sambungkan celah-celah atau Zona, berfungsi sebagai saluran istimewa untuk proses mineralisasi, dan terjadi dalam lapisan batuan dan celah batuan yang dibentuk oleh endapan-endapan yang berukuran halus.

3. Stockwork merupakan hubungan yang berjalinan antara mineral biji yang berukuran kecil pada urat yang melewati batuan dengan skala yang luas. Dari ukuran centimeter sampai beberapa meter yang urat-uratnya saling mengikat. Pada umumnya terjadi pada pengisian celah yang terbuka, celah tersebut karena intrusi.

Page 37: emas.doc

 

Proses replacement terdiri dari :

4. Endapan massive. Yang mencirikan adalah ukuran endapan bervariasi danterbentuk secara irregular. Pada umumnya terdapat pada batugamping dengan lapisan yang menebal sampai menipis karena mengikuti ronga-ronga pada batugamping.

5. Replacement lode deposits merupakan pengisihan celah tipis yang telah mengalami replacement berupah lapisan sisipan atau sendiri. Biasanya mencapai beberapa centimeter sampai beberapa meter

6. Disseminated replacement deposits merupakan endapan replacement yang menebar berupa urat-urat.

 

Larutan ini makin jauh dari magma, akan makin kehilangan panasnya sehingga dikenal sebagai:

1. Endapan Hypothermal

Pada proses hypothermal ini terletak paling dekat dengan tubuh intrusi dan diendapkan dalam suhu yang paling tinggi antara 450o - 300oC. Larutan ini, yang menembus batuan induk atau batuan samping akan membawa mineral-mineral yang mengisi rekaan-rekaan dan membentuk cavity filling deposit serta mengalami proses pengatian pada batuan induk dan batuan samping sebagai replacement deposit yang akan menghasilkan mineral semudengan pengisisan oleh Flurite dan barite. Pengendapan ini melalui larutan colloid dan membentuk larutan metacoloid dengan ciri adanya subtitusi yang mempunyai jari-jari ion sama dengan unsur yang digantikan. Endapan ini berupa urat (vein) korok (dike) dicirikan oleh proses replacement yang kuat menghasilkan gossan dan skarn. Endapan ini biasanya ada pada mineral yang ada sulpida seperti pyrte, chalcopryite, galena dan sphalerite.

1. Endapan Mesothermal

Pada endapan ini tekanan temperaturnya medium, karena bertemperaturnya medium maka proses pengendapan hanya mengisi cela-cela (cavity filling) pada batuan yang dibentuk oleh tekanan dan juga kadang-kadang mengalami replacement karena temperature yang masih medium. Sehingga asosiasi mineral yang ada berupah berupah sulfide Ag, As, Au, Sb dan oksida (Sn) yang berasosiasi dengan batuan beku asam yang didekat permukaan bumi oleh karena itu, mineral Au, Cu dapat dijumapi pada mineral kuarsa dan kalsit pada batuan beku asam dan batuan sedimen.

2. Endapan Epithermal

Endapan epipithermal merupakan endapan yang terjadi ketika pada suhu sangat rendah didekat permukaan berupah perlapisan (fissure vein). Pada

Page 38: emas.doc

endapan ini, proses replacement tidak pernah dijumpai karena suhu yang sangat rendah. Asosiasi mineral dengan mineral logam berupah Au dan Ag dengan mineral gan dengan tipe endapan arsimony seperti mercury, silver native dan silver sulfida lead zink dan minerl quartz, kalsit dolomite, aragonite, florit barit dan zeolit.

 

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 1000C-2000C), Mesothermal (T 2000C-3000C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut alterasi yang ditimbulkan berbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), fluida-fluida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.

 

Syarat penting terjadinya deposit hidrotermal adalah:

1. Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral.2. Adanya rekahan/rongga pada batuan, di mana larutan dapat lewat.3. Adanya tempat, di mana larutan akan mendepositkan kandungan

mineralnya.4. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineral

Konsentrasi mineral yang cukup di dalam deposit, sehingga menguntungkan kalau ditambang.

 

1. EMAS

 

Gambar 1 Emas

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.

Page 39: emas.doc

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser. Secara geokimia, emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit)

Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

 

1. Genesa

Emas pada umumnya terdapat pada suatu zona hidrotermal dimana pada umunya zona hidrotermal merupakan daerah vulkanis. Genesis emas sendiri dikatakan bahwa emas berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana kemudian air magmatik yang mengandung ion sulfida, ion klorida, dan ion tio kompleks mengangkut logam emas ke permukaan bumi. Arah aliran dari larutan kimia yang mengandung emas ini pada umumnya searah dengan saluran magma pada gunungapi membentuk urat-urat (vein) emas.

Saat larutan emas terendapkan pada saluran magma yang telah membeku proses hidrotermal yang merupakan kegiatan pos vulkanis terjadi dari kontak air meteorik dengan batuan yang panas atau gerakan air magmatik ke atas dimana keduanya membawa dan melarutkan ion sulfida-klorida-tio kompleks yang menyebabkan emas semakin terendapkan di permukaan bumi.

Atau ion-ion sulfida-klorida-tio kompleks pembawa emas, mengisi rongga-rongga atau bukaan-bukaan pada batuan dan kemudian terendapkan sebagai vein emas.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka analisis keterdapatan emas dapat dilacak dari adanya jejak proses sirkulasi hidrotermal atau umum disebut epitermal. Pyrite (Fe2S) yang disebut Fool Gold juga sering dijumpai bersama dengan emas. Kandungan emas sebagai inklusi juga kadang dapat ditemui dalam perak dan batuan yang mengandung tembaga.

 

1. Karakteristik

Sistem Kristal         : Isometrik

Warna             : Kuning – Emas

Page 40: emas.doc

Goresan         : Kuning

Kilap             : Metalik

Belahan dan pecahan : Tak ada; hakli (pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam)Kekerasan         : 2,5 – 3 skala Mohs

Berat Jenis         : 19,3

 

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol "Au" (bahasa Latin:"aurum") dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile".

 

1. Mekanisme Penambangan dan Pengolahan1. Penambangan

Penambangan emas hidrotermal sangat tergantung pada pemodelan endapan, yang sangat berkaitan erat dengan wadah pengendapan (rekahan-rekahan). Bila wadah pengendapan luas pada permukaan, maka bisa jadi penambangan emas dengan metode tambang terbuka.

Namun, pada endapan emas hidroternal yang berbentuk urat-urat yang mengisi pada celah batuan, maka di ambil metode tambang bawah tanah, dengan maksud agar mengikuti urat-urat yang ada hingga ke bawah sehingga mendapatkan kadar emas yang lebih tinggi.

Bisa juga dikombinasikan antara tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Hal ini disebabkan oleh endapan emas yang dapat tersingkap di permukaan memiliki dimensi yang cukup luas, tetapi atas pertimbangan kadar emas yang ada dibawah (mengikuti urat-urat) lebih besar dibandingkan dengan yang ada dipermukaan.

 

 

Page 41: emas.doc

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2 Sketsa Tambang Terbuka dengan bench berbentuk spiral.

 

Gambar 3 Glory Hole Mining

1. Pengolahan

Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgamasi masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi prosesnya efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (>74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).

Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari

Page 42: emas.doc

kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.

Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

 

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-

4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-

 

Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

 

2Zn + 2NaAu(CN)2 + 4NaCN +2H2O = 2Au + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2

2Zn + 2NaAg(CN)2 + 4NaCN +2H2O = 2Ag + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2

 

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut "Proses Merill Crowe".

1. Kegunaan dan Sebaran1. Kegunaan

Page 43: emas.doc

Emas banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter di banyak negara. Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan, gigi buatan, dan sebagai lapisan. Untuk aplikasi di bidang sains, emas digunakan sebagai lapisan beberapa satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah yang baik. Emas tidak mudah bereaksi (inert).

 

Koin Emas

Emas juga diperdagangkan dalam bentuk koin emas, seperti Krugerrand yang diproduksi oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat. Satuan berat krugerrand yang umum ditemui adalah 1/10 oz (ounce), 1/4 oz, 1/2 oz dan 1 oz. Harga koin krugerrand didasarkan pada pergerakan harga emas di pasar komoditas dunia yang bergerak terus sepanjang masa perdagangan. Koin Krugerrand khusus (atau biasa disebut proof collector edition) juga diproduksi secara terbatas sesuai dengan tema tertentu. Karena diproduksi terbatas, sering kali harga koin krugerrand edisi proof ini melebihi harga kandungan emas koin tersebut tergantung pada kelangkaan dan kondisi koin khusus ini. Edisi yang cukup digemari dan dicari para investor adalah edisi yang memuat gambar Nelson Mandela.

Terdapat beberapa negara yang memproduksi secara massal koin emas untuk ditawarkan sebagai alternatif investasi, antara lain:

1. Australia - Kangaroo2. China - Panda3. Malaysia - Kijang emas4. Canada - Maple Leaf5. Inggris - Britannia6. Amerika Serikat - Eagle dan Buffalo7. Afrika Selatan - Krugerrand8. New Zealand - Kiwi9. Singapore - Lion10. Austria – Philharmonic

 

Gambar 4 Contoh koin emas Krugerrand

 

Gambar 5 Emas batangan

Page 44: emas.doc

 

1. Sebaran

Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua

 

1. TEMBAGA

 

Gambar 6 Tembaga

 

Tembaga adalah kelompok logam bukan besi yang telah di pergunakan sejak 3500 sebelum masehi oleh orang orang mesir. Mineral pembawa tembaga lebih kurang 165 macam, antara lain logam alam, melakonit dan cuprit serta chalcit. Mineral tembaga alam dapat dapat di gores dengan pisau dan memberikan goresan yang bersinar agak kusam hijau seperti perunggu. Jika terkandung dalam batuan, tampak batuannya berwarna hijau

Tembaga atau Cuprum adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Cu dan nomor atom 29 dan merupakan logam mulur yang mempunyai kekonduksian elektrik yang sangat baik. Tembaga memiliki ciri warna logam kemerahan disebabkan oleh struktur jalurnya, yang memantulkan cahaya merah dan jingga yang menyerap frekuensi-frekuensi lain dalam spektrum. Dalam keadaan cair, suatu permukaan logam itu kelihatan agak kehijauan.Apabila tembaga lebur berada dalam keadaan cahaya terang, kita dapat melihat kilau merah jambunya. Logam lebur tembaga tidak membasahkan permukaan dan mempunyai tegangan permukaan yang sangat kuat dan membentuk titisan hampir sfera apabila dituangkan atas suatu permukaan.

1. Genesa

Proses pembentukan tembaga berkaitan erat dengan proses pembentukan gunungapi dan proses pembentukan batuan intrusi. Kedua proses di atas menghasikan panas. Panas ini kemudian disebar melalui cairan yang masuk melaui rekahan yang ada dan terjadi arus konveksi panas. Arus konveksi panas yang terus menerus ini memungkinkan proses perubahan mineral-mineral dan akumulasi mineral-mineral tembaga.

Tembaga (Cuprum, Cu) itu jenis mineral (logam) yang berada di atau bercampur dengan tanah. Jadi, tahap pertamanya adalah menemukan

Page 45: emas.doc

kawasan yang mengandung Cu. Tanah yang mengandung Cu itu kemudian digali dan dipisahkan. Yang diambil dari pemisahan itu disebut bijih.

Bijih Cu biasanya membentuk senyawa oksida, sulfida dan karbonat. Bijih bisa juga membentuk pirit tembaga (CuFeS2), Cu galena (Cu2S), kuprit (Cu2O), malasit [Cu(OH)2.CuCO3], dan azurit [Cu(OH) 2.2CuCO3]. Yang paling banyak ditemukan di alam adalah bijih tembaga-besi sulfida(CuFeS2), merupakan campuran besi sulfida dan tembaga sulfida.

Di perusahaan tambang tembaga modern: di Indonesia kita mengenal Freeport (Timika, Papua), dan Newmont (Batuhijau, NTB), bijih tembaga sulfida diolah menjadi konsentrat tembaga (seperti pasir tapi warnanya sehitam batu bara) melalui proses smelting. Indonesia memiliki pabrik pengolah (smelter) di Gresik.

Teknis smelting: Bijih dipanaskan dibakar dengan udara yang cukup sehingga air terpisah dan oksida logam murni tertinggal. Logam oksida kemudian direduksi melalui pemanasan tanpa adanya udara. Proses ini disebut Basemerisasi terhadap Cu. Logam Cu yang yang didapatkan berupa lelehan. Lantas lelehan Cu itu disembur dengan oksida sulfur. Hasilnya akan menjadi logam beku tapi masih kotor sehingga harus dibersihkan dulu melalui proses elektrolisis.

Proses smelting ini juga disebut solution extraction (SX). yang kemudian dilanjutkan dengan elektrolisis atau electrowinning (EW) yang proses sederhananya seperti penyepuhan menggunakan anoda dan katoda. Dari sanalah diperoleh tembaga murni. Proses smelting bisa juga dilakukan dengan proses leaching (penggerusan). Bahkan ada upaya untuk memanfaatkan bioteknologi menggunakan mikroba Thtobactilus ferrooxtdaus dengan katalis perak untuk smelting tembaga, seng, uranium, dan emas dari sulfida yang kabarnya lebih hemat dan menekan polusi.

2. Karakteristik1. Cu logam yang berwarna coklat kemerahan.2. Permukaannya nampak pudar karena terbentuknya suatu lapisan

oksida. Kerapatannya adalah 8.94 gm/cc.3. Titik leleh 1083°C.4. Cu mudah dibentuk dan sebagai penghantar panas dan listrik.

3. Penambangan1. Teknik Penambangan

Tembaga dapat ditambang dengan metode tambang terbuka dan tambang bawah tanah.Kandungan tembaga dinyatakan dalam % (persen). Jadi jika satu tambang berkadar 2,3%, berarti dari 100 kg bijih akan dihasilkan 2,3 kg tembaga.

Selain sebagai penghasil no.1, tambang tembaga terbesar juga dipunyai Chili. Tambang itu bernama Chuquicamata, terletak sekitar 1.240 km sebelah utara ibukota Santiago.

Page 46: emas.doc

Sedang tambang tembaga terbesar di Indonesia adalah yang diusahakan oleh PT Freeport Indonesia di area Grasberg, Papua. Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka.Namun karena kedalaman bukaan yang semakin besar, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi tambang bawah tanah. Jika semua terwujud, Grasberg akan menjadi salah satu tambang bawah tanah terbesar di dunia.

2. Pengolahan

Tembaga adalah logam yang relatif tidak reaktif dan kadang ditemukan di alam dalam keadaan bebas. Bijih Cu membentuk senyawa oksida, sulfida dan karbonat. Bijih ditemukan sebagai : pirit tembaga (CuFeS2), Cu galena (Cu2S), kuprit (Cu2O), malasit [Cu(OH)2.CuCO3], dan azurit [Cu(OH) 2.2CuCO3].

Bijih tembaga-besi sulfida(CuFeS2) adalah paling banyak di alam yang merupakan.

Campuran besi sulfida dan tembaga sulfida.

Mineral tembaga dipekatkan dengan pemecahan bijih menjadi partikel lebih kecil.

Teknik pengapungan buih digunakan dengan menambahkan minyak cemara kedalam tangki yang penuh dengan bubuk bijih dan air. Campuran diaduk dengan melewatkan udara bertekanan. Partikel sulfida muncul kepermukaan dengan buih.

Pasir,lempung dan partikel pengganggu lainnya terpisah dari dasar tangki.Selanjutnya bijih dipanaskan dibakar dengan udara yang cukup sehingga air terpisah dan oksida logam murni tertinggal. Logam oksida kemudian direduksi dengan pemanasan tetapi tanpa adanya udara.

Proses diatas disebut Basemerisasi dari Cu. Logam Cu yang yang didapatkan berupa lelehan. Oksida sulpur ditiupkan melalui lelehan Cu dan lepuhan pada permukaan dan ini tersisa sebagai pengotor dalam ekstarksi logam Cu. Sehingga logam Cu perlu dimurnikan lebih lanjut dengan elektrolisis.

Dalam tangki elektrolisa larutan kupri sulfat diasamkan (+H2SO4 encer) membentuk larutan electrolit. Cu batangan yang tidak murni digunakan sebagai anoda dengan menghubungkan ke terminal (+) dari batere. Satu lapisan tipis logam tembaga murni ditempatkan sebagai sel katoda. Terminal (-) dihubungkan ke katoda. Arus listrik dalam jumlah rendah dialirkan melalui sel. Atom-atom Cu dari anoda memasuki

Page 47: emas.doc

elektrolit. Tembaga dari anoda berubah menjadi tembaga sulfida. Sejumlah atom Cu yang sama dari larutan terdeposit pada katoda. Hal Ini akan menjaga konsentrasi larutan elektrolit tetap. Pengotor dari batangan anoda tertinggal di larutan atau terkumpul di bawah anoda. Pengotor tidak larut dalam elektrolit dan dinamakan lumpur anoda. Tembaga murni dipisahkan dari katoda. Anoda menjadi tipis sebagai hasil proses elektrolisis

3. Manfaat

Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung dan klep di pabrik penyulingan.

4. Penyebaran Tembaga

Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua, dan sebagian lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan Penyebaran tembaga

Sedangkan Di daerah NTT sendri adalah di bagian utara – barat laut dan selatan-tenggara daerah penyelidikan, yaitu di sekitar Kapan, Oetuka, Lokopin dan Katbao. Hasil analisis kimia nilai kisaran tertinggi antara 54 ppm – 76 ppm. Dari data statistic Cu rata-rata 41,89 ppm dan standar deviasi 10,86 ppm. Sebaran pada umumnya menempati Formasi Kompleks Bobonaro.

 

 

 

 

 

 

Page 48: emas.doc

 

 

 

 

1. PERAK

Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan logam emas, yang mempunyai warna putih.Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11), Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan hydrothermal yang mengisi rongga-rongga.

Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag2S) dan horn silver (AgCl). Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel merupakan sumber-sumber penting untuk menambang perak.

1. Genesa

Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan perak bersama dengan mineral asosiasinya..

Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket-shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan perak dan juga air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif yang terdapat di New Zealand.

1. Karakteristik

Sistem Kristal         : Isometrik.

Warna             : Putih – Perak

Goresan         : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.

Belahan dan Pecahan     : Tak ada

Page 49: emas.doc

Kekerasan         : 2,5 – 3 skala Mohs

Berat Jenis         : 10,5.

 

2. Mekanisme Penambangan dan Pengolahan1. Penambangan

Mekanisme penambangan perak selalu bersamaan dengan penambangan emas yang dikarenakan perak selalu berasosiasi dengan emas, sehingga penambangan pada umumnya sama, yaitu penambangan terbuka dan atau bawah tanah.

2. Pengolahan

Pengolahan perak pada umumnya sama dengan pengolahan emas. pengolahan emas

3. 

1. Kegunaan

Kegunaan perak sangat penting bagi kehidupan manusia di berbagai aspek. Dibawah ini ada kegunaan perak dalam beberapa hal, antara lain:

2. Fotografi

Perak digunakan dalam senyawa Silver nitrate, atau lunar caustic untuk dunia fotografi, dan sekitar 30% komsumsi industri perak digunakan untuk fotografi, ini dikarenakan kepekaanya terhadap sinar ultraviolet, dimana perak terkandung dalam klise sekitar 0,7% - 1%.

3. Kedokteran

Dalam dunia kedokteran, perak digunakan adalah bahan plastik master (plastik roentgent). Dalam plastik roentgen sebanyak 10kg diperlukan perak sebanyak 250g.

Perak juga digunakan dalam campuran pengganti gigi.

4. Perhiasan

Perak tergolong logam mulia, sehingga banyak sekali perhiasan yang digunakan dengan bahan perak. Perak adalah mineral kedua setelah emas yang paling komersil digunakan sebagai perhiasan.

5. Peralatan Listrik

Page 50: emas.doc

Perak juga digunakan untuk membuat alat-alat kelistrikan diantaranya adalah untuk membuat soldier, kotak listrik, baterai perak-timah dan perak-cadmium.

Kegunaan lain dari perak adalah untuk bahan cat yang digunakan untuk membuat sirkuit cetak, untuk produksi kaca sebagai lapisan pada gelas dan logam lainnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 51: emas.doc

 

1. BARIT

 

Gambar 8 Barite

Barit dengan rumus kimia BaSO4, bentuk Kristal tabular, tidak berwarna atau putih apabila murni, kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam akibat adanya kontaminasi. Kumpulan Kristal dapat membentuk kenampakan seperti kipas, roset (desert roses). Sifat Kristal yang lain kompak, granular, massif, ataupun bernentuk sebagai stalaktit. Mempunyai kekerasan 2,5 – 3,5, berat jenis 4,48, cukup berat walaupun bukan termasuk logam. Mudah pecah, membentuk belahan prismatic, transparan atau translusen dengan luster vitreus, cerat putih, sulit terbakar dan tidak larut dalam asam, apabila dipanasi member nyala kuning hijau.

 

1. Genesa

Barit sangat umum sebagai mineral gang pada proses hidrotermal tingkat menengah sampai rendah. Barit kadang-kadang berasosiasi dengan timbale, perak, sulfide antimonite. Endapan barit sangat mungkin berasosiasi dengan bijih emas epitermal dan merupakan salah satu mineral indeks. Saat ini bijih emas dijumpai pula barit mengisi celah batu gamping atau dolomite (saat ini dikenal sebagai endapan residual tipe Karst). Dalam jumlah sedikit terbentuk pada mata air panas (hot springs). Terdapat juga dalam bentuk massif pada iron-manganese bearing jasper, pada celah batuan basalt dalam bentuk Kristal.

2. Karakteristik

Sistem Kristal         : Ortorombik.

Warna         : Tak berwarna sampai putih; dapat pula kuning, coklat, kemerahan, abu-abu, kehijauan, atau biru.

Goresan         : Putih.

Belahan dan pecahan     : {001} dan {210} sempurna.

Kekerasan         : 3 – 3,5

Berat jenis         : 4,5

Page 52: emas.doc

 

3. Penambangan dan Pengolahan

 

1. Teknik Penambangan

Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang tampak dipermukaan. Oleh sebab itu system penambangan yang diterapkan adalah penambangan terbuka dengan peralatan sederhana. Pada umumnya barit terakumulasi pada retakan-retakan ataupun pada patahan. Oleh sebab itu penambangan sistem gophering sangat mungkin dilakukan tetapi harus sangat hati-hati karena terjadinya runtuhan tanah akan sangat mungkin terjadi.

 

1. Pengolahan dan Pemanfaatan

Barit dari penambangan pada umunya kotor dan dilekati oleh batuan yang lain. Sehingga langkah awal barit ini dicuci dengan air dengan cara disemprot. Yang bersih dan kering dapat ditumbuk dan digerus kemudian disaring dengan ukuran tertentu. Karena barit mempunyai berat jenis yang besar (±4,4) maka proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit murni. Pada instalasi pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupaan hasil proses pemecahan, dicuci dengan log-washer, kemudian disaring, fraksi yang berukuran halus diproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi. Hasilnya dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung.

Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat , industri karet, kaca atau gelas, kertas dan plastic .tepung barit juga dimanfaatkan untuk lumpur pemboran minyak dan gas ( untuk mengangkut Cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor). Dalam hal pemakaian yang demikian barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali ( dengan system sirkulasi ). Karena berat jenis besar barit cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun reactor atom. Barit dicampur dengan fenol – formal dehid, silikat, asbes dan arang kemudian digerus halus akan diperoleh semen Fenolik yang mempunyai daya tahan yang besar terhadap berbagai bahan kimia.

 

1. Kegunaan dan Sebaran1. Kegunaan

Page 53: emas.doc

Digunakan sebagai van untuk membuat lumpur bor ( drilling mud ) yang dipakai pada pemboran minyak bumi dan gas. selain itu tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industri karet, kaca atau gelas, kertas dan plastik.

2. Sebaran1. Jawa Barat: Cikondang, Kec. Cineam, Kab. Tasikmalaya

(berupa urat-urat pada celah-celah batuan tufa breksi).2. Jawa Tengah: Kp. Plampang Kukusan, Watutugu, Sermo, Kab.

Pulon Progo (berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit, ditandai dengan kenampakan warna cokelat tua), Durensari, Bagelen Kab. Purworejo (seperti yang terdapat di Plampang).

3. Kalimantan Barat: Desa Lanjut, Kec. Kendawangan, Kab. Pontianak (berupa urat atau pengisian pada rekahan-rekahan silicified limestone dengan komposisi BaSO4 = 96,5 – 98,5 %, SiO2 = 0,9 – 2,2%, Fe2O3 = 0,3 – 0,57%)

4. Nusa Tenggara Timur: Tg. Merah dan Pakuoyom (P. Lomblen) Kab. Flores Timur (berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada dasit) Kec. Riung Kab. Ngada (berupa urat-urat daam batuan tufa dasit).

5. Sulawesi Selatan: Sangkanropi, Kab. Tanah Toraja (berasosiasi dengan bijih sulfide pada zona rhyolit/dasit yang terkersikan).

 

1. TOSEKI

 

Gambar 9 Toseki

1. Genesa

Toseki atau batuan kuarsa-serisit terbentuk pada zona ubahan filik, yakni pada suhu 2200C pada kondisi pH netral. Endapan toseki biasanya berasosiasi dengan batuan vulkanik yang berkomposisi asam dan terbentuk sebagai hasil ubahan hidrotermal batuan vulkanik jenis tufa riolitik atau dasit atau dasitik. Komposisi utama dari toseki adalah mineral kuarsa 59-70%, serisit 15-30%, kaolinit 7-12 %, feldspar1 3%.

Berdasarkan atas kandungan mineral utama toseki dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe serisit, tipe kaolinit,dan tipe feldspar, sedangkan berdasarkan atas kandungan Fe2O3 nya toseki dikelompokan menjadi 4 kelas yaitu kelas I Fe2O3

(0,4-0,5 %); kelas II (0,5-0,7%); kelas III dengan kandungan Fe2O3 = (0,7-0,9 %); kelas IV dengan kandungan TiO2 < 0,004 % dan MgO kurang dari 0,1 %.

 

Page 54: emas.doc

1. Karakteristik1. Warna putih kotor2. Mineral gelas3. Kompak4. Berbutir sedang

 Komposisi Kimiawi : SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, TiO2

Toseki utamanya disusn oleh mineral kuarsa dan serisit sehingga disebut juga batuan kuarsa-serisit.

 

2. Penambangan1. Teknik Penambangan

Penambangan toseki dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Tambang terbuka atau open pit2. Tambang semprot atau hydraulicking3. Tambang bawah tanah atau underground mining

Dua cara yang pertama yang lebih banyak digunakan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang terbuka pada pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis (bulldozer, scrapper dll).endapan kaolinnya dapat digali dengan eksavator anatar lain: Backhoe ataupun Shovel, kemudian dimuat kedalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan tanah penutup lalu disemprot menggunakan pompa air bertekanan tinggi. hasil penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ketempat pengolahan dengan pipa-pipa.

 

1. Pengolahan dan Pemanfaatan

Pengolahan toseki dapat dilakukan untuk membuang mineral atau kontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi, oksida titanium, mika dan lain-lain. Selain itu untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat keputihan atau kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukan sangat bergantung pada jumlah, jenis mineral pengotor dan spesifikasi penggunaannya.

Kegunaan toseki umumnya dikaitkan dengan kadar Fe2O3.Toseki terutama untuk bahan baku keramik, refraktori dan isolator. Sebagai bahan keramik toseki mudah dikerjakan dan tidak memerlukan bahan campuran lain.

Page 55: emas.doc

 

1. Sebaran1. Sumatera Barat: Barangan, Kab.Padang Pariaman.2. Bengkulu: Tambang Sawah; Muaraaman (warna putih keabu-abuan,

keras)3. Lampung: Sukamantri, Kec. Sumber Jaya, Kab. Lampung Utara.4. Jawa Barat: Bujal, Kec. Cipanas, Kab Lebak(Ubahan Hidrotermal dari

batuan riolitik); Cicarucup Kec, Cikotok Kab.Lebak (ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik); Talang Kab. Sukabumi.

5. Jawa Tengah: Batuwarno, Wonogiri (ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik); G. Rahtawu, Wonogiri (ubahan hidrotermal, baik untuk bahan baku wall tile dan floor tile).

6. Jawa Timur: Pojok, Kec. Karangan Kab. Trenggalek (hasil ubahan dari batuan tufa dasitik anggota formasi andesit tua, baik untuk bahan baku wall t tua, baik untuk bahan baku wall tile dan floor tile ); G. Sambi, Kec. Karangan Kab. Trenggalek (hasil ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik anggota formasi andesit tua, warna kecoklatan, banyak mengandung oksida besi, mutunya kurang baik); G. Nglenglengan, Wonosidi, Kec. Tulakan Kab. Pacitan (hasil ubahan hidrhasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit, warna putih agak kompak).

7. Kalimantan Barat: Lumar, Kab. Bengkoyang(hasil ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik, mutu kurang baik).

8. Nusa Tenggara Barat: Parado Kec. Monta, Kab. Sumbawa Besar (hasil ubahan dari batuan tufa dasitikran putih kekuningan, kompak ); Desa Sari, Kec. Sape, Kab Bima (hasil ubahan dari batuan tufa dasitik, meliputi G. Ranggate dan BT Gopah, berwarna putih).

9. Nusa Tenggara Timur: Wailli Kab. Sikka (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Wailolong Kab. Flores Timur (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Sambor, Kec. Lembor Kab. Manggarai (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Kopoone,Wolomage, Leke, Koanaro, Kec. Wolowaru, Kab. Ende (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit, warna putih-coklat dengan pengotor oksida besi); Ae Bora, Oka Moge, Woluwaru, Kab. Ende (ubahan batuan leukogranit oleh batuan andesit, berwaran putih, agak massif ); Bukit Batuputih, Desa Labusen Bajo, Kab. Manggarai (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit).

10. Sulawesi Utara: Duhumulyo, Kab. Gorontalo (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa); Buhu Kab. Gorontalo (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa); Malitaga Kab. Bolaang Mangandow.

11. Sulawesi Selatan: Sadang Malingbong, Kec. Sesean Kab. Tator (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa dasit).

 

 

Page 56: emas.doc

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. KAOLIN

 

Gambar 10 Endapan kaolin

Page 57: emas.doc

 

Nama kaolin berasal dari kauling bahasa China yang berarti pegunungan tinggi. Ditempat ini penambangan kaolin telah dilakukan sejak beber apa abad yang lalu. Kaolin merupakan massa batuan yang tersusun dari mineral lempung dengan kandungan besi yang rendah. Kaolin mempunyai Komposisi Hydros Aluminium Silikat (Al2O3 2SiO2 2H2O) dengan disertai beberapa mineral penyerta. Mineraal yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit dan haloisit dengan kaolinit sebagai mineral utama.

1. Genesa

Proses pembentukan kaolin adalah karena pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku yang banyak mengandung felspar dimana mineral potasium auminium silika dan felspar diubah menjadi kaolin. Dapat pula terbentuk sebagai pelapukan batuan metamorf khususnya gneis, sedang kaolin sekunder merupakan hasil transportasi kaolin primer. proses pelapukan sebagai berikut:

2KalSi3O8 + 2H2O + CO2 Al2O3 2SiO2 2H2O + 4SiO2 + K2CO3

Felspar Kaolin

 

proses pelapukan tersebut terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan, pada umumnnya terjadi pada batuan beku. Endapan kaolin yang terjadi karena proses hidrotermalterdapat pada rekahan-rekahan, patahan atau daerah dengan permeabilitas tinggi. Di Indonesia endapan kaolin yang potensial merupakan endapan residual dari hasil pelapukan batuan beku asam/ granit. Kaolin umumnya berwarna putih, kekerasan 2-2,5 skala mohs, berat jenis 2,60-2,63, indeks bias 1,56, titik lebur 18500C, plastis, daya hantar panas dan listrik yang rendah, pH bervariasi. Kaolin yang diambil dari Pangkal Pinang, Bangka (2 tempat yaitu Batu Belubang dan Air Mesu) menunjukan kandungan SiO2 = 64,28-52,34 %, Al2O3 = 24,-31 %, Fe2O3= 1,35-1,70 %, TiO2=0,003-0,002%. .

1. Karakteristik

kekerasan 2 – 2,5 berat jenis 2,6 – 2,63 plastis mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah pH bervariasi

1. Penambangan1. Teknik Penambangan

Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

Page 58: emas.doc

1. Tambang terbuka atau open pit2. Tambang semprot atau hydraulicking3. Tambang dalam atau underground mining

Dua cara yang pertama yang lebih banyak digunakan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang terbuka pada pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis (bulldozer, scrapper dll).endapan kaolinnya dapat digali dengan eksavator anatar lain: Backhoe ataupun Shovel, kemudian dimuat kedalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan tanah penutup lalu disemprot menggunakan pompa air bertekanan tinggi. hasil penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ketempat pengolahan dengan pipa-pipa.

1. Pengolahan dan Pemanfaatan

Pada dasarnya pengolahan kaolin dilakukan untuk membuang mineral atau kontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi, oksida titanium, mika dll. Selain itu untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat keputihan atau kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentudan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukan sangat bergantung pada jumlah, jenis mineral pengotor dan spesifikasi penggunaannya.

 

Kaolin sebagai bahan baku industri mempunyai kegunaan yang berfariasi:

1. Industri kertas 2. Industri keramik dan porselin3. industri karet 4. Bahan tahan api 5. bagian dari industri Cat, Kaolin digunakan 6. dalam industri plastik, kaolin digunakan untuk 7. Barang barang industri lain.

 

Gambar 11 Kaolin

 

 

1. Sebaran1. DI Aceh: Kab. Aceh Tenggara, daerah Blangkejereng (kaolin berwarna

putih, plastis, mengandung pasir kuarsa dan pirit) dan Kec. Kuta panjang, Kp. Akul (telah digunakan sebagai bahan keramik, analisis X-

Page 59: emas.doc

RD adalah kaolin, kuarsa, dan mika, terdapat dalam formasi Rampong yang berumur Oligosen Atas-Miosen Bawah); Kab. Aceh Barat daerah Krueng,Seunagan (terdapat pada formasi tutut yang berumur kwarter, warna putih abu-abu, plastis, mengandung pasir kuarsa dan sisipan tipis lignit).

2. Sumatera Utara: Kab. Tapanuli Utara, daerah perbukitan dan rawa Aek Rao didataran Sarulla (merupakan hasil proses hidrotermal, berasosiasi dengan batuan andesit).

3. Sumatera Selatan: daerah G. Muda, Belinyu,daerah Muntok, Jebus Sungai Liat, daerah Merawang, daerah Air Seru, Pangkal Pinang, P. Bangka (berasal dari granit lapuk berumur Trias, merupakan kaolin letakan atau aluvial, dapat digunakan untuk bahan baku industri keramik halus, industri cat dan kertas)

4. Kalimantan: Kab. Banjar, Daerah Liang anggang (merupakan endapan aluvial, analisa X-RD; kuarsa, holoysit-kaolinit, mika); Kab. Martapura, daerah Utamik(hasil peapukan tufa asam dan batuan beku)

5. Jawa: Banjarnegara, Wonogiri, desa Jetak Kec. Semin, G. Kidul, trenggalek.

6. Bali: Kab. Tabanan,Kec. Baturiti, desa Bangli (merupakan pelapukan tufa batu apung, warna putih abu-abu)

7. Nusa Tenggara Barat: Kab. Lombok Timur, Kec. Kruak, desa Batunampar (pelapukan Andesit); Kab. Bima, Kec. Sape, desa Sari (pelapukan andesit, dapat digunkan sebagai bahhan baku keramik kasar)

8. Sulawesi Tengah: Palawa Kab. Donggala (pelapukan tufa kaca, berumur kwarter)

9. Maluku: Ngai Modomera, Tabobo, Halmahera Tengah.

 

1.GIPSUM

 

Gambar 12 Gipsum

 

Gipsum dengan rumus kimia CaSO4 2H2O atau dalam bentuk anhydrite CaSO4 H2O dapat terbentuk karena proses segregasi dan evaporasi juga dapat terbentuk karena proses hidrotermal.

Gypsum ini mempunyai kekerasan 2dan dipakai sebagai salah satu standar kekerasan mohs. Di lapangan gips didapatkan dalam bentuk lembaran pipih, kristalin, serabut didaerah batugamping, batugamping dan fumarole. Konsep utama terbentuknya gips adalah terdapatnya Ca+2 dan SO4

-2 , yang tersebut terakhir dapat berasal dari belerang

Page 60: emas.doc

(S) atau pirit (FeS2). Adanya kondisi reduksi dari daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan (mis pada batu lempung ) akan menghasilkan gips yang berlembar pipih. Adanya fumarole dari daerah batuan yang bersifat karbonatan akan menghasilkan gips Kristal.

 

1. Genesa

Demikian adanya pirit (FeS2). Disamping itu gips terbentuk akibat hidrotermal yang berdekatan dengan batuan karbonat akan menghasilkan gips Kristal seperti yang didapatkan di daerah Ponorogo. Secara teoritis, gips mempunyai komposisi CaO 32,6%, SO3 46% dan H2O 20,9%. Di pasaran dikenal :

1. Gelas maria = selenit, lembaran gips dengan ukuran cukup besar dan tembus pandang.

2. Gips serat atau dikenal pula sebagai gips sutra3. Alabaster ;jenis gips yang berbutir halus 4. Batu gips berbutir halus sekali dan kompak

 

1. Karakteristik

Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak

1. Pejal2. Kekerasan 1,5 – 2 (skala mohs)3. Berat jenis 2,31 – 2,354. Kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C yang meningkat menjadi 2,1 gr/l

pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.

Gipsum sering didapatkan bersama dengan halit dan anhidrit (gips : CaSO42H2O; anhydrite CaSO4)

1. Kegunaan dan Sebaran1. Kegunaan

Gypsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang.

Beberapa kegunaan gypsum yaitu

1. Drywall 2. Bahan perekat.3. Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal

abad 19, gypsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan

Page 61: emas.doc

sebutan plaster, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.

4. Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.5. Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan.

Contohnya ketika kayu menjadi langka pada Zaman Perunggu, gypsum digunakan sebagai bahan bangunan.

6. Sebagai pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal.

7. Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan8. Untuk bahan baku kapur tulis9. Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen10. Sebagai indikator pada tanah dan air11. Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang

disebut Shi Gao.

 

2. Sebaran

Seperti diuraikan diatas gips diddapatkan dalam berbagai bentuk Kristal. Tempat didapatkannya gips antara lain:

1. Daerah Istimewa Aceh : Pante Raya, kec Trenggading, kab Aceh Utara didapatkan berwarna bening berupa bongkah dengan ukuran sampai 30 cm.

2. Jawa Barat : Jati, Cibareng, Teluk Jambe kab Kerawang; Cidadap Tasikmalaya; Subang dan Sumedang;

 

 

 

 

 

 

 

Page 62: emas.doc

 

 

 

 

 

1.DOLOMITE

 

Gambar 13 Dolomit

 

Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882, merupakan variasi batu gamping yang mengandung > 50%  karbonat istilah dolomite pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang terdapat didaerah Tyeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956). Dolomit dapat terbentuk karena proses primer dan sekunder.

1. Genesa

Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen, melaluia proses hidrotermal dan terdapat dalam urat-urat, serta berasosiasi dengan fluorit, barit, kalsit, siderit, kuarsa dan mineral-mineral bijih metalik. Dapat juga terbentuk secara metamorfisme.

Dolomit dapat bersama-sama dengan batu gamping. Dolomit terjadi karena proses pelindihan (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gamping. Proses ini disebut dengan proses dolomitisasi yaitu proses penggatian Ca oleh unsur Mg. Berdasarkan atas jumlah mineral / unsur dolomit (MgCO3) maka dibedakan:

1. CaCO3 = 100% dikenal sebagai atu gamping.2. CaCO3 ± ≥ 10% MgCO3 dikenal sebagai batu gamping dolomitan.3. CaCO3 ± ≥ 45% MgCO3 dkenal sebagai dolomit.

1. Karakteristik

Page 63: emas.doc

1. Berwarna sering merah muda atau kemerah merahan dan dapat tidak berwarna, putih, kuning, beruban/kelabu atau bahkan warna coklat atau hitam ketika besi hadir di kristal.

2. Berkilap seperti mutiara ke seperti kaca ke tumpul..3. Sifat terhadap cahaya adalah transparan ke tembus cahaya..4. Sistem hablur adalah trigonal; menghalangi 3 Crystal Habits meliputi

rhombohedral pelana yang shaped yang kembar belah ketupat dan yang sederhana beberapa dengan wajah yang sedikit dibengkokkan, juga seperti prisma/aneka warna, raksasa (masive), berisi butir kecil dan batu karang yang membentuk. Tidak pernah yang ditemukan di scalenohedrons.

5. Perpecahan sempurna di tiga arah yang membentuk rombohedron.6. Belahan conchoidal.7. Kekerasannya adalah 3.5-4 Specific Gravity adalah 2.86 ( rata-rata)8. Warna lapisan putih..9. Karakteristik yang lain: Tidak sama dengan kalsit, berbuih dengan

lemah dengan cuka yang hangat atau ketika lebih dulu bertepung/berbubuk dengan HCl yang dingin.

10. Mineral yang dihubungkan: meliputi kalsit, mineral bijih sulfida, fluorit [CaF], barit, kwarsa dan adakalanya dengan emas.

2. Penambangan1. Teknik Pertambangan

Penambangan batuan dolomite di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat,pasir dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan mekanis

2. Pengolahan

Pengolahan dolomite dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.

3. Pemanfaatan

Dolomite banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan sebagai komoditi pada :

1. Industry refraktori2. Dalam tungku pemanas atau pencair3. Dalam pupuk digunakan unsure Mg untuk meningkatkan pH

tanah

Page 64: emas.doc

4. Dalam industri cat sebagai pengisi5. Industri kaca, plastik, kertas6. Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia7. Industri alkali8. Pembersi air9. Industri ban10. Ply wood11. Industri obat-obatan dan kosmetik12. Campuran makanan ternak industry keramik13. Bahan penggosok (abrassive)

3. Potensi dan Penyebaran

Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomite yang cukup besar tedapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar didaerah lain, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping.

 

1. Propinsi Jawa Barat

Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu dipasir Gedongan. Dolomite didaerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih, serta termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.

 

1. Propinsi Jawa Tengah

Dijumpai didaerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah timur laut Pamotan. Cebakan daerah ini berupa batuan dolomite atau batu gamping dolomitan.

 

1. Propinsi Jawa Timur

Dijumpai dibeberapa daerah  yaitu:

1. Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada bagian atau formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan dolomite denagn kandungan MgO 18,50% sebesar 9 juta M3, sedangkan dengan kandungan MgO 14,5%  sebesar 3 juta m3.

2. Di daerah Sekapuk, endapan dolomite terdapat disebelah uatara kampong Sekapuk yang terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan

Page 65: emas.doc

batu gamping dan dolomite didaerah ini membentuk bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomite didaerah ini terdapat formasi gamping berumur pliosen dengan ketebalan 50 m dan mempunyai sifat lunak serta berwarna putih. Jumlah cadangan sekitar 50 juta m3.

 

Di daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen umumnya batu gamping yang mengandung dolomite 4,5 – 90,4% berumur pliosen. Di daerah G. Kaklak, Tuban cebakan dolomite terdapat dalam formasi batu gamping pliosen, dengan ketebalan sekitar 35 m dan besar cadangan diperkirakan sekitar 70 juta m3.

 

Di G. Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomite yang terdapat di daerah ini bersifat keras dan pejal, kompak serta kristalin. Di daerah Socah, Bangkalan Madura, yaitu sekitar 1km sebelah timur Socah., batuan dolomite termasuk formasi Kalibening (fasis batu gamping) yang berumur pliosen. Cebakan dolomite disini berwarna putih agak lunak dan sarang, dengan cadangan ditaksir sekitar 430 juta meter ton.

 

1. Propinsi Sumatera Barat

Dijumpai didaerah G. Kajal, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan lepas yang berasal dari dap[ur bakar batu gamping dekat Kajal (antara Bukit Tinggi– Payakumbuh), diperkirakan berumur permokabron.

 

1. Propinsi Sulawesi Selatan

Dijumpai di daerah Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang berasal dari Tonasa telah dianalisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut adalah dolomite yang berumur Eosen dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.

 

1. Propinsi Papua

Page 66: emas.doc

Terdapat di daerah Abe Pantai , sekitar G. Sehajiro, G. Mer, dan Tanah hitam dengan kandungan MgO = 10,7% - 21,8%, merupakn lensa-lensa dan kantong –kantong dalam batu gamping.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. BELERANG1. Genesa

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :

2. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.Gambar mineral belerang yang mengisi rekahan-rekahan terdapat di bawah ini.

3. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

 

Gambar 15 Contoh cebakan hidrotermal

Page 67: emas.doc

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 1000C-2000C), Mesothermal (T 2000C-2500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.Dan belerang merupakan mineral yang terbentuk pada jenis endapan hidrotermal yaitu tipe Mesothermal.

Secara keseluruhan mineral ubahan hidrotermal terbentuk sebagai hasil replacement dari mineral utama pembentuk batuan dan matrik/masa dasar pada semua jenis batuan sebagai pengisi rekahan pada batuan (vein) dan sebagai pengisi rongga pada batuan (vug). Terbentuk oleh fluida bersifat asam hingga netral dengan temperatur pembentukan relatif rendah hingga tinggi.Pada umumnya endapan belerang yang terjadi di Indonesia mempunyai hubungan yang erat dengan aktifitas gunung api. Endapan tersebut dapat merupakan endapan sedimen, kerak belerang atau endapan hydrothermal metasomatik.Genesa endapan belerang, menurut Bischof, terjadi dari H2S yang merupakan hasil reduksi CaSO4 oleh karbon dan methan.

Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :Ca SO4 + 2 C -----> CaS + 2 CO2Ca SO4 + CH4 -----> CaS + CO2 + 2 H2OCa S + CO2 +H2O ------> Ca CO3 + H2 S2 H2 S + O2 ------> 2 H2O + 2 S

Terbentuknya H2S menjadi belerang bisa dengan 2 (dua) cara yaitu :a. Oksidasi oleh air tanah.b. Reaksi antara H2 S dengan Ca SO4

Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :2 H2 S + O2 ------- 2 H2O + 2 S (O2 dari air tanah )3 H2 S + Ca SO4 ------- 4 S + Ca (OH) 2 + 2 H2O

Belerang yang terjadi akibat kegiatan gunung api membentu cebakan sebagai hasil sublimasi solfatara atau fumarola disamping akibat dari gas-gas dan larutan yang mengandung belerang di dalam 3 (tiga) type endapan yaitu :

1. Type sublimasi yaitu terdapat di dekat kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah sekitar 70 -99,9 %.

2. Type lumpur yaitu terdapat di dekat danau kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah 40 - 70 %.

3. Type kerak yaitu terdapat di sekitar kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah 5 - 40 %.

1. Karakteristik Belerang

Page 68: emas.doc

KARAKTERISTIK MINERAL

HASIL  APLIKASI 

Simbol Kimia S Ini adalah Belerang murni. Hal ini pada Tabel Periodik Elemen.

WarnaKuning,kuning

kehitam-hitaman. 

Sulfur adalah beberapa bentuk kuning-cahaya atau gelap, tapi akan berubah menjadi kemerahan atau kuning kehijauan jika terdapat kotoran di dalamnya.

Kekerasan 1,5 - 2,5 (skala

Mohs) 

Hal ini rapuh dan dapat rusak dengan mudah. Kita bisa menggaruknya dengan kuku kita. 

Kilap  Vitreous, lilin Ketika cahaya bersinar di atasnya, tampak berkaca-kaca atau lilin.

Gores  Putih Jika digosok atau digores dengan kuku berwarna putih 

Berat Jenis  2,1  Mineral ini sangat ringan 

Pecahan  Conchoidal Mineral ini mudah hancur atau pecah menjadi beberapa bagian. 

BelahanSangat miskin

dalam dua arah Jika rusak, itu terbagi tidak merata dalam dua arah. 

Bentuk Kristal  Ortorombik   

 

Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC. Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya berwarna biru dan mengeluarkan bau SO2 yang busuk dan menyengat.

1. Penambangan Dan Pengolahan Belerang1. Penambangan

Penambangan belerang dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu Penambangan Tradisional,Penambangan Terbuka dan Penambangan

Page 69: emas.doc

bawah tanah dengan cara Frasch.Proses penambangan belerang dijelaskan sebagai berikut:

1. Penambangan Tradisional

 

Penambangan belerang di Indonesia kebanyakan dilakukan dengan cara penambangan tradisional.Contohnya di kabupaten Bondowoso yaitu di kawah Ijen.Dimana masyarakat menggali belera

ng di bibir kawah kemudian mengangkutnya ke atas sejauh beberapa kilometer.Proses penambangan seperti ini dinilai merugikan masyarakat karna masyarakat harus memikul beban belerang yang sangat berat sedangan harga belerang setelah ditukarkan sangat rendah.

 

 

1. Penambangan Terbuka

Teknik penambangan endapan Belerang dapat dilakukan dengan cara Tambang Terbuka dimana penggalian endapan Belerang dilakukandengan bantuan peralatan mekanis antara lain : Shovel, dragline dan Excavator.

Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan maka metode yang cocok diterapkan adalah Tambang Terbuka , sedangkan peralatan yang dipakai adalah peralatan non mekanis atau tradisonal yaitu : Cangkul, Linggis, dan Ganco serta keranjang yang pelaksanaan kerja penambangannya memakai sistem padat karya . Hal ini memungkinkan untuk memberikan kesempatan kepada penduduk sekitar turut berperan dalam bekerja sama dengan pengusaha tambang agar terjalin hubungan harmonis di daerah selain itu memberikan dampak positif yaitu menciptakan peluang kerja dengan tujuan menambah pendapatan penduduk di sekitar lokasi penambangan.

 

 

1. Cara Frasch

Page 70: emas.doc

Proses Frasch merupakan suatu proses pengeboran yang ditujukan untuk mendapatkan kembali simpanan belerang yang terkandung di dalam tanah. Proses ini ditemukan oleh Herman Frasch (1851-1914), seorang insinyur teknik kimia muda dari Jerman. Pada tahun 1868, Frasch mencoba peruntungannya dengan datang ke Amerika dimana kondisi saat itu Civil War (Perang Sipil) baru saja berakhir dan perekonomian disana mulai bergerak ke arah kemakmuran. Segera setelah kedatangannya, Frasch mendirikan industri laboratorium yang berada di Philadelphia, dan pada 1876, ia berhasil mematenkan proses pembuatan parafin dari minyak mentah. Hal Ini membuat Frasch menarik perhatian dari Standard Oil Company, yang kemudian mempekerjakan Frasch untuk bekerja di Cleveland, Ohio laboratorium. Disana, Frasch mengamati bahwa banyak dari sumur minyak yang tidak dapat dijual karena berisi komponen belerang. Jika minyak "asam" ini dibakar maka akan menghasilkan kualitas yang jelek dan bau yang menyengat bahkan setelah itu dimurnikan. Frasch akhirnya menemukan cara untuk menanggulangi ketidakmurnian ini. Dalam metode yang dia patenkan di tahun 1887, minyak sebelumnya didistilasi dahulu dengan tembaga oksida atau oksida logam lainnya dengan tujuan mengekstraksi sulfurnya. Setelah itu jumlah oksida yang dibutuhkan bisa didapatkan kembali dan digunakan lagi. Proses ini meningkatkan pasokan minyak yang bermanfaat bagi Amerika Serikat dan membantu mengatur tahapan baru dalam industri untuk merintis perindustrian mobil.

 

Gambar 17 diagram skema proses frasch

Terobosan Frasch yang berikutnya adalah ide mengenai pengeboran untuk belerang-mineral yang digunakan untuk membuat asam sulfat (sulfuric acid), yang mana saat ini adalah industri yang paling penting yang diproduksi indutri kimia.

Meskipun belerang adalah bahan padatan, Frasch percaya bahawa simpanan belerang dalam tanah mampu ia lelehkan dan kemudian dipompa ke atas permukaan, dengan demikian makin banyak minyak yang dapat diproduksi. Pada saat itu, di pulau Mediterania tepatnya Sisilia memiliki hampir sebuah monopoli dari sumber daya alam belerang, di mana disana deposit belerang berada di tempat yang dangkal dan mudah ditambang. Sebagai tambahan, pekerja Sisilia menerima upah rendah dan kondisi yang kasar daripada penambang di Amerika . Texas dan Louisiana merupakan lahan tambang yang besar jumlah belerangnya , tetapi terletak jauh dibawah tanah, dilindungi oleh rawa-rawa dan pasir. Frasch pada tahun 1894 untuk kali pertama berusaha untuk melakukan pengeboran belerang di rawa Louisiana. Dia menyesuaikan metode yang digunakan sebelumnya untuk pertambangan garam larut dalam air. Untuk mencairkan belerang, air panas dipompakan melebihi titik normal didihnya ke dalam tanah

Page 71: emas.doc

melalui borehole. Setelah mengatasi berbagai masalah teknis, Frasch mengelola proses untuk mendapatkan campuran yg berupa lelehan belerang dan air. Frasch kemudian melakukan proses improvisasi dengan menggunakan kompresi udara dan memompa belerang ke permukaan. Meskipun banyak bahan bakar yang dikonsumsi untuk memanaskan air untuk meleburkan belerang, deposit minyak yang besar yang ditemukan cukup baik. Ditahun 1902, proses Frasch untuk produksi sulfur menjadi praktek yang bisa diterapkan secara umum , sehingga memberikan Amerika pasokan belerang dan asam sulfat sendiri untuknya . Ini merupakan salah satu langkah mengurangi ketergantungan Amerika Serikat dari Eropa untuk industri kimia. Saat ini, proses Frasch digunakan untuk menghasilkan hampir sepertiga dari semua komersial belerang.

1. Pengolahan

Pengolahan bahan galian belerang menjadi bahan yang siap pakai tergantung dari jenis endapannya. Untuk belerang kristal, dapat langsung dimasukkan ke dalam dapur autoclave yang kemudian ditambahkan solar, air dan NaOH. Proses selanjutnya, dipanaskan dengan memasukkan uap air panas dengan tekanan 3 atmosfir selama 30 menit sampai 60 menit.

Pemisahan akan terjadi karena belerang mempunyai titik lebur yang rendah bila dibandingkan dengan mineral-mineral pengotor seperti mineral besi dan mineral silicat. Proses akhirnya adalah belerang cair yang selanjutnya dialirkan melalui filter untuk dicetak sesuai cetakan yang telah ditentukan. Untuk belerang lumpur, proses pengolahan dengan flotasi sebelum dimasukkan ke dalam autoclave. Tujuan flotasi adalah meninggikan kadar belerang dan menghilangkan senyawa-senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan.

Proses selanjutnya adalah dengan cara pelarutan dan penghabluran (pengkristalan) dengan menggunakan pelarut karbon disulfida, dymethyl di sulfida atau larutan hidrokarbon berat lainnya. Setelah belerang menjadi bentuk kristal, proses selanjutnya sama seperti pengolahan belerang jenis kristal. Cara yang lebih sederhana dan murah adalah dengan jalan memanaskan bongkahan-bongkahan belerang di dalam wajan besi atau aluminium yang berdiameter 80 cm sampai 100 cm yang ditempatkan di atas tungku dari batu andesit dan tanah liat.

Pemanasan dilakukan dengan kompor tekan minyak tanah sambil diaduk-aduk. Setelah belerang mencair maka disaring dengan kantong-kantong yang terbuat dari tetoron dimana hasil saringannya ini selanjutnya ditampung dalam tabung-tabung sebagai alat cetakan.

1. Kegunaan Belerang

Page 72: emas.doc

Belerang mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, pembuatan karbon di sulfida, CS2 (bahan baku serat rayon) serta pada proses vulkanisasi karet (ikatan silang belerang akan memperkuat polimer karet),pembuatan kertas, pupuk, plastik, obat-obatan, bahan peledak,bahan kosmetik dan sesuai dengan belerang digunakan. Umumnya belerang yang dipergunakan dalam industri adalah belerang yang mempunyai kadar lebih dari 98 % dengan sedikit prosentase pengotor yang kurang dari 2 %.

1. Dalam Pembuatan Asam Sulfat

Di gunakan sebagai bahan baku senyawa-senyawa sulfat, antara lain sebagai berikut:

2. H2SO4 di gunakan sebagai pereaksi dalam pembuatan pupuk superfosfat, Ca(H2PO4)2.dengan reaksi Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 → Ca(H2PO4)2 + 2CaSO4

3. Al2(SO4)3 zat penjernih air yang dikenal dengan tawasTawas tersebut di tambahkan pada air yang keruh sehingga air yang keruh tadi menjadi jernihkembali.

4. H2SO4 digunakan sebagai elektrolit pada aki kendaraan bermotorH2SO4 dalam aki di gunakan sebagai cairan elektrolit untuk merendam pelat positif dan pelat negative pada aki,misal bahan aktif dri pelat positif terbuat daari oksida timah coklat(PbO2)sedang bahn aktif dari pelat negative ialah timah (Pb).pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat sehingga oksigen pada pelat positif akan bereaksi dengan hydrogen pada cairan elektrolit yang secara perlahn-lahan keduanya bergabung /berubah menjadi air (H2O),asam sulfat pada pada cairan elektrolit bergabung dengan timah di pelat positif maupun negative sehingga menempel di pelat-pelat tersebut dan membantu aki mengeluarkan arus. reaksi ini akan terus berlangsung sampai isi (tenaga baterei habis) atau mengalami discharge.

5. H2SO4 di gunakan untuk membersihkan logam-logam pada proses galvanisasi dan penyepuhan. Lapisan oksida pada permukan logam dihilangkan agar bahan penyalut dapat menempel kuat.

6. Industri Amonium Sulfat (NH4)2SO4

Senyawa amonium sulfat sebagai jenis pupuk yang di kenal dengan pupuk Z.A (zwavelvur amonium).Pupuk ini dibuat dengan mereaksikan asam sulfat dan Amonia

2NH3 + H2SO4 → (NH4)2SO4

7. Dalam pembuatan fotografi. Na2S2O3.5H2O di gunakan dalam fotografi untuk melarutkan perak bromida yang tidak reaktif

Page 73: emas.doc

dari emulsi dengan pembentukan komplek [Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-

8. Alkil benzena sulfonat dalam deterjen.Deterjen dengan bahan ini bersifat keras, cara pembuatannya yaitu dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum.

Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil Benzena maka persamaan reaksinya adalah

C6H5C12H25 + SO3 C6H4C12H25SO3H (Dodekil Benzena Sulfonat)Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga dihasilkan Natrium

Dodekil Benzena Sulfonat. Kemudian bahan yang sering di gunakan dalam deterjen yaitu lauril sulfat / lauril alkil sulfonat, deterjen dengan bahan ini sifatnya lunak cara pembuatannya yaitu mereaksikan Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan reaksi:

C12H25OH + H2SO4 C12H25OSO3H + H2OAsam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan larutan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Lauril Sulfat

 

9. Vulkanisasi Karet dan Ban

Selain sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, belerang juga berperan dalam proses vulkanisasi karet. Charles Goodyear pertama kali di tahun 1839 melakukan vulkanisasi ini dengan mencampurkan sulfur pada karet alam melalui proses pemanasan.

 

1. Penyebaran Belerang1. Penyebaran Belerang di Indonesia

Sebaran belerang di Indonesia terkonsentrasi pada jalur vulkanik.Yaitu di sepanjang pulau Sumatra,terutama di Sumatra Utara dan Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku.

 

Page 74: emas.doc

Gambar 18 Penyebaran belerang di Indonesia

 

 

1. Penyebaran Belerang di Propinsi Nusa Tenggara Timur

Penyebaran belerang di NTT terbanyak ada di pulau Flores.Mulai dari Kabupaten Manggarai, Ngada, Ende dan Sikka yang merupakan jalur vulkanik atau jalur terdapatnya gunung api.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 75: emas.doc

1. BENTONIT

 

Gambar 19 Bentonit

2.10.1     Genesa

Bentonit merupakan mineral lempung yang mampu menyerap air dan mengembang. Sifat-sifat tersebut menjadikan bentonit memiliki banyak kegunaan. Bentonit merupakan hasil endapan hasil aktivitas vulkanik jatuhan berukuran sangat halus yang kemudian mengalami proses pengerjaan oleh air dan terendapkan kembali di daerah lain, kemungkinan pada lingkungan laut dalam. Kenampakan yang terdapat pada daerah Gunung Kidul menunjukkan warna putih kotor, warna lapuk coklat cerah, struktur berlapis (laminasi), tekstur klastik, agak keras, agak kompak, ringan tersusun oleh butiran gelas vulkanik, pumis tuff serta material piroklastik yang lain dengan ukuran sangat halus.

Proses Terbentuknya Bentonit

Secara umum, Terbentuknya endapan bentonit ada empat macam, yaitu :

1. Endapan Hasil Pelapukan.

Faktor utama dalam pembentukan endapan bentonit sebagai hasil pelapukan adalah komposisi kimia dan daya lalu air pada batuan asalnya. Mineral-mineral utama dalam pembentukan bentonit antara lain adalah, plagioklas, kalium-feldspar, biotit, muskovit serta sedikit kandungan senyawa alumina dan ferromagnesia. Pembentukan bentonit dari proses pelapukan diakibatkan oleh adanya reaksi antara ion-ion hidrogen yang terdapat dalam air tanah dengan senyawa silikat.

2. Endapan Proses Hidrotermal.

Larutan hidrotermal merupakan larutan yang bersifat asam dengan kandungan khlorida, sulfur, karbondioksida, dan silika. Dalam proses ini komposisi larutan kemudian berubah karena adanya reaksi dengan batuan lain. Larutan alkali selanjutnya terbawa keluar dan bersifat basa serta akan tetap bertahan selama unsur alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal. Pada alterasi lemah, keterdapatan unsur alkali tanah akan membentuk bentonit.

3. Endapan Akibat Transformasi.

Endapan bentonit sebagai hasil transformasi / devitrifikasi debu gunung api terjadi dengan sempurna apabila debu diendapkan di dalam wadah berbentuk cekungan. Mineral-mineral gelas gunung api secara perlahan-

Page 76: emas.doc

lahan akan mengalami devitrifikasi yang selanjutnya akan menghasilkan bentonit.

4. Endapan Sedimen.

Bentonit juga dapat terbentuk sebagai cadangan sedimen keadaan basah. Mineral-mineral yang terbentuk secara sedimenter dan tidak berasosiasi dengan tufa, salah satunya adalah bentonit serta terbentuk dalam cekungan yang bersifat basa.

 

1. Jenis – Jenis Bentonit

Bentonit terbagi atas 2 jenis yaitu

1. Swelling Bentonite (Bentonit dapat Mengembang)atau sering juga disebut bentonit jenis Wyoming atau Na-Bentonit. Bentonit jenis ini dapat digunakan sebagai bahan lumpur bor, penyumbat kebocoran bendungan, bahan campuran cat sebagai bahan baku cat, sebagai bahan baku farmasi, bahan perekat pada pasir cetak dalam industri pengecoran dan lain sebagainya

2. Non Swelling Bentonite ( Benonit yang kurang dapat mengembang), atau sering juga disebut ca-bentonit. Bentonit jenis ini dapat digunakan sebagai bahan penyerap (pemucat) warna.

 

2. Komposisi Bentonit

Komposisi bentonit terdiri dari :

1. Kalsium Oksida (CaO) 0,23%2. Magnesium Oksida (MgO) 0,98 %3. Alumunium Oksida (Al2O3) 13,45%4. Ferri oksida (Fe2O3) 2,18%5. Silica (SiO2) 74,9%6. Kalium Oksida (K2O) 1,72%7. Air (H2O) 4 %

 

3. Sifat – sifat umum Bentonit

Sifat – sifat umum dari bentonit adalah :

1. Memilki kilap lilin

Page 77: emas.doc

2. Memiliki warna yang cukup bervariasi, mulai dari warna dasar putih, hijau muda kelabu, merah muda dalam keadaan segar, dan akan berubah warna menjadi krem apabila telah melapuk, dan lama kelamaan akan menjadi kuning dengan sedikit kemerahan, atau kecoklatan, serta hitam keabu – abuan, tergantung pada jenis dan jumlah fragmen mineralnya

3. Bersifat sangat lunak dan plastis, memilki porositas yang tinggi, ringan, mudah pecah, tersa seperti sabun, mudah menyerap air dan dapat melakukan pertukaran ion.

4. Mempunyai berat jenis berkisar antara 2,4 – 2,8 g/ml.

 

2.10.5    Teknik Penambangan

Bentonit merupakan bahan galian yang lunak, oleh sebab itu teknik penambangan dengan sistem kuari dan dapat mempergunakan peralatan sederhana.

 

2.10.6    Pengolahan

Bentonit dari hasil tambang yang masih berupa bongkahan diangkut ke pabrik untuk diolah melalui tahapan; penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan. Proses selanjutnya disesuaikan dengan penggunaannya. Pengolahan lanjut bertujuan untuk meningkatkan mutu bentonit antara lain dengan proses pengaktifan dan proses pengubahan ion.

1. Proses pengaktifan

Seperti diketahui di alam dikenal Na-bentonit dan Ca-Mg bentonit. Proses pengaktifan dlakukan khusus untuk jenis bentonit yang tidak mengembang yaitu Ca-Mg bentonit yang mana jenis ini dibagi 2 macam yaitu yang aktif dan tidak aktif.

2. Proses pengubahan ion

Kation yang bervalensi tinggi atau berukuran kecil pada umumnya akan menggantikan kation yang bervalensi rendah atau yang berukuran besar.

 

1. Kegunaan Bentonit

Pemanfaat bentonit dalam bidang industri, sangat erat kaitannya dengan sifat yang dimilki oleh bentonit itu sendiri, yaitu :

Page 78: emas.doc

1. Komposisi dan jenis mineral

Untuk mengetahui dan jenis mineral yang terkandung dalam bentonit, dilakukan pengujian dengan menggunakan difraksi sinar X. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara kualitatif komposisi mineral yang terkandung di dalamnya .

2. Sifat kimia

Pengujian terhadap beberapa sifat kimia yang terkandung di dalam bentonit perlu di lakukan untuk mengerahui kualitas yang dimilikinya.

3. Sifat teknologi

Pemanfaatan bentonit berkaitan dengan sifat teknologi yang dimilki bentonit tersebut, yaitu antara lain: sifat pemucatan, sifat bagian suspense, sifat mengikat dan melapisi untuk pembuatan makanan ternak untuk industry logam

4. Sifat Pertukaran ion

Pengujian terhadap sifat pertukaran ion bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jumlah air yang dapat di serap sebagi bentonit sehingga akan tercapai kesetimbangan reaksi kimia yang di perlukan untuk proses selanjutnya.

5. Daya serap

Sifat daya serap yang dimiliki bentonit terjadi karena adanya ruang pori – pori antara ikatan mineral lempung, serta ketidak seimbangan antara muatan listrik dalam ion – ionnya. Daya serap tersebut pada umumnya berada pada ujung permukaan Kristal, serta diameter ikatan mineral lempung. Hal ini disebabkan karena bentonit dapat digunakan sebagai bahan penyerap dalam berbagai keperluan, baik dalam keadaan basah (suspensi) maupun Kering (tepung)

6. Luas Permukaan

Luas permukaan bentonit dinyatakan dalam jumlah luas permukaan Kristal, atau butir Kristal bentonit yang berbentuk tepung. Setiap gram massa bentonit tersebut (m2 /g). semakin tinggi luas permukaannya maka makin banyak pula zat – zat yang melekat pada bentonit. Sifat ini di manfaatkan sebagai pembawa (carrier) dalam insektisida dan pestisida serta sebagai bahan pengisi (filler) dalam industry kertas (pulp), dan bahan pengembang industry makanan dan plastic.

7. Kekentalan dan suspense

Page 79: emas.doc

Sifat kekentalan dan daya serap yang tinggi sangat diharapkan terutama untuk pengeboran minyak,eksplorasi,industri cat dan industri kertas.

Sebelum digunakan dalam berbagai aplikasi,bentonit harus di aktifkan dan diolah terlebih dahulu. Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk aktivasi bentonit,yaitu :

1. Secara pemanasan (heat activation and extrusion). Pada proses ini,bentonit dipanaskan pada temperature 300-3500C untuk memperluas permukaan butiran bentonit

2. Secara kontak asam3. Tujuan dari aktivasi kontak asam adalah untuk menukar kation

Ca+ yang ada dalam Ca-bentonite menjadi ion H+ dan melepaskan ion Al,Fe,dan Mg dan pengotor-pengotor lainnya dari kisi-kisi struktur,sehingga secara fisiknya,bentonite tersebut menjadi lebih aktif. Untuk keperluan tersebut,asam sulfat dan asam klorida adalah zat kimia yang umum digunakan. Selama proses bleaching tersebut,Al,Fe,dan Mg larut dalam larutan,kemudian terjadi penyerapan asam ke dalam struktur bentonite,sehingga rangkaian struktur (framework) mempunyai area yang lebih luas.

Setelah bentonit selesai diaktivasi dan diolah,maka bentonite tersebut siap untuk digunakan untuk beberapa aplikasi selanjutnya,yaitu :

1. Bentonit sebagai Bahan penyerap (adsorben) atau bahan pemucat pada industri minyak kelapa sawit

Proses penyerapan zat warna (pigmen) merupakan proses yang sering digunakan,seperti penyerapan zat warna pada minyak hewani,minyak nabati,minyak bumi,dan lain-lain. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu bahan penyerap yang tepat dan murah

Dalam keaadan awal,bentonite mempunyai kemampuan tinggi untuk menjernihkan warna. Kemampuan penyerapan warna ini dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan dan pemasaran.

2. Bentonit sebagai katalis

Pengunaan lempung sebagai katalis telah lama diperkenalkan,yaitu pada proses perengkahan minyak bumi dengan menggunakan mineral montmorilonit yang telah diasamkan. Namun,penggunaan lempung sebagai katalisa memiliki kelemahan,yaitu tidak tahan terhadap suhu tinggi. Oleh karena itu,diperkenalkan jenis material baru,yakni lempung terpilar yang memiliki stbilitas thermal relatif lebih tinggi dari material asal.

3. Bentonit sebagai bahan penukar ion

Page 80: emas.doc

Pemanfaatan bentonit sebagai bahan penukar ion didasarkan pada sifat pemukaan bentonit yang bermuatan negative,sehingga kation-kation dapat terikat secara elektrostatik pada permukaan bentonit. Sifat ini juga merupakan hal yang penting dalam pengubahan Ca-bentonit menjadi Na-bentonit. Bentonit di Indonesia memiliki daya penukar kation dengan ukuran kapasitas tukar kation(KTK) yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah,yaitu berkisar antara 50-100meq/100 g. hal ini disebabkan karena perbedaan komposisi kandungan kimianya.

4. Bentonit sebagai lumpur Bor

Penggunaan mineral lempung adalah pada industry lumpur bor, yaitu sebagai lumpur pemilar dalam pengeboran minyak bumi, gas bumi, serta uap panas bumi.

Bentonit yang telah di tambang, di persiakan untuk proses pengolahan dimana jika kondisinya masih basah, harus ditiriskan terlebih dahulu, sedangkan jika kondisinya telah kering maka dapat lansung dilakukan proses penghancuran. Setelah mencapai ukuran tertentu maka dilakukan proses pengeringan kembali.diman sumber panas tersebut bersal dari energy listrik. Langkah selanjutnya adalah setelah butiran bentonit telah sesuai dengan ukuran tertentu maka dimasukan kedaam reactor untuk proses aktivitasnya. Dalam hal ini fraksi harus sudah hilang untuk mempertinggi kualitas bentonit sebagi lumpur pengeboran. Kedalam reactor dimasukan sejumlah air dan H2SO4. Setelah proses ini selesai, maka dilakukan pengeringan kembali dengan sumber panas dari energy listrik.

Aktivasi bentonit untuk lumpur bor adalah merupakan suatu perlakuan untuk mengubah Ca-bentonit menjadi Na-bentonit dengan penambahan alkali. Bahan alkali yang digunakan umumnya natrium karbonat dan natrium hidroksida . dengan perubahan tersebutdiharapkan sifat hidrasi, dispersi, reologi, swelling, dan lain – lainnya akan berubah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor.

Persyaratan bentonit untuk lumpur bor menurut API (American Petroleum Institute) adalah sebagai berikut :

1. Kekentalan suspense bentonit untuk 10g dalam 350 ml air adalah 8,2. Dapat lewat melalui penyaringan melalui penyaringan melalui kertas

saring (filter) yakni untuk larutan 10g dalam 350 ml air, harus lebih kecildari 14 ml,

3. Sisa terampung oleh ayakan 200 mesh adalah <2,5%4. Kandungan uap air (Kelembaban) adalah <12%5. Bentonit sebagai Bahan Konstruksi Bangunan.

Kepulauan Indonesia sebagaimana pada umumnya berada di daerah tropis mempunyai bermacam – macam jenis tanah, dimana diantaranya mempunyai sifat yang kurang baik. Diantaranya sifat fisik seperti plastisitasnya tinggi, degradasinya kurang baik, akibat sifat teknik yang dimikili juga menjadi kurang baik sperti daya dukung yang rendah. Seperti di ketahui tanah

Page 81: emas.doc

merupakan bahan konstruksi dalam bangunan sipil. Namun yang tersedia tidak terlalu seperti yang diharapkan. Bentonit merupakan salah satu jenis lemung yang tidak banyak terdapat di wilayah Indonesia. Bentonit mempunyai sifat fisik dan sifat teknik yang buruk jika digunakan sebagai bahan konstruksi. Bentonit juga bersifat expansif, yang mempunyai kemampuan mengembang cukup besar bila kondisinya jenuh,"Compressbilty"-nya tinggi dan sulit memadatkannnya, sehungga bentonit jenuh initidak akan mampu memikul gaya – gaya yang berkerja padanya.

Pemakaian bentonit sebagai bahan konstruksi bangunan haruslah dikombinasikan dengan suatu bahan tertentu untuk memperbaiki sifat – sifat bentonit tersebut sebelum digunakan. Salah satu bahan yang digunakan adalah kapur, yang merupakan sisa atau limbah industry gas asitilen. Limbah pada proses pengolahan asitilen berbentuk butiran halus yang masih mengandung air. Secara fisik limbah ini menyerupai kapur, sedangkan kimia kimia limbah ini mengandung oksida – oksida logam dan persenyawaan kimia lainnya.

Berdsarkan sifat fisik dan komposisi kimianya, limbah ini dapat digunakan sebagai bahan aditif kimia dalam stabilitas tanah. Karena dengan kandungn 70,90 %kalsium hidrat , 0,31 % magnesium Oksida, 0,66 % silica, 2,56% alumina, 1,76 % besi oksida, pH 12,5%, dan kadar air,3,76 %. Maka limbah ini memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai bahan alternative kapur yang merupakan salah satu bahan aditif kimia yang digunakan untuk stabilitas tanah.

5. Bentonit sebagai bahan perekat pasir cetak

Untuk keperluan pasir cetak, teknik pengolahannya cukup sederhana yaitu : bentonit yang telah ditambang dipersiapkan dimana kondisinya masih basah, maka perlu dilalkukan penisrisan untuk mengurangi kadar airnya. Sedangkan jika kondisinya telah kering maka telah siap untuk dilakukan pengeringan selanjutnya, dimana sumber panas berasal dari energy listrik. Tahap berikutnya adalah penggerusan untuk memperkecil ukuran butiran, sampai 200 mesh. Hasil penggeruan ini dip roses lebih lanjut di dalam silkon.

6. Bentonit untuk pembuatan tambahan makan ternak (urea Mollases block)

Untuk dapat digunakan dalam pembuatan tambahan makanan ternak, bentonit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Kandungan bentonit yang digunakan dalam pembuatan tambahan makanan ternak <30%

2. Ukuran butiran bentonit adalah 200 mesh3. Memiliki daya serap > 60%4. Memiliki kandungan mineral montmorilonit sebesar 70%5. Bentonit untuk industri kosmetik

Untuk dapat digunakan dalam industri kosmetik,bentonit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Page 82: emas.doc

mengandung mineral magnesium silikat (Ca-bentonit) mempunyai pH netral kandungan air dalam bentonit adalah <5% tidak mengalami perubahan panas selama dan setelah pemanasan ukuran butiran bentonit adalah 325 mesh.

 

 

2.10.8    Sebaran

1. Daerah Istimewa Aceh : Daerah Tupin dan daerah Reusip2. Sumatera Utara : daerah Pangkalan Brandan3. Riau : daerah kabupaten Inderagiri Hulu4. Sumatera Selatan : Kebon Agung Kabupaten Tanjungenim5. Bengkulu : Tabah Pananjung kabupaten Bengkulu Utara6. Jawa Barat : Jasingga Kabupaten Bogor7. Jawa Tengah : Sumber Lawang Kabupaten Sragen8. Daerah Istimewa Yogyakarta : Gembyong Kabupaten Gunung Kidul9. Jawa Timur : Jahurpang10. Sulawesi Utara : Kecamatan Modayang, Kabupaten Boloangmangandow

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 83: emas.doc

 

 

 

 

 

 

1. FELDSPAR

 

Gambar 20 Feldspar

 

Pembangunan sektor industri pemakaian feldspar di Indonesia dewasa ini menunjukan peningkatan yang berarti, terutama dalam industri keramik, dengan pemakaian di atas 85%. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha pertambangan feldspar di masa mendatang, sesuai dengan laju pertumbuhan industri keramik sebagai konsumen terbesar feldspar.

 

2.11.1. Genesa

Feldspar berasal dari bahasa jerman yaitu "field" dan "spath". Field berarti bidang dan spath yang berarti suatu batu karang yang tidak berisi. Fieldspathic mengacu pada material yang berisi feldspar. Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas Kalium (potasium:K), Natrium(sodium:Na), dan kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok mineral ini terbentuk oleh proses pneumatolistis dan hydrothermal yang membentuk urat pegmatite. Pegmatit hanya tersusun oleh alkali feldspar dan kuarsa. Feldspar di temukan pada batuan beku, batuan erupsi, dan metamorfosa, baik yang bersifat asam maupun basa. Batuan granit mengandung 60% feldspar yang berasosiasi dengan kuarsa, mika khlorit, beryl, dan rutil, sedangkan pada batuan pegmatit

Page 84: emas.doc

berasosiasi dengan kuarsa, mika dan topaz. Feldspar merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Berdasarkan keterdapatannya endapan feldspar dapat dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu :

Feldspar Primer Feldspar Diagenetik Feldspar Aluvial

Setiap jenis endapan feldspar mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Feldspar primer terdapat dalam batuan granitis, feldspar diagenetik terdapat dalam batuan sedimen piroklastik, sedangkan feldspar alluvial terdapat dalam batuan yang telah mengalami metamorfosa. Dari seluruh jenis feldspar di atas yang dikenal memiliki nilai ekonomis adalah feldspar yang berasal dari batuan asam. Berdasarkan kandungan unsur-unsur tersebut, secara mineralogy feldspar dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok :

1. Alkali feldspar

Kelompok alkali feldspar adalah sanidin sebagai kalium-natrium feldspar dan ortoklas sebagai kalium-natrium feldspar.

2. Plagioklas

Kelompok feldspar plagioklas terklasifikasikan mulai dari albit (natrium feldspar) hingga anortit (kalsium feldspar).

 

3. Karakteristik

Seluruh jenis feldspar umumnya mempunyai sifat fisik yang hampir sama, yaitu nilai kekerasan sekitar 6 – 6, 5 skala mohs dan berat jenisnya sekitar 2, 4 – 2, 8 gram/ml, sistem kristal antara triklin atau monoklin, sedangkan warna bervariasi mulai dari putih keabu-abuan, merah jambu, coklat kuning dan hijau.

Feldspar secara kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium feldspar (KAlSi3O8), natrium feldspar (NaAlSi3O8), kalsium feldspar (CaAl2Si2O8) dan barium feldspar (Ba Al2Si2O8). Feldspar dapat membentuk tanah liat karena proses pelapukan kimiawi.

 

4. Penambangan

Page 85: emas.doc

Penambangan bahan galian feldspar dilakukan dengan cara tambang terbuka. Penambangan didahului dengan pengupasan lapisan tanah penutup yang berupa lempung. Apabila ditemukan lapisan feldspar akan dilakukan penambangan secara selektif.

Penambagan selanjutnya dilakukan dengan system teras, dengan ketinggian dan lebar teras 3 X 5 m. system penambangan ini dapat menghasilkan suatu front penambangan yang aman dan memudahkan pekerjaan selanjutnya. Lapisan tanah penutup atau endapan feldspar yang berkualitas rendah dibuang/dipindahkan ke suatu tempat yang tidak menggangu jalannya penambangan. Endapan feldspar yang baik dan halus digali dan disortir ditempat pengalian. Setelah disortir, kemudian diangkut ke tempat penimbunan (gudang). Pengangkutan dari tempat penambangan ke gudang penimbunan bias dilakukan dengan tenaga manusia dengan menggunakan peralatan pengki (untuk local) dan dari gudang, bahan galian diangkut ke komsumen dengan menggunakan truk.

 

5. Pengolahan

Pada umumnya, pengolahan feldspar adalah menghilangkan kadar material pengotor, seperti : besi, biotite, tourmaline, mica/muscovite dan kwarsa. Apabila kadar unsur Fe2O3 terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan perubahan warna pada proses pembuatan badan keramik. Cara pengolahan dapat dilakukan dengan sederhana, yaitu dengan penggilingan, pencucian dan pengayakan.

Cara pengolahan yang sudah umum dilakukan terhadap jenis batuan feldspar yang telah mengalami ubahan adalah proses penghilangan lanau dikombinasikan dengan proses flotasi buih.Flotasi buih adalah proses yang memanfaatkan media gelembung udara untuk mengapungkan secara selektif mineral yang bersifat hidrofobi. Selain gelembung udara, proses flotasi membutuhkan pereaksi kimia seperti pengatur pH, surfakan dan pembuih.

 

6. Kegunaan

Mutu feldspar di tentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi (di atas 6%), oksida Fe2O3, dan TiO2. Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Feldspar di gunakan di berbagai industri, banyak di perlukan sebagai bahan pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam pembuatan keramik halus seperti barang pecah belah, saniter, isolator dan juga di gunakan dalam industri gelas/kaca.

Page 86: emas.doc

Di Amerika feldspar juga termasuk dalam bahan campuran pembersih peralatan rumah tangga.

 

Kegunaan Feldspar untuk industri :

Industri Keramik

Jenis feldspar yang di gunakan dalam industri keramik adalah orthoklas/mikrolin dan albit/plagioklas asam (natriumfeldspar). feldspar dalam bentuk plagioklas basa dengan kadar kalium tinggi tidak di pakai.

Industri Gelas

Dalam industri gelas terdapat beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi, yaitu :

a. Syarat kimia atau komposisi oksida (%)

    - SiO2, antara 68,00 – 69,99%

    - Al2O3, di atas 17%

    - (K2O + Na2O), di atas 11%

    - Fe2O3, antara 0,1 – 0,2%

b. Syarat fisik

Ukuran butir:

+ 16 mesh – 0

+ 20 mesh – 1%, maksimum

- 100 mesh – 25%, maksimum

Industri Kaca Lembaran

- AlO3 lebih besar dari 18%

- Fe2O3 lebih kecil dari 0,8%

- K2O (alkalikomponen) lebih besar 10%

Page 87: emas.doc

Penggunaan sebagai bahan pengisi (fillter) di utamakan yang ukuran butirnya berkisar antara 200 mesh sampai 10 mikeron.

 

 

1. Sebaran1. Sebaran di Indonesia

Sebaran batuan ini hampir terdapat di seluruh negara Indonesia dengan bentuk endapan berbeda dari satu daerah dengan daerah lain tergantung jenis endapan. Menurut data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.

 

 

 

 

 

2. 

3. 

4. 

5. 

6. 

7. 

Page 88: emas.doc

8. 

9. 

10. 

11. 

12. 

13. 

14. 

15. 

16. 

17. 

18. 

19. 

20. 

21. 

22. 

23.     Gambar 20 Sebaran Feldspar di Indonesia

24. 

Page 89: emas.doc

1. Sebaran di NTT

Sebaran felspar Nusa Tenggara Timur antara lainTerdapat didaerah Wolosoko, Kecamatan Wolowaru, Maubasa, Kecamatan Ndori. Dengan jumlah deposit sumber daya hipotetik dari masing-masing kecamatan adalah Kecamatan Wolowarusebesar 2.000.000ton KecamatanLio Timur 500 ton. Terdapat didaerah Paga, Sikka dengan jumlah sumber daya hipotetik 2.100.000. Terdapat didaerah Desa Tawui, Sumba Timur dengan jumah sumber daya tereka 13.884.000.

25. 

26. 

27. 

28. 

29. 

30. 

31. 2.12. MANGAN

32. 

33. 

34. 

35. 

36. 

37. 

38. Dalam tabel periodik unsur kimia, Mangan memiliki lambang Mn dengan nomor atom 25. Unsur kimia adalah zat kimia yang tidak dapat

Page 90: emas.doc

dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan cara biasa dan tidak dapat dipisah menjadi zat yang lebih kecil. Unsur-unsur kimia dalam bentuk tabel ditampilkan dalam bentuk tabel periodik unsur-unsur kimia. Nomor atom adalah angka yang menunjukkan jumlah proton dalam inti atom. Yang berarti bahwa Mangan memiliki 25 jumlah proton dalam inti atomnya.

39. Mangan ditemukan sebagai unsur bebas dalam sifat dasarnya dan sering dicampur dengan besi, seperti mineral-mineral lainnya. Sebagai unsur bebas, Mangan adalah logam yang penting dalam penggunaan dengan campuran logam-logam industri, terutama di dalam baja-baja anti karat.

40. Mangan fosfat sering digunakan sebagai perawatan dalam pencegahan karat dan kerusakan di besi. Ion di Mangan mempunyai banyak warna, tergantung dalam keadaan oksida mereka, dan sering digunakan sebagai zat-zat warna dalam industri. Oksida-oksida dari sodium, kalium, dan barium adalah oksidasi-oksidasi untuk bahan bakar yang sangat kuat. Dioksida mangan digunakan sebagai materi penangkap elektron dalam standar dan komponen kimia bersifat alkali yang mempunyai kelembaban uap air rendah dan bisa dibuang, dan juga baterai-baterai, keramik, gelas, kimia, dan lain-lain.

41. Ion-ion dari mangan berfungsi sebagai faktor-faktor penunjang untuk beberapa enzim-enzim dalam makhluk-makhluk hidup bertingkat tinggi, dimana mereka berfungsi sebagai hal-hal penting dalam detoksifikasi radikal-radikal bebas. Elemen tersebut adalah jejak mineral yang diperlukan untuk semua makhluk-makhluk hidup bertingkat tinggi yang diketahui. Dalam kwantitas besar, dan rupanya dengan aktivitas-aktivitas dengan cara penghirupan, mangan dapat menyebabkan sindrom peracunan dalam binatang-binatang menyusui, dengan kerusakan sistem deteksi detak jantung yang kadang-kadang tidak dapat diubah.

42. 

43. 2.12.1. Genesa

44. Genesa mangan terbagi atas dua bagian yaitu Cebakan dan Nodul

1. Menurut Park ( 1956 ), cebakan mangan terbagi menjadi lima tipe , yaitu :

2. Cebakan Hidrotermal 3. Cebakan Sedimenter 4. Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut 5. Cebakan Metamorfosa 6. Cebakan Laterit dan akumulasi residual

Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan yang bersifat komersial berasal dari cebakan sedimenter yang terpisahkan dari aktivitas vulkanik dan cebakan akumulasi residual. Cebakan sedimen

Page 91: emas.doc

laut mempunyai ciri khusus yaitu berbentuk perlapisan dan lensa-lensa. Seluruh cebakan bijih karbonat berasosiasi dekat dengan batuan karbonat atau gravity, dan kadang-kadang mengandung lempung yang menunjukkan adanya suatu pengurangan llingkungan pengendapan dalam cekungan terdekat. Sebaliknya, cebakan bijih oksida lebih umum dan berasosiasi dengan sedimen klastik berukuran kasa, dengan sedilit atau sama sekali bebas dari unsure karbon organik.

7. Nodul

Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan masih terkandung pula unsure besi, nikel, kobalt, dan molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila dinamakan dengan nodul poli-metal. Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan warna cokelat tanah hingga hitam kebiruan. Tekstur permukaan dari halus hingga kasar. Setiap nodul mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut, fragmen batuan atau nodul lainnya. Nodul ini diliputi oleh lapisan mangan, besi, dan logam oksida lainnya yang berbentuk konsentris namun tidak terus-menerus.

Ada 4 mineral bijih yang mengandung Mangan, yaitu :

8. Pirolusit

Pirolusit merupakan salah satu anggota kelompok senyawa Mangan yang dapat pula terbentuk karena proses pelapukan bijih sejenis yang kemudian membentuk endapan residu. Warnanya abu – abu kehitaman, Kekerasannya 5 – 6. Pirolusit lebih cemerlang dibanding Hollandite.

9. Hollandite

Hollandite memiliki kilap logam ( Brilliant metallic ) terdapat bersama pirolusit dalam massa kristalin berbutir kasar. Hollandite relative lebih lunak dari Pirolusit.

10. Kriptomelan

Kriptomelan berbentuk urat- urat kecil atau massa berserabut, kristal seperti jarum. Warnanya abu – abu kebiruan.

11. Psilomelan

Psilomelan berwarna hitam, massanya massif keras. Psilomelan sulit dibedakan dengan Kriptomelan karena bentuk dan warnanya hampir sama. Namun, sifat Anisotropi Psilomelan lebih lemah dari Kriptomelan.

Page 92: emas.doc

 

2.12.2. Karakteristik

Mangan adalah salah satu mineral yang termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silica.

 

 

 

2.12.3. Penambangan dan Pengolahan

Cebakan bijih mangan berbentuk kantong-kantong kecil dan lensa-lensa yang tersebar dalam batuan induknya. Pada umumnya bervariasi, tidak hanya dalam tubuh bijih secara keseluruhan, namun dalam tubuh bijih secara individu.

Tambang Mn pada umumnya merupakan suatu bentuk kuari yang besar, dengan banyak lokasi penggalian di dalamnya yang tersebar secara tidak beraturan dan dilakukan secara manual. Di Indonesia cadangan Mn umumnya ditambang secara terbuka dengan peralatan manual hingga semi-mekanis. Namun, ada juga yang ditambang dengan sistem penambangan bawah tanah, yaitu di daerah Singkil, Malang. Mn yang ditambang, umumnya berkadar MNO2 74 – 90 %, sehingga pengolahan mangan hanya berbentuk pemilahan dan pencucian untuk menghilangkan unsur penngotor, seperti lempung dan pasir.

 

 

Page 93: emas.doc

 

Eksplorasi Pembersihan tanaman atau tumbuhan

 

Timbun balikPengupasan tanah penutup

 

Ekstrasi bijih

 

 

Pemecahan primer

 

Pengolahan     penimbunan

 

Pengangkutan ke pelabuhan

 

pengapalan

Gambar 23 Tahap-tahap Umum Pertambangan Mangan

 

2.12.4. Kegunaan

Mangan mempunyai banyak kegunaan diantaranya :

12. Untuk produksi besi dan baja

Page 94: emas.doc

Mangan diperlukan untuk produksi besi dan baja dari kebaikan pembetulan belerangnya (sulfur-fixing), proses penghilangan oksigennya (deoxidizing) dan campuran properti-propertinya. Pembuatan baja, termasuk komponen pembuatan besinya, terhitung sebagai permintaan terbesar, yang sekarang ada dalam jarak 85% s/d 90% dari total permintaan. Dari beragam-ragam penggunaannya, mangan adalah kunci komponen dari perumusan anggaran rendah baja tahan karat.

Kwantitas kecil dari mangan memajukan kemungkinan baja untuk bekerja pada suhu tinggi, karena membentuk pelelehan sulfida yang tinggi dan kemudian mencegah pembentukan sulfida besi yang cair pada batas uratnya. Jika kadar mangan mencapai 4%, proses perapuhan bajanya menjadi fitur yang menonjol. Proses perapuhan berkurang pada konsentrasi mangan lebih tinggi dan mecapai tingkat yang dapat diterima pada 8%. Kenyataan bahwa baja mengandung 8% - 15% mangan adalah dingin mengeraskan, bisa memiliki kekuatan tinggi yg dapat diregangkan dari / sampai dengan 863 MPa, baja dengan 12% mangan dahulu kala digunakan untuk helem-helem baja di Inggris. Komposisi baja ini pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Robert Hadfield, yang sekarang masih diketahui sebagai baja Hadfield.

 

13. Dalam campuran Aluminium

Pemakaian terbesar ke dua untuk mangan adalah sebagai agen untuk aluminium. Aluminium dengan kadar mangan sekitar 1.5% mempunyai tingkat perlawanan yang lebih tinggi melawan karatan dan kerusakan disebabkan oleh pembentukan urat yang menyerap kotoran yang dapat mengakibatkan karatan galvanis. Perlawanan anti-karat campuran aluminium 3004 dan 3104 dengan kadar mangan dari 0.8% -1.5% adalah campuran yang digunakan untuk sebagian besar sebagai kaleng-kaleng minuman. Untuk tahun-tahun s/d 2000, lebih dari 1,6 juta metrik ton telah digunakan untuk campuran-campuran tersebut, dengan 1% kadar mangan, kwantitas ini memerlukan 16,000 metrik mangan ton.

 

14. Penggunaan lainnya1. Kwantitas besar dari dioksida mangan diproduksikan

sebagai depolarisasi di baterai-baterai zat besi karbon, dan dalam baterai bersifat alkali. Pada tahun 2002, lebih dari 230,000 mangan dioksida ton digunakan untuk maksud ini. Mangan dioksida tersebut dikurangi sampai ke oksid-hidroxida mangan MnO(OH) selama decharging, untuk

Page 95: emas.doc

mencegah pembentukan hidrogen pada elektron positif di baterai.

2. Logam ini jarang digunakan sebagai koin, tetapi negara seperti Amerika Serikat pernah menggunakan logam mangan sebagai nekel selama masa perang pada tahun 1942-1945. Tetapi akibat dari kekurangan bahan mentah selama perang, nekel campuran tersebut (75% tembaga dan 25% nekel) yang digunakan untuk membuat nekel sebelumnya digantikan dengan logam perak yang tidak segenting, dan mangan (56% tembaga, 35% perak dan 9% mangan). Sejak tahun 2000 koin-koin dolar, contohnya Sacagawea dolar dan koin Presidential $1, dibuat dari kuningan yang terdiri dari 7% mangan dengan inti tembaga murni.

3. Gabungan mangan telah digunakan sebagai pigmen dan zat warna keramik-keramik dan gelas untuk waktu yang lama, dan warna coklat dari keramik kadang-kadang masih didasarkan dari gabungan-gabungan mangan. Dalam industri gelas, dua pengaruh dari gabungan-gabungan mangan masih digunakan. Mangan bereaksi dengan besi. Reaksi ini menimbulkan warna hijau terang dalam gelas dengan membentuk besi dengan sedikit warna dan sedikit magan berwarna dadu, mengganti peninggalan warna besi tersebut. Kwantitas lebih besar dari mangan dipergunakan untuk menghasilkan gelas berwarna dadu.

4. Pada produksi gelas, mangan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai penghilang unsur – unsur organik dalam adonan gelas, bahan penghilang warna dengan mengoksidasi ion besi sehingga gelas terhindar dari warna hijau , dan sebagai bahan pewarna.

5. Mangan sebenarnya digunakan untuk bahan pewarna, terutama untk pembuatan gelas – gelas industri dan kemasan, tetapi tidak digunakan untuk pembuatan kaca lembaran.

6. Dalam bidang kimia, mangan digunakan untuk pengolahan air serta sebagai imbuh pada pupuk dan bahan bakar.

 

 

 

 

Page 96: emas.doc

 

BAB III

 

PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa batuan yang terbentuk pada proses hidrotermal adalah batuan yang prosesnya dipicu oleh adanya intrusi jauh di bawah permukaan menjadi proses utama yang menyebabkan adanya pergerakan fluida ke dekat permukaan. Aliran fluida tersebut membawa logam-logam dan kemudian mengendap dan membentuk endapan-endapan yang dikelompokkan sebagai endapan hidrothermal. Proses ini berasosiasi dengan intrusi pada tahapan awal, mineralisasi Porfiri, pegmati, copper(Cu) didominasi oleh fluida magmatic kemudian berreaksi dengan juvenile water dan conate water ketika larutan tersebut bergerak melalui rekaan-rekaan batuan, pada tahapan lanjut dapat memperkaya konsentrasi logam menuju kadar yang lebih tinggi menjadi bijih. Beberapa tipe endapan hidrothermal yang lain juga memiliki kontribusi yang signifikan untuk supplai pada batuan yang terbentuk dari proses hidrotermal yang didasarkan pada jauh dekatnya magma, temperatur dan komposisi mineraloginya, antara lain :

15. Endapan Hypothermal (T 1000C-2000C)16. Endapan Mesothermal (T 2000C-3000C)17. Endapan Epithermal (T 3000C-5000C)

Adapun bentuk-bentuk endapan mineral yang dapat dijumpai sebagai endapan hidrotermal ialah :

18. Proses Cavity filling, yang dapat dikelompokan menjadi :1. Veins2. Shear Zone deposits3. Stockwork

19. Proses replacement terdiri dari :1. Endapan massive2. Replacement lode deposits3. Disseminated replacement deposits

Contoh mineral yang terbentuk dari proses hydrothermal yang dibahas dalam makalah ini antara lain emas, tembaga, perak, barit, toseki, kaolin, gypsum, dolomite, belerang, bentonit, feldspar dan mangan. Pada tiap mineral-mineral ini memiliki genesa, karakteristik, dan kegunaan yang berbeda, yang mana kegunaan dari tiap mineral ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan juga dalam ilmu pengetahuan.

Diposkan oleh AlbertAnakTambang di 21.58 1 komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Page 97: emas.doc

Reaksi: Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Entri (Atom)

Arsip Blog

▼   2010 (6) o ▼   Oktober (3)

Teknik Eksplorasi Mineral Pengukuran Geomaknet Dengan Fluxgate Magnetometer BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dewasa ini

perkem...o ►   September (1)

o ►   Agustus (2)

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

AlbertAnakTambang Selamat Datang di Blog Saya

Rabu, 27 Oktober 2010

Teknik Eksplorasi Mineral

Teknik Eksplorasi

1. PENDAHULUANSeluruh kegiatan eksplorasi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan potensi sumber daya mineral (resources) yang terdapat dibumi menjadi cadangan terukur yang siap untuk di tambang (miniable reserve).Tahapan eksplorasi ini mencakup kegiatan untuk mencari dimana keterdapatan suatu endapan mineral, menghitung berapa banyak dan bagaimana kondisinya, serta ikut memikirkan bagaimana sistem pendayagunaannya.

Kajian ekonomi pada kegiatan eksplorasi ini perlu dilakukan terutama pada :- Tahap menuju eksplorasi rinci (analisis ekonomi eksplorasi)- Tahap sebelum penambangan (analisis ekonomi endapan)- Mineral / studi kelayakan, (ekonomi makro)Beberapa ilmu penunjang yang mendukung kegiatan eksplorasi ini antara lain :- Geologi, mineral, genesa bahan galian- Teknik eksplorasi, geofisika, geokimia

Page 98: emas.doc

- Analisis cadangan, geostatistik- Hidrogeologi, geoteknik- Ekonomi endapan mineralSecara umum aliran kegiatan/eksplorasi endapan bahan galian dimulai dengan kegiatan prospeksi atau eksplorasi pendahuluan yang meliputi kegiatan persiapan di kantor (kompilasi foto udara, citra landast, GIS, peta-peta yang sudah ada, atau laporan yang tersedia) sampai kepada survei geologi awal yang terdiri dari peninjauan lapangan, pemetaan geologi regional, pengambilan contoh (scout sampling) serta memetakan mineralisasi endapan untuk mengetahui apakah kegiatan eksplorasi ini bisa dilanjutkan atau tidak.Kegiatan selanjutnya adalah melakukan eksplorasi detail (rinci) yang meliputi pemetaan geologi rinci serta pengambilan contoh dengan jarak yang relatif rapat sesuai dengan sifat endapan bahan galian termaksud. Contoh-contoh yang diperoleh kemudian dianalisis di laboratorium untuk ditentukan kadar, sifat fisik lain yang menunjang kegiatan penambangan.Perhitungan cadangan dilakukan dengan berbagai metode perhitungan yang sesuai untuk jenis endapan tertentu, antara lain dengan cara area of influence, triagular grouping,cara penampang, cara block system dan lain sebagainya. Secara konvensional sampai kepada cara geostatistik (kriging).

Page 99: emas.doc

Gambar . Aliran Kegiatan Eksplorasi Secara Umum

2. GENESA BAHAN GALIANBahan galian selalu dihubungan dengan material di alam yang dapat ditambang secara ekonomis. Bahan galian tersebut bisa berupa bijih (mengandung logam) ataupun mineral industri (mineral berharga), baik yang terdapat di bawah permukaan maupun yang tersingkap di permukaan.Selanjutnya akan diuraikan secara singkat bagaimana terbentuknya (genesa) bahan galian tersebut baik yang primer (terjadinya berhubungan langsung dengan aktivitas pembekuan magma) ataupun yang sekunder (terbentuk akibat proses-proses selanjutnya yang umumnya terjadi di permukaan).Endapan primer dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam jenis menurut urutan-urutan pembekuan magma, yang secara umum dapat disederhanakan sebagai berikut :- Endapan magmatik cair- Endapan pegmatitik- Endapan pneumatolitik- Endapan hidrothermalEndapan magmatik cair terbentuk pada awal pembekuan magma yang umumnya di endapkan mineral-mineral dengan titik beku/leleh yang tinggi (>600 0C). misalnya endapan bijih kromit, magnetit, nikel dan lain-lain. Pada tahap ini memungkinkan suatu endapan bahan galian terbentuk secara homogen dan relatif mempunyai penyebaran yang luas serta berdimensi besar. Hal ini bisa terjadi akibat pemisahan/segresi suatu mineral tertentu terhadap mineral lainnya yang mungkin belum stabil pada lingkungan ini.Pada endapan pegmatilitik yang mempunyai temperatur pembekuan sekitar 400-500 0C. Memungkinkan terbentuknya mineral-mineral dengan kristal yang besar akibat pembekuan magma yang relatif lambat.Ciri utama dari endapan pneumatolitik adalah adanya pengaruh gas dominan sehingga memungkinkan terbentuknya mineral-mineral bijih berharga.Endapan hidrotermal terbentuk relatif di dekat permukaan yang umumnya berbentuk urat (vein) atau veinlet yang banyak mengandung mineral berharga.Endapan hidrotermal ini dapat dibagi lagi dalam :- Katatermal (300-400 0C)- Mesotermal (200-300 0C)- Epitermal (100-200 0C)- Teletermal (<100 0C)Setiap batuan atau endapan bahan galian/endapan bijih mempunyai lingkungan pengendapan tertentu yang selanjutnya jika terjadi perubahan lingkungan, maka endapan tersebut akan membentuk mineral/endapan baru yang sesuai dengan lingkungan tersebut dan akan membentuk endapan sekunder.Proses-proses penting dalam pembentukan endapan sekunder tersebut antara lain adalah proses pelapukan (mekanis, kimia) yang akan memberikan endapan-endapan seperti :- Endapan aluvial (eluvial, koluvial, aluvial, placer)

Page 100: emas.doc

- Endapan sedimen- Endapan akibat proses evaporasi- Endapan lateritik- dllKlasifikasi suatu endapan bahan galian yang telah dibuat oleh para pakar terdahulu umumnya identik dengan apa yang telah dibahas di atas, perbedaannya terutama hanya pada penekanannya. Ada yang cenderung membagi atas dasar keterdapatannya dan ada yang dihubungkan dengan komoditi yang dibahasnya. Ada lagi klasifikasi yang didasarkan atas tectonic setting.Beberapa pakar tersebut antara lain :- Lindgren- Scgneiderhorn- Niggli- PetrascheckKlasifikasi Endapan Bahan Galian Menurut Petrascheck1. Endapan bijih magmatogena. Endapan magmatik cair (intra magmatik)b. Endapan pegmatitik (peri magmatik)c. Endapan pneumatolitik (peri magmatik)d. Endapan hidromtermal (apo magmatik)e. Endapan vulkano-sedimenter (kuroko)2. Endapan hasil pelapukana. Endapan hasil pelapukan mekanis (mis. Eluvial Pt)b. Endapan hasil pelapukan kimiawi (mis. laterit)c. Endapan hasil larutan pelapukan (mis. Ni-hidrosilikat)3. Endapan sediamentera. Endapan sediameter mekanis ( Aluvial Au, Sn)b. Endapan sediameter kimiawi dan sin diagenetik1. Endapan hasil larutan pelapukan yang terkonsentrasi di daerah kering ( Endapan Cu Red Bed)2. Endapan hasil pembentikan larutan garam yang termigrasi (Endapan Pb-Zn Mississippi)3. Endapan oolitik marine (Fe oolitik, Meningitis oolitik)4. Endapan sulfida sediameter (Kupfershiefer)5. Endapan akibat pengaruh pemisahan bakteri (Bog iron area, end. danau)4. Endapan metamorfosaa. Endapan metamorfosa kontakb. Endapan metamorfosa regional5. Endapan metamorfosaa. Endapan metamorfosa-hidratogenb. Endapan metamorfosa-magmatogenc. Endapan granitisial (End. Sulfida berbentuk skelet)6. Endapan kenegerasia. Endapan hidrotermal sekunder (End. Pb/Zn di batuan gamping,)b. Endapan regenerasi palingen (End. Sn-Ag-Sb )3. PEMETAAN (Mapping)Pemetaan : Suatu pekerjaan pemindahan atau pencatatan gejala/fakta geologi di lapangan ke suatu peta, dengan skala tertentu.Pekerjaan pemetaan ini biasanya dilakukan pada tiap awal dan kegiatan eksplorasi yang sangat bermanfaat untuk orientasi pada daerah penyelidikan (Dari foto udara),

Page 101: emas.doc

disamping juga untuk peta dasar, peta untuk desain eksplorasi dan lain-lain.

4. PROSES & CARA PENAMBANGAN (AMDAL)

A. ProsesMelakukan penambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan perlu direncanakan dan dilaksanakan proses (tahapan/langkah-langkah) sebagai berikut :

1. Studi Kelayakan tambang2. Perencanaan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)- Kerangka Acuan- Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)- Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)- Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)Bila tanpa AMDAL perlu dilakukan- Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)- Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)4. Audit LingkunganB. Cara Penambangan1. Tambang Terbuka 2. Tambang Tertutup

C. Laporan Teknis dan atau Laporan Ilmiah

Page 102: emas.doc

Gambar . Peranan Pemetaan di Dalam Kegiatan Pertambangan

5. PETUNJUK KE ARAH BIJIH (guide to are)Mencari suatu endapan bahan galian tertentu perlu diketahui terlebih dahulu lingkungan pengendapan/terbentuknya endapan tersebut, sehingga eksplorasi dapat berjalan lebih efisien. Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah mengenai asosiasi batuan (metallogentic province), dimana setiap jenis batuan akan memberikan lingkungan pengendapan unsur/endapan bahan galian tertentu.- Batuan asam, terdapat mineral-mineral sulfida yang umumnya mengandung logam-logam berharga seperti lembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), air raksa (Hg), atau mineral-mineral oksida : timah (Sn).- Batuan sedang,umumnya mengandung emas (Au) dan perak (Ag) dan mineral-mineral hidroksida seperti aluminium (Al).- Batuan basa atau ultra basa akan membeikan lingkungan pengendapan yang baik untuk intan, nikel (Ni), kobalt (Co), platina (Pt), kromit (Cr) serta bebeapa jenis batu permata seperti garnet dll.- Batuan sedimen bisa menghasilkan asosiasi dengan karbonat (CaCo3 ataupun MnCO3), sedangkan yang berbentuk endapan aluvial biasanya akan memberikan endapan bijih yang relatif tahan terhadap pelapukan seperti timah (kasiterit/SnO2), emas (Au dalam bentuk nugget), perak (Ag), pasir besi (Fe). Sedangkan untuk endapan laut bisa dijumpai antara lain nodula nikel.Mengetahui letak/akumulasi suatu endapan bahan galian, ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan (lihat gambar A,B,C,D) adalah :- Petunjuk fisigrafis- Petunjuk mineralogis - Petunjuk statigrafis dan litologis - Petunjuk strukturil- Geokimia/biokimia- Geobotani- Air tanah

Pada kegiatan eksplorasi, korelasi gejala-gejala geologi yang terdapat di daerah penyelidikan penyelidikan sangat penting untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk ke arah daerah mineralisasi. Korelasi ini (lihat gambar E, F, G, H, I, J ) di dasarkan atas :1. Tipe batuan yaitu korelasi outcrops, litologis, paleontologis, vegetasi, topografis2. Sturktur geologi yaitu perlipatan (folding) dan patahan.sesar (fault)3. Prinsip-Prinsip Geologi dan Dimensi yaitu Diskontinuitas dan kontinuitas, Dinamik Geoproses model (dimensi), Analisis dan Pemodelan (elemen numerik) lihat gambar K,L,M,N6. ¬EKSPLORASI PENDAHULUAN/PROPEKSIMenurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan

Page 103: emas.doc

eksplorasi ini dapat dibedakan atas eksplorasi tidak langsung yang terdiri dari eksplorasi geofisika dan eksplorasi geokimia serta eksplorasi langsung.Eksplorasi Tidak LangsungAda dua cara prospeksi tidak langsung, yaitu cara geofisika dan cara geokimia/geobotani. Cara geofisika dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang (air borne), mobil (car borne), ataupun dengan jalan kakiEksplorasi GeofisikaPenyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat-sifat dari endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini tetap diperlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan, Mengingat tidak semua endapan atau vein dan lainnya mempunyai singkapan di permukaan, maka cara penyelidikan geofisika (prospeksi tak langsung) menjadi sangat penting.Cara penyelidikan geofisika terdiri atas :a. Cara magnetikb. Cara listrikc. Cara gravitasid. Cara seismike. Cara redioaktif

Page 104: emas.doc

Gambar . Kegiatan Eksplorasi

a. Cara magnetik- Dalam cara ini yang penting adalah adanya sifat-sifat anomal medan magnet yang ditimbulkan oleh suatu badan bijih- Terutama dipakai untuk mencari endapan bijih yang bersifat magnet, sepertu endapan bijih besi, kompleks sulfida yang mengandung pirotit- Cara magnetik ini bisa dilakukan dengan air borne, jalan kaki- Diperlukan koreksi-koreksi terhadap ketinggian dan waktu- Hasil baru merupakan interpretasi, yang selanjutnya harus duteruskan dengan sampling dan perhitungan cadangan/kadarb. Cara listrik• Potensial diri (self potential)- Cara ini dipakai pada endapan yang sifatnya menghasilkan arus listrik karena proses elektrokimia (terjadi polarisasi muatan)- Pengukuran ditunjukan pada potensial spontan yang timbul karena proses oksidasi- Umumnya untuk vein-vein sulfida (kecuali ZnS), grafit- Dari hasil pengukuran dibuat profil-profil dan peta kontur, yang dapat menunjukkan adanya anomali- Setelah daerah anomali ditentukan, penyelidikan lanjutan yang harus dilakukan ialah sampling (pemboran), penentuan kadar, dan perkiraan cadangan- Cara ini hanya dapat dilakukan di permukaan (on ground surface)• Tahanan jenis (resistivity)- Terutama untuk endapan yang terkandung pada suatu masa dengan tahanan jenis yang kontras dengan sekitarnya- Dapat juga digunakan pada prospeksi endapan sulfida base metal : Pb, Cu, ZnEksplorasi GeokimiaEksplorasi geokimia ini dilakukan melalui pengukuran yang sistematik terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream sediments,vegetasi, air, atau gas. Tujuannya adalah untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya atau blackground geokimia. Anomali-anomali ini dihasilkan dari mobilitas dan dispersi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zone mineralisasi.Dispersi geokimia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :- Dispersi primer, yang berhubungan dengan fenomena konsentrasi mineral sepereti pada alterasi hidrotermal.- Dispersi sekunder, yang dihubungkan dengan fenomena pelapukan dan geomorfologi.Eksplorasi Cara LangsungCara-cara prospeksi yang dipakai di permukaan (langsung) adalah :

Page 105: emas.doc

• Penyelidikan singkapan (out-crop)Dilakukan dengan cara mencari singkapan-singkapan vein, badan bijih atau batuan-batuan pembawa bijih, yaitu pada :- Lembah-lembah sungai (hasil erosi air)- Bentuk-bentuk menonjol di permukaan• Penjejakan (Tracing) float- Float adalah fragmen-fragmen/potongan-potongan bijih yang berasal dari penghancuran outcrop (oleh erosi)- Oleh gaya gravitasi dan aliran air, float ini ditranspor ke tempat-tempat yang lebih rendah (ke hilir)- Dengan berjalan melawan arah aliran (ke hulu) dapat di trace tempat asal float tersebut- Jarak float terhadap source (asalnya) dapat di duga dari ukuran dan bentuk butiranya, serta sifat-sifat sungainya (banjir, dan lain-lain), juga keadaan penyebarannya- Float yang ditemukan diplot dipeta serta dicatat sifat-sifatnya (ukuran, bentuk permukaan, dan komposisinya)• Tracing dengan panning (mendulang)- Caranya sama dengan tracing float- Dilakukan untuk ukuran butiran yang (lebih) halus- Biasanya untuk mencari mineral beratKeduanya cara tracing ini biasanya diteruskan dengan cara trenching atau test pitting, yaitu mulai di tempat dimana float hilang ke arah atas tebing• Trenching (pembuatan parit)- Terbatas pada overburden yang tipis saja- Kedalaman efektif/ekonmis 2-2,5 m (dengan sekop)- Dibuat tegak lurus terhadap jurus ore body atau formasi- Dibuat mulai dari bagian yang rendah sehingga terjadi self draining (pengeringan langsung)• Test pitting (pembuatan sumur uji)- Untuk endapan yang terlalu dalam bila dibuat parit- Overburden harus bebas dari bongkah-bongkah besar dan air- Penyanggaan sesedikit mungkin agar tidak mudah longsor- Barisan sumur uji dibuat tegak luruh (strike)- Kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m, hal ini tergantung pada kestabilan dinding dan kemampuan pekerja/peralatanUntuk tubuh atau badan bijih (ore body) yang tidak tersingkap atau tidak terlihat tanda-tandanya di permukaan dipakai cara-cara :- Geofisika (tak langsung)- Pemboran (drilling)- Pembuatan shaff (shaff shinking)- Memperhatikan Korelasi Fenomena Geologi- Mendesain dimensi mineralisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip geologi (gambar K,L,M,N)Prospeksi di Daerah Endapan Aluvial (Placer)Endapan aluvial : ialah endapan yang terbentuk akibat proses konsentrasi mekanis dari hasil pelapukan batuan asalEndapan aluvial dapat terbentuk bila mineral bijih tersebut :- Mempunyai berat jenis tinggi- Kekerasan tinggi

Page 106: emas.doc

- Daya tahan terhadap pelapukan kimia tinggiContoh mineral atau native element yang terdapat pada endapan aluvial antara lain :Emas (Au)Perak (Ag)Kasiterit (SNO2)Intan (C)Platina (Pt)Ilmenit (FeTiO3)Magnetik (Fe3O4) Teknik PemboranTujuan dari pemboran ini bisa bermacam-macam, antara lain bisa digunakan untuk :- Pengambilan contoh (sampling) pada kegiatan eksplorasi - Produksi/kontruksi (Pada air tanah, minyak bumi)- Peledakan (pada kegiatan penambangan material keras)Faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam pemilihan cara pemboran ini adalah :- Tujuan- Topografi dan geografi- Litologi dan struktur geologi- Biaya yang tersedia (dan waktu)- Peralatan dan keterampilanJenis pemboran atau jenis bor (berdasarkan mekanisme pemecahan batuannya) :- Perkusif (tumbukan)- Rotasi- Perkusif-rotasiJenis-jenis mesin bor dan cara bekerjanya :- Cable, tool machine (bor mesin tumbuk percusive)- Jet drilling- Rotary drilling with mud- Air rotary method- Down the hole drilling method- Reserve circulation drilling

Page 107: emas.doc

Gambar . Tujuan dan Kegunaan Pemboran Tabel 1. Komponen Pemboran dan Fungsinya

A l a t F u n g s i Mesin bor Memutar rodaMengangkur rodTransportasiMesin pompa Mengatur sirkulasi fluida bor (pembilas)Derek / menara Menyangga bebanHoist - Mengangkat rod, casing, core barrel- Transpor alat Rod - Mengantar rod dan bit- Meneruskan tenga ke bit- Menyalurkan fluidaBit Memotong / menghancurkan batuanCore barrel Menampung core (single, double, triple core barrel)Core box Penyimpangan coreFluida bor - Mengangkut cutting ke permukaan- Mendinginkan bit- Membantu memecah batuan- Menyangga dinding agar tidak ambruk- Meredam getaranCasing - Menyangga dinding- Mencegah kebocoran fluida- Mencegah pengotoranReiming shell Memperbesar lubangChuck Memegang rodPompa hidraulik Mengatur WOB

Page 108: emas.doc

Drill collar Menambah WOBCore lifter Menahan core dalam core barrelStabilizer Merendam getaranTabel 2. Persoalan-Persoalan Dalam Pemboran

Lokasi - Jalan transportasi- Alat transportasi- Mesin yang sesuaiBiaya dan waktu - Efisien kerja- Logistik- Pemanfaatan tenaga dan waktuBatuan keras - Bit yang cocok- RPM- WOBRuntuhan dinding • Casing• Fluida bor : - Kecepatan <<- Viskositas- BJ >>- Bentuk mud cakeWater loss - Casing- Penambahan mud (lumpur bor)Bit leleh - RPM <<- WOB <<- Fluida >Kedalaman - Tenaga cukup- Rod cukup- Casing cukup- Debit dan tekanan pompa cukup- Fluida bor tersediaBenda jatuh/rod putus Fishing toolsTerjepit - Viskositas fluida bor diperbesar- Tekanan fluida >>- Tarik pakai hoist- Putaran rendah dan kuat- Dibantu dengan dongkrakEksplorasi Bawah PermukaanEksplorasi bawah permukaan dilakukan bila :- Keadaan permukaan memungkinkan (Tidak mudah ambruk)- Eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baikHal-hal yang perlu diperhatikan (syarat-syarat) :- Pekerjaan harus berlangsung tetap di dalam badan bijih (ore body)- Pekerjaan di mulai dari daerah-daerah dengan singkapan yang baik- Biaya tidak boleh terlalu tinggi, sebab resiko yang dihadapi cukup besarEksplorasi bawah permukaan dilakukan dengan cara membuat :

- Tero wongan (tunnel)- Shaft- Raise- Winze- Drift

Page 109: emas.doc

- Adit- Cross cut- Dan lain-lain

7. DESAIN EKSPLORASI DAN PERHITUNGAN CADANGANPenentuan pola eksplorasi pada pekerjaan eksplorasi suatu endapan mineral memegang peranan yang sangat penting. pola ini sangat tergantung sekali terhadap keadaan mineralisasi suatu endapan. Pola umum yang sangat sering digunakan adalah bujur sangkar, empat persegi panjang, segitiga, dan bentuk sembarang.Disamping pola perlu ditentukan kerapatan pengambilan contoh (grid density) yang sangat tergantung pada variabel endapan. Endapan dengan variabilitas kadar yang besar memerlukan contoh yang relatif banyak (jarak antar titik pengambilan contoh harus relatif lebih rapat dibandingkan dengan suatu endapan yang homogen).Besaran yang menyatakan variabilitas endapan secara kuantitatif dapat diekspresikan dalam koefisien varisi (coefficient of variation, CV)

contoh : - Endapan pasir besi mempunyai sebaran kadar sebagai berikut : 54 46 5* 45 39 48 62 50 51 44 % = 7,18 %CV = 0,14- Endapan emas aluvial mempunyai sebaran kadar sebagai berikut : 5 6 22 20 31 6 1 2 4 ppm

= 10,39 ppmCV = 1,04Untuk beberapa besarnya cadangan suatu endapan bahan galian, ada beberapa metode perhitungan cadangan yang pemilihnya tergantung dari jenis endapan bahan galiannya. Beberapa perhitungan cadangan yang sering digunakan adalah :- Cara isoline (dihitung berdasarkan garis kontur)- Cara penampang- Area of influenca :• Extended area• Include area- Triangular grouping- Blok system- Cara geotatistik (kringing)Diposkan oleh AlbertAnakTambang di 23.36 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Reaksi: 

Pengukuran Geomaknet Dengan Fluxgate Magnetometer

YA, MENGUKUR GEOMAGNET DENGAN FLUXGATE   MAGNETOMETER!

Posted February 22, 2009 by geofisika42 in Instrumentasi Geofisika, Magnet Bumi. 2 Comments

Page 110: emas.doc

Oleh Fajar Budi UtomoJurusan Geofisika Angkatan 42Akademi Meteorologi dan GeofisikaMedan magnet bumi (Geomagnetism) adalah besaran fisis yang sangat penting dan digunakan dalam berbagai bidang,misalnya geofisika, kedokteran, ekspedisi luar angkasa dan banyak lainnya. Pemetaan medan magnet merupakan hasil dari penggambaran medan magnet dalam ruang. Peta medan magnet digunakan dalam eksplorasi geologi karena variasi dalam besar dan arah medan magnet bumi memberikan gambaran dari permukaan bumi bagian dalam.  Terdapat beberapa metoda yang dapat dilakukan untuk mengukur kuat medan magnet bumi.  antara lain: metode resonansi magnetik, metode induksi, metode pelat Hall dan metode fluxgate.Prinsip Fluxgate magnetometer adalah menggunakan dua buah inti material magnetis, seperti mumetal, permaloy, ferrite dan sebagainya. Pada medan magnet yang lemah logam tersebut mempunyai permeabilitas besar. Untuk design umum kumparan primer (excitation coil) dililitkan pada dua buah inti feromagnetik yang dibuat simetris tetapi arahnya berlawanan ,Sedangkan kumparan sekunder (pick-up coil) dililitkan mengelilingi kedua inti.   Lilitan primer dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik frekuensi rendah (50-1000 Hz), lilitan sekunder dihubungkan dengan suatu amplifier.

Bentuk sederhana sensor magnetik fluxgate

Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber arus, maka pada kumparan sekunder akan timbul arus induksi yang arahnya berlawanan. Tanpa adanya medan magnet luar, magnetisasi kumparan akan simetris dan saling menghilangkan. Tetapi dengan adanya medan magnet luar maka salah satu kumparan akan mengalami flux magnet yang lebih besar dari yang lainnya, tetapi dalam setengah gelombang berikutnya kumparan yang mengalami flux magnet tambahan berganti dengan kumparan kedua.

Page 111: emas.doc

Variometer, menggunakan tiga komponen fluxgate

Dengan demikian pada saat yang sama kedua kumparan mempuya pulsa yang berbeda dan keluaran dari kumparan sekunder merupakan pulsa tegangan yang berasal dari selisih flux yang ditimbulkan kumparan primer. Tegangan pulsa sebanding dengan medan magnet luar yang mempengaruhinya

Konfigurasi lilitan yang baik akan meningkatkan ketelitian karena medan yang akan diukur tidak mengalami distorsi yang berasal dari inti. Sensor ini merupakan salah satu sensor yang paling cocok untuk mengukur medan magnet DC/AC frekuensi rendah dalam daerah medan magnet 1nT – 1mT. Diposkan oleh AlbertAnakTambang di 23.25 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Reaksi: 

Senin, 11 Oktober 2010

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dewasa ini perkembangan pembangunan diberbagai bidang sedang marak dilakukan di seluruh negeri di berbagai bidang, baik dalam bidang pengembangan teknologi, industri, dan dari segi pertambangan. Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan berbagai hal.

Dalam sektor pertambangan, pemenuhan kebutuhan akan mineral-mineral yang kemudian dijadikan sebagai materi pemenuhan kebutuhan juga sangat besar. Misalnya pemenuhan kebutuhan akan makanan, pakaian, bangunan, perhiasan dan sebagainya.

Page 112: emas.doc

Salah satu cara pemenuhan kebutuhan tersebut adalah peningkatan pengembangan di sektor pertambangan, dimana sektor pertambangan yang menyumbangkan berbagai macam mineral-mineral ke bagian pengindustrian, melalui tahap-tahap yang meliputi prospecting, explorasi dan kemudian exploitasi mineral-mineral.

Dalam hal ini, investasi dalam dunia pertambangan sangat besar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara untuk tujuan yang telah disebutkan diatas. Maka dari itu, pengetahuan yang spesifik harus dipahami secara baik tentang mineral-mineral yang akan ditambang, baik itu mengenai ciri fisik mineral, dan yang lebih penting lagi adalah tentang genesa dari suatu mineral.

Genesa mineral menyangkut proses terbentuknya suatu mineral yang meliputi wadah (rekahan batuan, cekungan dan sebagainya), batuan pembawa mineral, fluida, temperatur dan tekanan, serta proses tektonik yang mengenai suatu tubuh mineral.

Salah satu proses terbentuknya suatu mineral adalah dari proses hidrotemal, dimana fluida berupa air magmatik dan meteorik pembawa mineral mengalami proses intrusi dan mengisi pada rekahan-rekahan batuan, kemudian membeku membentuk urat-urat pada batuan.

Mineral-mineral dari proses hidrotermal perlu dipahami sehingga dalam proses explorasinya tepat menuju pada suatu tubuh mineral.

 

1. MAKSUD DAN TUJUAN

Buku mineral-mineral dari proses hidrotermal ini dimaksudkan dan ditujukan untuk hal-hal berikut:

1. Sebagai bahan infromasi dan pedoman bagi publik dalam mewujudkan pembangunan di Nusa Tenggara Timur pada sektor pertambangan.

2. Sebagai referensi bagi para pelaku pertambangan.

 

 

 

 

 

Page 113: emas.doc

 

 

 

 

 

BAB II

MINERAL-MINERAL DARI PROSES HIDROTERMAL

 

Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi.

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu:

1. Cavity Filing, mengisi lubang-lubang bukaan yang sudah ada di dalam batuan.

2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk deposit celah (cavity filling deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk deposit pergantian (replacement deposit). Secara umum deposit replasemen terjadi pada kondisi suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya yang merupakan deposit hipotermal, sedang deposit celah lebih banyak terjadi di daerah dengan suhu dan tekanan rendah, yang merupakan deposit epitermal yang terletak agak jauh dari batuan intrusifnya.

Page 114: emas.doc

 

 

Proses cavity filling dapat di kelompokan menjadi :

1. Veins merupakan pengisian mineral pada celah-celah batuan yang berupa urat-urat contohnya urat kuarsa terbentuk pada endapan larutan celah pada batuan yang terbuka, sehingga menbentuk mineral berupah urat-urat. Biasanya pada batuan yang bersifat britle. Endapan-endapan yang terisi pada urat-urat antara lain kuartz, gold, silver, Zink dan copper.

2. Shear Zone deposits merupakan zona tipis, sheetlike, sambungkan celah-celah atau Zona, berfungsi sebagai saluran istimewa untuk proses mineralisasi, dan terjadi dalam lapisan batuan dan celah batuan yang dibentuk oleh endapan-endapan yang berukuran halus.

3. Stockwork merupakan hubungan yang berjalinan antara mineral biji yang berukuran kecil pada urat yang melewati batuan dengan skala yang luas. Dari ukuran centimeter sampai beberapa meter yang urat-uratnya saling mengikat. Pada umumnya terjadi pada pengisian celah yang terbuka, celah tersebut karena intrusi.

 

Proses replacement terdiri dari :

4. Endapan massive. Yang mencirikan adalah ukuran endapan bervariasi danterbentuk secara irregular. Pada umumnya terdapat pada batugamping dengan lapisan yang menebal sampai menipis karena mengikuti ronga-ronga pada batugamping.

5. Replacement lode deposits merupakan pengisihan celah tipis yang telah mengalami replacement berupah lapisan sisipan atau sendiri. Biasanya mencapai beberapa centimeter sampai beberapa meter

6. Disseminated replacement deposits merupakan endapan replacement yang menebar berupa urat-urat.

 

Larutan ini makin jauh dari magma, akan makin kehilangan panasnya sehingga dikenal sebagai:

1. Endapan Hypothermal

Pada proses hypothermal ini terletak paling dekat dengan tubuh intrusi dan diendapkan dalam suhu yang paling tinggi antara 450o - 300oC. Larutan ini, yang menembus batuan induk atau batuan samping akan membawa mineral-mineral yang mengisi rekaan-rekaan dan membentuk cavity filling deposit serta mengalami proses

Page 115: emas.doc

pengatian pada batuan induk dan batuan samping sebagai replacement deposit yang akan menghasilkan mineral semudengan pengisisan oleh Flurite dan barite. Pengendapan ini melalui larutan colloid dan membentuk larutan metacoloid dengan ciri adanya subtitusi yang mempunyai jari-jari ion sama dengan unsur yang digantikan. Endapan ini berupa urat (vein) korok (dike) dicirikan oleh proses replacement yang kuat menghasilkan gossan dan skarn. Endapan ini biasanya ada pada mineral yang ada sulpida seperti pyrte, chalcopryite, galena dan sphalerite.

1. Endapan Mesothermal

Pada endapan ini tekanan temperaturnya medium, karena bertemperaturnya medium maka proses pengendapan hanya mengisi cela-cela (cavity filling) pada batuan yang dibentuk oleh tekanan dan juga kadang-kadang mengalami replacement karena temperature yang masih medium. Sehingga asosiasi mineral yang ada berupah berupah sulfide Ag, As, Au, Sb dan oksida (Sn) yang berasosiasi dengan batuan beku asam yang didekat permukaan bumi oleh karena itu, mineral Au, Cu dapat dijumapi pada mineral kuarsa dan kalsit pada batuan beku asam dan batuan sedimen.

2. Endapan Epithermal

Endapan epipithermal merupakan endapan yang terjadi ketika pada suhu sangat rendah didekat permukaan berupah perlapisan (fissure vein). Pada endapan ini, proses replacement tidak pernah dijumpai karena suhu yang sangat rendah. Asosiasi mineral dengan mineral logam berupah Au dan Ag dengan mineral gan dengan tipe endapan arsimony seperti mercury, silver native dan silver sulfida lead zink dan minerl quartz, kalsit dolomite, aragonite, florit barit dan zeolit.

 

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 1000C-2000C), Mesothermal (T 2000C-3000C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut alterasi yang ditimbulkan berbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), fluida-fluida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.

 

Syarat penting terjadinya deposit hidrotermal adalah:

1. Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral.2. Adanya rekahan/rongga pada batuan, di mana larutan dapat lewat.3. Adanya tempat, di mana larutan akan mendepositkan kandungan

mineralnya.4. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineral

Page 116: emas.doc

Konsentrasi mineral yang cukup di dalam deposit, sehingga menguntungkan kalau ditambang.

 

1. EMAS

 

Gambar 1 Emas

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser. Secara geokimia, emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit)

Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

 

1. Genesa

Emas pada umumnya terdapat pada suatu zona hidrotermal dimana pada umunya zona hidrotermal merupakan daerah vulkanis. Genesis emas sendiri dikatakan bahwa emas berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana kemudian air magmatik yang mengandung ion sulfida, ion klorida, dan ion tio kompleks mengangkut logam emas ke permukaan bumi. Arah aliran dari larutan kimia yang mengandung emas ini pada umumnya searah dengan saluran magma pada gunungapi membentuk urat-urat (vein) emas.

Page 117: emas.doc

Saat larutan emas terendapkan pada saluran magma yang telah membeku proses hidrotermal yang merupakan kegiatan pos vulkanis terjadi dari kontak air meteorik dengan batuan yang panas atau gerakan air magmatik ke atas dimana keduanya membawa dan melarutkan ion sulfida-klorida-tio kompleks yang menyebabkan emas semakin terendapkan di permukaan bumi.

Atau ion-ion sulfida-klorida-tio kompleks pembawa emas, mengisi rongga-rongga atau bukaan-bukaan pada batuan dan kemudian terendapkan sebagai vein emas.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka analisis keterdapatan emas dapat dilacak dari adanya jejak proses sirkulasi hidrotermal atau umum disebut epitermal. Pyrite (Fe2S) yang disebut Fool Gold juga sering dijumpai bersama dengan emas. Kandungan emas sebagai inklusi juga kadang dapat ditemui dalam perak dan batuan yang mengandung tembaga.

 

1. Karakteristik

Sistem Kristal         : Isometrik

Warna             : Kuning – Emas

Goresan         : Kuning

Kilap             : Metalik

Belahan dan pecahan : Tak ada; hakli (pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam)Kekerasan         : 2,5 – 3 skala Mohs

Berat Jenis         : 19,3

 

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol "Au" (bahasa Latin:"aurum") dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile".

 

1. Mekanisme Penambangan dan Pengolahan1. Penambangan

Page 118: emas.doc

Penambangan emas hidrotermal sangat tergantung pada pemodelan endapan, yang sangat berkaitan erat dengan wadah pengendapan (rekahan-rekahan). Bila wadah pengendapan luas pada permukaan, maka bisa jadi penambangan emas dengan metode tambang terbuka.

Namun, pada endapan emas hidroternal yang berbentuk urat-urat yang mengisi pada celah batuan, maka di ambil metode tambang bawah tanah, dengan maksud agar mengikuti urat-urat yang ada hingga ke bawah sehingga mendapatkan kadar emas yang lebih tinggi.

Bisa juga dikombinasikan antara tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Hal ini disebabkan oleh endapan emas yang dapat tersingkap di permukaan memiliki dimensi yang cukup luas, tetapi atas pertimbangan kadar emas yang ada dibawah (mengikuti urat-urat) lebih besar dibandingkan dengan yang ada dipermukaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 119: emas.doc

 

 

Gambar 2 Sketsa Tambang Terbuka dengan bench berbentuk spiral.

 

Gambar 3 Glory Hole Mining

1. Pengolahan

Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgamasi masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi prosesnya efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (>74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).

Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.

Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

 

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-

4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-

 

Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Page 120: emas.doc

 

2Zn + 2NaAu(CN)2 + 4NaCN +2H2O = 2Au + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2

2Zn + 2NaAg(CN)2 + 4NaCN +2H2O = 2Ag + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2

 

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut "Proses Merill Crowe".

1. Kegunaan dan Sebaran1. Kegunaan

Emas banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter di banyak negara. Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan, gigi buatan, dan sebagai lapisan. Untuk aplikasi di bidang sains, emas digunakan sebagai lapisan beberapa satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah yang baik. Emas tidak mudah bereaksi (inert).

 

Koin Emas

Emas juga diperdagangkan dalam bentuk koin emas, seperti Krugerrand yang diproduksi oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat. Satuan berat krugerrand yang umum ditemui adalah 1/10 oz (ounce), 1/4 oz, 1/2 oz dan 1 oz. Harga koin krugerrand didasarkan pada pergerakan harga emas di pasar komoditas dunia yang bergerak terus sepanjang masa perdagangan. Koin Krugerrand khusus (atau biasa disebut proof collector edition) juga diproduksi secara terbatas sesuai dengan tema tertentu. Karena diproduksi terbatas, sering kali harga koin krugerrand edisi proof ini melebihi harga kandungan emas koin tersebut tergantung pada kelangkaan dan kondisi koin khusus ini. Edisi yang cukup digemari dan dicari para investor adalah edisi yang memuat gambar Nelson Mandela.

Page 121: emas.doc

Terdapat beberapa negara yang memproduksi secara massal koin emas untuk ditawarkan sebagai alternatif investasi, antara lain:

1. Australia - Kangaroo2. China - Panda3. Malaysia - Kijang emas4. Canada - Maple Leaf5. Inggris - Britannia6. Amerika Serikat - Eagle dan Buffalo7. Afrika Selatan - Krugerrand8. New Zealand - Kiwi9. Singapore - Lion10. Austria – Philharmonic

 

Gambar 4 Contoh koin emas Krugerrand

 

Gambar 5 Emas batangan

 

1. Sebaran

Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua

 

1. TEMBAGA

 

Gambar 6 Tembaga

 

Tembaga adalah kelompok logam bukan besi yang telah di pergunakan sejak 3500 sebelum masehi oleh orang orang mesir. Mineral pembawa tembaga lebih kurang 165 macam, antara lain logam alam, melakonit dan cuprit serta chalcit. Mineral tembaga alam dapat dapat di gores dengan pisau dan memberikan goresan yang bersinar agak

Page 122: emas.doc

kusam hijau seperti perunggu. Jika terkandung dalam batuan, tampak batuannya berwarna hijau

Tembaga atau Cuprum adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Cu dan nomor atom 29 dan merupakan logam mulur yang mempunyai kekonduksian elektrik yang sangat baik. Tembaga memiliki ciri warna logam kemerahan disebabkan oleh struktur jalurnya, yang memantulkan cahaya merah dan jingga yang menyerap frekuensi-frekuensi lain dalam spektrum. Dalam keadaan cair, suatu permukaan logam itu kelihatan agak kehijauan.Apabila tembaga lebur berada dalam keadaan cahaya terang, kita dapat melihat kilau merah jambunya. Logam lebur tembaga tidak membasahkan permukaan dan mempunyai tegangan permukaan yang sangat kuat dan membentuk titisan hampir sfera apabila dituangkan atas suatu permukaan.

1. Genesa

Proses pembentukan tembaga berkaitan erat dengan proses pembentukan gunungapi dan proses pembentukan batuan intrusi. Kedua proses di atas menghasikan panas. Panas ini kemudian disebar melalui cairan yang masuk melaui rekahan yang ada dan terjadi arus konveksi panas. Arus konveksi panas yang terus menerus ini memungkinkan proses perubahan mineral-mineral dan akumulasi mineral-mineral tembaga.

Tembaga (Cuprum, Cu) itu jenis mineral (logam) yang berada di atau bercampur dengan tanah. Jadi, tahap pertamanya adalah menemukan kawasan yang mengandung Cu. Tanah yang mengandung Cu itu kemudian digali dan dipisahkan. Yang diambil dari pemisahan itu disebut bijih.

Bijih Cu biasanya membentuk senyawa oksida, sulfida dan karbonat. Bijih bisa juga membentuk pirit tembaga (CuFeS2), Cu galena (Cu2S), kuprit (Cu2O), malasit [Cu(OH)2.CuCO3], dan azurit [Cu(OH) 2.2CuCO3]. Yang paling banyak ditemukan di alam adalah bijih tembaga-besi sulfida(CuFeS2), merupakan campuran besi sulfida dan tembaga sulfida.

Di perusahaan tambang tembaga modern: di Indonesia kita mengenal Freeport (Timika, Papua), dan Newmont (Batuhijau, NTB), bijih tembaga sulfida diolah menjadi konsentrat tembaga (seperti pasir tapi warnanya sehitam batu bara) melalui proses smelting. Indonesia memiliki pabrik pengolah (smelter) di Gresik.

Teknis smelting: Bijih dipanaskan dibakar dengan udara yang cukup sehingga air terpisah dan oksida logam murni tertinggal. Logam oksida kemudian direduksi melalui pemanasan tanpa adanya udara. Proses ini disebut Basemerisasi terhadap Cu. Logam Cu yang yang didapatkan berupa lelehan. Lantas lelehan Cu itu disembur dengan oksida sulfur. Hasilnya akan menjadi logam beku tapi masih kotor sehingga harus dibersihkan dulu melalui proses elektrolisis.

Proses smelting ini juga disebut solution extraction (SX). yang kemudian dilanjutkan dengan elektrolisis atau electrowinning (EW) yang proses sederhananya seperti penyepuhan menggunakan anoda dan katoda. Dari

Page 123: emas.doc

sanalah diperoleh tembaga murni. Proses smelting bisa juga dilakukan dengan proses leaching (penggerusan). Bahkan ada upaya untuk memanfaatkan bioteknologi menggunakan mikroba Thtobactilus ferrooxtdaus dengan katalis perak untuk smelting tembaga, seng, uranium, dan emas dari sulfida yang kabarnya lebih hemat dan menekan polusi.

2. Karakteristik1. Cu logam yang berwarna coklat kemerahan.2. Permukaannya nampak pudar karena terbentuknya suatu lapisan

oksida. Kerapatannya adalah 8.94 gm/cc.3. Titik leleh 1083°C.4. Cu mudah dibentuk dan sebagai penghantar panas dan listrik.

3. Penambangan1. Teknik Penambangan

Tembaga dapat ditambang dengan metode tambang terbuka dan tambang bawah tanah.Kandungan tembaga dinyatakan dalam % (persen). Jadi jika satu tambang berkadar 2,3%, berarti dari 100 kg bijih akan dihasilkan 2,3 kg tembaga.

Selain sebagai penghasil no.1, tambang tembaga terbesar juga dipunyai Chili. Tambang itu bernama Chuquicamata, terletak sekitar 1.240 km sebelah utara ibukota Santiago.

Sedang tambang tembaga terbesar di Indonesia adalah yang diusahakan oleh PT Freeport Indonesia di area Grasberg, Papua. Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka.Namun karena kedalaman bukaan yang semakin besar, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi tambang bawah tanah. Jika semua terwujud, Grasberg akan menjadi salah satu tambang bawah tanah terbesar di dunia.

2. Pengolahan

Tembaga adalah logam yang relatif tidak reaktif dan kadang ditemukan di alam dalam keadaan bebas. Bijih Cu membentuk senyawa oksida, sulfida dan karbonat. Bijih ditemukan sebagai : pirit tembaga (CuFeS2), Cu galena (Cu2S), kuprit (Cu2O), malasit [Cu(OH)2.CuCO3], dan azurit [Cu(OH) 2.2CuCO3].

Bijih tembaga-besi sulfida(CuFeS2) adalah paling banyak di alam yang merupakan.

Campuran besi sulfida dan tembaga sulfida.

Mineral tembaga dipekatkan dengan pemecahan bijih menjadi partikel lebih kecil.

Teknik pengapungan buih digunakan dengan menambahkan minyak cemara kedalam tangki yang penuh dengan bubuk bijih dan air.

Page 124: emas.doc

Campuran diaduk dengan melewatkan udara bertekanan. Partikel sulfida muncul kepermukaan dengan buih.

Pasir,lempung dan partikel pengganggu lainnya terpisah dari dasar tangki.Selanjutnya bijih dipanaskan dibakar dengan udara yang cukup sehingga air terpisah dan oksida logam murni tertinggal. Logam oksida kemudian direduksi dengan pemanasan tetapi tanpa adanya udara.

Proses diatas disebut Basemerisasi dari Cu. Logam Cu yang yang didapatkan berupa lelehan. Oksida sulpur ditiupkan melalui lelehan Cu dan lepuhan pada permukaan dan ini tersisa sebagai pengotor dalam ekstarksi logam Cu. Sehingga logam Cu perlu dimurnikan lebih lanjut dengan elektrolisis.

Dalam tangki elektrolisa larutan kupri sulfat diasamkan (+H2SO4 encer) membentuk larutan electrolit. Cu batangan yang tidak murni digunakan sebagai anoda dengan menghubungkan ke terminal (+) dari batere. Satu lapisan tipis logam tembaga murni ditempatkan sebagai sel katoda. Terminal (-) dihubungkan ke katoda. Arus listrik dalam jumlah rendah dialirkan melalui sel. Atom-atom Cu dari anoda memasukielektrolit. Tembaga dari anoda berubah menjadi tembaga sulfida. Sejumlah atom Cu yang sama dari larutan terdeposit pada katoda. Hal Ini akan menjaga konsentrasi larutan elektrolit tetap. Pengotor dari batangan anoda tertinggal di larutan atau terkumpul di bawah anoda. Pengotor tidak larut dalam elektrolit dan dinamakan lumpur anoda. Tembaga murni dipisahkan dari katoda. Anoda menjadi tipis sebagai hasil proses elektrolisis

3. Manfaat

Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung dan klep di pabrik penyulingan.

4. Penyebaran Tembaga

Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua, dan sebagian lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan Penyebaran tembaga

Page 125: emas.doc

Sedangkan Di daerah NTT sendri adalah di bagian utara – barat laut dan selatan-tenggara daerah penyelidikan, yaitu di sekitar Kapan, Oetuka, Lokopin dan Katbao. Hasil analisis kimia nilai kisaran tertinggi antara 54 ppm – 76 ppm. Dari data statistic Cu rata-rata 41,89 ppm dan standar deviasi 10,86 ppm. Sebaran pada umumnya menempati Formasi Kompleks Bobonaro.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. PERAK

Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan logam emas, yang mempunyai warna putih.Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11), Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan hydrothermal yang mengisi rongga-rongga.

Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag2S) dan horn silver (AgCl). Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel merupakan sumber-sumber penting untuk menambang perak.

1. Genesa

Page 126: emas.doc

Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan perak bersama dengan mineral asosiasinya..

Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket-shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan perak dan juga air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif yang terdapat di New Zealand.

1. Karakteristik

Sistem Kristal         : Isometrik.

Warna             : Putih – Perak

Goresan         : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.

Belahan dan Pecahan     : Tak ada

Kekerasan         : 2,5 – 3 skala Mohs

Berat Jenis         : 10,5.

 

2. Mekanisme Penambangan dan Pengolahan1. Penambangan

Mekanisme penambangan perak selalu bersamaan dengan penambangan emas yang dikarenakan perak selalu berasosiasi dengan emas, sehingga penambangan pada umumnya sama, yaitu penambangan terbuka dan atau bawah tanah.

2. Pengolahan

Pengolahan perak pada umumnya sama dengan pengolahan emas. pengolahan emas

3. 

1. Kegunaan

Kegunaan perak sangat penting bagi kehidupan manusia di berbagai aspek. Dibawah ini ada kegunaan perak dalam beberapa hal, antara lain:

Page 127: emas.doc

2. Fotografi

Perak digunakan dalam senyawa Silver nitrate, atau lunar caustic untuk dunia fotografi, dan sekitar 30% komsumsi industri perak digunakan untuk fotografi, ini dikarenakan kepekaanya terhadap sinar ultraviolet, dimana perak terkandung dalam klise sekitar 0,7% - 1%.

3. Kedokteran

Dalam dunia kedokteran, perak digunakan adalah bahan plastik master (plastik roentgent). Dalam plastik roentgen sebanyak 10kg diperlukan perak sebanyak 250g.

Perak juga digunakan dalam campuran pengganti gigi.

4. Perhiasan

Perak tergolong logam mulia, sehingga banyak sekali perhiasan yang digunakan dengan bahan perak. Perak adalah mineral kedua setelah emas yang paling komersil digunakan sebagai perhiasan.

5. Peralatan Listrik

Perak juga digunakan untuk membuat alat-alat kelistrikan diantaranya adalah untuk membuat soldier, kotak listrik, baterai perak-timah dan perak-cadmium.

Kegunaan lain dari perak adalah untuk bahan cat yang digunakan untuk membuat sirkuit cetak, untuk produksi kaca sebagai lapisan pada gelas dan logam lainnya.

 

 

 

 

 

 

Page 128: emas.doc

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. BARIT

 

Gambar 8 Barite

Barit dengan rumus kimia BaSO4, bentuk Kristal tabular, tidak berwarna atau putih apabila murni, kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam akibat adanya kontaminasi. Kumpulan Kristal dapat membentuk kenampakan seperti kipas, roset (desert roses). Sifat Kristal yang lain kompak, granular, massif, ataupun bernentuk sebagai stalaktit. Mempunyai kekerasan 2,5 – 3,5, berat jenis 4,48, cukup berat walaupun bukan termasuk logam. Mudah pecah, membentuk belahan prismatic, transparan atau translusen dengan luster vitreus, cerat putih, sulit terbakar dan tidak larut dalam asam, apabila dipanasi member nyala kuning hijau.

 

1. Genesa

Barit sangat umum sebagai mineral gang pada proses hidrotermal tingkat menengah sampai rendah. Barit kadang-kadang berasosiasi dengan timbale,

Page 129: emas.doc

perak, sulfide antimonite. Endapan barit sangat mungkin berasosiasi dengan bijih emas epitermal dan merupakan salah satu mineral indeks. Saat ini bijih emas dijumpai pula barit mengisi celah batu gamping atau dolomite (saat ini dikenal sebagai endapan residual tipe Karst). Dalam jumlah sedikit terbentuk pada mata air panas (hot springs). Terdapat juga dalam bentuk massif pada iron-manganese bearing jasper, pada celah batuan basalt dalam bentuk Kristal.

2. Karakteristik

Sistem Kristal         : Ortorombik.

Warna         : Tak berwarna sampai putih; dapat pula kuning, coklat, kemerahan, abu-abu, kehijauan, atau biru.

Goresan         : Putih.

Belahan dan pecahan     : {001} dan {210} sempurna.

Kekerasan         : 3 – 3,5

Berat jenis         : 4,5

 

3. Penambangan dan Pengolahan

 

1. Teknik Penambangan

Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang tampak dipermukaan. Oleh sebab itu system penambangan yang diterapkan adalah penambangan terbuka dengan peralatan sederhana. Pada umumnya barit terakumulasi pada retakan-retakan ataupun pada patahan. Oleh sebab itu penambangan sistem gophering sangat mungkin dilakukan tetapi harus sangat hati-hati karena terjadinya runtuhan tanah akan sangat mungkin terjadi.

 

1. Pengolahan dan Pemanfaatan

Barit dari penambangan pada umunya kotor dan dilekati oleh batuan yang lain. Sehingga langkah awal barit ini dicuci dengan air dengan cara disemprot. Yang bersih dan kering dapat ditumbuk dan digerus kemudian disaring dengan ukuran tertentu. Karena barit mempunyai berat jenis yang

Page 130: emas.doc

besar (±4,4) maka proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit murni. Pada instalasi pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupaan hasil proses pemecahan, dicuci dengan log-washer, kemudian disaring, fraksi yang berukuran halus diproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi. Hasilnya dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung.

Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat , industri karet, kaca atau gelas, kertas dan plastic .tepung barit juga dimanfaatkan untuk lumpur pemboran minyak dan gas ( untuk mengangkut Cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor). Dalam hal pemakaian yang demikian barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali ( dengan system sirkulasi ). Karena berat jenis besar barit cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun reactor atom. Barit dicampur dengan fenol – formal dehid, silikat, asbes dan arang kemudian digerus halus akan diperoleh semen Fenolik yang mempunyai daya tahan yang besar terhadap berbagai bahan kimia.

 

1. Kegunaan dan Sebaran1. Kegunaan

Digunakan sebagai van untuk membuat lumpur bor ( drilling mud ) yang dipakai pada pemboran minyak bumi dan gas. selain itu tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industri karet, kaca atau gelas, kertas dan plastik.

2. Sebaran1. Jawa Barat: Cikondang, Kec. Cineam, Kab. Tasikmalaya

(berupa urat-urat pada celah-celah batuan tufa breksi).2. Jawa Tengah: Kp. Plampang Kukusan, Watutugu, Sermo, Kab.

Pulon Progo (berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit, ditandai dengan kenampakan warna cokelat tua), Durensari, Bagelen Kab. Purworejo (seperti yang terdapat di Plampang).

3. Kalimantan Barat: Desa Lanjut, Kec. Kendawangan, Kab. Pontianak (berupa urat atau pengisian pada rekahan-rekahan silicified limestone dengan komposisi BaSO4 = 96,5 – 98,5 %, SiO2 = 0,9 – 2,2%, Fe2O3 = 0,3 – 0,57%)

4. Nusa Tenggara Timur: Tg. Merah dan Pakuoyom (P. Lomblen) Kab. Flores Timur (berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada dasit) Kec. Riung Kab. Ngada (berupa urat-urat daam batuan tufa dasit).

5. Sulawesi Selatan: Sangkanropi, Kab. Tanah Toraja (berasosiasi dengan bijih sulfide pada zona rhyolit/dasit yang terkersikan).

 

1. TOSEKI

Page 131: emas.doc

 

Gambar 9 Toseki

1. Genesa

Toseki atau batuan kuarsa-serisit terbentuk pada zona ubahan filik, yakni pada suhu 2200C pada kondisi pH netral. Endapan toseki biasanya berasosiasi dengan batuan vulkanik yang berkomposisi asam dan terbentuk sebagai hasil ubahan hidrotermal batuan vulkanik jenis tufa riolitik atau dasit atau dasitik. Komposisi utama dari toseki adalah mineral kuarsa 59-70%, serisit 15-30%, kaolinit 7-12 %, feldspar1 3%.

Berdasarkan atas kandungan mineral utama toseki dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe serisit, tipe kaolinit,dan tipe feldspar, sedangkan berdasarkan atas kandungan Fe2O3 nya toseki dikelompokan menjadi 4 kelas yaitu kelas I Fe2O3

(0,4-0,5 %); kelas II (0,5-0,7%); kelas III dengan kandungan Fe2O3 = (0,7-0,9 %); kelas IV dengan kandungan TiO2 < 0,004 % dan MgO kurang dari 0,1 %.

 

1. Karakteristik1. Warna putih kotor2. Mineral gelas3. Kompak4. Berbutir sedang

 Komposisi Kimiawi : SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, TiO2

Toseki utamanya disusn oleh mineral kuarsa dan serisit sehingga disebut juga batuan kuarsa-serisit.

 

2. Penambangan1. Teknik Penambangan

Penambangan toseki dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Tambang terbuka atau open pit2. Tambang semprot atau hydraulicking3. Tambang bawah tanah atau underground mining

Dua cara yang pertama yang lebih banyak digunakan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang terbuka pada pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis (bulldozer, scrapper dll).endapan kaolinnya dapat digali dengan eksavator anatar

Page 132: emas.doc

lain: Backhoe ataupun Shovel, kemudian dimuat kedalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan tanah penutup lalu disemprot menggunakan pompa air bertekanan tinggi. hasil penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ketempat pengolahan dengan pipa-pipa.

 

1. Pengolahan dan Pemanfaatan

Pengolahan toseki dapat dilakukan untuk membuang mineral atau kontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi, oksida titanium, mika dan lain-lain. Selain itu untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat keputihan atau kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukan sangat bergantung pada jumlah, jenis mineral pengotor dan spesifikasi penggunaannya.

Kegunaan toseki umumnya dikaitkan dengan kadar Fe2O3.Toseki terutama untuk bahan baku keramik, refraktori dan isolator. Sebagai bahan keramik toseki mudah dikerjakan dan tidak memerlukan bahan campuran lain.

 

1. Sebaran1. Sumatera Barat: Barangan, Kab.Padang Pariaman.2. Bengkulu: Tambang Sawah; Muaraaman (warna putih keabu-abuan,

keras)3. Lampung: Sukamantri, Kec. Sumber Jaya, Kab. Lampung Utara.4. Jawa Barat: Bujal, Kec. Cipanas, Kab Lebak(Ubahan Hidrotermal dari

batuan riolitik); Cicarucup Kec, Cikotok Kab.Lebak (ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik); Talang Kab. Sukabumi.

5. Jawa Tengah: Batuwarno, Wonogiri (ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik); G. Rahtawu, Wonogiri (ubahan hidrotermal, baik untuk bahan baku wall tile dan floor tile).

6. Jawa Timur: Pojok, Kec. Karangan Kab. Trenggalek (hasil ubahan dari batuan tufa dasitik anggota formasi andesit tua, baik untuk bahan baku wall t tua, baik untuk bahan baku wall tile dan floor tile ); G. Sambi, Kec. Karangan Kab. Trenggalek (hasil ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik anggota formasi andesit tua, warna kecoklatan, banyak mengandung oksida besi, mutunya kurang baik); G. Nglenglengan, Wonosidi, Kec. Tulakan Kab. Pacitan (hasil ubahan hidrhasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit, warna putih agak kompak).

7. Kalimantan Barat: Lumar, Kab. Bengkoyang(hasil ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik, mutu kurang baik).

8. Nusa Tenggara Barat: Parado Kec. Monta, Kab. Sumbawa Besar (hasil ubahan dari batuan tufa dasitikran putih kekuningan, kompak ); Desa

Page 133: emas.doc

Sari, Kec. Sape, Kab Bima (hasil ubahan dari batuan tufa dasitik, meliputi G. Ranggate dan BT Gopah, berwarna putih).

9. Nusa Tenggara Timur: Wailli Kab. Sikka (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Wailolong Kab. Flores Timur (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Sambor, Kec. Lembor Kab. Manggarai (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Kopoone,Wolomage, Leke, Koanaro, Kec. Wolowaru, Kab. Ende (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit, warna putih-coklat dengan pengotor oksida besi); Ae Bora, Oka Moge, Woluwaru, Kab. Ende (ubahan batuan leukogranit oleh batuan andesit, berwaran putih, agak massif ); Bukit Batuputih, Desa Labusen Bajo, Kab. Manggarai (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit).

10. Sulawesi Utara: Duhumulyo, Kab. Gorontalo (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa); Buhu Kab. Gorontalo (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa); Malitaga Kab. Bolaang Mangandow.

11. Sulawesi Selatan: Sadang Malingbong, Kec. Sesean Kab. Tator (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa dasit).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 134: emas.doc

 

 

 

 

 

1. KAOLIN

 

Gambar 10 Endapan kaolin

 

Nama kaolin berasal dari kauling bahasa China yang berarti pegunungan tinggi. Ditempat ini penambangan kaolin telah dilakukan sejak beber apa abad yang lalu. Kaolin merupakan massa batuan yang tersusun dari mineral lempung dengan kandungan besi yang rendah. Kaolin mempunyai Komposisi Hydros Aluminium Silikat (Al2O3 2SiO2 2H2O) dengan disertai beberapa mineral penyerta. Mineraal yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit dan haloisit dengan kaolinit sebagai mineral utama.

1. Genesa

Proses pembentukan kaolin adalah karena pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku yang banyak mengandung felspar dimana mineral potasium auminium silika dan felspar diubah menjadi kaolin. Dapat pula terbentuk sebagai pelapukan batuan metamorf khususnya gneis, sedang kaolin sekunder merupakan hasil transportasi kaolin primer. proses pelapukan sebagai berikut:

2KalSi3O8 + 2H2O + CO2 Al2O3 2SiO2 2H2O + 4SiO2 + K2CO3

Felspar Kaolin

 

proses pelapukan tersebut terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan, pada umumnnya terjadi pada batuan beku. Endapan kaolin yang

Page 135: emas.doc

terjadi karena proses hidrotermalterdapat pada rekahan-rekahan, patahan atau daerah dengan permeabilitas tinggi. Di Indonesia endapan kaolin yang potensial merupakan endapan residual dari hasil pelapukan batuan beku asam/ granit. Kaolin umumnya berwarna putih, kekerasan 2-2,5 skala mohs, berat jenis 2,60-2,63, indeks bias 1,56, titik lebur 18500C, plastis, daya hantar panas dan listrik yang rendah, pH bervariasi. Kaolin yang diambil dari Pangkal Pinang, Bangka (2 tempat yaitu Batu Belubang dan Air Mesu) menunjukan kandungan SiO2 = 64,28-52,34 %, Al2O3 = 24,-31 %, Fe2O3= 1,35-1,70 %, TiO2=0,003-0,002%. .

1. Karakteristik

kekerasan 2 – 2,5 berat jenis 2,6 – 2,63 plastis mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah pH bervariasi

1. Penambangan1. Teknik Penambangan

Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Tambang terbuka atau open pit2. Tambang semprot atau hydraulicking3. Tambang dalam atau underground mining

Dua cara yang pertama yang lebih banyak digunakan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang terbuka pada pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis (bulldozer, scrapper dll).endapan kaolinnya dapat digali dengan eksavator anatar lain: Backhoe ataupun Shovel, kemudian dimuat kedalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan tanah penutup lalu disemprot menggunakan pompa air bertekanan tinggi. hasil penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ketempat pengolahan dengan pipa-pipa.

1. Pengolahan dan Pemanfaatan

Pada dasarnya pengolahan kaolin dilakukan untuk membuang mineral atau kontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi, oksida titanium, mika dll. Selain itu untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat keputihan atau kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentudan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukan sangat bergantung pada jumlah, jenis mineral pengotor dan spesifikasi penggunaannya.

 

Kaolin sebagai bahan baku industri mempunyai kegunaan yang berfariasi:

Page 136: emas.doc

1. Industri kertas 2. Industri keramik dan porselin3. industri karet 4. Bahan tahan api 5. bagian dari industri Cat, Kaolin digunakan 6. dalam industri plastik, kaolin digunakan untuk 7. Barang barang industri lain.

 

Gambar 11 Kaolin

 

 

1. Sebaran1. DI Aceh: Kab. Aceh Tenggara, daerah Blangkejereng (kaolin berwarna

putih, plastis, mengandung pasir kuarsa dan pirit) dan Kec. Kuta panjang, Kp. Akul (telah digunakan sebagai bahan keramik, analisis X-RD adalah kaolin, kuarsa, dan mika, terdapat dalam formasi Rampong yang berumur Oligosen Atas-Miosen Bawah); Kab. Aceh Barat daerah Krueng,Seunagan (terdapat pada formasi tutut yang berumur kwarter, warna putih abu-abu, plastis, mengandung pasir kuarsa dan sisipan tipis lignit).

2. Sumatera Utara: Kab. Tapanuli Utara, daerah perbukitan dan rawa Aek Rao didataran Sarulla (merupakan hasil proses hidrotermal, berasosiasi dengan batuan andesit).

3. Sumatera Selatan: daerah G. Muda, Belinyu,daerah Muntok, Jebus Sungai Liat, daerah Merawang, daerah Air Seru, Pangkal Pinang, P. Bangka (berasal dari granit lapuk berumur Trias, merupakan kaolin letakan atau aluvial, dapat digunakan untuk bahan baku industri keramik halus, industri cat dan kertas)

4. Kalimantan: Kab. Banjar, Daerah Liang anggang (merupakan endapan aluvial, analisa X-RD; kuarsa, holoysit-kaolinit, mika); Kab. Martapura, daerah Utamik(hasil peapukan tufa asam dan batuan beku)

5. Jawa: Banjarnegara, Wonogiri, desa Jetak Kec. Semin, G. Kidul, trenggalek.

6. Bali: Kab. Tabanan,Kec. Baturiti, desa Bangli (merupakan pelapukan tufa batu apung, warna putih abu-abu)

7. Nusa Tenggara Barat: Kab. Lombok Timur, Kec. Kruak, desa Batunampar (pelapukan Andesit); Kab. Bima, Kec. Sape, desa Sari (pelapukan andesit, dapat digunkan sebagai bahhan baku keramik kasar)

8. Sulawesi Tengah: Palawa Kab. Donggala (pelapukan tufa kaca, berumur kwarter)

9. Maluku: Ngai Modomera, Tabobo, Halmahera Tengah.

Page 137: emas.doc

 

1.GIPSUM

 

Gambar 12 Gipsum

 

Gipsum dengan rumus kimia CaSO4 2H2O atau dalam bentuk anhydrite CaSO4 H2O dapat terbentuk karena proses segregasi dan evaporasi juga dapat terbentuk karena proses hidrotermal.

Gypsum ini mempunyai kekerasan 2dan dipakai sebagai salah satu standar kekerasan mohs. Di lapangan gips didapatkan dalam bentuk lembaran pipih, kristalin, serabut didaerah batugamping, batugamping dan fumarole. Konsep utama terbentuknya gips adalah terdapatnya Ca+2 dan SO4

-2 , yang tersebut terakhir dapat berasal dari belerang

(S) atau pirit (FeS2). Adanya kondisi reduksi dari daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan (mis pada batu lempung ) akan menghasilkan gips yang berlembar pipih. Adanya fumarole dari daerah batuan yang bersifat karbonatan akan menghasilkan gips Kristal.

 

1. Genesa

Demikian adanya pirit (FeS2). Disamping itu gips terbentuk akibat hidrotermal yang berdekatan dengan batuan karbonat akan menghasilkan gips Kristal seperti yang didapatkan di daerah Ponorogo. Secara teoritis, gips mempunyai komposisi CaO 32,6%, SO3 46% dan H2O 20,9%. Di pasaran dikenal :

1. Gelas maria = selenit, lembaran gips dengan ukuran cukup besar dan tembus pandang.

2. Gips serat atau dikenal pula sebagai gips sutra3. Alabaster ;jenis gips yang berbutir halus 4. Batu gips berbutir halus sekali dan kompak

 

1. Karakteristik

Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak

Page 138: emas.doc

1. Pejal2. Kekerasan 1,5 – 2 (skala mohs)3. Berat jenis 2,31 – 2,354. Kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C yang meningkat menjadi 2,1 gr/l

pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.

Gipsum sering didapatkan bersama dengan halit dan anhidrit (gips : CaSO42H2O; anhydrite CaSO4)

1. Kegunaan dan Sebaran1. Kegunaan

Gypsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang.

Beberapa kegunaan gypsum yaitu

1. Drywall 2. Bahan perekat.3. Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal

abad 19, gypsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaster, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.

4. Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.5. Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan.

Contohnya ketika kayu menjadi langka pada Zaman Perunggu, gypsum digunakan sebagai bahan bangunan.

6. Sebagai pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal.

7. Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan8. Untuk bahan baku kapur tulis9. Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen10. Sebagai indikator pada tanah dan air11. Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang

disebut Shi Gao.

 

2. Sebaran

Seperti diuraikan diatas gips diddapatkan dalam berbagai bentuk Kristal. Tempat didapatkannya gips antara lain:

1. Daerah Istimewa Aceh : Pante Raya, kec Trenggading, kab Aceh Utara didapatkan berwarna bening berupa bongkah dengan ukuran sampai 30 cm.

2. Jawa Barat : Jati, Cibareng, Teluk Jambe kab Kerawang; Cidadap Tasikmalaya; Subang dan Sumedang;

Page 139: emas.doc

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.DOLOMITE

 

Gambar 13 Dolomit

 

Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882, merupakan variasi batu gamping yang mengandung > 50%  karbonat istilah dolomite pertama kali digunakan untuk batuan

Page 140: emas.doc

karbonat tertentu yang terdapat didaerah Tyeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956). Dolomit dapat terbentuk karena proses primer dan sekunder.

1. Genesa

Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen, melaluia proses hidrotermal dan terdapat dalam urat-urat, serta berasosiasi dengan fluorit, barit, kalsit, siderit, kuarsa dan mineral-mineral bijih metalik. Dapat juga terbentuk secara metamorfisme.

Dolomit dapat bersama-sama dengan batu gamping. Dolomit terjadi karena proses pelindihan (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gamping. Proses ini disebut dengan proses dolomitisasi yaitu proses penggatian Ca oleh unsur Mg. Berdasarkan atas jumlah mineral / unsur dolomit (MgCO3) maka dibedakan:

1. CaCO3 = 100% dikenal sebagai atu gamping.2. CaCO3 ± ≥ 10% MgCO3 dikenal sebagai batu gamping dolomitan.3. CaCO3 ± ≥ 45% MgCO3 dkenal sebagai dolomit.

1. Karakteristik1. Berwarna sering merah muda atau kemerah merahan dan dapat tidak

berwarna, putih, kuning, beruban/kelabu atau bahkan warna coklat atau hitam ketika besi hadir di kristal.

2. Berkilap seperti mutiara ke seperti kaca ke tumpul..3. Sifat terhadap cahaya adalah transparan ke tembus cahaya..4. Sistem hablur adalah trigonal; menghalangi 3 Crystal Habits meliputi

rhombohedral pelana yang shaped yang kembar belah ketupat dan yang sederhana beberapa dengan wajah yang sedikit dibengkokkan, juga seperti prisma/aneka warna, raksasa (masive), berisi butir kecil dan batu karang yang membentuk. Tidak pernah yang ditemukan di scalenohedrons.

5. Perpecahan sempurna di tiga arah yang membentuk rombohedron.6. Belahan conchoidal.7. Kekerasannya adalah 3.5-4 Specific Gravity adalah 2.86 ( rata-rata)8. Warna lapisan putih..9. Karakteristik yang lain: Tidak sama dengan kalsit, berbuih dengan

lemah dengan cuka yang hangat atau ketika lebih dulu bertepung/berbubuk dengan HCl yang dingin.

10. Mineral yang dihubungkan: meliputi kalsit, mineral bijih sulfida, fluorit [CaF], barit, kwarsa dan adakalanya dengan emas.

2. Penambangan1. Teknik Pertambangan

Penambangan batuan dolomite di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat,pasir dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan mekanis

Page 141: emas.doc

2. Pengolahan

Pengolahan dolomite dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.

3. Pemanfaatan

Dolomite banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan sebagai komoditi pada :

1. Industry refraktori2. Dalam tungku pemanas atau pencair3. Dalam pupuk digunakan unsure Mg untuk meningkatkan pH

tanah4. Dalam industri cat sebagai pengisi5. Industri kaca, plastik, kertas6. Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia7. Industri alkali8. Pembersi air9. Industri ban10. Ply wood11. Industri obat-obatan dan kosmetik12. Campuran makanan ternak industry keramik13. Bahan penggosok (abrassive)

3. Potensi dan Penyebaran

Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomite yang cukup besar tedapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar didaerah lain, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping.

 

1. Propinsi Jawa Barat

Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu dipasir Gedongan. Dolomite didaerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih, serta termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.

 

Page 142: emas.doc

1. Propinsi Jawa Tengah

Dijumpai didaerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah timur laut Pamotan. Cebakan daerah ini berupa batuan dolomite atau batu gamping dolomitan.

 

1. Propinsi Jawa Timur

Dijumpai dibeberapa daerah  yaitu:

1. Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada bagian atau formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan dolomite denagn kandungan MgO 18,50% sebesar 9 juta M3, sedangkan dengan kandungan MgO 14,5%  sebesar 3 juta m3.

2. Di daerah Sekapuk, endapan dolomite terdapat disebelah uatara kampong Sekapuk yang terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan batu gamping dan dolomite didaerah ini membentuk bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomite didaerah ini terdapat formasi gamping berumur pliosen dengan ketebalan 50 m dan mempunyai sifat lunak serta berwarna putih. Jumlah cadangan sekitar 50 juta m3.

 

Di daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen umumnya batu gamping yang mengandung dolomite 4,5 – 90,4% berumur pliosen. Di daerah G. Kaklak, Tuban cebakan dolomite terdapat dalam formasi batu gamping pliosen, dengan ketebalan sekitar 35 m dan besar cadangan diperkirakan sekitar 70 juta m3.

 

Di G. Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomite yang terdapat di daerah ini bersifat keras dan pejal, kompak serta kristalin. Di daerah Socah, Bangkalan Madura, yaitu sekitar 1km sebelah timur Socah., batuan dolomite termasuk formasi Kalibening (fasis batu gamping) yang berumur pliosen. Cebakan dolomite disini berwarna putih agak lunak dan sarang, dengan cadangan ditaksir sekitar 430 juta meter ton.

 

1. Propinsi Sumatera Barat

Page 143: emas.doc

Dijumpai didaerah G. Kajal, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan lepas yang berasal dari dap[ur bakar batu gamping dekat Kajal (antara Bukit Tinggi– Payakumbuh), diperkirakan berumur permokabron.

 

1. Propinsi Sulawesi Selatan

Dijumpai di daerah Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang berasal dari Tonasa telah dianalisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut adalah dolomite yang berumur Eosen dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.

 

1. Propinsi Papua

Terdapat di daerah Abe Pantai , sekitar G. Sehajiro, G. Mer, dan Tanah hitam dengan kandungan MgO = 10,7% - 21,8%, merupakn lensa-lensa dan kantong –kantong dalam batu gamping.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 144: emas.doc

1. BELERANG1. Genesa

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :

2. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.Gambar mineral belerang yang mengisi rekahan-rekahan terdapat di bawah ini.

3. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

 

Gambar 15 Contoh cebakan hidrotermal

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 1000C-2000C), Mesothermal (T 2000C-2500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.Dan belerang merupakan mineral yang terbentuk pada jenis endapan hidrotermal yaitu tipe Mesothermal.

Secara keseluruhan mineral ubahan hidrotermal terbentuk sebagai hasil replacement dari mineral utama pembentuk batuan dan matrik/masa dasar pada semua jenis batuan sebagai pengisi rekahan pada batuan (vein) dan sebagai pengisi rongga pada batuan (vug). Terbentuk oleh fluida bersifat asam hingga netral dengan temperatur pembentukan relatif rendah hingga tinggi.Pada umumnya endapan belerang yang terjadi di Indonesia mempunyai hubungan yang erat dengan aktifitas gunung api. Endapan tersebut dapat merupakan endapan sedimen, kerak belerang atau endapan hydrothermal metasomatik.Genesa endapan belerang, menurut Bischof, terjadi dari H2S yang merupakan hasil reduksi CaSO4 oleh karbon dan methan.

Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :Ca SO4 + 2 C -----> CaS + 2 CO2Ca SO4 + CH4 -----> CaS + CO2 + 2 H2OCa S + CO2 +H2O ------> Ca CO3 + H2 S2 H2 S + O2 ------> 2 H2O + 2 S

Terbentuknya H2S menjadi belerang bisa dengan 2 (dua) cara yaitu :a. Oksidasi oleh air tanah.b. Reaksi antara H2 S dengan Ca SO4

Page 145: emas.doc

Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :2 H2 S + O2 ------- 2 H2O + 2 S (O2 dari air tanah )3 H2 S + Ca SO4 ------- 4 S + Ca (OH) 2 + 2 H2O

Belerang yang terjadi akibat kegiatan gunung api membentu cebakan sebagai hasil sublimasi solfatara atau fumarola disamping akibat dari gas-gas dan larutan yang mengandung belerang di dalam 3 (tiga) type endapan yaitu :

1. Type sublimasi yaitu terdapat di dekat kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah sekitar 70 -99,9 %.

2. Type lumpur yaitu terdapat di dekat danau kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah 40 - 70 %.

3. Type kerak yaitu terdapat di sekitar kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah 5 - 40 %.

1. Karakteristik Belerang

KARAKTERISTIK MINERAL

HASIL  APLIKASI 

Simbol Kimia S Ini adalah Belerang murni. Hal ini pada Tabel Periodik Elemen.

WarnaKuning,kuning

kehitam-hitaman. 

Sulfur adalah beberapa bentuk kuning-cahaya atau gelap, tapi akan berubah menjadi kemerahan atau kuning kehijauan jika terdapat kotoran di dalamnya.

Kekerasan 1,5 - 2,5 (skala

Mohs) 

Hal ini rapuh dan dapat rusak dengan mudah. Kita bisa menggaruknya dengan kuku kita. 

Kilap  Vitreous, lilin Ketika cahaya bersinar di atasnya, tampak berkaca-kaca atau lilin.

Gores  Putih Jika digosok atau digores dengan kuku berwarna putih 

Berat Jenis  2,1  Mineral ini sangat ringan 

Pecahan  Conchoidal Mineral ini mudah hancur atau pecah menjadi beberapa bagian. 

BelahanSangat miskin

dalam dua arah Jika rusak, itu terbagi tidak merata dalam dua arah. 

Page 146: emas.doc

Bentuk Kristal  Ortorombik   

 

Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC. Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya berwarna biru dan mengeluarkan bau SO2 yang busuk dan menyengat.

1. Penambangan Dan Pengolahan Belerang1. Penambangan

Penambangan belerang dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu Penambangan Tradisional,Penambangan Terbuka dan Penambangan bawah tanah dengan cara Frasch.Proses penambangan belerang dijelaskan sebagai berikut:

1. Penambangan Tradisional

 

Penambangan belerang di Indonesia kebanyakan dilakukan dengan cara penambangan tradisional.Contohnya di kabupaten Bondowoso yaitu di kawah Ijen.Dimana masyarakat menggali belera

ng di bibir kawah kemudian mengangkutnya ke atas sejauh beberapa kilometer.Proses penambangan seperti ini dinilai merugikan masyarakat karna masyarakat harus memikul beban belerang yang sangat berat sedangan harga belerang setelah ditukarkan sangat rendah.

 

 

1. Penambangan Terbuka

Teknik penambangan endapan Belerang dapat dilakukan dengan cara Tambang Terbuka dimana penggalian endapan Belerang dilakukandengan bantuan peralatan mekanis antara lain : Shovel, dragline dan Excavator.

Page 147: emas.doc

Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan maka metode yang cocok diterapkan adalah Tambang Terbuka , sedangkan peralatan yang dipakai adalah peralatan non mekanis atau tradisonal yaitu : Cangkul, Linggis, dan Ganco serta keranjang yang pelaksanaan kerja penambangannya memakai sistem padat karya . Hal ini memungkinkan untuk memberikan kesempatan kepada penduduk sekitar turut berperan dalam bekerja sama dengan pengusaha tambang agar terjalin hubungan harmonis di daerah selain itu memberikan dampak positif yaitu menciptakan peluang kerja dengan tujuan menambah pendapatan penduduk di sekitar lokasi penambangan.

 

 

1. Cara Frasch

Proses Frasch merupakan suatu proses pengeboran yang ditujukan untuk mendapatkan kembali simpanan belerang yang terkandung di dalam tanah. Proses ini ditemukan oleh Herman Frasch (1851-1914), seorang insinyur teknik kimia muda dari Jerman. Pada tahun 1868, Frasch mencoba peruntungannya dengan datang ke Amerika dimana kondisi saat itu Civil War (Perang Sipil) baru saja berakhir dan perekonomian disana mulai bergerak ke arah kemakmuran. Segera setelah kedatangannya, Frasch mendirikan industri laboratorium yang berada di Philadelphia, dan pada 1876, ia berhasil mematenkan proses pembuatan parafin dari minyak mentah. Hal Ini membuat Frasch menarik perhatian dari Standard Oil Company, yang kemudian mempekerjakan Frasch untuk bekerja di Cleveland, Ohio laboratorium. Disana, Frasch mengamati bahwa banyak dari sumur minyak yang tidak dapat dijual karena berisi komponen belerang. Jika minyak "asam" ini dibakar maka akan menghasilkan kualitas yang jelek dan bau yang menyengat bahkan setelah itu dimurnikan. Frasch akhirnya menemukan cara untuk menanggulangi ketidakmurnian ini. Dalam metode yang dia patenkan di tahun 1887, minyak sebelumnya didistilasi dahulu dengan tembaga oksida atau oksida logam lainnya dengan tujuan mengekstraksi sulfurnya. Setelah itu jumlah oksida yang dibutuhkan bisa didapatkan kembali dan digunakan lagi. Proses ini meningkatkan pasokan minyak yang bermanfaat bagi Amerika Serikat dan membantu mengatur tahapan baru dalam industri untuk merintis perindustrian mobil.

 

Gambar 17 diagram skema proses frasch

Page 148: emas.doc

Terobosan Frasch yang berikutnya adalah ide mengenai pengeboran untuk belerang-mineral yang digunakan untuk membuat asam sulfat (sulfuric acid), yang mana saat ini adalah industri yang paling penting yang diproduksi indutri kimia.

Meskipun belerang adalah bahan padatan, Frasch percaya bahawa simpanan belerang dalam tanah mampu ia lelehkan dan kemudian dipompa ke atas permukaan, dengan demikian makin banyak minyak yang dapat diproduksi. Pada saat itu, di pulau Mediterania tepatnya Sisilia memiliki hampir sebuah monopoli dari sumber daya alam belerang, di mana disana deposit belerang berada di tempat yang dangkal dan mudah ditambang. Sebagai tambahan, pekerja Sisilia menerima upah rendah dan kondisi yang kasar daripada penambang di Amerika . Texas dan Louisiana merupakan lahan tambang yang besar jumlah belerangnya , tetapi terletak jauh dibawah tanah, dilindungi oleh rawa-rawa dan pasir. Frasch pada tahun 1894 untuk kali pertama berusaha untuk melakukan pengeboran belerang di rawa Louisiana. Dia menyesuaikan metode yang digunakan sebelumnya untuk pertambangan garam larut dalam air. Untuk mencairkan belerang, air panas dipompakan melebihi titik normal didihnya ke dalam tanah melalui borehole. Setelah mengatasi berbagai masalah teknis, Frasch mengelola proses untuk mendapatkan campuran yg berupa lelehan belerang dan air. Frasch kemudian melakukan proses improvisasi dengan menggunakan kompresi udara dan memompa belerang ke permukaan. Meskipun banyak bahan bakar yang dikonsumsi untuk memanaskan air untuk meleburkan belerang, deposit minyak yang besar yang ditemukan cukup baik. Ditahun 1902, proses Frasch untuk produksi sulfur menjadi praktek yang bisa diterapkan secara umum , sehingga memberikan Amerika pasokan belerang dan asam sulfat sendiri untuknya . Ini merupakan salah satu langkah mengurangi ketergantungan Amerika Serikat dari Eropa untuk industri kimia. Saat ini, proses Frasch digunakan untuk menghasilkan hampir sepertiga dari semua komersial belerang.

1. Pengolahan

Pengolahan bahan galian belerang menjadi bahan yang siap pakai tergantung dari jenis endapannya. Untuk belerang kristal, dapat langsung dimasukkan ke dalam dapur autoclave yang kemudian ditambahkan solar, air dan NaOH. Proses selanjutnya, dipanaskan dengan memasukkan uap air panas dengan tekanan 3 atmosfir selama 30 menit sampai 60 menit.

Pemisahan akan terjadi karena belerang mempunyai titik lebur yang rendah bila dibandingkan dengan mineral-mineral pengotor seperti mineral besi dan mineral silicat. Proses akhirnya adalah belerang cair yang selanjutnya dialirkan melalui filter untuk dicetak sesuai cetakan yang telah ditentukan. Untuk belerang lumpur, proses pengolahan dengan flotasi sebelum dimasukkan ke dalam autoclave. Tujuan flotasi

Page 149: emas.doc

adalah meninggikan kadar belerang dan menghilangkan senyawa-senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan.

Proses selanjutnya adalah dengan cara pelarutan dan penghabluran (pengkristalan) dengan menggunakan pelarut karbon disulfida, dymethyl di sulfida atau larutan hidrokarbon berat lainnya. Setelah belerang menjadi bentuk kristal, proses selanjutnya sama seperti pengolahan belerang jenis kristal. Cara yang lebih sederhana dan murah adalah dengan jalan memanaskan bongkahan-bongkahan belerang di dalam wajan besi atau aluminium yang berdiameter 80 cm sampai 100 cm yang ditempatkan di atas tungku dari batu andesit dan tanah liat.

Pemanasan dilakukan dengan kompor tekan minyak tanah sambil diaduk-aduk. Setelah belerang mencair maka disaring dengan kantong-kantong yang terbuat dari tetoron dimana hasil saringannya ini selanjutnya ditampung dalam tabung-tabung sebagai alat cetakan.

1. Kegunaan Belerang

Belerang mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, pembuatan karbon di sulfida, CS2 (bahan baku serat rayon) serta pada proses vulkanisasi karet (ikatan silang belerang akan memperkuat polimer karet),pembuatan kertas, pupuk, plastik, obat-obatan, bahan peledak,bahan kosmetik dan sesuai dengan belerang digunakan. Umumnya belerang yang dipergunakan dalam industri adalah belerang yang mempunyai kadar lebih dari 98 % dengan sedikit prosentase pengotor yang kurang dari 2 %.

1. Dalam Pembuatan Asam Sulfat

Di gunakan sebagai bahan baku senyawa-senyawa sulfat, antara lain sebagai berikut:

2. H2SO4 di gunakan sebagai pereaksi dalam pembuatan pupuk superfosfat, Ca(H2PO4)2.dengan reaksi Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 → Ca(H2PO4)2 + 2CaSO4

3. Al2(SO4)3 zat penjernih air yang dikenal dengan tawasTawas tersebut di tambahkan pada air yang keruh sehingga air yang keruh tadi menjadi jernihkembali.

4. H2SO4 digunakan sebagai elektrolit pada aki kendaraan bermotorH2SO4 dalam aki di gunakan sebagai cairan elektrolit untuk merendam pelat positif dan pelat negative pada aki,misal bahan aktif dri pelat positif terbuat daari oksida timah coklat(PbO2)sedang bahn aktif dari pelat negative ialah timah (Pb).pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat sehingga oksigen pada pelat positif akan bereaksi dengan hydrogen pada cairan elektrolit yang secara perlahn-

Page 150: emas.doc

lahan keduanya bergabung /berubah menjadi air (H2O),asam sulfat pada pada cairan elektrolit bergabung dengan timah di pelat positif maupun negative sehingga menempel di pelat-pelat tersebut dan membantu aki mengeluarkan arus. reaksi ini akan terus berlangsung sampai isi (tenaga baterei habis) atau mengalami discharge.

5. H2SO4 di gunakan untuk membersihkan logam-logam pada proses galvanisasi dan penyepuhan. Lapisan oksida pada permukan logam dihilangkan agar bahan penyalut dapat menempel kuat.

6. Industri Amonium Sulfat (NH4)2SO4

Senyawa amonium sulfat sebagai jenis pupuk yang di kenal dengan pupuk Z.A (zwavelvur amonium).Pupuk ini dibuat dengan mereaksikan asam sulfat dan Amonia

2NH3 + H2SO4 → (NH4)2SO4

7. Dalam pembuatan fotografi. Na2S2O3.5H2O di gunakan dalam fotografi untuk melarutkan perak bromida yang tidak reaktif dari emulsi dengan pembentukan komplek [Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-

8. Alkil benzena sulfonat dalam deterjen.Deterjen dengan bahan ini bersifat keras, cara pembuatannya yaitu dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum.

Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil Benzena maka persamaan reaksinya adalah

C6H5C12H25 + SO3 C6H4C12H25SO3H (Dodekil Benzena Sulfonat)Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga dihasilkan Natrium

Dodekil Benzena Sulfonat. Kemudian bahan yang sering di gunakan dalam deterjen yaitu lauril sulfat / lauril alkil sulfonat, deterjen dengan bahan ini sifatnya lunak cara pembuatannya yaitu mereaksikan Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan reaksi:

C12H25OH + H2SO4 C12H25OSO3H + H2OAsam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan larutan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Lauril Sulfat

 

9. Vulkanisasi Karet dan Ban

Page 151: emas.doc

Selain sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, belerang juga berperan dalam proses vulkanisasi karet. Charles Goodyear pertama kali di tahun 1839 melakukan vulkanisasi ini dengan mencampurkan sulfur pada karet alam melalui proses pemanasan.

 

1. Penyebaran Belerang1. Penyebaran Belerang di Indonesia

Sebaran belerang di Indonesia terkonsentrasi pada jalur vulkanik.Yaitu di sepanjang pulau Sumatra,terutama di Sumatra Utara dan Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku.

 

Gambar 18 Penyebaran belerang di Indonesia

 

 

1. Penyebaran Belerang di Propinsi Nusa Tenggara Timur

Penyebaran belerang di NTT terbanyak ada di pulau Flores.Mulai dari Kabupaten Manggarai, Ngada, Ende dan Sikka yang merupakan jalur vulkanik atau jalur terdapatnya gunung api.

 

 

 

 

 

Page 152: emas.doc

 

 

 

 

 

 

 

1. BENTONIT

 

Gambar 19 Bentonit

2.10.1     Genesa

Bentonit merupakan mineral lempung yang mampu menyerap air dan mengembang. Sifat-sifat tersebut menjadikan bentonit memiliki banyak kegunaan. Bentonit merupakan hasil endapan hasil aktivitas vulkanik jatuhan berukuran sangat halus yang kemudian mengalami proses pengerjaan oleh air dan terendapkan kembali di daerah lain, kemungkinan pada lingkungan laut dalam. Kenampakan yang terdapat pada daerah Gunung Kidul menunjukkan warna putih kotor, warna lapuk coklat cerah, struktur berlapis (laminasi), tekstur klastik, agak keras, agak kompak, ringan tersusun oleh butiran gelas vulkanik, pumis tuff serta material piroklastik yang lain dengan ukuran sangat halus.

Proses Terbentuknya Bentonit

Secara umum, Terbentuknya endapan bentonit ada empat macam, yaitu :

1. Endapan Hasil Pelapukan.

Faktor utama dalam pembentukan endapan bentonit sebagai hasil pelapukan adalah komposisi kimia dan daya lalu air pada batuan asalnya. Mineral-mineral utama dalam pembentukan bentonit antara lain adalah,

Page 153: emas.doc

plagioklas, kalium-feldspar, biotit, muskovit serta sedikit kandungan senyawa alumina dan ferromagnesia. Pembentukan bentonit dari proses pelapukan diakibatkan oleh adanya reaksi antara ion-ion hidrogen yang terdapat dalam air tanah dengan senyawa silikat.

2. Endapan Proses Hidrotermal.

Larutan hidrotermal merupakan larutan yang bersifat asam dengan kandungan khlorida, sulfur, karbondioksida, dan silika. Dalam proses ini komposisi larutan kemudian berubah karena adanya reaksi dengan batuan lain. Larutan alkali selanjutnya terbawa keluar dan bersifat basa serta akan tetap bertahan selama unsur alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal. Pada alterasi lemah, keterdapatan unsur alkali tanah akan membentuk bentonit.

3. Endapan Akibat Transformasi.

Endapan bentonit sebagai hasil transformasi / devitrifikasi debu gunung api terjadi dengan sempurna apabila debu diendapkan di dalam wadah berbentuk cekungan. Mineral-mineral gelas gunung api secara perlahan-lahan akan mengalami devitrifikasi yang selanjutnya akan menghasilkan bentonit.

4. Endapan Sedimen.

Bentonit juga dapat terbentuk sebagai cadangan sedimen keadaan basah. Mineral-mineral yang terbentuk secara sedimenter dan tidak berasosiasi dengan tufa, salah satunya adalah bentonit serta terbentuk dalam cekungan yang bersifat basa.

 

1. Jenis – Jenis Bentonit

Bentonit terbagi atas 2 jenis yaitu

1. Swelling Bentonite (Bentonit dapat Mengembang)atau sering juga disebut bentonit jenis Wyoming atau Na-Bentonit. Bentonit jenis ini dapat digunakan sebagai bahan lumpur bor, penyumbat kebocoran bendungan, bahan campuran cat sebagai bahan baku cat, sebagai bahan baku farmasi, bahan perekat pada pasir cetak dalam industri pengecoran dan lain sebagainya

2. Non Swelling Bentonite ( Benonit yang kurang dapat mengembang), atau sering juga disebut ca-bentonit. Bentonit jenis ini dapat digunakan sebagai bahan penyerap (pemucat) warna.

 

Page 154: emas.doc

2. Komposisi Bentonit

Komposisi bentonit terdiri dari :

1. Kalsium Oksida (CaO) 0,23%2. Magnesium Oksida (MgO) 0,98 %3. Alumunium Oksida (Al2O3) 13,45%4. Ferri oksida (Fe2O3) 2,18%5. Silica (SiO2) 74,9%6. Kalium Oksida (K2O) 1,72%7. Air (H2O) 4 %

 

3. Sifat – sifat umum Bentonit

Sifat – sifat umum dari bentonit adalah :

1. Memilki kilap lilin2. Memiliki warna yang cukup bervariasi, mulai dari warna dasar putih,

hijau muda kelabu, merah muda dalam keadaan segar, dan akan berubah warna menjadi krem apabila telah melapuk, dan lama kelamaan akan menjadi kuning dengan sedikit kemerahan, atau kecoklatan, serta hitam keabu – abuan, tergantung pada jenis dan jumlah fragmen mineralnya

3. Bersifat sangat lunak dan plastis, memilki porositas yang tinggi, ringan, mudah pecah, tersa seperti sabun, mudah menyerap air dan dapat melakukan pertukaran ion.

4. Mempunyai berat jenis berkisar antara 2,4 – 2,8 g/ml.

 

2.10.5    Teknik Penambangan

Bentonit merupakan bahan galian yang lunak, oleh sebab itu teknik penambangan dengan sistem kuari dan dapat mempergunakan peralatan sederhana.

 

2.10.6    Pengolahan

Bentonit dari hasil tambang yang masih berupa bongkahan diangkut ke pabrik untuk diolah melalui tahapan; penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan. Proses selanjutnya disesuaikan dengan penggunaannya. Pengolahan lanjut bertujuan untuk meningkatkan mutu bentonit antara lain dengan proses pengaktifan dan proses pengubahan ion.

Page 155: emas.doc

1. Proses pengaktifan

Seperti diketahui di alam dikenal Na-bentonit dan Ca-Mg bentonit. Proses pengaktifan dlakukan khusus untuk jenis bentonit yang tidak mengembang yaitu Ca-Mg bentonit yang mana jenis ini dibagi 2 macam yaitu yang aktif dan tidak aktif.

2. Proses pengubahan ion

Kation yang bervalensi tinggi atau berukuran kecil pada umumnya akan menggantikan kation yang bervalensi rendah atau yang berukuran besar.

 

1. Kegunaan Bentonit

Pemanfaat bentonit dalam bidang industri, sangat erat kaitannya dengan sifat yang dimilki oleh bentonit itu sendiri, yaitu :

1. Komposisi dan jenis mineral

Untuk mengetahui dan jenis mineral yang terkandung dalam bentonit, dilakukan pengujian dengan menggunakan difraksi sinar X. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara kualitatif komposisi mineral yang terkandung di dalamnya .

2. Sifat kimia

Pengujian terhadap beberapa sifat kimia yang terkandung di dalam bentonit perlu di lakukan untuk mengerahui kualitas yang dimilikinya.

3. Sifat teknologi

Pemanfaatan bentonit berkaitan dengan sifat teknologi yang dimilki bentonit tersebut, yaitu antara lain: sifat pemucatan, sifat bagian suspense, sifat mengikat dan melapisi untuk pembuatan makanan ternak untuk industry logam

4. Sifat Pertukaran ion

Pengujian terhadap sifat pertukaran ion bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jumlah air yang dapat di serap sebagi bentonit sehingga akan tercapai kesetimbangan reaksi kimia yang di perlukan untuk proses selanjutnya.

5. Daya serap

Sifat daya serap yang dimiliki bentonit terjadi karena adanya ruang pori – pori antara ikatan mineral lempung, serta ketidak seimbangan

Page 156: emas.doc

antara muatan listrik dalam ion – ionnya. Daya serap tersebut pada umumnya berada pada ujung permukaan Kristal, serta diameter ikatan mineral lempung. Hal ini disebabkan karena bentonit dapat digunakan sebagai bahan penyerap dalam berbagai keperluan, baik dalam keadaan basah (suspensi) maupun Kering (tepung)

6. Luas Permukaan

Luas permukaan bentonit dinyatakan dalam jumlah luas permukaan Kristal, atau butir Kristal bentonit yang berbentuk tepung. Setiap gram massa bentonit tersebut (m2 /g). semakin tinggi luas permukaannya maka makin banyak pula zat – zat yang melekat pada bentonit. Sifat ini di manfaatkan sebagai pembawa (carrier) dalam insektisida dan pestisida serta sebagai bahan pengisi (filler) dalam industry kertas (pulp), dan bahan pengembang industry makanan dan plastic.

7. Kekentalan dan suspense

Sifat kekentalan dan daya serap yang tinggi sangat diharapkan terutama untuk pengeboran minyak,eksplorasi,industri cat dan industri kertas.

Sebelum digunakan dalam berbagai aplikasi,bentonit harus di aktifkan dan diolah terlebih dahulu. Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk aktivasi bentonit,yaitu :

1. Secara pemanasan (heat activation and extrusion). Pada proses ini,bentonit dipanaskan pada temperature 300-3500C untuk memperluas permukaan butiran bentonit

2. Secara kontak asam3. Tujuan dari aktivasi kontak asam adalah untuk menukar kation

Ca+ yang ada dalam Ca-bentonite menjadi ion H+ dan melepaskan ion Al,Fe,dan Mg dan pengotor-pengotor lainnya dari kisi-kisi struktur,sehingga secara fisiknya,bentonite tersebut menjadi lebih aktif. Untuk keperluan tersebut,asam sulfat dan asam klorida adalah zat kimia yang umum digunakan. Selama proses bleaching tersebut,Al,Fe,dan Mg larut dalam larutan,kemudian terjadi penyerapan asam ke dalam struktur bentonite,sehingga rangkaian struktur (framework) mempunyai area yang lebih luas.

Setelah bentonit selesai diaktivasi dan diolah,maka bentonite tersebut siap untuk digunakan untuk beberapa aplikasi selanjutnya,yaitu :

1. Bentonit sebagai Bahan penyerap (adsorben) atau bahan pemucat pada industri minyak kelapa sawit

Proses penyerapan zat warna (pigmen) merupakan proses yang sering digunakan,seperti penyerapan zat warna pada minyak hewani,minyak

Page 157: emas.doc

nabati,minyak bumi,dan lain-lain. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu bahan penyerap yang tepat dan murah

Dalam keaadan awal,bentonite mempunyai kemampuan tinggi untuk menjernihkan warna. Kemampuan penyerapan warna ini dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan dan pemasaran.

2. Bentonit sebagai katalis

Pengunaan lempung sebagai katalis telah lama diperkenalkan,yaitu pada proses perengkahan minyak bumi dengan menggunakan mineral montmorilonit yang telah diasamkan. Namun,penggunaan lempung sebagai katalisa memiliki kelemahan,yaitu tidak tahan terhadap suhu tinggi. Oleh karena itu,diperkenalkan jenis material baru,yakni lempung terpilar yang memiliki stbilitas thermal relatif lebih tinggi dari material asal.

3. Bentonit sebagai bahan penukar ion

Pemanfaatan bentonit sebagai bahan penukar ion didasarkan pada sifat pemukaan bentonit yang bermuatan negative,sehingga kation-kation dapat terikat secara elektrostatik pada permukaan bentonit. Sifat ini juga merupakan hal yang penting dalam pengubahan Ca-bentonit menjadi Na-bentonit. Bentonit di Indonesia memiliki daya penukar kation dengan ukuran kapasitas tukar kation(KTK) yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah,yaitu berkisar antara 50-100meq/100 g. hal ini disebabkan karena perbedaan komposisi kandungan kimianya.

4. Bentonit sebagai lumpur Bor

Penggunaan mineral lempung adalah pada industry lumpur bor, yaitu sebagai lumpur pemilar dalam pengeboran minyak bumi, gas bumi, serta uap panas bumi.

Bentonit yang telah di tambang, di persiakan untuk proses pengolahan dimana jika kondisinya masih basah, harus ditiriskan terlebih dahulu, sedangkan jika kondisinya telah kering maka dapat lansung dilakukan proses penghancuran. Setelah mencapai ukuran tertentu maka dilakukan proses pengeringan kembali.diman sumber panas tersebut bersal dari energy listrik. Langkah selanjutnya adalah setelah butiran bentonit telah sesuai dengan ukuran tertentu maka dimasukan kedaam reactor untuk proses aktivitasnya. Dalam hal ini fraksi harus sudah hilang untuk mempertinggi kualitas bentonit sebagi lumpur pengeboran. Kedalam reactor dimasukan sejumlah air dan H2SO4. Setelah proses ini selesai, maka dilakukan pengeringan kembali dengan sumber panas dari energy listrik.

Aktivasi bentonit untuk lumpur bor adalah merupakan suatu perlakuan untuk mengubah Ca-bentonit menjadi Na-bentonit dengan penambahan alkali. Bahan alkali yang digunakan umumnya natrium karbonat dan natrium hidroksida . dengan perubahan tersebutdiharapkan sifat hidrasi, dispersi, reologi, swelling,

Page 158: emas.doc

dan lain – lainnya akan berubah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor.

Persyaratan bentonit untuk lumpur bor menurut API (American Petroleum Institute) adalah sebagai berikut :

1. Kekentalan suspense bentonit untuk 10g dalam 350 ml air adalah 8,2. Dapat lewat melalui penyaringan melalui penyaringan melalui kertas

saring (filter) yakni untuk larutan 10g dalam 350 ml air, harus lebih kecildari 14 ml,

3. Sisa terampung oleh ayakan 200 mesh adalah <2,5%4. Kandungan uap air (Kelembaban) adalah <12%5. Bentonit sebagai Bahan Konstruksi Bangunan.

Kepulauan Indonesia sebagaimana pada umumnya berada di daerah tropis mempunyai bermacam – macam jenis tanah, dimana diantaranya mempunyai sifat yang kurang baik. Diantaranya sifat fisik seperti plastisitasnya tinggi, degradasinya kurang baik, akibat sifat teknik yang dimikili juga menjadi kurang baik sperti daya dukung yang rendah. Seperti di ketahui tanah merupakan bahan konstruksi dalam bangunan sipil. Namun yang tersedia tidak terlalu seperti yang diharapkan. Bentonit merupakan salah satu jenis lemung yang tidak banyak terdapat di wilayah Indonesia. Bentonit mempunyai sifat fisik dan sifat teknik yang buruk jika digunakan sebagai bahan konstruksi. Bentonit juga bersifat expansif, yang mempunyai kemampuan mengembang cukup besar bila kondisinya jenuh,"Compressbilty"-nya tinggi dan sulit memadatkannnya, sehungga bentonit jenuh initidak akan mampu memikul gaya – gaya yang berkerja padanya.

Pemakaian bentonit sebagai bahan konstruksi bangunan haruslah dikombinasikan dengan suatu bahan tertentu untuk memperbaiki sifat – sifat bentonit tersebut sebelum digunakan. Salah satu bahan yang digunakan adalah kapur, yang merupakan sisa atau limbah industry gas asitilen. Limbah pada proses pengolahan asitilen berbentuk butiran halus yang masih mengandung air. Secara fisik limbah ini menyerupai kapur, sedangkan kimia kimia limbah ini mengandung oksida – oksida logam dan persenyawaan kimia lainnya.

Berdsarkan sifat fisik dan komposisi kimianya, limbah ini dapat digunakan sebagai bahan aditif kimia dalam stabilitas tanah. Karena dengan kandungn 70,90 %kalsium hidrat , 0,31 % magnesium Oksida, 0,66 % silica, 2,56% alumina, 1,76 % besi oksida, pH 12,5%, dan kadar air,3,76 %. Maka limbah ini memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai bahan alternative kapur yang merupakan salah satu bahan aditif kimia yang digunakan untuk stabilitas tanah.

5. Bentonit sebagai bahan perekat pasir cetak

Untuk keperluan pasir cetak, teknik pengolahannya cukup sederhana yaitu : bentonit yang telah ditambang dipersiapkan dimana kondisinya masih basah, maka perlu dilalkukan penisrisan untuk mengurangi kadar airnya. Sedangkan jika kondisinya telah kering maka telah siap untuk dilakukan pengeringan

Page 159: emas.doc

selanjutnya, dimana sumber panas berasal dari energy listrik. Tahap berikutnya adalah penggerusan untuk memperkecil ukuran butiran, sampai 200 mesh. Hasil penggeruan ini dip roses lebih lanjut di dalam silkon.

6. Bentonit untuk pembuatan tambahan makan ternak (urea Mollases block)

Untuk dapat digunakan dalam pembuatan tambahan makanan ternak, bentonit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Kandungan bentonit yang digunakan dalam pembuatan tambahan makanan ternak <30%

2. Ukuran butiran bentonit adalah 200 mesh3. Memiliki daya serap > 60%4. Memiliki kandungan mineral montmorilonit sebesar 70%5. Bentonit untuk industri kosmetik

Untuk dapat digunakan dalam industri kosmetik,bentonit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

mengandung mineral magnesium silikat (Ca-bentonit) mempunyai pH netral kandungan air dalam bentonit adalah <5% tidak mengalami perubahan panas selama dan setelah pemanasan ukuran butiran bentonit adalah 325 mesh.

 

 

2.10.8    Sebaran

1. Daerah Istimewa Aceh : Daerah Tupin dan daerah Reusip2. Sumatera Utara : daerah Pangkalan Brandan3. Riau : daerah kabupaten Inderagiri Hulu4. Sumatera Selatan : Kebon Agung Kabupaten Tanjungenim5. Bengkulu : Tabah Pananjung kabupaten Bengkulu Utara6. Jawa Barat : Jasingga Kabupaten Bogor7. Jawa Tengah : Sumber Lawang Kabupaten Sragen8. Daerah Istimewa Yogyakarta : Gembyong Kabupaten Gunung Kidul9. Jawa Timur : Jahurpang10. Sulawesi Utara : Kecamatan Modayang, Kabupaten Boloangmangandow

 

 

Page 160: emas.doc

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. FELDSPAR

 

Gambar 20 Feldspar

 

Pembangunan sektor industri pemakaian feldspar di Indonesia dewasa ini menunjukan peningkatan yang berarti, terutama dalam industri keramik, dengan pemakaian di atas 85%. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha pertambangan feldspar di masa mendatang, sesuai

Page 161: emas.doc

dengan laju pertumbuhan industri keramik sebagai konsumen terbesar feldspar.

 

2.11.1. Genesa

Feldspar berasal dari bahasa jerman yaitu "field" dan "spath". Field berarti bidang dan spath yang berarti suatu batu karang yang tidak berisi. Fieldspathic mengacu pada material yang berisi feldspar. Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas Kalium (potasium:K), Natrium(sodium:Na), dan kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok mineral ini terbentuk oleh proses pneumatolistis dan hydrothermal yang membentuk urat pegmatite. Pegmatit hanya tersusun oleh alkali feldspar dan kuarsa. Feldspar di temukan pada batuan beku, batuan erupsi, dan metamorfosa, baik yang bersifat asam maupun basa. Batuan granit mengandung 60% feldspar yang berasosiasi dengan kuarsa, mika khlorit, beryl, dan rutil, sedangkan pada batuan pegmatit berasosiasi dengan kuarsa, mika dan topaz. Feldspar merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Berdasarkan keterdapatannya endapan feldspar dapat dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu :

Feldspar Primer Feldspar Diagenetik Feldspar Aluvial

Setiap jenis endapan feldspar mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Feldspar primer terdapat dalam batuan granitis, feldspar diagenetik terdapat dalam batuan sedimen piroklastik, sedangkan feldspar alluvial terdapat dalam batuan yang telah mengalami metamorfosa. Dari seluruh jenis feldspar di atas yang dikenal memiliki nilai ekonomis adalah feldspar yang berasal dari batuan asam. Berdasarkan kandungan unsur-unsur tersebut, secara mineralogy feldspar dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok :

1. Alkali feldspar

Kelompok alkali feldspar adalah sanidin sebagai kalium-natrium feldspar dan ortoklas sebagai kalium-natrium feldspar.

2. Plagioklas

Kelompok feldspar plagioklas terklasifikasikan mulai dari albit (natrium feldspar) hingga anortit (kalsium feldspar).

 

Page 162: emas.doc

3. Karakteristik

Seluruh jenis feldspar umumnya mempunyai sifat fisik yang hampir sama, yaitu nilai kekerasan sekitar 6 – 6, 5 skala mohs dan berat jenisnya sekitar 2, 4 – 2, 8 gram/ml, sistem kristal antara triklin atau monoklin, sedangkan warna bervariasi mulai dari putih keabu-abuan, merah jambu, coklat kuning dan hijau.

Feldspar secara kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium feldspar (KAlSi3O8), natrium feldspar (NaAlSi3O8), kalsium feldspar (CaAl2Si2O8) dan barium feldspar (Ba Al2Si2O8). Feldspar dapat membentuk tanah liat karena proses pelapukan kimiawi.

 

4. Penambangan

Penambangan bahan galian feldspar dilakukan dengan cara tambang terbuka. Penambangan didahului dengan pengupasan lapisan tanah penutup yang berupa lempung. Apabila ditemukan lapisan feldspar akan dilakukan penambangan secara selektif.

Penambagan selanjutnya dilakukan dengan system teras, dengan ketinggian dan lebar teras 3 X 5 m. system penambangan ini dapat menghasilkan suatu front penambangan yang aman dan memudahkan pekerjaan selanjutnya. Lapisan tanah penutup atau endapan feldspar yang berkualitas rendah dibuang/dipindahkan ke suatu tempat yang tidak menggangu jalannya penambangan. Endapan feldspar yang baik dan halus digali dan disortir ditempat pengalian. Setelah disortir, kemudian diangkut ke tempat penimbunan (gudang). Pengangkutan dari tempat penambangan ke gudang penimbunan bias dilakukan dengan tenaga manusia dengan menggunakan peralatan pengki (untuk local) dan dari gudang, bahan galian diangkut ke komsumen dengan menggunakan truk.

 

5. Pengolahan

Pada umumnya, pengolahan feldspar adalah menghilangkan kadar material pengotor, seperti : besi, biotite, tourmaline, mica/muscovite dan kwarsa. Apabila kadar unsur Fe2O3 terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan perubahan warna pada proses pembuatan badan keramik. Cara pengolahan dapat dilakukan dengan sederhana, yaitu dengan penggilingan, pencucian dan pengayakan.

Cara pengolahan yang sudah umum dilakukan terhadap jenis batuan feldspar yang telah mengalami ubahan adalah proses penghilangan

Page 163: emas.doc

lanau dikombinasikan dengan proses flotasi buih.Flotasi buih adalah proses yang memanfaatkan media gelembung udara untuk mengapungkan secara selektif mineral yang bersifat hidrofobi. Selain gelembung udara, proses flotasi membutuhkan pereaksi kimia seperti pengatur pH, surfakan dan pembuih.

 

6. Kegunaan

Mutu feldspar di tentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi (di atas 6%), oksida Fe2O3, dan TiO2. Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Feldspar di gunakan di berbagai industri, banyak di perlukan sebagai bahan pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam pembuatan keramik halus seperti barang pecah belah, saniter, isolator dan juga di gunakan dalam industri gelas/kaca. Di Amerika feldspar juga termasuk dalam bahan campuran pembersih peralatan rumah tangga.

 

Kegunaan Feldspar untuk industri :

Industri Keramik

Jenis feldspar yang di gunakan dalam industri keramik adalah orthoklas/mikrolin dan albit/plagioklas asam (natriumfeldspar). feldspar dalam bentuk plagioklas basa dengan kadar kalium tinggi tidak di pakai.

Industri Gelas

Dalam industri gelas terdapat beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi, yaitu :

a. Syarat kimia atau komposisi oksida (%)

    - SiO2, antara 68,00 – 69,99%

    - Al2O3, di atas 17%

    - (K2O + Na2O), di atas 11%

    - Fe2O3, antara 0,1 – 0,2%

b. Syarat fisik

Page 164: emas.doc

Ukuran butir:

+ 16 mesh – 0

+ 20 mesh – 1%, maksimum

- 100 mesh – 25%, maksimum

Industri Kaca Lembaran

- AlO3 lebih besar dari 18%

- Fe2O3 lebih kecil dari 0,8%

- K2O (alkalikomponen) lebih besar 10%

Penggunaan sebagai bahan pengisi (fillter) di utamakan yang ukuran butirnya berkisar antara 200 mesh sampai 10 mikeron.

 

 

1. Sebaran1. Sebaran di Indonesia

Sebaran batuan ini hampir terdapat di seluruh negara Indonesia dengan bentuk endapan berbeda dari satu daerah dengan daerah lain tergantung jenis endapan. Menurut data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.

 

 

 

 

 

Page 165: emas.doc

2. 

3. 

4. 

5. 

6. 

7. 

8. 

9. 

10. 

11. 

12. 

13. 

14. 

15. 

16. 

17. 

18. 

Page 166: emas.doc

19. 

20. 

21. 

22. 

23.     Gambar 20 Sebaran Feldspar di Indonesia

24. 

1. Sebaran di NTT

Sebaran felspar Nusa Tenggara Timur antara lainTerdapat didaerah Wolosoko, Kecamatan Wolowaru, Maubasa, Kecamatan Ndori. Dengan jumlah deposit sumber daya hipotetik dari masing-masing kecamatan adalah Kecamatan Wolowarusebesar 2.000.000ton KecamatanLio Timur 500 ton. Terdapat didaerah Paga, Sikka dengan jumlah sumber daya hipotetik 2.100.000. Terdapat didaerah Desa Tawui, Sumba Timur dengan jumah sumber daya tereka 13.884.000.

25. 

26. 

27. 

28. 

29. 

30. 

31. 2.12. MANGAN

32. 

Page 167: emas.doc

33. 

34. 

35. 

36. 

37. 

38. Dalam tabel periodik unsur kimia, Mangan memiliki lambang Mn dengan nomor atom 25. Unsur kimia adalah zat kimia yang tidak dapat dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan cara biasa dan tidak dapat dipisah menjadi zat yang lebih kecil. Unsur-unsur kimia dalam bentuk tabel ditampilkan dalam bentuk tabel periodik unsur-unsur kimia. Nomor atom adalah angka yang menunjukkan jumlah proton dalam inti atom. Yang berarti bahwa Mangan memiliki 25 jumlah proton dalam inti atomnya.

39. Mangan ditemukan sebagai unsur bebas dalam sifat dasarnya dan sering dicampur dengan besi, seperti mineral-mineral lainnya. Sebagai unsur bebas, Mangan adalah logam yang penting dalam penggunaan dengan campuran logam-logam industri, terutama di dalam baja-baja anti karat.

40. Mangan fosfat sering digunakan sebagai perawatan dalam pencegahan karat dan kerusakan di besi. Ion di Mangan mempunyai banyak warna, tergantung dalam keadaan oksida mereka, dan sering digunakan sebagai zat-zat warna dalam industri. Oksida-oksida dari sodium, kalium, dan barium adalah oksidasi-oksidasi untuk bahan bakar yang sangat kuat. Dioksida mangan digunakan sebagai materi penangkap elektron dalam standar dan komponen kimia bersifat alkali yang mempunyai kelembaban uap air rendah dan bisa dibuang, dan juga baterai-baterai, keramik, gelas, kimia, dan lain-lain.

41. Ion-ion dari mangan berfungsi sebagai faktor-faktor penunjang untuk beberapa enzim-enzim dalam makhluk-makhluk hidup bertingkat tinggi, dimana mereka berfungsi sebagai hal-hal penting dalam detoksifikasi radikal-radikal bebas. Elemen tersebut adalah jejak mineral yang diperlukan untuk semua makhluk-makhluk hidup bertingkat tinggi yang diketahui. Dalam kwantitas besar, dan rupanya dengan aktivitas-aktivitas dengan cara penghirupan, mangan dapat menyebabkan sindrom peracunan dalam binatang-binatang menyusui, dengan kerusakan sistem deteksi detak jantung yang kadang-kadang tidak dapat diubah.

Page 168: emas.doc

42. 

43. 2.12.1. Genesa

44. Genesa mangan terbagi atas dua bagian yaitu Cebakan dan Nodul

1. Menurut Park ( 1956 ), cebakan mangan terbagi menjadi lima tipe , yaitu :

2. Cebakan Hidrotermal 3. Cebakan Sedimenter 4. Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut 5. Cebakan Metamorfosa 6. Cebakan Laterit dan akumulasi residual

Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan yang bersifat komersial berasal dari cebakan sedimenter yang terpisahkan dari aktivitas vulkanik dan cebakan akumulasi residual. Cebakan sedimen laut mempunyai ciri khusus yaitu berbentuk perlapisan dan lensa-lensa. Seluruh cebakan bijih karbonat berasosiasi dekat dengan batuan karbonat atau gravity, dan kadang-kadang mengandung lempung yang menunjukkan adanya suatu pengurangan llingkungan pengendapan dalam cekungan terdekat. Sebaliknya, cebakan bijih oksida lebih umum dan berasosiasi dengan sedimen klastik berukuran kasa, dengan sedilit atau sama sekali bebas dari unsure karbon organik.

7. Nodul

Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan masih terkandung pula unsure besi, nikel, kobalt, dan molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila dinamakan dengan nodul poli-metal. Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan warna cokelat tanah hingga hitam kebiruan. Tekstur permukaan dari halus hingga kasar. Setiap nodul mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut, fragmen batuan atau nodul lainnya. Nodul ini diliputi oleh lapisan mangan, besi, dan logam oksida lainnya yang berbentuk konsentris namun tidak terus-menerus.

Ada 4 mineral bijih yang mengandung Mangan, yaitu :

8. Pirolusit

Pirolusit merupakan salah satu anggota kelompok senyawa Mangan yang dapat pula terbentuk karena proses pelapukan bijih sejenis yang kemudian membentuk endapan residu. Warnanya abu – abu kehitaman, Kekerasannya 5 – 6. Pirolusit lebih cemerlang dibanding Hollandite.

9. Hollandite

Page 169: emas.doc

Hollandite memiliki kilap logam ( Brilliant metallic ) terdapat bersama pirolusit dalam massa kristalin berbutir kasar. Hollandite relative lebih lunak dari Pirolusit.

10. Kriptomelan

Kriptomelan berbentuk urat- urat kecil atau massa berserabut, kristal seperti jarum. Warnanya abu – abu kebiruan.

11. Psilomelan

Psilomelan berwarna hitam, massanya massif keras. Psilomelan sulit dibedakan dengan Kriptomelan karena bentuk dan warnanya hampir sama. Namun, sifat Anisotropi Psilomelan lebih lemah dari Kriptomelan.

 

2.12.2. Karakteristik

Mangan adalah salah satu mineral yang termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silica.

 

 

 

2.12.3. Penambangan dan Pengolahan

Cebakan bijih mangan berbentuk kantong-kantong kecil dan lensa-lensa yang tersebar dalam batuan induknya. Pada umumnya bervariasi, tidak hanya dalam tubuh bijih secara keseluruhan, namun dalam tubuh bijih secara individu.

Page 170: emas.doc

Tambang Mn pada umumnya merupakan suatu bentuk kuari yang besar, dengan banyak lokasi penggalian di dalamnya yang tersebar secara tidak beraturan dan dilakukan secara manual. Di Indonesia cadangan Mn umumnya ditambang secara terbuka dengan peralatan manual hingga semi-mekanis. Namun, ada juga yang ditambang dengan sistem penambangan bawah tanah, yaitu di daerah Singkil, Malang. Mn yang ditambang, umumnya berkadar MNO2 74 – 90 %, sehingga pengolahan mangan hanya berbentuk pemilahan dan pencucian untuk menghilangkan unsur penngotor, seperti lempung dan pasir.

 

 

 

Eksplorasi Pembersihan tanaman atau tumbuhan

 

Timbun balikPengupasan tanah penutup

 

Ekstrasi bijih

 

 

Pemecahan primer

 

Pengolahan     penimbunan

 

Pengangkutan ke pelabuhan

Page 171: emas.doc

 

pengapalan

Gambar 23 Tahap-tahap Umum Pertambangan Mangan

 

2.12.4. Kegunaan

Mangan mempunyai banyak kegunaan diantaranya :

12. Untuk produksi besi dan baja

Mangan diperlukan untuk produksi besi dan baja dari kebaikan pembetulan belerangnya (sulfur-fixing), proses penghilangan oksigennya (deoxidizing) dan campuran properti-propertinya. Pembuatan baja, termasuk komponen pembuatan besinya, terhitung sebagai permintaan terbesar, yang sekarang ada dalam jarak 85% s/d 90% dari total permintaan. Dari beragam-ragam penggunaannya, mangan adalah kunci komponen dari perumusan anggaran rendah baja tahan karat.

Kwantitas kecil dari mangan memajukan kemungkinan baja untuk bekerja pada suhu tinggi, karena membentuk pelelehan sulfida yang tinggi dan kemudian mencegah pembentukan sulfida besi yang cair pada batas uratnya. Jika kadar mangan mencapai 4%, proses perapuhan bajanya menjadi fitur yang menonjol. Proses perapuhan berkurang pada konsentrasi mangan lebih tinggi dan mecapai tingkat yang dapat diterima pada 8%. Kenyataan bahwa baja mengandung 8% - 15% mangan adalah dingin mengeraskan, bisa memiliki kekuatan tinggi yg dapat diregangkan dari / sampai dengan 863 MPa, baja dengan 12% mangan dahulu kala digunakan untuk helem-helem baja di Inggris. Komposisi baja ini pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Robert Hadfield, yang sekarang masih diketahui sebagai baja Hadfield.

 

13. Dalam campuran Aluminium

Pemakaian terbesar ke dua untuk mangan adalah sebagai agen untuk aluminium. Aluminium dengan kadar mangan sekitar 1.5% mempunyai tingkat perlawanan yang lebih tinggi melawan karatan dan kerusakan disebabkan oleh pembentukan urat yang menyerap kotoran yang dapat mengakibatkan karatan galvanis. Perlawanan anti-karat campuran aluminium 3004 dan 3104 dengan kadar

Page 172: emas.doc

mangan dari 0.8% -1.5% adalah campuran yang digunakan untuk sebagian besar sebagai kaleng-kaleng minuman. Untuk tahun-tahun s/d 2000, lebih dari 1,6 juta metrik ton telah digunakan untuk campuran-campuran tersebut, dengan 1% kadar mangan, kwantitas ini memerlukan 16,000 metrik mangan ton.

 

14. Penggunaan lainnya1. Kwantitas besar dari dioksida mangan diproduksikan

sebagai depolarisasi di baterai-baterai zat besi karbon, dan dalam baterai bersifat alkali. Pada tahun 2002, lebih dari 230,000 mangan dioksida ton digunakan untuk maksud ini. Mangan dioksida tersebut dikurangi sampai ke oksid-hidroxida mangan MnO(OH) selama decharging, untuk mencegah pembentukan hidrogen pada elektron positif di baterai.

2. Logam ini jarang digunakan sebagai koin, tetapi negara seperti Amerika Serikat pernah menggunakan logam mangan sebagai nekel selama masa perang pada tahun 1942-1945. Tetapi akibat dari kekurangan bahan mentah selama perang, nekel campuran tersebut (75% tembaga dan 25% nekel) yang digunakan untuk membuat nekel sebelumnya digantikan dengan logam perak yang tidak segenting, dan mangan (56% tembaga, 35% perak dan 9% mangan). Sejak tahun 2000 koin-koin dolar, contohnya Sacagawea dolar dan koin Presidential $1, dibuat dari kuningan yang terdiri dari 7% mangan dengan inti tembaga murni.

3. Gabungan mangan telah digunakan sebagai pigmen dan zat warna keramik-keramik dan gelas untuk waktu yang lama, dan warna coklat dari keramik kadang-kadang masih didasarkan dari gabungan-gabungan mangan. Dalam industri gelas, dua pengaruh dari gabungan-gabungan mangan masih digunakan. Mangan bereaksi dengan besi. Reaksi ini menimbulkan warna hijau terang dalam gelas dengan membentuk besi dengan sedikit warna dan sedikit magan berwarna dadu, mengganti peninggalan warna besi tersebut. Kwantitas lebih besar dari mangan dipergunakan untuk menghasilkan gelas berwarna dadu.

4. Pada produksi gelas, mangan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai penghilang unsur – unsur organik dalam adonan gelas, bahan penghilang warna dengan mengoksidasi ion besi sehingga gelas terhindar dari warna hijau , dan sebagai bahan pewarna.

5. Mangan sebenarnya digunakan untuk bahan pewarna, terutama untk pembuatan gelas – gelas industri dan kemasan, tetapi tidak digunakan untuk pembuatan kaca lembaran.

Page 173: emas.doc

6. Dalam bidang kimia, mangan digunakan untuk pengolahan air serta sebagai imbuh pada pupuk dan bahan bakar.

 

 

 

 

 

BAB III

 

PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa batuan yang terbentuk pada proses hidrotermal adalah batuan yang prosesnya dipicu oleh adanya intrusi jauh di bawah permukaan menjadi proses utama yang menyebabkan adanya pergerakan fluida ke dekat permukaan. Aliran fluida tersebut membawa logam-logam dan kemudian mengendap dan membentuk endapan-endapan yang dikelompokkan sebagai endapan hidrothermal. Proses ini berasosiasi dengan intrusi pada tahapan awal, mineralisasi Porfiri, pegmati, copper(Cu) didominasi oleh fluida magmatic kemudian berreaksi dengan juvenile water dan conate water ketika larutan tersebut bergerak melalui rekaan-rekaan batuan, pada tahapan lanjut dapat memperkaya konsentrasi logam menuju kadar yang lebih tinggi menjadi bijih. Beberapa tipe endapan hidrothermal yang lain juga memiliki kontribusi yang signifikan untuk supplai pada batuan yang terbentuk dari proses hidrotermal yang didasarkan pada jauh dekatnya magma, temperatur dan komposisi mineraloginya, antara lain :

15. Endapan Hypothermal (T 1000C-2000C)16. Endapan Mesothermal (T 2000C-3000C)17. Endapan Epithermal (T 3000C-5000C)

Adapun bentuk-bentuk endapan mineral yang dapat dijumpai sebagai endapan hidrotermal ialah :

18. Proses Cavity filling, yang dapat dikelompokan menjadi :1. Veins2. Shear Zone deposits

Page 174: emas.doc

3. Stockwork19. Proses replacement terdiri dari :

1. Endapan massive2. Replacement lode deposits3. Disseminated replacement deposits

Contoh mineral yang terbentuk dari proses hydrothermal yang dibahas dalam makalah ini antara lain emas, tembaga, perak, barit, toseki, kaolin, gypsum, dolomite, belerang, bentonit, feldspar dan mangan. Pada tiap mineral-mineral ini memiliki genesa, karakteristik, dan kegunaan yang berbeda, yang mana kegunaan dari tiap mineral ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan juga dalam ilmu pengetahuan.

Diposkan oleh AlbertAnakTambang di 21.58 1 komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Reaksi: Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Entri (Atom)

Arsip Blog

▼   2010 (6) o ▼   Oktober (3)

Teknik Eksplorasi Mineral Pengukuran Geomaknet Dengan Fluxgate Magnetometer BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dewasa ini

perkem...o ►   September (1)

o ►   Agustus (2)

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Page 175: emas.doc

catatan kecil geologi

Sabtu, 06 Oktober 2012

ENDAPAN EPITERMAL

Page 176: emas.doc

Endapan epithermal terbentuk di kedalaman dangkal (1-2 km dari permukaan)

Temperatur <150-300oC. Endapan epitermal didefinisikan sebagai salah satu endapan

dari sistem hidrotermal yang terbentuk pada kedalaman dangkal yang umumnya pada

busur vulkanik yang dekat dengan permukaan (Simmons et al, 2005 dalam Sibarani,

2008). Penggolongan tersebut berdasarkan temperatur (T), tekanan (P) dan kondisi

geologi yang dicirikan oleh kandungan mineralnya. Tekstur penggantian

(replacement) pada mineral tidak menjadi ciri khas karena jarang terjadi. Tekstur

yang banyak dijumpai adalah berlapis (banded) atau berupa fissure vein. Sedangkan

struktur khasnya adalah berupa struktur pembungkusan (cockade structure). Asosiasi

pada endapan ini berupa  mineral emas (Au) dan perak (Ag) dengan mineral

penyertanya berupa mineral kalsit, mineral zeolit dan mineral kwarsa. Mineralisasi

epitermal memiliki sejumlah fitur umum seperti hadirnya kalsedonik quartz, kalsit,

dan breksi hidrotermal. Selain itu, asosiasi elemen juga merupakan salah satu ciri dari

endapan epitermal, yaitu dengan elemen bijih seperti Au, Ag, As, Sb, Hg, Tl, Te, Pb,

Zn, dan Cu. Tekstur bijih yang dihasilkan oleh endapan epitermal termasuk tipe

pengisian ruang terbuka (karakteristik dari lingkungan yang bertekanan rendah),

krustifikasi, colloform banding dan struktur sisir.

Dibawah ini digambarkan ciri-ciri umum endapan epitermal (Lingren, 1933 dalam Sibarani,2008)):

      Suhu relatif rendah (50-250°C) dengan salinitas bervariasi antara 0-5 wt.%      Terbentuk pada kedalaman dangkal (~1 km)      Pembentukan endapan epitermal terjadi pada batuan sedimen atau batuan beku,

terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atau ekstrusif, biasanya disertai oleh sesar turun dan kekar.

      Zona bijih berupa urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan pembentukan kantong-kantong bijih, seringkali terdapat pada pipa dan stockwork. Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit kenampakan replacement (penggantian).

      Logam mulia terdiri dari Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U      Mineral bijih berupa Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi, Pirit, markasit, sfalerit, galena,

kalkopirit, Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides, tellurides.

      Mineral penyerta adalah kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite, zeolit

      Ubahan batuan samping terdiri dari  chertification (silisifikasi), kaolinisasi, piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi      Tekstur dan struktur yang terbentuk adalah Crustification (banding) yang sangat umum, sering sebagai fine banding, vugs, urat terbreksikan.

endapan epitermal terbagi menjadi 2, yaitu : epitermal low sulfidasi dan high sulfidasi (Hedenquist et al .,1996; 2000 dalam Sibarani, 2008).

Page 177: emas.doc

Perbedaan antara high sulpfidation dan Low sulphidation :

 

LOW SULFIDATION

(adularia – sericite)

HIGH SULFIDATION

(acid – sulfate)

DEPOSIT FORM Open-space veins dominant

Stockwork ore common

Disseminated & replacement ore minor

Disseminated ore dominant

Replacement ore common Stockwork ore

minor

Veins commonly subordinate

TEXTURES Veins, cavity filling (bands, colloforms, druses),

breccias

Wallrock replacement, breccias, veins

ORE MINERALS Pyrite, electrum, gold, sphalerite,galena

(arsenopyrite)

Pyrite, enargite, chalcopyrite, tennanite,

covellite, gold, tellurides

GANGUE Quartz, chalcedony, calcite, adularis, illite,

carbonates

Quartz, alunite, barite, kaolinite, pyrophyllite

METALS Au, Ag, Zn, Pb (Cu, Sb, As, Hg, Se) Cu, Au, Ag, As (Pb, Hg, Sb, Te, Sn, Mo, Bi)

LOW SULFIDATION

(adularia – sericite)

HIGH SULFIDATION

(acid – sulfate)

DEPOSIT FORM Open-space veins dominant

Stockwork ore common

Disseminated & replacement ore minor

Disseminated ore dominant

Replacement ore common Stockwork ore

minor

Veins commonly subordinate

TEXTURES Veins, cavity filling (bands, colloforms, druses),

breccias

Wallrock replacement, breccias, veins

ORE MINERALS Pyrite, electrum, gold, sphalerite,galena

(arsenopyrite)

Pyrite, enargite, chalcopyrite, tennanite,

covellite, gold, tellurides

GANGUE Quartz, chalcedony, calcite, adularis, illite,

carbonates

Quartz, alunite, barite, kaolinite, pyrophyllite

METALS Au, Ag, Zn, Pb (Cu, Sb, As, Hg, Se) Cu, Au, Ag, As (Pb, Hg, Sb, Te, Sn, Mo, Bi)

Diposkan oleh GEMPAR GUMYADI di 11.52 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

BATUAN PIROKLASTIK

Page 178: emas.doc

Batuan piroklastik adalah batuan yang disusun oleh material-material yang dihasilkan oleh letusan gunung api. Secara genetik, batuan pirokl...

TEKTONIK LEMPENG

Teori tektonik lempeng merupakan teori yang menjelaskan mengenai bumi yang dinamis (mobil). Sudah sejak lama para ahli kebumian mengetahui b...

ENDAPAN PEGMATIT

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekelil...

PETROGRAFI KELUARGA GRANODIORIT ADAMELIT GRANIT

keluarga granodiorit adamelit granit mempunyai ciri umum sbb. : - Kehadiran K-Feldspar yang melimpah - Plagioklas An 20 – An30 - Indek...

BATUAN BEKU

Batuan beku terbentuk karena proses pendinginan magma yang dapat terdiri atas berbagai jenis batuan tergantung pada komposisi mineralnya. M...

KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

1. Klasifikasi menurut Folk Folk membuat klasifikasi berdasarkan apa yang dilihatnya melalui mikroskop atau lebih bersifat ...

ILMU MEDAN PETA DAN KOMPAS

Peta adalah salah satu bentuk publikasi yang memberikan gambaran unsur-unsur alam dan/atau buatan manusia yang berada di atas maupun di bawa...

Siklus Sedimentasi

Siklus diawali dengan tersingkapnya batuan yang sudah terbentuk ke permukaan bumi. Kemudian batuan tersebut mengalami pelapukan, ada yan...

STRATIGRAFI ENDAPAN PIROKLASTIK HASIL LETUSAN TAHUN 2010 DI SUNGAI GENDOL, GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA

Page 179: emas.doc

STRATIGRAFI ENDAPAN PIROKLASTIK HASIL LETUSAN TAHUN 2010 DI SUNGAI GENDOL, GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA REFERAT Oleh: Gempar ...

SEDIMEN KLASTIK DARAT

Sedimen klastik darat berasal dari material yang berasal dari batuan yang sudah ada. Perbedaan sedimen dan batuan sedimen dapat dilihat ...

terima kasih, semoga bermanfaat

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

geografi lingkungan

Khoirunnas anfa'uhum linnas

Khoirunnas anfa'uhum linnas. Diberdayakan oleh Blogger.

Wahana Keilmuan Geospasial

Beranda Tektonik Papua Dalam Ilmu Geologi

Sejarah perkembangan tektonik di PapuaTektonik Pulau Papua pada saat ini berada pada bagian tepi utara Lempeng Indo-Australia, yang berkembang akibat adanya pertemuan antara Lempeng Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat. Dua lempeng utama ini mempunyai sejarah evolusi yang diidentifikasi yang berkaitan erat dengan perkembangan sari proses magmatik dan pembentukan busur gunung api yang berasoisasi dengan mineralisasi emas phorpir dan emas epithermal. Menurut Smith (1990), perkembangan Tektonik Pulau Papua dapat dipaparkan sebagai berikut:

Page 180: emas.doc

Gambar 1. Tektonik Papua dan PNGPeriode Oligosen sampai Pertengahan Miosen (35– 5 JTL)

Pada bagian belakang busur Lempeng kontinental Australia terjadi pemekaran yang mengontrol proses sedimentasi dari Kelompok Batugamping Papua Nugini selama Oligosen – Awal Miosen dan pergerakan lempeng ke arah utara berlangsung cepat dan menerus.Pada bagian tepi utara Lempeng Samudera Solomon terjadi aktivitas penunjaman, membentuk perkembangan Busur Melanesia pada bagian dasar kerak samudera selama periode 44 – 24 Juta Tahun yang lalu (JTL). Kejadian ini seiring kedudukannya dengan komplek intrusi yang terjadi pada Oligosen – Awal Miosen seperti yang terjadi di Kepatusan Bacan, Komplek Porphir West Delta – Kali Sute di Kepala Burung Papua. Selanjutnya pada Pertengahan Miosen terjadi pembentukan ophiolit pada bagian tepi selatan Lempeng Samudera Solomon dan pada bagian utara dan Timur Laut Lempeng Indo-Australia. Kejadian ini membentuk Sabuk Ofiolit Papua dan pada bagian kepala Burung Papua diekspresikan oleh adanya Formasi Tamrau.Pada Akhir Miosen terjadi aktivitas penunjaman pada Lempeng Samudera Solomon ke arah utara, membentuk Busur Melanesia dan ke arah selatan masuk ke lempeng Indo-Australia membentuk busur Kontinen Calc Alkali Moon – Utawa dan busur Maramuni di Papua Nugini.Periode Miosen Akhir – Plistosen (15 – 2 JTL)Mulai dari Miosen Tengah bagian tepi utara Lempeng Indo-Australia di Papua Nugini sangat dipengerahui oleh

Page 181: emas.doc

karakteristik penunjaman dari Lempeng Solomon. Pelelehan sebagian ini mengakibatkan pembentukan Busur Maramuni dan Moon-Utawa yang diperkirakan berusia 18 – 7 Juta Tahun yang lalu. Busur Vulkanik Moon ini merupakan tempat terjadinya prospek emas sulfida ephitermal dan logam dasar seperti di daerah Apha dan Unigolf, sedangkan Maramuni di utara, Lempeng Samudera Solomon menunjam terus di bawah Busur Melanesia mengakibatkan adanya penciutan ukuran selama Miosen Akhir.Pada 10 juta tahun yang lalu, pergerakan lempeng Indo-Australia terus berlanjut dan pengrusakan pada Lempeng Samudra Solomon terus berlangsung mengakibatkan tumbukan di perbatasan bagian utara dengan Busur Melanesia. Busur tersebut terdiri dari gundukan tebal busur kepulauan Gunung Api dan sedimen depan busur membentuk bagian “Landasan Sayap Miosen” seperti yang diekspresikan oleh Gunung Api Mandi di Blok Tosem dan Gunung Api Batanta dan Blok Arfak. Kemiringan tumbukan ini mengakibatkan kenampakan berbentuk sutur antara Busur Melanesia dan bagian tepi utara Lempeng Australia yang diduduki oleh Busur Gunung Api Mandi dan Arfak terus berlangsung hingga 10 juta tahun yang lalu dan merupakan akhir dan penunjaman dan perkembangan dari busur Moon – Utawa. Kenampakan seperti jahitan ditafsirkan dari bentukan tertutup dari barat ke timur mulai dari Sorong, Koor, Ransiki, Yapen, dan Ramu – Zona Patahan Markam. Pasca tumbukan gerakan mengiri searah kemiringan ditafsirkan terjadi sepanjang Sorong, Yapen, Bintuni dan Zona Patahan Aiduna, membentuk kerangka tektonik di daerah Kepala Burung. Hal ini diakibatkan oleh pergerakan mencukur dari kepala tepi utara dari Lempeng Australia.Kejadian yang berasosiasi dengan tumbukan busur Melanesia ini menggambarkan bahwa pada Akhir Miosen usia bagian barat lebih muda dibanding dengan bagian timur. Intensitas perubahan ke arah kemiringan tumbukan semakin bertambah ke arah timur.Akibat tumbukan tersebut memberikan perubahan yang sangat signifikan di bagian cekungan paparan di bagian

Page 182: emas.doc

selatan dan mengarahkan mekanisme perkembangan Jalur Sesar Naik Papua. Zona Selatan tumbukan yang berasosiasi dengan sesar serarah kemiringan konvergensi antara pergerakan ke utara lempeng Indo-Australia dan pergerakan ke barat lempeng Pasifik mengakibatkan terjadinya resultante NE-SW tekanan deformasi. Hal itu mengakibatkan pergerakan evolusi tektonik Papua cenderung ke arah Utara – Barat sampai sekarang. Kejadian tektonik singkat yang penting adalah peristiwa pengangkatan yang diakibatkan oleh tumbukan dari busur kepulauan Melanesia. Hal ini digambarkan oleh irisan stratigrafi di bagian mulai dari batuan dasar yang ditutupi suatu sekuen dari bagian sisi utara Lempeng Indo-Australia yang membentuk Jalur Sesar Naik Papua. Bagian tepi utara dari jalur sesar naik ini dibatasi oleh batuan metamorf dan teras ophilite yang menandai kejadian pada Miosen Awal. Perbatasan bagian selatan dari sesar naik ini ditandai oleh adanya batuan dasar Precambrian yang terpotong di sepanjang Jalur Sesar Naik. Jejak mineral apatit memberikan gambaran bahwa terjadi peristiwa pengangkatan dan peruntuhan secara cepat pada 4 – 3,5 juta tahun yang lalu (Weiland, 1993).Selama Pliosen (7 – 1 juta tahun yang lalu) Jalur lipatan papua dipengaruhi oleh tipe magma I, yaitu suatu tipe magma yang kaya akan komposisi potasium kalk alkali yang menjadi sumber mineralisasi Cu-Au yang bernilai ekonomi di Ersberg dan Ok Tedi. Selama pliosen (3,5 – 2,5 JTL) intrusi pada zona tektonik dispersi di kepala burung terjadi pada bagian pemekaran sepanjang batas graben. Batas graben ini terbentuk sebagai respon dari peningkatan beban tektonik di bagian tepi utara lempeng Indo-Australia yang diakibatkan oleh adanya pelenturan dan pengangkatan dari bagian depan cekungan sedimen yang menutupi landasan dari Blok Kemum. Menurut Smith (1990), sebagai akibat benturan lempeng Indo-Australia dan Pasifik adalah terjadinya penerobosan batuan beku dengan komposisi sedang kedalam batuan sedimen diatasnya yang sebelumnya telah mengalami patahan dan perlipatan. Hasil penerobosan itu selanjutnya mengubah batuan sedimen

Page 183: emas.doc

dan mineralisasi dengan tembaga yang berasosiasi dengan emas dan perak. Tempat – tempat konsentrasi cebakan logam yang berkadar tinggi diperkirakan terdapat pada lajur Pegunungan Tengah Papua mulai dari komplek Tembagapura (Erstberg, Grasberg , DOM, Mata Kucing, dll), Setakwa, Mamoa, Wabu, Komopa – Dawagu, Mogo Mogo – Obano, Katehawa, Haiura, Kemabu, Magoda, Degedai, Gokodimi, Selatan Dabera, Tiom, Soba-Tagma, Kupai, Etna Paririm Ilaga. Sementara di daerah Kepala Burung terdapat di Aisijur dan Kali Sute. Sementara itu dengan adanya busur kepulauan gunungapi (Awewa Volkanik Group) yang terdiri dari : Waigeo Island (F.Rumai) Batanta Island (F.Batanta), Utara Kepala Burung (Mandi & Arfak Volc), Yapen Island (Yapen Volc), Wayland Overhrust (Topo Volc), Memungkinkan terdapatnya logam, emas dalam bentuk nugget. Fisiografi dan Stratigrafi di Papua 1. Fisiografi Fisiografi Papua secara umum dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian Kepala Burung, Leher dan Badan. Bagian utara Kepala Burung merupakan pegunungan dengan relief kasar, terjal, sampai sangat terjal. Batuan yang tersusun berupa batuan gunung api, batuan ubahan, dan batuan intrusif asam sampai menengah. Morfologi ini berangsur berubah ke arah barat sampai selatan berupa dataran rendah aluvial, rawa dan plateau batugamping.Bagian Badan didominasi oleh Pegunungan Tengah, dataran pegunungan tinggi dengan lereng di utara dan di selatan berupa dataran dan rawa pada permukaan dekat laut. Dataran di utara terdiri dari cekungan luar antar bukit dikenal sebagai dataran danau yang dibatasi di bagian utaranya oleh medan kasar dengan relief rendah sampai sedang.Pulau New Guinea telah diakui sebagai hasil dari tumbukan Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik. Menurut Pigram dan Davies (1987), Konvergensi dan deformasi bagian tepi utara lempeng Australia yang berada di bagian timur Papua New Guinea dimulai sejak Eosen hingga sekarang.

Page 184: emas.doc

Hal itu mengakibatkan kenampakan geologi dan fisiografi Pulau New Guinea dapat dibagi ke dalam 3 provinsi tektonik yaitu : 1. Dataran Bagian Selatan (Sauthern Plains)2. New Guinea Mobile Belt (NGMB)3. Bagian Tepi Lempeng Pasifik (Sabuk Ophiolite Papua ) Kenampakan fisiografi dari Papua ini merupakan kenampakan dari keadaan geologi dan tektonik yang pernah terjadi di tempat tersebut. Kerak kontinen Lempeng Australia yang berada di bawah laut Arafura dan meluas ke arah utara merupakan dasar bagian selatan dari Pegunungan Tengah Papua, batuan dasarnya tersusun oleh batuan sedimen paparan berumur Paleozoik sampai Kuarter Tengah (Visser dan Hermes, 1962; Dow dan Sukamto, 1984).Provinsi Tektonik Dataran selatan terdiri dari dataran dan rawa-rawa didasari oleh batuan sedimen klastis yang mempunyai ketebalan lebih dari 2 km berumur Eosen sampai MiosenTengah ditutupi oleh batugamping berumur Pliosen – Plistisen (Dow dan Sukamto, 1984). Lebar dataran ini membentang sepanjang 300 km.Masuk lebih kedalam lagi dijumpai adanya formasi-formasi batuan yang terlipat kuat dan mengalami persesaran intensif yang dikenal dengan sebutan New Guinea Mobile Belt (Dow, 1977). Kerak Kontinen Lempeng Australia yang ditutupi oleh sedimen paparan yang berada pada bagian ini telah mengalami pengangkatan dan terdeformasi selebar 100 km berupa perlipatan dan persesaran ini menempati bagian ketiga dari Mobile Belt.Kompresi, deformasi dan pengangkatan dari Pegunungan Tengah disebut oleh Dow dan Sukamto (1984) sebagai Orogenesa Melanesia. Proses orogenesa dimulai pada awal Miosen hingga Miosen Akhir dan mencapai puncaknya selama Pliosen Akhir hingga Awal Plistosen. Geometri struktur jalur lipatan ini mengarah ke Barat Laut (Minster dan Jordan, 1978), selanjutnya Dow dan Sukamto (1984) memperkirakan mengarah 55º dari selatan ke arah barat dan relatif konstan sepanjang orogenesa berlangsung. Batuan dasar dan sedimen paparan terangkat secara bersamaan sepajang komplek

Page 185: emas.doc

sistem struktur yang mengarah ke barat laut tersebut. Sebagai akibatnya bagian sedimen yang ada pada daerah tersebut mengalami persesaran dan terkoyakan, perlipatan yang kuat pada bagian selatan dari antiklin sering mengalami pembalikkan sepanjang struktur utama yang mengalami pergeseran mendatar mengiri (Dow dan Sukamto, 1984).Di Papua bagian utara atau bagian ke dua dari Mobile Belt New Guinea tersusun oleh batuan vulkanik afanitik yang merupakan bagian tepi utara lempeng Australia yang terjadi selama periode tumbukan kontinen dengan busur kepulauan pada waktu Oligosen (Jaques dan Robinson, 1997; Dow, 1977). Bagian dari Mobile Belt ini tersusun oleh batuan ultramafik Mesozoik sampai Tersier dan mendasari batuan intrusi dari Sabuk Ophiolit Papua dibagian utara yang dibatasi oleh suatu endapan gunung api bawah laut yang berumur Tersier. Endapan Gunung Api bawah laut ini tumpang tindih dengan sedimen klastik hasil erosi selama pengangkatan pegunungan tengah yang diendapkan di cekungan Pantai Utara (Visser dan Hermes, 1962). Sabuk Ophiolite ini dibagian selatan dibatasi oleh suatu seri dari komplek patahan terbalikkan sehingga mendekatkan sabuk ophiolit untuk berhadapan dengan sedimen dari Jalur Pegunungan Tengah. Pergerakan dari kerak samudera Pasifik sekarang mempunyai batas di sebelah utara pantai Pulau New Gunea. Formasi stratigrafi yang menyusun daerah ini diterobos oleh suatu grup magma intermediate berumur Pliosen berupa kalk alkali stock dan batholit yang menempati sepanjang jalur struktur regional utama.2. StratigrafiStratigrafi wilayah Papua terdiri atas :1. Paleozoic Basement (Pre-Kambium Paleozoicum)Di daerah Badan Burung atau sekitar Pegunungan Tengah tersingkap Formasi Awigatoh sebagai batuan tertua di Papua yang berumur pre-Kambium. Formasi ini juga disebut Formasi Nerewip oleh Parris (1994) di dalam lembar Peta Timika. Formasi ini terdiri dari batuan metabasalt, metavulkanik dengan sebagian kecil

Page 186: emas.doc

batugamping, batuserpih dan batulempung. Formasi Awigatoh ini ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Kariem. Formasi Kariem tersusun oleh perulangan batupasir kuarsa berbutir halus dengan batuserpih dan batulempung. Umur formasi ini diperkirakan sekitar Awal Paleozoikum atau pre-Kambium yang didasarkan pada posisi stratigrafinya yang berada di bawah Formasi Modio yang berumur ilur Devon.Didaerah Gunung Bijih Mining Access (GBMA) dijumpai singkapan Formasi Kariem yang ditutupi secara disconformable oleh Formasi Tuaba. Formasi Tuaba tersusun oleh batupasir kuarsa berlapis sedang dengan sisipan konglomerat dan batuserpih yang diperkirakan berumur Awal Paleozoikum atau pre-Kambrium.Selanjutnya di atas Formasi Tuaba dijumpai Formasi Modio yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian bawah Anggota A yang didominasi oleh batuan karbonat yaitu stromatolitik dolostone yang berlapis baik. Sedangkan di bagian atasnya ditempati oleh Anggota B yang terdiri dari batupasir berbutir halus dengan internal struktur seperti planar dan silang siur, serta laminasi sejajar. Umur formasi ini ditentukan berdasarkan kandungan koral dan fission track yang menghasilkan Silur-Devon. Kontak formasi ini dengan Formasi Aiduna yang terletak di atasnya ditafsirkan sebagai kantak disconformable (Ufford, 1996).Formasi Aiduna dicirikan oleh batuan silisiklastik berlapis baik dengan sisipan batubara, dan ditafsirkan sebagai endapan fluvial sampai lingkungan delta, dan secara stratigrafi formasi ini ditindih secara selaras oleh Formasi Tipuma. Umur formasi ini ditentukan berdasarkan kandungan fosil brachiopoda yaitu Perm.Di daerah Kepala Burung atau Salawati-Bintuni, batuan dasar yang berumur Paleozoikum terutama tersingkap di sebelah timur kepala Burung yang dikenal sebagai Tinggian Kemum, serta disekitar Gunung Bijih Mining Access (GBMA) yaitu di sebelah barat daya Pegunungan Tengah. Batuan dasar tersebut disebut Formasi Kemum yang tersusun oleh batusabak, filit dan kuarsit. Formasi ini di sekitar Kepala Burung dintrusi oleh bitit Granit yang berumur Karbon yang disebut sebagai Anggi Granit

Page 187: emas.doc

pada Trias. Oleh sebab itu Formasi Kemum ditafsirkan terbentuk pada sekitar Devon sampai Awal Karbon (Pigram dkk, 1982).Selanjutnya Formasi Kemum ditindih secara tidak selaras oleh Group Aifam. Di sekitar Kepala Burung group ini dibagi menjadi 3 Formasi yaitu Formasi Aimau, Aifat dan Ainim. Group ini terdiri dari suatu seri batuan sedimen yang taktermalihkan dan terbentuk di lingkungan laut dangkal sampai fluvio-delataik. Satuan ini di daerah Bintuni ditutupi secara tidak selaras oleh Formasi Tipuma yang berumur Trias (Bintoro & Luthfi, 1999).2. Sedimentasi Mesozoikum hingga Senosoika. Formasi TipumaFormasi Tipuma tersebar luas di Papua, mulai dari Papua Barat hingga dekat perbatasan di sebelah Timur. Formasi ini dicirikan oleh batuan berwarna merah terang dengan sedikit bercak hijau muda. Formasi ini terdiri dari batulempung dan batupasir kasar sampai halus yang berwarna abu-abu kehijauan dengan ketebalan sekitar 550 meter. Umur formasi ini diperkirakan sekitar Trias Tengah sampai Atas dan diendapkan di lingkungan supratidal.b. Formasi Kelompok KembelanganDi daerah Kepala Burung, Formasi Tipuma ditutupi secara tidak selaras oleh Kembelangan Grup (Kelompok Kembelangan) yang tak terpisahkan. Kelompok ini diketahui terbentang mulai dari Papua Barat hingga Arafura Platform. Kelompok Kembelangan terdiri atas lapis batudebu dan batulumpur karboniferus pada lapisan bawah batupasir kuarsa glaukonitik butiran-halus serta sedikit shale pada lapisan atas, dimana pada bagian atasnya di sebut Formasi Jass terdiri dari batupasir kuarsa dan batulempung karbonatan; sedangkan di daerah Leher dan Badan Burung Kembelangan Grup dapat dibagi menjadi 4 formasi yaitu dari bawah ke atas adalah Formasi Kopai (batupasir dengan sisipan batulempung), Formasi (batupasir), Formsi Paniya (batulempung) dan Formasi Eksmai (batupasir). Kelompok ini berhubungan dengan formasi

Page 188: emas.doc

Waripi dari kelompok Batuan Gamping New Guinea atau New Guinea Limestone Group (NGLG).c. Formasi Batu Gamping New GuineaSelama masa Cenozoik, kurang lebih pada batas Cretaceous dan Cenozoik,Pulau New Guinea dicirikan oleh pengendapan (deposisi) karbonat yang dikenal sebagai Kelompok Batu Gamping New Guinea (NGLG). Kelompok ini berada di atas Kelompok Kembelangan dan terdiri atas empat formasi, yaitu (1). Formasi Waripi Paleosen hingga Eosen; (2). Formasi Fumai Eosen; (3) Formasi Sirga Eosin Awal; (3). Formasi Imskin; dan (4). Formasi Kais Miosen Pertengahan hingga Oligosen. 3. Sedimentasi Senosoik AkhirSedimentasi Senosoik Akhir dalam basement kontinental Australia dicirikan oleh sekuensi silisiklastik yang tebalnya berkilometer, berada di atas strata karbonat Miosen Pertengahan. Di Papua dikenal 3 (tiga) formasi utama, dua di antaranya dijumpai di Papua Barat, yaitu formasi Klasaman dan Steenkool. Formasi Klasaman dan Steenkool berturut-turut dijumpai di Cekungan Salawati dan Bintuni. 4. KenozoikumGrup Batugamping New Guinea, Grup ini dibagi menjadi 4 formasi dari tua ke muada adalah sebagai berikut : Formasi Waripi, Formasi Faumai, Formasi Sirga dan Formasi Kais.Formasi Waripi terutama tersusun oleh karbonat dolomitik, dan batupasir kuarsa diendapkan di lingkungan laut dangkal yang berumur Paleosen sampai Eosen. Di atas formasi ini diendapkan Formasi Faumai secara selaras dan terdiri dari batugamping berlapis tebal (sampai 15 meter) yang kaya fosil foraminifera, batugamping lanauan dan perlapisan batupasir kuarsa dengan ketebalan sampai 5 meter, tebal seluruh formasi ini sekitar 500 meter.Formasi Faumai terletak secara selaras di atas Formasi Waripi yang juga merupakan sedimen yang diendapkan di lingkungan laut dangkal. Formasi ini terdiri dari batuan karbonat berbutir halus atau kalsilutit dan kaya

Page 189: emas.doc

akan fosil foraminifera (miliolid) yang menunjukkan umur Eosen.Formasi Sirga dijumpai terletak secara selaras di atas Formasi Faumai, terdiri dari batupasir kuarsa berbutir kasar sampai sedang mengandung fosil foraminifera, dan batuserpih yang setempat kerikilan. Formasi Sirga ditafsirkan sebagai endapan fluvial sampai laut dangkal dan berumur Oligosen Awal.Formasi Kais terletak secara selaras di atas Formasi Sirga. Formasi Kais terutama tersusun oleh batugamping yang kaya foraminifera yang berselingan dengan lanau, batuserpih karbonatan dan batubara. Umur formasi ini berkisar antara Awal Miosen sampai Pertengahan Miosen dengan ketebalan sekitar 400 sampai 500 meter.5. Miosen sampai sekarangPada Miosen sampai sekarang, di Papua dijumpai adanya 3 formasi yang dikenal sebagai Formasi Klasaman, Steenkool dan Buru yang hampir seumur dan mempunyai kesamaan litologi, yaitu batuan silisiklastik dengan ketebalan sekitar 1000 meter. Ketiga formasi tersebut di atas mempunyai hubungan menjari, Namun Formasi Buru yang dijumpai di daerah Badan Burung pada bagian bawahnya menjemari dengan Formasi Klasafat. Formasi Klasafat yang berumur Mio-Pliosen dan terdiri dari batupasir lempungan dan batulanau secara selaras ditindih oleh Formasi Klasaman dan Steenkool.Endapan aluvial dijumpai terutama di sekitar sungai besar sebagai endapan bajir, terutama terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lempung dari rombakan batuan yang lebih tua. 6. Stratigrafi Lempeng PasifikPada umumnya batuan Lempeng Pasifik terdiri atas batuan asal penutup (mantle derived rock), island-arc volcanis dan sedimen laut dangkal. Di Papua, batuan asal penutup banyak dijumpai luas sepanjang sabuk Ophiolite Papua, Pegunungan Cycloop, Pulau Waigeo, Utara Pegunungan Gauttier dan sepanjang zona sesar Sorong dan Yapen pada umumnya terbentuk oleh batuan ultramafik, plutonil basik, dan mutu-tinggi metamorfik. Sedimen dalam Lempeng Pasifik dicirikan

Page 190: emas.doc

pula oleh karbonat laut-dangkal yang berasal dari pulau-arc. Satuan ini disebut Formasi Hollandia dan tersebar luas di Waigeo, Biak, Pulau Yapen dan Pegunungan Cycloop. Umur kelompok ini berkisar dari Miosen Awal hingga Pliosen. 7. Stratigrafi Zona TransisiKonvergensi antara lempeng Australia dan Pasifik menghasilkan batuan dalam zona deformasi. Kelompok batuan ini diklasifikasikan sebagai zona transisi atau peralihan, yang terutama terdiri atas batuan metamorfik. Batuan metamorfik ini membentuk sabuk kontinyu (>1000 km) dari Papua hingga Papua New Guinea.

Gambar 2. Stratigrafi wilayah PapuaTektonik Papua dan Sesar yang ada di Papua sekarang

Page 191: emas.doc

Gambar 3. Peta Tektonik PapuaTektonik Papua saat ini dipengaruhi oleh pergerakan 2 lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik kearah barat dan lempeng Indo-Australia yang ke arah utara dengan jalur subduksi terdapat di perairan utara Papua sampai perairan utara Biak dan perairan barat Fakfak sampai perairan selatan Kaimana.Dari peta tektonik Papua, terlihat bahwa konvergensi busur Melanesia dan lempeng Indo-Australia menghasilkan banyak sesar lokal, jalur sesar pegunungan tengah yang memanjang dari barat ke timur di bagian tengah pulau Papua, cekungan utara Papua dan pengangkatan di pesisir utara Papua dan di pegunungan Jayawijaya (2mm/tahun). Sedangkan batas lempeng tektonik di utara Papua membentuk sesar geser yang terjadi di bagian utara yaitu Sesar Sorong-Yapen. Sesar ini merupakan sesar geser mengiri, sebelah utara relatif bergeser ke barat dan bagian selatan relatif bergerak ke timur. Sudut lereng di sebelah utara lebih curam dibandingkan sebelah selatan. Lereng curam ini berpotensi longsor dan dapat membangkitkan tsunami ketika ada getaran gempa. Gempa yang sering terjadi dengan kedalaman dangkal, di sekitar sesar dan di sekitar leher burung.

Page 192: emas.doc

Gambar 4. Sesar SorongSesar Sorong merupakan retakan besar dalam kerak bumi dan selama 40 juta tahun telah melepaskan potongan daratan yang luas dari Papua sebelah utara dan pulau-pulau yang terbentuk karena adanya sesar ini bergeser ke arah barat melintasi lautan ke arah Sulawesi.Sesar Sorong ini muncul 20 juta tahun yang lalu dan masih aktif berkembang sampai sekarang. Terlihat dari gambar diatas bahwa sesar ini bukan sesar tunggal melainkan 2 sesar yang bergabung di daerah sorong dan kemudian terpisah bercabang di wilayah kepala burung.Selain Sesar Sorong masih banyak terdapat sesar aktif lain yang berpotensi menimbulkan gempa merusak di pulau Papua, seperti Sesar Koor yang membentang dari Raja Ampat sampai Sorong, Sesar Ransiki yang berawal dari Manokwari sampai Ransiki, sesar Wandamen di sepanjang Teluk Wondama, Sesar Yapen yang membentang dari barat laut Serui sampai Waropen, Sesar Anjak Argun dan Lipatan Lengguru yang membentang dari timur laut sampai tenggara Fak-fak.Di bagian leher burung terdapat Sesar Tarera Aiduna dan Sesar Weyland yang membentang dari barat daya sampai selatan kota Nabire, Sesar Waipona yang membentang dari timur laut sampai tenggara Nabire, dan Sesar Direwo yang membentang di utara Enarotali.Kondisi tektonik seperti yang dimiliki Papua menyebabkan wilayah ini rawan akan gempa tektonik, terutama gempa dangkal yang sering merusak dan menimbulkan tsunami.

Page 193: emas.doc

Gempa dan Tsunami di PapuaGempa merusak yang pernah terjadi di wilayah Papua pada zona Sesar Sorong antara lain pada 17 Pebruari 1996 di utara Biak (0.5 LU, 135.8 BT) pada pukul 14:59:30.6 WIB dengan magnitude 8.0 SR dan kedalaman 21 km yang menimbulkan tsunami dengan 160 korban jiwa. Hasil analisis dan pengamatan dari salah satu sumber menyatakan bahwa pensesaran gempa Biak adalah jenis sesar naik. Gempa Biak ini diikuti oleh sekitar 300-an gempa susulan yang menunjukkan bahwa telah terjadi banyak retakan pada kerak bumi di sekitar pusat gempa.Pada tahun 2004 terjadi 2 kali gempa yang merusak kota Nabire, yaitu 6 pebruari dengan magnitude 6.9 SR kedalaman 28 km dengan jarak hanya 6 km dari kota Nabire dan disusul 26 Nopember dengan magnitude 7.1 SR.Di barat daya Manokwari pada 4 Januari 2009 terjadi gempa besar lainnya dengan magnitude 7.9 SR dan kedalaman 48 km. Gempa ini diikuti banyak gempa susulan sampai lebih empat bulan kemudian. Tsunami yang timbul diduga adalah akibat adanya longsoran yang dipicu oleh gempa yang terjadi di sekitar zona tersebut.

Posted by Hendrik Boby Hertanto Reactions:  

0 comments:

Poskan Komentar

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Search

Page 194: emas.doc

Total Tayangan Laman

746263

Forum Diskusi

Sharing Twitter

hendrik boby h

geo_environ

geo_environ "Kita tak Mampu mengganti Hari Kemaren, karena kita hanya bisa Hidup untuk Hari ini dan Merencanakan yg Lebih Baik di Esok Hari" 5 days ago ·

reply · retweet · favorite

geo_environ "Sukses selalu datang kepada Mereka yang berani Bertindak namun jarang datang Bagi Para PENAKUT" 10 days ago · reply · retweet · favorite

geo_environ "Jangan biarkan masa lalu menghapus masa depanmu. INGAT Kita HIDUP dan BERJUANG untuk MASA DEPAN" 10 days ago · reply · retweet ·

favorite

Join the conversation