el2101_01_13213129.pdf
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
MODUL 1 PENGENALAN INSTRUMENTASI LABORATORIUM
Zulfikar Yahya (13213129) Asisten: Bima Nugraha (13211088)
Tanggal Percobaan: 12/09/2014 EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB
Abstrak
Pada percobaan Modul 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium ini, kita belajar mengenal alat-alat di laboratorium seperti mulltimeter, generator sinyal, dan osiloskop. Kita juga belajar untuk menggunakan alat-alat tersebut sebagai pengukuran tegangan, arus, dan hambatan.. Pada modul ini, kita akan mengetahui cara menggunakan isntrumen laboratorium untuk mengukur suatu tegangan, arus, dan hambatan.
Kata kunci: multimeter, generator sinyal, osiloskop.
1. PENDAHULUAN
Pada percobaan Modul 1 Pengenalan
Instrumentasi Laboratorium ini memiliki beberapa tujuan seperti :
Mengenal multimeter sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai pengukur
arus (Amperemeter) dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter)
Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan jatuh DC dan AC
pada resistansi/ impedansi besar.
Memahami keterbatasan alat ukur pada
pengukuran tegangan AC dengan frekuensi tinggi.
Dapat mengunakan generator sinyal sebagai sumber berbagai bentuk
gelombang
Dapat menggunakan osiloskop sebagai
pengukur tegangan dan sebagai pengukur frekuensi dari berbagai bentuk gelombang.
Dapat melakukan pengamatan
karakteristik i‐v komponen dua terminal
dengan osiloskop.
Dapat membaca nilai resistor dan mengukurnya.
2. STUDI PUSTAKA
2.1 MULTIMETER
Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (VoltOhm
meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohmmeter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multimeter, dan multimeter analog. Masingmasing kategori
dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.[2]
Untuk mengetahui fungsi dan sifat multimeter
yang dipergunakan pelajarilah baik ‐ baik
spesifikasi teknik (technical specification) alat tersebut.
Spesifikasi yang harus diperhatikan :
batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur: tegangan searah (DC volt),
tegangan bolak‐ balik (AC volt), arus
searah (DC amp, mA, μA), arus bolak‐
balik (AC amp) resistansi (Ω, kiloΩ).
sensitivitas yang dinyatakan dalamΩ‐
per ‐ volt pada pengukuran tegangan
searah dan bolak‐balik.
Ketelitian yang dinyatakan dalam %
Daerah frekuensi yang mampu diukur
pada pengukuran tegangan bolak‐balik
(misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30
KHz).
Batere yang diperlukan[1]
2.2 GENERATOR SINYAL
Generator sinyal merupakan suatu alat yang menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudanya dapat
diubah‐ubah. Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika (Rangkaian Listrik), generator sinyal ini dipakai bersamasama
dengan osiloskop.[1]
2.3 OSILOSKOP
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti
pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2
elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian
khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan
bergerak berulangulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal
kontinyu sehingga dapat dipelajari.[2]
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati
bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat
menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan
waktu relatif dari dua sinyal terkait. [2]
2.4 RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara
kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir,
berdasarkan hukum Ohm:
� = � �
� =�
�
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan
salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam
maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikelkromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.[2]
Resistor yang biasa kita jumpai memiliki nilai resistansi yang direpresentasikan oleh kode warna
pada badan resistor.
Gambar 2-4 Tabel kode warna resistor
3. METODOLOGI
Komponen dan alatalat yang digunakan pada praktikum Modul 1 Pengenalan Instrumentasi
Laboratorium ini adalah :
Multimeter Analog
Multimeter Digital
Power Supply DC
Generator Sinyal
Osiloskop
Kit Multimeter
Kit Osiloskop & Generator Sinyal
Kit Box Osilator
Kabel 4 mm – 4 mm
Kabel BNC – 4 mm
Kabel BNC – BNC
Konektor T BNC
Kemudian langkahlangkah percobaan dalam modul ini adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan/ Mencari Spesifikasi Teknik 1
2. Mengukur Arus Searah
Gambar 2 Rangkaian percobaan pengukuran arus
Mencatat pada Buku Catatan Laboratorium (BCL) spesifikasi‐teknik multimeter analog dan digital yang akan
dipergunakan
Membuat dua tabel masing‐masing untuk
multimeter analog dan untuk multimeter digital
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3
3. Mengukur Tegangan Searah
Gambar 3 Rangkaian percobaan pengukuran tegangan
4. Mengukur Tegangan Bolakbalik
Gambar 4-1 Rangkaian pengukuran tegangan AC
Gambar 4-2 Rangkaian pengukuran tegangan AC
Membuat rangkaian seri seperti pada Gambar 2 dengan
Vs=6 V dan R1 = R2 = 120 Ω
Dengan harga‐harga VS dan R tersebut, menghitung I (tidak menggunakan Amperemeter!) dan mencamtumkan hasil
perhitungan tersebut pada Tabel
Mengukur arus searah I tersebut dengan multimeter analog. (Perhatikan polaritas meter!). Menyesuaikan batas
ukur dengan nilai arus terhitung. Mengulangi pengukuran arus searah I dengan memodifikasi parameter rangkaian
menjadi
R1 = R2 = 1,5 kΩ
R1 = R2 = 1,5 MΩ.
Mencatat semua hasil perhitungan dan pengukuran arus I dalam Buku Catatan Laboratorium
Membuat rangkaian seperti pada Gambar 3 dengan
Vs=6 V dan R1 = R2 = 120 Ω
Dengan harga‐harga VS dan R tersebut, menghitung tegangan Vab (tidak menggunakan Voltmeter!) dan
mencamtumkan hasil perhitungan tersebut pada Tabel
Kemudian mengukur tegangan Vab dengan multimeter analog. (Perhatikanlah polaritas meter!) Menyesuaikan batas ukur yang dipilih dengan hasil perhitungan Vab
Mengulangi pengukuran tegangan Vab dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi
R1 = R2 = 1,5 kΩ
R1 = R2 = 1,5 MΩ.
Mencatat semua hasil perhitungan dan pengukuran tegangan Vab dalam Buku Catatan Laboratorium
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4
5. Membaca dan Mengukur Nilai Resistansi
6. Mengumpulkan/ Mencari Spesifikasi
Teknik 2
7. Kalibrasi
8. Mengukur Tegangan Searah
9. Mengukur Tegangan Bolakbalik
Membuat rangkaian seperti pada Gambar 41. Pada rangkaian ini G (Generator Sinyal) digunakan sebagai sumber
tegangan bolak‐balik. Voltmeter analog dan digital digunakan bergantian, tidak bersamaan.
Mengatur frekuensi generator sinyal pada 50 Hz. Mengukur dan mengatur amplitude generator sinyal tersebut sebesar 6 V
efektif dengan multimeter
Hambatan yang dipiilh adalah R1 = R2 = 1,5 KΩ. Menggunakan multimeter analog dan digital secara
bergantian untuk mengukur tegangan Vab.
Mengukur tegangan Vab pada multimeter analog dan digital, catat dalam Buku Catatan Laboratorium.
Melakukan kembali pengukuran tegangan Vab dengan mengatur frekuensi generator pada 500 Hz, 5 kHz, 50 kHz
,500 kHz dan 5 Mhz. Pada bagian pengaturan frekuensi generator ini, tidak perlu terlalu teliti (toleransi sekitar 5%). Perhatikan bahwa tegangan generator harus tetap sebesar 6
V efektif!
Mencatat semua hasil percobaan di atas pada Tabel, Melakukan analisis data tabel tersebut pada laporan.
Menggunakan Kit Multimeter. Menyalakan multimeter analog pada fungsinya sebagai ohmmeter. Menghubung
singkatkan kedua probe multimeter dan mengatur dengan pengatur harga nol sehingga Ohmmeter menunjuk nol.
Mengukur resistansi R1, R2, R3, R4 dan R5 pada Kit Multimeter dengan menggunakan Ohmmeter. Menuliskan
warna gelang masing‐masing resistor! Menentukan nilai toleransinya. (Pilihlah batas ukur yang memberikan
pembacaan pada daerah pertengahan skala bila skala ohmmeter tidak linier). Menulis hasil pengukuran ini pada
Tabel
Melakukan kembali pengukuran kelima resistansi tersebut, dengan menggunakan multimeter digital.
Membandingkan hasil pengukuran dengan dua macam multimeter tadi. Menulis hasil analisis dan kesimpulan
pada laporan.
Mencatat pada Buku Catatan Laboratorium (BCL) spesifikasi‐teknik osiloskop yang akan dipergunakan
Menghubungkan output kalibrator dengan input X osiloskop
Mengkur tegangan serta periodanya untuk dua harga “Volt/Div” dan “Time/Div”, mencatat ke dalam Tabel
Lakukan percobaan ini untuk kanal 1 dan kanal 2.
Membandingkan hasil pengukuran dengan harga kalibrator sebenarnya. Menulis analisis dan kesimpulan
dalam laporan
Mengatur tegangan output dari power supply DC sebesar 2 V (diukur dengan multimeter)
Kemudian mengukur besar tegangan ini dengan osiloskop. Yakinkan posisi source coupling pada DC.
Mnuliskan hasil pengukuran pada Tabel
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
10. Mengukur Beda Fasa
11. Mengukur Frekuensi
12. Mengukur Faktor Penguatan
13. Menggambar Karakteristik Komponen
Dua Terminal
Gambar 13-1 Rangkaian karakterisasi resistor
Mengatur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz gelombang sinus, dengan tegangan sebesar 2 Vrms diukur dengan
multimeter digital.
Kemudian mengukur tegangan ini dengan osiloskop. Yakinkan posisi Source Coupling pada AC.
Melakukan lagi untuk frekuensi 100 Hz dan 10 kHz.
Menuliskan hasil pengukuran pada Tabel
Menggunakan kit Osiloskop dan Generator Sinyal. Mengatur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz gelombang sinus,
dengan tegangan sebesar 2 Vpp.
Menghubungkan generator sinyal ini dengan input rangkaian penggeser fasa pada kit praktikum (rangkaian
RC).
Mengukur beda fasa antar sinyal input dan output rangkaian penggeser fasa dengan menggunakan cara
membaca dual trace dan Lissajous. Pada pengukuran beda fasa dengan dual trace, yakinkan Source Trigger bukan
vertical.
Mengamati untuk beberapa kedudukan potensio R!
Mencatat semua hasil percobaan di atas pada Tabel, Melakukan analisis data tabel tersebut pada laporan.
Menggunakan kit Box Osilator. Menghubungkan dengan sumber tegangan DC 5 V.
Menggunakan keluaran dari osilator dan mengamati pada osiloskop.
Mengukur frekuensi osilator f1, f2 dan f3 dengan menggunakan cara langsung dan cara Lissajous.
Menuliskan hasil pengukuran pada Tabel
Menggunakan bagian “Penguat” (pada kit Osiloskop dan Generator Sinyal, jangan lupa menghubungkan catu‐daya
nya ke jala‐jala). Sebagai inputnya, menggunakan gelombang sinus 1 kHz 2 Vpp dari Generator Fungsi.
Mengukur penguatan (Vo/Vi) dari sinyal di input ke output menggunakan cara langsung (mode xy) dan dengan
dual trace.
Menuliskan hasil pengukuran pada Tabel
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
Gambar 13-2 Rangkaian karakterisasi kapasitor
Gambar 13-3 Rangkaian karakterisasi dioda
4. HASIL DAN ANALISIS
4.1 MENGUMPULKAN/ MENCARI
SPESIFIKASI TEKNIK 1
Tabel 4-1 Data spesifikasi instrumen
No. Spesifikasi Keterangan
1. Sensitivitas 20 kΩ/V DC, 9 kΩ/V DC250 V UP, 9 kΩ/V AC
Nilai sensitivitas multimeter Analog bergantung
pada skala pembacaan tegangan
2 AC-DC 600 max, max 400 mA Fused
Multimeter digital mampu mengukur tegangan AC dan DC
sampai 600 V, tapi tidak melebihi 400 mA
4.2 MENGUKUR ARUS SEARAH
Tabel 4-2 Data pengkuran arus dengan multimeter
Parameter Rangkaian yang
digunakan
Nilai Arus
Terhitung (A)
Multimeter Analog Multimeter Digital
VS (V)
R1 (Ω)
R2 (Ω)
Batas Ukur (mA)
Nilai Arus
Terukur (mA)
Nilai Arus Terukur
(mA)
6 120 120 25.10-3 2,5 25 25,78 6 1,5k 1,5k 2.10-3 2,5 2 2,06 6 1,5M 1,5M 2.10-6 50 2.10-3 0
� = �
�1 + �2
R1 = 120 Ω dan R2 = 120 Ω
� = �
���� ���
� = 0,025 �
R1 = 1,5k Ω dan R2 = 1,5k Ω
� = �
�,��� �,��
� = 2�10�� �
R1 = 1,5M Ω dan R2 = 1,5M Ω
� = �
�,�� � �,��
� = 2�10�� �
Dari hasil percobaan yang diperoleh, pada
percobaan pertama dengan R1=R2= 120 Ω, Hasil yang diperoleh dari multimeter digital dan analog tidak jauh berbeda dengan nilai arus terhitung. Begitu pula pada percobaan kedua dengan R1=R2=
1,5k Ω. Tetapi pada percobaan ketiga dengan R1=R2= 1,5M Ω, hasil yang diperoleh saat menggunakan multimeter digital berbeda dengan arus terhitung, hal ini terjadi karena nilai yang
terukur sangat kecil dan tidak sesuai dengan
sensitivitas dari multimeter digital.
Menggunakan rangkaian/ komponen‐komponen pada Menghubungkan resistor sebagai komponen dua terminal
dengan rangkaian pada Gambar 131 .Menggunakan gelombang sinusoid dengan frekuensi 150 Hz, 2 Vpp pada
generator sinyal.
Mengatur osiloskop pada mode x‐y. Mengaktifkan tombol “INV” pada kanal Y. memperhatikan karakteristik
komponen tersebut. Mencatat kurva karakteristik i‐v komponen tersebut pada Buku Catatan Laboratorium.
Ulangilah pengukuran karakteristik di atas dengan memodifikasi komponen dua terminal rangkaian untuk
kapasitor dan dioda seperti yang digambarkan pada gambar 132 dan 133 dibawah ini.
Apa yang terjadi bila bentuk gelombang yang digunakan adalah segitiga, untuk ketiga rangkaian diatas ?. Mencatat
pada BCL.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7
4.3 MENGUKUR TEGANGAN SEARAH
Tabel 4-3 Data pengukuran tegangan dengan multimeter
Parameter Rangkaian yang
digunakan
Multimeter Analog Multimeter Digital
VS (V)
R1 (Ω)
R2 (Ω)
Batas Ukur (V)
Sensitivitas (Ω/V)
Vab (V)
Vab (V)
6 120 120 10 20k 3 3,027 6 1,5k 1,5k 10 20k 3 3,052 6 1,5M 1,5M 10 20k 0,6 2,854
��� = �2
�1 + �2 ��
R1 = 120 Ω dan R2 = 120 Ω
��� = ���
���� ��� 6
��� = 3 �
R1 = 1,5k Ω dan R2 = 1,5k Ω
��� = �,��
�,��� �,�� 6
��� = 3 �
R1 = 1,5M Ω dan R2 = 1,5M Ω
��� = �,��
�,�� � �,�� 6
��� = 3 �
Dari hasil percobaan yang diperoleh, pada percobaan pertama dengan R1=R2= 120 Ω, Hasil yang diperoleh dari multimeter digital dan analog
tidak jauh berbeda dengan nilai arus terhitung. Begitu pula pada percobaan kedua dengan R1=R2=
1,5k Ω. Tetapi pada percobaan ketiga dengan R1=R2= 1,5M Ω, hasil yang diperoleh saat
menggunakan multimeter analog tidak sesuai dengan hasil tegangan yang terhitung, hal ini
disebabkan karena nilai resistor pada percobaan ketiga tidak termasuk kedalam nilai sensitivitas pada multimeter analog.
4.4 MENGUKUR TEGANGAN
BOLAKBALIK
Tabel 4-4 Data pengukuran tegangan AC
No. Frekuensi (Hz)
Vab (Volt) Multimeter Analog Multimeter Digital
1 50 0,6 0,999 2 500 0,6 0,991 3 5k 0,6 0,779 4 50k 0,6 0,094 5 500k 0,4 0,006 6 5M 0 0,005
Dari hasil percobaan yang diperoleh, pada percobaan 14 diperoleh nilai yang sama yaitu 0,6
V, tetapi mulai dari percobaan 56 hasil yang diperoleh sudah berbeda hal ini terjadi karena
sensitivitas alat tidak mampu mengukur frekuensi tersebut dan nilai yang diperoleh sangatlah kecil.
4.5 MEMBACA DAN MENGUKUR NILAI
RESISTANSI
Tabel 4-5 Hasil pengukuran resistansi dengan multimeter
Nilai Resistansi Tertulis
(Ω)
Warna gelang
Nilai Tolerans
(%)
Nilai Resistansi Terukur (Ω)
Multimeter Analog
Multimeter Digital
R1 120 Coklat-merah-hitam-emas
5 130 119,3
R2 150 Coklat-hijau-hitam-coklat
1 160 149
R3 120 Coklat-merah-hitam-emas
5 125 118
R4 150 Coklat-hijau-hitam-emas
5 155 148,2
R5 106 Coklat-hitam-hijau-emas
5 106 1,016.106
Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai resitansi
yang terukur berbeda dengan nilai resistansi tertulis. Hal ini disebabkan karena adanya nilai tolerans pada seluruh resistor dan ini
menyebabkan adanya selisih galat sesuai dengan nilai tolerans masingmasing. Hal lain seperti kalibrasi mode ohmmeter juga menimbulkan perbedaan, karena setiap melakukan pengukuran
harus dikalibrasi dan harus menunjukkan angka 0 saat kedua probe multimeter dihubungsingkatkan.
4.6 KALIBRASI
Tabel 4-6 Pemeriksaan Kondisi Kalibrasi Osiloskop
No.
Harga Kalibrator Skala Pembacaan Hasil Pengukuran Tegan
gan (V)
Frekuensi
(Hz)
Vert. (V/div
)
Hors. (s/div)
Tegangan (V)
Perioda (s)
Frekuensi
(Hz) 1 2 1k 4 0,5.10-6 2,04 1.10-3 1k 2 2 1k 2 1.10-3 2,00 1.10-3 1k
Dari hasil percobaan yang diperoleh, harga
kalibrator untuk tegangan dan frekuensi tidak jauh berbeda dengan hasil pengukuran. Hal ini berarti osiloskop yang digunakan sudah dalam kondisi
terkalibrasi dan siap digunakan.
4.7 MENGUKUR TEGANGAN SEARAH
Tabel 4-7 Hasil pengukuran tegangan DC dengan multimeter dan osiloskop
Tegangan terukur (V) Multimeter Osiloskop
2,001 2,08
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8
Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai tegangan
yang terukur pada multimeter dan osiloskop tidak
jauh berbeda hal ini berarti pada saat mengukur tegangan DC, osiloskop sudah terkalibrasi dan
sudah siap digunakan.
4.8 MENGUKUR TEGANGAN
BOLAKBALIK
Tabel 4-8 Hasil pengukuran tegangan AC dengan multimeter dan osiloskop
Frekuensi (Hz)
Tegangan Terukur (V) Multimeter Osiloskop
100 2,028 2,13 1k 1,998 2,05 10k 1,099 2,03
Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai tegangan
terukur pada frekuensi 100 Hz, 1k Hz, dan 10k Hz, pada multimeter dan osiloskop tidak jauh berbeda.
Tetapi pada percobaan ketiga saat frekuensi 10k Hz, nilai tegangan terukurnya jauh berbeda. Hal ini
disebabkan karena multimeter menghitung
tegangan NonTrueRMS yaitu berdasarkan faktor skala tetapi pada osiloskop nilai tegangan yang
terukur adalah TrueRMS.
4.9 MENGUKUR BEDA FASA
Tabel 4-9 Hasil pengukuran beda fasa dengan osiloskop
Posisi Nilai
Potensio R
Vinput
(Vpp)
finput
(kHz)
Pengukuran Beda Fasa Dual Trace
(gambarkan) Lissajous
(gambarkan)
Minimum 2 1
∅ = � ° ∅ = � °
Maksimum 2 1
∅ = �� ° ∅ = �� °
Minimum
Dual Trace
∅ = ∆�
�� 360°
∅ = �
��� 360°
∅ = 0°
Lissajous
∅ = ����� �
�
∅ = ����� ��
�
∅ = 0°
Maksimum
Dual Trace
∅ = ∆�
�� 360°
∅ = ���,�
��� 360°
∅ = 54°
Lissajous
∅ = ����� �
�
∅ = ����� ���
��
∅ = 53°
Dari hasil percobaan yang diperoleh, beda fasa terjadi saat nilai potensio R adalah maksimum. Dan pada saat nilai potensio R minimum, beda fasa
yang terjadi adalah 0o.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Multimeter dapat digunakan untuk
mengukur tegangan, arus, dan resistansi dengan mengatur batas ukur pada multimeter.
Alat ukur memiliki sensitivitas masing
masing yang merupakan batasan untuk melakukan pengukuran.
Generator sinyal dapat digunakan sebagai sumber untuk membuat berbagai bentuk
gelombang.
Osiloskop dapat digunakan untuk
mengukur tegangan yang lebih akurat.
Pembacaan nilai resistor dapat berbeda dengan nilai tertulis sesuai dengan nilai
tolerans yang dimiliki resistor.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mervin T. Hutabarat, Praktikum Elektronika, ITB, Bandung, 2014.
[2] http://id.wikipedia.org , 16 September 2014, 06.00 WIB.