ekma4315_akuntansi biaya_modul5(kb1-3).ppt

41
 AKUNTANSI BIAYA Sistem Kos Pekerjaan - Order  Y uniasih Purwan ti, S.E., Ak.

Upload: api-278541198

Post on 05-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • AKUNTANSI BIAYASistem Kos Pekerjaan - OrderYuniasih Purwanti, S.E., Ak.

  • Sistem Kos Pekerjaan - Order

  • Terminologi Costing DasarBeberapa poin penting dari bab-bab sebelumnya:Objek biaya meliputi pusat pertanggungjawaban, departemen, pelanggan, produk, dsb.Biaya Langsung dan Penelusuran bahan dan tenaga kerjaBiaya Tidak Langsung dan Alokasi overhead

  • diperluas secara logisPool Biaya (Cost Pool) pengelompokan pos-pos biayaDasar alokasi biaya (Cost-allocation Base) pemicu biaya digunakan sebagai dasar untuk membuat metode sistematis dalam mendistribusikan biaya tidak langsungContoh, misalkan jam tenaga kerja langsung menyebabkan biaya tidak langsung berubah. Sehingga, jam tenaga kerja langsung akan digunakan untuk mendistribusikan atau mengalokasikan biaya di antara objek-objek berdasarkan penggunaan mereka pada pemicu biaya itu

  • Departementalisasi BOP adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat biaya yg dibebani BOP.

    Departementalisasi BOP bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produkPengertian

  • Sistem Costing Job-Costing: sistem akuntansi untuk objek tertentu yang disebut pekerjaan (job). Setiap job mungkin berbeda dari job yang lain, dan menggunakan sumber daya yang berbedaPengumuman pernikahan, pesawat, iklanProcess-Costing: sistem akuntansi untuk produksi massal benda-benda identik atau miripPenyulingan minyak, jus jeruk, soda pop

  • Pendekatan CostingCosting Aktual mengalokasikan:Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak langsung aktual dikalikan aktivitas konsumsi aktualCosting Normal mengalokasikan: Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak langsung yang dianggarkan dikalikan aktivitas konsumsi aktualKedua metode mengalokasikan biaya langsung ke objek biaya dengan cara yang sama: dengan menggunakan tarif biaya-langsung aktual dikalikan konsumsi aktual

  • Sistem Kos Pekerjaan - Order

  • Job Costing Tujuh-LangkahMengidentifikasi Job yang jadi objek biayaMengidentifikasi Biaya Langsung JobMemilih dasar Alokasi-Biaya yang digunakan untuk mengalokasikan Biaya Tidak Langsung ke JobMemasangkan Biaya Tidak Langsung ke setiap dasar Alokasi-Biayanya

  • Job Costing Tujuh-Langkah (lanjutan)Menghitung Tarif Alokasi Overhead (OH):Biaya OH Aktual Dasar Alokasi OH Aktual

    Mengalokasikan Biaya Overhead (OH) ke Job:Tarif Alokasi OH x Aktivitas Dasar Aktual untuk Job

    Menghitung Biaya Job total dengan menjumlahkan semua biaya langsung dan tidak langsung

  • Overview Job Costing

    The Cost Object:

    Job #123

    DM $100DL $200OH $50

    Total Cost:$250

    Direct Materials:$100

    Direct Labor:$200

    Indirect Cost Pool:All Manufacturing Costs

    $1,000

    IndirectCost-AllocationBase:DirectManufacturingLabor-Hours

    100 hours

    OverheadAllocationRate:

    $1,000 100 DLhrs=$10/DLhr

    OverheadApplied toJob #123:

    $10/DLhrX5 hours used in Job #123=$50

  • Job Order Cost Flow

  • Job Order Cost Accounting

  • Job Cost Order Sheet / Kartu Kos Pekerjaan

  • Materials Requisition Slip/Permintaan Bahan

  • Time Ticket

  • Akuntansi Sistem Kos Pekerjaan - Order

  • Job Cost Sheets Direct MaterialsIllustration 2-8

  • Job Cost Sheets Direct LaborIllustration 2-11

  • *Kerugian dalam Proses ProduksiKerugian dalam proses produksi berdasarkan pesanan tidak dapat dihindari, kerugian ini disa diakibatkan oleh :1.Adanya sisa bahan.2.Produk cacat.3.Produk rusak.

  • *1. Sisa BahanManajemen yang terlibat dalam proses produksi harus dapat bekerja sama untuk mengurangi kerugian seminimal mungkin.

    Kesuksesan perusahaan Jepang saat ini dengan menganut zero defect, yaitu ukuran untuk mengurangi kerugian tersebut merupakan biaya efektif karena total biaya pabrikasi jangka panjang akan menurun sejalan menurunnya persentase sisa bahan.

  • *1. Sisa BahanDalam proses pabrikasi sisa bahan dapat berasal dari :1.Pengolahan kurang baik.2.Suku cadang rusak atau cacat yang tidak bisa diretur.3.Stok bahan terlalu lama.4.Penghentian proyek-proyek percobaan.5.Mesin-mesin pengolahan sudah terlalu tua.

  • *2. Produk CacatProduk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan, tetapi secara ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu setelah produk tersebut diperbaiki.

  • *Faktor Penyebab Terjadi Produk Cacat1.Bersifat normal.Dalam setiap proses produksi baik yang dilakukan dengan menggunakan biaya pesanan, terjadinya produk cacat tidak bisa dihindari, maka untuk memperbaiki produk cacat tersebut membutuhkan biaya tertentu. Perlakuan biaya tambahan ini, akan dibebankan pada pengendali overhead pabrik.

  • *

    Contoh 1PT Lucky Star adalah perusahaan yang menghasilkan komponen untuk sepeda motor. Pada bulan September 2006 perusahaan menerima pesanan 1.400 unit komponen. Harga pokok untuk satu unit komponen Rp 4.500, yang terdiri bahan baku langsung Rp 2.000, tenaga kerja langsung Rp 1.600, dan BOP dibebankan Rp 900. Terjadi kerusakan sebanyak 50 unit, dianggap sebagai kerusakan normal. Produk ini perlu diperbaiki dengan mengeluarkan : biaya bahan baku langsung Rp 30.000, biaya tenaga kerja langsung Rp 12.500, biaya overhead pabrik Rp 10.000.

    Jurnal :Pengendali Overhead PabrikRp 52.500Persediaan bahan bakuRp 30.000Beban gajiRp 12.500Macam-macam kreditRp 10.000

  • *Faktor Penyebab Terjadi Produk Cacat2.Karena kesalahan.Terjadinya produk cacat akibat kesalahan dalam proses produksi seperti kurangnya perencanaan, pengawasan, dan pengendalian, kelalaian pekerja. Maka biaya untuk memperbaiki produk cacat ini diperlakukan sebagai rugi produk cacat.

  • *Contoh 2PT Dinda Star adalah perusahaan yang menghasilkan komponen untuk radio. Pada bulan September 2006 perusahaan menerima pesanan 3.000 unit komponen. Harga pokok untuk satu unit komponen Rp 1.800, yang terdiri bahan baku langsung Rp 700, tenaga kerja langsung Rp 800, dan BOP dibebankan Rp 300. Terjadi kerusakan sebanyak 100 unit, dianggap sebagai kerusakan karena kesalahan. Produk ini perlu diperbaiki dengan mengeluarkan : biaya bahan baku langsung Rp 15.000, biaya tenaga kerja langsung Rp 10.000, biaya overhead pabrik Rp 1.000.

    Jurnal :Rugi Produk CacatRp 26.000Persediaan bahan bakuRp 15.000Beban gajiRp 10.000Macam-macam kreditRp 1.000

  • *3. Produk RusakProduk rusak adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan, tetapi secara ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya yang lebih besar dari nilai jualnya setelah produk tesebut diperbaiki. Produk rusak ini umumnya diketahui setelah proses produksi selesai.

  • *

    Faktor Penyebab Terjadi Produk Rusak

    1.Bersifat normal.Setiap proses produksi tidak akan bisa dihindari terjadinya produk rusak, maka perusahaan akan memperhitungkan sebelum proses produksi dimulai.2.Karena kesalahan.Terjadinya produk rusak diakibatkan kesalahan dalam proses produksi, masalah ini karena kurangnya perencanaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja.

  • *Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak Produk Rusak Laku Dijual Bersifat Normal : Contoh 3Produk rusak normal laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diperlakukan sebagai : pengurang pengendali overhead pabrik.

    PT Lucky Star adalah perusahaan yang menghasilkan mainan anak-anak. Pada bulan September 2006 perusahaan menerima pesanan 1.000 unit mainan. Harga pokok untuk satu unit mainan Rp 4.500, yang terdiri bahan baku langsung Rp 2.000, tenaga kerja langsung Rp 1.600, dan BOP dibebankan Rp 900. Dari pesanan 1.000 unit tersebut, perusahaan memproduksi 1.050 unit, sebanyak 50 unit terjadi kerusakan normal, yang laku dijual dengan harga Rp 2.000 per unit.

    Harga Pokok Produk Selesai per unit :HP. Produk Selesai, produk baik: 1.000 unit x Rp 4.500 = Rp 4.500.000HP. Produk Rusak: 50 unit x Rp 4.500 = Rp 225.000HP. Produk Selesai, produk baik = Rp 4.725.000

  • *Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak Produk Rusak Laku Dijual Bersifat NormalHarga pokok produk rusak sebesar Rp 225.000 diperlakukan sebagai pengendali overhead pabrik. Hasil penjualan produk rusak Rp 100.000 (50 unit x Rp 2.000).

    Jurnal :

    KasRp 100.000Pengendali overhead pabrikRp 125.000Produk Dalam Proses BahanRp 100.000Produk Dalam Proses Tenaga KerjaRp 80.000Produk Dalam Proses BOPRp 45.000

  • *Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak Produk Rusak Laku Dijual Karena KesalahanProduk rusak karena kesalahan laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diperlakukan sebagai : pengurang bagi produk rusak.

    Harga Pokok Produk RusakRp 225.000Penjualan Produk Rusak : 50 unit x Rp 2.000Rp 100.000Rugi Produk RusakRp 125.000

  • *Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak Produk Rusak Tidak Laku Dijual Bersifat Normal : Contoh 4Produk rusak normal tidak laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diperlakukan sebagai : pengendali overhead pabrik.

    PT Lucky Star adalah perusahaan yang menghasilkan mainan anak-anak. Pada bulan September 2006 perusahaan menerima pesanan 1.000 unit mainan. Harga pokok untuk satu unit mainan Rp 4.500, yang terdiri bahan baku langsung Rp 2.000, tenaga kerja langsung Rp 1.600, dan BOP dibebankan Rp 900. Dari pesanan 1.000 unit tersebut, perusahaan memproduksi 1.050 unit, sebanyak 50 unit terjadi kerusakan normal, yang tidak laku dijual.

    Jurnal :Pengendali overhead pabrikRp 225.000Produk Dalam Proses BahanRp 100.000Produk Dalam Proses Tenaga KerjaRp 80.000Produk Dalam Proses BOPRp 45.000

  • *Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak Produk Rusak Tidak Laku Dijual Karena KesalahanProduk rusak karena kesalahan tidak laku dijual, maka harga Pokok produk rusak diperlakukan sebagai : rugi produk rusak.

    Rugi Produk RusakRp 225.000Produk Dalam Proses BahanRp 100.000Produk Dalam Proses Tenaga KerjaRp 80.000Produk Dalam Proses BOPRp 45.000

  • *Contoh 5PT Marga KOM adalah perusahaan penghasil komponen untuk sepeda motor, dalam proses produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan. Di bawah ini data transaksi berikut akan dicatat setiap hari dalam buku harian :

    1.Pembelian dan Penerimaan Bahan :Bahan ARp 58.000Bahan BRp 34.000Bahan CRp 24.000Bahan DRp 8.000Rp 124.000

    Biaya dibayar dimukaRp 2.000

    Jurnal :BahanRp 126.000Biaya dibayar dimukaRp 2.000Utang usahaRp 124.000

  • *Penyelesaian2.Penggunaan Bahan.Penggunaan Bahan Langsung untuk :Pesanan B.1Rp 240.000Pesanan B.2 Rp 152.000Pesanan B.3 Rp 140.000TotalRp 532.000Penggunaan Bahan Tak LangsungRp 6.000Rp 538.000Jurnal :Produk Dalam ProsesRp 532.000Pengendali Overhead PabrikRp 6.000BahanRp 538.000

  • *Penyelesaian3.Biaya Tenaga Kerja yang digunakan berdasarkan waktu.Tenaga Kerja Langsung :Pesanan B.1Rp 220.000Pesanan B.2 Rp 160.000Pesanan B.3 Rp 100.000TotalRp 480.000Tenaga Kerja Tak LangsungRp 40.000Rp 520.000Jurnal :Produk Dalam ProsesRp 480.000Pengendali Overhead PabrikRp 40.000Utang GajiRp 520.000

  • *Penyelesaian4.Biaya-biaya terjadi yang berkaitan dengan biaya overhead pabrik.Biaya Penyusutan MesinRp 50.000Biaya ListrikRp 25.000Pajak Bumi dan Bangunan PabrikRp 20.000Gaji Supervisi ProduksiRp 300.000Rp 395.000Jurnal :Pengendali Overhead PabrikRp 395.000Biaya Penyusutan MesinRp 50.000Biaya ListrikRp 25.000Pajak Bumi dan Bangunan PabrikRp 20.000Gaji Supervisi PabrikRp 300.000

  • *Penyelesaian5.Pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan, berdasarkan tarif ditentukan dimuka yang dihitung dari biaya tenaga kerja langsung dengan tarif 90%.

    Jurnal :Produk Dalam Proses Rp 432.900BOP DibebankanRp 432.900

    Perhitungan masing-masing pesanan :Pesanan B.1 = 90% x Rp 220.000 = Rp 198.900Pesanan B.2 = 90% x Rp 160.000 = Rp 144.000Pesanan B.3 = 90% x Rp 100.000 = Rp 100.000

  • *Penyelesaian6.Ketiga pesanan telah selesai dan diserahkan ke pemesan dengan nilai masing-masing : pesanan B.1 = Rp 900.000, pesanan B.2 = Rp 700.000, pesanan B.3 = Rp 460.000.

    Jurnal :Kas/Piutang UsahaRp 2.060.000PenjualanRp 2.060.000Harga Pokok PenjualanRp 1.434.900Produk SelesaiRp 1.434.900

    Perhitungan Harga Pokok Penjualan masing-masing pesanan :

    Pesanan B.1Pesanan B.2Pesanan B.3Bahan LangsungRp 240.000Rp 152.000Rp 140.000Tenaga Kerja LangsungRp 220.000Rp 160.000Rp 100.000BOP DibebankanRp 198.900Rp 144.000Rp 90.000TotalRp 658.900Rp 456.000Rp 330.000

  • *PenyelesaianSelisih pembebanan biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik dibebankan ditutup ke harga pokok penjualan.

    Biaya Overhead Pabrik SesungguhnyaRp 441.000Biaya Overhead Pabrik DibebankanRp 432.900

    Pembebanan Terlalu RendahRp 8.100