em teksturkhusus

29
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301 No. Urut : 01 No. Peraga : - Warna : Kecoklatan Cerat : Putih Kilap : Kaca Belahan : Ada Pecahan : - Kekerasan : 2,5 – 3 Berat Jenis : 2,8 – 3,2 Derajat Kejernihan : Tansparan Tenacity : Brittle Komposisi Kimia : K (Mg, Fe) 2 (AlSi 3 O 10 ) (OH 2 ) Sistem Kristal : Monoklin Golongan Mineral : Silikat Tekstur : Moss

Upload: khoirunnisa-anwar

Post on 23-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar

Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301

No. Urut : 01

No. Peraga : -

Warna : Kecoklatan

Cerat : Putih

Kilap : Kaca

Belahan : Ada

Pecahan : -

Kekerasan : 2,5 – 3

Berat Jenis : 2,8 – 3,2

Derajat Kejernihan : Tansparan

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : K (Mg, Fe)2 (AlSi3O10) (OH2)

Sistem Kristal : Monoklin

Golongan Mineral : Silikat

Tekstur : Moss

Nama Mineral : Biotit

Keterangan :

Pada sampel ini ciri-ciri fisik mineral berwarna kecoklatan dengan cerat berwana

putih. Pada saat dikenai cahaya mineral ini menampakkan kilap seperti kaca.

Kekerasan mineral ini yaitu berkisar 2,5 – 3 pada Skala Mohs dan berat jenis 2,8 –

3,2. Mineral ini bersifat transparant sampai translucent, yaitu dapat meneruskan atau

tembus cahaya. Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh mineral ini adalah

brittle, yaitu mudah rapuh. Komposisi kimia dari mineral ini K (Mg, Fe)2 (AlSi3O10)

(OH2) dengan sistem kristal monoklin yang termasuk dalam kelompok silikat dengan

tekstur Moss. Dari data tersebut, nama mineral ini adalah Biotit.

Proses pembentukan mineral biotit terbentuk pada temperatur 700 – 800o C

akibat proses magmatisme, metamorphisme dan proses hidrotermal dan dapat pula

terbentuk pada daerah magmatisme.

Mineral ini banyak dijumpai pada batuan beku intrusive, pegmatite,

lamprophyres serta beberapa pada lava dan batuan metamorf.

Kegunaan dari mineral ini adalah sebagai isolator kalor untuk tujuan-tujuan yang

industri.

Referensi :

Graha, DS. 1987.Batuan dan Mineral. Nova: Bandung

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rock And Mineral. The American museum of

natural history, New York.

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar

Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301

No. Urut : 02

No. Peraga : -

Warna : Putih

Cerat : Putih

Kilap : Kaca

Belahan : -

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 7

Berat Jenis : 2,65

Derajat Kejernihan : Transparan

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : SiO2

Sistem Kristal : Hexagonal

Golongan Mineral : Silikat

Tekstur : Sacaroidal

Nama Mineral : Kuarsa

Keterangan :

Pada sampel ini ciri-ciri fisik mineral berwarna putih dengan cerat berwana

putih. Pada saat dikenai cahaya mineral ini menampakkan kilap seperti kaca. Mineral

ini tidak memiliki belahan. Pecahan pada mineral ini adalah conchoidal, yaitu

berlapis-lapis seperti kulit bawang. Kekerasan mineral ini yaitu 7 pada Skala Mohs

dan berat jenis 2,65. Mineral ini bersifat transparant sampai translucent, yaitu dapat

meneruskan atau tembus cahaya. Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh

mineral ini adalah brittle, yaitu mudah rapuh. Komposisi kimia dari mineral ini SiO2

dengan sistem kristal hexagonal yang termasuk dalam kelompok silikat dengan

tekstur Sacaroidal. Dari data tersebut, nama mineral ini adalah Kuarsa.

Proses pembentukan kuarsa yaitu melalui pembekuan magma yang bersifat

asam, setelah proses magmatisme ataupun proses hidrotermal yang bersuhu rendah

(berkisar 200o –400oC atau pada kondisi epitermal). Awalnya magma mengintrusi

batuan dipermukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi sehingga terbentuklah

mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam. Kemudian seiring dengan

penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan yang dilaluinya serta

penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari dapur magma dan

pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal kuarsa,

selanjutnya terbentuklah mineral kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga

membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral kuarsa yang ditemukan ini

memiliki tekstur yang berupa tekstur sacaroidal yaitu tekstur mineral yang

menyerupai gula.

Mineral ini dijumpai pada batuan plutonik seperti granit, granodiorit, dan tonalit.

Pada batuan hypabyssal seperti granit porphyri, pegmatite, dll serta pda batuan

vulkanik seperti quartz porphyri dan ryolit. Pada batuan sedimen klastik sebagai

detrital material, sedangkan pada batuan metamorf yaitu phylit, kuarzit granulit dan

eclogit.

Kegunaan dari mineral ini adalah untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.

Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku

pembuatan tegel dan dalam industry.

Referensi :

Graha, DS. 1987.Batuan dan Mineral. Nova: Bandung

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rock And Mineral. The American museum of

natural history, New York.

Diakses melalui website : http://obdum.blogspot.com/2010/10/kuarsa-sio2.html

pada hari selasa, 17 Maret 2015. Pukul 22.00 WITA

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar

Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301

No. Urut : 03

No. Peraga : -

Warna : Bening

Cerat : Putih

Kilap : Kaca

Belahan : -

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 7

Berat Jenis : 2,65

Derajat Kejernihan : Transparan

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : SiO2

Sistem Kristal : Hexagonal

Golongan Mineral : Silikat

Tekstur : Bladed

Nama Mineral : Kuarsa

Keterangan :

Pada sampel ini ciri-ciri fisik mineral berwarna bening dengan cerat berwana

putih. Pada saat dikenai cahaya mineral ini menampakkan kilap seperti kaca. Mineral

ini tidak memiliki belahan. Pecahan pada mineral ini adalah conchoidal, yaitu

berlapis-lapis seperti kulit bawang. Kekerasan mineral ini yaitu 7 pada Skala Mohs

dan berat jenis 2,65. Mineral ini bersifat transparant sampai translucent, yaitu dapat

meneruskan atau tembus cahaya. Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh

mineral ini adalah brittle, yaitu mudah rapuh. Komposisi kimia dari mineral ini SiO2

dengan sistem kristal hexagonal yang termasuk dalam kelompok silikat dengan

tekstur Bladed. Dari data tersebut, nama mineral ini adalah Kuarsa.

Proses pembentukan kuarsa yaitu melalui pembekuan magma yang bersifat

asam, setelah proses magmatisme ataupun proses hidrotermal yang bersuhu rendah

(berkisar 200o –400oC atau pada kondisi epitermal). Awalnya magma mengintrusi

batuan dipermukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi sehingga terbentuklah

mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam. Kemudian seiring dengan

penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan yang dilaluinya serta

penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari dapur magma dan

pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal kuarsa,

selanjutnya terbentuklah mineral kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga

membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral kuarsa yang ditemukan ini

memiliki tekstur yang berupa tekstur bladed, yaitu pengisian mineral berbentuk

prismatik di tubuh batuan.

Mineral ini dijumpai pada batuan plutonik seperti granit, granodiorit, dan tonalit.

Pada batuan hypabyssal seperti granit porphyri, pegmatite, dll serta pda batuan

vulkanik seperti quartz porphyri dan ryolit. Pada batuan sedimen klastik sebagai

detrital material, sedangkan pada batuan metamorf yaitu phylit, kuarzit granulit dan

eclogit.

Kegunaan dari mineral ini adalah untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.

Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku

pembuatan tegel dan dalam industry.

Referensi :

Graha, DS. 1987.Batuan dan Mineral. Nova: Bandung

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rock And Mineral. The American museum of

natural history, New York.

Diakses melalui website : http://obdum.blogspot.com/2010/10/kuarsa-sio2.html

pada hari selasa, 17 Maret 2015. Pukul 22.00 WITA

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar

Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301

No. Urut : 04

No. Peraga : -

Warna : Bening

Cerat : Putih

Kilap : Kaca

Belahan : -

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 7

Berat Jenis : 2,65

Derajat Kejernihan : Transparan

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : SiO2

Sistem Kristal : Hexagonal

Golongan Mineral : Silikat

Tekstur : Crustiform

Nama Mineral : Kuarsa

Keterangan :

Pada sampel ini ciri-ciri fisik mineral berwarna bening dengan cerat berwana

putih. Pada saat dikenai cahaya mineral ini menampakkan kilap seperti kaca. Mineral

ini tidak memiliki belahan. Pecahan pada mineral ini adalah conchoidal, yaitu

berlapis-lapis seperti kulit bawang. Kekerasan mineral ini yaitu 7 pada Skala Mohs

dan berat jenis 2,65. Mineral ini bersifat transparant sampai translucent, yaitu dapat

meneruskan atau tembus cahaya. Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh

mineral ini adalah brittle, yaitu mudah rapuh. Komposisi kimia dari mineral ini SiO2

dengan sistem kristal hexagonal yang termasuk dalam kelompok silikat dengan

tekstur Crustiform. Dari data tersebut, nama mineral ini adalah Kuarsa.

Proses pembentukan kuarsa yaitu melalui pembekuan magma yang bersifat

asam, setelah proses magmatisme ataupun proses hidrotermal yang bersuhu rendah

(berkisar 200o –400oC atau pada kondisi epitermal). Awalnya magma mengintrusi

batuan dipermukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi sehingga terbentuklah

mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam. Kemudian seiring dengan

penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan yang dilaluinya serta

penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari dapur magma dan

pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal kuarsa,

selanjutnya terbentuklah mineral kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga

membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral kuarsa yang ditemukan ini

memiliki tekstur yang berupa tekstur crustiform, yaitu tekstur berlapis sehingga

adanya rekahan atau kekar yang cenderung bertahan.

Mineral ini dijumpai pada batuan plutonik seperti granit, granodiorit, dan tonalit.

Pada batuan hypabyssal seperti granit porphyri, pegmatite, dll serta pda batuan

vulkanik seperti quartz porphyri dan ryolit. Pada batuan sedimen klastik sebagai

detrital material, sedangkan pada batuan metamorf yaitu phylit, kuarzit granulit dan

eclogit.

Kegunaan dari mineral ini adalah untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.

Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku

pembuatan tegel dan dalam industry.

Referensi :

Graha, DS. 1987.Batuan dan Mineral. Nova: Bandung

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rock And Mineral. The American museum of

natural history, New York.

Diakses melalui website : http://obdum.blogspot.com/2010/10/kuarsa-sio2.html

pada hari selasa, 17 Maret 2015. Pukul 22.00 WITA

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar

Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301

No. Urut : 05

No. Peraga : -

Warna : Putih Kecoklatan

Cerat : Putih

Kilap : Kaca

Belahan : -

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 7

Berat Jenis : 2,65

Derajat Kejernihan : Transparan

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : SiO2

Sistem Kristal : Hexagonal

Golongan Mineral : Silikat

Tekstur : Colloform

Nama Mineral : Kuarsa

Keterangan :

Pada sampel ini ciri-ciri fisik mineral berwarna putih dengan cerat berwana

putih. Pada saat dikenai cahaya mineral ini menampakkan kilap seperti kaca. Mineral

ini tidak memiliki belahan. Pecahan pada mineral ini adalah conchoidal, yaitu

berlapis-lapis seperti kulit bawang. Kekerasan mineral ini yaitu 7 pada Skala Mohs

dan berat jenis 2,65. Mineral ini bersifat transparant sampai translucent, yaitu dapat

meneruskan atau tembus cahaya. Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh

mineral ini adalah brittle, yaitu mudah rapuh. Komposisi kimia dari mineral ini SiO2

dengan sistem kristal hexagonal yang termasuk dalam kelompok silikat dengan

tekstur Collofoam. Dari data tersebut, nama mineral ini adalah Kuarsa.

Proses pembentukan kuarsa yaitu melalui pembekuan magma yang bersifat

asam, setelah proses magmatisme ataupun proses hidrotermal yang bersuhu rendah

(berkisar 200o –400oC atau pada kondisi epitermal). Awalnya magma mengintrusi

batuan dipermukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi sehingga terbentuklah

mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam. Kemudian seiring dengan

penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan yang dilaluinya serta

penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari dapur magma dan

pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal kuarsa,

selanjutnya terbentuklah mineral kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga

membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral kuarsa yang ditemukan ini

memiliki tekstur yang berupa tekstur colloform, yaitu tekstur mineral berbentuk bulat

atau bundar yang menyebar di permukaan batuan.

Mineral ini dijumpai pada batuan plutonik seperti granit, granodiorit, dan tonalit.

Pada batuan hypabyssal seperti granit porphyri, pegmatite, dll serta pda batuan

vulkanik seperti quartz porphyri dan ryolit. Pada batuan sedimen klastik sebagai

detrital material, sedangkan pada batuan metamorf yaitu phylit, kuarzit granulit dan

eclogit.

Kegunaan dari mineral ini adalah untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.

Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku

pembuatan tegel dan dalam industry.

Referensi :

Graha, DS. 1987.Batuan dan Mineral. Nova: Bandung

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rock And Mineral. The American museum of

natural history, New York.

Diakses melalui website : http://obdum.blogspot.com/2010/10/kuarsa-sio2.html

pada hari selasa, 17 Maret 2015. Pukul 22.00 WITA

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar

Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301

No. Urut : 06

No. Peraga : -

Warna : Coklat Kehitaman

Cerat : Hitam

Kilap : Tanah

Belahan : Tidak ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan : 5 – 5,5

Berat Jenis : 4

Derajat Kejernihan : Opaq

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : Oksida Besi

Sistem Kristal : -

Golongan Mineral : Oksida dan Hidroksida

Tekstur : Colloform

Nama Mineral : Limonit

Keterangan :

Mineral ini memiliki ciri-ciri fisik warna coklat kehitaman, apabila berbentuk

bubuk mineral ini juga akan menampakkan warna hitam. Pada saat dikenai cahaya

mineral ini akan menampakkan kilap seperti tanah. Mineral ini memiliki pecahan

uneven dan tidak memiliki belahan. Kekerasan mineral ini yaitu 5 – 5,5 pada Skala

Mohs dan berat jenis 4. Mineral ini bersifat opaq, yakni tidak dapat meneruskan

cahaya (gelap/mafic). Mineral ini termasuk dalam kelompok silikat dengan tekstur

colloform. Dari data tersebut, nama mineral ini adalah Limonit.

Proses pembentukan limonit terjadi melalui proses oksidasi dan pengkayaan

supergen (supergen enrichment). Batuan ultrabasa yang banyak mengandung besi

(Fe) mengalami pelapukan lalu masuk melalui celah-celah batuan karena adanya

perembesan air dan udara kemudian mengalami proses pencucian (leaching). Akibat

proses leaching ini , batuan yang tadinya kompak (padat) menjadi poros dan batuan

yang terbentuk disebut gossan. Mineral ini kemudian bereaksi dengan oksigen (O2)

sehingga membentuk mineral Limonit. Pada mineral ini ditemukan tekstur colloform,

yaitu tekstur mineral berbentuk bulat atau bundar yang menyebar di permukaan

batuan.

Limonit terdapat pada zona oksidasi endapan besi, diproduksi oleh proses

dekomposisi dari banyak mineral besi, dan pada produk alterasi dari bijih besi

khususnya sulfide.

Kegunaan dari limonit yaitu digunakan untuk dilebur menjadi besi dan baja,

untuk cat, semen, industri dasar, flux pada peleburan logam nonferous, sebagai

katalisator, jig bed, untuk mobil, kapal, keretaapi, mesin-mesin, alat-alat

pertambangan, alat-alat bangunan, dan alat-alat pertanian

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar

Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301

No. Urut : 07

No. Peraga : -

Warna : Putih Kecoklatan

Cerat : Putih

Kilap : Kaca

Belahan : -

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 7

Berat Jenis : 2,65

Derajat Kejernihan : Transparan

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : SiO2

Sistem Kristal : Hexagonal

Golongan Mineral : Silikat

Tekstur : Crustiform

Nama Mineral : Kuarsa

Keterangan :

Pada sampel ini ciri-ciri fisik mineral berwarna putih kecoklatan dengan cerat

berwana putih. Pada saat dikenai cahaya mineral ini menampakkan kilap seperti

kaca. Mineral ini tidak memiliki belahan. Pecahan pada mineral ini adalah

conchoidal, yaitu berlapis-lapis seperti kulit bawang. Kekerasan mineral ini yaitu 7

pada Skala Mohs dan berat jenis 2,65. Mineral ini bersifat transparant sampai

translucent, yaitu dapat meneruskan atau tembus cahaya. Tenacity atau sifat dalam

yang dimiliki oleh mineral ini adalah brittle, yaitu mudah rapuh. Komposisi kimia

dari mineral ini SiO2 dengan sistem kristal hexagonal yang termasuk dalam

kelompok silikat dengan tekstur Crustiform. Dari data tersebut, nama mineral ini

adalah Kuarsa.

Proses pembentukan kuarsa yaitu melalui pembekuan magma yang bersifat

asam, setelah proses magmatisme ataupun proses hidrotermal yang bersuhu rendah

(berkisar 200o –400oC atau pada kondisi epitermal). Awalnya magma mengintrusi

batuan dipermukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi sehingga terbentuklah

mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam. Kemudian seiring dengan

penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan yang dilaluinya serta

penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari dapur magma dan

pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal kuarsa,

selanjutnya terbentuklah mineral kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga

membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral kuarsa yang ditemukan ini

memiliki tekstur yang berupa tekstur crustiform, yaitu tekstur berlapis sehingga

adanya rekahan atau kekar yang cenderung bertahan.

Mineral ini dijumpai pada batuan plutonik seperti granit, granodiorit, dan tonalit.

Pada batuan hypabyssal seperti granit porphyri, pegmatite, dll serta pda batuan

vulkanik seperti quartz porphyri dan ryolit. Pada batuan sedimen klastik sebagai

detrital material, sedangkan pada batuan metamorf yaitu phylit, kuarzit granulit dan

eclogit.

Kegunaan dari mineral ini adalah untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.

Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku

pembuatan tegel dan dalam industry.

Referensi :

Graha, DS. 1987.Batuan dan Mineral. Nova: Bandung

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rock And Mineral. The American museum of

natural history, New York.

Diakses melalui website : http://obdum.blogspot.com/2010/10/kuarsa-sio2.html

pada hari selasa, 17 Maret 2015. Pukul 22.00 WITA

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Tekstur Khusus Nama : Khoirunnisa Anwar

Hari/Tanggal : Rabu/11 Maret 2015 Nim : D611 13 301

No. Urut : 08

No. Peraga : -

Warna : Hitam

Cerat : Hitam

Kilap : Logam

Belahan : -

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 5,5 – 6,5

Berat Jenis : 5,2 – 5,3

Derajat Kejernihan : Opaq

Tenacity : Melleable

Komposisi Kimia : Fe2O3

Sistem Kristal : Hexagonal

Golongan Mineral : Oksida dan Hidroksida

Tekstur : Botryoidal

Nama Mineral : Hematit

Keterangan :

Mineral ini memiliki ciri-ciri fisik warna hitam, apabila berbentuk bubuk

mineral ini juga akan menampakkan warna hitam. Pada saat dikenai cahaya mineral

ini akan menampakkan kilap seperti logam. Mineral ini tidak memiliki belahan.

Pecahan pada mineral ini adalah conchoidal, yaitu berlapis-lapis seperti kulit

bawang. Kekerasan mineral ini yaitu 5,5 – 6,5 pada Skala Mohs dan berat jenis 5,2 –

5,3. Mineral ini bersifat opaq, yaitu tidak dapat meneruskan atau tembus cahaya.

Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh mineral ini adalah melleable, yaitu

mudah ditempa. Komposisi kimia dari mineral ini Fe2O3 dengan sistem kristal

hexagonal yang termasuk dalam kelompok oksida dan hidroksida dengan tekstur

Botryoidal. Dari data tersebut, nama mineral ini adalah Hematite.

Mineral hematite adalah salah satu mineral yang paling banyak mengandung

unsure oksida besi yang terbentuk dari proses oksidasi. Adapun proses

pembentukannya adalah batuan asalnya yang berupa batuan beku basa dan banyak

mengandung unsure Fe bercampur dan bereaksi dengan unsur-unsur yang dapat

menyebabkan terjadinya oksidasi dan elektrolisis seperti oleh unsur Cl dan O pada

kondisi tropis – subtropics. Endapan – endapan yang seperti ini dapat dijumpai

sebagai endapan marin.

Mineral ini sering ditemukan pada endapan – endapan metamorfosa kontak

dan juga sebagai mineral pengiring dalam granit, penyebarannya luas dan terdapat

juga dalam batupasir merah sebagai material penyemen.

Kegunaan dari mineral ini adalah sebagai mineral bijih besi.

Referensi :

Graha, DS. 1987.Batuan dan Mineral. Nova: Bandung

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rock And Mineral. The American museum of

natural history, New York.