eksepsi terdakwa

Upload: bambang-sugianto

Post on 06-Jul-2015

846 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

EKSEPSI TERDAKWA

Dalam Perkara Pidana Nomor Reg. Perkara : PDM579/Balik/01/2006

Oleh Penasehat Hukum Terdakwa

Atas Nama Terdakwa MANOHANI LASINEM Binti Sarwo

Disampaikan dalam Persidangan Pengadilan Negeri Balikpapan ....................................

EKSEPSI

Dalam Perkara Pidana Nomor Reg. Perkara : PDM579/Balik/01/2006

1

1. IDENTITAS TERDAKWA

Nama Lengkap Tempat Lahir Umur / Tanggal lahir Jenis Kelamin Kebangsaan Tempat tinggal

: : : : : :

MANOHANI LASINEM Binti SARWO Bandung 34 Th, 23 Oktober 1971 Perempuan Indonesia Jl. Ahmad Yani RT. 72 No. 37 Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Balikpapan Tengah Kotamadya Balikpapan Kalimantan Timur

Agama Pekerjaan Pendidikan 2. PENAHANAN

: : :

Islam Pembantu Rumah Tangga SMA

Terhadap Terdakwa dilakukan penahanan

2

Balikpapan, 7 Agustus 2008

Kepada Yth, Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Pidana No. PID.01/PN.BPP/X/2008 Pengadilan Negeri Balikpapan Di Balikpapan

Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini : Arif Juring Sitinjak, SH., Bambang Setiawan, SH., Andi Nur Indah, SH.,Suhendra, SH., Rikyanto, SH. adalah para Advokat dari kantor Pengacara & Penasihat Hukum ARIF JURING SITINJAK, SH. & Rekan, berkantor di Jl. Pupuk Raya No.01 Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan Selatan berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal .................. November 2005, terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Negeri Balikpapan No. W13.DF.HT.04.10-63 tanggal 11 Oktober 2008, dari dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama Terdakwa Manohani Lasinem binti Sarwo, yang telah memilih domisili hukum di kantor kuasanya tersebut, selanjutnya dalam hal ini akan mengajukan KEBERATAN/EKSEPSI atas Dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang telah dibacakan pada persidangan tanggal 01 Agustus 2008, yang selengkapnya diuraikan sebagai berikut: A. PENDAHULUAN Majelis Hakim yang kami muliakan ; Saudara Jaksa Penuntut Umum ; Dan Hadirin yang kami hormati ; Setelah mendengar dan mempelajari secara seksama surat dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum (JPU), maka sesuai hukum acara pidana Indonesia tibalah giliran kami, Tim Penasihat Hukum Terdakwa untuk mengajukan Keberatan/Eksepsi, tentang

3

apakah surat dakwaan JPU ini telah memenuhi unsur-unsur serta ketentuan hukum yang mendudukkan Terdakwa dalam perkara pidana yang sekarang sedang diadili. Bahwa dengan memperhatikan surat dakwaan Sdr. JPU, Penasihat Hukum Terdakwa akan memberikan resume tentang kronologis singkat terjadinya peristiwa tindak pidana yang didakwakan sebagai berikut : - Bahwa berawal Terdakwa MANOHANI LASINEM Binti SARWO sedang membersihkan rumah korban yang merupakan majikan Terdakwa, tiba-tiba korban memeluk Terdakwa kemudian mencoba untuk menyetubuhi Terdakwa, namun Terdakwa menolak oleh karena penolakan Terdakwa, korban kemudian mencambak serta membenturkan kepala Terdakwa sampai Terdakwa tidak sadarkan diri atau pingsan, setelah Terdakwa sadar dari pingsan Terdakwa menyadari korban telah menyetubuhi korban dan setelah Terdakwa mengetahui bahwa korban telah menyetubuhi Terdakwa, selanjutnya Terdakwa pergi keluar kamar dan melintas didapur dan melihat sebilah pisau dan timbul niat Terdakwa untuk menganiaya korban selanjutnya Terdakwa mengambil 1 (satu) bilah pisau dengan panjang 20cm tersebut dan kembali lagi kekamar dimana korban tidur dengan membawa 1 (satu) bilah pisau dengan panjang 20cm dan langsung menusuk korban dengan menggunakan 1 (satu) buah pisau dapur dengan panjang 20cm dan mengenai kedua mata korban dan beberapa bagian tubuh korban, setelah mengetahui korban tidak berdaya lagi Terdakwa langsung pergi meninggalkan korban yang dalam keadaan bersimbah darah di dalam kamar korban, dan setelah mendapatkan perawatan dirumah sakit korban meninggal dunia karena luka berat yang diderita oleh korban. Akibat perbuatan Terdakwa korban mengalami luka berat sebagaimana diuraikan dalam Visum Et Repertum Nomor 812-VISUM/102/TUOS/SKM/XI/2005 tanggal 13 Nopember 2005 yang dibuat dan dtandatangani oleh dr. Hery Setiawan pada Rumah Sakit Harapan Sembuh. Dan pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2005 korban meninggal dunia bedasarkan Surat Keterangan Kematian Nomor : 417/S.KET/97/TUOS/SKM/XII/2005. Bahwa sebagian kalangan memandang perbuatan penganiayaan yang mengkibatkan meninggalnya seseorang bertentangan dengan pasal 351 (2) dan 354 (3) KUHP.

4

Bahwa terhadap Surat Dakwaan Sdr. JPU tersebut, penasihat Hukum Terdakwa akan memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa waktu terjadinya perkara penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang tidak tepat (tempus delicty). Jika terdakwa sengaja melakukan penganiayaan berat terhadap korban, maka tidak ada penganiayaan apabila luka berat tersebut tidak benar-benar ditimbulkan, yaitu apabila sesudah dilukai orang itu meninggal dunia, dalam hal ini tidak ada penganiayaan yang menimbulkan kematian. 2. Bahwa tindakan yang dilakukan oleh terdakwa adalah merupakan tindakan spontanitas dan atau khilaf. Majelis Hakim yang kami muliakan ; Saudara Jaksa Penuntut Umum ; Dan Hadirin yang kami hormati ; Bahwa dengan memperhatikan ringkasan peristiwa pidana tersebut diatas, maka Penasihat Hukum Terdakwa akan memulai Keberatan/Eksepsi dengan mempertanyakan secara yuridis formal dan materil apakah pemeriksaan perkara ini sudah memenuhi hukum acara pidana yang berlaku; 1. Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima Surat Dakwan yang di dakwakan terhadap Terdakwa Manohani Lasinem binti Sarwo keliru sistematika dakwaan subsidiaritas, yaitu penempatan dakwaan yang lebih besar ancaman pidananya berada pada dakwaan primer, sedang tindak pidana yang lebih ringan ancaman pidananya ditempatkan pada Subsider, Lebih Subsider, dan seterusnya. 2. Surat dakwaan tidak cermat , jelas dan lengkap a) Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya tidak menguraikan dan menjelaskan cara tindak pidana tersebut dilakukan secara utuh, bukan hanya terbatas dalam unsur delik tetapi meliputi cara terdakwa melakukan tindak pidana. Hal ini dianggap merugikan kepentingan Terdakwa dalam membela diri. b) Surat Dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak menjelaskan keadaan-keadaan yang melekat pada tindak pidana yang 5

dilakukan oleh Terdakwa, apalagi keadaan tersebut merupakan keadaan khusus yaitu suatu keadaan atau peristiwa yang tidak terpisahkan dari tidak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa. 3. Pemeriksaan terdakwa dilakukan secara melawan hukum a) Bahwa sdri. Manohani Lasinem binti Sarwo memberikan keterangan di depan penyidik dengan dibawah tekanan karena sdri. Manohani Lasinem binti Sarwo diancam untuk memberikan keterangan seperti yang diinginkan oleh penyidik, padahal kondisi Terdakwa masih membutuhkan perawatan. Hal ini berarti bertentangan dengan ketentuan yang digariskan dalam pasal 52 KUHAP. b) Bahwa sdri. Manohari Lasinem binti Sarwo telah melakukan perbuatan Overmacht (daya paksa), karena telah mempertahankan kehormatan dan harga diri seorang wanita yang masih memiliki ikatan sah perkawinan. c) Bahwa sdri. Manohani Lasinem binti Sarwo telah diperiksa oleh penyidik tanpa didampingi oleh penasehat hukum yang seharusnya Terdakwa di dampingi oleh penasehat hukum demi kepentingan pembelaan Terdakwa yang diatur dalam Pasal 54 KUHAP. Sehingga menurut hemat kami pemeriksaan terhadap diri sdri. Manohani Lasinem binti Sarwo telah dilakukan secara melawan hukum. 4. Eksepsi Salah Alamat a) Bahwa berdasarkan fakta hukum Manohani Lasinem binti Sarwo melakukan perbuatan penganiayaan atas dasar atau unsur Overmacht (daya paksa), maka oleh karenanya hal ini bukan merupakan perbuatan kejahatan seperti yang di dakwakan oleh jaksa penuntut umum. b) Bahwa sdri. Manohani Lasinem binti Sarwo melakukan perbuatan Overmacht (daya paksa), karena sebelumnya telah terjadi peristiwa pemerkosaan yang dilakukan oleh korban terhadap diri terdakwa Manohani Lasinem binti Sarwo dan demi mempertahankan kehormatan dan harga diri seorang wanita yang masih memiliki ikatan sah perkawinan.

6

a) Surat Dakwaan Batal Demi Hukum Bahwa Surat Dakwaan yang di dakwakan kepada Tersangka oleh Jaksa Penuntut Umum harus dinyatakan Batal Demi Hukum karena melanggar syarat materil yang diatur dalam pasal 143 ayat (2) huruf (b) KUHAP. a) Bahwa dalam Surat Dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak diuraikan secara cermat, jelas dan lengkap Tempat Kejadian Perkara (TKP) peristiwa tindak pidana tersebut terjadi, Jaksa Penuntut Umum hanya menyebutkan tempat kejadian (Locus Delicty) tersebut di rumah korban tetapi tidak menjelaskan secara pasti dimana tepatnya tempat penganiayaan itu dilakukan. Maka, Surat Dakwaan terhadap terdakwa Manohani Lasinem Binti Sarwo tidak cermat, jelas dan lengkap peristiwa hukmnya. b) Bahwa Kami menemukan beberapa hal yang memperlihatkan bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak cermat dalam menyusun Surat Dakwaannya, khususnya mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa dengan tidak menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan secara pasti, sebagaimana yang ditentukan oleh Pasal 142 KUHAP ayat (2) sub b. Bahwa ketidak cermatan itu sangat jelas terlihat dalam dakwaan kesatu primair, khususnya mengenai waktu dan tempat kejadian (tempus dan locus delicti) tindak pidana itu dilakukan. Untuk lebih jelasnya, kami kutip sebagai berikut: ...pada hari Senin tanggal ------------------- atau setidak-tidaknya pada waktu lain sekitar bulan ------------, bertempat di -------------------------, atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk di dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Balikpapan .. Kutipan di atas menunjukan bagaimana Jaksa Penuntut Umum, dalam Surat Dakwaannya, tidak dapat menunjukkan secara pasti kapan dan di mana tindak pidana itu dilakukan oleh terdakwa Manohani Lasinem Binti Sarwo. Ketidakcermatan tersebut kemudian kembali diulangi oleh Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan subsidair . Kalimat atau setidak7

tidaknya merupakan cerminan dari keragu-raguan Sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam merumuskan perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa. Padahal, sikap ragu-ragu, sebagaimana kita ketahui bersama, akan bermuara pada ketidakjelasan. Dan dalam perkara ini, ketidakjelasan dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah barang tentu akan sangat merugikan Terdakwa, padahal kejelasan dan kepastian mengenai waktu dan tempat terjadinya tindak pidana merupakan faktor yang menentukan untuk pembelaan Terdakwa dan ataupun hakim dalam menyusun putusannya.

B. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN Majelis Hakim yang kami muliakan ; Saudara Jaksa Penuntut Umum ; Dan Persidangan yang kami hormati ; Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka Penasihat Hukum Terdakwa berkesimpulan sebagai berikut : 1. Surat Dakwaannya Jaksa keliru dalam sistematika dakwaan yaitu penempatan ancaman pidana yang tidak berurut atau tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya, sehingga Surat Dakwaan Terdakwa Manohani Lasinem Binti Sarwo tidak dapat diterima. 2. Dakwaan tidak jelas (obscuur libel), kerena Dakwaan tidak menjelaskan secara pasti dan utuh peristiwa hukum atau tindak pidana yang didakwakan. Jaksa ragu dalam menentukan waktu dan tempat (tempus dan locus delicti) sehingga dakwaan Jaksa Penuntut Umum menjadi kabur. Berdasarkan seluruh uraian di atas, perkenankanlah kami, mengajukan permohonan kepada Majelis Hakim yang terhormat, agar sudilah kiranya demi keadilan menjatuhkan putusan sebagai berikut: Mengabulkan eksepsi terdakwa MANOHANI LASINEM Binti SARWO Atau, Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa No. Register Perkara : PDM579/Balik/01/2006 BATAL DEMI HUKUM;

8

Atau, Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Nomor Reg. Perkara : PDM579/Balik/01/2006 TIDAK DAPAT DITERIMA dan

memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk segera membebaskan Terdakwa keluar dari tahanan. Atau, Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka kami mohon agar diberikan Putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono), demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum yang berlaku dan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Demikian surat keberatan atau eksepsi ini kami sampaikan untuk diketahui dan dipertimbangkan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Balikpapan, Hormat kami,

November 2010

1. Arif Juring Sitinjak, SH., M.Hum ....................... 2. Bambang Setiawan, SH. 3. Andi Nur Indah, SH. 4. Suhendra, SH. Alm 5. Rikyanto, SH. ...................... ....................... ....................... ........................

9