edit ib 7

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ulkus diabetikum adalah luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau  busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar pada  bagian tungkai 1 . Masalah pada ulk us diabeti kum misaln ya ulserasi, infe ksi dan ga ngren , me rupaka n peny ebab umum perawata n di ruma h sakit bagi pa ra  penderita diabetes. Perawatan rutin ulkus diabetikum, pengobatan infeksi, amputasi dan perawatan di rumah sakit membutuhkan biaya yang sangat besar tia p tah un dan men jadi beb an yang sang at bes ar dal am sist em pemelih araan kesehatan. 1,2,3 Menurut The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney  Disease, diperkirakan 1 juta orang !merika "erikat diketahui menderita diabetes, dan jut aan dia ntaranya ber esi ko unt uk men der ita dia bet es. #ar i kes eluruh an  penderita diabetes, 1$% menderita ulkus di kaki, dan 12-1&% dari yang menderita ulkus di kaki memerlukan amputasi .&,$,,' Pre (al ens i pen der ita ulk us dia bet ikum di )nd one sia sebesar 1$% dar i  penderita #M. "ebagian besar perawatan #M selalu terkait dengan ulkus diabetikum. !ngka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing sebesar 32,$% dan 23,$%. *asib penderita #M paska amputasi masih sangat 1

Upload: febidj

Post on 13-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 1/42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ulkus diabetikum adalah luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau

 busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar pada

 bagian tungkai 1. Masalah pada ulkus diabetikum misalnya ulserasi, infeksi dan

gangren, merupakan penyebab umum perawatan di rumah sakit bagi para

 penderita diabetes. Perawatan rutin ulkus diabetikum, pengobatan infeksi,

amputasi dan perawatan di rumah sakit membutuhkan biaya yang sangat besar 

tiap tahun dan menjadi beban yang sangat besar dalam sistem pemeliharaan

kesehatan.1,2,3

Menurut The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney

 Disease, diperkirakan 1 juta orang !merika "erikat diketahui menderita diabetes,

dan jutaan diantaranya beresiko untuk menderita diabetes. #ari keseluruhan

 penderita diabetes, 1$% menderita ulkus di kaki, dan 12-1&% dari yang menderita

ulkus di kaki memerlukan amputasi.&,$,,'

Pre(alensi penderita ulkus diabetikum di )ndonesia sebesar 1$% dari

 penderita #M. "ebagian besar perawatan #M selalu terkait dengan ulkus

diabetikum. !ngka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing

sebesar 32,$% dan 23,$%. *asib penderita #M paska amputasi masih sangat

1

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 2/42

 buruk, sebanyak 1&,3% akan meninggal dalam setahun paska amputasi dan

sebanyak 3'% akan meninggal 3 tahun paska amputasi.+

  #ari data rekam medis didapatkan kasus ulkus diabetikum sepanjang

tahun 213 sebanyak 1 pasien dari $&& pasien #M yang dirawat di "M

 palembang atau sekitar 2/,& %. #ari data ini menunjukkan bahwa Masih

tingginya kasus ulkus diabetikum di "M Palembang.

0erdasarkan masalah tersebut maka akan dilakukan suatu penelitian

mengenai perawatan luka untuk memperepat proses pertumbuhan jaringan

granulasi pada kasus ulkus diabetikum dengan metode Vacuum Assisted Closure

(VAC).  Mengingat ! masih tergolong mahal, maka akan digunakan ! yang

dimodifikasi. Pompa (akum menggunakan (akum dinding standar ", yang

dapat menghasilkan tekanan negatif '$ mmg. 4emudian (akum dinding

dihubungkan dengan *56 sebagai pengganti tube dan anister dibuat dari botol

 berukuran $ ml yang terbuat dari gelas dan dikondisikan kedap udara yang

diberi 2 buah lubang untuk akses *56 dari arah ! dan *56 dari arah luka.

7oam atau kassa yang diletakkan di atas luka kemudian ditutup kedap udara

menggunakan plastik steril drap merk 3M dan dihubungkan dengan anister 

menggunakan *56.

#engan metode ini diharapkan jaringan granulasi lebih epat dengan

adanya perbaikan (askularisasi, penurunan jumlah bakteri,kontrol eksudat

sehingga memperepat pertumbuhan jaringan granulasi, dengan demikian proses

 penyembuhan dapat berjalan dengan baik dan diharapkan dapat menurunkan biaya

 perawatan.

1.2 Rumusan Masalah

2

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 3/42

0erdasarkan latar belakang yang dikemukakan, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut8

!pakah modifikasi Vacuum Assisted Closure  lebih efekti(itas dibandingkan

dengan om!res NaCl fisiologis  terhadap keepatan pertumbuhan jaringan

granulasi pada ulkus diabetikum 9

1.3 Tuuan Penelitian

Untuk mengetahui efekti(itas modifikasi Vacuum Assisted Closure

dibandingkan dengan kompres *al fisiologis terhadap keepatan pertumbuhan

 jaringan granulasi pada ulkus diabetikum.

1.! Hi"#tesis Penelitian

!pakah !da perbedaan efekti(itas modifikasi Vacuum Assisted Closure

dibandingkan dengan om!res NaCl fisiologis terhadap keepatan

 pertumbuhan jaringan granulasi pada ulkus diabetikum.

1.$ Man%aat Penelitian

1.$.1 6eoritis

"eara teoritis penelitian ini berguna untuk mendapatkan data

eksperimental keepatan terbentuknya jaringan granulasi pada pasien

dengan ulkus diabetikum dengan menggunakan modifikasi Vacuum

 Assisted Closure dan dengan kompres *al fisiologis sehingga dapat

menjadi sumbangan pengetahuan dalam perkembangan ilmu dan teknik 

kedokteran, khususnya dalam bidang 0edah Plastik.

1.$.2 Praktis

#engan diketahuinya ara perawatan luka yang efektif terhadap keepatan

terbentuknya jaringan granulasi pada pasien dengan ulkus diabetikum,

3

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 4/42

maka dapat ditetapkan sebagai standar untuk perawatan pasien ulkus

diabetikum yang dirawat di "M Palembang.

BAB II

TIN&AUAN PU'TA(A

)e

2.1 UL(U' DIABETI(UM

2.1.1 De%inisi

4

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 5/42

Ulkus diabetikum adalah luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau

 busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar pada

 bagian tungkai. 1

2.1.2 E"i*emi#l#gi

Menurut The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney

 Disease, diperkirakan 1 juta orang !merika "erikat diketahui menderita diabetes,

dan jutaan diantaranya beresiko untuk menderita diabetes. #ari keseluruhan

 penderita diabetes, 1$% menderita ulkus di kaki, dan 12-1&% dari yang menderita

ulkus di kaki memerlukan amputasi.&,$,,'

"eparo lebih amputasi non trauma merupakan akibat dari komplikasi ulkus

diabetikum, dan disertai dengan tingginya angka mortalitas, reamputasi dan

amputasi kaki kontralateral. 0ahkan setelah hasil perawatan penyembuhan luka

 bagus, angka kekambuhan diperkirakan sekitar %, dan resiko amputasi

meningkat sampai 12%.1,3,&

6erdapat beberapa ara yang dapat dilakukan dalam perawatan luka untuk 

membuat suasana yang ukup baik, agar proses pertumbuhan jaringan granulasi

lebih epat. "alah satunya adalah dengan menggunakan dressing   dengan kasa

steril yang lembab, sesuai dengan penelitian yang dipublikasikan oleh 5eorge

:inter pada tahun 1/. al ini akan menurunkan resiko infeksi dan akan

memperepat proses pertumbuhan jaringan granulasi./,1

"ekitar tahun 1/+ terdapat $ artikel tentang negative !ressure  yang

dipublikasikan literatur di usia.  Negative !ressure pada awalnya menggunakan

tekanan '$-+ mmg, dikombinasi dengan debridemen yang agresif untuk 

mengurangi jumlah bakteri pada luka. Pada tahun 1/+/ hariker dkk 

5

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 6/42

mempublikasikan penelitian mereka tentang To!ical Negative "essure (TN") pada

' pasien dengan fistula kutaneus. Mereka menggunakan kasa lembab yang

diletakkan pada permukaan luka kemudian drain dihubungkan dengan continuous

vacuum standar rumah sakit dengan tekanan -+ mmg.11,12

!rgenta dan Morykwas pada tahun 1//3 memperkenalkan Vacuum

 Assisted Closure (VAC) yang menggunakan  !olyvinyl alohol ("VA)  dan

 !olyurethan ("#), dengan tekanan negatif $-12$ mmg. 4eunggulan VAC 

antara lain meningkatkan aliran darah, mengurangi jumlah bakteri. 7aktor 

tersebut menyebabkan proses granulasi dan epitelisasi yang efektif, sehingga

dapat memperepat proses jaringan granulasi.,13

2.1.3 Pat#%isi#l#gi

2.1.3.1 Neur#"ati Peri%er

 *europati perifer pada diabetes adalah multifaktorial dan diperkirakan

merupakan akibat penyakit (askuler yang menutupi (asa ner(orum, disfungsi

endotel, defisiensi mioinositol-perubahan sintesis mielin dan menurunnya

akti(itas *a-4 !6Pase, hiperosmolaritas kronis, menyebabkan edema pada saraf 

tubuh serta pengaruh peningkatan sorbitol dan fruktose.&

 *europati disebabkan karena peningkatan gula darah yang lama sehingga

menyebabkan kelainan (askuler dan metabolik. Peningkatan kadar sorbitol

intraseluler, menyebabkan saraf membengkak dan terganggu fungsinya.

Penurunan kadar insulin sejalan dengan perubahan kadar peptida neurotropik,

6

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 7/42

 perubahan metabolisme lemak, stres oksidatif, perubahan kadar bahan (asoaktif 

seperti nitrit o;ide mempengaruhi fungsi dan perbaikan saraf. 4adar glukosa yang

tidak teregulasi meningkatkan kadar advanced   glycosylated end !roduct <!5=>

yang terlihat pada molekul kolagen yang mengeraskan ruangan-ruangan yang

sempit pada ekstremitas superior dan inferior <arpal, ubital, dan tarsal tunnel>.

4ombinasi antara pembengkakan saraf yang disebabkan berbagai mekanisme dan

 penyempitan kompartemen karena glikosilasi kolagen menyebabkan double crush

 syndrome dimana dapat menimbulkan kelainan fungsi saraf motorik, sensorik dan

autonomik.1&

Perubahan neuropati yang telah diamati pada kaki diabetik merupakan

akibat langsung dari kelainan pada sistem persarafan motorik, sensorik dan

autonomik. ilangnya fungsi sudomotor pada neuropati otonomik menyebabkan

anhidrosis dan hiperkeratosis. 4ulit yang terbuka akan mengakibatkan masuknya

 bakteri dan menimbulkan infeksi. 0erkurangnya sensibilitas kulit pada penonjolan

tulang dan sela-sela jari sering menghambat deteksi dari luka-luka keil pada

kaki.1$

 *europati autonomik mengakibatkan 2 hal yaitu anhidrosis dan

 pembukaan arteriovenous <!> shunt. *europati motorik paling sering

mempengaruhi otot intrinsik kaki sebagai akibat dari tekanan saraf plantaris

medialis dan lateralis pada masing-masing lubangnya <tunnel >.1&

2.1.3.2 Pen+akit Arterial

7

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 8/42

Penderita diabetes, seperti orang tanpa diabetes, kemungkinan akan

menderita penyakit atherosklerosis pada arteri besar dan sedang, misalnya pada

aortailiaa, dan femoropoplitea. !lasan dugaan bentuk penyakit arteri ini pada

 penderita diabetes adalah hasil beberapa maam kelainan metabolik, meliputi

kadar  $o% Density $i!o!rotein <?#?>, Very $o% Density $i!o!rotein <?#?>,

 peningkatan kadar faktor (on :illbrand plasma, inhibisi sintesis prostasiklin,

 peningkatan kadar fibrinogen plasma, dan peningkatan adhesifitas platelet. "eara

keseluruhan, penderita diabetes mempunyai kemungkinan besar menderita

atherosklerosis, terjadi penebalan membran basalis kapiler, hialinosis arteriolar,

dan proliferasi endotel.$,1

Peningkatan (iskositas darah yang terjadi pada pasien diabetes timbul

 berawal pada kekakuan membran sel darah merah sejalan dengan peningkatan

aggregasi eritrosit. 4arena sel darah merah bentuknya harus lentur ketika

melewati kapiler, kekakuan pada membran sel darah merah dapat menyebabkan

hambatan aliran dan kerusakan pada endotelial. 5likosilasi non en@imatik protein

spetrin membran sel darah merah bertanggungjawab pada kekakuan dan

 peningkatan aggregasi yang telah terjadi. !kibat yang terjadi dari dua hal tersebut

adalah peningkatan (iskositas darah. Mekanisme glikosilasi hampir sama seperti

yang terlihat dengan hemoglobin dan berbanding lurus dengan kadar glukosa

darah.1$

Penurunan aliran darah sebagai akibat perubahan (iskositas memau

meningkatkan kompensasinya dalam tekanan perfusi sehingga akan meningkatkan

transudasi melalui kapiler dan selanjutnya akan meningkatkan (iskositas darah.

8

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 9/42

)skemia perifer yang terjadi lebih lanjut disebabkan peningkatan afinitas

hemoglobin terglikolasi terhadap molekul oksigen. =fek merugikan oleh

hiperglikemia terhadap aliran darah dan perfusi jaringan sangatlah signifikan.  1$

2.1.3.3. Tekanan

#iabetes dapat memberikan dampak buruk pada beberapa sistem organ

termasuk sendi dan tendon. al biasanya tejadi pada tendon ahiles dimana

advanced glycosylated  end !roduct <!5=s> berhubungan dengan molekul kolagen

 pada tendon sehingga menyebabkan hilangnya elastisitas dan bahkan pemendekan

tendon. !kibat ketidakmampuan gerakan dorsofleksi telapak kaki, dengan kata

lain arkus dan kaput metatarsal mendapatkan tekanan tinggi dan lama karena

adanya gangguan berjalan <gait>.1&

9

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 10/42

ilangnya sensasi pada kaki akan menyebabkan tekanan yang berulang,

injuri dan fraktur, kelainan struktur kaki, misalnya hammertoes, allus, kelainan

metatarsal, atau kaki harotA tekanan yang terus menerus dan pada akhirnya

terjadi kerusakan jaringan lunak. 6idak terasanya panas dan dingin, tekanan

sepatu yang salah, kerusakan akibat benda tumpul atau tajam dapat menyebabkan

 pengelepuhan dan ulserasi. 7aktor ini ditambah aliran darah yang buruk 

meningkatkan resiko kehilangan anggota gerak pada penderita diabetes.&,'

2.1.! (lasi%ikasi Pat#l#gi

Penilaian dan klasifikasi ulkus diabetikum sangat penting untuk membantu

 perenanaan terapi dari berbagai pendekatan dan membantu memprediksi hasil.

0eberapa sistem klasifikasi ulkus telah dibuat yang didasarkan pada beberapa

 parameter yaitu luasnya infeksi, neuropati, iskemia, kedalaman atau luasnya luka,

dan lokasi. yang didasarkan pada kedalaman luka dan terdiri dari & stage luka

<6abel 1>.1$

Stage Deskripsi

Stage I Kulit masih intak, kemerahan lebih dari 1 jamsetelah penekanan

Stage II usak pada dermis ! in"eksi

Stage III Kerusakan subkutan sampai #t#t ! in"eksi

Stage I$ %engenai tulang atau sendi ! in"eksi

2.1.$ Penatalaksanaan Ulkus Dia,etikum

1&

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 11/42

Penatalaksanaan ulkus diabetik dilakukan seara komprehensif melalui upaya

mengatasi penyakit komorbid, menghilangkanBmengurangi tekanan beban

  (offloading),menjaga luka agar selalu lembab (moist), penanganan infeksi,

debridemen,re(askularisasi dan tindakan bedah elektif, profilaktik, kuratif atau

emergensi.1

Penyakit #M melibatkan sistem multi organ yang akan mempengaruhi

 penyembuhan luka. ipertensi, hiperglikemia , hiperkolesterolemia, gangguan

kardio(askular <stroke, penyakit jantung koroner>, gangguan fungsi ginjal, dan

sebagainya harus dikendalikan.1

Penanganan ulkus *ia,etikum ,er*asarkan 'tage

'tage I *an II -

#apat dilakukan terapi non surgial. Prensipnya menjaga kebersihan luka dan

menjaga jaringan granulasi yang terbentuk agar tekanan pada luka tidak terlalu

tinggi. ?uka ditutup dan diganti seara berkala,kultur dari luka mungkin perlu

untuk penanganan infeksi .1$

'tage IIII/ -

#ilakukan terapi pembedahan. Prinsip pembedahan debridement ulkus,jaringan

dibawah kulit dan tulang lalu ditutup dengan soft tissue.

Untuk penutupan luka digunakan flap dengan design yang besar dan jahitan

diusahakan tidak berada di bekas lukaBulkus.

11

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 12/42

Penutupan flap yang sesuai harus diawali dengan debridemant yang baik pada

dasar ulkus. ekonstruksi dengan flab memiliki tujuan menutup bekas

ulkus,meningkatkan (askularisasi dan tidak membatasi fungsi.

Manajemen post op 8$

1.#aerah flap sebaiknya tidak terpapar tekanan yang besar.

2. #rain sution

3.!ntibiotik 

&.Mobilisasi

$.rehabilitasi.

2.1.$.1 De,ri*ement

#ebridement menjadi salah satu tindakan yang terpenting dalam

 perawatan luka. #ebridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan

nekrosis, allus dan jaringan fibrotik. Caringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm

dari tepi luka ke jaringan sehat. #ebridement meningkatkan pengeluaran faktor 

 pertumbuhan yang membantu proses penyembuhan luka.3,$,1'

Metode debridement yang sering dilakukan yaitu surgial <sharp>,

autolitik, en@imatik, kimia, mekanis dan biologis. Metode surgial, autolitik dan

kimia hanya membuang jaringan nekrosis <debridement selektif>, sedangkan

metode mekanis membuang jaringan nekrosis dan jaringan hidup <debridement

non selektif>.3,1'

"urgial debridement merupakan standar baku pada ulkus diabetikum dan

metode yang paling efisien, khususnya pada luka yang banyak terdapat jaringan

12

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 13/42

nekrosis atau terinfeksi. Pada kasus dimana infeksi telah merusak fungsi kaki atau

membahayakan jiwa pasien, amputasi diperlukan untuk memungkinkan kontrol

infeksi dan penutupan luka selanjutnya.3,1'

 Debridement en@imatis menggunakan agen topikal yang akan merusak 

 jaringan nekrotik dengan en@im proteolitik seperti papain, olagenase,

fibrinolisin-#nase, papainurea, streptokinase, streptodornase dan tripsin. !gen

topikal diberikan pada luka sehari sekali, kemudian dibungkus dengan balutan

tertutup. Penggunaan agen topikal tersebut tidak memberikan keuntungan

tambahan dibanding dengan perawatan terapi standar. Dleh karena itu,

 penggunaannya terbatas dan seara umum diindikasikan untuk memperlambat

ulserasi diabetikum pada kaki dan pada luka dengan perfusi arteri terbatas. 3,1'

2.1.$.2. 0%%l#a*ing

Dffloading adalah pengurangan tekanan pada ulkus, menjadi salah satu

komponen penanganan ulkus diabetikum. Ulserasi biasanya terjadi pada area

telapak kaki yang mendapat tekanan tinggi. 0ed rest merupakan satu ara yang

ideal untuk mengurangi tekanan tetapi sulit untuk dilakukan.1+

Total Contact Casting <6> merupakan metode offloading yang paling

efektif. 6 dibuat dari gips yang dibentuk seara khusus untuk menyebarkan

 beban pasien keluar dari area ulkus. Metode ini memungkinkan penderita untuk 

 berjalan selama perawatan dan bermanfaat untuk mengontrol adanya edema yang

dapat mengganggu penyembuhan luka. Meskipun sukar dan lama, 6 dapat

mengurangi tekanan pada luka dan itu ditunjukkan oleh penyembuhan '3-1%.

13

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 14/42

4erugian 6 antara lain membutuhkan ketrampilan dan waktu, iritasi dari gips

dapat menimbulkan luka baru, kesulitan untuk menilai luka setiap harinya.1+

4arena beberapa kerugian 6 tersebut, lebih banyak digunakan am

:alker, removable cast %aler , sehingga memungkinkan untuk inspeksi luka

setiap hari, penggantian balutan, dan deteksi infeksi dini.1+

2.1.$.3 Penanganan In%eksi

Ulkus diabetikum memungkinkan masuknya bakteri, serta menimbulkan

infeksi pada luka. 4arena angka kejadian infeksi yang tinggi pada ulkus

diabetikum, maka diperlukan pendekatan sistemik untuk penilaian yang lengkap.

#iagnosis infeksi terutama berdasarkan keadaan klinis seperti eritema, edema,

nyeri, lunak, hangat dan keluarnya nanah dari luka.1+ Penentuan derajat infeksi

menjadi sangat penting. Menurut The Infectious Diseases  &ociety of America

membagi infeksi menjadi 3 kategori, yaitu81+

-)nfeksi ringan 8 apabila didapatkan eritema E 2 m

- )nfeksi sedang8 apabila didapatkan eritema F 2 m

- )nfeksi berat 8 apabila didapatkan gejala infeksi sistemik.

Ulkus diabetikum yang terinfeksi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu8

- Non'limb threatening 8 selulitis E 2m dan tidak meluas sampai tulang atau

sendi.

- $imb threatening 8 selulitis F 2m dan telah meaapai tulang atau sendi, serta

  adanya infeksi sistemik.

14

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 15/42

Penelitian mengenai penggunaan antibiotika sebagai terapi ulkus

diabetikum masih sedikit, sehingga sebagian besar didasarkan pada pengalaman

klinis. 6erapi antibiotik harus didasarkan pada hasil kultur bakteri dan

kemampuan toksistas antibiotika tersebut.1+

Pada infeksi yang tidak membahayakan <non'limb threatening > biasanya

disebabkan oleh staphylokokus dan streptokokus. )nfeksi ringan dan sedang dapat

dirawat poliklinis dengan pemberian antibiotika oral, misalnya ephale;in,

amo;ilin-la(ulani, mo;iflo;in atau lindamyin.3,&,1+

"edangkan pada infeksi berat biasanya karena infeksi polimikroba, seperti

staphylokokus, streptokokus, enterobateriaeae, pseudomonas, enterokokus dan

 bakteri anaerob misalnya bateriodes, peptokokus, peptostreptokokus. Pada

infeksi berat harus dirawat dirumah sakit, dengan pemberian antibiotika yang

menakup gram posistif dan gram negatif, serta aerobik dan anaerobik. Pilihan

antibiotika intra(ena untuk infeksi berat meliputi imipenem-ilastatin, 0-latam

0-latamase <ampisilin-sulbatam dan piperailinta@obatam>, dan ephalosporin

spektrum luas.3,$

2.1. Peraatan Luka

Penggunaan balutan yang efektif dan tepat menjadi bagian yang penting

untuk memastikan penanganan ulkus diabetikum yang optimal. Pendapat

mengenai lingkungan sekitar luka yang bersih dan lembab telah diterima luas.

4euntungan pendekatan ini yaitu menegah dehidrasi jaringan dan kematian sel,

15

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 16/42

akselerasi angiogenesis, dan memungkinkan interaksi antara faktor pertumbuhan

dengan sel target. Pendapat yang menyatakan bahwa keadaan yang lembab dapat

meningkatkan kejadian infeksi tidak pernah ditemukan.1+

2.1. Tera"i 0ksigen Hi"er,arik

6erapi oksigen hiperbarik juga dapat dilakukan, hal itu dibuktikan dengan

 berkurangnya angka amputasi pada pasien dengan ulkus diabetikum.1/

2.2 PR0'E' PEN4EMBUHAN LU(A

Cika terjadi edera pada jaringan, sear fisiologis terjadi fase inflamasi

yang bertujuan untuk membuang jaringan yang mati dan menegah infeksi.

"elanjutnya fase proliferasi yang menyeimbangkan antara pembentukan skar dan

degenerasi jaringan. 7ase terakhir adalah remodeling yang bertujuan untuk 

memaksimalkan kekuatan jaringan dan integritas struktur.2

16

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 17/42

5am,ar 2 - 7ase-fase penyembuhan luka

2.2.1 6ase In%lamasi

7ase inflamasi berlangsung sesaat setelah terjadinya edera sampai G &

hari. 7ase ini diawali dengan proses hemostasis, pembuluh darah yang edera

akan mengeluarkan platelet untuk membentuk plug yang akan menutup defek 

 pada pembuluh darah. "elama proses tersebut, platelet akan mengalami

degranulasi melepaskan !latelet derived gro%th factor  <P#57>. asil akhir dari

 proses ini adalah kon(ersi fibrinogen menjadi fibrin. Matrik inilah yang menjadi

dasar migrasi sel dalam proses penyembuhan luka.2

17

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 18/42

"etelah keadaan hemostasis terapai, sel-sel mediator inflamasi akan

 bermigrasi ke dalam luka. Pada 2 hari pertama setelah edera neutrofil akan

masuk kedalam matrik fibrin yang bertujuan untuk membuang jaringan mati

dengan ara fagositosis dan menegah infeksi.1&

Pada hari ke 3, sel mediator yang mendominasi jaringan luka adalah

makrofage. "elain fagositosis bakteri dan debris, makrofage berperan untuk 

memproduksi gro%th factor   yang berperan dalam pembentukan pembuluh darah

 baru.1&

2.2.2 6ase Pr#li%erasi

7ase ini terjadi pada hari ke $ sampai hari ke 21 setelah edera. 6ahap-

tahap penyembuhan luka terjadi seara simultan, misalnya reepitelisasi sudah

terjadi sesaat setelah edera. "elain itu keratinosit terbentuk setelah edera.

)nteraksi antara matrik protein ekstraseluler dengan keratinosit melalui mediator-

mediator spesifik akan membentuk eskar.1&

Matrik fibrin yang terbentuk pada fase inflamasi seara bertahap akan

 berubah menjadi jaringan granulasi. Caringan ini terbentuk oleh 3 tipe sel, yaitu

fibroblas, makrofage dan sel endotelial.  1&

6erbentuknya jaringan granulasi meliputi digantinya kolagen tipe 3 oleh

tipe 1. Proses ini diregulasi oleh apoptosis, dimana jika terjadi

ketidakseimbangan proses maka akan terjadi komplikasi penyembuhan luka

 berupa terbentuknya skar hipotrofik.1&

18

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 19/42

2.2.3 6ase Rem#*eling

7ase ini merupakan fase yang paling panjang pada proses penyembuhan

luka, yaitu berlangsung mulai hari ke 21 sampai 1 tahun setelah terjadi edera.

Proses ini dimulai sejak terbentuknya jaringan granulasi pada luka. 4arakteristik 

 pada fase ini ada 2, yaitu %ound contraction dan colagen remodeling .1&

2.2.! PERBAI(AN MELALUI PEN4EMBUHAN7PEMBENTU(AN

PARUT DAN 6IBR0'I'.

"esudah jejas,jaringan tubuh dapat beregenerasi atau mengalami kesembuhan

regenerasi meliputi restitusi jaringan yang identik dengan jaringan yang hilang akibat

 jejas, kesembuhan merupakan respon fibrofroliferasi yang lebih membentuk berak-

 berak kesembuhan ketimbang memulihkan sesuatu jaringan. "ebagian jaringan dapat

mengalami rekonstitusi total sesudah jejas < misalnya tulang sesudah fraktur atau epitel

sesudah terjadi luka kulit yang superfisial >. 0agi jaringan tubuh yang tidak mampu

 beregenerasi,perbaikan akan dilaksanakan lewat pengendapan matriks ekstrasel sehingga

terbentuk jaringan parut. Cika kerusakannya terus berlangsung,inflamasi menjadi kronik 

dan kerusakan serta perbaikan jaringan dapat terjadi seara bersamaan pengendapan

matriks ekstrasel dalam keadaan seperti itu disebut fibrosis. "eara umum, fibrosis

digunakan pada peristiwa pengendapan jaringan ikat yang abnormal. angkaian

kesembuhan meliputi 8  esspon inflamasi untuk mengeliminasi stimuli awal,

menghilangkan jaringan yang jejas dan memulai pengeendapan matriks ekstrasel.

Proliferasi dan migrasi sel-sel parenkim dan jaringan ikat ,pembentukan pembuluh darah

yang baru <angiogenesis> dan jariingan granulasi, sintesis protein matriks esktrasel.

emodeling jaringan kontraksi luka dan pemberian kekuatan pada jaringan yang luka.  2&

19

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 20/42

Pebaikan dimulai seara dini dalam proses inflamasi. #alam waktu 2& jam

sesudah jejas, sel-sel fibroblas dan sel-sel endotel pembuluh darah mulai

 beproliferasi membentuk jaringan granulasi suatu tanda utama kesembuhan

istilah jaringan granulasi berasal dari gambarannya yang lunak, granular, dan

 berwarna merah muda pada permukaan luka. "eara histologi pada jaringan ini

terdapat sel-sel fibroblas yang tengah berproliferasi disertai sejumlah pembuluh

darah baru di dalam matriks yang longgar. 0agian interstisium tampak edamatus

karena pembuluh-pembuluh darah yang baru itu boor sehingga protein dan

eritrosit mengalir keluar. 2& 

2.3.1  Vacuum Assisted Closure ( VAC )

Vacuum Assisted Closure ( VAC ) diperkenalkan pertamakali oleh dr ?uis

!rgenta dan dr Mihael Morykwas pada tahun 1//3 <osser et al 2>.

Merupakan suatu alat yang diaplikasikan pada luka untuk membantu

memperepat proses penyembuhan luka. VAC   akan memberikan tekanan

 subatmos!heric  pada luka sehingga akan memperepat pembentukan jaringan

granulasi, dan juga akan meningkatkan aliran darah lokal,kontrol eksudat dan

 penurunan jumlah bakteri, sehingga akan memperepat pertumbuhan jaringan

granulasi. !lat ini terdiri dari sebuah pompa (akum yang terhubung dengan

sebuah tube atau selang dan busa atau kassa steril yang diletakkan pada luka yang

ditutupi dengan adhesive dra!e sterile. 11,13

"ebelum memasang alat tersebut, sebelumnya luka harus dibersihkan

terlebih dahulu dengan melakukan tindakan debridemen. &terile foam dressing 

kemudian diletakkan pada luka, kemudian tube atau selang dilekatkan pada foam

2&

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 21/42

yang dihubungkan dengan sebuah vacuum !um!. 4emudian seluruh luka ditutup

dengan sterile adhesive dra!e atau bandage, dan tekanan negati(e diaplikasikan

 pada luka melalui vacuum !um!. !da beberapa tipe dari VAC , diantaranya adalah

VAC   tipe klasik, advanced VAC  dengan monitoring yang lebih anggih, dan t%o

 !ortable devices VAC , yang mempermudah pasien dalam bergerak.  ,21

5am,ar 3- Vacuum Assisted Closure

! dapat meningkatkan aliran darah lokal, menstimulasi angiogenesis,

menstimulasi proliferasi sel, mengurangi eksudat dan menurunkan jumlah bakteri

sehingga memperepat pertumbuhan jaringan granulasi.11,13

2.3.2 Lingkungan Lem,a,

#asar luka yang lembab meningkatkan reepitelisasi, dimana lingkungan

yang lembab menguntungkan bagi proses penyembuhan luka. 0agaimanapun hal

ini berdasarkan opini ahli karena belum ada studi yang mengukur kelembaban

lingkungan luka pada !.

21

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 22/42

2.3.3 Aliran Darah

Morykwas dkk melaporkan efek terapi ! pada aliran darah babi. Pada

 penelitian ini digunakan #oppler yang diletakkan pada luka kemudian dilakukan

terapi ! dengan menggunakan tekanan negatif 2$ mmg hingga & mmg

 pada inter(al 1$ menit. !liran darah meningkat & kali lipat menggunakan 12$

mmg sebagai tekanan optimal.

2.3.! Angi#genesis *an 5ranulasi

hen dkk, meneliti efek terapi ! terhadap mikrosirkulasi luka pada

telinga kelini. ! membantu keepatan aliran darah kapiler, meningkatkan

diameter kapiler dan (olume darah, menstimulasi proliferasi dan angiogenesis dan

mengembalikan integritas kapiler seara bermakna dibandingkan dengan

kelompok kontrol.

2.3.! Pr#li%erasi 'el

"a;ena dkk pada penelitiannya menyimpulkan ! menginduksi

 proliferasi sel dengan keepatan yang paling tinggi, hingga +2% 4i-'

dibandingkan dengan kelompok lain <1/-3+%>, yang menyimpulkan bahwa !

dapat menginduksi proliferasi sel.

2.3.$ Penurunan &umlah Bakteri

Penelitian pertama yang mengin(estigasi beban bakteri yang

menggunakan model luka pada babi, diinokulasi dengan isolasi bakteri manusia.

22

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 23/42

Penelitian tersebut diobser(asi antara hari ke & dan $, luka yang diterapi dengan

! mengalami penurunan beban bakteri, sedangkan luka pada kontrol

menunjukkan peningkatan le(el bakteri.

2.!  Dressing  Dengan (#m"res (asa Lem,a, Na8l 6isi#l#gis

ound healing   merupakan suatu proses kompleks dan dinamis yang

 berhubungan dengan lingkungan pada luka dan juga berhubungan dengan status

kesehatan pasien. Untuk itu banyak usaha yang dilakukan untuk membuat suasana

atau lingkungan pada luka menjadi sebaik mungkin untuk memperepat

 pertumbuhan jaringan granulasi. "alah satu ara kon(ensional yang sering

digunakan adalah dressing  dengan menggunakan *al fisiologis steril.22

#engan metode dressing  diharapkan dapat mempertahankan kondisi luka

dalam keadaan lembab, sehingga akan memperepat pertumbuhan jaringan

granulasi dengan ara menyerap endotoksin yang berada pada luka, sehingga

tetap pada le(el rendah untuk memperepat proses jaringan granulasi dan

mengurangi resiko infeksi. !dapun beberapa keuntungan yang diharapkan pada

metode ini adalah dapat menurunkan dehidrasi dan kematian sel, memperepat

 proses angiogenesis, meningkatkan reepitelisasi, sebagai bacterial barrier   dan

menurunkan resiko terjadinya infeksi. 22

2.$ Pengukuran aringan granulasi ,er*asarkan manual square counting  

0erbagai ara dapat diterapkan dalam pengukuran jaringan granulasi baik 

dalam maupun luas jaringan granulasi. "alah satu ara mengukur luas jaringan

23

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 24/42

granulasi dengan ara manual suare counting . Pengukuran ara ini menggunakan

kotak-kotak dengan satuan entimeter atau milimeter. #imana jika jaringan

granulasi melebihi $% dari luas kotak dianggap sama dengan luas satu kotak dan

 jika jaringan granulasi kurang $% dari luas kotak dianggap tidak ada jaringan

granulasi.23

2. (erangka Te#ri

Perawatan ulkus diabetikum telah banyak berkembang. Metoda

debridemen yang kita kenal seperti operasi < surgical*shar!>, en@ymatik, mekanis,

dan biosurgery  dilakukan seara terpadu didalam penelitian modifikasi VAC   ini,

dimana ulkus diabetikum, posisi luka di daerah yang miskin (askularisasi,

 produksi eksudat yang berlebihan, resiko infeksi yang tinggi, dan kemungkinan

 perawatan yang lama. 3,1'

"aat dilakukan debridemen, dengan membuang jaringan nekrotik, jaringan

yang terkontaminasi oleh bakteri, dan benda asing maka kondisi ini akan memberi

keuntungan terhadap proses pertumbuhan jaringan granulasi dengan tidak 

terjadinya infeksi maupun kelangsungan proses penyembuhan ulkus diabetikum

seara maksimal. 3,1'

0anyaknya kasus ulkus diabetikum masih merupakan suatu permasalahan

yang bersifat kompleks, terutama dalam perawatan luka dan infeksi yang mungkin

ditimbulkan. Dleh karena itu pada penelitian ini dilakukan suatu tindakan

 perawatan luka dengan menggunakan suatu metode modifikasi VAC.

Modifikasi  VAC   merupakan suatu metode dressing   yang diaplikasikan

 pada luka untuk membantu memperepat proses pertumbuhan jaringan granulasi

yang terdiri dari sebuah pompa (akum yang terhubung dengan suatu selang dan

 busa atau kasa, dengan metode ini diharapkan terjadi perbaikan (askularisasi

24

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 25/42

 jaringan luka, penurunan hitung koloni bakteri dan merangsang pembentukan

 jaringan granulasi. Pasien yang datang ke "M, yang didiagnosa dengan ulkus

diabetikum, dilakukan tindakan debridemen untuk mengurangi resiko infeksi yang

mungkin terjadi dan kemudian dilakukan aplikasi modifikasi VAC .

#e 7ran@o !C pada penelitiannya tahun 21, menyebutkan bahwa dari 1

 pasien yang diobser(asi selama 2 minggu dengan menggunakan (akum,

diharapkan dengan adanya tekanan negatif yang ditimbulkan dari penggunaan

(akum, dapat meningkatkan blood flo% dari jaringan dan memberikan hasil yang

signifikan pada perubahan ukuran luka, penurunan hitung koloni bakteri dan

 pertumbuhan jaringan granulasi dan siap untuk dilakukan penutupan defek. Pada

 penelitian ini dilakukan suatu modifikasi dimana (akum diganti dengan suatu

 flabottle, dan kasa sebagai pengganti busa, kemudian ditutup dengan pembungkus

steril. 11

"a;ena pada tahun 2 meyebutkan bahwa penggunaan (akum terapi

dapat menghasilkan mechanical stress  yang dihasilkan oleh (akum terhadap

 permukaan luka yang dapat menimbulkan respon jaringan, termasuk pelepasan

cytoine dan proliferasi sel, yang dalam hubungannya dengan penutupan luka

dengan sin  graft , memberikan hasil yang baik dalam memperepat pertumbuhan

 jaringan granulasi. 11

 

=M0=# =;

25

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 26/42

5ambar &. 4erangka 6eori

26

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 27/42

5am,ar $- 4erangka 4onsep

27

Pasien Ulkus Diabetikum

Perawatan luka

Debridemen Modifikasi VAC Kompres NaCl Fisiologis

Granulasi ↑ Granulasi ↑↑

Mempercepat proses angiogenesisDehidrasi bakteri !akteri "askularisasi ↑ Kontrol #ksudat

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 28/42

BAB III

MET0DE PENELITIAN

3.1 Ran9angan Penelitian

#isain penelitian ini adalah andomi@ed ontrol 6rial dalam bentuk open

label.

3.2 Tem"at *an :aktu Penelitian3.2.1 Tem"at Penelitian

Penelitian dilakukan di instalasi rawat inap "M Palembang.

3.2.2 :aktu Penelitian

Penelitian dimulai dari pembuatan proposal sampai dengan selesai,

diperkirakan berlangsung pada maret 21& hingga september 21&

3.3 P#"ulasi *an 'am"el Penelitian

3.3.1 P#"ulasi Penelitian

Populasi penelitian adalah pasien ulkus diabetikum yang

mendapatkan tindakan debridemen di de(isi 0edah Plastik "M

Palembang.

3.3.2 'am"el Penelitian

"ampel penelitian adalah pasien yang akan mendapatkan

debridemen di "M Palembang yang memenuhi kriteria inklusi.

 

3.3.2.1 (riteria Inklusi

+. Pasien dengan ulkus diabetikum stage )

,. Pasien berusia $ th sBd th

28

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 29/42

-. Pasien dengan ulkus diabetikum yang belum mendapatkan

tindakan debridemen sebelumnya dan bersedia untuk 

dilakukan tindakan debridemen.

.  bersedia mengikuti penelitian,dan menandatangani informed

onsent.

3.3.2.2 (riteria Eksklusi

1. Pasien dengan gula darah I2 mgBdl

2. Pasien dengan kadar albumin darah E3 gBdl

3. Pasien dengan hemoglobin E1 gBdl

&. Pasien ulkus diabetikum yang terinfeksi.$. pasien dengan b!1 $ '%

3.3.2.3 (riteria Dr#" 0ut

Pasien meninggal dunia

  pasien yang tidak patuh atau loss follow up

3.3.2.! (riteria ith*ral

Pasien menarik diri dari penelitian

3.3.3 Besar 'am"el

Untuk menghitung besar sampel penelitian digunakan formula

Peaok, yaitu8

n1 J n2 J Pt<1-Pt>KP<1-P> ; f<L,>

  <Pt-P>2

Probability standar Pt ./1, probability yang diteliti P ,$.

L <error tipe )>8 /$%

<error tipe ))>8 +%

f<L,> 8 ',/

n1 J n2 J ,/1<1-,/1>K,$<1-,$> ; f<',/>

  <,/1-,$> J 12,3/

dari rumus diatas didapatkan besar sampel 12,3/ <12> untuk masing-

masing kelompok. Untuk mengkompensasi loss of follow up atau drop out

maka jumlah sampel ditingkatkan 2%.

nN J nB<1-f> dengan perkiraan loss of follow up <f> K .2,n1 J n2 12B1-.2 n

%1$

29

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 30/42

maka jumlah sampel sebanyak 3 untuk kedua perlakuan dengan tiap perlakuan

1$ sampel.3.3.! 8ara Pengam,ilan 'am"el

ara pengambilan sampel dilakukan seara random sehingga dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok dengan modifikasi vacuum assisted 

closure dan kompres *al fisiologis berdasarkan tabel random yang sudah dibuat.

3.! /aria,el Penelitian

3.!.1 /aria,el Be,as

  ariabel bebas yang dinilai adalah modifikasi VAC  dan kompres *al fisiologis.

3.!.2 /aria,el Tergantung

?uas jaringan granulasi dihitung dengan menggunakan manual 

 suare counting.

3.!.3 /aria,el '#si#*em#gra%i

1. usia2. seks

3. pekerjaan

&. pendidikan

3.$ Batasan 0"erasi#nal

1. Penggunaan modifikasi  vacuum assisted closure  merupakan

(ariabel bebas dengan skala nominal, modifikasi vacuum assisted 

closure digunakan sebagai teknik dalam perawatan luka pada kasus

ulkus diabetikum

2. Penggunaan kompres *al fisiologis merupakan (ariabel bebas

dengan skala nominal, kompres *al fisiologis digunakan sebagai

teknik dalam perawatan luka pada kasus ulkus diabetikum.

3&

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 31/42

3.  /odifiasi Vacuum Assisted Closure (VAC).  Pompa (akum

menggunakan (akum dinding standar ", yang dapat

menghasilkan tekanan negatif '$ mmg. 4emudian (akum

dinding dihubungkan dengan *56 sebagai pengganti tube dan

anister dibuat dari botol berukuran $ ml yang terbuat dari gelas

dan dikondisikan kedap udara yang diberi 2 buah lubang untuk 

akses *56 dari arah ! dan *56 dari arah luka. 7oam atau

kassa yang diletakkan di atas luka kemudian ditutup kedap udara

menggunakan plastik steril drap merk 3M dan dihubungkan dengan

anister menggunakan *56.

&. 4ompres *al fisiologis adalah ara perawatan luka kon(ensional

dan luka ditutupi dengan kasa lembab dengan prinsip

mempertahankan suasana luka dalam keadaan lembab untuk 

memperepat terbentuknya jaringan granulasi.

$. ulkus diabetikum yang terinfeksi adalah bila didapatkan pus

. debridemen merupakan menui luka dan mengangkat jaringan

nekrotik .

'.  jaringan granulasi berasal dari gambarann'a 'ang

lunak,granular,dan ber(arna merah)

+. pus merupakan airan berwarna kuning kehijauan yang berbau

 busuk 

31

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 32/42

/. Usia adalah umur sample saat dilakukan penelitian, dihitung

 berdasarkan tanggal ulang tahun terakhir.

1. "eks adalah jenis kelamin subyek penelitian yang dibedakan atas

laki-laki dan perempuan.

11. Pekerjaan adalah status pekerjaan subyek penelitian saat ini.

12. Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh

subyek penelitian

3. Alat *an Bahan (era

<1> larutan *al ,/%, produksi P6 :idatra 0hakti, )ndonesia

  5am,ar ;. 0ahan Penelitian

<2> "elang *56 dan anister 

<3> 4asa steril B busa

<&> Pembungkus steril kedap udara <merk 3M>.

<$> (akum dinding

3. 8ara (era

1. Pasien datang ditegakkan diagnosa dan dilakukan debridemen

2. 6indakan informed consent  merupakan tahapan awal sebelum dilakukan

 perawatan ulkus untuk penelitian

32

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 33/42

3. subyek yang telah memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi dua

kelompok,,seara random

4elompok 18 pembalutan luka paska debridemen dengan menggunakan

modifikasi VAC

4elompok 28 pembalutan luka pasa debridemen dengan menggunakan

  kompres *al fisiologis sebagai kelompok kedua <kontrol>.

&. Parameter keberhasilan merupakan keepatan pertumbuhan jaringan

granulasi diukur dengan menggunakan manual suare counting   pada

 paska debridemen dan setelah perawatan hari ke-& dan ke-+.

  5ambar /, manual sOuare ounting

Ukuran satu kotak berupa $ mm panjang dan $ mm lebar 

 jaringan granulasi melebihi $% dari luas kotak dianggap sama dengan

luas satu kotak

 jaringan granulasi kurang $% dari luas kotak dianggap tidak ada jaringan

granulasi.

3. "eng#lahan *an Analisis Data

33

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 34/42

#ata pasien dikumpulkan dari tahap preoperasi. #ata uni(ariate akan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekwensi, grafik dan narasi.

!nalisis statistik untuk membandingkan keepatan pertumbuhan jaringan

granulasi dari masing-masing kelompok dilakukan dengan mengguanakan

uji statistik parametrik t-test untuk data berpasangan dalam menetapkan

nilai p dengan menggunakan program komputer "P"" (ersi 1/..

4ebermaknaan ditentukan berdasarkan nilai pE,1.

3.1< Alur Penelitian

34

Pengukuran jaringan granulasi dengan

 /anual &uare Counting  

 pada hari ke-& dan ke-+

!")?

*nalisis Statistik

4elompok )

Perawatan luka dengan

modifikasi VAC 

#ebridemen

Pasien ulkus diabetikum

ek#mendasi Kela'akan +tik

enelitian

4riteria )nklusi

Pengukuran jaringan granulasi dengan

manual suare counting 

"imple andom "ampling

4elompok ))

Perawatan luka dengan

kompres *al fisiologis

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 35/42

  5am,ar 1<. !lur penelitian

1. 4arakteristik "ample

ariable

Modifikasi VAC  4ompres *al

fisiologis !

% %

Usia Q

"eks

& QQ

' QQ

Pekerjaan QQ

Pendidikan QQ

Q J Uji 6

QQ J Uji 4ai 4uadrat

=fektifitas Modifikasi VAC  dibandingkan kompre s *al fisiologis 

terhadap keepatan pertumbuhan jaringan granulasi.

ariabel

Modifikasi VAC  4ompres *al fisiologis

 "00 & +  "0 & +  "0

Caringan granulasi

 "0  J Uji 6 berpasangan

 "00J Uji 6 tidak berpasangan

35

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 36/42

BAB I/

&U'TI6I(A'I ETI(

4.1 Rangkuman (arakteristik Penelitian

Penelitian ini adalah uji klinik berpembanding dalam

 bentuk open label untuk mengetahui perbandingan efektifitas

modifikasi VAC   dan kompres *al fisiologis sebagai tehnik 

 perawatan luka untuk pasien-pasien ulkus diabetikum.

"ubyek penelitian ini adalah pasien ulkus diabetikum yang

dilakukan tindakan debrideman di "M Palembang.

Pada penelitian ini dilakukan inter(ensi pada jenis

 pemakaian tehnik perawatan luka. "ubyek penelitian dibagi

menjadi 2 kelompok dengan pemakaian tenik modifikasi VAC  dan

kompres *al fisiologis sebagai tehnik perawatan luka. #ilakukan

 pengukuran keepatan terbetuknya jaringan granulasi dengan

menggunakan manual suare counting   pada hari ke-, paska

 perawatan hari ke-& dan ke-+.

4.2 Pr#se*ur Pelaksanaan Penelitian

Pasien ulkus diabetikum yang datang ke ". Moehammad

oesin Palembang dilakukan sesuai standar pelayanan dan

 penatalaksanaan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,

36

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 37/42

 pemeriksaan penunjang, diagnosis dan terapi. Perlakuan pada

subyek meliputi informed consent   seara tertulis, dilakukan

debridemen dan pengambilan data. Penderita tidak menginter(ensi

keputusan klinis terhadap subyek. Peneliti mengumpulkan dan

menatat semua data-data yang dibutuhkan untuk dilakukannya

analisis sesuai tujuan penelitian.

4.3 Pr#se*ur Informed Consent 

Peneliti akan menjelaskan seara jujur dan terperini apa

yang akan dilakukan terhadap pasien, manfaat dan resiko dari

tindakan. "etelah diberikan penjelasan yang ukup tentang apa

yang akan dilakukan terhadapnya, pasien dimintakan kesediaannya

untuk menjadi subyek penelitian seara tertulis.

6idak ada unsur paksaan, subyek dapat menolak atau

mengundurkan diri kapanpun dalam penelitian dan akan tetap

mendapatkan pelayanan serta penanganan penyakitnya sesuai

standar pelayanan di "M. 4erahasiaan data subyek akan dijaga.

4.4 Analisis (ela+akan Etik 

0ahwa tidak ada masalah khusus yang akan dihadapi pada

subyek penelitian dan penelitian ini telah berdasarkan landasan

ilmiah yang kuat sehingga bermanfaat dan dapat menapai hasil

yang sesuai dengan tujuan. #engan demikian diharapkan semua

subyek penelitian diperlakukan dengan baik. "etelah penelitian

37

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 38/42

 berakhir subjek penelitian dikembalikan ke dokter bangsal. "emua

 biaya yang digunakan selama penelitian ditanggung oleh peneliti.

4.5 sim"ulan

Dleh karena itu peneliti berpendapat bahwa penelitian ini

memiliki landasan keilmuan yang kuat dan akan bermanfaat

hasilnya, dilaksanakan dengan ara yang baik dan benar, tidak 

membahayakan subyek, peneliti berkeyakinan bahwa penelitian ini

seara etik layak untuk dilaksanakan.

38

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 39/42

4.6 &a*al Penelitian

Uraian kegiatan

2<1!

&uni &uli Agustus 'e"tem,er 0kt#,er

1 2 3 ! 1 2 3 ! 1 2 3 ! 1 2 3 ! 1 2 3 !

Pem,uatan "r#"#sal

'i*ang "r#"#sal

Per,aikan "r#"#sal

Pengam,ilan sam"el

Peng#lahan *ata

'i*ang hasil

39

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 40/42

4.  Rin9ian Bia+a

a. !lat dan bahan penelitian untuk 3 orang p12..,-

 b. 0iaya photoopy p $.,-

. ?ain-lain p 3..,-

T#tal p 1$.$.,-

DA6TAR PU'TA(A

1. 4ruse ), =delman ". =(aluation dan 6reatmen of #iabeti 7oot Uler. linial

#iabetes. ol2&, *umber 2, 2. hal /1-/3

4&

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 41/42

2. alifornia Podiatri Medial !ssoiation #iabeti :ound are. ited

"eptember 2+. !(ailabel at 8 U? http 8 BB RP=?)*4

Shttp8BBwww.Podiatrist.orgSwww.Podiatrist.org 

3. Cones . =;ploring 6he omple; are of 6he #iabeti 7oot Uler. C!!P!.

2'

!. 7rykberg 5. #iabeti 7oot Uler 8 Pathogenesis and Management. !m 7am

Physiian, ol , *umber /. 22. hal 1$$-2

$. "tillman, M. #iabeti Ulers. ited Cun 2+. !(ailable at 8 U? http

BBwww. emediine.om

. !merian Medial !ssoiation. ?ower =;tremity !mputation =pisodes

!mong person with #iabetes-*ew Me;io,2. C!M!. 23 A2+/ A128 hal

1$2-1$3

. !mstrong #5, ?a(ery ?!. #iabeti 7oot Uler 8 Pre(ention, #iagnosis and

lassifiation. !m 7am Physiian. 2+

;. :aspadji, ". 2/. Kai Diabetes. #alam 8 !ru :,dkk, editors, )lmu Penyakit

#alam, Cilid ))), =disi kelima. )nternaPublishing8 Cakarta

=. 7laker CM. "kin integrity and pressure uler8 assesment and management in8

5eneral !pproah to a hospitali@ed patient 2. al 1-1.

1<. Perry, !nne 5 T Potter, Patriia !.<1//+> Pressure Uler are 6ehniOues.

linial "kill and 6ehniOues <&th ed> "t ?ouis8 Mosby hal 1+/-21$.

11. .M. Mous, 7. eule, ".=.. o(ius. ! e(iew of 6opial *egati(e Pressure

6herapy in :ound ealing8 "uffiient =(idene9 6he !merian Cournal of 

"urgery. 211A hal 21, $&&-$$.

12. 6rung #. 0ui, "ergio uerta, )an ?. 5ordon. *egati(e Pressure :ound

6herapy :ith Dff-the "helf omponents. 6he !merian Cournal of "urgery.

2A hal 1/2, 23$-23'.

13. #aniel argo. *egati(e Pressure :ound 6herapy )n 6he Pre(ention Df 

:ound )nfetion )n igh isk !bdominal :ound losures. 6he !merian

Cournal of "urgery. 212A hal 2&, 121-12&.

1!. .6horne, harles . 5rabNs and "mith Plasti "urgery. th =dition. hal '&-

'.

1$. Mathes. Plasti "urgery. 6runk and ?ower =;tremity ol , "eond =dition.

hal 1&&3 1&$

1. 0ekman C!, reager M!, ?ibby P. #iabetes and !theroslerosis8

=pidemiology, Pathophysiology, and Management. C!M!N 22A 2+' A1/ 8

hal 2$'-2$+1

41

7/23/2019 edit ib 7

http://slidepdf.com/reader/full/edit-ib-7 42/42

1. 0loomgarden V6.6he #iabeti 7oot. #iabetes are. 2+A3l8 hal 3'2-3' .

1;. #oupis C, e(es !. lassifiation, #iagnosis, and 6reatment of #iabeti 7oot

Ulers. :ound.May 2+A 28 hal 11'-12

1=. 0eiser ). #iabeti 7oot. ited #e 1//+. !(ailable at8 U? http8BB #r.)an

0eiser Podiatri Page

2<. 5eoffrey . 5urtner. :ound ealing8 *ormal and !bnormal. )n 5rabb T

"mithWs Plasti "urgery. =disi ke-. Philadelphia8 ?ippinott :illiams T

:ilkinsA 2'8 hal 1$-22.

21. 4) Medial !ustralia. .!. 6herapy linial 5uidelines. 4) U"!,

)n,23

22. 5ail ?, =li@abeth . !nderson. Moisture dressings8 6he new standard inwound are. 21. al 3-3'

23. 4east, et al. M=!"U=8 ! proposed assessment framework for de(eloping

 best pratie reommendations for wound assessment, )n :ound epair and

egeneration, ol 12, 2&, al 1-1

2!. obbin T otran #asar patologi penyakit edisi ',hal '-'1