[edit] laporan pendahuluan praktikum

Upload: saras-anindya-nurhafid

Post on 19-Jul-2015

375 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Pendahuluan Praktikum Mata Kuliah Keperawatan Gerontik I

Pemeriksaan Fisik Jantung-ParuA. Definisi Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Pemeriksaan fisik kardioavaskuler adalah pemeriksaan mengenai jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. B. Tujuan 1. Mengetahui bentuk dan kesimetrisan jantung dan paru, ekspansi, keadaan kulit dinding dada.2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama jantung dan pernafasan. 3. Mengetahui bunyi jantung-paru

4. Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan, taktil fermitus. 5. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura. 6. Mengetahui batas paru-paru 7. Mengetahui batasan jantung 8. Mengkaji aliran udara melalui batang trakeobronkial. 9. Mengetahui adanya sumbatan udara. 10. Mencari adanya kelainan kardiovaskuler primer. 11. Menemukan kardiovaskuler. 12. Menemukan penderita dengan gejala mirip kelainan kardiovaskuler. 13. Skrining kelainan kardiovaskuler. penyakit sistemik yang menyebabkan kelainan

C. Indikasi, Kontraindikasi, dan Komplikasi Indikasi Klien ARDS Emfisema Infeksi saluran pernapasan atas Infeksi saluran pernapasan bawah Setiap keluhan sesak Penderita asma stabil Penderita PPOK stabil Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan Penderita yang akan dianestesi umum Pemeriksaan berkala pekerjayang terpajan zat Pemeriksaan berkala pada perokok Kontraindikasi Klien mengalami fraktur Riwayat medis klien dengan pernafasan yang abnormal sejak lahir

Adanya lesi atau luka di daerah yang akan dipalpasi dan diperkusi Tingkat kesadaran klien yang rendah Permulaan ekspirasi ragu-ragu/lambat Batuk selama ekspirasi Ekspirasi tidak selesai Komplikasi Komplikasi Pemeriksaan Fisik Paru dan Jantunga. Nyeri pada bagian yang dipalpasi atau diperkusi apabila menggunakan teknik yang

tidak tepatb. Nyeri atau trauma otot apabila menggunakan teknik yang tidak tepat pada saat

memposisikan klien untuk kepentingan pemeriksaan D. Anatomi dan Fisiologis

1. Jantung

Gambar 1.0 Anatomi Jantung Manusia Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Fungsi utama jantung adalah untuk mengepam darah yang beroksigen ke seluruh bahagian tubuh. Tugas ini dilakukan dengan menguncup sebanyak 60 hingga 90 kali bagi setiap minit. dengan setiap penguncupan ruang jantung akan mengepam darah samada ke venrikel atau salur darah arteri. dalam masa 24 jam jantung anda berdenyut lebih daripada 100,000 kali, 7,000 liter darah dipam melalui jarak beribu batu di dalam sistem saluran darah. Jantung tersusun atas otot jantung (miokardium). Bagian jantung luar dilapisi oleh selaput jantung (perikardium ). Perikardium terdiri dari 2 lapisan. Lapisan luar disebut lamina panistalis dan lapisan dalam yang menempel pada dinding jantung disebut lamina viseralis. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat ruangan kavum perikardi yang berisi cairan perikardi. Cairan ini berfungsi untuk menahan gesekan. Sedangkan bagian dalam jantung dilapisi endokardium.

Perikardium (lapisan terluar) merupakan pembungkus jantung paling luar yang tersusun atas jaringan ikat. Perikardium terdiri dari 2 lapisan utama yaitu: (1) perikardium parietalis, yang merupakan lapisan terluar yang melindungi jantung, dan (2) perikardium viseralis, yang melindungi bagian jantung dalam. Kemudian, miokardium atau lapisan otot jantung itu sendiri memiliki ciri khas yaitu terdiri dari 3 macam otot yaitu: (1) otot atrium, bersifat tipis; (2) otot ventrikel, dimana otot ventrikel kiri lebih besar dibandingkan otot ventrikel di bagian kanan, dan (3) otot serat khusus. Lapisan ini merupakan lapisan tengah jantung. Terdapat dua jenis sel otot jantung :a. Sel kontraktil (99 %) merupakan sel yang memiliki fungsi

mekanik (memompa darah), dalam keadaan normal tidak dapat menghasilkan sendiri potensial aksinyab. Sel

otoritmik berfungsi mencetuskan dan menghantarkan

potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel sel pekerja. Sel otoritmik ini dapat ditemukan di lokasi lokasi berikut : 1) Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat muara vena cava superior 2) Nodus atrioventrikel (AV), terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas hubungan antara atrium dan ventrikel 3) Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum interventrikular. Pada septum interventrikular jaras ini bercabang dua (kanan dan kiri), kemudian berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar. 4) Serat Purkinje, merupakan serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.

Lapisan terdalam yang menyusun jantung adalah lapisan endokardium. Lapisan ini terdiri dari jaringan epitel (endotel) yang berhubungan langsung dengan ruang-ruang dalam jantung. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. a. Atrium Atrium hanya berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektivitas ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Dalam keadaan normal jantung mempunyai kemampuan memompa lebih dari 30 sampai 50% darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung (reservoir) darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh melalui vena cava superior dan inferior dan dari seluruh tubuh melalui vena cava superior dan inferior dan dari jantung melalui sinus koronarius. Tekanan di atrium kanan 2 sampai 6 mmHg dengan saturasi oksigen 75%. Kemudian darah dipompakan ke ventriel kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Tekanan atrium kiri 4 sampai 12 mmHg dengan saturasi oksigen 95% sampai 98%. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat yang disebut septum interatrium. b. Ventrikel

Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut musulus papilaris. Ujung maskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinia. c. Katup-Katup Jantung Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.

1) Katup Trikuspid Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup. 2) Katup pulmonal Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis. 3) Katup bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup. 4) Katup Aorta Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri. Aktivitas listrik di jantung, impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke seluruh atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium ke ventrikel melalui nodus AV, satusatunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut. Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls kemudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His dan secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena-vena besar yang dikenal sebagai vena cava.Tetes-tetes darah yang masuk ke atrium kanan kembali ke jaringan tubuh, telah diambil O2nya dan ditambahi CO2.Darah yang mengalami deoksigenasi parsial tersebut mengalir dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, yang memompanya ke luar melalui arteri pulmonalis ke paru.Dengan demikian sisi kanan jantung memompa darah ke dalam sirkulasi paru. Di dalam paru, tetes darah tersebut

kehilangan CO2 ekstranya dan menyerap O2segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang mendorong darah ke semua system tubuh kecuali paru; jadi, sisi kiri jantung memompa darah ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar untuk memperdarahi berbagai jaringan tubuh. 2. Paru-paru Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung hawa = alveoli). Gelembung-gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitei dan endotei. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m2 pada lapisan inilah tejadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000000 buah (paru-paru kiri dan kanan). Paru-paru dibagi menjadi 2 (dua) yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), Lobus Pulmo dekstra superior, Lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kanan mempunyai losegment yaitu; 5 (lima) buah segmen pada lobus superior; 2 (dua) buah segmen pada lobus medialis, dan 3 (tiga) buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Kemudian paru-paru kiri, terdiri dari; Pilmo sinester lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan belahan yang lebih kecil bernama segment. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu; 5 (lima) buah segment pada lobus superior dan 5 (lima) buah segmen pada inferior. Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh-pembuluh darah getah bening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.

Letak paru-paru. Pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: (1) pleura viseral (selaput dada pembungkus), merupakan selaput paru yang langsung membungkus paru-paru; dan (2) pleura panietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan (eksudat) yang berguna untuk juga terdapat sedikit cairan permukaannya (pleura), meminyaki

menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana sewaktu bernapas bergerak Pembuluh darah pada paru. Sirkulasi pulmonar berasal dari ventrakel kanan yang tebal dinding dan tebal ventrikel kiri. Perbedaan ini menyebabkan kekuatan kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi ventrikel kiri. Selain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung mengalir ke paru-paru dari aorta melalui arteri bronkialis. Darah ini adalah darah kaya oksigen (oxygenated) dibandingkan dengan darah pulmonal yang relatit kekurangan oksigen. Darah ini kembali melalui vena pulmonalis ke atrium kiri. Arteri pulmonas membawa darah yang sedikit mengandung O2 dan ventrikel kanan ke paru-paru. Cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkial, sempai ke alveoli halus. Alveoli itu.membelah dan membentuk jaringan kapiler, dan jaringan kapiler menyentuh dinding alveoli (gelembung udara). Jadi darah dan udara hanya dipisahkan oleh dinding kapiler. Dan epitel alveoli, akhirnya kapiler menjadi satu sampai menjadi vena pulmonalis dan sejajar dengan cabang tenggorok yang keluar melalui tampuk paru-paru ke serambi jantung kiri (darah mengandung O2), sisa dan vena pulmonalis ditentukan dan setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang mencapai vena kava inferior, maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.

Kapasitas paru-paru. Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara didalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut:a. Kapasitas total. Yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada

inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita dapat tergantung pada beberapa hal diantaranya yaitu: kondisi paru-paru, umur, sikap dan bentuk seseorang.b. Kapasitas vital. Yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah

ekspirasi maksimal. Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung udara sebanyak 5 liter. Waktu ekapirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal 3 liter udara. Pada waktu kita bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paruparu 2.600 cm3 (2 liter). Jumlah pernapasan. Dalam keadaan yang normal frekuensi pernapasan orang dewasa adalah sekitar 16-18x/ menit, anak-anak yaitu sekitar 24x/ menit, dan bayi mencapai 30x/ menit. Dalam keadaan tententu keadaan tersebut akan berubah, misalnya akibat dari suatu penyakit, pernapasan bisa bertambah cepat dan sebaliknya. Beberapa hal yang berhubungan dengan pernapasan; batuk, menghembuskan napas dengan tiba-tiba yang kekuatannyn luar biasa, akibat dari salah satu rangsangan baik yang berasal dari luar maupun dari dalam misalnya dari luar bahan-bahan kimia yang merangsang selaput lendir di jalan pernapasan. a. Pleura Bagian terluar dari paru-paru dikelilingi oleh membran halus, licin, yaitu pleura, yang juga meluas untuk membungkus dinding anterior toraks dan permukaan superior diafragma. Pleura parietalis melapisi toraks, dan pleura viseralis melapisi paru-paru.b. Mediastinum

Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua dtruktur toraks kecuali paru-paru terletak antara kedua lapisan pleura. c. Lobus

Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri dari lobus bawah dan atas, sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah, dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi dua segmen yang dipisahkan oleh fisura. d. Bronkus dan Bronkiolus Terdapat beberapa divisi bronkus didalam setiap lobus paru. Pertama adalah bronkus lobaris. Bronkus lobaris dibagi menjadi lobus segmental, yang merupakan struktur yang dicari ketika memilih posisi drainase postural yang paling efektif untuk pasien tertentu. Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus subsegmental. Bronkus subsegmental kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus, yang tidak mempunyai kartilago dalam dindingnya. Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis, yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkus terminalis kemudian menjadi bronkus respiratori, yang dianggap menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas.e. Alveoli

Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam kluster antara 15 sampai 20 alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar. Sel tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel tipe II, sel-sel yang aktif secara metabolik dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagositosis yang besar yang memakan benda asing.

Gambar 2.0 Anatomi Pernapasan Manusia

Gambar 3.0 Anatomi Paru-paru Manusiaf. Toraks

Merupakan rangka yang menutupi dada dan melindungi organorgan penting di dalamnya. Secara umum toraks tersusun atas klavikula, skapula, sternum, dan tulang-tulang kostal. 1) Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior, dan berartikulasi dengan klavikula melalui akromion. Selain itu, skapula juga berhubungan dengan humerus melalui fossa glenoid. 2) Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula melalui akromion, dan di ujungnya yang lain berartikulasi dengan manubrium sternum.

3)

Sternum merupakan suatu tulang yang memanjang, dari atas

ke bawah, tersusun atas manubrium, korpus sternum, dan prosesus xyphoideus. Manubrium berartikulasi dengan klavikula , kostal pertama, dan korpus sternum. Sedangkan korpus stenum merupakan tempat berartikulasinya kartilago kostal ke-2 hingga kostal ke-12. 4) Tulang-tulang kostal merupakan tulang yang berartikulasi dengan vertebra segmen torakal di posterior, dan di anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus sternum. Ada 12 tulang kostal; 7 kostal pertama disebut kostal sejati (karena masing-masing secara terpisah di bagian anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus sternum), 3 kostal kedua disebut kostal palsu (karena di bagian anterior ketiganya melekat dengan kostal ke-7), dan 2 kostal terakhir disebut kostal melayang (karena di bagian anterior keduanya tidak berartikulasi sama sekali). E. Kompetensi dan Hal yang Perlu Diperhatikan 1. Kompetensi yang Diperlukan a. Kesabaran dan dedikasi terhadap kecermatan dan ketelitian b. Perawat harus dapat membuat pengukuran yang akurat, terperinci dan objektif Melalui pengkajian fisik, c. Penggunaan stetoskop dengan benar : 1) Pastikan bahwa earpiece mengikuti garis bentuk saluran telinga 2) Pasang earpiece di telinga dengan ujung earpiece menghadap kearah wajah. 3) Tiup sedikit diafragma. 4) Sekali lagi pasang earpiece di telinga dengan ujungnya mengarah ke belakang bagian kepala. 5) Tiup sedikit diafragma.

6) Letakkan stetoskop dan ketuk selangnya dengan perlahan. 7) Selang harus tetap dalam posisi tergantung bebas. 2. Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan a. Persiapan Fisik Klien Kenyamanan fisik klien merupakan hal penting bagi keberhasilan pemeriksaan. Pemeriksaan fisik termasuk bahwa klien sudah diberi pakaian dan selimut yang tepat. Selama pemeriksaan perawat meminta klien untuk memposisikan diri ke posisi yang tepat sehingga bagian tubuh dapat dijangkau dan klien tetap merasa nyaman. Kemampuan kliwn untuk melakukan posisi tersebut bergantung pada kekuatan fisik, mobilitas usia dan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, klien hanya boleh berada pada posisi sebatas yang diperlukan saja. b. Persiapan Psikologis Klien Klien mudah merasa malu ketika bagian tubuh mereka dipajankan atau diperiksa. Kemungkinan pemeriksa akan menemukan sesuatu yang abnormal juga dapat menimbulkan kecemasan, sehingga menurunkan kecemasan tersebut merupakan prioritas bagi perawat sebelum melakukan. Sikap yang kaku dan formal menghambat kemampuan klien untuk berkomunikasi, tetapi gaya yang terlalu biasa juga menghambat munculnya keyakinan. Penjelasan yang menyeluruh dengan menggunakan kata-kata sederhana membuat klien mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan sehingga mereka dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu nada suara dan eksprei wajah juga harus rileks agar klien merasa lebih nyaman. Perawat menganjurkan klien untuk menganjukan pertanyaan dan mengatakan ketidaknyamanannya yang mereka rasakn selama proses pemeriksaan. Selama permeriksaan perawat juga harus memperhatikan respons emosi klien. F. Alat dan Bahan

1. Stetoskop

2. Spignomanometer

3. Timer / stopwatch/ jam tangan

G. Prosedur dan Video A. Inspeksi Jantung Tanda-tanda yang diamati 1.

bentuk prekordium Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris Prekordium yang cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun,

fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis atau kifoskoliosis

2.

Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran denyut pada apeks jantung Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau

jantung, efusi epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum

berdiri iktus terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea midclavicularis sinistra

Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV Sifat iktus :a.

Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil,

yang sifatnya local. Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus akan meluas.b.

Iktus hanya terjadi selama systole.Oleh karena itu, untuk

memeriksa iktus, kita adakan juga palpasi pada a. carotis comunis untuk merasakan adanya gelombang yang asalnya dari systole. 3. Denyut nadi pada dada Apabila di dada bagian atas terdapat denyutan maka harus curiga Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan denyutan di ruang

adanya kelainan pada aorta

interkostal II kanan, sedangkan denyutan dada di daerah ruang interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi a. pulmonalis dan aneurisma aorta descenden4.

Denyut vena Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna

denyutan

dan eksterna B. PALPASI JANTUNG Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan iktus cordis Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus, dan apabila teraba dinilai kuat angkat atau tidak

Kadang-kadang kita tidak dapat melihat, tetapi dapat meraba iktus Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal kiri V, agak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri. 2. Pemeriksaan getaran / thrill Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan katub bawaan atau penyakit jantung congenital. Disini harus diperhatikan : o Lokalisasi dari getarano

Terjadinya getaran : saat systole atau diastole

o Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat.o

Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising jantung

3. Pemeriksaan gerakan trachea

Pada pemeriksaan jantung, trachea harus juga diperhatikan karena anatomi trachea berhubungan dengan arkus aorta Pada aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan

denyutan ini dapat teraba C. PERKUSI JANTUNG Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung: 1. Batas kiri jantung Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial. Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita

tetapkan sebagai batas jantung kiri Normal

Atas : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4 iktus) 2. Batas kanan jantung Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial.

Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya Normal :

agak jauh dari dinding depan thorak Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kanan Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan 3. Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma aorta D. AUSKULTASI JANTUNG Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua corong yang dapat dipakai bergantian. Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks). Corong yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk mendengarkan bunyi dengan nada rendah . Pada auskultasi yang akan diperhatikan:1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II

BJ

I

:

Terjadi

karena

getaran

menutupnya

katup

atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi bilik pada permulaan systole Daerah auskultasi untuk BJ I :

isometris dari

o Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini. o Pada ruang interkostal IV V kanan, pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar disini o Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat yang baik pula untuk mendengar katub mitral. Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada: o

stenosis mitral

o interval PR (pada EKG) yang begitu pendek o pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.

Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :

o shock hebat o interval PR yang memanjang o decompensasi hebat. BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya a. pulmonalis pada dinding toraks. permulaan diastole. BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :

katup aorta dan kira-kira pada

Ini

terjadi

o hipertensi o arterisklerosis aorta yang sangat. Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada : o kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital BJ I dan II akan melemah pada :

o orang yang gemuk o emfisema paru-paru o perikarditis eksudatif o penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung 2.Bising jantung / cardiac murmur Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole),

ataukah bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka bising itu adalah bising systole. Tentukan lokasi bising yang terkeras.

Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising

itu dijalarkan ke semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik, dan bising yang keras akan dijalarkan lebih dulu.

Gambar Lokasi Auskultasi

D. PALPASI Pada pemeriksaan pembuluh darah perifer hal yang biasa dilakukan adalah palpasi nadi. Pada pemeriksaan yang rutin yang dilakukan adalah palpasi nadi dari a. radialis. 1. Pada palpasi nadi harus diperhatikan hal-hal di bawah ini : Frekuensi nadi Tegangan nadi Irama nadi Macam denyut nadi Isi nadi Bandingkan nadi a. radialis ka & ki Keadaan dinding arteri

PEMERIKSAAN FISIK PARU A. INSPEKSI 1. Bentuk dada Normal : diameter Anterior Posterior transversal = 1:2 Pigeont Chest / dada burung : sternum menonjol kedepan, diameter Anterior Posterior > transversal Barrel Chest / dada tong : Anterior Posterior : transversal = 1:1 Funnel Chest : anterior Posterior mengecil, sternum menonjol ke dalam 2. 3. Ekspansi : simestris / tidak Sifat pernafasan : pernafasan dada dan perut

Frekuensi pernafasan : 16 18 x/menit 18 20 x/menit >20x/menit : tachypnea