efektivitas bimbingan manasik haji massal pada...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI MASSAL
PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA
JAKARTA BARAT 2018
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Ichsanul Afief
11140530000085
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1441 H
i
ABSTRAK
Ichsanul Afief, 11140530000085, Manajemen Haji dan
Umrah, Efektivitas Bimbingan Manasik Haji Massal Pada
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Tahun
2018. Dibawah bimbingan Dr. M. Sungaidi, MA.
Bimbingan manasik haji massal bagi para jamaah
sangatlah penting karena ini merupakan sebuah cara jamaah
untuk mendapatkan pengetahuan dan pelatihan yang cukup agar
disaat pelaksanaan ibadah haji jamaah dapat melaksanakan
kegiatan ibadah haji dengan baik, sehingga dampak dari
kemabruran haji dirasakan dalam kehidupan sehari- hari setelah
kembali ke tanah air yang ditandai dengan meningkatnya kualitas
dan kuantitas ibadah dengan tujuan meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana keefektifitasan pelaksanaan bimbingan
manasik haji massal yang dilaksanakan oleh Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat kepada jamaah tahun 2018.
Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yaitu menghasilkan data deskriptif berupa
wawancara, observasi dan mengamati kegiatan bimbingan
manasik haji massal di tempat lokasi bimbingan manasik haji
massal.
Hasil dari penelitian berdasarkan data yang diperoleh.
Penelitian ini menunjukan bahwa bimbingan manasik haji massal
yang dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat tahun 2018 sudah efektif. Hal ini dilihat dari kegiatan
bimbingan manasik haji massal yang dilakukan sudah sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku yakni berhasil guna,
prosedur kerja yang efektif dan efesien. Selain itu, karena
pelaksanaan bimbingan manasik haji massal sesuai dengan Term
Of Reference (TOR)/ Kerangka Acuan Kerja.
Kata Kunci : Efektivitas, Bimbingan Manasik Haji, dan
Kementerian Agama.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya Skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat teriring salam semoga
senantiasa selalu tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad
Saw. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini
bukan semata- mata hasil kerja keras penulis sendiri akan tetapi
dengan dukungan dari berbagai pihak, karena penulis yakin tanpa
bantuan dan dukungan tersebut, baik moril maupun materil, sulit
rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu
penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak
khususnya :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak, Suparto, M. Ed,
Ph.d. Wakil Dekan I, Dr. Siti Nafsiyah, MSW. Wakil
Dekan II Dr. Sihabuddin Noor, MA. Wakil Dekan III
Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA Terima kasih
atas segala pelayanan yang diberikan kepada kami.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs.
Sugiharto, MA. dan Bapak Amirudin, M. Si. Terima
kasih atas segala pelayanan dan bimbingannya.
3. Pembimbing skripsi penulis Bapak Dr. M. Sungaidi,
MA. Yang telah membimbing, mengarahkan dan
iii
menyemangati penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Syarif Hidayatullah Jakarta Khususnya
Dosen Jurusan Manajemen Dakwah yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti dan
bermanfaat bagi penulis.
5. Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yang telah membantu
memberikan referensi buku- buku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Orang tua penulis Bapak Dwi Agus Purwono dan Ibu
Sumiati yang selalu sabar dalam mendidik penulis dari
kecil dan tidak pernah bosan- bosannya mengingatkan
dan menasehati penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, serta adikku tersayang Hamida Husnaeni yang
selalu memotivasi yang kalian berikan kepada penulis
baik dukungan moril , materil dan doa yang tak
pernah putus. Semoga Allah SWT. membalas dengan
limpahan rahmat dan kasih sayang serta keridhoan
hidup di Dunia maupun di Akhirat.
7. Keluarga Bapak H. Otoy yang selalu memberikan
dorongan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.
8. Bapak H. Mudehir selaku Kepala Penyelenggara Haji
dan Umroh yang telah mengizinkan penulis
iv
melakukan penelitian di Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat.
9. Ibu Hj Eka Agustina Suhardhanari selaku Sekretaris
Penyelenggara Haji dan Umroh yang telah banyak
membantu dalam melengkapi data dan informasi
terkait dengan Bimbingan Manasik Haji Massal Di
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
10. Teman teman seperjuangan Manajemen Kosenterasi
haji dan Umroh dan Manajemen Dakwah Kelas C
Angkatan 2014 khususnya saudara Irwansyah dan
Ahmad faturachman yang selalu turut membantu
dalam pembuatan skripsi ini.
11. Pengurus Yayasan Pondok, Pengasuh Pondok, Kepala
Sekolah SMP, Kepala Sekolah SMA Islam Al Ghozali
dan Kurikulum Pondok serta seluruh jajaran tenaga
kerja Modern Al Ghozali yang selalu memberikan izin
dan mendukung penulis untuk meninggalkan kelas
dan memberikan pengertian agar terselesaikan skripsi
ini.
12. Ababils Crew sebagai rekan- rekan perjuangan di YPI
Al Ghozali yang telah memberikan motivasi dan
semangat kepada penulis dan membuat hari- hari
penulis menjadi lebih berwarna.
13. Bang Edhoy, Bang Ipung, Bang Busro, Kakang
Wildan, Bang Oecoep dan Bang Shopy yang telah
membantu menghilangkan kebosanan dengan canda
tawanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
14. Rekan terhebat penulis Maria Ulfa yang selalu
menemani dan membantu dari mulai awal proses
pembuatan skripsi sampai akhir skripsi ini
terselesaikan.
Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah
pengetahuan di bidang Manajemen Haji dan Umrah.
Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, September 2019
Ichsanul Afief
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................. 4
1. Pembatasan Masalah ..................................................... 4
2. Rumusan masalah ......................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat penelitian ......................................... 5
1. Tujuan penelitian .......................................................... 5
2. Manfaat penelitian ........................................................ 5
D. Tinjauan Pustaka .............................................................. 6
E. Metodologi Penelitian ...................................................... 7
1. Jenis Penelitian ............................................................. 7
2. Sumber Data ................................................................. 8
F. Tekhnik Pengumpulan Data ............................................. 9
G. Sistematika Penulisan ..................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Efektivitas ...................................................................... 16
1. Pengertian Efektivitas ................................................. 16
2. Pengukuran Efektivitas ............................................... 17
B. Bimbingan Manasik Haji ................................................ 20
1. Pengertian Bimbingan................................................. 20
2. Pengertian Manasik haji .............................................. 22
3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji .............. 25
vii
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA KOTA JAKARTA BARAT
A. Sejarah Berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat ......................................................................... 28
B. Visi, Misi dan Tujuan ..................................................... 31
C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat ................................................................. 32
D. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat ......................................................................... 34
E. Tugas Penyelenggara Haji dan Umrah ............................ 37
BAB IV DATA DAN TEMUAN
A. Kerangka Acuan Kerja/ Term Of Reference ................... 43
B. Pembimbing / Narasumber ............................................. 47
C. Terbimbing/ Jamaah ....................................................... 48
Tabel 4.1 ........................................................................... 49
Jumlah Berdasarkan Data Calon Jamaah Haji Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat 2018 ......................................... 49
Tabel 4.2 ........................................................................... 49
Jumlah Jamaah berdasarkan kelamin yang mengikuti
Bimbingan Manasik Massal Tahun 2018 ........................... 49
D. Jadwal dan Materi .......................................................... 50
BAB V ANALISA EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
BIMBINGAN MANASIK MASSAL PADA
KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT
A. Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Massal pada Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat. .............................. 54
B. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik
Massal pada Kementerian Agama Kota Jakarta Barat. ........... 55
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 66
B. Saran .............................................................................. 67
viii
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji dan umroh adalah salah satu ibadah yang diwajibkan
bagi setiap muslim yang mampu.1 Kewajiban ini merupakan
rukun Islam yang kelima. Karena haji merupakan kewajiban,
maka apabila orang yang mampu tidak melaksanakannya
maka berdosa dan apabila melaksanakannya mendapat
pahala. Sedangkan makna haji bagi umat Islam merupakan
respon terhadap panggilan Allah SWT.2
Ibadah haji termasuk kewajiban seluruh umat Muslim di
dunia bagi yang mampu untuk menjalankannya. Karena itu
Ibadah Haji merupakan kegiatan yang sangat penting yang
didalamnya memerlukan adanya pengelolaan khususnya yang
mengurusi masalah kegiatan haji yang menyangkut
pelayanan-pelayanan yang akan diberikan pada calon Jamaah
Haji. Salah satunya yaitu pelayanan dalam memberikan
bimbingan dan manasik Ibadah Haji.
Bimbingan Ibadah Haji merupakan bagian dari pelayanan
yangdiberikan oleh Pemerintah pada calon Jamaah Haji.
Bimbingan tersebut berupa pemberian pengetahuan tentang
tatacara pelaksanaan Ibadah Haji yang sesuai tuntutan
1Abdurachman Rochimi, Segala Hal Tentang Haji
Dan Umroh. Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama, 2010, h. 9 2 Dien Majid, Berhaji Dimasa Kolonial. Jakarta, CV. Sejahtera, 2008,
h. 36
2
Agama. Agar supaya calon jamaah haji siap dan mandiri
dalam menunaikan Ibadah Haji sehingga menjadi Ibadah Haji
yang mabrur.
Bimbingan Ibadah Haji adalah salah satu tanggungjawab
Pemerintah berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun
2008 pasal 6 menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban
melakukan Pembinaan, Pelayanan, dan Perlindungan dengan
menyediakan Pelayanan Administrasi, Bimbingan Ibadah
Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan,
Keamanan, dan hal-hal lainnya yang diperlukan oleh calon
Jama‟ah Haji.3 Dalam pelaksanaan Ibadah haji selayaknya
ada bimbingan pendahuluan terhadap seluruh calon Jamaah
Haji yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat sebagai konsekuensi
Pemerintah terhadap pelaksana Bimbingan Manasik Haji
sekaligus menjadi tolak ukur kualitas pemahaman Manasik
Haji bagi Calon Jamaah.
Melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, maka
seseorang harus mengerti dan memahami cara-cara
pelaksanaannya, tujuannya, dan kandungan makna yang
terdapat dalam ibadah haji tersebut. Inilah yang kemudian
disebut dengan ilmu manasik haji. Apalagi ibadah haji itu
hukumnya wajib bagi yang telah memenuhi syarat-syarat
wajib haji, maka ia harus mengetahui ilmu yang mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji, agar
3 Undang-Undang No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraaan
Ibadah Haji, Pasal 6, Diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia
Tahun 2008.
3
hajinya diterima oleh Allah SWT. Mengingat betapa
pentingnya ilmu manasik haji ini bagi calon jamaah haji,
maka mempelajari ilmu manasik haji hukumnyawajib.4
Setiap jamaah pasti mendambakan hajinya akan menjadi
mabrur, untuk menuju kearah kemabruran tidak akan tercapai
manakala tidak didukung pemahaman jamaah haji terhadap
manasik dan ibadah lainnya serta dapat melaksanakannya
sesuai tuntunan ajaran agama Islam, hal ini menjadi prasyarat
kesempurnaan ibadah haji untuk memperoleh haji mabrur.
Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran praktek haji atau
biasa disebut dengan bimbingan manasik haji.
Kegiatan bimbingan manasik haji pasti diperlukan sebuah
strategi agar pelaksanaan tersebut dapat berjalan dengan baik
dan tercapainya sebuah tujuan yang diharapkan. Strategi yang
disusun, dikonsentrasikan, dan dikonsepkan dengan baik
dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis. Di
mana terjadinya sebuah keberhasilan terhadap efektivitas
rencana dalam sebuah program yang pada hasil akhirnya akan
dijadikan tolak ukur.
Berdasarkan berbagai uraian diatas yang penulis dapatkan
dari berbagai sumber tentang Bimbingan Ibadah Manasik
Haji yang dilaksanakan pada tiap-tiap Kementerian Agama,
agar tercapainya kemabruran pada jamaah haji, maka pasti
adanya kesiapan perencanaan matang supaya pelaksanaan
bimbingan manasik haji yang dilakukan pada petugas haji di
4 Djamaludin Dimjati, Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap,
(Jakarta: Era Intermedia, 2006) h. 19
4
Kementerian Agama Kota Jakarta Baratdapat bermanfaat
untuk calon jamaah haji. Dengan adanya permasalahan-
permasalahan yang terjadi, Hal ini membuat penulis skripsi
ingin menganalisa dan meneliti terkait bagaimana
pelaksanaan manasik haji yang telah diberikan kepada calon
jamaah haji di Kementerian Agama agar tercapainya tujuan
dan esensi dalam penyelenggaraan dari bimbingan manasik
itusendiri.
Dari latar belakang diatas, penulis ingin menuangkan
sebuah karya ilmiah (Skripsi) yang berjudul “Efektivitas
Bimbingan Manasik Haji Massal pada Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Tahun 2018”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini lebih terarah, maka penulis
hanya akan membatasi masalah yang akan dibahas hanya
tentang Efektivitas Bimbingan Manasik Haji Massal yang
dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut:
5
a. Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji
Massal yang dilakukan oleh Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat?
b. Bagaimana Efektivitas pelaksanaan Manasik Haji
Massal yang dilakukan oleh Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan Bimbingan Manasik
Haji Massal Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat.
b. Untuk mengetahui Efektivitas pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji Massal yang dilakukan
oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yaitu:
a. Akademis
Penelitian diharapkan menjadi khazanah
keilmuan Manajemen Dakwah khususnya dalam
ruang lingkup Manajemen Haji dan Umroh serta
dapat dijadikan bahan acuan untuk menulis karya
ilmiah selanjutnya dan dapat menambah buku
referensi dan masukan bagi pihak-pihak yang
bersangkutan.
b. Praktis
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan acuan oleh Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat dalam melaksanakan Efektivitas
Manasik Massal.
D. Tinjauan Pustaka
Penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan
penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi karya
ilmiah maka langkah awal yang penulis lakukan adalah
mengkaji terlebih dahulu dan melihat buku-buku yang akan
dijadikan referensi oleh penulis. Setelah penulis melakukan
kajian kepustakaan penulis akhirnya menemukan bebrapa
skripsi yang membahas tentang:
1. Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Direktorat
Jendral Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2010-
2011 oleh Abdus Somad Mahasiswa Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah
dengan NIM 10805300021, Skripsi ini membahas tentang
Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Kementerian
Agama RI Tahun 2010 dan 2011 dan juga Perbandingan
Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kementerian
AgamaRI
2. Pengaruh Kualitas Bimbingan Manasik Umroh Terhadap
Kepuasan Jamaah Pada PT. Fajrul Ikhsan Wisata (ESQ
Tours Travel) Pondok Pinang Jakarta Selatan oleh Holisah
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
7
Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM
1110053100025, Skripsi ini membahas tentang Pengaruh
Kualitas Bimbingan Manasik Umroh Terhadap Kepuasan
Jamaah Pada PT. Fajrul Ikhsan Wisata (ESQToursTravel)
Pondok Pinang dan juga Berapa Persen Kepuasan Jamaah
ketika mengikuti pelaksanaan Bimbingan Manasih Umroh
yang diselenggarakan oleh PT. Fajrul Ikhsan Wisata (ESQ
Tours Travel).
Dari Tinjauan Pustaka yang tertulis di atas, telah
jelas bahwa penulis judul skripsi adalah Efektivitas
Bimbingan Manasik Haji Terhadap Calon Jamaah Haji di
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Tahun
2018. Dalam hal ini dilihat dari segi judul berbeda yaitu
materi yang penulis bahas fokus pada penelitian yang
berkaitan dengan pengaruh dan hasil yang didapat dari
pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
E. Metodelogi Penelitian
Metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan yang terdapat dalam penelitian5. Atau
dengan kata lain arti metedologi penelitian yaitu prosedur
atau cara yang ditempuh untuk mendapatkan data dalam
penelitian. Adapun metode pada penelitian ini adalah:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah
5 Husaini Usman dan purnomo setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta; Bumi Askara, 2011) h. 41
8
penelitian kualitatif yang akan menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis. Hal ini merujuk
pendapat Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan.6 Serta tidak menguji hipotesis atau prediksi.7.
2. Sumber Data
Sumber data adalah tempat didapatkannya data
yang diinginkan. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu
data primer dan datasekunder. Data primer adalah data
yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), sementara data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.8
a. Primer
Sumber data primer merupakan data yang
didapat dari sumber pertama, dari individu seperti
hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner
yang dilakukan peneliti, yakni peneliti melakukan
sendiri observasi dilapangan maupun di
laboratorium.9
6 Lexy J Moleong, Metode penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2012), h. 3 7 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian komunikasi dilengkapi contoh
analisis statistik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 ), cet. 11 h. 24. 8Http://Www.Academia.Edu/4726733/Sumber_Data_Metode_Dan_T
eknik_Pengumpulan_Data_Pengumpulan_Data_Kualitatif_Dan_Skala_Ukuran
httml. , diakses pada hari ahad, 5 agustus 2018 pukul 14:41 WIB. 9 Dergibson Siagian Sugiarto, Metode Statistika Untuk Bisnis dan
Ekonomi,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h.16.
9
Dalam penelitian ini penulis memperoleh
data langsung dari Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat, dengan wawancara secara
langsung kepada karyawan ataupun pimpinan
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
b. Sekunder
Data sekunder merupakan data primer
yang diperoleh oleh pihak lain, yang telah diolah
lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain, yang
digunakan oleh penulis untuk memberikan
gambaran tambahan, gambaran pelengkap,
ataupun untuk diproses lebih lanjut.Pada
penelitian ini penulis mengutip dari buku-buku,
internet dan lain sebagainya yang berisikan
informasi mengenai pemasaran haji dan umroh.
F. Tekhnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data disini adalah cara-cara yang
ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data.10 Untuk memperoleh data-data yang
diperlukan maka penulisan menggunakan jenis penelitian di
antaranya, yaitu field research (penelitian lapangan), dan
menggunakan penelitian case study (studi kasus) diantaranya
multiple sourches, document, recording, interview,
10Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 159.
10
observationdan file dokumen.11 Selain itu penelitian kualitatif
juga mengandalkan data dari sumber sekunder yang diperoleh
melalui buku, skripsi, jurnal, majalah, dokumen pemerintah,
media elektronik, dan surat kabar. Dalam penelitian
ini,penulis menggunakan beberapa teknik mengumpulkan
data yang berkaitan dengan pembahasan sebagai berikut:
1. Wawancara, dilakukan secara terstruktur oleh
penulis dengan mengadakan pertemuan dan
membuat beberapa pertanyaan untuk mendapatkan
data-data yang akurat.
2. Observasi, dilakukan untuk mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian agar terciptanya keadaan yang
sebenarnya terjadi dilapangan12.
3. Dokumentasi, Menurut Winarno Surahmad,
pengertian dokumentasi adalah laporan tertulis dari
suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan
dari pemikiran terhadap peristiwa.13 Penulis dengan
sengaja untuk disimpan atau meneruskan
keterangan mengenai peristiwa tersebut. Penulis
mendapatkan data dan informasi dari buku, majalah
serta rujukan lain yang berkaitan dengan masalah
penelitian ini.
11John W. Creswell, Qualitative Inquiri & Reaserch Design, (Printed
in U.S.A, 1998 ), h.65 12Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997),
h. 82 13inarno Surahmad, Metodologi Riset, ( Bandung: Tarsito, 1989),
h. 134
11
4. Tekhnik Pengelolaan Data, Dalam Rangka
mengolah data yang telah didapat serta
menghasilkan sebuah kesimpulan yang diharapkan.
Setidaknya ada tiga teknik pengolahan data yang
digunakan dalam penelitian ini (penelitian
kualitatif)14.Yaitu :
a. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data atau yang lebih dikenal
dengan teknik pengolahan data, mulai dari
editing, koding, hingga tabulasi data.
Mencakup kegiatan pengikhtisaran data
selengkap mungkin dan memilah-
milahkannya dalam satuan konsep tertentu15.
b. Penyajian Data (data display)
Setelah data direduksi, saatnya dibuat ke
dalam bentuk tertentu agar terlihat lebih utuh
dan menyatu, semacam pembuatan table atau
diagram. Dalam penelitian kuantitaif bisa
berbentuk sketsa, synopsis, matriks atau
bentuk- bentuk lain. Dalam penelitian ini
penyajiam data dilakukan dalam bentuk eks
naratif, dimana peneliti mengembangkan
sebuah deskripsi informasi tersusun untuk
menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
14Agus Salim, Teori Paradigma Penelitian Sosial (buku Sumber untuk
Penelitian Kualitatif), Yogyakarta; Tiara Wacana, 2006, h. 22 15Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta ; PT
Raja Grafindo Persada, 2007), h. 70
12
c. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing
and verification)
Pada tahap inni penulis mencoba
mencari arti dari semua gejala yang ditujukkan
saat dilakukan display data. Kemudian penulis
akan melakukan verifikasi dari setiap hal yang
ditunjukkan untuk kemudian dilakukan
penarikan kesimpulan.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan
menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.16
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang menggambarkan realitas yang
dikaji, Penulis menelaah dan mengamati objek
penelitian kemudiaan mendeskripsikan mengenai
data yang terkumpul dengan apa adanya dan
kemudian akan disimpulkan.
6. Subyek dan Obyek Penelitian
Penelitian ini yang menjadi subyeknya
adalah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat. Sedangkan yang menjadi obyek
16Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Rake Sarasin, 1992), hlm. 183.
13
penelitiannya adalah Efektivitas Bimbingan
Manasik Massal yang dilakukan oleh Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Tahun
2018.
7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yang
terletak di Jl. Perdana Kusuma Jakarta Barat, DKI
Jakarta. Peneletian ini direncanakan akan
dilakasankana pada bulan Oktober 2018 sampai
dengan bulan Januari 2019.
8. Tekhnik Penulisan
Sebagai pedoman dalam penulisan
penelitian ini, penulis merujuk pada buku
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2017".
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan, skripsi ini
menjadi 6 (enam) bab, dengan sistematika pembahasan pada
bab I mengenai pendahuluan, bab II mengenai tinjauan
teoritis, bab III mengenai gambaran umum Instansi, pada bab
IV mengemukakan data dan temuan, dan pada bab V tentang
pembahasan, dan pada bab terakhir yaitu bab VI tentang
kesimpulan dan saran.
14
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan gambaran umum tentang
penulisan skripsi, yang menguraikan tentang
Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian
dan Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini membahas teori tentang
Efektivitas dan Bimbingan Manasik Haji
Bab III Gambaran Umum Kantor Kementerian
Agama Jakarta Barat
Bab Ini Akan Menguraikan Tentang Gambaran
Umum Kantor Kementerian Agama Jakarta
Barat, Yang Meliputi: Sejarah Berdirinya
Kementerian Agama Jakarta Barat, Visi Dan
Misi Kementerian Agama Jakarta Barat,
Struktur Organisasi dan Perkembangan
Kementerian Agama Jakarta Barat.
Bab IV Data Dan Temuan
Pada bab ini akan dikemukakan data-data yang
ditemukan selama penelitian di Kantor
15
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat ,
maupun data-data dari pihak lainnya.
Bab V Pembahasan
Bab ini membahas tentang Efektivitas Manasik
Massal di Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat, serta membahas tentang
pelaksanaan kegiatan bimbingan manasik haji
massal tersebut.
Bab VI Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, terdapat saran- saran dan
rekomendasi yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas untuk memperoleh
solusi.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Secara etimologi kata efektivitas diambil dari kata
“efek” yang artinya akibat atau pengaruh, dan dari kata
efektif yang artinya ada pengaruh atau akibat dari sesuatu,
membawa hasil, dan efektivitas itu sendiri berarti keadaan
berpengaruh,keberhasilan tentang usaha atau tindakan.17
Pengertian efektivitas menurut Kartika Hadi yang
dikutip oleh Sukirno Agus adalah “ Suatu produk akhir
kegiatan operasi yang telah mencapai tujuannya baik
ditinjau dari segi kualitas kerja, kualitas hasil, maupun
batas waktu yang ditargetkan”.
Menurut E.Mullyasa menjelaskan bahwa:
“Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju”. Lalu
dijelskan bahwa “Efektivitas adalah berkaitan erat dengan
perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya, atau
perbandingan hasil nyata dengan hasil yang
17Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
(P3B) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ke- 2, h. 284
17
direncanakan“.18
Menurut Peter F. Drucker efektivitas itu dapat dan
harus dipelajari secara sistematis, sebab ia bukan bentuk
sebuah keahlian yang lahir secara ilmiah. Efektivitas kerja
dapat diwujudkan melalui rangkaian kerja, latihan yang
intens, terarah, dan sisematis, bekerja dengan cepat,
sehingga dapat menghasilkan kreatifitas.19 Pola efektivitas
tidak hanya dilakukan hanya dengan teori-teori saja
melainkan juga dibentuk dengan sumber daya manusia
yangefektif.
Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan di
atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa
efektivitas ialah Penilaian hasil yang telah dicapai dengan
menyesuaikan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Apabila tujuan itu sesuai dengan yang sudah direncanakan
sebelumnya maka kegiatan itu sudah dapat dikatakan
efektif.
2. Pengukuran Efektivitas
Dengan melihat pengertian efektivitas di atas,
Menurut Sujadi dalam mencapai efektivitas haruslah
dipenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
a. Berhasil guna, yakni untuk menyatakan bahwa
18 E. Mullyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Posdakarya, 2004), h. 82-83 19Peter. F. Drucker, Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1986), h.5
18
kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti
target tercapai sesuai dengan waktu yangdirencanakan.
b. Ekonomis, yaitu untuk menyebutkan bahwa didalam
usaha penyampaian efektif itu maka biaya, tenaga
kerja, material, peralatan, waktu,ruangan dan lain-lain
telah dipergunakan dengan setepat - tepatnya
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
perencanaan dan tidak adanya pemborosan ataupun
penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, ialah
untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja
sumber- sumber telah dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya haruslah dilakukan dengan bertanggung jawab
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja
dibagi berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan
kerja, dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab,
maksudnya adalah wewenang harus seimbang dengan
tanggung jawab. Dominasi oleh salah satu pihak atas
19
pihak lainya adalah suatu hal yang harus dihindari.
f. Prosedur kerja yang praktis, maka target efektif dan
ekonomis, pelaksanaan kerja yang dapat
dipertanggung jawabkan serta pelayanan kerja yang
memuaskan dan juga kegiatan operasional yang
dilaksanakan dengan lancar.20
Pandangan dari segi efektivitas terdiri atas
efektivitas individu dan kelompok. Tingkat yang paling
dasar dalam suatu organisasi terletak pada efektivitas
individu sebagai anggota organisasi. Pada pandangan
efektivitas kelompok, penekanannya adalah pada kinerja
yang dapat diberikan kelompok pekerja karena pada
kenyataanya individu harus bekerja bersama-sama dalam
suatu kelompok dan semuanya harus dapat berkontribusi
bagi kelompoknya.21.
Dari penjelasan di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa pengukuran efektivitas harus melihat
kualitas hasil, kualitas kerja, kualitas waktu yang telah
20Sujadi F.X.,Organisasi dan Manajemen: Penunjang
berhasilnya proses manajemen, (Jakarta:CV Masagung, 1990), h.36-39 21Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja,
((Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP,2013), h.189
20
ditetapkan. Dengan syarat yang harus dipenuhi agar
mencapai tingkat efektivitas diantaranya berhasil
guna,prosedur kerja yang praktis serta ekonomis yaitu
dalam hal biaya, tenaga kerja, material, peralatan, waktu,
ruangan, dan lainnya digunakan setepat- tepatnya.
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan manasik haji terdiri dari tiga kata yaitu:
Bimbingan, Manasik dan Haji. Istilah bimbingan
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu
“guidance”. Kata guidance dalam masalah pendidikan
disebut bantuan, selain itu bimbingan dapat diartikan
arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal
dari kata dasar (to) guide, yang artinya menuntun,
mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan,
menuntun orang ke jalan yang benar. 22
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance
dalam bahasa Inggris. Secara harfah istilah guidance dari
akar guide berarti: mengarahkan, memandu, menglola,
22 H. M. Umar, Sartono, BimbingandanPenyuluhan, (Bandung: CV
Pustakasetia 1998), Cet, ke-1, h.9
21
dan menyetir. Bimbingan dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai “memberi informasi yaitu menyajikan
pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil
suatu kepuusan atau memberitahukan sesuatu sambil
memberikan nasihat, pengetahuan serta menuntun ke
suatu tujuan”.23
Bimbingan merupakan pertolongan yang diberikan
oleh seseorang yang telah dipersiapkan (dengan
pengetahuan, pemahaman, keterampilan- keterampilan
tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepada orang
lain yang memerlukan pertolongan. Bentuk bimbingan
selalu berupa pertolongan dari seseorang kepada orang
lain, biasanya oleh seseorang yang dalam kondisi dapat
menolong kepada seseorang yang memerlukan
pertolongan, atau lebih tepatnya yang merasa
memerlukan pertolongan dari pihak penolong. Oleh
karena itu maka situasi membimbing selalu merupakan
situasi menolong, dan hubungan antara pembimbing dan
23Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 64
22
yang dibimbing merupakan hubungan menolong. 24
Dari definisi atau penjelasan tentang bimbingan di
atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa bimbingan
ialah pemberian bantuan baik berupa tenaga atau
pengetahuan yang diberikan oleh seseorang kepada
kelompok atau perorangan untuk membantu
mendapatkan perkembangan yang lebih baik sesuai
dengan kebutuhan.
2. Pengertian Manasik haji
Manasik Haji menurut Kamus Istilah Haji Umrah
adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji atau hal-hal
peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji:
Melaksanakan ihram dari miqat yang telah ditentukan,
thawaf, sa’i, wukuf di padang arafah, mabit di
muzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya.25
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji
yang sesuai dengan rukun- rukunnya (biasanya
24Kartini Kartono, Bimbingan dan dasar-dasar pelaksnaannya,
(Jakarta: CV.Rajawali,1985), h.9
25 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah ,(Jakarta:Mitra
Abadi Press,2008), h. 362
23
menggunakan ka’bah tiruan dsb).26
Pada dasarnya, manasik merupakan bimbingan dan
latihan untuk pelaksanaan haji, yang umumnya
berlangsung sekitar 8-12 minggu sebelum keberangkatan.
Semua informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
ibadah haji akan diberikan pada saat manasik ini, dan
dipandu oleh ustadz maupun ustadzah yang memiliki
kompetensi dan pengalaman di bidang haji. Tujuan dari
manasik ini adalah untuk menjadi pedoman jamaah haji
dalam melaksanakan manasik sesuai dengan alur gerak
dan tempat kegiatan haji yang tentunya sesuaidengan
syariat-syariat islam.27
Pengertian manasik adalah tata cara pelaksanaan
ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk jamak dari
kata mansak yang memiliki makna perbuatan dan syiar
dalam ibadah haji.28
Secara etimologi haji berarti “pergi atau berkunjung
26Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h.709 27K.H.Mudatsir Muslim, Panduan lengkap Ibadah Haji dan Umrah,
(Surakarta:PT.Borobudur Inspira Nusantara Nusantara, 2013), h. 47 28 Dede, Imadudin, Mengenal Haji ,(Jakarta: PT Mitra Aksara
Panaitan, 2011), h. 18
24
kesuatu tempat”. Sedangkan menurut istilah fiqih, ziarah
berarti berkunjung ke Baitullah, Ka’bah unttuk
melaksanakan ibadah dengan syarat dan rukun tertentu
yang dilaksanakan pada sembilan hari pertama bulan
Dzulhijjah sampai terbit fajar hari kesepuluh dalam
waktu dan tempat tertentu.29
Kata manasik dan haji itu saling berkaitan satu sama
lain sehingga kata manasik haji itu sendiri mempunyai
makna tersendiri. Dapat disimpulkan bahwa manasik haji
adalah suatu aktifitas yang dengan sengaja memodifikasi
berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu
tujuan dalam hal ini tentang manasik haji. 30
Bimbingan manasik haji dapat dimaknai sebagai
usaha dan ikhtiar manusia dalam mewujudkan
pelaksanaan ibadah haji ke Baitullah sesuai dengan
ketentuan ajaran agama Islam.31 Pelatihan manasik haji
sangatlah penting diberikan kepada para calon jamaah
29Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), Cet-1. h,185 30Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan
Umrah, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta, 2011), h.16 31Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Character Building Pembimbing Manasik Haji, (Jakarta:
Kemenag RI, 2016), Cet. 1
25
haji, karena penyampaian berupa informasi dan
pembinaan bimbingan tentang haji kepada masyarakat
sangatlah berguna bagi para calon jamaah haji karena
sangat membantu calon jamaah haji dalam melaksanakan
ibadah haji.
Dari beberapa penjelasan tentang bimbingan
manasik Haji, penulis menyimpulkan bahwa bimbingan
manasik haji ialahsuatu kegiatan yang didalamnya
terdapat seseorang yang memberikan pengarahan,
petunjuk dan penjelasan untuk bekal calon jamaah haji
agar dapat melaksanakan rukun, wajib dan tata cara
ibadah haji dengan baik dan benar.
3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji memilik fungsi dan
tujuan, Latif Hasan dan Nidjanm Ahmad mengemukakan
bahwa fungsi manasik adalah sebagai berikut :
a. Agar semua jamaah mampu memahami semua
informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan
perjalanan, petunjuk kesehatan dan mampu
mengamalkannya saat pelaksanaan ibadah haji.
26
b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam melaksanakan
ibadah haji, baik secara regu atau rombongan.
c. Agar jamaah haji mempunyai kesiapan menunaikan
ibadah haji baik mental, fisik, kesehatan maupun
petunjuk ibadah haji yang lain.32
Adapun tujuan dari bimbingan manasik haji dalam
buku tuntunan praktis manasik haji dan umroh adalah agar
jamaah haji yang berangkat menunaikan ibadah haji
merasa aman, tertib dan sah. Aman dalam artian jamaah
tidak merasa khawatir terhadap dirinya dan harta
bendanya. Tertib dalam artian melaksanakan dan
memenuhi syarat, rukun dan wajib haji sesuai dengan
tuntunan agama. Sah dalam artian tidak ada kekurangan
dalam menjalankan ibadah dan manasik.33
Ahmad Latif juga mengemukakan bahwa tujuan
manasik haji adlah agar jamaah haji yang berniat
menunaikan ibadah haji dapat melaksanakan dengan
tertib, sah dan aman dalam arti jamaah haji dapat
32Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, ( Jakarta :
Zikrul Hakim 2003), Cet Ke 2, h. 17. 33Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umroh, Tuntunan Praktis Manasik Haji dan Umroh, (Jakarta, 2011), h. 7.
27
melaksanakan perjalanan dengan tenang, khusyu dan
bebas dari kekhawatiran baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap harta bendanya. Tertib dalam arti bahwa jamaah
jamaah dapat memenuhi syarat, rukun dan wajib sesuai
dengan tuntunan agama. Lancar dalam arti jamaah haji
dapat melaksanakan ibadahnya dengan baik, bebas dari
segala bentuk hambatan dan gangguan. Sah dalam arti
tidak ada kekurangan dalam ibadah haji dan kesalahan
dalam manasik. Sempurna dalam arti jamaah haji dapat
melaksanakan ibadahnya selain rukun dan wajib juga
ibadah lainnya memiliki keutamaan.
28
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KOTA JAKARTA BARAT
A. Sejarah Berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat
Ketika awal pembentukan Kantor Kementerian
Agama Departemen Agama pada tahun 1946, urusan
penerangan Agama ditugaskan kepada suatu unit bagian yang
bernama Bagian Penyiaran, Penyelidikan dan Kebudayaan.
Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1946 Tertib Surat
Keputusan Menteri Agama Nomor 1185K.7 yang mengubah
nama bagian tersebut diatas menjadi Bagian Penyiaran dan
Penerangan.
Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun 1951 yang
menetapkan adanya Kantor-Kantor Penerangan Agama di
Propinsi beserta tempat kedudukannya, sebagai tambahan dan
kelengkapan tugas penerangan, ditiap- tiap KUA diangkat dua
pegawai yang diserahi tugas, dimana tiap-tiap Kantor Agama
Propinsi memiliki Kantor-Kantor Kementerian Agama di
tingkat Kabupaten agar mempermudah Kinerja Kantor
Kementerian Agama dalam melayani masyarakat hingga
lapisan yang paling bawah.
Pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
yang pertama kali dipimpin oleh bapak. KH. Soemantri pada
tahun 1980 hingga tahun 1984 dimana pada kepemimpinan
29
beliau untuk pengelolaan sekolah keagamaan seperti
Madrasah- madrasah.
Pada masa kepemimpinan H. Gusti Abdurrahman
tidak terdapat perbedaan dalam ruang lingkup struktur dan
masih memakai kebijakan dari Kantor Kementerian Agama
Provinsi, dan pada tahun 1988 hingga 1992 Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dipimpin oleh H.
Ahmada Rohadi sama seperti sebelumnya pada
kepemimpinan beliau juga tidak ada perubahan dalam ruang
lingkup struktural Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat dan kebijakan yang dipakai sama seperti kebijakan-
kebijakan yang dulu. Setelah H. Ahmad Rohadi Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat kemudian dipimpin
oleh Drs. H. Memed Parta beliau memimpin Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dari periode tahun
1992 hingga tahun 1996 dan tidak banyak perubahan dengan
periode-periode sebelumnya.
Akhirnya pada tahun 1996-2000 pada periode ini
banyak sekali perubahan- perubahan yang terjadi diruang
lingkup Departemen Agama itu sendiri, seperti penambahan-
penambahan unit kerja pada periode ini Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Bapak. Drs. Mas’ud
Hasan. Perubahan yang terjadi di Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat disebabkan karena adanya kebijakan dari
30
Kantor Kementerian Pusat seperti pada tahun 1997 dilakukan
usaha perubahan nomenklatur Direktorat.34
Perencanaan Islam menjadi Pendidikan Agama Islam
kepada masyarakat yang secara struktural ditempatkan pada
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat. Sedangkan
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan
Haji akan dibentuk dua Direktorat baru yaitu Direktorat siaran
Tamaddhun Islam dan Direktorat Zakat Wakaf, namun tidak
terbentuk. Tetapi pada tahun 2000, upaya tersebut dilakukan
lagi hingga Direktorat Pendidikan Agama Islam pada
masyarakat dan Pemberdayaan Masjid serta masuk dalam
struktur Direktorat Kelembagaan Islam berdasarkan
Keputusan Menteri Nomor 1 Tahun 2001 tentang tugas,
fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
Pada tahun 2000-2004 Kantor Kementerian Kota
Jakarta Barat dipimpin oleh Drs. H. Damirin Mahdin pada
periode beliau banyak sekali perubahan yang terjadi dan
adanya kebijakan-kebijakan yang baru seperti perubahan
nama untuk para kaur menjadi kordinator kerja dan adanya
penambahan seksi unit kerja serta diperbanyaknya jabatan
funsional sehingga adanya penambahan dalam unit kerja
seperti adanya Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Penyelengaraan Zakat dam Wakaf serta unit Penamas yang
merupakan singkatan dari Pendidikan Agama Islam dan
34 Wawancara dengan Ibu Hj Eka Agustina Suhardhanari sebagai
Staff Kantor Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 6 Februari
2019.
31
Pemberdayaan Masjid serta dipisahkan Pondok Pesantren
dengan Madrasah.
Pada periode tahun 2004 Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Bapak H. Sutami. M. Pd
beliau merupakan pindahan dari Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Timur pada periode beliau saat ini perubahan
yang terjadi adalah diberinya kewenangan pada Kantor
Kementerian Agama Jakarta Barat untuk membuat surat
Keputusan tapi dibatasi hanya untuk golongan II dan
karyawan Honorer dan sampai saat ini belum ada perubahan-
perubahan yang terlihat, oleh karena itu Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat merupakan bagian dari Kantor
Kementerian Agama Republik Indonesia yang mengembang
tugas yang sama, hanya sub kerja dan wilayah yang berbeda.
Saat ini Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
dipimpin oleh H. Sofi’I, Kantor Kementerian Agama Jakarta
Barat berada di Jl. Perdana No. 10 Wijaya Kusuma Tlp. 021-
5663501, 5647452, fax. 021- 5663501 Jakarta 11460.35
B. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
Visi dari Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat adalah: “Tanggap dan terampil dalam mewujudkan
kehidupan umat beragama yang berkualitas dan
partisipatif di Kota Jakarta Barat. ”
35 Wawancara dengan Ibu Hj Eka Agustina Suhardhanari sebagai
Staff Kantor Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 6 Februari
2019.
32
2. Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi dan
manajemen
b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan
bidang urusan Agama Islam
c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan Bimbingan Haji
dan Umrah
d. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan
penyelengaraan Pendidikan pada Madrasah dan
Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum serta
sekolah luar biasa.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan
penyelenggaraan Pendidikan keagamaan dan Pondok
pesantren
f. Meningkatkan kualitas pelayanan dan
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada
Masyarakat dan pemberdayaan Masjid.36
C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat
1. Tugas Pokok
a. Tugas Pokok Kementerian Agama RI
Kantor Kementerian Agama mempunyai Tugas
membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagai
tugas umum Pemerintah dan pembangunan dibidang
Agama.
36Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Profil Perusahaan.
h. 5.
33
b. Tugas Pokok Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat
Menyelenggarakan sebagian tugas umum
pemerintah dan pembangunan dibidang Agama di
wilayah Kota Jakarta Barat sesuai dengan keputusan
Menteri Agama No. 45 Tahun 1981
2. Fungsi
a. Fungsi Pokok Kementerian Agama RI
1) Penetapan kebijakan pelaksanaan, kebijakan teknis
dan pengendalian pelaksanaannya, pengelolaan
kekayaan Negara serta perumusan dan penyiapan
kebijakan umum dibidang Agama berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas
administrasi Kantor Kementerian Agama dalam
arti perencanaan dan pendayagunaan sumberdaya,
pengorganisasian, serta hubungan antar lembaga
3) Penilitian dan pengembangan proses dalam
melaksanakan tugas serta penyajian informasi
4) Pelaksanaan pengawasan fungsional.
b. Fungsi Pokok Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat
1) Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan
kebijaksanaan teknis dibidang Agama berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
berdasarkan kebijaksanaan Menteri Agama dan
34
Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta, serta
Pemerintah Kotamadya Jakarat Barat.
2) Pembinaan, pembimbing pelayanan kepada
masyarakat umat beragama.
3) Kordinasi manajerial terhadap pelaksanaan tugas
diseluruh jajaran Kantor Kementerian Agama
Kotamadya Jakarta Barat dengan pemanfaatan
seoptimal mungkin sumber daya yang ada.
4) Pengelolaan dan pengamanan semua asset
Pemerintah yang menjadi tanggungjawab Propinsi
DKI Jakarta dan Menteri Agama
5) Pemantapan hubungan kerja yang serasi dengan
pemerintah kotamadya Jakarta Barat, Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi DKI Jakarta
dan Menteri Agama RI serta lintas sektorat
(lembaga pemerintah maupun lembaga
keagamaan) di wilayah Kota madya Jakarta Barat.
D. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat
1. Kapala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
a. Mengepalai Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat sebagai perwakilan dari daerah Departemen.
b. Memimpin Rapat di Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat.
35
c. Menghadiri berbagai undangan yang ditunjukan
kepada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat.
2. Kepala Bagian Tata Usaha
a. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan
Subbagian Tata Usaha.
b. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis
Keungan dan IKN.
c. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis
Keortalaan dan kepegawaian.
d. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis
Hukum, dan Humas.
3. Kasi Urusan Agama Islam (Urais)
a. Memimpin pelaksanaan tugas dilingkungan Urais .
b. Melaksanakan perumusan dan penetapan sasaran,
program dan kegiatan Urais.
c. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan dibidang
kepenghuluan.
4. Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam
a. Melaksanakan pelayanan dibidang kurikulum
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
ketenagaan dan kesiswaan.
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
kelembagaan dan ketatalaksanaan, dan lain-lain.
5. Kasi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren
36
a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
pendidikan keagamaan.
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
pendidikan salafiyah.
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
kerjasama kelembagaan dan pengembangan potensi
pontren, dan lain-lain.
6. Kasi Pendidikan Masyarakat Islam
a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
pendidikan al-Qur’an dan MTQ.
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
penyeluhan dan Lembaga Dakwah.
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang
Siaran dan Tamaddun, dan lain-lain.
7. Penyelenggara Haji dan Umroh
a. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan penyuluhan
Haji dan Umrah.
b. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan jamaah dan
petugas haji .
c. Melaksanakan penelaahan dan pemecahan masalah
serta pengembangan sistem dan teknis pelaksanaan
tugas dibidang penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah.
8. Bimas Budha
a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan penyuluhan
agama dan ganis keagamaan.
37
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan pendidikan
agama Budha.
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan
pemberdayaan umat dan informasi dan lain-lain.
9. Penyelenggara Zakat dan Wakaf
a. Melakukan bimbingan pengembangan lembaga Zakat
dan Wakaf.
b. Melakukan penelaahan dan pemecahan masalah serta
berkembang sistem dan teknis pelaksanaan tugas
Seksi Pemberdayaan Zakat dan Wakaf.
c. Melakukan bimbingan dan pelayanan Zakat dan
Wakaf,dan lain-lain.37
E. Tugas Penyelenggara Haji dan Umrah
Setiap Kantor Kementerian Agama memilih beberapa
bagian dan salah satunya adalah bagian penyelenggaraan haji
dan umroh yang memiliki beberapa tugas dan salah satunya
melaksankan bimbingan dan pelayanan jamaah umroh dan
petugas haji. Pada tugas ini mereka berperan sebagai
rekrutmen petugas haji kloter maupun nonkloter. Adapun
pada bagian penyelenggara haji terdapat lima bagian dengan
tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh
a. Tugas
37Peraturan Menteri Agama RI, Peta dan Uraian Jabatan Pada Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi, (Jakarta: Biro Organisasi dan
Tatalaksana, 2005), h. 2.
38
1) Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan
bidang haji dan umroh.
2) Menetapkan dan merumuskan visi, misi,
kebijakan, sasaran, program dan rencana kerja
di seksi penyelenggara haji dan umroh.
3) Membagi tugas, menggerakkan, membimbing
dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas
bidang penyelenggara haji dan umroh.
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas bawahan.
5) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan
teknis di bidang penyuluhan haji dan umroh.
6) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan
perjalanan dan sarana haji.
7) Melaksanakan penelaahan dan pemecahan
masalah serta pengembangan sistem dan teknis
pelaksanaan tugas di bidang penyelenggaraan
haji dan umroh.
8) Merumuskan bahan penyusunan visi, misi dan
kebijakan pimpinan di bidang
penyelenggaraan haji dan umroh.
9) Melaksanakan kerjasama dengan unit kerja
terkait di bidang penyelenggaraan haji dan
umroh.
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
39
11) Melaporkan proses dan hasil pelaksanaan
tugas.
b. Fungsi
1) Perumusan dan penetapan visi, misi dan
kebijakan teknis di bidang pelayanan dan
bimbingan kehidupan beragama kepada
masyarakat Kabupaten/Kota.
2) Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di
bidang haji dan umroh.
3) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah
daerah; instansi terkait, dan lembaga
masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas
Kementerian di Kabupaten/Kota.
2. Pranata Haji
a. Tugas
1) Pelayanan pendaftaran haji dan cross cek
persyaratan haji.
2) Menulis data calon jamaah haji ke dalam buku
kendali.
3) Menginputan data calon jamaah haji ke dalam
program SISKOHAT.
4) Melakukan foto biometric dan finger.
5) Pelayanan proses pembatalan dan
pengembalian BPIH.
40
6) Pelayanan proses pelunasan BPIH,
pengelolaan data hingga pengiriman ke
SISKOHAT.
7) Menyerahkan dan menerima surat pengantar
mutasi keluar dan masuk.
8) Memberikan informasi dan penerangan kepada
masyarakat tentang perhajian di Indonesia.
9) Menghimpun data yang berhubungan dengan
perjalanan dan sarana haji.
10) Menyiapkan jadwal sosialisasi di bidang
pembekalan dan akomodasi haji.
11) Menyiapkan pembinaan manasik haji dan
menyiapkan pemantapan karu dan karom.
12) Melaporkan proses dan pelaksanaan tugas
kepada atasan.
3. Pengelola Haji dan Umroh
a. Tugas
Tugas mengelola pelayanan haji dan
umroh dengan cara menyusun program,
mengendalikan dan mengkoordinasikan serta
memeriksa dan mengevaluasi sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan.
1) Melakukan pemprosesan DAPIH dan
penyelesaian SPMA
41
2) Melakukan pendaftaran ulang calon jamaah
haji yang akan berangkat
3) Membuat rekomendasi izin baru/perpanjangan
KBIH
b. Fungsi
Melayani administrasi untuk keperluan
ibadah haji dan umroh.
4. Pengadministrasian Surat
a. Tugas
Melaksankan pelayanan teknis di bidang urusan
keadministrasian surat, menerima, mengolah,
menyimpan data dan dokumen perhajian dan
ketentuan yang berlaku, agar pelaksanaan
pelayanan haji berjalan lancar.
1) Menerima, mencatat, dan menyortir surat
masuk, sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku, agar memudahkan pencarian.
2) Mengelompokkan surat atau dokumen
menurut jenis dan sifatnya, sesuai dengan
prosedur dan ketetuan yang berlaku, agar
memudahkan pendistribusian.
3) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai
dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan
evaluasi dan pertanggungjawaban dan
melaksanakan tugas kedinasan lain yang
diperintahkan oleh atasan.
b. Fungsi
42
Pelayanan dan pembinaan di bidang urusan
kearsipan pada seksi penyelenggaraan haji dan
umroh
5. Pengadministrasian Keuangan
a. Tugas
Menerima, menyusun, membukukan setiap
transaksi ke dalam pembukuan sesuai ketentuan
dan prosedur yang berlaku serta melaporkan pajak
agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
1) Menerima, memeriksa, melakukan
pembayaran, menyimpan surat dan uang yang
digunakan dalam proses kegiatan yang
digunakan sehari-hari sesuai dengan ketentuan.
yang berlaku untuk bahan
pertanggungjawaban
2) Menyusun konsep laporan keuangan sebagai
bahan laporan dan pertanggungjawaban sesuai
aturan dan kebutuhan.
3) Menerima dan mengagendakan SPP dan Surat
Setoran Pajak sesuai ketentuan yang berlaku
agar tertib administrasi.
b. Fungsi
Melayani administasi keuangan untuk
keperluan ibadah haji dan umroh.38
38 Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Profil Perusahaan.
h. 8.
43
BAB IV
DATA DAN TEMUAN
Pada Bab ini Peneliti menjelaskan data dan temuan
di dalam kegiatan manasik haji massal yang dilakukan oleh
Kantor Kementrian Agama Kota Jakarta Barat Tahun 2018.
Beberapa data diantaranya; Kerangka Acuan Kerja,
Pembimbing, Terbimbing/ Jamaah dan Materi- materi yang
disampaikan oleh Pembimbing.
A. Kerangka Acuan Kerja/ Term Of Reference
Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima yang
menjadi dambaan setiap muslim untuk melaksanakan
kewajibannya, bagi yang telah memenuhi persyaratan mampu
atau istitha’ah, baik secara fisik, materi, terlebih lagi mampu
dalam pelaksanaan manasik haji. Manasik Massal merupakan
bagian dari pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap
jamaah haji yang menjadi salah satu tugas pemerintah
sebagaimana amanat PMA Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Penyelanggaran Ibadah Haji Reguler.39
Pembinaan jamaah merupakan salah satu tugas utama
penyelenggaraan ibadah haji telah dijabarkan secara
proporsional sesuai dengan fungsi pembinaan meliputi tingkat
pusat sampai di tingkat daerah. Salah satu upaya peningkatan
39 Term Of Reference (TOR) /Kerangka Acuan Kerja Manasik Haji
Massal Kementerian Agama Kota Jakarta Barat 2018.
44
pembinaan tersebut melalui penyiapan dan menetapkan
desain pola dan tata cara pembinaannya.
Tantangan jumlah jamaah haji yang besar dengan
keragaman (heteroginitas) latar belakang pendidikan,
pekerjaan, budaya, suku bangsa dan adat istiadat serta
pemahaman dalam pelaksanaan manasik masih kurang.
Berbarengan dengan itu era keterbukaan, kebebasan serta
eforia demokrasi menjadikan jamaah semakin kritis dan
sensitif. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan
langkah-langkah yakni dengan penyelenggaraan Manasik
Massal.
Dari itu calon jamaah haji harus sudah memiliki tiga
komponen/kemampuan yaitu;
1. kompetensi pembinaan manasik haji dan ibadah lainnya.
2. kompetensi pelayanan umum, pelayanan kesehatan, dan
pelayanan ibadah.
3. kompetensi perlindungan, dapat dimaknai sebagai upaya
memberikan rasa aman, nyaman, ketenangan dan
kelancaran dalam beribadah haji.
Memperhatikan hal tersebut diatas maka para
pembimbing haji merupakan kunci keberhasilan jamaah haji
dalam menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan
ajaran agama islam dengan lancar.
a. Penerima Manfaat
1) Faktor Internal
45
a) Jamaah calon haji dapat lebih mengerti tatacara
menunaikan ibadah haji dengan benar.
b) Agar terlaksananya bimbingan manasik haji
secara efektif, efisien, berdaya guna dan
berhasil guna, maka peningkatan kualitas
bimbingan ja’maah haji tidak dapat ditawar
lagi.
2) Faktor Eksternal
Untuk mencapai pelaksanaan ibadah haji yang
aman, tertib, lancar dan nyaman serta menjadikan
calon jamaah haji menjadi haji mabrur serta dapat
bermanfaat di masyarakat luas serta semata-mata
hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT.
b. Strategi Pencapaian
1) Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan Manasik Massal
tingkat Kota Jakarta Barat dilakukan dilaksanakan
dalam 2 tahap kegiatan secara mandiri oleh Seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang berkoordinasi
dengan pihak terkait.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Pada pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan
Bimbingan Manasik Massal ini dilaksanakan dalam 2
angkatan yang melibatkan Panitia, Narasumber,
Moderator dan Jemaah Haji tahun 1439H / 2018M.
Panitia pelaksanaan penyelenggaraan manasik ibadah
haji massal tahun 1439H / 2018M sebanyak 18
46
(delapan belas) orang, Narasumber 2 orang dan
Moderator 1 orang. Sedangkan Peserta pelaksanaan
penyelenggaraan manasik ibadah haji massal tahun
1439 H / 2018 M sebanyak 1394 (seribu tiga ratus
smbilan puluh empat) orang yang terbagi menjadi dua
angkatan.
Pelaksanaan penyelenggaraan Manasik Massal
tahun 1439H / 2018M diselenggarakan 2 (dua)
angkatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu dan
Minggu tanggal 14 April 2018 dan 15 April 201840.
c. Kurun Waktu Pencapaian
1) Dalam tahun berjalan dan tahun berikutnya terus
menerus peserta diharapkan lebih mengetahui
tatacara pelaksanaan ibadah haji dan dapat
menyebar luaskan tatacara pelaksanaan ibadah haji
ke masyarakat luas.
2) Jemaah Haji memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam pelaksanaan Ibadah Haji.
3) Jemaah Haji mendapatkan informasi, gambaran
situasi dan kondisi yang mungkin terjadi selama
menunaikan Ibadah Haji.
Jemaah Haji menjadi terlatih dan mengetahui apa
saja yang harus dilakukan selama menunaikan Ibadah
40 Term Of Reference (TOR) /Kerangka Acuan Kerja Manasik Haji
Massal Kementerian Agama Kota Jakarta Barat 2018. h.3
47
Haji.41
B. Pembimbing / Narasumber
Menurut James Bimbingan : bimbingan adalah
pertolongan yang diberikan oleh seseorang individu untuk
menolong individu lain dalam membuat keputusan ke arah
yang dituju dan mencapai tujuannya dengan cara yang baik.42
Seseorang yang melakukan kegiatan tersebut disebut dengan
Pembimbing.
Pembimbing merupakan salah satu unsur yang
dibutuhkan calon Jamaah haji. Pembimbing yang bersertifikat
dan cukup pengalaman ialah yang diutamakan dalam
pelaksanaan bimbingan manasik haji massal. Agar calon
Jamaah haji dapat mengetahui berbagai ilmu tentang manasik
haji yang harus dimiliki oleh calon Jamaah haji.
Pada pelaksanaan manasik haji massal di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Pembimbing yang
memberikan materi lain ;
1. Bapak Drs, H. Tabroni, MA
Bapak Drs, H. Tabroni, MA adalah satu
Narasumber pada saat pelaksanaan bimbingan
manasik massal tahun 2018. Ia terlahir di Jakarta 29
41 Wawancara dengan Ibu Hj Eka Agustina Suhardhanari sebagai
Staff Kantor Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 6 Februari
2019. 42 https://pengertianahli.id/2014/07/pengertian-bimbingan-menurut-
para-ahli.html diakses pada hari senin, 9 September 2019 pukul 14.00 WIB.
48
September 1963. Ia sudah melewati masa kerja di
Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta selama 26
tahun. Pendidikan terkahirnya adalah Jurusan Tafsir
dan Hadist di Universitas Institut Ilmu Alquran (IIQ)
Jakarta, Tahun 2004. Sekarang Ia menjabat sebagai
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh
Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.
2. Bapak Drs, H. Sofi’I, MA
Bapak Drs, H. Sofi’I, MA terlahir di Tulung
Agung, 3 Juni 1963. Pendidikan terkahirnya ialah
Magister Pendidikan Islam di Universitas
Muhammadiyah tahun 2006. Ia sudah melewati masa
kerja selama 9 tahun. Ia menjabat sebagai Kepala
Kantor Kementrian Agama Kota Jakarta Barat
Provinsi DKI Jakarta. Ia juga merupakan salah satu
Narasumber pada saat pelaksanaan bimbingan
manasik massal di Kementrian Agama Kota Jakarta.
C. Terbimbing/ Jamaah
Jamaah haji merupakan unsur yang sangat penting
dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, karena jamaah
haji ini merupakan tujuan utama dari dilaksanakannya
kegiatan bimbingan manasik haji massal . Maksudnya adalah
dengan pelaksanaan program bimbingan manasik massal ini
agar dapat memberikan pengetahuan dan gambaran tentang
pelaksanaan ibadah haji kepada seluruh calon jamaah haji
yang merupakan peserta bimbingan manasik haji massal
49
Kantor Kementrian Agama Kota Jakarta barat.
Tabel 4.1
Jumlah Jamaah Berdasarkan Data Calon Jamaah Haji
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Tahun 2018
Data Lunas 25 Peserta
Data Berhak Lunas (Cicil) 1369 Peserta
Data Cadangan 79 Peserta
Jumlah 1473 Peserta
Sumber Data Jamaah Kemenag Jakarta Barat.
Tabel 4.2
Jumlah Jamaah berdasarkan kelamin yang mengikuti
Bimbingan Manasik Massal Tahun 2018
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- Laki 176
Perempuan 122
Jumlah 298
Sumber Data Buku Tamu Bimbingan Manasik Massal
Kemenag Jakarta Barat 2018.
Penulis mengambil sampel yaitu dengan
mewawancarai beberapa calon Jamaah Haji yang
mendaftarkan dirinya di Kemenag Jakarta Barat,
50
Diantaranya ;
1. Ibu Hj. Nahriah berkediaman di Kebun Jeruk Jakarta
Barat. Lahir di Jakarta 15 Agustus 1980. Riwayat
pendidikan akhir di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Beliau Sekarang sudah menjadi Ibu Rumah Tangga
dari 3 orang Anak. Beliau mendaftarkan dirinya di
tahun 2010.
2. Bapak H. Suherman lahir di Jakarta, 5 Agustus 1986.
Bertempat tinggal di Jl. Flamboyan Rt 06/05 no 2
Srengseng Jakarta Barat. Riwayat akhir pendidikan
Sarjana Ekonomi Universitas Budi Luhur.
3. Bapak H. Mukti Ali lahir di Jakarta 17 Juli 1976.
Alamat rumah di Basmol Raya Jl. Al Hidayah no 192
Rt 08/06 Kembangan Jakarta Barat. Riwayat akhir
pendidikannya ialah Sarjana Ekonomi di Universitas
Budi Luhur.
4. Bapak H. Akmal Dhiya Ulhaq berkediaman di Jl.
Tohir no 07 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Lahir di
Jakarta 13 Mei 1996. Beliau Mengakhiri riwayat
pendidikan di Universitas Uin Syarif Hidayatullah
jurusan Manajemen dakwah.
D. Jadwal dan Materi
Materi merupakan isi dari pesan yang akan
disampaikan dari Narasumber kepada Jamaah. Materi- materi
yang disampaikan oleh narasumber tidak hanya syarat dan
51
rukun haji saja, melainkan kegiatan sunnahpun disampaikan
oleh narasumber dan perlu diketahui oleh seluruh jamaah,
karena kurang lebih 40 hari calon jamaah berada di Arab
Saudi. Beberapa kegiatan utama jamaah haji Indonesia
setidaknya adalah mengerjakan shalat arba’in dan berziarah di
beberapa tempat, seperti Masjid Quba, Masjid Qiblatain,
Makam Baqi, Jabal Uhud, dan seputar kota Madinah lainnya
seperti bermunajat di Raudhah. Di Makkah, jamaah lebih
banyak melakukan kegiatan ibadah. Selain wukuf, mabit,
jumroh, tawwaf. dan sa’i yang merupakan rangkaian haji
serta umrah wajib maupun sunat, berdoa atau bermunajat di
tempat-tempat mustajab seperti, Multazam, Hijr Ismail, serta
berusaha keras dapat mencium Hajar Aswad merupakan
aktivitas lain beserta sholat wajib di Masjidil Haram.
Oleh sebab itu, di dalam manasik harus diperkenalkan
ibadah- ibadah sunat, yang mungkin tidak banyak, atau
bahkan belum pernah dilakukan selama di Tanah Air.
Misalnya, banyak kasus, ternyata tidak semua jamaah dapat
melakukan dan memahami sholat jenazah, sementara di
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, hampir setiap selesai
shlat fardhu dilaksanakan shalat jenazah.43
43Kementerian Agama RI, Efektivitas Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji, (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI, 2014),
h.72
52
Tabel 4.3
JADWAL KEGIATAN
PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK MASSAL II
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT
TAHUN 1440 H / 2018 M
NO HARI /
TANGGAL WAKTU URAIAN ACARA NARASUMBER
1 2 3 4 5
1
Sab
tu / A
pril 2
01
8
07.00 - 07.30 Registrasi Calon Jamaah Haji -
2
07.30 - 08.00
Pembukaan -
3 Laporan Ketua Panitia Hery Dwi Sutanto
4 Arahan Sekaligus Membuka Acara Secara Resmi
H. Sofi'i
5 08.00 - 10.00 Materi I "Kebijakan Pemerintah dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji"
H. Tabroni
6 10.00 - 12.00 Materi II "Kebijakan Teknis Kesehatan Haji"
7 12.00 Penutupan H. Mudehir
53
Berikut adalah Tabel Kegiatan Bimbingan Manasik Massal
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
NO HARI /
TANGGAL WAKTU URAIAN ACARA NARASUMBER
1 2 3 4 5
1
Min
gg
u / A
pril 2
01
8
07.00 - 07.30 Registrasi Calon Jamaah Haji -
2 08.00 - 10.00 Materi I "Kebijakan Pemerintah dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji"
H. Sofi'i
3 10.00 - 12.00 Materi II "Kebijakan Teknis Kesehatan Haji"
4 12.00 Penutupan H. Aminulloh
54
BAB V
ANALISA EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN
MANASIK MASSAL PADA KEMENTERIAN AGAMA
KOTA JAKARTA BARAT
A. Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Massal pada
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
Bimbingan manasik haji massal yang dilaksanakan
oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat ,
berdasarkan data dan temuan yang penulis dapat dari
wawancara bahwa pelaksanaan bimbingan manasik massal
yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/ Term Of Reference
(TOR).
Pelaksanaan bimbingan manasik massal yang
dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
sebanyak 2 kali dengan membahas teori- teori yang berkaitan
dengan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi persiapan,
fiqih- fiqih ibadah haji, hikmah ibadah haji, pengetahuan
seputar kesehatan yang harus dipersiapkan, dan pengetahuan
mengenai kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan jamaah haji
sebelumnya.44
Bimbingan manasik massal yang dilaksanakan oleh
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat bertempat di
44 Wawancara dengan Ibu Hj Eka Agustina Suhardhanari sebagai
Staff Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 6 Februari 2019.
55
Aula Yayasan Alkamal, tempat yang dipilih oleh Kantor
Kementerian Agama Kota jakarta Barat ini cukup luas untuk
menampung calon jamaah haji Kota Jakarta Barat dan
letaknya pun cukup strategis karena dekat dari jalan raya.
Dalam pelaksanaan bimbingan manasik massal,
pembimbing atau pemateri sudah bersertifikasi dan
mempunyai pengalaman serta menguasai ilmu pengetahuan
yang luas tentang ibadah haji. Pembimbing menyiapkan
materi- materi sebelum memulai kegiatan bimbingan manasik
massal, jamaah yang mengikuti kegiatan bimbingan manasik
masal diwajibkan menulis daftar hadir yang disediakan di
pintu masuk Aula oleh panitia penyelenggara bimbingan
manasik haji massal atau bimbingan manasik haji seluruh
calon jamaah haji di Kota Jakarta Barat.
B. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik
Massal pada Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
Pada bab ini penulisi akan menganalisa antara teori
yang penulis tulis di awal dengan data dan temuan lapangan.
Syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat agar kegiatan bimbingan manasik massal
menjadi efektif. Syarat- syarat tersebut dapat diukur dari
beberapa hal yaitu Berhasil guna, Prosedur Kerja yang
Praktis, dan Ekonomis.
1. Efektivitas Berdasarkan Berhasil Guna
Maksud dari berhasil guna adalah untuk
menyatakan bahwa kegiatan manasik massal yang
56
dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat sudah mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Menurut penulis, bahwa bimbingan manasik
haji massal yang dilakukan oleh Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat sudah sesuai dan tepat dengan
tujuan yang telah ditentukan, karena sudah dilaksanakan
dengan maksimal. Terbukti dengan lancarnya
pelaksanaan bimbingan manasik haji massal, serta
pembimbing memiliki semangat juang yang tinggi untuk
membantu memberi pemahaman jamaah dalam
pelaksanaan ibadah haji, seperti yang dikatakan oleh
jamaah haji Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yaitu
Ibu Hj. Nahriah.
“Alhamdulillah dengan adanya bimbingan
manasik haji yang diselenggarakan oleh Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat memberikan gambaran
pelaksanaan yang nantinya akan saya lakukan disana”.45
Bapak H. Suherman sebagai salah satu Jamaah
bimbingan manasik haji masssal di Kota Jakarta Barat
mengatakan pendapatnya:
“Segala sesuatu memang perlu dipersiapkan, dan
saya bersyukur karena selain dari KBIH, dari
Kementerian Agama pun saya bisa menerima bimbingan
45 . Wawancara dengan Ibu Hj. Nahriah sebagai jamaah
Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 3 Maret 2019.
57
yang sangat berpengaruh baik dalam pelaksanaan ibadah
haji.”46
Berdasarkan hasil dari wawancara dari beberapa
jamaah haji, Penulisi menyimpulkan pelaksanaan manasik
massal di Kementerian Agama Kota Jakarta Barat 2018
yang diukur berdasarkan hasil guna adalah :
a. Kegiatan bimbingan manasik massal berhasil
sampai kepada jamaah, karena materi yang
disampaikan dapat digunakan saat pelaksanaan
ibadah haji.
b. Jamaah Haji menguasai materi yang disampaikan
sehingga jamaah haji bisa mandiri dalam
pelaksanaan ibadah haji.
2. Efektivitas Berdasarkan Prosedur Kerja yang Praktis
Sumber Daya Manusia (SDM), Metode
Bimbingan dan Materi Bimbingan ini merupakan tolak
ukur efektivitas proses bimbingan manasik haji massal.
a. Pelaksanaan Bimbingan Manasik Massal
Proses pelaksanaan bimbingan manasik
massal berjalan sesuai dengan yang sudah
direncanakan, walaupun mungkin masih ada
sedikit evaluasi terkait dengan kehadiran jamaah
haji untuk ikut serta dalam pelaksanaan bimbingan
46 Wawancara dengan Bapak H. Suherman sebagai jamaah
Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 3 Maret 2019.
58
manasik massal. Namun, secara umum
pelaksanaan bimbingan manasik massal secara
umum tepat sesuai dengan kerangka acuan kerja /
Term Of Reference (TOR). Seperti yang dikatakan
oleh salah satu staff Kantor Kementrian Agama
Kota Jakarta Barat yaitu Ibu Hj. Eka Agustina
Suhardhanari mengatakan :
“Alhamdulillah, Kegiatan bimbingan
manasik massal berjalan dengan lancar, sesuai
dengan kerangka acuan kerja. Baik dari waktu
maupun materi yang sudah disiapkan semuanya
sesuai dengan kerangka acuan kerja, dan kami
kira seluruh jamaah juga cukup dapat
memahaminya karena Narasumber kami
memberikan materi dengan bahasa sederhana dan
dapat difahami.”47
Selain itu bimbingan manasik massal
berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan oleh Kantor Kementrian Agama Kota
Jakarta Barat.
b. Sumber Daya Manusia/ Panitia
Seluruh Petugas yang telah diberikan
amanah oleh Kementerian Agama sudah
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk
mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan Sumber Daya manusia (SDM) yang
47 Wawancara dengan Ibu Hj Eka Agustina Suhardhanari sebagai
Staff Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 6 Februari 2019.
59
sangat baik dan bertanggungjawab. Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat dapat melaksanakan
bimbingan manasik massal dengan lancar. Seluruh
jamaah haji merasa cukup baik dilayani dan
diberikan fasilitas untuk dapat membantu dalam
memahami bimbingan yang diberikan oleh
Narasumber seperti yang dikatakan oleh salah
jamaah haji yaitu Bapak H. Akmal Dhiya Ulhaq
mengatakan :
“Alhamdulillah seluruh petugas dalam
pelaksanaan bimbingan manasik massal di
Kementerian Agama Kota Jakarta barat dapat
memberikan pelayan yang sangat baik kepada
kami jamaah haji. Dan seluruh petugas juga
melaksanakan tugas dan kewajiban yang baik saat
pelaksanaan bimbingan massal.”48
Ibu Hj. Nahriah sebagai salah satu Jamaah
mengatakan :
“Seluruh Narasumber yang memberikan
materi pun sangat baik dalam menyampaikan
materi- materinya. Karena bahasa yang
digunakan sangat mudah untuk dapat difahmi oleh
seluruh jamaah.”49
Penulis menyimpulkan bahwasannya
seluruh petugas, baik panitia dan Narasumber
menjalankan tugasnya dengan baik dan
48 Wawancara dengan Bapak H. Akmal Dhiya Ulhaq sebagai Jamaah
haji Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 3 Maret 2019. 49 Wawancara dengan Ibu Hj. Nahriah sebagai Jamaah haji
Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 3 Maret 2019.
60
profesional.
c. Metode Bimbingan
Metode bimbingan yang dilakukan oleh
Kantor Kementerian Agama kota Jakarta barat
dalam pelaksanaan bimbingan manasik massal
yaitu berupa ceramah, memberikan audio visual
dan tanya jawab. Jamaah sangat aktif disaat sesi
tanya jawab, karena disaat sesi ini narasumber
memberikan seluruh gambaran yang mungkin dan
akan terjadi saat pelaksanaan ibadah haji.
Selain itu Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat pun memprioritaskan
pelayanan kepada Jamaah. Artinya jamaah
mendapatkan hak penuh untuk dapat memahami
materi dan pembahasan yang diberikan saat
bimbingan manasik massal.
d. Materi Bimbingan Manasik Massal
Materi- materi yang disampaikan oleh
Narasumber berkaitan dengan ritual ibadah haji.
Materi merupakan hal yang penting diberikan saat
bimbingan manasik massal karena jamaah perlu
mengetahui dan faham tentang pelaksanaan ibadah
haji. Baik Rukun, Syarat, Sah dan yang
membatalkan haji. Serta pada saat pelaksanaan
61
ibadah haji jamaah juga harus mengetahui ibadah-
ibadah sunnah seperti berziarah ke Masjid Quba,
Melaksanakan Sholat Arba’in, berziarah ke Jabal
Rahmah dan tsur serta berkunjung ke Jabal Uhud.
Sebagaimana yang dikatakan oleh salah
satu jamaah haji Kementrian Agama Kota Jakarta
Barat yaitu Bapak H. Suherman mengatakan :
“Alhamdulillah bimbingan manasik massal
ini yang dilaksanakan di Yayasan Al Kamal ini
berjalan dengan baik. Seluruh materi yang
disampaikan dapat dicerna dengan baik. Karena
Narasumber menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah untuk dipahami dan
ditambah lagi Narasumber menyediakan Slide
Show yang membantu kami untuk bisa dapat lebih
memahami lagi apa yang disampaikan oleh
Narasumber.”50
Menurut Penulis materi- materi yang telah
disampaikan kepada Jamaah oleh Narasumber
berhasil, karena jamaah haji mudah untuk
memahami ritual ibadah haji dan jamaah merasa
terbantu dengan adanya bimbingan manasik
massal yang dilaksanakan oleh Kantor Kementrian
Agama Kota Jakarta Barat.
Berdasarkan Seluruh penjelasan diatas,
maka prosedur kerja yang praktis meliputi :
50 Wawancara dengan Bapak H. Suherman sebagai Jamaah haji
Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 3 Maret 2019.
62
1) Pelaksanaan bimbingan yang sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan serta
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang
telah ditetapkan.
2) Sumber Daya Manusia (SDM) yang
diberikan tugas mampu bertanggungjawab
dan dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik. Termasuk Narasumber juga
memberikan materi- materi dengan bahasa
yang sangat mudah untuk difahami.
3) Metode yang digunakan dalam
pelaksanaan bimbingan manasik massal
cukup efektif karena jamaah dapat
memahaminya.
4) Materi- Materi yang disampaikan oleh
Narasumber sangat penting dan bermanfaat
khususnya bagi jamaah haji. Karena materi
berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji,
baik kegiatan ibadah haji yang sunnah
ataupun yang rukun.
3. Efektivitas Berdasarkan Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis adalah untuk
member tahu bahwa usaha penyampaian bimbingan yang
efektif itu dibutuhkan beberapa hal yaitu :
63
a. Tenaga Kerja, dalam hal ini pihak Kementrian
Agama Kota Jakarta Barat tidak terlalu banyak
melibatkan banyak tenaga kerja atau petugas
karena pihak Kementrian Agama Kota Jakarta
Barat menginginkan petugas atau tenaga kerja
yang cukup profesional agar pelaksanaan acara
bimbingan berjalan dengan efektif dan efesien.
b. Biaya, dalam hal ini Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat tidak banyak mengeluarkan
biaya, karena pelatihan hanya dilakukan 2 kali
pertemuan dan tidak memerlukan banyak lagi
peralatan, karena sebagian perlatan sudah banyak
dimiliki oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat.
c. Peralatan, dalam hal peralatan seperti speaker,
proyektor, layar infokus, laptop, microfone, dan
lainnya, Kementrian Agama Kota Jakarta Barat
memanfaatkan segala peralatan untuk dijadikan
alat agar dapat membantu jamaah dalam
memahami materi- materi yang disampaikan oleh
Narasumber.
d. Tempat, dalam hal ini tempat yang digunakan oleh
Kementrian Agama Kota Jakarta Barat yaitu di
Aula Yayasan al Kamal. Dengan aula yang luas
dan cukup mumpuni fasilitasnya sangat membantu
pihak Kementrian Agama Kota Jakarta Barat
64
untuk dapat melaksanakan kegiatan bimbingan
manasik massal tahun 2018.
e. Waktu, waktu yang ditentukan oleh Kementrian
Agama Kota Jakarta Barat yaitu di hari sabtu dan
minggu dari mulai pukul 07.30 – 12.00 WIB.
Kegiatan bimbingan manasik ini untuk membantu
dan menambah dalam pemahaman jamaah yang
kurang paham di saat pelatihan atau bimbingan di
setia KUA.51
Dengan beberapa penjelasan di atas, jadi
efektivitas dinilai ekonomis adalah biaya yang digunakan
untuk kegiatan bimbingan manasik massal oleh Kantor
Kementrian Agama Kota Jakarta Barat sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditentukan. Peralatan dan ruangan
yang diberikan oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat sudah cukup mumpuni dalam membantu
pemahaman jamaah.
Dalam pelaksanaan bimbingan manasik massal
sudah tentu ada faktor-faktor kelebihan serta kekurangan
dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji massal. Di
dalam kegiatan pelaksanaan bimbingan manasik haji
massal yang diadakan oleh Kantor Kementrian Agama
Kota Jakarta Barat ada beberapa faktor pendukung atau
kelebihan kegiatan bimbingan manasik haji massal yaitu
51 Wawancara dengan Ibu Hj Eka Agustina Suhardhanari sebagai
Staff Kementrian Agama Kota Jakarta Barat pada tanggal 6 Februari 2019.
65
seperti:
a. Tempat atau sarana yang cukup bagus dan
mumpuni untuk melaksanakan kegiatan
bimbingan manasik massal bagi para jamaah.
Media yang cukup lengkap sehingga jamaah
merasa mudah dalam menanggapi materi-materi
yang disampaikan oleh pembimbing.
b. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Kantor
Kementerian Agama Kota Jarta Barat sudah cukup
baik salah satunya yaitu pemateri atau
pembimbing yang sudah berpengalaman serta
ilmu pengatuhan yang luas tentang haji.
Adapun faktor kelemahan dalam pelaksanaan
kegiatan manasik haji massal pada Kantor Kementerian
Kota Jakarta Barat minimnya pelaksanaan bimbingan
manasik massal karena hanya dilakukan 2 kali sebelum
keberangkatan. Terlebih lagi banyak jamaah yang tidak
hadir membuat Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat harus mengevaluasi kegiatan bimbingan manasik
massal dan membuat cara yang tepat untuk dapat diikuti
oleh banyak jamaah.
66
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah Penulis menganalisa efektivitas pelaksanaan
bimbingan manasik haji massal yang dilakukan oleh Kantor
Kementrian Agama Kota Jakarta Barat baik dengan
wawancara maupun observasi di lapangan maka Peneliti
menyimpulkan bahwasannya sebagai berikut :
1. Pelaksanaan bimbingan manasik haji massal yang
dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat sudah berjalan cukup baik sesuai dengan
perencanaan dan kerangka acuan kerja yang telah
ditetapkan.
2. Bimbingan manasik haji massal yang dilaksanakan
oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
tahun 2018 dinilai sudah efektif . hal ini dapat dilihat
dari 3 sudut pandangan, yaitu dari berhasil guna,
kerangka acuan kerja serta biaya kegiatan bimbingan
manasik massal.
a. Berhasil guna, karena efek atau pengaruh
kegiatan bimbingan manasik haji massal
berpengaruh baik pada kelangsungan ibadah
haji di Mekah bagi para jamaah yang
mengikuti kegiatan bimbingan manasik haji
massal.
67
b. Pelaksanaan bimbingan manasik massal dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
sudah tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
Atau Term Of Reference (TOR).
c. Biaya, ruangan dan fasilitas yang diberikan
oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat cukup baik.
B. Saran
1. Sebaiknya pelaksanaan bimbingan manasik haji massal
diadakan dua kali karena mengantisipasi jamaah yang
tidak hadir di pelaksanaan bimbingan massal yang
pertama. Agar jamaah yang tidak hadir dipelaksanaan
bimbingan manasik massal yang pertama dapat hadir
dipelaksanaan bimbingan manasik massal yang kedua.
2. Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta barat dapat
mebuat daya tarik kepada seluruh jamaah, agar dapat
mengikuti kegiatan pelaksanaan bimbingan manasik haji
massal.
3. Semoga dapat memberikan bimbingan yang maksimal
dan pelayanan yang semakin baik untuk tahun- tahun
selanjutnya.
Semoga dengan kesimpulan dan saran yang peneliti
sampaikan menjadikan bahan evaluasi untuk Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dan dapat
memberikan pelayanan dalam bimbingan manasik massal
68
yang lebih baik lagi dan bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
69
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta ; PT
Raja Grafindo Persada, 2007).
Creswell , John W., Qualitative Inquiri & Reaserch Design,
(Printed in U.S.A, 1998 ).
Darmawan , Deni, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013).
Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umroh, Tuntunan Praktis Manasik Haji dan Umroh,
(Jakarta, 2011).
Dimjati, Djamaludin , Panduan Ibadah Haji dan Umrah
Lengkap, (Jakarta: Era Intermedia, 2006) .
Drucker, Peter. F., Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1986).
E. Mullyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Posdakarya, 2004).
H. M. Umar, Sartono, BimbingandanPenyuluhan, (Bandung: CV
Pustakasetia 1998).
Hadi , Sutrisno, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset,
1997).
Harahap, Sumuran, Kamus Istilah Haji dan Umrah
,(Jakarta:Mitra Abadi Press,2008).
Hasan , Latif dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, ( Jakarta :
Zikrul Hakim 2003).
Imadudin, Dede, Mengenal Haji ,(Jakarta: PT Mitra Aksara
Panaitan, 2011).
70
Kartono, Kartini, Bimbingan dan dasar-dasar pelaksnaannya,
(Jakarta: CV.Rajawali,1985).
Kementerian Agama RI, Efektivitas Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji, (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Puslitbang
Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI, 2014).
Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah, Character Building Pembimbing Manasik
Haji, (Jakarta: Kemenag RI, 2016).
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan
Umrah, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji,
(Jakarta, 2011).
Majid, Dien, Berhaji Dimasa Kolonial. Jakarta, CV. Sejahtera,
2008.
Moleong, Lexy J, Metode penelitian Kualitatif, (Bandung :
Remaja Rosda Karya, 2012).
Muslim, Mudatsir, Panduan lengkap Ibadah Haji dan Umrah,
(Surakarta: PT.Borobudur Inspira Nusantara Nusantara,
2013).
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Rake Sarasin, 1992).
Peraturan Menteri Agama RI, Peta dan Uraian Jabatan Pada
Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi, (Jakarta:
Biro Organisasi dan Tatalaksana, 2005).
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka,2005).
Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian komunikasi dilengkapi
contoh analisis statistik, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002 ).
71
Rochimi, Abdurachman, Segala Hal Tentang Haji Dan Umroh.
Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama, 2010.
Salim , Agus, Teori Paradigma Penelitian Sosial (buku Sumber
untuk Penelitian Kualitatif), Yogyakarta; Tiara Wacana,
2006.
Sugiarto, Dergibson Siagian, Metode Statistika Untuk Bisnis dan
Ekonomi,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000).
Sujadi F.X.,Organisasi dan Manajemen: Penunjang
berhasilnya proses manajemen, (Jakarta:CV Masagung,
1990).
Surahmad, Inarno, Metodologi Riset, ( Bandung: Tarsito, 1989).
Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (P3B) Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005).
Uha, Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan &
Kinerja, ((Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP,2013).
Undang-Undang No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraaan
Ibadah Haji, Pasal 6, Diterbitkan Kementerian Agama
Republik Indonesia Tahun 2008.
Usman , Husaini dan purnomo setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta; Bumi Askara, 2011).
Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga
Penelitian Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2008).
72
Http://Www.Academia.Edu/4726733/Sumber_Data_Metode_Dan_
Teknik_Pengumpulan_Data_Pengumpulan_Data_Kualitati
f_Dan_Skala_Ukuran.html , diakses pada hari ahad, 5
agustus 2018.
https://pengertianahli.id/2014/07/pengertian-bimbingan-menurut-
para-ahli.html diakses pada hari senin, 9 September 2019.
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan Ibu Hj. Eka Agustina Suhardhanari
Sekretaris Penyelenggara Haji dan Umroh
Pada 6 Februari 2019
1. Apa saja yang diberikan saat bimbingan manasik haji
massal oleh Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
kepada Jamaah Haji?
Jawaban :
Dengan adanya kegiatan bimbingan manasik massal
yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat. Kami akan memberikan pengetahuan
tentang tatacara melaksanakan ibadah haji, keterampilan,
informasi, gambaran situasi dan kondisi yang mungkin
akan terjadi selama pelaksanaan ibadah haji.
2. Apa saja materi yang akan disampaikan oleh
Narasumber?
Jawaban :
Kegiatan bimbingan manasik haji massal ini dilakukan
sebanyak 2 kali dengan membahas teori- teori yang
berkaitan dengan fiqih haji, hikmah haji, kesehatan dan
mengenai kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan jamaah
haji sebelumnya.
3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan bimbingan manasik haji
massal, apakah berjalan sesuai dengan apa yang
direncanakan?
Jawaban :
Alhamdulillah, Kegiatan bimbingan manasik massal
berjalan dengan lancar, sesuai dengan kerangka acuan
kerja. Baik dari waktu maupun materi yang sudah
disiapkan semuanya sesuai dengan kerangka acuan kerja,
dan kami kira seluruh jamaah juga cukup dapat
memahaminya karena Narasumber kami memberikan
materi dengan bahasa sederhana dan dapat difahami.
Staff Kemeterian Agama
Kota Jakarta Barat
Ibu Hj. Eka Agustina Suhardhanari
Wawancara dengan Ibu Hj. Nahriah
Jamaah haji Kementerian Agama Kota Jakarta barat
Pada tanggal 3 Maret 2019.
1. Apa yang ibu dapatkan setelah mengikuti kegiatan
bimbingan manasik haji massal ?
Jawaban :
Alhamdulillah dengan adanya bimbingan manasik haji
yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat memberikan gambaran pelaksanaan yang
nantinya akan saya lakukan disana.
2. Bagaiamana Narasumber menyampaikan materi- materi
ibadah haji?
Jawaban :
Seluruh Narasumber yang memberikan materi pun
sangat baik dalam menyampaikan materi- materinya.
Karena bahasa yang digunakan sangat mudah untuk dapat
difahami oleh seluruh jamaah.
3. Bagaiamana metode narasumber menyampaikan materi-
materinya?
Jawaban :
Dengan adanya alat bantu seperti tanyangan Slide Show
membuat saya mengerti dan faham apa yang harus saya
lakukan saat ibadah haji. Pokoknya Narasumber cukup
baik dalam menyampaikan materi- materinya.
Jamaah Haji Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat
Ibu Hj. Nahriah
Wawancara dengan Bapak H. Suherman
Jamaah haji Kementerian Agama Kota Jakarta barat
Pada 3 Maret 2019.
1. Bagaimana pendapat bapak terkait dengan kegiatan
bimbingan manasik haji massal?
Jawaban :
Segala sesuatu memang perlu dipersiapkan, dan saya
bersyukur karena selain dari KBIH, dari Kementerian
Agama pun saya bisa menerima bimbingan yang
sangat berpengaruh baik dalam pelaksanaan ibadah
haji.
2. Bagaiamana pelaksanaan bimbingan manasik haji
massal , apakah berjalan dengan baik?
Jawaban :
Alhamdulillah bimbingan manasik massal ini yang
dilaksanakan di Yayasan Al Kamal ini berjalan
dengan baik. Seluruh materi yang disampaikan dapat
dicerna dengan baik. Karena Narasumber
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
untuk dipahami dan ditambah lagi Narasumber
menyediakan Slide Show yang membantu kami untuk
bisa dapat lebih memahami lagi apa yang disampaikan
oleh Narasumber.
3. Apa yang bapak dapatkan dari bimbingan manasik
massal ini?
Jawaban :
Alhamdulillah sudah tentu saya mendapatkan
pengetahuan dan wawasa n terkait dengan ritual
ibadah haji.
Jamaah Haji Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat
Bapak H. Suherman
Wawancara dengan Bapak H. Akmal Dhiya U
Jamaah haji Kementerian Agama Kota Jakarta barat
Pada 3 Maret 2019.
1. Bagaiamana pendapat bapak mengenai petugas- petugas
bimbingan manasik haji massal?
Jawaban :
Alhamdulillah seluruh petugas dalam pelaksanaan
bimbingan manasik massal di Kementerian Agama Kota
Jakarta barat dapat memberikan pelayan yang sangat baik
kepada kami jamaah haji. Dan seluruh petugas juga
melaksanakan tugas dan kewajiban yang baik saat
pelaksanaan bimbingan massal.
2. Bagaiamana menurut bapak terkait dengan kegiatan
bimbingan manasik haji massal?
Jawaban :
Alhamdulillah menurut hemat kami pelaksanaan
bimbingan manasik haji massal ini cukup berpengaruh
baik bagi seluruh jamaah. Karena sangat membantu
wawasan jamaah yang masih minim pengetahuan
khususnya ritual ibadah haji.
Jamaah Haji Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat
Bapak H. Akmal Dhiya U
DOKUMENTASI KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK
HAJI MASSAL TAHUN 2018.
Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Massal yang diselenggarakan
oleh Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
Narasumber Bimbingan Manasik Haji Massal Kemeterian Agama
Kota Jakarta Barat yaitu Bapak H. Tabroni dan Bapak H. Sofi’i.
DOKUMENTASI KEGIATAN WAWANCARA
Wawancara dengan Bapak H. Akmal Dhiya Ulhaq sebagai salah
satu Jamaah Haji Kementerian Agama Kota Jakarta Barat tahun
2018.