edisi_15

4
Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013 Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita Lab Teknik Sipil Kembali Telan Korban Laboratorium Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik (FT) kembali menelan korban. Fajar Sidik salah satu mahasiswa jurusan tersebut terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit setelah jari tangan kirinya terpotong mesin pemotong kayu di laboratorium itu, Jumat 14 Desember 2012. Insiden tersebut terjadi lantaran mesin pemotong yang digunakannya mati menda- dak saat dioperasikan. Namun naas, ketika Fajar mencoba memperbaiki, tiba-tiba saja mesin tersebut menyala kembali dan malah mengenai jari tangannya. “Saya juga kaget ketika mesin tiba-tiba mati, dan tanpa ber- pikir panjang saya langsung menyalakan- nya kembali, kemudian tangan saya sudah tersambar oleh mesin” ungkapnya. Kejadian tersebut luput dari penga- wasan, Guspiadi, Asisten Dosen yang saat itu sebagai pengawas praktek kerja kayu. Namun menurut Guspiadi, kala itu ia sedang tidak berada di tempat kejadian. “Saya sedang di luar saat kejadian untuk membeli amplas” tandasnya. Guspiadi justru menyalahkan maha- siswa yang tidak mengenakan peralatan keselamatan. “Sebenarnya pihak laborato- rium memiliki perlengkapan keselamatan seperti kaca mata, sarung tangan, dan helm khusus praktek namun tidak pernah digunakan dengan alasan mahasiswa yang tidak mau menggunakan,” ungkapnya. Menanggapi hal itu, Rifai, salah satu rekan korban membantah kecelakaan disebabkan ketelodoran mahasiswa. Ia beralasan selama ini ketika melaksanakan praktek mahasiswa tidak pernah disodor- kan alat pelindung keselamatan. “Masker saja kami harus beli sendiri-sendiri,” pungkasnya. Hal itu dibenarkan Nasruddin, maha- siswa yang juga berprofesi sebagai maha- siswa Jurusan Teknik Sipil. Ia mengatakan alat pelindung keselamatan dan peralatan kesehatan tidak disediakan. “Kami hanya menggunakan baju laboratorium dan 2 buah alat peredam suara, padahal maha- siswa yang praktek banyak” tuturnya. Mahasiswa dari jurusan yang sama menambahkan, Nasruddin mengatakan alat pelindung keselamatan dan peralatan kesehatan tidak disediakan. “Kami hanya menggunakan baju laboratorium dan dua buah alat peredam suara, padahal maha- siswa yang praktek banyak” tandasnya. Kecelakaan praktek laboratorim di ju- rusan tersebut bukanlah pertama kalinya. Peristiwa serupa juga pernah terjadi pada tahun 2005 dan 2008 yang disinyalir den- gan penyebab yang sama pula. Salah satu Mahasiswa Jurusan Pendi- dikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Aldi mengatakan, selama ini alat-alat berat yang dipakai untuk praktek memang sering ru- sak, kadang mati tiba-tiba ketika sedang beroperasi. Selain itu keadaan kabel juga tidak dalam keadaan aman karena sudah tidak memiliki pembungkus serta terminal yang ada juga sudah rusak. “Selama ini ti- dak ada perawatan yang memadai terhadap alat-alat berat,” ungkap Aldi. (Tim)

Upload: lpm-profesi-unm

Post on 08-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita

1

Lab Teknik SipilKembali Telan Korban

Laboratorium Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik (FT) kembali menelan korban. Fajar Sidik salah satu mahasiswa jurusan tersebut terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit setelah jari tangan kirinya terpotong mesin pemotong kayu di laboratorium itu, Jumat 14 Desember 2012.

Insiden tersebut terjadi lantaran mesin pemotong yang digunakannya mati menda-dak saat dioperasikan. Namun naas, ketika Fajar mencoba memperbaiki, tiba-tiba saja mesin tersebut menyala kembali dan malah mengenai jari tangannya. “Saya juga kaget ketika mesin tiba-tiba mati, dan tanpa ber-pikir panjang saya langsung menyalakan-nya kembali, kemudian tangan saya sudah tersambar oleh mesin” ungkapnya.

Kejadian tersebut luput dari penga-wasan, Guspiadi, Asisten Dosen yang saat itu sebagai pengawas praktek kerja kayu. Namun menurut Guspiadi, kala itu ia sedang tidak berada di tempat kejadian. “Saya sedang di luar saat kejadian untuk membeli amplas” tandasnya.

Guspiadi justru menyalahkan maha-siswa yang tidak mengenakan peralatan keselamatan. “Sebenarnya pihak laborato-rium memiliki perlengkapan keselamatan seperti kaca mata, sarung tangan, dan helm khusus praktek namun tidak pernah digunakan dengan alasan mahasiswa yang tidak mau menggunakan,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Rifai, salah satu

rekan korban membantah kecelakaan disebabkan ketelodoran mahasiswa. Ia beralasan selama ini ketika melaksanakan praktek mahasiswa tidak pernah disodor-kan alat pelindung keselamatan. “Masker saja kami harus beli sendiri-sendiri,” pungkasnya.

Hal itu dibenarkan Nasruddin, maha-siswa yang juga berprofesi sebagai maha-siswa Jurusan Teknik Sipil. Ia mengatakan alat pelindung keselamatan dan peralatan kesehatan tidak disediakan. “Kami hanya menggunakan baju laboratorium dan 2 buah alat peredam suara, padahal maha-siswa yang praktek banyak” tuturnya.

Mahasiswa dari jurusan yang sama menambahkan, Nasruddin mengatakan alat pelindung keselamatan dan peralatan kesehatan tidak disediakan. “Kami hanya

menggunakan baju laboratorium dan dua buah alat peredam suara, padahal maha-siswa yang praktek banyak” tandasnya.

Kecelakaan praktek laboratorim di ju-rusan tersebut bukanlah pertama kalinya. Peristiwa serupa juga pernah terjadi pada tahun 2005 dan 2008 yang disinyalir den-gan penyebab yang sama pula.

Salah satu Mahasiswa Jurusan Pendi-dikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Aldi mengatakan, selama ini alat-alat berat yang dipakai untuk praktek memang sering ru-sak, kadang mati tiba-tiba ketika sedang beroperasi. Selain itu keadaan kabel juga tidak dalam keadaan aman karena sudah tidak memiliki pembungkus serta terminal yang ada juga sudah rusak. “Selama ini ti-dak ada perawatan yang memadai terhadap alat-alat berat,” ungkap Aldi. (Tim)

Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013

2

Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita

Kampusianawww.profesi-unm.com

Profesi FM 107,9 MHz

SejumLah mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Matemati-ka dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), mengeluhkan kinerja Hasrianti Edy salah satu dosen mata kuliah yang kerap kali mangkir mengajar. Belum lagi, dosen ini kerap membuat peraturan yang semena-mena pada mata kuliahnya.

“Rugi ki juga datang ke kampus baru tidak masuk dosennya,” keluh jhony (samaran) salah satu mahasiswa jurusan geografi. Lanjut Jhony, kalau dosenya beberapa kali tidak masuk tidak ada kon-sekuesi, tapi kalau mahasiswanya tidak masuk sekali pertemuan langsung dinilai alpa dua kali pertemuan,

Senada dengan Jhony, sebut saja Cindy yang juga salah satu mahasiswa jurusan Geografi ini turut mengecam dosen tersebut. Menurutnya, dosen itu juga sering kali memindahkan jadwal perkuliahan semaunya. “Jadwal mata kuliahnya dipindahkan pada hari lain, berbeda dengan jadwal yang telah diten-tukan sebelumnya jadi terkadang buat mahasiswa bingung,” ungkapnya.

Tak hanya itu, mahasiswa tidak di-perkenankan masuk kedalam ruangan

jika dosen yang bersangkutan sudah ter-lebih dahulu masuk kedalam ruangan. “Setidaknya ada keringanan buat maha-siswa yang terlambat, mungkin 10 – 15 menit, kan kita juga butuh waktu pindah ruangan setelah kuliah di kelas lain, la-gian dosennya terkadang jarang masuk, bagaimana mau dimaklumi,” tutur Cindy.

Menanggapi prilaku teman sejawat-nya, Nasiah Badwi salah satu dosen Ju-rusan Geografi menyayangkan adanya hal tersebut. “Kalau dosennya memang tidak masuk mengajar pada pertemuan sebelumnya tidak berhak mengisi daftar hadir sebanyak dua kali pada pertemuan selanjutnya, hal tersebut selain merugi-kan mahasiswa juga menyalahi aturan,” tuturnya. (Pr26)

maLang nasib Ratnawati Maming, wanita yang berprofesi sebagai Dosen di Jurusan Kimia ini dituding telah melaku-kan penggelapan dana Semester Pendek (SP) oleh sejumlah mahasiswa Jurusan Geografi. Kasus ini tercium ketika ketua Jurusan Nur Zakaria Leo membantah menerima hasil pungutan dari Ratnawati Maming.

Menurut Leo, tak ada sepeserpun dan hasil SP yang masuk di kantong ju-rusan. Ia bahkan menilai uang tersebut adalah ilegal. “Tidak ada uang yang ma-suk, itu ilegal dan diluar sepengetahuan saya,” terangnya.

Ratnawati Maming, kala itu menga-jar mata kuliah Kimia Dasar. Hanya saja, jika mahasiswa ingin mengikuti SP harus membayar sebesar Rp100 ribu per ma-hasiswa. Menurut salah seorang maha-

siswa Geografi yang enggan diwartakan namanya, mengaku kejadian ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu yakni tahun 2010.

“Setahuku, kasus kayak begini su-dah berlangsung sejak dua tahun lalu. Setelah final dosen yang bersangkutan (Ratnawati Maming, red) menyampaikan kalau satu kelas nanti nilainya jelek, jadi kalau mau memperbaiki nilai harus pro-gram Semester Pendek (SP), biayanya Rp100 ribu,” terang mahasiswa itu.

Menanggapi tudingan yang diala-matkan kepadanya, Ratnawati malah bersikukuh bahwa uang tersebut sudah dia masukkan di jurusan. “Itu mi mem-bayar Rp100 ribu waktu masih ada SP, itu uangtnya lari kejurusan 70 persen, kita hanya menerima 30 persen,” tu-tupnya. (Pr27)

ada Dosen “Semau Gue”

di geografi

Diduga Diselewengkan

“Kalau dosennya memang tidak masuk mengajar pada pertemuan sebelumnya tidak berhak mengisi daftar hadir sebanyak dua kali pada pertemuan selanjutnya, hal tersebut selain merugikan mahasiswa juga menyalahi aturan,”

meLihaT kondisi gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) lama yang terletak di kampus Parangtambung Universitas Neg-eri Makassar (UNM) sejak ta-hun 2009 lalu tidak berfungsi. Fakultas Teknik (FT) berinisiatif untuk memanfaatkan.

Menurut Husain Syam, se-laku Dekan FT, pihaknya beren-cana menjadikan gedung tersebut sebagai pusat aktivitas perkan-toran bagi sivitas akademika. “Pastilah kita jadikan perkantoran itu,” ungkapnya.

Karena menurutnya, gedung tersebut sudah lama tidak di-fungsikan dan kondisinya sangat memprihatinkan. “Kita hanya in-gin merenovasi sesuatu yang tidak berfungsi menjadi berfungsi” ujar dosen Teknik Mesin ini.

Selanjutnya, dekan yang men-jabat dua periode ini menambah-kan, gedung yang ada di FT saat ini sudah tidak efektif untuk menam-pung mahasiswa. Dua pertiga dari gedung yang ada di FT adalah laboratorium, selebihnya adalah ruang kuliah. “Begitu sempit bagi kami,” paparnya saat ditemui di ruangannya.

Mantan Ketua Jurusan Teknik Mesin ini pun berharap, agar ada kebijakan dari birokrasi UNM un-tuk memberikan gedung tersebut kepada FT supaya bisa mengatasi masalah-masalah yang ada di FT menyangkut ruang perkuliahan.

Menanggapi hal itu, Nurdin Noni, selaku Pembantu Rektor bi-dang sarana dan prasarana (PR II) mengatakan, bahwa hal itu meru-pakan ide yang bagus, melihat ti-dak kondusif lagi untuk mengem-balikan UKM lama tersebut dan lokasinya memang berada di dekat FT. “Saya kira ide cukup bagus, kalau saya tidak masalah,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa belum ada pembicaraan secara for-mal mengenai hal tersebut ditingkat birokrat UNM, namun secara pembi-caraan biasa sudah ada. (Pr 25)

FT Minta Gedung PKM Lama

Kemelut Dana Semester Pendek

Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita

3Kilas LK LPPM Profesi UNM

Sudut

Dg. Lu’

@Profesi_Online

SeTeLah mengalami dua kali penundaan, Pelatihaan Karya Tulis Il-miah (PKTI) yang diselenggarakan Him-punan Mahasiswa Matematika (HIMA-TIKA) akhirnya terlaksana. Awalnya, kegiatan ini direncanakan pada tanggal 30 September lalu ditunda dikarenakan pihak birokrat Jurusan Matematika me-larang. Kemudian kegiatan ini kembali dijadwalkan lagi pada 13 Oktober lalu, namun lagi-lagi tertunda mengingat saat itu baru-baru saja terjadi bentrok.

Hal ini dibenarkan Nugroho, selaku Sekretaris Umum HIMATIKA. Menu-rutnya, penundaan ini terjadi karena bi-rokrasi berpikir kami (HIMATIKA, red) melakukan tindak kekerasan pada keg-iatan LKMM kemarin,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, setelah semuanya clear, ternyata terjadi perang

di Kampus UNM Parang Tambung, alha-sil PKTI kembali ditunda, padahal waktu itu pemateri dan moderator sudah siap. Ditambah lagi setelah bentrok, kondisi kampus juga tidak memungkinkan untuk melaksanakn kegiatan tersebut .

PKTI yang merupakan sub ke dua dari kegiatan Mathematic World Event (MWE) setelah pengawalan Peneri-maan Mahasiswa Baru (PMB), Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Matematika (LKMM), dan Inagurasi.

Sebanyak 142 mahasiswa baru mengikuti kegiatan tersebut. menurut Muhammad Hijrah, ketua Bidang Keil-muaan dan Pengkajian HIMATIKA, ada tida hal yang menjadi tujuan pelaksanaan kegiatan ini yakni melatih mahasiswa un-tuk penulisan skripsi, proposal dan maka-lah. (Pr09/Pr24)

unTuK pertama kalinya, Himpu-nan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (Himaplus) FIP mengada-kan kegiatan yang bertajuk Pesta Plus. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Serba Guna FIP (28/12). Kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir dari pengurus Himaplus saat ini sebelum melaksanakan per-gantian pengurus baru.

“Ini merupakan program kerja terakhir kami, karena 11 Januari 2013 nanti ada pergantian pengu-rus Himpunan jadi adalah sebuah bekas-bekas kegiatan besar yang kami titipkan kepada adek-adek,” tutur Andi Ismail Lukman selaku Ketua Umum Himaplus.

Menurut mahasiswa eksponen 2009 ini, kegiatan yang bertema “Dari Sini Kesana Ini” merupakan kegiatan yang pertama kali diadakan Himaplus. “Saya sangat senang dan bangga, karena Pesta Plus pertama kalinya dilaksanakan selama adanya HIMAPLUS,”ungkapnya.

Selain itu, mantan Ketua Umum HIMAPLUS periode 2004-2005, Sofyan, mengaku bangga atas kegiatan ini. “Saya ucapkan apresia-si yang sangat besar, pada pengurus himpunan mahasiswa PLS, karena kegiatan ini baru terlihat di FIP ter-khusus di jurusan PLS,” ungkapnya.

Tak hanya Sofyan, ketua ju-rusan PLS, Samsul Bahari, juga mengapresiasi kegiatan yang me-nampilkan beberapa pertunjukan kesenian itu. “Saya senang dan mendukung semua kegiatan ma-hasiswa, asal dilaksanakan sesuai prosedur,”paparnya. (Pr27)

Dua Kali Tertunda, PKTi akhirnya Terlaksana

Himaplus AdakanPesta Plus

Tiga kepala Program Studi (Ka-prodi) Pascasarjana UNM terpilih secara aklamasi. Diantaranya, Prodi Sosiologi diduduki Andi Agustang, Prodi Ilmu pendidikan dipimpin M.Arifin Ahmad, dan Abdul Muis yang memimpin Prodi Pendidikan Teknologi Keguruan.

Pemilihan yang berlangsung di Ruang Seminar PPs di lantai Lima ini, tidak ada lagi proses voting yang terlaksana, sebab masing-masing pro-gram studi hanya terdapat satu calon. Pemilihan ini berlangsung jumat, 28 Desember 2012.

Pada proses pemilihan tahun lalu dekan tidak diperbolehkan untuk mengusulkan hanya satu calon, na-mun pada pemilihan kali ini dekan dapat mengusulkan satu calon saja. “Kemarin dekan tidak boleh hanya mengusulkan satu, kalau sekarang boleh satu” ungkap Jasruddin selaku Direktur PPs.

Hanya saja, meski hanya diisi satu calon, Direktur PPs, Jasruddin meni-

lai pemilihan ini tidak semata-mata langsung dipilih, namun tetap memer-hatikan persyarat yang ada. “Walau hanya ada satu calon per program stu-di bukan berarti mereka kan langsung dipilih saja, kita akan melihat dulu kompetensinya,” ungkap Guru Besar Fisika ini.

Ia menambahkan, ketiga calon ini memang memiliki kualitas yang sama baiknya di mata para akademika UNM.

“Arifin Ahmad memang sangat berpotensi mengelolah Ilmu Pendidi-kan S3 karena dia seorang Guru Be-sar dalam ilmu pendidikan lalu dia punya pengalaman pernah menjadi sekertaris di Manejemen Pendididkan an kepakarannya itu sudah tidak dira-gukan lagi. Andi Agustan, selama ini kita sudah menyerahkan tugas sebagai penyeleksana tugas selama bapak Ab-dul Salam meninggal dan ternyata dia melakasanakan tugas dengan baik,” ungkapnya. (Pr07/Pr09)

Tiga Kaprodi PPs Aklamasi

+Lab Teknik Sipil Kembali Telan Korban

-Kurang diperhatikan tuh...

+ada Dosen “Semau gue” di Geografi -Kagak usah ngajar sekalian...

+Bahasa Daerah Tak Lagi Dibina -Kasian....

Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013

4

Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita

Weekly NewsPemimpin Umum: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi: Asri Ismail, Sekretaris: Fajrianto Jalil, Bendahara: Nurjanna Jamaluddin, Redaktur : Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Penyiaran: Andini Ristiyaningrum, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Layouter dan Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Fotografer: Rizki Army Pratama, Reporter: Imam Rahmanto. Magang: Sulastri Khaer, Muhammad Ansarullah, Ahmad, Kasdar Kasau, Dwi Pratiwi Aslam, Dian Febriani, Andi Baso Sofyan.

Lintas UNMeditorial

Redaksi LPPM Profesi UNM: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt.I, Kampus Gunungsari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: [email protected], Website: www.profesi-unm.com.

SaLah satu program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke-mendikbud) yang mengundang per-wakilan mahasiswa bidik misi di se-luruh Univeristas Negeri se-Indonesia dalam temu dialog dengan Presiden RI dan Mendikbud.

Fatiah salah satu mahasiswa Bi-dik Misi yang mewakili UNM men-gaku bangga bisa bertemu langsung dengan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada kegiatan yang dis-elenggarakan sejak 5-9 Desember lalu itu. “Ini merupakan pengalaman yang luar biasa dan sangat berbeda daripa-da yang lain,” terangnya.

Dalam kunjungan ini, kami mengikuti beberapa agenda penting seperti makan malam bersama Men-dikbud dan Dirjen Dikti, dialog pen-didikan, temu dialog dengan Presiden RI di Karumga Istanah Negara, kun-jungan ke Dikti.

“kami juga mengikuti pertunju-kan kesenian dengan angklung Un-pad dan tarian UNJ serta beberapa

seminar” ujarnya. Mahasiswa Jurusan Teknik elektro dengan IPK 4,0 terse-but sudah lama menantikan undangan ini, sebab jauh sebelumnya Rektor telah mensosialisasikan kepada maha-siswa bidik misi yang berprestasi

Menurut Pembantu Rektor III, Heri Tahir, dari 50 ribu mahasiswa Bidik Misi yang tersebar di Indone-sia, masing-masing diminta untuk mengirimkan utusan dengan kriteria tertentu. “Diminta masing-masing universitas mengirim mahasiswa Bi-dik Misi dengan kriteria tertentu” te-gasnya.

Adapun mahasiswa Bidik Misi yang dikirim dengan kriteria dian-taranya seperti yatim piatu dengan IPK 3,6 ke atas, mempunyai IPK yang utuh 4,0, dan yang mempunyai prestasi tingkat nasional” ujarnya. Sedangkan untuk biaya transpor mereka dibiayai awal oleh universi-tas lantas biaya tersebut kemudian digantikan Menteri setiba di Jakarta. (Pr24)

mahasiswa Bidik misi Ketemu Presiden Ri

DaLam usulan Kurikulum 2013, mata pelajaran Muatan Lokal tidak lagi akan berdiri sendiri. Mata pela-jaran tersebut dilebur atau diintegra-sikan dengan mata pelajaran lainnya, seperti Seni Budaya, Pendidikan Jas-mani, Olahraga, dan Kesehatan, (Pen-jaskesrek), dan Prakarya. Oleh karena itu, pelajaran Bahasa Daerah yang selama ini lebih banyak diisi pada jam pelajaran Muatan Lo-kal terancam tak lagi dipelajari oleh siswa. Siswa tak lagi mempelajari secara tersendiri bahasa dan kebuday-aan di daerahnya masing-masing.

Hal ini diungkapkan Abdul salam Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia,

menurutnya jika kurikulum seperti ini akan memupuskan kecintaan ter-hadap Bahasa Daerah. “Inilah yang selalu saya usulkan, sebenarnya agar Bahasa Daerah itu ijadikan pelajaran tersendiri, tidak dimasukkan dalam Muatan Lokal. Kalau seperti ini, nanti Bahasa Daerah tidak lagi diajarkan di sekolah,” ungkapnya.

Lanjut Salam, kecintaan terha-dap budaya daerah tak bisa dipupuk sejak dini. Padahal, bahasa meru-pakan salah satu budaya yang mesti dipertahankan oleh daerah masing-masing demi menumbuhkan pang-kal kecintaan terhadap Bangsa In-donesia.(imr)

Bahasa Daerah Tak Lagi Dibina

Fenomena dosen yang menyulitkan mahasiswa tampaknya tidak hanya terjadi di Jurusan Geografi, hampir semua jurusan yang ada di UNM, punya tenaga pengajar yang memiliki tingkah seperti itu. Mereka (dosen, red) seolah merasa dirinya paling dibutuhkan, sehingga membuat regulasi sesuai kemauannya.

Kadang, banyak dosen yang melarang mahasiswa masuk ruang belajar jika sudah terlambat 10-15 menit, sementara jika mer-eka yang membuat mahasiswa menunggu seolah-olah tidak merasa bersalah. Padahal, mengajar adalah kewajiban mereka, maka tidak sepantasnya mereka bersifat semena-mena. Belum lagi, mahasiswa tiap semes-ter membayar uang kuliah untuk mengisi perut mereka.

Prilaku mempersulit mahasiswa tam-paknya sudah membudaya di kalangan para dosen-dosen, masing-masing dengan motif tertentu. Bahkan parahnya, seka-rang ini masih banyak dosen bertingkah kekanak-kanakan, terkadang diantara mer-eka menaruh dendam pribadi kepada ma-hasiswa tertentu. Sehingga, masalah seperti itu dibawa-bawa pada ranah formal yang semestinya bukan tempatnya.

Masih pantaskah mereka disebut dosen yang seyogyanya menjadi orang tua di Kampus? Padahal, kampus ibaratnya “bengkel” yang memang ditugaskan un-tuk memperbaiki seseorang, bukan malah menjadikan mahasiswa bertambah rusak. Susah memang jika kita hanya mengingkan mahasiswa yang masuk pada takaran baik. Sebab, setiap mahasiswa punya tingkah dan prilaku yang berbeda-beda, dan tugas dosen-lah yang mesti jeli melihat hal-hal seperti itu.

Entah apa yang ada dalam otak mer-eka, berprilaku merasa hebat dengan gelar yang disandangnya, sehingga kerap men-ganggap enteng mahasiswa. Kalau UNM masih saja diisi dengan otak-otak seperti ini, yakin saja maka akan semakin rusak citra UNM kedepannya. Marilah kita selalu berpikir positif. (*)

Dosen Jangan “Bandel”