ekonomi kompasiana com

4
P R Easily Create a Business Proposal Using One of Our Templates! Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health Properti Urbanesia Images More Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Jakarta Fiksiana Freez Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras selengkapnya TERVERIFIKASI Jadikan Teman | Kirim Pesan Home Ekonomi Bisnis Artikel Teknik Kerokan … Teguh Suprayogi HEADLINE ARTICLES Syaripudin Zuhri | | 14 June 2014 | 08:38 Dasman Djamaluddin | | 14 June 2014 | 11:06 Andika Hilman | | 14 June 2014 | 02:17 REGISTRASI | MASUK FEATURED ARTICLE Muslimah Rusia Ini Kuliah di Jogyakarta … KBRI Baghdad Keluarkan Peringatan, Apakah AS … Mungkin Anda Stres … Penumpang KRL Pingsan, Petugas Cuek … HL | 04 January 2014 | 11:29 Dibaca: 6554 Komentar: 115 29 Pemerintah Menipu Rakyatnya Indonesia merupakan Negara yang memiliki cadangan gas alam terbesar didunia 152,89 TSCF (Triliun Standard Cubic Feet) disamping masih banyak lagi sumber cadangan diberbagai daerah lainnya (Blok Natuna, Blok Cepu dll). Sebanyak 104,71 TSCF merupakan cadangan terbukti dan 48,18 TSCF merupakan cadangan potensial. Anehnya pengelolaan usaha gas dilaksanakan atau dikontrakkan kepada pihak investasi asing (seperti Exxon Mobil) oleh PT. Pertamina. Gas bumi sebagai sumber energi dan sumber bahan baku memiliki peran penting di Indonesia saat ini dan masa mendatang. Potensi gas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan status tahun 2008 mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P) mencapai 59 tahun. Yang kini masih dalam studi tercatat ada lagi cadangan sebesar 453,30 TSCF (potensi shale gas) yang tersebar pada 11 daerah. Hal ini dikatakan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Ditjen Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro, dalam Round Tabel Discussion tentang Renegosiasi Harga Jual Gas Bumi dan Permasalahannya di Warung Daun Cikini Jakarta (21 Juni 2012). Dengan potensi sangat besar cadangan gas ini serta produksi nyata, tidaklah mungkin harga gas untuk konsumsi energi rumahtangga bagi rakyatnya sendiri di Indonesia mencapai harga semahal seperti sekarang ini. Pasti ada yang salah urus, salah manajemen atau adanya kemungkinan manipulasi. converted by Web2PDFConvert.com

Upload: arya-bratasena-jayadipraja

Post on 27-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ekonomi

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Kompasiana Com

P R O P O S A L

Easily Create a Business Proposal Using One of Our Templates!

Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health Properti Urbanesia Images More

Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Jakarta Fiksiana Freez

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadinegara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selarasselengkapnya

TERVERIFIKASI

Jadikan Teman | Kirim Pesan

Home Ekonomi Bisnis Artikel

Teknik Kerokan …Teguh Suprayogi

HEADLINE ARTICLES

Syaripudin Zuhri | | 14 June 2014 |08:38

Dasman Djamaluddin | | 14 June 2014 |11:06

Andika Hilman | | 14 June 2014 |02:17

REGISTRASI | MASUK

FEATURED ARTICLE

Muslimah Rusia Ini Kuliah diJogyakarta …

KBRI Baghdad KeluarkanPeringatan, Apakah AS …

Mungkin Anda Stres …

Penumpang KRL Pingsan,Petugas Cuek …

HL | 04 January 2014 |11:29

Dibaca: 6554 Komentar: 115 29

Pemerintah Menipu Rakyatnya

Indonesia merupakan Negara yang memiliki cadangan gas alam terbesar didunia152,89 TSCF (Triliun Standard Cubic Feet) disamping masih banyak lagi sumbercadangan diberbagai daerah lainnya (Blok Natuna, Blok Cepu dll). Sebanyak 104,71TSCF merupakan cadangan terbukti dan 48,18 TSCF merupakan cadangan potensial.Anehnya pengelolaan usaha gas dilaksanakan atau dikontrakkan kepada pihakinvestasi asing (seperti Exxon Mobil) oleh PT. Pertamina.

Gas bumi sebagai sumber energi dan sumber bahan baku memiliki peran penting diIndonesia saat ini dan masa mendatang. Potensi gas bumi yang dimiliki Indonesiaberdasarkan status tahun 2008 mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai2,87 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production(R/P) mencapai 59 tahun. Yang kini masih dalam studi tercatat ada lagi cadangansebesar 453,30 TSCF (potensi shale gas) yang tersebar pada 11 daerah. Hal inidikatakan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Ditjen Migas Kementerian ESDM, EdyHermantoro, dalam Round Tabel Discussion tentang Renegosiasi Harga Jual GasBumi dan Permasalahannya di Warung Daun Cikini Jakarta (21 Juni 2012).

Dengan potensi sangat besar cadangan gas ini serta produksi nyata, tidaklahmungkin harga gas untuk konsumsi energi rumahtangga bagi rakyatnya sendiri diIndonesia mencapai harga semahal seperti sekarang ini. Pasti ada yang salah urus,salah manajemen atau adanya kemungkinan manipulasi.

converted by Web2PDFConvert.com

Page 2: Ekonomi Kompasiana Com

Widi Kurniawan | | 13 June 2014 |20:44

Kompasiana | | 13 June 2014 |19:38

TRENDING ARTICLES

Ellen Maringka | 11 jamlalu

Muslihudin El Hasan... | 17 jamlalu

Heidy Sengkey | 18 jamlalu

Hanny Setiawan | 19 jamlalu

Zen Muttaqin | 22 jamlalu

INDEX

INFO & PENGUMUMAN KONTAK KOMPASIANA

Ikutan Polling Calon Presiden2014 di …

Apa Yang Membuat HebatSeorang Ayah? ( A …

Di Aceh Jokowi LebihBerpeluang, Prabowo …

Bukan Kompasiana yangMendukung Jokowi, Tapi …

3 Hal Yang MembuatKemenangan Jokowi-JK …

“Obor Rakyat” Didalangi oleh…

Ikutan Polling Calon Presiden 2014 di …

Punya Pengalaman Kredit Mobil? Bagikan …

Inilah Pemenang Blog Reportase …

Apa Yang Membuat Hebat Seorang Ayah? ( A tributeto my Dad)

Hayo, Siapa Ingin Menulis Buku?

[FKK] Nafas yang Tertinggal

Prabowo Ibarat Spanyol, Dibantai Belanda 1-5

Debat Capres: Saran Untuk Timses Jokowi-JK Untuk…

[FKK] Dermaga Tua Itu

Anda Hebat Pak Jokowi

[FKK] Suka Blusukan Berputra Naga Raksasa

[FKK] Jejak Kaki Raksasa dan Kisah Misterius diTomohon

Ayah saya, miskin harta tapi kaya nurani (dalamrangka …

Subscribe and Follow Kompasiana:

Pemerintah salah me-menejemen energi nasional. Sebagai negara yang memiliki cadangan gas terbesar dunia, rakyatIndonesia sulit menggunakan gas untuk memasak

Kita akan menjadi bingung, mengapa ada gas bernama LPG (LiquefiedPetroleum Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas) ? Secara singkat, LPG adalahbagian produksi (bisa sebagai by product) dari penyulingan minyak mentah menjadiBBM yang terdiri dari komposisi Propane (C3H8) 30% dan Butane (C4H10) 70%.Sedangkan LNG berasal dari gas alam yang sudah terjadi sendiri di alam. KomposisiLNG adalah propane, ethana, Iso-butana, normal-butana, iso pentana +, serta adakandungan H2S. LNG dapat disimpan dalam temperature yang sangat rendah dalam -150 derajat C dengan tekanan 17 bar.g. Jadi secara ekonomis, harga produksi LNGakan sangat lebih murah dari harga produksi LPG. Seharusnya Pemerintah mengambilkebijaksanaan untuk secepatnya menukar LPG dengan LNG karena akan lebihekonomis lebih murah dan efisien. Mengapa Pemerintah mengutamakan LPG dalammengawali konversi mitan ke gas ? Ini merupakan grand design untuk mengelabuikonsumen kedepan LNG isi sebenarnya akan tetapi terlanjur disebut LPG sehinggaharganya bisa mahal tergantung mahalnya produksi BBM Nasional. Bisa jadi selamaini, isi tabung gas yang kita pakai berisi LNG akan tetapi masih disebut LPG (elpiji).Disini keterbukaan, kejujuran PT.Pertamina sebagai BUMN di perlukan untuktransparan.

Pada saat konversi Minyak Tanah (Mitan) ke gas LPG (tahun 2007), pemerintahmengatakan dengan gencarnya “Tujuan utama konversi mitan ke LPG adalahuntuk mengurangi subsidi mitan yang sudah berlangsung cukup lamamembebani keuangan negara dan LPG menjadi pilihan karena biaya produksiLPG jauh lebih murah kalori LPG lebih tinggi dibanding mitan”. Besaran subsidimitan ketika itu dinyatakan pemerintah sudah mencapai Rp. 25 Triliun dan akanmembesar sesuai dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Keputusan MenteriESDM No.3175 K/10/MEM/2007 dan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas(LPG) Tabung 3 kg, mengokohkan PT. Pertamina mengemban amanat untukmenjaga kestabilan pasokan LPG 3 kg ke masyarakat serta menyediakaninfrastruktur LPG 3 kg. Bahkan PT. Pertamina telah dibayar mahal olehPemerintah untuk melakukan pendistribusian LPG 3 kg yang nilainya jauh lebih besarketika mendistrbusikan mitan. Dengan kata lain, atas berhasilnya Pemerintahmenkonversi dari mitan ke LPG selogan yang selalu dikumandangkan adalah“Konversi Minyak Tanah ke LPG menggerakkan perekonomian dan menghematenergi”. Sampai dengan 2010 selama ±3 tahun, pemerintah berhasil mencapaipenghematan sebesar Rp. 19,34 Triliun. Artinya, kerugian sebanyak Rp. 25 Triliundapat tertutupi dengan penghematan Rp. 19,34 Triliun.

Kemudian, LPG 12 kg, 50 kg untuk kebutuhan industri dan sektor komersial, diberikanhak kepada PT.Pertamina untuk bebas menentukan harga sesuai dengan hargakeekonomian tanpa adanya subsidi dari Pemerintah. Tentu perhitungan dagang telahdikaji oleh PT.Pertamina sebagai monopoli perdagangan gas di Indonesia denganbiaya harga pokok, harga distribusi dan keuntungan yang telah ditetapkan. Denganposisi dagang seperti ini (monopoli usaha), PT.Pertamina tidak mungkin mengalamikerugian dalam perdagangan gas LPG 12 kg dan 50 kg.

Gas LPG yang keseharian kita pakai, merupakan merek dagang produksiPT.Pertamina dengan komposisi Propane 30% dan Butane 70%. Kita selama ini, tidakakan bisa mengetahui tanpa penelitian, apakah yang berada didalam tabung gas yangkita beli selama ini masihkah memakai LPG-kah atau sudah sepenuhnya memakaiLNG yang jauh lebih murah harganya.

Sangat mengejutkan, PT. Pertamina (Persero) yang merupakan BUMN dalam enamtahun terakhir sejak tahun 2007 dikatakan oleh manajemen PT. Pertamina mengalamitotal kerugian mencapai Rp. 22 Triliun. Dalam tahun 2013 ini saja mengalami kerugianRp. 5,7 Triliun. Jadi dimana pernyataan adanya penghematan Rp. 19,34 Triliun (2007-2010). Dalam hal ini, masyarakat disuguhkan dengan pernyataan kerugianPT.Pertamina yang tidak transparan serta adanya alasan kenaikan harga gasinternasional serta didukung oleh Pemerintah.

Pernyataan Menko Perekonomian Hatta Radjasa baru-baru ini adalah sangat ngawur,dengan mengatakan “Pihak pemerintah tidak memiliki kewenangan melarangPT.Pertamina (Persero) menaikkan harga LPG 12 kg, hal itu adalah murnikebijaksanaan perusahaan”

Pernyataan Menko Perekonomian ini mengundang tertawaan banyak orang,karena semua orang tahu PT. Pertamina adalah BUMN dan penentuan pimpinan

TERAKTUAL

INSPIRATIF

BERMANFAAT

MENARIK

converted by Web2PDFConvert.com

Page 3: Ekonomi Kompasiana Com

Tags: pt.petral mafia bbm mafia energi lpg 12 kg lpg 3 kg lpg 50 kg sby lng ashwin pulungan indonesia hatta radjasa freezkompasiana esdm menko ekuin menko perekonomian pemerintah menipu rakyatnya blok natuna blok cepu pencitraanpt.pertamina pertamina singapura singapore gaslpgnaik elpijinaik

Siapa yang menilai tulisan ini?

TweetTweet 0

drackzpoeshink

Aktual

ImiSuryaputera

Aktual

Asep SumpenaAktual

Bang PilotAktual

SulaimAktual

paul warouwAktual

PT.Pertamina ditentukan oleh Pemerintah. Bahkan PT. Pertamina sebagai operatordistribusi gas disamping BBM di Indonesia ditetapkan dengan UU, Kepmen danPerpres.

Tidakkah Menko Perekonomian mengetahui bahwa kenaikan gas LPG 12 kg daripenetapan kenaikan harga secara serampangan dengan penghilangan beban biayadistribusi hanya beberapa pekan yang lalu sehingga menjadi harga Rp. 85.000,-/12 kgyang tadinya harga dikonsumen hanya Rp. 73.500,-/12 kg, sekarang tiba-tiba kembalinaik mendadak menjadi Rp. 137.000,-/12 kg bisa dibayangkan harga gas yang terjadididaerah terjauh. Jadi ada kenaikan luar biasa di konsumen sebesar ±(46% - 55%). Kenaikan yang cukup besar ini, akan berdampak migrasinya konsumen LPG 12 kgmenuju gas LPG 3 kg. Saat ini diberbagai daerah terjadi kelangkaan gas LPG 3 kgdan harga sangat bervariatif tidak menentu dari harga Rp. 13.500,-/3 kg sekarangberada pada harga Rp. 18.000,- s/d Rp. 22.000,-/3 kg dan barang tidak ada. Dalamkondisi seperti ini, terjadi adanya penimbunan gas 3 kg oleh distributor diberbagaidaerah.

Apa artinya konversi energi rumah tangga ke gas LPG kalau seluruh masyarakatakhirnya dijebak dengan harga yang juga sangat mahal ketika seperti seluruhmasyarakat memakai mitan dahulu. Efisiensi energi yang didegungkan pemerintahtidak ada artinya dan itu hanya sebagai tipuan belaka. Gas LPG yang sering langkadan harga yang selalu naik tidak menentu adalah merupakan terror/penipuanpemerintah juga kepada rakyatnya. Kalau kita bandingkan dengan harga LPG diIndonesia saat ini per kg Rp. 9.809,- , di Thailand hanya Rp. 7.118,- , di Malaysia hanyaRp. 7.053,- . Bagaimana di Thailand dan di Malaysia bisa lebih murah dari di Indonesiasedangkan kita di Indonesia memiliki cadangan gas terbesar didunia.

Mungkinkah kenaikan LPG 12 kg yang berdampak efek domino kepada LPG 3 kg,mau dimanfaatkan oleh pemerintah SBY untuk memperbaiki citranya menjelang Pemilu2014 dengan mengatakan “kenaikan harga gas LPG 12 kg ditunda kembali ke hargasemula”. Citra yang ingin dibangun SBY dan PD adalah sebagai penyelamat bebanhidup masyarakat atas kenaikan LPG 12 kg. Kalau ini yang terjadi, memang selama inikita hanya membuang energi pikir dalam hal politik dan pencitraan saja, bukannyaproduktifitas, kreatifitas nasional yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendatangkandevisa bagi negara. (Ashwin Pulungan)

Daftar tulisan lainnya.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasianamenjadi tanggung jawab Penulis.

KOMENTAR BERDASARKAN : TANGGAL

Tulis Tanggapan Anda

4kRecommendRecommend Laporkan Tanggapi

29

converted by Web2PDFConvert.com