edukasi, prognosis, pencegahan (selain pneumonia)

7
1. ASMA BRONKIAL a. Pencegahan 1) Pencegahan dini sensitasi sejak masa fetus. Beberapa klinik melakukan upaya pencegahan sensitasi pada fetus san bayi dengan cara diet hipo dan non alergik serta penghindaran asap rokok 2) Pencegahan manifestasi asma bronkial pada pasien penyakit atopi yang belum menderita asma. Misal dengan cetrizin. 3) Pencegahan serangan dan eksaserbasi asma dengan sodium kromolin ( namun hal ini sulit diaplikasikan pada anak kecil), inhibitor dan antagonis leukotrien (anak > 12 tahun) serta kortikosteroid. Untuk kontrol lingkungan, cegah sensitasi maupun faktor pencetus. Adapun alergen utama yang harus dihindari yaitu tungau, debu, kecoa, bulu hewan peliharaan, spora jamur, serbuk sari bunga, asap, tembakau, polutan (asap kendaraan, kayu bakar, dll) b. Prognosis 1) Umumnya baik 2) Sebagian asma anak akan hilang atau berkurang dengan bertambahnya umur. 3) Sekitar 50% asma episodik jarang sudah menghilang pada umur 10-14 tahun dan hanya 15% menjadi asma kronik pada umur 21 tahun c. Edukasi 1)Asma adalah penyakit inflamasi kronis yang sering kambuh.

Upload: yunixx

Post on 22-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

penyakit selain pneumonia

TRANSCRIPT

Page 1: Edukasi, Prognosis, Pencegahan (Selain Pneumonia)

1. ASMA BRONKIAL

a. Pencegahan

1) Pencegahan dini sensitasi sejak masa fetus. Beberapa klinik melakukan upaya

pencegahan sensitasi pada fetus san bayi dengan cara diet hipo dan non

alergik serta penghindaran asap rokok

2) Pencegahan manifestasi asma bronkial pada pasien penyakit atopi yang belum

menderita asma. Misal dengan cetrizin.

3) Pencegahan serangan dan eksaserbasi asma dengan sodium kromolin ( namun

hal ini sulit diaplikasikan pada anak kecil), inhibitor dan antagonis leukotrien

(anak > 12 tahun) serta kortikosteroid. Untuk kontrol lingkungan, cegah

sensitasi maupun faktor pencetus. Adapun alergen utama yang harus dihindari

yaitu tungau, debu, kecoa, bulu hewan peliharaan, spora jamur, serbuk sari

bunga, asap, tembakau, polutan (asap kendaraan, kayu bakar, dll)

b. Prognosis

1) Umumnya baik

2) Sebagian asma anak akan hilang atau berkurang dengan bertambahnya umur.

3) Sekitar 50% asma episodik jarang sudah menghilang pada umur 10-14 tahun

dan hanya 15% menjadi asma kronik pada umur 21 tahun

c. Edukasi

1) Asma adalah penyakit inflamasi kronis yang sering kambuh.

2) Kekambuhan dapat divegah dengan oba anti inflamasi dnegan mengurangi

paparan tehadap faktor pencetus.

3) Ada dua macam obat yaitu reliever dan controller.

4) Penggunaan obat-obatan dengan benar

5) Pemantauan gejala, aktivitas

6) Mengenali tanda awal memburuknya asma dan segera melakukan rencana

yang sudah diprogramkan

7) Segera mencari pertolongan tepat dan berkomunikasi efektif dengan dokter

yang memeriksa.

8) Menjalankan stratergi pengendalian lingkungan guna mengurangi paparan

alergen dan iritan

2. TUBERKULOSIS

a. Pencegahan

Page 2: Edukasi, Prognosis, Pencegahan (Selain Pneumonia)

Penularan perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan – tindakan pencegahan

selayaknya untuk menghindarkan droplet infection dari penderita ke orang lain. Salah

satu cara adalah batuk dan bersin sambil menutup mulut atau hidung dengan sapu

tangan atau kertas tissue untuk kemudian didesinfeksi dengan Lysol atau dibakar.

Bila penderita berbicara dianjurkan untuk tidak terlalu dekat dengan lawan bicaranya.

Ventilasi yang baik dari ruangan juga memperkecil bahaya penularan.Anak – anak di

bawah usia 1 tahun dari keluarga yang menderita TBC perlu divaksinasi BCG sebagai

pencegahan.

Vaksinasi BCG ( Bacille Calmette – Guerin )

Pemberian BCG meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil

tuberkulosis yang virulen. Imunitas timbul 6 – 8 minggu setelah pemberian BCG.

Imunitas yang terjadi tidaklah lengkap sehingga masih mungkin terjadi super infeksi

meskipun biasanya tidak progresif dan menimbulkan komplikasi yang berat.

Vaksin ini mengandung basil TBC sapi yang telah dihilangkan virulensinya

setelah dibiakkan di laboratorium selama bertahun – tahun. Vaksinasi meninggalkan

tanda bekas luka yang nyata, biasanya di lengan bawah dan memberikan kekebalan

selama 3 – 6 tahun terhadap infeksi primer dan efektif untuk rata – rata 70 % bayi

yang diimunisasi.4

Efektivitas vaksin BCG adalah controversial, walaupun suah digunakan lebih

dari 50 tahun di seluruh dunia. Hasilnya sangat bervariasi, beberapa penelitian baru

telah memperlihatkan perlindungan terhadap lepra, tetapi sama sekali tidak terhadap

TBC.Vaksin BCG diberikan intradermal 0.1 mL bagi anak – anak dan orang dewasa,

bayi 0.05 mL.4

Sekarang pemberian BCG dianjurkan secara langsung tanpa didahului uji

tuberkulin karena cara ini dapat menghemat biaya dan mencakup lebih banyak anak.

4

Page 3: Edukasi, Prognosis, Pencegahan (Selain Pneumonia)

Chemoprofilaksis

Sebagai kemoprofilaksis biasanya dipakai INH dengan dosis 10 mg/kgBB/hari

selama 1 tahun. Kemoprofilaksis primer diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi

pada anak dengan kontak tuberkulosis dan uji tuberkulin masih negatif yang berarti

masih belum terkena infeksi atau masih dalam masa inkubasi.

Kemoprofilaksis sekunder diberikan untuk mencegah berkembangnya infeksi

menjadi penyakit, misalnya pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun dengan uji

tuberkulin positif tanpa kelainan radiologis paru dan pada anak dengan konsensi uji

tuberkulin tanpa kelainan radiologis paru.

b. Edukasi

Edukasi sangat penting dianjurkan untuk diberitahukan kepada keluarga dengan

penderita TBC aktif di dalamnya. Pentingnya sirkulasi udara yang baik, usaha

menutup mulut pada saat batuk atau bersin, kebersihan dari bahan – bahan pribadi

dari penderita sangat banyak membantu mengurangi penularan dari TBC.

Edukasi tentang kepatuhan penderita dalam menjalanan terapinya juga perlu

untuk disampaikan, untuk mencegah terjadinya resistensi obat.

Juga bagi ibu – ibu yang tidak mau mengimunisasikan anaknya dengan alasan

takut anaknya menjadi panas juga perlu untuk dijelaskan lebih jauh mengapa

imunisasi diperlukan, dan resiko yang akan diterima bila anak tidak diimunisasikan.

Page 4: Edukasi, Prognosis, Pencegahan (Selain Pneumonia)

3. BRONKITIS

a. Pencegahan

Untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah

parah.

1) Membatasi aktivitas anak

2) Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin, bila ada yang

tertutup lehernya

3) Hindari makanan yang merangsang

4) Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan mandikan anak

dengan air hangat

5) Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan

6) Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi

b. Prognosis

Bila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis akut pada anak umumnya baik.

Pada bronkitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif) maka

dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkitis kronik kelak pada usia

dewasa.

Daftar pustaka:

Alatas, Dr. Husein et al : Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke 7, buku 2, Jakarta;

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1997, hal 573 – 761.

Tan, Hoan Tjay Drs.; Rahardja, Kirana Drs. : Obat – obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek – efek Sampingnya, edisi ke 5, cetakan ke 2, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia Jakarta, Bab 9 Tuberkulostatika, hal 145 – 154.

Page 5: Edukasi, Prognosis, Pencegahan (Selain Pneumonia)

Waspadji,Soparman; Waspadji, Sarwono : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hal 573 – 761.