ekoper.docx

26
Asisten: Novita Sari Jumat/ Kelompok 2 LAPORAN EKOLOGI PERIKANAN PENGUKURAN KUALITAS AIR Oleh : Tria Indriasih 1304115655 Manajemen Sumberdaya Perairan LABORATORIUM EKOLOGI PERIKANAN DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Upload: tria-indriasih

Post on 12-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekoper.docx

Asisten: Novita SariJumat/ Kelompok 2

LAPORAN EKOLOGI PERIKANAN

PENGUKURAN KUALITAS AIR

Oleh :

Tria Indriasih

1304115655

Manajemen Sumberdaya Perairan

LABORATORIUM EKOLOGI PERIKANAN DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2014

Page 2: Ekoper.docx

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya

panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-

Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Ekologi Perairan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

Adapun laporan pratikum Ekologi Perairan tentang pengukuran kualitas air ini telah saya

usahakan sebaik mungkin dan tentunya dengan bantuan yang sebesar-besarnya kepada dosen

mata kuliah Ekologi Perairan yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan

ini baik pada waktu kuliah maupun saat praktikum, saya juga berterimakasih kepada asisten yang

telah memberikan arahan dalam melaksanakan praktikum ini, serta tidak lupa berterimakasih atas

kerja sama yang baik sesama anggota kelompok dalam melaksanakan praktikum tersebut.

Namun tidak lepas dari semua itu saya sadar bahwa ada kekurangan baik dari segi

penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan

terbuka saya menerima selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik

kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki laporan Ekologi Perairan ini.

Pekanbaru, 28 Maret 2014

Tria Indriasih

Page 3: Ekoper.docx

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL........................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1 1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum........................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plankton,Bentos................................................................................ 32.2 Parameter Kualitas Air...................................................................... 4

III. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat........................................................................... 7 3.2 Bahan dan Alat................................................................................. 7 3.3 Metode Praktikum............................................................................ 73.4 Prosedur Praktikum.......................................................................... 73.5 Pengumpulan Data........................................................................... 83.6 Analisis Data.................................................................................... 9

Page 4: Ekoper.docx

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi .................................................................... 11 4.2 Kualitas Fisika – Kimia Perairan....................................................... 11

4.2.1 Parameter Fisika........................................................................ 134.2.2 Parameter Kimia........................................................................ 13

4.3 Parameter Biologi4.3.1 Plankton..................................................................................... 134.3.2 Bentos........................................................................................ 15

4.4 Kaitan Ekologis Antara Organisme dan Parameter Kualitas Air..... 16 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan........................................................................................ 175.2 Saran.................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Ekoper.docx

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma, dan dapat pula

dikatakan bahwa semua jenis kehidupan bersifat akuatik. Dalam prakteknya,

suatu habitat akuatik apabila mediumnya baik eksternal maupun internalnya

adalah air.

Waduk merupakan salah satu dari ekologi perairan tawar, yang mana

lebih dikenal dengan habitat lentik, yakni habitat perairan tawar yang

bersifat menggenang. Pada ekosistem lentik, pada musim panas, maka air

yang menggenang tersebut akan menjadi panas dan terbentuknya lapisan

air hangat yang bersirkulasi di atas epilimnion dan menyebabkan lapisan

dasar perairan menjadi lebih padat, oksigen rendah tetapi dengan nutrient

yang tinggi.

Kualitas air mempengaruhi seluruh komunitas perairan (bakteri, tanaman,

ikan, zooplankton, dan sebagainya). Kualitas air dapat dilihat dari parameter

fisika (kecerahan, kekeruhan, suhu,dan sebagainya) serta parameter kimia

(Oksigen terlarut, CO bebas,pH,Nitrat dan Phospat dan lain sebagainya) yang

perlu diperhatikan, terutama dalam kegiatan kenservasi sumberdaya alam

dan kegiatan budidaya perikanan. Rendahnya tingkat produktivitas di

perairan pada umumnya berhubungan dengan tingkat atau cara pengolahan

yang baik.

Page 6: Ekoper.docx

Pengukuran kualitas air dilakukan pada ekosistem parairan seperti kolam,

waduk, sungai, muara ataupun laut. Dalam pengukuran kualitas air secara

umum, menggunakan metode purposive sampling yaitu, pengambilan

sample dilakukan dengan memperhatiakan berbagai pertimbangan kondisi

serta keadaan daerah pengamatan. Analisis sampel dilakukan secara insitu

dan exsitu menurut Alaerts dan Santika (1984), Standar Nasional Indonesia

(1991), serta Saeni dan Darusman(1997). Analisi secara insitu dilakukan di

lokasi pengamatan, sedangkan analisis exsitu yaitu sample yang diambil di

lokasi pengamatan akan dianalisis di Laboratorium Ekologi Perairan atau

labor lain.

Kualitas air mempengaruhi seluruh komunitas perairan ( bakteri,

tanaman, ikan, zooplanktoon, dsb). Kualitas air dapat dilihat dari parameter

fisika ( kekeruhan, kecerahan, suhu, dan kecepatan arus) serta parameter

kimia ( O2 terlarut, CO2 bebas, pH, nitrat, fospat, dll). Yang perlu di

perhatikan terutama dalam kegiatan konservasi sumberdaya alam dan

kegiatan budidaya perikanan.

Ekologi didefinisikan sebagai studi hubungan organisme atau group-group

organisme dengan lingkungannya. Ekologi menyangkut aspek-aspek biologi

dari kelompok. Kelompok organisme serta fungsinya, sehingga dalam

pangdangan ekologi modern didefinisikan sebagai suatu studi sturuktur dan

fungsi alam dalam hal ini manusia merupakan bagian dari alam.

Untuk dapat meneliti perubahan-perubahan yang saling ketergantungan

organisme dan lingkungannya, maka pengetahuan tentang organisme dan

Page 7: Ekoper.docx

lingkungan tempat organisme tersebut hidup harus di kuasai.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum Ekologi Perairan pada Waduk Faperika adalah

untuk mengetahui baik buruknya kualitas air di waduk melalui parameter

kimia dan fisika perairan tersebut.

Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah, Praktikan dapat

mengetahui kualitas air di Waduk Faperika dan dapat menyimpulkan bahwa

Waduk tersebut sudah mulai tercemar dengan melihat indeks keseragaman

di bawah 1 dan sebaran individu yang tidak merata.

Page 8: Ekoper.docx

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Organisme yang Diamati

Secara garis besar biota laut dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu :

bentos, plankton dan nekton. Bentos merupakan organisme yang tinggal didalam dan atau diatas

sedimen didasar suatu perairan. Organisme bentos ini meliputi jenis-jenis dari kelompok

protozoa, sponge, coelenterata, rotifera, nematoda, bryozoadecapoda, ostracoda, cladocera,

copepoda, pelecypoda, gastropoda, insekta dan lintah. Keberadaan hewan ini dipengaruhi oleh

kondisi fisik, disamping juga dipengaruhi oleh faktor kimia dan faktor biologi.Dalam perairan

bentos mampu mendaur ulang bahan organik,membantu proses mineralisasi dan dapat pula

menjadi indicator pencemaran karena siklus hidupnya yang panjang dan sifat pergerakannya

yang terbatas (Harahap,1991)

Plankton adalah organisme renik yang melayang-layang di dalam air,bergarak secara

pasif atau dengan geraknya yang terbatas untuk menentang arus. Sebagian plankton bersifat

mikroskopis namun dekian ada juga plankton yang mempunyai daya renang cukup kuat sehingga

dapat melakukan migrasi harian. Pada umumnya yang termasuk plakton adalah bakteri,

ganggang, protozoa, rotifera dan berbagai macam larva dan krustacea kecil (Saclan,1980 ).

Pada awalnya keberadaan plankton hanya dianggap sebagai salah satu mata rantai

makanan didalam suatu ekosistem namun dengan berjalannya waktu serta makin majunya ilmu

pengetahuan ternyata keberadaan plankton dapat bermanfaat dan dalam keadaan tertentu juga

merugikan kehidupan manusia.

Page 9: Ekoper.docx

Nybakken (1979 ) menyatakan bahwa plankton terbagi atas dua golongan utama yaitu

fitoplankton dan zooplankton.Fitoplankton merupakan produser primer dimana organisme ini

mampu mengubah bahan anorganik menjadi bahan orgsnik dengan menggunakan air, zat asam

arang dan sinar matahari. Keberadaan organisme ini sebagai produsre primer adalh merupakan

makanan langsung atau tidak langsung bagi ikan dan organisme lainnya. Fitoplankton juga

sebagai penghasil O2 dan juga pembentuk zat organik dari bahan anorganik, oleh karena itu

kelimpahan fitoplankton sangat penting artinya dalam menentukan kesuburan suatu perairan.

Zooplankton adalah suatu grup yang terdiri dari berjanis-janis hewan yang sangat

banyak macamnya termasuk protozoa, coelenterata, molusca, anelida dan krustacea. Beberapa

dari hewan ini adan yang bersifat plankton untuk seluruh masa hidupnya dan ada juga yang

bersifat sebagai plankton hanya untuk sebagian dari masa hidupnya. Zooplankton tidak dapat

memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik, oleh kerena itu mereka harus mendapat

tambahan bahan-bahan organik dari makanannya. Hal ini dapat diperoleh mereka baik secara

langsung maupun tidak langsung dari tumbuh-tumbuhan (Boney,1975).

Page 10: Ekoper.docx

2.2 Parameter Kualitas Air

Cholik (1986 ) menyatakan bahwa suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang

penting karena pengaruhnya secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan

organisme pada suatu perairan. Suhu air di perairan alami dipengaruhi oleh ketinggian

wilayah,suhu udara, iklim, musim, waktu pengukuran, kadalaman dan kegitan manusia yang ada

disekitar perairan tersebut, misalnya industri dan pemukiman penduduk yang padat. Kenaikan

suhu air akan menimbulkan beberapa akibat, jumlah oksigen terlarut dalam air menurun,

kecepatan reaksi meningkat, kehidupan hewan dan ikan terganggu dan jika melewati batas

toleransinya maka hewan air dan ikan akan mati. Suhu merupakan salah satu parameter utama

yang mempengaruhi kehidupan secara umum diperairan. Perubahan suhu pada umumnya dapat

mempengaruhi faktor yang lain.

Kecerahan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap salah satu

produktivitas primer yang ada pada suatu perairan. Kecerahan adalah suatu parameter untuk

melihat daya tembus sinar matahari yang masuk kedalam perairan. Kecarahan suatu perairan

dapat mempengaruhi suplai O2 pada perairan tersebut (Sweta,1975).

Sedangkan kekeruhan adalah nilai cahaya matahari yan dipantulkan oleh benda-benda

tersuspensi seperti bahan organik, tanah liat, bakteri, pasir, plankton dan jasad renik yang ada

dalam suatu perairan. Secara langsung kekeruhan dapat mengganggu proses pernafasan

organisme perairan seperti menutupi insang ikan. Kekeruhan juga dapat mengurangi penetrasi

cahaya kedalam perairan.

Page 11: Ekoper.docx

Arus merupakan suatu gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal massa

air. Daerah permukaan perairan mempunyai massa air yang dipengaruhi oleh angin. Kecepatan

arus merupakan parameter kualitas air yang paling penting karena parameter ini dapat

mempengaruhi parameter linkungan lainnya. Parameter lingkungan yang dipengaruhi CO2

bebas, suhu, makanan dan kecepatan air, arus juga memegang peranan dalam menentukan

tingkat pencemaransuatu perairan. (Hamidy,1984)

III.METODOLOGI PRATIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pengukuran kualitas air dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 28 Maret

2014 pada pukul 13:30 – 15:00 WIB. Bertempat di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Riau dan juga di laboratuorium ekologi dan manajemen lingkungan

perairan.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pratikum ialah air sampel yang diambil dari waduk,

MnSO4, Alkali-iodida-azida, H2SO4, Amilum, Nathiosulfat 0,025 N, Indikator Penolphtaelin dan

Na2CO3 0,0454 N. Adapun alat-alat yang digunakan dalam pratikum ialah : Planktonet, ember,

botol, mikroskop, pipet tetes, peterson dregde, saringan, cawan petri dan mikroskop biokuler,

termometer, secchi disk, stopwatch, pH meter dan tali dengan pemberatnya.

3.3. Metode Pengamatan

Metode yang digunakan pada saat mengamati jenis-jenis plankton an bentos yang

terdapat pada suatu perairan digunakan metode identifikasi secara langsung dilaboratorium.

Page 12: Ekoper.docx

Metode yang digunakan untuk mengukur suhu digunakan metode pemuaian, metode yang

digunakan untuk mengukur kecerahan menggunakan metode pemantulan cahaya, metode yang

digunakan untuk mengukur kekeruhan dengan metode Nephelometric, sedangkan oksigen

terlarut (DO) dan Karbondioksida bebas (Co2) dengan metode modifikasi Winkler.

3.4. Prosedur Praktikum

Untuk mengukur suhu suatu perairan dilakukan dengan cara mencelupkan termometer ke

dalam perairan. Termometer diikat pada bagian pangkal (bukan ujung air raksa) kemudian

termometer digantung pada permukaan perairan beberapa menit dan suhu dibaca setelah

termometer menunjukkan angka konstan.

Untuk mengukur kecerahan suatu perairan dilakukan dengan menggunakan alat secchi

disk pada saat cuaca cerah dan matahari tidak tertutup awan. Mula-mula secchi disk diturunkan

kedalam perairan sampai tidak kelihatan, dicatat berapa jarak dari permukaan perairan sampai

secchi disk tidak terlihat. Kemudian secchi disk ditarik sampai kelihatan dan ukur jaraknya. Nilai

jarak hilang(cm) ditambahkan dengan nilai jarak tampak(cm) lalu dibagi dua.

Untuk mengukur kekeruhan suatu perairan dilakukan dengan alat turbiditimeter, dengan

cara memasukkan air sampel ke dalam gelas piala yang tersedia, kemudian bandingkan dengan

standar air yang tersedia. Masukkan standar air yang telah dikocok dengan sampel air kedalam

turbiditimeter kemudian distabilkan sesuai dengan standar sehingga jarum turbiditimeter

menunjukkan angka standarnya. Setelah stabil, keluarkan standar tersebut lalu masukkan sampel

air kemudian catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum turbidimeter.

Untuk mengukur kedalaman perairan dilakukan dengan menenggelamkan tali meteran

hingga ke dasar perairan. Kemudian dicatat berapa kedalaman yang diperoleh.

Page 13: Ekoper.docx

Untuk mengukur pH perairan dilakukan dengan mencelupkan kertas pH kedalam perairan

dan dilihat perubahan warna yang terjadi, kemudian bandingkan dengan papan standar nilai.

Untuk mengukur oksigen terlarut (DO) melalui titrasi berpatokan pada metode standar

Winkler (IPB,1992), dengan prosedur kerja sebagai berikut :

Air sampel diambil dengan menggunakan botol BOD tanpa terjadi bubbling (terdapat

gelembung udara).

Tambahkan 2 ml larutan MnSO4 di bawah permukaan, kemudian tambahkan 2 ml larutan

alkali-azida-iodida dengan pipet yang lain, kemudian dikocok dengan membalik-balikkan

botol beberapa kali.

Biarkan gumpalan mengendap selama 10 menit. Bila proses pengendapan sudah

sempurna maka bagian larutan yang jernih dikeluarkan dari botol dengan pipet sebanyak

100 ml dan dipindahkan ke botol erlemeyer.

Tambahkan 2 ml H2SO4 pada sisa larutan yang mengendap dalam botol Winkler, dikocok

hati-hati hingga semua endapan larut, setelah itu larutan dipindahkan kedalam erlemeyer

dan titrasi dengan tiosulfat hingga berwarna coklat muda.

Tambahkan 1-2 ml amilum hingga berwarna biru, selanjutnya larutan dititrasi dengan

tiosulfat hingga warna biru hilang. Rumus perhitungan oksigen terlarut sebagai berikut :

OT =a×N ×8×1000

V

Untuk mengukur karbondioksida bebas(CO2) dilakukan sebagai berikut :

Pengambilan sampel air diusahakan terhindar dari kontak antara air sampel dengan udara

menggunakan botol BOD tanpa terjadi bubbling.

Masukkan 25 ml air sampel kedalam tabung erlemeyer, sedapat mungkin kurangi

pengaruh aerasi.

Page 14: Ekoper.docx

Tambahkan 3-4 tetes indikator pnolpthealin, jika berwarna pink berarti tidak ada CO2,

jika tidak berwarna berarti ada CO2.

Titrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna pink stabil. Perhitungan menggunakan

rumus Alaert dan Santika (1984) sebagai berikut :

CO2 = a×N ×22×1000

V

3.5.Analisis Data

Analisis sampel dilakukan secara in situ dan ex situ. Analisis secara in situ dilakukan di

lokasi penelitian sedangkan analisis ex situ yaitu sampel yang diambil dilokasi penelitian akan

dianalisis di laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ditabulasikan dan dianalisis kembali secara

deskriptif. Dimana hasil dari analisa ini nanatinya akan dibandingkan dengan suatu referensi

sehingga diperoleh suatu gambaran yang memeberikana kondisi pereairan yang diamati.

Page 15: Ekoper.docx

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

No Parameter Satuan Nilai Standart Baku Mutu Keterangan

A. Fisika

1 Suhu 0C 30 Insitu

2 Kecerahan Cm 25 Insitu

3 Kekeruhan NTU 9 eksitu

4 Kedalaman M 67 Insitu

B. Kimia

5Derajat

Keasaman (pH)6 Insitu

6 O2 terlarut Mg/L 24 Eksitu

7 CO2 Mg/L 9,98 Eksitu

Tabel Parameter Fisika - Kimia

4.2.Pembahasan

Tingkat kecerahan yang diperoleh adalah 25 cm yang berarti proses

fotosinteis tidak berjalan dengan baik. Menurut Boyd (1979), kecerahan

antara 30-60 cm sudah cukup baik untuk mencegah pertumbuhan tanaman

air tingkat tinggi, bila kecerahan lebih kecil dari 30 cm maka akan terjadi

peningkatan O2 terlarut.

Page 16: Ekoper.docx

Oksigen merupakan salah satu gas yang harus ada untuk

menunjang pertumbuhan makhluk hidup. Pada air oksigen disebut dengan

DO karena oksigen yang ada terlarut dengan air. Menurut Ghufran dan Kordi

(2007), jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pernafasan biota budidaya

tergantung ukuran, suhu dan tingkat aktifitasnya dan batas minimumnya

adalah 3 ppm atau 3 mg/l. O2 Terlarut adalah sebesar 9 mg/l, menurut

Sastrawijaya (1991), penentuan kadar oksigen terlarut dapat dijadikan

ukuran untuk menentukan mutu air. Kehidupan di air dapat bertahan jika

oksigen terlarut minimum 5 mg/l, ini berarti bahwa di Waduk Faperika-Unri

mempunyai kualitas air yang bagus.

Perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya

mengandung kadar karbondioksida bebas < 5 mg/l. Kadar karbondioksida

bebas sebesar 10 mg/l masih dapat ditolelir oleh organisme akuatik, asal

disertai dengan kadar oksigen yang cukup. Sebagian besar organisme

akuatik masih dapat bertahan hidup hingga kadar karbondioksida bebas

mencapai 60 mg/l (Boyd (1988) dalam Effendi (2003)).

Page 17: Ekoper.docx

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengukuran parameter suatu perairan seperti parameter fisika, kimia dan biologi sangat

penting dan berguna dalam menentukan tingkat kesuburan suatu perairan. Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan pada perairan yang terdapat di waduk Fakultas Perikanan waduk ini

masih cukup baik untuk pertumbuhan organisme air. Waduk tersebut masih layak digunakan

sebagai tempat mencari makan dan tempat bereproduksi. Rendahnya tingkat kekeruhan diwaduk

ini masih dikategorikan normal sehingga masih sangat baik bagi pertumbuhan fitoplankton dan

zooplankton.

5.2 Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air agar hasil yang

didapat lebih akurat. Disamping itu praktikan hendaknya lebih bersungguh-sungguh dan disiplin

dalam menjalankan prosedur praktikum agar proses praktikum berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Ekoper.docx

Boney, A. 1995.Phytoplanton. Edward Arnold Ltd, London. 115 hal.

Cholic,R.Awijono dan R.Arifudin.1986.Pengolahan Kualitas Air Kolam.Dirjen Perikanan

Bekerjasama dengan International Development Research Contre.

Hamidy.R.1999.Keragaman dan Kesamaan Hewan Benthos di dua buah Sungai Kecil di

Kawasan Balai Penelitian The dan Kina,Bandung,Jabar.Berkala perikanan Terubuk

X(30)3-14

Sweta,R.I.H.1997.Sifat Air Pada Umumnya dan Untuk Budidaya Ikan Training Centre

Perikanan.Sukabumi.49 hal