ekosistem

65

Click here to load reader

Upload: poedjoko

Post on 17-Jul-2015

251 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekosistem

Drs. M. Syarif, M.Si.

EKOSISTEM

UNTUK GURU SD

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)

untuk Program BERMUTU

Page 2: Ekosistem

Hak Cipta pada PPPPTK IPADilindungi Undang-Undang

EKOSISTEMUNTUK GURU SD

PenulisDrs. M. Syarif, M.Si.

PenyeliaAny Suhaeny, M.Si.

Desainer GrafisDani Suhadi, S.Sos.LayouterSavina Melia, M.Si.

Diterbitkan olehPusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)untuk Program BERMUTU

Tahun Cetak2010

Page 3: Ekosistem

BERMUTU vBetter Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading

DAFTAR ISI

HalKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISI vDAFTAR GAMBAR vi

BAB I PENDAHULUAN 1A. Pengantar 1B. Tujuan 1C. Sistematika 1

BAB II KEGIATAN BELAJAR 3A. Kegiatan Belajar I: Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya 3

1. Pengantar 32. Tujuan 33. Bahan, alat, dan sumber belajar 44. Langkah kegiatan 45. Bahan bacaan 66. Tugas 147. Evaluasi 16

B. Kegiatan Belajar II: Pola Interaksi Organisme dan Rantai Makanan 181. Pengantar 182. Tujuan 193. Bahan, alat, dan sumber belajar 194. Langkah kegiatan 195. Bahan bacaan 226. Tugas 477. Evaluasi 53

BAB III RANGKUMAN 57DAFTAR PUSTAKA 61

Page 4: Ekosistem

vi BERMUTU DAFTAR ISI/DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Fotosintesis, konsep produsen dan konsumen 8

Gambar 2.2. Tanah beserta berbagai makhluk hidup dan unsur di dalamnya 9

Gambar 2.3. Ular adalah predator yang menelan seluruh mangsanya 23

Gambar 2.4. Bentuk kompetisi kupu-kupu dengan lebah 24

Gambar 2.5. Simbiosis mutualisme terjadi antara ganggang hijau biru dan jamurmembentuk lumut kerak

25

Gambar 2.6. Nyamuk merupakan salah satu contoh ektoparasit pada manusia 26

Gambar 2.7. Rantai makanan 28

Gambar 2.8. Jaring-jaring makanan 51

Gambar 2.9. Piramida jumlah 52

Gambar 2.10. Piramida biomassa 53

Gambar 2.11. Rantai Makanan 56

Gambar 2.12. Piramida Rantai Makanan 57

Gambar 2.13. Tanaman kelapa terserang Sexava sp. 42

Gambar 2.14. Fluktuasi suatu populasi 43

Gambar 2.15. Hubungan produsen, konsumen dalam suatu ekosistem 44

Gambar 2.16. Contoh suksesi alami 45

Page 5: Ekosistem

BERMUTU 1Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengantar

Modul ini ditujukan untuk Guru Pemandu atau Fasilitator yang akan memandu

kegiatan belajar di KKG IPA SD. Modul ini berisikan uraian atau petunjuk untuk

memfasilitasi guru yang belajar di KKG agar memiliki kemampuan membelajarkan

materi yang berjudul Ekosistem.

B. Tujuan

Dengan mempelajari modul ini, diharapkan Anda dapat memperoleh pengetahuan

esensial tentang ekosistem dengan masalah-masalahnya yang sesuai dengan

Standar Isi. Secara rinci, tujuan pembelajaran tentang ekosistem melalui

pengkajian isi modul ini adalah agar Anda dapat:

1. menentukan ciri ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem;

2. menguraikan pola interaksi dalam ekosistem;

3. menyusun pola makan dalam ekosistem;

4. mendiskusikan siklus biogeokimia dalam ekosistem;

5. mengenal suksesi ekosistem;

6. mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk

mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

C. Sistematika

Modul materi pembelajaran mengenai ekosistem terkait dengan topik

perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan pada bahan belajar mandiri

program BERMUTU yang telah dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai

perangkat dalam proses pendidikan dan pelatihan terakreditasi bagi guru IPA

MGMP.

Page 6: Ekosistem

2 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN

E K O S I S T E M (SD)

Dalam pelatihan guru di MGMP, modul ini minimal disajikan dalam waktu 6 jam

pelajaran (@ 50 menit). Metode penyajian dapat menggunakan metode praktikum

dan diskusi.

Kegiatan belajar pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu 110 menit,

sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan kedua dilaksanakan dengan alokasi

waktu 200 menit. Berikut ini alternatif skenario pembelajaran tentang materi

ekosistem.

Page 7: Ekosistem

BERMUTU 3Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading

BAB II

KEGIATAN BELAJAR

A. Kegiatan Belajar 1: Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

1. Pengantar

Di darat, di laut, di kolam atau di danau terdapat berbagai populasi organisme.

Populasi organisme merupakan kumpulan individu yang sejenis yang hidup

dalam tempat dan waktu yang sama . Individu berasal dari bahasa latin yaitu

individium yang artinya tidak dapat dibagi , jadi merupakan suatu sebutan yang

dapat dipakai untuk menyatakan su atu kesatuan yang paling kecil .

Setiap organisme hidup (biotik) di lingkungan atau di suatu daerah berinteraksi

dengan faktor-faktor fisik dan kimia yang biasa disebut faktor abiotik (tidak hidup).

Faktor biotik dan abiotik saling mempengaruhi atau saling mengadakan

pertukaran material yang merupakan suatu sistem. Disebut sistem karena

penyebaran organisme hidup di dalam lingkungan tidak terjadi secara acak,

menunjukkan suatu keteraturan sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Setiap

sistem yang demikian disebut ekosistem. Jadi, komunitas dengan lingkungan

fisiknya membentuk ekosistem.

Istilah ekosistem pertama kali digunakan oleh A.C. Tansley pada tahun 1935.

Tansley telah banyak membantu penelitian dan pemikiran ahli ekologi modern

lainnya. Frederich (1930) menggunakan istilah holocoen, sedangkan Thienemenn

(1939) menggunakan biosistem untuk istilah ekosistem ini. Tetapi sampai

sekarang yang sering digunakan adalah istilah ekosistem. Ilmu yang mempelajari

tentang ekosistem disebut ekologi.

2. Tujuan

Setelah mempelajari uraian materi dalam bahan bacaan ini, diharapkan guru dan

siswa dapat:

a. menjelaskan arti komunitas dan ekosistem;

b. menyebutkan jenis komponen ekosistem;

Page 8: Ekosistem

4 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

c. menjelaskan komponen-komponen ekosistem;

d. menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.

3. Bahan Alat dan Sumber Belajar

Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan makhluk hidup dengan

lingkungannya, maka diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :

a. LKS Komponen Abiotik dan Biotik

b. Kaca pembesar (loop)

c. Tangguk jarang/kecil

d. Triplek

4. Langkah Kegiatan

Langkah kegiatan pertama ini dila ksanakan dengan alokasi waktu 1 00 menit.

alternatif kegiatan belajar bagi peserta pelatihan dapat mengikuti alur kegiatan

berikut:

Penjelasan alur kegiatan:

a. Pendahuluan (10 menit)

Setelah pengkondisian peserta pelatihan untuk belajar, fasilitator membuka

sesi dengan ucapan salam dan menginformasikan tujuan, kegiatan belajar,

serta hasil belajar yang diharapkan. Informasikan bahwa tujuan yang akan

dicapai dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ada dalam bag ian I

pendahuluan. Selanjutnya fasilitator menginformasikan hasil belajar yang

diharapkan setelah peserta pelatihan menggunakan modul ini, yaitu

pemahaman tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.

Page 9: Ekosistem

BERMUTU 5BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

b. Mempelajari modul ekosistem ( 35 menit)

Setelah memberikan pengantar, fasilitator memberikan penugasan

mempelajari bahan bacaan pada kegiatan I yaitu tentang Hubungan Makhluk

Hidup dengan Lingkungannya kepada peserta pelatihan . Strategi belajar yaitu

dengan pembagian kelompok, tiap kelompok terd iri dari 3 - 4 peserta, dan

tugas yang diberikan kepada tiap kelompok berbeda -beda seperti membuat

peta konsep, peta pikiran, membuat rangkuman dan membuat daftar

pertanyaan. Melalui kegiatan tugas membaca dan diskusi kelompok,

produknya bisa berupa peta k onsep, peta pikiran, rangkuman dan daftar

pertanyaan.

c. Melakukan percobaan (40 menit)

Fasilitator meminta peserta melakukan percobaan yang ses uai dengan LKS

pada Modul Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya, yaitu LKS

Komponen Abiotik dan Biotik. Peser ta dibagi menjadi beberapa kelompok.

Setiap kelompok melakukan percobaan dan membuat laporan hasil kegiatan

praktikum.

d. Pembahasan hasil praktikum (25 menit)

Perwakilan peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok, peserta lain

menanggapi. Setelah presentasi ada pengarahan dari fasilitator terutama pada

perbaikan hasil kerja.

e. Kegiatan penutup (10 menit)

Fasilitator memberikan kuis, kemudian memandu peserta pelatihan untuk

merefleksikan hasil pembelajaran yang sudah dial ami peserta dan

memberikan reviu sebagai penguatan jika diperlukan.

Page 10: Ekosistem

6 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

5. Bahan Bacaan Untuk Fasilitator dan Peserta Pelatihan

HUBUNGAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

Tumbuhan, hewan, dan lingkungan seperti air, dan udara sangat diperlukan

manusia untuk kelangsungan hidupnya. Makanan yang kita perlukan berasal dari

tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar kita. Kita menggunakan air untuk berbagai

keperluan, seperti minum, memasak, mandi, dan mencuci. Udara terutama oksigen

sangat kita perlukan setiap saat untuk bernapas.

Dalam kehidupan, setiap organisme selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya

dan lingkungan akan menerima sesuatu dari organisme. Jadi, organisme dan

lingkungan saling mengadakan hubungan timbal balik (interaksi) yang disebut

Ekosistem. Ekosistem diartikan sebag ai hubungan timbal balik (interaksi) antara

makhluk hidup dengan lingkungannya. Cabang ilmu biologi yang mempelajari

hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya disebut Ekologi.

Lingkungan merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan

kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

A. Komponen Ekosistem

Ekosistem tersusun atas komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen

biotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri atas makhluk

hidup, contohnya tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Komponen abiotik

merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari semua makhluk tak

hidup, contohnya air, tanah, cahaya dan udara. Dalam eko sistem terjadi

interaksi antara komponen-komponennya, sehingga terbentuk suatu kesatuan

fungsional. Keseimbangan ekosistem akan terganggu jika terjadi gangguan

pada salah satu komponennya.

Suatu daerah dapat disebut ekosistem jika daerah itu dihuni oleh beberapa

populasi makhluk hidup, dimana keseluruhan makhluk hidupnya saling

berinteraksi antara satu dengan lingkungan abiotiknya.

1. Komponen Biotik

Komponen biotik ekosistem adalah anggota d ari ekosistem yang berupa

Page 11: Ekosistem

BERMUTU 7BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

makhluk hidup seperti mikroorganisme, jamur, tumbuhan, hewan, dan

manusia. Dalam interaksi antar makhluk hidup tumbuhan dan sebagian

protista berperan sebagai produsen, hewan dan manusia ber peran sebagai

konsumen, sedangkan mikroo rganisme dan jamur berperan sebagai

dekomposer.

Fungsi organisme dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi empat macam,

yaitu produsen, konsumen, dekomposer, dan detrivora.

a. Produsen

Produsen, yaitu organisme yang dapat menyusun senyawa organik sendiri

dengan menggunakan bahan senyawa anorganik yang berfungsi untuk

menyediakan makanannya sendiri. Kelompok produsen meliputi tumbuhan,

ganggang, dan bakteri (bakteri hijau/Chianophyceae).

b. Konsumen

Konsumen, yaitu organisme yang memanfaatkan bahan organik dari

makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya. Berdasarkan asal bahan

organiknya, konsumen dibedakan menjadi herbivora dan karnivora.

Herbivora merupakan konsumen pemakan tumbuhan, contohnya,

kambing, sapi, marmut, kelinci. Sedangkan karnivora merupakan

konsumen pemakan hewan (daging). Contohnya kucing, singa, s erigala.

c. Dekomposer (Pengurai)

Tiap populasi organisme berperan sesuai tugasnya dalam ekosistem yang

akhirnya berhenti berfungsi dan mati. Tubuh bangkai -bangkai ini, baik

hewan maupun tumbuhan, terdiri atas zat-zat organik yang kemudian

diuraikan oleh mikroorganisme (bakteri dan jamur) menjadi zat -zat atau

senyawa anorganik dan kembali ke alam.

Jadi, disini mikroorganisme berperan sebagai pengurai atau dekomposer.

Dekomposer, merupakan organisme yang ber tugas mengubah partikel -

partikel organik menjadi partikel anorganik. Contohnya jamur, dan bakteri.

d. Detrivora

Masih ada lagi populasi makhluk hidup yang tidak berperan sebagai

produsen, konsumen, maupun sebagai pengurai, tetapi tugasnya atau

aktivitasnya adalah mengkomsumsi bahan-bahan sisa, baik bangkai

maupun sisa-sisa penguraian (detritus). Populasi ini disebut detritivora.

Page 12: Ekosistem

8 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Detrivora, yaitu organisme pemakan partikel -partikel organik atau detritus.

Contohnya cacing tanah, lipan dan siput.

Gambar 2.1. Fotosintesis, konsep produsen dan konsumenSumber: Buku Acuan Pendidikan Lingkungan Hidup, Dirjend Dikdasmen Depdiknas

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang berupa benda -benda

tak hidup seperti tanah, air , udara, cahaya, suhu serta kondisi geografi s

seperti kelembaban, pH, iklim, dan yang lainnya.

a. Tanah

Tanah merupakan tempat hidup untuk sebagian besar makhluk hidup yang

ada di daratan. Tanah memberikan unsur -unsurnya untuk menyusun tubuh

makhluk hidup. Oleh karena itu tingkat kesuburan tanah akan mampu

mendukung kelangsungan hidup bagi makhluk hidup yang tinggal di

dalamnya seperti contoh gambar 2 .

Page 13: Ekosistem

BERMUTU 9BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Gambar 2.2. Tanah beserta berbagai makhluk hidup dan unsur di dalamnyaSumber: Buku Acuan Pendidikan Lingkungan Hidup, Dirjen. Dikdasmen Depdiknas

b. Air

Merupakan komponen utama penyusun tubuh makhluk hidup, selain

sebagai tempat hidup bagi makhluk hidup yang tinggal di dalam air. Oleh

karerna itu, air merupakan salah satu komponen yang menentukan

kelangsungan hidup makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.

c. Udara

Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen

(20,93%), karbon dioksida (0,03%), dan gas -gas lain yang diperlukan

makhluk hidup untuk proses kehidupannya. Nitrogen d iperlukan makhluk

hidup untuk membentuk protein. Oksigen diperlukan makhluk hidup untuk

bernapas. Karbon dioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.

Sebagian gas-gas di udara akan turun ke tanah dan bersenyawa dengan

tanah sehingga menyebabkan tanah m enjadi lebih subur, karena kaya

akan zat dan mineral.

d. Cahaya

Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi

matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi primer bagi makhluk

hidup fotosintetik, yaitu tumbuhan. Cahaya matahari terdiri da ri berbagai

macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya,

dan lama penyinaran cahaya matahari berperan dalam kehidupan

organisme. Keberadaan cahaya yang cukup akan mendorong pengubahan

energi cahaya (foton) menjadi energi kimia yang berupa glukosa dan akan

menjadi bahan makanan bagi makhluk hidup heterotrof seperti hewan dan

manusia. Kecepatan pembentukan glukosa melalui fotosintesis dapat

Page 14: Ekosistem

10 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

mengontrol keberagaman makhluk hidup di dalam ekosistem.

e. Suhu

Suhu udara di muka bumi sangat ber variasi. Hal ini sangat mempengaruhi

aktivitas makhluk hidup yang ada di lingkungannya. Ada makhluk hidup

yang dapat hidup di daerah bersuhu dingin, ada pula yang hanya di tempat

yang bersuhu tinggi. Setiap makhluk hidup berusaha beradaptasi terhadap

suhu lingkungannya, karena suhu merupakan komponen yang

berpengaruh terhadap proses fisiologis yang berlangsung dalam tubuh

makhluk hidup. Proses fisiologis di dalam tubuh makhluk hidup

memerlukan enzim. Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim

akan bekerja dengan kisaran toleransi suhu yang relatif sempit. Oleh

karena itu, setiap makhluk hidup selalu menghindari perubahan suhu

lingkungan yang ekstrim dan berusaha untuk mendapatkan suhu optimum

agar tidak menganggu proses fisiologis dalam tubuhnya.

f. Kelembaban

Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah.

Kelembaban udara berarti kandungan total uap air di udara, sedangkan

kelembaban tanah berarti kandungan air di dalam tanah. Kelembaban

udara berpengaruh terhadap evapotranspirasi (penguapan air).

Evapotraspirasi pada makhluk hidup akan berpengaruh terhadap

ketersediaan air dalam tubuh makhluk hidup. Ketersediaan air dalam tubuh

makhluk hidup akan berpengaruh terhadap proses metabolisme tubuh.

g. pH (potensial Hidrogen/derajat keasaman)

pH pada air dan tanah sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di

dalamnya. Perubahan pH yang sedikit saja akan mempengaruhi

kelangsungan kehidupannya, terutama pada biota air.

B. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

Ekosistem tersusun dari berbagai makhluk hidup yang terdiri atas individu,

populasi, komunitas lingkungan hidup, dan lingkungan dunia atau biosfer.

1. Individu

Individu adalah makhluk hidup tunggal yang secara otonom dapat melakukan

proses-proses hidup secara mandiri. Untuk mempermu dah memahami

kriteria individu makhluk hidup, ada tiga kriteria tentang individu, yaitu sebagai

Page 15: Ekosistem

BERMUTU 11BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

berikut:

a. individu selalu menggambarkan sifat tunggal

b. dalam diri yang tunggal proses hidupnya berlangsung sendiri -sendiri

c. proses hidup yang satu dengan yang lain berbeda.

Contoh satu pohon jambu, seekor kelinci, serumpun padi (bukan sebatang

padi).

2. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu -individu yang terdiri dari satu spesies

yang secara bersama-sama menempati area wilayah yang sama, tergantung

pada bahan makanan yang sama, dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan

yang sama serta memiliki kemungkinan yang tinggi untuk berinteraksi satu

sama lain.

Populasi tidak stabil, tetapi berubah secara dinamis karena dipengaruhi oleh

jumlah individu, ruang dan waktu.

Contoh populasi badak bercula satu di ujung kulon .

3. Komunitas

Komunitas adalah kumpulan dari beberapa populasi yang saling berinteraksi,

menempati suatu daerah, dan dalam waktu tertentu. Setiap komunitas

berbeda-beda dalam hal kekayaan spesies, jumlah spesies yang mereka

miliki dan kelimpahan relatif spesies. Komunit as biasanya diberi nama

berdasarkan jenis vegetasi yang dominan atau universal dari vegetasi yang

dominan. Misalnya, seluruh populasi makhluk hidup yang terdapat di sawah

membentuk komunitas sawah, seluruh populasi yang terdapat di kebun

membentuk komunitas kebun, komunitas pohon jati, komunitas padang

rumput dan komunitas bakau.

4. Ekosistem

Ekosistem adalah kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan

lingkungan biotik dan abiotiknya. Ekosistem biasanya dapat dibedakan

berdasarkan habitatnya atau fungsin ya. misalnya ekosistem danau,

ekosistem air laut, dan ekosistem hutan bakau.

5. Bioma

Adalah kesatuan ekosistem-ekosistem dalam skala yang luas yang

dibedakan berdasarkan iklim. Misalnya bioma hutan hujan tropis, bioma

padang rumput, bioma gurun, bioma tundra , dan bioma taiga.

Page 16: Ekosistem

12 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

6. Biosfer

Biosfer merupakan lingkungan dunia yang terbentuk dari kumpulan berbagai

ekosistem di bumi yang menjadi satu kesatuan. Kerusakan salah satu

ekosistem baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi

keadaan lingkungan dunia.

C. Habitat dan Relung

Semua organisme mempunyai tempat tinggal. Tempat tinggal organisme di alam

disebut habitat alamatorganisme itu Misalnya, ikan tuna hidup dalam air laut, ikan mas dalam perairan

tawar, durian di tanah darat dataran rendah, enau di tanah darat dataran rendah

sampai pegunungan, eceng gondok di perairan terbuka dan

sebagainya.Makhluk hidup dapat memiliki lebih dari satu habitat, Misalnya

habitat kodok adalah di darat setelah dewasa, di air bila masih menjadi berudu

atau telurnya.

Setiap makhluk hidup mempunyai habitat yang sesuai dengan kebutuhannya.

Apabila terjadi gangguan atau perubahan yang cepat makhluk tersebut mungkin

akan mati atau pergi mencari habitat lain yang cocok. Misalnya jika terjadi arus

terus-menerus di pantai habitat bakau, dapat dipastikan bakau tersebut tidak

akan bertahan hidup. Akan tetapi jika terjadi perubahan secara perlahan atau

berevolusi, lama kelamaan makhluk yang ada di situ akan berusaha melakukan

penyesuaian diri, atau beradaptasi yang akhirnya mungkin akan terjadi jenis

baru.

Istilah habitat dapat dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh sekelompok

organisme dari berbagai jenis yang membentuk suatu komunitas. Misalnya, kita

boleh mengunakan istilah habitat padang rumput, habitat hutan mangrove , dan

sebagainya. Dalam hal ini habitat sekelompok organisme mencakup lingkungan

abiotik dan lingkungan biotik.

Setiap organisme mempunyai status/jabatan/pekerjaan khusus dalam

habitatnya, yang biasa di sebut sebagai relung/nisia/niche. Konsep relung

(niche) dikembangkan oleh Charles Elton (1927) ilmuwan Inggris, dengan

Dalam penelaahan suatu organisme, kita harus mengetahui kegiatannya,

terutama mengenai sumber nutrisi dan energi, kecepatan metabolisme dan

Page 17: Ekosistem

BERMUTU 13BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

tumbuhnya, pengaruh terhadap organisme lain bila berdampingan atau

bersentuhan, dan sampai seberapa jauh organisme yang kita selidiki itu

mempengaruhi atau mampu mengubah berbagai proses dalam ekosist em.

Relung (niche) adalah posisi atau status suatu organisme dalam suatu

komunitas dan ekosistem tertentu, yang merupakan akibat adaptasi struktural,

tanggap fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Jadi relung suatu

organisme bukan hanya ditentuk an oleh tempat organisme itu hidup, tetapi juga

oleh berbagai fungsi yang dimilikinya. Dapat dikatakan, bahwa secara biologis,

relung adalah profesi atau cara hidup organisme dalam lingkungan hidupnya.

Pengetahuan tentang relung suatu organisme sangat perl u sebagai landasan

untuk memahami berfungsinya suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat

utama. Untuk dapat membedakan relung suatu organisme, maka perlu diketahui

tentang kepadatan populasi, metabolisme secara kolektif, pengaruh faktor

abiotik terhadap organisme, pengaruh organisme yang satu terhadap yang

lainnya.

Banyak, organisme, khususnya hewan yang mempunyai tahap -tahap

perkembangan hidup yang nyata, secara beruntun menduduki relung yang

berbeda. Umpamanya jentik -jentik nyamuk hidup dalam habitat perairan

dangkal, sedangkan yang sudah dewasa menempati habitat dan relung yang

samasekali berbeda.

Relung atau niche burung adalah pemakan buah atau biji, pemakan ulat atau

semut, pemakan ikan atau kodok.

Apabila terdapat dua hewan atau lebih mempunyai ni che yang sama dalam satu

habitat yang sama maka akan terjadi persaingan. Dalam persaingan yang ketat,

masing-masing jenis mempertinggi efisiensi cara hidup, dan masing -masing

akan menjadi lebih spesialis yaitu relungnya menyempit. Akan tetapi bila

populasi semakin meningkat, maka persaingan antar individu di dalam jenis

tersebut akan terjadi pula. Dalam persaingan ini individu yang lemah akan

terdesak ke bagian niche yang marginal. Sebagai efeknya ialah melebarnya

relung, dan jenis tersebut akan menjadi leb ih generalis. Ini berarti jenis tersebut

semakin lemah atau kuat. Makin spesialis suatu jenis semakin rentan makhluk

tersebut.

Page 18: Ekosistem

14 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

6. Tugas

Komponen Abiotik dan Biotik

Tujuan:

Setelah melakukan kegiatan ini Anda akan dapat membedakan antara komponen

biotik dan abiotik.

Alat dan Bahan:

1. Loup/kaca pembesar

2. Tangguk jarang/kecil

3. Triplek untuk alas menulis (dapat dibuat sendiri) .

Cara Kerja:

1. Semua pengamatan harus dicatat langsung dalam format laporan praktikum yang

diperuntukkan bagi percobaan ini. Contoh format laporan praktikum terlampir di

belakang Petunjuk Praktikum ini. Isilah format laporan praktikum sesuai dengan

petunjuk.

2. Siapkan alat yang diperlukan dalam pengamatan ini.

3. Tentukan daerah yang akan menjadi objek dari pengamatan Anda.

4. Setelah Anda menemukan objek yang akan Anda amati, mulailah melakukan

pengamatan, catatlah segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan

ekosistem kolam, baik yang berupa komponen abiotik maupun yang berupa

komponen biotik.

5. Anda dapat memulai pengamatan dengan mengamati keadaan/kondisi di sekitar

daerah pengamatan, apakah daerah tersebut terkena cahaya langsung/terang atau

terlindung oleh pepohonan.

6. Catat sifat-sifat komponen abiotik yang berupa tanah dan air ketika Anda

melakukan pengamatan, misalnya tanahnya berwarna hitam, berlumpur atau

airnya jernih, tidak berbau dan sebagainya.

Lembar Kegiatan

Page 19: Ekosistem

BERMUTU 15BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

7. Kemudian pengamatan dapat Anda lakukan dengan mengamati komponen yang

berupa makhluk hidup , baik tumbuhan maupun hewan.

8. Pertama-tama catatlah apa yang menjadi sumber energi dalam ekosistem kolam itu

(produsen). Berikutnya catatlah konsumen tingkat pertama, tingkat kedua, ketiga

,dan selanjutnya. Bila perlu gunakan tangguk kecil untuk menangkap jasad renik ,

serta amatilah organisme yang Anda tangkap dengan menggunakan lup (kaca

pembesar).

Hasil Pengamatan Anda

Tabel I: Komponen abiotik

No Komponen Abiotik Kondisi/Keadaan

1.2.3.4.5.

Tabel II: Komponen biotikYangdiamati*)

Tingkat TrofikProdusen Konsumen

IKonsumen

IIKonsumen

IIIPengurai

Tanaman:a.b.c.d.Hewan:a.b.c.d.e.

*) Jika Anda tidak tahu nama ilmiah individu yang Anda amati, cantumkan namadaerahnya

Page 20: Ekosistem

16 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

7. Evaluasi

1. Tuliskan 3 contoh adanya saling ketergantungan antara tumbuhan dan hewan

......................................................................................................... .......................

2. Kelompok-kelompok hewan yang ada di padang rumput dalam konsep

ekosistem merupakan ....

A. spesies

B. populasi

C. individu

D. komunitas

3.

A. ekosistem

B. individu

C. habitat

D. biosfer

4.

A. komunitas

B. biosfer

C. habitat

D. populasi

5.

A. biosfer

B. komunitas

C. ekologi

D. ekosistem

6.

A. herbivora

B. karnivora

C. detrivora

D. omnivora

7. Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak, jika

A. Terjadi perubahan yang tidak melebihi daya dukung dan daya lenting

B. Terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lenting

C. Terjadi perubahan daya dukung

D. Semua jawaban benar.

Page 21: Ekosistem

BERMUTU 17BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

8. Berikut

A. matahari herbivora - karnivora - omnivora

B. matahari produsen - konsumen I konsumen II

C. matahari karnivora produse herbivora

D. matahari konsumen produsen - herbivora

9. Komponen abiotik dalam s

A. mikroba, cahaya, suhu

B. tanah, air, mikroba

C. suhu, cahaya matahari, tanah

D. bakteri, cahaya matahari, udara

10. Pohon jagung yang tumbuh di ladang merupakan....

A. spesies

B. populasi

C. komunitas

D. individu

Page 22: Ekosistem

18 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

B. Kegiatan Belajar 2: Pola Interaksi Organisme dan Rantai Makanan

1. Pengantar

Banyak fenomena alam yang memperlihatkan saling hubungan antara

komponennya. Saling hubungan ini ada yang saling menguntungkan, ada yang

merugikan salah satunya, atau ada yang menguntungkan salah satunya tanpa

merugikan yang lainnya.

Saling hubungan teramati juga dalam proses makan dan dimakan antar

organisme dalam suatu lingkungan. Makanan bagi makhluk hidup berfungsi

sebagai sumber energi dan sebagai sumber bahan baku untuk pembentukan

bagian tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Energi diperlukan oleh makhluk

hidup untuk menjalankan aktivitasnya termasuk juga mensintesis bahan baku

sehingga menjadi komponen sel/bagian tubuh makhluk hidup yang

bersangkutan.

Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, makhluk hidup menempuh berbagai

macam cara. Makhluk hidup ada yang mampu membuat makanan sendiri yang

disebut produsen. Produsen dapat mengubah air dan gas CO 2 menjadi makanan

dengan bantuan zat hijau daun dan energi cahaya. Disamping itu terdapat pula

makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri yang disebut

dengan konsumen.

Hewan maupun tumbuhan dan juga makhluk hidup yang lain, bila mati atau

bagian tubuhnya lepas dan jatuh ke tanah, akan diurai oleh jasad renik seperti

jamur dan bakteri sehingga menjadi zat-zat hara. Kelompok jamur dan bakteri ini

disebut pengurai. Zat hasil penguraian ini diserap oleh tumbuhan untuk disusun

menjadi bahan yang dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Tumbuhan dimakan

oleh hewan, kemudian jika hewan itu mati, maka akan di uraikan kembali oleh

kelompok pengurai menjadi zat -zat yang siap digunakan kembali oleh tumbuhan.

Peristiwa makan dan dimakan dalam dunia kehidupan menurut urutan tertentu

disebut rantai makanan. Di alam sering kali terdapat rantai makanan yang tidak

berdiri sendiri, artinya terdapat rantai makanan lain yang berhubungan dengan

rantai makanan tersebut. Kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan

satu dengan yang lain akan membentuk jaring -jaring makanan.

Adanya saling hubungan antara komponen -komponen di alam ini, maka

Page 23: Ekosistem

BERMUTU 19BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

memungkinkan terjadinya perubahan pada satu komponen bila komponen lain

berubah.

2. Tujuan

Setelah mempelajari uraian materi dalam bahan bacaan ini, diharapkan Anda

dapat:

a. mengidentifikasi hubungan khas antar makhluk hidup (simbiosis) ;

b. menkomunikasikan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antar

makhluk hidup;

c. mengamati bentuk-bentuk saling ketergantungan antara hewan dan

tumbuhan yang terdekat di lingkungannya;

d. menggambarkan hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup m elalui

rantai makanan sederhana;

e. memprediksi kemungkinan yang akan terjadi jika lingkungan berubah.

3. Bahan Alat dan Sumber Belajar

Untuk mengetahui dan memahami tentang Pola Interaksi Organisme dan Rantai

Makanan, maka diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:

a. LKS Hubungan Perubahan Lingkungan dan Organisme

b. LKS Aliran Energi dalam Ekosistem

c. LKS Saling Ketergantungan antara Hewan dan Tumbuhan

d. Alat-alat gelas

e. Bahan kimia : Na Cl, deterjen, bromtimol biru

f. Makhluk hidup : Ikan-ikan kecil, siput air, tanaman air

g. Kuadrat

h. Patok kayu

i. Termometer

j. Higrometer

4. Langkah Kegiatan

Langkah kegiatan kedua ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 1 80 menit.

alternatif kegiatan belajar bagi peserta pelatihan dapat mengikuti alur kegiatan

berikut:

Page 24: Ekosistem

20 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Penjelasan alur kegiatan:

a. Pendahuluan (10 menit)

Setelah melaksanakan kegiatan pertama, fasilitator membuka kegiatan kedua

dengan menginformasikan tujuan, kegiatan belajar, serta hasil belajar yang

diharapkan. Informasikan bahwa tujuan yang akan dicapai dalam

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ada dalam bagian I Pendahulua n.

Selanjutnya fasilitator menginformasikan hasil belajar yang diharapkan setelah

peserta pelatihan menggunakan modul ini, yaitu pemahaman tentang pola

interaksi organisme dan rantai makanan.

b. Mempelajari Modul Ekosistem (50 menit)

Setelah memberikan pengantar, fasilitator memberikan penugasan

mempelajari bahan bacaan pada kegiatan II yaitu Pola Interaksi Organisme,

Rantai Makanan dan Peranan Manusia dalam E kosistem kepada peserta

pelatihan, melalui kegiatan tugas baca dan diskusi kelompok. Strategi belajar

yaitu dengan pembagian kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 - 4 peserta,

dan tugas yang diberikan kepada tiap kelompok berbeda -beda seperti

membuat peta konsep, peta pikiran, membuat rangkuman dan membuat daftar

pertanyaan. Melalui kegiatan tugas membaca dan diskusi kelompok,

produknya bisa berupa peta konsep, peta pikiran, rangkuman dan daftar

pertanyaan.

c. Melakukan percobaan (70 menit)

Fasilitator meminta peserta melakukan percobaan yang sesuai dengan LKS

pada kegiatan II, yaitu LKS Hubungan Perubahan Lingkungan dan Organisme,

Aliran Energi dalam Ekosistem dan Saling Ketergantungan antara Hewan dan

Page 25: Ekosistem

BERMUTU 21BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Tumbuhan. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok

melakukan percobaan dan membuat laporan hasil kegiatan praktikum.

d. Pembahasan hasil Praktikum (30 menit)

Perwakilan peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok, peserta lain

menanggapi. Setelah presentasi, ada pengarahan dari fasilitator terutama

pada perbaikan hasil kerja.

e. Kegiatan Penutup (10 menit)

Fasilitator memberikan kuis, kemudian memandu peserta pelatihan untuk

merefleksikan hasil pembelajaran yang sudah dial ami peserta dan

memberikan reviu sebagai penguatan jika diperlukan.

Page 26: Ekosistem

22 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

5. Bahan Bacaan Untuk Fasilitator dan Peserta Pelatihan

POLA INTERAKSI ORGANISME DAN RANTAI MAKANAN

A. POLA INTERAKSI ORGANISME

a. Interaksi Antar - Individu

Setiap organisme hidup di tempat tertentu atau habitat tertentu. Pada tempat

tersebut juga hidup organisme lain yang sejenis. Organisme sejenis yang

hidup di suatu tempat dalam kurun waktu tertentu disebut populasi. Contoh

populasi badak bercula satu di Ujung Kulon tahun 1998 berjumlah 34 ekor.

Populasi manusia di kota Bandung pada tahun 2004 be rjumlah ± 4 juta.

Jumlah individu sejenis yang hidup di suatu tempat persatuan luas

menunjukkan kepadatan populasi. Lokasi ditemukannya individu -individu

sejenis pada suatu tempat menunjukkan penyebaran atau distribusi populasi.

Individu-individu dalam populasi saling berinteraksi dalam berbagai kegiatan

hidupnya. Misalnya, perkawinan antara individu jantan dan individu betina.

Cacing tanah meskipun bersifat hermaprodit membutuhkan cacing tanah lain

untuk menghasilkan keturunan. Tanaman salak memerlukan tan aman salak

lain agar penyerbukan dapat terjadi. Contoh interaksi lain adalah pembagian

tugas pada masyarakat lebah dan rayap, serta pemberian perlindungan dan

perawatan induk pada keturunannya seperti pada ayam, kucing, bebek dll.

Interaksi demikian dapat meningkatkan kepadatan populasi.

Bertambahnya anggota populasi berarti kebutuhan hidup seperti makan, air ,

cahaya, dan tempat tinggal pun akan bertambah. Jika kebutuhan tersebut

tidak terpenuhi di tempat hidupnya, akan terjadi persaingan atau kompetisi.

Interaksi kompetisi antar individu dalam populasi disebut kompetisi

intraspesifik. Kompetisi intraspesifik dapat berupa kompetisi langsung dan

tidak langsung. Pada kompetisi langsung dalam memperebutkan kebutuhan

hidup dapat terjadi perkelahian. Sedangkan pa da kompetisi tidak langsung

terjadi perlombaan untuk memperoleh kebutuhan hidup. Kompetisi ini

mengakibatkan ada individu-individu yang memperoleh kebutuhan hidup lebih

sedikit bahkan menyebabkan kematian, atau perpindahan ke tempat lain

(migrasi). Kematian dan perpindahan individu-individu dalam populasi akan

mengurangi kepadatan populasi.

Page 27: Ekosistem

BERMUTU 23BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Kematian, perpindahan, kelahiran, dan kelangsungan hidup sebagai akibat

interaksi antar individu disebut efek ekologi. Efek ekologi terjadi dalam jangka

waktu yang singkat. Jika terjadi dalam jangka waktu yang panjang, efek dari

interaksi antar individu disebut efek evolusi.

b. Interaksi Antar - Populasi

Pada suatu habitat dapat hidup berbagai macam organisme yang saling

mempengaruhi, sehingga terjadi hubungan anta ra organisme yang satu

dengan organisme yang lain. Karena pada umumnya satu macam organisme

tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya organisme lain.

Demikian pula halnya antara populasi dari suatu spesies dengan populasi

dari spesies lainnya. Interaksi antar spesies ini tentu saja akan

mempengaruhi sifat-sifat dari masing-masing populasi yang berinteraksi.

Misalnya di kolam ikan lele, sekilas tampak hanya terdapat ikan lele saja.

Sebenarnya di dalam kolam ikan lele tersebut hidup berbagai organisme lain

seperti bakteri, ganggang, lumut, cacing, siput dan serangga kecil. Berbagai

populasi organisme di dalam kolam tersebut berinteraksi satu sama lain.

Interaksi antar populasi yang terjadi di kolam membentuk suatu komunitas

kolam ikan lele. Dengan demikian, komun itas adalah kumpulan berbagai

populasi yang saling berinteraksi. Bentuk interaksi antar populasi antara lain

dapat berupa predasi, kompetisi dan simbiosis.

PredasiPredasi merupakan jenis interaksi makan dan

dimakan. Pada predasi umumnya suatu

spesies memakan spesies lain, meskipun

beberapa hewan memangsa sesama jenisnya

(bersifat kanibal). Organisma yang memakan

disebut sebagai predator, sedangkan

organisme yang dimakan disebut mangsa

(prey). Predasi tidak terbatas antar hewan

saja, tetapi juga antara herbivora dan

tumbuhan. Pada predasi antar -hewan,

predator kebanyakan berukuran lebih besar

daripada mangsanya, seperti pada gambar 3.

Gambar 2.3. Ular adalah predatoryang menelan seluruh mangsanyaSumber: Nowicky, 2008.

Page 28: Ekosistem

24 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

KompetisiKompetisi antar populasi disebut juga kompetisi interspesifik. Kompetisi

interspesifik terjadi jika dua atau lebih populasi pada suatu wilayah memiliki

kebutuhan hidup yang sama, sedangkan ketersediaan kebutuhan tersebut

terbatas. Kebutuhan hidup antara lain berupa makana n, cahaya, air atau

ruang. Akibat kompetisi interspesifik sama dengan kompetisi antraspesifik.

Contoh kompetisi interspesifik adalah kompetisi beberapa jenis burung di

hutan yang memakan serangga yang sama. Contoh lain adalah seperti pada

gambar 4. Meskipun lebah dan kupu-kupu menggunakan bunga-bunga

sebagai makanannya, mereka menempati relung yang sama. Banyak spesies

dengan relung yang sama dapat hidup berdampingan.

Gambar 2.4. Bentuk kompetisi kupu-kupu dengan lebahSumber: Nowicky, 2008

SimbiosisSimbiosis berasal dari kata "Syn" dari bahasa Yunani yang artinya bersama

dan "bios" yang artinya hidup. Jadi simbiosis adalah cara hidup bersama dari

dua jenis makhluk hidup yang berbeda dalam hubungan yang erat. Dalam

hidup bersama tersebut, umumnya sala h satu spesies berperan sebagai

spesies yang ditumpangi, sedangkan spesies lain sebagai penumpang

(simbion).

Berdasarkan sifat untung-rugi antara kedua simbion dalam kehidupan

bersama, simbiosis dibedakan menjadi tiga. Ketiga simbiosis tersebut yaitu:

mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.

a. Mutualisme

Page 29: Ekosistem

BERMUTU 25BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Mutualisme terjadi jika dua spesies hidup bersama dan saling

menguntungkan satu sama lain. Mutualisme menjadi syarat mutlak bagi

kedua belah pihak.

Contoh adalah jamur dengan ganggang hijau dari kelom pok Basidiomycota

membentuk lumut kerak, yang terdapat pada gambar 5. Ganggang hijau

biru menguntungkan jamur Basidiomycota karena menyediakan makanan

hasil fotosintesis. Sedangkan jamur Basidiomycota menguntungkan

ganggang hijau biru karena menyediakan ai r dan perlindungan bagi

kehidupan ganggang.

Gambar 2.5. Simbiosis mutualisme terjadi antara ganggang hijau biru dan jamurmembentuk lumut kerakSumber: Nowicky, 2008

b. Komensalisme

Komensalisme terjadi jika dua spesies hidup bersama, satu spesies

diuntungkan dan spesies yang lain tidak dirugikan dan juga tidak

diuntungkan. Misalnya angrek yang menempel pada pohon. Angrek

mendapatkan cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, sedangkan

pohon tidak dirugikan dan juga tidak diuntungkan.

c. Parasitisme

Parasitisme terjadi jika dua spesies hidup bersama, satu spesies

diuntungkan sedangkan spesies yang lain dirugikan. Organisme yang

memperoleh keuntungan dari interaksi organisme disebut sebagai parasit.

Sedangkan organisme yang dirugikan disebu t inang. Parasit menyerap sari

makanan atau cairan dari tubuh inangnya , yang menyebabkan kematian

Page 30: Ekosistem

26 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

pada inangnya. Ada dua jenis parasit, yaitu endoparasit dan ektoparasit.

Endoparasit adalah organisme yang hidup di dalam jaringan atau tubuh

inangnya. Bakteri paru-paru, cacing perut, dan Plasmodium merupakan

contoh endoparasit pada manusia. Ektoparasit adalah parasit yang hidup

di permukaan tubuh inangnya atau menempel sementara pada permukaan

tubuh inangnya. Contoh ektoparasit pada tumbuhan adalah kutu daun,

hama wereng, dan benalu. Contoh ektoparasit pada manusia adalah

nyamuk (seperti tampak pada gambar 6) , kutu rambut, jamur kulit dan

lintah.

Gambar 2.6. Nyamuk merupakan salah satu contoh ektoparasit pada manusiaSumber: pediatrics9.com

B. RANTAI MAKANAN

Pada suatu habitat tertentu, terdapat beberapa populasi makhluk hidup yang

saling berinteraksi, misalnya di sawah terdapat populasi tanaman padi, tikus dan

ular tertentu. Padi dimakan tikus dan tikus dimakan ular. Keadaan demikian

merupakan peristiwa makan dan dimakan antar populasi yang ada. Jika salah

satu populasi berkurang, apalagi musnah, akan mempengaruhi populasi yang

lain. Misalnya jika populasi tikus musnah karena banyak di buru orang, maka

ular akan mati kelaparan atau populasinya berkurang karena pindah ke habitat

lain. Sebaliknya, bila ular yang diburu orang , sehingga populasinya berkurang

atau bahkan musnah maka populasi tikus akan meningkat jumlahnya dan pada

gilirannya padi habis dimakan tikus. Hilangnya salah satu atau beberapa

populasi dalam suatu habitat akan mempengaruhi populasi yang lain. Peristiwa

perpindahan energi dari satu organisme ke organisme berikutnya melalui

peristiwa makan dan dimakan disebut rantai makanan.

Page 31: Ekosistem

BERMUTU 27BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

1. Rantai Makanan dalam EkosistemKomunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama lain dan juga

berinteraksi dengan lingkungan abiotik. Interaksi suatu organisme dengan

lingkungannya terjadi untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup

organisme memerlukan energi. Energi untuk kegiatan hidup diperoleh dari

bahan organik. Energi dari bahan organik disebut sebagai energi kimia.

Bahan organik dalam komponen biotik awalnya terbentuk dengan bantuan

energi cahaya matahari. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur -

unsur kimia ditransfer dari suatu organisme ke organisme lain. Perpindahan

energi kimia dan unsur hara berlangsung melalui interaksi makan dan

dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu

ekosistem membentuk struktur trofik. Struktur trofik terdiri dari tingkat tingkat

trofik. Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan

sumber makanan tertentu.

Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof. Organisme

autotrof adalah organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri

dengan bantuan cahaya matahari, yaitu tumbuhan dan fitoplankton. Namun,

ada beberapa jenis organisme autotrof yang tidak menggunakan energi

matahari untuk menghasilkan bahan organik. Organisme seperti ini disebut

kemoautotrof. Organisme kemoautotrof menggunaka n energi panas bumi,

misalnya hidrogen sulfat. Contoh organisme kemoautotrof adalah bakteri

sulfur.

Dalam struktur trofik, organisme autotrof disebut produsen. Produsen pada

ekosistem darat adalah tumbuhan hijau. Produsen pada ekosistem perairan,

seperti danau dan laut adalah bakteri berklorofil dan ganggang hijau biru.

Kedua kelompok organisme tersebut membentuk fitoplankton. Selain

fitoplankton, produsen pada ekosistem perairan adalah ganggang dan

tumbuhan air.

Tingkat trofik kedua dari struktur trofik su atu ekosistem ditempati oleh

berbagai organisme yang tidak dapat membuat bahan organik sendiri.

Organisme tersebut tergolong organisme heterotrof. Bahan organik diperoleh

dengan memakan organisme atau sisa -sisa organisme lain sehingga

organisme heterotrof disebut juga konsumen. konsumen terdiri dari

konsumen primer pada tingkat trofik kedua, konsumen sekunder pada tingkat

Page 32: Ekosistem

28 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

trofik ketiga, dan konsumen tersier pada tingkat trofik keempat.

Konsumen primer adalah organisme pemakan produsen atau disebut juga

herbivora. Contoh konsumen primer di darat yaitu serangga, siput, burung

pemakan biji-bijian dan buah-buahan, serta berbagai jenis mamalia. Contoh

konsumen primer di perairan adalah zooplankton, seperti protista heterotrof

dan udang-udang kecil.

Konsumen sekunder merupakan organisme pemakan konsumen I

(herbivora). Konsumen sekunder disebut juga karnivora karena makanannya

berupa hewan. Hewan yang tergolong konsumen sekunder umumnya

bertubuh kecil sehingga disebut juga karnivora kecil. Hewan yang tergolong

konsumen sekunder di darat, misalnya katak, ayam, burung, singa, harimau,

dan laba-laba. Konsumen sekunder di perairan misalnya kerang, kepiting,

tripang, cumi-cumi.

Konsumen tersier adalah organisme pemakan konsumen sekunder.

Konsumen tersier disebut jug a karnivora besar. Contoh konsumer tersier,

yaitu burung elang, burung hantu, harimau, singa, hiu, paus dan gurita.

Jalur makan dan dimakan dari organisme pada suatu tingkat trofik berikutnya

membentuk urutan dan arah tertentu dan disebut rantai makanan. Rantai

makanan yang dimulai dari produsen disebut rantai makanan perumput.

Gambar 2.7. Rantai makananSumber: Buku Acuan Pendidikan Lingkungan Hidup, Dirjen. Dikdasmen Depdiknas

Page 33: Ekosistem

BERMUTU 29BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Jika dilihat dari asal dimulainya rantai makanan ini, maka ada beberapa rantai

makanan dalam ekosistem.

a. Rantai makanan perumput

Adapun yang termasuk tipe rantai makanan ini ialah bila tingkat tropfik

pertama diduduki oleh tumbuhan hijau, kedua oleh herbivor, dan tingkat

trofik berikutnya oleh karnivor. Dalam suatu ekosistem, organisme autotrof

merupakan sumber makanan bagi organisme heterotrof. Lihatlah contoh

rantai makanan pada ekosistem air dan daratan berikut:

1. Kolam

Plankton ikan kecil ular burung elang(produsen) (konsumen I) (konsumen II) (konsumen III)

2. Darat

Daun Tumbuhan Ulat Burung pemakan ulat(produsen) (konsumen I) (konsumen II)

Di dalam ekosistem air, plankton merupakan produsen, khususnya

fitoplankton, karena merupakan organisme autotrof. Plankton dimakan

ikan-ikan kecil, ikan-ikan kecil dimakan oleh ular dan ular dimakan oleh

burung elang. Di dalam ekosistem darat, tumbuhan hijau merupakan

produsen. Karena tingkat trofik pertama diduduki oleh tumbuhan hijau

(fitoplankton dan tumbuhan hijau lainnya) maka rantai makanan demikian

disebut rantai makanan perumput .

b. Rantai makanan detritus

Suatu rantai makanan disebut rantai makanan d etritus atau pengurai bila

rantai makanan dimulai dari tumbuhan dan atau hewan yang sudah mati,

diurai oleh jasad renik yang hidup sebagai pengurai (jamur dan bakteri).

Fragmen atau bagian-bagian dari bahan-bahan yang sudah terurai disebut

detritus. Hewan-hewan kecil sperti cacing, luwing (kaki seribu), dan kutu

kayu, yang memakannya disebut detrivor. Detrivor dapat saja dimakan

oleh hewan yang lebih besar, rangkaian ini membentuk rantai makanan

yang disebut rantai makanan detritus .

Detritus Detrivor Karnivor

Contoh rantai makanan detritus:

i. sampah dedaunan Cacing tanah burung burungelang

Page 34: Ekosistem

30 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

ii. bangkai burung Elang belatung katak ular tanah

2. Jaring-jaring MakananDi dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai

makanan. Suatu jenis produsen atau detritus dapat dimakan oleh berbagai

konsumen primer. Suatu konsumen primer juga dapat memakan berbagai

jenis produsen atau detri tus. Percabangan rantai makanan terdapat pada

setiap tingkat trofik. Misalnya, tanaman air selain dimakan oleh itik, juga

dimakan oleh kelompok moluska (misalnya bekicot). Beberapa konsumen

memangsa organisme pada beberapa tingkat trofik. Sebagai contoh, b angau

dapat memangsa konsumen primer (misalnya ikan tawes), tetapi dapat juga

memangsa konsumen tingkat yang lebih tinggi (misalnya ikan gurame).

Organisme pemakan segala, yaitu memakan produsen dan juga konsumen

dari berbagai tingkat trofik disebut omnivo ra, misalnya manusia. Dengan

demikian, dalam suatu ekosistem hubungan makan dan dimakan sangat

kompleks, saling berkaitan, dan bercabang sehingga membentuk jaring -jaring

makanan (seperti pada gambar 8). Hubungan rantai makanan menentukan

jalur aliran energi dan daur unsur-unsur kimia di alam karena pada makanan

terkandung energi dan materi.

Page 35: Ekosistem

BERMUTU 31BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Gambar 2.8. Jaring-jaring makananSumber: Buku Acuan Pendidikan Lingkungan Hidup, Dirjen. Dikdasmen Depdiknas

3. Piramida Makanan

Menurut Elton (1927) bahwa organisme pada tingkat trofik rendah biasanya

relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya, jumlah individu makin

sedikit sehingga dapat membentuk diagram seperti piramida. Tingkat trofik

terendah ditempati produsen dan diikuti herbivora, karnivora I dan karnivora II

dan seterusnya. Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk

piramida ekologi.

Diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat trofik

satu dengan yang lain secara kuantita tif pada suatu ekosistem disebut piramida

ekologi. Bentuk dan tingginya piramida pada suatu ekosistem dengan ekosistem

lainnya berbeda-beda. Penyusunan piramida ekologi ditentukan oleh jenis

piramidanya, selain itu juga dipengaruhi oleh jenis habitat dan l ingkungannya.

Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan

piramida energi.

Page 36: Ekosistem

32 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

a. Piramida jumlah

Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam

piramida jumlah. Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling

melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan

selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan

komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme

herbivora. Demikian pula jumlah h erbivora selalu lebih banyak daripada

jumlah karnivora tingkat 1. Karnivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak

daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah

organisme di tiap tingkat trofik.

Gambar 2.9. Piramida jumlahSumber : Nowicky, 2008

Pemanfaatan piramida jumlah untuk menggambarkan keadaan ekosistem

mengandung kelemahan antara lain sebagai berikut.

1) Pada dua piramida dari dua ekosistem yang berbeda jika dibandingkan

seakan-akan tidak ada hubungan sama sekali.

2) Tidak proporsional membandingkan satu individu plankton dan semut,

dengan seekor sapi dan seekor gajah.

b. Piramida biomassa

Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam

Page 37: Ekosistem

BERMUTU 33BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih

realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran

berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat

trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian

dikalikan dengan jumlah org anisme, setelah itu barulah jumlah biomasa di

tiap tingkat diperkirakan.

Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh

organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari

kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur,

kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini

akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada

ekosistem.

Gambar 2.10. Piramida biomassaSumber: www.wikipedia.org

Penggunaan piramida biomasa untuk menggambarkan kondisi ekosistem

ternyata juga mengandung beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut.

1) Kurang tepat sebab pembuatannya sangat sulit karena mungkin

dilaksanakan dengan penafsiran

2) Bentuk piramida biomassa tidak selalu tepat sebab jumlah biomassa pada

masing-masing tingkat trofik tidak selalu konstan sebab sangat

dipengaruhi oleh iklim dengan kondisi lingkungan.

c. Piramida Energi

Piramida energi dibuat berdasarkan produktivitas pada masing -masing tingkat

trofik dalam ekosistem. Produktivitas adalah jumlah total energi yang

dihasilkan dan dipindahkan dari tingkat trofik satu ke tingkat trofik lainnya.

Page 38: Ekosistem

34 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran

energi dalam ekosistem, sebab tidak hanya totalitas energi yang berpindah

dari tingkat trofik satu ke tingkat trofik lainnya. Tetapi juga dapat diketahui

tingkat efektivitas perpindahan energinya .

Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut -turut yang

tersedia di tiap tingkat t rofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik

terjadi karena hal-hal berikut.

1) Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh

tingkat trofik selanjutnya.

2) Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan dan dikeluarkan

sebagai sampah.

3) Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh

organisma, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.

Pemanfaatan piramida energi untuk menggambarkan keadaan ekosistem

mempunyai beberapa kelebihan dibanding dua piramida di atas yaitu sebagai

berikut:

1) tidak mungkin diketemukan piramida terbalik sebab dalam penggunaan

energi makin tinggi tingkat trofiknya makin efisien, tetapi energi yang

dilepaskan ke lingkungan lebih besar sehingga semakin tinggi tingkat

trofik energi yang disimpan dan ditransfer semakin sedikit;

2) posisi tingkat trofik tidak akan keliru, sebab jumlah energi yang tinggi tidak

selalu sebanding dengan jumlah biomasa. Artinya jumlah biomasa yang

tinggi belum tentu energinya tinggi;

3) memberikan gambaran yang lengka p tentang ekosistem sebab dapat

memasukkan sumber energi matahari sebagai dasar piramida, dalam hal

ini menunjukkan bahwa ekosistem juga dibangun oleh komponen abiotik

yang kaya akan energi;

4) menggambarkan efisiensi produktifitas ekosistem pada masing -masing

tingkat trofik.

4. Daur Materi dan Aliran Energi

Energi dan materi merupakan bagian dari makluk hidup dan alam semesta.

diciptakan maupun dihilangkan melainkan dapat berubah da ri suatu bentuk ke

Page 39: Ekosistem

BERMUTU 35BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

bentuk lain.

Energi tidak tampak, tetapi jumlahnya dapat dihitung, dan hanya dapat dilihat

dari kinerjanya/dirasakan. Energi tampak apabila sesuatu bergerak, dipercepat,

ditinggikan, disinari terutama bila dipanaskan. Dilihat dari hal tersebut, secara

fisika gejala terpenting dari pengertian energi adalah terjadinya gerak,

perpindahan, transformasi, dan penyimpanan energi. Penggunaan energi

rti energi tersebut

ditransformasi/diubah ke bentuk lain.

Materi merupakan bahan baku semua benda, sedangkan energi adalah

kemampuan untuk kerja, seperti gerakan benda sejauh tertentu. Kerja dapat

merupakan gerak ringan, sebagai contoh bernapas, sampai k erja yang keras.

Sumber energi pada makhluk hidup berbentuk gula atau tepung, yang berupa

materi. Energi juga dibutuhkan untuk bergeraknya kendaraan bermotor, mesin

jahit, perahu motor, dan lain sebagainya. Semua energi ini berasal dari sumber

energi yang dapat sangat beragam. Contoh energi adalah listrik, bahan bakar

minyak, panas, dan lain sebagainya. Benda ada yang mempunyai energi yang

tersimpan, atau energi potensial seperti batu yang ada di tebing sebuah puncak

bukit. Energi potensial dapat berubah me njadi energi gerak/kinetik bila batu itu

mulai mengelinding dari atas ke bawah bukit. Contoh lain adalah air di dalam

bendungan mempunyai energi potensial, yang dapat berubah menjadi energi

kinetik bila dialirkan. Begitu pula BBM yang dimasukkan ke dalam mobil, dapat

berubah menjadi energi kinetik, untuk menggerakkan mesin, bila dibakar.

Demikian pula halnya dengan angin, kayu, batu bara, dan arang.

Materi terdaur ulang sepanjang jaman melalui benda hidup. Daur ulang itu

dimungkinkan oleh sesuatu yang jus tru tidak dapat di-daur ulang, yakni, energi.

Hampir seluruh energi yang memasuki ekosistem berasal dari sinar matahari.

Sinar matahari ditangkap oleh khlorofil atau hijau daun dan sebagian dari energi

ini diperlukan dalam proses fotosintesis yang menghasi lkan gula (energi kimia).

Gula ini kemudian dapat disimpan sebagai tepung. Tumbuhan berhijau daun ini

membuat dan mengumpulkan banyak energi potensial sebagai gula atau

tepung, karenanya disebut produsen. Tumbuhan dimakan oleh hewan pemakan

tumbuhan (herbivora), yang disebut konsumen tingkat satu. Saat konsumen

memakan produsen, energi potensial diubah, yakni energi kimia ini menjadi

energi kinetik dan panas. Panas ini akan terbuang/tidak terpakai. Konsumen

Page 40: Ekosistem

36 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

tingkat satu kemudian dimakan oleh konsumen ting kat dua, yakni, karnivora,

dan terulang kembali energi kimia dibuat menjadi energi kinetik dan panas.

Panas ini juga tidak dapat digunakan, sehingga terbuang/tidak terpakai. Dapat

dimengerti bahwa selama terjadi rantai saling memakan ini energi digunakan

kembali oleh konsumen tetapi jumlahnya menjadi semakin sedikit, karena ada

yang terbuang sebagai panas. Demikianlah energi mengalir dalam sistem

organisme melalui rantai makanan. Pada saat yang sama terjadi juga

perpindahan materi. Sebagian energi selalu di ubah menjadi materi yang

berfungsi sebagai energi kimia, atau makanan makhluk yang menjadi konsumen

yang lebih tinggi. Daur ini selanjutnya terjadi di dalam rantai makanan seperti

digambarkan pada Gambar 11 dengan beberapa contoh. Akhirnya semua

mahluk hidup atau organisme ini akan mati, dimakan oleh bakteri dan jamur

pemakan sisa organik atau saprovora, sehingga kembali menjadi zat hara yang

kemudian digunakan kembali oleh tanaman dalam pembentukan gula saat

terjadi proses fotosintesa. Dengan demikian daur materi itu menjadi lengkap.

Semua ini terlaksana karena adanya aliran energi.

Gambar 2.11. Rantai MakananSumber: Buku Acuan Pendidikan Lingkunga n Hidup, Dirjen Dikdasmen Depdiknas

Makin tinggi tingkat dalam rantai makanan, makin sedikit jumlah organisme,

karena setiap kali terjadi konversi energi, ada energi yang terbuang sebagai

panas, sehingga energi yang dapat dibuat menjadi materi juga berkurang, dan

Page 41: Ekosistem

BERMUTU 37BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

terbentuklah rantai makanan yang berbentuk piramida, lihat Gambar 12.

Gambar 2.12. Piramida Rantai MakananSumber: Buku Acuan Pend idikan Lingkungan Hidup, Dirjen. Dikdasmen Depdiknas

Adanya rantai makanan ini mengakibatkan konsumen tergantung pada

produsen. Apabila suatu konsumen hanya tergantung pada satu produsen saja,

maka kepunahan produsen akan mengakibatkan kepunahan konsumen.

Materi merupakan benda pembentuk alam semesta. Materi terdiri dari berbagi

unsur (kimia): makluk hidup terutama terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H),

oksigen (O), dan nitrogen (N), yang disebut zat or ganik. Benda yang tidak hidup

disebut zat anorganik, terdiri dari berbagai unsur yang beraneka ragam

susunannya. Materi tidak berkurang atau bertambah jumlahnya, tetapi berubah

bentuknya. Materi dan energi seperti diuraikan di atas, berpindah atau mengal ir

dalam satu kesatuan ekosistem. Benda apapun dalam ekosistem ini akan

berdaur ulang atau bersiklus. Hanya siklusnya berbeda satu dengan yang lain.

Kita mengenal siklus karbon, siklus air, siklus nitrogen,dan daur fosfor.

Perubahan pada ekosistem akan m engubah aliran energi dan daur materi, dan

bila siklus tidak dapat pulih, maka akan terjadi kerusakan ekosistem.

C. EKOSISTEM DAN PERANAN MANUSIA DALAM KESEIMBANGANEKOSISTEM

a. Fungsi Ekosistem

Secara umum ekosistem alami mempunyai fungsi untuk pemeliharaan siklus

materi, melangsungkan aliran energi, menjaga siklus biogeokimia, dan

membentuk jaring-jaring makanan. Semua bentuk pemeliharaan tersebut

sebagai jasa ekologis. Ekosistem dapat memberikan jas ekologis yang

optimal apabila tidak mengalami intervensi (gangguan) dari manusia.

Ekosistem yang mampu memberikan jasa ekologis yang optimal dikatakan

Page 42: Ekosistem

38 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

sebagai ekosistem yang memiliki integritas fungsi. Ekosistem yang demikian

mampu memelihara keberlangsungan secara mandiri. Bahkan dapat

menunjang kehidupan sebagai organisme yang secara alami bersifat langka.

Salah satu ekosistem yang terdapat di muka bumi yang mampu memberikan

jasa ekologis yang tinggi apabila tidak mengalami gangguan adalah

ekosistem hutan. Adapun fungsi -fungsi utama dari hutan dan ekosistem alami

lainnya adalah sebagai berikut.

1. Fungsi Ekologis

Fungsi ekologis ekosistem meliputi pengaturan tata guna air, perlindungan

tanah, menjaga iklim setempat, menghasilkan oksigen (O 2) dan mengubah

karbondioksida (CO2) dalam bentuk biomassa tanam an serta pengendalian

hama. Hutan berperan penting dalam pengaturan tata guna air, karena

hutan mempunyai beberapa lapisan tajuk, keanekaragaman jenis

tumbuhan yang tinggi, mempunyai lapisan seresah dan humus pada lantai

hutan, sehingga air hujan yang jatu h akan tertahan pada lapisan -lapisan

tersebut dan air akan dilepas secara perlahan. Tanah juga terlindung dari

bahaya erosi karena adanya intersepsi air oleh lapisan -lapisan tersebut

dan tertutupnya tanah oleh seresah. Adanya lapisan tajuk akan

memberikan perlindungan pada tanah dari panas matahari dan pengaturan

kelembaban, sehingga dapat mempengaruhi iklim setempat. Hutan juga

merupakan tempat hidup berbagai jenis satwa liar, termasuk pemangsa

hama (burung hantu pemakan tikus dan pemakan serangga), hewan

penyerbuk bunga (burung dan kalelawar).

2. Fungsi Ekonomi

Yaitu penyedia bahan makanan, bahan baku bangunan, bahan obat -

obatan, dan kosmetik. Diantara banyak jenis hewan dan tumbuhan,

ternyata masih sedikit yang dibudidayakan, sehingga banyak bahan -bahan

yang dipanen secara langsung dari ekosistem alami sebagai bahan

bangunan (kayu), bahan makanan (sagu), binatang buruan, ikan dan

lainnya. Begitu juga bahan untuk obat -obatan dan kosmetik yang diolah

baik secara tradisional maupun modern, seperti bangsa jahe -jahean.

3. Fungsi Sumberdaya Plasma Nuftah (Genetik).

Ekosistem alami seperti hutan mempunyai keanekaragaman jenis yang

tinggi. Kerabat jenis-jenis budidaya yang terdapat di ekosistem alami

Page 43: Ekosistem

BERMUTU 39BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

dalam jumlah populasi yang besar merupakan tempat tersimpannya gen

(pembawa sifat). Gen tersebut kemungkinan tidak dimiliki oleh jenis yang

dibudidayakan, misalnya jenis yang tahan terhadap penyakit tertentu, rasa

dan ukuran buah tertentu. Oleh karenanya fungsi ekosistem ini sangat

berguna dalam pengembangan berbagai tanaman dan hewan yang

dibudidayakan untuk kepentingan umat manusia.

4. Fungsi Ilmiah dari Pendidikan

Dalam ekosistem alami masih banyak terdapat jenis tumbuhan dan hewan

yang belum diketahui sejarah kehidupan dan manfaatnya, sehingga

ekosistem merupakan tempat bag i penelitian ilmiah, di samping itu

ekosistem alami merupakan objek yang sangat menarik bagi penelitian

dalam rangka mempelajari indikator biologis, serta proses ekologis yang

belum diketahui.

5. Fungsi Estetika dan Budaya

Keindahan alam baik komponen hayati maupun non hayati, seperti

tumbuhan, hewan, bentang alam, iklim, dan kombinasinya merupakan

daya tarik bagi wisatawan. Komponen hayati dapat juga menjadi bagian

budaya atau upacara adat tertentu atau dijadikan lambang. Berbagai

budaya suku bangsa di Indone sia sangat erat kaitannya dengan dinamika

ekosistem dan komponen hayati yang terkandung di dalamnya. Sebagai

contoh, berbagai suku asli di Papua menganggap bahwa jenis -jenis

tumbuhan atau hewan tertentu merupakan bagian dari marga mereka

sehingga mendapat tempat terhormat dalam kehidupan mereka. Diantara

jenis-jenis yang diberi tempat terhormat adalah sagu, kelapa, anjing, dan

babi.

b. Peranan Manusia dalam Keseimbangan Ekosistem

Pada suatu ekosistem dalam batas -batas tertentu terdapat suatu kemampuan

untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan

sehingga terjadi keseimbangan yang stabil. Kemampuan suatu sistem untuk

mempertahankan keadaan yang stabil disebut homeostatis. Sedangkan

kemampuan untuk kembali menuju keadaan keseimbangan setelah

mengalami gangguan disebut daya lenting atau resiliensi. Setiap ekosistem

memiliki homeostatis dan daya lenting yang berbeda. Ekosistem atau

komunitas yang mempunyai struktur s ederhana, misalnya padang rumput,

Page 44: Ekosistem

40 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

biasanya homeostatisnya rendah, tetapi daya lentingnya tinggi. Sebaliknya

hutan alami yang mempunyai struktur komunitas yang rumit memiliki

homeostatis yang tinggi dan resiliensi rendah. Oleh karenanya apabila suatu

ekosistem alami mengalami gangguan yang tidak berarti, maka

keseimbangannya tidak banyak mengalami perubahan. Akan tetapi apabila

gangguan yang terjadi cukup besar, maka hutan akan mengalami perubahan

(kerusakan) dan diperlukan waktu yang sangat lama untuk kemba li ke

keadaan semula.

Keseimbangan suatu ekosistem diatur oleh berbagai faktor yang sangat

rumit. Dalam mekanisme keseimbangan ini, terdapat mekanisme yang

mengatur penyimpanan bahan -bahan, pelepasan zat-zat hara, pertumbuhan

dan reproduksi organisme, sert a dekomposisi bahan-bahan organik.

Keseimbangan yang tetap biasanya menunjukkan keseimbangan populasi,

atau tetapnya komposisi spesies dari suatu komunitas. Keseimbangan yang

terjadi dalam ekosistem merupakan hasil interaksi antara komponen abiotik,

produsen, konsumen, dan pengurai.

c. Keseimbangan lingkunganDi dalam ekosistem yang seimbang, terdapat suatu dinamika yang disebut

rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. Pada suatu

jaring-jaring makanan, tiap organisme mempunyai fungsi t ertentu atau

menempati tingkat trofik tertentu, sebagai produsen, konsumen, atau

pengurai (dekomposer). Peran setiap rantai makanan adalah memakan atau

dimakan (memangsa dan dimangsa).

Pada suatu ekosistem yang seimbang tidak ada satu tingkatan trofik yang

akan berkembang biak begitu cepat sehingga mendominasi yang lain. Setiap

jenis tingkatan trofik atau mata rantai makanan jumlahnya akan dibatasi oleh

mata rantai makanan yang lain. Suatu contoh, dalam suatu rantai ekosistem

hutan terdapat rantai makanan a ntara rumput - kijang - harimau.

Bila rumput tumbuh subur dan melimpah maka kijang sebagai konsumen I

jumlahnya akan bertambah karena cukup makanan dan bereproduksi.

Ternyata jumlah kijang tidak akan terus bertambah karena dimangsa oleh

harimau sebagai konsumen II. Akibat reproduksi dan tersedianya kijang,

sebagai makanan yang banyak maka populasi harimau pun bertambah dan

Page 45: Ekosistem

BERMUTU 41BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

ini menyebabkan jumlah kijang menurun. Karena kijang jumlahnya berkurang

maka harimau tidak cukup makanan dan hal ini menyebabkan pop ulasi

harimau menjadi berkurang. Demikian seterusnya silih berganti, bila salah

satu mata rantai jumlahnya meningkat, maka mata rantai yang lain menurun.

Bagaimana keadaan lingkungan yang tidak seimbang?

d. Gangguan keseimbangan lingkunganPenyebab gangguan lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

ulah manusia dan peristiwa alam.

1) Ulah Manusia

Lingkungan sawah dan ladang yang telah mencapai keseimbangan

ekosistem tiba-tiba dibongkar untuk dijadikan kawasan industri atau

perumahan. Demikian juga keadaan hutan beserta fauna penghuninya, yang

tadinya dalam keadaan tenang dan seimbang tiba -tiba berubah karena ulah

manusia menebang pohon-pohon serta mengubah tanahnya yang subur.

Ulah manusia yang lain adalah perladangan berpindah dan perambahan

hutan. Mereka membabat hutan kemudian membuat ladang dengan tanaman

semusim. Setelah panen ditinggalkan kemudian membabat hutan yang lain

lagi. Lahan yang ditinggalkan menjadi kritis.

Akibat pertambahan penduduk atau transmigrasi, diperlukan pembukaan

hutan untuk dijadikan perladangan atau pembuatan sawah baru, seperti di

Lampung Sumatera. Akibat pengrusakan hutan sebagai sumber makanan

gajah, maka gajah kehilangan makanannya. Untuk mem pertahankan

hidupnya gajah harus mencari makan di tempat lain dan sebagai

sasaarannya adalah perkampungan penduduk dengan sawah ladangnya.

Jadi akibat habitat populasi gajah terganggu maka lingkungan pun terganggu.

Bila manusia tidak mengganggu habitat gaj ah maka gajahpun tidak akan

mengganggu ketentraman manusia. Ini adalah salah satu contoh tidak

seimbangnya suatu lingkungan. Contoh lain adalah meledaknya hama tikus.

Selama tidak mengganggu manusia, maka lingkungan sawah akan tetap

seimbang secara alami. Terdapat suatu hubungan rantai makanan antara

padi - tikus - ular sawah.

Secara naluri, umumnya bila orang melihat ular selalu ingin membunuhnya.

Akibatnya populasi ular pemakan tikus menjadi berkurang bahkan punah.

Konsekwensinya pertambahan populasi tiku s pemakan padi tidak ada yang

Page 46: Ekosistem

42 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

membatasi dan terjadilah perluasan peledakan hama tikus yang merugikan

petani itu sendiri.

Di pulau Jawa dan Bali dahulu ada harimau jawa yang disebut Panthera

tigris. Akibat perluasan kota dan pengembangan pemukiman, hutan -hutan

dibabat dan akibatnya hewan -hewan, termasuk hewan langka seperti

harimau jawa, musnah. Ciri -ciri lingkungan yang tidak seimbang diantaranya

adalah meledaknya beberapa macam hama tanaman. Contoh di Sulawesi,

hama sexava menyerang kelapa (seperti pada ga mbar 13), di Jawa, tanaman

kedelai diserang ulat tentara.

Gambar 2.13. Tanaman kelapa terserang Sexava sp.Sumber: database.deptan.go.id/ditlinbun/...xava.htm

Pada lingkungan yang seimbang, perkembangan serangga hama tanaman

perkembangannya ditekan oleh predator dan parasitoid. Parasitoid adalah

serangga parasit pada serangga lain, terutama serangga hama, yang

menyebabkan inangnya mati. Tiap jenis serangga hama mempunyai

parasitoid atau predator tertentu.

Akibat kawasan hutan ditebangi, maka serangga hama bermigrasi ke

kawasan pertanian atau perladangan penduduk. Untuk memberantas hama

ini digunakan insektisida. Tetapi insektisida, selain membunuh serangga

hama yang dimaksud, juga membunuh predator dan parasitoidnya.

Insektisida yang berlebihan, terutama yang sulit terurai, akan terakumulasi

pada tanah dan organisme, yang akhirnya terbawa arus air masuk ke dalam

perairan dan mencemari organisme di dalamnya. Pada gilirannya konsentrasi

insektisida yang tinggi akan membunuh hewan -hewan tertentu atau termakan

oleh manusia dan manusia akan terkena akibatnya. Jadi, berkurangnya satu

jenis populasi dalam suatu lingkungan yang seimbang akan menyebabkan

terganggunya lingkungan tersebut.

Page 47: Ekosistem

BERMUTU 43BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

2) Peristiwa Alam

Gunung meletus, banjir, erosi, dan tanah longsor menyebabkan populasi

berkurang atau musnah. Keseimbangan lingkungan memang perlu dijaga.

Gangguan manusia terhadap salah satu mata rantai saja, akan

menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Sebenarnya, di

alam sudah ada hukum alam yang mengatur dan menjaga keseimbangan

alam agar tidak terjadi perubahan atau goncangan yang besar. Persaingan

memang sangat keras di alam bebas dan tidak jarang sampai terjadi bunuh

membunuh dalam memperebutkan makanan.

Gambar 2.14. Fluktuasi suatu populasiSumber: Biggs, 2008

Pada suatu saat suatu populasi dalam ekosistem akan berkurang tetapi

pada saat lain, selama dalam keseimbangan ekosistem, populasi ini akan

bertambah banyak, dan terus begitu berulang -ulang. Fluktuasi atau turun-

naiknya jumlah populasi ini mempunyai batas-batas minimum dan

maksimum (seperti pada gambar 14).

Jika di luar dari batas-batas tersebut, maka keseimbangan akan

terganggu, bisa karena punah (melampaui batas minimum) atau populasi

sangat tinggi melampaui batas maksimum keseimbangan.

Hubungan antara produsen dan konsumen (herbivora dan karnivora)

dalam suatu ekosistem yang seimbang secara alami, dapat digambarkan

seperti gambar berikut ini.

Page 48: Ekosistem

44 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Gambar 2.15. Hubungan produsen, konsumen dalam suatu ekosistemSumber : Campbell, 2009

Makin besar jumlah populasi produsen, bertambah pula populasi herbivora

sampai pada suatu saat populasi herbivora mencapai batas maksimum

sehingga produsen yang tersedia tidak mencukupi lagi bagi herbivora.

Akhirnya jumlah produsen menurun dengan pesat.

Pada waktu herbivora menjadi banyak, makanan bagi karnivora melimpah.

Karnivora berkembang biak dengan pesat dan populasinya meningkat

sampai batas maksimum. Akibatnya makanan (herbivora) bagi karnivora

tidak mencukupi lagi dan populasinya merosot dengan taj am. Karnivora

banyak yang mati kelaparan, populasinya menurun lagi sampai batas

minimum.

Sebaliknya, pada waktu populasi herbivora menurun karena dimangsa

oleh karnivora, populasi produsen naik lagi. demikianlah seterusnya.

Populasi produsen, herbivora, dan karnivora dalam suatu ekosistem yang

seimbang akan naik dan turun dalam batas -batas tertentu.

e. SuksesiKomunitas dari kebanyakan ekosistem tidaklah tetap, walaupun dalam

kondisi keseimbangan yang stabil. Perubahan ini dapat diamati dengan jelas

apabila suatu komunitas mengalami intervensi oleh manusia, seperti yang

Page 49: Ekosistem

BERMUTU 45BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

terlihat pada ekosistem pertanian. Perubahan struktur komunitas dapat

diamati jika terjadi pergantian suatu komunitas dengan komunitas lainnya.

Perhatikan di kebun singkong yang telah dipanen kemudian ditinggalkan

begitu saja dan tidak ditanami lagi. Akan terlihat pada tahap pertama tumbuh

tanaman gulma (penggangu) misalnya, berbagai jenis rumput dan tumbuhan

berumur pendek lainnya. Pada masa berikutnya tumbuh -tumbuhan tersebut

akan semakin menutupi lahan yang asalnya terbuka (kosong). Kemudian

tumbuhan semusim tertentu akan tumbuh dominan. Pada tahun -tahun

berikutnya, tumbuhan rumput dan tumbuhan semusim akan digantikan oleh

tumbuhan golongan semak. Apabila tidak terjadi gangguan (misal nya lahan

diolah kembali untuk pertanian), tumbuhan semak akan mendominasi lahan

pertanian tersebut untuk jangka waktu yang cukup lama. Jika di sekitar lahan

pertanian tersebut terdapat sumber biji pohon -pohonan, maka tidak menutup

kemungkinan biji-biji tersebut akan tumbuh di lahan bekas pertanian tersebut.

Dengan tumbuhnya pohon, sinar matahari terhalang untuk sampai ke

permukaan tanah (di bawah pohon) dan hanya tumbuhan tertentu saja yang

dapat hidup dengan intensitas cahaya rendah. Setelah jangka waktu tertentu

tumbuhan semakin rapat. Rangkaian perubahan komunitas yang sederhana

menjadi komunitas yang kompleks disebut suksesi.

Gambar 16. Contoh suksesi alamiSumber: Buku Acuan Pendidikan Lingkungan Hidup, Dirjend Dikdasmen Depdiknas

Page 50: Ekosistem

46 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Suksesi dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi

primer adalah suksesi yang terjadi pada suatu daerah yang pada awalnya

tidak terdapat penutupan oleh tumbuhan atau tumbuhan yang semula ada

musnah sama sekali sehingga daerah tersebut menjadi g undul. Suksesi

sekunder adalah suksesi yang terjadi pada suatu daerah yang pada mulanya

telah ada penutupan vegetasi (tumbuhan) namun mengalami ganguan.

Perubahan komunitas tumbuhan pada kebun singkong seperti diuraikan di

atas adalah salah satu contoh suk sesi sekunder.

Suksesi primer dapat terjadi misalnya pada lingkungan perairan yang lain diisi

oleh sisa-sisa tanaman dan tanah yang dihanyutkan oleh air hujan dari

daratan sekitarnya. Lama-kelamaan kolam akan menjadi dangkal. Tanaman

yang pertama tumbuh adalah ganggang. Proses pengisian dipercepat dengan

masuknya tumbuhan vaskuler (berjaringan berpembuluh) yang mempunyai

akar-akar masuk ke tanah seperti teratai. Dengan munculnya berbagai jenis

tanaman, permukaan air yang tadinya terbuka menjadi rawa(payau), dan

lama-kelamaan menjadi daratan yang ditutupi oleh berbagai jenis tumbuhan

termasuk pohon. Pada akhirnya akan terbentuk suatu ekosistem hutan tetapi

dalam waktu yang cukup lama, sering kali sampai ratusan tahun.

Page 51: Ekosistem

BERMUTU 47BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

6. Tugas

Hubungan Perubahan Lingkungan Dan Organisme

Pendahuluan

Antara lingkungan dan organisme terjadi hubungan yang bersifat saling

mempengaruhi. Ini dapat diartikan bahwa perubahan suatu lingkungan akan

mempunyai pengaruh terhadap organisme yang hidup di lingkungan tersebut.

Tujuan

Setelah melakukan kegiatan ini Anda diharapkan dapat menjelaskan dengan cara

memberi contoh tentang pengaruh perubahan lingkungan terhadap organisme yang

hidup di air.

Alat dan bahan

1. Gelas kimia/gelas belimbing 250 ml 5 buah

2. Ikan-ikan kecil (ikan seribu) 20 ekor

3. Larutan Deterjen 0,1 % dan 0,2 %

4. Larutan NaCl (garam dapur) 0,3 % dan 0,4%

Cara kerja

1. Sediakan tiga gelas kimia dan isilah dengan ketentuan sebagai berikut:

a. gelas kimia pertama diisi larutan deterjen 0,1 % (setengah tabung)

b. gelas kimia kedua diisi larutan deterjen 0,2% (setengah tabung)

c. gelas kimia ketiga diisi air (setengah tabung)

2. Masukkan masing-masing 3 ekor ikan kecil/ikan seribu ke dalam ketiga gelas

kimia.

3. Tunggu selama 5 (lima) menit dan catat apa yang terjadi pada tabel hasi l

kegiatan.

4. Sediakan 3 gelas kimia dan isilah dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Gelas kimia pertama diisi larutan NaCl 0,3%

b. Gelas kimia kedua diisi larutan NaCl 0,4%

Lembar Kegiatan 1

Page 52: Ekosistem

48 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

c. Gelas kimia ketiga diisi dengan air

5. Masukkan masing-masing 3 ekor ikan kecil/ikan seribu ke dalam ketiga gelas

kimia

6. Tunggu selama 5 menit dan catat apa yang terjadi pada tabel hasil kegiatan.

Hasil Pengamatan

Tabel: pengaruh detergen dan garam dapur terhadap ikan

No. Perlakuan Kondisi ikan

1.

2.

3.

4.

5.

Larutan deterjen 0,1%

Larutan deterjen 0,2%

Larutan NaCl 0,3%

Larutan NaCl 0,4%

Air

..................

..................

..................

..................

..................

KesimpulanBerdasarkan data hasil kegiatan, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai

hubungan antara perubahan lingkungan dan kehidupan ikan ?

............................................................................................................................. ....

.................................................................................... .............................................

............................................................................................................................. ....

Page 53: Ekosistem

BERMUTU 49BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Aliran Energi Dalam Ekosistem

Tujuan

Memahami rantai makanan dan jaring-jaring makanan sebagai wahana aliran

energi dalam ekosistem.

Alat dan Bahan

1. Kuadrat

2. Patok kayu 4 buah

3. Thermometer ruang

4. Tali rafia

5. Higrometer

Cara Kerja

1. Menentukan sampel daerah teduh dan terang .

2. Melemparkan kuadrat di kedua tempat tersebut dan mengamati komponen

ekosistem yang ada.

3. Mencatat hasil-hasil pengamatan dalam tabel.

Hasil Pengamatan

No. Faktor Yang Diamati Di Tempat Teduh Di Tempat terang

1. Suhu Udara

2. Kelembaban Udara

3. Jenis Tanaman

4. Kerapatan Tanaman

5. Hewan yang ditemukan

Diskusi

1. Apakah ada perbedaan keanekaragaman jenis antara tempat teduh dengan

tempat terang?

Lembar Kegiatan 2

Page 54: Ekosistem

50 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

2. Dapatkah Anda membuat rantai makanan berdasarkan hasil percobaan Anda?

3. Bagaimanakah hubungan antara faktor abiotik (suhu dan udara) terhadap

populasi jenis makhluk hidup yang Anda temukan ?

Page 55: Ekosistem

BERMUTU 51BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

Saling Ketergantungan antara Hewan dan Tumbuhan

Tujuan

Untuk mengetahui adanya saling ketergantungan antara tumbuhan dan

hewan.

Alat dan Bahan

Botol specimen 4 buah

Plastik transparan 4 buah

Karet gelang 4 buah

Tanaman air 4 tangkai

Siput air 4 ekor

air yang sudah disimpan selama 48 jam

larutan bromtimol blue/ekstrak kol ungu/bit

Cara Kerja

1. Memberi tanda A, B, C dan D pada keempat botol spesimen .

2. Mengisi botol dengan air yang sudah diberi/ditetesi dan beberapa tetes

bromtimol blue.

3. Botol A diisi dengan 2 ekor siput, botol B diisi 2 buah tanaman air, Botol C diisi

dengan 2 ekor siput dan 2 tanaman air, dan botol D hanya diisi air saja.

4. Menutup masing-masing botol dengan plastik dan diikat dengan karet.

5. Meletakkan keempat botol tersebut pada tempat yang cukup mendapat sinar

Lembar Kegiatan 3

Page 56: Ekosistem

52 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

matahari.

6. Melakukan pengamatan selama 1 jam .

7. Mencatat hasil pengamatan pada tabel yang telah disiapkan.

Hasil Pengamatan

Tabel 1. Perubahan warna air pada botol pengamatan

Menit keWarna Air

Botol A Botol B Botol C Botol D

15'

30'

45'

60'

Bahan Diskusi

1. Mengapa botol percobaan di atas harus ditempatkan pada tempat yang cukup

mendapatkan sinar matahari?

2. Bandingkan botol B dan botol C, perbedaan apakah yang terlihat pada hasil

akhir?

3. Bandingkan botol A dan botol B, perbedaan apakah yang terlihat pada hasil

akhir?

4. Bagaimana hasil akhir dari botol C? Apa yang dapat disimpulkan dari data

tersebut?

5. Berdasarkan hasil pengamatan, apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan

di atas?

Page 57: Ekosistem

BERMUTU 53BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

7. Evalusi

1. Cara hidup bersama antar dua jenis makhluk hidup yang berbeda jenisnya

disebut . ..

A. simbiosis C. ekologi

B. ekosistem D. biosfer

2. Simbiosis dua jenis makhluk hidup yang saling mengunt ungkan disebut

simbiosis . . .

A. komensalisme C. parasitisme

B. mutualisme D. kanibalisme

3. Hubungan yang merupakan contoh simbiosis parasitisme adalah . . . .

A. antara tali putri dengan kembang sepatu

B. antara kerbau dengan burung

C. antara tumbuhan paku dengan tumbuhan inangnya

D. antara ikan remora dengan ikan hiu

4. Perubahan ekosistem di muka bumi ini terutama disebabkan oleh . . . .

A. tumbuhan dan hewan yang selalu berkembang biak

B. manusia yang selalu menuntut kemajuan

C. iklim yang tidak menentu

D. adanya bencana alam

Soal 5 dan 6 berdasarkan gambar berikut!

5. Bentuk interaksi

A. kompetisi

B. predasi

C. mutualisme

D. komensalisme

6. Interaksi ter

A. individu dengan individu

Page 58: Ekosistem

54 BERMUTU BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

B. populasi dengan populasi

C. biotik dengan abiotik

D. spesies dengan spesies

E. individu dengan populasi

7. Parasit yang hidup menempel pada inangnya dan mengambil zat makanan da ri

A. hemiparasit

B. parasit fakultatif

C. endoparasit

D. parasit obligat

8. Kompetisi akan terjadi pada populasi-populasi yang....

A. kebutuhan biologisnya sama

B. hidup pada habitat yang sama

C. hidup pada ekosistem yang sama

D. komunitasnya sama

9. Perhatikan tabel yang menunjukkan hubungan antar makhluk hidup berikut ini.

Berdasarkan tabel di atas, yang menggambarkan simbiosis komensalisme

A. I

B. II

C. III

D. IV

10. Mengapa hutan merupakan salah satu contoh lingkungan alami yang

seimbang:

A. Tumbuhan sebagai produsen ada dalam jumlah yang mencukupi untuk

perlindungan dan makanan bagi konsumen tingkat pertama.

Tipe hubungan Individu Spesies P Individu Spesies Q

I + -

II + 0

III + +

IV - 0

Keterangan:+ yaitu menguntungkan individu- yaitu merugikan individu0 yaitu tidak berpengaruh

Page 59: Ekosistem

BERMUTU 55BAB II KEGIATAN BELAJAR

E K O S I S T E M (SD)

B. Hewan konsumen tingkat pertama cukup untuk makanan ba gi hewan

konsumen tingkat kedua.

C. Jumlah masing-masing komponen biotik tidak saling mendominasi satu

dengan yang lain.

D. Semua jawaban benar .

Page 60: Ekosistem

BERMUTU 57Better Education through Reformed Management Universal and Teacher Upgrading

BAB III

RANGKUMAN

Tidak satu pun jenis makhluk hidup yang bisa hidup sendiri. Makhluk hidup dalam

kehidupannya akan melakukan hubungan timbal balik dengan segala sesuatu di

sekitarnya. Hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dengan

lingkungannya dapat berlangsung dalam berbagai bentuk. Ada hubungan antar

makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya, ada pula hubungan makhluk hidup

dengan makhluk hidup lainnya. Bentuk hubu ngan itu dapat dalam bentuk rantai

makanan dan simbiosis ataupun antibiosis.

Rantai makanan merupakan transfer atau pemindahan energi dari

sumbernya melalui serangkaian organisme yang dimakan dan yang memakan (Odum,

1993 dalam Indriyanto, 2006). Di dalam s uatu ekosistem hanya tumbuhan hijau yang

mampu menangkap energi radiasi matahari dan mengubahnya ke dalam bentuk energi

kimia dalam tubuh tumbuhan, berupa karbohidrat selanjutnya dari karbohidrat dibentuk

berbagai zat makanan lain yang diperlukan tumbuhan tersebut. Energi makanan yang

dibuat oleh tumbuhan hijau itu sebagian digunakan untuk dirinya sendiri dan sebagian

lain merupakan sumber daya yang dimanfaatkan oleh herbivora. Herbivora dimangsa

oleh karnivora, dan karnivora dimangsa oleh karnivora lainnya , demikian seterusnya

terjadilah proses pemindahan energi dan materi dari satu organisme ke organisme lain

dan lingkungannya. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa suatu kehidupan dapat

menyokong kehidupan lainnya. Dengan kata lain, dari suatu organisme k e organisme

yang lain akan terbentuk suatu rantai yang disebut dengan rantai makanan.

Jaring makanan, yaitu gabungan dari berbagai rantai makanan (Odum,

1993). Semua rantai makan dalam suatu ekosistem tidak berdiri sendiri, melainkan

saling berkaitan antar rantai makanan. Bahkan di dalam ekosistem, ketiga kelompok

rantai makanan yang telah disebutkan di atas (rantai pemangsa, rantai parasit, dan

rantai saprofit) saling berkaitan. Dengan kata lain, jika tiap -tiap rantai makanan yang

ada di dalam ekosistem d isambung-sambungkan dan membentuk gabungan rantai

makan yang lebih kompleks, maka terbentuk jaring makanan.

Page 61: Ekosistem

58 BERMUTU BAB III RANGKUMAN

E K O S I S T E M (SD)

Jaring makanan dalam suatu ekosistem dapat menggambarkan kestabilan

ekosistem tersebut. Makin banyak rantai makanan dan makin besar kemungkinan

terbentuknya gabungan dalam jaring makanan, untuk menjaga kestabilan ekosistem

makin tinggi. Oleh karena itu untuk menjaga kestabilan ekosistem, di dalam setiap

kegiatan pengelolaan sumber daya alam tidak diperkenankan memutuskan rantai

makanan yang ada, apalagi menghilangkan satu atau lebih rantai makanan yang ada

dalam ekosistem.

Fenomena interaksi yang terjadi dalam rantai makanan dan hubungan

antara ukuran organisme dan metabolismenya menghasilkan berbagai komunitas

dengan struktur trofik tertentu. Struktu r dan fungsi trofik dapat terlihat pada masing -

masing tipe piramida. Piramida makanan dapat digolongkan ke dalam tiga tipe

piramida, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa dan piramida energi. Piramida

jumlah, yaitu piramida yang menggambarkan jumlah ind ividu organisme pada tiap

tahapan tingkatan trofik. Jadi, organisme dengan tingkat trofik masing -masing dapat

disajikan dalam piramida jumlah. Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling

melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga , dan selanjutnya makin

berkurang. Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam

memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik

dapat disajikan dengan piramida biomassa. Piramida biomassa berfungsi

menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu dan diukur

dalam gram. Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita

butuhkan tentang ekosistem tertentu. Piramida energi mampu memberikan gambaran

paling akurat tentang ali ran energi dalam ekosistem.

Hubungan antar komponen dalam ekosistem menyebabkan terjadinya

proses pemindahan mineral dan energi yang berjalan melalui rantai makanan dan

jaring makanan. Adanya aliran energi dan siklus materi yang berjalan melalui rantai

makanan dan jaring makanan menyebabkan rantai makanan dan jaring makanan

menjadi salah satu proses ekologi yang mewujudkan hubungan timbal balik antar

organisme dengan lingkungannya.

Daun memiliki tiga jaringan, yaitu epidermis, mesofil, dan berkas vaskule r.

Pada epidermis terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran

gas dan air. Pada tumbuhan dikotil, di bagian mesofil terbentuk jaringan parenkim

palisade dan jaringan spons. Di jaringan parenkim palisade terjadi fotositesis. Pada

jaringan spons terdapat pembuluh pengangkut. Pada tumbuhan monokotil, tidak

terdapat jaringan parenkim palisade dan jaringan spons, tetapi berupa jaringan mesofil.

Page 62: Ekosistem

BERMUTU 59Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chaerun. 2005. Ekosistem. Bandung : PPPG IPA.

Biggs, A. Hagins, et all. 2008. Biology. New York : Mc Graw Hill .

Campbell, N.A and J.B Reece 2009. Biology. Publishing as Benyamin Cumming SanFransisco. Boston, New York .

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Hariyanto,S. dan Bambang I. 2005. Sukses Menghadapi Olimpiade Sains Biologi SMPdan MTs. Bandung : NavPress Indonesia.

Nowicki, Stephen. 2008. Biology. Canada : McDougal Littell.

Resosoedarmo S., 1985. Pengantar Ekologi, Bandung. Penerbit Remaja Karya CV.

Soemarwoto I., 1980. Biologi Umum I. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.

Suwasono H. dan Kurniati M., 1994. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Suhaeny, A. 2005. Saling Ketergantungan antar Makhluk Hidup . Bandung : PPPPGIPA.

Departemen Pendidikan Nasional, 2004, Buku Acuan Pendidikan Lingkungan Hidup ,Dirjend Dikdasmen Depdiknas.

Page 63: Ekosistem

60 BERMUTU DAFTAR PUSTAKA

E K O S I S T E M (SD)

Page 64: Ekosistem

BERMUTU 61Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading

GLOSARIUM

Amensalisme : hubungan antar makhluk hidup yang berbeda jenis, yang satu

dirugikan tetapi yang lain tidak terpengaruh.

Asimilasi : penyerapan bahan-bahan sederhana oleh organisme dan diubah

menjadi molekul-molekul kompleks.

Autotrof : organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan

anorganik di alam.

Biomassa : Massa kering suatu organisme perunit area .

Dekomposer : makhluk hidup yang menyerap nutrisi dari organisme yang telah

mati, baik tumbuhan maupun hewan, kemudian mengubahnya

menjadi bentuk anorganik.

Detritivora : organisme yang memakan serpihan materi organik yang telah

mati.

Ekosistem : suatu komunitas dengan lingkungan fisik tempat hidupnya.

Ekologi : cabang biologi yang mempelajari hubungan antara organisme

dengan lingkungan sekitarnya

Fotoautotrof : organisme yang menggunakan energi cahaya matahari dalam

membuat makanan.

Fotosintesis : pengubahan energi cahaya menjadi energi kimiawi yang

disimpan dalam bentuk glukosa atau senyawa organik lainnya;

terjadi pada tumbuhan, algae, dan prokariotik tertentu

Herbivora : organisme pemakan tumbuhan, contoh : rusa, sapi, dan banteng

Heterotrof : organisme yang mendapatkan makanan dari luar tubuhny a

karena tidak dapat membuat makanannya sendiri.

Insektivora : organisme pemakan serangga, contoh : tapir dan teringgiling.

Kanibalisme : organisme yang memakan atau memangsa hewan lain dengan

jenis yang sama

Karnivora : organisme pemakan daging, contoh : harimau, burung alap-alap,

dan ular sanca.

Kemoautotrof : organisme yang menggunakan energi yang berasal dari reaksi

kimia untuk proses pembentukan makanannya.

Komensalisme : hubungan antar makhluk hidup yang berbeda jenis, yang satu

beruntung dari yang lain tanpa merugikan atau

Page 65: Ekosistem

62 BERMUTU GLOSARIUM

E K O S I S T E M (SD)

menguntungkannya.

Komponen abiotik : komponen ekosistem yang berupa benda -benda tak hidup,

seperti tanah, air dan udara.

Komponen biotik : komponen ekosistem yang berupa makhluk hidup, yaitu manusia,

hewan dan tumbuhan.

Komunitas : kumpulan populasi dari berbagai spesies yang saling berinteraksi

baik langsung maupun tidak langsung.

Konsumen : makhluk hidup yang tidak dapat menghasilkan makanan sendiri

sehingga memakan mahluk lain.

Mutualisme : hubungan antar makhluk hidup yang berbeda jenis dan saling

menguntungkan.

Omnivora : organisme pemakan daging dan tumbuhan, contoh : beruang,

penyu, dan kera

Organisme : segala jenis makhluk hidup yang mampu menjalankan proses -

proses kehidupan.

Parasit : organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dan

mengambil makanan dari inangnya.

Populasi : kelompok individu dari satu spesies yang sama yang hidup dalam

suatu daerah geografik tertentu (ha bitatnya) pada waktu tertentu.

Predasi : hubungan pemangsa dengan yang dimangsa.

Produsen : makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri dan

biasanya mengawali suatu rantai makanan.

Rantai Makanan : Rangkaian perpindahan energi dari satu organisme ke organisme

lain melalui proses makan memakan.

Saprotrofik : organisme yang mendapatkan bahan organik dalam bentuk

larutan dari organisme yang telah mati atau membusuk.