efek frekuensi rendah

8
1. Gelombang Elektromagnetik Spektrum gelombang elektromagnetik dibagi menjadi beberapa daerah. Pada spektrum gelombang dengan frekuensi 60 atau 50 Hz terdapat medan elektromagnetik yang dibangkitkan oleh saluran daya listrik dan beberapa peralatan besar maupun kecil. Pada ujung atas terdapat radiasi nuklir yang terdiri dari sinar gamma dan sianr-x. Ditengah-tengah terdapat frekuensi radio (RF) gelombang elektromagnetik yang membawa apa saja dari radio AM dan FM dan siaran televisi, band radio dan lainnya. Oleh karena itu peralatan komunikasi yang sering digunakan oleh manusia akan meradiasikan atau membocorkan gelombang elektromagnetik RF. Gelombang elektromagnetik energi sangat tinggi, seperti sinar gamma atau sinar-x, disebut juga radiasi ionisasi karena mereka mengionisasi molekul pada jalur yang dilalui. Pemaparan gelombang yang tidak terkendali dari radiasi ionisasi dalam jumlah besar diketahui sebagai penyebab penyakit dan bahkan kematian pada manusia. Efek biologis gelombang elektromagnetik RF non-ionisasi tidak diketahui dengan baik pada saat ini, walaupun telah dilakukan beberapa penelitian. Belum ditemukan bukti bahwa pemaparan terhadap gelombang elektromagnetik frekuensi rendah dari saluran transmisi akan menyebabkan beberapa penyakit. 2. Aplikasi Gelombang Elektromagnetik serta Dampaknya terhadap Kesehatan Manusia

Upload: yunia-kartikawati-subagiyo

Post on 20-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

biofisika

TRANSCRIPT

1. Gelombang ElektromagnetikSpektrum gelombang elektromagnetik dibagi menjadi beberapa daerah. Pada spektrum gelombang dengan frekuensi 60 atau 50 Hz terdapat medan elektromagnetik yang dibangkitkan oleh saluran daya listrik dan beberapa peralatan besar maupun kecil. Pada ujung atas terdapat radiasi nuklir yang terdiri dari sinar gamma dan sianr-x. Ditengah-tengah terdapat frekuensi radio (RF) gelombang elektromagnetik yang membawa apa saja dari radio AM dan FM dan siaran televisi, band radio dan lainnya. Oleh karena itu peralatan komunikasi yang sering digunakan oleh manusia akan meradiasikan atau membocorkan gelombang elektromagnetik RF.Gelombang elektromagnetik energi sangat tinggi, seperti sinar gamma atau sinar-x, disebut juga radiasi ionisasi karena mereka mengionisasi molekul pada jalur yang dilalui. Pemaparan gelombang yang tidak terkendali dari radiasi ionisasi dalam jumlah besar diketahui sebagai penyebab penyakit dan bahkan kematian pada manusia. Efek biologis gelombang elektromagnetik RF non-ionisasi tidak diketahui dengan baik pada saat ini, walaupun telah dilakukan beberapa penelitian. Belum ditemukan bukti bahwa pemaparan terhadap gelombang elektromagnetik frekuensi rendah dari saluran transmisi akan menyebabkan beberapa penyakit.

2. Aplikasi Gelombang Elektromagnetik serta Dampaknya terhadap Kesehatan ManusiaManusia telah menemukan peralatan yang menghasilkan energi elektromagnetik untuk komunikasi, sensor dan deteksi, serta keperluan lain. Apapun tujuannya, sebuah sistem harus menstransmisikan energi tersebut dalam cara yang diinginkan. Beberapa cara mentransmisikan adalah melalui saluran transmisi, dengan mengirimkannya melalui udara, atau dengan cara microwave titik ke titik. Kemajuan teknologi komunikasi akan diikuti oleh tingkat kehidupan yang lebih baik, yang akan menuju ke tingkat kemudahan-kemudahan dalam berkomunikasi, dengan diciptakannya telepon seluler (ponsel). Ponsel merupakan alat komunikasi dua arah dengan menggunakan gelombang radio yang juga dikenal dengan radio frequency (RF), dimanapun Anda melakukan panggilan, suara akan ditulis dalam sebuah kode tertentu ke dalam gelombang radio dan selanjutnya diteruskan melalui antena ponsel menuju ke base station terdekat dimana anda melakukan panggilan. Gelombang radio inilah yang menimbulkan radiasi dan banyak kontroversi dari berbagai kalangan tentang keamanan dalam menggunakan ponsel. Secara garis besar, radiasi total yang diserap oleh tubuh manusia adalah tergantung pada beberapa hal:1. frekuensi dan panjang gelombang medan elektromagnetik2. polarisasi medan elektromagnetikAktifitasnya dan tidak terjadi suatu hal apapun bahkan boleh dibilang masih aman-aman saja. Namun kita juga tidak bisa mengabaikan atas permasalahan ini, paling tidak sudah dibuktikan oleh salah satu negara yang memiliki jumlah pengguna ponsel terbanyak dunia. Peraturan tersebut bisa dibilang sangat ketat apalagi mengenai efek samping dari radiasi ponsel. Dengan menetapkan aturan ambang batas toleransi radiasi ponsel, tentunya peraturan ini menimbulkan banyak perdebatan di kalangan produsen dengan pemerintah setempat. Paling tidak kedepan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 220 juta jiwa dan baru 25 juta pelanggan saja yang sudah menggunakan telepon seluler (ponsel). Hal ini menunjukkan bahwa industri seluler ditanah air semakin maju. Seiring semakin populernya telepon genggam ini banyak orang sudah mulai mempertanyakan sebenarnya seberapa besar pengaruh radiasi ponsel kepada kesehatan manusia. Banyak pengguna ponsel yang mungkin tidak tahu bahwa ponsel yang mereka gunakan dapat mengirimkan gelombang elektromagnetik ke dalam tubuh mereka. Sesungguhnya setiap ponsel memiliki spesifikasi ukuran banyaknya energi gelombang mikro yang dapat menembus ke dalam bagian tubuh seseorang tergantung pada seberapa dekat ponsel dengan kepala. Paling tidak kurang lebih sebanyak 60 persen dari radiasi gelombang mikro yang diserap dan menembus daerah sekitar kepala.Pengukuran kadar radiasi sebuah ponsel umumnya disebut dengan Specific Absorption Rate (SAR). Pengukur energi radio frekuensi atau RF yang diserap oleh jaringan tubuh pengguna ponsel bisa dinyatakan sebagai units of watts perkilogram (W/kg). Batas SAR yang ditetapkan oleh ICNIRP adalah 2.0W/kg (watts per kilogram). Sementara The Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) juga telah menetapkan sebuah standart baru yang digunakan oleh negara Amerika dan negara lain termasuk Indonesia adalah dengan menggunakan batas 1.6W/kg. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dampak gelombang elektromagnetik tegangan tinggi atau ponsel tidak berbahaya asal pancarannya kecil (UKDWNet Club). Para peneliti the Kraeftens Bekaempelse mewawancarai 427 warga Denmark yang menderita kanker otak dan 822 orang yang tidak menderita tumor kepala tentang penggunaan ponsel. Hasil studi jelas menunjukkan penggunaan ponsel sama sekali tidak meningkatkan risiko kanker otak.3. Dampak Gelombang Elektromagnetik pada Kesehatana. Efek Frekuensi RendahArus listrik sebesar 1mA umumnya dapat dirasakan oleh kebanyakan orang. Jika arus listrik semakin besar atau meningkat hingga mencapai di atas ambang mengenai orang, maka akan terjadi fibrilasi pada orang tersebut. Fibrilasi adalah kondisi jantung dengan ritme meningkat secara drastis atau abnormal. Apabila hal tersebut mengenai seseorang maka elektroda yang tersentuh akan sulit untuk dilepaskan, istilah jawa adalah kesetrum. Fibrilasi pada manusia dapat terjadi jika arus listrik yang mengenai manusia sebesar 50-100mA. Manusia juga disebut sebagai penghantar listrik yang sempurna (di dalam cairan tubuh manusia terdapat ion positip dan negatif). Penyebab lain yang mendukung terjadinya fibrilasi adalah kondisi kulit yang basah atau impendansi kulit kecil (Ackerman, 1988: 275).Secara umum orang yang kesetrum secara hebat akan mengakibatkan kematian. Namun pernyataan tersebut kurang tepat, sebab tidak semua kesetrum hebat menyebabkan kematian. Orang yang kesetrum hanya mengalami gangguan pernafasan, hal itu dapat ditangani dengan cara memberikan nafas buatan. Namun ada juga kesetrum yang menyebabkan orang hingga kejang (epilepsi) akibat adanya thrombosis (pembekuan pada pembuluh darah) dan berkunang-kunang. Untuk frekuensi rendah tidak menyebabkan kesetrum, karena tidak efektif untuk membangkitkan tanggapan biologis, tidak mampu menembus tubuh karena adanya ion-ion bebas di cairan tubuh, dan di bagian dalam organisme seperti terlapisi dengan permukaan muatan bergerak (Ackerman, 1988: 276). Frekuensi rendah ini kerap di temukan pada listrik-listrik di atas tanah seperti komunikasi-komunikasi menggunakan listrik.

b. Radiasi Gelombang MikroTanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan gelombang mikro, yaitu gelombang mikro yang terpancar dari stasiun televisi, instalasi radar, dan alat-alat dapur. Sebagian besar daerah diatermi terletak di dalam pita gelombang mikro. Batas keluaran metabolic pada manusia sekitar 5 Mw/cm2, jika lebih dari itu maka dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan. Menurut H.P. Schawan (Ackerman, 1988: 279) energi gelombang mikro dapat menembus jaringan lemak dan basah, jika frekuensi bertambah maka penembusan atau serapan juga akan bertambah. Adanya H2O di dalam jaringan akan meningkatkan penembusan atau serapan.Penyerapan ini merupakan dasar pemanasan gelombang mikro. Hampir setiap pemanasan gelombang mikro menimbulkan efek kulit. Penyinaran gelombang mikro secara terus-menerus juga dapat menyebabkan perubahan system saraf halus (Ackerman, 1988: 278). Bahaya gelombang mikro adalah perubahan suhu yang cukup besar sehingga suhu akhir jaringan naik hingga melebihi suhu kerusakan. Batas ini sekitar 45OC untuk system saraf otak dan 50OC untuk jantung (Ackerman, 1988: 280). Efek lain dari gelombang mikro adalah katarak atau kegelapan pada mata.

c. Penyinaran LaserSalah aspek penting terhadap penderita yang menggunakan pengobatan dengan diatermi adalah ukuran sebenarnya daerah yang dipengaruhi oleh medan listrik. Oleh karena itu, perlakuan dengan ultrasonik boleh diterapkan pada suatu volume yang sangat. Berbagai sumber laser telah digunakan dalam aneka penerapan dalam media biologis karena kemampuan memusatnya. Ada 2 laser yang digunakan, yaitu laser argon dan laser ruby. Laser ruby berpulsa telah digunakan untuk memperbaiki retina yang rusak, dimana proses fotokoagulasi membutuhkan waktu sekitar 1 milidetik. Laser argon juga dapat digunakan dan membutuhkan aktu sekitar 100 milidetik. Cahaya hijau dalam laser argon itu lebih banyak diserap di dalam jaringan berpigmen dan memiliki fokus yang lebih tajam. Luka pada pembuluh darah adalah keadaan patologis kedua yang telah berhasil disembuhkan menggunakan penyinaran laser. Salah satu contoh adalah luka baru pada pembuluh darah yang terdapat dalam retina penderita diabetes. Namun keberhasilan penyembuhan menggunakan sinar laser hanya 50%.

d. Radiasi Elektromagnetik Dari Telepon SelulerTelepon seluler (ponsel) mentransmisikan dan menerima sinyal dari dan ke substasiun yang ditempatkan di tengah kota. Substasiun yang menerima sinyal paling jernih dari telepon seluler memberikan pesan ke jaringan telepon local jarak jauh. Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman (Wardhana,2000). Para ahli mengungkapkan radiasi yang ditimbulkan ponsel tidak seratus persen bisa menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusia, mengingat masih banyak orang yang masih setia menggunakan piranti wireless ini untuk memudahkan aktifitasnya dan tidak terjadi suatu hal apapun bahkan boleh dibilang masih aman-aman saja. Paling tidak kedepan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 220 juta jiwa dan baru 25 juta pelanggan saja yang sudah menggunakan telepon seluler (ponsel). Banyak pengguna ponsel yang mungkin tidak tahu bahwa ponsel yang mereka gunakan dapat mengirimkan gelombang elektromagnetik ke dalamtubuh mereka. Sesungguhnya setiap ponsel memiliki spesifikasi ukuran banyaknya energi gelombang mikro yang dapat menembus ke dalam bagian tubuh seseorang tergantung pada seberapa dekat ponsel dengan kepala. Paling tidak kurang lebih sebanyak 60 persen dari radiasi gelombang mikro yang diserap dan menembus daerah sekitar kepala. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dampak gelombang elektromagnetik tegangan tinggi atau ponsel tidak berbahaya asal pancarannya kecil (UKDWNet Club). Para peneliti the Kraeftens Bekaempelse mewawancarai 427 warga Denmark yang menderita kanker otak dan 822 orang yang tidak menderita tumor kepala tentang penggunaan ponsel. Hasil studi jelas menunjukkan penggunaan ponsel sama sekali tidak meningkatkan risiko kanker otak.

e. Radiasi Ungu UltraRadiasi ungu ultra (UV) memiliki panjang gelombang maksimum tepat dibawah cahaya tampak (360 nm) dan meluas hingga ke daerah sinar-X berenergi rendah (100 nm). Penembusan cahaya UV pada lapisan atmosfer disebabkan oleh tidak adanya lapisan ozon. Cahaya UV adalah suatu karsinogen kulit yang terkenal, hal ini disebabkan karena penyerapannya yang kuat oleh asam nukleat atau kerap disebut kanker kulit. Namun cahaya UV juga memberikan keuntungan, keberadaan cahaya UV menyebabkan pemfokusan optik dapat digunakan sebagai ganti sinar-X atau sinar gamma (Ackerman, 1988: 284).