ekologi perairan

18

Click here to load reader

Upload: mega-ramadhandi-sallie

Post on 07-Aug-2015

51 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

science

TRANSCRIPT

BAB I PERMASALAHAN

1.1 Pencemaran Sungai Citarum Disebabkan Limbah

Sungai citarum adalah salah satu Sungai terpanjang di Jawa Barat. Namun, kondisi nya saat ini cukup mengkhawatirkan akibat bahan pencemar yang sudah banyak memasuki Citarum. Belum lagi di perparah dengan erosi dan sedimentasi yang semakin memperdangkal sungi citarum. Pemukiman di sekitar sungai juga tidak kalah ikut andil dalam hal ini. Pada DAS Citarum tidak satu lokasipun yang kualitas airnya memenuhi kriteria mutu air kelas II, tingginya kandungan koli tinja, BOD,COD dan zat tersuspensi pada semua lokasi saja sudah buruk. Belum lagi di perparah oleh kadar DO yang juga rendah, pada beberapa lokasi kadarnya sangat rendah bahkan ada yang mencapai nol, yaitu daerah Sapan,Cijeruk,Dayeuh Kolot dan Burujul. Pencemaran air sungai tersebut diakibatkan oleh terlalu banyaknya limbah yang masuk ke aliran

1

sungai, limbah tersebut berasal dari limbah industri, domestik, rumah sakit, peternakan, dan sebagainya. Dari data kualitas air yang di ukur kondisi Sungai Citarum sudah masuk ke tingkat pencemaran berat, dan sudah mencapai tahap kritis. Banyak parameter kunci yang sudah melebihi baku mutu, baik dari limbah organik hingga kandungan logam berat. Sekitar 40% limbah Sungai Citarum merupakan limbah organik, dan rumah tangga. Sisanya merupakan limbah kimia atau industri. Sungai ini sekaligus pula menjadi tempat pembuangan limbah dari sekitar 1.500 industri di cekungan Bandung, seperti Majalaya, Banjaran, Rancaekek, Dayeuh Kolot, Ujung Berung, Cimahi, dan Padalarang. Dari sini saja, Citarum harus menampung 280 ton limbah kimia anorganik setiap hari. Dari hasil penelitian yang di lakukan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan ( PPSDAL ) bahwa kualitas air Waduk Saguling sudah di atas ambang normal. Kandungan merkuri ( Hg), misalnya, meroket hingga menembus angka 0,236. Padahal menurut standar baku mutu, angka aman adalah 0,002. logam merkuri itu menurut penelitian PPSDAL, berasal dari pakan ikan dan industri plastik. Sedangkan logam berast lainya berasal dari pabrik tekstil untuk proses pewarnaan kain. Dalam pengujian yang dilakukan BPLHD Jabar sebanyak tiga kali dalam setahun, ditemukan kandungan nitrit (NO2), timbal (Pb), klorin (Cl), fosfat (PO4), seng (Zn), boron (Br), tembaga (Cu), dan sulfat (SO4) yang melebihi ambang batas. Keracunan nitrit dapat mengakibatkan methemoglobinema atau penyakit baby blue. Keracunan logam berat berbahaya jika terus menerus tertimbun dalam tubuh manusia. Selain itu, ditemukan juga bakteri E-Coli dalam jumlah besar, mencapai 50.000/100ml air. Keberadaan bakteri itu menunjukkan air telah tercemar kotoran makhluk hidup. Kandungan E-Coli yang besar itu dapat menyebabkan sakit perut dan gangguan pencernaan lain nya.

2

1.2 Pencemaran Sungai Cimerenceng Disebabkan oleh Bakteri E.Coli

Sungai Cimerenceng adalah salah satu sungai tercemar yang berada di Sukabumi, Setelah sungai Cipelang Leutik dan sungai Cikapek. Sungai Cimerenceng ini, memiliki tingkat pencemaran yang tinggi, yaitu pencemaran akibat adanya bakteri E.Coli. Sementara itu, pengamat lingkungan A. Solihin menilai menurun kondisinya kebersihan air sungai di Kota Sukabumi lantaran banyak program lingkungan yang tak terealisasi. Program pembuatan MCK tidak merata dan sesuai kebutuhan.. Selain itu, pembuatan tempat sampah terutama bagi masyarakat bantaran sungai belum terealisasikan. Selain mengandung bakteri E.Coli, sungai Cimerenceng ini tercemar oleh limbah-limbah industri, limbah komersial dan limbah pabrik, sehingga mengandung bahan-bahan kimia juga. Namun, kasus yang terjadi pada sungai Cimerenceng didominasi atau sebagian besar disebabkan oleh adanya pencemaran bakteri E.coli yang berlebihan ( yaitu bakteri yang berasal dari kotoran atau tinja manusia ).

3

1.3 Pencemaran Sungai Martapura Disebabkan Oleh Penambangan Emas yang Mengakibatkan Pencemaran Air Raksa.

Sungai anak banjar atau yang lebih dikenal dengan sungai martapura ini memiliki hulu di sekitar kota martapura yaitu ibukota kabupaten banjar, Kalimantan Selatan. Sungai yang bermuara di Kota Banjarmasin ini keadaannya saat ini sudah cukup memprihatinkan, dimana tingkat pencemaran logam berat, khususnya air raksa (Hg) di sungai ini kandungannya sudah melebihi ambang batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Pada April 2010, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalsel telah melakukan pengujian kondisi air Sungai Martapura sebanyak lima titik, di Riam Kiwa, Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam, Sungai Tabuk, Sungai Lulut dan Banua Anyar. Kepala BLHD, Kalsel, Rachmadi Kurdi, Kamis (24/06) menjelaskan, air Sungai Martapura dan Sungai Barito tercemar dengan berbagai logam berat dan bakteri coli itu. Kandungan merkuri pada sungai martapura ialah mencapai 0,015 mg/l yang berarti 15 kali di atas ambang batas 0,001 mg/latau 1 ppb ( Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 ).

4

Air sungaiyang telah melebihi batas maksimum kadar merkurinya (> 0,001 mg/l), dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, antara lain akan menimbulkan dermatitis lokal pada kulit yang bersentuhan, jika termakan atau terminum dan terhirup uap merkuri akan merusak sel jaringan faal dalam tubuh. Dari hasil pengujian air Sungai Martapura dan Sungai Barito itu, kondisi pencemaran air raksa sangat tinggi, bahkan pada sejumlah titik ada mencapai 6,8, ambang batas 0,001. Kondisi air tercemar air raksa ini akan berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi. Pencemaran air Sungai Martapura dan Sungai Barito, juga oleh zat besi (Fe), Seng (Zn) dan mangaan (Mn), terutama pada hulu Sungai Martapura.

5

BAB II ANALISA MASALAH

2.1 Kasus 1 Penyebab : Limbah Industri berupa logam berat yang terdiri dari timbal, tembaga, seng dan logam lain yang berbahaya. Limbah Domestik berupa tinja dan non tinja yang terdiri dari air buangan, kegiatan mandi dan cuci yang menggunakan detergen, shampoo, sabun, cairan pemutih dan lain sebagainya. Limbah Komersil berupa buangan limbah dari perkantoran dan pertokoan yang terdiri dari limbah organik dan anorganik. 2.2 Kasus 2 Penyebab : Limbah rumah tangga, karena sungai tersebut dekat dengan pemukiman warga Limbah Industri, berasal dari pabrik-pabrik yang lokasi nya berada di dekat sungai, sehingga sungai tersebut dijadikan tempat pembuangan limbah yang berasal dari pabrik. Kotoran atau tinja manusia, sungai tersebut dijadikan tempat pembuangan tinja warga Sukabumi sekitar.6

2.3 Kasus 3 Penyebab : Maraknya penambangan emas tradisional dan semi modern yang dilakukan dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Selatan khususnya yang berdomisili di sekitar wilayah hulu sungai martapura. Pada umumnya, para penambang menggunakan air raksa (Hg) dalam proses penambangan tersebut, ini dikarenakan oleh sifat dari air raksa itu sendiri yang mampu mengikat logam, seperti emas. Sehingga dengan menggunakan air raksa, para penambang dapat lebih mudah menemukan bijih emas, dimana bijih emas terebut merupakan cikal bakal terbentuknya emas. Apabila para penambang tidak menggunakan air raksa , maka para penambang tersebut akan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi dan akan memakan waktu yang cukup lama dalam mendapatkan bijih emas, tetapi apabila para penambang menggunakan air raksa (Hg) maka mereka tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menemukan bijih emas yang mereka cari.

7

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Solusi yang bisa dipakai Salah satu solusi pengelolaan air tercemar di sungai Citarum, sungai Cimerenceng, dan sungai Martapura yaitu dengan dikelolanya suatu Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) secara baik. Salah satu contoh IPAL yang telah beroprasi mengelola limbah yang mencemari sungai adalah IPAL Bojongsoang yang terdapat di kabupaten Bandung. Secara terpusat IPAL Bojongsoang mengelola limbah yang mencemari aliran sungai yang melewati kota dan kabupaten Bandung.Dengan Pengelolaan seperti ini limbah limbah, khususnya limbah domestik yang terdapat sepanjang aliran sungai setidaknya akan berkurang sekitar 3,5% dari total limbah keseluruhan (Nusa Idman 2007).

Skema Pembuangan Limbah Domestik

8

Solusi lain yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah pencemaran sungai terutama sungai yang didominasi oleh limbah domestik organik adalah dengan penggunaan septic tank. Septic tank adalah teknik pengolahan limbah yang amat lazim digunakan di Indonesia untuk pengolahan limbah setempat dalam skala kecil. Pada intinya proses yang terjadi pada septic tank adalah sedimentasi (pengendapan) dan dilanjutkan dengan stabilisasi dari bahan bahan yang diendapkan tersebut lewat proses anaerobik. Namun septic tank hanya menampung limbah domestik yang berupa tinja. Sehingga dengan demikian akan mengurangi jumlah bakteri E. coli di sungai yang tercemar. Adapun untuk limbah perindustrian yang terdiri dari logam berat, cara mengatasi nya ada berbagai macam cara, diantara nya Saringan Serat Karbon Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif bisa dibuat dari tongkol jagung, ampas penggilingan tebu, tempurung kelapa, sekam padi, serbuk gergaji, kayu keras, dan kulit singkong. Luas permukaan karbon aktif berkisar antara 300-3500 m2/gram dan ini berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan arang aktif mempunyai sifat sebagai adsorben. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan (Sembiring, 2003). Dalam sistem pengolahan ini, karbon aktif digunakan untuk menyerap substansi non-organic yang tidak diinginkan, seperti warna, phenol, detergen, cresol, serta bahan toksik yang tidak dapat diuraikan. Karbon aktif adalah senyawa karbon yang mempunyai bentuk amorf dengan luas permukaan yang besar (450 1500 m2/g). Luas permukaan yang besar menunjukkan bahwa struktur pori internalnya juga besar, sehingga dapat digunakan untuk menyerap zat-zat yang tidak diinginkan di dalam air maupun gas.9

:

-

Bioakumulasi Salah satu upaya untuk mengatasi pencemaran logam berat di perairan adalah

dengan bioakumulasi yaitu proses yang memanfaatkan mikroba sebagai bioadsorben untuk mengakumulasi berbagai logam. Metode atau teknologi ini sangat menarik untuk dikembangkan dan diterapkan,

karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses kimiawi yaitu penggunaanya lebih efektif daripada ion exchange dan reverse osmosis dalal kaitannya dengan sensitivitas kehadiran padatan terlarut (suspended solid), zat organik dan logam berat lainnya. Serta, lebih baik dari proses pengendapan (presipitation) jika dikaitkan dengan kemampuan menstimulasikan perubahan pH dan konsentrasi logam beratnya. Selain itu penanganan logam berat dengan mikroorganisme relatif mudah dilakukan, murah dan cenderung tidak berbahaya bagi lingkungan (Anonymous, 2009). Bioakumulasi merupakan pengikatan ion-ion logam pada struktur sel mikroba

khususnya pada dinding sel yang disebabkan oleh beberapa macam cara yaitu system transport aktif karbon, ikatan permukaan dan mekanisme lain yang tidak diketahui (Atlas and Bartha, 1993;Mallick and Rai, 1992). Beberapa contoh bakteri dan jamur yangd apat mengakumulasi logam berat (Gadd, 1992).

ORGANISME Thiobacillus ferrooxidans Bacillus cereus Oogloea sp Citobacter sp Rhizophus arrhizus

ELEMEN Perak Cadmium Nikel Plumbum Cadmium Cadmium Plumbum Merkuri

AKUMULASI (%BERAT KERING) 25 4-9 13 34-40 170 3 10 6

10

-

Zeolit Untuk menurunkan kandungan merkuri salah satu cara yang dapat digunakan

dalam metode pengolahannya yaitu dengan pertukaran ion Hg dengan zeolit. Zeolit adalah kelompok mineral yang dalam pengertian atau penamaannya merupakan bahan galian non logam. Sumber zeolit dari bahan galian gunung berapi. Pada penelitian terdahulu zeolit digunakan sebagai filtrasi. Zeolit alam khususnya modernit berdasarkan penelitian sebelumnya memiliki gugus unsur Natrium yang

memungkinkan untuk menjadi media penukar ion pada penelitian ini dalam menurunkan kadar merkuri pada air baku. Zeolit dipilih karena ada beberapa keuntungan penggunaan zeolit sebagai media penukar ion dibandingkan dengan media lainnya antara lain zeolit bisa diregenerasi, depositnya melimpah, murah dan mudah didapat, stabil secara kimiawi/fisis serta memiliki kelarutan yang rendah serta memiliki kapasitas besar dan memiliki ion aktif di seluruh strukturnya. Zeolit alam memiliki kemampuan karbon aktif dan silika gel sebagai bahan penyerap lebih bagus daripada zeolit sintetis. Sedangka zeolit sintetis mempunyai kemampuan sebagai katalisator yang lebih baik daripada zeolit alam.

11

1.2.Prediksi Hasil Kedepan

Pencemaran sungai diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi manusia yang akan menyebabkan peningkatan

kuantitas dan intensitas pembuangan limbah domestik, komersil dan industri. Sehingga proses penguraian limbah secara alami di sungai menjadi tidak seimbang dan akhirnya berpengaruh kepada ekosistem perairan lainnya.

Adapun dengan penerapan solusi diatas berupa pengelolaan IPAL, penggunaan septic tank dansasecara baik yang berkelanjutan maka diharapkan dapat menekan resiko dari pencemaran perairan sungai berupa terciptanya sungai yang bersih, ekosistem yang seimbang, bahkan sungai dapat digunakan sebagai tempat pariwisata yang dapat menambahpendapatan daerah setempat.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tarungnews.com/fullpost/lingkungan/1302021534/kondisipencemaran-sungai-citarum-sudah-mencapai-tahap-kritis.html http://capunk-cr9.blogspot.com/2010/12/pencemaran-sungai-citarum.html http://industri17imafa.blog.mercubuana.ac.id/tag/pencemaran-sungai-citarum http://www.jurnalnasional.com/show/newspaper?rubrik=Nusantara&berita=1 35398&pagecomment Jiliansyah,Yoki.2011.http://yokij.blogspot.com/2011/05/kandungan-merkuridi-sungai-barito.html Effendi,hefni.2003.Telaah Kualitas Air.Yogyakarta: Penerbit Kanisius Sudibya.2010.http://capunk-cr9.blogspot.com/2010/12/pencemaran-sungaicitarum.html

13