efektifitas penerapan jam tambahan dalam...

103
EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XII SMA NEGERI 5 DEPOK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh ASEP AHMAD FARIS 11140110000085 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Upload: dinhnhi

Post on 04-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN

DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM KELAS XII SMA NEGERI 5 DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ASEP AHMAD FARIS

11140110000085

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 3: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 4: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 5: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 6: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

i

ABSTRAK

Asep Ahmad Faris. NIM. 11140110000085. Efektifitas Penerapan Jam

Tambahan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XII

SMA Negeri 5 Depok.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektifitas penerapan

jam tambahan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XII SMA

Negeri 5 Depok. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif,

yaitu metode penelitian yang berusaha membuat deskripsi atau gambaran

dari fenomena yang diselidiki dengan cara membuat kesimpulan

berdasarkan data-data yang diperoleh selama penelitian. Sedangkan teknik

penelitian yang penulis gunakan yaitu: observasi, wawancara, serta

dokumentasi.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian yang penulis Mengenai

efektifitas penerapan jam tambahan dalam pembelajaran PAI siswa kelas

XII SMA Negeri 5 Depok Tahun Ajaran 2017/2018. Adalah 1) Kedisiplinan

Siswa Kelas XII SMA Negeri 5 Depok dalam mengikuti jam tambahan mata

pelajaran PAI masih rendah, 2) Kedisiplinan Guru Mata Pelajaran PAI

dalam Mengajar pada jam tambahan sudah baik, para guru mengajar secara

profesional dilihat dari kehadirannya yang selalu datang sebelum jam

tambahan di mulai. 3) Waktu Pembelajaran PAI pada jam tambahan di

SMA Negeri 5 Depok sudah efektif, pembelajaran sudah dimaksimalkan

oleh guru PAI meskipun waktu mengajar hanya satu jam pelajaran saja. 4)

Hasil belajar PAI pada jam tambahan Siswa kelas XII SMA Negeri 5

Depok sudah efektif, dilihat dari hasil belajar Pekan Tengah Semester siswa

dengan rata-rata 82, dan nilai Akhir siswa dengan rata-rata 88, hal ini

menunjukan adanya peningkatan 6% hasil belajar siswa setelah

diterapkannya jam tambahan dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci: Jam Tambahan, Pendidikan Agama Islam

Page 7: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

ii

ABSTRACT

Asep Ahmad Faris. NIM. 11140110000085. “Effectiveness of applying

additional hours in the learning of Islamic Religious Education in class XII

Depok 5 High School”

This study aims to describe the effectiveness of the application of additional hours

in the learning of class XII Islamic Religious Education Depok 5 High School.

The type of research used is descriptive qualitative, namely the research method

that seeks to make a description or description of the phenomenon under

investigation by making conclusions based on the data obtained during the study.

While the research techniques that I use are: observation, interviews, and

documentation.

The results obtained from the research are the authors Concerning the

effectiveness of the application of additional hours in PAI learning in class XII

Depok 5 SMA Negeri Academic Year 2017/2018. Is 1) Discipline of Class XII

Students of Depok 5 Public High School in attending additional hours of Islamic

Education subject matter is still low, 2) PAI Teacher's Discipline in Teaching in

additional hours is good, the teachers teach professionally seen from their

presence which always comes before extra hours started. 3) The time for PAI

learning in additional hours at Depok 5 Public High School is effective, learning

has been maximized by PAI teachers even though teaching time is only one lesson.

4) Learning outcomes of PAI in additional hours Students of class XII Depok 5

SMA have been effective, seen from the learning outcomes of Middle Week

Semester students with an average of 82, and Final grades of students with an

average of 88, this indicates a 6% increase in results student learning after the

application of additional hours and the rest is influenced by other factors.

Keywords: Additional Hours, Islamic Education

Page 8: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan

hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya

kepada-Nya penulis memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan.

Allahumma shali alaa sayyidina Muhammad wa alaa sayyidinaa Muhammad.

Shalawat serta salam tidak lupa kami kirimkan kepada Nabi Agung Muhammad

SAW, Makhuk mulia yang penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia

dan membawa kita pada jalan yang di ridhai Allah SWT.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi, maka penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Hj. Marhamah Saleh. Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Rusdi Jamil M.Ag. Dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.

5. Ahmad Zarkasih.M.Pd Kepala SMA Negeri 5 Depok yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 5 Depok.

6. Sayyidah M.Pd Wakil Kurikulum SMA Negeri 5 Depok yang telah

memberikan saran dan pengarahan dalam proses pelaksanaan penelitian.

7. Ahmad Syamsuri, M.Pd Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 5 Depok

Page 9: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

iv

yang telah memberikan saran dan pengarahan selama proses penelitian di SMA

Negeri 5 Depok.

8. Rekan seperjuangan PAI UIN Jakarta 2014, yang telah memotivasi penulis

sehingga dapat terselesaikan nya skripsi ini, mudah-mudahan apa yang kita

pelajari selama kuliah dapat bermanfaat ilmunya.

9. Sahabat seperjuangan Apache 2014, yang telah memotivasi penulis sehingga

dapat terselesaikan nya skripsi ini, mudah-mudahan apa yang kita pelajari

selama kuliah dapat bermanfaat ilmunya.

10. Para Dosen FITK dan Jurusan PAI yang telah memberikan Ilmu Kepada

Penulis Selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Dewan Guru serta pengurus Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam yang telah

memberikan Ilmu Kepada Penulis Selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

12. Keluarga Besar di Cianjur yang telah mendukung, mendoakan, serta membantu

penulis selama menempuh Kuliah S1 di UIN Jakarta, mudah-mudahan Allah

SWT memberikan keberkahan kepada semuanya.

13. Terimakasih yang teramat banyak kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda

Entah Abdul Fattah dan Almarhumah Ibu Itoh Siti Masitoh, atas segala

pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan

penulis kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan yang telah mendidik penulis

dengan kasih sayang.

Jakarta, 19 November 2018

Asep Ahmad Faris

Page 10: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 3

C. Pembatasan Masalah................................................................................ 4

D. Rumusan Masalah.................................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran PAI di SMA .................................................................... 5

1. Pengertian Pembelajaran PAI di SMA ............................................. 5

2. Kurikulum PAI di SMA ................................................................... 9

3. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran PAI di SMA .............................. 23

4. Materi Pembelajaran PAI di SMA ................................................. 27

5. Strategi Pembelajaran PAI di SMA ............................................... 32

B. Efektifitas Pembelajaran PAI di SMA ................................................ 39

1. Pengertian Efektifitas ..................................................................... 39

2. Pembelajran PAI yang Efektif ........................................................ 40

3. Jam Tambahan sebagai upaya Mengefektifkan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam ................................................................ 43

C. Penelitian Relevan ............................................................................... 50

Page 11: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

vi

D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 53

B. Metode Penelitian ............................................................................. 53

C. Objek Penelitian ................................................................................ 55

D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 55

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 57

F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 59

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 5 Depok ............................................ 63

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok ........................................... 63

2. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok .............................................. 63

3. Tujuan SMA Negeri 5 Depok ........................................................ 64

B. Efektifitas Penerapan Jam Tambahan dalam Pembelajaran PAI kelas

XII SMA Negeri 5 Depok tahun ajaran 2017/2018 ............................ 66

1. Kedisiplinan Siswa ......................................................................... 66

2. Kedisiplinan Guru .......................................................................... 70

3. Efektifitas Waktu Pembelajaran .................................................... 70

4. Efektifitas Hasil belajar PAI .......................................................... 71

BAB V PENUTUPAN

A. Kesimpulan.......................................................................................... 74

B. Implikasi .............................................................................................. 74

C. Saran .................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... ix

Page 12: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi inti PAI di SMA ..................................................................... 14

Tabel 2.2 Kompetensi inti, Kompetensi Dasar PAI Kelas X ....................................... 18

Tabel 2.3 Kompetensi inti, Kompetensi Dasar PAI Kelas XI...................................... 20

Tabel 2.4 Kompetensi inti, Kompetensi Dasar PAI Kelas XII .................................... 23

Page 13: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

viii

LAMPIRAN

Lampiran 1: Uji Referensi

Lampiran 2: Hasil Wawancara dengan guru PAI

Lampiran 3: Hasil Wawancara dengan wakil kepala sekola bidang Kurikulum

Lampiran 4: Surat Keterangan Izin Penelitian di SMA Negeri 5 Depok

Lampiran 5: Surat Keterangan Bimbingan Skripsi

Page 14: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses yang dituntut tetap ada dalam diri

manusia dengan belajar manusia akan menjadi lebih baik, tidak terjebak pada

kesalahan atau kegagalan yang sama, cerdas, bijak, adil, taat kepada Allah

SWT, juga mendapat sejuta kebaikan lainnya. sebagai suatu proses tanpa henti,

belajar seharusnya dilakukan setiap waktu, di setiap tempat dan kesempatan.

secara formal dan di lembagakan, seperti belajar yang dilakukan di sekolah

dalam rangka membentuk manusia yang utuh, sehat jasmaninya dan

rohaninya.1

Belajar merupakan bagian yang tidak bisa ditawar lagi dalam

kehidupan manusia, seringkali belajar menjadi kegiatan yang tidak menarik

perhatian. penyebabnya adalah rasa malas dan rendahnya motivasi belajar yang

berimplikasi pada prestasi siswa dan menjalar pada sikap-sikap negatif lainnya,

semisal tawuran, pergaulan bebas, penyalah gunaan narkoba dan sebagainya.

hal ini terjadi anak yang enggan mengalihkan perhatiannya pada hal lain yang

lebih menantang dan menarik bagi mereka.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah Pendidikan

Agama Islam, Mata pelajaran PAI ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta

didik meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam. pendidikan

tersebut melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah

ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2

Dilihat dari segi tujuannya Ramayulis menyebutkan bahwa Pendidikan

Agama Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan intelektual

saja, melainkan segi penghayatan juga pengalaman serta pengaplikasiannya

dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup. kemudian secara

1 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya pembentukan pemikiran dan

kepribadian Muslim, PT Remaja Rosda Karya (Bandung:2011) Cet.2 hal.4 2 Ibid. hal. 6

Page 15: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

2

umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk pribadi manusia

menjadi pribadi yang mencerminkan ajaran-ajaran islam dan bertakwa kepada

Allah SWT, atau “Hakikat tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan

kamil”3

Akan tetapi walaupun banyak sekali manfaat dari mempelajari

Pendidikan Agama Islam, masih banyak siswa yang beranggapan jika

Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang sulit dipelajari. Mereka

berpikir jika Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang

membosankan, sulit dipelajari karena terlalu banyak hafalan berupa dalil-dalil

Al-Quran ataupun hadits.

Jika siswa masih beranggapan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah

mata pelajaran yang sulit dipelajari dengan demikian maka akan mengganggu

proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa akan tidak bersemangat dalam

belajar atau bahkan akan menghindari pelajaran tersebut. Hal itu akan secara

langsung mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri sehingga Siswa tidak

akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, bahkan dikhawatirkan siswa tidak akan mencapai

nilai KKM PAI itu sendiri yaitu 75.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Sekolah untuk

meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan cara memberikan penambahan

jam pelajaran kepada siswanya. Diharapkan dengan adanya penambahan jam

pelajaran ini hasil belajar siswa pun akan meningkat. Hal ini telah dilakukan

oleh SMA Negeri 5 Depok sejak tahun 2005 dengan diterapkan nya jam

tambahan.

Istilah Jam tambahan di SMA Negeri 5 Depok dikenal dengan istilah

Jam Nol, Jam Nol merupakan jam tambahan mata pelajaran yang akan di

ujikan pada ujian nasional (UN) dan ujian sekolah berstandar nasional

(USBN). Istilah jam nol diambil dari jam tambahan yang dilaksanakan

sebelum jam Pertama kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Pelaksanaannya

3 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Rajawali Pers (Jakarta:2013)

hal.20

Page 16: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

3

dikhususkan bagi semua siswa kelas XII yang akan melakukan ujian nasional

(UN) dan ujian sekolah berstandar nasional (USBN), adapun waktu

pelaksanaannya yaitu 3 hari dalam satu minggu yaitu pada hari selasa, kamis

dan jumat, pada setengah Paruh akhir semester ganjil dan setengah paruh awal

Semester genap, waktu pembelajarannya yaitu dari jam 06.00-07.00 pagi.

Jika dilihat dari segi waktunya, banyak sekali siswa kelas XII SMA

Negeri 5 Depok yang mengeluhkan waktu pelaksanaan jam nol, mereka

menilai terlalu paginya proses pembelajaran, dikarenakan jarak rumah ke

sekolah terlalu jauh, sehingga berdampak pada kehadiran para siswa, selain itu

kurangnya ketegasan dari pihak sekolah jika terdapat siswa yang tidak

mengikuti jam tambahan ini.

Dengan demikian apakah dengan adanya penambahan jam pelajaran

tersebut akan secara efektif meningkatkan hasil belajar siswa atau bahkan

siswa akan merasa semakin jenuh sehingga penambahan jam pelajaran semakin

tidak efektif, Oleh karena itu peneliti merasa perlu mengadakan penelitian

dengan judul “Efektifitas Penerapan jam tambahan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas XII SMA Negeri 5 Depok.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

peneliti mengidentifikasi berbagai permasalahan yang timbul yaitu :

1. Masih rendahnya minat, perhatian dan partisipasi sebagian siswa kelas XII

SMA Negeri 5 Depok dalam mengikuti jam tambahan pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

2. Kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam mengabitkan sebagian siswa kelas XII SMA Negeri 5 Depok merasa

jenuh.

3. Masih dominannya peran guru dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini

menyebabkan siswa menjadi cenderung pasif dalam proses pembelajaran

di kelas.

4. Kurangnya ketegasan dari pihak sekolah terhadap siswa kelas XII SMA

Negeri 5 Depok yang tidak mengikutijam tambahan.

Page 17: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

4

5. Jika dilihat dari kehadiran, partisipasi siswa Penerapanjam tambahan ini

masih belum terlaksana dengan efektif.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka

penulis membatasi permasalahan hanya membahas mengenai “Efektifitas

penerapan jam tambahan dalam pembelajaran Pendidian Agama Islam kelas

XII SMA Negeri 5 Depok”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang akan

diteliti adalah Apakah penerapan jam tambahan secara efektif dapat

meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas XII SMA

Negeri 5 Depok?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauh mana

efektifitas penerapan jam tambahan terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XII SMA Negeri 5 Depok.

F. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara teoritis bagi penulis, berupa pengetahuan tentang proses pendidikan,

baik dari segi waktu yang efektif untuk belajar maupun kurikulum dari pihak

sekolah yang sesuai kebutuhaan pendidikan khususnya bagi peserta didik.

Selanjutnya manfaat dari penelitian ini penulis menjadikannya sebagai

salah satu pedoman untuk diaplikasikan kelak ketika terjun langsung ke dunia

pendidikan nantinya.

Page 18: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

5

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran PAI di SMA

1. Pengertian Pembelajaran PAI di SMA

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang dalam

bahasa Yunani disebut instructus atau intruere yang berarti menyampaikan

pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran

atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Kegiatan

belajar dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan

proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik dengan guru,

lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

kompetensi dasar.4

Pembelajaran adalah kegiatan dimana guru melakukan peranan-

peranan tertentu agar peserta didik dapat belajar untuk mencapai tujuan

pendidikan yang diharapkan. Strategi pengajaran merupakan keseluruhan

metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan peserta didik

dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.5

Pembelajaran dalam konteks pendidikan merupakan aktivitas pendidikan

berupa pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih

memerlukan.

Selain itu, pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan

peserta didik agar dapat mempelajari sesuatu yang relevan dan bermakna

bagi diri mereka, disamping itu juga untuk mengembangkan pengalaman

belajar dimana peserta didik dapat secara aktif menciptakan apa yang sudah

diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh. Dan kegiatan ini akan

mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif

4 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran:landasan dan Aplikasinya, Rineka Cipta

(Jakarta: 2008), hal. 265. 5 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara (Jakarta: 2014), Cet. 16, hal. 201.

Page 19: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

6

dan efisien.6 Dalam pengetian lain, pembelajaran adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi

serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang

bersifat internal.7 Dapat dikatakan pembelajaran merupakan segala upaya

untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat

dipermudah (facilitated) pencapaiannya.

Oemar Hamalik mendefinisikan Pembelajaran sebagai suatu

kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai

tujuan pembelajaran.8 Pada hakikatnya pembelajaran terkait dengan

bagaimana membelajarkan peserta didik atau bagaimana membuat peserta

didik dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemampuannya

sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum

sebagai kebutuhan peserta didik.9

Sedangkan Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk

meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.10

Zuhairimi mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai asuhan-

asuhan secara sistematis dalam membentuk peserta didik supaya mereka

hidup sesuai dengan ajaran Islam.11

Zakiyah Drajat mendefinisikan adalah suatu usaha untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam

6 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, Citra Media (Surabaya: 1996), hal. 157.

7 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, hal. 266

8 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara (Jakarta: 1999), hal. 57

9 Muhaimin, Peradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, Remaja

Rosdakarya (Bandung: 2002), hal. 145 10

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis kompetensi (Konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004), Remaja Rosdakarya (Bandung: 2006), cet. III, hal.132 11

Zuhairimi, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha Offset Printing (Surabaya: 1981)

hal. 25

Page 20: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

7

secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.12

Pengertian lain dari Pendidikan agama Islam adalah sebagai upaya

mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi

way of life (pandangan dan sikap hidup) peserta didik. Pendidikan agama

Islam juga merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan Allah sebagai

pedoman dan dasar para pesera didik agar berpengetahuan keagamaan dan

handal dalam menjalankan ketentuan-ketentuan Allah secara keseluruhan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah sebuah

sistem pendidikan yang mengupayakan terbentuknya akhlak mulia peserta

didik serta memiliki kecakapan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Karena

pendidikan agama Islam mencakup dua hal, (a) mendidik peserta didik

untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam, (b) mendidik

peserta didik unuk mempelajari materi ajaran Islam yang sekaligus menjadi

pengetahuan tentang ajaran Islam iu sendiri.13

Dari pengertian tersebut terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:

Pendidikan agama Islam sebagai usaha, yakni suatu kegiatan

bimbingan pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan

sadar untuk mencapai suatu tujuan. Peserta didik dibimbing, diajari dan

dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan

pengalaman terhadap ajaran agama Islam. Dengan demikian kata lain

bimbingan menjadi muslim yang tangguh dan mampu merealisasikan ajaran

Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi

insan kamil.

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks. Dalam

pembelajaran PAI guru harus memahami apa yang hendak dicapai dalam

pendidikan agama itu atau apa tujuan pendidikan agama itu. Tujuan

12

Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara (Jakarta: 2008), Cet.VII, hal. 87 13

Aidil Saputra, Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam

Pembelajaran PAI, (Jurnal At-Ta’dib Volume VI, No. 1, April-September 2014), hal.17

Page 21: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

8

pendidikan agama itu adalah menyempurnakan pendidikan agama yang

telah diberikan sebelumnya dan memberikan pendidikan dan pengetahuan

agama Islam serta berusaha agar mereka mengamalkan ajaran agama Islam

yang telah diterimanya sehingga siswa menjadi orang muslim yang sejati.

Untuk menjadi orang muslim yang sejati diperlukan kesadaran

beragama yang mantap oleh yang bersangkutan. Hanya saja, kesadaran

beragama pada masa remaja (anak seusia SMA) berada dalam kerangka

peralihan dari ke¬hidupan beragama anak-anak menuju kemantapan

beragama. Anak usia re¬maja memilki keadaan yang labil dan mengalami

kegoncangan, daya pemikiran yang abstrak, logik dan kritik mulai

berkembang. Keadaan jiwa remaja yang demikian itu tampak pula dalam

kehidupan agama yang mudah goyah, timbul kebimbangan, kerisauan, dan

konflik batin .

Dalam paradigma baru, proses pendidikan haruslah diarahkan agar

potensi yang ada pada manusia dikembangkan seoptimalkan sesuai dengan

fitrahnya. Oleh karena itu pendidikan tidak lepas dari budaya, karena

kebudayaan memberikan rambu-rambu, nilai-nilai, memberikan reward dan

punishman dalam perkembangan seseorang. Masa remaja merupakan masa

yang paling kritis bagi perkembangan, dan pertumbuhan untuk tahapan

kehidupan manusia selanjutnya dan pada masa ini juga terjadi perubahan

pisik maupun psikologi, yakni perubahan daari masa kanak-kanak menuju

kedewasaan.

Menurut Zakiyah Darajat, masa remaja merupakan masa dimana

orang itu sedang mengalami goncangan jiwa atau yang lebih dikenal dengan

masa adolesen/ masa antara usia 13-21 tahun, yaitu masa usia sekolah

menengah tingkat atas. Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai

sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, dikarenakan

keduanya meletakkan dasar penger¬tian dan konsep moral dalam individu,

yang konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu

terhadap sesuatu hal. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa pula bahwa sikap

perilaku itu merupakan kecenderungan untuk bereaksi secara positif maupun

Page 22: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

9

aktif terhadap suatu obyek, berdasarkan pe¬nilaian terhadap obyektifitas

sebagai obyek yang berharga.

Memahami kondisi kejiwaan siswa seusia SMA yang masih labil

tersebut maka akan berpengaruh pula terhadap perilakunya, termasuk dalam

hal ini perilaku keagamaannya. Untuk itu merupakan hal yang tidak mudah

untuk dapat menanamkan pemahaman tentang perilaku (akhlak) bagi siswa

SMA untuk sekaligus mengamalkan teori maupun pengetahuan keagamaan

yang telah diterimanya itu dalam kehidupan sehari-harinya.

Dengan demikian pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat

diartikan sebagai upaya membuat peserta didik dapat belajar, terdorong

belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus mempelajari Agama

Islam secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa perubahan yang

relatif tetap dalam tingkah laku seseorang baik dalam kognitif, efektif dan

psikomotorik.14

Untuk itu penanaman Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat

penting dalam membentuk dan mendasari anak sejak dini. Dengan

penanaman Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sejak dini diharapkan

mampu membentuk pribadi yang kokoh, kuat dan mandiri untuk

berpedoman pada Agama Islam.15

2. Kurikulum PAI di SMA

Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi

Dasar. Untuk kurikulum SMA, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan

dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antarkelas dan

keharmonisan antarmata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti.

Kompetensi Dasar SMA diorganisasikan atas dasar pengelompokan

mata pelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik dan mata

pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik

14

Abdul Majid dan Dina Andayani, Pendidikan Agama slam Berbasis Kompetensi, Remaja

Rosdakarya (Bandung: 2005) hal. 132 15

Muhaimin, Op. Cit. hal. 183

Page 23: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

10

(peminatan). Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana

yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan

membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur, berilmu, cakap, kritis, kreatif,

dan inovatif, sehat, mandiri, dan percaya diri, toleran, peka sosial,

demokratis, dan bertanggung jawab.

a. Beban Belajar

Dalam struktur kurikulum SMA ada penambahan jam belajar

per minggu sebesar 4-6 jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38

jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI dan XII bertambah dari

38 jam menjadi 44 jam belajar. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam

belajar adalah 45 menit.

Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan

jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk

mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif

belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih

panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta

didik perlu latihan untuk melakukan mengamati, menanya, mengasosiasi,

dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru

menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik karena

mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar

memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

b. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL

dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah

menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang

pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang

dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik

Page 24: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

11

untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti

harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard

skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi

(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi,

Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan

organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal

Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar

satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga

memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang

berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi

Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata

pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang

sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling

terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1),

sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan

penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu

menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam

setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang

berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara

tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik

belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3). penerapan

pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). Kompetensi Inti SMA

adalah sebagai berikut:

Page 25: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

12

KOMPETENSI INTI

KELAS X

KOMPETENSI INTI

KELAS XI

KOMPETENSI INTI

KELAS XII

1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya

1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya

1.Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya

2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(gotong royong,

kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap

sebagai bagian dari

solusi atas berbagai

permasalahan dalam

berinteraksi secara

efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam serta dalam

menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(gotong royong,

kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap

sebagai bagian dari

solusi atas berbagai

permasalahan dalam

berinteraksi secara

efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam serta dalam

menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia

2.Menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur,

disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi

atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

3.Memahami, menerapkan,

menganalisispengetahun

faktual,konseptual,

prosedural berdasarkan

rasa ingintahunya

tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan

humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

3.Memahami, menerapkan,

dan menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural,

dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan

humaniora dengan

3. Memahami, menerapkan,

menganalisis dan

mengevaluasi

pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural,

dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan

Page 26: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

13

kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan

kejadian,serta

menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang

kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk

memecahkan masalah

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab fenomena dan

kejadian, serta

menerapkan

pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya

untuk memecahkan

masalah

humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan

kejadian, serta

menerapkan

pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya

untuk

memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan

menyaji dalam ranah

konkret dan ranah

abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, dan

mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah

keilmuan

4. Mengolah, menalar, dan

menyaji dalam ranah

konkret dan ranah

abstrak terkait dengan

pengembangan dari

yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan

4. Mengolah, menalar,

menyaji, dan mencipta

dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait

dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri

serta bertindak secara

efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah

Keilmuan

Tabel. 2.1 Kompetensi inti PAI SMA

c. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran

untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi

Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap,

pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti

yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan

dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,

serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari

Page 27: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

14

konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu

diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya

pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat

dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin

ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi

rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun humanisme. Karena filosofi

yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di

bagian landasan filosofi, maka nama mata pelajaran dan isi mata

pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat

pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti di SMA.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada

Malaikat-malaikat Allah SWT

1.2 Berpegang teguh kepada Al-Quran,

Hadits dan Ijtihad sebagai pedoman

hidup

1.3 Meyakini kebenaran hukum Islam

1.4 Berpakaian sesuai dengan ketentuan

syariat Islam dalam kehidupan sehari-

hari

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan

2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Al-

Maidah (5): 8, dan Q.S. At- Taubah

(9): 119 dan hadits terkait

2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan

patuh kepada orangtua dan guru

sebagai implementasi dari pemahaman

Q.S. Al-Isra (17): 23 dan hadits terkait

Page 28: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

15

alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan), dan persaudaraan

(ukhuwah) sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Al-Anfal (8): 72;

Q.S. Al- Hujurat (49): 12 dan 10 serta

hadits yang terkait

2.4 Menunjukkanperilaku

menghindarkan diri dari pergaulan

bebas dan perbuatan zina sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S.

Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur

(24): 2, serta hadits yang terkait

2.5 Menunjukkan sikap semangat

menuntut ilmu dan

menyampaikannya kepada sesama

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. At-Taubah (9):

122 dan hadits terkait

2.6 Menunjukkan sikap keluhuran budi,

kokoh pendirian, pemberi rasa aman,

tawakkal dan perilaku adil sebagai

implementasi dari pemahaman Asmaul

Husna al-Kariim, al- Mu‟min, al-

Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al- „Adl,

dan al-Akhiir

2.7 Menunjukkan sikap tangguh dan

semangat menegakkan kebenaran

sebagai implementasi dari pemahaman

strategi dakwah Nabi di Mekah

2.7 Menunjukkan sikap semangat

ukhuwah sebagai implementasi dari

pemahaman strategi dakwah Nabi di

Madinah

3. Memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan

3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72);

Page 29: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

16

faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada 3.

3. bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan

masalah.

Q.S. Al- Hujurat (49) : 12; dan QS Al-

Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang

kontrol diri (mujahadah an- nafs),

prasangka baik (husnuzzhan), dan

persaudaraan (ukhuwah)

3.2 Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32,

dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits

tentang larangan pergaulan bebas dan

perbuatan zina.

3.3 Memahami Q.S. At-Taubah (9) : 122

dan hadits terkait tentang semangat

menuntut ilmu, menerapkan dan

menyampaikannya kepada sesama

3.4 Memahami makna Asmaul Husna: al-

Kariim, al-Mu‟min, al-Wakiil, al-

Matiin, al-Jaami‟, al- „Adl, dan al-

Akhiir

3.5 Memahami makna beriman kepada

malaikat- malaikat Allah SWT

3.6 Memahami manfaat dan hikmah kontrol

diri (mujahadah an-nafs), prasangka

baik (husnuzzhan) dan persaudaraan

(ukhuwah), dan menerapkannya dalam

kehidupan

3.7 Memahami kedudukan Al-Quran,

Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber

hukum Islam

3.8 Memahami pengelolaan wakaf

Memahami substansi dan strategi

dakwah Rasullullah SAW

4. Mengolah, menalar, dan menyaji

dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara

4.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S.

Al- Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-

Hujurat (49) : 10,

Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur

(24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan

Page 30: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

17

Tabel. 2.2 Kompetensi inti, kompetensi Dasar PAI SMA kelas X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada

Kitab- kitab Allah SWT

1.2 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada

Rasul- rasul Allah SWT

1.3 Berperilaku taat kepada aturan

1.4 Menerapkan ketentuan syariat Islam

dalam penyelenggaraan jenazah

1.5 Menerapkan ketentuan syariat Islam

dalam pelaksanaan khutbah, tabligh dan

mandiri, dan mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan.

makhrajul huruf.

4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-

Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) :

12; QS Al-Hujurat (49) : 10, Q.S. Al-

Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An- Nur (24) :

2 dengan lancar.

4.3 Berperilaku yang mencontohkan

keluhuran budi, kokoh pendirian,

pemberi rasa aman, tawakal dan

perilaku adil sebagai implementasi dari

pemahaman makna Asmaul Husna al-

Kariim, al-Mu‟min, al-Wakiil, al-

Matiin, al- Jaami‟, al-„Adl, dan al-

Akhiir

4.4 Berperilaku yang mencerminkan

kesadaran beriman kepada malaikat-

malaikat Allah SWT

4.5 Mendeskripsikan substansi dan

strategi dakwah Rasullullah SAW

Page 31: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

18

dakwah di masyarakat

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam

kehidupan sehari-hari sebagai implentasi

dari pemahaman

Q.S. At Taubah (9) : 119 dan hadits

terkait

2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh

kepada orangtua dan guru sebagai

implentasi dari pemahaman Q.S. Al Isra’

(17) : 23-24 dan hadits terkait

2.3 Menunjukkan perilaku kompetitif dalam

kebaikan dan kerja keras sebagai

implementasi dari pemahaman QS. Al

Maidah (5): 48; Q.S. Az- Zumar (39) :

39; dan Q.S. At Taubah (9): 105 serta

Hadits yang terkait

2.4 Menunjukkan sikap toleran, rukun dan

menghindarkan diri dari tindak kekerasan

sebagai implementasi dari pemahaman

Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-

Maidah (5) : 32, serta hadits terkait

2.5 Menunjukkan sikap semangat

menumbuh- kembangkan ilmu

pengetahuan dan kerja keras sebagai

implementasi dari masa kejayaan Islam

2.6 Menunjukkan perilaku kreatif, inovatif,

dan produktif sebagai implementasi dari

Page 32: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

19

sejarah peradaban Islam di era modern

3. Memahami, menerapkan, dan

menganalisis pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

3.1 Menganalisis Q.S. Al-Maidah (5) : 48;

Q.S. Az- Zumar (39) : dan Q.S. At-

Taubah (9) : 105, serta hadits tentang

taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos

kerja.

3.2 Menganalisis Q.S. Yunus (10) : 40-41

dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32, serta hadits

tentang toleransi dan menghindarkan diri

dari tindak kekerasan.

3.3 Memahami makna iman kepada Kitab-

kitab Allah SWT

3.4 Memahami makna iman kepada Rasul-

rasul Allah SWT

3.5 Memahami makna taat kepada aturan,

kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja

keras

3.6 Memahami makna toleransi dan

kerukunan

3.7 Memahami bahaya perilaku tindak

kekerasan dalam kehidupan

3.8 Menelaah prinsip-prinsip dan praktik

ekonomi dalam Islam

3.9 Memahami pelaksanaan khutbah, tabligh

dan dakwah

3.10 Menelaah perkembangan peradaban

Islam pada masa kejayaan

Menelaah perkembangan Islam pada

masa modern (1800- sekarang)

4. Mengolah, menalar, dan menyaji

dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan

4.1 Membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-

Maidah

(5) : 48; Q.S. At Taubah (9) : 105 dan Q.S.

Page 33: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

20

pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah

(5) : 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan

makhrajul huruf.

4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. An-Nisa

(4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At-

Taubah (9) : 105 dan Q.S. Yunus (10) : 40-

41 dan Q.S. Al- Maidah (5) : 32 dengan

lancar

4.3 Berperilaku yang mencerminkan

kesadaran beriman kepada Kitab-kitab

Suci yang diturunkan kepada Rasul-rasul

Allah SWT

4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran

beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT

4.5 Memperagakan tatacara penyelenggaraan

jenazah

4.6 Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan

dakwah Mempresentasikan praktik-praktik

ekonomi Islam

Tabel. 2.3 Kompetensi inti, kompetensi Dasar PAI SMA kelas XI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya

1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan

kepada hari akhir

1.2 Menghayati nilai-nilai keimanan

kepada qada dan qadar

1.3 Menerapkan ketentuan syariat Islam

dalam melaksanakan pernikahan

1.4 Menerapkan ketentuan syariat Islam

dalam melakukan pembagian harta

warisan

Page 34: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

21

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku

jujur, disiplin,tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian

dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam

serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S.

At-Taubah (9) : 119 dan Q.S. Lukman

(31) : 14 serta hadits terkait

2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan

berbakti kepada orangtua dan guru

Q.S. Al-Isra (17) : 23 dan hadits

terkait

2.3 Menunjukkan sikap kritis dan

demokratis sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Ali Imran (3)

: 190-191 dan 159, serta hadits terkait.

2.4 Menunjukkan perilaku saling

menasihati dan berbuat baik (ihsan)

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Luqman (31) : 13-

14 dan Q.S. Al-Baqarah (2) : 83, serta

hadits terkait.

2.5 Menunjukkan sikap mawas diri dan

taat beribadah sebagai cerminan dari

kesadaran beriman kepada hari akhir

2.6 Menunjukkan sikap optimis,

berikhtiar dan bertawakal sebagasi

cerminan dari kesadaran beriman

kepada Qadha dan Qadar Allah SWT

2.7 Menunjukkan sika semangat

melakukan penelitian di bidang ilmu

pengetahuan sebagai implementasi

dari pemahaman dan perkembangan

Islam di dunia

Page 35: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

22

3. Memahami, menerapkan, menganalisis

dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

3.1 Menganalisis Q.S. Ali Imran (3) : 190-

191, danQ.S. Ali Imran (3) : 159, serta

hadits tentang berpikir kritis dan bersikap

demokratis,

3.2 Menganalisis Q.S.. Luqman (31) : 13-

14 dan Q.S. Al-Baqarah (2) : 83, serta

hadits tentang saling menasihati dan

berbuat baik (ihsan).

3.3 Memahami makna iman kepada hari

akhir.

3.4 Memahami makna iman kepada

Qadha dan Qadar.

3.5 Memahami ketentuan pernikahan

dalam Islam

3.6 Memahami hak dan kedudukan

wanita dalam keluarga berdasarkan

hukum Islam

3.7 Memahami ketentuan waris dalam

Islam

3.8 Memahami hikmah dan manfaat

saling menasihati dan berbuat baik

(ihsan) dalam kehidupan.

3.9 Memahami strategi dakwah dan

perkembangan Islam di Indonesia

3.10 Menganalisis faktor-faktor kemajuan

dan kemunduran peradaban Islam di

dunia

Page 36: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

23

. 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan

mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya

di sekolah secara mandiri serta

bertindak secara efektif dan kreatif,

dan mampu menggunakan metode

sesuai kaidah keilmuan.

4.1 Membaca Q.S. Ali Imran (3) : 190-

191 dan Q.S. Ali Imran (3) : 159,

Q.S. Luqman (31) : 13-14 dan Q.S.

Al-Baqarah (2) : 83 sesuai dengan

kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali

Imran (3) : 190-191 dan Q.S.. Ali

Imran (3) : 159, Q.S. Luqman (31) :

13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2) : 83

4.3 Berperilaku yang mencerminkan

kesadaran beriman kepada Hari Akhir

4.4 Berperilaku yang mencerminkan

kesadaran beriman kepada Qadha dan

Qadar Allah SWT

4.5 Mempraktikkan pelaksanaan

pembagian waris dalam Islam

4.6 Memperagakan tata cara pernikahan

dalam Islam

Tabel. 2.4 Kompetensi inti, kompetensi Dasar PAI SMA kelas XII

Page 37: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

24

3. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran PAI di SMA

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT

serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.16

Di dalam kurikulum standar isi PAI di Sekolah Menengah Atas

(SMA) disebutkan bahwa Pendidikan Agama dimaksudkan untuk

peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia. Akhlak mulia antara lain mencakup etika, budi pekerti,

dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi

spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai

keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan indi-

vidual maupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual terse-

but pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang

dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Sasaran pendidikan agama pada Sekolah Menengah Atas (SMA)

adalah para siswa yang masih tergolong berusia remaja. Dilihat dari segi

perkembangan kejiwaan, para remaja itu pada umumnya masih labil.

Keadaan kejiwaan yang demikian itu tampak pula dalam kehidupan

beragama yang goyah,timbul kebimbangan, kerisauan, dan konflik batin. Di

samping itu, pada umumnya para remaja rentan terhadap pengaruh negatif.

Pengaruh tersebut merupakan efek samping daei kemajuan ilmu

16

Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, Citra Media (Surabaya: 1996) hal. 75

Page 38: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

25

pengetahuan dan tekonologi serta pergaulan sehari-hari, antara lain

perkelahian antar siswa, penyalahgunaan obat terlarang, pergaulan bebas,

dan sebagainya.

Dengan demikian, agama memiliki peran yang amat penting dalm

kehidupan manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bebrtabat. Menyadari betapa

pentingnya peran agama bagi kehidupan umat mansia maka internalisasi

nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah

keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan dilingkungan keluarga,

sekolah maupun masyarakat.

Pembelajaran Pendidikan agama Islam diberikan dengan mengikuti

tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk

mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak

mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi

pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik

personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangnya standar

kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional

dintadai dengan ciri-ciri: (1). Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi

secara utuh selain penguasaan materi. (2) Mengakomodasikan keragaman

kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia, (3). Memberikan

kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk

mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan dan ketersediaan sumber pendidikan.

Pelaksanaan Pembelajaran pendidikan agama di sekolah baik

sekolah negeri maupun swasta akan memberikan dampak terhadap perilaku

keagamaan peserta didik. Perilaku keagamaan tersebut dapat berupa

perilaku yang berkaitan dengan akidah, akhlak, Qur’an, hadits, dan SKI.

Pada sekolah-sekolah swasta berbasis keagamaan, memiliki karakter

tersendiri dalam memberikan pendidikan agama dibanding dengnan

sekolah-sekolah yang tidak berbasis agama. Sebagai contoh, terdapat SMA

Page 39: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

26

swasta yang menggunakan Kurikulum PAI dari Depdiknas dan kurikulum

khusus dari yayasan penyelenggara pendidikan.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA bertujuan untuk: (1)

menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembanngan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman pe¬serta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah SWT, (2) mewujudkan manusia Indonesia yanng taat

beragama dan berakhlak mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin

beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi

(tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta

mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Menurut Ahmad D. Marimba, tujuan akhir Pendidikan Agama

Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.17

Tujuan ini identik

dengan tujuan hidup setiap muslim yakni menjadi hamba Allah yang

dinyatakan dalam QS. Adz-dzariat ayat 56:

وما خلقت اجلن واالنس اال ليعبدون“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka

beribadahku”. (Q.S. Adz-Dzariyat [51]:56) 18

Di samping itu, Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tujuan

pendidikan islam adalah “Untuk membentuk manusia beriman dan

bertakwa kepada Allah Swt. Selama hidupnya, dan matipun tetap dalam

keadaan muslim”19

Pendapat ini di dasari firman Allah Swt :

يا ايها الذ ين ا منوا اتقوا اهلل حق تقاته وال متوتن اال وانتم مسلمون “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan

sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam

17

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif (Bandung: 1993)

cet VII, hal. 47 18

Al-Quranul Karim Terjemah Perkata dua Warna AL-HIJR, 2014:523 19

Maksudin, op. cit.,, hal.31

Page 40: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

27

keadaan muslim” (Q.S. Ali Imran [3]:102)20

Berpedoman dari beberapa pendapat diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan pendidikan islam itu adalah untuk membentuk

manusia yang mengabdi kepada Allah, cerdas, terampil, berbudi pekerti

luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat guna

tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian, jelas bagi

kita bahwa tujuan akhir dari pendidikan agama islam itu karena semata-

mata untuk beribadah kepada Allah .meninggalkan larangan-Nya.21

Dengan demikian Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk

menimbulkan dan meningkatkan keamanan, melalui pemberian dan

pemupukan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik

tentang agama Islam sehingga menjadi manusia serta berakhlak mulia

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta

untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam sebuah usaha sadar yang dilakukan pasti mempunyai tujuan

yang ingin dicapai dari sebuah usaha tersebut. Begitu juga dengan

Pembelajaran PAI yang dilakukan di sekolah-sekolah. Tujuan Pendidikan

Agma Islam yaiu membina manusia beragama berarti manusia yang

mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan

sempurna, sehingga tercermin mana sikap dan tindakan dalam seluruh

kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia

dan akhirat, yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif

dan efekif.22

Selain itu, pembelajaran Agama Islam juga mempunyai fungsi

sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.

Serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan

20

Al-Quranul Karim Terjemah Perkata dua Warna AL-HIJR, 2014:63 21

Akmal Hawi, op. cit., hal. 21 22

Zakiyah Daradjad, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, Bumi Aksara (Jakarta:

1995), hal. 172

Page 41: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

28

mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Darajdat berpendapat bahwa sebagai sebuah

bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi,

yaitu: perama, menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat; kedua,

menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal

ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia; dan ketiga, menumbuh

kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugrah

Allah SWT kepada manusia. Dari pendapat diatas dapat diambil

beberapa hal tentang fungsi pembelajaran PAI yang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pesera

didik kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan

keluarga.

b. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang

fungsional. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat bersosialisasi dengan lingkungan sesuai denga ajaran agama

Islam.

c. Pembiasaan, melatih peserta didik untuk selalu mengamalkan ajaran

Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.

Disamping fungsi-fungsi tersebut, hal yang sangat perlu diingatkan

bahwa Pendidikan Agama islam merupakan sumber nilai, yaitu

memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai

kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

4. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Materi merupakan alat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu

penentuan materi harus didasarkan pada tujuan yang direncanakan baik dari

segi cakupan, tingkat kesulitan maupun organisasinya.23

23

Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, Pustaka Pelajar (Yogyakarta: 1990), hal.

8

Page 42: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

29

Menurut Abdul Ghofur, Materi Pendidikan Islam adalah bahan-

bahan Pendidikan Agama Islam yang berupa kegiatan, pengalaman dan

pengetahuan yang disengaja dan sistematis diberikan kepada peserta

didik dalam rangka menacapai tujuan Pendidikan Agama Islam.24

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada standar

isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang

disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum

tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun

dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dengan

munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat pada hampir semua

aspek dan berkembangan paradigma baru dalam kehidupan berbangsa,

bernegara, dan bermasyarakat, di awal milenium ketiga ini telah

dikembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam SMA secara

nasional, yaitu kurikulum yang ditandai dengan ciri-ciri, antara lain:

a. Lebih menitik beratkan pencapaian target kompetensi (attainment

targets) dari pada penguasaan materi.

b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya

pendidikan yang tersedia.

c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan

di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program

Pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Kompetensi dasar mata pelajaran berisi sekumpulan kemampuan

minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh pendidikan

24

Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha Offset priting (Surabaya: 1981),

hal. 57

Page 43: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

30

di SMA. Kompetensi ini berorientasi pada perilaku afektif dan

psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka

memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

sesuai dengan ajaran Islam.25

Kemampuan-kemampuan yang tercantum

dalam komponen Kemampuan Dasar ini merupakan penjabaran dari

kemampuan dasar umum yang harusdicapai di SMA, yaitu:

1) Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan

mengetahui fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap,

perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupun

horizontal.

2) Dapat membaca, menulis, dan memahami ayat-ayat Al Qur’an serta

mengetahui hukum bacaannya dan mampu mengimplementasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mampu beribadah dengan baik sesuai dengan tuntunan syari’at Islam

baik ibadah wajib maupun ibadah Sunnah.

4) Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah, sahabat,

dan tabi’in serta mampu mengambil hikmah dari sejarah

perkembangan Islam untuk kepentingan hidup sehari-hari masa kini

dan masa depan.

5) Mampu mengamalkan sistem mu’amalat Islam dalam tata kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Seperti tergambar dalam

kemampuan dasar umum di atas, kemampuan dasar tiap kelas yang

tercantum dalam Standar Nasional juga dikelompokkan ke dalam lima

aspek mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA, yaitu: Al

Qur’an, Keimanan, Akhlak, Fiqih/Ibadah, dan Tarikh. Berdasarkan

pengelompokan per-aspek, kemampuan dasar mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam SMA adalah sebagai berikut:

1. Al Qur’an/Al Hadits:

25

Abdul Majid, Op.Cit, hal.13

Page 44: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

31

a) Membaca Al Qur’an dengan fasih (tadarrus) (Dilaksanakan pada

setiap awal jam pelajaran Pendidikan Agama selama 5-10

menit).

b) Membaca dan faham ayat-ayat tentang manusia dan tugasnya

sebagai makhluk serta mampu menerapkannya dalam perilaku

sehari-hari.

c) Membaca dan faham ayat-ayat tentang prinsip-prinsip beribadah

serta mampu menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.

d) Membaca dan faham ayat-ayat tentang demokrasi serta mampu

menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.

e) Membaca dan memahami ayat-ayat tentang kompetisi serta

mampu menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.

f) Membaca dan memahami ayat-ayat tentang perintah menyantuni

kaum lemah serta mampu menerapkannya dalam perilaku

sehari-hari.

g) Membaca dan memahami ayat-ayat tentang perintah menjaga

kelestarian lingkungan hidup serta mampu menerapkannya

dalam perilaku sehari-hari.

h) Membaca dan memahami ayat-ayat tentang anjuran bertoleransi

serta mampu menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.

Membaca dan memahami ayat-ayat tentang etos kerja serta

mampu menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.

i) Membaca dan memahami ayat-ayat yang berisi dorongan untuk

mengembangkan IPTEK serta mampu menerapkannya dalam

perilaku sehari-hari.

2. Keimanan

a) Beriman kepada Allah dan menghayati sifat-sifat-Nya.

b) Beriman kepada malaikat dan memahami fungsinya serta

mampu menerapkan dalam perilaku sehari-hari.

c) Beriman kepada rasul-rasul Allah dan memahami fungsinya

serta mampu menerapkan dalam perilaku sehari-hari.

Page 45: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

32

d) Beriman kepada kitab-kitab Allah dan memahami fungsinya

serta mampu menerapkan dalam perilaku sehari-hari.

e) Beriman kepada hari akhir dan memahami fungsinya serta

mampu menerapkan dalam perilaku sehari-hari.

f) Beriman kepada qadha dan qadar dan memahami fungsinya

serta mampu menerapkan dalam perilaku sehari-hari.26

3. Syari’ah

a) Memahami sumber-sumber hukum Islam dan pembagiannya.

b) Memahami hikmah shalat dan mampu menerapkannya dalam

perilaku sehari-hari.

c) Memahami hikmah puasa dan mampu menerapkannya dalam

perilaku sehari-hari.

d) Memahami hukum Islam tentang zakat secara lebih mendalam

dan hikmahnya serta mampu menerapkannya dalam perilaku

sehari-hari.

e) Memahami hikmah haji dan umrah serta mampu

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

f) Memahami hukum Islam tentang wakaf dan hikmahnya serta

mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

g) Memahami hukum Islam tentang jual beli dan mampu

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

h) Memahami hukum Islam tentang riba dan mampu

menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.

i) Memahami hukum Islam tentang kerja sama ekonomi dan

mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

j) Memahami ketentuan hukum penyelenggaraan jenazah dan

mampu mempraktekkannya.

k) Memahami hukum Islam tentang jinayat dan hudud dan mampu

menghindari kejahatan dalam kehidupan sehari-hari.

26

Maksudin, op. cit., hal.55

Page 46: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

33

l) Memahami ketentuan tentang khutbah dan dakwah serta mampu

mempraktekkannya.

m) Memahami hukum Islam tentang mawaris dan hikmahnya serta

mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

n) Memahami hukum Islam tentang pernikahan dan hikmahnya

serta mampu menerapkan-nya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Akhlak

a) Terbiasa dengan perilaku dengan sifat-sifat terpuji

b) Terbiasa menghindari sifat-sifat tercela.

c) Terbiasa bertata krama.

5. Tarikh

a) Memahami perkembangan Islam pada masa Umayyah dan

mampu menerapkan manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.

b) Memahami perkembangan Islam pada masa Abbasiyah dan

mampu menerapkan manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.

c) Memahami perkembangan Islam pada abad pertengahan dan

mampu menerapkan manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.

d) Memahami perkembangan Islam pada masa pembaharuan dan

mampu menerapkan manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.

e) Memahami perkembangan Islam di Indonesia dan mampu

menerapkan manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.Memahami

perkembangan Islam di dunia dan mampu menerapkan

manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.27

5. Strategi Pembelajaran PAI di SMA

Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja

dalam bahasa yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan

gabungan kata stratos (militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata

kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).28

Strategi pembelajaran

merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru

27

Maksudin, op. cit., hal.57 28

Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka (Jakarta: 1990), hal. 859

Page 47: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

34

untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan

peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada

akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau

digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai

tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena iu strategi pembelajaran bukan

hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja,

melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program

pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Di sisi lain,

strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran

dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan

kerangka kegiatan untuk mencapai ujuan umum pembelajaran, yang

dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu.29

Menurut Muhaimin, Strategi pembelajaran Pendidikan Agama

Islam adalah suatu strategi yang menjelaskan tentang komponen-

kompenen umum dari suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama

dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama-sama, dengan

bahan-bahan tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan secara efektif dan efisien. komponen-komponen umum dari

suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama islam meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan penyajian dan penutup.30

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Menurut Pendapat Sumon Amornwiwat bahwa strategi pengorganisasian

adalah satu situasi belajar, yang terjadi pada hal-hal yang berikut:

a. Hubungan dan interaksi yang terjadi diantara guru dengan peserta

didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan

lingkungan, dan guru, peserta didik dan lingkungan

29

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, hal. 268

30 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, Citra Media (Surabaya: 1996) hal.103

Page 48: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

35

b. Hubungan dan interaksi melahirkan pembelajaran dan pengalaman

yang baru.

c. Peserta didik dapat pengalaman baru untuk digunakan.

Strategi Penyampaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Menurut Muhaimin bahwa strategi penyampaian pembelajaran adalah

metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik atau

menerima serta merespon masukan yang berasal dari peserta didik.31

Secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis strategi penyampaian, yaitu:

1) Media Pembelajaran

2) Interaksi peserta didik dengan media

3) Bentuk Belajar Mengajar

Adapun pengertian strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam

adalah suatu strategi yang menjelaskan tentang komponen-komponen

umum dari suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama dan

prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama-sama dengan bahan-

bahan tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan secara efektif dan efisien. Komponen-komponen umum dari

suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama meliputi Kegiatan

pendahuluan, Kegiatan penyajian dan penutup.32

Berkaitan dengan

belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan

guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk

mencapai tujuan yang digariskan.

Secara umum ada empat dasar dalam menentukan strategi

pembelajaran, yakni: (1) Mengindentifikasikan dan menetapkan

kekhususan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan, (2)

Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan cita-cita dan

31

Ibid, hal. 119 32

Muhaimin, Strategi Belajar, hal. 103

Page 49: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

36

pandangan hidup masyarakat, (3) Memilih dan menetapkan metode

belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat

dijadikan pegangan oleh pendidik dalam menunaikan tuganya, (4)

Memilih dan menetapkan ukuran keberhasilan kegiatan belajar mengajar

sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru untuk melakukan evaluasi

(penilaian).33

Pengembangan pendidikan juga dapat ditingkatkan melalui

aplikasi pendekatan sistematis dalam pengajaran. Menurut David A.

Jecobsen, bahwa:

Langkah-langkah dasar dalam pendidikan atau pengajaran adalah:

1) Perencanaan (Planning), 2) Penerapan (Implementing), 3) Penilaian

(Assessing). Tiga tahap ini berurutan dan saling berhubungan. Dengan

kata lain, seorang guru, dalam mengembangkan aktivitas apa pun, yang

harus dilakukan pertama kali adalah merencanakan, kemudian

menerapkan rencana-rencana tersebut, dan akhirnya menilai keberhasilan

aktivitasnya.34

1) Dasar Strategi Pembelajaran PAI

a) Identifikasi dan Penetapan Perubahan Perilaku

Tujuan dari belajar adalah merubah tingkah laku peserta

didik ke arah yang lebih baik. Untuk itu, dalam proses

pembelajaran harus ada perencanaan yang baik sehingga mampu

mengidentifikasikan perubahan tingkah laku peserta didik sesuai

dengan tuntutan jaman. Perencanaan pembelajaran adalah

seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, media

pembelajaran, waktu, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil

belajar.35

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas

33

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka

Setia,2005), hal. 46. 34

David A. Jacobsen, Paul Eggen, Donald Kauchak, Methods for Teaching: Metode-

metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA, ter. Achmad Fawaid dan Khoirul

Anam Pustaka Pelajar (Yogyakarta: 2009), hal. 20

35 Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara (Jakarta:

2015), hal. 97.

Page 50: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

37

yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan

sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati

sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan

proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi

merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas

dalam suatu kurikulum.

Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar

pembelajaran berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang

diharapkan. Perencanaan program pembelajaran memperkirakan

mengenai tindakan yang akan dilakukan pada saat melaksanakan

pembelajaran. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah

membuat beberapa jenis tujuan. Langkah berikutnya adalah

memilih strategi instuksional, mengatur aktivitas-aktivitas

pembelajaran, dan mengumpulkan materi-materi pendukung.36

Isi perencanaan yaitu mengatur dan menetapkan unsur-

unsur pembelajaran, seperti tujuan, bahan atau isi, metode, alat dan

sumber, serta penilaian.37

Kegiatan merencanakan program belajar mengajar menurut

pola prosedur pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) meliputi:

(1) merumuskan tujuan instruksional, (2) menguraikan deskripsi

satuan bahasan, (3) merancang kegiatan kegiatan belajar mengajar,

(4) memilih berbagai media dan sumber belajar, (5) menyusun

instrumen untuk nilai penguasaan tujuan. Perencanaan

pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru

untuk melakukan tugas sebagai pendidik dalam melayani

kebutuhan belajar peserta didiknya. Perencanaan juga dimaksudkan

sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai panduan

dalam penyusunan program pembelajaran, penyiapan proses

36

David A. Jacobsen, Paul Eggen, Donald Kauchak, Methods for Teaching, hal. 20-21. 37

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia (Bandung: 2011), hal. 56

Page 51: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

38

pembelajaran, penyiapan bahan/media/sumber belajar, dan

penyiapan perangkat penilaian. Sedangkan manfaat perencanaan

pembelajaran adalah untuk memudahkan pembuatan persiapan

pembelajaran dan memudahkan pengembangan pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Dengan kata lain, perencanaan pembelajaran merupakan

usaha guru untuk mempersiapkan apa yang akan disampaikan

dalam pelaksanaan pembelajaran, meliputi program pembelajaran,

bahan ajar, pengelolan kelas serta lingkungan dalam pembelajaran.

b) Pendekatan Sistem Pembelajaran

Dalam kegiatan melaksanakan proses belajar mengajar, guru

harus aktif menciptakan dan menumbuhkan kegiatan belajar sesuai

dengan rencana yang telah disusun. Pada tahap ini, disamping

pengetahuan teori belajar mengajar dan pengetahuan tentang

peserta didik, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik

belajar, misalnya prinsip mengajar, penggunaan alat bantu

pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan

menilai hasil belajar peserta didik.38

Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari

konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning).

Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni

kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat

dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini

terdapat komponen-komponen peserta didik atau peserta didik,

tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta

alat atau media yang harus dipersiapkan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses untuk

mencapai kompetensi yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

38

Ikbal Barlian, Begitu Pentingkah Strategi Belajar Mengajar Bagi Guru?, (Jurnal Forum

Sosial, Vol. VI No. 1, Februari 2013), hal. 242

Page 52: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

39

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi (munculnya) prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi

peserta didik. Hamdani mengutip apa yang dinyatakan Baharuddin

Harahap bahwa:

Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan

program mengajar adalah: (1) memotivasi siwa untuk belajar sejak

awal membuka sampai menutup pelajaran, (2) mengarahkan tujuan

pengajaran, (3) menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang

relevan dengan tujuan pengajaran, (4) melakukan pemantapan

belajar, (5) menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan baik

dan benar, (6) melaksanakan bimbingan penyuluhan, (7)

memperbaiki program belajar mengajar, (8) melaksanakan hasil

penilaian belajar. Keberhasilan tahap implementasi sangat

bergantung pada tujuan-tujuan yang jelas. Selain

mempertimbangkan strategi pengajaran untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya, guru juga harus mengatur dan

mengelola ruang kelas sehingga pembelajaran dapat berlangsung

dengan lancar.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan

proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang di

dalamnya berlangsung hubungan antar manusia, dengan tujuan

membantu perkembangan dan mendorong keterlibatan peserta

didik dalam pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran adalah

menciptakan lingkungan dan suasana yang menimbulkan

perubahan struktur kognitif peserta didik.

Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai

pendekatan, strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman akan

hal ini akan memberikan tuntutan kepada guru untuk dapat

Page 53: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

40

memilah, memilih, dan menetapkan dengan tepat metode

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Berdasarkan peranan guru dan peserta didik dalam pengelolaan

pembelajaran, secara umum ada dua jenis pembelajaran yaitu

pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik.

Pembelajaran yang berpusat pada guru merupakan pilihan

bagi guru menggunakan pendekatan filsafat realisme dan

pendekatan psikologi Behaviorisme. Sedangkan Pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik merupakan pilihan bagi guru yang

menggunakan pendekatan filsafat pragmatisme, Eksistensialisme,

dan Konstruktivisme. Selain itu, strategi pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik juga merupakan pilihan bagi guru yang

menggunakan pendekatan psikologi Kognitif dan Humanisme.39

B. Efektifitas Pembelajaran PAI di SMA

1. Pengertian Efektifitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Efektifitas berasal dari kata

efektif berarti ada efeknya, manjur, mujarab, mapan.40

Efektifitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti

berhasil, tepat atau manjur. Efektifitas menunjukkan taraf tercapainya

suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai

tujuannya secara ideal. Efektifitas dapat dikatakan dengan ukuran-ukuran

yang pasti misalnya usaha X adalah 60% efektif dalam mencapai tujuan Y.

Aan Komariah dan Cepi Tratna berpendapat yang dimaksud

Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau

tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai. Efektifitas adalah

penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok

organisasi, semakin dekat pencapaian prestasi yang diharapkan supaya

39

Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum, hal. 196. 40

Djaka, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, Pustaka Mandiri ( Surakarta :

2011), hal. 45

Page 54: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

41

lebih efektif hasil penilaiannya.41

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

Efektifitas ialah suatu keadaan dan ukuran sejauh mana manfaat dan

tercapainya tujuan yang telah tercapai.

2. Pembelajaran PAI yang Efektif

Pembelajaran dikatakan efektif dapat dilihat dari dua segi, yaitu :

a. Efektifitas mengajar guru

Efektifitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yang

direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan sendirinya prinsip

ini harus memperhitungkan kemampuan guru, sehingga upaya

peningkatan untuk dapat menyelesaikan setiap program perlu

mendapatkan perhatian.

b. Efektifitas belajar murid

Efektifitas pembelajaran peserta didik dengan tujuan-tujuan

pelajaran yang diharapkan telah dicapai melalui kegiatan belajar

mengajar yang ditempuh. Upaya peningkatan umumnya dilakukan

dengan memilih jenis metode (cara) dan alat yang dipandang paling

ampuh untuk digunakan dalam rangkah mencapai tujuan yang

diharapakan.42

Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa yang

dimaksud dengan Efektifitas pembelajaran PAI adalah segala sesuatu

yang dikerjakan dengan tepat, benar sehingga tujuan yang diinginkan

dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, Efektifitas ini sering kali

diukur setelah tercapainya suatu tujuan pembelajaran, jadi jika

pembelajaran belum berhasil maka kegiatan pembelajaran belum

dikatakan efektif. Suatu proses pengajaran dikatakan efektif, bila proses

tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.

41

Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leader Ship Menuju Sekolah Efektif, Bumi

Aksara, (Bandung: 2005), hal.34 42

Ibid, hal.22

Page 55: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

42

Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh pendidik

khususnya dalam pembelajaran PAI, yang mana target tersebut sudah

ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar berlanjut.

Pembelajaran PAI dikatakan efektif apabila proses belajar

mengajar berjalan dengan baik yang sesuai dengan tujuan belajar dan

hasil belajar. Oleh karena itu, untuk menyelaraskan proses pembelajaran

yang baik maka dibutuhkan peranan guru PAI yang tepat dalam

menjalankan proses pembelajaran seperti pemilihan metode, media, dan

bagaimana mengevaluasi peserta didik.

Penguasaan dan keterampilan guru PAI dalam penguasaan

materi pembelajaran tidak menjadi jaminan untuk mampu

meningkatkan hasil belajar peserta didik secara optimal. Secara umum

ada beberapa variabel yang baik teknis maupun non teknis yang

berpengaruh dalam keberhasilan proses pembelajaran PAI. Beberapa

variabel tersebut antara lain: kemampuan guru menutup pembelajaran,

dan faktor penunjang lainnya.43

Untuk melaksanakan proses pembelajaran suatu materi

pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat.

Ketepatan (Efektifitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung

pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor yaitu

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi

peserta didik, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu.44

Kriteria

Efektifitas

Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang

berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses

pembelajaran. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu

pada:

43

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara (Jakarta:

2009), hal. 17 44

A. M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada

(Jakarta: 2004) hal.49

Page 56: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

43

a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila

sekurang- kurangnya 75 % dari jumlah peserta didik telah

memperoleh nilai = 75 dalam peningkatan hasil belajar.

b. Metode pembelajaran dikatakan efektif meningkat hasil belajar

peserta didik menunjukkan perbedaan antara pemahaman awal

dengan pemahaman setelah pembelajaran.

c. Metode pembelajaran dikatakan efektif dapat meningkatkan minat

dan motivasi apabila setelah pembelajaran peserta didik menjadi

lebih temotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil

belajar yang lebih baik. Serta peserta didik belajar dalam keadaan

menyenangkan.45

Dalam memaknai Efektifitas setiap ruang memberi arti yang

berbeda sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing, jadi

Efektifitas adalah kesesuaian antara peserta didik yang melaksanakan

tugas dengan sasaran peserta didik yang dituju.46

Penggunaan metode yang efektif merupakan syarat mutlak bagi

terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Penggunaan kata

Efektifitas setiap orang peserta didik memberikan arti yang berbeda,

sesuai sudut pandang, dan kepentingan masing- masing.

Pembelajaran yang efektif dapat menciptakan lingkungan yang

optimal baik secara fisik maupun mental, suasana hati yang gembira

tanpa tekanan, maka dapat memudahkan peserta didik dalam

memahami materi pelajaran. Pengaturan kelas yang baik merupakan

langkah pertama yang efektif untuk mengataur pengalaman belajar

peserta didik secara keseluruhan.47

Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran

yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses

45

Ahmad Muhli, Efektifitas Pembelajaran, Wordpress (Jakarta: 2012), hal.10 46

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Remaja Rosdakarya, (Bandung: 2004) hal.

82 47

Isjon, Pembelajaran Cooperatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antara peserta

didik, Pustakan Pelajar (Yogyakarta: 2009) hal. 59

Page 57: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

44

pembelajaran. Ada beberapa ciri yang dapat menganilsis sebuah

metode mengajar apakah efektif atau tidak untuk suatu

pembelajaran.48

Dalam hal ini Efektifitas akan selalu berkait dengan efek atau

akibat yang ditimbulkannya, itu berarti hasil itulah yang akan

menentukan apakah dikatakan berhasil atau tidak. Efektifitas juga

pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian

tujuan. Efektifitas merupakan salah satu dimensi yang produktivitas

yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu

pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan

waktu. Slameto Berpendapat bahwa belajar mengajar yang efektif

ialah yang dapat membawa belajar peserta didik yang efektif pula.49

3. Jam Tambahan sebagai upaya Mengefektifkan Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam

Berbicara mengenai waktu yang efektif untuk belajar, tidak ada

penjelasan ilmiah yang dapat menentukan kapan waktu belajar yang lebih

baik karena kondisi pada setiap orang berbeda-beda. ada beberapa orang

yang merasa lebih efektif jika belajar di malam hari, sementara yang lain

lebih nyaman belajar di pagi atau sore hari. akan tetapi salah satu usaha

untuk mendapatkan hasil yang maksimal adalah belajar pada saat yang

tepat, berikut waktu belajar yang tepat menurut penelitian ahli:

a. Pagi hari

Para ilmuan islam banyak sekali yang memanfaatkan waktu

dinihari untuk belajar baik itu memperdalam keilmuan agamanya,

ataupun menuliskan karya-karya monumentalnya, dalam penelitian

disebutkan bahwa daya serap materi belajar bisa mencapai 90%-

100%, hal ini didukung dengan keadaan otak yang masih benar-benar

48

Wicaksono, Efektifitas Metode Pembelajaran, Wordpress (Jakarta: 2011) hal.10 49

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya, Rineka Cipta (Jakarta: 1995)

hal. 92

Page 58: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

45

segar untuk menerima ilmu, selain itu udara pagi yang masih sejuk,

suasana yang tenang, dan kondisi jiwa kita yang tenang setelah

mengerjakan ibadah malam.

b. Sore hari

Sore hari merupakan salah satu waktu yang dapat

dimanfaatkan untuk belajar, dengan suasana yang tenang seseorang

akan lebih mudah untuk fokus belajar, kemungkinan daya serap materi

pelajaran sekitar 60%-70%.

c. Malam Hari

Sebelum tidur hendaknya mengulang kembali materi pelajaran

yang telah dipelajari, meskipun daya serap materi pelajaran pada

umumnya akan menurun, yaitu hanya sekitar 20%-30%, untuk itu

pada renatang waktu ini lebi tepat untuk mengerjakan tugas-tugas

yang belum terselesaikan

Upaya sekolah dalam mengatasi waktu belajar peserta didik yang

belum efektif pada jam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), biasanya

menerapkan program penambahan jam mata pelajaran, di Indonesia

sendiri biasanya setiap sekolah menerapkan jam tambahan yaitu ketika

sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan sesudah Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) selesai.

Efektifitas pada jam tambahan bagi peserta didik akan selalu

berkaitan dengan efek atau akibat yang ditimbulkannya, efek tersebut

bisa dilihat dari kedisiplinan peserta didik dalam belajar, motivasi peserta

didik semakin baik ketika belajar dan hasil belajar yang menentukan

apakah dikatakan berhasil atau tidak. Efektifitas jam tambahan juga pada

dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan.

Efektifitas merupakan salah satu dimensi yang produktif yaitu mengarah

kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target

yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Adapun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan penambahan

waktu atau waktu belajar adalah seperti yang dikemukakan oleh S.

Page 59: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

46

Nasution sebagai berikut : Dengan cara mengajar yang biasa, guru tidak

akan mencapai penguasaan tuntas oleh murid. Maka usaha guru harus

dibantu dengan kegiatan tambahan, usaha tersebut maksudnya untuk

memperbaiki mutu pengajaran dan meningkatkan kemampuan anak

memahami apa yang dikerjakan. Dengan demikian penambahan waktu

belajar Pelajaran atau waktu belajar merupakan solusi alternatif untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami pelajaran

yang diberikan guru.

Adapun tujuan lain dari diterapkanya penambahan waktu belajar

Pelajaran agama adalah sebagai berikut:

1) Dengan diperbanyak waktu belajar, dapat diperolehnya bentuk

perubahan tingkah laku baru pada peserta didik, sebagai akibat dari

proses belajar mengajar.

2) Menurut Mahmud Yunus dengan adanya penambahan waktu belajar

Pelajaran khususnya pelajaran agama tujuan yang ingin dicapai adalah

mencetak manusia yang lebih berkualitas yang memiliki bobot

keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, terampil, dan mandiri,

sehingga menjadi manusia yang tangguh bagi umat dan bangsa.

3) Selain itu, dengan adanya penambahan waktu belajar Pelajaran

menurut Mahmud Yunus, untuk menarik murid-murid supaya

menunaikan kewajiban agama sejak dari kecilnya, agar menjadi adat

kebiasaan baginya.

Dengan demikian pelaksanaan waktu belajar Pelajaran Agama

akan membentuk situasi dan kondisi belajar yang memungkinkan dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik, kedisiplinan peserta didik

yang pada akhirnya dapat meningkatkan pula terhadap prestasi belajar

peserta didik. Jadi keefektifan belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi

yang diraih oleh peserta didik.

Jhon W. Santrok mengemukakan; dalam kegiatan jam tambahan

akan lebih berorentasi pada prestasi dan memberikan harapan prestasi

Page 60: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

47

yang lebih tinggi untuk peserta didik. Program setelah pulang sekolah

bisa memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan anak.50

Dengan melakukan kegiatan setelah pulang sekolah salah satunya

adalah melakukan belajar tambahan untuk mendapatkan pengalaman-

pengalaman belajar guna menunjang naiknya prestasi untuk para peserta

didik itu sendiri. Muhibbin Syah mengatakan, perubahan yang terjadi

setelah proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang

dilakukan dengan sengaja dan disadari. Karakteristik ini mengandung

konotasi bahwa peserta didik menyadari akan adanya perubahan yang

dialami atau sekurang – kurangnya ia merasakan adanya perubahan

dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan

pandangan tertentu, keterampilan dan seterusnya.51

Prayetno dan Erman Amti juga mengatakan, bahwa peserta didik

dapat mencapai hasil belajar yang baik jika mereka diberi waktu yang

cukup dan bimbingan belajar yang memadai untuk mempelajari bahan

yang disajikan.52

Jadi, seorang peserta didik akan menjadi lebih kreatif,

berkemampuan keterampilan yang beragam apabila seorang peserta didik

melakukan belajar tambahan setelah pulang sekolah, dimana para peserta

didik akan mengembangkan pengalaman yang telah didapat dari

pendidikan sekolah formal, karena pada dasar nya tugas seorang peserta

didik adalah untuk belajar guna mencapai masa depan yang akan dicapai.

Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa jam tambahan adalah

kegiatan penambahan belajar di luar jam formal / luar jam sekolah baik

itu sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai, maupun setelah

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selesai, yang tujuannya untuk

meningkatkan pemahaman dan pengalaman belajar peserta didik tentang

materi pelajaran yang diajarkan di sekolah agar lebih memperkaya dan

50

Jhon W Santrok, Psikologi Pendidikan, Salemba Humanika, (Jakarta:2009) hal. 109 51

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Raja Grafindo persada.( Jakarta:2003) hal. 118 52

Prayetno, Dkk, Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta. (Jakarta:1999)

hal 280

Page 61: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

48

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang dipelajari

akibat interaksi dengan lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh

Chaplin, bahwa belajar mengandung dua rumusan. Rumusan pertama

berbunyi: Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya

adalah belajar ialah proses memperoleh respon – respon sebagai akibat

adanya latihan khusus.53

Kegiatan belajar tambahan yang dilakukan di luar sekolah

mempunyai ciri–ciri yang berbeda dengan pengajaran di sekolah, namun

kedua kegiatan tersebut yakni proses pengajaran di sekolah dan belajar

tambahan di luar sekolah saling menunjang dan melengkapi satu sama

lain. Belajar tambahan yang dilakukan oleh peserta didik adalah belajar

yang secara bebas dilakukan peserta didik baik dari tujuan, arah dan

sumber-sumber yang dipilihnya.

Belajar tambahan merupakan cara belajar aktif dan partisipasif untuk

mengembangkan diri masing-masing. Belajar tambahan ini

membutuhkan motivasi, keuletan, keseriusan, kedisiplinan, tanggung

jawab, dan keingintahuan untuk berkembang dan maju dalam

pengetahuan. Pernyataan tersebut dapat dipahami dengan keinginan yang

kuat untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik harus

memperbanyak informasi yang menyangkut pembeajaran.54

Oleh sebab itu peserta didik yang aktif melakukan belajar

tambahan tentu akan meningkatkan prestasi belajar mereka. Belajar tatap

muka dikelas belumlah cukup untuk menciptakan peserta didik cerdas

dan terampil, karena ilmu pengetahuan akan bisa didapatkan melalui

sumber-sumber, tempat, sarana, peristiwa yang berbeda pula. Belajar

tambahan memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi,

afeksi, dan psikomotorik peserta didik, manfaat tersebut seperti di bawah

ini:

53

Muhibbin Syah, op. cit., hal. 65 54

Martinis Yamin, Op. Cit, hal. 206

Page 62: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

49

1) Memupuk tanggung jawab

2) Meningkatkan keterampilan

3) Memecahkan masalah

4) Berfikir kreatif

5) Berfikir kritis

6) Percaya diri yang kuat

7) Menjadi guru bagi dirinya sendiri.55

Manfaat lainnya, dengan belajar tambahan anak juga

berkesempatan mengulang kembali pelajaran sekolah untuk bisa lebih

dipahami lagi. Karena, materi pelajaran tentu akan lebih mudah diingat

bila dipelajari berulang-ulang. Anak juga bisa lebih fokus dan perhatian

mengikuti belajar tambahan karena jumlah peserta didik yang jauh lebih

sedikit dibanding jumlah murid di dalam kelas di sekolahnya.

Belajar tambahan adalah salah satu sumber belajar yang akan

membantu peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses

pembelajaran mengingat bahwa proses pembelajaran tidak hanya

dilakukan di sekolah saja. Belajar tambahan ini diharapkan dapat

membantu peserta didik dalam mendapatkan informasi-informasi belajar

yang membuat peserta didik semakin mandiri dalam belajar.

Kemandirian ini menekankan pada aktifitas peserta didik dalam belajar

yang penuh tanggung jawab atas keberhasilannya dalam belajar. Sebab

belajar tambahan merupakan sumber belajar yang sangat fleksibel dalam

melayani perbedaan individu dalam belajar.

Oleh karena itu belajar tambahan merupakan suatu hal yang

harus diupayakan sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta didik,

sehingga memberi pengaruh tersendiri terhadap prestasi belajar peserta

didik. Bila belajar tambahan benar – benar diikuti oleh peserta didik

dengan baik, maka peserta didik akan terbantu dalam proses

pembelajaran yang kemudian akan diikuti oleh peningkatan prestasi

55

Ibid. hal. 207

Page 63: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

50

belajar peserta didik. Melalui belajar tambahan, peserta didik dapat

berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam

proses belajar tambahan. Belajar tambahan merupakan bagian penting

yang harus diperhatikan juga oleh pihak guru maupun orang tua peserta

didik agar memberikan dorongan untuk melakukan kegiatan belajar

tambahan yang gunanya akan ikut menentukan keberhasilan proses

pendidikan pengajaran. Kegiatan belajar tambahan sebagai sumber

belajar dapat memberikan andil yang cukup besar terhadap prestasi

belajar peserta didik apabila pelaksanaannya dilaksanakan dengan baik.

Belajar tambahan merupakan suatu upaya yang dilakukuan oleh

peserta didik dalam rangka menambah, memperdalam dan

mengembangkan pengetahuannya. Belajar tambahan dimaksudkan untuk

membuat semakin berkembangannya potensi anak dalam belajar, antara

perkembangan dan belajar terdapat hubungan yang erat, sehingga hampir

semua proses perkembangan memerlukan belajar.56

Adanya belajar tambahan, peserta didik diharapkan dapat

memanfaatkan waktu senggangnya sepulang sekolah dengan sebaik –

baiknya, biasanya kegiatan belajar tambahan yang dilakukan oleh peserta

didik adalah pada waktu senggang sebagaimana yang dinyatakan oleh

Soelaiman Joesoef, bahwa belajar tambahan dikatakan sebagai

pendidikan populer yaitu, kegiatan yang ditujukan pada semua orang

agar dapat memanfaatkan waktu senggangnya dengan sebaik-baiknya

dengan memberikan aktifitas tertentu yang berguna baginya.57

56

Tohirin, Psikologi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Sarana Mandiri Offset.

(Pekanbaru:2003) hal. 38 57

Soelaiman Joesoef, op.cit., hal. 64

Page 64: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

51

C. Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang

relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. penelitian tersebut adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Adrianus Fajar D.P (2015) dalam skripsi

yang berjudul “Keefektifan Penambahan Jam Pelajaran Matematika

Terhadap peningkatan prestasi belajar matematika peserta didik kelas V SD

Negeri Tambakreja 10 Cilacap Selatan”58

Perbedaan dengan skripsi peneliti yaitu terletak pada mata pelajaran

nya dimana Adrianus Fajar meneliti tentang Mata pelajaran Matematika

sedangkan penelti sendiri mengenai mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam , kemudian perbedaan lain nya yaitu mengenai tingkatan kelas jika

penelitian yang dilakukan oleh Adrianus Fajar D.P ini pada peserta didik

kelas V SD Tambak reja, peneliti sendiri melakukan penelitian pada peserta

didik kelas XII SMA Negeri 5 Depok, lokasi penelitianpun berbeda di mana

Adrianus Fajar D.P melakukan penelitian di daerah Cilacap selatan

sedangkan peneliti melakukan penelitian di kota Depok

Kesimpulan dari penelitian Adrianus Fajar D.P ini bahwa dengan

diberikan nya jam tambahan prestasi belajar mata pelajaran matematika

peserta didik dapat meningkat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suhendar (2008) dalam jurnal yang berjudul:

“Pengaruh penambahan waktu belajar Agama Islam terhadap prestasi

belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas

VIII di sekolah Menegah pertama Negeri 3 Cikajang Garut”59

Perbedaan dengan skripsi peneliti yaitu terletak pada tingkatan kelas

jika penelitian yang dilakukan oleh Suhendar ini pada peserta didik kelas

VIII SMP Negeri 3 Cikajang Garut, peneliti sendiri melakukan penelitian

pada peserta didik kelas XII SMA Negeri 5 Depok, lokasi penelitianpun

58

skripsi Adrianus Fajar D.P, Keefektifan Penambahan Jam Pelajaran Matematika

Terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Tambakreja 10

Cilacap Selatan, (2015)

59

Jurnal Suhendar, Pengaruh penambahan waktu belajar Agama Islam terhadap

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII di sekolah

Menegah pertama Negeri 3 Cikajang Garut, (2008)

Page 65: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

52

berbeda di mana Suhendar melakukan penelitian di daerah Garut sedangkan

peneliti melakukan penelitian di kota Depok

Dari penelitian yang telah dilakukan Suhendar diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan koefisien

mencapai 30% dari penambahan waktu belajar Agama Islam.

3. Penilitian yang dilakukan oleh Alimin (2016) dalam Jurnal yang berjudul

”Efektifitas kebijakan jam wajib belajar malam hari terhadap anak se-

kabupaten Bintan” 60

Perbedaan dengan skripsi peneliti yaitu terletak pada tingkatan kelas

jika penelitian yang dilakukan oleh Alimin ini pada anak se-kabupaten

Bintan, peneliti sendiri melakukan penelitian pada peserta didik kelas XII

SMA Negeri 5 Depok, lokasi penelitianpun berbeda di mana Alimin

melakukan penelitian di daerah Bintan sedangkan peneliti melakukan

penelitian di kota Depok.

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa

penerapan jam wajib belajar malam masih belum terlaksana dengan efektif.

D. Kerangka Berpikir

Peserta didik-siswi Sekolah Menengah Atas masih banyak yang

menganggap bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah pelajaran yang

sulit dan tidak menyenangkan dikarenakan banyaknya hafalan berupa dalil-

dalil Al-Quran dan hadits belum lagi ditambah dengan rasa jenuh yang

dirasakan oleh peserta didik dikarenan guru terlalu mendominasi pembelajaran

dan kurangnya pemanfaatan media sebagai alat bantu mengajar. Padahal

Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang penting karena bukan

saja berupa hafalan tetapi praktik-praktik keagamaan untuk di amalkan dalam

kegiatan beribadah di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan

terganggunya proses belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

60 Jurnal Alimin, Efektifitas kebijakan jam wajib belajar malam hari terhadap anak se-

kabupaten Bintan, (2016)

Page 66: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

53

Untuk menanggulangi masalah ini salah satu cara yang dapat dilakukan

oleh pihak sekolah adalah dengan menerapkan program Jam tambahan yaitu

berupa penambahan jam pelajaran. diharapkan dengan adanya penambahan

jam pelajaran Pendidikan Agama Islam, kedisiplinan, serta hasil belajar

Pendidikan Agama Islam peserta didik akan meningkat bahkan membaik. Akan

tetapi apakah dengan adanya jam tambahan khususnya pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam ini akan secara efektif meningkatkan kedisiplinan

serta hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik atau melainkan hanya

membuat peserta didik semakin jenuh dengan pelajaran Pendidikan Agama

Islam sehingga penambahan jam pelajaran Pendidikan Agama Islam ini

menjadi tidak efektif dan hanya menambah beban belajar peserta didik. Oleh

karena itu untuk mengetahui keefektifan penerapan jam tambahan ini perlu

adanya penelitian yang membahas nya dengan cara menganalisa efektifitas

penerapan jam tambahan dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 5 Depok,

untuk mengetahui efektifitasnya, peneliti mencoba menganalisa proses

pembelajaran jam tambahan PAI yaitu pada kehadiran peserta didik, guru,

proses belajar serta hasil belajar peserta didik yang diperoleh peserta didik

setelah diadakannya jam tambahan agama ama Islam peserta didik kelas XII

SMA Negeri 5 Depok.

Page 67: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Depok yang

beralamatkan di Perumahan Bukit Rivaria Sektor IV Kec. Sawangan, Kota

Depok. Adapun waktu Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2018.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha

membuat deskripsi dari fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan

dan mengklasifikasikan atau karakteristik fenomena tersebut secara faktual

dan cermat, kemudian menuangkannya dalam bentuk kesimpulan. Oleh

karenanya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk memberikan

gambaran yang jelas dan akurat tentang material (fenomena) yang sedang

diselidiki. Dengan kata lain, digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang

apa, bagimana keadaan sesuatu (fenomena) dan melaporkannya.

Suharsimin Arikunto mengemukakan bahwa metode deskriptif merupakan

penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu

merumuskan hipotesis.61

Menurut Bagdon dan Tayor yang dikutip oleh S. Margono bahwa

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data yang

deskirptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang

dapat diamati.62

Penelitain kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir

sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak

diterapkan pada bergai masalah. Sedangkan penelitian ini lebih memfokuskan

pada studi kasus yang merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek

tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh.

61

Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta (Jakarta: 1992), cet: VIII, hal.

206 62

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, PT. Rineka Cipta (Jakarta:: 2007), hal.36

Page 68: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

55

Studi kasus adalah merupakan setrategi yang lebih cocok bila pokok

pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, peneliti haya

memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan

diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena di dalam

kontek kehidupan nyata.63

Menurut Vrendenburg studi kasus adalah suatu pendekatan yang bertujuan

untuk mempertahankan keutuhan dari obyek, artinya data yang dikumpulakn

dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang

terintegrasi, di mana tujuannya adalah memperkembangkan pengetahuan yang

mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus

disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi kepustakaan (library reseach, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

cara membaca, mempelajari, dan meneliti buku-buku, dan sumber lain

yang berkaitan dengan tema skripsi.

2. Studi lapangan (field reseach), yaitu penelitian ini dilakukan dengan

mengkaji data-data yang diperoleh dari SMA Negeri 5 Depok.

Dari segi penulisan, penulis berpedoman pada buku Panduan Penulisan

Skripsi yang diterbitkan oleh Tim Penyusun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2016.

63

Robert K. Yin, Studi kasus Desain & Metode, PT. Raja Grafindo Persada (Jakarta: 2004),

cet ke IV, hal.1

Page 69: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

56

C. Objek Penelitian

Menurut Bagdon dan Tayor yang dikutip oleh Margono bahwa

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data yang

deskirptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang

dapat diamati. Dengan demikian dalam penelitian ini yang menjadi objek

penelitian sekaligus menjadi informan adalah, kepala SMA Negeri 5 Depok,

wakil Kepala SMA Negeri 5 Depok bidang kurikulum, Guru Mata Pelajaran

PAI kelas XII di SMA Negeri 5 Depok, Siswa Kelas XII SMA Negeri 5

Depok.

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh keterangan yang lebih mendalam, konkret dan jelas

maka penulis menggunakan beberapa macam metode / teknik pemgumpulan

data sebagai berikut :

1. Metode interview (wawancara)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakuan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan yang di wawancarai yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.64

Dalam hal ini, peneliti akan mewawancarai guru mata mata

pelajaran PAI, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum,

beberapa siswa kelas XII di SMA Negeri 5 Depok, untuk mendapatkan

informasi secara umum sekolah, pelaksanaan Program jam tambahan

apakah sudah efektif atau belum penerapannya di SMA Negeri 5 Depok.

2. Metode observasi

Sutrisno Hadi mengemukakakan bahwa, observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan

64

Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya (Bandung: 2005,

hal. 135.

Page 70: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

57

ingatan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui observasi.

Fungsi dari metode ini adalah untuk memperoleh gambaran dan

pengetahuan serta pemahaman megenai diri murid, juga berfungsi untuk

menunjang dan melengkapi bahan–bahan yang diperoleh melalui interview.

Dalam hal ini, peneliti mengobservasi letak geografis, sarana prasarana, dan

dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi partisipan dimana

penulis berpartisipasi langsung dalam melakukan kegiatan yang

dilaksanakan oleh individu maupun kelompok yang diamati. Metode

observasi ini digunakan untuk mengetahui efetifitas penerapan jam

tambahan yaitu dengan mengamati proses belajar siswa pada kelas XII di

SMA Negeri 5 Depok Dengan observasi partisipasi ini pengamat dapat lebih

menghayati, merasakan dan mengalami sendiri seperti individu yang

diamati.

3. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa cacatan, transkip

nilai, kehadiran siswa kelas XII pada saat jam tambahan, buku bacaan yang

relevan, skripsi yang relevan dengan penelitian, jurnal yang relevan, surat

kabar, majalah, dan sebagainya. Metode ini peneliti gunakan untuk

memperoleh data dokumentatif, yang erat kaitannya dengan objek yang

diteliti. Dalam hal ini penulis menggali data tentang proses belajar siswa,

kedisiplinan siswa, kedisiplinan guru, serta hasil belajar sebelum dan setelah

diterapkannya jam tambahan, foto kegiatan jam tambahan, letak geografis

SMA Negeri 5 Depok, sejarah berdiri dan berkembangnya sekolah, struktur

organisasi, dan lain-lain yang dapat menyempurnakan data yang diperlukan.

Page 71: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

58

E. Teknik Pengumpulan Data

Jika dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

menggunakan Sumber Primer, dan sumber sekunder. sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.65

Untuk mendapatkan data-data yang valid maka diperlukan sumber data

penelitian yang valid pula. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan

kuesioner. jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan

orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek

alam yang lain.66

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, Observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis,

psikologis. dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pegamatan

dan ingatan”.67

Teknik pengumpulan data dengan Observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalau besar.

Observasi ini dilakukan di SMA Negeri 5 Depok dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan kerja dan hasil kerja

yang diperoleh untuk menilai tingkat akurasi data dan informasi yang

disampaikan oleh setiap unit kerja yang dianggap perlu dengan

pertimbangan:

65

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan

R&D, CV Alfabeta, (Bandung:2009) Cet. VII hal. 194 66

Ibid. hal. 203 67

Ibid. hal. 203

Page 72: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

59

a. Adanya data atau informasi yang dinilai kurang layak atau meragukan

sehingga perlu diobservasi ke lapangan (unit kerja yang bersangkutan),

dalam hal ini adalah SMA Negeri 5 Depok.

b. Adanya unit organisasi yang spesifik dan cenderung megarah kepada

bentuk organisasi fungsional sehingga perlu pendalaman lebih khusus

untuk perumusan dan pengkajian.

2. Wawancara, alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah

pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari

wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antar pencari

informasi (interviewer) dengan sumber informasi (interviewe). Pada metode

ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan tujuan mendapatkan data

yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Sesuai dengan jenisnya,

peneliti memakai jenis wawancara yaitu:

a. Wawancara berstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh, oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban

yang diberikan kepada interviewe telah ditetapkan terlebih dahulu.68

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, wakil

kepala sekolah bidang kurikulum, guru mata pelajaran PAI dan beberapa

siswa kelas XII SMA Negeri 5 Depok.

b. Wawancara tak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan

68

Ibid. hal. 195

Page 73: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

60

yang akan ditanyakan.69

Demikian halnya, wawancara ini juga dilakukan kepada kepala

sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru mata pelajaran

Pendidikan agama Islam dan beberapa siswa kelas XII SMA Negeri 5

Depok.

Wawancara yang diajukan kepada informasi semata-mata sebagai

bahan kajian mendasar untuk membuat kesimpulan. Bagaimanapun

pendapat banyak orang merupakan hal penting meskipun tidak dijamin

validitasnya. Semakin banyak informasi, maka diharapkan menghasilkan

data yang sudah tersaring dengan akurat.

3. Dokumentasi, merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik. dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih

sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.70

Dokumen yang telah diperoleh

kemudian dianalisi (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis)

membentuk hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh. Metode

dokumentasi ini dimaksudkan untuk mencari data-data tentang profil

lengkap SMA Negeri 5 Depok, baik itu tentang sejarah berdirinya SMA

Negeri 5 Depok maupun infrastruktur serta sumber daya manusia yang ada

di dalamnya.

F. Teknik Analisis Data

Analisa dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Analisa data dalam kualitatif harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang

menunjuk pada pernyatan keadaan, ukuran kualitas.

Selanjutnya proses analisa data dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

69

Ibid.hal. 197 70

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya

(Bandung:2012) cet. VIII hal. 222

Page 74: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

61

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan identifikasi satuan unit, pada mula di

dentifikasi. Pada mulanya adanya satuan yaitu bagian terkecil yang di

temukan dalam data yang memiliki makna bila di kaitkan dengan fokus dan

masalah penelitian.71

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan pola dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di reduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.72

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

mereduksi data yaitu merangkum data-data yang terkumpul dari lapangan

kemudian memilih hal-hal yang pokok sesuai dengan fokus peneltian.

Dalam kegiatan ini peneliti menajamkan analisis, menggolongkan

atau mengkatagorikan kedalam tiap permasalahan melalui uraian singkat,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data

sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat dilarikan ke verifikasi.

2. Penyajian Data atau Display Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data juga bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dan sejenisnya.

Dalam hal ini Mile Hubermen menyatakan yang paling sering di gunakan

untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif. Dalam praktiknya tidak semudah ilustrasi yang di berikan,

karena fenomena social bersifat kompleks dan dinamis, sehingga apa yang

di temukan pada saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung di

lapangan akan mengalami perkembangan data.

Yang paling penting digunakan untuk menyajikan data dalam

71

Lexy J Moelong, Op.Cit, hal. 288 72

Sugiyono, Op. Cit, hal. 338

Page 75: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

62

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam hal

penulis ingin menyajikan data hasil dari penelitian tentang efektifitas

penerapan jam tambahan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Negeri 5 Depok

3. Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisah data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang di kemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak di temukan bukti-bukti kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif merupakan pengetahuan baru yang belum pernah

ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih gelap atau belum jelas sehingga setelah di teliti menjadi

jelas, dapat berhubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin data menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,

karena seperti yang telah di kemukakan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Setelah penulis mereduksi dan mendisplay data , sehingga penulis

dapat menyimpulkan keefektifan dari kegiatan jam tambahan. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan pendekatan deskriptif. yaitu jenis prosedur penelitian yang ditujukan

untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung

pada saat ini atau saat yang lampau. penelitian ini tidak mengadakan

manipulasi atau pengubahan variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan

suatu kondisi apa adanya.73

dengan menggambarkan keadaan subyek

ataupun obyek penelitian baik itu berupa personal seseorang tertentu,

kolektif/lembaga, dan komunitas masyarakat pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya. dalam hal

73

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya

(Bandung:2012) cet. VIII hal. 54

Page 76: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

63

ini peneliti ingin mendeskripsikan Sejauh mana efektifitas penerapan jam

tambahan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XII SMA

Negeri Depok.

Page 77: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 5 Depok

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Depok merupakan salah satu

Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Depok, yang beralamat di Perumahan

Bukit Rivaria Sektor IV, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawab Barat. Seperti

SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 5

Depok ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari kelas X sampai kelas

XII. SMA Negeri 5 Depok adalah salah satu sekolah Adiwiyata di kota Depok dan

sedang melalui seleksi sekolah Adiwiyata tingkat nasional.

SMA Negeri 5 Depok dalam kurun waktu 14 tahun berdiri sudah

mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak tujuh kali. SMA Negeri 5 Depok

dipimpin oleh Dra. Erry Sriyanti pada periode pertama tahun 2002 sampai dengan

tahun 2005, periode tahun 2005 sampai dengan 2007 dipimpin oleh Drs. Jumait,

periode tahun 2007 sampai dengan 2009 dipimpin oleh Dra. Jasni Evawati, periode

tahun 2009 sampai dengan 2011 dipimpin oleh Dra. Desry Ningsih, periode tahun

2011 sampai dengan 2013 dipimpin oleh Drs. Dede Agus Suherman, periode tahun

2013 sampai dengan 2015 dipimpin oleh Sahadi, M.Pd, dan periode tahun 2015

sampai sekarang dipimpin oleh Achmad Zarkasih, S.Pd.74

2. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok

VISI dari SMA Negeri 5 Depok adalah “ Berprestasi, berbudaya,

berakhalak mulia serta peduli lingkungan “

Sedangkan MISI dari SMA Negeri 5 Depok adalah

a. Mengembangkan potensi warga sekolah secara optimal.

b. Meningkatkan profesionalisme personal dengan membudayakan etos kerja.

c. Menjadikan Sekolah Unggulan Kota Depok.

d. Menciptakan budaya kekeluargaan,religius Dan menyenangkan yang peduli

lingkungan.

e. Mengembangkan intelektual, kreatisvitas dan berwawasan kewirausahaan.

74

Data diperoleh dari bapak sukim S.E selaku Kabid.TU SMA Negeri 5 Depok yaitu pada tanggal 16 Oktober 2018

Page 78: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

65

f. Menjadikan sekolah “cyber school” Kota Depok.

Adapun nilai-nilai organisasi pada SMA N 5 Depok yang diuraikan dari visi

misi adalah :

a. Profesional

Menanamkan sikap profesional dan berkomitmen dalam setiap melaksanakan

kegiatan

b. Etos Kerja

Membudayakan etos kerja dan selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan

sesuatu

c. Religius

Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia terhadap semua warga

sekolah, mengedepankan 4 S, yaitu Senyum, Salam, Sopan dan Santun

d. Kreatif

Menumbuhkan kreativitas, dan selalu berinovasi dalam melaksanakan

kegiatan.75

3. Tujuan SMA Negeri 5 Depok

a. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi (terutama Perguruan Tinggi Negeri).

b. Meningkatkan pelayanan kependidikan kepada peserta didik, orang tua

dan guru.

c. Peserta didik harus mendapat pelayanan optimal terhadap hak peserta

didik itu sendiri mendapatkan pelayanan pendidikan, pembinaan,

pelatihan dan pengajaran pada jam-jam kerja guru, maupun di luar jam

kerja guru, serta mendapat pelayanan administrative yang baik dari

sekolah.

d. Orang tua harus mendapat pelayanan informasi kependidikan dan

hubungan timbal balik dalam rangka pembinaan, pendidikan, pengajaran

dan pelatihan peserta didik, serta informasi asset sekolah dalam upaya

pengembangan dan peningkatan mutu hasil pendidikan

75

Ibid.

Page 79: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

66

e. Guru dan pegawai harus mendapat pelayanan terhadap hak dan

kewajibannya sehingga dapat melaksanakan tugas secara optimal dengan

memperhatikan tingkat kesejahteraan secara immaterial, finansial,

penghargaan, penghormatan wajar sesuai dengan ketentuan dan

kemampuan sekolah.76

f. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan masyarakat sekitar

lingkungan sekolah, orang tua, pemerintah dan instansi terkait baik

pemerintah maupun swasta dalam upaya pemberdyaan pelayanan

kependidikan di SMAN 5 Depok

g. Peningkatan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar

h. Meningkatkan kemampuan professional guru dengan mengikutsertakan

guru dalam seminar, lokakarya, penataran, MGMP dan kegiatan lain

yang berkait dengan peningkatan professional guru.

i. Menumbuhkan etos kerja dan keunggulan kompetitif pada guru agar

secara aktif kreatif meningkatkan kemampuan akemedik, dan

metodologik.

j. Mengembangkan wawasan keunggulan sekolah berupa adanya program

unggulan baik bidang akademik, life skill, maupun non akademik.

k. Menumbuhkan kegiatan akademik berupa kebiasaan diskusi ilmiah di

kalangan guru dalam bentuk pertemuan-pertemuan informal.

l. Memberikan pelajaran khusus tambahan bagi kelas XII baik IPA maupun

IPS.

m. Menumbuhkan persaingan akademik bagi peserta didik agar dapat

memacu peningkatan kualitas hasil belajar.

n. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang

kualitas hasil pembelajaran peserta didik.

76

Ibid.

Page 80: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

67

o. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan

kemampuan non-akademik melalui kegiatan ekstrakurikuler dibawah

kelembagaan kepeserta didikan dan OSIS

p. Menumbuhkan budaya disiplin dan etos belajar yang kuat pada setiap

warga sekolah

q. Menumbuhkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan

lingkungan hidup

r. Menumbuhkan budaya toleransi, saling menghargai dan saling tolong

menolong sesama warga sekolah.77

B. Efektifitas Penerapan Jam Tambahan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam kelas XII SMA Negeri 5 Depok tahun ajaran 2017/2018.

1. Kedisiplinan Peserta didik

Jika dilihat dari kehadiran peserta didik dalam mengikuti program SMA

Negeri 5 Depok ini, para peserta didik cenderung kurang berpartisipasi dalam

mengikutinya, terdapat beberapa faktor yang menyebabakan peserta didik,

terlambat bahkan tidak mengikuti jam tambahan ini, yaitu:

a) Tidak adanya sistem Zonasi.

Sistem zonasi sendiri diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2018

Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru yang pada Pasal 16 dinyatakan

bahwa:

1) Sekolah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius

zona terdekat dari Sekolah paling sedikit sebesar 90% dari total jumlah

keseluruhan peserta didik yang diterima.

2) Domisili calon peserta didik berdasarkan alamat pada kartu keluarga.

3) Radius zona ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kondisi di

daerah tersebut berdasarkan: a) ketersediaan anak usia Sekolah di daerah

77

Ibid.

Page 81: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

68

tersebut dan b) jumlah ketersediaan daya tampung dalam rombongan belajar

pada masing-masing Sekolah.

4) Dalam menetapkan radius zona, pemerintah daerah melibatkan

musyawarah/kelompok kerja kepala Sekolah.

5) Bagi Sekolah yang berada di daerah perbatasan provinsi/kabupaten/kota,

ketentuan persentase dan radius zona terdekat dapat diterapkan melalui

kesepakatan secara tertulis antar pemerintah daerah yang saling berbatasan.

6) Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat menerima calon

peserta didik melalui: a) jalur prestasi yang berdomisili diluar radius zona

terdekat dari Sekolah paling banyak 5% (lima persen) dari total jumlah

keseluruhan peserta didik yang diterima; dan b) jalur bagi calon peserta didik

yang berdomisili diluar zona terdekat dari Sekolah dengan alasan khusus

meliputi perpindahan domisili orangtua/wali peserta didik atau terjadi

bencana alam/sosial, paling banyak 5% (lima persen) dari total jumlah

keseluruhan peserta didik yang diterima.

Keputusan pemerintah ini masih baru diberlakukan, SMA Negeri 5

Depok masih belum mengambil sikap akan diberlakukannya sistem Zonasi ini,

sehingga hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik

datang terlambat dan tidak mengikuti jam tambahan ini, akan tetapi untuk

beberapa tahun kedepan SMA Negeri 5 Depok bisa saja menerapkan sistem

Zonasi ini sebagai upaya mengatasi kedisiplinan peserta didik.

b) Depok merupakan salah satu wilayah yang kerap terjadi kemacetan

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan

terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan

melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota besar yang mana

kegiatan ekonomi yang sibuk tiap harinya mengakibatkan terjadinya kemacetan.

sehingga berdampak terganggunya waktu, salah satu kota yang seringkali

mengalami kemacetan adalah kota Depok.

Badan Pusat statistik (BPS) kota Depok mencatat panjang jalan di kota

Depok pada tahun 2014 mencapai 530,15 kilometer dengan rincian jalan negara

(Nasional) 36,25 kilometer, jalan provinsi 17,75 kilometer dan jalan kota

476,15 kilometer. Sementara kendaraan yang menyesaki kota Depok jumlahnya

mencapai 979.868 kendaraan. campur tangan pemerintah sangat diperlukan,

mengingat sesuai peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2008

Page 82: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

69

tentang penataan ruang kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,

Puncak, Cianjur, ditetapkan sebagai daerah-daerah Kawasan Strategis Nasional.

Sebagai Daerah penyangga Jakarta kendaraan yang lalu lalang di Depok

bukan hanya milik orang Depok saja. Akan tetapi juga mereka yang beraktivitas

didaerah Jabodetabek yang senantiasa melewati Jalur Kawadan Depok.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok dimana sudah

mulai menerapkan kebijakan penggunaan angkutan kota dengan daya tampung

sedikit, mulai dibuatnya Sistem Satu Arah (SAA), melakukan Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) 2012-2023 di beberapa rute massal angkutan umum.

Jika rencana Besar tersebut dapat direalisasikan, bukan tidak mungkin

kemacetan di Kota Depok bisa diatasi.

c) Akses kendaraan angkutan umum susah untuk memasuki kawasan sekolah.

Salah satu faktor yang menjadi kendala kehadiran peserta didik dalam

mengikuti jam tambahan adalah akses kendaraan angkutan umum yang susah

untuk memasuki kawasan sekolah. Jarak sekolah dari jalan raya sekitar 1,5 kilo

meter, mengakibatkan terganggunya kehadiran peserta didik yang tidak

memiliki kendaraan pribadi, jika para peserta didik yang tidak memiliki

kendaraan pribadi berjalan kaki, butuh sekitar 10-15 menit untuk sampai ke

gerbang pintu sekolah, lain halnya peserta didik yang memiliki kendaraan

pribadi khususnya motor dan diantar oleh orang tuanya bisa lebih

mengefektifkan waktu untuk pergi ke sekolah.

Jika di persentasekan Jumlah peserta didik yang memiliki motor

sebanyak 35% dan sisanya sebanyak 65% peserta didik tidak memiliki motor,

dari angka 65% peserta didik yang tidak memiliki motor sebanyak 35% peserta

didik memilih untuk menggunakan transportasi berupa ojek online, 10% peserta

didik diantar oleh orangtuanya dan sisanya mereka yang memilih untuk

menggunakan angkutan umum.

terlepas dari latar belakang peserta didik yang memiliki transportasi

pribadi atau tidak, kehadiran peserta didik pada jam tambahan tergantung

kepada keseriusan peserta didik dalam mengikuti program sekolah tersebut.

d) Pembelajaran yang dilaksanakan terlalu pagi.

Salah satu faktor lain yang mengakibatkan kurangnya kehadiran

peserta didik adalah pembelajaran terlalu pagi, Kegiatan belajar jam tambahan

yang dilaksanakan di SMA Negeri 5 Depok terhitung pada separuh akhir

Page 83: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

70

semester ganjil, dan separuh awal semester genap, dimana dalam satu minggu

belajar tambahan dilakukan tiga kali tatap muka dengan guru mata pelajaran

yaitu pada hari rabu, kamis dan jumat. Pada awal pelaksanaannya peserta didik

harus membiasakan diri untuk berangkat lebih awal pergi ke sekolah, pada

separuh awal semester ganjil biasanya peserta didik memasuki kelas pukul

07.00 setelah diterapkan jam tambahan otomatis pembiasaan kedisiplinan

kehadiranpun harus ditingkatkan oleh peserta didik dimana jam masuk belajar

menjadi lebih awal yaitu pukul. 06.00. Selain berangkat lebih awal kegiatan

sebelum berangkat sekolah pun harus mulai dirubah, seperti tidur tidak terlalu

malam, pembiasaan solat subuh tepat waktu, lebih baik lagi jika berjamaah,

orang tua harus menyediakan sarapan lebih awal, mandi harus lebih awal. dan

kegiatan pribadi lainnya yang harus di disiplinkan.

Jika para peserta didik tidak meningkatkan disiplin waktu dan

kegiatannya otomatis akan berdampak pada kehadirannya dalam mengikuti jam

tambahan tersebut. jika hal tersebut dilaksanakan dengan baik akan berdampak

baik pula pada kedisiplinan peserta didik.

e) Belum adanya kesadaran para peserta didik.

kehadiran peserta didik pada jam tambahan di SMA Negeri 5 Depok

masih tergolong rendah, dimana sekitar 30% Peserta didik yang mengikuti jam

tambahan, dan 70% peserta didik datang terlambat bahkan sengaja tidak

mengikutinya, pihak sekolah sudah berupaya melakukan teguran berupa sanksi

bagi setiap peserta didik yang tidak mengkuti jam tambahan ini, sanksi berupa

membersihkan halaman sekolah, kelas, ruang guru dan sebagainya. untuk

prosedur sanksi nya sendiri guru Mata pelajaran yang mengajar pada jam

tambahan terkadang berinisiatif untuk langsung menghukum para peserta

didiknya, terkadang langsung melaporkan ke wali kelas sebagai bahan evaluasi

ketika bertemu dengan orangtuanya ketika rapat wali kelas dan wali murid.

Akan tetapi dengan adanya teguran ataupun sanksi para peserta didik

masih belum bisa merubah kesadaran akan pentingnya mengikuti jam

tambahan, sebenarnya tujuan sekolah ingin membantu peserta didik dalam

mendalami materi yang akan diujikan, selain itu jika dicermati hal positif

lainnya dari jam tambahan ini adalah dapat meningkatkan kedisiplinan, serta

prestasi belajar peserta didik. oleh karena itu perlu adanya kerja sama antar

semua pihak baik itu dari pihak sekolah seperti kepala sekolah, wakil kepala

Page 84: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

71

sekolah bidang kurikulum, guru, wali kelas, orang tua dan juga peserta didik

agar pelaksanaan jam tambahan ini dapat terlaksana dengan baik dan

meningkatkan minat peserta didik dalam mengikutinya.

2. Kedisiplinan Guru

Peran guru sebagai Uswah Hasanah (Teladan yang baik) bagi para peserta

didiknya sangatlah berpengaruh terutama dalam masalah kedisiplinan, berhasil atau

tidaknya seorang guru dalam mengajar banyak tergantung pada bagaimana cara

guru dalam menciptakan disiplin terhadap peserta didiknya. menanamkan

kedisiplinan pada peserta didik merupakan tugas seorang guru, untuk menanamkan

kedisiplinan peserta didik haruslah dimulai dari diri guru terlebih dahulu, sehingga

barulah dapat mendisiplinkan peserta didik. Kedisiplinan guru adalah sikap penuh

kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan

tugasnya sebagai bentuk tanggungjawab terhadap peserta didik karena bagaimapun

seorang guru merupakan cerminan bagi peserta didik dalam sikap ataupun teladan.

Peneliti mengamati kedisiplinan guru SMA Negeri 5 Depok dalam mengajar

pada jam tambahan sudah baik, para guru memberikan contoh yang baik kepada

para peserta didik dimana selalu mengajar pada jam mata pelajarannya, jika dilihat

dari latarbelakang para guru, sekitar 80% para guru sudah menikah, dan 20%

belum menikah. kesibukan guru yang sudah menikah tentu jauh berbeda dengan

yang belum menikah dimana jika seorang guru yang menjadi Ibu Rumah Tangga

harus bekerja lebih awal mengurusi pekerjaan rumah tangganya, para guru sudah

bekerja secara profesional dilihat dari kehadirannya, dimana para guru selalu

datang sebelum jam tambahan di mulai, untuk guru PAI sendiri terdapat tiga Guru

yang mengajar pada Jam tambahan, dan semuanya selalu hadir sesuai jadwal yang

telah ditentukan dan tidak pernah terlambat.

3. Efektifitas Waktu Pembelajaran

Waktu pembelajaran pada jam tambahan ini terhitung pada pukul.06.00-

07.00, jika dihitung dari jumlah pertemuan guru dengan peserta didik persatu mata

pelajaran bisa sekitar 8x tatap muka dimana rinciannya untuk separuh akhir

semester ganjil dikhususkan bagi mata pelajaran yang akan diujian kan pada Ujian

Nasional, dan separuh awal semester genap adalah mata pelajaran selain yang di

ujian Nasionalkan, dalam satu minggu satu mata pelajaran satu kali tatap muka,

dalam satu bulan 4x tatap muka dan jika dua bulan berarti 8x tatap muka. itu

berarti dalam waktu 8x pertemuan para guru harus memaksimalkan materi yang

Page 85: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

72

nantinya menjadi bahan ujian sekolah berstabdar nasional.

Jika dilihat dari panduan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 103 Tahun 2014 dimana dalam satu jam pelajaran untuk tingkat SMA

alokasi waktunya adalah 45 menit yang terdiri dari pembukaan sampai pada

akhirnya penutup, sehingga para guru harus memaksimalkan dan memanfaatkan

waktu yang relatif sebentar agar pembelajaran efektif dan efisien. Adapun materi

yang dibahas pada jam tambahan ini mengenai pendalaman materi yang akan

diujiankan pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) para guru sudah

memaksimalkan alokasi waktu disediakan oleh pihak sekolah. Para guru sudah

memaksimalkan jam tambahan sebagai upaya peningkatan pemahaman serta

peningkatan prestasi belajar peserta didik.

4. Efektifitas Hasil belajar

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh deskripsi mengenai hasil

belajar peserta didik.

No Nama Peserta didik Ujian Pekan Tengah

Semester

Ujian Akhir sekolah

1 Aliandra Akram 80 88

2 Anis Adzkiya Rahmah 80 94

3 Ariq Nurul Hermawan 82 90

4 Aufaryafi Baskara Kadi 85 90

5 Azzahra Rahmah Putri 80 89

6 Bagas Wibisono 86 90

7 Chika Cattleya Ramadhani 80 87

8 Eliza Falahatul Islami 85 94

9 Fadhil Raditya 87 95

10 Farah Hanifah Rosadi 81 91

11 Fenni Amalia 86 92

12 Firli Subhi Ramadani 90 92

13 Betha Afifah Rachman 91 97

14 Daniel Dwi Eryanto Manurung 79 88

15 David Brian Viana Simatupang 75 86

16 Dwi Nila Yustika 88 88

17 Fadel Ahmad Baihaqi 89 89

18 Fariz Zulfahmi 89 89

19 Fildzah Kamila 85 92

20 Gani Faturahman 85 91

21 Gilang Dirgantara Putra 91 94

22 Giry Retno Indra Pangestu 72 82

23 Ilham Aqshal Ramadhan 90 96

24 Asri Adam 83 91

25 Ayunda Listyana Putri 85 87

Page 86: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

73

26 Azka Hafia 91 91

27 Calvin Hasudungan Sihombing 80 88

28 Devi Aryani Wahyudi 90 92

29 Fachry Banan 85 89

30 Khalid Sulaiman 76 82

31 Hanif Resti Rahayu 88 88

32 Hilma Fitri Solehah 91 94

33 Husna Mardhiyah 76 84

34 Ignasius Wisnu Anggara 70 77

35 Indah Mawarni Hadiyanti 85 94

36 Jane Viola Nisrina Qurratu 80 87

37 Karisma 90 91

38 Alysa Noor Maleeha 86 86

39 Ameera Saffa Ramadhina 87 87

40 Amelia Yosephine Sitepu 85 89

41 Anisah Nabilah 90 91

42 Averina Fidelia Aqiilah Dizaramadhani 85 87

43 Chandra Panji Prana 88 91

44 Cieka Fitri Ramadhani Oli'i 90 95

45 Dimas Jati Prayoga 85 89

46 Dinar Simanullang 90 91

47 Early Melian Setyadi 87 94

48 Eko Darma Manalu 80 94

49 Elbrisko 80 91

50 Farhan Ramadhiansyah 83 87

51 Garry Ramadhana Jativa 83 92

52 Mohamad Akbar Wisnu Nadyanto 83 86

53 Muhammad Bakhara Alief Rachman 89 91

54 Muhammad Farhan 83 85

55 Nabila Najma 87 92

56 Haninda Triamadani 83 86

57 Hilman Nasher 84 86

58 Jihan Zahirah 88 89

59 Kemalasari Astrid Widyadhari 88 89

60 Krisna Giritama 80 81

61 Lucky Novitasari 80 89

62 M. Fikrussyifa Kemal Fasya 80 88

63 Mas Achmad Yazid Husein 87 89

64 Muhamad Fairuz Rizky Saputra 80 84

65 Muhammad Hafizul Baihaqi 80 88

66 Nalia Atalla Ramadhieni 80 89

67 Naptania Ilmas 88 91

68 Nur Okta Imaniar 83 86

69 Pradipta Annisaa Widyatna 80 87

70 Sadam Al Qafi 80 89

71 Sarah Salsabila Ardita 84 87

72 Siti Nur Firli 88 94

73 Sri Candyo Putri Hakiki 87 89

Page 87: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

74

74 Suci Setiawati Anisa 83 86

75 Vriska Mahardianti 83 89

76 Widya Azilla 86 87

77 Amilia Nur Jannah 85 86

78 Angellita Larrya Putri Kadewa 85 87

79 Anik Indriyanti 80 85

80 Anjuita 75 80

81 Annisa Peby Amalya 80 87

82 Aqila Rana Syafiqah 90 92

83 Arif Hilmy Mohamad Basalim 78 87

84 Bagas Guseza Antito 72 82

Rata-rata 83,86 88,88

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa

Dari data tabel hasil belajar siswa menunjukan bahwa penerapan jam

tambahan sudah efektif pada mata pelajaran PAI dilihat dari hasil belajar Pekan

Tengah Semester peserta didik dengan rata-rata 82, dan nilai Ujian Akhir peserta

didik dengan rata-rata 88, hal ini menunjukan adanya peningkatan 6% hasil belajar

peserta didik setelah diterapkannya jam tambahan.

Page 88: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

74

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kedisiplinan Siswa Kelas XII SMA Negeri 5 Depok dalam mengikuti Jam

Tambahan PAI masih rendah, terdapat beberapa faktor yang

mengakibatkan siswa yang terlambat, tidak mengikuti jam tambahan ini,

yaitu:

a. Tidak adanya sistem Zonasi.

b. Depok merupakan salah satu wilayah rawan terjadi kemacetan

c. Akses kendaraan yang susah untuk memasuki kawasan sekolah.

d. Pembelajaran yang dilaksanakan terlalu pagi.

e. Belum adanya kesadaraan peserta didik.

2. Kedisiplinan guru mata pelajaran PAI dalam Mengajar pada Jam Tambahan

sudah baik, para guru bekerja secara profesional dilihat dari kehadirannya,

dimana para guru selalu datang sebelum jam tambahan di mulai, untuk guru

PAI sendiri terdapat tiga guru yang mengajar pada Jam tambahan di kelas

XII SMA Negeri 5 Depok, semuanya selalu hadir sesuai jadwal dan tidak

pernah terlambat.

3. Efektifitas Waktu Pembelajaran PAI pada Jam Tambahan di SMA Negeri 5

Depok sudah dimaksimalkan oleh para guru meskipun hanya satu jam

pelajaran saja.

4. Hasil belajar PAI pada jam tambahan Siswa kelas XII SMA Negeri 5

Depok sudah efektif, dilihat dari Hasil Belajar Pekan Tengah Semester

siswa dengan rata-rata 82, dan nilai Ujian Akhir siswa dengan rata-rata 88,

hal ini menunjukan adanya peningkatan 6% hasil belajar siswa setelah

diterapkannya jam tambahan.

B. Implikasi

Penerapan jam tambahan di SMA Negeri 5 Depok telah berjalan

dengan baik, meskipun fakta dilapangan menunjukan bahwa masih kurangnya

antusias siswa dalam mengikutinya, terdapat beberapa faktor yang

Page 89: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

75

menghambat siswa datang tepat waktu kesekolah, seperti jarak sekolah dari

rumah siswa yang relatif jauh, letak sekolah tidak terjangkau transportasi

angkutan umum, waktu pelaksanaan jam tambahan yang terlalu pagi yaitu dari

jam 06.00 pagi mengakibatkan siswa harus berangkat lebih awal dari hari

biasanya.

kedisiplinan guru sudah baik, Jika dilihat dari Kehadiran dalam Mengajar

pada jam tambahan khusunya pada mata pelajaran PAI, guru sudah mengajar

dengan Profesional, selalu hadir pada jam tambahan, selain kehadrian, guru

juga sudah berusaha dengan maksimal dalam mengajar untuk mempersiapkan

para siswanya mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Program sekolah ini sudah berjalan dengan baik, alangkah lebih baik lagi

jika absensi atau kehadiran siswa lebih di perhatikan

2. Memberikan punsihment (hukuman) bagi siswa yang terlambat datang atau

bahkan sengaja tidak mengikuti kegiatan ini.

3. Adanya koordinasi yang baik antara pihak sekolah dengan orangtua siswa

4. Adanya koordinasi yang baik antara kepala sekolah, wali kelas dan guru

mata pelajaran.

5. Wali kelas dapat membimbing, merangkul peserta didik yang sekiranya

jarang mengikuti jam tambahan.

6. Agar proses pembelajaran pada jam nol ini tidak membosankan alangkah

lebih baik jika guru menerapkan metode pembelajaran yang tidak monoton.

7. Alangkah lebih baik jika siswa meningkatkan kedisiplinan dalam mengikuti

jam nol ini

8. selain sebagai melatih kedisiplinan, datang tepat waktu ke kelas adalah

bentuk Ta‟dzim selaku pencari ilmu, agar kelak ilmu yang di dapatkan

menjadi keberkahan bagi para siswa itu sendiri.

Page 90: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

ix

DAFTAR PUSTAKA

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Rajawali Pers,

2013.

Alim Muhammad, Pendidikan Agama Islam Upaya pembentukan pemikiran dan

kepribadian Muslim, Bandung:PT Remaja Rosda Karya, Cet.2, 2011.

Al-Quranul Karim Terjemah Perkata dua Warna AL-HIJR, 2014

Anas Sudjiono, Pengantar Statisktik Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, cet.24,

2012.

Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pedidikan, Jakarta: Bina Aksara 1975.

Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara

Ed.Revisi, Cet.9, 2009.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta, 1999.

Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Remaja Rosda

Karya, 2006.

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung:Remaja Rosda Karya, 2005.

Joesoef Soelaiman, Konsep dasar pendidikan luar Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara

Jakarta, Cet ke 4, 2008.

Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan

Dialektik, Yogyakarata:Pustaka Pelajar, cet. ke1, 2015

Margono, Metodologi penelitian pendidikan Komponen KMDK, Jakarta:Rineka

Cipta, 2007.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, Bandung:Remaja Rosda Karya, cet.3, 2004.

Prayetno, Dkk, Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:Rineka

Cipta,1999.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014.

Santrok W. Jhon, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Salemba Humanika,2009.

Sjafei Mohammad, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta:Centre For Strategic And

International Studies, cet.2, 1979.

Page 91: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

x

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:Rineka Cipta,

2010.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:Rineka

Cipta, cet. 4, 2003.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatitf, Kualitatif, dan

R&D, Bandung:CV Alfabeta, cet. VII, 2009.

Suharsaputra Uhar, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan,

Bandung:PT. Refika Aditama cet. II, 2014.

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:Bumi

Aksara, cet.1, 2003.

Sukmadinata Syaodih Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, cet. VIII, 2012.

Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta:Raja Grafindo persada, 2003.

Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Balajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2011.

Tohirin, Psikologi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Pekanbaru:Sarana

Mandiri Offset, 2003.

Jurnal dan Skripsi:

Skripsi Ahmad Irfan Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil

Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas Viii Di Smp Yanuri Tegal Alur

Kalideres Jakarta Barat, (2015)

Skripsi Sumarni, Efektifitas Penggunaan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar

Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pai Di Kelas Ii Sd Inpres Bontomanai

No. 37 Kota Makassar, 2017

Jurnal Suhendar, Pengaruh penambahan waktu belajar Agama Islam terhadap

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas

VIII di sekolah Menegah pertama Negeri 3 Cikajang Garut, (2008)

Jurnal Alimin, Efektifitas kebijakan jam wajib belajar malam hari terhadap anak

se-kabupaten Bintan, (2016)

Page 92: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

HASIL WAWANCARA GURU

Hari/Tanggal : Rabu, 24 Oktober 2018

Nama Responden : H. Ahmad Syamsuri, S.Pd

Jabatan : Guru Mata Pelajaran PAI kelas XII

1. Sudah berapa lama Bapak Mengajar di SMA Negeri 5 Depok?

Jawab: Baru dari 2014, karena kan sebelumnya saya kepala sekolah di SMK

Perintis BPK sejak 2004 di angkat menjadi Kepala sekolah di sekolah tersebut

sampai 2016.

2. Selain mengajar di Sekolah ini mengajar dimana lagi pak?

Jawab: Dulu menjadi kepala sekolah, sempat menjadi Dosen dan sekarang full

sekarang mengajar di SMA Negeri 5 Depok.

3. Bagaimana Tanggapan Bapak terkait diterapkannya Jam Nol?

Jawab: Sangat Bagus dikarenakan dapat membantu guru untuk memberikan

mata pelajaran tambahan sekaligus pelajaran mendalam bagi para siswa.

4. Kapan pelaksanaan Jam Nol ?

Jawab: sebetulnya, pada mulanya Jam Nol ini khusus mata pelajaran yang di

UN kan saja, karena sekarang semua masuk dalam USBN, di luar UN maka

sejak dua tahun terakhir, ini adalah tahun ketiga.

5. Kapan pelaksanaan Jam Nol Bagi Mata Pelajaran PAI?

Jawab: Telah dijadwalkan oleh kurikulum, biasanya Mata Pelajaran Selain

yang di Ujian Nasionalkan, dilaksanakan Pada Separuh awal Semester Genap,

dikarenakan PAI diujikan pada USBN.

6. Bagaimana Kehadiran siswa pada Jam nol?

Jawab: Jam nol itukan artinya jam 06:00 ya, banyak siswa yang alamat

Page 93: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

rumahnya jauh, kedua kan Depok nomor tiga termacet, otomatis kan perjalanan

nya tidak semulus itu, ketiga Faktor minat anak artinya malas dan rajinnya, tiga

poin itulah yang menjadi kendala.

7. Apa hukuman bagi siswa yang tidak mengikuti Jam Nol?

Jawab: sanksi jelas ada, setiap kehadiran siswa ada rekapannya, kemudian

dilaporkan wali kelas kemudian melakukan koordinasi dengan orang tua

melaporkan bahwa anak ibu atau anak bapak ini tidak hadir pada jam nol

sekian, ada juga yang hadir tapi terlambat harusnya jam 06.00 harus masuk

mereka jam 06.30 baru datang, tapi mereka tetap dikasih kesempatan untuk

ikut, sedikit apapun keikut sertaan mereka akan dimasukan, karena kan yang

disebut jam nol ini adalah jam tambahan jadi kan sifatnya kalo kita keras

dasarnya gak ada, itu adalah bagian dari program sekolah saja, yang tujuan nya

untuk meningkatkan dan mendongkrak nilai

8. Bagaimana Tanggapan orang tua siswa dengan di terapkan nya jam nol?

Jawab: Orang tua tentu sangat mendukung akan program jam nol ini, akan

tetapi kembali pada minat siswa.

9. Apakah penerapan Jam Nol ini sudah Efektif untuk meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Khususnya pada mata Pelajaran PAI?

Jawab: Ya kalo berbicara tanpa pakai data jelas yang namanya pembelajaran

nilai efektif nya pasti masih ada, intensitas, besar kecilnya itu yang harus pakai

data, sejauhmana, berapa peningkatan, nah itu yang harus pakai data, kalo

pakai mulut mah namanya orang mencari ilmu ya pastilah mempunyai nilai

efektifitas tapi kan kalo secara ilmiahnya kan harus menggunakan data karena

itu data juga bisa menunjukan itu.

10. Bagaimana Melihat siswa ini meningkat atau tidak hasil belajarnya pada

mata pelajaran PAI?

Page 94: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jawab: itu diliatnya dari PTS (Penilaian Tengah Semester), kemudian di terapkan

jam Nol setelah PTS maka melihat hasilnya itu di UAS (Ujian Akhir Semester)

mengukur Nilai Efektifitas dari Jam Nol itu. bandingan nya PTS dengan UAS

artinya jika siswa memiliki Nilai PTS berapa dengan UAS dengan nilai berapa

untuk mengukur Efektifitas dari Jam Nol

Jakarta, 24 Oktober 2018

Interviewer

Asep Ahmad Faris

Page 95: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Kamis, 08 Februari 2018

Nama Responden : Siti Sayidah Makrifah, S. Pd

Jabatan : Wakil kepala Sekolah bidang kurikulum SMA Negeri 5

Depok

1. Apa yang disebut dengan Jam Nol?

Jawab: Jam nol merupakan jam tambahan mata pelajaran yang akan di ujikan

pada ujian nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).

Istilah jam nol diambil dari jam tambahan yang dilaksanakan sebelum jam

Pertama kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

2. Kapan pelaksanaan Jam Nol?

Jawab: Adapun waktu pelaksanaannya yaitu 3 hari dalam satu minggu yaitu

pada hari selasa, kamis dan jumat, pada Paruh akhir semester ganjil dan paruh

awal Semester genap, sedangkan waktu pembelajarannya yaitu dari jam 06.00-

07.00 pagi.

3. Apa saja Mata Pelajaran yang diadakan pada Jam Nol?

Jawab: Mata pelajaran yang akan di ujikan pada Ujian Nasional (UN) seperti

Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Mata pelajaran Jurusan IPA

(Fisika, Biologi, Kimia) IPS (Ekonomi, Geografi, Sosiologi) dan Ujian Sekolah

Berstandar Nasional (USBN) semua Mata pelajaran Selain yang di ujikan di

Ujian Nasional.

4. Sejak kapan diterapkan nya Jam Nol?

Jawab: Jam Nol merupakan salah satu program SMA Negeri 5 Depok sejak

tahun 2005, sebagai upaya peningkatan kedisiplinan serta upaya peningkatan

hasil belajar siswa. pelaksanaannya dikhususkan bagi semua siswa kelas XII

yang akan melakukan ujian nasional (UN) dan ujian sekolah berstandar

nasional (USBN),

Page 96: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

5. Bagaimana Tanggapan para Orang tua terkait diterapkannya Jam Nol?

Jawab: Adanya program sekolah ini tentu saja tanggapan orang tua sangat

antusias dikarenakan demi kebaikan prestasi belajar anak akan terbiasa pula

disiplin anak datang ke sekolah.

6. Bagaimana Tanggapan Guru siswa dengan di terapkan nya jam nol?

Jawab: Para Guru juga sangat antusias dan profesional dalam mengajar,

hampir semua guru yang mengajar mata pelajar pada jam nol semuanya datang

tepat waktu ke sekolah, walaupun sebenarnya mereka memiliki kesibukan lain

seperti mengurus rumah tangganya

7. Bagaimana Kehadiran siswa selama dilaksanakan nya Jam Nol?

Jawab: kehadiran siswa pada program jam nol ini dinilai masih kurang

antusias, mungkin karena jarak rumahnya ke sekolah yang jauh, kendala

transfortasi dan kesadaran pada diri siswa itu sendiri mengenai pentingnya

mengikuti jam nol ini

8. Apakah dengan diterapkannya Jam Nol ini secara tidak langsung membuat

disiplin siswa?

Jawab: Seharusnya iya, dikarenakan siswa diharuskan pagi-pagi datang ke

sekolah, akan tetapi kembali ke masing-masing siswa itu sendiri mengenai

seberapa pentingnya jam nol ini bagi mereka

9. Apakah ada Punishment bagi siswa yang tidak mengikuti Jam Nol?

Jawab: tentunya ada, hukumannya dikembalikan lagi kepada setiap guru mata

pelajarannya, bisa jadi siswa tersebut tidak di izinkan masuk pada jam pertama,

bersih-bersih lingkungan sekolah, lari ataupun diberikan tugas.

10. Apakah penerapan Jam Nol ini sudah Efektif untuk meningkatkan Hasil

Belajar Siswa?

Page 97: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jawab: jika dilihat dari persentase kehadiran tentu masih banyak hal yang

harus dipertimbangkan mengenai keefektifan jam nol ini, akan tetapi jika

melihat dari hasil belajar sudah efektif, terbukti lulusan sekolah kami diterima

diberbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia, dan budaya yang baik kenapa

tidak dilanjutkan jika memiliki hasil yang baik.

Jakarta, 08 Februari 2018

Interviewer

Asep Ahmad Faris

Page 98: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 99: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 100: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 101: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 102: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Page 103: EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43632/2/ASEP AHMAD... · EFEKTIFITAS PENERAPAN JAM TAMBAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN