efek antihelmintik ekstrak akar ceguk (quisqualis indica …
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EFEK ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR CEGUK (Quisqualis
indica L.) PADA Ascaris suum, GOEZE IN VITRO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ANTONIUS BAGUS BUDI KURNIA
G0009022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PEMASARAN EKSPOR MENGGUNAKAN EXPORT BROKER
PADA PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE
DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas – Tugas dan Memenuhi Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-3
Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh:
DIAN PUSPITA SARI
NIM. F3109023
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
PEMASARAN EKSPOR MENGGUNAKAN EXPORT BROKER PADA PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE
DI SURAKARTA
DIAN PUSPITA SARI F3109023
Perusahaan yang bergerak di bidang ekspor – impor terpisah batas kenegaraannya satu sama lain dengan konsumennya. PT Iskandar Indah Printing Textile adalah perusahaan ekspor yang bergerak di bidang textile di Surakarta. Perusahaan ini telah mengekspor produknya ke berbagai negara, yaitu Perancis, Malaysia, Arab Saudi, Singapura, Nepal, India dan negara – negara di Timur Tengah. Oleh karena itu diperlukan cara pemasaran yang tepat untuk memungkinkan adanya hubungan antara PT Iskandar Indah Printing Textile selaku produsen dan eksportir di satu pihak dengan konsumen di lain pihak.
Penulis melakukan penelitian di PT Iskandar Indah Printing Textile dengan tujuan mengetahui pemasaran ekspor dengan menggunakan export broker, proses ekspor dengan bantuan export broker, dan kendala – kendala ekspor yang dihadapai perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah dengan metode deskriptif, dalam penulisan ini penulis mengamati obyek penelitian dan menggambarkan suatu keadaan yang ada di dalam obyek penelitian tersebut. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada pihak yang berkompeten di PT Iskandar Indah Printing Textile, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lainnya.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Iskandar Indah Printing Textile dalam pemasaran ekspornya menggunakan export broker dimana export broker berperan sebagai pihak yang mempertemukan PT Iskandar Indah Printing Textile selaku penjual atau eksportir dengan pembeli di luar negeri atau importir. Peranan export broker sangat membantu pemasaran dan proses ekspor pada perusahaan. Kendala – kendala ekspor yang dihadapi perusahaan ialah nilai tukar rupiah terhadap dollar, peniruan motif, persaingan usaha, lesunya permintaan pasar, dan tidak ada jaminan perilaku etis dari export broker.
Saran yang diajukan adalah perusahaan melakukan inovasi terhadap produknya dan menghasilkan produk yang identik dengan perusahaan agar tidak mudah ditiru, melakukan kesepakatan pembayaran dengan mata uang rupiah untuk menghindari menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, perusahaan seharusnya membidik pasar ekspor baru, dan sebaiknya melakukan kontrak dagang menggunakan sales contract serta sistem pembayaran menggunakan Letter of Credit (L/C).
Kata Kunci : Pemasaran Ekspor, Export Broker, Proses Ekspor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EXPORT MARKETING USING EXPORT BROKER IN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE
DIAN PUSPITA SARI
F3109023
Companies engaged in import – export have a limit of being separated from each other with their customers. PT Iskandar Indah Printing Textile is a company engaged in the export of textiles in Surakarta. This company has been exporting its products to various countries, namely France, Malaysia, Saudi Arabia, Singapore, Nepal, India and many countries in the Middle East. Therefore we need a way of marketing that allows a relationship between PT Iskandar Indah Printing Textile as manufacturers and exporters on the one hand by the consumer on the other.
The author conducted research in PT Iskandar Indah Printing Textile with the purpose of researching export marketing by using the export broker, the export process with the help of export broker, and constraints faced by the company's exports.
The research method used in the writing of this final project is a descriptive method, in this paper the author observed the object of research and describes a situation inside the object of study. The data used in this study were primary and secondary data. Primary data obtained through interviews directly to the competent authorities in PT Iskandar Indah Printing Textile, while the secondary data obtained from books and other reading sources.
It can be concluded that the PT Iskandar Indah Printing Textile in its exports marketing using export broker as a party that brings the PT Iskandar Indah Printing Textile as a seller or exporter with overseas buyers or importers. The role of export marketing and brokerage are contributing a great help to the company's export process. Constraints that companies face in this export marketing are the export value of the rupiah against the dollar, imitation motif, competition, sluggish market demand, and there is no guarantee of ethical behavior from export broker.
It is best for the company to innovate their products and produce products that are belong only with the company and not easily imitated, to deal with the rupiah currency payments to avoid the strengthening of the rupiah against the dollar, the company should target new export markets, and should make use of commercial sales contract and payment systems using the Letter of Credit (L / C). Keywords: Export Marketing, Export Broker, Export Process
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
M O T T O
♣ “Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang
merupakan aib adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu.
” - Ali bin Abu Thalib
♣ “Somewhere, something incredible is waiting to be known.” -
Carl Sagan
♣ “Learning is a process. Don’t expect everything can change in
seconds. Keep trying, keep learning, keep praying. You’ll see the
result.”
♣ “Hidup itu adalah rangkaian perjuangan demi perjuangan.”
PERSEMBAHAN
© Allah SWT
Tiada hentinya saya ucapkan rasa syukur atas karunia yang diberikanNya hingga saya
bisa berada di sebuah titik dari beribu titik kehidupan yang harus dilalui.
© Orangtua Tercinta
My deepest gratitude goes to my beloved parents. Terima kasih atas segala limpahan
kasih sayang, doa, dan dukungan Bapak dan Ibu yang membuat saya selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
termotivasi untuk berjuang menghasilkan karya yang lebih baik dan hidup yang
lebih bermakna.
© My lovely sister
My lovely sister, Riana Nur Pratiwi, besar harapan kakak menjadi contoh yang baik
sehingga kelak kamu mampu lebih hebat dari kakak.
© Drs. Kresno Sarosa Pribadi, MSi
Terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan dukungan yang selama ini Bapak berikan.
Semoga yang Bapak lakukan dibalas dengan kelimpahan ridho-Nya.
© Keluarga Ibu Dra. Satiti Wustiyani, MM
Terima kasih atas semangat, bantuan, dan dukungan dalam segala hal sehingga
saya bisa termotivasi agar tugas akhir ini selesai dengan tepat waktu sesuai target
yang sudah direncanakan.
© My beloved friends
My special thank to all my beloved friends: Arum, Vivi, Kiki, Anita, Nuritia, Nissa,
Okta, Novia, Ayu, Linda, Azalia, Rizki, Arum Safriana, Tri Jayati, Anindita, Yofita,
and Civi for all their kindness,thoughtfulness, supports, and prayers until this final
project has been finished.
© Teman-teman Bisnis Internasional 2009
Terima kasih teman-teman atas kebersamaan kita selama 3 tahun ini.
We made a lot of great memories that I will never be forgotten.
© Almamater
Terima kasih kepada almamater, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang begitu
banyak ilmu yang diperoleh disini dan hasil dari Tugas Akhir ini merupakan buah
dari pendidikan yang telah diterima selama 3 tahun di tempat yang sangat
prestigious ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Pemasaran
Ekspor Menggunakan Export Broker Pada PT Iskandar Indah Printing
Textile”. Tujuan penulisan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan untuk
mencapai gelar ahli madya pada program studi D3 Bisnis Internasional Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Terselesaikannya tugas akhir ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,
dukungan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang telah mambantu, yaitu sebagai berikut :
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Drs. Hari Murti, MSi selaku Ketua Program Studi Bisnis Internasional pada
Program Diploma 3 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, MSi selaku dosen pembimbing magang dan tugas
akhir yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan, dukungan, pikiran,
dan tenaga yang tak ternilai untuk membimbing penulis sehingga tersusunnya
tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah banyak memberikan bekal materi kepada penulis dengan
memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat.
5. Bapak Bambang Setiawan selaku pimpinan PT Iskandar Indah Printing
Textile yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan magang kerja dan penelitian.
6. Bapak Wahyono selaku Marketing Manager PT Iskandar Indah Printing
Textile dan staff – staff marketing yang telah banyak membantu penulis
dalam memberikan data – data perusahaan yang dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Bapak Agus Mulyo selaku pembimbing lapangan di PT Iskandar Indah
Printing Textile yang telah banyak memberikan waktu dan bantuan yang tak
ternilai kepada penulis sehingga dapat melakukan magang kerja dan
penelitian terhadap perusahaan dengan baik dan lancar.
8. Seluruh staff dan karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile yang telah
memberikan bantuan, dukungan, pengalaman dan semangat kepada penulis.
9. Bapak dan Ibu yang selalu mencurahkan doa, nasehat, dukungan, dan
motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya tugas akhir ini. Penulis
mutlak berterima kasih kepada mereka atas jasa – jasanya yang terkira.
10. Teman – teman D3 Bisnis Internasional angkatan 2009 yang selalu berjuang
bersama – sama, terimakasih atas bantuannya. Tetap semangat!
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pencapaian tugas akhir ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih sebesar – besarnya.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga tugas akhir ini
dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 10 Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
ABSTRAKSI ............................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 4
E. Metode Penelitian .......................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perdagangan Internasional ............................................................................ 8
B. Pengertian Ekspor ......................................................................................... 10
C. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Ekspor ................................. 12
D. Dokumen-dokumen yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Ekspor ............... 16
E. Aneka Cara Ekspor ........................................................................................ 19
F. Pengertian Pemasaran ................................................................................... 21
G. Fungsi Pemasaran .......................................................................................... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
H. Bauran Pemasaran ......................................................................................... 28
I. Problema Ekspor ........................................................................................... 29
J. Resiko Transaksi Ekspor – Impor ................................................................. 33
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan ................................................................................. 36
2. Lokasi Perusahaan .................................................................................. 37
3. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................... 38
4. Struktur Organisasi ................................................................................. 39
5. Deskripsi Jabatan ................................................................................... 41
6. Personalia Perusahaan ............................................................................ 46
7. Proses Produksi ...................................................................................... 51
8. Produk yang Dihasilkan ......................................................................... 60
9. Penetapan Standar Kualitas .................................................................... 61
10. Pemasaran Produk .................................................................................. 62
B. Pembahasan
1. Pemasaran Ekspor PT Iskandar Indah Printing Textile
MenggunakanExport Broker
a. Cara Pemasaran Ekspor .................................................................. 63
b. Peranan Export Broker .................................................................... 66
c. Alasan Menggunakan Export Broker .............................................. 67
d. Kelebihan dan Kelemahan Export Broker ...................................... 68
2. Proses Ekspor Menggunakan Export Broker ......................................... 71
3. Kendala – kendala Ekspor yang Dihadapi PT Iskandar Indah Printing
Textile .................................................................................................... 77
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 80
B. Saran .............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
3.1 Jumlah Karyawan dan Pembagian Kerja ................................................. 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
3.1 Struktur Organisasi PT Iskandar Indah Printing Textile .......................... 40
3.2 Proses Produksi Tenun ............................................................................. 55
3.3 Proses Produksi Printing .......................................................................... 59
3.4 Proses Ekspor Menggunakan Export Broker ........................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Magang
3. Company Profile
4. Order Sheet
5. Persetujuan Ekspor Barang (PEB)
6. Invoice
7. Packing List
8. Surat Keterangan Asal (SKA)
9. Bill of Lading
10. Persetujuan Ekspor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 16 Oktober 2012
Antonius Bagus Budi Kurnia NIM. G0009022
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Antonius Bagus Budi Kurnia, G0009022, 2012. Efek Antihelmintik Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.) pada Ascaris suum, Goeze In Vitro. Skripsi Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang : Akar ceguk (Quisqualis indica L.) mengandung saponin dan potassium quisqualata yang telah diketahui memiliki efek antihelmintik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) terhadap mortalitas Ascaris suum, Goeze In Vitro. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan menggunakan rancangan penelitian the post test only controlled group design. Subjek penelitian adalah cacing Ascaris suum, Goeze dewasa yang aktif bergerak. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek dibagi dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 cacing, replikasi dilakukan sebanyak 4 kali. Kelompok kontrol negatif menggunakan larutan garam fisiologis, kelompok kontrol positif menggunakan pirantel pamoat 5 mg/ml sedangkan kelompok perlakuan terdiri dari ekstrak Akar ceguk (Quisqualis indica L.) konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90%. Cacing direndam dalam larutan uji sebanyak 25 ml dan diinkubasi pada suhu 37°C. Pengamatan dilakukan tiap 1 jam dan dihitung jumlah cacing yang mati. Data dianalisis dengan uji regresi linier, dan analisis probit. Hasil penelitian : Hasil pengamatan rerata waktu kematian total Ascaris suum, Goeze kontrol negatif selama 96 jam, kontrol positif 1,25 jam, konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, 90% selama 11,5 jam, 9,5 jam, 8 jam, 5,75 jam dan 3,5 jam. Hasil uji Saphiro Wilk didapatkan bahwa distribusi data yang normal (p > 0,05). Hasil uji regresi linier menunjukkan bahwa variasi nilai konsentrasi mempengaruhi lama kematian cacing. Hasil analisis probit diperoleh LC50 dan LT50 ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) adalah 69,800% dan 3,904 jam. Simpulan penelitian : Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa akar ceguk (Quisqualis indica L.) mempengaruhi mortalitas Ascaris suum, Goeze In Vitro, peningkatan konsentrasi ekstrak diikuti dengan peningkatan jumlah kematian cacing Kata kunci : Ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.), Ascaris suum, Goeze
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Antonius Bagus Budi Kurnia, G0009022, 2012. Effect of Anthelmintic Radix Quisqualis indica L. Extract on Ascaris suum, Goeze In Vitro. Mini Thesis Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Background : Radix Quisqualis indica L. contain saponins and potassium quisqualata that have been known to have anthelmintic effect. This study aimed to determine the effect of radix Quisqualis indica L. extract toward mortality of Ascaris suum, Goeze In Vitro Methods : The study was a laboratory experimental research using the post-test only controlled group design. Subjects were adult Ascaris suum, Goeze . The sampling technique used was purposive sampling. Subjects were divided into 7 groups, each group consisting of 4 worms, replication performed 4 times. Saline solution was used in negative control group, pyrantel pamoate 5 mg/ml was used in positive control group, while the treatment group used guava leaf extract concentration of 50%, 60%, 70%, 80%, and 90%. Worms immersed in the test solution at 25 ml and incubated at 37°C. Observations were made every 1 hour and counted the number of dead worms. Data were analyzed with regression linier and probit analysis. Results : Observations of total deaths mean time Ascaris suum, Goeze negative control for 96 hours, the positive control 1.25 hours, the concentration of 50%, 60%, 70%, 80%, 90% for 11.5 hours, 9.5 hours, 8 hours, 5.75 hours and 3.5 hours. Shapiro Wilk test results found that the normal distribution of the data (p > 0.05). Linear regression test results show that the variation of the concentration affects long worm death. Probit analysis results obtained LC50 and LT50 radix Quisqualis indica L. extract is 69.800% and 3.904 hours. Conclusion : Based on this study, it can be concluded that the radix Quisqualis indica L. extract affects mortality of Ascaris suum, Goeze In Vitro, the increased concentration of extract increases the number of deaths of worms. Keywords: radix Quisqualis indica L. extract, Ascaris suum, Goeze
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Segala puji, hormat dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan hikmah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul Efek Antihelmintik Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.) pada Ascaris suum, Goeze In Vitro. Penelitian tugas karya akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian tugas karya akhir ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat ucapan terima kasih yang dalam saya berikan kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes selaku Tim Skripsi FK UNS, atas kepercayaan,
bimbingan, koreksi dan perhatian yang sangat besar sehingga terselesainya skripsi ini.
3. Sri Haryati, Dra., M.Kes selaku Pembimbing Utama yang telah menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini.
4. FX. Bambang Sukilarso S., dr., Sp.ParK selaku Pembimbing Pendamping yang telah menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini.
5. Cr. Siti Utari, Dra., M.Kes. selaku Penguji Utama yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ipop Syarifah, Dra., M.Si selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Segenap Staf Skripsi FK UNS dan Staf Laboratorium Parasitologi dan Mikologi FK UNS untuk segala bantuan & kemudahan.
8. Yang tercinta kedua orang tua saya, kakak, seluruh keluarga besar, partner, sahabat terdekat, teman kelompok dan angkatan 2009 yang senantiasa mendoakan tiada henti, dan memberikan support dalam segala hal sehingga terselesaikannya penelitian ini.
9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu proses penelitian tugas karya akhir ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.
Surakarta, 16 Oktober 2012
Antonius Bagus Budi Kurnia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI........................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 5
1. Ascaris lumbricoides, Linn ...................................................... 5
2. Ascaris suum, Goeze ................................................................ 11
3. Tanaman Ceguk (Quisqualis indica L.) .................................. 12
4. Metode Ekstraksi ...................................................................... 18
B. Kerangka Pemikiran........................................................................ 20
C. Hipotesis .......................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 21
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 21
B. Lokasi Penelitian ............................................................................. 21
C. Subjek Penelitian............................................................................. 21
D. Teknik Sampling ............................................................................. 21
E. Identifikasi Variabel........................................................................ 23
F. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 23
G. Rancangan Penelitian ...................................................................... 26
1. Penelitian Pendahuluan............................................................. 26
2. Penelitian Akhir ........................................................................ 27
H. Alat dan Bahan Penelitian .............................................................. 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
I. Cara Kerja Penelitian ...................................................................... 29
J. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................... 33
A. Data Hasil Penelitian ...................................................................... 33
B. Analisis Data ................................................................................... 39
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................... 44
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 48
A. Simpulan .......................................................................................... 48
B. Saran ................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 49
LAMPIRAN............................................................................................................ 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman dan Buah Ceguk (Quisqualis indica L.) ........................ 14
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 20
Gambar 3.1. Skema Penelitian Pendahuluan ...................................................... 26
Gambar 3.2. Skema Penelitian Lanjutan ............................................................. 27
Gambar 4.1. Diagram Rerata Waktu Total Kematian Ascaris suum, Goeze .... 35
Gambar 4.2. Diagram Persentase Efek Antihelmintik Ekstrak Akar Ceguk
(Quisqualis indica L.) Dibanding Pirantel Pamoat ....................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Lama Kematian Ascaris suum, Goeze pada Penelitian Pendahuluan 33
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Waktu Kematian Total Ascaris suum, Goeze ... 34
Tabel 4.3. Persentase Daya Antihelmintik Ekstrak Akar Ceguk
(Quisqualis indica L.) Dibandingkan Pirantel Pamoat .................... 36
Tabel 4.4. Lethal Concentration Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.) .. 41
Tabel 4.5. Lethal Time Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.) .................. 42
Tabel 4.6. Lethal Time Pirantel Pamoat ............................................................... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 53
Lampiran 2. Uji Saphiro-Wilk ............................................................................. 56
Lampiran 3. Uji Regresi Linier ............................................................................ 57
Lampiran 4. LC50 Ekstrak Akar Ceguk ............................................................... 59
Lampiran 5. LT50 Ekstrak Akar Ceguk ............................................................... 61
Lampiran 6. LT50 Pirantel Pamoat ....................................................................... 63
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit cacingan pada umumnya banyak ditemukan di negara-negara
tropis. Prevalensi cacing masih cukup tinggi di Indonesia, terutama infeksi
yang ditularkan oleh Ascaris lumbricoides, yang berkisar antara 50-80%
(Sumarni, 1991). Di daerah kumuh kota Jakarta infeksi askariasis sudah
ditemukan pada bayi berumur kurang dari satu tahun. Pada umur satu tahun,
80%-100% di antara kelompok anak ini pernah terkena infeksi askariasis. Usia
anak termuda yang mendapat infeksi askariasis adalah 16 minggu. Hal ini
terjadi karena kebiasaan defekasi sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan,
bermain-main di tanah sekitar rumah, maka khususnya Balita akan terus-
menerus mendapat reinfeksi (Margono, 2004).
Angka prevalensi penyakit askariasis tersebut di atas menunjukkan
bahwa kasus askariasis di dunia maupun di Indonesia masih tinggi, Infeksi
berat oleh cacing ini banyak menimbulkan kerugian bagi manusia seperti
menyebabkan obstruksi usus, berkurangnya nafsu makan, diare dan
konstipasi. Banyaknya cacing dewasa dalam usus juga dapat menyebabkan
gangguan penyerapan nutrisi terutama pada anak-anak yang tentu akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak (Laskey,
2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Antihelmintik atau obat cacing yang digunakan untuk memberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus, kebanyakan diberikan secara oral, saat
sebelum makan atau setelah makan. Obat yang sering digunakan sampai
sekarang adalah mebendazol, pirantel pamoat, piperazin, dan levamizol
(Mardjono, 2009). Mebendazol mempunyai efek samping mual ringan,
muntah, diare, nyeri perut, gatal, kulit kemerahan, eosinofilia, demam, nyeri
musculoskeletal, iritasi lambung, fungsi hati abnormal. Pirantel pamoat
memiliki efek samping rasa mual, muntah, diare, pusing, ruam kulit, dan
demam. Piperazin memiliki efek samping pusing, rasa melayang, gangguan
penglihatan (Katzung, 1998), Berdasarkan alasan di atas maka penggunaan
bahan yang berasal dari tumbuhan perlu dipertimbangkan sebagai obat cacing
untuk mengurangi efek samping obat kimiawi, jika mungkin berpengaruh
terhadap mortalitas cacing tersebut.
Salah satu jenis tanaman di Indonesia yang dilaporkan dapat digunakan
sebagai antihelmintik adalah ceguk dengan nama latin Quisqualis indica L.
Ceguk adalah tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis. Di Indonesia
akar dan buah kering atau bijinya setelah dibuat dekok dapat digunakan
sebagai obat anti cacing (Lyli, 1980). Menurut Depkes RI (2000) ceguk
merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan dalam ramuan obat
cacing. Bagian tanaman yang digunakan sebaiknya adalah biji dari buah yang
masak, namun apabila tidak ada biji, dapat diganti dengan akarnya. Ceguk
sebagai tanaman obat cacing dimanfaatkan dengan 3 cara yaitu direbus,
ditumbuk, dan disangrai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Studi pustaka oleh Ratih dan Johnny (2000) tentang tanaman ceguk
telah dilakukan mengenai pengenalan khasiat ceguk sebagai salah satu
tanaman obat Indonesia menunjukkan akar, buah, biji, pucuk dan benang sari
dapat digunakan sebagai obat cacing terutama cacing gelang dan cacing kremi.
Hasil inventarisasi mengenai khasiat ceguk di Indonesia dapat digunakan
sebagai obat cacing, pembesaran limpa dan masalah kurang gizi.
Penelitian yang dilakukan oleh Gunarti dan Banarti (2000) melaporkan
adanya efek antihelmintik infusa radix Quisqualis indica L. terhadap cacing
Ascaris suum secara In Vitro. Infusa radix Quisqualis indica L. menunjukkan
kematian terbesar (100%) pada konsentrasi 50% dalam 12 jam. Uji ini
menggunakan kontrol positif piperasin sitrat yang menunjukkan kematian
terbesar (100%) terjadi pada perendaman dengan konsentrasi 25%.
Berdasar uraian di atas peneliti ingin melanjutkan penelitian untuk
mengetahui apakah ada efek antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.) pada Ascaris suum, Goeze secara In Vitro.
B. Perumusan Masalah
Apakah ada efek antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica
L.) pada Ascaris suum, Goeze secara In Vitro?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui adanya efek antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.) terhadap mortalitas cacing Ascaris suum, Goeze secara In Vitro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
Menyajikan data ilmiah mengenai efek antihelmintik ekstrak akar
Quisqualis indica L. terhadap mortalitas cacing Ascaris suum, Goeze.
2. Aspek Aplikatif
Memberikan informasi tentang khasiat antihelmintik akar ceguk
(Quisqualis indica L.) yang diharapkan dapat menjadi obat alternatif yang
mudah didapat dan murah harganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Ascaris lumbricoides
a. Taksonomi
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Subkelas : Scernentea (Phasmidia)
Bangsa : Ascaridia
Superfamili : Ascaridiodea
Famili : Ascarididae
Marga : Ascaris
Jenis : Ascaris lumbricoides
(Beaver et al., 1984)
b. Morfologi
Cacing dewasa mempunyai ukuran paling besar di antara
nematoda intestinal yang lain. Bentuknya silindrik, ujung anterior
lancip. Bagian anterior dilengkapi oleh tiga bibir (triplet) yang
tumbuh dengan sempurna. Cacing jantan panjangnya 15-31 cm
dengan ujung posterior lancip dan melengkung ke arah ventral,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dilengkapi papil kecil dan dua buah spekulum berukuran 2 mm.
Cacing betina panjangnya 20-35 cm dengan ujung posteriornya
membulat dan lurus dan 1/3 dari anterior tubuhnya terdapat cincin
kopulasi (Onggowaluyo, 2002). Cacing dewasa hidup pada usus halus
manusia. Cacing betina dewasa dapat bertelur hingga 200.000 telur
per hari. Terdapat 2 macam telur, yaitu telur yang dibuahi (telur fertil)
dan tidak dibuahi (telur infertil). Telur yang telah dibuahi inilah yang
dapat menginfeksi manusia (Gandahusada et al., 2000).
Telur berbentuk ovoid, mempunyai ukuran 45-75 mikron x
35-50 mikron dan mempunyai dinding 3 lapis : lapisan yang paling
dalam tipis halus, vitelin, dan lipoidol, serta tidak dapat ditembus
(membran vitelina); lapisan yang tengah tebal jernih (selubung
hialin); lapis yang paling luar tebal dan berbenjol-benjol kasar atau
berlekuk-lekuk (lapisan albuminoid), biasanya terwarnai oleh pigmen
empedu di dalam intestinum sehingga berwarna coklat keemasan
(Utari, 2002).
c. Habitat dan Siklus Hidup
Ascaris lumbricoides tidak membutuhkan hospes perantara.
Hospes utamanya adalah manusia, tetapi juga dapat hidup di babi,
babi hutan, simpanse, gorila, orangutan, siamang, dan lain-lain
(Miyazaki, 1991). Infeksi pada manusia terjadi karena menelan
telur cacing yang dibuahi (infektif), yang berasal dari tanah yang
terkontaminasi. Pada saluran pencernaan, telur menempel pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
lambung dan usus, dan kemudian menetas menjadi larva. Larva
ini kemudian melakukan penetrasi ke dinding saluran cerna, masuk
pembuluh porta lalu dibawa ke jantung, dan dari sini kemudian larva
dibawa ke sirkulasi pulmonal menuju paru. Larva di paru menembus
kapiler paru, dan setelah 10 hari berada di paru larva menembus
dinding alveoli, migrasi ke bronki lalu mencapai trakhea dan faring,
kemudian tertelan. Larva kemudian berubah menjadi cacing dewasa
di saluran cerna, yang akhirnya menghasilkan telur yang akan
keluar lewat feses. Keseluruhan proses daur hidup cacing mulai dari
telur tertelan sampai cacing dewasa bertelur membutuhkan waktu
8-12 minggu. Selama hidupnya, cacing betina dewasa mampu
menghasilkan lebih dari 60.000.000 telur (Garcia, 2001).
d. Patogenesis dan Gejala klinis
Patogenesis yang disebabkan infeksi Ascaris lumbricoides
berhubungan dengan respon imun hospes, efek migrasi larva, efek
mekanik cacing dewasa, defisiensi gizi akibat keberadaan cacing
dewasanya (Garcia dan Bruckner, 1996).
Larva cacing ketika menembus kapiler paru dan sampai ke
saluran pernapasan, dapat terjadi perdarahan kecil di berbagai
tempat yang dilaluinya. Jika infeksi berat, akan menyebabkan
akumulasi darah, yang akan menginisiasi edema dan akhirnya terjadi
sumbatan pada jalan napas. Kongesti ini ditambah dengan
akumulasi sel darah putih dan sel epitel mati, disebut dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ascaris pneumonitis atau Loeffler’s pneumonia (Roberts dan
Janovy, 2005). Ascaris pneumonitis ini biasanya disertai dengan
reaksi alergi yang terdiri dari dyspnea, batuk kering maupun batuk
produktif, wheezing, demam (39,9-40ºC), dan eosinofilia.
Migrasi cacing dewasa mengakibatkan terjadinya sumbatan
saluran cerna, yang kemudian dapat masuk ke saluran empedu,
saluran pankreas, atau masuk ke dalam hati dan cavum peritoneal.
Cacing dewasa ini juga dapat migrasi keluar lewat anus, mulut, atau
hidung (Garcia, 2001). Pada anak-anak, dapat terjadi malnutrisi,
pertumbuhan yang tidak sempurna, dan ketidakseimbangan
kemampuan kognitif, jika infeksinya berat (Roberts dan Janovy,
2005).
e. Diagnosis
Penegakan diagnosis pada fase intestinal dapat dibuat dengan
menemukan telur dan cacing dewasa dalam tinja. Telur dapat
ditemukan dengan mudah pada sediaan basah langsung atau sediaan
basah dari sedimen yang sudah dikonsentrasikan. Diagnosis pada fase
migrasi larva dapat dibuat dengan menemukan larva dalam sputum
atau bilas lambung. Cacing dewasa dapat ditemukan dengan
pemberian antihelmintik atau keluar dengan sendirinya melalui mulut
karena muntah atau melalui anus bersama tinja (Onggowaluyo, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
f. Penatalaksanaan
Obat yang sering digunakan untuk membasmi cacing ini adalah :
1) Mebendazol
Obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis 100 mg, 2
kali sehari selama 3 hari (Pohan, 2006). Efek samping obat ini
adalah mual ringan, muntah, diare, nyeri perut, gatal, kulit
kemerahan, eosinofilia, demam, nyeri muskuloskeletal, iritasi
lambung, fungsi hati abnormal (Katzung, 1998).
2) Piperazin
Obat ini diberikan dengan dosis sebagai berikut : berat badan
0-15 kg : 1 gr sekali sehari selama 2 hari berturut-turut; berat badan
15-25 kg : 2 gr sekali sehari selama 2 hari berturut-turut; berat
badan : 25-50 kg : 3 gr sekali sehari selama 2 hari berturut-turut;
berat badan lebih dari 50 kg : 3,5 gr sekali sehari selama 2 hari
berturut-turut.
Satu tablet obat ini mengandung 250 mg dan 500 mg
piperazin. Efek samping penggunaan obat ini adalah pusing, rasa
melayang, dan gangguan penglihatan (Pohan, 2006).
3) Pirantel pamoat
Obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis 10 mg/kg
berat badan, maksimum 1 gr. Efek samping obat ini adalah rasa
mual, muntah, diare, pusing, ruam kulit dan demam (Katzung,
1998). Pirantel pamoat menimbulkan depolarisasi pada otot cacing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dan meningkatkan frekuensi impuls, sehingga cacing mati dalam
keadaan spastik. Pirantel pamoat juga bisa berefek menghambat
enzim kolinesterase, terbukti pada Ascaris lumbricoides
meningkatkan kontraksi ototnya.
4) Albendazol
Obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis tunggal 400
mg (Pohan, 2006). Efek samping obat ini adalah diare, sakit
kepala, lesu, susah tidur pada 6% penderita, gangguan epigastrik
ringan. Kontra indikasinya yaitu pada anak kurang dari 2 tahun,
wanita hamil, penderita sirosis hepatik (Katzung, 1998).
5) Levamisol
Obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis tunggal
150 mg (Pohan, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Ascaris suum, Goeze
a. Taksonomi
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Subkelas : Scernentea (Phasmidia)
Bangsa : Ascaridia
Superfamili : Ascaridiodea
Famili : Ascarididae
Marga : Ascaris
Jenis : Ascaris suum, Goeze
(Loreille, 2003)
b. Morfologi
Cacing Ascaris suum, Goeze disebut juga Ascaris suilla
yang secara morfologi hampir sama dengan Ascaris lumbricoides
mulai dari telur sampai bentuk dewasa. Kemiripan morfologi
keduanya tidak dapat dibedakan dengan mikroskop cahaya biasa,
tetapi menunjukkan sedikit perbedaan pada deretan gigi dan bentuk
bibirnya dengan mikroskop elektron (Gregers, 2006). Ukuran
panjang cacing jantan dewasa dapat mencapai 28 cm, sedangkan
cacing betina dewasa dapat mencapai 35 cm. Cacing dewasa betina
juga menghasilkan dua macam telur seperti Ascaris lumbricoides,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
yaitu : telur fertil (akan menjadi infektif bila berada di lingkungan
yang sesuai) dan infertil (Beaver et al., 1984).
Hospes utama untuk cacing ini adalah babi, tetapi cacing ini
dapat juga menjadi parasit pada manusia, kambing, domba, dan anjing
(Noble dan Noble, 1989). Siklus hidup dan cara infeksi antara Ascaris
suum, Goeze dengan Ascaris lumbricoides tidak ada perbedaan.
Secara garis besar kedua cacing ini memiliki kemiripan morfologi dan
kekerabatan yang dekat (Miyazaki, 1991).
3. Tanaman Ceguk (Quisqualis indica L.)
a. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Myrales
Famili : Combretaceae
Genus : Quisqualis
Spesies : Quisqualis indica L.
(Syamsuhidayat, 1991)
b. Nama Daerah
Ceguk mempunyai nama-nama lain seperti burma creeper,
chinese honeysuckle, rangoon creeper (Inggris); akar dani selimpas,
udani (Malaysia); niyog-niyogan, balitadham, tartaraok (Filipina);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dong phreah phnom, vor romienth (Kamboja); dok ung, khua hung, sa
mang (Laos); cha mang, thai mong, lep mue naang (Thailand). Nama
lain di Indonesia dikenal sebagai udani, wudani (Sumatera); bidani
(Sunda); cekluk (Jawa Tengah); rabet dani (Madura); akar pontianak,
akar suloh, belimbing hutan; tigao (Bugis); kunyi rhabet (Nusa
Tenggara) (Dalimartha, 2006; Padua, 1999).
c. Deskripsi
Tanaman ceguk asalnya dari Myanmar dan dapat ditemukan
sampai ketinggian 600m dpl. Tanaman ini banyak ditemukan di
daerah tropis. Ceguk tumbuh liar di hutan dan di ladang dimanfaatkan
sebagai tanaman hias atau tanaman obat.
Tanaman ceguk bersifat perdu, merambat atau memanjat,
memiliki tinggi 2-8 m, batang berkayu, bercabang, cabang muda
berwarna hijau, dan berduri. Tangkai dan daun muda ditumbuhi
rambut halus berwarna coklat kuning. Daun tunggal, letak berhadapan
dan bertangkai pendek. Helaian daun bulat telur memanjang sampai
jorong, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, tulang daun
menyirip, berwarna hijau, panjang 5-18,5 cm dan lebar 2,5-9 cm.
Bunga majemuk dan tersusun dalam bulir yang keluar dari ujung
tangkai. Bunga bertangkai panjang dengan 5 helai mahkota bunga
yang warnanya dapat berubah dari putih kemerahan menjadi merah
keunguan, baunya harum. Buah bersegi lima, berbentuk memanjang,
ujung dan pangkal menyempit, panjang 2-3 cm, memiliki rasa seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kelapa. Buah dipanen setelah masak atau jika sudah berwarna coklat
tua (Dalimartha, 2006).
Akar tunggang dan berwarna coklat. Perbanyakan tumbuhan
ceguk dengan biji atau stek batang. Ceguk dirawat dengan disiram air
cukup, dijaga kelembaban tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk
organik (Hariana, 2005).
Gambar 1. Tanaman dan Buah Ceguk (Quisqualis indica L.)
(Dalimartha, 2006)
d. Kandungan Kimia
Buah masak Quisqualis indica L. mengandung potassium
quisqualata dengan sejumlah besar minyak (20-27%), trigonelline,
dan pyridine (Chany dan But, 1987). Biji Quisqualis indica L.
mengandung minyak lemak yang terdiri dari myristik, palmitic,
stearic, oleic, dan asam linolea, garam potassium, asam quisqualis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
trigonelin dan phytosterol. Bunga mengandung cyanidin
monoglucoside (Khoat, 1990).
Daun dan tangkai mengandung tanin, saponin, sulfur, kalsium
oksalat, lemak, peroksidase, protein. Akar mengandung alkaloida,
flavonoida, polifenol, saponin, garam potassium, dan asam quisqualis
(Hutapea dan Syamsuhidayat, 1991). Ceguk bersifat manis dan
menetralkan (Dalimartha, 2006). L-quisqualic acid (=β-3,5-dioxo-
1,2,4-oxodiazolidine-2yl)-L-alanine atau (S)-α-amino-3,5-dioxo-
1,2,4-oxodiazolidine-2-propanoic acid adalah komponen aktif yang
menunjukkan aktifitas sebagai antihelmintik (Padua, 1999)
Akar ceguk mengandung gugus fungsi pada senyawa
flavonoid, dapat berperan sebagai penangkap radikal bebas hidroksi
(OH) sehingga tidak mengoksidasi lemak, protein dan DNA dalam sel
(Salamah et al, 2008; Harbone, 1987). Akar ceguk juga mengandung
saponin. Saponin merupakan suatu jenis glikosida yang mempunyai
rasa pahit. Cara kerjanya adalah dengan menurunkan tegangan
permukaan pada dinding membran sitoplasma. Walaupun bersifat
toksik, zat ini tidak berbahaya bagi manusia. Hal ini dikarenakan
berat jenis molekulnya yang tinggi sehingga tidak diabsorbsi oleh
tubuh (Nio, 1989). Saponin dapat berpotensi sebagai antihelmintik
karena bekerja dengan cara menghambat enzim asetilkolinesterase,
sehingga cacing akan mengalami paralisis otot dan berujung pada
kematian (Kuntari, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Selain saponin ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) juga
mengandung potassium quisqualata. Potassium quisqualata terdiri dari
garam potassium yang menyebabkan menurunnya tegangan otot
cacing dan asam quisqualis yang menyebabkan cacing mengalami
paralisis kuat yang didahului dengan eksitasi. (Chany dan But, 1987).
Penelitian secara In Vitro dari ekstrak buah ceguk (Quisqualis
indica L.) pada konsentrasi 10% dalam air efektif terhadap Ascaris
suum, Ancylostoma duodenale, dan Enterobius vermicularis (dapat
menyebabkan kematian). Ekstrak biji pada cacing dapat menyebabkan
paralisis kuat yang didahului eksitasi. Sediaan yang berkhasiat adalah
dekok dan ekstrak dalam air, sedang ekstrak dalam etanol pekat, eter
dan kloroform serta abu dari biji kurang berkhasiat (Chany dan But,
1987).
e. Khasiat dan Kegunaan
Rasa buah ceguk manis, bersifat hangat, astringen, beracun
(toksik). Simplisia ini masuk meridian limpa dan lambung, serta
berkhasiat menyehatkan limpa, membunuh parasit, mematikan cacing
usus, dan menormalkan fungsi pencernaan (Dalimartha, 2006).
Quisqualis indica L. juga mempunyai sedikit khasiat sebagai
pembasmi lalat buah (Darcus dorsalis), sebagai antifungal
(Drechslera oryzae) dan anticoccidial ayam (Emeria tenella).
Quisqualis indica L. juga mempunyai khasiat yang baik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
penyakit kulit yang disebabkan oleh pengeluaran lemak yang
berlebihan (Padua, 1999).
Buah ceguk digunakan untuk mengatasi cacingan, terutama
cacing gelang (askariasis) dan cacing kremi (oxyuriasis), trichomonas
di usus, anak-anak dengan berat badan kurang (malnutrisi), gangguan
pencernaan pada anak, perut kembung pada disentri, diare dan radang
ginjal (nephritis). Daun digunakan untuk batuk berdahak dan sakit
kepala. Akar digunakan untuk obat cacing, meredakan batuk,
kecikutan (hiccups), meringankan gejala pegal linu (rheumatism), rasa
penuh di lambung (Dalimartha, 2006).
4. Metode Ekstraksi
Metode ekstraksi berdasarkan pelarut dapat dibagi menjadi dua cara,
yaitu cara dingin dan cara panas.
a. Cara dingin
1) Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi
pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan
pengadukan yang kontinyu (terus-menerus). Maserasi berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan pertama yang merata dan seterusnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
sampai sempurna (Exhaustive extraction) yang umumnya
dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan
pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus-menerus
sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
b. Cara panas
1) Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya
dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali
sehingga dapat termasuk proses sempurna.
2) Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu
baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendingin balik.
3) Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan
kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40
– 500C.
4) Infusa
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
penangas air (bejana infusa tercelup dalam penangas air mendidih,
temperatur terukur 96-980C) selama waktu tertentu (15-20 menit)
5) Dekok
Dekok adalah infusa pada waktu yang lebih lama ( ≥ 30
menit) dan temperatur sampai titik didih air (Departemen
Kesehatan RI, 2000).
Peneliti menggunakan metode maserasi dengan pelarut air untuk
mendapatkan kandungan kimia seperti garam potassium dan asam
quisqualis pada akar Quisqualis indica L. Penggunaan air sebagai bahan
ekstraksi dengan alasan karena air merupakan pelarut yang harganya
murah, mudah didapat dan kerja pelarutnya baik untuk banyak zat aktif
dalam tanaman. Air digunakan untuk ekstraksi obat terutama dalam
kombinasi dengan pelarut air. Air mempunyai daya kelarutan yang tinggi
terhadap beberapa zat tumbuhan seperti gula, gom, amilum zat warna dan
tanin (Voight, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Kerangka Pemikiran
: Mengandung, berefek
: variabel perancu yang mempengaruhi hasil penelitian
: Hal yang dipengaruhi oleh variabel perancu
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
B. Hipotesis
Ektrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) memiliki efek antihelmintik
terhadap Ascaris suum, Goeze secara In Vitro.
Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.)
Alkaloid, flavonoid, polivenol, saponin, garam potassium, dan
asam quisqualis
Saponin Garam potassium Asam quisqualis
Kematian cacing
Ascaris suum, Goeze
Terkendali: 1. Jenis cacing 2. Suhu percobaan (370C) 3. Ukuran panjang cacing
Tidak terkendali: 1. Umur cacing 2. Variasi kepekaan cacing
terhadap larutan uji 3. Kesehatan cacing
Menghambat enzim asetilkolinesterase (paralisis otot dan kematian)
Eksitasi dan paralisis
Melemahkan otot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodel Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium
dengan rancangan penelitian the post test with controlled group design.
2. Lokasi Penelitian
Laboratorium Parasitologi dan Mikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau hewan uji adalah Ascaris suum, Goeze yang
masih aktif bergerak diambil dari usus halus babi yang diperoleh dari
tempat penyembelihan “Radjakaja” Kotamadya Surakarta.
4. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan
menyamakan kondisi (dilihat dari gerakan, warna, dan keutuhan bagian
tubuh) dan ukuran cacing.
Penentuan besar sampel dihitung dengan rumus Federer:
Keterangan :
n = besar sampel
t = jumlah kelompok perlakuan (Purawisastra, 2001)
(n-1) (t-1) ≥ 15 (n‐1) (t‐1) ≥ 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pada penelitian ini digunakan 7 kelompok perlakuan, maka:
(n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (7-1) ≥ 15
6n ≥ 21
n ≥ 3,5
Masing-masing kelompok akan memiliki besar sampel sebanyak 4
ekor cacing.
Dengan rumus Federer juga dapat ditentukan besar pengulangan:
Keterangan :
t = jumlah kelompok perlakuan
r = replikasi (Purawisastra, 2001)
Pada penelitian ini digunakan 7 kelompok perlakuan, maka:
(t-1) (r-1) ≥ 15
(7-1) (r-1) ≥ 15
6r ≥ 21
r ≥ 3,5
Dengan perhitungan di atas, maka tiap kelompok perlakuan akan
direplikasi sebanyak 4 kali.
(t-1) (r-1) ≥ 15 (n‐1) (t‐1) ≥ 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
5. Identifikasi Variabel
a. Variabel Bebas
Konsentrasi ekstrak akar Quisqualis indica L.
b. Variabel Terikat
Kematian cacing dalam tiap perlakuan.
c. Variabel perancu
1) Variabel perancu yang terkendali
a) Jenis cacing
b) Suhu percobaan
c) Ukuran panjang cacing
2) Variabel perancu yang tidak terkendali
a) Umur cacing
b) Variasi kepekaan cacing terhadap larutan uji
c) Kesehatan cacing
6. Definisi Operasional Variabel
a. Konsentrasi ekstrak akar Quisqualis indica L.
Konsentrasi ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) adalah
konsentrasi yang dibuat dengan cara melarutkan ekstrak akar ceguk
yang didapatkan melalui metode maserasi dengan pelarut aquades
berupa gel. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian pendahuluan
ini adalah 40%, 50%, dan 60%. Konsentrasi ekstrak akar ceguk
(Quisqualis indica L.) 60% dianggap sebagai konsentrasi tertinggi atau
konsentrasi 100% dalam penelitian. Konsentrasi 60% akan diencerkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
sehingga dapat diperoleh konsentrasi lain yang diinginkan. Pemilihan
konsentrasi tersebut mengacu penelitian yang telah dilakukan Gunarti
dan Banarti (2000) yang meneliti efek antihelmintik infusa akar
Quisqualis indica L. terhadap cacing Ascaris suum secara In Vitro.
Infusa radix Quisqualis indica L. menunjukkan kematian terbesar
(100%) pada konsentrasi 50% dalam waktu 12 jam.
Skala yang digunakan untuk variabel konsentrasi ekstrak akar
Quisqualis indica L. adalah skala rasio (karena memiliki batas interval
yang jelas dan nilai 0 absolut).
b. Kematian Cacing
Kematian cacing adalah matinya semua cacing dalam tiap
rendaman setelah pemberian perlakuan yang diukur dengan waktu.
Cacing dianggap mati apabila disentuh dengan pinset anatomis tidak
ada respon gerakan. Skala yang digunakan untuk variabel waktu
kematian cacing adalah skala rasio (karena memiliki batas interval
yang jelas dan nilai 0 absolut).
c. Variabel perancu terkendali
1) Jenis cacing
Jenis cacing yang digunakan pada penelitian ini adalah
Cacing Gelang Babi (Ascaris suum, Goeze) yang masih aktif
bergerak diambil dari usus halus babi yang diperoleh dari tempat
penyembelihan “Radjakaja” Kotamadya Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Ukuran cacing
Ukuran panjang cacing adalah ukuran panjang tubuh rata-
rata untuk cacing gelang babi dewasa. Ukuran panjang yang
digunakan pada percobaan ini berkisar antara 18 hingga 28 cm.
3) Suhu percobaan
Suhu untuk percobaan yang dilakukan adalah 370C dan
dicapai dengan menggunakan inkubator.
d. Variabel perancu tidak terkendali
1) Umur cacing
Umur cacing merupakan variabel luar yang tidak dapat
dikendalikan karena cacing yang didapat adalah cacing yang
berasal dari usus babi yang tidak dapat dipastikan kapan babi
tersebut terinfeksi cacing dan kapan telur cacing menetas menjadi
cacing dewasa.
2) Variasi kepekaan cacing terhadap larutan obat yang diujikan
Variasi kepekaan cacing terhadap obat larutan yang diujikan
merupakan variabel luar yang tidak dapat dikendalikan karena
pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
7. Rancangan Penelitian
a. Penelitian pendahuluan
Gambar 3. Skema penelitian pendahuluan
Pengamatan waktu kematian cacing dilakukan tiap 1 jam
dan dihentikan saat salah satu konsentrasi telah membunuh
semua cacing
Inkubasi pada suhu 370C
Menghitung waktu kematian semua cacing Ascaris suum, Goeze
Ascaris suum, Goeze
Direndam dalam larutan garam fisiologis
(NaCl 0,9%)
Direndam dalam larutan ekstrak akar ceguk
(Quisqualis indica L.) 40%, 50%, dan 60%
Direndam dalam larutan pirantel
pamoat (5mg/ml)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Penelitian akhir
Gambar 4. Skema penelitian lanjutan
Analisis probit
Menghitung waktu kematian semua cacing Ascaris suum,
Goeze per 1 jam
Uji regresi linier
Menghitung waktu kematian semua cacing Ascaris suum,
Goeze per 1 jam
Inkubasi pada suhu 370C
Inkubasi pada suhu 370C
Ascaris suum, Goeze
Direndam dalam larutan ektrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) dengan konsentrasi
50%, 60%, 70%, 80% dan 90%
Direndam dalam larutan pirantel pamoat (5mg/ml)
Direndam dalam larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
8. Alat dan Bahan Penelitian
a. Bahan :
Bahan yang digunakan alam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Cacing Ascaris suum, Goeze
2) Larutan garam fisiologis (NaCl konsentrasi 0,9%)
3) Larutan uji ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.)
4) Pirantel pamoat
b. Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1) Cawan petri dengan diameter 15 cm
2) Batang pengaduk kaca
3) Gelas ukur
4) Pinset anatomis
5) Gelas labu takar
6) Toples untuk menyimpan cacing
7) Inkubator
8) Handscoen
9) Timbangan
10) Stopwatch
11) Penggaris 30 cm
12) Alat tulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
9. Cara Kerja
a. Pengambilan Bahan
Akar ceguk (Quisqualis indica L.) didapatkan langsung dari
Balai Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (BPTO) Tawangmangu.
b. Pembuatan Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.)
Ektraksi dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian
Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT UGM) secara teknik
maserasi menggunakan pelarut aquades. Prosedur ekstraksi secara
maserasi antara lain:
1) Akar dicuci hingga bersih pada air mengalir.
2) Akar dikeringkan sehingga kandungan airnya tersisa 10% saja
untuk menghindari kontaminasi bakteri atau jamur sehingga
berbentuk serbuk yang disebut dengan simplisia.
3) Serbuk ditimbang menggunakan timbangan sesuai kebutuhan
4) Serbuk dimasukkan ke dalam wadah tertentu kemudian disaring
dengan penyari, dalam teknik ini menggunakan aquades, diaduk
hingga rata kemudian ditutup dan dibiarkan selama 5 hari dengan
sesekali diaduk
5) Campuran disaring menggunakan kain flannel setelah waktu
perendaman selesai
6) Ampas dicuci dengan cairan penyari hingga diperoleh 100 bagian
ekstrak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
7) Ekstrak gel disimpan dalam wadah dan diberi label.
c. Penentuan Konsentrasi Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.)
yang akan Digunakan
Konsentrasi larutan ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.)
yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan hasil
penelitian pendahuluan. Konsentrasi tertentu didapatkan dari
pengenceran ekstrak uji dengan NaCl 0,9%.
Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.)
Konsentrasi I : 50%b/v, 12,5 gram ekstrak ditambahkan dengan
NaCl 0,9% sampai 25 ml.
Konsentrasi II : 60%b/v, 15 gram ekstrak ditambahkan dengan NaCl
0,9% sampai 25 ml.
Konsentrasi III : 70%b/v, 17,5 gram ekstrak ditambahkan dengan
NaCl 0,9% sampai 25 ml.
Konsentrasi IV : 80%b/v, 20 gram ekstrak ditambahkan dengan NaCl
0,9% sampai 25 ml.
Konsentrasi V : 90%b/v, 22,5 gram ekstrak ditambahkan dengan
NaCl 0,9% sampai 25 ml.
d. Pembuatan Larutan Pirantel pamoat
Kontrol positif digunakan larutan pirantel pamoat berdasarkan
penelitian terdahulu untuk cacing Ascaris suum, Goeze digunakan 5
mg/ml yang didapatkan dengan melarutkan tablet pirantel pamoat 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mg ke dalam 25 ml air mineral untuk setiap cawan petrinya (Reza,
2010).
e. Langkah Kerja
1) Uji Pendahuluan
a) 5 buah cawan petri disiapkam, 2 cawan petri masing-masing
diisi larutan garam fisiologis 25 ml dan pirantel pamoat
5mg/ml, dihangatkan terlebih dahulu pada suhu 370C di dalam
inkubator.
b) 3 buah cawan petri disiapkan, masing-masing berisi larutan
ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) dengan konsentrasi
40%, 50%, dan 60% sebanyak 25 ml dan dihangatkan terlebih
dahulu pada suhu 370C di dalam inkubator.
c) Ke dalam masing-masing cawan petri dimasukkan Ascaris
suum, Goeze 4 ekor.
d) Diinkubasi pada suhu 370C selama 15 menit.
e) Pengamatan dilakukan tiap 1 jam.
f) Hasil waktu kematian yang diperoleh kemudian dicatat.
g) Penelitian direplikasi 2 kali.
2) Uji Penelitian Akhir
a) 5 buah cawan petri disiapkan, masing-masing diisi larutan uji
sebanyak 25 ml (dengan konsentrasi terendah yang diketahui
setelah melakukan uji pendahuluan) dan dihangatkan terlebih
dahulu pada suhu 370C di dalam inkubator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b) 2 buah cawan petri disiapkan, masing-masing diisi larutan
garam fisiologis 25 ml dan larutan pirantel pamoat 5 mg/ml,
dihangatkan terlebih dahulu pada suhu 370C di dalam
inkubator.
c) Ke dalam cawan petri dimasukkan Ascaris suum, Goeze 4 ekor
dan inkubasi pada suhu 370C selama 15 menit.
d) Hasil Pengamatan tiap 1 jam dicatat.
e) Replikasi dilakukan sebanyak 4 kali replikasi
10. Teknik analisis
Data yang didapat berupa waktu kematian cacing dianalisis secara
statistik dengan regresi linier dan analisis probit.
Uji regresi linier menunjukkan hubungan antara 2 variabel
numerik. Berbeda dengan korelasi, uji regresi linier berfungsi untuk
memprediksi nilai variabel numerik dengan nilai variabel numerik yang
lain. Variabel yang ingin diprediksi adalah variabel tergantung, sedang
yang diukur adalah variabel bebas (Sastroasmoro dan Ismael, 2002).
Analisis probit digunakan untuk mengetahui daya bunuh ekstrak
akar ceguk (Quisqualis indica L.) terhadap Ascaris suum, Goeze yang
dinyatakan dengan lethal death time (Matsumura, 1975).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Uji tahap pendahuluan dilakukan dengan mengamati jumlah cacing
Ascaris suum, Goeze yang mati pada perendaman dengan berbagai
konsentrasi ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) Hasil uji
pendahuluan disajikan pada tabel, sebagai berikut :
Tabel 4.1. Lama Kematian Ascaris suum, Goeze pada Penelitian Pendahuluan
Ulangan Lama Kematian Cacing (jam) NaCl
0,9% Pirantel pamoat 5mg/ml
Konsentrasi 40%
Konsentrasi 50%
Konsentrasi 60%
I II
Rerata
92 96 94
1 1 1
12 13
12,5
11 11 11
9 10 9,5
Hasil uji penelitian pendahuluan, berdasarkan lama waktu kematian
cacing, konsentrasi ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) 40% paling
lama rerata waktunya yaitu 12,5 jam, sedangkan konsentrasi ekstrak akar
ceguk (Quisqualis indica L.) 60% paling cepat rerata waktunya yaitu 9,5
jam. Kontrol positif yang diberi perlakuan pirantel pamoat 5 mg/ml
menunjukkan rerata waktu kematian cacing 1 jam. Kontrol negatif
menunjukkan waktu kematian cacing dalam NaCl 0,9% selama 94 jam,
waktu ini digunakan sebagai waktu penelitian maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Penelitian Akhir
Penelitian efek antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica
L.) pada Ascaris suum, Goeze secara In Vitro dilakukan pada 7 kelompok
perlakuan, yaitu kelompok kontrol negatif (NaCl 0,9%), ekstrak akar
ceguk (Quisqualis indica L.) konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90%,
serta kelompok obat pembanding (pirantel pamoat 5 mg/ml). Penelitian
efek antihelmintik ini dilakukan hingga semua cacing mati dalam tiap
kelompok perlakuan, pengamatan dilakukan setiap 1 jam.
Hasil pengamatan pada penelitian efek antihelmintik ekstrak akar
ceguk (Quisqualis indica L.) pada Ascaris suum, Goeze secara In Vitro
disajikan pada tabel seperti berikut :
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Waktu Kematian Total Ascaris suum, Goeze
Ulangan
Lama kematian cacing (jam)
NaCl 0,9%
Konsentrasi pirantel pamoat 5mg/ml 50% 60% 70% 80% 90%
I 92 11 9 7 5 3 1 II 96 12 10 8 6 3 1 III 100 11 10 9 7 4 2 IV 96 12 9 8 5 4 1
Rerata 96 11.5 9.5 8 5.75 3.5 1,25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Hasil uji penelitian pada tabel 4.2, dapat dibuat grafik dengan
menggambarkan rerata waktu kematian cacing pada masing – masing
kelompok perlakuan dan disajikan sebagai berikut :
Gambar 4.1. Diagram Rerata Waktu Total Kematian Ascaris suum, Goeze
Tabel 4.2 dan gambar 4.1 menunjukkan bahwa efek antihelmintik
terhadap Ascaris suum, Goeze secara In Vitro meningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi ekstrak (dapat dilihat dari semakin cepatnya
waktu kematian cacing pada kelompok ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.) dengan konsentrasi yang lebih tinggi). Kelompok ekstrak akar
ceguk (Quisqualis indica L.) konsentrasi 90% menunjukkan rerata waktu
kematian cacing yang lebih lama daripada rerata waktu kematian
kelompok obat pirantel pamoat, larutan NaCl 0,9% menunjukkan waktu
kematian cacing 96 jam. Waktu ini menunjukkan kemampuan hidup
96
11.5 9.5 8 5.75 3.5 1.25 0
20
40
60
80
100N
aCl 0
,9%
Ekst
rak
50%
Ekst
rak
60%
Ekst
rak
70%
Ekst
rak
80%
Ekst
rak
90%
Pira
ntel
Pam
oat
5mg/
ml
Rera
ta W
aktu
Kem
atia
n To
tal C
acin
g (ja
m)
Rerata Waktu KematianTotal Cacing (jam)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
cacing di luar tubuh babi dan digunakan sebagai waktu maksimal
pengujian larutan ekstrak.
Besarnya persentase efek antihelmintik dapat diketahui dengan
membandingkan lama waktu kematian total cacing dalam rendaman
ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) dengan pirantel pamoat.
Berdasarkan data yang tercantum pada hasil penelitian tabel 4.2. Besar
persentase daya antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.)
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dekstrak (%) = Tpirantel (%) Dpirantel Tekstrak Keterangan :
D = daya antihelmintik
T = waktu kematian semua cacing
Persentase daya antihemintik pada : 1. konsentrasi 50% = 1,25 x 100% = 10,86% 11,5 2. konsentrasi 60% = 1,25 x 100% = 13,15% 9,5 3. konsentrasi 70% = 1,25 x 100% = 15,62% 8 4. konsentrasi 80% = 1,25 x 100% = 21,73% 5,75 5. konsentrasi 90% = 1,25 x 100% = 35,71% 3,5
Tabel 4.3. Persentase Daya Antihelmintik Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.) Dibandingkan Pirantel Pamoat
Konsentrasi Ekstrak (%) Persentase Daya Antihelmintik 50 60 70 80 90
10,86 13,15 15,62 21,73 35,71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Perhitungan persentase pada tabel 4.3 digunakan untuk melihat efek
antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) dari persen
kematian cacing dalam 1,25 jam dimana pirantel pamoat sebagai obat
standar mampu menyebabkan kematian 100% Ascaris suum, Goeze secara
In Vitro. Peningkatan hasil perhitungan persentase, dapat diartikan bahwa
semakin tinggi konsentrasi ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.), efek
antihelmintik yang muncul juga semakin tinggi dan semakin mendekati
efek antihelmintik pirantel pamoat. Persentase efek antihelmintik ekstrak
akar ceguk (Quisqualis indica L.) 90% adalah 35,71%, hasil ini
merupakan hasil yang paling mendekati efek pirantel pamoat pada
percobaan ini. Data persentase tabel 4.3 dapat disajikan dalam bentuk
diagram sebagai berikut :
Gambar 4.2. Diagram Persentase Efek Antihelmintik Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.) Dibanding Pirantel Pamoat
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ekstrak50%
Ekstrak60%
Ekstrak70%
Ekstrak80%
Ekstrak90%
Pirantel pamoat
Efek Antihelmintik EkstrakAkar Ceguk dibandingPirantel Pamoat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 4.2. menunjukkan bahwa efek antihelmintik pirantel pamoat
lebih kuat daripada efek antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.) mulai dari konsentrasi 50% hingga 90%.
B. Analisis Data
Hasil penelitian pada tabel 4.2. yang berupa lama waktu kematian
cacing dianalisis dengan uji regresi linier dan untuk mengetahui daya bunuh
ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) digunakan analisis probit. Data
diolah dengan program Statistical product and Service Solution (SPSS) 17,0
for Windows. Namun, sebelum melakukan uji regresi linier dilakukan terlebih
dahulu uji normalitas untuk mengetahui distribusi data.
1. Uji Saphiro Wilk
Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data
normal atau tidak dapat digunakan berbagai macam uji normalitas. Salah
satu metode yang sering digunakan adalah metode analitik, yaitu
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk sampel lebih dari 50
maupun Saphiro-Wilk untuk sampel kurang dari 50. Metode analitik lebih
sering digunakan daripada metode-metode lain seperti histogram dan
kurtosis karena metode analitik dianggap lebih sensitif dan objektif
(Dahlan, 2008). Metode analitik yang dipakai di sini adalah Saphiro Wilk
karena jumlah sampel yang akan diuji kurang dari 50.
Uji normalitas dengan Saphiro Wilk dilakukan pada kelompok
50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan kontrol negatif. Uji Saphiro Wilk pada
lampiran 2, didapatkan bahwa distribusi data yang normal (p > 0,05).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Uji regresi linier
Uji regresi linier dilakukan karena memenuhi syarat uji. Analisis
korelasi memenuhi syarat bahwa data harus berdistribusi normal dan
linear. Uji normalitas menunjukkan distribusi data hasil penelitian
memiliki distribusi normal. Uji linearitas data hasil penelitian
menunjukkan bahwa data linear dengan nilai signifikan < 0,01. Uji
normalitas dan uji linearitas terpenuhi sehingga dapat dilakukan uji regresi
linier.
Hasil uji regresi linier dapat dilihat pada lampiran 3 Hasil dari tabel
“Correlations” merupakan matrik korelasi variabel lama kematian cacing
dengan konsentrasi. Dari data keluaran di atas dapat diketahui :
Koefisien korelasi variabel konsentrasi dengan variabel lama kematian
cacing = 0,927 bertanda negatif, sig. (2-tailed) = 0,000. Interpretasinya
adalah sebagai berikut :
a. Besarnya nilai probabilitas atau sig. (2-tailed) adalah 0,000 lebih kecil
dari 0,05. Ini berarti ada korelasi yang signifikan antara variabel
konsentrasi dengan variabel lama kematian cacing.
b. Koefisien korelasi variabel konsentrasi dengan variabel lama kematian
cacing = 0,927 bertanda negatif. Menunjukkan arah korelasinya
negatif, mengandung pengertian semakin tinggi nilai konsentrasi maka
semakin cepat waktu kematian cacing.
Hasil dari tabel “Model Summary” dapat dibaca pada kotak R
Square tampak nilainya 0,927. Hal tersebut mengandung pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
bahwa pengaruh variabel konsentrasi terhadap perubahan variabel lama
waktu kematian cacing adalah 92,7% sedangkan 7,3% dipengaruhi oleh
variabel lain selain variabel konsentrasi.
Hasil dari tabel uji ANOVA diketahui bahwa Ftabel untuk derajat
kemaknaan 0,01 didapatkan sebesar 8,53 dan Fhitung yang diperoleh adalah
134,618 sehingga Fhitung>Ftabel. Selain itu dari uji ANOVA didapatkan nilai
probabilitas 0,000 (p < 0,05). Kedua hal tersebut mengandung makna
bahwa variasi nilai konsentrasi mempengaruhi lama kematian cacing.
Hasil dari tabel koefisien di atas, kolom B pada constant (a) adalah
83,783 sedangkan konsentrasi (b) adalah -1,053 sehingga persamaan
regresinya dapat ditulis sebagai berikut :
Y = a +bX
Y = 83,783 – 1,053 X
Keterangan :
Y = Lama kematian cacing
X = Konsentrasi
3. Uji Analisi Probit
Analisis data dilanjutkan dengan analisis probit untuk mengetahui
LC50 dan LT50 ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.), serta LT50
pirantel pamoat. Hasilnya sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a. Lethal concentration 50 (LC50) ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.)
LC50 adalah konsentrasi yang diperlukan untuk dapat membunuh
50% cacing dalam waktu tertentu. LC50 untuk mengetahui keefektivan
dosis ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.).
Data yang sudah diperoleh dari tabel 4.3 kemudian dianalisis
dengan metode analisis probit untuk mengetahui LC50 Ekstrak akar
ceguk (Quisqualis indica L.). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel
4.4.
Tabel 4.4. Lethal Concentration Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.)
No Presentase mortalitas (%)
LCx (%) Batas bawah(%)
Batas atas (%)
1 10 56,740 49,054 61,262 2 20 60,922 54,558 64,951 3 30 64,128 58,723 67,960 4 40 67,000 62,310 67,960 5 50 69,800 65,575 74,071 6 60 72,718 68,671 77,775 7 70 75,975 71,775 82,364 8 80 79,972 75,211 88,521 9 90 85,866 79,828 98,345
LC50 dari tabel 4.4. dapat dilihat ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.) adalah pada konsentrasi 69,800%, dengan batas bawah
65,575% dan batas atas 74,071%. Selanjutnya, dari konsentrasi yang
mendekati batas atas, yaitu 70% dilakukan analisis probit untuk
menghitung LT50 ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Lethal Time 50 (LT50)
LT50 adalah waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan
kematian 50% cacing pada konsentrasi tertentu. Pada penelitian ini,
LT50 digunakan untuk membandingkan efektivitas pirantel pamoat dan
ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.). Tabel 4.5. menyajikan data
LT50 ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) yang dihitung
menggunakan analisis probit.
Tabel 4.5. Lethal Time Ekstrak Akar Ceguk (Quisqualis indica L.)
D
a
r
i
LT50 pada tabel 4.5. ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) adalah
3,904 jam, dengan batas bawah 3,018 jam dan batas atas 8,563 jam.
Tabel 4.6. Lethal Time Pirantel Pamoat
No Presentase mortalitas (%)
LTx (jam)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 20 30 40 50 60 70 80 90
0,470 0,539 0,595 0,647 0,700 0,757 0,824 0,909 1,042
No Presentase mortalitas (%)
LTx (jam) Batas bawah (jam)
Batas atas (jam)
1 10 1,601 0,511 2,161 2 20 2,174 1,166 2,795 3 30 2,711 1,908 3,728 4 40 3,274 2,528 5,480 5 50 3,904 3,018 8,563 6 60 4,657 3,476 13,867 7 70 5,623 3,977 23,613 8 80 7,011 4,609 44,461
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
LT50 pirantel pamoat adalah 0,700 jam. Selanjutnya, untuk
mengetahui efektivitas dari ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.),
LT50 ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) dibandingkan dengan
LT50 pirantel pamoat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian pendahuluan sebagai kontrol negatif menggunakan larutan
NaCL 0,9% untuk mengetahui lama hidup cacing Ascaris suum, Goeze di luar
tubuh babi sebagai hospes utamanya. Hasil uji pendahuluan pada tabel 4.1
diketahui rata-rata lama kematian cacing pada larutan NaCl 0,9% adalah 96 jam.
Hasil ini digunakan sebagai waktu maksimal pengujian larutan ekstrak sedangkan
untuk kontrol positifnya menggunakan pirantel pamoat dengan konsentrasi
5mg/ml. Pengujian larutan ekstrak pada penelitian pendahuluan dilakukan dalam
beberapa konsentrasi ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) untuk mengetahui
apakah akar ceguk (Quisqualis indica L.) memiliki efek antihelmintik.
Konsentrasi yang digunakan adalah 40%, 50% dan 60%. Hasil uji pendahuluan
menunjukkan bahwa ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) mempunyai efek
antihelmintik. Konsentrasi yang memiliki waktu terendah dan mendekati waktu
pirantel pamoat adalah konsentrasi 60%. Konsentrasi ini digunakan sebagai
konsentrasi awal pengujian pada uji penelitian akhir.
Uji tahap penelitian akhir, Ascaris suum, Goeze direndam pada serial
konsentrasi ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) yang diperoleh pada uji
tahap penelitian awal. Uji tahap penelitian akhir dilakukan pada konsentrasi 50%,
60%, 70%, 80% dan 90%. Konsentrasi 100 % tidak digunakan karena pada
konsentrasi tersebut bentuk ekstrak terlalu padat. Bentuk ekstrak seperti demikian
menyebabkan kematian cacing bukan akibat perlakuan sehingga dapat terjadi bias.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Hasil penelitian akhir pada tabel 4.2 disimpulkan bahwa efek antihelmintik
ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) yang paling besar adalah pada
konsentrasi 90%.
Analisis data dilakukan dengan regresi linier karena data terdistribusi
normal dan linear. Hasil dari uji regresi linier menunjukkan bahwa variasi nilai
konsentrasi mempengaruhi waktu kematian cacing. Prediksi waktu kematian
cacing oleh ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 83,783 – 1,053 X
Keterangan :
Y = Lama kematian cacing
X = Konsentrasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.) memiliki efek antihelmintik. Pada gambar 4.1. terlihat pada konsentrasi
ektrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) yang berbeda menunjukkan daya
antihelmintik yang berbeda pula, semakin tinggi konsentrasi, maka kematian
cacing semakin cepat.
Hasil uji tahap penelitian akhir ini digunakan untuk mengetahui LC50
ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.). Hasil analisis probit diperoleh hasil
bahwa LC50 ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) adalah 69,800%. Artinya
pada konsentrasi 69,800%, ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) dapat
membunuh 50% Ascaris suum, Goeze.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Analisis probit dilakukan juga untuk membandingkan daya antihelmintik
ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) 70%, yaitu konsentrasi yang paling
mendekati LC50, dengan pirantel pamoat 5mg/ml sebagai drug of choice infeksi
Ascaris suum, Goeze. Hasil analisis probit didapatkan bahwa LT50 ekstrak akar
ceguk (Quisqualis indica L.) pada konsentrasi 70% adalah 3,904 jam. Ini berarti
dalam waktu 3,904 jam, jumlah Ascaris suum, Goeze yang mati mencapai 50%.
Hasil analisis probit LT50 pirantel pamoat 5mg/ml adalah 0,7 jam. Hal tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) sebagai
antihelmintik lebih rendah daripada efektifitas pirantel pamoat yang merupakan
obat untuk infeksi Ascaris suum, Goeze, karena dalam waktu yang sama pirantel
pamoat akan membunuh lebih banyak cacing dibandingkan ekstrak akar ceguk
(Quisqualis indica L.).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.) memiliki efek antihelmintik. Hal ini sesuai dengan teori sebelumnya
yang menyebutkan bahwa ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) memiliki
efek antihelmintik. Akar ceguk (Quisqualis indica L.) mengandung gugus fungsi
pada senyawa flavonoid, dapat berperan sebagai penangkap radikal bebas hidroksi
(OH) sehingga tidak mengoksidasi lemak, protein dan DNA dalam sel (Salamah
et al, 2008; Harbone, 1987). Akar ceguk (Quisqualis indica L.) juga mengandung
saponin. Saponin merupakan suatu jenis glikosida yang mempunyai rasa pahit.
Cara kerjanya adalah dengan menurunkan tegangan permukaan pada dinding
membran sitoplasma. Walaupun bersifat toksik, zat ini tidak berbahaya bagi
manusia. Hal ini dikarenakan berat jenis molekulnya yang tinggi sehingga tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
diabsorbsi oleh tubuh (Nio, 1989). Saponin dapat berpotensi sebagai antihelmintik
karena bekerja dengan cara menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga
cacing akan mengalami paralisis otot dan berujung pada kematian (Kuntari,
2008).
Efek antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) lebih rendah
daripada pirantel pamoat, bukan berarti ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.)
tidak efektif digunakan sebagai obat cacing. Pada tabel 4.3. dan gambar 4.2.
diketahui perbandingan daya antihelmintik ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica
L.) berbagai konsentrasi dengan pirantel pamoat sebagai kontrol positif. Pada
konsentrasi 90% ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) memiliki daya
antihelmintik 57,14% dibandingkan pirantel pamoat. Ekstrak akar ceguk
(Quisqualis indica L.) memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi obat
antihelmintik khususnya pada askariasis karena efek samping yang terdapat dalam
pirantel pamoat seperti gangguan pencernaan, demam, sakit kepala mungkin tidak
ditemukan pada penggunaan ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) sebagai
antihelmintik. Selain itu penggunaan pirantel pamoat pada wanita hamil dan anak
usia di bawah 2 tahun tidak dianjurkan dan masih dalam kontroversi. Beberapa
kekurangan pirantel pamoat yang tidak ada dalam ekstrak akar ceguk (Quisqualis
indica L.) tersebut, menjadi alasan kuat penelitian ini untuk dapat dikembangkan
lebih jauh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek antihelmintik ekstrak akar
ceguk (Quisqualis indica L.) pada Ascaris suum, Goeze secara In Vitro.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian 50% cacing pada
konsentrasi tertentu ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.) lebih rendah
dibandingkan dengan pirantel pamoat.
3. Waktu kematian cacing dengan ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.)
lebih cepat daripada dengan infusa
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi bahan aktif
antihelmintik dalam ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica L.)
2. Perlu dilakukan penelitian pengaruh ekstrak akar ceguk (Quisqualis indica
L.) terhadap waktu kematian cacing Ascaris suum, Goeze secara In Vivo
pada hewan coba.