efek jangka panjang bencana stikes cendekia kudus

15
MANAJEMEN KESEHATAN: EFEK KESEHATAN JANGKA PANJANG AKIBAT WABAH DAN BENCANA MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana dari dosen pengampu : Ns. Masvan Yulianto, M. Kes Oleh: KELOMPOK I PSIK VII C 1. Angga okta z 11. Evi nopitasari 2. Arif setyo n 12. Fikri n 3. Artanti zulaikhah 13. Fitri nikmah 4. Avis wibowo 14. Fredy istiyantoro 5. Ayu nuur q 15. Irma yuhani 6. Bayu erlangga 16. Ismatul maulina 7. Dedik kurniawan 17. Kukuh puji a 8. Dwi kurnia sari 18. Liyana dwi 9. Dwi rizki amalia 19. M. Asrul cito 10. Ely farina 20. Monic meilina STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

Upload: riezky-dwyliea

Post on 31-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Dwi Rizki Amalia

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

MANAJEMEN KESEHATAN:

EFEK KESEHATAN JANGKA PANJANG AKIBAT WABAH DAN BENCANA

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana

dari dosen pengampu : Ns. Masvan Yulianto, M. Kes

Oleh:

KELOMPOK I PSIK VII C

1. Angga okta z 11. Evi nopitasari

2. Arif setyo n 12. Fikri n

3. Artanti zulaikhah 13. Fitri nikmah

4. Avis wibowo 14. Fredy istiyantoro

5. Ayu nuur q 15. Irma yuhani

6. Bayu erlangga 16. Ismatul maulina

7. Dedik kurniawan 17. Kukuh puji a

8. Dwi kurnia sari 18. Liyana dwi

9. Dwi rizki amalia 19. M. Asrul cito

10. Ely farina 20. Monic meilina

STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)

2013

Page 2: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.

Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.

Dalam minggu-minggu pertama setelah bencana, pola kebutuhan kesehatan akan berubah dengan cepat bergerak dari pengobatan korban lebih perawatan kesehatan primer rutin. layanan harus ditata ulang dan restrukturisasi, sering karena fasilitas permanen rusak berat dalam hal infrastruktur dan sistem vital, dan kendala keuangan yang parah menghambat rekonstruksi yang cepat. prioritas juga akan bergeser dari perawatan kesehatan terhadap upaya kesehatan lingkungan selama fase rehabilitasi.

Koordinator bencana kesehatan akan dihadapkan dengan keputusan dalam tiga bidang utama yang tidak boleh diabaikan selama operasi darurat:. mengidentifikasi dan masalah dalam jangka panjang yang disebabkan oleh bencana, membangun kembali pelayanan kesehatan normal, dan menentukan status, memperbaiki, dan merekonstruksi kerusakan sistem dan bangunan.

1.2  Tujuan

Untuk mengetahui pengertian, penyebab, proses kejadian, dampak/akibat, upaya/usaha penanggulangan dari bencana bencana dalam jangka panjang.

Page 3: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Wabah dan Bencana

Wabah atau Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang

jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu

dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. (Hikmawati, 2011)

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

menyebutkan definisi Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta

benda, dan dampak psikologis.

B. Efek Kesehatan Jangka Panjang yang disebabkan oleh Wabah dan Bencana

a. Perpanjangan Untuk Perawatan Medis

Jika sejumlah besar korban telah dihasilkan dari bencana, sebagian kecil

(mungkin kurang dari 1%) akan membutuhkan perawatan jangka panjang di rumah,

perawatan institusional, atau rehabilitasi khusus selama berbulan-bulan atau

bertahun-tahun. Contoh adalah paraplegics, pasien dengan kerusakan otak yang

parah, amputasi dan pasien dengan sepsis kronis. Pada negara-negara di mana

layanan khusus untuk perawatan jangka panjang dan terbatas, ini akan meletakkan

beban pada layanan kesehatan. Mendanai program rehabilitasi jangka panjang

dengan sumber daya internasional dapat dibuktikan sulit, karena banyak organisasi

tidak memiliki dana untuk pengeluaran tersebut. Ststistics awal tentang jumlah

pasien yang terlibat dan estimasi biaya harus diperoleh secepat mungkin dan tersedia

untuk para pembuat keputusan nasional dan lembaga internasional yang tertarik.

b. Communicable Disease

Page 4: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

Adalah keluhan gangguan kesehatan (illness) yang disebabkan organisme

infeksius, melalui agen/bahan perantara pada penjamu yang rentan secara langsung

atau tidak langsung. Secara langsung berarti agen dihantarkan oleh orang maupun

binatang yang terinfeksi, sedangkan cara tidak langsung dihantarkan melalui

perantaraan binatang (vektor), alat rumah tangga, makanan, minuman, dan lain-lain.

Bencana alam tidak biasa menimbulkan KLB penyakit menular secara besar-

besaran walau pada keadaan tertentu bencana alam dapat meningkatkan potensi

penularan penyakit. Dalam jangka waktu yang singkat, peningkatan insidensi

penyakit yang paling sering terlihat terutama disebabkan oleh kontaminasi feses

manusia pada makanan dan minuman. Dengan demikian, penyakit semacam itu

umumnya adalah penyakit enterik (perut). Risiko terjadinya KLB epidemik penyakit

menular sebanding dengan kepadatan penduduk dan perpindahan penduduk. Kondisi

ini meningkatkan desakan terhadap suplai air dan makanan serta risiko kontaminasi

(seperti dalam kamp pengungsi), gangguan layanan sanitasi yang ada seperti sistem

suplai air bersih dan sistem pembuangan air kotor, dan meningkatkan kegagalan

dalam pemeliharaan atau perbaikan program kesehatan masyarakat dalam periode

segera setelah bencana. Dalam jangka panjang, peningkatan kasus penyakit bawaan

vektor berlangsung di beberapa daerah karena terganggunya upaya pengendalian

vektor, khususnya setelah terjadinya hujan lebat dan banjir. Insektisida residual pada

bangunan akan tersapu hujan dan banjir, dan jumlah lokasi sarang nyamuk mungkin

bertambah. Lagipula, pemindahan hewan liar atau hewan peliharaan ke tempat yang

dekat dengan pemukiman manusia akan memberikan risiko tambahan infeksi

zoonotik. Pada bencana kompleks dengan akibat seperti malnutrisi, kepadatan

penduduk, dan kurangnya sanitasi paling dasar, KLB besarbesaran gastroenteristis

(akibat kolera atau penyakit lain) dapat terjadi, seperti di Rwanda/Zaire pada tahun

1994.

Pencegahan Penyakit Menular:

Dalam usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi

pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam

strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan

seperti tersebut diatas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat

kesehatan individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan

Page 5: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

kesehatan,pemeliharaan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta

masalah kesehatan, serta usaha rehibilitasi lingkungan.

1. Sasaran yang bersifat umum yang ditujukan kepada individu maupun organisasi

masyarakat, dilakukan dengan pendekatan melalui usaha setempat atau mandiri

yang sesuai dengan bentuk dan tatanan hidup masyarakat setempat (tradisional)

maupun melalui berbagai program pelayanan kesehatan yang tersedia.

2. Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan terprogram

(bersifat wajib maupun sukarela) seperti pemberian imunisasi dasar serta

perbaikan sanitasi lingkungan dan pengadaan air bersih, peningkatan status gizi

melalui pemeberian makanan tambahan maupun berbagai usaha yang bertujuan

untuk menghentikan atau mengubah kebiasaan yang mengandung resiko tinggi

atau yang dapat mempertinggi resiko penyakit tertentu.

3. Usaha yang diarahkan pada peningkatan standar hidup dan lingkungan

pemukiman seperti perbaikan perumahan dan pemukiman, perbaikan sistem

pendidikan, serta sosial ekonomi masyarakat, yang pada dasarnya merupakan

kegiatan diluar bidang kesehatan.

4. Usaha poencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa seperti kejadian

wabah, adanya bencana alam atau situasi perang serta usaha penanggulangan

melalui kegiatan rawat darurat.

Penaggulangan penyakit menular:

Seperti halnya dalam upaya pencegahan penyakit maka upaya penanggulangan

penyakit menular dapat pula dikelompokkan dalam 3 kelompok sesuai dengan

sasaran utamanya yang meliputi: sasaran langsung melawan sumber penularan

(reservoir), sasaran ditujukan pada cara penularan penyakit, dan sasaran yang

ditujukan terhadap pejamu dengan menurunkan kepekaan pejamu.

c. Perawatan Populasi pengungsi

Bencana besar dengan angka kematian yang tinggi meninggalkan populasi

pengungsi besar, di antaranya adalah mereka yang memerlukan perawatan medis

ekstensif dan anak-anak yatim piatu. Jika tidak mungkin untuk menemukan kerabat

yang dapat memberikan perawatan, anak yatim bisa menjadi tanggung jawab

kesehatan dan lembaga sosial. Bantuan harus dicari dari masyarakat palang merah

Page 6: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

nasional yang memiliki pengalaman yang cukup dalam mengidentifikasi anak-anak

yatim.

Upaya-upaya harus dilakukan untuk mengintegrasikan kembali korban

bencana ke dalam masyarakat secepat mungkin melalui program-program

kelembagaan yang dikoordinasikan oleh departemen kesehatan dan kesejahteraan

sosial, pendidikan dan pekerjaan, dan lembaga-lembaga kesejahteraan keluarga.

Kebutuhan khusus dari para korban bencana harus ditangani ketika membuat

proposal untuk rehabilitasi dan recontruction proyek disajikan kepada lembaga

keuangan internasional, lembaga internasional, dan organisasi nonpemerintah.

d. Kesehatan Mental

Masalah kesehatan mental telah terbukti menjadi beberapa efek samping

yang paling umum dari bencana alam. Kerugian dan kerusakan bencana besar

dikenakan membuat masalah kesehatan mental seperti gangguan stres pasca-trauma

dan depresi.

Sebagai kejadian menakutkan yang tidak seorang pun kehendaki, bencana

menimbulkan beban psikologis yang sangat berat. Anggota keluarga mungkin

meninggal, atau dia sendiri menderita kehilangan rumah dan harta benda (reaksi

kehilangan dan kesedihan). Lebih jauh lagi, kejadian setelahnya bisa mengakibatkan

perubahan hidup yang sangat besar dan ketidakpastian akan masa depan. Hal ini

menimbulkan stres dalam kehidupan sehari-hari. Yang lebih parah lagi, mereka yang

rawan terhadap bencana termasuk para lanjut usia, bayi, orang sakit atau terluka dan

penyandang cacat mungkin mengalami kesulitan besar dalam mengatasi kehidupan

setelah bencana dan menderita stres dengan tingkat yang lebih berat. Khususnya,

gangguan terhadap perawatan medis setelah terjadinya bencana yang berkaitan

dengan gangguan mental dan juga gangguan fisik dapat mempengaruhi kesehatan

mental pasien secara negatif. Selanjutnya, selama bencana orang mungkin

menyaksikan kematian atau luka-luka, atau secara pribadi merasakan pengaruh fisik

dari suatu gempa atau kebakaran yang mengakibatkan shok yang secara permanen

terpatri dalam pikiran(Flash back). Dia juga mungkin mengalami kilas balik

kejadian.

Page 7: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

Perubahan mental yang umumya disebabkan hal diatas meliputi depresi,

kehilangan motivasi, insomnia, kehilangan nafsu makan, meratapi nasib, sikap cepat

marah, lemahnya kemampuan berkonsentrasi, daya ingat lemah dan mengalami

pingsan. Biasanya keadaan tersebut bersifat sementara, dan kesembuhannya bersifat

alami. Namun, jika stresnya berkepanjangan, penyembuhannya akan memerlukan

waktu yang lebih lama. Hal ini tergantung pada sejauh mana batas dan durasi gejala-

gejalanya. Keadaan ini mungkin didiagnosa sebagai suatu gangguan mental seperti

gangguan dua kutub(depresi jiwa), serangan panik, atau gangguan stres pasca

trauma/posttraumatic stress disorder. Gejala-gejala demikian sering dikaitkan

dengan bunuh diri atau kecelakaan, meningkatnya penggunaan alkohol atau rokok,

perpecahan keluarga atau perselisihan dengan tetangga, tertundanya pemulihan

kehidupan normal, dan dalam beberapa kasus, terjadi penyimpangan prilaku sosial.

Penanganan:

1. Periode Awal (satu bulan pasca bencana)

Gejala-gejalanya cenderung tidak stabil selama periode awal ini sehingga

diagnosa psikiatris akan menjadi sulit. Oleh karenanya, kesulitan-kesulitan

korban selamat selama periode awal pada umumnya dianggap sebagai reaksi

stres. Sambil memberikan waktu untuk penyembuhan alami, alangkah lebih

baik untuk lebih fokus pada pemberian informasi dan bantuan khusus untuk

menangani masalah yang berkaitan dengan ketidakmenentuan praktis, sambil

juga menangani gejala-gejala serius seperti insomnia, kecemasan, atau

semacamnya dengan memberikan obat atau konsultasi. Walau demikian, selama

proses penyembuhan alami mulai dari reaksi stres awal, kecemasan atau

kecerobohan dapat menyebabkan kecelakaan yang tidak diharapkan atau

kejadian sekunder. Dengan demikian, sangatlah perlu memulai sejak awal

membangun kesadaran masyarakat melalui pemberian informasi dan pendidikan

tentang perubahan psikologis dan peluang penyembuhannya. Pemberian

informasi kepada masyarakat dan pemberian bantuan pada tahap awal tidak saja

akan mengurangi kecemasan tetapi juga mengurangi permasalahan jangka

panjang seperti ketergantungan pada alkohol.

2. Jangka Panjang (setelah bulan pertama)

Page 8: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

Terdapat persoalan jangka panjang yang mungkin meliputi rendahnya

kemampuan berkonsentrasi yang kronis, kesulitan bersosialisasi, dan

ketergantungan yang lebih tinggi terhadap alkohol.

Sampai saat ini, sejalan dengan usaha-usaha untuk menghilangkan stres dan

trauma untuk kelompok secara keseluruhan, fokus perhatian secara mendasar

telah beralih pada perawatan para ahli untuk individu yang menunjukan gejala-

gejala. Pada prinsipnya, perawatan demikian dapat dialihkan kepada fasilitas

perawatan kesehatan yang normal, namun selama pusat-pusat pengungsian

masih berjalan, mungkin perlu melibatkannya dalam sistem bantuan atau

setidaknya menempatkan tim-tim perespon disana.

e. Penyakit Kronis

Konsekuensi dari bencana pada kesehatan penduduk tidak terbatas pada

kondisi akut seperti luka fisik atau penyakit akut . Untuk waktu yang lama telah ada

spekulasi bahwa bencana mengakibatkan peningkatan konsekuensi yang merugikan

dari penyakit kronis seperti penyakit jantung . Rekening necdotal bencana bencana

sering termasuk laporan peningkatan kematian serangan jantung , terutama pada saat

terjadi bencana onset akut seperti gempa bumi . Pasti kematian serangan jantung

sering termasuk dalam angka resmi korban jiwa dalam bencana .

Sedangkan bencana tidak dapat dikaitkan dengan peningkatan besar dalam

kejadian koroner akut fatal, mereka muncul untuk menghasilkan morbiditas yang

lebih besar dari kondisi kronis seperti penyakit jantung , hipertensi dan diabetes .

Peneliti di Jepang menemukan bahwa kontrol glikemik telah rusak pada penderita

diabetes setelah gempa kobe ( Inuinet al . 1998) . Sama , setelah Badai Iniki di pulau

kuai di Hawaii , angka kematian dari diabetes dua kali lipat dibandingkan dengan

sebelum Hurricane ( Hendrickson dan Vogt 1996) . Oleh karena itu , kondisi stres

yang merupakan faktor risiko dan perawatan kesehatan yang berkelanjutan perlu

tampaknya dipengaruhi oleh situasi bencana.

Page 9: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor

alam dan faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya

korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak

psikologis. Contoh bencana alam antara lain antara lain berupa gempa bumi, tsunami,

gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah langsor. Sedangkan bencana

non alam contohnya adalah konflik social, epidemi dan wabah penyakit.

Efek kesehatan jangka panjang yang disebabkan oleh wabah dan bencana

antaralain perpanjangan untuk perawatan medis, communicable disease, perawatan

populasi pengungsi, kesehatan mental dan penyakit kronis.

3.2 Saran

Karena umumnya bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan sedikit atau

tanpa peringatan, maka sangat penting bersiaga terhadap bahaya bencana untuk

mengurangi risiko dampaknya. Melalui pendidikan masyarakat, dapat dilakukan

beberapa hal untuk mengurangi risiko bencana. Selain itu, agar masyarakat mengetahui

langkah-langkah penanggulangan bencana sehingga dapat mengurangi ancaman,

mengurangi dampak, menyiapkan diri secara tepat bila terjadi ancaman, menyelamatkan

diri, memulihkan diri, dan memperbaiki kerusakan yang terjadi agar menjadi masyarakat

yang aman, mandiri dan berdaya tahan terhadap bencana.

Page 10: Efek Jangka Panjang Bencana stikes cendekia Kudus

DAFTAR PUSTAKA

Dainur. 1995. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya Medika

Hikmawati, Isna. 2011. Buku Ajar Epidemiologi. Jogjakarta: Nuha Medika

Kimberley et al. 2000. Journal Public Health Impact of Disasters. Los Angels: Australian

Journal Of Emergency Management

Noor, Nur Nasry. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta

_. NATURAL DISASTERS: Protecting the Public’s Health.

http://www.preventionweb.net/files/1913_VL206114.pdf

Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana. Upaya

Penanggulangannya, Bandung : Program for Hydro-Meteorological