efektivitas penggunaan model reciprocal...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL
RECIPROCAL TEACHING TIPE DISKUSI KELOMPOK
DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
(Sebuah Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Padaherang
Ciamis Tahun Pelajaran 2010-2011)
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Nunung Nurjanah Widya
NIM: 106013000308
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL
RECIPROCAL TEACHING TIPE DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA
PENINGKATKAN KUALITAS KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
(Sebuah Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Padaherang
Ciamis Tahun Pelajaran 2010-2011)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Oleh:
Nunung Nurjanah Widya
Nim: 106013000308
Di bawah bimbingan
Pembimbing I
Drs. E Kusnadi.
NIP: 1946001 19650 1 001
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
ABTRAKSI
Skripsi ini berjudul efektivitas penggunaan model reciprocal teaching tipe diskusi
kelompok dalam upaya peningkatkan kualitas keterampilan berbicara siswa.
Penelitian ini berangkat dari rumusan masalas sebagai berikut : (1) Bagaimana
perencanaan pembelajaran berbicara dengan model pembelajaran Reciprocal
Teaching (2) Bagaimana proses pembelajaran berbicara dengan model
pembelajaran Reciprocal Teaching (3) Bagaimana hasil pembelajaran bebicara
dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Oleh karena itu, melalui penelitian ini secara husus ingin dicapai tujuan penelitian
antara lain : (1) Untuk menggambarkan perencanaan pembelajaran berbicara
dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching (2) Untuk menggambarkan
prosees pembelajaran berbicara dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching
(3) Untuk menggambarkan hasil pembelajaran berbicara dengan model dengan
model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas yaitu suatu penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan yang muncul didalam kelas. Metode yang dilakukan peneliti terdiri
atas tiga tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap
tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan
dengan langkah yang sama yang difokuskan pada pembelajaran diskusi sebagai
aplikasi dari keterampilan berbicara melalui model Reciprocal Teaching.
Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukan bahwa keterampilan berbicara
siswa melalui pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching
mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada pertemuan I
persentase siswa yang mendapat skor paling tinggi yaitu 35,71 %. Pada pertemuan
II persentase siswa mengalani peningkatan sebesar 23,81 % menjadi 59,52 %.
Pada pertemuan III persentase siswa mengalami peningkatan sebesar 88,09 %
disini terjadi peningkatan sebesar 28,57 % peningkatan kemampuan berbicara
juga di ikuti dengan peningkatan rata-rata aktifitas siswa selama pembelajaran.
Rata-rata aktifitas siswa dalam aspek siswa serius mengerjakan tugas yang di
berikan guru, pada pertemuan II mengalami peningkatan sebesar 38,09 %
diperoleh 52,38 % pada pertemuan I dan 90,47 % pada pertemuan ke II hal
tersebut siswa serius mengerjakan tugas yang diberikan guru pada pertemuan I
berada pada kategori “cukup” dan pada siklus II menjadi tergolong kedalam
kategori “baik”. Seluruh siswa respon dengan mengemukakan gagasan dam
pendapat pada saat diskusi berlangsung, yaitu persentase 100 % yang tergolong
kategori “sangat baik”
7
BAB II
ACUAN TEORITIS
A. Keterampilan Berbahasa
Nida dan Karris mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa
mempunyai empat komponen yaitu:
1. keterampilan menyimak (listening skills)
2. keterampilan berbicara (speaking skill)
3. keterampilan membaca (reading skills)
4. keterampilan menulis (writing skills.)1
Setiap keteramplan itu, berhubungan erat sekali dengan tigaketerampilan
lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Untuk memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya kita belajar menyimak dan berbicara. Membaca dan menulis
kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada
dasarnya merupakan satu kesatuan, dan merupakan catur tunggal.2
1. Berbicara Sebagai Sebuah Keterampilan Berbahasa
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran,
gagasan dan persaan.3 Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa
berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan
1, Henry Guntur Taringan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 1957&1977), hlm. 19&9 2 Taringan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm. 1 3 Taringan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm. 16
8
yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh
manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan.
Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak
hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan
pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah bersikap tenang serta dapat
menyesuaikan diri atau tidak. Pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-
gagasannya; dan apakah dia antusias atau tidak. Menurut Mulgrave (dalam
Taringan).4
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau
pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara
berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan
bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota
masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah
laku sosial. Sedangkan, Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan
pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi
Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah
kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui
kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari
masyarakat yang berbeda.5
2. Pengertian Berbicara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tertulis bahwa berbicara adalah
berkata; bercakap; berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan,
tulisan, dsb.) atau berunding.6
Selain batasan di atas, tarigan degan titik berat kemampuan pembicara
memberikan batasan bahwa Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
4 Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 1954), hlm. 3—4
5 ...Pengertian Keterampilan Berbicara [online]. Tersedia: http://google.com. [Juli 2010].
6 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hlm. 144.
9
menyampikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sedangkan sebagai wujudnya
berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan
yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang
pendengar atau penyimak.
Sejalan dengan pendapat Tarigan, pendapat Mulgrave dalam Tarigan yang
mengacu pada kamus dan berbunyi:
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kata-
kata untuk mengekspresikan pikiran. Keterangan lebih lanjut dari batasan ini
adalah, berbicara merupakan sistem tanda yang dapat didengar dan dilihat yang
memanfaatkan otot-otot dan jaringan otot manusia untuk mengkomunikasikan
ide-ide. Selanjutnya, berbicara merupakan bentuk prilaku manusia yang
memanfaatkan faktor fisik, psikisneorologis, semantik, dan linguistik secara
ekstensif sehingga dapat dianggap sebagai alat yang sangat penting untuk
melakukan kontrol sosial .7
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya,
berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk
bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, menyampaiakan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar
menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan
persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, berbicara ini dapat
dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara.
Beberapa prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara, antara lain:
a. Membutuhkan paling sedikit dua orang;
b. Mempergunakan suatau sandi linguistik yang dipahami bersama;
c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum;
d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan;
e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada
lingkungannya dengan segera;
f. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini;
7 Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm. 16.
10
g. Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara
atau bunyi bahasa dan pendengaran;
h. Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memerlakukan apa yang nyata
dan apa yang diterima sebagai dalil. Brooks (dalam Tarigan)8
3. Jenis-jenis Berbicara
Ada beberapa kegiatan berbicara ke dalam dua jenis, yaitu:
a. Berbicara di muka umum (public speaking)
Jenis-jenis pembicaraannya meliputi hal-hal berikut:
1. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan, yang bersifat informative (informative speaking)
2. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan
(fellowship speaking)
3. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak,
mendesak, meyakinkan (persuasive speaking)
4. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking)
b. Berbicara pada konferensi (converence speaking)
Pembicaraan meliputi hal-hal berikut:
1. Diskusi kelompok (group discussion), yang terdiri atas:
a. Tidak resmi (informal), yang meliputi:
1) Kelompok studi (study group)
2) Klompok pembuat kebijaksanaan (police making groups)
3) Komik
b. Resmi (formal), yang dibagi atas:
1) Komperensi
2) Diskusi panel
3) Simposium
2. Prosedur parlementer (parliamentary procedure)
8, Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm.17—18
11
Secara singkat, albert dalam tarigan mengungkapkan prosedur parlementer
mempunyai dua maksud utama yaitu:
a. Meninjau serta mengarahkan urusan atau usaha secara efisien, secara
tepat guna.
b. Melindungi hak-hak semua anggota
3. Debat
Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya, tarigan
mengklasifikasikan debat atas tipe-tipe atau kategori sebagai berikut:
a. Debat parlementer atau majelis (assembly or parlementary debating)
Debat parlementer atau majelis bertujuan untuk member dan
menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu dan semua
anggota yang ingin menyatakan pandangan atau pendapatnya pun
berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat
usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis.
b. Debat pemeriksaan ulang untuk mmengetahui kebenaran pemeriksaan
terdahulu (cross-examinaton debating)
Debat ini bertujuan untuk mengajukan serangkaian pertanyaan yang
saling berhubungan erat antara satu dengan yang lain, yang akan
menyebabkan para individu yang ditanya menunjanng posisi yang
hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh sang penanya.
c. Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan (formal,
conventional or educational debating)
Debat ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi dua tim
pembicara untuk mengemukakan kepada sejumlah endengar argument
yang menunjang atau membantah suatu usul. Setiap pihak diberi
jangka waktu yang sama bagi pembicara konstruktif dan bantahan.9
9, Henry Guntur Tarigan. Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 2008), Hlm. 60.
12
4. Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, seyoginyalah sang pembicara memahami
makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu
mengevaluasi efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya dan harus
mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik
secara umum maupun perorangan.
Menurut tarigan tujuan umum berbicara dapat diklasifikasikan menjadi
lima golongan, yaitu:
a. Menginformasikan
Kegiatan berbicara ini dilaksanakan bila seseorang ingin: a. menjelaskan suatu
proses, b. menguraikan, menafsirkan, atau menginterrestasikan suatu hal, c.
member, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, d. menjelaskan
kaitan.
b. Menghibur
Kegiatan berbicara ini bertujuan untuk menimbulkan suasana gembira pada
pendengarnya yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti humor,
spontanitas, menggairahkan, kisah-kisah jenaka, petualangan, dan sebagainya.
c. Menggerakkan
Dalam kegiatan berbicara ini diperlukan pembicara yyang berwibawa, panutan
atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya dalam berbicara,
kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa
massa, pembicara dapat menggerakkan pendengarnya.
d. Menstimulasi
Kegiatan berbicara ini pembicara harus pintar merayu, mempengaruhi, atau
meyakinkan pendengarnya.
e. Meyakinkan
13
Kegiatan berbicara ini bertujuan untuk meyakinkan pendengar akan sesuatu
melalui pembicaraan yang meyakinkan, disertai dengan pendapat, fakta atau
bukti sehingga diharapkan sikap pendengar bisa diubah.10
5. Rambu-Rambu dalam Berbicara
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar sebuah pembicaraan suksess
disampaikan kepada pendengar adalah dengan menaati rambu-rambu bberbicara
berikut ini:
a. Menguasai masalah yang disampaikan. Penguasaan masalah akan
menumbuhkan keyakinan kepada pembicara. Sehingga akan tumbuh
keberanian karena keberanian adalah modal pokok bagi pembicara.
b. Mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan. Sebelum memulai
pembicaraan, hendaknya pembicara memperhatikan situasi seluruhnya,
terutama pendengar. Sikap pembicara yang tenang, wajar, serta berpenampilan
yang rapi akan banyak membantu.
c. Pengarahan yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar.
Penginformasian tujuan setelah mengucapkan salam, dan menjelaskan
pentingnya pokok pembicaraanitu akan menarik perhatian pendengar.
d. Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat. Bunyi-bunyi bahasa harus
diucapkan secara tepat dan jelas. Kalimat harus efektif dan pilihan kata harus
tepat.
e. Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu. Hendaknya terjadi kontak
batin antara pembicara dan pendengar. Pandangan mata yang menyeluruh
akan menyebabkan pendengar merasa diperhatikan.
f. Pembicara sopan, hormat, dan memperlihatkan rasa persaudaraan.
g. Dalam komunikasi dua arah mulailah berbicara kalau sudah dipersilahkan.
Berbicara langsung pada sasarannya.
h. Kenyaringan suara. Volume suara jangan terlalu lemah dan jangan terlalu
keras(berteriak)
10
Henry Guntur Tarigan. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 1990), hlm. 147
14
i. Pendengar akan lebih terkesan kalau ia dapat menyaksikan pembicara
sepenuhnya. Usahakan berdiri atau duduk pada posisi yang dapat dilihat oleh
seluruh pendengar.
6. Hambatan-hambatan Berbicara
Berbicara itu mudah karena berbicara itu semudah membuka mulut.
Berbicara merupakan aktifitas kkita sehari-hari dari bangun tidur hingga saatnya
menutup mata. Berbicara jjuga digunakan untuk mencapai kesuksesan. Namun,
bicara yang demikian itu tidak mudah dilakukaan karena ada bebera hal yang
merupakan hambatan dalam kegiatan berbicara. Hambatan-hambatan tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Hambatan Internal
Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dari dalam diri pembicara.
Hambatan ini berupa:
1. Ketidaksempurnaan alat ucap
Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurna alat ucap akan
mempengaruhi keefektifan dalam berbicara, pendengar pun akan salah
menafsirkan maksud pembicara.
2. Penguasaan komponen kebahasaan
Komponen kebahasaan melliputi:
a. lafal dan intonasi.
b. pilihan kata (diksi)
c. struktur bahasa
d. gaya bahasa
3. Penguasaan komponen isi
Komponen isi meliputi:
a. hubungan isi dengan topic.
b. struktur isi
c. kualitas isi
d. kuantitas isi
4. Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental
15
Seseorang yang tidak menguasai komponen bahasa dan komponen
isitersebut di atas akan menghambat keefektifan berbicara.
b. Hambatan Eksternal
Hambatan Eksternal adalah hambatan yang datang dari luar pembicara.
Hambatan ini berupa:
1. Suara atau bunyi
2. Kondisi ruangan
3. Media
4. Pengetahuan pendengar
7. Penilaian Keterampilan Berbicara
Ada beberapa prinsip umum dalam mengevaluasiketerampilan berbicara
seseorang, prinsif umum tersebut, yaitu:
a. Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal, konsonan) diucapkan dengan tepat?
b. Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara serta tekanan suku kata,
memuaskan?
c. Apakah ketetepan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang dipergunakan?
d. Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?
e. Sejauh manakah”kewajaran” atau”kelancaran” ataupun”ke-native-speaker-an”
yang tercemin bila seseorang berbicara? Brooks (dalam tarigan).11
8. kaitan berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya
Selain penggunaan aspek-aspek kebahasaan dalam berbicara dapat
menunjukan relevansi keterampilan berbahasa lainnya dapat juga dikaitkan
dengan kemampuan menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan
berbicara bukan keterampilan yang berdiri sendiri melainkan suatu
keterampilan yang berkaitan dengan komponen bahasa lainnya.12
11
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 1990)., hlm. 28. 12
Suparno dkk, berbicara (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet I, hlm.1.15.
16
B. Model Reciprocal Teaching
1. Pengertian Model Reciprocal Teaching
Reciprocal Teaching yang pertama dikembangkan oleh Anne Marrie
Polincar dan Anne Brown merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan
untuk mengingatkan pemahaman terhadap suatu topic, dalam pembelajaran ini
guru serta murid memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik
(teks), model pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi
(prediction), meringkas (summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan
menjelaskan (clarifing) Menurut Polincar.13
“Reciprocal teaching refers to anintructional activity that takes place in
the form of a dialogue between teachers and student regarding segment of text.
The dialogue is structured by use of four stretegies: summarizing , question
generating, clarifying and predicting…”
“Bila diterjemahkan berarti reciprocal teaching digambarkan sebagai
aktifitas pembelajaran yang berlangsungdalam bentuk dialog antara guru dengan
siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks. Aktivitas dialg tersebut disusun
dengan empat strategi yaitu meranngkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi
(menjelaskan) dan memrediksi…”
Senada dengan pendapat Polinscar, Arend (dalam Ain Zaelan) Reciprocal
Teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk
mengajarkan kepada siswa tentang strategi kognitif, serta membantu siswa
memahami bacaan dengan baik.
Arends pun berbicara tentang keefektifan Reciprocal Teaching dalam
membentuk siswa yang belajar mandiri. Siswa yang belajar mandiri adalah siswa
yang tahu kapan saat yang tepat untuk meringkas atau mengajukan pertanyaan
sambil membaca suatu pokok bahasan dalam sebuah buku atau mendengarkan
penyampaian guru, dan siswa memiliki motivasi untuk memantau keberhasilan
belajarnya sendiri.
13
Ain Zaena, Pengembangan Model Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Prestasi Siswa. (Bandung: skripsi Jur. Pend. Fisika. 2005), hlm. 16.
17
Karakteristik dari pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Polinscar
dan Brown (dalam Hadiana Rosida, 2007:16) adalah (1) suatu dialog antara siswa
dengan guru dimana masing-masing mendapat giliran untuk meminpin diskusi,
(2) reciprocal merupakan suat interaksi tindakan seseorang untuk merespon orang
lain, (3) dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu:
merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan
memprediksi jawaban.14
Hal yang membedakan model pembelajaran reciprocal teaching dengan
model pembelajaran lain menurut Slavin: “pembelajaran rreciprocal teaching
menurut siswa untuk mampu menjelaskan hasil wacana yang dibaca secara
mandiri kepada teman-temanya baik dalam bentk pertanyaan-pertanyaan yang
dimunculkan maupun prediksi-prediksi dari wacana tersebut”.15
Menurut Palinscar dan Brown setidaknya terdapat empat strategi dasar
yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal yaitu, melakukan klarifikasi,
membuat prediksi, bertanya dan membuat kesimpulan. Adapun penjelasan untuk
masing-masing strategi sebagai berikut:
a. Klasifikasi
Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa
menganggap pengucapan kata yang bena adalah hal yang terpenting walaupun
mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan teersebut.
Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat
yang familier, apakah mereka dapat memaknai maksud dari suatu paragraph.
Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan perytanyaan-
pertanyaan seperti;
“Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut”
“Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraph ini?”
b. Membuat prediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang
sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang sudah
diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam
mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan
14
Polinscar dan Brown (dalam Hadiana Rosida, 2007), 16 15
Zaenal, Ain. Pengembangan Model Reciprocal Teaching untuk meningkatkan Aktivitas dan
Prestasi Siswa. (Bandung: Skripsi Jur. Pend. Fisika. 2005), hlm. 13.
18
informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat
membuat dugaan tentang topic dari paragraph selanjutnya. Pertanyaan-
pertanyaan yang dapat diajukan secara teknis adalah sebagai berikut:
“Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkan kau menerka apa
topic tulisan ini?”
“Coba pkirkan dari apa yang sudah kit abaca dan diskusikan kira-kira
apa yang akan terjadi nanti?”
c. Bertanya
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi
sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal
ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini
seperti sebuah proses metakognitif. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan
dapat beragam, berikut beberapa contohnya:
“Apa yang kau pikirkan ketika kau membaca teks tersebut?”
“Pertanyaan apa saja yang dapat kau ajaukan setelah membaca teks
tersebut?”
“Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?”
d. Membuat rangkuman
Dalam membuat tangkman dibutuhkan kemampuan untuk dapat
membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting.
Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut. Beberapa pertanyaan-
pertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain:
“apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?”
“Apa informasi paling penting dari bacaan ini?”
“Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan
kembali isi dari tulisan ini?”
Pada dasarnya pembelajaran resiprokal menekankan pada siswa untuk
bekerja dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar atau lainnya.
Salah satu dasar dari pembelajarannya resiprokal ini adalah reori Vygotsky
yaitu dialog dalam suattu interaksi social sebagai dasar pokok dalam proses
pembentukan pengetahuan. Menurut beliau berfikir keras dan revisi dalam
19
berfikir pada saat belajar. Dari beberapa sumber yang saya dapatkan, dalam
p[elaksanaan awalnnya guru menjadi leader atau contoh dalam mempraktekan
keempat strategi yang diuraikan di atas. Kemudian siswa diminta ntuk
melakukannya bersama teman-temannya edalam suatu kelompok yang tidak
kurang dari 4 orang dan tidak lebih dari 6 siswa. Sehingga jelas dalam
pelaksanaanya model ini tidak lepas dari pendekatan pembelajaran kooperatif.
Selain itu, yang perlu ditekannkan adalah pendekatan dialogis dalam
pembelajaran baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa.
Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dialog yang baik serta teliti dan
peka dalam mengamati. Pada prosesnya, mungkin saja siswa-siswa yang
memiliki kecenderungan diam. Guru harus melakukan teknik scaffolding
untuk membangkitkan keaktifan siswa.
2. Keuntungan Model Reciprocal Teaching
Model pembelajaran Reciprocal Teaching terdiri dari tiga fase, pertama
guru sebagai model dimana guru mencontohkan kepada siswa bagaimana
merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelasakan) serta
memprediksi. Kedua siswa yang akan melaksanakan keempat strategi pemahaman
tersebut dalam dalam kelompok kecil dan fase yang ketiga adalah diskusi antar
kelompok. Masing-masing dari strategi tersebut dapat memotivasi siswa untuk
aktif dan proses pembelajaran, berinteraksi dengan siswa lain dan membantu
siswa dalam membangyn pemahamannya secara mandiri terhadap suatu konsep
yang sedang dipelajarinya. Dengan kegiatan fisik merangkum, menyusun
pertanyaan, mengklarifikasikan dan mengerjakaN LKS dalam suatu proses
pembelajaran, dapat diperhatikan peran aktif dan inisiatif siswa dalam kelas yang
selanjutnya dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran berbicara di sekolah.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Reciprocal Teaching
Nur dan Wikandari menjelaskan tahap pengajaran Terbalik melalui
prosedur harian sebagai berikut:
20
a. Disediakan teks bacaan sesuai materi yang hendak diselesaikan dalam satu
kali pertemuan.
b. Dijelaskan bahwa pada segmen pertama guru bertindak sebagai guru (model)
c. Siswa diminta membaca dalam hati sebagian teks yang diterapkan. Untuk
memudahkan mula-mula bekerja paragraf demi paragraph.
d. Jika siswa telah menyelesaikan bagian p[ertama, lakukan pemodelan ini:
1. Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah:
…………………………………………………………………
2. Guru memberikan kesempatan siswa menjawab pertanyaan tersebut.
Bila perlu mereka boleh mengacu pada teks dengan kalimatnya sendiri:
…………………………………………………………………
3. Merangkum pokok pikiran yang terdapat dalam paragraph/sub bab.
Bila perlu dapat menunjuk salah seorang siswa untuk membacakan
rangkumannya.
…………………………………………………………………
4. Memberikan kesempatan siswa untuk memprediksikan hal yang akan
dibahas pada paragraph selanjutnya.
…………………………………………………………………
5. Memberikan kesempatan saiswa mengajukan komentar atau
menemukan hal yang tidak jelas pada bacaan.
…………………………………………………………………
e. Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang pengajaran yang baru
berlangsung dan mengenai bacaan.
f. Segmen berikutnya dilanjutkan dengan bacaan/paragraph berikutnya, dan
dipilih satu siswa yang akan berperan sebagai “guru-siswa”
g. Siswa dilatih/diarahkan berperan sebagai “guru-siswa” untuk peran sertanya.
h. Pada hari-hari berikutnya, semakin lama guru mengurangi peran dalam dialog,
sehingga “guru-siswa” dan siswa lain itu berinisiatif sendiri mengenai
kegiatan itu. Peran guru selanjutnya sebagai moderator, menjaga agar siswa
tetap berada dalam jalur dan membantu mengatasi kesulitan.
21
Adapun langkah-langkah Reciprocal Teacing menurut Palinscar dan
Brown seperti Bagan 2.1
Gambar 2.1
Langkah-langkah pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Palinscar dan
Brown
Teacher model and explains
the use of the four reading
strategies predicting,
clarifying, questionsing, and
summarizing
The teacher instructs
students on the four
strategies and the use
students are lead into a
guided practice and receive
feedback from the instructor
The teacher leads
discussions about the text in
small groups. Repeatedly
modeling the strategies.
Student take turns leading
discussions and getting
feedback from the teacher
Student take turns leading
the discussion using the four
strategies is small groups
with other students. Students
take responsibility for giving
feedback on the strategy use.
The teacher moves from
group to group observing
the progress and giving
assistance as needed
Students use the four
reading strategies on their
own and provide their own
feedback
Strage 1: Teacher
demonstration
Strage 2: Student learning
and practicing
Strage 3: Teacher-student
group
Strage 4: Student group
Strage 5: Student self-
Regulation
Basic strages of
Reciprocal Teaching
22
Berdasarkan bagan 2.1, secara umum dapat dijelaskan bahwa langkah-
langkah model Reciprocal Teaching, adalah sebagai berikut:
1. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggungjawab untuk memimpin
tenya jawab dan melaksanakan strategi pcmbelajaran Reciprocal teaching,
yaitu merangkum, membuat pertanyaaan, menjelaskan, dan membuat
prediksi jawaban.
2. Guru memeragakan cara merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan
kembali, dan memprediksi setelah selesai membaca.
3. Selama membimbing siswa melakukan tatihan menggunakan model ini,
guru membantu siswa dalam menyelesaikan permintaan dari tugas yang
diberikan pada siswa berdasarkan tingkat kepandaian siswa.
4. Selanjutnya, siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan guru alau
tidak ada guru.
5. Guru bertindak sebagai fasilitator, dengan memberikan penilaian yang
berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk
berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
C. Pembelajaran Kelompok
Kelompok secara umum dapat diartikan sebagai beberapa individu yang
berkumpul dengan satu tujuan. Jadi, pembelajaran kelompok atau diskusi
kelompok dapat didefinisikan sebagai bentuk tukar pikiran dalam musyawarah
yang direncanakan atau dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik
tertentu dengan seorang pemimpin.
1. Pengertian Diskusi Kelompok
John Stuart Mill pernah mengatakan bahwa "satu-satunya cara, wadah
tempat manusia dapat mengemukakan beberapa pendekatan untuk mengetahui
keselumhan sesuatu pokok pembicaraan adalah aengan jalan mengetahui segala
23
sesuatu yang dapat dikatakan mengenai hal itu oleh orang-orang yang mempunyai
aneka ragam pendapat" Powers. 16
Kelompok diskusi berlangsung apabila orang-orang yang berminat dalam
suatu masalah khusus berkumpul mendiskusikan hal itu dengan sengaja dengan
harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan. Suatu kelompok
adalah suatu keselumhan yang dinamis dengan sifat-sifat yang berbeda dari sifat-
sifat para anggotanya. Dengan perkataan lain, suatu kelompok menampiikan suatu
kejamakan pribadi-pribadi, tetapi tujuan akhir yang hendak dicapai adalah tunggal
bukan jamak. Untuk menghindari agar kelompok tidak sempat kehilangan arah,
maka salah seorang anggotanya ditunjuk dan diangkat sebagai ketua atau
pemimpin diskusi.
Berikut ini beberapa contoh pengaturan tempat yang dapat digunakan
untuk diskusi kelompok.
2. Manfaat Diskusi
Salah satu manfaat yang paling besar dari diskusi kelompok ialah
kemampuannya memberikan sumber-sumber yang lebih banyak bagi pemecahan
masalah (problem-solving) daripada yang tersedia atau memungkinkan diperoleh
apabila seorang pribadi membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi atau
merusak suatu kelompok. Diskusi kelompok ini juga berguna apabila dua
pandangan yang bertentangan harus diajukan dan suatu hasil yang bersifat
memilih.
"salah satu dari dua" yang segera akan dilaksanakan. Pengenalan terhadap
pandangan baru mungkin dapat menobros jalan baru itu.
Melalui pikiran dan rencana kelompok, maka ide-ide atau gagasan dapat
diuji secara lebih memadai dan tidak memihak, ketimbang kalau kelompok itu
berada di bawah pesona seorang pembicara yang meyakinkan walaupun kadang-
kadang yang bersifat berpandangan picik mengutamakan kepentingannya sendiri.
16
Henry Guntu Taringan, Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm.40
24
Gambar 2.2
Gambar Posisi Diskusi Kelompok
3. Keunggulan Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok dapat menciptakan iklim yang memudahkan
penerimaan bahan pelajaran serta dapat meningkatkan taraf berpikir siswa.
Diskusi kelompok juga lebih m.emungkinkan siswa memiliki pengalaman yang
lebih luas dan beraneka ragam, karena pengetahuan yang diperoleh dari berdiskusi
belum tentu didapat dari membaca atau mendengarkan guru.
Sebagai latihan dalam berbicara, diskusi memiliki beberapa keunggulan
seperti yang diungkapkan oleh Maidar dalam buku Pembinaan Kemampuan
Berbicara Bahasa Indonesia, antara lain:
a. Diskusi lebih banyak melatih siswa berpikir secara logis karena dalam
berdiskusi ada proses adu argumentasi.
b. Argumentasi yang dikemukakan mendapat penilaian dari anggota yang
lain, sehingga hal ini dapat meningkatkan kemarnpuan berpikir dalam
memecahkan suatu masalah.
c. Umpan balik dapat diterima secara langsung, sehingga hal ini dapat
memperbaiki cara berbicara si pembicara, baik yang menyangkut faktor
kebahasaan ataupun nonkebahasaan.
d. Peserta yang pasif dapat dirangsang supaya aktif berbicara oleh moderator
atau peserta yang lain.
e. Para peserta dikusi turut memberikan saham, turut mempertimbangkan
P
X
X
X
X
X
X X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
P X X X X P
X X X X
25
gagasan yang berbeda-beda dan turut merumuskan persetujuan bersama
tanpa emosi untuk raenang sendiri.17
f. Dalam mempersiapkan diskusi ada tiga bidang yang perlu diperhatikan yaitu,
persiapan bahan, persiapan pribadi (personal) dan persiapan ruangan18
D. Pembelajaran Keterampilan Berdiskusi dengan Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching
Model pembelajaran ini tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara
khususnya dalam berdiskusi, karena dengan model pembelajaran Ini siswa
dituntut untuk mengeluarkan pendapat, gagasan maupun pikirannya untuk
membatu rekannya dalam berdiskusi, sehingga semua anggota kelompok merata
mengeluarkan pendapatnya.
Pembelajaran keterampilan berbicara khususnya dalam berdiskusi dapat
dilakukan dengan cara:
1. Menjelaskan pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching.
2. Menjelaskan manfaat menggunakan model Reciprocal Teaching,
3. Tahap pertama:
Dibuat kelompok siswa, setiap kelompok terdiri dari lima - enam orang secara
heterogen dan kepada setiap anggota kelompok diberikan nomor sebagai
pembagian tugas (peran). Masing-masing anggota, siapa yang bagian
merangkum, yang memprediksi pertanyaan, menjawab pertanyaan dan
menjelaskan pertanyaan.
Tahap kedua:
a. Guru membagi LKS yang memuat tugas-tugas menyimpulkan
(merangkum), menyusun pertanyaan dan menjawab atau menjelaskannya
serta memprediksi jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Sebagai bahan bacaan guru membagikan teks bacaan yang memuat
rangkuman mated yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut.
b. Siswa ditugaskan untuk membaca teks bacaan yang telah disediakan,
17
Maedar, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia ( 1993 ), hlm. 40. 18
Dori wawur Hendrikus, Retorika, (Yogyakarta: Penerbit Kanisus, 1995), cet. I, hlm. 99—
100
26
menggaris bawahi hal-hal yang penting dari bacaan menurut siswa
untuk memudahkan siswa dahm kegiatan merangkum.
c. Pada tahap awal model pembelajaran, guru memperagakan bagaimana
merangkum, membuat pertanyan, memprediksi jawaban dan menjelaskan
kembali hasil pekerjaan kelompok di depan kelas. Pada tahap ini guru
yang bersangkutan sebagai model.
d. Setelah selesai membaca, siswa ditugaskan untuk merangkum bagian-
bagian penting dari bacaan, menyusun pertanyaan dan memprediksi
jawaban dengan cara menyelesaikan pertanyaan (masalah) yang telah
dibuatnya atau pertanyaan (masalah) yang telah ada dalam LKS yang
telah diberikan menurut hipotesisnya sendiri dari hasil membaca.
e. Setelah selesai membaca, siswa ditugaskan untuk merangkum bagian-
bagian penting dari bacaan, menyusun pertanyaan dan memprediksi
jawaban dengan cara menyelesaikan pertanyaan yang telah dibuatnya
atau pertanyaan yang telah ada dalam LKS yang telah diberikan.
f. Siswa dilatih berperan sebagai seorang guru melalui kegiatan-kegiatan
menjelaskan hasil pekerjaan yang sudah tertuang dalam LKS hasil kerja
kelompok, siswa lain diminta untuk berpartisipasi dalam dialog dan selalu
diingatkan, bahwa pada segmen ini siswa berperan sebagai guru. Guru
berperan menuntun dialog untuk meyakinkan siswa dengan banyak
memberi umpan balik dan pujian untuk partisipasinya.
g. Pada hari-hari berikutnya dicoba lebih banyak dialog, sehingga pada saat
siswa berperan sebagai guru, siswa sudah mulai berinisiatif kegiatan
mereka sendiri.
E. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai penelitian
yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantife, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses
27
perbaikan dan perubahan.19
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa PTK merupakan studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas
dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu.
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action
research, yaitu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan di kelas.
Arikunto menjelaskan PTK melalui paparan gabungan defmisi dari tiga kata,
Penelitian, Tindakan dan Kelas sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sckelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dengan menggabungkan batasan pengertian dari tiga kata inti, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari gum
yang dilakukan oleh siswa.20
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai beberapa tujuan, yakni: (1)
memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan
yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesionalitas pendidikan
yang diemban guru, (2) menumbuhkan budaya meneliti dikalangan pendidik
dengan memberikan kesempatan kepada guru/dosen untuk melakukan pengkajian
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya, (3) meningkatkan kolaborasi
antara guru dan guru, guru dan dosen dalam memecahkan masalah pembelajaran.
19 Rochiati, Hopkins (2008), hlm. 11 20
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), hlm.
58.
28
Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajarannya harus mengikuti sistem dengan
proses pengkajian berdaur (cyclical), yang setiap langkahnya terdiri dari empat
tahap, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) observasi
(observation), dan refleksi (reflection). Sebagaimana tergambar secara jelas pada
bagan berikut.
Proses Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 2.3
Model visual Bagan PTK
(adaptasi dari Hopkins, 1993 dalam Arikunto, 2008: 105)
RENCANA
REFLEKSI
TINDAKAN/
OBSERVASI PERBAIKAN
RENCANA
PERBAIKAN
RENCANA
DAN
SETERUSNYA
REFLEKSI
TINDAKAN/
OBSERVASI
REFLEKSI
TINDAKAN/
OBSERVASI
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian mengenai pembelajaran diskusi dengan menggunakan model
pembelajaran Reciprocal Teaching dilakukan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini berusaha mengkaji dan
merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses
dan produk pengajaran di kelas. Proses pembelajaran ini tidak terlepas dari
adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan
siswa, materi, dan sumber belajar yang digunakan sehingga dalam penelitian ini
yang diteliti adalah proses dan hasil belajar siswa.
1. Komposisi dan Karakteristik Subjek Penelitian
a. Komposisi Siswa
Pertemuan pertama dalam penelitian ini dilakukan sebelum UAS, sehingga
diperkirakan semua siswa dapat mengikuti penelitian ini. Jika dalam kelas
tersebut ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan pertemuan 1 atau tindakan 1, ia
tidak menjadi tolak ukur keberhasilan metode ini. Siswa yang mengikuti ketiga
pertemuan atau tiga tindakan inilah yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan
model Reciprocal Teaching. Namun, perlu diingat bahwa penerapan metode ini
tidak diajukan untuk mengukur keefektifan sebuah metode, namun metode ini
diterapkan untuk meningkatkan kualitas siswa setelah menerima tindakan.
Dalam penelitian ini, sekolah yang dipilih untuk pelaksanaan PTK adalah
31
SMP Negeri 1 Padaherang Ciamis dengan subjek penelitian adalah siswa-siswa
kelas VIII-C semester 1 tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa yang menjadi
subjek penelitian adalah sebanyak 42 dengan jumlah siswa perempuan 26 orang
dan siswa laki-laki 16 orang, yang dibentuk menjadi 6 kelompok. Di bawah ini
tercantum daftar subjek penelitian.
Tabel 1
DAFTAR SUBJEK PENELITIAN
No Nama No Nama
1 Adam Maulana 22 Moch. Birama Agustian
2 Aditria Nuimita Dewi 23 Mohamad Bayu Nugraha
3 Anastasha Azizah M 24 Miih Giffary MH
4 Anggia Fitri M 25 Muhamad Yaser A
5 Ardeliana Rizkita P 26 Nadya Arystia
6 Atari Rizki Naulia 27 Nanda Fadhil Azman
7 Dheya Shafira A. 28 Pranesha Wahyu S A
8 Dinda Sukmadewi 29 R. Nadila Andiani K
9 Fahmi Bagus Pratama 30 Rahmadewi Budiningtyas
10 Fannisa Salma Shafira 31 Rayka Wildan AiidhiK
11 Fathya Nabila Gifani 32 Rd. Alvin Kurnia Putra
12 Fatma Saviera 33 Regina Emanuella Gusti P
13 China Bani Azifah 34 Roufisma Abdi Pratama
14 Gina Ariela 35 Shah Dehan L
15 Giyana Priliya 36 Shita Rai Putri
16 Hinda 37 Sitti Nabillah Putri
17 Ilham Dwi Putranto 38 Tiara Fariza
18 Karma Agnia 39 Trifitri Muhammadita
19 Ki Agus Hafizh Kidayat 40 Utin Alvina Nunuliawati
20 M Rifan Fauzan 41 Yoan Martha Azlia
21 Mahfidarwan Akbar M 42 Yuvi Aniasa Yushalovi
32
Adapun alasan dipilihnya kelas VIII-C sebagai sasaran penelitian ini
adalah karena siswa kelas VIII-C tergolong dalam kategori siswa yang kurang
aktif. Walaupun ada beberapa siswa yang menonjol, namun daya kritis mereka
terhadap suatu masalah kurang terlihat, sehingga ini menjadi daya tarik untuk
mengadakan penelitian di kelas tersebut.
b. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa kelas VIII C sangat beraneka ragam. Siswa-siswa kelas
VIII C umumnya berusia sekitar 13-15 tahun. Jika dilihat dan segi usia, siswa VIII
C termasuk ke dalam periode penemuan diri, pembentukan watak, dan pendidikan
agama.
Selain itu pada fase ini pun biasanya seseorang memiliki sifat "ingin
menjadi yang ter" dan cenderung ekstravers. Maksudnya, sikap, tingkah laku dan
perbuatan anak puber ditujukan untuk berkuasa; apa yang diinginkan, yang
dijadikannya idam-idaman adalah si kuat, si menang, sikap, tingkah laku
perbuatan anak-anak puber berorientasi ke luar, hal ini mendorong dirinya untuk
menyaksikan keadaan-keadaan dunia di luar dirinya dan mencari teman sebaya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwanya.
Oleh karena itu, anak-anak pada masa ini cenderung membentuk
kelompok-kelompok sebaya untuk dapat menang dan kuat. Pembentukan
kelompok-kelompok dalara berteman begitu terlihat pada kelas VIII C. Siswa-
siswanya memiliki kelompok bermain berbeda. Kelompok-kelompok tersebut
terbentuk dari rasa kebutuhan jiwa antar pribadinya, sehingga setiap kelompok
memiliki karakteristik yang beranekaragam.
Karakteristik siswa yang teramati oleh peneliti terbagi dalam tiga bagian,
yakni kelompok intelektual, kelompok tenang, dan kelompok yang ribut tak
terkendalikan, tak konsekuen, tak sadar. Pada setiap pertemuan proses
pembelajaran ini ternyata dapat peneliti simpulkan bahwa tipe kelompok yang
peribut begitu mendominasi PBM yang memakai metode (diskusi atau belajar
kelompok). Saat PBM berlangsung siswa merasa lebih bebas untuk
mengekspresikan dirinya. Karakter siswa mulai terlihat dan mendominasi PBM.
33
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang telah
dicapai. Jumlah pertemuan dalam penelitian dilakukan dalam tiga pertemuan.
Dalam penelitian ini prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut.
a. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui gambaran
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
b. Perencanaan Tindakan Penelitian
Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil identiflkasi
temuan awal terhadap pengajaran diskusi di kelas VIII di SMP Negeri 1
Padaherang Ciamis. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap-tahap ini
adalah sebagai berikut.
1) Menetapkan prioritas permasalahan dari sejumlah masalah pengajaran
berbicara pada proses diskusi yang ditemukan pada tahap identifikasi
temuan awal, yaitu pada bidang pemilihan bahan tema wacana untuk
diskusi.
2) Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas yang telah disusun
penulis sebagai peneliti dalam upaya meningkatkan efektifitas pengajaran
berbicara
dalam proses diskusi.
3) Memperkenalkan pemilihan bahan diskusi dengan objek kajian wacana
serta penggunaan model mengajar Reciprocal Teaching untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
4) Membicarakan rencana tindakan penelitian tindakan kelas, yang terbagi
dalam tiga pertemuan tindakan penlitian, (1) pertemuan 1, pengajaran
diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema
dan judul yang sama yaitu "Kesehatan", (2) pertemuan 2, pengajaran
diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema
dan judul yang sama yaitu "Kenakalan Remaja", (3) pengajaran diskusi
model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema yang
sama yaitu "kenakalan remaja" dan judul yang berbeda yang diberikan
pada tiap kelompoknya.
34
c. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan perencanaan
penelitian tindakan kelas yang telah ditetapkan, yaitu dengan pemilihan bahan
berupa wacana dan penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Pada
pertemuan 1, pengajaran diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan
wacana dengan tema dan judul yang sama yaitu "Kesehatan"; (2) pertemuan 2,
pengajaran diskusi model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan
tema dan judul yang sama yaitu "Kenakalan Remaja"; (3) pengajaran diskusi
model Reciprocal Teaching menggunakan wacana dengan tema yang sama yaitu
"kenakalan remaja" dan judul yang berbeda yang diberikan pada tiap
kelompoknya. Penetapan ini dimaksudkan sebagai alternatif solusi terhadap
pemilihan bahan wacana untuk pengajaran diskusi di SMP serta untuk melihat
kesesuaian bahan secara empiris dengan tingkatan siswa SMP kelas delapan.
Selanjutnya, pada setiap tindakan pembelajaran pada masing-masing
pertemuan penelitian, melalui empat tahapan kegiatan, yaitu (a) perencanaan
pembelajaran, (b) pelaksanaan pembelajaran, (c) observasi dan pencatatan
pelaksanaan pembelajaran, dan (4) analisis serta refleksi pembelajaran pada setiap
tindakan pembelajaran, dijadikan rekomendasi untuk perencanaan tindakan
pembelajaran berikutnya sampai akhirnya menetapkan rekomendasi hasil
kesimpulan tindakan penelitian untuk semua pertemuan penelitian.
1) Perencanaan Pembelajaran
Kegiatan dalam perencanaan pembelajaran meliputi (1) menentukan kelas
penelitian dan waktu penelitian, (2) menyusun silabus dan rencana pembelajaran
yang berpedoman pada KTSP dan sesuai model pembelajaran Reciprocal
teaching, (3) mentntukan metode dan pendekatan dalam pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakter siswa dan materi, (4) menentukan topik wacana yang
akan digunakan sebagai bahan pembelajaran diskusi, (5) membuat pedoman
observasi yang akan digunakan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung serta menyusun angket, sikap siswa dan
jurnal siswa yang akan diberikan kepada. siswa pada setiap akhir pembelajaran,
(6) menentukan alat evaluasi untuk melihat kemampuan berbicara siswa dalam
35
berdiskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal teaching, (7)
merencanakar. dan melaksanakan diskusi dengan guru dan peneliti serta para
observer untuk melihat perkembangan aktivitas siswa dan guru selama KBM
berlangsung.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran berbicara pada proses diskusi untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teaching. Dalam pelaksanaannya, model ini menekankan peran aktif
siswa untuk memahami sebuah wacana dengan cara merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) serta memprediksi jawaban dan siswa
juga dilatih untuk berperan sebagai seorang guru melalui kegiatan-kegiatan
menjelaskan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, tanya jawab dan diskusi.
Sementara, peran guru hanya sebagai fasilitator atau motivator.
Tabel 2
KEGIATAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES PENGAJARAN
BERBICARA (DISKUSI) DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
1 2
1. Guru mengawali pengajaran dengan
menyampaikan rencana kegiatan
pengajaran diskusi dengan
menggunakan model Reciprocal
Teaching.
1. Siswa memerhatikan dengan
seksama penjelasan guru dan
mengajukan pertanyaan bila
kurang jelas terhadap prosedur
pengajaran yang akan dilalui dan
dijeiaskan guru.
2. Guru membagi siswa dalam kelompok
untuk melakukan diskusi memahami
sebuah wacana.
2. Siswa berkelompok berdasarkan
kelompok diskusinya dan
berusaha memahami wacana yang
dibacanya.
3. Guru membagikan sebuah wacana pada
tiap kelompok
3. Siswa membaca wacana yang
telah dibagikan.
4. Guru memeragakan bagaimana
merangkum, membuat pertanyaan,
menjelaskan kembali dan memprediksi
setelah selesai membaca serta
bagaimana berperan
seperti seorang guru dalam
menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya.
4. Siswa memerhatikan penjelasan
guru
36
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
1 2
5. Guru berkeliling membimbing siswa
dalam melakukan diskusi kelompok.
5. Siswa dengan bimbingan
melakukan diskusi kelompok.
6. Setelah diskusi kelompok selesai, guru
membimbing siswa melakukan diskusi
kelas untuk membahas hasil diskusi.
6. Wakil dari masing-masing
kelompok siswa menyampaikan
hasil diskusi kelompoknya,
selanjutnya mereka terlibat dalam
diskusi kelao untuk membahas dan
meyimpulkan hasil membaca
wacana serta menjelaskannya
dengan berperan sebagaj seorang
guru.
7. Guru menutup pelajaran dan
memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari di rumah tentang teknik-
teknik diskusi hal ini dimasudkan agar
siswa mampu berdiskusi dengan baik
dan komunikatif.
7. Siswa mendengarkan penjelasan
guru.
Selain melakukan kegiatan dalam proses pengajaran sebagaimana di atas,
guru juga melakukan pengamatan dan pencataan terhadap segala temuan dalam
proses pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan masing-masing fokus
penelitian.
d. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan
mulai bulan Oktober-November 2010 yang diharapkan tercapai. Pemantauan yang
dilakukan dalam satu pertemuan memberikan pengaruh pada penyusunan
tindakan yang dilakukan pada pertemuan berikutnya. Hasil pemantauan ini
didiskusikan bersama guru sehingga menghasilkan refleksi yang berpengaruh
pada pelaksanaan selanjutnya. Pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan ini
menggunakan instrumen pengumpulan data yang teiah ditetapkan.
e. Refleksi
Pada bagian refleksi dilakukan kegiatan menganalisis, interpretasi, dan
eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan.
37
Secara keseluruhan, keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu
pertemuan (daur) PTK. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan
lebih dari satu pertemuan. Pertemuan-pertemuan tersebut saling terkait dan
berkelanjutan.
Pertemuan dua dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil
dalam pertemuan satu. Pertemuan tiga dilaksanakan karena pertemuan dua belum
mengatasi masalah.
3. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa instrumen, yaitu lembar observasi, jurnal siswa, angket,
dan catatan lapangan.
a. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk memperoleh data
mengenai aktifitas siswa dan aktifitas guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Setiap observer mengamati setiap perilaku siswa dan guru dikelas
dalam memanfaatkan wacana sebagai media pembelajaran berdiskusi. Lembar
observasi secara jelas dapat dilihat dalam lampiran.
b. Jurnal Siswa
Jurnal siswa diberikan kepada siswa setelah mendapatkan pembelajaran.
Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui respon serta gambaran siswa setelah
mendapatkan proses pembeiajaran, kemudian data tersebut digunakan dalam
upaya perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran beriutnya. Jurnal yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
c. Angket
Angket diberikan pada pertemuan ketiga untuk mengetahui tanggapan
siswa mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
d. Catatan Lapangan
Catalan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan aktivitas siswa dalam berkomunikasi dan mengemukakan
pendapat selama proses pembelajaran. Catatan ini dibuat guru segera setalah
38
proses pembelajaran berakhir. Dengan catatan lapangan ini, guru bisa mencatat
peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas selama pembelajaran berlangsung.
e. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru kelas berdasarkan pedoman
wawancara. Wawancara dengan guru dilakukan sebelum dan sesudah penelitian.
Sementara dengan siswa dilakukan setelah kegiatan penelitian. Siswa yang
diwawancarai sebanyak 6 orang, yang masing-masing terdiri atas 2 orang dari
kelompok tinggi, sedang, dan rendah, yang diperoleh berdasarkan informasi dari
guru kelas.
4. Prosedur Pengolahan Data
a. Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan pembelajaran
mengemukakan pendapat dalam diskusi. yaitu settap aktivitas yang dilakukan
selama penelitian berlangsung.
Adapun jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif meliputi data kemampuan berbicara pada saat siswa
mengemukakan pendapatnya setelah membaca wacana yang diperoleh dari
penilaian selama pembelajaran berlangsung, sedangkan data kualitatif meliputi
aktivitas siswa dan guru selama pemebelajaran berlangsung.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan perhitungan
persentase. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 3
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen Waktu
1. Siswa
Gambaran
kemampuan
berdiskusi
siswa
Tes
kemampuan
berdiskusi
Bagan
penilaian
kemampuan
berdiskusi
Selama
proses
pembelajaran
2. Guru Aktivitas
guru Observasi
Pedoman
observasi
kegiatan guru
Selama
proses
pembelajaran
39
b. Analisis Data
Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data deskriptif
kualitatif. Data kuantitatif meliputi data kemampuan berbicara pada saat siswa
mengemukakan pendapatnya setelah membaca wacana yang diperoleh dari
penilaian selama pembelajaran berlangsung, sedangkan data deskriptif kualitatif
meliputi aktivitas siswa dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung.
Analisis data dilakukan setiap akhir pertemuan sesuai dengan prosedur analisis
berikut ini.
c. Aktivitas Guru
Pengolahan untuk mengukui tingkat keefektifan siswa selama
pembelajaran diolah secara kualitatif langsung melalui penskoran dalam skala
ordinal. Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang,
cukup, baik, dan baik sekali seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 4
KLASIFIKASI AKTIVITAS GURU
Skor Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup
1 kurang
d. Aktivitas Siswa
Pengolahan data untuk mengukur keefektifan siswa diolah secara kualitatif
dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran Icuantitatif dibagi
menajadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan
sangat kurang. Data untuk mengukur aktivitas siswa selarna pembelajaran diolah
setelah pengumpulan data yang dilakukan melalui pedoman observasi aktivitas
siswa.
Keaktifan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teaching dihitung berdasarkan persentase siswa yang aktif dalam
pembelajaran, sedangkan keaktifan siswa ketika melakukan praktik berbicara
40
(diskusi) dihitung berdasarkan kualitas penampilan (ekspresi), ketepatan serta
kreatifltas siswa dalam mer.uangkan ide-idenya. Klasifikasi aktivitas siswa dapat
diklasifikasikan pada tabel 5.
Tabel 5
KUASIFIKASI AKTIVITAS SISWA
Persentase Rata-rata (%) Kategori
80 atau lebih Sangat baik
60 - 79,99 Baik
40 - 59,99 Cuknp
20 -39,99 Kurang
0 - 19,99 Sangat kurang
c. Hasil Belajar
Pengolahan data untuk aspek kognitif siswa diolah secara kuantitatif
langsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan akan dibag'
menjadi lima kategori ordinal. Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi lima
kategori skala ordinal, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah, sedangkan pengolahan data untuk adpek afektif siswa diolah secara
kualitatif, kemudian dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran
kuantitatif untuk aspek afektif siswa dibagi menjadi lima kategori skala ordinal,
yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.
5. Kategorisasi Data dan Interpretasi Data
Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan
fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah
dikumpulkan, ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu:
a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan.
b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap pertemuan.
c. Menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan untuk
mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan.
41
d. Menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan cara
menghitung persentase tiap kategori uniuk setiap tindakan yang dilakukan
oleh observer dan menghitung persentase dari pengamat.
100xAktivitasSeluruh
SkorPerolehanGuruAktivitasPersentase
100xSiswaJumlah
rataRataSiswaAktivitasPersentase
e. Menganalisis jurnal kesan dengan mengelompokkan kesan pendapat siswa
ke dalam kelompok komentar pcsitif, nsure i, biasa dan tidak
berkomentar. Kemudian dihitung jumlah frekuensinya dan langkah
selanjutnya dipersentasekan.
100xSiswaJumlah
KomentarJumlah Persentase
6. Kriteria Penilaian Diskusi
Bagus tidaknya penampilan seseorang tentu dinilai berdasarkan nsure i
tertentu. Begitu pula untuk mengukur kemampuan berbicara siswa diperlukan
penilaian tersendiri. Alat penilaian yang akan dipergunakan untuk mengukur
kemampuan berbicara siswa harus disiapkan sebelum pembelajaran berbicara
dimulai.
Sebelumnya telah diungkapkan dua aspek yang rnenjadi penunjang
keefektifan berbicara menurut Arsjad dan Mukti, yaitu aspek kebahasaan dan non
kebahasaan. Hal senada diungkapkan Nurgiyantoro (2001: 291) bahwa model
penilaian yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan berbicara seseorang
harus sesuai dengan pendekatan nsure ic, mempertimbangkan nsure bahasa
dan nsure di luar bahasa.
Pada dasarnya penilaian keterampilan berbicara memiliki kesamaan nada
setiap komponennya. Akan tetapi, jika dianggap ada aspek-aspek tertentu yang
dianggap penting belum terungkap, kita dapat saja menyusun model sendiri,
misalnya meliputi aspek-aspek:
a. Kejelasan mengemukakan pendapat
b. Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas
42
c. Menguasai masalah yang didiskusikan
d. Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi
e. Keberanian mengemukakan pendapat
Selanjutnya, penulis menggabungkan pendapat di atas sebagai acuan untuk
dijadikan kriteria penilaian berbicara dengan menggunakan model Reciprocal
Teaching, dengan beberapa aspek tambahan. Kriteria ini merupakan acuan
peneliti dalam menganalisis kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat
dalam proses diskusi sehingga siswa tersebut terukur atau terlihat kemajuannya.
Adapun penilaian yang dilakukan berbentuk lisan. Kriteria yang dijadikan
pedomannya adalah (1) Kejelasan mengemukakan pendapat (jelas, tidak jelas,
tidak jelas), (2) Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas
(berkaitan, agak berkaitan, tidak berkaitan), (3) Menguasai masalah yang
didiskusikan (menguasai, agak menguasai, tidak menguasai), (4) Ketepatan
menyimpulkan hasil diskusi (tepat, agak tepat, tidak tepat), (5) Keberanian
mengemukakan pendapat (berani, agak berani, tidak tepat). Adapun kriteria
penilaian yang diberikan adalah sebagai berikut.
Tabel 6
TABEL PEMBOBOTAN PENILAIAN DISKUSI
No Aspek Deskripsi kriteria Bobot
1. Kejelasan mengemukakan
Pendapat
a. Jelas
b. Agak jelas
c. Tidak jelas
3
2
1
2. Kaiatan pendapat dan
gagasan dengan tema yang
sedang dibahas
a. Berkaitan
b. Agak berkaitan
c. Tidak berkaitan
3
2
1
3. Menguasai masalah yang
didiskusikan
a. Menguasai
b. Agak menguasai
c. Tidak menguasai
3
2
1
4. Ketepatan menyimpulkan
hasil diskusi
a. Tepat
b. Agak tepat
c. Tidak tepat
3
2
1
5. Keberanian
mengungkapkan pendapat
a. Berani
b. Agak berani
c. Tidak berani
3
2
1
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan mulai 1 Oktober 2010 yang meliputi observasi
langsung terhadap pembelajaran di dalam kelas serta melakukan wawancara
kepada guru bidang studi bahasa Indonesia dan mewawancarai beberapa orang
siswa untuk dimintai komentarnya mengenai pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya keterampilan berbicara.
Wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi pembelajaran di kelas, khususnya yang
berkaitan dengan keaktifan siswa dalam berbicara. Adapun wawancara dengan
beberapa orang siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana guru
merancang pembelajaran di dalam kelas khususnya yang berkaitan dengan
keterampilan berbicara. Selain itu, penulis melakukan proses pengamatan
terhadap pembelajaran yang berfokus pada kemampuan berbicara siswa masih
rendah serta kurannya rancangan pembelajaran yang menunjukan keterampilan
siswa secara aktif.
Data pembelajaran keterampilan berbicara melalui model Reciprocal
Teaching yang mencakup data proses dan data hasil keterampilam berbicara
diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan pembelajaran berbicara di kelas.
Data tersebut mencakup tiga tahap, yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap refleksi sebagai bentuk pelaksanaan tindakan yang diperoleh melalui hasil
observasi.
44
Tiga tahap di atas difokuskan pada pembelajaran diskusi sebagai aplikasi
dari keterampilan berbicara melalui model Reciprocal Teaching. Pada tahap ini
siswa diharapkan mampu berbicara dengan jelas saat mengemukakan pendapat,
mengaitkan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas, menguasai
masalah yang sedang didiskusikan, menyimpulkan hasil diskusi secara tepat, dan
berani mengemukakan pendapat.
Untuk melaksanakan tindakan di atas, peneliti menyusun suatu rencana
pembelajaran sesuai dengan jumlah Pertemuan tindakan berdasarkan kriteria
penelitian tindakan kelas.
Tabel 4.1
RENCANA TINDAKAN TIAP PERTEMUAN
Pertemuan Tindakan Manfaat Materi Pokok
I Memberikan pengetahuan awal
mengenai materi diskusi
kelompok dan memotivasi siswa
untuk mengemukakan pendapat
saat diskusi.
Membantu siswa dalam
mengungkapkan
pengetahuan awalnya
secara aktif dan
meningkatkan keaktifan
siswa dalam diskusi
kelompok
Model diskusi,
mekanisme
diskusi, dan
etika
menyampaikan
persetujuan,
penolakan, dan
sanggahan. Siswa menyimak peragaan
tentang cara merangkum,
membuat pertanyaan,
menjelaskan kembali dan
memprediksi jawaban setelah
selesai membaca serta bagaimana
berperan seperti seorang guru
dalam menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya.
Merangsang siswa
untuk dapat berbicara
dalam diskusi
45
Memberi kesempatan kepada
siswa secara berkelompok untuk
untuk melakukan diskusi
memahami sebuah wacana.
Siswa dapat membuat
rangkuman, membuat
pertanyaan,
menjelaskan kembali
dan memprediksi
jawaban dari sebuah
wacana yang kira-kira
akan ditanyakan dalam
diskusi kelas.
Meminta siswa secara
berkelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas
Meningkatkan aktivitas
siswa dalam berbicara
II Memberikan pengetahuan awal
mengenai materi diskusi
kelompok dan memotivasi siswa
untuk mengemukakan pendapat
saat diskusi.
Membantu siswa dalam
mengungkapkan
pengetahuan awalnya
secara aktif dan
meningkatkan keaktifan
siswa dalam diskusi
kelompok.
Model diskusi,
mekanisme
diskusi, dan
etika
menyampaikan
persetujuan,
penolakan, dan
sanggahan. Siswa menyimak peragaan
tentang cara merangkum,
membuat pertanyaan,
menjelaskan kembali dan
memprediksi jawaban setelah
selesai membaca serta bagaimana
berperan seperti seorang guru
dalam menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya.
Merangsang siswa
untuk dapat berbicara
dalam
diskusi
46
Memberi kesempatan kepada
siswa secara berkelompok untuk
melakukan diskusi memahami
sebuah wacana.
Siswa dapat membuat
rangkuman, membuat
pertanyaan,
menjelaskan kembali
dan memprediksi
jawaban dari sebuah
wacana yang kira-kira
akan ditanyakan dalam
diskusi kelas.
Meminta siswa secara
berkelompokuntuk
mempresentasikanhasil diskusi
kelompoknya di depan kelas
Meningkatkan aktivitas
siswa dalam berbicara
Memberikan pengetahuan awal
mengenai materi diskusi
kelompok dan memotivasi siswa
untuk mengemukakan pendapat
saat diskusi.
Membantu siswa dalam
mengungkapkan
pengetahuan awalnya
secara aktif dan
meningkatkan
keakatifan siswa dalam
diskusi kelompok.
III Siswa menyimak peragaan
tentang cara merangkum,
membuat pertanyaan,
menjelaskan kembali dan
memprediksi jawaban setelah
selesai membaca serta bagaimana
berperan seperti seorang guru
dalam menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya.
Merangsang siswa
untuk dapat berbicara
dalam diskusi.
Model diskusi,
mekanisme
diskusi, dan
etika
menyampaikan
persetujuan,
penolakan, dan
sanggahan.
47
Memberi kesempatan kepada
siswa secara berkelompok untuk
melakukan diskusi raemahami
sebuah wacana.
Siswa dapat membuat
rangkuman, membuat
pertanyaan,
menjelaskan kembali
dan memprediksi
jawaban dari sebuah
wacana yang kira-kira
akan ditanyakan dalam
diskusi kelas.
Meminta siswa secara
berkelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas
Meningkatkan aktivitas
siswa dalam berbicara
B. Pelaksanaan Pertemuan I
Sebelum melaksanakan tindakan pada Pertemuan I, penulis terlebih dahulu
membuat suatu perencanaan pelaksanaan Pertemuan I yang lebih jelasnya akan
dpaparkan di bawah ini.
1. Perencanaan Pelaksanaan Pertemuan I
Tabel 4.2
RENCANA TINDAKAN PERTEMUAN I
Pertemuan Tindakan Manfaat Materi Pokok
I Memberikan pengetahuan
awal menganai materi
disakusi kelompok dan
memotivasi siswa untuk
mengemukakan pendapat
saat diskusi.
Membantu siswa dalam
mengungkapkan
pengetahuan awalnya
secara aktif dan
meningkatkan kekatifan
siswa dalam diskusi
kelompok.
Model diskusi,
mekanisme
diskusi, dan
etika
menyampaikan
persetujuan,
penolakan, dan
48
Siswa menyimak peragaan
bagaimana merangkum,
membuat pertanyaan,
menjelaskan kembali dan
memprediksi jawaban
setelah selesai membaca
serta bagaimana berperan
seperti seorang guru
dalam
menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya.
Merangsang siswa
untuk dapat berbicara
dalam diskusi
sanggahan.
Memberi kesempatan
kepada siswa secara
berkelompok untuk untuk
melakukan diskusi
memahami sebuah
wacana.
Siswa dapat membuat
rangkuman, membuat
pertanyaan, menjelaskan
kembali dan memprediksi
jawaban dari sebuah
wacana yang kira-kira akan
ditanyakan dalam diskusi
kelas.
Meminta siswa secara
berkelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di
depan kelas
Meningkatkan aktivitas
siswa dalam berbicara
2. Pelaksanaan Pertemuan Pertama
Tindakan yang dilakukan yaitu berupa pembelajaran diskusi dengan model
pembelajaran Reciprocal Teaching dalam upaya meningkatkan keterampilan
berbicara siswa. Proses pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11
Oktober 2010 pukul 07.00 WIB sampai dengan 08.30, yaitu dua jam pelajaran.
49
Untuk lebih jelasnya, peneliti akan mendeskripsikan bagaimana proses
pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching yang berlangsung pada tindakan pertama.
Materi pokok yang dikembangkan dalam pertemuan I, yaitu mengenai
model diskusi, mekanisme diskusi, dan etika menyampaikan persetujuan,
penolakan, dan sanggahan. Guru memeragakan tentang cara merangkum,
membuat pertanyaan, memprediksi jawaban, dan menjelaskan hasil diskusi
kelompok dari sebuah wacana. Kemudian masing-masing kelompok siswa
diberikan sebuah teks wacana dengan tema yang sama yaitu "Kesehatan" serta
judul yang sama juga yaitu "Dampak kurang gizi pada anak-anak". Setelah selesai
membaca, siswa membuat rangkuman, pertanyaan, prediksi jawaban lalu
menjelaskan dengan berperan sebagai seorang guru dalam diskusi kelas.
Rencana pembelajaran pada pertemuan I ini secara umum dapat
diimplementasikan dengan baik walaupun masih ada yang harus diperbaiki pada
kegiatan inti. Kurang menariknya tema wacana yang diberikan kepada siswa
membuat proses diskusi kurang berjalan aktif.
Kegiatan pembelajaran dalam pertemuan I terdiri atas tiga tahap, yaitu
kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup). Untuk
mengetahui bagaimana realita di lapangan mengenai pembelajaran "diskusi"
dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching, akan penulis
deskripsikan secara detail.
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal pada Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11
Oktober 2010. Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan mengkondiskan
siswa dengan cara mengabsen siswa. Guru bertanya "Siapa yang tidak hadir?"
Kemudian hampir seluruh siswa menjawab "Siti fatimah” dengan Muhammad
Yulianto bu" Lalu guru bertnnya lagi mengapa mereka berdua tidak bisa hadir?"
tiba-tiba ada seorang siswa yang menjawab "Kalo Yulianto dispen basket bu, Siti
mah sakit karena diet bu.. lalu semua siswa serentak tertawa. Setelah selesai
mempresensi siswa, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu "Naik
50
delman" yang sudah dimodifikasi dengan lirik yang lucu. Hal tersebut
dimaksudkan agar siswa lebih merasa akrab dengan guru sehingga akan timbul,
semangat serta memunculkan motivasi siswa untuk menerima pelajaran dan
tentunya kegiatan tersebut akan memperlancar proses belajar mengajar. Setelah
siswa dapat dikondisikan, guru memerintahkan siswa untuk membuka buku tulis
dan buku paket bahasa Indonesia. Guru pun menginformasikan tentang pelajaran
hari itu, yakni "Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam
diskusi disertai dengan bukti atau alasan", kemudian guru melakukan apersepsi
kepada siswa tentang diskusi yaitu menggali pengetahuan awal siswa tentang
diskusi, dan bagaimana tentang etika berdiskusi. Setelah melakukan apersepsi,
guru memberitahu tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah
guru menyampaikan materi ini, yaitu: (a) siswa mampu menentukan mekanisme
diskusi (b) siswa mampu menentukan etika menyampaikan persetujuan,
sanggaham, dan penolakan pendapat dalam diskusi (c) siswa mampu
menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai
dengan alasan atau bukti.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru memberikan materi berupa "Model diskusi,
mekanisme diskusi serta etika menyampaikan persetujuan, penolakkan, dan
sanggahan dalam diskusi". Guru juga meryampaikan tentang bagaimana
berdiskusi dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Setelah guru menjelaskan materi, siswa dibagi ke dalam 6 kelompok
secara heterogen dengan cara memerintahkan setiap siswa untuk mengambil satu
gulungan kertas di dalam gelas yang di dalamnya berisi nama-nama planet, nama
bunga, tokoh kartun, nama pahlawan, cabang olah raga dan warna. Setelah semua
siswa masing-masing mendapatkan satu buah gulungan kertas kemudian mereka
diperintahkan untuk membaca isi kertas tersebut. Mereka pun diperintahkan untuk
bergabung dengan teman lainnya yang memiliki jenis kata umum yang sama
misalnya nama-nama bunga bergabung dengan kelompok bunga yang lain. Hal
tersebut dimaksudkan agar siswa bisa berbaur dengan siswa lainnya; karena
51
biasanya dalam menentukan kelompok, mereka hanya bergabung dengan
kelompok bermainnya sehingga anggota kelompok adalah orang-orang yang
sama. Pada saat pembagian kelompok berlangsung sempat terjadi kegaduhan yang
disebabkan dari teriakan-teriakan memanggil anggota lainnya tetapi setelah
memakan waktu yang lumayan lama suasana dapat dikondisikan dan siswa pun
sudah berkumpul dengan anggota kelompok yang lain. Setelah semua siswa
duduk perkelompok, setiap anggota kelompok diberikan nomor sebagai
pembagian tugas (peran). Masing-masing anggota mendapatkan tugas yang
berlainan yakni bagian merangkum, memprediksi pertanyaan, menjawab
pertanyaan dan menjelaskan, menjadi notulen dan yang berperan seperti guru
untuk menjelaskan hasil bacaannya.
Kegiatan selanjutaya yaitu guru membagikan sebuah wacana kepada
masing-masing kelompok dengan tema dan judul yang sama yaitu "kesehatan".
Pada kegiatan ini, siswa ditugaskan untuk berdiskusi dalam kelompoknya masing-
masing sesuai dengan peran yang telah dibagikan yaitu bagian merangkum, yang
memprediksi, pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menjelaskan, menjadi
notulen dan yang berperan seperti guru untuk menjelaskan hasil bacaannya. Siswa
ditugaskan untuk membaca teks bacaan yang telah disediakan, menggarisbawahi
hal-hal penting dari bacaan menurut siswa untuk memudahkan siswa dalam
kegiatan merangkum. Tiap kelompok melakukan diskusi dengan tugasnya
masing-masing. Saat proses diskusi berlangsung, guru meminta waktu sebentar
untuk memeragakan tata cara merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi
jawaban dan menjelaskan kembali hasil pekerjaan kelompok di depan kelas. Pada
tahap ini guru yang oersangkutan sebagai model. Saat guru menerangkan,
siswabegitu antusias hal tersebut terlihat dengan adanya beberapa siswa yang
bertanya tentang tugas masing-masing.
Langkah selanjutnya yaitu siswa secara berkelompok mempresentasikan
pembahasan yang telah dibuatnya sesuai dengan yang diperagkan oleh guru di
depan kelas. Pada mulanya, sempat terjadi saling tunjuk antara satu kelompok
dengan kelompok yang lainnya mereka tidak mau tampil pertama di depan kelas.
Akan tetapi dengan ditakut-takuti bahwa kelompok yang tidak maju tidak akan
52
mendapat nilai akhirnya mereka saling berebut untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya di depan kelas. Adapun kelompok yang berkesempatan tampil
pertama di depan kelas untuk mempresentasikan pembahasan kelompoknya yaitu
kelompok planet.
Diskusi pun berjalan lancar saat itu terjadi adu pendapat, melempar
pertanyaan serta sanggahan. Kejadian yang paling berkesan yaitu ketika salah satu
anggota kelompok meneragakan hasil pembahasannya dengan memerankan tokoh
seorang guru, tiruan gaya yang diperankannya sangat mirip dengan guru aslinya
sehingga siswa yang lain sempat terkagum-kagum. Dengan kehandalan siswa itu
memerankan peranya seperti seorang guru idolanya, membuat kelompok lainnya
merasa tertantang untuk menampilkan peran yang lebih bagus lagi ketika
kelompoknya yang berkesempatan tampil di depan kelas. Akan tetapi, ada sedikit
kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung, kendala tersebut yaitu
siswa yang berani mengungkapkan ide, gagasan, sanggahan dan pendapatnya
masih belum maksimal karena hanya sekitar 30% siswa yang berani berbicara.
Setelah guru bertanya kepada siswatentang ketidakefektifan diskusi yang telah
berlangsung akhirnya mereka menjawab tema wacana yang diberikan untuk bahan
diskusi kurang menarik. Siswa menginginkan tema yang sesuai dengan mereka
yaitu tema remaja.
c. Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran, siswa dan guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan refleksi tersebut dilakukan dengan
cara memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pembelajaran
yang telah disampaikan. Guru menyimpulkan bagaimana memahami sebuah
wacana dengan teknik Reciprocal Teaching dan bagaimana etika berdiskusi yang
baik. Lalu guru menginformasikan tentang pelajaran berikutnya dan menugaskan
kepada siswa untuk berlatih tentang tata cara berdiskusi yang sesuai dengan etika
berdiskusi agar mereka dapat tampil maksimal pada pertemuan berikutnya. Guru
menutup pelajaran dengan mengucapkan salam sebagai tanda proses belajar
mengajar pada hari itu telah selesai.
53
3. Analisis Data Observasi
Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran berlangsung pada
pertemuan I diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
Data aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung pada
pertemuan I, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES
PEMBELAJARAN PERTEMUAN I
Sekolah : SMP Negeri I Padaherang
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1
Hari/Tanggal : Senin, 11 Oktober 2010
No. Aspek yang dinilai Nilai
Ket. 1 2 3 4
1. Kemampuan membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
2. Menimbulkan motivasi
3. Memberikan acuan materi yang akan disajikan
4. Memberi kaitan materi dengan kemampuan
yang telah dimiliki siswa (lingkungan luar)
√
√
√
√
Cukup
Cukup
Baik
Baik
2. Sikap peneliti dalam proses pembelajaran
1. Kejelasan suara
2. Gerakan badan tidak menggangu perhatian
siswa
3. Antusiasme penampilan/mimik
4. Mobilitas posisi tempat
√
√
√
√
Baik
Cukup
Cukup
Baik
54
No. Aspek yang dinilai Nilai
Ket. 1 2 3 4
3. Penguasaan materi
1. Materi disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan
2. Kejelasan dalam menerangkan materi
3. Kejelasan dalam memberikan contoh
4. Mencerminkan keluasan wawasan
√
√
√
√
Baik
Baik
Baik
Baik
4. Proses pembelajaran
1. Kesesuaian penggunaan strategi / Metode
dengan pokok bahasan
2. Penyajian materi relevan dengan indikator
hasil belajar
3. Antusiasme dalam menanggapi dan
menggunakan respon
4. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
√
√
√
√
Cukup
Cukup
Baik
Baik
5. Penggunaan media
1. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan
jenis Media
2. Ketepatan saat penggunaan
3. Keeterampilan saat mengoperasionalkan
4. Membantu meningkatkan proses
pembelelajaran
√
√
√
√
Baik
Baik
Baik
Cukup
6. Evaluasi
1. Menggunakan penilaian tulisan relevan
dengan indikator hasil belajar
2. Menggunakan jenis ragam penilaian relevan
dengan indikator hasil belajar
3. Menggunakan penilaian sesuai dengan yang
tertulis pada rencana pembelajaran
√
√
√
Baik
Baik
Cukup
55
No. Aspek yang dinilai Nilai
Ket. 1 2 3 4
7. Kemampuan menutup pelajaran
1. Meninjau kembali pokok bahasan
2. Memberikan kesempatan bertanya
3. Mengucapkan salam
√
√
√
Cukup
Baik
Baik
Ket: Kategori Penilaian
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Persentase Aktivitas Guru = Perolehan Skor
= 69 %
= B (Baik)
Kategori Penilaian:
>80% = Sangat baik (A)
60% - 79,99% = Baik (B)
40% - 59,99% = Cukup (C)
20% - 39,99% = Kurang (D)
00% -19,99% = Sangat kurang (E)
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran pada
pertemuan I berada dalam kategori "Baik".
b. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran
Hasil Pengolahan Data aktivitas siswa pada pertemuan I, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
56
Tabel 4.4
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES
PEMBELAJARAN PERTEMUAN I
No. Aspek yang diamati Jumlah Rata-rata Ketera
ngan
1. Aktivitas siswa selama mengikuti
PBM
a. Siswa memperhatikan penjelasan
dari guru
30 71,42% Cukup
b. Siswa serius mengerjakan tugas
yang diberikan guru
22 52,38% Cukup
c. Siswa mampu mengungkapkan ide-
idenya dengan berani
19 45,23% Cukup
d. Siswa mampu melaporkan
informasi dengan baik
20 47.61% Kurang
2. Perlaku siswa yang tidak sesuai
dengan PBM:
3 7,14% Sangat
baik
a. Malamun 10 23,80% Baik
b. Mengobrol dengan temannya 12 28,57% Baik
c. Melakukan pekerjaan lain 2 4,76% Sangat
baik
d. Membuat corat-coret di kertas 3 7,14% Sangat
baik
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Sesuai dengan PBM
>80%% = Sangat baik
60%- 79,99% = Baik
40% - 59,99% = Cukup
20% - 39,99% = Kurang
00% - 19,99% = Sangat kurang
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Tidak Sesuai dengan PBM
57
>80% = Sangat kurang
60% - 79,99% = Kurang
40% - 59,99% = Cukup
20% - 39,99% = Baik
00% - 19,99% = Sangat Baik
Pada pertemuan I, analisis nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan
pelajaran adalah 54,16% dengan kategori "Cukup" Sedangkan analisis aktivitas
siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 16,06% termasuk kategori
"Baik".
c. Hasil Belajar Siswa Pada Tindakan Pembelajaran Pertemuan I
Berdasarkan tindakan dan observasi yang telah dilakukan pada pertemuan1
diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.5
SKOR KEMAMPUAN BERBICARA (DISKUSI DENGAN MODEL
RECIPROCAL TEACHING)
No. Nama Siswa Skor Aspek yang Dinilai
Jumlah 1 2 3 4 5
1. Adam Maulana 3 3 3 3 3 15
2. Aditria Nuimita Dewi 3 3 3 3 3 15
3. Anastasha Azizah M 1 3 1 2 2 9
4. Anggia Fitri M 3 1 1 3 2 10
5. Ardeliana Rizkita P 2 2 2 1 1 8
6. Atari Rizki Naulia 2 2 2 1 2 9
7. Dheya Shafira A. 2 1 1 2 2 8
8. Dinda Sukmadewi 2 2 2 2 2 10
9. Fahmi Bagus Pratama 2 2 1 2 - 2 9
10. Fannisa Salma Shafira 3 3 3 3 3 15
11. Fathya Nabila Gifani 3 3 3 3 3 15
12. Fatma Saviera 2 3 1 2 2 10
58
No. Nama Siswa Skor Aspek yang Dinilai
Jumlah 1 2 3 4 5
13. China Bani Azifah 1 3 3 2 3 11
14. Gina Ariela 2 2 3 2 1 10
15. Giyana Priliya 3 1 1 2 2 9
16. Hinda 1 1 3 3 2 10
17. Ilham Dwi Putranto 2 2 3 2 2 11
18. Karma Agnia I 3 3 3 3 15
19. Ki Agus Hafizh Kidayat 2 3 1 2 2 11
20. M Rifan Fauzan 3 2 3 2 1 11
21. Mahfidarwan Akbar M 3 3 3 3 3 15
22. Moch. Birama Agustian 3 1 1 2 3 10
23. Mohamad Bayu Nugraha 3 3 3 1 3 15
24. Miih Giffary MH 3 1 3 2 2 11
25. Muhamad Yaser A 2 2 2 2 1 9
26. Nadya Arystia 3 1 2 2 3 11
27. Nanda Fadhil Azman 3 1 2 2 2 10
28. Pranesha Wahyu S A 1 2 1 2 2 8
29. R. Nadila Andiani K 2 2 3 2 2 11
30. Rahmadewi Budiningtyas 1 2 2 1 1 8
31. Rayka Wildan AiidhiK 2 2 2 2 1 9
32. Rd. Alvin Kurnia Putra 3 3 3 3 3 15
33. Regina Emanuella Gusti P 3 3 3 3 3 15
34. Roufisma Abdi Pratama 2 1 3 2 2 10
35. Shah Dehan L 1 3 2 2 3 10
36. Shita Rai Putri 2 2 3 2 2 11
37. Sitti Nabillah Putri 1 2 2 1 1 8
38. Tiara Fariza 2 1 3 2 3 11
39. Trifitri Muhammadita 2 2 3 2 2 11
40 Utin Alvina Nunuliawati 2 3 1 2 3 11
59
No. Nama Siswa Skor Aspek yang Dinilai
Jumlah 1 2 3 4 5
41. Yoan Martha Azlia 2 3 2 2 1 10
42. Yuvi Aniasa Yushalovi 2 3 2 2 2 11
Keterangan: aspek yang dinilai
1 = Kejelasan mengemukakan pendapat
2 = Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas
3 = Menguasai masalah yang didiskusikan
4 = Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi
5 = Keberanian mengemukakan pendapat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai
skor maksimal yaitu (15) yaitu sebanyak sembilan orang. Adapun hasil presentase
kemampuan berbicara mengenai materi diskusi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.6
KEMAMPUAN BERBICARA(PROSES DISKUSI MENGGUNAKAN
MODEL RECIPROCALTEACHING) PADA PERTEMUAN I
No. ASPEK DESKRIPSI
KRITERIA
PERSENTASE
(%) KATEGORI
1. Kejelasan
mengemukakan
Pendapat
a. Jelas
b. Agak jelas
c. Tidak jelas
38,09%
45,23%
16,66%
Kurang
Cukup
Sangat kurang
2. Kaitan pendapat dan
gagasan dengan tema
yang sedang dibahas
a. Berkaitan
b. Agak berkaitan
c. Tidak berkaitan
40,47%
35,71%
23,80%
Cukup
Kurang
Kurang
3. Menguasai masalah
yang didiskusikan
a. Menguasai
b. Agak menguasai
c. Tidak menguasai
47,61%
28,57%
23,80%'
Cukup
Kurang
Kurang
60
No. ASPEK DESKRIPSI
KRITERIA
PERSENTASE
(%) KATEGORI
4. Ketepatan
menyimpulkan
hasil diskusi
a. Tepat
b. Agak tepat
c. Tidak tepat
26,19%
64,28%
9,52%
Kurang
Baik
Sangat Kurang
5. Keberanian
mengungkapkan
pendapat
a. Berani
b. Agak berani
c. Tidak berani
35,71%
45,23%
19,04%
Kurang
Cukup
Sangat kurang
Keterangan kategori penilaian
> 80% = Sangat Baik
60% - 79,99% = Baik
40% - 59,99% = Cukup
20% - 39,99% = Kurang
00% -19,99% = Sangat kurang
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelima
aspek yang digunakan untuk menilai kemampuan berbicara khususnya berdiskusi
yang tergolong ke dalam kategori kurang, tetapi untuk menyimpulkan hasil
diskusi sudah lumayan baik, sedangkan aspek yang lainnya masih berada dalam
kategori kurang dan sangat kurang.
4. Refleksi Tindakan Pembelajaran Pertemuan I
Berdasarkan hasil data di atas diperoleh data berikut ini.
a. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung bahwa secara keseluruhan guru telah melaksanakan hampir
semua tahapan yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran, sehingga
dalam Pertemuan I aktivitas guru tergolong ke dalam kategori "Baik". Akan
tetapi, walaupun demikian masih ada beberapa hambatan yang guru alami saat
proses pembelajaran berlangsung yaitu masih sulitnya guru mengendalikan
kelas. Hal itu terbukti dengan masih adanya beberapa siswa yang melakukan
aktivitas lain saat pembelajaran berlangsung misalnya mengobrol, melamun,
61
dan memainkan HP. Kendala guru kesulitan mengkondisikan kelas pun terjadi
saat pembagian kelompok untuk diskusi, pada saat pembagian kelompok
siswa sangat tidak kondusif dan sulit dikendalikan. Hambatan lain yang
dialami guru adalah pada saat diskusi berlangsung. Proses diskusi tidak
berjalan aktif bahkan cenderung monoton karena hanya beberapa siswa saja
yang berani mengemukakan pendapat dan gagasannya. bahkan saat guru
menunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas siswa hanya
saling tunjuk dan tidak mau maju sebagai yang pertama dengan alasan malu.
b. Secara umum aktivitas siswa selama menerapkan pembelajaran keterampilan
berbicara melalui model Reciprocal Teaching pada Pertemuan I berdasarkan
analisis nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan pelajaran adalah 54,16%
tergolong kategori "Cukup". Hal tersebut disebabkan karena pada saat diskusi
berlangsung hanya beberapa siswa saja yang terlihat mendominasi diskusi
sedangkan kebanyakan dari siswa lainnya hanya diam saja. Adapun analisis
aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 16,06% yang
tergolong kategori "Baik". Hal itu terjadi karena pada saat diskusi berlangsung
masih ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain. Akan tetapi
persentasenya kecil sehingga tidak begitu mempengaruhi walaupun demikian
harus dilakukan adanya perbaikan terhadap aspek tersebut.
c. Berdasarkan deskripsi hasil pembelajaran Keterampilan berbicara siswa
dengan model Reciprocal Teaching, diperoleh hanya 35,71% siswa yang
berani mengungkapkan pendapat saat diskusi berlangsung. Bagi peneliti, hal
ini merupakan bahan refleksi yang akan dijadikan dasar acuan dalam
penyusunan tindakan pembelajaran pada pertemuan II, sehingga diharapkan
akan mengalami peningkatan untuk semua aspek. Secara lengkap akan
diuraikan berikut ini:
1) Jelasnya kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat ketika
berdiskusi tergolong dalam kategori "kurang" dengan persentase 38,09%.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya siswa yang kurang jelas dalam
mengemukakan pendapat ketika berdiskusi, yaitu denganpersentase
45,23% dan siswa yang tidak jelas mengemukakan pendapatnya ketika
62
berdiskusi yaitu dengan persentase 16,66%.
2) Kemampuan siswa mengaitkan antara pendapat dan gagasan dengan
tema yang sedang dibahas tergolong dalam kategori "cukup" dengan
persentase 40,47%. Akan tetapi, masih terdapat siswa yang agak
mengaitkan antara pendapat dan gagasan dengan yang sedang dibahas
yaitu dengan persentase 35,71%. Bahkan ada siswa yang tidak mengaitkan
pendapat dengan tema yang dibahas yaitu dengan persentase 23,80%.
3) Kemampuan siswa dalam menguasai masalah yang didiskusikan tergolong
"cukup" yaitu dengan persentase 47,61%. Hal itu disebabkan oleh adanya
siswa yang agak menguasai masalah yang didiskusikan yaitu persentase
28, 57% dengan kategori "kurang". Dan siswa yang tidak menguasai
masalah yang didiskusikan yaitu persentase 23,80% dengan kategori
kurang.
4) Kemampuan siswa menyimpulkan diskusi secara tepat tergolong "kurang"
yaitu dengan persentase 47,61%. Hal itu disebabkan karena masih
banyaknya siswa yang agak tepat menyimpulkan hasil diskusi yaitu
sebanyak 64,28% yang tergolong ke dalam kategori "baik". Dan siswa
yang tidak tepat menyimpulkan hasil diskusi tergolong kategori "sangat
kurang" dengan persentase 9,52%.
Keberanian siswa mengemukakan pendapat saat diskusi secara berani
tergolong "kurang" dengan persentase 35,71%. Hal itu disebabkan masih
ada siswa yang agak berani mengemukakan pendapat saat diskusi yaitu
persentase 45,23% yang tergolong kategori "cukup", dan yang tidak berani
mengemukakan pendapat tergolong kategori "sangat kurang" yaitu
persentase 19.04%.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh di atas, peneliti merasa perlu untuk
melakukan perbaikan-perbaikan dalam tindakan pembelajaran Pertemuan II,
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya dan mengalami
peningkatan untuk semua aspek. Maka dari itu, peneliti bersama guru mitra
melakukan diskusi untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang timbul
63
pada Pertemuan I agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Langkah-langkah
yang diambil diantaranya guru harus lebih tegas kepada siswa yang tidak
memperhatikan. Untuk pembagian kelompok supaya kondusif, seharusnya guru
membagi kelompok sebelum kegiatan pertemuan I sehingga saat pelajaran
dimulai, guru langsung pada proses belajar. Guru harus mencari tema yang lebih
menarik untuk bahan diskusi karena dengan tema yang menarik merupakan faktor
untuk memancing keaktifan berbicara siswa pada saat diskusi.
C. Pelaksanaan pertemuan II
Sebelum melaksanakan tindakan pada pertemuan II, penulis terlebih
dahulu membuat suatu perencanaan pelaksanaan pertemuan II yang lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini.
1. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan pertemuan II
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada tindakan pertemuan I bahwa
perlu diadakan perbaikan terhadap kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada
Pertemuan I, maka dari itu peneliti bersama guru kembali merencanakan tindakan
pembelajaran pada pertemuan II, yaitu akan dijabarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
RENCANA TINDAKAN Pertemuan II
Pertemuan Tindakan Manfaat Materi Pokok
II
Memberikan pengetahuan
awal mengenai materi
diskusi kelompok dan
memotivasi siswa untuk
mengemukakan pendapat
saat diskusi.
Membantu siswa dalam
rnengungkapkan pengetahuan
awalnya secara aktif dan
meningkatkan kekatifan siswa
dalam diskusi kelompok
Model diskusi,
mekanisme
diskusi, dan
etika
menyampaikan
persetujuan,
penolakkan,
dan
sanggahan.
Siswa menyimak peragaan
tentang cara merangkum,
membuat pertanyaan,
Merangsang siswa untuk dapat
berbicara dalam diskusi
64
menjelaskan kembali dan
memprediksi jawaban
setelah selesai membaca
serta bagaimana berperan
seperti seorang guru dalam
menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya.
Memberi kesempatan
kepada siswa secara
berkelompok untuk untuk
melakukan diskusi
memahami sebuah wacana.
Siswa dapat membuat
rangkuman, membuat
pertanyaan, menjelaskan
kembali dan memprediksi
jawaban dari sebuah wacana
yang kira-kira akan ditanyakan
dalam diskusi kelas.
Meminta siswa secara
berkelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di
depan kelas
Meningkatkan aktivitas siswa
dalam berbicara
2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin 18 Oktober 2010 pada pukul
07.00 WIB sampai dengan 08.30 WIB, yaitu dua jam pelajarari. Tindakan
pembelajaran dalam pertemuan II ini, sama halnya dengan yang dilakukan pada
tindakan pembelajaran pertemuan I.
3. Analisis Data dan Observasi
Berdasarkan tindakan dan observasi pada pembelajaran pertemuan II
diperoleh hasil berikut ini:
a. Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
Data aktivitas Guru selama proses pembelajaran berlangsung pada
pertemuan II dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
65
Tabel 4.8
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES
PEMBELAJARAN PERTEMUAN II
Sekolah : SMP Negeri I Padaherang
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1
Hari/Tanggal : Senin, 18 Oktober 2010
No. Aspek yang dinilai Nilai
Ket. 1 2 3 4
1 Kemampuan membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
2. Menimbulkan motivasi
3. Memberikan acuan materi yang akan
disajikan
4. Memberi kaitan materi dengan
kemampuan yang telah dimiliki siswa
(lingkungan luar)
√
√
√
√
Cukup
Cukup
Baik
Baik
2 Sikap peneliti dalam preses
pembelajaran
1. Kejelasan suara
2. Gerakan badan tidak menggangu
perhatian siswa
3. Antusiasme penmpilan/mimik
4. Mobilitas posisi tempat
√
√
√
√
Sangat
baik
Cukup
Baik
Baik
3 Penguasaan materi
1. Materi disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan
√
Baik
66
2. Kejelasan dalam menrangkan materi
3. Kejelasan dalam memberikan contoh
4. Mencerminkan keluasan wawasan
√√
√
Baik
Baik
Baik
4 Proses pembelajaran
1. Kesesuaian penggunaan strategi/Metode
dengan pokok bahasan
2. Penyajian materi relevan dengan
indikator hasil belajar
3. Antusiasme dalam menanggapi dan
menggunakan respon
4. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
√
√
√
√
Baik
Cukup
Baik
Baik
5 Penggunaan media
1. Memperhatikan prinsip-prinsip
penggunaan jenis Media
2. Ketepatan saat penggunaan
3. Keeterampilan saat mengoperasionalkan
4. Membantu meningkatkan proses
pembelelajaran
√
√√√
Baik
Baik
Baik
Baik
6 Evaluasi
1. Menggunakan penilaian tulisan relevan
dengan ind:kator hasil belajar
2. Menggunakan jenis ragam penilaian
relevan dengan indikator hasil belajar
3. Menggunakan penilaian sesuai dengan
yang tertulis pada rencana pembelajaran
√
√
√
Baik
Baik
Cukup
7 Kemampuan menutup pelajaran
1. Meninjau kembali pokok bahasan
2. Memberikan kesempatan bertanya
3. Mengucapkan salam.
√
√
√
Cukup
Baik
Sangat
baik
67
Ket: Kategori Penilaian
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Persentase Aktivitas Guru = Perolehan Skor
= 74%
= B (Baik)
Kategori Penilaian:
>80% = Sangat baik (A)
60% - 79,99% = Baik (B)
40% - 59,99% = Cukup (C)
20% - 39,99% = Kurang (D)
00% -19,99% = Sangat kurang (E)
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran pada
pertemuan II berada dalam kategori 'Baik'.
b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Hasil pengolahan data aktivitas siswa dapat diperoleh bahwa pencapaian
rata-rata pada pembelajaran pertemuan II, nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan
pelajaran adalah 73,21% dengan kategori "Baik" Sedangkan analisis aktivitas
siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 9,52 % dengan kategori
"sangat baik". Aktivitas siswa selama proses berlangsung pada pertemuan II
tersebut untuk lebih jelasnya akan divisualisasikan dlam tabel berikut ini:
68
Tabel 4.9
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES
PEMBELAJARAN PERTEMUAN II
No. Aspek yang diamati Jumlah Rata-
rata Keterangan
Aktivitas siswa selama mengikuti
PBM
a. Siswa memperhatikan penjelasan
dari
guru
33 78,57% Baik
b. Siswa serius mengerjakan tugas
yang diberikan guru
38 90,47% Sangat baik
c. Siswa mampu mengungkapkan
ide- idenya dengan berani
27 64,28% Baik
d. Siswa mampu melaporkan
informasi dengan baik
25 59,52% Cukup
Perlaku siswa yang tidak sesuai
dengan
PBM:
a. Malamun 1 2,38% Sangat baik
b. Mengobrol dengan temannya 6 14,28% Baik
c. Melakukan pekerjaan lain 7 16,66% Baik
d. Membuat corat-coret di kertas 2 4,76% Sangat baik
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Sesuai dengan PBM
>80% = Sangat baik
60% - 79,99% = Baik
40% - 59,99% - Cukup
20% - 39,99% = Kurang
00% -19,99% = Sangat kurang
69
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Tidak Sesuai dengan PBM
>80% = Sangat kurang
60% - 79,99% = kurang
40% - 59,99% = Cukup
20% - 39,99% = Baik
00% -19,99% = Sangat Baik
c. Hasil Belajar Siswa Pada Tindakan Pertemuan II
Berdasarkan tindakan dan observasi yang telah dsilakukan pada pertemuan
II diperoleh hasil berikut ini:
Tabel 4.10
SKOR KEMAMPUAN BERBICARA (DISKUSI DENGAN MODEL
RECIPROCAL TEACHING) PADA PERTEMUAN II
No. Nama Siswa Skor Aspek yang Dinilai
Jumlah 1 2 3 4 5
1. Adam Maulana 3 3 3 3 3 15
2. Aditria Nuimita Dewi 3 3 3 3 3 15
3. Anastasha Azizah M 2 3 2 2 2 11
4. Anggia Fitri M 3 1 1 3 2 11
5. Ardeliana Rizkita P 2 2 3 1 2 10
6. Atari Rizki Naulia 2 3 2 2 2 11
7. Dheya Shafira A. 2 2 1 3 3 11
8. Dinda Sukmadewi 3 3 3 3 3 15
9. Fahmi Bagus Pratama 2 3 1 2 2 10
10. Fannisa Salma Shafira 3 3 3 3 3 15
11. Fathya Nabila Gifani 3 3 3 3 3 15
12. Fatma Saviera 2 3 2 3 2 12
13. China Bani Azifah 3 3 3 3 3 15
14. Gina Ariela 3 3 3 3 3 15
15. Giyana Priliya 3 1 2 3 2 11
70
No. Nama Siswa Skor Aspek yang Dinilai
Jumlah 1 2 3 4 5
16. Hinda 2 1 3 3 3 12
17. Ilham Dwi Putranto 2 3 3 2 2 12
18. Karma Agnia 3 3 3 3 3 15
19. Ki Agus Hafizh Kidayat 2 3 1 3 2 11
20. M Rifan Fauzan 3 3 3 2 1 12
21. Mahfidarwan Akbar M 3 3 3 3 3 15
22. Moch. Birama Agustian 3 3 3 3 3 15
23. Mohamad Bayu Nugraha 3 3 3 3 3 15
24. Miih Giffary MH 3 1 3 2 2 11
25. Muhamad Yaser A 2 2 2 2 1 9
26. Nadya Arystia 3 3 3 3 3 15
27. Nanda Fadhil Azman 3 2 3 2 2 12
28. Pranesha Wahyu S A 1 3 3 2 3 12
29. R. Nadila Andiani K 3 3 3 ,3 3 15
30. Rahmadewi Budiningtyas 1 3_ 2 2 3 11
31. Rayka Wildan AiidhiK 2 3 2 2 2 11
32. Rd. Alvin Kurnia Putra 3 3 3 3 3 15
33. Regina Emanuella Gusti P 3 3 3 3 3 15
34. Roufisma Abdi Pratama 3 3 3 3 3 15
35. Shah Dehan L 2 3 2 2 3 12
36. Shita Rai Putri 3 3 3 3 3 12
37. Sitti Nabillah Putri 2 2 2 3 1 10
38. Tiara Fariza 2 1 3 2 3 11
39. Trifitri Muhammadita 2 3 3 2 2 12
40. Utin Alvina Nunuliawati 2 3 1 2 3 11
41. Yoan Martha Azlia 3 3 3 3 3 15
42. Yuvi Aniasa Yushalovi 2 3 2 3 2 12
Keterangan: aspek yang dinilai
71
1 = Kejelasan mengemukakan pendapat
2 = Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas
3 = Menguasai masalah yang didiskusikan
4 = Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi
5 = Keberanian mengemukakan pendapat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai
skor maksimal yaitu (15) sebanyak 17 orang. Adapun hasil presentase
kemampuan berbicara mengenai materi diskusi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.11
KEMAMPUAN BERBICARA (PROSES DISKUSI MENGGUNAKAN
MODEL RECIPROCAL TEACHING) PADA PERTEMUAN II
No. ASPEK DESKRIPSI
KRTTERIA
PERSENTASE
(%) KATEGORI
1. Kejelasan
mengemukakan
Pendapat
a. Jelas
b. Agak jelas
c. Tidak jelas
54,76%
40;47%
4,76%
Cukup
Cukup
Sangat kurang
2. Kaitan pendapat
dan gagasan
dengan tema yang
sedang dibahas
a. Berkaitan
b. Agak berkaitan
c. Tidak berkaitan
76,19%
11,90%
11.90%
Baik
Sangat kurang
Sangat kurang
3. Menguasai masalah
yang didiskusikan
a. Menguasai
b. Agak menguasai
c. Tidak menguasai
64,28%
19,04%
11.90%
Baik
Sangat kurang
Sangat Kurang
4. Ketepatan
menyimpulkan
hasil diskusi
a. Tepat
b. Agak tepat
c. Tidak tepat
61,90%
33,33%
2.38%
Baik
Kurang
Sangat Kurang
5. Keberanian
mengungkapkan
pendapat
a. Berani
b. Agak berani
c. Tidak berani
59.52%
33.33%
7,14%
Baik
Kurang
Sangat kurang
72
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelima
aspek yang digunakan untuk menilai kemampuan berbicara khususnya berdiskusi
yang tergolong ke dalam kategori "Baik", yaitu Kaitan pendapat dan gagasan
dengan tema yang sedang dibahas berkaitan, menguasai masalah yang
didiskusikan, Ketepatan menyimpulkan hasil diskusi, Keberanian
mengungkapkan pendapat. Adapun aspek yang lain berada dalam kategori cukup,
kurang, dan sangat kurang.
4. Refleksi Tindakan Pertemuan II
Berdasarkan hasil data di atas diperoleh data berikut ini.
a. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung bahwa secara keseluruhan guru telah melaksanakan hampir
semua tahapan yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran,
sehingga dalam pertemuan I aktivitas guru tergolong ke dalam kategori
"Baik". Hal yang harus ditingkatkan lagi yaitu pengkondisian siswa,
karena pada saat diskusi berlangsung masih ada beberapa siswa yang
melakukan aktivitas lain. Selain itu, peningkatan siswa yang aktif
berbicara belum signifikan hal itu terlihat dari masih adanya siswa yang
tidak ikut berpartisipasi dalam proses diskusi maka dari itu harus mencari
tema yang lebih menarik lagi untuk bahan diskusi.
b. Aspek aktivitas siswa selama menerapkan pembelajaran diskusi dengan
model pembelajaran Reciprocal Teaching tergolong ke dalam kategori
"Baik" dengan rata-rata percentage 73,21%. Pada pembelajaran pertemuan
I.
ini masih terdapat beberapa aspek yang hams ditingkatkan kembali pada
Pertemuan selanjutnya, yaitu aspek keberanian siswa mengemukakan
pendapat.
c. Berdasarkan hasil observasi, bahwa keseriusan siswa saat rhemperhatikan
penjelasan guru menunjukan kategori "baik" karena dari jumlah 42 siswa
terdapat 33 siswa yang serius memperhatikan guru, pada saat mengerjakan
tugas yang diberikan guru sudah menunjukan kategori "sangat baik"
73
karena dari jumlah 42 siswa terdapat 38 siswa yang serius mengerjakan
tugas dan siswa mengungkapkan ide-irtenya dengan berani pada saat
diskusi menunjukan kategori "baik" pula karena dari jumlah 42 siswa
terdapat 27 siswa yang merespon aspek ini. Dari segi melaporkan
informasi dengan baik selama proses diskusi berlangsung menunjukan
kategori "cukup" hal ini dapat terlihat dari 42 siswa hanya terdapat 25
orang saja yang melaporkan informasi dengan baik.
d. Berdasarkan deskripsi hasil pembelajaran diskusi dengan model
Reciprocal Teaching, diperoleh 100% siswa yang berdiskusi dan siswa
yang termasuk ke dalam kategori "baik" dalam semua aspek saat
mengemukakan pendapat yaitu 76,19%. Secara lengkap akan diuraikan
berikut ini:
1) Siswa yang mengemukakan pendapat secara jelas dengan skor 3 yaitu
54, 76% dan skor 2 yang berarti kurang jeias dalam mengemukakan
pendapat tergolong "cukup" yaitu 40,47%. Dan siswa yang
mengemukakan pendapat secara tidak jelas dengan skor 1 yaitu hanya
4, 76% yang tergolong dalm kategori "sangat kurang".
2) Siswa yang mengaitkan pendapat dengan tema yang sedang dibahas
dengan skor 3 yang berarti pendapat yang dikemukakan dengan tema
sudah berkaitan yaitu 76,19% dan tergolong "baik" dan skor 2 yaitu
pendapat dengan tema yang sedang dibahas agak berkaitan yaitu
11,90% dengan kategori "sangat kurang". Hal itu berarti rata-rata dari
siswa sudah bisa mengaitkan pendapat dengan tema yang sedang
dibahas. Adapun siswa yang tidak mengaitkan tema dengan pendapat
yang dikemukakannya yaitu 11.90% dengan kategori "sangat kurang".
3) Siswa yang menguasai masalah yang didiskusikan dengan skor 3 yang
berarti materi sudah terkuasai tergolong kategori "baik" yaitu 64,28%
dan skor 2 yang berarti siswa agak menguasai masalah yang
didiskusikan tergolong kategori "sangat kurang" yaitu 19,04%. Adapun
siswa yang tidak menguasai masalah yang sedang didiskusikan yaitu
11.90% dengan kategori "sangat kurang".
74
4) Siswa yang dapat menyimpulkan hasil diskusi secara tepat dengan skor
5 yaitu 61,90% dengan kategori "baik" dan skor 2 yang berarti
simpulan hasil diskusi disampaikan secara kurang tepat tergolong
kategori "kurang" yaitu 33,33%. Adapun siswa yang tidak tepat
menyimpulkan hasil diskusi tergolong kategori "sangat kurang" yaitu
2,38%. Hal itu berarti hampir sebagian besar siswa sudah bisa
menyimpulkan hasil diskusi secara tepat.
5) Siswa yang keberaniannya dengan skor 3 yang berarti berani
mengungkapkan pendapat tergolong kategori "baik" yaitu 59.52% dan
skor 2 yang berarti kurang berani mengungkapkan pendapat tergolong
kategori "kurang" yaitu 33,33%. Adapun siswa yang tidak berani
mengungkapkan pendapatnya yaitu 7,14% yang berarti tergolong
kategori "sangat kurang". Data-data yang diperoleh dari pertemuan II
ternyata belum memenuhi target yang diharapkan. Maka dari itu,
peneliti bersama guru merancang kembali rencana pembelajaran pada
pertemuan III.
D. Pelaksanaan Pertemuan III
Sebelum melaksanakan tindakan pada pertemuan III, penulis terlebih
dahulu membuat suatu perencanaan pelaksanaan pertemuan III yang Jebih
jelasnya akan dipaparkan di bawah ini.
1. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Pertemuan III
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada tindakan pertemuan II bahwa
perlu diadakan perbaikan terhadap kekurangan dan kelemahan yang terdapat di
pertemuan II, maka dari itu peneliti bersama guru kembali merencanakan
tindakan pembelajaran pada pertemuan III, yaitu akan dijabarkan pada tebel
berikut ini:
75
Tabel 4.12
RENCANA TINDAKAN PERTEMUAN II
Pertemuan Tindakan Manfaat Materi Pokok
III Memberikan pengetahuan
awal mengenai materi
diskusi kelompok dan
memotivasi siswa untuk
mengemukakan pendapat
saat diskusi.
Membantu siswa
dalam
mengungkapkan
pengetahuan awalnya
secara aktif dan
meningkatkan
kekatifan siswa
dalam
diskusi kelompok
Model diskusi.
mekanisme
diskusi, dan
etika
menyampaikan
persetujuan.
penolakan dan
sanggahan.
Siswa menyimak
peragaan tentang cara
merangkum, membuat
pertanyaan, menjelaskan
kembali dan memprediksi
jawaban setelah selesai
membaca serta
bagaimana berperan
seperti seorang guru
dalam menjelaskan
hasil diskusi
kelompoknya.
Merangsang siswa
untuk dapat
berbicara dalam
diskusi
Memberi kesempatan
kepada siswa secara
berkelompok untuk untuk
melakukan diskusi
memahami sebuah
wacana.
Siswa dapat membuat
rangkuman, membuat
pertanyaan,
enjelaskan kembali
dan memprediksi
jawaban dari sebuah
76
wacana yang kira-
kira akan ditanyakan
dalam diskusi kelas.
Meminta siswa secara
berkelompok untuk
merapresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di
depan kelas
Meningkatkan
aktivitas siswa dalam
berbicara
2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin 25 Oktober 2009 pada pukul
07.00 WIB sampai dengan 08.30 WIB, yaitu dua jam pelajaran. Tindakan
pembelajaran dalam pertemuan III ini, sama halnya dengan yang dilakukan pada
tindakan pembelajaran pertemuan I dan II.
3. Analisis Data dan Observasi
Berdasarkan tindakan dan observasi pada pembelajaran pertemuan III
diperoleh hasil berikut ini:
a. Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
Data aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung pada
pertemuan III dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.13
HASIL OBSERVASIAKTIVITAS GURU SELAMA PROSES
PEMBELAJARAN PERTEMUAN III
Sekolah : SMP Negeri I Padaherang
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : VIII/I
Hari/Tanggal : Senin, 25 Oktober 2010
77
No. Aspek yang dinilai Nilai
Ket. 1 2 3 4
1. Kemampuan membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
2. Menimbulkan motivasi
3. Memberikan acuan materi yang akan
disajikan
4. Memberi kaitan materi dengan
kemampuan yang telah dimiliki siswa
(lingkungan luar)
√
√
√
√
Baik
Sangat
baik
Baik
baik
2. Sikap peneliti dalam proses
pembelajaran
1. Kejelasan suara
2. Gerakan badan tidak menggangu
perhatian siswa
3. Antusiasme penampilan/miraik
4. Mobilitas posisi tempat
√
√
√
√
Sangat
baik
Sangat
baik
Baik
baik
3. Penguasaan materi
1. Materi disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan
2. Kejelasan dalam menerangkan materi
3. Kejelasan dalam memberikan contoh
4. Mencerminkan keluasan wawasan
√
√
√
√
Sangat
baik
Baik
Sangat
baik
Baik
4. Proses pembelajaran
1. Kesesuaian penggunaan
strategi/Metode dengan pokok bahasan
√
Baik
78
2. Penyajian materi relevan dengan
indikator hasil belajar
3. Antusiasme dalam menanggapi dan
menggunakan respon
4. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
√
√
√
Baik
Baik
Baik
5. Penggunaan media
1. Memperhatikan prinsip-prinsip
penggunaan jenis Media
2. Ketepatan saat penggunaan
3. Keeterampilan saat
mengoperasionalkan
4. Membantu meningkatkan proses
pembelelajaran
√
√
√
√
Baik
Baik
Baik
Baik
6. Evaluasi
1. Menggunakan penilaian tulisan relevan
dengan indikator hasil belajar
2. Menggunakan jenis ragam penilaian
relevan dengan indikator hasil belajar
3. Menggunakan penilaian sesuai dengan
yang tertulis pada rencana pembelajaran
√
√
√
Baik
Baik
Baik
7. Kemampuan menutup pelajaran
1. Meninjau kembali pokok bahasan
2. Memberikan kesempatan bertanya
3. Mengucapkan salam
√
√
√
Baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Ket: Kategori Penilaian
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
79
Persentase Aktivitas Guru = Perolehan Skor
= 85% = Sangat baik
Kategori Penilaian:
>80% = Sangat baik (A)
60% - 79,99% = Baik (B)
40% - 59,99% = Cukup (C)
20% - 39,99% = Kurang (D)
00% - 19,99% = Sangat kurang (E)
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran pada
Pertemuan III berada dalam kategori "Sangat baik".
b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Hasil pengolahan data aktivitas siswa dapat diperoleh bahwa pencapaian
rata-rata pada pembelajaran pertemuan III, nilai aktivitas siswa yang sesuai
dengan pelajaran adalah 91, 07% dengan kategori "Sangat baik" Sedangkan
analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah 4,16%
dengan kategori "sangat baik".
Data aktivitas siswa yang termasuk kategori baik selama proses berlangsung
pada pertemuan III tersebut untuk lebih jelasnya akan divisualisasikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4.14
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES
PEMBELAJARAN PERTEMUAN III
No. Aspek yang diamati Jumlah Rata-rata Keterangan
1 Aktivitas siswa selama mengikuti
PBM
a. Siswa memperhatikan penjelasan
dari guru
42 100% Sangat baik
b. Siswa serius mengerjakan tugas
yang diberikan guru
42 100% Sangat baik
80
c. Siswa mampu mengungkapkan
ide- idenya dengan berani
35 83,33% Sangat baik
d. Siswa mampu melaporkan
informasi dengan baik
34 80,95% Sangat baik
2. Perlaku siswa yang tidak sesuai
dengan
PBM:
a. Melamun 0 0% Sangat baik
b. Mengobrol dengan temannya 3 7,14% Sangat baik
c. Melakukan pekerjaan lain 3 7,14% Sangat baik
d. Membuat corat-coret di kertas 1 2.38% Sangat baik
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Sesuai dengan PBM
>80% = Sangat baik
60% - 79,99% = Baik
40% - 59,99% = Cukup
20% - 39,99% = Kurang
00% - 19,99% = Sangat kurang
Kategori Penilaian: Aktivitas Siswa yang Tidak Sesuai dengan PBM
>80% = Sangat kurang
60% - 79,99% = kurang
40% - 59,99% = Cukup
20% - 39,99% = Baik
00% -19,99% = Sangat Baik
81
Tabel 4.15
SKOR KEMAMPUAN BERBICARA (DISKUSl DENGAN MODEL
RECIPROCAL TEACHING)
No. Nama Siswa Skor Aspek yang Dinilai Jumlah
1 2 3 4 5
1. Adam Maulana 3 3 3 3 3 15
2. Aditria Nuimita Dewi 3 3 3 3 3 15
3. Anastasha Azizah M 3 3 2 3 3 14
4. Anggia Fitri M 3 3 2 3 2 13
5. Ardeliana Rizkita P 3 3 3 3 3 15
6. Atari Rizki Naulia 2 3 3 3 2 13
7. Dheya Shafira A. 2 2 3 3 3 13
8. Dinda Sukmadewi 3 3 3 3 3 15
9. Fahmi Bagus Pratama 2 3 3 2 3 13
10. Fannisa Salma Shafira 3 3 3 3 3 15
11. Fathya Nabila Gifani 3 3 3 3 3 15
12. Fatma Saviera 3 3 3 3 3 15
13. China Bani Azifah 3 3 3 3 3 15
14. Gina Ariela 3 3 3 3 3 15
15. Giyana Priliya 3 3 3 3 3 15
16. Hinda 3 3 3 3 3 15
17. Ilham Dwi Putranto 3 3 3 3 3 15
18. Karma Agnia 3 3 3 3 3 15
19. Ki Agus Hafizh Kidayat 2 3 3 3 2 13
82
20. M Rifan Fauzan 3 3 3 2 1 12
21. Mahfidarwan Akbar M 3 3 3 1 3 15
22. Moch. Birama Agustian 3 3 3 3 3 15
23. Mohamad Bayu Nugraha 3 3 3 3 3 15
24. Miih Giffary MH 3 3 3 3 3 15
25. Muhamad Yaser A 3 3 3 3 3 15
26. Nadya Arystia 3 3 3 3 3 15
27. Nanda Fadhil Azman 3 3 3 3 3 15
28. Pranesha Wahyu S A 2 3 3 2 3 13
29. R. Nadila Andiani K 3 3 3 3 3 15
30. Rahmadewi Budiningtyas 3 3 3 3 3 15
31. Rayka Wildan AiidhiK 2 3 2 3 2 12
32. Rd. Alvin Kurnia Putra 3 3 3 3 3 15
33. Regina Emanuella Gusti P 3 3 3 3 3 15
34. Roufisma Abdi Pratama 3 3 3 3 3 15
35. Shah Dehan L 2 3 3 2 3 13
36. Shita Rai Putri 3 3 3 3 3 15
37. Sitti Nabillah Putri 3 3 3 3 3 15
38. Tiara Fariza 3 3 3 3 3 15
39. Trifitri Muhammadita 3 3 3 3 3 15
40. Utin Alvina Nunuliawati 3 3 3 3 3 15
41 Yoan Martha Azlia 3 3 3 3 3 15
42. Yuvi Aniasa Yushalovi 3 3 3 3 3 15
83
Keterangan: aspek yang dinilai
1 = Kejelasan mengemukakan pendapat
2 = Kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedan; dibahas
3 = Menguasai masalah yang didiskusikan
4 = Ketep?tan menyimpulkan hasil diskusi
5 = Keberanian mengemukakan pendapat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai
skor maksimal yaitu (15) yaitu sebanyak 32 orang. Adapun hasil persentase
kemamampuan berbicara mengenai materi diskusi dapa: di lihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.16
KEMAMPUAN BERBICARA (PROSES DISKUSI MENGGUNAKAN
MODEL RECIPROCAL TEACHING) PADA PERTEMUAN III
No. ASPEK DESKRIPSI
KRITERIA
PERSENTASE
(%) KATEGORI
1. Kejelasan
mengemukakan
Pendapat
a. Jelas
b. Agak jelas
c. Tidakjelas
83,33%
16,66%
0%
Sangat baik
Sangat kurang
Sangat kurang
2. Kaiatan pendapat
dan gagasan
dengan tema yang
sedang dibahas
a. Berkaitan
b. Agak berkaitan
c. Tidak berkaitan
97,61%
2.38%
0%
Sangat baik
Sangat kurang
Sangat kurang
3. Menguasai masalah
yang didiskusikan
a. Menguasai
b. Agak menguasai
c. Tidak menguasai
92,8:5%
7,14%
0%
Sangat baik
Sangat kurang
Sangat Kurang
4. Ketepatan
menyimpulkan
hasil diskusi
a. Tepat
b. Agak tepat
c. Tidak tepat
92,85%
7,14%
0%
Sangat baik
Sangat Kurang
Sangat Kurang
84
5. Keberanian
mengungkapkan
pendapat
a. Berani
b. Agak berani
c. Tidak berani
88,09%
9,52%
2,38%
Sangat baik
Sangat kurang
Sangat kurang
Keterangan kategori penilaian
> 80% = Sangat Baik
60% - 79,99% = Baik
40% - 59,99% = Cukup
20% - 39,99% = Kurang
00% -19,99% = Sangat kurang
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelima
aspek yang digunakan untuk menilai kemampuan berbicara khususnya berdiskusi
yang tergolong ke dalam kategori sangat baik yaitu kejelasan mengemukakan
pendapat, kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas,
menguasai masalah yang didiskusikan, ketepatan menyimpulkan hasil diskusi,
keberanian mengungkapkan pendapat. Akan tetapi, aspek yang lainnya masih
berada dalam kategori kurang dan sangat kurang.
4. Refleksi Tindakan Pertemuan III
Berdasarkan hasil data di atas diperoleh data berikut ini.
a. Berdasarkan pengamatan aktivitas guru selama pemebelajaran berlangsung
bahwa secara keseluruhan guru telah melaksanakan semua tahapan yang
telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran dengan menunjukan kategori
"sangat baik' dalam hal ini semua aspek sudah dilaksanaka guru dengan
baik sehingga siswa pun sudah tampil maksimal.
b. Aspek aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran diskusi dengan model
Reciprocal Teaching pada pertemuan III tergolong ke dalam kategori
"sangat baik" dengan rata-rata persentase 91,07%.
c. Berdasarkan hasil observasi, bahwa aspek keseriusan dan keantusiasan
siswa dalam mengikuti pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal
85
Teaching pada pertemuan III mengalami peningkatan 97,61% yang berada
dalam kategori "sangat baik". Semua siswa melakukan diskusi dengan baik,
yaitu dengan persentase 100% yang berada dalam kategori “sangat baik”.
d. Berdasarkan deskripsi hasil pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal
Teaching, diperoleh 100% siswa yang aktif berdiskusi yang termasuk
kategori "sangat baik" dalam semua aspek saat mengemukakan pendapat
mengalami peningkatan, yaitu 97,61%. Secara lengkap akan diuraikan
berikut ini.
1) Siswa yang mengemukakan pendapat secara jelas dengan skor 3 yaitu
83,33% yang tergolong kategori "sangat baik" dan skor 2 yang berarti
kurang jelas dalam mengemukakan pendapat tergolong "sangat kurang"
yaitu 16,66%. Dan siswa yang mengemukakan pendapat secara tidak
jelas dengan skor 1 yaitu hanya 0% yang tergolong dalam kategori
"sangat kurang".
2) Siswa yang mengaitkan pendapat dengan tema yang sedang dibahas
dengan skor 3 yang berarti pendapat yang dikemukakan dengan tema
sudah berkaitan yaitu 97,61% dan tergolong "sangat baik" dan skor 2
yaitu pendapat dengan tema yang sedang dibahas agak berkaitan yaitu
2.38% dengan kategori "sangat kurang". Hal itu berarti rata-rata dari
siswa sudah bisa mengaitkan pendapat dengan tema yang sedang
dibahas. Adapun siswa yang tidak mengaitkan tema dengan pendapat
yang dikemukakannya yaitu 0% dengan kategori "sangat kurang".
3) Siswa yang menguasai masalah yang didiskusikan dengan skor 3 yang
berarti materi sudah terkuasai tergolong kategori "sangat baik" yaitu
92,85% dan skor 2 yaag berarti siswa agak menguasai masalah yang
didiskusikan tergolong kategori "sangat kurang" yaitu 7,14%. Adapun
siswa yang tidak menguasai masalah yang sedang didiskusikan yaitu
0% dengan kategori "sangat kurang".
4) Siswa yang dapat menyimpulkan hasit diskusi secara tepat dengan skor
5 yaitu 92,85% dengan kategori "sangat baik" dan skor 2 yang berarti
simpulan hasil diskusi disampaikan secara kurang tepat tergolong
86
kategori "kurang" yaitu 7,14% Adapun siswa yang tidak tepat
menyimpulkan hasil diskusi tergolong kategori "sangat kurang" yaitu
0% Hal itu berarti hampir sebagian besar siswa sudah bias
menyimpulkan hasil diskusi secara tepat.
5) Siswa yang keberaniannya dengan skor 3 yang berarti berani
mengungkapkan pendapat tergolong kategori "sangat baik" yaitu
88,09% dan skor 2 yang berarti kurang berani mengungkapkan
pendapat tergolong kategori "sangat kurang" yaitu 7,14%. Adapun
siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapatnya yaitu 0% yang
berati tergolong kategori "sangat kurang".
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama menerapkan
pembelajaran Keterampilan Berbicara melalui model Reciprocal Teaching Pada
pertemuan I berdasarkan analisis nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan
pelajaran adalah 54,16% dengan kategori "Cukup". Hal tersebut disebabkan
karena pada saat diskusi berlangsung hanya beberapa siswa saja yang terlihat
mendominasi diskusi sedangkan kebanyakan dari siswa lainnya hanya diam saja.
Adapun analisis aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran adalah
16,06% termasuk kategori "Baik". Hal itu terjadi karena pada saat diskusi
berlangsung masih ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain. Akan tetapi
persentasenya kecil sehingga tidak begitu mempengaruhi walaupun demikian
harus dilakukan adanya perbaikan terhadap aspek tersebut.
Tujuan utama untuk memperbaiki pertemuan I adalah meninjau
kecenderungan peningkatan aktivitas siswa dalam srtuktur kebahasaan dan
keberanian siswa untuk berbicara di depan kelas. Kemudian, peneliti pun
mengadakan tindakan perbaikan pada Pertemuan II. Berdasarkan tabel 4.11
aktivitas siswa pada pertemuan II menunjkan adanya peningkatan sebesar 19,05
% dengan rata-rata persentase pada pertemuan I adalah 54,16% dan rata-rata
87
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pertemuan IPertemuan II
Pertemuan III
persentase pada spertemuan II adalah 73,21% Kemudian setelah dilakukan
perbaikan tindakan pada pertemuan III, rata-rata aktivitas siswa meningkat
sebesar 17,86% dari pertemuan II, yaitu 91,07%. Grafik di bawah ini akan lebih
memperjelas bagaimanana kecenderungan peningkatan aktivitas siswa selama tiga
Pertemuan berjalan.
Garfik 1
PERSENTASE RATA-RATA AKTIVITAS SISWA PADA SETIAP
PERTEMUAN
2. Hasil Belajar
Keterampilan berbicara siswa dengan materi diskusi dengan model
pembelajaran Reciprocal Teachhig pada pertemuan I mencapai 100% siswa yang
tampil diskusi di depan kelas. Namun skor hasil diskusi dengan nilai tinggi yaitu
(15) yang berada dalam kategori baik mendekati sangat baik yaitu sebanyak 9
orang dengan persentase 35,71%.
Berdasarkan analisis dan refleksi pada pertemuan I, peneliti melakukan
perbaikan terhadap keterampilan berbicara dengan memperbaiki aspek-aspek
yang dinilai dalam diskusi pada pertemuan II. Pada pertemuan II ini mengalami
peningkatan sebesar 23,81%. Siswa yang melakukan diskusi masih sama seperti
88
dalam pertemuan I yaitu sebanyak 42 orang siswa. Namun skor hasil diskusi
siswa yang tingkat nilainya paling tinggi (15) berada dalam kategori baik
mendekati sangat baik yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase 59,52%.
Peningkatan ini dapat terjadi karena tema yang diberikan kepada siswa untuk
bahan diskusi lebih menarik" yaitu tentang remaja sehingga siswa lebih antusias
untuk berbicara.
Setelah melakukan perbaikan berdasarkan analisis dan refleksi pada
pertemuan II, keterampilan berbicara siswa khususnya dalam proses diskusi
meningkat sebesar 28,57%. Jumlah siswa yang berdiskusi masih 42 orang siswa.
Namun skor hasil diskusi yang tertinggi (15) berada dalam kategori baik dan
mendekati sangat baik yaitu sebaryak 32 orang dengan persentase 88,09%. Hal ini
terjadi karena ada perbaikan tindakan guru, yaitu memberi masukan kepada siswa
yang skornya belum memenuhi standar dan memberikan motivasi serta mengatur
waktu agar siswa bisa mengeluarkan pendapat dan diskusi berjalan aktif.
Peningkatan pada pertemuan III cukup tinggi karena sudah dalam kategori "sangat
tinggi". Hal tersebut terjadi disebabkan oieh keseriusan dan keantusiasan siswa
saat mengikuti pelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching juga tidak
lepas dari usaha guru untuk meningkatan keterampilan berbicara siswa agar
mencapai hasil yang diharapkan.
Aspek keseriusan dan keantusiasan siswa selama proses pembelajaran
meningkat setiap Pertemuan. Dalam aspek siswa serius mengerjakan tugas yang
diberikan guru, pada pertemuan II mengalami peningkatan sebesar 38,09%
diperoleh 52,38% pada pertemuan I dan 90,47% pada pertemuan II. Hal tersebut
berarti siswa yang serius ketika merangkum, menyusun pertanyaan, dan
memprediksi jawaban untuk diskusi pada pertemuan I berada pada kategori
"cukup" dan pada pertemuan II menjadi tergolong ke dalam kategori "baik".
Seluruh siswa merespon dengan mengemukakan gagasan dan pendapat pada saat
diskusi berlangsung, yaitu persentase 100% yang tergolong kategori "sangat
baik". Hal ini disebabkan karena adanya motivasi dari gum. Upaya untuk
meningkatkan lagi aspek ini, maka dilakukan analisis dan refleksi pada pertemuan
89
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
pertemuan I pertemuan II pertemuan III
III. Adapun persentase keseriusan siswa selama pembelajaran sebesar 100%.
Peningkatan ini menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan pada pertemuan III
sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dalam upaya peningkatan aktivitas
siswa. Grafik di bawah ini akan memperjelas bagaimana peningkatan yang terjadi
pada keterampilan berbicara siswa pada setiap pertemuan.
Grafik 4.2
PERSENTASE KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN
PEMBELAJARAN DISKUSI DENGAN MODEL RECIPROCAL
TEACHING
F. Analisis data Angket, Sikap Siswa, dan Jurnal Siswa
Data angket, sikap siswa dan jurnal siswa diberikan setelah melakukan
tindakan pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III. Angket ini berisi tentang
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat siswa terhadap
pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching, Jumlah butir soal yang terdapat dalam angket yaitu 14 pertanyan dan
berupa pilihan ganda. Siswa boleh memiliki jawaban sendiri, jika tidak ada dalam
jawaban yang telah disediakan.
Soal yang menanyakan apakah model pembelajaran seperti ini
meningkatkan belajar bahasa Indonesia bagi siswa, terdapat 7 Orang siswa yang
90
menjawab "Sangat setuju" dengan persentase 16,66% dan menyatakan "setuju"
sebanyak 35 orang dengan persentase 83,33%. Pertanyaan yang menyatakan
Pembelajaran seperti ini membuat saya termotivasi dalara belajar diskusi, terdapat
15 orang yang menyatakan "sangat setuju" dengan persentase 35.71% dan 27
orang siswa yang menyatakan "setuju" dengan persentase 64,28%. Pertanyaan
Apakah kamu merasa kesulitan dalam mencari pertanyaan berikut
penyelesaiannya dengan menggunakan model pembelajaran ini, 2 orang siswa
menjawab "tidak setuju" dengan persentase 4,76%. Pertanyaan apakah belajar
seperti ini membuat pemahaman saya terhadap pembelajaran diskusi semakin
menurun, terdapat 5 orang siswa menjawab '"tidak setuju" dengan persentase
11,90% dan 37 orang menjawab "sangat tidak setuju" dengan persebtase 88,09%.
Pertanyaan pembelajaran seperti ini membuat saya mudah untuk berkomunikasi
dengan teman lainnya, terdapat 12 Orang siswa menjawab "sangat setuju" dengan
persentase 28,57% dan 30 orang siswa lagi menjawab "setuju" dengan persentase
71.42%. Pertanyaan pembelajaran seperti membuat saya mudah untuk
berkomunikasi dengan teman lainnya, terdapat 25 orang siswa menjawab "setuju"
dengan persentase 59,52% dan 17 orang siswa menjawab "sangat setuju" dengan
peresentas 40,47%. Pertanyaan pembelajaran seperti ini membuat saya merasa
malas untuk mencari variasi bentuk pertanyaan dan jawaban. Terdapat 38 orang
siswa menjawab 'tidak setuju' dengan persentase 90,47% dan 4 orang siswa
lainnya menjawab "sangat tidak setuju" dengan persentase 9,52%. Pertanyaan
pembelajaran seperti ini membuat saya tidak ingin bertanya ataupun menjawab.
Terdapat 13 orang siswa menjawan "tidak setuju" dengan persentase 30,92% dan
29 orang siswa menjawab "sangat tidak setuju" dengan persentase 69,04%.
Pertanyaan pembelajaran seperti ini berbeda dengan pembelajaran sebelumnya
dan harus dipertahanakan, tedapat 14 orang siswa yang menjawab "sangat setuju"
dengan persentase 33,33% dan 38 orang siswa yang menjawab "setuju" dengan
persentase 66,66%. Pertanyaan belajar seperti ini membantu untuk meningkatkan
keterampilan berbicara pada saat diskusi. Terdapat 22 orang siswa menjawab
“sangat setuju” dengan persentase 52,38% dan 20 orang siswa menjawa "setuju"
dengan persentase 47,61. Pertanyaan Pembelajaran seperti ini membuat saya
91
senang untuk mencari pertanyaan dan jawaban yang berancka bentuk. Terdapat 26
orang siswa yang menjawab "sangat setuju" dengan persentase 61,90% dan 16
orang siswa menjawab "setuju" dengan persentase 38,09%. Pertanyaan
pemeblajaran seperti ini membuat saya senang untuk bertanya, terdapat 6 orang
siswa menjawab "sangat setuju" dengan persentase 14. 28% dan 36 orang siswa
menjawab "setuju" dengan persentase 85,71%. Pertanyaan saya merasa bangga
dan senang apabila saya dapat menjelaskan materi yang dipahami dari sebuah
wacana kepada teman lainnya. Terdapat 39 orang siswa menjawab “setuju"
dengan persentase 92,85% dan 3 orang siswa lainnya menyawab "setuju" dengan
persentase 7,14%. Pertanyaan saya lebih baik diam tidak bertanya pada saai
diskusi apabila saya mengalami kesulitan dalam memahami sebuah wacana.
Terdapat 15 orang siswa menjawab "tidak setuju" dengan persentase 35,71% dan
27 orang siswa menjawab "sangat tidak setuju" dengan persentase 64,28%.
Pertanyaan tidak ada perbedaan antara pemebelajaran seperti ini dengan
pembelajaran sebelumnya dan tidak perlu untuk diteruskan. Terdapat 18 orang
siswa menjawab "tidak setuju" dengan persentase 42, 85% dan 24 orang siswa
menjawab "sangat tidak setuju" dengan persentase 57,14%.
Sikap siswa berisi 10 pertanyaan yang berkaitan-dengan pembelajaran
diskusi dengan model Reciprocal Teaching . Siswa mengisi sikap siswa tersebut
dengan mencocokkan pernyataan yang dipilih dengan jawaban "ya" atau "tidak".
Pernyataan pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching menarik
bagi saya. 40 orang menjawab "ya" dengan persentase 95,23% dan 2 orang siswa
menjawab “tidak" dengan persentase 7,14%. Pernyataan pembelajaran seperti ini
membantu mendapatkan bahan pembicaraan 39 orang siswa menjawab "ya"
dengan persentase 92,85% dan 3 orang siswa menjawab "tidak" dengan
persentase 7,14%. Pernyataan pembelajaran seperti ini memotivasi saya untuk
berani tampil bicara. Terdapat 36 siswa menjawab "ya" dengan persentase
85,71% dan 6 siswa menjawab "tidak" dengan persentase 14,28%. Pernyataan
Pembelajaran seperti ini tidak membosankan, 35 siswa menjawab "ya" dengan
persentase 83,33% dan 7 orang siswa menjawab "tidak" dengan persentase
16,66%. Pernyataan saya harap materi lain diajarkan seperti ini, 17 orang siswa
92
menjawab "ya" dengan persentase 40,47% dan 25 orang siswa lainnya menjawab
"tidak" dengan persentase 59,52%. Pernyataan saya senang dengan cara guru
mengajarkan pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching. 39 orang
menjawab"ya" dengan persentase 92,85% dan 3 orang siswa lainnya menjawab
"tidak" dengan persentase 7,14%. Pernyataan saya memahami materi dengan
teknik pembelajaran seperti ini. Terdapat 38 orang siswa mejawab "ya" dengan
persentase 90,47% dan 4 orang siswa lainnya menjawab "tidak" dengan
persentase 9,52%. Pernyataan pembelajaran seperti ini tidak bertele-tele terdapat
36 orang siswa yang menjawab 'ya' dengan persentase 85, 71% dan 6 orang siswa
lainnya menjawab “tidak” dengan persentase 14,28%. Pernyataan saya merasa
senang dengan teknik pembelajaran seperti ini, 40 orang siswa menjawab "ya"
dengan persentase 95,23% dan 2 orang siswa lainnya menjawab "tidak' dengan
persentase 4. 76%. Pernyataan pembelajaran diskusi dengan menggunakna model
Reciprocal Teaching membantu saya dalam meningkatkan keterampilan bericara.
39 orang menjawab "ya" dengan persentase 92, 85% dan 3 orang siswa lainnya
menjawab "tidak" dengan pesentase 7,14%.
Jurnal siswa berisi 6 pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran
diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching yar.g
harus diisi oleh setiap siswa. Jawaban atau komentar dari siswa tersebut
dikelompokan ke dalam komentar positif, biasa, komentar negative dan tidak
berkomentar. Hasil jurnal siswa yang telah diisi oleh seluruh siswa secara
keseluruhan berkomentar positif terhadap pembelajaran diskusi dengan model
pembelajaran Reciprocal Teaching , yaitu 42 siswa yang berkomentar dengan
persentase 100%
Berdasarkan hasil jurnal siswa tersebut, bahwa tanggapan siswa terhadap
pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching akan penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Keterampilan berbicara siswa menjadi lebih meningkat.
2. Siswa merasa senang dan termotivasi dengan penerapan model pembelajaran
Reciprocal Teaching.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang dilakukan di
SMP Negeri 1 Padaherang pun dilakukan untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar.
2. Perencanaan pembelajaran Reciprocal Teaching penulis kembangkan
melalui metode penugasan, yaitu siswa ditugaskan untuk membaca sebuah
wacana kemudian mereka membuat rangkuman, memprediksi pertanyaan,
jawaban dan wacana tersebut kemudian dijelaskan dalam diskusi kelas
sehingga memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif berbicara saat
diskusi berlangsung.
3. Sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicarasiswa penulis
melakukan tindakan berupa pembelajaran diskusi dengan model
pembelajaran Reciprocal Teaching tiga pertemuan, yang dilaksanakan
mulai 11-25 Oktober 2010.
4. Materi pokok yang penulis kembangkan dalam setiap pertemuan, yaitu
mengenai menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam
diskusi disertai dengan bukti dan alasan.
5. Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukan bahwa keterampilan
berbicara siswa melalui pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal
Teaching mengalami peningkatan dari Pertemuan ke Pertemuan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor
94
yang tergolong ke dalam kategori baik, mendekati sangat baik, mulai dari
pertemuan I sampai dengan pertemuan III. Pada pertemuan I, siswa
mencapai 100% yang tampil diskusi di depan kelas. Namun, skor hasil
diskusi dengan nilai paling tinggi, yaitu (15) yang berada dalam kategori
baik mendekati sangat baik, yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase
35,71%. Pada pertemuan II ini, siswa mengalam peningkatan sebesar
23,81%. Siswa yang melakukan diskusi masih sama seperti dalam
pertemuan I yaitu sebanyak 42 orang siswa. Namun skor hasil diskusi
siswa yang tingkat nilainya paling tinggi (15) berada dalam kategori baik
mendekati sangat baik, yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase
59,52%. Pada pertemuan III Jumlah siswa yang berdiskusi masih 42 orang
siswa. Namun, skor hasil diskusi yang tingkat paling tingginya (15) yang
berada dalam kategori baik dan mendekati sangat baik, yaitu sebanyak 32
orang dengan persentase 88,09% di sini kembali terjadi peningkatan
sebesar 28,57%. Peningkatan kemampuan berbicara juga diikuti dengan
peningkatan rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran. Rata-rata
aktivitas siswa dalam aspek siswa serius mengerjakan tugas yang
diberikan guru, pada pertemuan II mengalami peningkatan sebesar 38,09%
diperoleh 52,38% pada Pertemuan I dan 90,47% pada pertemuan II. Hal
tersebut berarti siswa yang serius ketika merangkum, menyusun
pertanyaan. dan memprediksi jawaban untuk diskusi pada pertemuan I
berada pada kategori "cukup" dan pada pertemuan II menjadi tergolong ke
dalam kategori "baik". Seluruh siswa merespon dengan mengemukakan
gagasan dan pendapat pada saat diskusi berlangsung, yaitu persentase
100% yang tergolong kategori "sangat baik".
6. Berdasarkan data hasil observasi yang telah dilakukan pada tiap
pertemuan, mulai dari pertemuan I sampai dengan pertemuan III siswa
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam pembelajaran.
7. Penulis juga senantiasa melakukan refeksi untuk menggambarkan
mengenai kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.
95
8. Berdasarkan uraian data di atas, penelitian mengenai pembelajaran
berbicara dengan menggunakan model Reciprocal Teaching penulis
mampu memunculkan beberapa perubahanberikut ini.
a. Siswa lebih termotivasi untuk belajar berbicara di depan umum
melalui pembelajaran diskusi dengan model Reciprocal Teaching
yang belum mereka lakukan sebelumnya.
b. Siswa menjadi lebih berani tampil berbicara di depan teman-
temannya.
c. Siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran berikut ini.
1. Guru sebaiknya melanjutkan model pembelajaran Reciprocal Teaching
dalam pembelajaran berbicara khususnya proses diskusi seperti yang telah
dilakukan dalam penelitian ini.
2. Guru harus memilih topik/tema yang menarik berdasarkan minat
siswa. Hal itu bertujuan agar siswa
yang berdiskusi tertarik pada tema dan akhirnya akan memotivasi untuk
berbicara.
96
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008.
Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka2005.
Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan
Sastra Indonesia. Jakarta, 2005.
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penulisan Karya Umiak. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, 2005.
Tanpa nama. Diskusi dan Macamnnya. [online]. Tersedia:
http://pembelaiaranguru.vvordpress.com. [21 Mei 2008]
Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2008
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: PT BPFE, 1998.
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebami Suatu Keterammlon Berbahasa.
Bandung : Angkasa Bandung, 2008
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi onstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser, 2007
Suparno dkk, berbicara Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, cet I.
Dori Wawur Hendrikus, Retorika, Yogyakarta: Penerbit Kanisus, cet. I 1995.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Negeri I Padaherang
Mats Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi: Berbicara
Mengemukakan pikiran, perasaan. dan informasi melaiui kegiatan diskusi dan
protokoler.
B. Kompetensi Dasar
Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai
deagan bukti atau alasan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengamati model diskusi, siswa dapat mcnentukan mekanisme dikusi
Setelah memahami mekanisme diskusi, siswa dapat menentukan etika
menyampaikan persetujuan, sanggaham, dan penolakkan pendapat dalam
diskusi Setelah memahami etika berdiskusi, siswa dapat menyampaikan
persetujuan, sanggahan, dan penolakkan dalam diskusi disertai dengan alasan
atau bukti.
D. Materi Pembelajaran
- Model diskusi
- Mekanisme diskusi
- Etika menyampaikan persetujuan, penolakkan, dan sanggahan
E. Metode Pembelajaran
Reciprocal Teaching
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu Metode
Pertemuan
Ke-1
Pendahuluan
1) Siswa bersama-sama menyanyikan
lagu "Naik delman" yang sudah
dimodifikasi
Pada hari apa
Kuturut siapa, ke mana
Naik apa. Bagaimana
Kududuk di mana
Kududuk samping siapa yang sedang
mengapa
Mengendarai apa, supaya apa jalannya
Pa, apa, apa, siapa, kapan, dan di mana
Pa, apa, apa, mengapa dan bagaimana
2) Siswa mendengarkan guru melakukan
apersepsi
3) Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran hari ini
Inti
1) Guru menjelaskan pembelajaran diskusi
dengan model Reciprocal Teaching
2) Siswa dibagi ke dalam 6 atau 7
kelompok secara heterogen dan kepada
setiap anggota kelompok diberikan
nomor sebagai pembagian tugas
(peran). Masing-masing anggota, siapa
yang bagian merangkum, yang
memprediksi, pertanyaan, menjawab
pertanyaan dan menjelaskan, menjadi
10 menit
70 menit
Tanyajawab
Penerapan
model
Pembelajaran
Reciprocal
Teaching
notulen dan yang berperan seperti guru
untuk menjelaskan hasil bacaannya.
3) Guru membagikan sebuah wacana
kepada masing-masing kelompok
dengan tema yang berbeda.
4) Siswa ditugaskan untuk membaca teks
bacaan yang telah disediakan,
menggaris bawahi hal-hal penting
dari bacaan menurut siswa untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan
merangkum.
5) Tiap kelompok melakukan diskusi
dengan tugasnya masing-masing.
6) Guru memeperagakan bagaimana
merangkum, membuat pertanyaan,
memprediksi jawaban dan menjelaskan
kembali hasil pekerjaan kelompok di
depan kelas. Pada tahap ini guru yang
bersangkutan sebagai model.
7) Siswa secara berkelompok
mempresentasikan pembahasan yang
telah dibuatnya sesuai dengan yang
diperagan oleh guru.
Penutup
1) Siswa bersama guru merefleksi
kegiatan pembealajaran
2) Guru menutup kegiatan belajar
mengajar
10 menit
Refleksi
Penugasan
G. Alat/Sumber/Bahan
Teks Wacana
Buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII/1 karangan
Muharam Syarifudin dkk"
H. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Mampu menentukan
mekanisme diskusi
Tes lisan Uraian Tentukan mekanisme diskusi
dari model diskusi yang
ditanyangangkan
Mampu
menyampaikan
persetujuan,
sanggahan, dan
penolakan pendapat
dalam diskusi dengan
etika yang baik dan
argumentatif
Demonstrasi Observasi Berdiskusilah dengan
tema/membahas permaslahan
tertentu yang telah kalian
sepakati dengan kelompok
sesuai dengan mekanisme
diskusi dan memperhatikan
etika menyampaikan
persetujuan, sanggahan, dan
penolakan.
I. Penilaian
No Nama Siswa Skor Aspek yang Dinilai
Jumlah 1 2 3 4 5
1
2
3
Keterangan: aspek yang dinilai
1 = Kejelasan Mengemukakan pendapat
2 = kaitan pendapat dan gagasan dengan tema yang sedang dibahas
3 = Menguasai masalah yang didiskusikan
4 = ketepatan menyimpulkan hasil diskusi
5 = Keberanian mengemukakan pendapat