efektivitas penerapan budaya literasi terhadap hasil

130
EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS MURID KELAS IV SD INPRES JONGAYA 1 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh MUHAMMAD SYADILLAH NIM 10540 9650 15 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 06-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS MURID KELAS IV SD INPRES JONGAYA 1

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh MUHAMMAD SYADILLAH

NIM 10540 9650 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

ii

Scanned with CamScanner

Page 3: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

iii

Scanned with CamScanner

Page 4: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

iv

Scanned with CamScanner

Page 5: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

v

Scanned with CamScanner

Page 6: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

vi

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Keberhasilan itu berawal dari mimpi,

Mimpi dan impian akan berubah menjadi suatu kenyataan yang

Penuh dengan do’a dan usaha yang keras

Ingatlah slalu bahwa niat dan tekad yang lebih penting dari faktor

apapun lainnya untuk menentukan kesuksesan dan

keberhasilanmu

Ku persembahkan karya ini untuk orangtua tercinta

Yang telah membesarkan, mendidik dan mengorbankan jiwa

Raganya untuk penulis Buat saudara-saudaraku tersayang serta

Sahabat-sahabatku dan semua orang yang selama ini

telah mendukung penulis dalam

mewujudkan harapannya menjadi kenyataan

Page 7: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

vii

ABSTRAK

MUHAMMAD SYADILLAH. 2019. Efektivitas Penerapan Budaya Literasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Murid Kelas IV SD Inpres Jongaya 1. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hj. Hidayah Quraisy dan Pembimbing II Hj. Muliani Azis.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah penerapan budaya literasi efektif terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis pre-experiment the one group pretest posttest. Tujuannya untuk memperoleh data tentang efektivitas penerapan Budaya Literasi terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1. Budaya literasi adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara. Hasil hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan budaya literasi efektif terhadap hasil belajar IPS murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1. Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas IV sebanyak 44 murid, sampel ditarik dengan menggunakan tehnik simple random sampling yang berjumlah 22 orang, sedangkan tehnik pengumpulan datanya menggunakan tehnik observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data statistik deskriptif dan analisis data statistik inferensial dengan uji t.

Setelah menganalisis data penulis menemukan bahwa penerapan budaya literasi efektif terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1 hal ini dibuktikan dari hasil nilai yang diperoleh yaitu 9,89 lebih besar dari nilai yaitu 2,080 atas dasar signifikan 5% diambil dari nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas penerapan budaya literasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1.

Kata Kunci : Efektivitas, Budaya Literasi, Hasil Belajar IPS

Page 8: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas izin dan petunjuk Allah SWT. Karena

berkat Rahmat, Taufik, dan Hidayah dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat

melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Efektivitas

Penerapan Budaya Literasi Terhadap Hasil Belajar Murid SD Inpres

Jongaya 1”.

Disadari sejak awal hingga akhir, bahwa dalam penyusunan skripsi ini

tidak luput dari berbagai hambatan dan tantangan. Tewujudnya skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing

penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran sehingga skripsi dapat

terselesaikan. Taklupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

kedua orang tuaku yaitu Ayahanda Muh Saleh dan Ibunda tercinta Suhrah Anwar,

atas segala pengorbanan dan perjuangan yang tiada batas yang telah berjuang,

berdo‟a, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam

proses pencarian ilmu. Begitu pula, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dr. Hj. Hidayah Quraisy, M.Pd. Selaku pembimbing I

dan Dra. Hj. Muliani Azis, M.Si. selaku pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membantu, membimbing, memberi petunjuk, saran

dan selalu memberi dorongan dan motivasi kepada penulis sejak awal penyusunan

proposal hingga selesainya skripsi ini.

Page 9: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

ix

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada bapak :

Prof Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S. Pd., M. Pd.,

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah

Makassar, Ma‟ruf, S.Pd.,M.Pd., Penasehat Akademik, serta Dosen Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membimbing dan membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan, sehingga penulis dapat melakukan penelitian skripsi ini dan

menyelesaikan studi dengan baik.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Kepala Sekolah SD Inpres Jongaya 1 yakni ibu Dra. Hj. Darmawati atas izinya

untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya. Demikian pula,

kepada guru kelas IV ibu Ernawati, S.Pd atas arahan dan bimbingan yang

diberikan penulis dalam melaksanakan penelitian, Guru SD Inpres Jongaya 1 yang

ikut membantu kelancaran penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada “Indo Sada” yang telah membantu dan menemani penulis mulai dari

melaksanaan Pemantapan Profesi Keguruan (P2K), penyusunan proposal, hingga

sekarang dalam tahap menyelesaikan skripsi, teman-teman seperjuanganku yang

selalu menemani dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku “Hula-Hula Pappuda”

serta rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan

2015 Khususnya kelas C atas segala kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya

kepada penulis.

Page 10: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

x

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut bersifat membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amiin

Makassar, 30 Agustus 2019

Penulis

Page 11: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka .................................................................. 8

1. Hasil Penelitian Relevan ............................................ 8

2. Pengertian Efektivitas ................................................ 9

Page 12: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

xii

3. Budaya Literasi .......................................................... 12

4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ............ 21

5. Belajar dan Hasil Belajar ........................................... 33

B. Kerangka Pikir ................................................................. 37

C. Hipotesis Penelitian .......................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ....................................................... 40

1. Jenis Penelitian ........................................................... 40

2. Desain Penelitian ........................................................ 40

B. Populasi dan Sampel ........................................................ 41

1. Populasi ...................................................................... 41

2. Sampel ........................................................................ 41

C. Defenisi Operasional Variabel ......................................... 42

D. Instrumen Penelitian......................................................... 43

E. Tehnik Pengumpulan Data ............................................... 43

F. Tehnik Analisis Data ........................................................ 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................ 48

B. Pembahasan ..................................................................... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .......................................................................... 63

B. Saran ................................................................................ 63

Page 13: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

xiii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Tahapan Kegiatan Literasi Sekolah ......................................................... 17

3.2 Penarikan sampel Penelitian .................................................................... 41

3.3 Distribusi dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar (Pretest atau Posttest) .. 45

3.4 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar ............................................................ 46

4.1 Skor Nilai Pre-test .................................................................................... 48

4.2 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) Pretest ................................ 49

4.3 Tingkat Hasil Belajar Pretest ................................................................... 51

4.4 Deskripsi Ketuntasan Belajar IPS ............................................................ 51

4.5 Skor Nilai Post-test .................................................................................. 54

4.6 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test ..................... 55

4.7 Tingkat Hasil Belajar Post-test ................................................................ 56

4.8 Deskripsi Ketuntasan Belajar IPS ............................................................ 57

4.9 Analisis Skor Pre-test dan Post-test ......................................................... 59

Page 15: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Kerangka Pikir ......................................................................................... 38

3.1 Desain Penelitian One Group Pretest- Posttest ........................................ 40

Page 16: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Soal Pre-test dan Post-test

3. Analisis Nilai

4. Daftar Nilai Muird SD Inpres Jongaya 1

5. Absen Murid SD Inpres Jongaya 1

6. Analisis Data Aktivitas Murid SD Inpres Jongaya 1

7. Dokumentasi

8. Lembar Observasi

9. Persuratan

Page 17: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah

(Scientific approach) dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya,

menalar, mencoba, membentuk jejaring. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

pembaharuan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Perubahan itu tentunya dimaksudkan untuk menjadikan

pendidikan menjadi lebih baik. Pemahaman akan kurikulum 2013 bagi guru,

masih sangatlah kurang sehingga belum semua sekolahan mengaplikasikan

Kurikulum 2013 di sekolahannya. Selain pemahamannya yang kurang terhadap

Kurikulum 2013 masih ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan Kurikulum

2013, sehingga perlu adanya pemecahan masalah-masalah agar penggunaan

Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di kelas lebih baik lagi.

Proses pembelajaran kurikulum 2013 dilakukan secara tematik dengan

menggabungkan mata pelajaran dalam satu kali pertemuan. Kurikulum 2013

menuntut murid untuk aktif dalam pembelajaran karena dalam kurikulum 2013

murid yang mencari tahu sendiri informasi. Sedangkan guru hanya sebagai

fasilitator dalam kelas. Oleh karena itu perlu ditingkatkan minat murid untuk

membaca. Membaca merupakan hal yang sangat penting dalam hidup. Semua

proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Namun, pada kenyataannya

masih banyak guru yang tidak menerapkan literasi dalam proses pembelajaran.

Page 18: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

2

2

Pada hal dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)

Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti luhur kepada peserta

didik dengan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Menjelaskan

bahwa GLS merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan seluruh warga

sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai

bagian ekosistem pendidikan

Setiap tingkatan pendidikan seharusnya menerapkan GLS, terutama pada

tingkat sekolah dasar. Adanya budaya literasi disekolah mampu membantu murid

mendapatkan pengetahuan yang luas dan informasi-informasi terkait mata

pelajaran. Salah-satu mata pelajaran yang wajib diajarkan ditingkat sekolah dasar

yaitu mata pelajaran IPS. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) merupakan salah satu

mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, yang

berhubungan dengan isu-isu sosial dan kewarganegaraan, serta menggambarkan

kemajemukan aspek-aspek dari kehidupan sosial manusia di masyarakat. Untuk

itulah diperlukannya pembelajaran IPS diajarkan di jenjang pendidikan formal,

dengan harapan murid nantinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan juga

memahami nilai-nilai kehidupan untuk dapat menghayati serta menyadari

kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan, dan persaingan.

Menurut Wahab (Gunawan, 2011:21) menyatakan tujuan pembelajaran

IPS di sekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghafal

sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. Para siswa selain

diharapkan memiliki pengetahuan mereka juga dapat mengembangkan

Page 19: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

3

keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan

akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya.

Berkaitan karateristik yang ditampilkan dalam pemaparan mengenai IPS

sudah seharusnya guru mampu mengidentifikasi strategi, metode, maupun model

pembelajaran seperti apa yang harus diterapkan dalam pembelajaran IPS.

Pemilihan rancangan pembelajaran seharusnya mengarah pada pengembangan

minat murid untuk belajar, menggugah rasa ingin tahu, dan memupuk kemauan

murid untuk menemukan sendiri hal-hal baru, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pembelajaran IPS. Tetapi realita yang terjadi masih jauh

dari yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran khususnya IPS guru lebih

banyak menggunakan pembelajaran konvensional. Artinya guru mentransformasi

ilmu pengetahuannya masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja,

sehingga pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dan membuat siswa

menjadi pasif dalam pembelajaran.

Kesempatan ini peneliti melakukan observasi di SD Inpres Jongaya 1

sebagai objek penelitian, peneliti juga pernah melaksanakan magang 3 di sekolah

tersebut sehingga sudah mengetahui situasi proses belajar mengajar dan kondisi

sekolah tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian skripsi. Fakta

tersebut juga ditemukan pada saat observasi awal dan wawancara guru kelas IV

pada tanggal 14 januari 2019 yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Inpres

Jongaya 1 dalam pembelajarannya belum menggunakan model pembelajaran yang

menarik, guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional saja yaitu

ceramah sehingga tidak ada daya tarik bagi murid untuk berkonsentrasi pada

Page 20: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

4

pelajaran. Kebiasaan guru bertindak sebagai pemberi informasi mengembangkan

budaya belajar yang menerima dengan pengembangan berfikir pada tingkat

hafalan. Materi yang disampaikan oleh guru kurang menarik, selain itu guru

kurang komunikatif ketika dalam mengajar untuk meningkatkan kreatifitas siswa,

hal ini mengakibatkan respon siswa masih rendah tidak aktif, kreatif, dan berfikir

kritis, dengan kata lain hasil belajar murid dalam pembelajaran IPS rendah.

Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diperoleh informasi

bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diperolah siswa kurang

dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Rendahnya hasil belajar

murid terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) disebabkan oleh

beberapa factor, antara lain : (1) faktor guru, (2) tidak mengoptimalkan sumber-

sumber bacaan yang ada, (3) sumber bacaan yang disiapkan kurang menarik

perhatian siswa, (4) kurangnya sosialisasi tentang Gerakan Literasi Sekolah, dan

(5) kurangnya motivasi tentang pentingnya budaya membaca

Salah satu model pembelajaran yang efektif dan efisien adalah model

pembelajaran literasi. Secara tradisional, literasi dipandang sebagai kemampuan

membaca dan menulis. Menurut Abidin (2015:9) menyatakan model

Pembelajaran Literasi merupakan model pembelajaran yang mengutamakan

penggunaan kemampuan berbahasa pada proses pembelajarannya. Kemampuan

berbahasa tersebut berkaitan dengan konteks, budaya, dan media, wujud dasar dari

model pembelajaran literasi ini adalah keterampilan berbahasa yang meliputi

keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan berbicara dan

keterampilan menyimak.

Page 21: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

5

Model pembelajaran literasi merupakan konsep belajar yang membantu

guru untuk dapat mengaitkan materi pelajaran dengan situasi di dunia nyata

melalui sebuah literatur atau bacaan yang menarik. Selain itu, dengan model

pembelajaran literasi ini juga dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan

meningkatkan minat baca murid hingga nantinya membaca menjadi sebuah

budaya. Dengan diterapkannya model pembelajaran literasi diharapkan dapat

meningkatkan kreatifitas berfikir murid dalam menemukan informasi dan konsep-

konsep pada mata pelajaran IPS sehingga hasil belajar murid akan meningkat.

Berdasarkan uraian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan Budaya Literasi terhadap hasil

belajar IPS murid SD Inpres Jongaya 1”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah Bagaimanakah penerapan budaya literasi efektif terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan dari penulisan proposal ini adalah : untuk memperoleh data tentang

efektivitas penerapan budaya literasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1.

Page 22: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui Efektivitas Penerapan

Budaya Literasi Terhadap Hasil Belajar IPS Murid Kelas IV SD Inpres

Jongaya 1.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktisnya adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Dengan model pembelajaran literasi seorang siswa dapat

meningkatkan kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif merupakan

kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan

teknologi. Dengan ranah kognitif tersebut siswa dapat memecahkan

masalah, menambah rasa percaya diri pada siswa, dan siswa juga memiliki

kemampuan secara bertahap mandiri dalam belajar dan melatih suatu

keterampilan.

b. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam usaha peningkatan hasil belajar IPS

2) Melalui penelitian ini diharapkan guru dapat mengetahui model

pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Page 23: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

7

3) Dapat menjadi bahan informasi bagi guru tentang pentingnya model

pembelajaran dalam mengajar sehingga siswa tidak merasa bosan dalam

mengajar.

c. Bagi Sekolah

Dengan penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran bagi

sekolah dalam rangka perbaikan teknik pembelajaran yang bervariasi

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan menunjang tercapainya

target kurikulum sesuai dengan diharapkan.

Page 24: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

8

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Relevan

Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan membahas

permasalahan yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu:

a. Hasil penelitan yang dilakukan oleh Yunitha Fajarwati (2012:82), dalam

penelitian yang berjudul : Pengaruh Kemampuan Literasi Informasi

Terhadap Prestasi Belajar Murid SMAN 1 Depok. Dengan hasil penelitian

menyatakan bahwa terdapat pengaruh kemampuan literasi informasi terhadap

prestasi belajar murid.

Persamaan penelitian ini adalah terletak pada variabel independentnya yang

sama-sama membahas tentang budaya literasi, sedangkan perbedaanya

terletak pada variabel dependentnya, dimana penelitian di atas menggunakan

variabel prestasi belajar murid sedangkan pada penelitian ini penulis

menggunakan Hasil Belajar IPS.

b. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Arista Sari (2017), dalam penelitian

yang berjudul : Pengaruh Model Pembelajaran Literasi Sebagai Budaya

Sekolah Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas V.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model

Page 25: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

9

pembelajaran literasi berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi

pengetahuan pada mata pelajaran IPS.

Persamaan penelitian ini adalah terletak pada variabel independentnya yang

sama-sama membahas tentang budaya literasi, sedangkan perbedaannya

terletak pada variabel dependentnya, dimana penelitian diatas menggunakan

penguasaan kompetensi pengetahuan ips sedangkan pada penelitian ini

penulis menggunakan Hasil Belajar IPS.

Kesimpulan dari skripsi ini adalah dengan menerapkannya budaya literasi

dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS, dari kedua penelitian diatas persamaan

dari penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan budaya

literasi dalam proses pembelajaran,

2. Pengertian Efektivitas

Memaknai efektifitas setiap orang memberi arti yang berbeda sesuai sudut

pandang dan kepentingan masing-masing dalam kamus bahasa Indonesia.

Mulyono (Mirawaty: 2010:6) dikemukakan bahwa: “efektif berarti ada efeknya

(akibatnya, pengaruhnya, dan kesannya) manjur atau mujarab dapat membawa

hasil”, jadi efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan

tugas, dengan sasaran yang dituju.

Efektifitas berasal dari kata “efektif”. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, efektif berarti dapat memberikan hasil; ada pengaruhnya; ada

akibatnya; ada efeknya. Sedangkan efektivitas berarti: keadaan berpengaruh hal

berkesan, keberhasilan usaha atau tindakan.

Page 26: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

10

Sadiman (Hasrianti, 2014:8) mengatakan bahwa keefektifan pembelajaran

adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

Ekosusilo (Nursiawati, 2012:6) mengemukakan bahwa efektifitas adalah

suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang sudah direncanakan

dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, berarti semakin

efektif pula kegiatan tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas

pembelajaran adalah suatu keadaan yang menunjukan sejauh mana keberhasilan

yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

Adapun indikator efektifitas dalam penelitian ini adalah:

a. Ketuntasan Belajar

Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan murid

dalam belajar atau dengan kata lain ketuntasan belajar murid diukur dengan tes

hasil belajar. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan

murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1 terhadap materi yang diperoleh setelah

mengalami proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Ketuntasan hasil

belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah mencapai ketuntasan individual

dan klasikal, yakni siswa telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kriteria hasil belajar murid sebagai acuan efektifitas pembelajaran pada penelitian

ini adalah apabila jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM ≥ 75%.

b. Aktivitas Murid dalam Kegiatan Pembelajaran

Page 27: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

11

Aktivitas belajar IPS adalah proses komunikasi antara murid dan guru

dalam lingkungan kelas baik proses akibat dari hasil interaksi murid dan guru atau

murid dengan murid sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkah

laku, dan keterampilan yang dapat diamati melalui perhatian murid, kesungguhan

murid, kedisiplinan murid, keterampilan murid dalam bertanya/menjawab.

Murid dikatakan aktif di kelas apabila:

1. Kegiatan belajar menarik minat murid

2. Semua murid terlibat dalam belajar

3. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja teman

4. Mendorong rasa ingin tahu murid untuk bertanya

5. Mendorong murid untuk berpikir dan bekerja sama

c. Aktivitas Guru dalam Mengelolah Pembelajaran

Proses pembelajaran dikatakan efektif jika pelaksanaannya berjalan

dengan baik. Dimana guru mampu menciptakan suasana belajar yang baik, proses

pembelajaran yang mampu menarik perhatian murid sehingga muridpun dapat

menyerap pelajaran dengan baik pula. Aktivitas guru mengelolah pembelajaran

yang dinilai adalah aktvitas guru dalam melaksanakan setiap tahap-tahap

pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Pengelolaan pembelajaran

dikatakan efektif jika aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran minimal

telah mencapai kriteria baik.

d. Respon Murid Terhadap Pembelajaran

Respon murid merupakan salah satu kriteria suatu pembelajaran dikatakan

efektif atau tidak. Respon murid dibagi dua, yaitu respon positif dan respon

Page 28: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

12

negatif. Respon murid yang positif merupakan tanggapan perasaan senang,

setuju, atau merasakan ada kemajuan setelah pelaksanaan suatu model,

pendekatan, dan metode pembelajaran, sedangkan respon murid yang negatif

adalah sebaliknya.

3. Budaya Literasi

a. Pengertian Budaya Literasi

Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktifitas membaca dan menulis.

Menurut kamus bahasa inggris (literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan

membaca). Namun, Deklarasi pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga

mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga

bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa,

dan budaya. ( UNESCO, 2013 dalam pengesti, dkk 2016 :7).

Faisah, dkk (2016:2) budaya literasi adalah kemampuan mengakses,

memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktifitas

antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Sedangkan

Trini Hariyati (2014:2),budaya literasi adalah kebereksaraan, yaitu kemampuan

menulis dan membaca, budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan

berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya

apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan

karya. Alwasilah (2005:121) merumuskan tiga indikator yang menunjukkan

masyarakat berbudaya literat. Pertama, seseorang disebut literat apabila ia

memiliki pengetahuan dan keterampilan pokok untuk melibatkan segala kegiatan

dilingkungan literatnya. Kedua, pengetahuan dan keterampilan literat itu

Page 29: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

13

diperlukan untuk berperan secara efektif dalam kelompok dan masyarakatnya.

Yang diperlukan di sini adalah implementasi dari keterampilannya tersebut untuk

ikut berpartisipasi dalam upaya membangun masyarakat. Ketiga, seorang literat

memiliki kemampuan membaca, menulis, aritmatika, untuk memfasilitasi

pembangunan diri dan masyarakatnya.

Menurut Besnier (Alfi syahriani, 2010) menyatakan bahwa.

“Key Concept in Language and Culture sebagai „communication though visually decoded inscription, rather thn though auditory and gestured channels‟, Literasi adalah komunikasi melalui inskripsi yang terbaca secara visual, bukan melalui saluran pendengaran dan isyarat. Inskripsi visual di sini termasuk di dalamnya adalah bahasa tulisan yang dimediasi dengan alphabet, aksara”.

b. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Gerakan literasi sekolah adalah salah satu usaha pemerintah di bidang

pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yang literasi. Beberapa pakar

pendidikan merumuskan pengertian gerakan literasi sekolah (GLS) sebagai

berikut:

1. Wiedarti, dkk (2016;7). Gerakan literasi sekolah (GLS) merupakan suatu

usaha atau kegiatan yang bersifat partisipasif dengan melibatkan warga

sekolah (murid, guru, kepala sekolah, komite sekolah, orang tua/wali

murid, murid), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (toko

masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll), dan

pemangku kepentingan dibawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.

Page 30: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

14

c. Tujuan Budaya Literasi Sekolah

Menurut DIKJEN pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan

dan kebudayaan (Wiedarti, dkk. 2016:5). Budaya literasi sekolah memiliki dua

tujuan utama yaitu tujuan umum dan khusus sebagai berikut :

1) Tujuan Umum

Menumbuh kembangkan budi pekerti murid melalui pembudayaan ekosistem

literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerak Literasi Sekolah agar mereka

menjadi pembelajar sepanjang hayat.

2) Tujuan Khusus

a) Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah.

b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah

anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

d) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku

bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

d. Prinsip-Prinsip Literasi Sekolah

Menurut Beers (2009:31), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi

sekolah menekan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat

diprediksi. Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis

Page 31: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

15

saling beririsan antar tahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan

literasi murid dapat membantu sekolah untuk menulis strategi pembiasaan

dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.

2) Program literasi yang baik bersifat berimbang. Sekolah yang menerapkan

program literasi berimbang menyadari bahwa tiap murid memiliki kebutuhan

yang berbeda. Oleh karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca

perlu divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program

literasi yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan

karya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak dan remaja.

3) Program literasi terintegrasi dengan kurikulum. Pembiasaan dan

pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua

mata pelajaran sebab pembelajaran mata pelajaran apapun membutuhkan

bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan

profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata

pelajaran.

4) Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun. Misalnya, „menulis

surat kepada presiden‟ atau „membaca untuk ibu‟ merupakan contoh-contoh

kegiatan literasi yang bermakna.

5) Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan. Kelas berbasis literasi yang

kuat diharapakan memunculkan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi

tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga perlu

membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir

Page 32: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

16

kritis dapat diasah. Murid perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan

pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan.

6) Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaraan terhadap keberagaman.

Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di

sekolah bahan bacaan untuk murid perlu merefleksikan kekayaan budaya

Indonesia agar mereka dapat terpajang pada kegiatan pengalaman

multicultural.

e. Tahap Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Seperti yang terdapat di dalam buku induk gerakan literasi sekolah

(Wiedarti, dkk.(2016:27-28). Tiga tahap tersebut adalah tahap pembiasaan,

pengembangan dan pembelajaran.

a) Tahap ke-1: pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem

sekolah. Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap

bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.

Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan

kemampuan literasi murid.

b) Tahap ke-2 pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan

literasi. Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan

kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman

pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif

melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan

c) Tahap ke-3: pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi. Kegiatan literasi

pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami

Page 33: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

17

teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi , berpikir kritis, dan

mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan

menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam tahap ini

ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan

membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 yang

mensyaratkan murid membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa

buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks

multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu

sebanyak 6 buku bagi murid SD, 12 buku bagi murid SMP, dan 18 buku bagi

murid SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap pembelajaran

ini disediakan oleh wali kelas.

Tabel 2.1 Tahap Kegiatan Literasi Sekolah

1 2

TAHAPAN KEGIATAN

PEMBIASAAN

(Belum diberi

perlakuan)

1. Lima belas menit membaca setiap hari

sebelum jam pelajaran melalui

kegiatan membacakan buku dengan

nyaring (read aloud) atau seluruh

warga sekolah membaca dalam hati

(sustained silent reading).

2. Membangun lingkungan fisik sekolah

yang kaya literasi, antara lain: (1)

menyediakan perpustakaan, sudut

Page 34: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

18

baca, dan area baca yang nyaman; (2)

pengembangan sarana lain (UKS,

Kantin, Kebun sekolah); dan (3)

penyediaan koleksi teks cetak, visual,

digital, maupun multimodal yang

mudah diakses oleh seluruh warga

sekolah; (4) pembuatan bahan kaya

teks (print-rich materials)

PENGEMBANGAN

1. Lima belas menit membaca setiap hari

sebelum jam pelajaran melalui

kegiatan membacakan buku dengan

nyaring, membaca dalam hati,

membaca bersama, dan atau membaca

terpandu diikuti kegiatan lain dengan

tagihan non-akademik, contoh:

membuat peta cerita (story map),

menggunakan graphic organizers,

bincang buku.

2. Mengembangkan lingkungan fisik,

sosial, afektif sekolah yang kaya

literasi dan menciptakan ekosistem

sekolah yang menghargai keterbukaan

Page 35: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

19

dan kegemaran terhadap pengetahuan

dengan berbagai kegiatan, antara lain:

(a) memberikan penghargaan kepada

capaian perilaku positif, kepedulian

sosial, dan semangat belajar murid;

penghargaan ini dapat dilakukan pada

setiap upacara bendera hari senin dan

atau peringatan lain; (b) kegiatan-

kegiatan akademik lain yang

mendukung terciptanya budaya

literasi di sekolah (belajar di kebun

sekolah, belajar di lingkungan luar

sekolah, wisata perpustakaan

kota/daerah dan taman bacaan

masyarakat, dll.)

3. Pengembangan kemampuan literasi

melalui kegiatan di perpustakaan

sekolah/perpustakaan kota/daerah

atau taman bacaan masyarakat atau

sudut baca kelas dengan berbagai

kegiatan, antara lain: (a) membacakan

buku dengan nyaring, membaca

dalam hati membaca bersama (shared

Page 36: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

20

reading), membaca terpandu (guided

reading), menonton film pendek dan

atau membaca teks visual/digital

(materi dari internet; (b) murid

merespon teks (cetak/visual/digital),

fiksi dan nonfiksi.

1 2

PEMBELAJARAN

(Diberi perlakuan )

1. Lima belas menit membaca setiap hari

sebelum jam pelajaran melalui kegiatan

membacakan buku dengan nyaring,

membaca dalam hati, membaca

terpandu diikuti kegiatan lain dengan

tagihan non-akademik dan akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran,

disesuaikan dengan tagihan akademik

di kurikulum 2013.

3. Melaksanakan berbagai strategi untuk

memahami teks dalam semua mata

pelajaran (misalnya, dengan

menggunakan graphic organizers).

Menggunakan lingkungan fisik, sosial

Page 37: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

21

afektif, dan akademik disertai beragam

bacaan (cetak, visual, auditori, digital)

yang kaya literasi di luar buku teks

pelajaran untuk memperkaya

pengetahuan dalam mata pelajaran.

(Sumber: Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, 2016:29-30)

4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Pembelajaran

Hamzah Uno (2011:54) berpendapat bahwa pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar atau

instruktur dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapaian

tujuan belajar tertentu. Sedangkan Syaiful Sagala (2008:43) menyatakan bahwa

pembelajaran ialah membelajarkan murid menggunakan asas pendidikan maupun

teori belajar sehingga merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan dan

pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah mengajarkan oleh pihak

guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh murid.

Menurut Syaiful Sagala (2009:61) pembelajaran adalah “membelajarkan

siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan

penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar oleh murid. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses

dimana lingkungan seeorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

Page 38: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

22

turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu. Menurut Oemar Hamalik (2010:239) pembelajaran

adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material

fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya

tujuan pembelajaran”. Dari teori-teori yang dikemukakan banyak ahli tentang

pembelajaran, Oemar Hamalik mengemukakan 3 (tiga) rumusan yang dianggap

lebih maju, yaitu:

1. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan

kondisi belajar bagi murid.

2. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan murid untuk menjadi warga

masyarakat yang baik.

3. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan

masyarakat sehari-hari.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Puskur (2008:4) Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bahan

kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan

modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan,

Keterampilan sejarah, geografi, antropologi, dan ekonomi. Nursid Samaatmadja

(2008:1) mengemukakan bahwa “Secara mendasar pengajaran ilmu pengetahuan

sosial (IPS) berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah

laku dan kebutuhannya”. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) berkenaan dengan cara

manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi

Page 39: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

23

kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber yang ada

dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain

sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat.

Menurut Winataputra (2010:132), bahwa Pendidikan IPS adalah suatu

penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta

masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah

dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar menengah.

Menurut Sapriya (2008:9), bahwa Pendidikan IPS adalah penyederhanaan

atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humonaria, serta kegiatan dasar

manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Menurut Somantri (2001:103), bahwa Pendidikan IPS adalah

penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu

sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis

untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila.

Menurut Prof. Nu‟man Soemantri yang dikemukakan dalam Forum

Komunikasi II Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia

(HISPIPSI) sekarang dirubah menjadi Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu

Sosial Indonesia, disingkat (HISPISI) Pendidikan IPS adalah persekolahan dan

pendidikan IPS perguruan tinggi

c. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Page 40: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

24

Dalam Permendiknas No.20 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan

bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan agar murid

memiliki kemampuan sebagai berikut 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) Memiliki kemampuan dasar

untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,

di tingkah local, dan global. Menurut Hasan dalam (Supriya, dkk 2005:5) tujuan

pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dikelompokkan ke dalam tiga

kategori, yaitu pengembangan intelektual murid, pengembangan dan rasa

tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri

murid sebagai pribadi. Selanjutnya menurut Martorella (Supriya, dkk 2005:8)

mengemukakan tujuan utama dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di

SD adalah untuk mengembangkan pribadi “warga Negara yang baik” (good

citizen).

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan. Di tingkat SD/MI, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan:

Page 41: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

25

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional,

dan global.

Sedangkan menurut para ahli tujuan pembelajaran IPS adalah :

Tujuan Pembelajaran IPS menurut Kosasih Djahiri (H Sapriya dkk, 2009: 13)

adalah sebagai berikut :

1. Membina peserta didik agar mampu mengembangkan pengertian/

pengetahuan berdasarkan generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun

yang bersifat interdispliner / komprehensif dari berbagai cabang ilmu.

2. Membina peserta didik agar mampu mengembangkan dan mempraktekkan

keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas

dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial

3. Membina dan mendorong peserta didik untuk memahami, menghargai dan

menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun

individual

Page 42: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

26

4. Membina peserta didik kearah turut mempengaruhi nilai-nilai

kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan, menyempurnakan nilai-

nilai yang ada pada dirinya

5. Membina peserta didik untuk berpartisipasi dalam kegiatan

kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga negara.

Adapun tujuan pembelajaran menurut Susanto. A dalam Mutakin (1998:145)

merumuskan tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut :

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun

diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun

masyarakat.

Page 43: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

27

Jadi dari berbagai tujuan pembelajaran menurut para ahli dapat

disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS mencakup tiga aspek yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor. Dengan ketiga aspek tersebut bertujuan untuk membina

peserta didik agar dapat mengembangkan ketiga aspek itu kedalam kehidupan

dimasyarakat.

d. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar

Nursalam dan Suardi (2018:11) Keberhasilan suatu proses pembelajaran

dapat diukur berdasarkan ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan sejak

awal kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran perlu adanya interaksi

antara dua belah pihak yaitu pengajar (guru) dan siswa karena tugas guru

tidak hanya memberikan sejumlah informasi kepada siswa, tetapi

mengusahakan agar konsep-konsep yang diajarkan dapat tertanam dalam ingatan

siswa.

Hamid Hasan, dkk (2009:18) menyatakan bahwa, sebaiknya pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mampu mempersiapkan, membina, dan

membentuk kemampuan murid yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan

kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat. Kualitas dan

keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan

guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran.

e. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar

Page 44: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

28

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan mampu

mengembangkan aspek pengetahuan dan pengertian (Knowledge and

understanding), aspek sikap dan nilai (attitude dan value), dan aspek keterampilan

(skill), Depdiknas (2006) menyebutkan tujuan institusional penyelenggaraan

pendidikan di sekolah dasar menurut kurikulum 2006 (KTSP) adalah :

1. Mendidik murid agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan

pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung

jawab terhadap pembangunan bangsa.

2. Memberikan bekal kemampuan yang diperlukan murid untuk melanjutkan

pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

3. Memberikan bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan

mengembangkan diri sendiri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,

lingkungannya.

4. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

Landasan penyusunan kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD tidak

lepas dari Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia

dan berdasarkan pada Pancasila UUD 1945 yang mengamanatkan upaya untuk

kehidupan serta agar pemerintah mengusahakan penyelenggaran satu sistem

pengejaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Menurut Saidiharjo (2005:109) menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) merupakan program pendidikan yang berupaya mengembangkan

pemahaman murid tentang bagaimana manusia sebagai individu dan kelompok

Page 45: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

29

hidup bersama dan berintraksi dengan lingkungannya baik fisik maupun sosial.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan agar murid mampu

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial, yang berguna bagi

kemajuan dirinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

f. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Berkaitan dengan keadaan di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang

dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.

Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3), yaitu :

1. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah

2. Suka memuji diri sendiri

3. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak

penting

4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang

menguntungkan dirinya

5. Suka meremehkan orang lain

Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6), yaitu :

1. Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari

2. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis

3. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus

4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi

belajarnya di sekolah.

Page 46: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

30

Pendapat lain tentang Karakteristik IPS yang dikemukan oleh A Kosasih

Djahiri. Karakteristik pembelajaran IPS menurut A Kosasih Djahiri (H.Sapriya

dkk 2009:8) sebagai berikut :

1. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya

(menelaah fakta dari segi ilmu).

2. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu

saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari ilmu sosial dan

lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu)

digunakan untuk menelaah satu masalah / tema

3. Mengutamakan peran aktif peserta didik melalui proses belajar inquiri agar

peserta didik mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analisis.

4. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan / menghubungkan

bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan

kehidupan nyata dimasyarakat, pengalaman, pemasalahan, kebutuhan

kepada kehidupan dimasa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun

budayanya

5. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil

(mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadi proses

internalisasi secara mantap dan aktif pada diri peserta didik agar memiliki

kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata

pada masyarakat

6. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayat hubungan antar manusia

dan keterampilannya

Page 47: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

31

7. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai

dan keterampilannya.

8. Berusaha untuk memuaskan setiap peserta didik yang berbeda melalui

program maupun pembelajaran dalam arti memperhatikan minat peserta

didik dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan

kehidupannya.

9. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan

prinsip-prinsip karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang

menjadi ciri IPS itu sendiri.

Pendidikan IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi

atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-

ilmu sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu

(Lilim Sadeli, 1989:21).

g. Materi IPS

Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara

individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya). Materi IPS

digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena

itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya

merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. Menurut

Mulyono Tjokrodikaryo, (1986:21) ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

Page 48: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

32

1. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari

keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara

dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

2. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,

produksi, komunikasi, transportasi.

3. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan

antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai

yang terjauh.

4. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang

dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang

tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.

5. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,

pakaian, permainan dan keluarga.

Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber

materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-

teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan

sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat.

h. Strategi Pembelajaran IPS

Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan

pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan : anak (diri sendiri),

keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum

Page 49: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

33

seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment

Curriculum” (mukminan, 1996:5).

Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-

tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan

lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis

bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian

mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi unsur-unsur dunia yang lebih

luas.

Dari pendapat tersebut terlihat bahwa karakteristik pembelajaran IPS

merupakan pengabungan dari teori ilmu sosial dengan fakta yang memiliki sifat

komprehensif melalui proses belajar Kooperatif maka pembelajaran akan lebih

dimengerti karena siswa belajar dengan bantuan LKS secara berdiskusi dengan

teman kelompoknya guna menemukan dan memahami konsep pembelajaran IPS

tersebut.

5. Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut:

1. Menurut Gagne (Agus Suprijono, 2013:2) belajar adalah perubahan

disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.

Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses

pertumbuhan secara alamiah.

Page 50: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

34

2. Travers (Agus Suprijono, 2013:2) belajar adalah proses menghasilkan

penyesuaian tingkah laku.

3. Cronbach (Agus Suprijono, 2013:2), learning is shown by a change in

behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku

sebagai hasil dari pengalaman).

4. Harold spears (Agus Suprijono, 2013:2), learning is to of observe, to read,

to imitate, to try something them selves, to lisen, to follow direction.

(Dengan kata lain bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru,

mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).

5. Geoch (Agus Suprijono, 2013:2), learning is change in performance as a

result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil

latihan).

6. Morgan (Agus Suprijono, 2013:2), learning is any relatively permanent

change in behavior that is a result of past experience.( Belajar adalah

perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari

pengalaman).

b. Prinsip Belajar

Berikut adalah prinsip-prinsip belajar menurut Agus Suprijono (2013:4-5):

pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai

hasil belajar memiliki ciri-ciri:

1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari.

2. Countinue atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

Page 51: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

35

3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4. Positif atau berakumulasi.

5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

6. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Witting, belajar sebagai

any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire

that occurs as a result of experience.

7. Bertujuan dan terarah.

8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong

kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang

dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari

berbagai komponen belajar.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman.Pengalaman pada dasarnya

adalah hasil dari interaksi antara murid dan lingkungannya. William Burton

mengemukakan bahwa a good learning situation consist of a rich an varied series

of learning experience unified around and vigorous purpose and carried on in

interaction with a rich varied and provocative environment.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Agus Suprijono (2013:5), hasil belajar adalah pola-

pola perbuat, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne Agus Suprijono (2013:5), hasil belajar

berupa:

Page 52: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

36

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik

terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan

manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang. keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,

kemampuan analitis-analitis fakta konsep dan mengembangkan prinsip-

prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan

melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3. Strategi kognitif yaitu kecapakan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifinya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah

dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkai gerak jasmani

dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan

menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Bloom (Agus Suprijono, 2013;6-7), hasil belajar mencakup kemampuan

efektif, kognitif dan psikomotorik. Dominan kognitif adalah Knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan

hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan

Page 53: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

37

baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap

menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization

(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi

initiatory, pre-reotine, dan rountized. Psikomotor juga mencakup keterampilan

produktif, teknik , fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut

Iindegren (Agus suprijono, 2013;7), hasil pembelajaran meliputi kecakapan,

informasi,pengertian, dan sikap. Menurut Slameto (Agus suprijono, 2013;2)

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Sudjana (2011;20)

hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima

pengalaman belajar. Hasil belajar murid pada hakikatnya adalah perubahan

mencakup bidang kognitif, afektif dan berorientasi pada proses belajar mengajar

yang dialami murid).

B. Kerangka Pikir

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan

suatu hasil dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, sehingga dengan interaksi

aktif dan saling bertukar informasi dapat terjadi perubahan-perubahan yang

relative dan berbekas. Suasana belajar yang dapat menciptakan lingkungan agar

siswa dapat saling membantu sehingga dapat saling memenuhi kebutuhannya

salah satunya adalah penerapan budaya literasi. Budaya literasi ini merupakan

salah satu alternatif pengajaran yang dapat memberikan suasana baru dalam

Page 54: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

38

kegiatan belajar mengajar. Budaya literasi merupakan kebiasaan berpikir yang

diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang

dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) membutuhkan pemahaman

dalam mempelajarinya, diharapkan murid mampu menguasai materi yang

diberikan oleh guru, sehingga untuk dapat menguasai materi pelajaran tersebut

secara baik maka guru harus bisa merubah suasana belajar yang menyenangkan,

dengan hadirnya budaya literasi (kebiasaan membaca) ini para murid dapat

menguasai materi yang diajarkan. Upaya tersebut dalam rangka memenuhi

kebutuhan murid untuk melihat seluruh potensi siswa dalam bentuk kebiasaan

membaca, menulis, dan berkomunikasi.

Keberhasilan prestasi didik dalam belajar dapat diukur dengan hasil belajar

yang diperoleh selama mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar. Perolehan

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV SD Inpres Jongaya 1 sudah

cukup baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Tes

Pretest

Belum Menggunakan

Budaya Literasi

Pembelajaran IPS

Menggunakan Budaya

Literasi

Tes

Posttest

Page 55: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

39

Gambar 2.1 Alur Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono 2017:96).

Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai efektif

atau tidaknya penerapan budaya literasi terhadap hasil belajar IPS murid kelas IV

SD Inpres Jongaya 1, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

: Penerapan Budaya Literasi efektif terhadap hasil belajar IPS murid kelas

IV SD Inpres Jongaya 1

Penerapan Budaya Literasi tidak efektif terhadap hasil belajar IPS murid

kelas IV SD Inpres Jongaya 1

Hasil belajar

IPS

Temuan

Page 56: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

40

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Sugiyono, (2017 : 110). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen,

yaitu jenis pre-Experimental Design. Desain ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh

terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil eksperimen yang merupakan

variabel bebas. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel control, dan

sampel dipilih secara random.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental dengan jenis

One-Group-Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat

dilihat sebagai berikut.

Gambar 3.1

Desain Penelitian (Sugiyono, 2017:111)

Keterangan :

O1 :Tes Awal (Pretest)

O1 X O2

Page 57: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

41

O2 :Tes Akhir (Posttest)

X : Perlakuan dengan menggunakan Budaya Literasi

Model eksperimen ini melalui sebagai berikut :

a. Memberikan Pretest dan Posttest untuk mengukur variabel terikat (hasil

belajar) dan variabel bebas sebelum perlakuan dilakukan dan sesudah

perlakuan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2017:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari obyek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

1 IV A 11 orang 11 orang 22 orang

2 IV B 11 orang 11 orang 22 orang

Jumlah 22 orang 22 orang 44 orang

Sumber : SD Inpres Jongaya 1

2. Sampel

Sampel adalah sebagian anggota/elemen dari populasi yang mewakili

karakteristik populasi tersebut (Sugiyono,2017:118). Dalam penarikan sampel

penelitian menggunakan teknik Purposive sampling yaitu teknik sampling non

random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

Page 58: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

42

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

menjawab permasalahan penelitian.

Tabel 3.2 penarikan sampel penelitian

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Sampel

1 IV A 11 orang 11 orang 22 orang

Berdasarkan tabel penarikan sampel diatas, sampel dalam penelitian ini

adalah murid kelas IV yang berjumlah 22 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki

dan 11 orang perempuan.

C. Defenisi Operasional Variabel

Instrumen yang digunakan untuk memasukkan apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut

(Sugiyono, 2017:60). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel bebas (Independen) dan variabel Terikat (Dependen).

1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Budaya Literasi. Budaya

literasi adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara cerdas

dengan kebiasaan membaca, menulis. Terdapat 3 tahapan pelaksanaan

Gerakan Literasi sekolah yaitu, pembiasaan, pengembangan,

pembelajaran. Tahapan yang dimaksud penulis adalah gerakan Literasi

ditahap pembelajaran dimana murid akan diperkenalkan untuk membaca

buku-buku pelajaran yang berkaitan dengan pelajaran IPS adapun materi

pada pembelajaran IPS yang digunakan yaitu tentang Perjuangan Para

Pahlawan lebih khususnya Perjuangan Raja Purnawarman.

Page 59: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

43

2. Variable terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS. Hasil

belajar IPS yang diperoleh murid kelas IV, Semester 1, Tahun Ajaran

2019-2020 dengan memperhatikan perubahan murid secara nyata dalam

proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran dengan

menggunakan Budaya Literasi. Nilai hasil belajar murid akan disesuaikan

dengan KKM yaitu 75 yang di tentukan oleh SD Inpres Jongaya 1

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Tes Hasil Belajar, bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa

soal-soal pilihan ganda sebanyak 10 nomor dengan pilihan 4 jawaban, tes ini

menuntut murid untuk memilih jawaban yang benar diantara jawaban yang

telah disediakan. dan soal isian sebanyak 10 nomor, tes ini menuntut murid

untuk memberikan jawaban singkat dari pertanyaan yang telah disediakan.

b. Lembar observasi/lembar pengamatan untuk melihat aktivitas murid kelas IV

selama proses belajar mengajar berlangsung. Instrument ini digunakan untuk

mengelola aktivitas murid dalam pembelajaran. Lembar observasi ini berisi

item-item yang akan diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), adapun langkah-langkah

(prosedur) pengumpulan data yang akan di gunakan sebagai berikut :

Page 60: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

44

1) Tes Awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum tretmen, pretest dilakukan untuk mengetahui

kemampuan murid pada pembelajaran IPS yang dimiliki sebelum

diterapkannya Budaya Literasi.

2) Treatment (Pemberian Perlakuan)

Dalam hal ini penelitian menerapkan budaya literasi pada pembelajaran

IPS.

4) Setelah Treatmen

Tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh

penerapan Budaya Literasi

5) Lembar Observasi Aktivitas Murid

Lembar observasi aktvitas murid digunakan untuk memperoleh data

tentang aktivitas murid selama proses pembelajaran dengan diterapkannya

Budaya Literasi.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini ada dua teknik analisis data yang digunakan yaitu

teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis inferensial, diantarannya

yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data

yang diperoleh diantaranya penentuan nilai statistik deskriptif, penentuan kategori

hasil belajar dan penentuan distribusi presentase ketentuan. Berikut adalah rumus

yang digunakan dalam analisis data statistik deskriptif.

Page 61: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

45

a. Penentuan Nilai Statistik Hasil Belajar

Nilai statistik yang dimaksud meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai

rata-rata, standar deviasi. Penentuan nilai Statistik Deskriptif dilihat dari nilai.

1) Rata-rata murid (mean)

= ∑

b. Penentuan Kategori Hasil Belajar

Penentuan kategori hasil belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Nilai =

%

Tabel 3.3.Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar (pretest atau posttest)

No Interval Nilai Kategori

1. 0 – 54 Sangat rendah

2. 55 – 64 Rendah

3. 65 – 74 Sedang

4. 75 – 84 Tinggi

5. 85 – 100 Sangat tinggi

Sumber : SD Inpres Jongaya 1

c. Penentuan Distribusi Presentase Ketuntasan

Kriteria ketuntasan minimum murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1 yang

ditentukan oleh sekolah yaitu 75 dari skor ideal 100.

Page 62: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

46

Tabel 3.4.Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar (Kriteria Ketuntasan Minimum)

Nilai Kriteria

< 75 Tidak Tuntas

≥ 75 Tuntas

Sumber : SD Inpres Jongaya 1

Berdasarkan tabel diatas bahwa murid yang memperoleh nilai ≥ 75

dinyatakan tuntas dalam mengikuti proses belajar mengajar dan murid yang

memperoleh nilai <75 maka murid dinyatakan tidak tuntas dalam mengikuti

proses belajar mengajar.

Presentase ketuntasan belajar dapat diperoleh dengan rumusan berikut :

Skor tersebut merupakan ketetapan dari sekolah tersebut.

1) Untuk menghitung presentase (%) ketuntasan,

% ketuntasan =∑

∑ x 100 %

2) Untuk menghitung persentase ketidak tuntasan, menggunakan rumus :

% ketidak tuntasan =∑

∑ x 100 %

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Tahap analisis data terakhir yaitu pengujian hipotesis dengan

menggunakan T-test (pretest-postest) uji beda mean data berpasangan. Uji ini

digunakan untuk menguji signifikan kondisi sebelum dan setelah perlakuan. Jenis

Page 63: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

47

data yang digunakan harus berskala interval atau rasio. Untuk menentukan nilai

tempiric penelitian menggunakan rumus (Sugiyono,2017:73).

t =

√∑

( )

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (Pretest)

X1 = Hasil belajar setelah perlakuan (Posttest)

D = Deviasi masing-masing subjek

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

1. Menentukan nilai dk = n-1

Menentukan nilai dengan mencari menggunakan tabel

distribusi t dengan taraf signifikan

2. Kriteria pengujian

a). Jika t Hitung > t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti efektivitas

penerapan budaya literasi, ada perbedaan hasil belajar sebelum dan

setelah diterapkannya budaya literasi pada mata pelajaran IPS.

b). Jika t Hitung < t Tabel maka Ho diterima, berarti efektivitas penerapan

budaya literasi, tidak ada perbedaan hasil belajar sebelum dan setelah

diterapkannya budaya literasi pada mata pelajaran IPS

Page 64: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Pretest Sebelum Menggunakan Budaya Literasi

Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV SD

Inpres Jongaya 1

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Inpres

Jongaya 1 mulai bulan Agustus 2019, maka diperoleh data-data yang

dikumpulkan melalui instrument tes sehingga dapat diketahui kemampuan

belajar murid kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD

Inpres Jongaya 1.

Data perolehan skor hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV

SD Inpres Jongaya 1, dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel. 4.1 Skor Nilai Pre-test

No Nama Murid Nilai

1 Sitti Fatimah 57

2 Aisyah Nur Ramadhani 57

3 Faiqah Ramadhani 60

4 Muh Rezky Hidayah 77

5 Imam Faturrahman 80

6 Cika Hafisah 77

7 Muh Arya 77

8 Muh Farel 43

9 Muh Habib 60

10 Muh Habil 60

Page 65: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

49

11 Muh Iqbal 80

12 Muh Kaysan Lutfi Ali 77

13 Muhammad Damar Abri 60

14 Muhammad Syahril 63

15 Nur Afifah 77

16 Nur Fadillah 63

17 Nur Hairanti 53

18 Ri Astuti Jayadi 60

19 Riski Saputra 60

20 Saskia Dahlan 77

21 Suci Ramadhani 60

22 Wifqa Ainun Nabila Sp 63 Sumber : SD Inpres Jongaya 1

Cara mencari mean (rata-rata) nilai Pretest dari murid kelas IV SD

Inpres Jongaya 1. Dapat dilihat melalui tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) Pretest

X F F.X

43 1 43

53 1 53

57 2 114

60 7 420

63 3 189

77 6 462

80 2 160

Page 66: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

50

Jumlah 22 1441

Sumber : Perhitungan mean Pretest

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1441

sedangkan nilai n sendiri adalah 22. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai

rata-rata (mean) sebagai berikut:

= ∑

=

= 65,5

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata

dari hasil belajar murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1, sebelum penerapan

Budaya Literasi yaitu 65,5. Adapun dikategorikan pada pedoman

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan

murid dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Tingkat Hasil Belajar Pretest

No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar

1 0 – 54 2 10% Sangat Rendah

2 55 – 64 12 54% Rendah

3 65 – 74 0 0% Sedang

4 75 – 84 8 36% Tinggi

5 85 – 100 0 0% Sangat Tinggi

Jumlah 22 100%

Sumber : SD Inpres Jongaya 1

Page 67: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

51

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap pretest dengan menggunakan

instrument test dikategorikan sangat rendah yaitu 10%, rendah 54%,

sedang 0%, tinggi 36%, sangat tinggi 0%,. Melihat dari hasil presentase

yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar murid sebelum

diterapkan budaya literasi tergolong rendah.

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Belajar IPS

No Nama Lengkap L/P (Pre-

test)

Keterangan (Post-

test)

Keterangan

1 Sitti Fatimah P 57 Tidak Tuntas 87 Tuntas

2 Aisyah Nur

Ramadhani

P 57 Tidak Tuntas 87 Tuntas

3 Faiqah

Ramadhani

P 60 Tidak Tuntas 90 Tuntas

4 Muh Rezky

Hidayah

L 77 Tuntas 93 Tuntas

5 Imam

Faturrahman

L 80 Tuntas 87 Tuntas

6 Cika Hafisah P 77 Tuntas 90 Tuntas

7 Muh Arya L 77 Tuntas 83 Tuntas

8 Muh Farel L 43 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas

9 Muh Habib L 60 Tidak Tuntas 87 Tuntas

10 Muh Habil L 60 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas

11 Muh Iqbal L 80 Tuntas 87 Tuntas

12 Muh Kaysan Lutfi

Ali

L 77 Tuntas 83 Tuntas

13 Muhammad

Damar Abri

L 60 Tidak Tuntas 83 Tuntas

Page 68: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

52

14 Muhammad

Syahril

L 63 Tidak Tuntas 83 Tuntas

15 Nur Afifah P 77 Tuntas 90 Tuntas

16 Nur Fadillah P 63 Tidak Tuntas 87 Tuntas

17 Nur Hairanti P 53 Tidak Tuntas 83 Tuntas

18 Ri Astuti Jayadi P 60 Tidak Tuntas 87 Tuntas

19 Riski Saputra L 60 Tidak Tuntas 83 Tuntas

20 Saskia Dahlan P 77 Tuntas 87 Tuntas

21 Suci Ramadhani P 60 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas

22 Wifqa Ainun

Nabila Sp

P 63 Tidak Tuntas 87 Tuntas

Jumlah 1441 1854

Sumber : SD Inpres Jongaya 1

Skor Kategori Frekuensi %

0 ≥ x < 75 Tidak Tuntas 14 64 %

75 ≥ x ≤ 100 Tuntas 8 36 %

Jumlah 22 100 %

Sumber : SD Inpres Jongaya 1

Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid yang ditentukan oleh peneliti

yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM (75) ≥ 64

%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1, belum

memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana murid

yang tuntas hanya 36%.

Page 69: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

53

2. Deskripsi Hasil Belajar Post-test Setelah Menggunakan Budaya

Literasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid

Kelas IV SD Inpres Jongaya 1.

Selama Penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas

setelah diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang

datanya diperoleh setelah diberikan post-test. Perubahan tersebut dapat

dilihat dari data berikut ini.

Data perolehan skor hasil belajar murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1,

setelah penerapan Budaya Literasi.

Tabel. 4.5 Skor Nilai Post-test

No Nama Murid Nilai

1 Sitti Fatimah 87

2 Aisyah Nur Ramadhani 87

3 Faiqah Ramadhani 90

4 Muh Rezky Hidayah 93

5 Imam Faturrahman 87

6 Cika Hafisah 90

7 Muh Arya 83

8 Muh Farel 70

9 Muh Habib 87

10 Muh Habil 70

11 Muh Iqbal 87

12 Muh Kaysan Lutfi Ali 83

13 Muhammad Damar Abri 83

14 Muhammad Syahril 83

Page 70: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

54

15 Nur Afifah 90

16 Nur Fadillah 87

17 Nur Hairanti 83

18 Ri Astuti Jayadi 87

19 Riski Saputra 83

20 Saskia Dahlan 87

21 Suci Ramadhani 70

22 Wifqa Ainun Nabila Sp 87 Sumber : Nilai Post-test

Cara mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari murid kelas IV SD Inpres

Jongaya 1.

Tabel 4.6 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test

X F F.X

70 3 210

83 6 450

87 9 720

90 3 225

93 1 90

Jumlah 22 1695

Sumber : perhitungan mean post-test

Berdasarkan data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai

dari ∑ = 1695 dan nilai n sendiri 22. Kemudian dapat diperoleh nilai

rata-rata (mean) sebagai berikut :

Page 71: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

55

= ∑

=

= 77,04

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata

dari hasil belajar murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1, setelah penerapan

Budaya Literasi yaitu 77,04 dari skor ideal 100.

Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.7 Tingkat hasil belajar Post-test

No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar

1 0 – 54 - 0 % Sangat Rendah

2 55 – 64 - 0 % Rendah

3 65 – 74 3 14% Sedang

4 75 – 84 6 27% Tinggi

5 85 – 100 13 59% Sangat Tinggi

Jumlah 22 100%

Sumber : hasil belajar post-test

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap post-test dengan

menggunakan instrument test dikategorikan sangat tinggi yaitu 59%, tinggi

27%, sedang 14%, rendah 0%, sangat rendah 0%. Melihat dari hasil

Page 72: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

56

persentase yang ada dapat dikatakan bahwa hasil belajar murid dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) setelah menggunakan Budaya

Literasi telah berhasil.

Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Belajar IPS

Skor Kategori Frekuensi %

0 ≥ x < 75 Tidak Tuntas 3 14 %

75 ≥ x ≤ 100 Tuntas 19 86 %

Jumlah 22 100 %

Sumber : Ketuntasan belajar IPS

Apabila tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil

belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang

mencapai atau melebihi nilai KKM 75 ≥ 86%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid kelas IV SD

Inpres Jongaya 1, telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara

klasikal karena murid yang tuntas adalah 86%.

3. Pengaruh Budaya Literasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial Murid Kelas IV SD Inpres Jongaya 1.

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Penerapan budaya literasi

efektif terhadap hasil belajar IPS murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1,

maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah

teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji – t.

Tabel 4.9 Analisis skor Pre-test dan Post-test

No X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d= X2 – X1 d2

Page 73: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

57

1 57 87 30 900

2 57 87 30 900

3 60 90 30 900

4 77 93 16 256

5 80 87 7 49

6 77 90 13 169

7 77 83 6 36

8 43 70 27 729

9 60 87 27 729

10 60 70 10 100

11 80 87 7 49

12 77 83 6 36

13 60 83 23 529

14 63 83 20 400

15 77 90 13 169

16 63 87 24 576

17 53 83 30 900

18 60 87 27 729

19 60 83 23 529

20 77 87 10 100

21 60 70 10 100

22 63 87 24 576

1441 1854 413 9461

Sumber : skor pre-test dan post-test

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus :

Page 74: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

58

Md = ∑

=

= 19

2. Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus :

∑ = ∑ (∑ )

= 9461 ( )

= 9461

= 9461 – 7753

= 1708

3. Menentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus :

t =

√∑

( )

t =

( )

t =

t =

t =

t = 9,89

4. Menentukan harga ttabel

Page 75: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

59

Untuk mencari t Tabel peneliti mengggunakan tabel distribusi t

dengan taraf signifikan = 0,05 dan dk = N – 1 = 22 - 1 = 21 maka

diperoleh ttabel =2,080

Setelah diperoleh tHitung =9,89 dan tTabel = maka diperoleh tHitung

>tTabel atau 9,89 > 2,080. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

ditolak dan diterima. Berarti bahwa penerapan budaya literasi

efektif terhadap hasil belajar IPS murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1.

B. Pembahasan

Hasil pengujian ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu,

diantaranya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunitha Fajarwati

(2012:82) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan,

sehingga kegiatan penelitian yang dilakukan melalui Penerapan Budaya

Literasi terhadap Hasil Belajar IPS meningkat. Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh Arista Sari (2017) mengatakan bahwa terdapat peningkatan

hasil belajar murid kelas V setelah diterapkannya model pembelajaran

literasi terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS. Dengan

menerapkannya budaya literasi murid lebih tertarik dan lebih mudah

mengerti.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus

uji t, dapat diketahui bahwa tHitung sebesar 9,89. Dengan frekuensi (dk)

sebesar 22 – 1 = 21, pada tarap signifikansi 5% diperoleh tTabel = 2,080.

Oleh karena tHitung > tTabel pada taraf singnifikansi 0,05, maka hipotesis nol

( ) ditolak dan hipotesis alternative ( ) diterima yang berarti bahwa

Page 76: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

60

penerapan Budaya Literasi efektif mempengaruhi hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya keefektifan penerapan

Budaya Literasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, sejalan

dengan hasil observasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi

terdapat perubahan pada murid dimana pada awal kegiatan pembelajaran

ada beberapa murid yang melakukan kegiatan lain atau bersikap cuek

selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada pertemuan

pertama murid yang melakukan kegiatan lain sebanyak 10 murid,

sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 5 murid yang melakukan

kegiatan lain pada saat guru menjelaskan materi. Pada awal pertemuan,

hanya sedikit murid yang aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Akan

teteapi sejalan dengan diterapkannya Budaya Literasi murid mulai aktif

pada setiap pertemuan.

Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah murid yang menjawab

pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri untuk

mengerjakan soal dipapan tulis. Murid juga mulai aktif dan percaya diri

untuk menanggapi jawaban dari murid lain sehingga murid yang lain ikut

termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran yang

menyenangkan membuat murid tidak lagi keluar masuk pada saat

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang

diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

Page 77: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

61

bahwa penerapan Budaya Literasi Efektif terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) pada murid kelas IV SD Inpres Jongaya 1.

Page 78: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di kelas IV SD Inpres Jongaya 1 dengan

menerapkan Budaya Literasi terhadap hasil belajar mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) murid, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

Budaya Literasi efektif terhadap hasil belajar IPS murid kelas IV SD Inpres

Jongaya 1. Hasil nilai tHitung yang diperoleh yaitu 9,89 lebih besar dari nilai

tTabel yaitu 2,080. Atas dasar signifikan 5% diambil dari nilai belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Adapun data yang diperoleh secara umum yang

membuktikan bahwa hasil belajar IPS setelah menggunakan Budaya Literasi

dikategorikan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar

murid yaitu sangat tinggi 59%, tinggi 27%, sedang 14%, rendah 0%, dan

sangat rendah 0%.

B. Saran

Dari hasil penelitian, diajukan beberapa saran dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan, antara lain :

1. Disarankan kepada guru khususnya pada Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) agar lebih antusias dalam menerapkan Budaya Literasi dalam

pembelajaran dapat lebih bermakna.

2. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan lebih lanjut penelitian

ini, diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini, sehingga

penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.

Page 79: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

63

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2015. Pembelajaran Multiliterasi. Bandung : Refika Aditama

Alwasilah, A. chaedar, 2005.Pokoknya Menulis. Bandung:PT. Khiar Buku Utama.

Beers. 2009. A Principals Guide to Literacy Instruction. New York. GuilFord

Press.

Faisah, Dewi, dkk., 2016. Penduan Gerakan Literasi Sekolah DiSekolah Dasar.

Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Fajarwati, Yunita. 2012. Pengaruh Kemampuan Literasi Informasi Terhadap prestasi Belajar SMAN 1 Depok. Skripsi FIB UI. Tidak terbit.

Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasrianti. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama.

Mulyono Tjokrodikaryo. (1986). Perencanaan Pelaksanaan Pengajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mutakin, Awan. (1998) Model Pembelajaran IPS. Jakarta : P3MTK-Ditjen Dikti.

Mukminan. 1996. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP.

Puskur. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: Alfabeta.

Somantri, Nu‟man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Dedi

Supriadi & Rohmat Mulyana (ed). Bandung : PPS-FPIPS UPI dan PT. Remaja Rosda Karya.

Saidihardjo. 2005. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. FIP IKIP. Yogyakarta.

Lili M. Sadeli dkk.,1986, Konsep Dasar Ilmu Pengetahua Sosial.Universitas Terbuka, Jakarta.

Page 80: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

64

Syaiful Sagala. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. 2008. Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Karunika Universitas Terbuka. Jakarta.

Supriya, (2009). Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Rosda.

Sudjana, Nana. 2011. Teknologi Pengajaran. Jakarta: Sinar baru Algensindo.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: pusat pelajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran di SD. Jakarta:

Kencana prenada media group.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &D.

Bandung:Alfabeta.

Sari, Arista. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Literasi Sebagai Budaya

Sekolah Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas V. Pangeran Diponegoro.

Suardi, Moh. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV BUDI

UTAMA.

Uno, Hamzah. 2008. Model pembelajaran menciptakan proses belajar

mengajarnya yang efektif dan kreatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

UNESCO. 2013. Literacy, a UNESCO Perspectice. New York : United Nations

Educational, Scientific, and cultural organization.

Winataputra, Udin.S, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Wiedarti, Pangesti., dkk. 2016. Design Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 81: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

65

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Permendiknas Nomor 2o Tahun 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Http://Sdm.Data.Kemdikbud.Go.Id

Hamid Hasan. 2009. Pembelajaran pendidikan IPS di sekolah dasar. Tersedia

online di http://www.pembelajaran.wordpress.com/. Diakses Tanggal 7 Februari 2018 pukul 16.20 WITA.

Haryati, Trini. 2014. Membangun Budaya Literasui Dengan Pendekatan Kultural Di Komunitas Adat. Tersedia Online di http://www.triniharyanti.id/2014/02/membangun-budaya-literasi-dengan.html. Diakses pada Tanggal 6 februari 2018 pukul 11.51 WITA.

Permendikbud. 2005. Nomor 23 Tahun 2015, Penumbuhan Budi Pekerti luhur

kepada peserta didik dengan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Http://Sdm.Data.Kemdikbud.Go.Id

Sapriya (2008). Pengertian IPS. Diambil dari:

http://lalabudianti.blogspot.com/2011/12/kajian-ips-pada-tingkat-sekolah dasar.html. Diakses tanggal 2 april 2015 pukul 09:35 WIB.

Syahrani, Alfi. 2010. Optimalisasi Budaya Literasi di Kalangan Maha murid

Upaya Meretas Komunikasi Global. Tersedia online di https://uiuntukbangsa.files.wordpress.com/2016/06/optimalisasi-budaya-literasi-di-kalangan-mahamurid-upaya-meretas-komunikasi-global-alfi-syahriyani.pdf. Diakses Tanggal 7 februari 2018 pukul 16.57 WITA

Page 82: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

64

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN 1

Page 83: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD Inpres Jongaya 1

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 5 : Pahlawanku

Sub Tema 1 : Perjuangan Para Pahlawan

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

3.7 Menggali pengetahuan baru yang didapat dari teks nonfiksi

3.7.1 Menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan berdasarkan teks.

4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri

4.7.1 Menceritakan kembali isi teks berdasarkan jawaban yang ada.

IPA

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

3.7 Memahami sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera penglihatan

3.7.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera penglihatan dalam kehidupan sehari-hari.

4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau

4.7.1 Melaporkan hasil percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya

Page 84: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya

dalam bentuk tulisan.

IPS

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.

3.4.1 Menyebutkan peninggalan kerajaan masa Hindu,Buddha dan Islam pada masa kini dan pengaruhnya bagi mastarakat di wilayah setempat.

4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.

4.4.1 Membuat laporan peninggalan kerajaan masa Hindu,Buddha dan Islam pada masa kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat dalam bentuk peta pikiran.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Jujur

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah membaca teks tentang Raja Purnawarman, murid mampu menjawab pertanyaan dengan benar.

Setelah menjawab pertanyaan berdasarkan teks, murid mampu menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan bahasanya sendiri secara rinci.

Setelah mengamati gambar, murid mampu mengidentifikasi peninggalan kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya bagi wilayah setempat dengan benar.

Setelah berdiskusi, murid mampu mengomunikasikan peninggalan kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam dan pengaruhnya di wilayah setempat dengan menggunakan peta pikiran.

Setelah melakukan percobaan tentang cahaya , murid mampu menyimpulkan sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan dengan benar.

Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, murid mampu menulis laporan tentang sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan dengan rinci dan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

Menceritakan kembali isi teks dengan Bahasa sendiri

Mengidentifikasi peninggalan sejarah masa Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya bagi masyarakat sekitar

Menyampaikan laporan percobaan tentang cahaya

E. METODE PEMBELAJARAN

Page 85: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Pendekatan : Tematik dan Saintifik

Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Mengajak semua murid berdo‟a menurut agama dan

keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan

Guru memberikan salam dan mengajak berdoa. (Integritas : membiasakan sikap santun, religius dan hormat)

Melakukan komunikasi tentang kehadiran murid.

Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak/dinamika dan lagu yang relevan.

Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.

Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

10 menit

Inti Mengamati

Sebelumnya guru menempelkan gambar seorang anak yang membantu kakek menyeberang jalan.

Murid diminta untuk mengamati gambar yang ada pada buku pelajaran. Guru memberi waktu sekitar tiga menit. (Kegiatan literasi)

Guru meminta pendapat murid tentang kejadian yang ada di dalam gambar. Guru membuat kesimpulan bahwa anak tersebut memiliki sikap kepahlawanan yaitu berkorban untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Guru menyampaikan informasi kepada murid bahwa mereka akan banyak belajar tentang nilai-nilai kepahlawanan dari Raja-Raja di masa Hindu, Budha dan Islam.

Menanya

Setiap murid kemudian menjawab pertanyaan yang ada dan mendiskusikan jawabannya di kelompok masing-masing. (Mandiri : menumbuhkan rasa ingin tahu)

Guru membimbing diskusi, berjalan berkeliling dari

35 menit x 30 JP

Page 86: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif.

Guru mengajak satu atau dua murid untuk menyampaikan hasil diskusinya, lalu memberi penguatan kepada seluruh murid mengenai jawaban yang diharapkan. Guru dapat memberi kesempatan kepada seluruh murid untuk memberikan komentar dari jawaban yang ada. Guru tidak menjawab langsung namun memberi kesempatan kepada murid lain untuk mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya. Guru dapat menguatkan jawaban-jawaban yang ada. (Integritas : kejujuran, keteladanan, kesantunan)

Mengamati

Guru melanjutkan kegiatan dengan meminta murid membaca teks tentang Raja Purnawarman dalam hati.

Menanya

Setiap murid diminta untuk menjawab pertanyaan dan secara klasikal guru membahas jawabannya. Seorang murid bisa diminta untuk menyampaikan jawaban dan murid lain bisa mempertanyakannya. (Mandiri : menumbuhkan rasa ingin tahu)

Murid kemudian memperbaiki jawabannya apabila perlu. Berdasarkan jawaban tersebut, setiap murid kemudian menceritakan kembali isi bacaan dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada, runtut dan menggunakan ejaan yang benar.

Guru menyampaikan rubrik penilaiankepada murid.

Mengamati

Untuk menambah pemahaman murid tentang Raja-Raja di Nusantara serta peninggalan dan pengaruhnya terhadap masyarakat, guru mengajak murid untuk mengamati gambar.

Guru memberi contoh bahwa peninggalan bukan hanya benda bersejarah saja tetapi juga pemikiran atau nilai-nilai yang bisa mempengaruhi hidup masyarakat, misalnya Raja Purnawarman memiliki nilai melindungi orang lain, dalam hal ini rakyatnya. Nilai tersebut dimiliki oleh beberapa tokoh di sekitar mereka dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. (Kegiatan literasi)

Page 87: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Mengekplorasi (mengumpulkan informasi)

Guru meminta murid untuk memberikan beberapa contoh sikap kepahlawanan dari Raja-Raja tersebut yang terlihat di sekitar mereka.

Murid menuliskan nilai-nilai perjuangan atau peninggalan lainnya dari para raja yang mempengaruhi masyarakat atau daerah di mana mereka tinggal. Tulisan bisa memuat semangat perjuangan, nilai pendidikan, ajaran positif, maupun benda-benda bersejarah.

Karena kegiatan berikutnya adalah percobaan, guru sebaiknya mempersiapkan perlengkapan percobaan sebelum kelas dimulai. Perlengkapan dikelompokkan berdasarkan kelompok.

Mengasosiasi

Guru meminta satu perwakilan untuk mengambil perlengkapan percobaan.

Murid dan guru membuat kesepakatan tentang percobaan agar kegiatan bisa berjalan dengan baik.

Kelompok melakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang ada pada buku pelajaran. (Gotong royong: kerjasama, solidaritas, saling menolong)

Setiap murid mencatat hasil percobaan pada tabel yang telah disiapkan.

Mengkomunikasikan

Di akhir laporannya murid menuliskan kesimpulan. Murid menyampaikan hasil laporannya di kelompok masing-masing dan perwakilan bisa menyampaikannya di depan kelas. Guru menambah informasi yang dibutuhkan sebagai penguatan. (Gotong royong: kerjasama, solidaritas, saling menolong)

PENGAYAAN

Mintalah murid untuk membuat peta pikiran setelah membaca teks Raja Purnawarman.

REMEDIAL

Murid yang belum memahami sifat cahaya dapat

Page 88: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

melakukan percobaan ulang.

Mintalah murid untuk memahami langkah-langkah kegiatan percobaan satu persatu. Lakukan kegiatan setahap demi setahap.

Penutup Murid dan Guru bersama sama merangkum materi pembelajaran

Murid dan Guru merefliksi kegiatan pembelajaran

Guru memberikan gambaran mengenai kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membaca doa. (Integritas : membiasakan sikap santun, religius dan hormat)

15 menit

G. PENILAIAN PEMBELAJARAN

1. Diskusi

Saat murid melakukan diskusi tentang peta pikiran mengapa penting menjaga kelestarian dan sumber daya alam.

Berilah tanda centang () pada bagian yang memenuhi kriteria.

Kriteria Sangat Baik

(skor 4) Baik

(skor 3) Cukup (skor 2)

Perlu Pendampingan

(skor 1)

Mendengarkan Selalu

mendengarkan teman yang sedang berbicara

Mendengarkan teman yang berbicara namun sesekali masih perlu diingatkan.

Masih perlu diingatkan untuk mendengarkan teman yang sedang berbicara.

Sering diingatkan untuk mendengarkan teman yang sedang berbicara namun tidak mengindahkan

Komunikasi non verbal (kontak mata, bahasa tubuh, postur, ekspresi wajah, suara)

Merespon dan

menerapkan komunikasi non verbal dengan tepat.

Merespon dengan tepat terhadap komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman.

Sering merespon kurang tepat terhadap komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman.

Membutuhkan bantuan dalam memahami bentuk komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman.

Partisipasi (menyampaikan ide, perasaan,

Isi pembicaraan

menginspirasi teman. Selalu mendukung dan

Berbicara dan

menerangkan secara rinci, merespon

Berbicara dan menerangkan secara rinci,namun terkadang

Jarang berbicara selama proses diksusi

Page 89: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

pikiran) memimpin lainnya saat

sesuai dengan topik.

merespon kurang sesuai dengan topik.

berlangsung.

Penilaian (Skoring): Total Nilai Murid

x 10 Total Nilai Maksimal

Nilai (Skoring : 3 + 2 + 1 6

x 10 = 5 12 12

2. Bahasa Indonesia

Tulisan murid dinilai dengan menggunakan rubrik.

Berilah tanda centang () pada bagian yang memenuhi kriteria.

Kriteria Sangat Baik

(skor 4) Baik

(skor 3) Cukup (skor 2)

Perlu Pendampingan

(skor 1)

Topik cerita Topik cerita

disampaikan dengan benar

Topik cerita

disampaikan mendekati benar

Topik cerita

disampaikan namun kurang benar

Topik cerita tidak

disampaikan

Alur cerita Alur cerita

disampaikan dengan lengkap dan runtut.

Alur cerita

disampaikan dengan lengkap namun tidak runtut.

Sebagian besar

alur cerita disampaikan dengan runtut.

Sebagian kecil

alur cerita disampaikan dan tidak runtut.

Ejaan Seluruh tulisan

memiliki ejaan yang benar

Sebagian besar

tulisan memiliki ejaan yang

benar

Sebagian kecil

tulisan memiliki ejaan yang

benar

Tulisan tidak

menggunakan ejaan yang

benar

Fakta pendukung

Fakta pendukung

yang disampaikan seluruhnya

sesuai dengan isi cerita

Fakta

pendukung yang disampaikan sebagian besar sesuai denga nisi cerita

Fakta

pendukung yang disampaikan sebagian kecil sesuai denga nisi cerita

Fakta yang

disampaikan tidak sesuai cerita

Page 90: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Penilaian (Skoring): Total Nilai Murid

x 10 Total Nilai Maksimal

Nilai (Skoring : 4 + 4 + 3 + 3 14

x 10 = 8,75 16 16

3. IPS

Tugas dinilai dengan cek lis

Kriteria Ada Tidak ada

Memuat minimal 2 benda peninggalan sejarah

Menyebutkan minimal 2 ajaran positif yang diwariskan raja-raja

Menyebutkan minimal 2 nilai-nilai sikap kepahlawanan yang diwariskan para raja

Menyebutkan pengaruh dari peninggalan raja-raja terhadap masyarakat setempat

4. IPA

Laporan IPA dinilai dengan rubrik

Berilah tanda centang () pada bagian yang memenuhi kriteria.

Kriteria Sangat Baik

(skor 4) Baik

(skor 3) Cukup (skor 2)

Perlu Pendampingan

(skor 1)

Penerapan

Konsep

Memperlihatkan

pemahaman konsep dengan menunjukkan bukti pendukung dan menyampaikan

pemahaman inti dari konsep yang sedang dipelajari dengan benar.

Memperlihatkan pemahaman konsep dengan menunjukkan bukti pendukung namun perlu bantuan saat menyampaikan pemahaman inti dari konsep yang yang sedang dipelajari .

Memperlihatkan pemahaman konsep dengan menunjukkan bukti yang terbatas dan penyampaian pemahaman inti dari konsep tidak jelas.

Perlu bimbingan saat menyampaikan bukti dan pemahaman inti dari konsep yang dipelajari.

Komunikasi Hasil percobaan

disampaikan dengan jelas serta objektif

Hasil percobaan

disampaikan dengan jelas

Hasil percobaan

disampaikan dengan jelas

Hasil

percobaan disampaikan dengan kurang

Page 91: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

dengan didukung data penunjang.

dan didukung sebagian data penunjang.

namun hanya didukung sebagian kecil data penunjang.

jelas dan

tanpa data penunjang.

Prosedur dan

strategi

Seluruh data

dicatat, langkah kegiatan dilakukan secara sistematis dan strategi yang digunakan membuat percobaan berhasil.

Seluruh data

dicatat, langkah kegiatan dilakukan secara sistematis dan namun masih membutuhkan bimbingan dalam menemukan strategi agar percobaan berhasi.

Sebagian besar

data dicatat, langkah kegiatan

dan strategi dilakukan secara sistematis setelah mendapat bantuan guru.

Sebagian kecil

data dicatat, langkah kegiatan tidak sistematis dan strategi yang dipilih tidak tepat.

Kesimpulan Seluruh

kesimpulan percobaan disampaikan dengan memuat data penunjang dan tepat.

Kesimpulan

percobaan disampaikan dengan memuat data penunjang dan tepat.

Kesimpulan

percobaan disampaikan dengan memuat data.

Kesimpulan

percobaan disampaikan dengan memuat data namun kurang tepat.

Penilaian (Skoring): Total Nilai Murid

x 10 Total Nilai Maksimal

Nilai (Skoring : 4 + 3 + 3 + 2 12

x 10 = 7,5 16 16

5. Catatan Anekdot untuk mencatat sikap (Jujur)

No Sikap Belum terlihat

Mulai terlihat

Mulai berkembang

Membu-daya

Ket.

1 Disiplin

2 Teliti

3 Tanggungjawab

dst

Page 92: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Guru dan Buku Murid, Cetakan Ke-4 (Edisi Revisi), Tema 5 : Pahlawanku, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 2017.

Percobaan IPA : setiap kelompok membutuhkan 3 karton tebal

- 1 lilin , 1 senter, 1 gelas, 1 lampu senter, 2 cermin datar, 1 pensil.

- 1 isolasi untuk seluruh kelas untuk menempel karton sehingga bisa berdiri tegak.

Gambar seorang anak yang sedang membantu kakek menyeberang jalan

Makassar, Agustus 2019

Guru Kelas IV Peneliti

Ernawati, S.Pd Muhammad Syadillah

NIP. 19740505 200502 2 007 NIM.10540965015

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Inpres Jongaya 1

Dra. Hj. Darmawati

NIP. 19611215 198203 2 010

Page 93: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

MATERI PEMBELAJARAN

1. Menceritakan kembali isi teks dengan Bahasa sendiri

2. Mengidentifikasi peninggalan sejarah masa Hindu, Budha dan Islam serta

pengaruhnya bagi masyarakat sekitar

3. Menyampaikan laporan percobaan tentang cahaya

IPS

Page 94: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL
Page 95: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

1

PRE TEST

DAN

POST TEST

LAMPIRAN 2

Page 96: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Soal Pre Test

Nama :

Kelas :

INSTRUMEN PENELITIAN

Nama Sekolah : SD Inpres Jongaya 1

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema : Pahlawanku

Sub Tema 1 : Perjuangan Para Pahlawan

Pembelajaran : 1

Petunjuk Mengerjakan:

1. Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan. 2. Bacalah soal dengan cermat dan teliti. Kerjakan dahulu soal yang kamu anggap lebih

mudah. 3. Silanglah (X) salah satu dari jawaban A, B, C dan D pada lembar jawaban yang sudah

disediakan. 4. Dilarang membuka catatan, dan bekerjasama dengan teman.

A. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar !

1. Dibawah ini adalah jasa dari Raja Purnawarman, kecuali . . .

a. Memberantas bajak laut

b. Membangun Sungai Gangga di Cirebon

c. Membuat jalan anyer

d. Memperbaiki sungai Cupu

2. Raja Purnawarman mulai memerintah kerajaan Tarumanegara pada tahun . . .

a. 393 M

b. 325 M

c. 395 M

d. 359 M

Page 97: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

3. Berikut adalah sikap yang harus dimiliki seorang pahlawan kecuali . . .

a. Ikhlas

b. Gigih

c. Pantang menyerah

d. Pengecut

4. Raja Purnawarman memerintah di Kerajaan . . .

a. Tarumanegara

b. Kutai Kartanegara

c. Sriwijaya

d. Majapahit

5. Usaha Raja Purnawarman diantaranya . . .

a. Memperbaiki aliran sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung

b. Memperbaiki aliran sungai Gangga dan Sungai Cupu

c. Memperbaiki aliran sungai Gangga dan Sungai Cisadane

d. Memperbaiki aliran sungai Cupu dan sungai Ciliwung

6. Pada masa siapakah kerajaan Tarumanegara mengalami puncak kejayaannya . . .

a. Mulawarman

b. Suryawarman

c. Linggawarman

d. Purnawarman

7. Contoh kegiatan masyarakat yang dapat menumbuhkan dan menjaga rasa persatuan dan

kesatuan di lingkungan sekitar rumah adalah . . .

a. membersihkan halaman masing-masing

b. melihat demo memasak

c. kerja bakti membersihkan got

d. mengikuti lomba di tingkat RT

Page 98: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

8. Sikap yang dilakukan Raja Purnawarman dalam menjaga persatuan dan kesatuan

rakyatnya adalah . . .

a. Membuat saluran air

b. Memperluas kerajaan

c. Membangun istana

d. Menyerang kerajaan lain

9. Kegiatan siswa yang dapat menumbuhkan dan menjaga rasa persatuan dan kesatuan di

sekolah adalah . . .

a. Belajar bersama di rumah teman

b. Bekerjasama saat ulangan

c. Melaksanakan piket kelas

d. Mencontek jawaban teman

10. Salah satu contoh bahwa Raja Purnawarman sangat memperhatikan kesejahteraan

rakytanya adalah . . .

a. memerintah kerajaan dengan waktu yang lama

b. memperbaiki aliran sungai Gangga di daerah Cirebon

c. menyerang bangsa penjajah

d. sangat ditakuti musuhnya

B. Isian

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

1. Sungai yang dibangun oleh Raja Purnawarman adalah . . .

2. Apa tujuan Raja Purnawarman membuat saluran air . . .

3. Purnawarman adalah raja terkenal dari kerajaan . . .

4. Sebagai wujud kecintaan rakyatnya kepada raja purnawarman, telapak kakinya

diabadikan dalam bentuk prasasti yang dikenal sebagai prasasti . . .

5. Bercorak agama apakah dikerajaan Tarumanegara . . .

Page 99: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

6. Apa yang terjadi jika raja purnawarman tidak memerintah kerajaan Tarumanegara. . .

7. Kerajaan apa yang merupakan kerajaan Hindu tertua di pulau jawa. . .

8. Pada abad ke berapa kerajaan Tarumanegara berdiri. . .

9. Kerajaan tarumanegara terletak di provinsi. . .

10. Keruntuhan kerajaan tarumanegara terjadi pada abad ke. . .

Page 100: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Kunci Jawaban

A. Pilihan Ganda

1. C. membuat jalan anyer

2. C. 395 M

3. D. Pengecut

4. A. Tarumanegara

5. B. Memperbaiki aliran sungai Gangga dan Sungai Cupu

6. D. Purnawarman

7. C. kerja bakti membersihkan got

8. A. Membuat saluran air

9. C. Melaksanakan piket kelas

10. B. memperbaiki aliran sungai Gangga di daerah Cirebon

B. Isian

1. Sungai Gangga dan Sungai Cupu

2. Untuk kesejahteraan rakyatnya

3. Tarumanegara

4. Prasasti Ciaruteun

5. Hindu

6. maka rakyatnya akan menderita

7. Tarumanegara

8. Abad ke 4

9. Jawa barat

10. Abad ke 7

Page 101: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Soal Pos Test

Nama :

Kelas :

INSTRUMEN PENELITIAN

Nama Sekolah : SD Inpres Jongaya 1

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema : Pahlawanku

Sub Tema 1 : Perjuangan Para Pahlawan

Pembelajaran : 1

Petunjuk Mengerjakan:

5. Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan. 6. Bacalah soal dengan cermat dan teliti. Kerjakan dahulu soal yang kamu anggap lebih

mudah. 7. Silanglah (X) salah satu dari jawaban A, B, C dan D pada lembar jawaban yang sudah

disediakan. 8. Dilarang membuka catatan, dan bekerjasama dengan teman.

C. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar !

11. Salah satu contoh bahwa Raja Purnawarman sangat memperhatikan kesejahteraan

rakytanya adalah . . .

e. memerintah kerajaan dengan waktu yang lama

f. memperbaiki aliran sungai Gangga di daerah Cirebon

g. menyerang bangsa penjajah

h. sangat ditakuti musuhnya

12. Pada masa siapakah kerajaan Tarumanegara mengalami puncak kejayaannya . . .

e. Mulawarman

f. Suryawarman

g. Linggawarman

h. Purnawarman

Page 102: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

13. Contoh kegiatan masyarakat yang dapat menumbuhkan dan menjaga rasa persatuan dan

kesatuan di lingkungan sekitar rumah adalah . . .

e. membersihkan halaman masing-masing

f. melihat demo memasak

g. kerja bakti membersihkan got

h. mengikuti lomba di tingkat RT

14. Kegiatan siswa yang dapat menumbuhkan dan menjaga rasa persatuan dan kesatuan di

sekolah adalah . . .

e. Belajar bersama di rumah teman

f. Bekerjasama saat ulangan

g. Melaksanakan piket kelas

h. Mencontek jawaban teman

15. Sikap yang dilakukan Raja Purnawarman dalam menjaga persatuan dan kesatuan

rakyatnya adalah . . .

e. Membuat saluran air

f. Memperluas kerajaan

g. Membangun istana

h. Menyerang kerajaan lain

16. Raja Purnawarman memerintah di Kerajaan . . .

e. Tarumanegara

f. Kutai Kartanegara

g. Sriwijaya

h. Majapahit

17. Berikut adalah sikap yang harus dimiliki seorang pahlawan kecuali . . .

e. Ikhlas

f. Gigih

Page 103: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

g. Pantang menyerah

h. Pengecut

18. Usaha Raja Purnawarman diantaranya . . .

e. Memperbaiki aliran sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung

f. Memperbaiki aliran sungai Gangga dan Sungai Cupu

g. Memperbaiki aliran sungai Gangga dan Sungai Cisadane

h. Memperbaiki aliran sungai Cupu dan sungai Ciliwung

19. Raja Purnawarman mulai memerintah kerajaan Tarumanegara pada tahun . . .

e. 393 M

f. 325 M

g. 395 M

h. 359 M

20. Dibawah ini adalah jasa dari Raja Purnawarman, kecuali . . .

e. Memberantas bajak laut

f. Membangun Sungai Gangga di Cirebon

g. Membuat jalan anyer

h. Memperbaiki sungai Cupu

D. Isian

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

11. Purnawarman adalah raja terkenal dari kerajaan . . .

12. Sebagai wujud kecintaan rakyatnya kepada raja purnawarman, telapak kakinya

diabadikan dalam bentuk prasasti yang dikenal sebagai prasasti . . .

13. Bercorak agama apakah dikerajaan Tarumanegara . . .

14. Sungai yang dibangun oleh Raja Purnawarman adalah . . .

15. Apa tujuan Raja Purnawarman membuat saluran air . . .

Page 104: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

16. Kerajaan tarumanegara terletak di provinsi. . .

17. Pada abad keberapa kerajaan tarumanegara berdiri. . .

18. Keruntuhan kerajaan tarumanegara terjadi pada abad ke. . .

19. Kerajaan apa yang merupakan kerajaan Hindu tertua di pulau jawa. . .

20. Apa yang terjadi jika raja purnawarman tidak memerintah kerajaan tarumanegara. . .

Page 105: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Kunci Jawaban

C. Pilihan Ganda

11. B. memperbaiki aliran sungai Gangga di daerah Cirebon

12. D. Purnawarman

13. C. kerja bakti membersihkan got

14. C. Melaksanakan piket kelas

15. A. Membuat saluran air

16. A. Tarumanegara

17. D. Pengecut

18. B. Memperbaiki aliran sungai Gangga dan Sungai Cupu

19. C. 395 M

20. C. membuat jalan anyer

D. Isian

11. Tarumanegara

12. Prasasti Ciaruteun

13. Hindu

14. Sungai Gangga dan Sungai Cupu

15. Untuk kesejahteraan rakyatnya

16. Jawa barat

17. Abad ke 4

18. Abad ke 7

19. Tarumanegara

20. Maka rakyatnya akan menderita

Page 106: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

ANALISIS NILAI

LAMPIRAN 3

Page 107: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

HASIL ANALISIS NILAI

No Nama Siswa X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d= X2 – X1 d2

1 Sitti Fatimah

57 87 30 900

2 Aisyah Nur Ramadhani

57 87 30 900

3 Faiqah Ramadhani

60 90 30 900

4 Muh Rezky Hidayah

77 93 16 256

5 Imam Faturrahman

80 87 7 49

6 Cika Hafisah

77 90 13 169

7 Muh Arya

77 83 6 36

8 Muh Farel

43 70 27 729

9 Muh Habib

60 87 27 729

10 Muh Habil

60 70 10 100

11 Muh Iqbal

80 87 7 49

12 Muh Kaysan Lutfi Ali

77 83 6 36

13 Muhammad Damar Abri

60 83 23 529

14 Muhammad Syahril

63 83 20 400

15 Nur Afifah

77 90 13 169

16 Nur Fadillah

63 87 24 576

17 Nur Hairanti

53 83 30 900

18 Ri Astuti Jayadi

60 87 27 729

19 Riski Saputra

60 83 23 529

Page 108: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

20 Saskia Dahlan

77 87 10 100

21 Suci Ramadhani

60 70 10 100

22 Wifqa Ainun Nabila Sp

63 87 24 576

1441 1854 413 9461

Page 109: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

DAFTAR NILAI

LAMPIRAN 4

Page 110: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

DAFTAR NILAI MURID

SD INPRES JONGAYA 1

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

KELAS : IV A

SEMESTER : 1 Ganjil

No

Nama Murid

L/P

Nilai

Pre-test Post-test

1 Sitti Fatimah P 57 87

2 Aisyah Nur Ramadhani P 57 87

3 Faiqah Ramadhani P 60 90

4 Muh Rezky Hidayah L 77 93

5 Imam Faturrahman L 80 87

6 Cika Hafisah P 77 90

7 Muh Arya L 77 83

8 Muh Farel L 43 70

9 Muh Habib L 60 87

10 Muh Habil L 60 70

11 Muh Iqbal L 80 87

12 Muh Kaysan Lutfi Ali L 77 83

13 Muhammad Damar Abri L 60 83

14 Muhammad Syahril L 63 83

Page 111: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

15 Nur Afifah P 77 90

16 Nur Fadillah P 63 87

17 Nur Hairanti P 53 83

18 Ri Astuti Jayadi P 60 87

19 Riski Saputra L 60 83

20 Saskia Dahlan P 77 87

21 Suci Ramadhani P 60 70

22 Wifqa Ainun Nabila Sp P 63 87

Rata-Rata 1441 1854

Page 112: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

ABSEN MURID

LAMPIRAN 5

Page 113: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

DAFTAR HADIR MURID

SD INPRES JONGAYA 1

TAHUN PELAJARAN 2019-2020

KELAS : IV A

SEMESTER : 1 Ganjil

No

Nama Murid

L/P PERTEMUAN KE

1 2 3 4 5 1 Sitti Fatimah P

2 Aisyah Nur Ramadhani P

3 Faiqah Ramadhani P

4 Muh Rezky Hidayah L

5 Imam Faturrahman L

6 Cika Hafisah P S S

7 Muh Arya L

8 Muh Farel L

9 Muh Habib L

10 Muh Habil L

11 Muh Iqbal L

12 Muh Kaysan Lutfi Ali L

13 Muhammad Damar Abri L

14 Muhammad Syahril L

15 Nur Afifah P

Page 114: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

16 Nur Fadillah P

17 Nur Hairanti P

18 Ri Astuti Jayadi P

19 Riski Saputra L

20 Saskia Dahlan P

21 Suci Ramadhani P S S

/

22 Wifqa Ainun Nabila Sp P S

Page 115: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

ANALISIS DATA

LAMPIRAN 6

Page 116: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS MURID

Aktivitas Murid

Jumlah Murid yang Aktif pada pertemuan ke -

%

Kategori

1 2 3 4 5 Murid yang hadir pada saat pembelajaran

19 P R E T E S T

22 22 P O S T T E S T

21% Aktif

Murid yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

13 7 4 8% Aktif

Murid yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

9 15 18 14% Aktif

Murid yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulisan

5 8 10 7,6% Aktif

Murid yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung

4 6 8 6% Aktif

Murid yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal dipapan tulis

4 7 9 6,6% Aktif

Murid yang mengerjakan soal dengan benar

8 10 13 10,3% Aktif

Murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran

4 5 7 5,3% Aktif

Rata-rata 78,8 %

Page 117: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI

Page 118: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

DOKUMENTASI

SD INPRES JONGAYA 1

Pemberian Pretest (Tes Awal)

Page 119: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Proses Belajar mengajar dengan menggunakan penerapan Budaya Literasi

Page 120: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Mengerjakan Soal Posttest

Page 121: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

LAMPIRAN 8

LEMBAR OBSERVASI

Page 122: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MURID

Petunjuk Pengisian

Amatilah hal-hal yang menyangkut aktivitas murid selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, kemudian isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengamatan dilakukan kepada murid sejak guru memulai pembelajaran.

2. Pengamatan menghitung murid yang melakukan aktivitas yang diharapkan

kemudian menuliskan dikolom jumlah murid yang yang aktif setiap

pertemuan.

3. Kategori keaktifan murid dikatakan aktif jika jumlah murid yang melakukan

kegiatan yang diharapkan >50 %.

4. Kategori pengamatan keaktifan murid ditulis dikolom kategori yang tersedia.

Aktivitas Murid

Jumlah Murid yang Aktif pada pertemuan ke -

%

Kategori

1 2 3 4 5 Murid yang hadir pada saat pembelajaran

Murid yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

Murid yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

Murid yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulisan

Page 123: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Murid yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung

Murid yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal dipapan tulis

Murid yang mengerjakan soal dengan benar

Murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran

Rata-rata

Makassar, Agustus 2019

Observer

Muhammad Syadillah

Page 124: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

LAMPIRAN 9

PERSURATAN

Page 125: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Scanned with CamScanner

Page 126: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Scanned with CamScanner

Page 127: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Scanned with CamScanner

Page 128: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

Scanned with CamScanner

Page 129: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL

RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD SYADILLAH, Lahir di Pulau Kulambing, 10

November 1997. Anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan

Ayahanda Alm. Muh Saleh dan Ibunda Suhrah Anwar. Penulis

mulai menempuh pendidikan formal dan terdaftar sebagai siswa

di SD Negeri 6/36 Pulau Kulambing dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama yaitu SMP

Negeri 2 Pangkajene dan tamat pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan

pendidikan pada SMA Negeri 1 Pangkajene dan tamat pada tahun 2015. Pada

tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan dan terdaftar sebagai salah satu

mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyelesaikan

Program Studi Strata satu (S1) dengan meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada tahun 2020

Page 130: EFEKTIVITAS PENERAPAN BUDAYA LITERASI TERHADAP HASIL