efek zat antibakteri daun torbangun (coleus lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat...

36
EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus amboinicus Lour) TERHADAP BAKTERI YANG BERASAL DARI MAKANAN BASI LUSIA PRIMADONA JUITA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: hoangnga

Post on 03-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleusamboinicus Lour) TERHADAP BAKTERI YANG BERASAL

DARI MAKANAN BASI

LUSIA PRIMADONA JUITA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2014

Page 2: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DANSUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Efek Zat AntibakteriDaun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) terhadap Bakteri yang Berasal dariMakanan Basi” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbingdan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupuntidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkandalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepadaInstitut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Lusia Primadona JuitaNIM I14100128

Page 3: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

ABSTRAK

LUSIA PRIMADONA JUITA. Efek Zat Antibakteri Daun Torbangun (Coleusamboinicus Lour) terhadap Bakteri yang Berasal dari Makanan Basi. Dibawahbimbingan M. RIZAL M. DAMANIK dan USAMAH AFIFF.

Penggunaan komponen tumbuhan sebagai tujuan farmaseutikal meningkatdalam beberapa studi terakhir. Produk-produk tumbuhan mempunyai sifat antibakterikarena adanya komponen aktif yang dapat disintesis didalamnya. Daun Torbangundiyakini memiliki khasiat sebagai penawar racun (antibakteri) dan obat untukmenyembuhkan penyakit seperti sariawan dan batuk. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui efek zat antibakteri daun Torbangun terhadap bakteri yang berasal darimakanan basi serta mengetahui efek dari zat antibakteri daun Torbangun sebagaibahan obat herbal. Penelitian memiliki beberapa tahapan yaitu Pemilihan sampel pada30 orang mahasiswa IPB, Isolasi dan identifikasi bakteri, Uji Perlakuan daunTorbangun, dan Uji aktivitas antibakteri. Terdapat perbedaan nyata (p<0.05) aktivitaszat antibakteri perlakuan ekstrak terhadap perlakuan lainnya (daun yang dikeringkan,direbus, dan ditumbuk). Setelah dilakukan uji regresi linear, tidak terdapat perbedaannyata antara jenis perlakuan terhadap luas hambatan diameter zona hambat terhadapbakteri gram positif maupun gram negatif (p>0.05).

Kata kunci : aktivitas antibakteri, bakteri, daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour),perlakuan

ABSTRACT

LUSIA PRIMADONA JUITA. Effects of Torbangun (Coleus amboinicusLour) Leaves’s Antibacterial Traits against Bacteria from Perishable Food.Supervised by M. RIZAL M. DAMANIK and USAMAH AFIFF.

The use of plants component for pharmaceutical purposes has been graduallyincreasing. Plant products have been used as antibacterial traits, which are becauseof active component synthesized in plants. Torbangun leaves have been known tohave efficacy as an antidote (antibacterial) and drugs to cure diseases such as scurvyand cough. This study aimed to determine the effect of Torbangun leaves’santibacterial traits against bacteria from perishable food and to determine the effectof Torbangun leaves’s antibacterial traits as herbal medicinal ingredients. This studyhas several stages, Sample selection to 30 Bogor Agricultural University students,Isolation and identification of bacteria, Treatment Torbangun leaves Test, andAntibacterial activity test. There is significant difference (P<0.05) of extractedtreatment in antibacterial activity to other treatments (dried leaves, decocted leaves,and pounded leaves). After linear regression tested, there is no significant difference(P >0.05) of treatment types to broad barrier inhibitory zone diameter againstpositive bacteria or negative bacteria (P >0.05).

Key words: antibacterial activity, bacteria, Torbangun leaves (Coleus amboinicusLour), treatment

Page 4: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleusamboinicus Lour) TERHADAP BAKTERI YANG BERASAL

DARI MAKANAN BASI

LUSIA PRIMADONA JUITA

Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizidari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR201

Page 5: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

Judul Skripsi : Efek Zat Antibakteri Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour)terhadap Bakteri yang Berasal dari Makanan Basi

Nama : Lusia Primadona JuitaNIM : I14100128

Disetujui oleh

Prof. drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD drh. Usamah Afiff, MScPembimbing 1 Pembimbing 2

Diketahui oleh

Rimbawan, PhDKetua Departemen

Tanggal lulus :

Page 6: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atassegala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dengan baik.Judul penelitian yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulanFebruari 2014 ini ialah “Efek Zat Antibakteri Daun Torbangun (ColeusAmboinicus Lour) terhadap Bakteri yang Berasal dari Makanan Basi” yangmerupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Gizi di Fakultas EkologiManusia (FEMA).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof.drh.M. Rizal MartuaDamanik, MRepSc, PhD dan drh. Usamah Afiff, MSc selaku pembimbing skripsi,Bapak Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD selaku penguji yang senantiasameluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, dan motivasikepada penulis. Di samping itu, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepadaIbu Esi dan Pak Ismet dari staf Laboratorium Mikologi FKH dan Bapak Mashudidari staf Laboratorium Gizi Masyarakat FEMA yang telah banyak membantuselama penelitian ini dilakukan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepadakedua orangtua, seluruh keluarga, big sis Siti Komariah, Warrior GM 47, danteman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas segala bantuan,dukungan, doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

Lusia Primadona Juita

Page 7: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ viii

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

Latar Belakang............................................................................................1

Tujuan Penelitian........................................................................................2

Manfaat Penelitian......................................................................................3

METODE PENELITIAN.........................................................................................3

Waktu dan Tempat......................................................................................3

Alat .............................................................................................................3

Bahan..........................................................................................................4

Alat .............................................................................................................4

Prosedur ......................................................................................................4

Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................6

Data Konsumsi Responden.........................................................................6

Isolasi dan Identifikasi Bakteri .................................................................10

Perlakuan Daun Torbangun ......................................................................12

Uji Aktivitas Antibakteri ..........................................................................13

SIMPULAN DAN SARAN...................................................................................16

Simpulan...................................................................................................16

Saran .........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17

LAMPIRAN...........................................................................................................21

RIWAYAT HIDUP ...............................................................................................28

Page 8: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jenis bakteri yang ditemukan dalam sampel makanan terpilih 10Tabel 2 Nilai rata-rata diameter zona hambat berbagai perlakuan 14Tabel 3 Rata-rata diameter zona hambat tiap perlakuan 15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan prosedur penelitian secara keseluruhan .....................................5Gambar 2 Jenis dan jumlah konsumsi lauk nabati responden ............................... 7Gambar 3 Jenis dan jumlah konsumsi lauk hewani responden.............................. 8Gambar 4 Jenis dan jumlah konsumsi sayuran responden.....................................9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ...........................................................................................................21Lampiran 2 ...........................................................................................................23Lampiran 3 ...........................................................................................................25Lampiran 4 ...........................................................................................................26Lampiran 5 ...........................................................................................................27

Page 9: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keamanan pangan menurut UU Nomor 18 Tahun 2012 adalah kondisi danupaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaranbiologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, danmembahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama,keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Suatupangan menjadi tidak aman ketika terjadi pencemaran pada pangan tersebut(Sulaeman 2006).

Pangan yang tercemar secara biologis khususnya oleh pertumbuhan mikrobadapat dipengaruhi oleh cara pengolahan, penjualan, penyajian yang belummemenuhi persyaratan sanitasi dan kesehatan serta teknologi pengolahan yangmasih sederhana (Handayani & Werdiningsih 2010). Menurut Puckett (2004),pertumbuhan bakteri di dalam makanan terutama terdapat pada makanan yangkaya protein (seperti daging, susu, telur), buah melon potong, bawang putih danminyak campuran, sayuran kaleng, buah dan sayur yang tidak dicuci, sertamakanan dengan kadar air tinggi. Terkontaminasinya pangan yang berasal dariperternakan (Suwito 2010) maupun perkebunan oleh bakteri dapat menyebabkankasus keracunan makanan seperti mual, muntah, diare, dan lainnya.

Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan seperti keracunan makanan ataufoodborne disease (penyakit bawaan makanan), terutama yang disebabkan olehbakteri patogen masih menjadi masalah yang serius di berbagai negara termasukIndonesia. (Sentra Informasi Keracunan Nasional BPOM 2010). Selain itu, masihkurangnya kepedulian dan kesadaran konsumen mengenai pangan yangdikonsumsi sudah menjadi basi atau belum. Menurut Mukono (2004) makananbasi ditandai dengan perubahan rasa, bau, berlendir, berubah warna, berjamur,berubah aroma atau adanya pengolahan lainnya.

Berbagai penelitian mengenai herbal di dunia mencoba untuk mengertibahan, keselamatan, dan efisiensi sumber daya alam sebagai obat tradisional.Menurut WHO (2005), tanaman herbal dapat menjadi sumber untuk mendapatkanterapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen fenolik dalam tanamanpenting untuk kesehatan manusia (Gordana et al. 2007). Penggunaan komponentumbuhan sebagai tujuan farmaseutikal meningkat dalam beberapa studi terakhir.Produk-produk tumbuhan mempunyai sifat antibakteri karena adanya komponenaktif yang dapat disintesis didalamnya (Gislene et al. 2000).

Daun Torbangun memiliki peran dalam pengobatan herbal yakni diyakinimasyarakat Sumatera Utara memiliki khasiat sebagai penawar racun(antimikroba/antibakteri) dan obat untuk menyembuhkan penyakit sepertisariawan, demam, sakit kepala, batuk (Damanik et al. 2001; Rout & Panda 2010),memperbaiki tekanan darah (Andriani et al. 2012), dan menstimulasi kinerja hati(Lukhoba et al. 2006). Jenis-jenis Coleus digunakan sebagai obat tradisional Asiauntuk mengobati berbagai penyakit dikarenakan tinggi akan konsentrasikomponen fenolik (Kumar et al. 2008).

Daun Torbangun juga dipercaya dapat meningkatkan produksi air susu ibukarena mengandung lactogogum (Damanik et al. 2004; Damanik et al. 2005a;

Page 10: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

2

Damanik et al. 2006; Damanik et al. 2007; Damanik et al. 2009a) yang telahdibuktikan baik pada manusia maupun hewan (Siagian et al. 2009). Penggunaandaun Torbangun selain mengandung lactogogum juga mengandung zat antibakteri(Manjamalai et al. 2011; Hazimah et al. 2013; Khattak et al. (2013a). DaunTorbangun dapat dikonsumsi dalam bentuk sayur sop (Damanik et al. 2005b;Damanik et al. 2009b), sayur sop kalengan (Warsiki et al. 2009), dan suplemenPMS (Devi et al. 2010; Pramadya et al. 2010).

Senyawa antimikroba merupakan senyawa alami maupun kimia sintetikyang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Madiganet al. 2009). Antimikroba meliputi antibakteri, antiprotozoa, antifungi, danantivirus. Antibakteri termasuk dalam antimikroba yang digunakan untukmenghambat pertumbuhan bakteri (Dikbas et al. 2009). Kriteria umum yangdigunakan sebagai antibakteri antara lain tidak bersifat racun bagi bahan pangan,ekonomis, tidak menyebabkan perubahan aroma, cita rasa dan tekstur makanan,tidak menyebabkan timbulnya galur resisten, dan sebaliknya mempunyaikemampuan membunuh dibanding menghambat pertumbuhan bakteri (Frazier &Westhoff 1978).

Penggunaan dedaunan sebagai obat herbal di Indonesia berdasarkankebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi bahan herbal dengan caramelarutkannya dengan air. Metode ini murah dan praktis sehingga dapatdilakukan oleh masyarakat umum (Siregar 2012). Sehingga membuat penelitimerasa perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai zat antibakteri dalam DaunTorbangun (Coleus amboinicus Lour) dengan perlakuan ekstraksi dan simplisiaagar dapat memberi manfaat bagi kesehatan manusia. Pemilihan sampel olehpeneliti antara lain makanan yang ada di rumah makan sekitar kampus IPBDarmaga kemudian dibasikan untuk mengetahui jenis bakteri yang dapatberpotensi mengganggu keamanan pangan tersebut dan pengujian zat aktivitasantibakteri daun Torbangun terhadap bakteri yang ditemukan.

Tujuan Penelitian

Tujuan UmumSecara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek zat

antibakteri daun Torbangun terhadap bakteri yang berasal dari makanan basi sertamengetahui efek dari zat antibakteri daun Torbangun sebagai bahan obat herbal.

Tujuan KhususTujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengetahui jenis makanan yang biasa dikonsumsi mahasiswa yang ada disekitar kampus IPB Darmaga terutama jenis lauk hewani, lauk nabati, dansayuran.

2. Mengetahui keberadaan bakteri pada makanan terpilih (lauk hewani, lauknabati, dan sayuran) yang telah dibasikan yang berasal dari sekitar kampusIPB Darmaga.

3. Menguji ekstrak daun Torbangun sebagai antibakteri secara in vitro.4. Mengetahui karakteristik daun Torbangun dan efek zat antibakterinya

terhadap bakteri,

Page 11: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

3

5. Mengetahui aktivitas antibakteri daun Torbangun dengan berbagaiperlakuan sebagai bahan obat herbal yaitu daun Torbangun yang direbus,daun Torbangun yang dikeringkan, dan daun Torbangun yang ditumbuk.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaranbagi masyarakat bahwa secara umum daun Torbangun memiliki zat antibakteriyang dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara alami sehingga dapatdijadikan sebagai bahan pengawet alami. Selain itu juga memberikan informasimengenai efek zat antibakteri yang ada dalam daun Torbangun terhadap bakteripada makanan basi jenis lauk hewani, lauk nabati, dan sayuran terpilih dariwarung makan sekitar kampus IPB Darmaga.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2014 sampai bulan Juni2014. Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu :

1. Pemilihan sampel yang yang akan diteliti melalui kuesioner yangdisebarkan pada 30 orang mahasiswa IPB.

2. Isolasi dan identifikasi bakteri yang dilakukan di Laboratorium RisetBagian Mikrobiologi Medik Departemen IPHK Fakultas KedokteranHewan Institut Pertanian Bogor.

3. Pengambilan daun Torbangun di kebun Torbangun dari peneliti Damanikdi daerah Cijeruk yang telah disertifikasi oleh Herbarium LIPI Bogorkemudian Uji Ekstraksi daun Torbangun yang dilakukan di LaboratoriumPenelitian Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia.

4. Uji aktivitas antibakteri yang dilakukan di Laboratorium Riset BagianMikrobiologi Medik Departemen IPHK Fakultas Kedokteran HewanInstitut Pertanian Bogor.

Alat

Alat yang digunakan dalam tahap identifikasi dan isolasi bakteri antaralain kuesioner, timbangan, mortar, wadah plastik, pipet volumetrik, inkubator,spiritus, korek api, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, jarum needle,jarum ose, dan spidol. Alat yang digunakan dalam tahap ekstraksi antara lainspatula, corong, magnet stirer, freeze dryer, labu erlenmeyer 1L, rotavapor, kertassaring Whatman 42, wadah plastik, tabung kecil, mikropipet, dan lemaripendingin. Alat yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri adalah timbangan,pipet tetes, tabung kecil, lemari pendingin, mikropipet, vortex, spidol, cakram/diskantibakteri, spatel, spiritus, korek api, pinset, inkubator, kertas plastik steril, danpenggaris.

Page 12: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

4

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel laukhewani, lauk nabati, dan sayuran terpilih dari berbagai warung makan di sekitarkampus IPB Darmaga yang kemudian dibasikan, media BPW 225 mL, media LB225 mL, media BPW 10 mL, media RV, media TT, media agar XLD, media agarHE, media agar MSA, media agar miring TSA, media agar TSIA, media uji Indol,media uji gula-gula, media uji Urea, media uji Citrate, media agar MHA, ekstrakdaun Torbangun, pelarut methanol, alkohol 70%, larutan NaCl fisiologis 10 mL,larutan Mac. Farland 1, air murni MILI Q, daun Torbangun yang direbus, daunTorbangun yang dikeringkan, dan daun Torbangun yang ditumbuk.

Alat

Alat yang digunakan dalam tahap identifikasi dan isolasi bakteri antaralain kuesioner, timbangan, mortar, wadah plastik, pipet volumetrik, inkubator,spiritus, korek api, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, jarum needle,jarum ose, dan spidol. Alat yang digunakan dalam tahap ekstraksi antara lainspatula, corong, magnet stirer, freeze dryer, labu erlenmeyer 1L, rotavapor, kertassaring Whatman 42, wadah plastik, tabung kecil, mikropipet, dan lemaripendingin. Alat yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri adalah timbangan,pipet tetes, tabung kecil, lemari pendingin, mikropipet, vortex, spidol, cakram/diskantibakteri, spatel, spiritus, korek api, pinset, incubator, kertas plastik steril, danpenggaris.

Prosedur

Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan yaitu 1) Pemilihansampel/jenis makanan yang yang akan diuji melalui kuesioner yang disebarkanpada 30 orang mahasiswa IPB; 2) Isolasi dan identifikasi bakteri yang ada didalam sampel terpilih; 3) Perlakuan daun Torbangun; dan 4) Uji aktivitasantibakteri. Berikut bagan prosedur penelitian secara keseluruhan.

X

Sampel terpilih diuji secara tiga kaliulangan dengan pengambilan sampel acak

di warung makan sekitar kampus IPB

Pemilihan SampelSampel terpilih jenis makanan lauk

hewani, lauk nabati, dan sayuran

- Responden terpilih30 orang.- Faktor inklusi :a. bukan mahasiswaTPB,b. mahasiswa yangtinggal di sekitarkampus IPB Darmaga,c. responden lebihsering membelimakanan di warungmakan daripadamemasak sendiri.- Data konsumsimakanan diambildengan kuisioner foodrecall 2 x 24 jam.

Sampel terpilih dibasikan (Mukono(2004)

Page 13: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

5

X

Gambar 1 Bagan prosedur penelitian secara keseluruhan

Isolasi dan Identifikasi Bakteri

- Bakteri Salmonella sp (gram negatif) menggunakan metode(WHO Global Foodborne Infections Network (2010)dan

- bakteri Staphylococcus sp (gram positif) menggunakanmetode BAM/Bacteriological Analytical Manual (2006).

Isolat bakteri-bakteri yang ditemukan dibiakkan pada mediaAgar Miring TSA untuk digunakan pada tahap selanjutnya.

PengujianStaphylococcus aureus

- Koloni S. aureusditaman pada mediaMSA agar mempunyaiciri : bundar, licinhalus, menonjol danberkilauan, koloniberwarna kuningdikelilingi zona kuningkeemasan

Uji Aktivitas AntibakteriDilakukan secara kualitatif

dengan menggunakanmetode difusi Disk

menurut Kirby-Bauer(Bauer et al. 1966).

Ekstraksi DaunTorbangun

(Khattak et al. 2013b)dengan modifikasi

Pengujian Salmonella sp- Sampel yang diduga

memiliki Salmonella spditanam pada mediaselektif dengan prapengayaan (pre-enrichment), danpengayaan (enrichment)dilanjutkan tahap isolasidan indentifikasi, dan ujibiokimia antara lain UjiTSIA, Uji Urease, UjiIndol, Uji Gula-gula,dan Uji Sitrat.

Ekstrak

daun Torbangunyang ditumbuk

daun Torbangunyang direbus

daun Torbangunyang dikeringkan

Page 14: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

6

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan programkomputer Microsoft Excel Office 2007 dan program statistika SPSS (Versi 16.0)for Windows. Data kualitatif jenis makanan yang dikonsumsi responden diolahdengan Microsoft Excel Office 2007. Data kuantitatif yang diperoleh yaitu luashambatan diameter zona hambat menggunakan kertas cakram Kirby-Bauer yangdihasilkan pada uji aktivitas antibakteri terhadap berbagai perlakuan. penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Hubungan antar faktorperlakuan Daun Torbangun dengan luas hambatan diameter zona hambat danbakteri uji diuji dengan Analisis General Linear Model Univariat, jika hasilsignifikan akan diuji lanjut dengan analisis Tukey HSD. Korelasi data kuantitatifluas hambatan diameter zona hambat terhadap bakteri uji tiap kelompok perlakuandengan menggunakan Analisis Regresi Linear.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Konsumsi Responden

Data konsumsi responden diambil menggunakan kuesioner food recall 2 x24 jam. Sampel dengan jenis lauk hewani, lauk nabati, dan sayuran terpilihdiambil dari data konsumsi makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh 30orang responden tiap waktu makan. Jumlah responden yang diambil adalahmahasiswa sebanyak 30 orang. Pemilihan ini berdasarkan Gay dan Diehl (1992)yang menyatakan ukuran responden bergantung pada jenis penelitiannya. Jenispenelitian yang bersifat korelasional menggunakan responden minimum sebanyak30 subjek. Selain itu, distribusi sampel yang terbentuk mendekasi distribusinormal ketika jumlah sampel mencapai 30 sampel. Semakin besar jumlahsampelnya semakin normal distribusinya dengan acuan Tabel Durbin Watson.Pemilihan jumlah responden ini dikarenakan tidak adanya data akurat mengenaijumlah populasi mahasiswa yang tinggal di sekitar kampus IPB Darmaga setelahpeneliti menanyakan hal tersebut ke Kantor Desa Babakan, Darmaga.

Responden dipilih berdasarkan faktor inklusi yaitu bukan mahasiswa TPB,mahasiswa yang tinggal di sekitar kampus IPB Darmaga antara lain Daerah Bara,Bateng, Balio, Balebak, Radar, dan Perwira, serta lebih sering membeli makanandi warung makan daripada memasak sendiri. Sampel dengan jenis lauk hewani,lauk nabati, dan sayuran terpilih diambil dari akumulasi data konsumsi makananyang dikonsumsi mahasiswa tiap waktu makan. Sampel diuji secara tiga kaliulangan dengan pengambilan sampel acak di semua perwakilan daerah di sekitarkampus IPB Darmaga (Bara, Bateng, Balio, Balebak, Radar, dan Perwira).Berikut grafik data jenis dan jumlah konsumsi lauk nabati responden selama 2hari.

Page 15: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

7

Gambar 2 Jenis dan jumlah konsumsi lauk nabati responden

Jenis lauk nabati yang paling sering dikonsumsi responden pada saatwaktu makan pagi adalah tempe orek dengan total 21 responden. Sebanyak 18responden yang tidak mengonsumsi lauk nabati. Pilihan tertinggi jenis makananlauk nabati pada waktu makan siang adalah tahu goreng dengan jumlah responden16 orang walaupun ada 20 responden yang tidak mengonsumsi lauk nabati saatmakan siang. Jenis makanan tempe penyet menjadi pilihan utama saat makanmalam dengan jumlah responden 14 orang walaupun ada 19 responden yang tidakmengonsumsi lauk nabati saat makan malam.

Tempe orek menjadi pilihan dari jenis makanan lauk nabati responden.Hampir di semua warung makan di sekitar Kampus IPB Darmaga memiliki menumakanan ini. Variasi tempe orek yang dijual antara lain tempe orek basah, tempeorek kering, tempe orek balado, dan tempe orek teri. Tempe orek merupakan salahsatu jenis masakan dalam pengolahan tempe. Indonesia merupakan negaraprodusen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asiadengan angka konsumsi tempe di Indonesia dengan rata-rata per orang per tahundiperkirakan 6,45 kg. Data tersebut dapat menjadi salah satu data penunjangterpilihnya salah satu olahan masakan tempe, yaitu tempe orek. Lauk hewanimenjadi pilihan utama responden dibandingkan dengan lauk nabati. Berikut grafikdata jenis dan jumlah konsumsi lauk hewani responden selama 2 hari.

0

20

tem

pe o

rek

tem

pe g

oren

g

tem

pe b

acem

tahu

gor

eng

makan pagi

Konsumsi Lauk Nabati

7

Gambar 2 Jenis dan jumlah konsumsi lauk nabati responden

Jenis lauk nabati yang paling sering dikonsumsi responden pada saatwaktu makan pagi adalah tempe orek dengan total 21 responden. Sebanyak 18responden yang tidak mengonsumsi lauk nabati. Pilihan tertinggi jenis makananlauk nabati pada waktu makan siang adalah tahu goreng dengan jumlah responden16 orang walaupun ada 20 responden yang tidak mengonsumsi lauk nabati saatmakan siang. Jenis makanan tempe penyet menjadi pilihan utama saat makanmalam dengan jumlah responden 14 orang walaupun ada 19 responden yang tidakmengonsumsi lauk nabati saat makan malam.

Tempe orek menjadi pilihan dari jenis makanan lauk nabati responden.Hampir di semua warung makan di sekitar Kampus IPB Darmaga memiliki menumakanan ini. Variasi tempe orek yang dijual antara lain tempe orek basah, tempeorek kering, tempe orek balado, dan tempe orek teri. Tempe orek merupakan salahsatu jenis masakan dalam pengolahan tempe. Indonesia merupakan negaraprodusen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asiadengan angka konsumsi tempe di Indonesia dengan rata-rata per orang per tahundiperkirakan 6,45 kg. Data tersebut dapat menjadi salah satu data penunjangterpilihnya salah satu olahan masakan tempe, yaitu tempe orek. Lauk hewanimenjadi pilihan utama responden dibandingkan dengan lauk nabati. Berikut grafikdata jenis dan jumlah konsumsi lauk hewani responden selama 2 hari.

tidak

ada

lauk

nab

ati

tahu

gor

eng

tem

pe o

rek

tem

pe g

oren

g

tidak

ada

lauk

nab

ati

tem

pe p

enye

t

tahu

pen

yet

tem

pe o

rek

tem

pe g

oren

g

tahu

gor

eng

tidak

ada

lauk

nab

ati

makan pagi makan siang makan malam

lauk nabati

Konsumsi Lauk Nabati

hari pertama

hari kedua

7

Gambar 2 Jenis dan jumlah konsumsi lauk nabati responden

Jenis lauk nabati yang paling sering dikonsumsi responden pada saatwaktu makan pagi adalah tempe orek dengan total 21 responden. Sebanyak 18responden yang tidak mengonsumsi lauk nabati. Pilihan tertinggi jenis makananlauk nabati pada waktu makan siang adalah tahu goreng dengan jumlah responden16 orang walaupun ada 20 responden yang tidak mengonsumsi lauk nabati saatmakan siang. Jenis makanan tempe penyet menjadi pilihan utama saat makanmalam dengan jumlah responden 14 orang walaupun ada 19 responden yang tidakmengonsumsi lauk nabati saat makan malam.

Tempe orek menjadi pilihan dari jenis makanan lauk nabati responden.Hampir di semua warung makan di sekitar Kampus IPB Darmaga memiliki menumakanan ini. Variasi tempe orek yang dijual antara lain tempe orek basah, tempeorek kering, tempe orek balado, dan tempe orek teri. Tempe orek merupakan salahsatu jenis masakan dalam pengolahan tempe. Indonesia merupakan negaraprodusen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asiadengan angka konsumsi tempe di Indonesia dengan rata-rata per orang per tahundiperkirakan 6,45 kg. Data tersebut dapat menjadi salah satu data penunjangterpilihnya salah satu olahan masakan tempe, yaitu tempe orek. Lauk hewanimenjadi pilihan utama responden dibandingkan dengan lauk nabati. Berikut grafikdata jenis dan jumlah konsumsi lauk hewani responden selama 2 hari.

hari pertama

hari kedua

Page 16: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

8

Gambar 3 Jenis dan jumlah konsumsi lauk hewani responden

0

2

4

6

8

10

12

ikan

kem

bung

gor

eng

ikan

teri

gor

eng

ayam

gor

eng

cum

i gor

eng

telu

r da

dar

telu

r m

ata

sapi

ikan

tong

kol g

oren

gro

lade

ikan

muj

air g

oren

gko

rnet

hati

ampe

la g

oren

gle

le g

oren

gtid

ak a

da la

uk h

ewan

iha

ti am

pela

gor

eng

ikan

lele

gor

eng

makan pagi

Jum

lah

(bua

h)

8

Gambar 3 Jenis dan jumlah konsumsi lauk hewani responden

ikan

lele

gor

eng

ikan

kem

bung

gor

eng

opor

aya

mke

rang

bal

ado

telu

r re

bus

telu

r da

dar

dend

eng

ayam

gor

eng

ayam

bum

bu to

mat

rola

dete

lur

peny

etik

an m

ujai

r gor

eng

korn

etik

an to

ngko

l gor

eng

ikan

teri

gor

eng

ayam

bak

arcu

mi g

oren

gtid

ak a

da la

uk h

ewan

ite

lur

peny

etay

am p

enye

tde

nden

gha

ti am

pela

gor

eng

ikan

teri

gor

eng

ayam

gor

eng

ayam

bak

arte

lur

dada

rcu

mi g

oren

gik

an k

embu

ng g

oren

g

makan siang makan malam

lauk hewani

Konsumsi Lauk Hewani

Jum

lah

(bua

h)

8

Gambar 3 Jenis dan jumlah konsumsi lauk hewani responden

ikan

kem

bung

gor

eng

hati

ampe

la g

oren

gko

rnet

ikan

tong

kol g

oren

gpe

cel l

ele

ikan

teri

gor

eng

tidak

ada

lauk

hew

ani

makan malam

hari pertama

hari keduaJum

lah

(bua

h)

Page 17: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

9

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis makanan laukhewani responden beranekaragam. Telur dadar menjadi pilihan utama jenismakanan lauk hewani responden pada waktu makan pagi selama hari pertama danhari kedua walaupun sejumlah 15 responden yang tidak mengonsumsi laukhewani pada pagi hari. Pada waktu makan siang, ayam goreng menjadi menupilihan tertinggi dengan total 7 responden selama 2 hari pengamatan denganresponden yang tidak mengonsumsi lauk hewani sebanyak 10 orang. Pilihantertinggi responden pada saat makan malam adalah pecel lele dengan 3 orangresponden yang tidak mengonsumsi lauk hewani.

Jenis makanan lauk hewani yang ada warung makan di sekitar KampusIPB Darmaga tergolong beragam. Hal ini dapat dilihat dari data yang dikonsumsiresponden selama 2 hari pengamatan. Sampel terpilih pada jenis makanan laukhewani responden adalah telur dadar, terutama waktu makan pagi selama haripertama dan hari kedua. Telur dadar merupakan salah satu olahan telur yangpaling disukai masyarakat Indonesia selain telur mata sapi. Berikut grafik datajenis dan jumlah konsumsi sayuran responden selama 2 hari.

Gambar 4 Jenis dan jumlah konsumsi sayuran responden

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis makanansayuran responden tergolong beranekaragam. Sayur sop menjadi menjadi pilihanutama jenis makanan responden pada waktu makan pagi, siang, dan malamselama 2 hari. Jumlah responden yang tidak mengonsumsi sayuran pada waktumakan pagi lebih besar daripada waktu makan malam dan siang. Sampel sayuranterpilih adalah sayur sop. Hal ini sejalan dengan penelitian Briawan et al. (2012)yang menyebutkan bahwa sayur sop merupakan sayur yang paling banyakdikonsumsi oleh siswi SMA di daerah Bogor.

0

5

10

15

20

tum

is ja

mur

tum

is k

angk

ung

capc

ayla

lapa

ntu

mis

saw

itu

mis

kac

ang

panj

ang

sayu

r sop

makan pagi

Jum

lah

(bua

h)

9

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis makanan laukhewani responden beranekaragam. Telur dadar menjadi pilihan utama jenismakanan lauk hewani responden pada waktu makan pagi selama hari pertama danhari kedua walaupun sejumlah 15 responden yang tidak mengonsumsi laukhewani pada pagi hari. Pada waktu makan siang, ayam goreng menjadi menupilihan tertinggi dengan total 7 responden selama 2 hari pengamatan denganresponden yang tidak mengonsumsi lauk hewani sebanyak 10 orang. Pilihantertinggi responden pada saat makan malam adalah pecel lele dengan 3 orangresponden yang tidak mengonsumsi lauk hewani.

Jenis makanan lauk hewani yang ada warung makan di sekitar KampusIPB Darmaga tergolong beragam. Hal ini dapat dilihat dari data yang dikonsumsiresponden selama 2 hari pengamatan. Sampel terpilih pada jenis makanan laukhewani responden adalah telur dadar, terutama waktu makan pagi selama haripertama dan hari kedua. Telur dadar merupakan salah satu olahan telur yangpaling disukai masyarakat Indonesia selain telur mata sapi. Berikut grafik datajenis dan jumlah konsumsi sayuran responden selama 2 hari.

Gambar 4 Jenis dan jumlah konsumsi sayuran responden

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis makanansayuran responden tergolong beranekaragam. Sayur sop menjadi menjadi pilihanutama jenis makanan responden pada waktu makan pagi, siang, dan malamselama 2 hari. Jumlah responden yang tidak mengonsumsi sayuran pada waktumakan pagi lebih besar daripada waktu makan malam dan siang. Sampel sayuranterpilih adalah sayur sop. Hal ini sejalan dengan penelitian Briawan et al. (2012)yang menyebutkan bahwa sayur sop merupakan sayur yang paling banyakdikonsumsi oleh siswi SMA di daerah Bogor.

sayu

r sop

pece

l say

urbe

ning

bay

amtid

ak a

da s

ayur

sayu

r dau

n si

ngko

ngsa

yur s

optu

mis

toge

tum

is ja

mur

tum

is s

awi

tum

is k

acan

g pa

njan

gla

lapa

nca

pcay

beni

ng b

ayam

tum

is k

angk

ung

sayu

r ase

mtid

ak a

da s

ayur

lala

pan

sayu

r cap

cay

tum

is k

acan

g pa

njan

gtu

mis

kan

gkun

gbe

ning

bay

amsa

yur s

opsa

yur n

angk

a

makan pagi makan siang makan malam

sayuran

Konsumsi Sayuran

Jum

lah

(bua

h)

9

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis makanan laukhewani responden beranekaragam. Telur dadar menjadi pilihan utama jenismakanan lauk hewani responden pada waktu makan pagi selama hari pertama danhari kedua walaupun sejumlah 15 responden yang tidak mengonsumsi laukhewani pada pagi hari. Pada waktu makan siang, ayam goreng menjadi menupilihan tertinggi dengan total 7 responden selama 2 hari pengamatan denganresponden yang tidak mengonsumsi lauk hewani sebanyak 10 orang. Pilihantertinggi responden pada saat makan malam adalah pecel lele dengan 3 orangresponden yang tidak mengonsumsi lauk hewani.

Jenis makanan lauk hewani yang ada warung makan di sekitar KampusIPB Darmaga tergolong beragam. Hal ini dapat dilihat dari data yang dikonsumsiresponden selama 2 hari pengamatan. Sampel terpilih pada jenis makanan laukhewani responden adalah telur dadar, terutama waktu makan pagi selama haripertama dan hari kedua. Telur dadar merupakan salah satu olahan telur yangpaling disukai masyarakat Indonesia selain telur mata sapi. Berikut grafik datajenis dan jumlah konsumsi sayuran responden selama 2 hari.

Gambar 4 Jenis dan jumlah konsumsi sayuran responden

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis makanansayuran responden tergolong beranekaragam. Sayur sop menjadi menjadi pilihanutama jenis makanan responden pada waktu makan pagi, siang, dan malamselama 2 hari. Jumlah responden yang tidak mengonsumsi sayuran pada waktumakan pagi lebih besar daripada waktu makan malam dan siang. Sampel sayuranterpilih adalah sayur sop. Hal ini sejalan dengan penelitian Briawan et al. (2012)yang menyebutkan bahwa sayur sop merupakan sayur yang paling banyakdikonsumsi oleh siswi SMA di daerah Bogor.

sayu

r nan

gka

tum

is s

awi

tum

is ja

mur

sayu

r dau

n si

ngko

ngtid

ak a

da s

ayur

makan malam

haripertama

harikedua

Jum

lah

(bua

h)

Page 18: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

10

Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Jenis makanan terpilih ditentukan berdasarkan akumulasi yang palingbanyak dikonsumsi responden selama 2x24 jam recall. Sampel yang akan diujiuntuk tahap selanjutnya adalah sampel terpilih jenis lauk hewani yaitu telur dadar,sampel jenis lauk nabati yaitu tempe orek, dan sampel jenis sayuran yaitu sayursop. Sampel kemudian dibasikan untuk tahap isolasi dan identifikasi bakteri yangditemukan. Berikut adalah jenis bakteri yang ditemukan dalam sampel terpilih.

Tabel 1 Jenis bakteri yang ditemukan dalam sampel makanan terpilih

No Bakteri Jenis sampel terpilih1 Stapylococcus aureus Tempe orek, telur dadar, sayur sop2 Klebsiella sp Tempe orek, telur dadar3 Proteus sp Tempe orek, telur dadar4 Citrobakter sp Telur dadar5 Enterobakter sp Telur dadar6 Listeria sp Tempe orek, telur dadar7 Salmonella sp Tempe orek, telur dadar, sayur sop8 Pseudomonas sp Sayur sop9 Erwinia sp Sayur sop

Sampel terpilih dibasikan dengan penyimpanan yang lebih lama sehinggadiduga memiliki bakteri. Ada dua kelompok besar bakteri yang berperan dalammutu dan keamanan pangan, yaitu bakteri patogen dan bakteri pembusuk. Bakteripatogen sangat menentukan keamanan mikrobiologis pangan dan keberadaannyabisa membahayakan kesehatan, Sementara bakteri pembusuk tidak menyebabkanpenyakit pada orang yang mengonsumsinya, tetapi menyebabkan terjadinyapenyimpangan dari segi bau, aroma, dan warna sehingga produk tidak layak untukdikonsumsi.

Bakteri bersifat patogen yang ditemukan dalam penelitian ini adalahStaphylococcus aureus, Listeria sp, dan Salmonella sp. Bakteri Coliform sepertiEnterobacter sp, Proteus sp, Klebsiella sp, dan Citrobacter sp merupakan bakteripembusuk namun dapat menjadi bakteri patogen ketika imunitas/daya tahan tubuhinang menurun (patogen oportunistik). Bakteri Erwinia sp merupakan bakteripembusuk penyebab penyakit busuk rebah pada sebagian besar tanaman sepertikentang, ketela, jagung, dan tomat (Tasnim et al. 2011). Ditemukannya bakteriErwinia sp ini diduga karena bahan dalam sayur sop yang dibuat telah mengalamipembusukan sebelum dimasak.

Bakteri yang akan diidentifikasi awalnya dipilih perwakilan bakteri grampositif Staphylococcus sp dan bakteri gram negatif Salmonella sp. Pengujianisolasi dan identifikasi bakteri Salmonella sp menggunakan metode WHO GlobalFoodborne Infections Network (2010) dan pengujian isolasi dan identifikasibakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode BAM/BacteriologicalAnalytical Manual (2006).

Pengujian Salmonella sp dimulai dengan menumbuhkannya pada mediaselektif dengan pra pengayaan (pre-enrichment), dan pengayaan (enrichment) dandilanjutkan dengan uji biokimia. Media agar untuk isolasi dan identifikasi bakteriSalmonella sp menggunakan media agar HE dan XLD. Menurut MacFaddin

Page 19: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

11

(1985), Media XLD juga bisa menumbuhkan bakteri gram negatif lainnya antaralain Proteus sp, Citrobakter sp, Enterobakter sp, dan lainnya sehingga saatpenelitian berlangsung, ditemukan bakteri gram negatif lainnya seperti pada tabeldi atas. Bakteri yang ditemukan diuji secara biokimia antara lain uji Urease, ujiIndol, Uji Gula-gula, dan uji Sitrat. Bakteri yang sesuai dengan karakteristik danidentifikasi berdasarkan Cowan & Steel (1990) dipilih berdasarkan hasil uji-ujibiokimia tersebut. Pengujian bakteri Staphylococcus aureus denganmenumbuhkannya menggunakan media selektif Mannitol Salt Agar denganmempunyai ciri : bundar, licin halus, menonjol dan berkilauan, koloni berwarna kuningdikelilingi zona kuning keemasan. Tumbuhnya bakteri gram positif lainnyadikarenakan media tersebut juga cocok untuk pertumbuhan beberapa bakteri grampositif lainnya.

Bakteri-bakteri yang ditemukan dalam penelitian ini dapat bersifat patogenpada manusia. Bakteri patogen yang berada pada makanan akan menyebabkanpenyakit pada manusia sehingga mengganggu kesehatan manusia. Menurut SentraInformasi Keracunan Nasional BPOM (2010), bakteri dapat menyebabkankeracunan pangan melalui dua mekanisme, yaitu intoksikasi dan infeksi.Keracunan pangan yang disebabkan oleh produk toksik bakteri patogen (baik itutoksin maupun metabolit toksik) disebut intoksikasi. Bakteri tumbuh pada pangandan memproduksi toksin. Jika pangan ditelan, maka toksin tersebut yang akanmenyebabkan gejala, bukan bakterinya. Bakteri patogen yang dapatmengakibatkan keracunan pangan melalui intoksikasi adalah :1. Staphylococcus aureus. Toksin yang dihasilkan bakteri ini bersifat tahan

panas sehingga tidak mudah rusak pada suhu memasak normal. Bakteri dapatmati, tetapi toksin akan tetap tertinggal. Pangan yang dapat tercemar bakteriini adalah produk pangan yang kaya protein, misalnya daging, ikan, susu, dandaging unggas; produk pangan matang yang ditujukan dikonsumsi dalamkeadaan dingin, seperti salad, puding, dan sandwich; produk pangan yangterpapar pada suhu hangat selama beberapa jam; pangan yang disimpan padalemari pendingin yang terlalu penuh atau yang suhunya kurang rendah; sertapangan yang tidak habis dikonsumsi dan disimpan pada suhu ruang. Gejalakeracunan dapat terjadi dalam jangka waktu 4-6 jam, berupa mual, muntah(lebih dari 24 jam), diare, hilangnya nafsu makan, kram perut hebat, distensiabdominal, demam ringan. Pada beberapa kasus yang berat dapat timbul sakitkepala, kram otot, dan perubahan tekanan darah.

Bakteri patogen dapat menginfeksi korbannya melalui pangan yangdikonsumsi. Bakteri patogen masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi panganyang telah tercemar bakteri. Untuk menyebabkan penyakit, jumlah bakteri yangtertelan harus memadai. Hal itu dinamakan dosis infeksi. Beberapa bakteripatogen yang dapat menginfeksi tubuh melalui pangan sehingga menimbulkansakit adalah:1. Salmonella sp. Bakteri ini bisa terdapat pada bahan pangan mentah, seperti

telur dan daging ayam mentah serta akan bereproduksi bila proses pamasakantidak sempurna. Cara penularan yang utama adalah dengan menelan bakteridalam pangan yang berasal dari pangan hewani yang terinfeksi. Padakebanyakan orang yang terinfeksi Salmonella, gejala yang terjadi adalahdiare, kram perut, dan demam yang timbul 8-72 jam setelah mengonsumsi

Page 20: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

12

pangan yang tercemar. Gejala lainnya adalah menggigil, sakit kepala, mual,dan muntah. Gejala dapat berlangsung selama lebih dari 7 hari. Banyak orangdapat pulih tanpa pengobatan, tetapi infeksi Salmonella ini juga dapatmembahayakan jiwa terutama pada anak-anak, orang lanjut usia, serta orangyang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.

2. Listeria sp. Bakteri ini berperan penting sebagai agen penyebab foodbornedisease yaitu penyakit yang ditularkan melalui makanan. Penyakit yangtimbul dikenal dengan nama listeriosis. Bakteri ini juga dapat ditemukan padabermacam-macam makanan mentah seperti daging yang tidak dimasak, susumentah, susu pasteurisasi, keju lunak, coklat susu, hot dog, sayuran, danseafood (CDC 2010; Churchill et al. 2006). Listeriosis pada manusia yangsehat, umumnya hanya menunjukkan gejala yang sangat ringan sepertidemam, kelelahan, mual, muntah dan diare. Apabila listeriosis tidak diobati,maka gejala dapat berkembang menjadi meningitis dan bakteremia.

3. Untuk bakteri Coliform seperti Enterobacter sp, Proteus sp, Klebsiella sp,dan Citrobacter sp, infeksi yang disebabkannya bersifat oportunistik, atausaat daya tahan tubuh dari host sedang mengalami penurunan. Klebsiella spdapat menyebabkan infeksi nosokomial dan dapat menyerang saluran napasserta saluran kemih. Proteus sp dan Citrobacter sp dapat menginfeksi ketikakeluar dari saluran cerna, dan biasanya menginfeksi saluran kemih. Bakteri-bakteri ini bisa terdapat pada produk susu, kerang mentah, dan sayuranmentah yang masih segar.

4. Pseudomonas sp. Bakteri ini disebut patogen oportunistik, yaitumemanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan host untuk memulaisuatu infeksi. Bakteri ini dapat tinggal pada manusia yang normal danberlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit manusia. Tetapi,infeksi Pseudomonas sp menjadi masalah serius pada pasien rumah sakityang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar. Angka fatalitas pasien-pasien tersebut mencapai 50 %. Bakteri ini dapat ditemukan pada ikan airtawar, makanan, dan minuman yang terkontaminasi.

5. Erwinia sp. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada tanaman yangdigunakan sebagai bahan sayuran seperti kubis, jagung, dan lainnya. Bakteriini muncul sebagai saprotrof atau patogen pada atau di dalam tanaman,sebagian juga hidup pada serangga, dan beberapa strain merupakan patogenoportunistik pada manusia manusia.

Perlakuan Daun Torbangun

Pengambilan daun Torbangun di kebun Torbangun dari peneliti Damanikdi daerah Cijeruk yang telah disertifikasi oleh Herbarium LIPI Bogor. Tahap awalyang dilakukan pada penentuan tingkat ekstraksi yaitu sortasi daun Torbangun.Bagian tanaman torbangun yang digunakan adalah bagian daun yang segar,berwarna hijau, berada di daerah pucuk dan bawah pucuk daun, dan bentuknyasempurna. Daun Torbangun sesuai kriteria hasil sortasi kemudian dibersihkanuntuk digunakan pada proses selanjutnya.

Proses selanjutnya yaitu ekstraksi daun Torbangun mengikuti metodeKhattak et al. (2013b) dengan modifikasi. Proses ini dimulai denganmengeringkan daun Torbangun dalam Freeze Dryer hingga daun benar-benar

Page 21: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

13

kering, kemudian diberikan pelarut metanol pada daun yang sudah kering untukdimaserasi selama 1x24 jam. Setelah dimaserasi, larutan disaring dan filtratnyadiambil. Ekstraksi daun Torbangun dilakukan sampai taraf ekstraksi yang optimal,yaitu sampai warna filtrat menjadi bening. Ekstraksi dilakukan denganperbandingan pelarut dan daun Torbangun yaitu 1:20. Filtrat yang dihasilkan padasetiap tingkatan ekstraksi dikumpulkan untuk dievaporasi. Proses evaporasimenggunakan Rotavapor untuk menguapkan pelarut metanol yang ada pada filtrathingga akhirnya diperoleh ekstrak daun Torbangun. Nilai rendemen ekstrak yangdiperoleh tergolong baik, yaitu 90.1%.

Penggunaan dedaunan sebagai obat herbal di Indonesia didasarkan padakebiasaan masyarakat mengonsumsi bahan herbal dengan cara melarutkannyadengan air. Metode ini murah dan praktis sehingga dapat dilakukan olehmasyarakat umum (Siregar 2012). Pengolahan pascapanen tanaman obat dari daunmenurut Balitbang (2012) dapat digunakan dalam keadaan segar ataupun bentukkering yang biasa disebut simplisia, dan direbus. Daun yang ditumbuk memilikikhasiat menjadi obat tipikal sebagai antiinflamasi (Putri 2007).

Perlakuan terhadap daun Torbangun dibagi dua, yaitu perlakuan ekstrak danperlakuan simplisia (direbus, dikeringkan, ditumbuk). Perbedaan perlakuanekstrak dan perlakuan simplisia seperti yang direbus, dikeringkan, dan ditumbukdapat dilihat dari proses pembuatan ekstrak yang lebih kompleks dikarenakanmengambil zat-zat aktif dalam tumbuhan, sedangkan proses dari simplisia (daunyang dikeringkan, yang direbus, dan ditumbuk) lebih sederhana. Efekpenyembuhan dari ekstrak lebih baik dibandingkan simplisia karena ekstrak berisisenyawa aktif yang dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh. Sedangkan hasilsimplisia diuraikan terlebih dahulu oleh sistem pencernaan (Suhirman et al. 2006).

Zat fitokimia yang terdapat dalam daun Torbangun sehingga dapat memilikisifat sebagai antibakteri antara lain alkaloid, flavonoid, dan tannin (Pramadya etal. 2010). Aktivitas antibakteri dari flavonoid dapat dilihat dari penggunaanekstrak kasar dari tanaman telah dibuktikan secara in vitro memiliki aktivitasantibakteri oleh berbagai penelitian (Cushnie & Lamb 2005). Menurut Lawrenceet al. (2005) zat fitokimia aktif dalam D=daun Torbangun berupa fitokimiasenyawa aktif seperti cinole, gyminene, styrene, terpinene, liminene, phytosterol,fenol, dan flavonoid.

Uji Aktivitas Antibakteri

Antibakteri merupakan bahan atau senyawa yang khusus digunakan untukkelompok bakteri. Antibakteri dapat dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya,yaitu aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan tetapi tidak membunuhpatogen) dan aktivitas bakterisidal (dapat membunuh patogen dalam kisaran luas)(Brooks et al. 2005). Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi. Discdiffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur diameter zonabening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatanpertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak yang diukurdalam millimeter (Mbata et al. 2008). Jumlah bakteri untuk uji kepekaan atausensitivitas yang digunakan yaitu 106 CFU/mL.

Bakteri yang ditemukan tidak hanya bakteri Staphylococcus aureus danSalmonella sp. Hal ini dikarenakan media untuk tumbuhnya kedua bakteri

Page 22: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

14

tersebut juga memungkinkan tumbuhnya bakteri lain. Bakteri yang ditemukandibiakkan menjadi isolat yang siap digunakan untuk uji aktivitas antibakteri.Perlakuan yang diberikan adalah daun Torbangun yang diekstrak, daunTorbangun yang direbus, daun Torbangun yang dikeringkan, dan daun Torbangunyang ditumbuk. Aktivitas antibakteri diukur dari diameter yang dibentuk olehberbagai konsentrasi tiap perlakuan. diameter zona hambat diukur dengan tiga kaliulangan untuk setiap perlakuan (Klancnik et al. 2010; Mothana et al. 2005;Nagshetty et al. 2010). Berikut hasil rata-rata diameter zona hambat dari berbagaiperlakuan.

Tabel 2 Nilai rata-rata diameter zona hambat berbagai perlakuan

No Bakteri Uji Perlakuan Rata-rata Diameter Zona Hambat (mm)0% 20% 40% 60% 80%

1 Stapylococcus Ekstrak 8.50±1.50 17.00±1.00 17.30±0.58 17.00±1.00 19.50±1.50aureus Rebus 6.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 8.00±0.71 9.00±0.00(gram positif) Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 7.00±0.00 8.00±0.00 8.00±0.00 9.30±0.582 Listeria sp Ekstrak 6.00±0.00 7.00±1.00 9.30±2.10 9.70±0.60 10.70±2.10

(gram positif) Rebus 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.003 Proteus sp Ekstrak 8.30±1.50 12.00±1.70 11.70±1.50 13.70±2.50 13.70±2.30

(gram Rebus 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 8.30±0.00 8.30±0.00negative) Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.004 Citrobakter Ekstrak 7.00±1.00 7.00±1.00 8.30±2.50 8.00±2.00 9.30±2.30

sp (gram Rebus 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00negative) Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.005 Enterobakter Ekstrak 7.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

sp (gram Rebus 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00negative) Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.006 Klebsiella sp Ekstrak 6.00±0.00 7.00±1.00 7.00±0.00 7.00±0.00 8.30±2.50

(gram Rebus 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00negative) Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.007 Salmonella sp Ekstrak 7.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

(gram Rebus 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00negative) Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.008 Pseudomonas Ekstrak 6.70±1.20 10.70±2.30 10.70±1.20 12.00±2.00 13.00±1.70

sp (gram) Rebus 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00negative) Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.009 Erwinia sp Ekstrak 7.30±0.60 7.70±0.60 11.00±2.00 9.70±1.50 10.00±1.00

(gram Rebus 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 7.00±0.00 8.00±0.00negative) Kering 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

Tumbuk 6.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00 7.00±0.00

Pengujian aktivitas antibakteri tiap jenis perlakuan dibagi dalam beberapakonsentasi. Konsentrasi 0% adalah kontrol positif/pelarut yang digunakan pada

Page 23: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

15

setiap jenis perlakuan. Dari semua bakteri uji, bakteri yang memiliki diameterzona hambat tertinggi adalah bakteri Staphylococcus aureus sebagai perwakilangram positif pada konsentrasi 80% (19.50±1.50 mm) dan bakteri Proteus sp(13.70±2.30 mm) sebagai perwakilan gram negatif pada konsentrasi 80% untukperlakuan ekstrak. Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri dengan diameterzona hambat terkecil (6.00±0.00 mm) yang menunjukkan tidak adanya aktivitasantibakteri pada bakteri tersebut dari semua perlakuan kecuali pada konsentrasi0% perlakuan ekstrak yang berisi kontrol positif (pelarut metanol). Perlakuandaun yang dikeringkan tidak menghasilkan aktivitas antibakteri sama sekalikepada semua bakteri uji. Hal ini dapat disebabkan oleh zat aktif pada daun yangdikeringkan tidak keluar secara sempurna (Suhirman et al. 2006). Berikut adalahrata-rata diameter zona hambat tiap perlakuan dikategorikan berdasarkan bakterigram positif dan gram negatif.

Tabel 3 Rata-rata diameter zona hambat tiap perlakuan

No Perlakuan Bakteri Rata-rata Diameter Zona Hambat (mm)0% 20% 40% 60% 80%

1 Ekstrak Gram + 7.25±1.42 12.00±7.07 13.33±5.66 13.33±5.16 15.08±6.22Gram - 7.05±0.71 8.05±2.35 8.67±2.43 8.90±3.00 9.48±3.05

2 Rebusan Gram + 6.00±0.00 6.50±0.71 6.50±0.71 7.00±1.41 7.50±2.12Gram - 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.62±0.89 6.76±1.02

3 Kering Gram + 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00Gram - 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00 6.00±0.00

4 Tumbuk Gram + 6.00±0.00 7.00±0.00 7.50±0.71 7.50±0.71 8.17±1.65Gram - 6.00±0.00 6.71±0.49 6.71±0.49 6.71±0.49 6.71±0.49

Diameter zona hambat menunjukkan seberapa besar aktivitas zat antibakteriterhadap bakteri uji. Setelah diuji dengan analisis GLM Univariat, aktivitas zatantibakteri perlakuan ekstrak terhadap perlakuan lainnya (daun yang dikeringkan,direbus, dan ditumbuk) berbeda nyata (p<0.05). Perlakuan daun rebusan, daunyang dikeringkan, daun yang ditumbuk berbeda nyata terhadap perlakuan ekstrak(p<0.05), namun tidak berbeda nyata pada perlakuan di antara ketiganya (p>0.05).Perlakuan ekstrak yang berbeda nyata dengan perlakuan lain dapat disebabkanoleh penggunaan pelarut methanol yang bersifat polar dapat mengikat senyawapolar beberapa jenis fitokimia yang ada dalam daun Torbangun tersebut.

Untuk menguji efektivitas zat antibakteri daun Torbangun terhadap bakteriuji, dapat dilihat dari nilai luas hambatan diameter yang dihasilkan tiap perlakuan.Nilai luas hambatan tersebut diperoleh dari Δ(delta/selisih) diameter zona hambattiap taraf konsentrasi. Hal ini dikarenakan konsentrasi 0% adalah kontrol positiftiap perlakuan/pelarut perlakuan sehingga untuk menguji efektivitas aktivitasbakteri menggunakan Δ(delta/selisih) diameter zona hambat tiap taraf konsentrasitiap jenis perlakuan. Data yang diperoleh diuji dengan uji GLM Univariat dan ujiRegresi Linear untuk mengetahui hubungan variabel tiap perlakuan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antarajenis perlakuan dan luas hambatan diameter zona hambat terhadap bakteri ujisecara keseluruhan (p>0.05). Terdapat perbedaan nyata pada jenis perlakuanekstrak dan luas hambatan pada bakteri uji gram positif (p<0.05) namun tidakterdapat beda nyata pada bakteri gram negatif (p>0.05). Efektivitas zat antibakteri

Page 24: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

16

terhadap bakteri gram positif lebih tinggi jika dibandingkan dengan bakteri gramnegatif. Hal ini sesuai dengan penelitian Hazimah et al. (2011) yang menyatakandiameter zona hambat bakteri gram positif Staphylococcus aureus lebih besardaripada gram negatif. Secara umum, bakteri gram negatif lebih resisten terhadapekstrak tanaman dibandingkan bakteri gram. Hal ini dapat disebabkan karenastruktur membran bakteri gram positif adalah membrane tunggal (peptidoglikan)sedangkan bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan membran (membran dalam,peptidoglikan, membran luar) sehingga lebih resisten (Basri & Fan 2005). Setelahdilakukan uji regresi linear, tidak terdapat perbedaan nyata antara antara jenisperlakuan dan luas hambatan diameter zona hambat terhadap bakteri gram positifmaupun gram negatif (p>0.05).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis makanan terpilihdari lauk hewani yaitu telur dadar, lauk nabati yaitu tempe orek, dan sayuran yaitusayur sop. Sampel terpilih diperoleh dari data konsumsi makanan mahasiswa IPBdengan menggunakan kuesioner food recall 2x24 jam. Responden dipilihberdasarkan faktor inklusi yaitu bukan mahasiswa TPB, mahasiswa yang tinggaldi sekitar kampus IPB Darmaga antara lain Daerah Bara, Bateng, Balio, Balebak,Radar, dan Perwira, serta lebih sering membeli makanan di warung makandaripada memasak sendiri. Sampel dengan jenis lauk hewani, lauk nabati, dansayuran terpilih diambil dari data akumulasi konsumsi makanan yang palingbanyak dikonsumsi mahasiswa tiap waktu makan selama dua hari. Sampel diujisecara tiga kali ulangan dengan pengambilan sampel acak di semua perwakilandaerah di sekitar kampus IPB Darmaga (Bara, Bateng, Balio, Balebak, Radar, danPerwira). Sampel terpilih dibasikan untuk diuji adanya bakteri dalam sampeltersebut dan digunakan pada tahap selanjutnya.

Jenis bakteri yang awalnya ingin diteliti adalah perwakilan bakteri grampositif yaitu Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif Salmonella sp.Namun, ditemukan bakteri lain yang bisa tumbuh pada media selektif yangdigunakan sehingga ditemukan 7 bakteri lainnya. Bakteri yang ditemukankemudian dibiakkan menjadi isolat yang siap digunakan untuk uji aktivitasantibakteri.

Perlakuan yang diberikan adalah ekstrak daun Torbangun, daunTorbangun yang direbus, daun Torbangun yang dikeringkan, dan daun Torbangunyang ditumbuk. Bakteri yang memiliki diameter zona hambat tertinggi adalahbakteri Staphylococcus aureus sebagai perwakilan gram positif pada konsentrasi80% (19.50±1.50 mm) dan bakteri Proteus sp (13.70±2.30 mm) sebagaiperwakilan gram negatif pada konsentrasi 80% untuk perlakuan ekstrak. BakteriSalmonella sp merupakan bakteri dengan diameter zona hambat terkecil(6.00±0.00 mm) yang menunjukkan tidak adanya aktivitas antibakteri padabakteri tersebut dari semua perlakuan kecuali pada konsentrasi 0% perlakuanekstrak yang berisi kontrol positif (pelarut metanol). Perlakuan daun yang

Page 25: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

17

dikeringkan tidak menghasilkan aktivitas antibakteri sama sekali kepada semuabakteri uji.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antarajenis perlakuan dan luas hambatan diameter zona hambat terhadap bakteri ujisecara keseluruhan (p>0.05). Terdapat perbedaan nyata pada jenis perlakuanekstrak dan luas hambatan pada bakteri uji gram positif (p<0.05) namun tidakterdapat beda nyata pada bakteri gram negatif (p>0.05). Efektivitas zat antibakteriterhadap bakteri gram positif lebih tinggi jika dibandingkan dengan bakteri gramnegatif (Basri & Fan 2005). Setelah dilakukan uji regresi linear, tidak terdapatperbedaan nyata antara antara jenis perlakuan dan luas hambatan diameter zonahambat terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif (p>0.05).

Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan daun Torbangunmenunjukkan adanya aktivitas zat antibakteri terhadap bakteri-bakteri yangditemukan pada sampel terpilih, yaitu perlakuan daun Torbangun yang diekstrak,yang di rebus, dan yang ditumbuk. Efektivitas zat antibakteri daun Torbangunlebih tinggi pada bakteri gram positif dibandingkan gram negatif untuk untuksetiap perlakuan.

Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar memberikan informasimengenai aplikasi dari penggunaan daun Torbangun sebagai pangan fungsionalyang memiliki zat gizi dan zat antibakteri kepada masyarakat, terutama yangmemiliki warung makan dapat memanfaatkan daun Torbangun menjadi sumberzat gizi dan sebuah pengawet alami yang bisa menjaga makanan agar lebih awetdan tahan lama. Sehingga disarankan agar dapat dikembangkan menjadi sebuahinovasi produk yang bisa dijadikan sebagai pengawet alami makanan dan lebihdikembangkan juga untuk menjadi bahan herbal untuk masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

_______. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 TentangPangan.

Andriani E, Damanik R, & Ekayanti I. 2012. Correlation of Torbangun leaves(Coleus amboinicus Lour) powder capsules supplementation on bloodpressure and cholesterol. Jurnal Teknologi Industri Boga. 3(1) : 14—22.

BALITBANG. [Balai Besar Penelitian dan Pengembangan PascapanenPertanian]. 2012. Teknologi pascapanen tanaman obat [internet]. [diacu 2014Juni 15]. Tersedia dari:http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/Tanaman_Obat_2101.pdf.

Basri DF, Fan SH. 2005. The potential of aqueous and acetone extracts of galls ofQuercus Infectoria as antibacterial agents. Indian J. Pharmacol. Vol 37(1):26—29.

BPOM RI. [Badan Pengawas Obat Dan Makanan] 2010. Sentra InformasiKeracunan Nasional. Jakarta (ID) : BPOM RI.

Page 26: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

18

Briawan D, Adrianto Y, Syamsir E, Aries M. 2012. Konsumsi Pangan,Bioavailibilitas Zat Besi dan Status Anemia Siswa Di Kabupaten Bogor.Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 2012. Bogor (ID).

Brooks GF, Butel J, Morse SA. 2005. Jawetz, Melnick & Adelbergh’s:Mikrobiologi Kedokteran. Buku 1, Edisi 1. Alih Bahasa: BagianMikrobiologi FKU Unair. Jakarta (ID) : Salemba Medika.

CDC. [CENTERS FOR DISEASE CONTROL dan PREVENTION]. 2010.Listeria monocytogenes. [internet]. [diacu 2014 Juni 28]. Tersedia dari:www.ksfoodsafety.org.

Churchill RLT, Lee H, Hall JC. 2006. Detection of Listeria monocytogenes andthe toxin listeriolysin O in food. J. Microbiol. Methods. 64: 141—170.

Cowan ST, Steel. 1990. Manual for Identification of Medical Bacteria SecondEdition. Cambridge (UK): Cambridge University Press.

Cushnie TP, Lamb AJ. 2005. Review antimicrobial activity of flavonoids.International Journal of Antimicrobial Agents. Vol 26:343—356.

Damanik R, Damanik N, Daulay Z, Sagarih S, Premier R, Watanapenpaiboon N,Wahlqvist ML. 2001. Consumption of Bangun-Bangun leaves (Coleusamboinicus Lour) to increase breast milk production in Simalungun, NorthSumatera, Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition. 10(4): S67

Damanik R, Watanapenpaiboon N, Wahlqvist ML. 2004. The use of putativelactagogue plant on breast milk production in Simalungun, North Sumatra,Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition. No. 164:S87.

Damanik R. 2005a. Effect of consumption of torbangun soup (Coleus amboinicusLour) on micronutrient intake of the bataknese lactating woman. Media Gizidan Keluarga. Vol 29 No.1:63—74.

Damanik R, Watanapenpaiboon N, Wahlqvist ML. 2005b. Fatty acid intake ff thebataknese lactating women consuming the Torbangun soup (Coleusamboinicus Lour). Media Gizi dan Keluarga. 29(1): 74—80.

Damanik R, Watanapenpaiboon N, Wahlqvist ML. 2006. Lactogogue effects ofTorbangun, a bataknese tradisional cuisine. Asia Pacific Journal Of ClinicalNutrition. 15(20): 267—274.

Damanik R. 2007. Traditional usage of Coleus amboinicus Lour among batakneselactating women in Indonesia. Malaysian Journal of Medical Sciences.14(S1): 155.

Damanik R. 2009a. Tradisional consumption of Torbangun (Coleus amboinicusLour) among bataknese people in Indonesia. Journal of Human Lactation. 25(1): 64—72.

Damanik R. Marlina D, Warsiki E. 2009b. Shelf life characteristics and totalmigration of Torbangun soup (Coleus amboinicus Lour) in canned containingbuthylated hidroxy toluen. Ann Nutr Metab. 55(1): 512.

Dikbas N, Kotan R, Dadasoglu F, Karagoz K, Cakmakcr R. 2009. Correlationbetween major constituents and antibacterial activities of some plant essentialoils against some pathogenic bacteria. TJST. Vol 4(1): 57-64.

Frazier W. 1978. Food Microbiology. New Delhi (IN): McGraw Hill PublisherCo Limited.

Gay LR, Diehl PL. (1992). Research Methods for Business and Management.New York (US) : MacMillan Publishing Company.

Page 27: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

19

Gislene NF, Locatelli J, Freotas PC, Silva GL. Antibacterial activity of plantextracts and phytochemicals on antibiotic-resistant bacteria. Braz J Mikrobiol2000. 31:247—256.

Gordana SC, Canadanovic-Brunet MJ, Djilas SM, Tumbas VT, Markov SL. 2007.Antioxidant potential, lipid peroxidation inhibition and antibacterial activitesof Satureja Montana Lour supspesies kitaibelii extract. International JournalMoleculer Science 2007. 8(10): 1013—1027.

Handayani BR, Werdiningsih W. 2010. Kondisi sanitasi dan keracunan makanantradisional. J Agroteksos. Vol.20: 2-3 Desember 2010.

Hazimah, Teruna HY, Jose C. 2013. Aktivitas antioksidan dan antimicrobial dariekstrak Plentranthus amboinicus. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 1(2).Maret 2013: 39—42.

Khattak MMAK, Taher M, Damanik R, Abdulrahman S, Bakar IA, Yahaya A.2013a. Torbangun (Coleus amboinicus Lour) extracts affect microbial andfungus activities. Journal of Nutritional Therapeutics. (2): 194—200.

Khattak MMAK, Taher M, Abdulrahman S, Bakar IA, Damanik R. 2013b. Anti-bacterial and anti-fungal activity of coleus leaves consumed as breast-milkstimulant. Nutrition & Food Science. 4(6): 582—590.

Klancnik A, Piskernik S, Jersek B, Mozina SS, 2010. Evaluation of diffusion anddulutionmmethods to determine the anibakterial activity of plant extracts. Jmicribiol methods. 81(2): 121—126.

Kumar VS, Ahmed SM, Badami S, Anil Tm, Banji D. 2008. Anti bacterialactivity of aqueous eextract of Coleus amboinicus. Pharmacology Online2008. 3:224.

Lawrence M, Damanik MRM, Naiyana. 2005. Modified NutraceuticalComposition. Australia (AU): Freehills patent and Trademark AttorneysMelbourne.

Lukhoba CW, Simmonds MSJ, Paton AJ. 2006. Plentranthus: a review ofethnobotanical uses. J Enthopramnacol. Vol 103(1): 1—24.

MacFaddin JF. 1985. Media for Isolation, Cultivation, Identification,Maintenance of Bacteria, Vol. I. Williams & Wilkins, Baltimore, MD.

Madigan TD, Martinko JM, Parker J. 2009. Brock Biology of Microorganism Edke-12. San Francisco (US): Pearson/Benjamin Cummings.

Manjamalai A, Narala Y, Haridas A, Grace BMV. 2011. Antifungal,antiinflamatory and GC-MS of methanolic extract of Plectranthusamboinicus leaf. Int J Curr Pharm Res. 3(2): 129—136.

Mbata TJ. Debiao LU. Saikia A. 2008. Antibacterial activity of the crude extractof Chinese green tea Camellia sinensis on listeria monocytogenes. Afr. J.biotechnol. Vol 7(10): 1571—1573.

Mothana RA, Lindequist U. 2005. Antimicrobial activity of some medicinalplants of the island Soqotra. J Ethnopharmacol. 95(1): 177—181.

Mukono. 2004. Higiene Sanistasi Hotel dan Restoran. Surabaya (ID) : AirlanggaUniversity Press.

Nagshetty K, Channappa ST, Gaddad SM. 2010. Antimicrobial susceptibility ofSalmonella typhi in India. J Infect Dev. Ctries. Vol 4(2): 70—73.

Pramadya A, Setiawan Budi, Damanik R. 2010. Formulasi minuman suplemendaun torbangun (Coleus amboinicus Lour) untuk wanita yang menderita PMS(premenstrual syndrome). Jurnal Gizi dan Pangan. 5(2): 95—102.

Page 28: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

20

Puckett RP. 2004. Food Service Manual for Health Care Institutions. USA(US):AHA press.

Putri CAR. (2007). Efek infutum daun dewa (Gynura segetum(Lour.) Merr.)terhadap hambatan respon rasa nyeri [Tesis]. Surabaya (ID): UniversitasAirlangga.

Rout SD, Panda SK. 2010. Ethnomedicinal plant resources of Mayurbhanj district,Orissa. Indian Journal of Traditional Knowledge.Vol 9(1): 68—72.

Siagian PH, Damanik R, Silitonga F. Effects of addition of Torbangun leaves(Coleus amboinicus Lour) in feed on mice reproduction and milkproduction. Ann Nutr Metab. 2009. 55 (Supll 1): 512.

Siregar RM. 2012. Aktivitas antibakteri ekstrak daun dan bunga kitolod(Laurentia longiflora (L). Peterm) terhadap beberapa bakteri penyebabkonjungtivitas. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suwito W. 2010. Bakteri yang sering mencemari susu: deteksi, patogenesis,epidemiologi, dan cara pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian. 29(3).

Suhirman S, Manoi F, Sembiring BS, Sukmasari M,Tritianingsih,Gani A, TjitjahF, Kistiwa D. 2006. Teknik pembuatan simplisia dan ekstrak purwoceng.Laporan pelaksanaan penelitian tanaman obat dan aromatik tahun 2006[internet]. [diacu 2014 Juli 6]. Tersedia dari:www.herbalnet.healthrepository.org.

Sulaeman A. 2006. Prinsip-Prinsip HACCP dan Penerapannya di Industri JasaBoga. Bogor (ID): Bagian Manajemen Makanan dan Kesehatan LingkunganDepartemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB.

Tasnim S, Kawuri R, Astiti NPA. 2011. Efektivitas daya hambat bakteriStreptomyces sp terhadap Erwinia sp penyebab penyakit busuk rebah padatanaman lidah buaya (Aloe barbadensis Mill). Jurnal Simbiosis 1. (1): 21—27.

Warsiki E, Damayanthy E, Damanik R. 2009. Characterization of cannedTorbangun (Coleus amboinicus Lour) leaf soup quality and its total migrationof packaging material. Journal of Industrial Agricultural Technology. 19(1):21—24.

WHO. [WORLD HEALTH ORGANIZATION]. 2005. Traditional MedicineStrategy. [internet]. [diacu 2014 Agustus 15]. Tersedia dari:http://whqlibdoc.who.int/hq/2002/who_edm_trm_2002.1.pdf.

Page 29: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

21

LAMPIRANLampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleusamboinicus L.) TERHADAP BAKTERI YANG BERASAL DARI

MAKANAN BASI

“Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi subjekpenelitian dan bersedia mengisi data berikut dengan sebenar-benarnya tanpapaksaan dari siapapun.”

Tanda tangan

(…………….…)

Sheet 1: CoverNama Lengkap :NIM :Tempat Tinggal :No. Telepon/HP :Tanggal Pengisian :

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 30: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

22

Sheet 2: Jenis Konsumsi pangan

Keterangan : yang diisi adalah jenis makanan spesifik yg teman-teman konsumsi(contoh : telur rebus/tumis kangkung/ikan lele goreng balado, dan lainnya)

HARI KE-1Makan pagiNasi/umbi-umbian :Lauk hewani :Lauk Nabati :

Sayur :Buah :

a. Makan siangNasi/umbi-umbian :Lauk hewani :Lauk Nabati :Sayur :Buah :

b. Makan malamNasi/umbi-umbian :Lauk hewani :Lauk Nabati :Sayur :Buah :

c. Makanan selingan / cemilan : …………

HARI KE-2a. Makan pagi

Nasi/umbi-umbian :Lauk hewani :Lauk Nabati :Sayur :Buah :

b. Makan siangNasi/umbi-umbian :Lauk hewani :Lauk Nabati :Sayur :Buah :

c. Makan malamNasi/umbi-umbian :Lauk hewani :Lauk Nabati :Sayur :Buah :

d. Makanan selingan / cemilan : ………

Page 31: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

23

Lampiran 2

Efek Aktivitas Antibakteri Berbagai Perlakuan Daun Tobangun

y = 1.7x + 7.1

y = 0.571x + 6.714

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

0 20 40 60 80

Konsentrasi (%)

diam

eter

zon

a ha

mba

t (m

m)

Efek Aktivitas Antibakteri dengan Perlakuan Ekstrak

diameter zona hambatbakteri gram +

diameter zona hambatbakteri gram -

Linear (diameter zonahambat bakteri gram +)

Linear (diameter zonahambat bakteri gram -)

y = 0.35x + 5.65

y = 0.186x + 5.680

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 20 40 60 80

Konsentrasi (%)

diam

eter

zon

a ha

mba

t (m

m)

Efek Aktivitas Antibakteri dengan Perlakuan Rebus

diameter zona hambatbakteri gram +

diameter zona hambatbakteri gram -

Linear (diameter zonahambat bakteri gram +)

Linear (diameter zonahambat bakteri gram -)

Page 32: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

24

y = 00

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

0 20 40 60 80

Konsentrasi (%)

diam

eter

zon

a ha

mba

t (m

m)

Efek Aktivitas Antibakteri dengan Perlakuan Kering

diameter zona hambatbakteri gram +

diameter zona hambatbakteri gram -

Linear (diameter zonahambat bakteri gram -)

y = 0.483x + 5.783

y = 0.142x + 6.142

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0 20 40 60 80

Konsentrasi (%)

diam

eter

zon

a ha

mba

t (m

m)

Efek Aktivitas Antibakteri dengan Perlakuan Tumbuk

diameter zona hambatbakteri gram +

diameter zona hambatbakteri gram -

Linear (diameter zonahambat bakteri gram +)

Linear (diameter zonahambat bakteri gram -)

Page 33: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

25

Lampiran 3

Hasil Analisis Lanjutan Tukey

Multiple Comparisonsdelta_konsentrasiTukey HSD

(I)perlakuan

(J)perlakuan

Mean Difference(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

ekstrak rebus .7125* .22757 .011 .1208 1.3042

kering .9069* .22757 .001 .3152 1.4987

tumbuk .6756* .22757 .018 .0838 1.2673

rebus ekstrak -.7125* .22757 .011 -1.3042 -.1208

kering .1944 .22757 .828 -.3973 .7862

tumbuk -.0369 .22757 .998 -.6287 .5548

kering ekstrak -.9069* .22757 .001 -1.4987 -.3152

rebus -.1944 .22757 .828 -.7862 .3973

tumbuk -.2314 .22757 .740 -.8231 .3603

tumbuk ekstrak -.6756* .22757 .018 -1.2673 -.0838

rebus .0369 .22757 .998 -.5548 .6287

kering .2314 .22757 .740 -.3603 .8231

Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .932.

Page 34: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

26

Lampiran 4

Hasil Uji Biokimia pada Identifikasi Bakteri

UjiTSIA

UjiIndol

Uji gula-gula

Ujiurease

Ujisitrat

Dugaan bakteri Ket

b,a,+,+ + Glukosa + + + Salmonella sp

BerdasarkanCowan &

Steel (1990)

Laktosa -Sukrosa -Maltose +Manitol +

b,b,+,+ + Glukosa + + + StaphylococcusaureusLaktosa +

Sukrosa +Maltose +Manitol +

a,a,+,- + Glukosa + - - Klebsiella spLaktosa +Sukrosa +Maltose +Manitol +

b,b,+,+ - Glukosa + - - Proteus spLaktosa -Sukrosa +Maltose -Manitol -

a,a,+,+ - Glukosa + + + Citrobacter spLaktosa -Sukrosa +Maltose -Manitol +

a,a,+,- + Glukosa + - + Enterobactersp

Laktosa +Sukrosa +Maltose +Manitol +

b,a,-,- - Glukosa - - + Listeria spLaktosa +Sukrosa +Maltose +Manitol +

a,a,+,+ - Glukosa + - + PseudomonasspLaktosa +

Sukrosa +Maltose +Manitol +

a,a,-,+ - Glukosa + - + Erwinia spLaktosa +Sukrosa +Maltose +Manitol +

Page 35: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

27

Lampiran 5

Dokumentasi Penelitian

Media LB 225 mL Media BPW 225 mL Media agar HE

Media agar XLD Uji TSIA bakteri Homogenisasi kekeruhan

Media agar MSA Uji Indol bakteri Isolat bakteri

daun Torbangun segar daun Torbangun kering daun Torbangun tumbuk

Page 36: EFEK ZAT ANTIBAKTERI DAUN TORBANGUN (Coleus Lour) … · biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan ... terapi alami. Komponen tanaman, seperti komponen

28

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang, pada tanggal 13 Juni 1992, dari seorang ayahyang bernama Raflis dan Ibu yang bernama Mardiah. Penulis merupakan anakketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di TK ISLAM DarulHikmah Lubuk Sikaping 1997-1998, SD Negeri 32 Benteng, Perumnas, Lubuk Sikaping1998-2004. Pada tahun 2004-2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMPNegeri 3 Lubuk Sikaping dan tahun 2007-2010 melanjutkan pendidikan di SMANegeri 1 Lubuk Sikaping. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)dan tercatat sebagai mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas EkologiManusia, IPB.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif mengikuti beberapa organisasiseperti FORCES IPB sebagai anggota divisi Community Development 2012-2013,kemahasiswaan, Badan Pengawas HIMAGIZI sebagai koordinator divisikewirausahaan 2012-2013, Creative Learning Club HIMAGIZI sebagai ketuadivisi Human Resources Development 2012-2013, dan Eco-Agrifarma FEMAsebagai ketua divisi produksi. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan kepanitiaanseperti Pekan Inovasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (PIMPI) 2013 sebagaianggota divisi Acara, Community Nutrition in English Competition 2 2012sebagai ketua divisi Sponsorship, dan International Scholarship Education andExpo 2012 sebagai bendahara divisi International Expo and Cultural Festival.

Penulis pernah mengikuti perlombaaan seperti Juara 1 Wilayah JabajakalKompetisi MITI PAPER CHALLENGE (MPC) 2014, Juara 2 Lomba EsaiMinang Vaganza IPMM Bogor 2014, dan Juara 3 LKTI Green Ilmy CompetitionUNS 2013. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliahManajemen Jasa Makanan dan Gizi Semester Genap 2013/2014, asistenpraktikum mata kuliah Analisis Zat Gizi Makro Semester Genap 2013/2014, danasisten praktikum mata kuliah Sosiologi Umum Semester Ganjil 2011/2012. Padabulan Juli-Agustus 2013 penulis mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP) di DesaPasir Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada bulanApril 2014 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang/Internship Dietetik diRumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor. Penulis tercatat sebagai penerimabeasiswa PPA.