edisi_17

4
Weekly News Profesi Edisi 17 / Januari 2013 Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita Seolah tak pernah puas, entah dengan pertimbangan apa, setiap tahunnya birokrat FMIPA selalu saja melakukan peningkatan wajib bayar bagi mahasiswa ICP. Lihat saja, tiga tahun belakangan ini, ICP mengalami peningkatan pem- bayaran secara signifikan. Ta- hun 2010, mahasiswa mem- bayar tiap semesternya RP2 juta, tahun 2011, sebanyak Rp2,2 juta, dan Rp2,4 untuk tahun 2012. Program studi (prodi) ini, sepertinya mencoba menje- bak dengan label internasion- alnya. Hal itu dibenarkan AM (samaran), mahasiswa prodi Geografi ICP ini mengaku sebelumnya tak tahu menahu perihal pembayaran ICP yang selangit. Ia hanya memilih jurusan tersebut, diakui ia baru tahu ketika masuk ku- liah. “Biayanya mencekik, fasilitasnya sungguh disa- yangkan,” ungkap mahasiswa eksponen 2012 ini. Nada kecewa juga dilon- tarkan, WY (inisial), maha- siswa prodi Fisika ICP tersebut mengungkapkan kekecewaan- ya mengenai jumlah pem- bayaran mereka yang sangat besar, Padahal, menurutnya, tidak ada yang berbeda antara kelas ICP dan kelas reguler. “Saya tidak merasa ada yang spesial, memang sekarang sudah ada perubahan dengan bangku yang kami tempati tapi itu belum cukup dua bulan terakhir ini” terangnya. Menanggapi hal itu, Dekan FMIPA, Hamsah Upu, malah mengaku tak tahu me- nahu perihal pembayaran yang dibebankan bagi maha- siswa. Menurutnya dirinya hanya sekadar membuat pro- gram tersebut. “Kami hanya membuat program dan selan- jutnya pertanggungjawaban diserahkan kepada penang- gungjawab ICP,” ungkap Pro- fessor Matematika itu. Namun, ketika ditan- ya kepada Hisyam selaku penanggungjawab program ICP, Lahan Basah Jika di jurusan lain, mahasiswa hanya membayar Rp675 ribu. Berbeda dengan di Jurusan International Class Program (ICP) yang dibina di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), mahasiswa yang tercatat sebagai mahasiswa ICP mesti mengucurkan dana sekitar dua jutaan untuk pembayaran tiap semesternya. Birokrat FMIPA han B Lahan Bersambung ke halaman 2 MELINTAS. Seorang mahasiswi FMIPA berjalan di depan ruang kelas prodi ICP, Rabu (30/1). FOTO : RIZKI ARMY PRATAMA

Upload: lpm-profesi-unm

Post on 29-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: edisi_17

Weekly News Profesi Edisi 17 / Januari 2013Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita

1

Seolah tak pernah puas, entah dengan pertimbangan apa, setiap tahunnya birokrat FMIPA selalu saja melakukan peningkatan wajib bayar bagi mahasiswa ICP. Lihat saja, tiga tahun belakangan ini, ICP mengalami peningkatan pem-bayaran secara signifikan. Ta-hun 2010, mahasiswa mem-bayar tiap semesternya RP2 juta, tahun 2011, sebanyak Rp2,2 juta, dan Rp2,4 untuk tahun 2012.

Program studi (prodi) ini,

sepertinya mencoba menje-bak dengan label internasion-alnya. Hal itu dibenarkan AM (samaran), mahasiswa prodi Geografi ICP ini mengaku sebelumnya tak tahu menahu perihal pembayaran ICP yang selangit. Ia hanya memilih jurusan tersebut, diakui ia baru tahu ketika masuk ku-liah. “Biayanya mencekik, fasilitasnya sungguh disa-yangkan,” ungkap mahasiswa eksponen 2012 ini.

Nada kecewa juga dilon-

tarkan, WY (inisial), maha-siswa prodi Fisika ICP tersebut mengungkapkan kekecewaan-ya mengenai jumlah pem-bayaran mereka yang sangat besar, Padahal, menurutnya, tidak ada yang berbeda antara kelas ICP dan kelas reguler. “Saya tidak merasa ada yang spesial, memang sekarang sudah ada perubahan dengan bangku yang kami tempati tapi itu belum cukup dua bulan terakhir ini” terangnya.

Menanggapi hal itu,

Dekan FMIPA, Hamsah Upu, malah mengaku tak tahu me-nahu perihal pembayaran yang dibebankan bagi maha-siswa. Menurutnya dirinya hanya sekadar membuat pro-gram tersebut. “Kami hanya membuat program dan selan-jutnya pertanggungjawaban diserahkan kepada penang-gungjawab ICP,” ungkap Pro-fessor Matematika itu.

Namun, ketika ditan-ya kepada Hisyam selaku penang gungjawab program

ICP, Lahan Basah

Jika di jurusan lain, mahasiswa hanya membayar Rp675 ribu. Berbeda dengan di Jurusan International Class Program (ICP) yang dibina di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), mahasiswa yang tercatat sebagai mahasiswa ICP mesti mengucurkan dana sekitar dua jutaan untuk pembayaran tiap semesternya.

Birokrat FMIPABirokrat FMIPABirokrat FMIPALahanLahan

Birokrat FMIPALahan

Birokrat FMIPABirokrat FMIPALahan

Birokrat FMIPALahanLahanLahan

Birokrat FMIPALahan

Birokrat FMIPABirokrat FMIPALahan

Birokrat FMIPALahan

Bersambung ke halaman 2

MELINTAS. Seorang mahasiswi FMIPA berjalan di depan ruang kelas prodi ICP, Rabu (30/1).

FOTO : RIZKI ARMY PRATAMA

Page 2: edisi_17

Weekly News Profesi Edisi 17 / Januari 2013

2

Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita

Kampusianawww.profesi-unm.com

Profesi FM 107,9 MHz

Keterbatasan fasilitas saat per-tunjukan seni yang diadakan oleh maha-siswa Program Studi (Prodi) Seni Drama dan Musik (Sendaratasik), Fakultas Seni dan Desain (FSD) angkatan 2009, mem-buat Dekan FSD, Karta Jayadi mengeluh di hadapan Pembantu Rektor Bidang Akademik (PRI), Sofyan Salam, yang juga menghadiri pementasan tersebut.

Karta menyampaikan keluhan terse-but saat memberikan sambutan pada pembukaan pentas seni yang berlang-sung pada senin (21/1). Dalam sam-butannya karta menyampaikan adanya beberapa fasilitas pertunjukan yang telah lenyap. “Kita punya kain panjang sudah tidak ada, beberapa fasisilitas kami yang lain juga sudah tidak ada,”tuturnya.

Selain itu karta juga menyapai-kan harapannya perihal kerusakan yang terdapat pada beberapa fasilitas yang ada. “Mudah-mudahan ini bisa diperbaiki karena ini bukan hanya tontonan kita saja tapi tamu juga yang datang,”ungkapnya.

Meski demikian selaku pemimpin fakultas, Karta Jayadi tetap optimis mahasiswanya dapat tetap berkreatifitas dengan fasilitas yang kurang memadai. “walau demikian, masih ada tersisa kreatifitas di balik segala keterbatasan di FSD sekarang ini,”tuturnya.

Sejalan dengan pernyataan Karta, Budayawan Seni, Solihin, menyampai-

kan, dalam pementasan seni yang diperlu-kan itu konsep yang baik, “Kegiatan yang bagus tidak cukup hanya ucapan dan teori tapi harus ditampilkan sedemikian rupa, karena konsepnya seni tari adalah wiraga, wirasa, dan wirama,” Jelasnya.

Pertunjukan yang bertema Bermula Diakhir ini menampilkan beberapa per-tunjukan yang mengeritik birokrasi peri-hal pembayaran Sumbangan Penunjang Pendidikan (SPP) dan pembangunan gedung pinisi. (pr27)

Fasilitas Terbatas, Karta Mengeluh ke PR I

PihaK Universitas Nege-ri Makassar (UNM) telah mengantongi 67 nama maha-siswa dari berbagai fakultas dan jurusan yang terancam dicabut status Bidik Misinya. Hal ini sesuai dengan isi SK Rektor nomor: 3104A/UN36/KM/2012 tanggal 19 Nopem-ber 2012 tentang Persyaratan Pergantian Mahasiswa Pene-rima Bidik Misi.

Kepala Bagian Kema-hasiswaan, Baliana men-gungkapkan telah mendapat-

kan surat edaran dari pihak Pembantu Rektor bidang kemahasiswaan UNM peri-hal pemberitahuan mengenai nama-nama mahasiswa bidik misi yang terancam dicabut status bidik misinya. “Saya sudah dapat surat selanjutnya tinggal mencari mahasiswa-nya” terangnya.

Beliau melanjutkan, se-belum hak Bidik Misi maha-siswa tersebut dicabut, pihak Birokrasi telah memberikan rentang waktu kepada mer-

eka (red Mahasiswa) untuk mengklarifikasi nilainya pada bagian kemahasiswaan BAAK selambat-lambatnya 7 Februari seumpama terjadi kekeliruan. “Ada waktu un-tuk mengklarifikasi nilai, tapi jika tidak ada laporan tentang kekeliruan sesuai batas terse-but, maka otomatis bidik misi-nya akan dicabut” jelasnya.

Pembantu Dekan bidang kemahasiswaan Fakultas Matematika dan Ilmu Penge-tahuan, Kaharuddin men-

gungkapkan perihal yang sama mengenai surat edaran tersebut, “Saya sudah dapat edaran tersebut bahkan saya sudah serahkan pula pada pihak jurusan terkait” un-gkapnya. Lanjutnya, pihak masing-masing jurusan saat ini sudah dalam tahap kerja untuk memberitahukan kepa-da mahasiswa terkait. “Kami juga kini telah mengantongi beberapa nama bakal calon pengganti bidik misi” jelas-nya. (pr02/pr04)

67 Mahasiswa Penerimabidik Misi bakal “Ditendang”

ICP, ia juga berkelik. Ia malah melimpahkan kepada pihak univer-sitas. “Saya tidak tahu menahu hal itu, tanya-kan saja sama pihak unversitas,” tandasnya.

ICP FIP dan FT Tetap Rp675 ribu

Kondisi yang ber-beda tampak di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Fakultas Teknik (FT). meski, kedua fakultas tersebut menga-suh prodi ICP, namun tetap memberlakukan pembayaran yang sama dengan reguler.

FT misalnya, prodi Pendidikan Teknik In-

formatika dan Kom-puter (PTIK) yang me-nyandang status ICP, tetap membayar Rp675 ribu tiap semesternya. Hal dibuktikan de-ngan pengakuan Yudi. Mahasiswa PTIK ini mengatakan meski pembayarannya tidak semahal dengan ICP di FMIPA tapi menu-rutnya fasilitas yang disediakan sudah refre-sentatif. “Saya cukup nyaman dengan fasilitas yang ada,” cetusnya.

Dekan FT, Husain Syam juga membena-rkan hal tersebut. Ia mengungkapkan sela-ma tiga tahun merintis

kelas ICP, mantan ke-tua Jurusan Teknik Me-sin ini mengaku belum punya niat untuk mem-bedakan pembayaran antara ICP dengan kelas regular. “Hanya persoalan disiplin ilmu, jadi buat apa dibeda-kan” terangnya.

Sementara di FIP, Sekertaris Jurusan Pen-didikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Ahmad Syawaluddin, juga mem-bina kelas ICP, menu-turkan pernyataan yang sama. Sekertaris. Menu-rutnya, sejauh ini PGSD ICP, masih konsisten dengan pembayaran Rp675 ribu. (pr04/pr33)

Sambungan dari halaman 1

iCP Lahan basah birokrat FMiPa

Page 3: edisi_17

Weekly News Profesi Edisi 17 / Januari 2013Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita

3Kilas LK LPPM Profesi UNM@Profesi_Online

hiMPunan mahasiswa (Hima) Civic hukum Jurusan Pendidikan Pan-casila dan Kewarganegaraan (PPKn) untuk ketiga kalinya bakal mengadakan olimpiade tingkat SMA se-Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar). Ren-cananya, kegiatan ini akan dihelat 16-17 Februari mendatang di gedung Program Pascasarjana (PPs) Universi-tas Negeri Makassar (UNM).

Olimpiade yang mengusung tema Membangun Semangat Kebangsaan Berlandaskan 4 Pilar Negara Menuju Generasi yang Berkarakter ini merupa-kan agenda tahunan himpunan ini.

Menurut panitia pelaksana, Awalu-ddin, ada tiga bentuk kegiatan yang akan dilangsungkan, yakni, Karya Tulis Ilmiah (KTI), cerdas cermat, dan debat konstitusi.

Mahasiswa angkatan 2010 ini

menambahkan, karena belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, antusiasme pendaftar selalu memblu-dak, maka pihaknya menambah kuota peserta. “Jika tahun sebelumnya hanya 60 peserta maka tahun ini kami menar-gertkan 100 peserta, dikarenakan antu-sias pendaftar semakin bertambah dan sampai saat ini sudah lebih 10 sekolah mendaftarkan siswanya,” ungkapnya

Muh. Akbal, ketua jurusan PPKn ini, sangat mendukung kegiatan yang diadakan oleh pihak himpunan maha-siswa Civic hukum tersebut. Bahkan Ia pun berharap agar olimpiade ini mampu membentuk karakter generasi muda ke arah yang lebuh baik. “Kami berharap agar generasi-generasi muda bisa lebih kompeten dalam persoalan yang terjadi di masyarakat,” tutupnya. (pr13)

hima Civic hukumbakal GelarOlimpiade iii

sisteM pembayaran laboratorium Geografi sampai saat ini belum maksimal, meski hal tersebut sudah ada yang menangani, namun hingga akhir semester ini, pihak jurusan ma-sih kelabakan persoalan pembayaran tersebut.

Memasuki semes-ter genap 2013, sudah menjadi kewajiaban se-luruh mahasiswa Uni-vesitas Negeri Makassar (UNM) memenuhi ke-wajibannya untuk mem-bayar SPP. Termasuk jurusan Geografi yang wajib membayar iuran laboratorium sebesar

Rp250 ribu per semes-ternya,. “Kebijakan ini telah diberlakukan sejak dulu.” Kata sekertaris jurusan Geografi. Mes-ki hal tersebut sudah ada sejak dulu, namun menurut Ihsan, masih banyak mahasiswa yang kurang memperhatikan iuran semester, terkhu-sus mahasiswa yang iu-ran labnya terpisah de-ngan pembayaran SPP.

Perihatin akan hal itu, sekretaris jurusan Geografi pada perte-ngahan semester ke-marin meminta kepada pembantu dekan satu untuk menindaklanjuti

ketidak tertiban terse-but. Keluarnya surat kebijakan tentang pem-bayaran laboratorium juga dike tahui oleh Za-karia Leo sebagai ketua jurusan geografi.

Ihsan menambah-kan, pemblokiran sim-padu dilakukan untuk menertibkan adminis-trasi, “sebenarnya tidak ada maksud untuk mem-blokir, malainkan se-mata-mata hanya ingin menertibkan,” kata Ih-san, karena menurutnya masih ada mahasiswa yang belum menye-lesaikan pembayaran tersebut. (pr09)

Sistem PembayaranLAB Geografi Kacau

UNM Menanti“Uluran Tangan”

PenDanaan beberapa pembangunan gedung di UNM hingga kini masih berstatus “abu-abu”. Pembangunan ge-dung Tellu Cappa yang hingga kini belum ada tanda-tanda akan dilanjutkannya pembangunan tersebut. Meski asisten direktur PPs UNM bidang sarana dan prasarana optimis akan kelan-jutan pembangunan tersebut, namun mereka tetap berharap akan ada kucuran dana dari pusat. “Kami tetap optimis dana yang kami tunggu-tunggu dari pemerintah akan segera cair,” kata Hamsu Gani.

Tidak bisa dipungkiri, meski pihak PPs sudah mengajukan proposal terkait bembangunan Tellu Cappa, namun mereka belum bisa memastikan akan ada pendanaan dari pusat. “Saya tidak berani mau janji-janji akan ada bantuan dari pusat,” ujar dosen Fakultas Tehnik ini.

Menurut Kepala Biro Keuangan, beberapa fakultas seperti FIS, Ekonomi, MIPA dan Pascasarjana memang telah mengusulkan bantuan dana pembangunan untuk gedung baru masing-masing ke pusat. Namun, menurutnya untuk tahun ini hanya satu fakultas yang mendapat bantuan dana yakni fakultas MIPA.

Menurut Ismail, beberapa opsi sebelumnya telah muncul dan gagasan untuk memba-ngun gedung yang direncanakan masing-masing fakultas. Seperti peminjaman uang dari pihak lain sambil menanti kucuran dana dari pusat. Tetapi disisi lain hal ini tidak disetujui karena dianggap beresiko “Jadi pernah memang ada ide seperti itu, bagaimana kalau kita berutang dulu, lalu saya mengatakan maaf ini kalau kita berutang kita tidak tau kepastian datangnya,” ungkap Kepala Biro Keuangan. (pr24 & pr30)

Page 4: edisi_17

Weekly News Profesi Edisi 17 / Januari 2013

4

Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita

Weekly NewsPemimpin Umum: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi: Asri Ismail, Sekretaris: Fajrianto Jalil, Bendahara: Nurjanna Jamaluddin, Redaktur : Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Penyiaran: Andini Ristiyaningrum, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Layouter dan Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Fotografer: Rizki Army Pratama, Magang: Sulastri Khaer, Dapid Casidi, Dian Indra Sari, Kasdar Kasau, Andi Sadriani, Dian Febriani, Andi Ajip Rosidi, Muhammad Ansarullah, Andi Sri Mardianti Syam.

Lintas UNMeditorial

Redaksi LPPM Profesi UNM: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt.I, Kampus Gunungsari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: [email protected], Website: www.profesi-unm.com.

Dg. Lu’

Sudut

+ ICP Lahan Basah Birokrat FMIPA - Kasihan mahasiswanya... + 67 Mahasiswa Bidik Misi Bakal “Ditendang” - Makanya belajar... + Masuk FT Harus Siapkan “Tiket” - Ciyuss? Miapah...?

Mahalnya pembayaran yang di-tanggung mahasiswa ICP FMI-PA, seolah mereduksi pernyataan

yang kerap didengunkan para kaum elit pendidikan bahwa pendidikan untuk semua kalangan. UNM yang notabenenya adalah kampus pencetak pendidik yang berstatus negeri, seharusnya memiliki tingkat pem-bayaran di bawah kampus swasta.

Namun, miris, hadirnya kelas yang ber-label internasional itu ternyata mematahkan realitas tersebut. Bak emas murni, maha-siswa harus merogohkan kocek dalam-dalam untuk mendapatkannya.

Secara aturan, mahasiswa UNM semes-tinya hanya membayar Rp670 ribu namun ternyata berbeda bagi mahasiswa ICP yang harus membayar minimal Rp 2 juta. Ini ten-tu, relatif menyusahkan mahasiswa. Padahal, pada saat mendaftar untuk memilih prodi ICP tak pernah dicantumkan bahwa maha-siswa yang nantinya akan membayar selan-git. Maka tak ada salahnya jika ini sama saja disebut mahasiswa memang sengaja dijebak.

Paradigma beberapa birokrat saat ini, masih saja mengagung-agungkan bahwa untuk mendapat pendidikan yang baik, ha-rus membayar mahal. Jika seperti itu, lantas bagaimana bagi nasib mahasiswa yang me-miliki tingkat ekonomi rendah, apakah ma-hasiswa dalam golongan itu tak pantas un-tuk memiliki pendidikan yang berkualitas? jawabannya tidak.

Ataukah mungkin ICP memang dihad-irkan sebagai lahan basah untuk mengeruk dana mahasiswa. Sebab, ICP yang hadir di fakultas FIP dan FT malah tak perlu memak-sa mahasiswanya membayar selangit demi mengeyam program ICP. Belum lagi, FMI-PA dengan kedua fakultas itu sama sekali tak memiliki perbedaan baik secara kognitif maupun fasilitas yang disediakan. Ingat, un-tuk merasa bergengsi tidak diukur dari jum-lah pembayaran, Pak! (*)

aDa program baru yang dicanang-kan birokrat Fakultas Teknik (FT), semester genap ini, para mahasiswa FT diwajibkan membawa kartu iden-titas sebelum melangkahkan kakinya masuk di kampus Rajawali itu. Kartu identitas tersebut, dibuat sendiri oleh pihak fakultas dan jurusan. Selain itu, kartu yang nantinya dijadikan sebagai tiket untuk masuk fakultas tersebut akan dibagikan secara gratis kepada mahasiswa yang tercatat sebagai mahasiswa FT.

Pembantu Dekan bidang kema-hasiswaan (PD III) FT, Bakharani Rauf, mengungkapkan, mahasiswa yang hendak masuk dikawasan FT nantinya harus menunjukkan kartu tersebut. “Mahasiswa yang mau ma-suk ke sini baik dari gerbang depan maupun lotus harus memperlihatkan kartu itu, sehingga hanya mahasiswa teknik yang punya kartu yang bisa masuk,” ungkapnya.

Lanjut Bahrani, sampai saat ini proses perampungan kartu sudah berjalan sekitar lima puluh persen. “Ya sampai saat ini sudah lima puluh persen rampung, awal semester ini akan diselesaikan,”paparnya.

Ketua Majelis Perwakilan Ma-hasiswa (MAPERWA) FT, Aryadi

Pratama, menanggapi positif perihal kartu khusus mahasiswa FT terse-but. Menurutnya, dengan adanya kartu tersebut dapat mengurangi oknum-oknum tidak berkepentingan masuk di wilayah kampus. “Nah dengan adanya itu kartu identitas , akan diketahui secara jelas mana mahasiswa teknik mana yang bukan sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, terbukti bahwa tidak melulu mahasiswa teknik yang berbuat onar,” ungkapnya. (pr20)

Masuk Ft, harus siapkan “tiket”Bergensi Tidak

Mesti Mahal

KTM. Seorang ma-hasiswa FT mem-perlihatkan kartu tanda mahasiswa dari setiap jurusan di FT dengan per-bedaan warna latar pada logo UNM, Senin (28/1).

FOTO : RIZKI ARMY PRATAMA