ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk purut

24
Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected] 1 PAPER EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.) DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF MINYAK GOSOK Oleh NAOMI SIMANIHURUK, S.T.P CALON PSM BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS UPT-P BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU TAHUN 2013

Upload: sakinahuz

Post on 08-Nov-2015

123 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Purut

TRANSCRIPT

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    1

    PAPER

    EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.)

    DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF

    MINYAK GOSOK

    Oleh

    NAOMI SIMANIHURUK, S.T.P

    CALON PSM BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU

    KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

    UPT-P BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU TAHUN 2013

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    2

    KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

    DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

    BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU Jln.Adi Sucipto No.284 Pekanbaru Telp,(0761)7078995 Fax.(0761) 64485

    EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.)

    DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF

    MINYAK GOSOK

    Oleh

    NAOMI SIMANIHURUK, S.T.P

    CALON PSM BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU

    PAPER

    Pekanbaru, 23 Januari 2013

    Mengetahui :

    Kepala Balai Latihan Transmigrasi

    Pekanbaru,

    Ir. Sofyan Hanafi, M. Si

    NIP. 19671204 199401 1 001

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    3

    EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.)

    DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF

    MINYAK GOSOK

    Naomi Simanihuruk, S.T.P., 2013

    Calon PSM Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    ABSTRAK

    Jeruk purut (Citrus hystrix D. C. ) memiliki kulit buah dengan aroma wangi yang agak

    keras. Ukuran buahnya lebih kecil dari kepalan tangan, bentuknya bulat tetapi banyak

    tonjolan dan berbintil. Kulit buahnya tebal dan berwarna hijau tua polos atau berbintik-bintik.

    Dalam percobaan ini, pengambilan minyak atsiri dari kulit jeruk purut dilakukan

    dengan metode penyulingan uap dan air. Proses penyulingan diawali dengan memasukkan

    air ke dalam bagian dasar ketel sampai mengisi 1/3 bagian. Bahan baku disimpan di atas

    lempeng penyekat. Setelah itu ketel ditutup rapat lalu dipanaskan. Pada saat air mendidih, uap

    airnya akan melewati lubang-lubang pada lempeng penyekat dan celah-celah bahan. Minyak

    atsiri yang terdapat di dalam bahan akan terbawa uap panas menuju pipa kondensor,

    selanjutnya uap air dan minyak atsirinya akan mengembun dan ditampung di dalam tangki

    pemisah (separator). Minyak dan air akan terpisah dengan sendirinya sesuai perbedaan berat

    jenis dimana lapisan minyak ada di atas dan lapisan air di bawahnya. Minyak diambil

    menggunakan pipet tetes dan kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca berwarna gelap.

    Pembuatan minyak gosok dilakukan dengan mencampur minyak atsiri jeruk purut dan virgin

    coconut oil (VCO) dimasukkan ke dalam botol kaca yang selanjutnya digunakan sebagai

    minyak gosok.

    Minyak atsiri jeruk purut mengandung sitronelal yang cukup tinggi, sitronelol,

    geraniol dan linalol. Kandungan sintronelal yang sangat tinggi menjadi salah satu kelebihan

    minyak jeruk purut dibidang industri, khususnya industri farfum dan kosmetik. Manfaat

    komponen aktif minyak atsiri ini dalam industri makanan sebagai penyedap dan penambah

    cita rasa, dalam farmasi sebagai anti nyeri dan anti bakteri, dalam industri bahan pengawet

    sebagai insektisida, dalam industry kosmetik dan personal care products yaitu sebagai bahan

    aktif sabun, pasta gigi, lotion, skin care, serta produk kecantikan.

    Kata Kunci : Kulit Jeruk Purut, Distilasi, Minyak Atsiri, VCO, Minyak Gosok

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    4

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Paper

    EKSTRAKSI MINYAK ASTIRI DARI KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D. C.)

    DI BALAI LATIHAN TRANSMIGRASI PEKANBARU SEBAGAI BAHAN AKTIF

    MINYAK GOSOK ini.

    Paper ini disusun adalah merupakan jurnal hasil Uji Coba Praktek Pengolahan Hasil

    Pertanian di UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Tahun Anggaran 2012.

    Penulis mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada pihak-pihak yang telah

    membantu selama pelaksanaan uji coba praktek ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk purut

    hingga paper ini diterbitkan. Semoga paper ini menjadi sumber inspirasi serta pengetahuan

    bagi siapapun yang akan terjun ke dunia bisnis ini.

    Kami menyadari di dalam penyusunan paper ini, masih banyak kekurangan. Untuk itu

    kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna penyempurnaan di

    kemudian hari.

    Demikian kami sampaikan, semoga bermanfaat.

    Pekanbaru, Januari 2013

    Penulis

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    5

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ................................................................................................................ 3

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. 4

    DAFTAR ISI............................................................................................................. 5

    I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 6

    1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 6

    1.2 Tujuan ........................................................................................................... 7

    II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 8 2.1 Minyak Atsiri ......................................................................................................... 8 2.2 Jeruk Purut ............................................................................................................. 9

    2.3 Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Purut dengan

    Penyulingan Uap dan Air ...................................................................................... 9

    2.4 Minyak Kulit Jeruk Purut ...................................................................................... 10

    III. BAHAN DAN METODA .................................................................................. 12

    3.1 Bahan ........................................................................................................... 12

    3.2 Alat................................................................................................................ 12

    3.3 Metoda Percobaan ................................................................................................ 13

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... 18

    4.1 Hasil ............................................................................................................... 18

    4.2 Pembahasan.................................................................................................... 18

    V. KESIMPULAN................................................................................................. 20

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    6

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang digunakan dalam

    industry parfum, kosmetik, farmasi dan makanan. Minyak ini dikenal dengan nama minyak

    eteris, minyak esensial atau minyak terbang karena mengandung senyawa organic golongan

    terpen yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Minyak atsiri

    memiliki rasa getir (pungent taste) dan berbau wangi yang sesuai dengan bau tanaman

    aslinya(Yuliani, S. dan S. Satuhu, 2012).

    Minyak atsiri memiliki kandungan aktif yang disebut terpenoid atau terpen. Jika

    tanaman memiliki kandungan senyawa ini berarti tanaman tersebut berpotensi dijadikan

    minyak atsiri. Zat inilah yang mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak

    tanaman misalnya rempah-rempah yang dapat memberikan cita rasa di dalam industri

    makanan. Di dalam tanaman, minyak atsiri juga mengandung semacam zat yang berguna

    mengusir serangga dan untuk menarik serangga dalam proses penyerbukan.

    Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri kimia seperti pembuatan parfum,

    sabun, kosmetik, farmasi, minuman dan makanan baik di dalam maupun di luar negeri.

    Perkembangannya yang relatif lambat merupakan permasalahan umum yang dihadapi di

    beberapa negara penghasil minyak atsiri khususnya di Indonesia (Anonimous, 2009).

    Di Indonesia daun jeruk purut juga digunakan sebagai bumbu masak untuk menutupi

    bau amis ikan. Sedangkan buah jeruk purut lebih banyak digunakan untuk perawatan tubuh

    dan kulit daripada digunakan untuk makanan. Kulit buah ini dapat dimanfaatkan untuk bahan

    shampo pencuci rambut.

    Sebagai produk pertanian, jeruk purut memiliki banyak keterbatasan seperti umur

    simpannya yang relatif pendek, masalahnya yang berhubung dengan iklim, juga penanganan

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    7

    serta penyimpanan yang tidak tepat yang mempengaruhi kualitas flavor yang dihasilkan.

    Penggunaan bahan mentah langsung sebagai bumbu memiliki berbagai kerugian antara lain :

    kekuatan flavornya bervariasi, relatif tidak higienik, mudah terkontaminasi, resiko kehilangan

    dan kerusakan flavor selama penyimpanan relatif tinggi, penggunaan pada bahan pangan

    relatif terbatas, distribusi flavornya kurang baik terutama pada produk cair dan cenderung

    memberikan penampakan kurang menarik pada produk akhir (Heat and Reineccius, 1986).

    Minyak atsiri banyak digunakan untuk menambah flavor pada makanan dan

    minuman. Pada umumnya variasi komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis

    tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang

    dipergunakan dan cara penyimpanan minyak.

    1.2 Tujuan

    Untuk menguji-coba ekstraksi minyak atsiri kulit jeruk purut dengan sistem distilasi

    uap dan air dalam mempersiapkan produksi skala industri rumah tangga.

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    8

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1 MINYAK ATSIRI

    Minyak atsiri termasuk produk metabolit sekunder yang mudah menguap dan terdapat

    dalam berbagai bagian tanaman seperti umbi, akar, batang, kulit, daun, bunga dan biji.

    Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan di dunia berjumlah 150-200 jenis. Sekitar 40

    spesies ada di Indonesia dan 15 jenis diantaranya telah diekspor (Mangun, et al., 2012).

    Minyak atsiri dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada

    suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai

    dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut

    dalam air. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga,

    buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome (Ketaren, 1985).

    Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang

    terbentuk dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen serta persenyawaan golongan hidrokarbon

    dan hidrikarbon teroksigenasi. Disamping itu minyak atsiri juga mengandung resin dan lilin

    dalam jumlah kecil merupakan komponen tidak dapat menguap (Guenther, 1947).

    Industri memanfaatkan minyak atsiri sebagai campuran farfum. Peran minyak atsiri

    dalam campuran bukan hanya memberi keharuman, tetapi juga sebagai pengikat bau atau

    pixative farfum. Minyak terbang itu juga mampu membawa nutrisi ke seluruh dinding sel.

    Bila hendak memanfaatkan minyak atsiri secara langsung pada kulit, campurkan dengan

    minyak pengencer seperti minyak almon atau virgin coconut oil (VCO). Minyak pengencer

    berfungsi mencegah iritasi, menahan penguapan dan meningkatkan kelembaban kulit

    (Anonimous, 2009).

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    9

    2. 2 JERUK PURUT

    Jeruk purut merupakan tanaman yang termasuk dalam salah satu anggota :

    Suku : jeruk-jerukan (Rutaceae)

    Sub Famili : Amantioidae

    Genus : Citrus

    Sub genus : Papeda

    Spesies : Citrus hystrix

    (Sarwono, 1986).

    Tanaman jeruk purut dapat tumbuh di lahan dengan ketinggian 1400 m di atas

    permukaan laut. Tinggi pohonnya mencapai 12 m. Buahnya berukuran kecil, bulat berwarna

    hijau dan kulitnya memiliki banyak tonjolan. Daging buahnya berwarna hijau kekuningan,

    sangat asam dan agak pahit (Rusli, 2010)

    Buah jeruk purut memiliki aroma wangi yang agak keras. Ukuran buahnya lebih kecil

    dari kepalan tangan, bentuknya bulat tetapi banyak tonjolan dan berbintil. Kulit buahnya tebal

    dan berwarna hijau tua polos atau berbintik-bintik. Kulit buahnya tebal dan berwarna hijau,

    hanya buah yang masak benar yang akan berwarna kuning sedikit. Daging buah berwarna

    hijau kekuningan, rasanya sangat masam dan kadang pahit. Kulit buah diparut dan dicampur

    air untuk bahan pencuci rambut. Juga digunakan dalam masakan dan pembuatan kue sering

    juga dibuat manisan (Yuliani dan Satuhu, 2012).

    2. 3 PROSES EKSTRAKSI MINYAK KULIT JERUK PURUT DENGAN

    PENYULINGAN UAP DAN AIR

    Penyulingan adalah proses pemisahan antara komponen cair atau padat dari dua

    macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya dan dilakukan untuk minyak

    atsiri yang tidak larut dalam air. Untuk memperoleh minyak atsiri yang berkualitas, sebaiknya

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    10

    menggunakan ketel yang terbuat dari stainless steel. Penggunaan ketel yang terbuat dari plat

    besi akan berakibat penurunan kualitas minyak menjadi coklat kekuningan.

    Penyulingan dengan uap dan air disebut dengan sistem kukus atau sistem uap tak

    langsung. Alat yang digunakan menyerupai dandang nasi. Jadi di dalam ketel suling terdapat

    penyekat berlubang dari lempeng besi yang berfungsi memisahkan air dan bahan bakunya.

    Proses penyulingan diawali dengan memasukkan air ke dalam bagian dasar ketel

    sampai mengisi 1/3 bagian. Bahan baku disimpan di atas lempeng penyekat. Bahan baku

    sebaiknya jangan terlalu padat karena akan mempersulit jalannya uap air menembus bahan

    baku. Setelah itu ketel ditutup rapat lalu dipanaskan. Pada saat air mendidih, uap airnya akan

    melewati lubang-lubang pada lempeng penyekat dan celah-celah bahan. Minyak atsiri yang

    terdapat di dalam bahan akan terbawa uap panas menuju pipa kondensor, selanjutnya uap air

    dan minyak atsirinya akan mengembun dan ditampung di dalam tangki pemisah (separator).

    Minyak dan air akan terpisah dengan sendirinya sesuai perbedaan berat jenis dimana lapisan

    minyak ada di atas dan lapisan air di bawahnya. Minyak diambil menggunakan pipet tetes

    dan kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca berwarna gelap. Penyimpanan sebaiknya

    pada suhu rendah dan terhindar dari sinar matahari langsung (Yuliani dan Satuhu, 2012).

    Keuntungan metode ini adalah penetrasi uap yang terjadi secara merata ke dalam

    jaringan bahan. Selain itu suhu dapat dipertahankan sampai 100oC, harga alat lebih murah,

    dan rendemen minyak lebih besar dibandingkan dengan penyulingan air

    Kelemahan metode distilasi uap dan air adalah ketel yang digunakan umumnya tidak mampu

    memproduksi uap yang banyak (Rusli, 2010)

    2. 4 MINYAK KULIT JERUK PURUT

    Beberapa alasan penggunaan minyak atsiri jeruk purut sebagai flavor ingredient pada

    bahan pangan antara lain : minyaknya bersifat higienis, bebas dari kontaminasi

    mikroorganisme, kekuatan flavornya tinggi dalam batas yang dapat diterima, kualitas

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    11

    flavornya sesuai dengan kualitas flavor bahan mentahnya, tidak memberikan warna pada

    produk akhir, bebas dari pengaruh enzim dan stabil selama penyimpanan dalam kondisi baik

    Minyak atsiri dari kulit jeruk purut mengandung komponen kimia dengan l-sitronelal

    sebagai komponen utama (81,49%), sintronelol (8,22%), linalol (3,69%), geraniol (0,31%).

    Perbedaan komposisi mencolok inilah yang membedakan minyak kulit jeruk purut dengan

    minyak kulit jeruk lainnya (Anonimous, 2009)

    Kandungan sintronelal yang sangat tinggi menjadi salah satu kelebihan minyak jeruk

    purut dibidang industri, khususnya industri farfum dan kosmetik. Minyak dengan kandungan

    sintronelal yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk isolasi sintronelal.

    Sintronelal hasil isolasi kemudian diubah menjadi bentuk esternya seperti hidroksi sitronelal

    atau mentol sintesis. Ester yang dihasilkan dengan cara ini umumnya bersifat statis dan

    sangat baik digunakan sebagai zat pewangi sabun dan parfum yang bernilai tinggi. Mentol

    sintesis dapat digunakan sebagai obat gosok, pasta gigi dan obat pencuci mulut. Bentuk ester

    dari sintronelal dapat digunakan sebagai insektisida (Ketaren, 1985).

    Minyak atsiri jeruk purut dapat digunakan sebagai flavour alami pada bahan pangan.

    Penggunaan minyak jeruk purut sebagai flavor dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu

    kelompok flavor larut air dan flavor yang larut lemak. Flavor jeruk purut yang larut dalam air

    dapat digunakan sebagai flavoring pada soft drink dan minuman teh beraroma jeruk.

    Sedangkan flavor jeruk purut yang larut lemak dapat digunakan pada jenis masakan seperti

    tom yam soup, kue, produk-produk bakeri dan produk-produk coklat.

    Manfaat komponen aktif minyak atsiri ini dalam industri makanan sebagai penyedap

    dan penambah cita rasa, dalam farmasi sebagai anti nyeri dan anti bakteri, dalam industri

    bahan pengawet sebagai insektisida, dalam industry kosmetik dan personal care products

    yaitu sebagai bahan aktif sabun, pasta gigi, lotion, skin care, serta produk kecantikan

    (Widiastuti, 2012)

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau

    Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    12

    III BAHAN DAN METODE

    3.1 BAHAN

    Jeruk purut matang segar 6 kg

    Air Bersih

    Air Es

    Natrium sulfat anhidrat 2-5 %

    3.2 ALAT

    Distilasi

    Timbangan

    Talenan

    Pisau

    Baskom

    Pengaduk kaca

    Erlenmeyer 25 ml

    Gelas ukur 500 ml

    Botol kaca gelap

    Pipet tetes

    Jarum Suntik

    Pemeras jeruk

    Botol sirup

    Corong Kaca

    Corong plastik

    Gambar 1. Jeruk Purut Segar,

    Air Es, Air Bersih

    Bahan

    Alat

    Distilasi

    Gambar 2. Alat -alat

    Gambar 3. Distilasi/Alat Penyuling

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    13

    3.3 METODA PERCOBAAN

    1. Tahap Persiapan Alat

    A. Pemeriksaan Sebelum Beroperasi (Yuliani, S., dan S. Satuhu, 2012)

    1. Periksa kesiapan peralatan untuk beroperasi secara keseluruhan.

    2. Periksa ketel penyuling dan lubang penyekat/saringan tidak tersumbat.

    Jika tersumbat harus dibersihkan. Hal ini penting agar minyak yang

    dihasilkan tidak terkontaminasi dengan bau dari bahan lain.

    3. Periksa kekencangan semua baut penutup supaya tidak terjadi kebocoran

    uap yang mengakibatkan minyak menguap

    B. Mengatur Panas dan Besarnya Api

    1. Setelah tungku menyala, sesuaikan besar api ( panas ) dengan memutar

    kran pengatur aliran bahan bakar pada tangki.

    2. Jaga agar udara yang berada di dalam tangki tidak kosong dengan melihat

    pengukur tekanan pada tangki.

    3. Usahakan agar udara dalam tangki dalam keadaan konstan sehingga

    besarnya api juga konstan

    C. Mematikan Alat Penyuling

    1. Tutup kran tangki bahan bakar dan habiskan sisa bahan bakar di dalam

    kompor sampai api mati.

    2. Untuk keamanan sebaiknya udara di dalam tangki dibuang melalui saluran

    pembuang udara.

    3. Matikan aliran air pendingin dengan memutar kran air

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    14

    2. Tahap Penyulingan

    a. Jeruk purut diperas, kemudian Kulit jeruk purut dirajang dengan ketebalan

    0,3 - 0,5 cm.

    b. Masukkan air ke bagian dasar ketel ( sampai 1/3 bagian dasar )

    c. Bahan baku disimpan di atas penyekat sekitar 75%. Bahan baku jangan terlalu

    padat agar uap tidak kesulitan menembus bahan baku. Ketel ditutup rapat lalu

    dipanaskan ( penyulingan uap tak langsung dengan suhu 100o C).

    d. Suling minyak selama 4 6 jam atau sampai minyak tidak menetes lagi.

    e. Rendemen minyak yang diperoleh sekitar 2 - 3 %.

    f. Minyak dan air akan tepisah dengan sendirinya karena perbedaan berat jenis

    Gambar 6. Penyulingan Kulit

    Jeruk Purut

    Gambar 4. Pemerasan Gambar 5. Perajangan

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    15

    g. Dilakukan pengambilan minyak secara manual dengan menggunakan gayung,

    corong pemisah atau pipet tetes.

    h. Tambahkan natrium sulfat anhidrat 2-5 % ke dalam minyak sehingga

    diperoleh minyak yang bebas air, kemudian disaring dengan menggunakan

    kertas saring kasar.

    i. Kemudian diambil dengan pipet tetes dan diisi penuh dalam botol kaca gelap

    j. Keluarkan bahan sisa penyulingan dari ketel setelah ketel penyuling dingin,

    kemudian ketel dibersihkan.

    3. Tahap Pembuatan Minyak Gosok

    a. Minyak atsiri jeruk purut sebanyak 10 ml dicampur dengan virgin coconut oil

    (VCO) sebanyak 40 ml kemudian dimasukkan dalam botol kaca. Minyak ini

    selanjutnya dapat digunakan sebagai minyak gosok.

    Gambar 7. Minyak Atsiri Jeruk

    Purut

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    16

    4. Pemanfaatan Limbah Minyak Jeruk Purut

    a. Limbah jeruk purut dikeringkan dengan sinar matahari.

    b. Dihaluskan kemudian diayak.

    c. Digunakan sebagai pestisida nabati pada lahan pertanian, insektisida alami,

    penambah aroma dupa, pupuk organik dan briket organik.

    Gambar 8. Minyak Gosok

    Gambar 9. Pemanfaatan Limbah Penyulingan sebagai

    Pestisida Nabati di Lahan Pertanian

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    17

    Gambar 10. Diagram Alir Penyulingan Minyak Atsiri Jeruk Purut

    Ditimbang

    Dirajang

    Dimasukkan ke dalam Ketel Suling

    Dilakukan Penutupan Ketel Suling dan Pemeriksaan

    Seluruh Alat Penyuling

    Dilakukan Penyulingan selama 4 6 jam

    Dilakukan Pengambilan Minyak Secara Manual

    Menggunakan Pipet Tetes

    Penyulingan dihentikan jika minyak tidak menetes lagi

    Minyak Disaring dengan kertas saring Kasar

    Minyak Atsiri disimpan

    dalam botol kaca

    berwarna gelap

    Kulit Jeruk Purut Segar

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    18

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Warna minyak kulit jeruk purut yang dihasilkan adalah kombinasi warna kuning

    muda dan warna kehijauan. Warna kuning muda berasal dari sintronelal yang merupakan

    komponen utama minyak kulit jeruk purut. Sitronelal merupakan flavouring agent berbentuk

    liquid yang berwarna kuning samar atau kuning muda.

    Aroma minyak kulit jeruk purut yang dihasilkan adalah aroma segar khas jeruk purut.

    Tingkat kesegaran ini disebabkan kandungan sintronelal sebagai komponen utama minyak

    jeruk purut. Komponen kimia minyak jeruk purut seperti geraniol, sitronelol dan linalol

    merupakan komponen yang memberikan kehalusan dan kelembutan aroma terbaik

    (Anonimous, 2011)

    Perlakuan terhadap kulit jeruk purut sebelum penyulingan sangat mempengaruhi

    rendemen minyak atsiri jeruk purut yang dihasilkan. Jika saat perajangan dilakukan pada

    ruangan terbuka dan waktu yang lama, maka rendemen minyak yang dihasilkan berkurang

    karena sebagian telah menguap. Sebaiknya melakukan perajangan dengan menggunakan alat

    perajang tertutup dan suhu rendah. Untuk mendapatkan volume minyak atsiri yang lebih

    banyak, lebih baik menggunakan jeruk yang sudah matang 1 hari setelah petik dan masih

    memiliki tekstur kulit yang masih keras, permukaannya halus dan mengkilap serta berwarna

    hijau dan sedikit kuning.

    4.2 Pembahasan

    Minyak yang dihasilkan tidak boleh disimpan dalam botol plastik karena dalam

    percobaan ini minyak disimpan dalam botol plastik dan botol kaca. Botol plastik yang

    digunakan sebagai kemasan minyak atsiri jeruk purut, setelah disimpan selama empat hari,

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    19

    ternyata botol pecah dan minyak atsiri jeruk purut habis menguap sedangkan minyak atsiri

    jeruk purut yang disimpan dalam botol kaca tidak mengalami perubahan. Diduga minyak

    atsiri bereaksi dengan kemasan botol plastik sehingga botol meleleh dan minyak menguap.

    Sebaiknya minyak kulit jeruk purut disimpan di dalam botol kaca berwarna gelap dalam

    keadaan tertutup rapat pada tempat yang tidak panas karena minyak atsiri jeruk purut mudah

    sekali menguap.

    Untuk diversifikasi produk minyak atsiri, minyak jeruk purut dapat digunakan sebagai

    bahan aktif dalam pembuatan minyak gosok, pembuatan krim, pembuatan balsam dan

    pembuatan lilin aromatik. Minyak atsiri jeruk purut dapat pula digunakan sebagai bahan

    tambahan campuran bahan bakar lampu temple atau lampu dinding yang ada sumbunya. Saat

    pembakaran, lampu akan mengeluarkan aroma jeruk purut yang menyegarkan ruangan,

    mengusir nyamuk dan bermanfaat sebagai aroma terapi.

    Penambahan minyak kelapa murni (VCO) ke dalam minyak atsiri jeruk purut dalam

    pembuatan minyak gosok berfungsi sebagai minyak pengencer. Minyak pengencer juga

    berfungsi mencegah iritasi, meningkatkan kelembaban kulit dan menahan penguapan minyak

    atsiri sehingga aroma minyak atsiri jeruk purut tahan lebih lama. Industri memanfaatkan

    minyak atsiri sebagai campuran farfum karena berperan memberi keharuman, sebagai

    pengikat bau dan juga mampu membawa nutrisi ke seluruh dinding sel.

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    20

    V. KESIMPULAN

    Minyak atsiri hasil destilasi uap tak langsung selama 6 jam mengandung 57 jenis

    komponen kimia. Yang utama dan yang terpenting adalah sitronelal (81,49%), sintronelol

    (8,22%), linalol (3,69%), geraniol (0,31%) (Anonimous, 2009). Perbedaan komposisi kimia

    dalam minyak atsiri menyebabkan perbedaan dalam kehalusan dan kelembutan aroma. Pada

    dasarnya makin tinggi kandungan geraniol, sitronelal, sitronelol, linalool dan linalil asetat,

    aroma minyak makin halus dan lembut. Proses ekstraksi minyak kulit jeruk purut dapat

    dikerjakan dengan metode sederhana dengan peralatan yang tidak terlalu mahal.

    Kandungan sintronelal yang sangat tinggi menjadi salah satu kelebihan minyak jeruk

    purut dibidang industri, khususnya industri farfum dan kosmetik juga sebagai obat gosok,

    pasta gigi dan obat pencuci mulut. Bentuk ester dari sintronelal dapat digunakan sebagai

    insektisida.

    Minyak atsiri jeruk purut yang dihasilkan sebaiknya disimpan dalam botol kaca

    berwarna gelap, pada suhu rendah dan terhindar dari sinar matahari langsung untuk

    mempertahankan mutu minyak atsiri.

    Penambahan minyak kelapa murni (VCO) ke dalam minyak atsiri jeruk purut dalam

    pembuatan minyak gosok berfungsi sebagai minyak pengencer. Minyak pengencer juga

    berfungsi mencegah iritasi, meningkatkan kelembaban kulit dan menahan penguapan minyak

    atsiri sehingga aroma minyak atsiri jeruk purut tahan lebih lama.

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonimous. 2009. Minyak Atsiri Trubus Info Kit, PT Trubus Swadaya, Jakarta

    Anonimous, 2011. Potensi Baru Nilam, Trubus Cipta Usaha. PT. Trubus Swadaya, Jakarta

    Guenther, E. 1947 Alih Bahasa Ketaren. 1988. Minyak Atsiri Jilid I. Direktorat Pendidikan

    Tinggi. Departemen P dan K. Jakarta.

    Heat, H. B., dan Reineccius, G. 1986. Flavor Chemistry and Technology. An AVI Book.

    Published by Van Nostrand Reinhold Company. New York

    Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.

    Mangun,H., M. S. H. Waluyo and A. Purnama, 2012. Nilam Hasilkan Rendemen Hingga 5

    kali lipat dengan Fermentasi Kapang, Penebar Swadaya. Jakarta.

    Rusli, M. S., 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri, Agro Media pustaka. Jakarta.

    Sarwono, B. 1986. Jeruk dan Kerabatnya. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Yuliani, S., dan S. Satuhu, 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Penebar Swadaya,

    Jakarta.

    Widiastuti, I. 2012. Sukses Agribisnis Minyak Atsiri Menguak Peluang Usaha Aneka Olahan

    Minyak Atsiri, Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    22

    LAMPIRAN 1. Analisis Usaha Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Purut

    Perhitungan analisis minyak atsiri dari kulit jeruk purut diasumsikan contoh

    perhitungan usaha penyulingan dengan skala 10 kg

    1. Asumsi

    Asumsi dijadikan dasar acuan dalam analisis usaha minyak atsiri dari kulit jeruk purut

    sebagai berikut :

    a. Bahan baku kulit jeruk purut Rp. 35.000/kg

    b. Kapasitas alat penyulingan 30 liter dengan bahan baku 10 kg

    c. Rendemen yang diperoleh sebesar 2 %

    d. Waktu penyulingan 6 jam

    e. Harga jual minyak jeruk purut Rp. 700.000,-/kg

    f. Dalam 1 hari dilakukan 2 kali penyulingan dan dalam 1 bulan 20 kali penyulingan

    2. Biaya

    a. Biaya Investasi

    Unsur Investasi Jumlah (Rp)

    1. Alat penyuling dengan

    kapasitas 30 liter

    2. Kompor Gas 1 tungku

    Rp. 8.000.000,-

    Rp. 135.000,-

    Total Investasi Rp. 8.135.000,-

    b. Biaya Operasi Perbulan

    Unsur Biaya Jumlah (Rp)

    1. Sewa Bangunan

    2. Bahan Bakar gas 4 tabung

    4 x 20 hr x 12.500

    3. Bahan Baku

    2 x 10 kg x 20 hr x 35.000

    Rp. 500.000,-

    Rp. 1000.000,-

    Rp. 1.400.000,-

    Total Biaya Operasional Rp. 2.900.000,-

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    23

    3. Rendemen dan Keuntungan

    Dalam satu kali penyulingan minyak atsiri dari kulit jeruk purut sebanyak 2 % dengan

    bahan baku 10 kg yaitu sebagai berikut :

    Jumlahnya

    Bila harga jual minyak jeruk purut Rp. 700.000,-/kg maka diperoleh pendapatan dan

    keuntungan sebagai berikut :

    Pendapatan = 8 kg x Rp. 700.000,- = 5.600.000,-

    Keuntungan Perbulan = 5.600.000 2.900.000,-

    = 2.700.000,-

    Keuntungan pertahun = 12 x Rp. 2.700.000,-

    = 32.400.000,-

    Catatan : Biaya tersebut belum termasuk tenaga kerja, listrik dan transportasi

    4. Kelayakan Usaha

    a. Return of Investment

    ROI =

    b. Break Even Point

    BEP = = 362.500

    Harga pasar setiap kg minyak atsiri jeruk purut Rp. 700.000,-. Dengan demikian

    keuntungan diperoleh untuk setiap 1 kg minyak jeruk purut sebesar = 700.000,- -

    362.500,- = 337.500,-

    BEP Produksi = = 4,1 kg

  • Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian

    UPT-P Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru

    Jl. No. Adi Sucipto. 284 Komplek Transito Pekanbaru Provinsi Riau Telp. (0761) 7078995 Fax. (0761) 64485Website: www.balatrans-pekanbaru.co.id Email: [email protected]

    24

    Dari perhitungan terlihat titik impas dari usaha penyulingan minyak jeruk purut diperoleh

    pada produksi 4,1 kg. Sementara hasil produksi bulanan diperoleh 8 kg artinya diperoleh

    sebanyak 3,9 kg sebagai keuntungan.