efek pembedahan prolaps pada sensibilitas vagina
TRANSCRIPT
EFEK OPERASI PROLAPS PADA SENSIBILITAS VAGINA
Marielle M.E. Lakeman, MD, C. Huub van der Vaart, PhD, Ellen Laan, PhD, dan Jan-
Paul W.R. Roovers, PhD
ABSTRAK
Pendahuluan. Operasi prolaps telah terbukti memiliki dampak yang besar terhadap fungsi seksual.
Karena operasi prolaps tidak hanya mempengaruhi kondisi psikologis tetapi mungkin juga
mempengaruhi kondisi fisiologis seperti persarafan vagina, maka diperlukan suatu pengukuran luaran
yang objektif untuk lebih memahami efek operasi prolaps terhadap fungsi seksual.
Tujuan. Untuk menilai efek dari operasi prolaps baik dengan atau tanpa operasi stres inkontinensia
pada sensibilitas vagina dan untuk menilai hubungan antara sensibilitas dinding vagina dan kesehatan
seksual.
Metode. Penelitian ini dilakukan paralel dengan uji coba acak terkontrol yang membandingkan
operasi prolaps vagina dan abdomen dengan atau tanpa operasi inkontinensia pada wanita dengan
prolapsus uteri stadium 2 atau lebih.
Pengukuran Luaran Utama. Sensibilitas dinding vagina didefinisikan sebagai rata-rata ambang
batas sensasi untuk stimulasi listrik dari dinding vagina di empat tempat standar, diukur sebelum dan
6 bulan setelah operasi. Ambang sensasi pascaoperasi yang lebih tinggi relatif terhadap preoperasi
mengindikasikan berkurangnya sensibilitas dinding vagina. Fungsi seksual dinilai pada titik waktu
yang sama dengan menggunakan kuesioner.
Hasil. Data sensibilitas dinding vagina diperoleh dari 65 pasien. Sensibilitas dari dinding vagina
posterior distal (P = 0,02) dan anterior distal (P = 0,10) menurun setelah operasi vagina dibandingkan
dengan operasi abdomen. Operasi prolaps abdomen dengan operasi inkontinensia menurunkan
sensibilitas bagian distal dari dinding vagina anterior secara signifikan lebih daripada operasi prolaps
abdomen saja (P = 0,01). Sebelum operasi, sensibilitas dinding vagina lebih rendah pada wanita yang
melaporkan adanya kekeringan vagina atau anorgasmia. Adanya nyeri genital dikaitkan dengan lebih
tingginya sensibilitas dinding vagina. Sensibilitas dinding vagina pascaoperasi adalah serupa pada
wanita dengan dan tanpa masalah seksual.
Kesimpulan. Operasi prolaps vagina serta operasi prolaps abdomen dengan tambahan operasi
inkontinensia mengakibatkan penurunan sensibilitas dinding vagina. Studi percontohan ini
menunjukkan tidak ada pengaruh penurunan sensibilitas dinding vagina
pada kesehatan seksual. Penelitian yang lebih besar diperlukan untuk lebih memahami hubungan
antara perubahan sensibilitas dinding vagina dan perubahan kesehatan seksual.
Kata Kunci. Prolaps Organ Panggul, Operasi Prolaps, Sensibilitas vagina, Fungsi Seksual, Bedah
Vagina untuk Prolaps Organ Panggul, Sensasi vagina dan Kesehatan Seksual.
Pengantar
Prolaps organ panggul adalah suatu kondisi yang mempengaruhi satu dari tiga wanita. Jika
gejala cukup parah dan pengukuran kurang invasif telah gagal, operasi prolaps dilakukan
untuk mengoreksi kelainan anatomi yang terlibat. Operasi tersebut telah terbukti memiliki
dampak yang besar pada kesehatan seksual. Beberapa penelitian telah menunjukkan efek
yang menguntungkan pada kesejahteraan seksual, sedangkan penelitian lain melaporkan tidak
ada perbedaan atau bahkan penurunan kesehatan seksual. Sebagian besar dari studi tersebut
mendasarkan kesimpulan mereka pada kuesioner yang divalidasi untuk menilai fungsi
seksual dan hubungannya dengan kualitas hidup. Namun, kesehatan seksual merupakan
masalah multikausal, multidimensi dengan faktor penentu biologis, fisiologis, psikologis,
dan interpersonal.
Kuesioner tervalidasi adalah metode terbaik untuk mengatasi faktor penentu psikologis dan
interpersonal tetapi gagal untuk mewakili efek fisiologis yang terlibat. Semua jenis prolaps
dan bedah inkontinensia tidak hanya mempengaruhi anatomi hubungan antara organ visceral
dalam rongga panggul, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada vaskularisasi dan persarafan
dari vagina karena insisi bedah, traksi, dan manipulasi vagina dan organ visceral. Selama
operasi prolaps vagina, risiko trauma bedah langsung ke dinding vagina mungkin lebih luas
dibandingkan pembedahan abdomen, seperti pada operasi prolaps abdomen, sayatan dinding
vagina dan traksi ke bawah dari organ visceral dalam rongga panggul dapat dihindari.
Namun, operasi prolaps dikombinasikan dengan operasi inkontinensia (kolposuspensi)
mungkin mengakibatkan kerusakan tambahan pada dinding vagina karena selama prosedur
ini traksi dan diseksi diterapkan pada dinding vagina anterior distal. Fungsi seksual telah
dikaitkan dengan integritas persarafan vagina dan vaskularisasi. Sensasi sentuhan atau
tekanan ringan untuk dinding vagina dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh bagian sensorik
dari saraf pudendus. Perangsangan cabang sensorik dari saraf pudendus membangkitkan
perubahan dalam aliran darah vagina melalui aktivasi jalur otonom tulang belakang, yang
merangsang vasodilatasi dan lubrikasi. Oleh karena itu, perbedaan sensibilitas dinding vagina
juga bisa mempengaruhi kesehatan seksual. Studi yang melaporkan perbedaan sensibilitas di
dinding vagina sebelum dan setelah operasi prolaps masih kurang.
Baru-baru ini, kami validasi metode baru untuk mengukur sensibilitas vagina yang
dikembangkan untuk memberikan hasil pengukuran objektif terhadap fungsi seksual. Metode
ini menggunakan elektroda St Marks yang dipasang ke jari peneliti, untuk memberikan
stimulus arus konstan dengan peningkatan intensitas secara bertahap, untuk mengukur
ambang sensasi di 4 lokasi standar dalam vagina. Validasi metode ini menunjukkan
kesepakatan intra-pengamat yang sempurna. Metode baru ini memungkinkan kami untuk
mengevaluasi efek dari operasi prolaps pada sensibilitas dinding vagina dan juga untuk
membandingkan sensibilitas dinding vagina antara perempuan dengan dan tanpa gejala
seksual.
Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk menilai kerusakan sensibilitas dinding vagina
akibat operasi prolaps vagina dan abdomen, dengan atau tanpa operasi inkontinensia. Hal ini
dilakukan dengan melakukan pengukuran sensibilitas dinding vagina sebelum dan setelah
operasi. Karena operasi prolaps abdomen tidak melibatkan sayatan dinding vagina, kami
berhipotesis bahwa kerusakan sensibilitas dinding vagina lebih luas setelah operasi prolaps
vagina dibandingkan setelah operasi prolaps abdomen. Karena operasi inkontinensia juga
melibatkan sayatan dinding vagina di bagian distal dari dinding vagina, kami berhipotesis
bahwa sensibilitas dinding distal vagina menurun setelah operasi prolaps dikombinasikan
dengan operasi inkontinensia. Tujuan kedua kami adalah untuk menyelidiki hubungan antara
sensibilitas dinding vagina dan fungsi seksual. Karena stimulasi aferen sensorik juga
mempengaruhi aliran darah vagina, kami berhipotesis bahwa kehadiran masalah seksual
dikaitkan dengan penurunan sensibilitas dinding vagina. Penelitian ini dilakukan sebagai
bagian dari uji acak terkontrol (Randomized Control Trial/RCT) membandingkan
terulangnya prolaps setelah operasi prolaps vagina dan abdomen. Hasil dari RCT tersebut
diterbitkan di tempat lain.
Metode dan Pengukuran
Studi Kependudukan dan Intervensi
Pengukuran sensibilitas dinding vagina dilakukan sebagai bagian dari RCT multisenter yang
membandingkan bedah prolaps vagina dan abdomen pada desensus uteri stadium II-IV (ICS).
Kriteria eksklusi adalah adanya massa adneksa, riwayat lebih dari dua prosedur bedah
panggul abdominal, obesitas ekstrim (indeks massa tubuh ekstrim> 35 kg/m2), riwayat
inflamasi usus atau prosedur bedah panggul sebelumnya, dan inkontinensia feses karena
adanya kerusakan sfingter anal internal atau eksternal. Protokol penelitian telah disetujui oleh
komite etika medis setempat dari tiga rumah sakit yang berpartisipasi di Belanda (University
Medical Centre di Utrecht, St Antonius Hospital di Nieuwegein, Diaconessenhuis di Utrecht)
dan persetujuan (informed consent) tertulis diperoleh dari semua pasien. Setelah persetujuan
tertulis dari pasien untuk berpartisipasi dalam studi, pasien dikelompokkan melalui
pengacakan terkomputerisasi yang memiliki rekonstruksi panggul operasi baik dengan
pendekatan vagina atau abdomen. Pendekatan vagina terdiri dari histerektomi vaginal
dikombinasikan dengan anterior dan/atau posterior colporrhaphy jika diindikasikan.
Pendekatan abdomen melibatkan sacrocolpopexy dengan mempertahankan rahim. Secara
bersamaan, pembedahan inkontinensia (colposuspension) dilakukan pada kasus stres
inkontinensia yang jelas atau tersamarkan. Pada kasus sacrocolpopexy abdomen, dilakukan
colposuspension Burch dan dalam hal operasi vagina, dilakukan teknik suspensi jarum
Stamey-Pereyra. Pasien tidak menggunakan suplemen estrogen sebelum operasi dilakukan.
Deskripsi teknik bedah dan manajemen perioperatif yang lebih luas dapat ditemukan di
publikasi sebelumnya.
Pengukuran Sensibilitas Vagina
Pengukuran sensibilitas vagina dilakukan beberapa minggu sebelum operasi dan 6 bulan
setelah operasi. Kerangka waktu ini dipilih berdasarkan studi yang menyediakan bukti bahwa
kerusakan persarafan dapat sembuh selama 6 bulan setelah trauma dasar panggul. Metode
yang kami kembangkan terdiri dari elektroda St Mark, dengan elektroda perangsang dipasang
di ujung dan elektroda perekam dipasang di dasar yang melekat pada jari peneliti. Elektroda
menyediakan stimulus arus konstan dengan intensitas yang meningkat secara bertahap. Studi
validasi menunjukkan bahwa metode ini mempunyai reproduktifitas yang sangat baik intra-
pengamat, namun terdapat variasi sedang antar-pengamat. Oleh karena itu, semua
pengukuran dilakukan oleh penyidik yang sama. Semua pengukuran dilakukan di empat
lokasi standar: tiga sentimeter dari introitus di garis tengah pada dinding vagina distal
anterior dan posterior dan bagian paling proksimal dari dinding vagina anterior dan posterior
di garis tengah (forniks anterior dan posterior). Untuk mengukur sensibilitas vagina, jari
telunjuk dengan elektroda di atasnya ditempatkan pada lokasi target tanpa mendorongnya ke
dinding, untuk memberikan tekanan minimal. Lokasi sasaran dirangsang dalam urutan acak.
Sebuah stimulus gelombang persegi arus konstan (100 milidetik, 5 pulse per detik) meningkat
secara bertahap 1-40 milliamper (mA) sampai ambang sensasi ditunjukkan oleh pasien. Nilai
yang lebih tinggi berarti lebih tinggi ambang sensasi dan berkurangnya sensibilitas dinding
vagina. Tujuan stimulasi kami adalah untuk memprovokasi sensasi getaran dan bukan karena
nyeri. Setiap pengukuran diulang tiga kali; pengukuran pertama tidak termasuk dalam analisis
untuk memungkinkan pasien untuk membiasakan diri dengan sensasi stimulus dan untuk
membatasi interval antara sensasi dan respon.
Kuesioner Fungsi Seksual
Pasien menerima kuesioner untuk skrining disfungsi seksual (Questionnaire for Screening
Sexual Dysfunctions/QSD) sebelum operasi dan 6 bulan setelah operasi. QSD ini merupakan
kuesioner Belanda yang telah tervalidasi untuk menilai keberadaan, frekuensi, dan
ketidaknyamanan yang dialami pada disfungsi seksual. Kami memilih empat pertanyaan
(lihat Lampiran 1) dari kuesioner ini untuk mengidentifikasi keberadaan masalah dengan
lubrikasi, orgasme, nyeri genitalia, dan gairah. Kami memilih empat pertanyaan berdasarkan
pengalaman pasien. Ketidaknyamanan yang dialami oleh karena gejala-gejala tersebut diukur
dengan skala Likert 5-poin, mulai dari tidak sama sekali sampai sangat terganggu. Kami
membuat dikotomi dari tingkat ketidaknyamanan yang dilaporkan ke dalam "mengganggu"
(jika ketidaknyamanan yang dilaporkan adalah: "Saya terganggu," "Saya sangat terganggu,"
atau "Saya sangat terganggu") atau "tidak mengganggu "(jika gejala tidak ada atau
ketidaknyamanan yang dilaporkan adalah "sama sekali tidak terganggu" atau "sedikit
terganggu").
Analisis statistik
Data dianalisis sesuai dengan prinsip intention to treat. Pertama, kami melakukan
pemeriksaan hati-hati untuk outlier. Kedua, rata-rata dari pengukuran kedua dan ketiga di
setiap lokasi dihitung. Ketiga, kami menghitung perbedaan dari rerata sensibilitas dinding
vagina dengan mengurangi rata-rata ambang sensasi sebelum operasi dengan rata-rata
ambang sensasi setelah operasi. Nilai negatif dengan demikian mengindikasikan ambang
sensasi yang lebih tinggi pascaoperasi relatif terhadap preoperasi, menunjukkan
berkurangnya sensibilitas dinding vagina, yang mencerminkan adanya kerusakan persarafan
dinding vagina.
Untuk meneliti efek terisolasi dari operasi prolaps vagina dan abdomen terhadap sensibilitas
dinding vagina, pertama-tama kami membandingkan sensibilitas dinding vagina pada wanita-
wanita yang tidak menjalani operasi inkontinensia. Selanjutnya, kami meneliti efek dari
operasi prolaps dikombinasikan dengan operasi inkontinensia dengan membandingkan wanita
yang menjalani operasi inkontinensia dan yang tidak. Karena operasi inkontinensia dilakukan
secara berbeda pada pendekatan vagina dan abdomen, analisis dilakukan secara terpisah
untuk masing-masing pendekatan. Semua analisa dilakukan dengan menggunakan Mann-
Whitney U-test karena data tidak terdistribusi normal.
Untuk menyelidiki hubungan antara sensibilitas dinding vagina dan fungsi seksual pra-dan
pascaoperasi, kami membandingkan median ambang sensasi dinding vagina antara wanita
dengan dan tanpa masalah seksual yang mengganggu pra-dan pasca operasi menggunakan
Mann-Whitney U-test. Setiap perbedaan pada prevalensi gejala seksual mengganggu pada
wanita yang menjalani operasi prolaps vagina atau abdomen dengan atau tanpa operasi
inkontinensia diteliti dengan menggunakan Fisher’s exact test.
Hasil
Enam puluh lima perempuan menjalani pengukuran sensibilitas dinding vagina sebelum dan
setelah operasi. Tabel 1 menunjukkan karakteristik pasien pada populasi yang diteliti
termasuk median skor sensibilitas dinding vagina pra operasi. Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik ditemukan dalam karakteristik pasien antara pasien yang dioperasi
dengan pendekatan vagina atau abdomen dan antara perempuan dengan atau tanpa diikuti
dengan inkontinensia operasi.
Operasi Prolaps tanpa Operasi Inkontinensia
Median perbedaan sensibilitas dinding vagina setelah vagina dan abdomen prolaps operasi,
tanpa operasi inkontinensia ditunjukkan pada Tabel 2. Sensibilitas dinding vagina secara
signifikan lebih menurun setelah operasi prolaps vagina di dinding vagina posterior distal.
Pada dinding vagina anterior, sensibilitas juga mengalami penurunan lebih banyak setelah
operasi prolaps vagina, namun bedanya dengan operasi prolaps abdomen tidak bermakna
secara statistik.
Operasi Prolaps dengan Operasi Inkontinensia
Operasi prolaps dengan operasi inkontinensia dilakukan pada 22 wanita (34%), di antaranya
sembilan menjalani operasi vagina dan 13 menjalani operasi abdomen (lihat Tabel 3). Pada
wanita yang menjalani operasi prolaps vagina, tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik dalam sensibilitas dinding vagina antara wanita dengan dan tanpa operasi
inkontinensia. Namun, pada wanita yang menjalani prolaps operasi abdomen, sensibilitas
pada bagian distal dari dinding vagina anterior menurun signifikan pada pasien dengan
operasi inkontinensia dibandingkan dengan tanpa operasi inkontinensia.
Gejala seksual
Empat puluh empat wanita (68%) menyelesaikan kuesioner sebelum dan setelah operasi, 37
dari mereka aktif secara seksual (57%) sebelum operasi dan 39 perempuan (60%) aktif secara
seksual 6 bulan setelah operasi. Setelah operasi, semua wanita yang aktif secara seksual
sebelum operasi, masih aktif secara seksual; setelah operasi, terdapat tambahan dua wanita
menjadi aktif secara seksual. Beberapa wanita tidak menyelesaikan semua pertanyaan karena
mereka pikir pertanyaan itu terlalu pribadi. Tabel 4 menunjukkan median ambang batas
sensasi dinding vagina pada wanita dengan dan tanpa masalah seksual. Sebelum operasi,
ambang batas sensasi vagina dinding dari bagian distal posterior dinding vagina lebih tinggi
pada wanita dengan keluhan kekeringan vagina dan/atau anorgasmia dibandingkan pada
perempuan yang tidak mengalami gejala ini. Wanita yang melaporkan hubungan seksual
yang menyakitkan, (N = 7) memiliki ambang batas sensasi dinding vagina yang lebih rendah
pada dinding vagina posterior distal dan dinding vagina anterior proksimal daripada wanita
yang tidak melaporkan gejala ini (N = 29). Setelah operasi, 13 perempuan (21%) mengalami
satu atau lebih masalah seksual. Wanita dengan anorgasmia (N = 6) memiliki ambang batas
sensasi dinding vagina yang lebih tinggi di dinding vagina posterior distal jika dibandingkan
dengan wanita tanpa kesulitan orgasme (N = 32).
Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik dalam prevalensi gejala seksual yang
ditemukan antara prosedur operasi yang berbeda, sebelum dan setelah operasi.
Diskusi
Kami melakukan pengukuran sensibilitas dinding vagina pra-dan pasca operasi sebagai
bagian dari RCT untuk lebih memahami dampak dari operasi prolaps, dengan atau tanpa
operasi inkontinensia, pada fungsi seksual. Kami menemukan bahwa sensibilitas dinding
vagina menurun lebih banyak pada pasien yang menjalani operasi prolaps vagina
dibandingkan dengan wanita yang menjalani operasi prolaps abdomen. Jika pembedahan
prolaps abdomen dikombinasikan dengan operasi inkontinensia, yang melibatkan
pembedahan bagian distal dari dinding vagina, sensibilitas dinding vagina di bagian distal
dari dinding vagina anterior menurun.
Sebelum menginterpretasikan hasil, beberapa poin perlu dibahas. Kami memutuskan untuk
mengukur sensibilitas vagina pada 6 bulan setelah operasi berdasarkan penelitian yang
memberikan bukti bahwa kerusakan persarafan dapat pulih sampai 6 bulan setelah trauma
dasar panggul [18]. Orang mungkin mempertimbangkan fakta bahwa penilai tidak
“dibutakan” terhadap jenis operasi yang dilakukan sebagai batasan dari penelitian ini, namun,
mengingat jenis operasi, tidak mungkin untuk penilai “dibutakan” karena ia akan melihat
bekas lukanya atau “melewatkan” serviksnya.
Kekuatan penelitian ini adalah bahwa kami melakukan pengukuran yang objektif terhadap
sensibilitas dinding vagina sebelum dan setelah operasi. Dengan mengukur sensibilitas
dinding vagina sebelum dan setelah operasi di empat lokasi standar, kami mampu
mengidentifikasi efek dari operasi pada sensibilitas dinding vagina di setiap lokasi tersebut.
Dengan demikian, kami mampu untuk mencoba untuk menghubungkan perubahan
sensibilitas dinding vagina untuk langkah operasi spesifik.
Kami mengamati sensibilitas dinding vagina menurun setelah operasi prolaps vagina, yang
terdiri dari histerektomi vaginal yang diikuti dengan anterior dan/atau posterior colporrhaphy
secara bersamaan, dalam 89% dari kasus. Penurunan ini dapat dijelaskan oleh diseksi epitel
dan fasia yang ekstensif selama colporrhaphy anterior dan posterior yang berakibat pada
kerusakan dari ujung saraf bebas di dan dekat epitel [21]. Namun, operasi prolaps vagina juga
terdiri dari histerektomi, yang tentu saja dapat juga merusak persarafan vagina [22].
Sensibilitas dari dinding vagina anterior proksimal menurun lebih daripada sensibilitas dari
dinding vagina posterior proksimal dapat dijelaskan oleh fakta bahwa lebih banyak
perempuan dalam kelompok operasi prolaps vagina mengalami colporrhaphy anterior
daripada posterior. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuat perbedaan antara
kerusakan yang diakibatkan oleh histerektomi, colporrhaphy, dan colposuspension.
Kami mengamati bahwa menggabungkan operasi prolaps abdomen dengan operasi
inkontinensia secara signifikan menurunkan sensibilitas dinding vagina pada bagian distal
dari dinding vagina anterior. Lokasi ini sesuai dengan persimpangan uretra-vesikalis, dan
dengan demikian, merupakan lokasi operasi inkontinens. Kedua sayatan operasi, serta traksi
untuk jaringan para-uretra selama dan setelah prosedur, mungkin bertanggung jawab terhadap
penurunan sensibilitas vagina.
Studi kami menunjukkan bahwa pada pasien dengan prolaps rahim, ada hubungan antara
lebih rendahnya sensibilitas dinding vagina di dinding vagina bagian distal posterior dengan
gejala kekeringan vagina dan anorgasmia. Asosiasi ini mungkin dijelaskan oleh fakta bahwa
stimulasi bagian sensorik dari saraf pudenda membangkitkan perubahan aliran darah vagina
dan lubrikasi melalui aktivasi jalur otonom tulang belakang [11]. Setelah operasi koreksi
prolaps genital, asosiasi yang signifikan antara sensibilitas dinding vagina dan gejala seksual
tidak lagi diamati. Hal ini dapat dijelaskan oleh kurangnya “kekuatan”, sebagian besar
perbandingan dalam penelitian kami memiliki efek ukuran medium (d = 0,5) dengan
kekuatan 80% dan alpha sebesar 0,05, kami akan membutuhkan 64 pasien per kelompok.
Dalam penelitian kami, kami memiliki 39 wanita yang aktif secara seksual yang menjawab
kuesioner pascaoperasi secara total dan hanya 13 wanita yang mengalami satu atau lebih
masalah seksual yang mengganggu setelah operasi. Oleh karena itu, sulit untuk
membandingkan wanita dengan dan tanpa gejala setelah operasi. Penjelasan untuk rendahnya
tingkat gejala seksual setelah operasi mungkin merupakan peningkatan 'kepercayaan diri dan
citra tubuh pasien karena koreksi dari kelainan anatomi dan penyembuhan yang gejala terkait
dasar panggul, seperti inkontinensia urine dan feses [23,24]. Perbaikan dalam percaya diri
dan citra tubuh tersebut juga dapat meningkatkan fungsi seksual [23,24]. Untuk mengurai
efek langsung dari prosedur pembedahan pada fungsi seksual dan efek tidak langsung seperti
meningkatnya kepercayaan dan citra tubuh sebagai akibat dari hilangnya gejala
inkontinensia, penelitian masa depan harus memungkinkan periode follow-up yang lebih
lama dan pengukuran yang komprehensif terhadap perubahan psikologis yang diduga
berhubungan dengan peningkatan fungsi seksual. Juga, apakah rahim diangkat atau
dipertahankan, mungkin mempengaruhi fungsi seksual. Oleh karena itu, studi di masa depan
juga harus mempertimbangkan hal ini.
Ini adalah studi pertama yang menyelidiki efek dari berbagai jenis operasi prolaps, dengan
atau tanpa prosedur inkontinensia, pada sensibilitas dinding vagina. Tujuan kami adalah
untuk menghasilkan hipotesis pada efek prolaps dan operasi inkontinensia pada sensibilitas
dinding vagina dan hubungannya dengan fungsi seksual. Beberapa bukti ditemukan bahwa
sensibilitas dinding vagina berkurang terkait dengan anorgasmia dan kekeringan vagina.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami dampak dari operasi dasar panggul
pada sensibilitas dinding vagina dan hubungannya dengan kesehatan seksual. Peningkatan
pemahaman terhadap efek ini dapat digunakan untuk memperbaiki konseling tentang fungsi
seksual pascaoperasi dan akhirnya dapat mempengaruhi pemilihan pengobatan.
Sebagai kesimpulan, operasi prolaps vagina, serta operasi prolaps abdomen dengan tambahan
operasi inkontinensia yang melibatkan diseksi bagian distal dari dinding vagina,
mengakibatkan penurunan sensibilitas dinding vagina. Hasil pengamatan yang menunjukkan
bahwa sensibilitas dinding vagina sebelum operasi lebih rendah pada wanita dengan gejala
anorgasmia dan kekeringan vagina dan bahwa pada pasca operasi tidak ada hubungan antara
keluhan seksual dan sensibilitas dinding vagina, memerlukan penelitian lebih lanjut.
Tabel 1. Karakteristik dasar pasienJumlah pasienUmur dalam tahun (rerata, SD)Paritas (median;IQR)Indeks masa tubuh dalam kg/m2 (rerata, SD)Riwayat operasi prolaps (N,%)*
Anterior colporrhaphyAnterior and posterior colporrhaphy
Temuan pada pemeriksaan pelvis (N,%)Desensus uteri
Stage 2Stage 3
Sistokel Tanpa sistokelStage 1Stage 2Stage 3
Rektokel Tanpa rektokelStage 1Stage 2Stage 3
Sensibilitas dinding vagina yang terukur pada mA (median;IQR)Dinding vagina distal anteriorDinding vagina distal posteriorDinding vagina proksimal anteriorDinding vagina proksimal posterior
Teknik operasi yang dilakukan (N,%)**
Pendekatan vaginaPendekatan abdomenColposuspension
6557 (10) 3 (2-3)26 (3) 5 (15) 3 2
53 (82)12 (18)
1 (2) 6 (9)30 (46)28 (43)
11 (17)31 (48)19 (29) 4 (6)
18 (13-24)18 (13-25)10 (8-12) 9 (7-10)
35 (54)30 (46)22 (34)
*Beberapa pasien telah menjalani lebih dari satu prosedur operasi sebelumnya**Beberapa pasien menjalani lebih dari satu prosedur operasi
IQR = inter-quartile range (jangkauan interkuartil)
Tabel 2. Perbandingan median perbedaan, antara sebelum dan setelah operasi, pada ambang batas sensasi (dalam mA) antara operasi prolaps vagina dan abdomen, pada wanita tanpa operasi inkontinens
Teknik operasi yang dilakukanOperasi vaginaN=26
Operasi abdomenN=17 P value*
Dinding anterior distalDinding posterior distalDinding anterior proksimalDinding posterior proksimal
-3 (-32-31)-3 (-37-14)0 (-12-9)0 (-14-14)
2 (-10-23)5 (-31-30)2 (-7-18)0 (-4-14)
0.100.020.070.46
Tabel 3. Perbandingan median perbedaan, antara sebelum dan setelah operasi, pada ambang batas sensasi (dalam mA) antara wanita dengan dan tanpa operasi inkontinens
Operasi vagina Operasi abdomenDengan operasi inkontinensN=9
Tanpa operasi inkontinensN=25 P*
Dengan operasi inkontinensN=13
Tanpa operasi inkontinensN=17 P*
Dinding anterior distalDinding posterior distalDinding anterior proksimalDinding posterior distal
-5 9-60-18)0 (-12-8)0 (-14-24)2 (-15-18)
-3 (-32-31)-3 (-37-14)0 (-12-9)0 (-14-14)
0,420,850,490,65
-4 (-19-19)1 (-33-26)1 (-4-7)1 (-5-6)
2 (-10-23)5 (-31-30)1 (-4-7)1 (-5-6)
0,010,240,650,95
Nilai-nilai tersebut adalah median (jangkauan) dari sensibilitas dinding vagina = ambang
batas sensasi sebelum operasi-ambang batas sensasi setelah operasi.*Dikalkulasi dengan Mann-Whitney U-test
Tabel 4. Perbandingan median ambang batas sensasi (dalam mA) per gejala seksual mengganggu yang dilaporkan sebelum dan 6 bulan setelah operasi Sebelum operasi
Kekeringan vagina Anorgasmia Nyeri genitalia Gairah sensual rendahTidakN=24
YaN=12 P
Tidak N=28
YaN=8 P
TidakN=29
YaN=7 P
TidakN=29
YaN=8 P
Dinding anterior distalDinding posterior distalDinding anterior proksimalDinding posterior proksimal
1816109
192199
0,750,040,800,86
1817108
1824109
0,670,050,700,19
1920109
161377
0,140,040,040,37
1817108
1621109
0,790,250,530,24
Setelah operasiTidakN=33
YaN=6 P
Tidak N=32
YaN=6 P
TidakN=34
YaN=4 P
TidakN=34
YaN=5 P
Dinding anterior distalDinding posterior distalDinding anterior proksimalDinding posterior proksimal
2113109
141688
0,180,920,580,58
201398
20241210
0,920,060,280,11
201399
21261210
0,840,080,770,87
2114109
1825109
0,450,360,580,36
Lampiran 1
Definisi masalah seksualMasalah seksual PertanyaanKurangnya gairah seksual
Kekeringan vagina
Anorgasmia
Nyeri genitalia
Apakah Anda mengalami kurangnya gairah seksual pada beberapa bulan terakhir?Apakah Anda mengalami kekeringan vagina pada beberapa bulan terakhir?Apakah Anda mengalami anorgasmia pada beberapa bulan terakhir?Apakah Anda mengalami nyeri genitalia pada beberapa bulan terakhir?