editan penilaian terhadap keluarga

6
Penilaian Terhadap Keluarga Dalam penatalaksanaan penyakit pasien, diperlukan peran serta dan peran aktif seluruh anggota keluarga. Keluarga berperan dalam hal memperingatkan untuk mengonsumsi makan makanan yang sehat dan menjauhi makanan yang memperparah keadaan hipertensi, naiknya kadar asam urat, dan kadar kolesterol dari kedua pasien. Peran istri sangat berperan dalam hal menyediakan asupan makanan setiap harinya walaupun istri juga sebagai pasien. Peran istri juga penting dalam mengingatkan suami untuk mengurangi mengonsumsi rokok setiap harinya agar tidak memicu terjadinya asma. Keluarga juga seharusnya banyak mengetahui mengenai hal yang berhubungan dengan penyakitnya sehingga dapat mencegahnya dengan cara mengatur pola makan, mengetahui makanan yang dihindari dan yang boleh dikonsumsi, selain itu selalu cek rutin untuk tekanan darah, kolesterol dan asam urat. Agar tujuan dapat tercapai dalam menangani pasien dengan melibatkan keluarga dalam perawatan serta untuk mendeteksi faktor resiko yang berkaitan dengan masalah fisik, psikologik, sosial, dan lingkungan keluarga, maka dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 5 Desember, 16 Desember, dan 5 Januari 2015. Identifikasi Masalah Keluarga 1. Masalah dalam fungsi biologis: pasien 1 yaitu Bapak Sukirman memiliki asma, hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, dan kadar asam urat yang tinggi. Pasien

Upload: nitrinitri

Post on 14-Apr-2016

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Editan Penilaian Terhadap Keluarga

Penilaian Terhadap Keluarga

Dalam penatalaksanaan penyakit pasien, diperlukan peran serta dan peran aktif

seluruh anggota keluarga. Keluarga berperan dalam hal memperingatkan untuk

mengonsumsi makan makanan yang sehat dan menjauhi makanan yang memperparah

keadaan hipertensi, naiknya kadar asam urat, dan kadar kolesterol dari kedua pasien.

Peran istri sangat berperan dalam hal menyediakan asupan makanan setiap harinya

walaupun istri juga sebagai pasien. Peran istri juga penting dalam mengingatkan

suami untuk mengurangi mengonsumsi rokok setiap harinya agar tidak memicu

terjadinya asma. Keluarga juga seharusnya banyak mengetahui mengenai hal yang

berhubungan dengan penyakitnya sehingga dapat mencegahnya dengan cara mengatur

pola makan, mengetahui makanan yang dihindari dan yang boleh dikonsumsi, selain

itu selalu cek rutin untuk tekanan darah, kolesterol dan asam urat. Agar tujuan dapat

tercapai dalam menangani pasien dengan melibatkan keluarga dalam perawatan serta

untuk mendeteksi faktor resiko yang berkaitan dengan masalah fisik, psikologik,

sosial, dan lingkungan keluarga, maka dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 5

Desember, 16 Desember, dan 5 Januari 2015.

Identifikasi Masalah Keluarga

1. Masalah dalam fungsi biologis: pasien 1 yaitu Bapak Sukirman memiliki

asma, hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, dan kadar asam urat yang

tinggi. Pasien 2 yaitu Ibu Maimunah memiliki hipertensi, bels palsy regio

dextra, kadar kolesterol yang tinggi, dan disertai kadar asam urat yang juga

tinggi.

2. Masalah dalam fungsi psikologis: pasien 1 sulit untuk mengatur pola makan

dan sulit untuk mengurangi konsumsi rokok walaupun sudah dipengeringatkan

oleh istri pasien. Pasien 2 sudah sadar akan keadaannya sehingga sudah mulai

untuk mengontrol pola makan sehari-harinya.

3. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Dalam keluarga

ini terdapat ketergantungan finansial pada kepala keluarga yang

pengahasilannya cukup. Selain itu, kebutuhan keluarga juga dipenuhi dengan

dibantu dari anak yang telah berumah tangga dan berpenghasilan. Kepala

keluarga dulunya bekerja sebagai tukang bengkel, tetapi sekarang sudah tidak

lagi dan hanya bekerja jika ada panggilan untuk bekerja.

Page 2: Editan Penilaian Terhadap Keluarga

4. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga cukup mengerti akan pentingnya

kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, usaha dalam mengatasi masalah

kesehatan dari kedua pasien sudah cukup maksimal, tetapi masih sedikit tidak

maksimal dalam kebiasaan pola makan. Pola makan keluarga agak kurang

terkontrol, sulit untuk menghindari makanan yang seharusnya dihindari.

5. Masalah lingkungan: berhubungan dengan penyakit pasien 1 yang mengidap

asma, walaupun kebersihan lingkungan rumah sudah bersih, tetapi keadaan

rumah sedikit kurang pencahayaan yang masuk, terutama pencahayaan dan

ventilasi untuk kamar, serta jarak antara rumah satu dan yang lain terlalu dekat

dan padat, sehingga mudah menjangkitkan penyakit–penyakit infeksi.

6. Kondisi lingkungan ditinjau dari kondisi rumah. Rumah yang dihuni adalah

rumah pribadi yang berada di daerah padat. Karakteristik rumah yang dihuni

adalah luas rumah kurang lebih 90 m2 dengan rumah berbentuk L. Jumlah

orang dalam satu rumah adalah 3 orang, memiliki halaman rumah yang dapat

memuat sekitar 4 motor, tidak bertingkat, lantai rumah dari keramik, dinding

rumah dari tembok. Penerangan rumah pada siang hari terdapat 2 jendela

berbentuk memanjang, untuk penerangan kamar hanya satu jendela yang kecil

untuk kamar depan, dan satu jendela kecil untuk kamar anak dimana jendela

tersebut telah berhadapan dengan rumah tetangga dengan jarak yang sempit.

Ventilasi rumah memanfaatkan pintu rumah depan, 2 jendela rumah, dan

masing-masing satu jendela kecil untuk kamar tidur, dan juga 1 pintu untuk

keluar rumah dari dapur dan 1 jendela di dapur. Kondisi lemembapan dalam

rumah tidak lembab, dan terdapat bantuan ventilasi di dalam rumah, tetapi

sedikit kurang ventilasi untuk kamar. Tata letak ruangan untuk kedua kamar

terlalu berdekatan dengan dapur. Kebersihan di dalam rumah sudah bersih.

Tata letak barang di dalam rumah juga tertata rapi. Sumber air rumah; air

minum dari pam

7. Penerangan rumah pada siang hari hanya dari satu jendela di sisi depan

rumah, pada malam hari menggunakan lampu listrik. Ventilasi rumah

memanfaatkan pintu rumah depan dan satu jendela rumah, kondisi

kelembapan dalam rumah lembap, dan tidak ada bantuan ventilasi di dalam

rumah. Kebersihan di dalam rumah masih kurang. Tata letak barang dalam

rumah kurang tertata rapi, barang-barang tertumpuk di satu tempat. Sumber air

rumah; air minum, air cuci dan masak dari air pam. Kamar mandi keluarga

Page 3: Editan Penilaian Terhadap Keluarga

tersedia di dalam rumah berjumlah 1 buah dengan jamban jongkok 1 buah.

Sampah dibuang ke tempat sampah di luar rumah. Kesan kebersihan

lingkungan pemukiman bersih.

Diagnosis Holistik

Aspek Personal : Kedua pasien memiliki harapan untuk sembuh dan

penyakitnya tidak dialami oleh anak dan cucunya.

1. Pasien 1 memiliki kekhawatiran untuk kambuh asma

dan khawatir kesemutan yang dialami makin parah bila

kadar kolesterol tidak terkontrol.

2. Pasien 2 memiliki kekhawatiran dalam hal parahnya

keadaan bels palsy dan khawatir keadaan hipertensinya

memperparah sehingga mempengaruhi keadaan

jantungnya.

Aspek Klinis : 1. Bapak Sukirman, memiliki asma, hipertensi derajat

satu (JNC-VII), kadar kolesterol dan asam urat yang

tinggi.

2. Ibu Maymunah, terdapat bels palsi, hipertensi derajat 1

(JNC-VII), kadar kolesterol dan asam urat yang tinggi.

Aspek Individual : 1. Pasien adalah seorang kepala keluarga berusia 59

tahun, yang memiliki masalah dalam mencegah dari

memperparahnya penyakit yang ada, yaitu dalam

mengontrol makanan yang dikonsumsinya. Pasien

tetap mengonsumsi rokok walaupun ia tahu mengenai

asma.

Pasien juga bermasalah dengan kesadaran untuk rutin

mengonsumsi obat hipertensi.

2. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga berusia 54

tahun, memiliki masalah dalam mencegah dari

memperparahnya penyakit yang ada, yaitu dalam

mengontrol makanan yang dikonsumsinya.

Aspek Psikososial : Kurangnya kesadaran akan kesehatan yang rendah dari

Page 4: Editan Penilaian Terhadap Keluarga

pada pasien 1.

Kurangnya partisipasi keluarga dalam penatalaksanaan

kesehatan pasien.

Lingungan rumah padat

Pencahayaan kurang, ventilasi sedikit kurang.

Aspek Fungsional : Derajat fungsional untuk kedua pasien yaitu 0. Pasien mampu

melakukan seluruh aktifitas tanpa dibatasi permasalahan fisik,

mental, sosial, emosional.