ekosistem intertidalblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/ekosistem-intertidal.pdf · a) melekat...

49
EKOSISTEM INTERTIDAL MULYANTO FPIK UB

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

EKOSISTEM INTERTIDAL

MULYANTO

FPIK – UB

Page 2: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KARAKTERISTIK

• Kawasan sempit (antara pasang tertinggi

– surut terendah).

• Variasi factor lingkungan besar.

• Keanekaragaman hayati tinggi.

Page 3: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KOMPONEN ABIOTIK

Page 4: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

1. PASANG SURUT

1) pasut DIURNAL satu

pasang naik dan satu

pasang turun

2) pasut SEMIDIURNAL

dua pasang naik dan

dua pasang turun

3) pasut CAMPURAN

campuran diurnal dan

semidiurnal

Page 5: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

1. PASANG SURUT

Pengaruh kombinasi pasang surut - waktu

• Perbedaan lamanya waktu kering dan terendam air,

mempengaruhi organisme (1) menghadapi suhu letal /

kehilangan air, (2) kesempatan mencari makan, (3)

penyebaran.

• Di daerah tropik, surut terjadi pada waktu hari gelap

(malam hari, dini hari, petang hari), maka flora fauna

menghadapi suhu yang lebih rendah dan kehilangan

lebih sedikit air, akibatnya keragaman organisme lebih

tinggi dibandingkan di daerah dimana pasang-turun

terjadi pada siang hari.

• Keteraturan pasang surut menimbulkan irama tertentu

dalam kegiatan organisme pantai, misalnya pemijahan

dan mencari makan.

Page 6: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

2. OMBAK

• secara mekanik menghancurkan & menghanyutkan materi.

• memperluas batas zona pasang surut.

• mencampur & mengaduk gas atmosfer ke dalam laut, menyebabkan oksigen terlarut naik.

• mengaduk substrat.

Page 7: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

3. SALINITAS

• waktu surut jika turun hujan maka salinitas turun drastis.

• Di genangan air, jika hujan turun salinitas turun, jika penguapan tinggi salinitas naik.

4. SUHU

• Kisaran lebar, jika

batas lethal

organisme terlampaui

dapat menyebabkan

kematian.

• Kenaikan suhu

menyebabkan

organisme banyak

kehilangan

kandungan air.

Page 8: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

IKAN INTERTIDAL

• ukuran kecil, pipih

dan memanjang

(Blenniidae,

Gobiidae) atau

gepeng (Cottidae,

Gobiesocidae),

memungkinkan

tinggal di lubang,

saluran, celah,

lekukan untuk

berlindung dari

kekeringan dan

gerakan ombak.

• Ikan Intertidal yang Dominan :

Famili Blenniidae (A), Gobiidae

(B), Gobiesocidae (C) dan

Cottidae (D) (Nybakken, 1988)

• Ikan yang beradaptasi,

hidup di luar air adalah

ikan belodok

(Periophthalmus).

Page 9: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

ADAPTASI ORGANISME

Page 10: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

1. DAYA TAHAN THD KEHILANGAN AIR

1) Toleransi tinggi dengan sistem jaringan, ketika

air surut tubuh menyusut dan kering, ketika air

pasang tubuh menyerap air.

Contohnya alga Porphyra, Fucus, Enteromorpha

mempunyai toleransi kehilangan air sampai 60 –

90%, chiton 75%, limpet 30 – 70%.

Page 11: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

1. DAYA TAHAN THD KEHILANGAN AIR

2) Berpindah untuk mencari microhabitat yang lebih

baik, misalnya kepiting

3) Teritip dan kerang (Mytilus edulis) menutup rapat

cangkang, limpet (Armaea, Collisella dan Patella)

menempel rapat pada batu, siput (Littorina)

mempunyai opercula yang menutup rapat celah

cangkang, anemone (Actinia) dan hydroid (Clava

squamata) menghasilkan lendir (mucus),

organisme infauna mengubur diri.

Page 12: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

1. DAYA TAHAN THD KEHILANGAN AIR

4) Organ pernafasan dimasukkan dalam rongga

perlindungan untuk mencegah kekeringan,

contohnya pada moluska insangnya terdapat

dalam rongga mantel yang dilindungi cangkang,

teritip bernafas dengan jaringan mantelnya.

5) Tekanan salinitas, hewan intertidal tidak

mempunyai mekanisme untuk mengontrol kadar

garam cairan tubuhnya (osmokonformer).

Adaptasinya adalah dengan menutup diri rapat –

rapat.

Page 13: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

2. PEMELIHARAAN KESEIMBANGAN PANAS

1) Pengurangan panas yang didapat dari

lingkungan

cara : memperbesar ukuran tubuh relatif, berarti

perbandingan antara luas permukaan dengan

volume tubuh menjadi lebih kecil, sehingga luas

daerah tubuh yang mengalami peningkatan

suhu menjadi lebih kecil.

Tubuh yang lebih besar memerlukan waktu

yang lebih lama untuk bertambah panas

dibandingkan dengan tubuh yang lebih kecil.

Contoh : gastropoda Littorina littorea dan

Olivella biplicata.

Page 14: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

2. PEMELIHARAAN KESEIMBANGAN PANAS

2) Meningkatkan kehilangan panas dari tubuh

a) Memperluas dan memperbanyak ukiran

cangkang untuk memudahkan hilangnya panas,

contoh Tectarius muricata dan Nodolittorina

tuberculata.

b) Warna terang (warna gelap memperbesar

absorpsi panas), contoh siput Nerita peleronta

(Karibia) dan Littorina unifasciata (Selandia

Baru).

c) Penguapan air.

Page 15: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

2. PEMELIHARAAN KESEIMBANGAN PANAS

2) Meningkatkan kehilangan panas dari tubuh

Untuk memudahkan keseimbangan ini,

organisme intertidal

• Mempunyai persediaan air dalam rongga mantel

(teritip dan limpet).

• Mampu mempertahankan kekeringan.

• Mempunyai kemampuan untuk mengurangi laju

kehilangan air dari jaringan.

Page 16: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

3. TEKANAN MEKANIK

1) Untuk mempertahankan posisi menghadapi

gerakan ombak dan pasang surut, dengan cara :

a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram,

dan cacing polikaeta Serpulida.

b) Membentuk benang bisal / bysus yang dapat

menambat dengan kuat, dapat putus dan dibuat

kembali, contoh Mytilus edulis.

c) Kaki kuat dan besar dilekatkan pada substrat,

contoh limpet dan chiton.

d) Mempertebal cangkang dan mengurangi ukiran

tubuh yang mudah pecah jika terkena ombak.

Page 17: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

4. TINGKAH LAKU

1) Cara Makan, hewan intertidal aktif makan ketika air

pasang dan tubuhnya terendam air.

2) Organisme intertidal hidup menetap dan melekat, dalam

penyebarannya menghasilkan telur dan larva yang

terapung bebas sebagai plankton.

3) Daur perkembangbiakan seirama dengan munculnya

arus pasang surut tertentu, misalnya pada waktu pasang

purnama. Contonya Mytilus edulis gonadnya dewasa

pada waktu pasang purnama dan pemijahan

berlangsung pada waktu pasang perbani, Littorina

neritoides telurnya diletakkan pada saat pasang

purnama.

Page 18: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

PANTAI BERBATU

Page 19: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

ZONASI

1) Tepi supralitoral (teratas), batas bawahnya merupakan

batas atas untuk teritip, melebar ke atas untuk siput

Littorina, bersama lumut hitam (Verrucaria). Zona ini

dapat dicapai oleh air pasang purnama yang sangat

tinggi, tetapi umumnya dicapai oleh deburan ombak

saja.

2) Midlitoral (bagian tengah), zona terluas, batas atas

bertepatan dengan batas teratas teritip, batas bawah

ditempati oleh kelp yang besar (Laminaria) dan yang

dominan adalah teritip.

3) Tepi infralitoral, membentang dari surut terendah sampai

batas teratas dari kelp besar, dihuni oleh organisme

yang dapat bertahan dari keterbatasan keterbukaan

terhadap udara.

Page 20: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

PENYEBAB ZONASI

1) Faktor fisik. Zona terbentuk akibat fenomena pasang

surut, oleh karena itu mencerrminkan perbedaan toleransi

organisme terhadap peningkatan keterbukaan terhadap

udara dan hasilnya adalah sentuhan sinar matahari,

kekeringan dan suhu yang ekstrem.

• Sinar matahari, khususnya gelombang ultraviolet, di laut

dengan cepat diserap oleh air sehingga hewan laut

terlindungi dari pengaruh gelombang ini, tetai di kawasan

pasang surut dapat membahayakan organisme.

• Topografi lebih beragam karena adanya celah – celah,

kemiringan yang menghadap ke arah yang berbeda,

kondisi kelembaban berbeda, ada empang atau

genangan pasang.

Page 21: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

PENYEBAB ZONASI

1) Faktor biologi, melalui (1) persaingan ruang yang

intensif, (2) pemangsaan yang mencegah adanya

monopoli sumber dan pembentukan kelompok,

(3) grazing (herbivore) yang dominan adalah

limpet (Patella vulhata, Acmaea, Collisella), bulu

babi dan siput (Littorina littorea).

Page 22: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

PENYEBAB ZONASI

Zonasi di intertidal disebabkan oleh interaksi faktor

– faktor fisik dan biologi. Larva 2 jenis teritip

Chthamalus stellatus dan Balanus balanoides

menempati daerah yang luas. Faktor fisik

terutama kekeringan, menjadi batas kehidupan B.

balanoides di atas tinggi air rata-rata pada

pasang perbani. Persaingan antara B. balanoides

dan C. stellatus di dalam zona antara pasang

surut rata – rata dan tinggi air rata –rata pada

pasang perbani yang kemudian menghilangkan

C. stellatus (Gambar).

Page 23: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

PENYEBAB ZONASI

Zonasi akibat Interaksi Faktor Fisik dan Biologi

(Nybakken, 1988)

Page 24: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

PANTAI BERPASIR

Page 25: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KONDISI LINGKUNGAN

1) Gerakan ombak dan pengaruh yang

menyertainya pada ukuran partikel. Kepentingan

ukuran partikel bagi kelimpahan dan penyebaran

organisme adalah pengaruhnya terhadap retensi

air dan kesesuaiannya untuk digali. Pasir yang

halus, melalui gaya kapilernya, cenderung

menampung air lebih banyak di atas tingkat

pasang surut dalam celahnya setelah air surut

dan lebih mudah digali, sehingga dapat menjadi

tempat berlindung yang baik bagi hewan pada

waktu kekeringan. Pasir yang kasar dan kerikil

cepat mengalirkan air ketika surut dan lebih sulit

digali.

Page 26: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KONDISI LINGKUNGAN

2) Pergerakan substrat. Partikel pasir dan kerikil

tidak cukup besar untuk tetap stabil jika ada

ombak. Akibatnya setiap ada ombak datang

partikel substrat akan terangkut, teraduk dan

terdeposit kembali. Oleh karena itu partikel –

partikel bergerak dan dipisah – pisahkan secara

teratur. Akibatnya hanya sedikit organisme besar

yang mempunyai kemampuan untuk menetap

secara permanen di permukaan, menyebabkan

pantai kelihatan tandus.

Page 27: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KONDISI LINGKUNGAN

• Pasir merupakan penyangga yang baik bagi

perubahan suhu dan salinitas yang besar, ini

akibat dari sifat pasir sebagai penyekat dan

adanya air yang tertahan di dalamnya.

• Pasir berwarna kusam, tidak tembus sinar dan

memantulkan atau menyerap sinar di lapisan

permukaan. Keterbukaan terhadap sinar

matahari dan kekeringan bukan masalah karena

pasir dapat menahan air, sehingga tetap lembab.

Page 28: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KONDISI LINGKUNGAN

3) Kandungan oksigen, di permukaan bukan

merupakan faktor pembatas karena turbulensi

ombak, di dalam substrat dapat menjadi faktor

pembatas. Sedimen yang halus mempunyai

pertukaran air yang lambat dan dapat

mengurangi persediaan oksigen, sebaliknya

sedimen kasar mempunyai laju pertukaran air

yang cepat dan persediaan oksigen lebih

terjamin.

Page 29: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

ZONASI

1) Bagian paling atas (= tepi supralitoral) di daerah

iklim sedang dihuni oleh krustacea amfipoda

talitrid (pelompat pantai), di daerah tropis dihuni

oleh kepiting hantu yang bergerak cepat

(Oxypode). Kedua hewan ini merupakan

penggali dan pemakan bangkai.

2) Bagian litoral yang luas dihuni isopoda family

Cirolanidae dan kepiting pasir.

3) Bagian paling bawah (infralitoral) dihuni kerang

surf, dolar pasir, cacing polichaeta, krustacea,

siput karnivora besar (Natica, Polinices).

Page 30: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

ZONASI

Zonasi Pantai Berpasir (Nybakken, 1988)

Page 31: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KOMPONEN BIOTIK

2) Makrofita tidak ada dan diatom terbatas hanya di

permukaan, oleh kerena itu produktifitas primer

sangat kecil.

3)Karnivora di bawah permukaan pasir antara lain

polichaeta Nepthys dan Glycera, siput bulan

family Naticidae.

Page 32: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KOMPONEN BIOTIK

1) Hewan pantai kebanyakan pemakan bahan

tersuspensi dan detritus, tergantung dari

fitoplankton dan detritus yang terbawa oleh

ombak / gelombang, atau memakan hewan lain.

Hewan pemakan bahan tersuspensi antara lain

kerang pisau cukur (Siliqua, Ensis), kerang surf

(Tivela, Spisula) dan kerang coquinas (Donax).

Hewan pemakan detritus antara lain kepiting

pasir (Emerita analoga, Blepharipoda

occidentalis), gastropoda (Olivella columellaris).

Polichaeta mencerna pasir dan menyerap

partikel organik, dolar pasir memakan detritus

dan deposit.

Page 33: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

KOMPONEN BIOTIK

2) Makrofita tidak ada dan diatom terbatas hanya di

permukaan, oleh kerena itu produktifitas primer

sangat kecil.

3) Karnivora di bawah permukaan pasir antara lain

polichaeta Nepthys dan Glycera, siput bulan

family Naticidae.

Page 34: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

ADAPTASI ORGANISME

Adaptasi terhadap substrat yang tidak stabil

1) Menggali substrat sampai mencapai kedalaman

yang tidak dapat lagi dipengaruhi oleh

gelombang yang lewat, dan sebagian hewan

melengkapi diri dengan cangkang yang berat.

Contoh kerang besar Tivela stultorum, kerang

Pismo.

2) Menggali dengan cepat, segera setelah

gelombang memindahkannya dari substrat.

Contoh cacing anelida, kerang kecil Donax,

kerang pisau cukur Siliqua, krustasea, kepiting

pasir family Hippidae.

Page 35: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

ADAPTASI ORGANISME

3) Cangkang moluska yang licin untuk mengurangi

resistensi ketika mengubur diri dalam pasir, atau

duri ekinodermata pantai seperti dolar pasir (sand

dolar) yang tereduksi untuk memudahkan

mengukur diri dalam pasir.

• Dolar pasir kecil (Dendraster excentricus)

mengakumulasi senyawa besi dalam daerah

khusus di saluran pencernaannya, yang

berfungsi sebagai ‘ikat pinggang besi’ untuk

menahannya tetap berada di bawah ketika

gelombang datang.

Page 36: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

ADAPTASI ORGANISME

4) Untuk mencegah penyumbatan permukaan alat

pernafasan oleh pasir yang tersuspensi, (1)

saluran masuk pernafasan pada kerang pantai

dilengkapi penyaring (sekat) yang mencegah

pasir masuk, tetapi air tetap masuk, (2) antenna

kepiting pasir saling melekat membentuk tabung

ke permukaan sebagai saluran air masuk ke

ruang insang. Antena dilengkapi rambut – rambut

untuk mencegah masuknya pasir.

Page 37: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

RANTAI MAKANAN

Rantai makanan di pantai berpasir bersumber

dari dua produsen, yaitu plankton dan debris

1) Plankton dimangsa oleh kepiting pasir pemakan

detritus (Blepharipoda occidentalis, Emerita

analoga), kerang surf (Tivela stultorum), kerang

coquinas (Donax) dan gastropoda (Olivella

columellaris). Olivella dimangsa ikan, Tivela

dimangsa jelarang laut dan siput karnivora

(Polinices), Donax dimangsa Polinices,

selanjutnya Polinices dimangsa jelarang laut dan

ikan.

Page 38: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

RANTAI MAKANAN

2) Debris dikonsumsi oleh amfipoda, polichaeta

Nepthys, kepiting pasir (Blepharipoda

occidentalis, Emerita analoga) dan

Thoracophelia. Amfipoda dimangsa burung,

Blepharipoda dimangsa Nepthys yang kemudian

dimangsa burung dan ikan, Emerita dimangsa

Thoracophelia, kemudian Thoracophelia dan

Emerita dimangsa ikan.

Page 39: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

Jaring Makanan di Pantai Berpasir (Nybakken, 1988)

Page 40: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

PANTAI BERLUMPUR

Page 41: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

FAKTOR FISIK

Ukuran partikel sangat halus dan sudut dasar

sedimen datar, menyebabkan air dalam sedimen

tidak mengalir keluar dan tertahan dalam

substrat. Lamanya waktu penyimpanan air dan

amat jarangnya perganitan air interstitial dengan

air laut dan bakteri internal yang tinggi, biasanya

menghasilkan menurunnya kadar oksigen di

dalam sedimen yang terletak hanya beberapa

sentimeter di bawah permukaan. Kondisi

anaerobik ini tersebar merata di dalam sedimen

dan merupakan salah satu sifat (ciri) yang

penting dari pantai berlumpur.

Page 42: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

ADAPTASI ORGANISME

1) Kemampuan menggali substrat dan membentuk

saluran yang permanen dalam substrat.

2) Untuk hidup dalam kondisi anaerobik atau harus

membuat jalan yang dapat mengalirkan air dari

pernukaan yang mengandung oksigen.

Page 43: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

TIPE ORGANISME

1) Di atas permukaan lumpur tumbuh diatom

dengan melimpah, alga merah (Glacilaria), alga

hijau (Ulva dan Enteromorpha), di daerah surut

terendah terdapat rumput laut Zostera.

2) Di lapisan dalam terdapat bakteri kemosintetik

atau bakteri sulfur mendapatkan energi dari

hasil oksidasi beberapa senyawa sulfur yang

tereduksi, seperti sulfide (H2S). Organisme ini

merupakan produsen primer bahan organik

yang analog dengan tumbuhan hijau.

3) Makrofauna antara lain cacing polichaeta,

bivalva, krustacea.

Page 44: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

STRUKTUR TROPIK

1) Polichaeta pemakan deposit yaitu Arenicola dan

Capitella, makan dengan cara menggali substrat,

mencerna dan menyerap bahan organik (bakteri),

dan mengeluarkan bahan yang tidak dicerna

melalui anus.

2) Bivalva pemakan deposit adalah tiram Macoma

dan Scrobicularia, mempunyai sifon yang bekerja

seperti alat menghisap debu, menyerap partikel

bahan organik dan membawanya ke arah tiram

untuk dicerna.

Page 45: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

STRUKTUR TROPIK

• Pemakan suspensi hidup di sedimen yang lebih

kasar.

• Karnivora pada saat pasang adalah ikan, pada

saat air surut burung.

• Predator cacing polichaeta Glycera, siput bulan

(Polinices, Natica) dan kepiting.

Page 46: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

RANTAI MAKANAN

• Rantai makanan di pantai berlumpur bersumber

dari dua macam produsen yaitu detritus dan

diatom dengan puncaknya polichaeta Nereis

diversicolor dan ikan

• Detritus dikonsumsi oleh bakteri, kemudian

berturut-turut kopepoda, Turbelaria, Nereis dan

ikan.

• Bakteri dimakan oleh cacing nematode

(herbivore), juga oleh pemakan deposit.

Nematode dan pemakan deposit dimangsa oleh

Nereis, yang kemudian dimangsa oleh karnivora

dan predator siput bulan, ikan dan burung..

Page 47: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

RANTAI MAKANAN

• Diatom dimangsa oleh protozoa, bakteri,

kopepoda, ostracoda, nematoda, korofium,

oligochaeta dan hidrobia. Organisme-organisme

ini kemudian dimangsa oleh Nereis diversicolor,

selanjutnya oleh ikan dan burung.

Page 48: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

Jaring Makanan di Pantai Berlumpur (Nybakken, 1988)

Page 49: EKOSISTEM INTERTIDALblog.ub.ac.id/ahmadbeni02/files/2014/01/EKOSISTEM-INTERTIDAL.pdf · a) Melekat kuat pada substrat, contoh teritip, tiram, dan cacing polikaeta Serpulida. b) Membentuk

REFERENSI

1. McConnaughey, B.H and R. Zottoli. 1983.

Pengantar Biologi Laut. The C.V. Mosby

Company. London.

2. Nybakker, J.W. 1988. Biologi Laut. Suatu

Pendekatan EKologis. PT. Gramedia. Jakarta.

3. Odum, E.P. 1996. Dasar Dasar Ekologi. Edisi ke-

3. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.