efek ekstrak etanol daun...

76
EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN (Olea europaea L.) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL PADA TELAPAK KAKI TIKUS Sprague Dawley SETELAH DIINDUKSI KARAGENAN Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Fitria Hafidzoh NIM : 11141030000097 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1439 H

Upload: dohanh

Post on 14-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

i

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN

(Olea europaea L.) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL

PADA TELAPAK KAKI TIKUS Sprague Dawley

SETELAH DIINDUKSI KARAGENAN

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Fitria Hafidzoh

NIM : 11141030000097

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1439 H

Page 2: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

ii

Page 3: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

iii

Page 4: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

iv

Page 5: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat

dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi

yang berjudul “EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN (Olea europaea L.)

TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL PADA TELAPAK KAKI TIKUS

Sprague Dawley SETELAH DIINDUKSI KARAGENAN” tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam juga tak lupa saya haturkan kepada Rasulullah SAW beserta

keluarga serta sahabatnya.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir

guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Secara umum skripsi ini berisi tentang latar belakang, tujuan penelitian,

tinjauan pustaka, prosedur penelitian serta hasil dan pembahasan dari penelitian yang

dilakukan tentang efek anti-inflamasi pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.)

terhadap gambaran mikroskopik kaki tikus.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, arahan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

vi

2. dr. Nouval Shahab, Sp.U, PhD, FICS, FACS., selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Nurul Hiedayati, Ph.D,. Selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing, memberikan arahan, saran, dan nasihat sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Nurlaely Mida R., S.Si, M.Biomed, DMS. Selaku dosen pembimbing

II yang telah membimbing, memberikan arahan, saran, dan nasihat

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku penanggung jawab riset

angkatan 2014.

6. Staf dosen PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman hidup sebagai bekal bagi

penulis untuk ke depannya menjadi dokter yang baik bagi agama dan

negara.

7. Staf laboratorium MPR, Biokimia, dan Biologi FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu Mbak Ayi dan Mbak Sur yang telah membantu

penulis dalam penggunaan laboratorium.

8. Kedua orang tua penulis, Bapak Asep Arwin Kotsara dan Ibu Badriah

yang selalu ada untuk penulis dan selalu memberikan dukungan, nasihat,

semangat, doa, dan senantiasa menghibur penulis.

9. Kakak penulis, Yasyfi Qolba dan Wafda Haris juga adik penulis, Farhan

Rifqi Kotsara yang bersedia untuk mendengarkan keluh dan kesah penulis

serta memberikan dukungan dan membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini.

10. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian, Carin Libel, Nadia

Khairunnisa, Zakiyyah Widianty, dan Taqiyya Maryam yang telah

meluangkan waktu dan memberikan dukungan penuh disepanjang

penelitian ini. Terimakasih atas kerja sama selama ini.

Page 7: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

vii

11. Teman-teman sejawat CAROTIS PSKPD 2014 FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah berjuang bersama penulis untuk menjadi

dokter dan saling mendukung satu sama lain.

12. Sahabat-sahabat penulis, Carin Libel Octa, Nadia Khairunnisa, Zakiyyah

Widianty, dan Ela Herliana yang selalu menghibur, memberi semangat,

dan membantu penulis dari awal penulis menjadi mahasiswa PSKPD

sampai sekarang. Terimakasih atas dukungannya selama ini.

13. Teman-teman penulis Putri Rahma Ajizah, Jewaqa Brako, Fadhlurrahman,

Laelatul Shofiyyah, Annisa Tsania, Harningtyas Alifin Jasmin, Ning

Indah, dan Gebry Nadira yang memberikan dukungan kepada penulis dan

membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian.

14. Sahabat SMA penulis, Vina Nurmalasari yang terus mendukung dan

memberi semangat bagi penulis.

15. Teman-teman SMA penulis, Indah Kusuma Wardani, Salma Nabila, Edni

Ibnutyas, dan Annisa Marwa yang telah memberikan semangat

16. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam pengerjaan skripsi ini yang namanya tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat

digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca serta

bermanfaat bagi masyarakat. Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ciputat, 24 November 2017

Fitria Hafidzoh

Page 8: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

viii

ABSTRAK

Fitria Hafidzoh. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Efek Ekstrak Etanol Daun Zaitun (Olea europaea L.)

terhadap Jumlah Neutrofil pada Telapak Kaki Tikus Sprague Dawley Setelah

Diinduksi Karagenan. 2017.

Inflamasi merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk melindungi diri dari infeksi,

luka bakar, bahan kimia, alergen, atau rangsangan berbahaya lainnya yang banyak

dijumpai. Daun zaitun (Olea europaea L.) diduga memiliki efek anti-inflamasi

sehingga mampu menekan respon inflamasi akut. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui efek pemberian ekstrak daun zaitun 100mg/KgBB, 300mg/KgBB, dan

500mg/KgBB terhadap gambaran Mikroskopik telapak kaki tikus yang telah di

induksi karagenan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun zaitun

dapat menurunkan rerata jumlah sel neutrofil pada jam ke-3 dan ke-6 bermakna

secara statistik (p<0.05) dengan penurunan terbesar pada dosis 500mg/KgBB.

Kata Kunci: Anti-inflamasi, Ekstrak Daun Zaitun (Olea europaea L.), Mikroskopik,

Sel Neutrofil, Telapak Kaki Tikus

ABSTRACT

Fitria Hafidzoh. Medical Study Program and Doctor Profession. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. The Effect of Ethanol Olive Leaf Extract (Olea europaea

L.) on Microscopic Sprague dawley Rat Paw induced by Carrageenan. 2017.

Inflammation is one of response to protect ourbody from infections, burns, chemicals,

allergens, or other dangerous stimuli that are commonly encountered. Olive leaf (Olea

europaea L.) has anti-inflammatory effects that are able to cope with acute

inflammatory responses. This study was conducted to determine the effect of olive

leaf extract 100mg / KgBB, 300mg / KgBB, and 500mg / KgBB on histopathology

image of the rat paw that has been induced carrageenan. The results of this study

showed that olive leaf extract can be derived the average number of neutrophil cells

at the 3rd

and 6th

hours statistically (p <0.05) with the greatest decrease at dose 500mg

/ KgBB.

Keywords: Anti-inflammatory, Olive Leaf Extract (Olea europaea L.), Microscopic,

Neutrophil Cells, Rat Paw

Page 9: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ......................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................... xvii

BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ................................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2

1.4.1 Tujuan Umum ..................................................................................................... 2

1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................................... 3

1.5 Manfaat penelitian .................................................................................................... 3

1.5.1 Bagi Institusi ................................................................................................. 3

1.5.2 Bagi Masyarakat ........................................................................................... 3

1.5.3 Bagi Peneliti ................................................................................................. 3

Page 10: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

x

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 4

2.1 Zaitun (Olea europae L.) ............................................................................................. 4

2.1.1 Budidaya Zaitun di Indonesia ........................................................................... 4

2.1.2 Karakteristik Tanaman Zaitun ........................................................................... 4

2.1.3 Kandungan dan Manfaat Zaitun ......................................................................... 6

2.2 Ekstrak dan Ekstraksi ................................................................................................. 8

2.2.1 Ekstrak................................................................................................................ 8

2.2.2 Ekstraksi ............................................................................................................. 8

2.3 Karagenan ................................................................................................................. 9

2.3.1 Struktur Kimia dan Fisika Karagenan .............................................................. 9

2.3.2 Aktifitas Karagenan ......................................................................................... 9

2.4 Inflamasi ................................................................................................................... 10

2.4.1 Inflamasi Akut ................................................................................................. 11

2.4.2 Inflamasi Kronik ............................................................................................. 14

2.4.3Tanda-tanda Inflamasi ....................................................................................... 14

2.5 Leukosit .................................................................................................................... 15

2.6 Na diklofenak ........................................................................................................... 18

2.7 Injeksi Peritoneal ...................................................................................................... 18

2.8 Kaki Tikus ................................................................................................................ 19

2.8.1 Anatomi Tikus ................................................................................................. 19

2.8.2 Histologi Kaki Tikus ....................................................................................... 20

2.11 Kerangka Teori ....................................................................................................... 23

2.12 Kerangka Konsep ................................................................................................... 24

2.13 Definisi Operasional ............................................................................................... 25

BAB III

METODE PENELITIAN ............................................................................................ 26

3.1 Desain Penelitian ..................................................................................................... 26

Page 11: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

xi

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................. 26

3.3 Sampel Penelitian ..................................................................................................... 26

3.3.1 Populasi ............................................................................................................ 26

3.3.2 Sampel .............................................................................................................. 26

3.3.3 Kriteria Inklusi ................................................................................................. 27

3.3.4 Kriteria Eksklusi............................................................................................... 27

3.4 Variabel Penelitian ................................................................................................... 27

3.4.1 Variabel Bebas ................................................................................................. 27

3.4.2 Variabel Terikat ............................................................................................... 28

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................................ 28

3.5.1 Alat Penelitian ................................................................................................. 28

3.5.2 Bahan Penelitian .............................................................................................. 28

3.6 Cara Kerja Penelitian ............................................................................................... 28

3.6.1 Penyiapan Sampel ........................................................................................... 28

3.6.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Zaitun ......................................................... 28

3.6.3 Adaptasi Hewan Coba ..................................................................................... 29

3.6.4 Persiapan Bahan dan Perhitungan Dosis .......................................................... 29

3.6.5 Pemberian Ekstrak Etanol Daun Zaitun Terhadap Tikus ................................. 30

3.6.6 Pemberian Karagenan Terhadap Kaki Tikus ................................................... 30

3.6.7 Pengambilan Jaringan Telapak dan Punggung Kaki Tikus.............................. 30

3.6.8 Pembuatan Preparat .......................................................................................... 30

3.6.9 Pengambilan Gambar Preparat Histologi Kaki Tikus ...................................... 31

3.7 Alur Penelitian ......................................................................................................... 32

3.8 Analisis Data ............................................................................................................. 33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 34

4.1 Determinasi Daun Zaitun ......................................................................................... 34

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................................. 34

Page 12: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

xii

4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................................ 41

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 42

5.1 Simpulan .................................................................................................................. 42

5.2 Saran ......................................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 43

LAMPIRAN ................................................................................................................... 47

Page 13: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kelompok Perlakuan ...................................................................................... 27

Tabel 4.1 Rerata Jumlah Sel Neutrofil ........................................................................... 37

Page 14: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon dan Daun Zaitun ................................................................................. 5

Gambar 2.2Proses Inflamasi Akut .................................................................................. 13

Gambar 2.3 Jenis Sel Leukosit ........................................................................................ 16

Gambar 2.4 Anatomi Kaki Tikus .................................................................................... 19

Gambar 2.5 Lapisan Epidermis dan Dermis Tikus ......................................................... 21

Gambar 2.6 Kelenjar Ekrin pada Kaki Tikus .................................................................. 22

Gambar 4.1 Neutrofil Jaringan Telapak Kaki pada Kelompok K(-), K(+), dan K1 ....... 35

Gambar 4.2 Neutrofil Jaringan Telapak Kaki pada Kelompok K2, K3, dan K4 ............ 36

Page 15: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rerata Jumlah Sel Neutrofil........................................................................... 37

Grafik 4.2 Rerata Jumlah Sel Neutrofil pada Jam ke-3 .................................................. 40

Grafik 4.3 Rerata Jumlah Sel Neutrofil pada Jam ke-6 .................................................. 41

Page 16: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Determinasi Ekstrak Daun Zaitun ...................................................... 47

Lampiran 2 Perhitungan Sampel ..................................................................................... 48

Lampiran 4 Perhitungan Dosis Ekstrak Daun Zaitun ..................................................... 49

Lampiran 5 Dokumentasi Peneliti ................................................................................... 50

Lampiran 6 Hasil Analisis Statistik Data ........................................................................ 52

Lampiran 7 Riwayat Penulis ........................................................................................... 58

Page 17: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

xvii

DAFTAR SINGKATAN

COX : Siklooksigenase

HE : Hematoksilin Eosin

IL-1 : Interleukin-1

IL-6 : Interleukin-6

i.p : Intraperitoneal

NO : Nitrit Oksida

OAINS : Obat Anti Inflamasi Non Steroid

OLE : Olive Leaf Extract

PBS : Phosphat Buffered Saline

TNF- α : Tumor Necrosis Factor- α

Page 18: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan obat herbal di negara yang sedang berkembang maupun negara

maju cenderung meningkat.1 Menurut resolusi Promoting The Role of Traditional

Medicine in Health System: Strategy for the African Region, sekitar 80% masyarakat

di negara-negara di Afrika maupun di Asia menggunakan obat herbal untuk

keperluan kesehatan.2,3

Salah satu tanaman yang sering dipakai sebagai obat herbal

adalah Olea europaea L.(zaitun).

Zaitun merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah Mediterania seperti

Italia, Portugal, Spanyol, Yunani, Prancis, dan lainnya. 4

Tumbuhan ini masih sedikit

jumlahnya di Indonesia karena pembibitan masih dilakukan secara tradisional dan

diimpor dari negara lain.5

Salah satu pemanfaatan tumbuhan zaitun di Indonesia

dengan cara menggunakan daunnya sebagai ekstrak teh.6

Penggunaan zaitun sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno karena

dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit karena memiliki efek sebagai

anti-inflamasi, antioksidan, anti-hipertensi, anti-kanker, anti-diabetes, dan analgetik.4

Selain itu, pohon zaitun dan buahnya juga berkaitan erat dengan konteks agama.

Manfaat dan keistimewaan zaitun telah dicantumkan dalam Bibble dan kitab suci Al-

Qur‟an salah satunya terdapat dalam surat An-Nur ayat 35.4

Oleuropein dan hidroksitirosol merupakan zat aktif utama yang terkandung

pada zaitun yang diduga memberikan begitu banyak manfaat dan telah terbukti

memiliki efek sebagai anti-inflamasi dengan menghambat aktivitas lipooksigenase,

produksi leukotrien B4, serta menekan infiltrasi sel neutrofil ke jaringan.7

Page 19: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

2

Inflamasi atau yang dikenal sebagai peradangan adalah salah satu mekanisme

tubuh untuk melindungi diri dari infeksi, luka bakar, bahan kimia, alergen atau

rangsangan berbahaya lainnya. Saat ini pengembangan obat anti-inflamasi dilakukan

secara ekstensif dan populasi dunia telah memanfaatkan tanaman herbal yang diduga

memiliki efek samping yang minimal.8 Pada hasil penelitian sebelumnya, diketahui

bahwa ekstrak etanol daun zaitun yang berasal dari Iran mempunyai efek anti-

inflamasi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak

etanol daun zaitun yang diperoleh dari Kota Bogor di Indonesia memiliki efek anti-

inflamasi dalam menurunkan jumlah infiltrasi sel neutrofil pada gambaran

mikroskopik telapak kaki tikus strain Sprague Dawley jantan setelah diinduksi

karagenan dengan pemberian ekstrak etanol daun zaitun dosis 100 mg/KgBB, 300

mg/ KgBB, dan 500 mg/ KgBB yang merupakan hasil dari pengembangan dosis

penelitian sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efek pemberian ekstrak etanol daun zaitun sebagai anti-inflamasi

dalam menurunkan infiltrasi sel neutrofil pada gambaran mikroskopik telapak kaki

tikus strain Sprague Dawley setelah diinduksi karagenan?

1.3 Hipotesis

Ekstrak etanol daun zaitun sebagai anti-inflamasi dapat menurunkan infiltrasi

sel neutrofil pada gambaran mikroskopik telapak kaki tikus strain Sprague Dawley

setelah diinduksi karagenan.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Penlitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol

daun zaitun terhadap gambaran mikroskopik telapak kaki tikus strain Sprague

Dawley dengan menghitung jumlah sel neutrofil setelah diinjeksi karagenan.

Page 20: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

3

1.4.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak

etanol daun zaitun dosis 100 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, dan 500 mg/KgBB terhadap

gambaran mikroskopik telapak kaki tikus strain Sprague Dawley dengan menghitung

jumlah sel neutrofil setelah diinjeksi karagenan pada jam ke-0, 3, dan 6.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Untuk Institusi

1. Memberi informasi mengenai efek anti-inflamasi yang terdapat dalam ekstrak

etanol daun zaitun sehingga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

2. Menambah sumber referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5.2 Untuk Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak etanol daun zaitun

dapat digunakan sebagai pengobatan herbal karena memiliki efek sebagai anti-

inflamasi.

1.5.3 Untuk Peneliti

1. Menambah wawasan dan pengalaman penulis di bidang penelitian.

2. Meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai kandungan anti-inflamasi pada

ekstrak etanol daun zaitun.

Page 21: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zaitun (Olea europaea L.)

Pohon zaitun merupakan salah satu pohon tertua yang dibudidayakan di dunia

yang sudah berumur lebih dari 7000 tahun lamanya. Zaitun telah digunakan secara

luas di negara-negara seperti Italia, Portugal, Spanyol, Yunani, dan Prancis, Maroko,

Turki, Tunisia, Israel, dan lainnya. Hampir 98% dari semua pohon zaitun ditanam di

negara-negara Mediterania.9

2.1.1 Budidaya Zaitun di Indonesia

Pertumbuhan tanaman zaitun sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

Tanaman zaitun yang berasal dari daerah Mediterania ini membutuhkan suhu hangat

dan membutuhkan sinar matahari pada jangka waktu yang lama pada fase

vegetatifnya. Namun pada fase generatifnya, dibutuhkannya suhu yang rendah

berkisar antara 7-8oC untuk menstimulasi pembentukkan bunga dan buahnya serta

membutuhkan perlakuan khusus pada ruangan tertutup untuk memanipulasi suhu

tersebut. Sehingga, kini pemanfaatan zaitun diambil dari daunnya yang biasa

digunakan sebagai teh daun zaitun.6

2.1.2 Karakteristik Tanaman Zaitun

Pohon zaitun terletak di antara garis 30o

- 45o lintang utara dan selatan

khatulistiwa.10

Ukuran pohon zaitun sedikit pendek dan tebal dengan tinggi rerata

sekitar 10 m. Diameter batang zaitun besar dan bengkok. Batang zaitun berwarna

coklat keabu-abuan yang pucat dan juga memiliki banyak cabang. Daun zaitun

berwarna hijau pucat keperakan juga memiliki struktur yang tebal, lonjong, dan

sempit seperti lanset. Selain itu, pohon zaitun juga memiliki banyak bunga yang

berukuran kecil dan berwarna putih kekuningan. Buah zaitun berukuran agak kecil

dengan ukuran 1 – 2,5 cm dengan kulit luar berwarna hitam keunguan ketika

matang.4 Pohon dan daun zaitun dapat dilihat pada gambar 2.1.

Page 22: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

5

Gambar. 2.1 (A) Pohon, (B) Daun Zaitun4

Sumber: Dokumentasi pribadi

Toksonomi tumbuhan zaitun sebagai berikut10

Kingdom : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Rosopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Oleaceae

Sub-famili : Oleideae

Genus : Olea

Spesies : Olea europaea

A

)

B

)

Page 23: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

6

2.1.3 Kandungan dan Manfaat Zaitun

Manfaat dari zaitun telah diketahui sejak zaman dahulu kala secara luas di

daerah Mediterania Eropa, semenanjung Arabia, India, juga pada daerah tropis dan

subtropis lainnya untuk mengobati berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi,

diare, infeksi saluran nafas dan saluran kemih, asma, hemorrhoid, dan kebersihan

mulut. Menurut laporan arkeologi, buah zaitun telah dibudidayakan untuk tujuan

komersial di Kreta pada tahun 3000 Sebelum Masehi. Tidak hanya itu, penggunaan

minyak zaitun untuk kesehatan tubuh dapat ditemukan dalam literatur Yunani kuno

dan di dalam Al-Qur‟an yaitu surat An-Nur ayat 35 yang dikatakan bahwa zaitun

adalah tanaman yang diberkahi karena banyaknya manfaat dari pohon zaitun

tersebut.4

Zaitun merupakan salah satu obat herbal yang banyak digunakan untuk

berbagai macam penyakit di berbagai negara karena dianggap hanya sedikit

menimbulkan efek samping.4 Hampir seluruh bagian dari pohon zaitun bisa

digunakan sebagai pengobatan, baik dari buah, daun, kulit, biji, dan minyak zaitun.

Produk utama yang paling sering diambil dari pohon zaitun adalah minyak zaitun

yang diproduksi secara global 11 juta ton pertahun.11

Zaitun lebih banyak

dikonsumsi setelah diolah menjadi minyak zaitun, karena jika belum diolah rasa asli

dari zaitun ini sangat pahit.4

Buah zaitun mengandung asam lemak monounsaturated yang tinggi (terutama

asam oleat) dan memiliki paling sedikit 30 senyawa fenolik yang salah satunya terdiri

dari oleuropein, hidroksitirosol, tirosol, dan juga flavonoid, squalene, dan beta

karoten. Sedangkan pada ekstrak etanol daun zaitun juga mengandung berbagai

senyawa fenolik yang penting, yaitu oleuropein, hidroksitirosol, tirosol, luteolin,

catechin, apigenin, beta karoten, vitamin C, seng, besi, chromium, selenium, dan

berbagai asam amino. 24

Oleuropein merupakan senyawa fenolik yang paling melimpah jumlahnya

pada pohon zaitun terutama pada daun zaitun. Pada minyak zaitun yang diperoleh

Page 24: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

7

dari buahnya mengandung sekitar 0,005% dan 0,12% oleuropein sedangkan pada

daun zaitun terdapat 14% oleuropein.11,12

. Oleuropein bersama dengan hidroksitirosol

adalah zat aktif utama yang memiliki beberapa efek yang sangat menguntungkan,

yaitu sebagai anti-mikroba, anti-inflamasi, antioksidan, anti-kanker, anti-hipertensi,

anti-rematik, dan antidiabetik.13

Salah satu manfaat utama dari daun zaitun adalah

sebagai anti-inflamasi. Kandungan zat aktif dalam daun zaitun yang memiliki efek

anti-inflamasi adalah oleuropein dan hidroksitirosol yang menghambat

lipooksigenase dan leukotrien B4 juga meningkatkan produksi NO yang bekerja

sebagai vasodilator kuat.7,9

Hasil studi tentang efek anti-inlamasi dan anti-nosiseptif

menunjukan bahwa dengan pemberian dosis ekstrak etanol daun zaitun 50-200 mg/

KgBB menghasilkan efek analgesik dosis-tegantung dan pemberian 200 mg/ KgBB

secara intraperitoneal dapat menurunkan respons nyeri yang signifikan pada uji

formalin.4

Manfaat lain dari daun zaitun adalah sebagai antioksidan. Hal tersebut

dibuktikan dengan dilakukannya percobaan dengan kelinci diabetes yang diobati

dengan oleuropein 20 mg/KgBB selama 16 minggu. Setelah dilakukan perawatan,

kadar glukosa darah dan antioksidan kembali ke nilai yang normal. 4

Selain itu manfaat daun zaitun adalah sebagai anti-hipertensi. Kandungan zat

aktif dalam daun zaitun yaitu asam oleanolik dan asam ursolik bekerja sebagai

vasodepresor. Percobaan efek anti-hipertensi dilakukan pada pasien hipertensi grade I

dengan pemberian ekstrak etanol daun zaitun 500 mg dua kali sehari dan

dibandingkan dengan obat kaptopril 25 mg dua kali sehari selama 8 minggu. Hasil

dari keduanya menunjukan penurunan signifikan pada tekanan darah dan hasil dari

penggunaan ekstrak etanol daun zaitun lebih baik daripada kaptopril.4

Page 25: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

8

2.2 Ekstrak dan Ekstraksi

2.2.1 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa

aktif dari simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan14

Tujuan pembuatan ekstrak tumbuhan obat adalah untuk menstandardisasi

kandungannya hingga menjamin keseragaman mutu, keamanan, dan khasiat produk

akhir.14

2.2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan komponen aktif obat dari jaringan tumbuhan atau

hewan dari komponen inaktif atau inert dengan menggunakan pelarut selektif yang

ada di dalam prosedur standar dari ekstraksi. Tujuan dari prosedur ekstraksi adalah

untuk mencapai porsi yang diinginkan secara terapeutik dan untuk menghilangkan

bahan inert.15

Menurut Harbone (1996), metode ekstraksi dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu ekstraksi sederhana dan ekstraksi khusus. Ekstraksi sederhana

meliputi maserasi, perkolasi, reperkolasi, dialokasi, dan evakolasi. Sedangkan

ekstraksi khusus meliputi ultrasonik, arus balik, dan sokletasi.16

Maserasi merupakan metode ekstraksi dingin dimana dalam prosesnya tidak

memerlukan energi panas, sehingga dapat menjaga aktivitas senyawa aktifnya.17

Maserasi adalah metode ekstraksi suatu bahan menggunakan pelarut dengan

pengadukan dengan cara menempatkan ekstrak ke dalam bejana tertutup,15

kemudian

ditambahkan pelarut yang dipilih dan direndam selama 24 jam pada suhu kamar.

Setelah itu dipekatkan dengan cara dikeringkan dalam ruangan ber-AC hingga pelarut

menguap dan ekstrak benar-benar kering tanpa penggunaan panas sedikitpun. Ekstrak

kering berbentuk serbuk kemudian dikemas dalam kemasan plastik dan disimpan

dalam freezer pada suhu 0 - 4oC sebelum dianalisis.

18 Metode ini merupakan metode

Page 26: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

9

yang sering digunakan dalam mengekstraksi senyawa aktif dan merupakan metode

yang sederhana dan murah.17

2.3 Karagenan

Karagenan adalah karbohidrat alami (polisakarida) yang diperoleh dari

ekstraksi dengan air atau cairan basa dari beberapa spesies rumput laut merah

(Rhodophyceae).19

Karagenan berasal dari spesies Chondrus crispus dari rumput laut

yang dikenal sebagai Carrageen Moss atau Irish Moss di Inggris dan Carraigin di

Irlandia. Karagenan ini digunakan sebagai penyembuh batuk dan pilek di Irlandia.19

Selain itu, karagenan juga digunakan sebagai pengental, pengemulsi, pensuspensi,

dan faktor penstabil.20

Jenis rumput laut ini biasa tumbuh melekat pada bebatuan

pada kedalaman sampai kira-kira 3 meter di sepanjang pantai bagian Samudra

Atlantik, Eropa, Brintanny di Perancis, Kanada, dan Amerika Utara.19,21

Karagenan yang diproses dengan larutan alkali banyak digunakan sebagai

bahan makanan, sedangkan bila diolah dengan asam, karagenan akan terdegradasi

menjadi berat molekul yang lebih rendah atau yang disebut “degradated

carragenan” atau poligeenan. Karagenan yang terdegradasi ini adalah agen inflamasi

yang sangat kuat, sehingga ilmuan secara khusus menggunakannya untuk

menginduksi inflamasi dan penyakit lainnya pada hewan di laboratorium untuk

menguji obat anti-inflamasi dan obat-obat lainnya.22

2.3.1 Struktur Kimia dan Fisika Karagenan

Karagenan merupakan hidrokoloid yang terdiri dari ester kalium, natrium,

magnesium, dan kalsium sulfat dari galaktosa dan kopolimer 3,6-anhidrogalaktosa

(3,6-AG).19

Berat molekul massa rerata berkisar 400.000 sampai 600.000 Da. 21

2.3.2 Aktifitas Karagenan

Polisakarida sulfat yang terkandung pada alga laut dapat memiliki berbagai

aktivitas dan efek biologis, antara lain sebagai imunomodulator, anti-koagulan, anti-

trombolitik, anti-viral, dan anti-tumor. Namun, karagenan juga memiliki efek negatif

Page 27: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

10

yaitu sebagai zat yang menginduksi respon inflamasi. Beberapa penilitian telah

menggunakan karagenan secara khusus untuk menentukan aktivitas anti-inflamasi.

Karagenan ini dapat mencetuskan inflamasi dengan mengeluarkan beberapa mediator

inflamasi, yaitu histamin, serotonin, dan bradikinin yang terdeteksi pada fase awal

peradangan dan memproduksi serta melepaskan NO ke lokasi yang cedera. Selain itu,

prostaglandin juga terdeteksi pada fase akhir peradangan yang menyebabkan

peningkatan permeabilitas vaskular. Peradangan lokal atau sistemik yang terjadi juga

dikaitkan dengan peningkatan sitokin pro-inflamasi TNF- α, IL-1, dan IL-6. Selain itu

infiltrasi dan aktivasi neutrofil lokal juga berkontribusi terhadap respon inflamasi.21

2.4 Inflamasi

Bila terjadi cedera jaringan, baik karena bakteri, trauma, bahan kimia, panas,

atau fenomena lainnya, maka jaringan yang cedera itu akan melepaskan berbagai zat

yang akan menimbulkan perubahan sekunder di sekeliling jaringan. Keseluruhan

kompleks perubahan jaringan ini disebut peradangan atau inflamasi.23

Definisi lain

dari inflamasi atau yang disebut sebagai peradangan adalah salah satu mekanisme

tubuh yang melindungi diri dari infeksi, luka bakar, bahan kimia beracun, alergen

atau rangsangan berbahaya lainnya.23,24

Peradangan berfungsi untuk menghancurkan,

membasmi agen yang merugikan, dan memicu proses pemulihan dan mengganti

jaringan yang rusak. Tanpa peradangan, infeksi akan terus berkembang dan luka tidak

akan pernah sembuh.25

Respons inflamasi terjadi dalam tiga fase yang diperantarai

mekanisme yang berbeda, yaitu: (1) fase akut, ditandai dengan awitan cepat (detik

atau menit) dan berlangsung relatif singkat dengan ciri vasodilatasi lokal yang akan

meningkatkan aliran darah, peningkatan permeabilitas kapiler yang akan

menyebabkan kebocoran cairan ke dalam ruang intersisial, dan emigrasi leukosit

terutama neutrofil; (2) fase subakut, dengan ciri infiltrasi sel leukosit dan fagosit; dan

(3) fase kronik, dimana peradangan terjadi berlangsung lebih lama, secara histologi

ditandai oleh adanya limfosit dan makrofag, terbentuknya jaringan fibrosis, dan

proliferasi pembuluh darah. 23,24,25

Page 28: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

11

Dalam waktu beberapa menit setelah peradangan terjadi, makrofag jaringan

sebagai lini pertahanan pertama melawan infeksi telah berada di jaringan dan segera

memulai kerja fagositiknya. Kemudian dalam beberapa jam pertama setelah

peradangan, sejumlah besar neutrofil dari darah mulai menginvasi daerah yang

meradang sebagai lini pertahanan kedua. Hal ini disebabkan oleh produk yang berasal

dari jaringan yang meradang akan memicu reaksi berikut: (1) produk tersebut

mengubah permukaan bagian dalam endotel kapiler, menyebabkan neutrofil melekat

pada dinding kapiler di area yang meradang. Efek ini disebut marginasi. (2) produk

ini juga menyebabkan longgarnya pelekatan interseluler antara sel endotel kapiler dan

sel endotel venula kecil sehingga terbuka cukup lebar dan memungkinkan neutrofil

untuk melewatinya dengan cara diapedesis langsung dari darah ke dalam jaringan. (3)

Produk peradangan lainnya akan menyebabkan kemotaksis neutrofil menuju jaringan

yang cedera. Kemudian jumlah neutrofil yang ada di area jaringan yang meradang

semakin bertambah banyak. Apabila peradangan masih berlanjut, monosit akan

terstimulasi dan akan berubah menjadi makrofag, namun karena jumlah monosit

sangat sedikit di dalam darah dan pembentukannya lebih lama maka monosit ini baru

akan muncul beberapa hari kemudian.23

2.4.1 Inflamasi Akut

Inflamasi akut adalah suatu respons cepat terhadap agen yang merugikan.

Pada tahap awal peradangan, jaringan yang terkena menjadi memerah karena aliran

darah yang meningkat ke daerah yang meradang dan bengkak akibat adanya

ekstravasasi cairan yang menyebabkan edema. Perubahan ini merupakan hasil respon

vaskular terhadap peradangan. Proses dari respon inflamasi akut melibatkan 3 proses

utama yang tercantum dalam gambar 2.2, yaitu:

1. Perubahan diameter pembuluh darah

Sistem sirkulasi mikro terdiri dari kapiler-kapiler yang saling berhubungan

satu sama lain yang terletak di antara arteriol yang memiliki lapisan otot yang tebal

dan venula yang memiliki lapisan otot lebih tipis. Kapiler tidak memiliki lapisan otot

Page 29: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

12

pada dinding vaskularnya sehingga kapiler tidak bisa mengatur diameter lumennya,

diameter kapiler sangatlah sempit sehingga memungkinkan eritrosit melewati kapiler

satu persatu.25

Lapisan otot polos pada dinding arteriol membentuk seperti sfingter vaskular

dimana fungsinya untuk meregulasi aliran darah, khususnya aliran darah yang

setelahnya akan melewati kapiler. Aliran darah pada kapiler tidak terjadi terus

menerus dan beberapa diantaranya memiliki sistem pilihan (preferential) jalur mana

yang akan di lalui darah dan jalur mana yang harus ditutup agar tidak dilalui oleh

darah. Dengan kata lain, tidak semua darah dalam aliran di tubuh kita melalui semua

kapiler. Aliran darah yang melalui kapiler terjadi bergantian. Ketika terjadi respon

inflamasi, barulah mekanisme preferential itu tidak bekerja karena semua jalur

pembuluh kapiler akan terbuka. Hal ini memungkinkan semua darah mengisi dan

melewati pembuluh kapiler sehingga akan terjadi peningkatan aliran darah yang

menimbulkan panas dan kemerahan pada daerah peradangan.25

2. Meningkatkan permeabilitas vaskular

Pada peradangan akut, tekanan hidrostatik kapiler meningkat dan terjadinya

pelepasan protein plasma ke dalam ruang ekstravaskular karena peningkatan

permeabilitas vaskular. Ada dua penyebab yang dapat meningkatkan permeabilitas

pembuluh darah, yaitu: (1) mediator kimiawi pada peradangan akut dan (2) toksin

dan agen fisik yang dapat menyebabkan kerusakan pada endotel vaskular sehingga

terjadi kebocoran abnormal. Neutrofil yang melekat pada endotel juga dapat

merusaknya, sehingga dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular.

Selain itu, jaringan akan merangsang proses perbaikan dimana sel-sel endotel

akan berproliferasi dan membentuk pembuluh darah baru atau yang disebut dengan

angiogenesis. Namun, karena endotel ini belum matang dan membentuk taut antarsel,

maka pembuluh darah baru ini akan mudah mengalami kebocoran. 25

Page 30: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

13

3. Ektravasasi leukosit dan fagositosis

Sel-sel dipanggil ke area peradangan dalam proses yang disebut dengan

kemotaksis. Kemotaksis adalah pergerakan leukosit dari lumen pembuluh darah

secara berurutan ke lokasi kerusakan jaringan. Leukosit akan menelan agen

penyebab, mematikan bakteri dan mikroba lain, dan menyingkirkan jaringan nekrotik

serta benda asing. Selain itu, leukosit ini dapat mengeluarkan metabolit-metabolit

toksik dan protease ke luar sel, sehingga akan menyebabkan kerusakan sel yang akan

merangsang rasa nyeri.

Gambar. 2.2 Proses Inflamasi Akut berupa (1) Vasodilatasi dan peningkatan aliran

pembuluh darah, (2) Ekstravasasi dan deposisi fibrin dan plasma protein lainnya, (3)

Emigrasi dan akumulasi leukosit ke daerah yang inflamasi.25

Sumber: Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit. 2009.

Page 31: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

14

2.4.2 Inflamasi Kronik

Ada beberapa perbedaan yang terjadi pada inflamasi kronik dan akut. Yang

pertama dan paling utama adalah faktor waktu. Peradangan kronis terjadi dalam

waktu yang lama, yaitu mulai dari beberapa minggu sampai berbulan-bulan. Kedua,

pada peradangan kronik biasanya bersifat produktif dan proliferatif. Proses

peradangan kronik cenderung menghasilkan zat yang menambah jaringan baru,

seperti kolagen dan pembuluh darah baru. Selain itu, karena adanya jaringan fibrosis

dan neovaskularisasi, daerah yang terkena cenderung sedikit bengkak dan kencang

serta tertarik. Fibrosis merupakan indikator terbaik untuk menentukan bahwa respons

inflamasi tersebut bersifat kronis. Selain itu juga, pada peradangan kronis akan terjadi

infiltrasi sel mononuklear, yaitu monosit, limfosit, dan sel plasma.25

2.4.3 Tanda-tanda Inflamasi

Efek utama pada peradangan telah dijelaskan hampir 2.000 tahun yang lalu oleh

Roman Aulus Cornelius Celsus, atau yang dikenal sebagai Celsus, yaitu kalor, rubor,

tumor, dolor, dan fungsio laesa.28

Tanda-tanda ini biasanya lebih menonjol pada

peradangan akut daripada peradangan kronik.25

Hal ini terjadi karena banyaknya

mediator kimiawi yang dilepaskan secara lokal, salah satunya yaitu histamin,

bradikinin, leukotrien, faktor kemotaktik, dan prostaglandin. Histamin dan bradikinin

akan menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular. Prostaglandin dan

prostasiklin dalam jumlah kecil juga akan menimbulkan eritema, vasodilatasi, dan

peningkatan aliran darah lokal.20

1. Kemerahan (Rubor)

Jaringan yang meradang akan tampak merah karena dilatasi pembuluh darah

kecil di daerah yang rusak (hiperemia) sehingga memungkinkan lebih banyak darah

mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Selain itu juga, kapiler-kapiler yang

sebelumnya kosong secara cepat terisi penuh dengan darah. 26

Page 32: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

15

2. Pembengkakan (Tumor)

Pembengkakan lokal dihasilkan oleh cairan dan sel-sel yang berpindah dari

aliran darah ke jaringan interstitial. Campuran cairan dan sel-sel akan terakumulasi di

daerah peradangan. 26

3. Panas (Kalor)

Panas atau kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan pada reaksi

peradangan. Daerah peradangan di kulit menjadi lebih hangat dari sekelilingnya

karena lebih banyak darah ke daerah peradangan dibandingkan dengan daerah yang

normal. 26

4. Nyeri (Dolor)

Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai macam cara, salah satunya peregangan

dan distorsi jaringan akibat edema, inflamasi, dan beberapa mediator kimiawi seperti

bradikinin dan prostaglandin yang akan merangsang ujung-ujung saraf sehingga

menimbulkan rasa nyeri. 26

5. Perubahan fungsi (fungsio laesa)

Teori mengenai perubahan fungsi ditambahkan oleh Virchow (1821-1902).

Perubahan fungsi ini disebabkan karena gerakan daerah yang meradang terhambat

oleh rasa sakit, baik secara sadar atau dengan refleks, sehingga fungsinya menjadi

abnormal.26

2.5 Leukosit

Leukosit atau sel darah putih, terbagi menjadi dua kelompok sesuai jenis

granul dalam sitoplasma dan bentuk intinya, yaitu: (1) granulosit polimorfonuklear

dan (2) agranulosit mononuklear. Kedua jenis sel tersebut memiliki bentuk sferis saat

di dalam plasma darah dan menjadi ameboid setelah keluar dari pembuluh darah dan

masuk ke jaringan. Granulosit memiliki inti polimorfik dengan dua atau lebih lobus

dan granulosit terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sedangkan agranulosit

Page 33: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

16

tidak memiliki granul spesifik, intinya berbentuk bulat dan bertekuk. Agranulosit

mencakup limfosit dan monosit. Semua leukosit berfungsi sebagai pertahanan

terhadap mikroorganisme dan pada perbaikan jaringan yang cedera.27

Jenis sel-sel

leukosit dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar. 2.3 Jenis sel leukosit: Neutrofil, Eosinofil, Basofil, Monosit, dan Limfosit.27

Sumber: Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas Edisi 12. 2011

1. Neutrofil

Leukosit neutrofil juga dikenal sebagai polimorf, “polys”, dan sel

polimorfonuklear. Neutrofil merupakan leukosit yang paling banyak beredar, yaitu

sekitar 60-70%. Diameternya 12-15 mikrometer yang terdiri atas 2-5 lobus inti yang

dihubungkan jembatan inti yang halus. Sitoplasma neutrofil mengandung dua jenis

granul utama. Granul yang lebih dominan yaitu (1) granul spesifik, yang sangat kecil

dan (2) granul azurofil, yang merupakan lisosom khusus untuk fagositosis. Neurofil

memilik umur yang pendek, dengan waktu paruh sekitar 6-7 jam dan memiliki

rentang hidup selama 1-4 hari. Neutrofil merupakan fagosit aktif yang pertama tiba di

Page 34: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

17

tempat yang terinfeksi bakteri atau partikel kecil lain.27

Neutrofil tetap berada dalam

pembuluh darah dan baru teraktifasi ketika adanya sinyal sitokin atau kemokin yang

juga membantu dalam proses mobilisasi ke tempat yang terinfeksi.28

2. Eosinofil

Jumlah eosinofil lebih sedikit daripada neutrofil dan jumlahnya sekitar 2-4%

dari jumlah leukosit total yang beredar.27

Ukuran eosinofil hampir sama dengan

neutrofil dan memiliki inti bilobus yang khas dengan sitoplasma eosinofilik pada

pewarnaan HE.29

Eosinofil mengandung protein basa utama 50% yang memiliki efek

sitotoksik terhadap parasit seperti cacing helmintik dan protozoa.27

Selain itu,

eosinofil juga berhubungan dengan penyakit atopik (alergi tipe I) dan penyakit terikat

autoimun. Eosinofil biasanya tidak ada di kulit normal.29

3. Basofil

Basofil sulit ditemukan karena jumlahnya hanya 1% dari total leukosit yang

beredar. Basofil memiliki diameter sekitar 12-15 mikrometer. Inti selnya terbagi

menjadi dua atau lebih lobuli irregular dan memiliki granul-granul spesifik besar

yang berada diatasnya sehingga bentuk inti selnya tampak kabur. Granul spesifik ini

mengandung banyak histamin dan berbagai mediator peradangan. Basofil juga

membantu fungsi dari sel mast pada reaksi hipersensitivitas cepat.27

4. Limfosit

Kebanyakan limfosit berukuran kecil dengan diameter 6-8 mikrometer dan

limfosit berukuran medium dan besar berdiameter sekitar 9-18 mikrometer. Limfosit

memiliki fungsi yang berhubungan dengan reaksi imun dalam pertahanan terhadap

serangan mikroorganisme, antigen abnormal atau asing, dan sel-sel kanker.27

5. Monosit

Ukuran monosit bervariasi dengan diameter antara 12-20 mikrometer. Inti

selnya besar, terletak agak eksentris dan berbentuk lonjong seperti ginjal.27

Page 35: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

18

2.6 Na diklofenak

Na diklofenak termasuk ke dalam golongan obat anti-inflamasi non steroid

(OAINS) dan merupakan OAINS yang paling terkenal secara global. Diklofenak

tersedia di pasaran sebagai garam natrium. Na diklofenak secara farmakologi

memiliki aktifitas sebagai analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi yang banyak

digunakan untuk pengobatan nyeri dan pembengkakan sedang yang merupakan gejala

umum berbagai penyakit.30,31

Na diklofenak termasuk ke dalam kelompok

preferential COX-2 inhibitor. Pada penggunaan secara oral, hanya 60% Na

diklofenak yang mencapai sirkulasi sistemik karena mengalami metabolisme lintas

pertama.31

Absorbsi obat ini berlangsung secara cepat melalui saluran cerna. Obat ini

terikat 99% pada protein plasma dan mengalami metabolisme lintas pertama sebesar

40-50%. Waktu paruhnya singkat, yaitu sekitar 1-3 jam.32

Efek samping yang paling sering terjadi dari pemberian peroral adalah

gastritis, ulkus peptikum, dan depresi fungsi renal. Sedangkan pada pemberian secara

intramuskular dapat menimbulkan kerusakan jaringan di tempat injeksi.31

Karena

khawatir akan efek sampingnya, Na diklofenak ini banyak digunakan pada dosis

rendah dan dipakai dalam jangka waktu yang sesingkat mungkin. Na diklofenak

dimediasi oleh penghambatan siklooksigenase (COX), yaitu enzim yang mengubah

asam arakhidonat menjadi prostaglandin (PG), tromboksan, dan prostasiklin.30

2.7 Injeksi Intraperitoneal

Injeksi peritoneal merupakan rute parenteral yang paling sering digunakan

pada tikus. Luas permukaan rongga perut yang besar dan suplai darahnya yang

berlimpah memudahkan penyerapan terjadi dengan cepat. Kecepatan absorbsi hampir

sama dengan cara intravena dari rute ini, yaitu mencapai 0.25 - 0.5 kali. Permukaan

abdomen tikus dibagi menjadi empat kuadran. Pada injeksi intraperitoneal harus

diberikan di kuadran kiri bawah abdomen karena pada bagian ini hanya terdapat usus

kecil. Sedangkan pada kuadran kanan bawah abdomen sebagian besar terdapat usus

besar dan pada kuadran atas berbahaya untuk disuntikkan karena terdapat organ-

Page 36: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

19

organ seperti lambung, limpa, dan hepar. Pada awal suntikan intraperitoneal, kepala

tikus harus lebih rendah dari perut untuk menjauhi dari jarum dengan sudut 20 -

45o.33

2.8 Kaki Tikus

2.8.1 Anatomi Kaki Tikus

Ukuran panjang kaki tikus sekitar 17,52 ± 0,20 mm, dengan lebar 5,87 ± 0,07

mm dan tinggi 1,99 ± 0,04 mm. Pada jari ke-2, ke-3, dan ke-4 lebih panjang daripada

jari ke-1 dan ke-5. Anatomi kaki tikus dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 (A) Permukaan plantar kaki tikus. (B) Gambaran permukaan kaki medial.

(C) Radiografi kaki tikus. (D) Permukaan plantar kaki tikus tanpa lapisan kulit. (E)

Permukaan plantar kaki tikus tanpa superfisial digiti flexor tendon.24

Sumber: Microscopic and Histological Examination. 2006.

Pada bagian plantar ada lapisan tipis jaringan subkutan yang menutupi tendon

fleksor digiti fleksor (SDF). Pada bagian tarsus atau pergelangan kaki, berisi delapan

tulang yang disusun dalam dua baris, satu distal dan satu proksimal. Baris proksimal

berisi talus dan kalkaneus. Talus mengartikulasikan dengan tibia dan fibula.

Sedangkan kalkaneus atau tulang tumit, berbentuk sekop dan merupakan tulang

terbesar di tarsus. Ada 5 tulang panjang di metatarsus. Setiap jari-jari kaki memiliki

tiga phalang kecuali hallus yang hanya memiliki dua phalang.34

Page 37: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

20

2.8.2 Histologi Kaki Tikus

2.8.2.1 Epidermis

Epidermis merupakan lapisan epitel yang berasal dari ektodermal. Epidermis

terdiri atas epitel berlapis gepeng berkeratin atau yang disebut dengan

keratinosit.27,35,36

Ketebalan epidermis bervariasi tergantung lokasinya pada tubuh

dan perkembangannya. Ada tiga jenis sel yang dapat ditemukan di lapisan epidermis

yaitu melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel. Pada tikus strain Sprague Dawley

ditemukan melanosit tanpa melanin.35

Epidermis terdiri dari empat lapisan, yaitu:

1) Stratum Korneum

Stratum korneum merupakan lapisan epidermis yang terluar, terdiri dari sel

gepeng berkeratin. Lapisan korneum merupakan barrier pertama kulit untuk

melindungi dari partikel luar dan organisme.27,35

2) Stratum Granulosum

Lapisan granulosum memiliki sitoplasma yang berisikan massa basofilik

intens atau yang disebut dengan granul keratohialin. Materi yang kaya-lipid pada

lapisan ini membentuk selubung lipid yang berfungsi sebagai sawar epidermis untuk

mencegah kehilangan air dari kulit.35

3) Stratum Spinosum

Stratum spinosum merupakan lapisan epidermis yang paling tebal dan

letaknya tepat berada di atas stratum basal.27

4) Stratum Basal

Stratum basal atau yang disebut sebagai stratum germinativum merupakan

lapisan terdalam pada epidermis. Terdiri atas selapis sel kuboid yang terletak di

membran basal pada perbatasan epidermis-dermis. Stratum basal ditandai dengan

tingginya aktivitas mitosis dan bertanggung jawab atas produksi sel-sel epidermis.27,35

Page 38: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

21

2.8.2.2 Dermis

Lapisan dermis berada tepat di bawah lapisan epidermis. Terdiri dari jaringan

ikat kolagen dan elastin, jaringan lemak, otot rangka, dan pembuluh darah. Selain itu

juga, pada lapisan dermis terdapat otot arektor pili yang berfungsi untuk menjaga

kehangatan hewan mamalia dan ditemukannya folikel rambut, kelenjar, dan saraf.35

Dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu:

1) Lapisan Papilar

Lapisan tipis yang terdiri atas jaringan ikat longgar, dengan fibroblas, dan

jaringan ikat lainnya. Leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi) juga

ditemukan pada lapisan ini. 35

2) Lapisan Retikular

Memiliki lapisan yang lebih tebal, terdiri atas jaringan ikat padat irregular,

dan memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit sel daripada lapisan papilar.35

Gambaran histologi epidermis dan dermis terdapat pada gambar 2.5

Gambar. 2.5 Lapisan epidermis dan dermis tikus.36

Sumber: Atlas of Laboratory Mouse Histology. 2004.

Page 39: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

22

Telapak kaki tikus merupakan satu-satunya jaringan dengan kelenjar keringat

ekrin. Gambaran kelenjar ekrin pada kaki tikus dapat dilihat pada gambar 2.6. Pada

perbesaran 4x, menunjukan bagian punggung kulit yang terbentuk oleh epitel

skuamosa berlapis, dermis, kelenjar keringat ekrin, dan otot rangka. Pada perbesaran

10x menunjukkan komponen telapak kaki secara rinci. Sedangkan pada perbesaran

20x menampilkan berbagai lapisan epitel skuamosa berlapis. Dan pada perbesaran

40x terlihat gambaran kelenjar keringat ekrin secara jelas.36

Gambar. 2.6 Kelenjar ekrin yang terdapat di kaki tikus.36

Sumber: Atlas of Laboratory Mouse Histology. 2004.

Page 40: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

23

2.9 Kerangka Teori

Injeksi karagenan subkutan

pada telapak kaki tikus

Agen inflamasi kuat

(+) sekresi kemokin

Kebocoran plasma ke

jaringan

Peningkatan

permeabilitas kapiler

Membantu migrasi

leukosit ke jaringan

Peningkatan neutrofil

di jaringan

Pelepasan serotonin,

bradikinin, dan histamin

Eksudasi cairan dan

protein plasma

Perubahan diameter

pembuluh darah

Peningkatan aliran

darah

Trauma / Kerusakan sel

Edema pada jaringan

Page 41: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

24

2.10 Kerangka Konsep

(-)

Induksi karagenan s.c

Tikus putih Strain Sprague

Dawley

Respons inflamasi akut Injeksi intraperitoneal

ekstrak etanol daun zaitun

Migrasi leukosit ↓

Pengamatan jumlah

neutrofil jaringan

Page 42: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

25

2.11 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Pengukuran Alat Ukur Skala

Dosis

ekstrak

etanol daun

zaitun

Jumlah dosis ekstrak

etanol daun zaitun yang

diberikan secara i.p pada

tikus dalam satuan

mg/KgBB

Menimbang berat

tikus kemudian hitung

dosis 100mg/KgBB,

300mg/KgBB, dan

500mg/KgBB

Timbangan

dengan

ketelitian

0.0001 g.

Numerik

Jumlah sel

neutrofil

Jumlah sel neutrofil

dengan bentuk bulat,

memiliki 2-5 lobus dan

dihubungkan oleh

jembatan inti yang halus,

sitoplasma bergranul dan

ukuran 12-15 mikrometer

Pada perbesaran 400 x

foto dibuka dengan

imageJ dan dihitung

jumlah sel neutrofil

Aplikasi

ImageJ

versi 1.5

Numerik

Page 43: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

26

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental

laboratorium dengan melihat gambaran mikroskopik telapak kaki tikus strain

Sprague Dawley.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Mei – 1 Agustus 2017. Pembuatan

ekstrak etanol daun zaitun dilakukan di Pusat Penelitian Biologi LIPI bagian Botani

dan Fitokimia Bogor. Adaptasi dan pemeliharaan tikus dilakukan 7 hari di

Laboratorium Animal House FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembuatan

sampel dilakukan di Laboratorium MPR FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Perlakuan

dan pengambilan jaringan dilakukan di Laboratorium Farmakologi. Pembuatan

preparat dilakukan di Laboratorium Sitologi Depok. Dokumentasi foto preparat dan

analisis dilakukan di Laboratorium Biologi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3. Sample Penelitian

3.3.1 Populasi

Objek penelitian yang digunakan adalah tikus strain Sprague Dawley yang

sudah diverifikasi dan didatangkan dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut

Pertanian Bogor (IPB).

3.3.2 Sampel

Sampel hewan coba pada penelitian ini adalah tikus jantan strain Sprague

Dawley sejumlah 40 ekor melalui perhitungan rumus Mead,37

dengan hasil sampel

minimal yang dibutuhkan adalah 3 ekor tikus disetiap kelompok perlakuan sehingga

Page 44: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

27

jumlah sampel yang dibutuhkan sesuai pada penelitian ini. Perhitungan rumus Mead

secara lengkap disajikan pada lampiran.

Tabel 3,1 Kelompok perlakuan

NO. KELOMPOK PERLAKUAN

1. Kontrol Negatif 0,5 ml Phosphate buffered saline

(PBS) i.p + 0,1 ml PBS s.c

2. Kontrol Positif 0,5 ml PBS i.p + 0,1 ml karagenan s.c

3. Kelompok 1 (K1)

Na diklofenak 10 mg + Karagenan)

Na diklofenak 10 mg/KgBB i.p + 0,1

ml karagenan s.c

4. Kelompok 2 (K2)

OLE 100 mg + Karagenan

OLE 100 mg/KgBB i.p + 0,1 ml

karagenan s.c

5. Kelompok 3 (K3)

OLE 300 mg + Karagenan

OLE 300 mg/KgBB i.p + 0,1 ml

karagenan s.c

6. Kelompok 4 (K4)

OLE 500 mg + Karagenan

OLE 500 mg/KgBB i.p + 0,1 ml

karagenan s.c

Keterangan: OLE = Ekstrak etanol daun zaitun.

3.3.3 Kriteria Inklusi

Tikus putih jantan strain Sprague Dawley yang sehat.

3.3.4 Kriteria Eksklusi

Tikus jantan strain Sprague Dawley yang mati selama penelitian berlangsung

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol daun

zaitun secara i.p.

Page 45: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

28

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah gambaran mikroskopik jumlah sel

neutrofil telapak kaki tikus strain Sprague Dawley pada jam ke-0, 3, dan 6.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: kandang, tempat makan,

dan minum tikus, serut kayu untuk bedding, peralatan kebersihan, alcohol swab, spuit

1 cc, hot plate, gelas ukur, gelas beker, tabung reaksi, batang pengaduk, vortex mixer,

spidol, label, arloji, toples kaca untuk eter, kapas, minor set, papan bedah, kulkas,

botol kaca kecil untuk menaruh organ.

3.5.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun zaitun dengan dosis 100

mg/KgBB, 300 mg/KgBB, 500 mg/KgBB, PBS, Na diklofenak, dan karagenan.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan eter dan paraformaldehid.

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Persiapan Sampel

Persiapan sampel dilakukan dengan determinasi ketepatan spesies dari daun

zaitun yang akan digunakan. Proses determinasi dilakukan di Pusat Penelitian Biologi

LIPI bagian Botani dan Fitokimia Bogor.

3.6.2 Pembuatan ekstrak etanol daun zaitun

Pembuatan ekstrak etanol daun zaitun dilakukan di Pusat Penelitian Biologi

LIPI bagian Botani dan Fitokimia Bogor dengan menggunakan metode maserasi daun

zaitun yang sudah dikeringkan dan sudah ditimbang seberat 196 gram. Kemudian

sampel direndam di dalam 2,5 liter etanol 96% selama semalam, perendaman sampel

ini dilakukan sebanyak 3 kali atau selama 3 malam. Sampel yang sudah direndam ini

Page 46: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

29

kemudian dimasukan ke dalam labu evaporator dan dipanaskan pada suhu 35oC

dengan putaran 90o selama 2 hari sampai terbentuk ekstrak yang pekat seperti pasta.

3.6.3 Adaptasi Hewan Coba

Tikus diadaptasikan di Animal House mulai hari pertama sampai hari ke-7.

Makanan dan minuman diberikan secara ad libitum dan bedding diganti minimal satu

minggu sekali untuk kenyamanan hewan. Adaptasi ini dilakukan dengan tujuan agar

semua objek penelitian berada pada kondisi yang baik, tidak stress, dan sama rata

terhadap semua tikus.

3.6.4 Persiapan Bahan dan Perhitungan Dosis

Berat badan tikus sekitar 300 gram atau 0,3 kilogram. Sehingga perhitungan

dosis tiap kelompok menjadi:

Kelompok kontrol negatif yang diberikan 0,1 ml PBS secara s.c di telapak

kaki kanan dan 0,5 ml PBS secara i.p.

Kelompok kontrol positif yang diberikan 0,1 ml karagenan 1% dalam NaCl

0,9% secara s.c di telapak kaki kanan dan 0,5 ml PBS secara i.p.

K1 yaitu kelompok yang diberikan 0,1 ml karagenan secara s.c dan Na

diklofenak 10 mg / KgBB sehingga satu ekor tikus akan diberikan dosis Na

diklofenak sebanyak 3 mg secara i.p.

K2 yaitu kelompok yang diberikan 0,1 ml karagenan secara s.c dan ekstrak

etanol daun zaitun 100 mg / KgBB sehingga satu ekor tikus akan diberikan

dosis sebanyak 30 mg secara i.p.

K3 yaitu kelompok yang diberikan 0,1 ml karagenan secara s.c dan ekstrak

etanol daun zaitun 300 mg / KgBB sehingga satu ekor tikus akan diberikan

dosis sebanyak 90 mg secara i.p.

K4 yaitu kelompok yang diberikan 0,1 ml karagenan secara s.c dan ekstrak

etanol daun zaitun 500 mg / KgBB sehingga satu ekor tikus akan diberikan

dosis sebanyak 150 mg secara i.p.

Page 47: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

30

3.6.5 Pemberian Ekstrak Etanol Daun Zaitun Terhadap Tikus

Setelah dilakukan proses adaptasi, tikus diberikan ekstrak etanol daun zaitun

dengan dosis 100 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, dan 500 mg/KgBB secara i.p

menggunakan spuit 1 cc 1 jam sebelum dilakukan induksi inflamasi menggunakan

karagenan.

3.6.6 Pemberian Karagenan Terhadap Kaki Tikus

Setelah 1 jam dilakukannya pemberian ekstrak etanol daun zaitun, telapak

kaki tikus tepatnya di bagian subplantar diinjeksikan 0,1 ml karagenan secara

subkutan.

3.6.7 Pengambilan Jaringan Telapak Kaki Tikus

Pengambilan jaringan telapak kaki tikus dilakukan sebelum dan setelah tiga

jam dan enam jam pemberian 0,1 ml karagenan 1% dalam 0,9% NaCl secara

subkutan pada telapak kaki tikus.

Sebelum dinekropsi, tikus dimasukkan ke dalam toples yang telah jenuh oleh

eter sehingga eter terinhalasi oleh tikus sampai kaki dan ekor tikus tidak

menunjukkan refleksnya saat disentuh atau ditekan. Setelah tikus sudah tidak

memperlihatkan respon, dilakukan nekropsi jaringan. Teknik pengambilan jaringan

dilakukan dengan cara memotong otot bagian plantar kaki tikus yang mengalami

inflamasi. Setelah bagian otot dan kaki tikus terpotong, jaringan dibilas menggunakan

larutan PBS kemudian difiksasi dengan larutan paraformaldehid selama 1-2 hari

sebelum dilakukan pembuatan preparat jaringan tersebut. Fiksasi bertujuan untuk

mempertahankan susunan jaringan agar mendekati kondisi awal ketika masih hidup

dan untuk mengeraskan jaringan yang lunak agar mempermudah saat pembuatan

irisan.38

3.6.8 Pembuatan Preparat

Pembuatan jaringan dilakukan di Laboratorium Sitologi Depok dengan

pewarnaan Hematoksilin-Eosin.

Page 48: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

31

3.6.9 Pengambilan Gambar Mikroskopik Kaki Tikus

Pengambilan gambar mikroskopik preparat kaki tikus dilakukan

menggunakan mikroskop konfokal (Olympus BX41), software DP2-BSW, dan

program komputer. Pengambilan gambar tersebut menggunakan perbesaran lensa

objektif 10x dan 40x. Pengamatan dan analisis dilakukan pada 10 lapang pandang

yang berbeda di setiap preparat.41

Page 49: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

32

3.7. Alur Penelitian

Pembuatan preparat

Pengamatan

preparat dibawah

mikroskop

Analisis Data

Tikus sampai di animal

house

Adaptasi selama 7 hari

makan dan minum

Tikus dibagi menjadi 6 kelompok

Kontrol

Negatif

Kontrol

Positif K1 K2 K3 K4

Injeksi 0,5 ml

PBS i.p + 0,1

ml PBS s.c

Injeksi 0,5 ml

PBS i.p + 0,1

ml karagenan

s.c

Na diklofenak

10 mg/ KgBB

i.p + 0,1 ml

karagenan s.c

OLE 100 mg/

KgBB i.p +

0,1 ml

karagenan s.c

OLE 300 mg/

KgBB i.p +

0,1 ml

karagenan s.c

OLE 500 mg/

KgBB i.p +

0,1 ml

karagenan s.c

Evakuasi jaringan

kaki

Nekropsi pada

jam ke-0, 3, dan

6

Page 50: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

33

3.8. Analisis Data

Pada penelitian ini, pengambilan data diambil dengan melakukan eksperimen

langsung terhadap tikus strain Sprague Dawley yang diberi perlakuan berupa

pemberian ekstrak etanol daun zaitun dengan berbagai dosis dan diinjeksikan

karagenan. Setelah data terkumpul dilakukan pengamatan gambaran mikroskopik dan

dokumentasi preparat dengan menggunakan mikroskop konvokal (Olympus BX41)

dan software DP2-BSW dengan perbesaran 100x (10x10) dan 400x (40x10). Pada

pengamatan jaringan telapak kaki tikus dilakukan perhitungan rerata jumlah sel

neutrofil dengan menggunakan aplikasi ImageJ. Kemudian data yang sudah

terkumpul diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 22.0.

Penelitian ini termasuk jenis hipotesis komparatif dengan data numerik lebih

dari dua kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data yang digunakan

adalah One Way ANOVA untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan bermakna pada

tiap kelompok perlakuan. Sebelum dilakukannya uji analisis One Way ANOVA,

dilakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu. Jika uji normalitas dan

homogenitas terpenuhi maka dilakukan uji parametrik One Way ANOVA yang

kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc untuk mengetahui perbedaan bermakna

antar tiap kelompok perlakuan. Apabila uji normalitas dan homogenitas tidak

terpenuhi maka dilakukan transformasi data kemudian apabila tidak terpenuhi maka

dilanjutkan dengan uji alternatif nonparametrik Kruskal-Wallis.

Page 51: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi Daun Zaitun (Olea europaea L.)

Determinasi daun zaitun (Olea europaea L.) telah dilakukan di Pusat

Penelitian Biologi LIPI bagian Botani dan Fitokimia Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

Hasil dari determinasi menunjukkan bahwa daun zaitun yang dijadikan sampel pada

penelitian ini adalah Olea europaea L. dari family Oleaceae.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil pengamatan mikroskopik terhadap jaringan telapak kaki tikus strain

Sprague Dawley setelah diinduksi karagenan dilakukan di Laboratorium Biologi

FKIK UIN Jakarta pada semua kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.1

dan 4.2.

Pada saat terjadinya respon inflamasi akut, neutrofil merupakan sel radang

yang pertama kali datang ke tempat yang terjadi inflamasi.44

Sehingga peneliti

memfokuskan untuk melakukan penghitungan rerata jumlah sel neutrofil yang

kemudian didapatkan hasil yang disajikan pada tabel 4.1 dan grafik 4.1. Sel neutrofil

dapat diidentifikasi dari inti selnya yang berlobus banyak (2-5 lobus) dengan lobulus

yang dihubungkan oleh untai tipis halus dan sitoplasma nya yang bergranul.27

Page 52: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

35

Gambar 4.1 Gambaran Neutrofil Jaringan Telapak Kaki Kelompok K(-), K(+), dan

K1 pada Jam ke-0, 3, dan 6 dengan Pewarnaan HE dan Perbesaran 40x

Jam ke-0 Jam ke-3 Jam ke-6

K (-)

K (+)

K1

Keterangan: K(-) = Kontrol negatif, K(+) = kontrol positif, K1 = Na Diklo 10 mg/KgBB.

Panah kuning: sel neutrofil

Page 53: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

36

Gambar 4.2 Gambaran Neutrofil Jaringan Telapak Kaki Kelompok K2, K3, dan K4

pada Jam ke-0, 3, dan 6 dengan Pewarnaan HE dan Perbesaran 40x

K2

K3

K4

Jam ke-0 Jam ke-3 Jam ke-6

Keterangan: K2 = OLE 100mg/KgBB, K3 = OLE 300 mg/ KgBB, K4 = OLE 500 mg/KgBB.

Panah kuning: sel neutrofil

Page 54: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

37

Tabel 4.1 Rerata Jumlah Sel Neutrofil

Kelompok Jam ke-0 Jam ke-3 Jam ke-6

Kontrol Negatif 0 0,76 2,16

Kontrol Positif 0 57,63 142,93

K1 (Na Diklo + Car) 0 56,93 92,36

K2 (OLE 100 mg/KgBB + Car) 0 57,16 136,97

K3 (OLE 300 mg/KgBB + Car) 0 55,57 113,20

K4 (OLE 500 mg/KgBB + Car) 0 44,90 78,50

Keterangan: OLE = Ekstrak etanol daun zaitun.

Grafik 4.1. Rerata jumlah sel neutrofil pada jam ke-3 dan jam ke-6.

Setelah dilakukan pengamatan pada gambaran mikroskopik dan perhitungan

rerata jumlah sel neutrofil, data yang telah diperoleh kemudian diolah secara statistik

dengan menggunakan SPSS versi 22.0. Pemilihan uji statistik menggunakan One

Way ANOVA karena distribusi data normal dan varians data sama. Kemudian

dilanjutkan dengan uji post hoc untuk melihat perbandingan pada tiap kelompok yang

disajikan pada grafik 4.2 dan 4.3.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

K(-) K(+) K1 K2 K3 K4

Jam ke-0

Jam ke-3

Jam ke 6

Page 55: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

38

Dari hasil pengamatan mikroskopik dengan perbesaran 400x yang tercantum

pada grafik 4.1 dan tabel 4.1, didapatkan hasil bahwa rerata jumlah sel neutrofil pada

telapak kaki tikus strain Sprague Dawley menurun pada kelompok K1, K2, K3, dan

K4 dengan penurunan jumlah sel neutrofil terbanyak pada kelompok K4

dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini disebabkan oleh pemberian ekstrak

etanol daun zaitun dalam dosis yang lebih tinggi, sehingga efek inhibisi pada

kelompok ini lebih besar dibandingkan kelompok yang lain. Penurunan jumlah sel

neutrofil menunjukan efektivitas dari daun zaitun sebagai anti-inflamasi dalam

menurunkan infiltrasi sel neutrofil ke jaringan.43

Pada kelompok kontrol negatif tidak terdapat sel neutrofil pada jam ke-0.

Sedangkan pada jam ke-3 dan ke-6 rerata jumlah sel neutrofil sedikit meningkat

namun jumlahnya masih lebih sedikit dibanding kelompok lainnya. Hal ini

kemungkinan diakibatkan oleh proses injeksi yang merangsang respon inflamasi.

Hasil dari data statistik menunjukkan bahwa rerata jumlah sel neutrofil pada

kelompok kontrol negatif berbeda bermakna (p<0.05) dengan semua kelompok

perlakuan pada jam ke-0, ke-3 dan ke-6 yang tercantum pada grafik 4.2 dan 4.3.

Pada kelompok kontrol positif terlihat bahwa rerata jumlah sel neutrofil pada

jam ke-3 dan jam ke-6 mengalami peningkatan dibandingkan dengan kelompok

kontrol negatif. Hal ini disebabkan karena karagenan menghasilkan NO sebagai

vasodilator kuat yang akan meningkatkan aliran darah sehingga membantu migrasi

dari sel neutrofil ke tempat yang mengalami inflamasi.23

Rerata jumlah sel neutrofil

pada kelompok kontrol positif memiliki rerata jumlah terbanyak dibandingkan

kelompok yang lainnya pada jam ke-3 maupun jam ke-6. Secara statistik rerata

jumlah sel neutrofil pada kelompok kontrol positif berbeda bermakna dengan

kelompok kontrol negatif, K1, dan K4 pada jam ke-6 (p<0.05).

Pada K1 didapatkan peningkatan rerata jumlah sel neutrofil dari jam ke-3 ke

jam ke-6. Rerata jumlah sel neutrofil pada K1 lebih banyak daripada kelompok

kontrol negatif, namun masih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok kontrol

positif, K2, dan K3. Sedangkan rerata jumlah sel neutrofil masih lebih banyak

Page 56: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

39

dibanding K4. Menurut penelitian yang dilakukan Sachin, et al (2014), pemberian Na

diklofenak dengan dosis 5 mg/KgBB dapat menurunkan respon inflamasi berupa

penurunan volume edema yang terjadi pada telapak kaki tikus pada jam ke-1 sampai

jam ke-3 setelah diinduksi karagenan, namun pada jam ke-4 sampai jam ke-6

efektivitas Na diklofenak sebagai anti-inflamasi menurun.30

Rerata jumlah sel

neutrofil pada K1 berbeda bermakna secara statistik dengan kelompok kontrol negatif

dan kontrol positif pada jam ke-6 (p<0.05).

Pada K2 dan K3 menunjukan gambaran rerata jumlah sel neutrofil yang lebih

banyak dibanding kelompok kontrol negatif dan lebih sedikit dari kelompok kontrol

positif, K3, dan K4. Namun, jika rerata jumlah sel neutrofil K2 dibandingkan dengan

K3 menunjukan rerata jumlah sel neutrofil yang lebih sedikit. Hal ini disebabkan oleh

dosis yang diberikan lebih tinggi pada K3. Perbedaan rerata jumlah sel neutrofil pada

K2 berbeda bermakna secara statistik dengan kelompok kontrol negatif dan K4 pada

jam ke-6 (p<0.05).

Pada K4 menunjukkan gambaran rerata jumlah sel neutrofil yang paling

sedikit dibandingkan kelompok yang lain pada jam ke-3 dan ke-6. Hal ini disebabkan

oleh dosis yang diberikan lebih tinggi dibanding kelompok yang lain sehingga dapat

menekan infiltrasi sel neutrofil ke jaringan lebih besar. Menurut Wafa, et al. (2016)

pemberian ektrak zaitun 500 mg/KgBB memiliki inhibisi inflamasi sebesar 80%

setelah 4 jam dibandingkan dengan Na diklofenak yang memiliki inhibisi inflamasi

sebesar 69.34%. Selain itu juga, pemberian ekstrak zaitun dengan dosis 500

mg/KgBB memiliki efek terbesar terhadap penurunan edema pada telapak kaki tikus

dibanding dosis 250 mg/KgBB dan 100 mg/KgBB sehingga efek daun zaitun sebagai

anti-inflamasi sangat dipengaruhi besarnya dosis yang diberikan.43

Rerata jumlah sel

neutrofil pada K4 berbeda bermakna secara statistik dengan kelompok kontrol positif

dan K2 pada jam ke-6 (p<0.05).

Page 57: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

40

Grafik 4.2 Hasil rerata jumlah sel neutrofil pada semua kelompok pada jam ke-3

Keterangan: K(-) = Kontrol negatif, K(+) = kontrol positif, K1 = Na Diklo 10 mg/KgBB, K2 = OLE

100mg/KgBB, K3 = OLE 300 mg/ KgBB, K4 = OLE 500 mg/KgBB, *= p < 0,05.

Page 58: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

41

Grafik 4.3 Hasil rerata jumlah sel neutrofil pada semua kelompok pada jam ke-6

Keterangan: K(-) = Kontrol negatif, K(+) = kontrol positif, K1 = Na Diklo 10 mg/KgBB, K2 = OLE

100mg/KgBB, K3 = OLE 300 mg/ KgBB, K4 = OLE 500 mg/KgBB, *= p < 0,05

4.3 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, antara lain yaitu

1. Aspek subjektivitas dalam proses identifikasi sel neutrofil.

2. Masih minimnya sumber-sumber pendukung penelitian efek anti-inflmaasi

daun zaitun yang dilihat dari gambaran mikroskopik dalam menekan sel

neutrofil ke jaringan.

Page 59: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol daun zaitun (Olea europaea L.) pada dosis 500 mg

memberikan efek anti-inflamasi terhadap gambaran mikroskopik telapak kaki tikus

strain Sprague Dawley dengan menurunkan rerata jumlah sel neutrofil pada telapak

kaki tikus yang telah diinduksi karagenan pada jam ke-3 dan ke-6.

5.2 Saran

1. Identifikasi dan perhitungan sel dilakukan minimal 2 orang untuk

meminimalisir subjektivitas.

2. Dibutuhkannya penelitian lebih lanjut tentang efek anti-inflamasi ekstrak

etanol daun zaitun yang tumbuh di Indonesia dengan dosis yang lebih

bervariasi dan menggunakan pelarut yang berbeda.

Page 60: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Sampurno. Obat Herbal dalam Perspektif Medik dan Bisnis. 2013 [cited 2017

Sep 30]; Tersedia pada: http://mot.farmasi.ugm.ac.id

2. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Obat Herbal Traditional. Warta

Ekspor Edisi September. 2014; Tersedia pada: djpen.kemendag.go.id

3. Sari Lork. Pemanfaatan Obat Traditional dengan Pertimbangan Manfaat dan

Keamanannya. Pharm Sci Res PSR. 2006;3:1–7.

4. Hashmi MA, Khan A, Hanif M, Farooq U, Perveen S. Traditional Uses,

Phytochemistry, and Pharmacology of Olea europaea (Olive). Evid Based

Complement Alternat Med. 2015;2015:1–29.

5. Prastyo KA. Efektifitas Beberapa Auksin Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Zaitun Melalui Teknik Stek Mikro. Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang; 2016.

6. Sari AP. Karakter Vegetatif Tanaman Zaitun (Olea europaea L.) pada Kondisi

Tanam Berbeda serta Konsentrasi Oleuropein dan Asam Askorbat pada Daunnya.

Inst Pertan Bogor. 2016;

7. Haris Omar S. Oleuropein in Olive and its Pharmacological Effects. Sci Pharm.

2010;78(2):133–54.

8. Bajpai S, Pathak R, Hussain T. Anti-inflammatory Activity of Ethno-Botanical

Plants Used as Traditional Medicine: A Review. Fac Pharm Integral Univ Dasauli

Kursi Road Lucknow Uttar Pradesh. 2014;2(1).

9. Barbaro B, Toietta G, Maggio R, Arciello M, Tarocchi M, Galli A, et al. Effects

of the Olive-Derived Polyphenol Oleuropein on Human Health. Int J Mol Sci.

2014 Oct 14;15(10):18508–24.

10. Chiappetta A, Muzzalupo I. Botanical Description. Olive Germplasm - The Olive

Cultivation, Table Olive and Olive Oil Industry in Italy. InTech; 2012 [cited 2017

Sep 30]. Tersedia pada: http://www.intechopen.com/books/olive-germplasm-the-

olive-cultivation-table-olive-and-olive-oil-industry-in-italy/botanical-description

11. Vogel P, Kasper Machado I, Garavaglia J, Terezinha Zani V, de Souza D, Morelo

Dal Bosco S. Polyphenols Benefits of Olive Leaf (Olea europaea L) to Human

Health. Nutr Hosp. 2015 [cited 2017 Oct 1];31(3).

Page 61: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

44

12. Luo H. Extraction of Antioxidant Compounds from Olive (Olea europea) Leaf.

Massey University; 2011.

13. Haloui E, Marzouk B, Marzouk Z, Bouraoui A, Fenina N. Hydroxytyrosol and

Oleuropein from Olive Leaves: Potent Anti-Inflammatory and Analgesic

Activities. J Food Agric Environ. 2011;9(3–4):128–133.

14. Badan Pom RI. Standardisasi Ekstrak Tumbuhan Indonesia, Salah Satu Tahapan

Penting Dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Info POM Edisi Juli. 2005;6.

Tersedia pada: perpustakaan.pom.go.id

15. Sukhdev SH, Suman PSK, Gennaro L, Dev DR, editors. Extraction Technologies

for Medical and Aromatic Plants. In International Centre for Science and High

Technology; 2008.

16. Fauzana DL. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi, dan

Reperkolasi terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza

Roxb.). Fakultas Tekhnologi Pertanian IPB; 2010. Tersedia pada:

http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/61916/8/F10dlf.pdf

17. Pratiwi E. Perbandingan Metode Maseraso, Remaserasi, Perkolasi, dan

Reperkolasi dalam Ekstraksi Senyawa Aktif Andrographolide dari Tanaman

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees). Fakultas Tekhnologi

Pertanian IPB; 2010.

18. Setyaningsih D, Pandji C, Perwatasari DD. Kajian Aktivitas Antioksidan dan

Antimikroba Fraksi dan Ekstrak dari Daun dan Ranting Jarak Pagar (Jatropha

curcas L.) serta 126 Pemanfaatannya pada Produk Personal Hygiene. Agritech.

2014;34(02):126–137.

19. CP Kelco. Genu: Carrageenan Book. In. Tersedia pada: www.cpkelco.com

20. Ega L, Lopulalan CGC, Meiyasa F. Kajian Mutu Karaginan Rumput Laut

Eucheuma cottonii Berdasarkan Sifat Fisiko-Kimia pada Tingkat Konsentrasi

Kalium Hidroksida (KOH) yang Berbeda. J Apl Teknol Pangan. 2016 [cited 2017

Sep 30];5(2).

21. Necas J, Bartosikova L. Carrageenan: A Review. Vet Med (Praha). 2013 [cited

2017 Sep 30];58(6). Tersedia pada: http://vri.cz/docs/vetmed/58-4-187.pdf

22. The Cornucopia Institute. Carrageenan: How a “Natural” Food Additive is

Making Us Sick. 2013; Tersedia pada: https://www.cornucopia.org/wp-

content/uploads/2013/02/Carrageenan-Report1.pdf.

23. Arthur C G, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC;

2011.

Page 62: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

45

24. Wong J, Bennett W, Ferguson MWJ, McGrouther DA. Microscopic and

Histological Examination of The Mouse Hindpaw Digit and Flexor Tendon

Arrangement with 3D Reconstruction. J Anat. 2006 Oct;209(4):533–45.

25. Kumar V. Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. Jakarta: EGC;

2009.

26. Sylvia Anderson P. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.

Vol. 1. Jakarta: EGC; 2005.

27. Mescher AL. Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas Edisi 12. Jekarta: EGC;

2012.

28. Avci E, Akkaya Ulum Y, Yilmaz E, Balci-Peynircioglu B. The Analysis of

Inflammatory Cell Migration Using Primary Neutrophils. Pediatr Rheumatol.

2015;13(Suppl 1):P136.

29. Shimizu H. Immunology of The Skin. In: Shimizu’s Textbook of Dermatology.

Departement of Dermatology Faculty of Medicine and Graduate of Medicine

Hokkaido University; 2007. Tersedia pada: http://www.derm-hokudai.jp/shimizu-

dermatology/index.html

30. Sakat SS, Mani K, Demidchenko YO, Gorbunov EA, Tarasov SA, Mathur A, et

al. Release-Active Dilutions of Diclofenac Enhance Anti-inflammatory Effect of

Diclofenac in Carrageenan-Induced Rat Paw Edema Model Inflammation. 2014

Feb;37(1):1–9.

31. Purwanti T, Erawati T, Rosita N, Suyuti A, Chilmi U. Pelepasan dan Penetrasi Na

diklofenak Sistem Niosom SPAN 60 dalam Basis Gel HPMC 4000. [cited 2017

Sep 30]; Tersedia pada: http://www.journal.unair.ac.id

32. Departemen Farmakologi UI. Farmakologi dan Terapeutik Edisi 11. Jakarta:

Penerbit FKUI. 2007

33. Nebendahl K. Routes of Administration. In: University of Gottingen Germany.

2000. p. 463–82.

34. Roth M. Hips and Hindlegs of the Rat. 2016. Tersedia pada:

http://miekeroth.com/animals/hi.ps-and-hind-leg-of-the-rat/

35. Treuting PM, Dintzis SM, Montine KS. Comparative Anatomy and Histology A

Mouse, Rat, and Human Atlas 2nd ed. Mica Haley; Tersedia pada:

https://books.google.co.id/books?id=FgBQCwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl

=id#v=onepage&q&f=false

Page 63: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

46

36. Texas Histopages. Atlas of Laboratory Mouse Histology. 2004. Tersedia pada:

http://ctrgenpath.net/static/atlas/mousehistology/Windows/integumentary/footpad

.html

37. Singh AS, Masuku MB. Sampling Techniques and Determination of Sample Size

in Applied Statistics Research: An Overview. Int J Econ Commer Manag.

2014;2(11):1–22.

38. Jusuf AA. Histoteknik Dasar. Histologi FKUI; 2009.

39. Pratiwi HC, Manan A. Teknik Dasar Histologi Pada Ikan Gurami (Osphronemus

gouramy). J Ilm Perikan Dan Kelaut Vol. 2015 [cited 2017 Sep 30];7(2). Tersedia

pada: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-ji.pk309d49688cfull.pdf

40. Alam FMDI.P. Makalah Pemeriksaan Histopatologi sebagai Bioindikator

Kontaminasi Logam Berat. [cited 2017 Oct 1]; Tersedia pada:

http://www.academia.edu/download/42717586/fix_print_toksik_individuw.docx

41. Hussein SZ, Mohd Yusoff K, Makpol S, Mohd Yusof YA. Gelam Honey

Attenuates Carrageenan-Induced Rat Paw Inflammation via NF-κB Pathway.

Diaz BL, editor. PLoS ONE. 2013 Aug 28;8(8):e72365.

42. Salvemini D, Wang Z-Q, Wyatt PS. Nitric Oxide: A Key Mediator in the Early

and Late Phase of Carrageenan-Induced Rat Paw Inflammation. Br J Pharmacol.

1996;

43. Laaboudi W, Ghanam J, Aissam H, Merzouki M, Benlemlih M. Anti-

Inflammatory and Analgesic Activities of Olive Tree Extract. Int J Pharm Pharm

Sci. 2016;7:414–9.

44. Phillipson M, Kubes P. The Neutrophil In Vascular Inflammation. Nat Med. 2011

Nov 7;17(11):1381–90.

Page 64: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

47

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Determinasi / Identifikasi Bahan Uji

Gambar 7.1 Hasil Determinasi / Identifikasi Bahan Uji

Page 65: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

48

Lampiran 2

Perhitungan sampel

1. Rumus Mead

𝑬 = 𝑵 – 𝑩 − 𝑻

Keterangan

N = Total dari jumalh individu dalam penelitian (dikurangi 1)

B = Blocking component, mempresentasikan pengaruh lingkungan yang

diperbolehkan dalam suatu penelitian

T = Kelompok uji coba, termasuk kelompok kontrol (dikuragi 1)

E = Derajat kebebasan dari kelompok error, nilainya diantara 10-20

10 ≤ E ≤ 20

E ≥ N – B – T N ≤ N – B – T

10 ≥ (N – 1) – 0 – (6 – 1) 20 ≤ (N–1) – 0 – (6–1)

10 ≥ N – 1 – 5 20 ≤ N – 1 – 5

10 ≥ N – 6 20 ≤ N – 6

N ≥ 16 N ≤ 26

Jadi jumlah sampel pada penelitian, yaitu: 16 ≤ N ≤ 26, artinya minimal

jumlah sampel yang diperlukan pada penelitian ini yaitu 16 sampel, sedangkan

jumlah maksimal sampel yang diperkenankan pada penelitian ini yaitu 26 sampel

sehingga masing-masing kelompok terdapat 3-4 sampel penelitian.

Page 66: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

49

Lampiran 3

Perhitungan Dosis Ekstrak etanol daun zaitun (Olea europaea L.),

Karagenan, dan Na diklofenak

1. Pemberian ekstrak etanol daun zaitun

Berat tikus berkisar antara 300 gram. 300 gram = 0,3 mg.

a. Dosis 100 mg/KgBB

= 100 mg x 0,3 mg

= 30 mg / tikus

b. Dosis 300 mg/KgBB

= 300 mg x 0,3 mg

= 90 mg / tikus

c. Dosis 500 mg/KgBB

= 500 mg x 0,3 mg

= 150 mg / tikus

2. Pemberian karagenan

0,1 ml karagenan 1 % dalam 0,9 % NaCl

3. Pemberian Na diklofenak

a. Dosis 10 mg/ KgBB

= 10 mg x 0,3 mg

= 3 mg / tikus

Page 67: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

50

Lampiran 4

Dokumentasi peneliti

Gambar 7.1 Daun Zaitun Kering

Gambar 7.1 Daun zaitun kering Gambar 7.2 Ekstrak etanol daun

zaitun

Gambar 7.3 Injeksi intraperitoneal

tikus

Gambar 7.4 Injeksi karagenan subkutan

Page 68: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

51

„‟

Lampiran 5

Gambar 7.5 Pembiusan tikus Gambar 7.6 Pemotongan jaringan kaki

Gambar 7.7 Jaringan kaki yang telah

dipotong

Gambar 7.6 Wadah tempat penyimpanan

jaringan kaki

Gambar 7.7 Hasil preparat Gambar 7.8 Proses pengamatan preparat

pada mikroskop

Page 69: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

52

Lampiran 5

Hasil Analisis Statistik Data

Tabel 7.1 Hasil uji normalitas

Tests of Normality

Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Statisti

c df Sig.

Jam_ke3 PBS .292 3 . .923 3 .463

PBS + Carrageenan .361 3 . .806 3 .128

Na Diklo +

Carrageenan

.256 3 . .962 3 .624

OLE 100 +

Carrageenan

.283 3 . .934 3 .503

OLE 300 +

Carrageenan

.189 3 . .998 3 .908

OLE 500 +

Carrageenan

.177 3 . 1.000 3 .973

Jam_ke6 PBS .349 3 . .832 3 .194

PBS + Carrageenan .291 3 . .925 3 .471

Na Diklo +

Carrageenan

.257 3 . .961 3 .618

OLE 100 +

Carrageenan

.178 3 . .999 3 .954

OLE 300 +

Carrageenan

.176 3 . 1.000 3 .976

OLE 500 +

Carrageenan

.216 3 . .988 3 .794

a. Lilliefors Significance Correction

Page 70: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

53

Tabel 7.2 Hasil uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Jam_ke3 Based on Mean 1.753 5 12 .197

Based on Median 1.046 5 12 .435

Based on Median and

with adjusted df

1.046 5 7.840 .454

Based on trimmed

mean

1.709 5 12 .207

Jam_ke6 Based on Mean 1.705 5 12 .208

Based on Median 1.252 5 12 .345

Based on Median and

with adjusted df

1.252 5 6.544 .384

Based on trimmed

mean

1.679 5 12 .214

Tabel 7.3 Hasil uji One Way ANOVA

ANOVA

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Jam_ke3 Between

Groups

7551.061 5 1510.212 15.103 .000

Within Groups 1199.958 12 99.996

Total 8751.019 17

Jam_ke6 Between

Groups

39854.298 5 7970.860 10.162 .001

Within Groups 9412.107 12 784.342

Total 49266.404 17

Page 71: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

54

Tabel 7.4 Hasil uji post hoc LSD

Multi.ple Comparisons

LSD

Depende

nt

Variable

(I)

Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Jam_ke3 PBS PBS +

Karagenan

-57.63333* 8.16453 .000 -75.4223 -39.8444

Na Diklo +

Karagenan

-56.93333* 8.16453 .000 -74.7223 -39.1444

OLE 100 +

Karagenan

-57.16667* 8.16453 .000 -74.9556 -39.3777

OLE 300 +

Karagenan

-55.57667* 8.16453 .000 -73.3656 -37.7877

OLE 500 +

Karagenan

-44.90000* 8.16453 .000 -62.6890 -27.1110

PBS +

Karagenan

PBS 57.63333* 8.16453 .000 39.8444 75.4223

Na Diklo +

Karagenan

.70000 8.16453 .933 -17.0890 18.4890

OLE 100 +

Karagenan

.46667 8.16453 .955 -17.3223 18.2556

OLE 300 +

Karagenan

2.05667 8.16453 .805 -15.7323 19.8456

OLE 500 +

Karagenan

12.73333 8.16453 .145 -5.0556 30.5223

Na Diklo + PBS 56.93333* 8.16453 .000 39.1444 74.7223

Page 72: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

55

Karagenan PBS +

Karagenan

-.70000 8.16453 .933 -18.4890 17.0890

OLE 100 +

Karagenan

-.23333 8.16453 .978 -18.0223 17.5556

OLE 300 +

Karagenan

1.35667 8.16453 .871 -16.4323 19.1456

OLE 500 +

Karagenan

12.03333 8.16453 .166 -5.7556 29.8223

OLE 100 +

Karagenan

PBS 57.16667* 8.16453 .000 39.3777 74.9556

PBS +

Karagenan

-.46667 8.16453 .955 -18.2556 17.3223

Na Diklo +

Karagenan

.23333 8.16453 .978 -17.5556 18.0223

OLE 300 +

Karagenan

1.59000 8.16453 .849 -16.1990 19.3790

OLE 500 +

Karagenan

12.26667 8.16453 .159 -5.5223 30.0556

OLE 300 +

Karagenan

PBS 55.57667* 8.16453 .000 37.7877 73.3656

PBS +

Karagenan

-2.05667 8.16453 .805 -19.8456 15.7323

Na Diklo +

Karagenan

-1.35667 8.16453 .871 -19.1456 16.4323

OLE 100 +

Karagenan

-1.59000 8.16453 .849 -19.3790 16.1990

OLE 500 +

Karagenan

10.67667 8.16453 .215 -7.1123 28.4656

OLE 500 +

Karagenan

PBS 44.90000* 8.16453 .000 27.1110 62.6890

PBS +

Karagenan

-12.73333 8.16453 .145 -30.5223 5.0556

Page 73: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

56

Na Diklo +

Karagenan

-12.03333 8.16453 .166 -29.8223 5.7556

OLE 100 +

Karagenan

-12.26667 8.16453 .159 -30.0556 5.5223

OLE 300 +

Karagenan

-10.67667 8.16453 .215 -28.4656 7.1123

Jam_ke6 PBS PBS +

Karagenan

-142.93333* 22.86630 .000 -192.7547 -93.1119

Na Diklo +

Karagenan

-92.36667* 22.86630 .002 -142.1881 -42.5453

OLE 100 +

Karagenan

-136.96667* 22.86630 .000 -186.7881 -87.1453

OLE 300 +

Karagenan

-113.20000* 22.86630 .000 -163.0214 -63.3786

OLE 500 +

Karagenan

-78.50000* 22.86630 .005 -128.3214 -28.6786

PBS +

Karagenan

PBS 142.93333* 22.86630 .000 93.1119 192.7547

Na Diklo +

Karagenan

50.56667* 22.86630 .047 .7453 100.3881

OLE 100 +

Karagenan

5.96667 22.86630 .799 -43.8547 55.7881

OLE 300 +

Karagenan

29.73333 22.86630 .218 -20.0881 79.5547

OLE 500 +

Karagenan

64.43333* 22.86630 .016 14.6119 114.2547

Na Diklo +

Karagenan

PBS 92.36667* 22.86630 .002 42.5453 142.1881

PBS +

Karagenan

-50.56667* 22.86630 .047 -100.3881 -.7453

Page 74: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

57

OLE 100 +

Karagenan

-44.60000 22.86630 .075 -94.4214 5.2214

OLE 300 +

Karagenan

-20.83333 22.86630 .380 -70.6547 28.9881

OLE 500 +

Karagenan

13.86667 22.86630 .556 -35.9547 63.6881

OLE 100 +

Karagenan

PBS 136.96667* 22.86630 .000 87.1453 186.7881

PBS +

Karagenan

-5.96667 22.86630 .799 -55.7881 43.8547

Na Diklo +

Karagenan

44.60000 22.86630 .075 -5.2214 94.4214

OLE 300 +

Karagenan

23.76667 22.86630 .319 -26.0547 73.5881

OLE 500 +

Karagenan

58.46667* 22.86630 .025 8.6453 108.2881

OLE 300 +

Karagenan

PBS 113.20000* 22.86630 .000 63.3786 163.0214

PBS +

Karagenan

-29.73333 22.86630 .218 -79.5547 20.0881

Na Diklo +

Karagenan

20.83333 22.86630 .380 -28.9881 70.6547

OLE 100 +

Karagenan

-23.76667 22.86630 .319 -73.5881 26.0547

OLE 500 +

Karagenan

34.70000 22.86630 .155 -15.1214 84.5214

OLE 500 +

Karagenan

PBS 78.50000* 22.86630 .005 28.6786 128.3214

PBS +

Karagenan

-64.43333* 22.86630 .016 -114.2547 -14.6119

Na Diklo +

Karagenan

-13.86667 22.86630 .556 -63.6881 35.9547

Page 75: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

58

OLE 100 +

Karagenan

-58.46667* 22.86630 .025 -108.2881 -8.6453

OLE 300 +

Karagenan

-34.70000 22.86630 .155 -84.5214 15.1214

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 76: EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUNrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37483/1/FITRIA... · Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk ... dan Biologi

59

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Nama : Fitria Hafidzoh

Tempat/tanggal lahir : Bekasi, 9 Maret 1995

Alamat : Jalan Raya Jatimakmur No. 109, Pondok Gede – Bekasi.

17413

Jenis kelamin : Perempuan

E-mail : [email protected]

No. HP : 081316277363

Agama : Islam

Golongan darah : A (+)

Kewarganegaraan : Indonesia

Riwayat Pendidikan

1999 – 2001 : TK Islam Terpadu IQRO‟, Bekasi Jatimakmur

2001 – 2007 : SD Islam Terpadu IQRO‟, Bekasi Jatimakmur

2007 – 2010 : SMP Islam Terpadu Al-Kahfi, Bogor

2010 – 2013 : SMA Negeri 5 Bekasi, Jatimakmur

2014 – Sekarang : PSKPD Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta