el2101_01_13213129.pdf

8
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1 MODUL 1 PENGENALAN INSTRUMENTASI LABORATORIUM Zulfikar Yahya (13213129) Asisten: Bima Nugraha (13211088) Tanggal Percobaan: 12/09/2014 EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Abstrak Pada percobaan Modul 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium ini, kita belajar mengenal alat-alat di laboratorium seperti mulltimeter, generator sinyal, dan osiloskop. Kita juga belajar untuk menggunakan alat-alat tersebut sebagai pengukuran tegangan, arus, dan hambatan.. Pada modul ini, kita akan mengetahui cara menggunakan isntrumen laboratorium untuk mengukur suatu tegangan, arus, dan hambatan. Kata kunci: multimeter, generator sinyal, osiloskop. 1. PENDAHULUAN Pada percobaan Modul 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium ini memiliki beberapa tujuan seperti : Mengenal multimeter sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai pengukur arus (Amperemeter) dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter) Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan jatuh DC dan AC pada resistansi/ impedansi besar. Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan AC dengan frekuensi tinggi. Dapat mengunakan generator sinyal sebagai sumber berbagai bentuk gelombang Dapat menggunakan osiloskop sebagai pengukur tegangan dan sebagai pengukur frekuensi dari berbagai bentuk gelombang. Dapat melakukan pengamatan karakteristik iv komponen dua terminal dengan osiloskop. Dapat membaca nilai resistor dan mengukurnya. 2. STUDI PUSTAKA 2.1 MULTIMETER Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (VoltOhm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohmmeter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multimeter, dan multimeter analog. Masingmasing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC. [2] Untuk mengetahui fungsi dan sifat multimeter yang dipergunakan pelajarilah baik baik spesifikasi teknik (technical specification) alat tersebut. Spesifikasi yang harus diperhatikan : batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur: tegangan searah (DC volt), tegangan bolak balik (AC volt), arus searah (DC amp, mA, μA), arus bolakbalik (AC amp) resistansi (Ω, kiloΩ). sensitivitas yang dinyatakan dalam Ω‐ per volt pada pengukuran tegangan searah dan bolakbalik. Ketelitian yang dinyatakan dalam % Daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan bolak balik (misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz). Batere yang diperlukan [1] 2.2 GENERATOR SINYAL Generator sinyal merupakan suatu alat yang menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudanya dapat diubahubah. Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika (Rangkaian Listrik), generator sinyal ini dipakai bersamasama dengan osiloskop. [1] 2.3 OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan

Upload: zulfikar-yahya

Post on 07-Feb-2016

119 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: EL2101_01_13213129.pdf

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1

MODUL 1 PENGENALAN INSTRUMENTASI LABORATORIUM

Zulfikar Yahya (13213129) Asisten: Bima Nugraha (13211088)

Tanggal Percobaan: 12/09/2014 EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak

Pada percobaan Modul 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium ini, kita belajar mengenal alat-alat di laboratorium seperti mulltimeter, generator sinyal, dan osiloskop. Kita juga belajar untuk menggunakan alat-alat tersebut sebagai pengukuran tegangan, arus, dan hambatan.. Pada modul ini, kita akan mengetahui cara menggunakan isntrumen laboratorium untuk mengukur suatu tegangan, arus, dan hambatan.

Kata kunci: multimeter, generator sinyal, osiloskop.

1. PENDAHULUAN

Pada percobaan Modul 1 Pengenalan

Instrumentasi Laboratorium ini memiliki beberapa tujuan seperti :

Mengenal multimeter sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai pengukur

arus (Amperemeter) dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter)

Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan jatuh DC dan AC

pada resistansi/ impedansi besar.

Memahami keterbatasan alat ukur pada

pengukuran tegangan AC dengan frekuensi tinggi.

Dapat mengunakan generator sinyal sebagai sumber berbagai bentuk

gelombang

Dapat menggunakan osiloskop sebagai

pengukur tegangan dan sebagai pengukur frekuensi dari berbagai bentuk gelombang.

Dapat melakukan pengamatan

karakteristik i‐v komponen dua terminal

dengan osiloskop.

Dapat membaca nilai resistor dan mengukurnya.

2. STUDI PUSTAKA

2.1 MULTIMETER

Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt­Ohm

meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),

hambatan (ohm­meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi­meter, dan multimeter analog. Masing­masing kategori

dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.[2]

Untuk mengetahui fungsi dan sifat multimeter

yang dipergunakan pelajarilah baik ‐ baik

spesifikasi teknik (technical specification) alat tersebut.

Spesifikasi yang harus diperhatikan :

batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur: tegangan searah (DC volt),

tegangan bolak‐ balik (AC volt), arus

searah (DC amp, mA, μA), arus bolak‐

balik (AC amp) resistansi (Ω, kiloΩ).

sensitivitas yang dinyatakan dalamΩ‐

per ‐ volt pada pengukuran tegangan

searah dan bolak‐balik.

Ketelitian yang dinyatakan dalam %

Daerah frekuensi yang mampu diukur

pada pengukuran tegangan bolak‐balik

(misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30

KHz).

Batere yang diperlukan[1]

2.2 GENERATOR SINYAL

Generator sinyal merupakan suatu alat yang menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudanya dapat

diubah‐ubah. Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika (Rangkaian Listrik), generator sinyal ini dipakai bersama­sama

dengan osiloskop.[1]

2.3 OSILOSKOP

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik

agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti

pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan

Page 2: EL2101_01_13213129.pdf

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2

elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian

khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan

bergerak berulang­ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal

kontinyu sehingga dapat dipelajari.[2]

Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati

bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat

menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan

waktu relatif dari dua sinyal terkait. [2]

2.4 RESISTOR

Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara

kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir,

berdasarkan hukum Ohm:

� = � �

� =�

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan

salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam­

maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel­kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.[2]

Resistor yang biasa kita jumpai memiliki nilai resistansi yang direpresentasikan oleh kode warna

pada badan resistor.

Gambar 2-4 Tabel kode warna resistor

3. METODOLOGI

Komponen dan alat­alat yang digunakan pada praktikum Modul 1 Pengenalan Instrumentasi

Laboratorium ini adalah :

Multimeter Analog

Multimeter Digital

Power Supply DC

Generator Sinyal

Osiloskop

Kit Multimeter

Kit Osiloskop & Generator Sinyal

Kit Box Osilator

Kabel 4 mm – 4 mm

Kabel BNC – 4 mm

Kabel BNC – BNC

Konektor T BNC

Kemudian langkah­langkah percobaan dalam modul ini adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan/ Mencari Spesifikasi Teknik 1

2. Mengukur Arus Searah

Gambar 2 Rangkaian percobaan pengukuran arus

Mencatat pada Buku Catatan Laboratorium (BCL) spesifikasi‐teknik multimeter analog dan digital yang akan

dipergunakan

Membuat dua tabel masing‐masing untuk

multimeter analog dan untuk multimeter digital

Page 3: EL2101_01_13213129.pdf

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3

3. Mengukur Tegangan Searah

Gambar 3 Rangkaian percobaan pengukuran tegangan

4. Mengukur Tegangan Bolak­balik

Gambar 4-1 Rangkaian pengukuran tegangan AC

Gambar 4-2 Rangkaian pengukuran tegangan AC

Membuat rangkaian seri seperti pada Gambar 2 dengan

Vs=6 V dan R1 = R2 = 120 Ω

Dengan harga‐harga VS dan R tersebut, menghitung I (tidak menggunakan Amperemeter!) dan mencamtumkan hasil

perhitungan tersebut pada Tabel

Mengukur arus searah I tersebut dengan multimeter analog. (Perhatikan polaritas meter!). Menyesuaikan batas

ukur dengan nilai arus terhitung. Mengulangi pengukuran arus searah I dengan memodifikasi parameter rangkaian

menjadi

R1 = R2 = 1,5 kΩ

R1 = R2 = 1,5 MΩ.

Mencatat semua hasil perhitungan dan pengukuran arus I dalam Buku Catatan Laboratorium

Membuat rangkaian seperti pada Gambar 3 dengan

Vs=6 V dan R1 = R2 = 120 Ω

Dengan harga‐harga VS dan R tersebut, menghitung tegangan Vab (tidak menggunakan Voltmeter!) dan

mencamtumkan hasil perhitungan tersebut pada Tabel

Kemudian mengukur tegangan Vab dengan multimeter analog. (Perhatikanlah polaritas meter!) Menyesuaikan batas ukur yang dipilih dengan hasil perhitungan Vab

Mengulangi pengukuran tegangan Vab dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi

R1 = R2 = 1,5 kΩ

R1 = R2 = 1,5 MΩ.

Mencatat semua hasil perhitungan dan pengukuran tegangan Vab dalam Buku Catatan Laboratorium

Page 4: EL2101_01_13213129.pdf

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4

5. Membaca dan Mengukur Nilai Resistansi

6. Mengumpulkan/ Mencari Spesifikasi

Teknik 2

7. Kalibrasi

8. Mengukur Tegangan Searah

9. Mengukur Tegangan Bolak­balik

Membuat rangkaian seperti pada Gambar 4­1. Pada rangkaian ini G (Generator Sinyal) digunakan sebagai sumber

tegangan bolak‐balik. Voltmeter analog dan digital digunakan bergantian, tidak bersamaan.

Mengatur frekuensi generator sinyal pada 50 Hz. Mengukur dan mengatur amplitude generator sinyal tersebut sebesar 6 V

efektif dengan multimeter

Hambatan yang dipiilh adalah R1 = R2 = 1,5 KΩ. Menggunakan multimeter analog dan digital secara

bergantian untuk mengukur tegangan Vab.

Mengukur tegangan Vab pada multimeter analog dan digital, catat dalam Buku Catatan Laboratorium.

Melakukan kembali pengukuran tegangan Vab dengan mengatur frekuensi generator pada 500 Hz, 5 kHz, 50 kHz

,500 kHz dan 5 Mhz. Pada bagian pengaturan frekuensi generator ini, tidak perlu terlalu teliti (toleransi sekitar 5%). Perhatikan bahwa tegangan generator harus tetap sebesar 6

V efektif!

Mencatat semua hasil percobaan di atas pada Tabel, Melakukan analisis data tabel tersebut pada laporan.

Menggunakan Kit Multimeter. Menyalakan multimeter analog pada fungsinya sebagai ohmmeter. Menghubung

singkatkan kedua probe multimeter dan mengatur dengan pengatur harga nol sehingga Ohmmeter menunjuk nol.

Mengukur resistansi R1, R2, R3, R4 dan R5 pada Kit Multimeter dengan menggunakan Ohmmeter. Menuliskan

warna gelang masing‐masing resistor! Menentukan nilai toleransinya. (Pilihlah batas ukur yang memberikan

pembacaan pada daerah pertengahan skala bila skala ohmmeter tidak linier). Menulis hasil pengukuran ini pada

Tabel

Melakukan kembali pengukuran kelima resistansi tersebut, dengan menggunakan multimeter digital.

Membandingkan hasil pengukuran dengan dua macam multimeter tadi. Menulis hasil analisis dan kesimpulan

pada laporan.

Mencatat pada Buku Catatan Laboratorium (BCL) spesifikasi‐teknik osiloskop yang akan dipergunakan

Menghubungkan output kalibrator dengan input X osiloskop

Mengkur tegangan serta periodanya untuk dua harga “Volt/Div” dan “Time/Div”, mencatat ke dalam Tabel

Lakukan percobaan ini untuk kanal 1 dan kanal 2.

Membandingkan hasil pengukuran dengan harga kalibrator sebenarnya. Menulis analisis dan kesimpulan

dalam laporan

Mengatur tegangan output dari power supply DC sebesar 2 V (diukur dengan multimeter)

Kemudian mengukur besar tegangan ini dengan osiloskop. Yakinkan posisi source coupling pada DC.

Mnuliskan hasil pengukuran pada Tabel

Page 5: EL2101_01_13213129.pdf

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5

10. Mengukur Beda Fasa

11. Mengukur Frekuensi

12. Mengukur Faktor Penguatan

13. Menggambar Karakteristik Komponen

Dua Terminal

Gambar 13-1 Rangkaian karakterisasi resistor

Mengatur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz gelombang sinus, dengan tegangan sebesar 2 Vrms diukur dengan

multimeter digital.

Kemudian mengukur tegangan ini dengan osiloskop. Yakinkan posisi Source Coupling pada AC.

Melakukan lagi untuk frekuensi 100 Hz dan 10 kHz.

Menuliskan hasil pengukuran pada Tabel

Menggunakan kit Osiloskop dan Generator Sinyal. Mengatur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz gelombang sinus,

dengan tegangan sebesar 2 Vpp.

Menghubungkan generator sinyal ini dengan input rangkaian penggeser fasa pada kit praktikum (rangkaian

RC).

Mengukur beda fasa antar sinyal input dan output rangkaian penggeser fasa dengan menggunakan cara

membaca dual trace dan Lissajous. Pada pengukuran beda fasa dengan dual trace, yakinkan Source Trigger bukan

vertical.

Mengamati untuk beberapa kedudukan potensio R!

Mencatat semua hasil percobaan di atas pada Tabel, Melakukan analisis data tabel tersebut pada laporan.

Menggunakan kit Box Osilator. Menghubungkan dengan sumber tegangan DC 5 V.

Menggunakan keluaran dari osilator dan mengamati pada osiloskop.

Mengukur frekuensi osilator f1, f2 dan f3 dengan menggunakan cara langsung dan cara Lissajous.

Menuliskan hasil pengukuran pada Tabel

Menggunakan bagian “Penguat” (pada kit Osiloskop dan Generator Sinyal, jangan lupa menghubungkan catu‐daya

nya ke jala‐jala). Sebagai inputnya, menggunakan gelombang sinus 1 kHz 2 Vpp dari Generator Fungsi.

Mengukur penguatan (Vo/Vi) dari sinyal di input ke output menggunakan cara langsung (mode xy) dan dengan

dual trace.

Menuliskan hasil pengukuran pada Tabel

Page 6: EL2101_01_13213129.pdf

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6

Gambar 13-2 Rangkaian karakterisasi kapasitor

Gambar 13-3 Rangkaian karakterisasi dioda

4. HASIL DAN ANALISIS

4.1 MENGUMPULKAN/ MENCARI

SPESIFIKASI TEKNIK 1

Tabel 4-1 Data spesifikasi instrumen

No. Spesifikasi Keterangan

1. Sensitivitas 20 kΩ/V DC, 9 kΩ/V DC250 V UP, 9 kΩ/V AC

Nilai sensitivitas multimeter Analog bergantung

pada skala pembacaan tegangan

2 AC-DC 600 max, max 400 mA Fused

Multimeter digital mampu mengukur tegangan AC dan DC

sampai 600 V, tapi tidak melebihi 400 mA

4.2 MENGUKUR ARUS SEARAH

Tabel 4-2 Data pengkuran arus dengan multimeter

Parameter Rangkaian yang

digunakan

Nilai Arus

Terhitung (A)

Multimeter Analog Multimeter Digital

VS (V)

R1 (Ω)

R2 (Ω)

Batas Ukur (mA)

Nilai Arus

Terukur (mA)

Nilai Arus Terukur

(mA)

6 120 120 25.10-3 2,5 25 25,78 6 1,5k 1,5k 2.10-3 2,5 2 2,06 6 1,5M 1,5M 2.10-6 50 2.10-3 0

� = �

�1 + �2

R1 = 120 Ω dan R2 = 120 Ω

� = �

���� ���

� = 0,025 �

R1 = 1,5k Ω dan R2 = 1,5k Ω

� = �

�,��� �,��

� = 2�10�� �

R1 = 1,5M Ω dan R2 = 1,5M Ω

� = �

�,�� � �,��

� = 2�10�� �

Dari hasil percobaan yang diperoleh, pada

percobaan pertama dengan R1=R2= 120 Ω, Hasil yang diperoleh dari multimeter digital dan analog tidak jauh berbeda dengan nilai arus terhitung. Begitu pula pada percobaan kedua dengan R1=R2=

1,5k Ω. Tetapi pada percobaan ketiga dengan R1=R2= 1,5M Ω, hasil yang diperoleh saat menggunakan multimeter digital berbeda dengan arus terhitung, hal ini terjadi karena nilai yang

terukur sangat kecil dan tidak sesuai dengan

sensitivitas dari multimeter digital.

Menggunakan rangkaian/ komponen‐komponen pada Menghubungkan resistor sebagai komponen dua terminal

dengan rangkaian pada Gambar 13­1 .Menggunakan gelombang sinusoid dengan frekuensi 150 Hz, 2 Vpp pada

generator sinyal.

Mengatur osiloskop pada mode x‐y. Mengaktifkan tombol “INV” pada kanal Y. memperhatikan karakteristik

komponen tersebut. Mencatat kurva karakteristik i‐v komponen tersebut pada Buku Catatan Laboratorium.

Ulangilah pengukuran karakteristik di atas dengan memodifikasi komponen dua terminal rangkaian untuk

kapasitor dan dioda seperti yang digambarkan pada gambar 13­2 dan 13­3 dibawah ini.

Apa yang terjadi bila bentuk gelombang yang digunakan adalah segitiga, untuk ketiga rangkaian diatas ?. Mencatat

pada BCL.

Page 7: EL2101_01_13213129.pdf

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7

4.3 MENGUKUR TEGANGAN SEARAH

Tabel 4-3 Data pengukuran tegangan dengan multimeter

Parameter Rangkaian yang

digunakan

Multimeter Analog Multimeter Digital

VS (V)

R1 (Ω)

R2 (Ω)

Batas Ukur (V)

Sensitivitas (Ω/V)

Vab (V)

Vab (V)

6 120 120 10 20k 3 3,027 6 1,5k 1,5k 10 20k 3 3,052 6 1,5M 1,5M 10 20k 0,6 2,854

��� = �2

�1 + �2 ��

R1 = 120 Ω dan R2 = 120 Ω

��� = ���

���� ��� 6

��� = 3 �

R1 = 1,5k Ω dan R2 = 1,5k Ω

��� = �,��

�,��� �,�� 6

��� = 3 �

R1 = 1,5M Ω dan R2 = 1,5M Ω

��� = �,��

�,�� � �,�� 6

��� = 3 �

Dari hasil percobaan yang diperoleh, pada percobaan pertama dengan R1=R2= 120 Ω, Hasil yang diperoleh dari multimeter digital dan analog

tidak jauh berbeda dengan nilai arus terhitung. Begitu pula pada percobaan kedua dengan R1=R2=

1,5k Ω. Tetapi pada percobaan ketiga dengan R1=R2= 1,5M Ω, hasil yang diperoleh saat

menggunakan multimeter analog tidak sesuai dengan hasil tegangan yang terhitung, hal ini

disebabkan karena nilai resistor pada percobaan ketiga tidak termasuk kedalam nilai sensitivitas pada multimeter analog.

4.4 MENGUKUR TEGANGAN

BOLAK­BALIK

Tabel 4-4 Data pengukuran tegangan AC

No. Frekuensi (Hz)

Vab (Volt) Multimeter Analog Multimeter Digital

1 50 0,6 0,999 2 500 0,6 0,991 3 5k 0,6 0,779 4 50k 0,6 0,094 5 500k 0,4 0,006 6 5M 0 0,005

Dari hasil percobaan yang diperoleh, pada percobaan 1­4 diperoleh nilai yang sama yaitu 0,6

V, tetapi mulai dari percobaan 5­6 hasil yang diperoleh sudah berbeda hal ini terjadi karena

sensitivitas alat tidak mampu mengukur frekuensi tersebut dan nilai yang diperoleh sangatlah kecil.

4.5 MEMBACA DAN MENGUKUR NILAI

RESISTANSI

Tabel 4-5 Hasil pengukuran resistansi dengan multimeter

Nilai Resistansi Tertulis

(Ω)

Warna gelang

Nilai Tolerans

(%)

Nilai Resistansi Terukur (Ω)

Multimeter Analog

Multimeter Digital

R1 120 Coklat-merah-hitam-emas

5 130 119,3

R2 150 Coklat-hijau-hitam-coklat

1 160 149

R3 120 Coklat-merah-hitam-emas

5 125 118

R4 150 Coklat-hijau-hitam-emas

5 155 148,2

R5 106 Coklat-hitam-hijau-emas

5 106 1,016.106

Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai resitansi

yang terukur berbeda dengan nilai resistansi tertulis. Hal ini disebabkan karena adanya nilai tolerans pada seluruh resistor dan ini

menyebabkan adanya selisih galat sesuai dengan nilai tolerans masing­masing. Hal lain seperti kalibrasi mode ohmmeter juga menimbulkan perbedaan, karena setiap melakukan pengukuran

harus dikalibrasi dan harus menunjukkan angka 0 saat kedua probe multimeter dihubungsingkatkan.

4.6 KALIBRASI

Tabel 4-6 Pemeriksaan Kondisi Kalibrasi Osiloskop

No.

Harga Kalibrator Skala Pembacaan Hasil Pengukuran Tegan

gan (V)

Frekuensi

(Hz)

Vert. (V/div

)

Hors. (s/div)

Tegangan (V)

Perioda (s)

Frekuensi

(Hz) 1 2 1k 4 0,5.10-6 2,04 1.10-3 1k 2 2 1k 2 1.10-3 2,00 1.10-3 1k

Dari hasil percobaan yang diperoleh, harga

kalibrator untuk tegangan dan frekuensi tidak jauh berbeda dengan hasil pengukuran. Hal ini berarti osiloskop yang digunakan sudah dalam kondisi

terkalibrasi dan siap digunakan.

4.7 MENGUKUR TEGANGAN SEARAH

Tabel 4-7 Hasil pengukuran tegangan DC dengan multimeter dan osiloskop

Tegangan terukur (V) Multimeter Osiloskop

2,001 2,08

Page 8: EL2101_01_13213129.pdf

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8

Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai tegangan

yang terukur pada multimeter dan osiloskop tidak

jauh berbeda hal ini berarti pada saat mengukur tegangan DC, osiloskop sudah terkalibrasi dan

sudah siap digunakan.

4.8 MENGUKUR TEGANGAN

BOLAK­BALIK

Tabel 4-8 Hasil pengukuran tegangan AC dengan multimeter dan osiloskop

Frekuensi (Hz)

Tegangan Terukur (V) Multimeter Osiloskop

100 2,028 2,13 1k 1,998 2,05 10k 1,099 2,03

Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai tegangan

terukur pada frekuensi 100 Hz, 1k Hz, dan 10k Hz, pada multimeter dan osiloskop tidak jauh berbeda.

Tetapi pada percobaan ketiga saat frekuensi 10k Hz, nilai tegangan terukurnya jauh berbeda. Hal ini

disebabkan karena multimeter menghitung

tegangan NonTrue­RMS yaitu berdasarkan faktor skala tetapi pada osiloskop nilai tegangan yang

terukur adalah True­RMS.

4.9 MENGUKUR BEDA FASA

Tabel 4-9 Hasil pengukuran beda fasa dengan osiloskop

Posisi Nilai

Potensio R

Vinput

(Vpp)

finput

(kHz)

Pengukuran Beda Fasa Dual Trace

(gambarkan) Lissajous

(gambarkan)

Minimum 2 1

∅ = � ° ∅ = � °

Maksimum 2 1

∅ = �� ° ∅ = �� °

Minimum

Dual Trace

∅ = ∆�

�� 360°

∅ = �

��� 360°

∅ = 0°

Lissajous

∅ = ����� �

∅ = ����� ��

∅ = 0°

Maksimum

Dual Trace

∅ = ∆�

�� 360°

∅ = ���,�

��� 360°

∅ = 54°

Lissajous

∅ = ����� �

∅ = ����� ���

��

∅ = 53°

Dari hasil percobaan yang diperoleh, beda fasa terjadi saat nilai potensio R adalah maksimum. Dan pada saat nilai potensio R minimum, beda fasa

yang terjadi adalah 0o.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Multimeter dapat digunakan untuk

mengukur tegangan, arus, dan resistansi dengan mengatur batas ukur pada multimeter.

Alat ukur memiliki sensitivitas masing­

masing yang merupakan batasan untuk melakukan pengukuran.

Generator sinyal dapat digunakan sebagai sumber untuk membuat berbagai bentuk

gelombang.

Osiloskop dapat digunakan untuk

mengukur tegangan yang lebih akurat.

Pembacaan nilai resistor dapat berbeda dengan nilai tertulis sesuai dengan nilai

tolerans yang dimiliki resistor.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mervin T. Hutabarat, Praktikum Elektronika, ITB, Bandung, 2014.

[2] http://id.wikipedia.org , 16 September 2014, 06.00 WIB.