edisi 4 | tahun 2017 - indonesia power · melaksanakan penugasan dari pln selaku ... saing sehingga...

26
media komunikasi indonesia power www.indonesiapower.co.id Edisi 4 | Tahun 2017 Safety First Kelola Pembangkit, Utamakan K3

Upload: lamnguyet

Post on 02-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

media komunikasi indonesia powerwww.indonesiapower.co.id

Edisi 4 | Tahun 2017

Safety FirstKelolaPembangkit,

Utamakan K3

daftarisi

Alamat Redaksi:Gedung Indonesia Power Lt.3Bidang Komunikasi KorporatJl. Jend. Gatot Subroto Kav.18,Jakarta 12950Tel. (62-21) 526 7666Fax. (62-21) 575 [email protected]

3 StAtiStik - Peningkatan Kompetensi SDM Indonesia

Power di Bidang K3. - Pembangkit Indonesia Power yang

menggunakan Low Rank Coal.

4 beRAndA - Safety First, Kelola Pembangkit, Utamakan K3 - Tumbuhkan dan Giatkan Budaya K3 - Fire & Safety Academy, Pembekalan Kompetensi Bidang LRC.

10 liputAn - Focus Group Discussion Stoker Boiler Performance Optimization - Indonesia Power Sajikan Kenikmatan Kopi Mrica di ICE 2017

12 beRitA Kegiatan-kegiatan Indonesia Power.

15 pembAngkit kitA Foto-foto Pembangkit Indonesia Power.

16 beRitA “Indonesia Kerja Bersama” di HUT RI ke-72.

18 liputAn khuSuS Indriartono: Fire & Safety Academy (FSA), Wujud Komitmen Indonesia Power.

21 opini Safety Dimulai dari Diri Sendiri.

22 pRofil Rahmat S. Lubis GM UJP Banten 3 Lontar..

24 tAtA kelolA Aplikasi Near Miss Laporkan, Cegah, dan Perbaiki!

pelindung : Direksi INDONESIA POWERpenanggung Jawab : Sekretaris Perusahaan pemimpin Redaksi : KBIDKOMRedaktur pelaksana : Sigid Endro WinarnoSekretaris Redaksi : Bimara AryanoragaStaf Redaksi : Elza Febriantofotografer : MaryaniSirkulasi : Suntarti koordinatorpeliputan unit bisnis : Seluruh MKAD, MADM dan MSMH

Kabar baik datang dari Indonesia Power di bulan Agustus. Bukan hanya bagi Indonesia Power sendiri, tetapi juga bagi PLN Group dan sektor ketenagalistrikan umumnya. Kini,

Indonesia Power telah memiliki Fire & Safety Academy (FSA) sebagai center of excellence di bidang K3 terkait pengelolaan low rank coal. Sejak diluncurkan di pekan awal bulan Agustus lalu, FSA pun hadir sebagai “Yang Pertama” dan “satu-satunya” di Indonesia.

Jika kita merunut ke beberapa tahun ke belakang, yakni di masa awal kehadiran PLTU-PLTU dengan energi primer low rank coal, maka FSA merupakan wujud komitmen dan tanggung jawab Indonesia Power dalam melaksanakan penugasan dari PLN selaku holding company untuk mengelola sejumlah PLTU berlabel “pembangkit FTP 1” tersebut.

Keberadaan FSA pun menjadi langkah perusahaan guna meningkatkan kinerja dan keandalan pembangkit melalui penguatan dari aspek kompetensi dan K3. FSA hadir dengan mengusung impian besar Indonesia Power untuk menciptakan personel-personel pembangkitan yang kompeten, profesional, dan berdaya saing sehingga berujung pada terwujudnya zero accident.

Salam Merdeka!!

konsultan media : INTEGRITI PT Integra Cipta Kreasi T/F: (021) 2765 0747 www.integriti.web.ideditor : Muhammad PamungkasReporter : Dyota Lakhsmi T., Farhan Kamal, Abdullah Baraja, Candra Fivetya, M. Nur Fitrianto, Chairudi B. Dharmakreatif : Andunk Bayumurti

Rahmi SukmaKepala Bidang Komunikasi Korporat

Indonesia Power

media komunikasi indonesia power 2 | EDIS I 4 | 2017

editorial

statistik

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0ak3u ak3

listrkak3

kimiaak3

kebakaran(a)

ak3kebakaran

(B)

ak3kebakaran

(c)

ak3kebakaran

(d)

petugas k3listrik

petugas k3kimia

petugas pk3

auditorsmk3

op. angkatangkut

Peningkatan kompetensisdM indonesia Power di Bidang k3

juni 2016 juni 2017100%

88%

78%

33%

56%

76%

65%

56% 56%

87% 85%

98%93%

81%

64%

13%

50%

64% 66%

45%52%

73%

67%

96%

ujp pangkalan susu2 x 220 mw ujp sanggau

2 x 7 mwujp barru

2 x 50 mw pltu haultecamp2 x 10 mw

ujp jeranjang3 x 25 mw

ujp adipala1 x 660 mw

ujp palabuhan ratu3 x 350 mw

ujp suralaya 81 x 625 mw

ujp labuan2 x 300 mw

ujp lontar3 x 315 mw

pembangkit indonesia power yang menggunakan low rank coal

3 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

kebiJAkAn lRCPemanfaatan batubara sebagai energi primer dalam industri pembangkitan didasarkan pada melimpahnya cadangan batubara yang tersimpan di alam Indonesia. Potensi cadangan batubara terbesar berada di Pulau Sumatra dan Kalimantan, yang didominasi oleh batubara berusia muda. Salah satu jenis batubara usia muda tersebut adalah batubara dengan kalori rendah atau yang disebut dengan istilah low rank coal (LRC).

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM tahun 2015, cadangan batubara Indonesia adalah lebih dari 32 juta ton. Dari

jumlah tersebut, cadangan terbesar adalah batubara kalori sedang atau medium rank coal (MRC) yang mencapai lebih dari 20 juta ton dan LRC mencapai lebih dari 9 juta ton. Adapun kualitas batubara ini dapat diidentifikasi dengan melihat besaran kalorinya.

Untuk jenis LRC, kalorinya (ADB) tak lebih dari 5.100 kal/gr. Sedangkan untuk jenis medium, kalorinya berada pada kisaran 5.100—6.100 kal/gr. Untuk batubara dengan kalori lebih dari 6.100 kal/gr dikategorikan sebagai batubara kalori tinggi dan kalori sangat tinggi (7.100 kal/gr ke atas).

“Pemerintah mendorong pemanfaatan batubara, baik jenis low rank maupun medium rank, untuk pembangkit lokal, dalam hal ini PLTU. Memang, PLTU batubara ini merupakan pembangkit dengan biaya pokok produksi yang, saat ini, paling murah,” jelas Direktur Operasi 2 Indonesia Power, Antonius R.T. Artono.

Pemanfaatan batubara ini pun didukung oleh kebijakan lainnya yang dikeluarkan Pemerintah, yaitu kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) yang ditetapkan sebesar 20—25% dari produksi batubara. Kebijakan DMO ini mengatur tentang kewajiban produsen batubara untuk memenuhi kebutuhan batubara dalam negeri untuk menjamin ketersediaan pasokan batubara bagi pembangkit-pembangkit domestik.

“Langkah dan kebijakan yang dikeluarkan Pemer in tah in i d iha rapkan dapa t mewujudkan listrik yang murah, mudah, dan terjangkau (available dan affordable) bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuh pria yang biasa disapa Anton.

Safety FirstKelola Pembangkit, Utamakan K3Ketersediaan batubara yang melimpah di alam Indonesia mendorong Pemerintah untuk memanfaatkannya sebagai energi primer bagi pembangkit termal (PLTU). Kebijakan tersebut sekaligus menjadi langkah Pemerintah dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi nasional melalui pembangunan PLTU batubara di berbagai wilayah di Tanah Air. Melalui Program 35 ribu MW, Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 99,4% hingga tahun 2025 mendatang.

Beranda

4 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

kompetenSi lRCSebagai perusahaan yang mengelola operasional dan pemeliharaan sejumlah PLTU batubara, Indonesia Power pun merespon segala hal yang terkait dengan batubara kalori rendah, baik dari aspek kebijakan, kompetensi, hingga fisik (infrastruktur). Menurut Anton, kunci utama dalam operasional pembangkit dengan energi primer LRC adalah knowledge. Seluruh insan pembangkitan di Indonesia Power harus mengenal dan memahami dengan baik jenis batubara yang digunakan sehingga dapat mengelolanya dengan baik, mulai dari mengirim, menyimpan, hingga memanfaatkannya.

“Seperti sudah diketahui, LRC ini memiliki sifat dan karakteristik yang membutuhkan penanganan secara khusus agar tidak berisiko bagi keselamatan dan kesehatan dalam bekerja. Di antaranya, mudah hancur, mudah terbakar, bahkan bisa mengalami swabakar (self combustion) atau terbakar dengan sendirinya. Disamping itu, dibandingkan jenis MRC, LRC memiliki kandungan air, abu, dan sulfur lebih banyak,” paparnya.

Untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keahlian insan pembangkitan, Indonesia Power pun mendirikan sebuah center of excellence bidang LRC, yaitu berupa Fire Safety Academy. Lembaga pendidikan dan pelatihan yang berlokasi di Pandean Lamper, Semarang, Jawa Tengah ini menjadi pusat pelayanan beragam kebutuhan pelatihan, assessment, dan konsultasi di bidang operasi pembangkit listrik yang mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta memiliki fasilitas simulator untuk operasi.

Tak hanya sekedar memberikan pengetahuan seputar operasional pembangkit batubara, perusahaan juga menyusun dan menetapkan suatu standar pengoperasian PLTU batubara yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM. Setiap peserta yang telah lulus mengikuti training program, nantinya akan memperoleh sertifikasi sesuai bidangnya.

neAR miSSDisamping prosedur kerja, langkah penting lainnya yang diambil Indonesia Power dalam meningkatkan K3 pembangkit adalah ketersediaan infrastruktur berupa sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai standar. Misalnya saja, penyediaan alat pemadam yang sesuai dengan standar NPFA (National Protection Fire Association).

Lalu, menerapkan konsep fifo (first in first out) dalam penyimpanan dan penggunaan batubara sehingga batubara tidak terlalu lama berada di ruang penyimpanan. Jika terlalu lama berada di penyimpanan, berisiko tinggi menyebabkan kebakaran.

Kemudian, Indonesia Power juga telah membangun sebuah aplikasi digital yang terintegrasi ke dalam Maximo, yaitu Aplikasi Near Miss. Aplikasi ini bertujuan untuk mencegah kecelakaan kerja dengan menanggulangi unsafe action maupun unsafe condition yang dapat berpotensi menimbulkan kerugian.

Sebuah inovasi lain juga telah dikembangkan Indonesia Power dalam rangka meningkatkan keandalan pembangkit dengan tetap memerhatikan aspek K3. Inovasi tersebut diwujudkan dalam pelatihan Pekerjaan Dalam Kondisi Operasi (PDKO). PDKO memungkinkan unit pembangkit tetap beroperasi saat dilakukan perbaikan/pemeliharaan akibat adanya gangguan dan, yang terpenting, tetap mengutamakan keselamatan kerja saat peralatan tersebut dipelihara.

“PDKO ini adalah kombinasi dari operasi, pemeliharaan, dan K3. Jadi, dengan PDKO, unit masih bisa bekerja, tidak harus mati, saat dilakukan perbaikan, tapi kami (yang melakukan) tetap selamat,” tambah pria kelahiran Blitar ini.

Disamping menumbuhkan budaya K3, Indonesia Power secara tegas juga menerapkan Prinsip 5S yang diadopsi dari bahasa Jepang, yaitu Seiri (ringkas), Seiton (rapi), Seiso (resik), Seiketsu (rawat), dan Shitsuke (rajin). Prinsip 5S ini mutlak dilaksanakan di seluruh unit pembangkit.

“Kelima hal tersebut harus menjadi behaviour para personel di pembangkit. Karena, sebut saja sifat rajin, jika sifat ini hilang, akan menimbulkan masalah. Misalnya saja, di PLTU dengan LRC, kita harus rajin membersihkan seluruh bagian unit agar bebas dari abu dan debu batubara,” urai Anton.

“Jika sifat rajin ini hilang, maka debu-debu ini akan menempel sedikit demi sedikit sehingga menumpuk dan terakumulasi hingga menjadi masalah besar yang berpotensi risiko. Maka, kami pun melakukan sistem pembersihan yang tidak biasa, yang kami sebut dengan industrial cleaning,” lanjut Anton.

Antonius R.T. ArtonoDirektur Operasi 2 Indonesia Power

Pemerintah mendorong pemanfaatan batubara,

baik jenis low rank maupun medium rank, untuk

pembangkit lokal, dalam hal ini PLTU. Memang, PLTU

batubara ini merupakan pembangkit dengan biaya pokok produksi yang, saat

ini, paling murah

Setiap langkah dan upaya yang dilakukan Indonesia Power untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan, baik unit pembangkit maupun personelnya, tersebut memang bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Diakuinya, bahwa hal tersebut membutuhkan proses dan kerja keras. Kemudian, yang tak kalah penting, dibutuhkan pula endurance dari semua lini, mulai dari tataran bawah hingga top management. Dengan demikian, seluruh insan Indonesia Power akan saling memerhatikan dan mengingatkan jika terjadi “near miss” sehingga potensi risiko dan bahaya pun dapat diminimalkan.

Beranda

media komunikasi indonesia power 5 | EDIS I 4 | 2017

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang lebih sering disebut dengan istilah “K3” adalah hal penting yang harus diusung dalam bekerja. Apa pun bidang kerjanya, K3 adalah yang utama. Tak terkecuali, bidang pembangkitan. Aktivitas dalam operasi dan pemeliharaan pembangkit tak terlepas dari berbagai risiko di dalamnya. Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, Indonesia Power senantiasa menjunjung tinggi K3 sebagai sebuah budaya kerja yang harus dipahami dan diterapkan oleh seluruh pegawai, terutama yang berada di lingkungan pembangkitan.

SAfeTy, SAfeTy, And SAfeTy“Safety First: Safety, Safety, and Safety”, itulah yang selalu digaungkan Direksi dan Manajemen Indonesia Power kepada seluruh insan Indonesia Power. Terutama, pada para ujung tombak pembangkitan yang menjadi motor penggerak operasional pembangkit. Tak sekedar menggaungkannya, perusahaan pun tak pernah lelah untuk menumbuhkan budaya K3 dalam diri setiap pegawainya sehingga budaya ini tercermin di setiap aktivitas di pembangkitan.

Beragam langkah dan strategi dirumuskan dalam rangka mewujudkan operasional

Tumbuhkan dan Giatkan

Budaya K3

pembangkit yang aman dan selamat. Dari hal yang paling sederhana, tetapi diyakini mampu menguatkan budaya K3 dalam diri setiap pegawai, adalah dengan memasang rambu-rambu K3 ataupun papan-papan bertuliskan imbauan tentang “keselamatan kerja”.

Rambu ataupun papan tulisan tersebut dengan mudah ditemukan di berbagai sudut di area pembangkit (unit) Indonesia Power. Tak hanya pegawai, pengunjung yang datang ke area pembangkit pun diingatkan akan arti pentingnya “keselamatan bekerja” dengan membaca rambu dan papan tulisan tersebut.

Apel pagi ataupun coffee morning yang rutin diselenggarakan pun menjadi wadah sosialisasi K3, baik dari sisi kebijakan, aturan, hingga serba-serbi seputar K3 yang harus dipahami dan diterapkan pegawai. Komitmen perusahaan dalam mengelola risiko dan menumbuhkan budaya K3 juga diwujudkan dengan pembentukan Departemen Kepatuhan K3 dan Lingkungan (KDEPK3L), di Indonesia Power Kantor Pusat.

Departemen ini bertugas untuk menyusun, memantau, dan mengelola kebijakan dan kegiatan K3L serta melakukan investigasi perbaikan dan pencegahan K3L. Lebih jauh lagi, komitmen perusahaan untuk menegakkan K3 ditransformasikan dalam wujud Safety Center yang didirikan di UJP Banten 3 Lontar (PLTU Lontar), Tangerang.

“Perusahaan telah menunjuk PLTU Lontar sebagai proyek percontohan, baik untuk Safety Center maupun program K3 lainnya. Salah satunya, saat ini, di PLTU Lontar tengah dilakukan review atas SOP dan IK (Instruksi Kerja) dengan melengkapi aspek-aspek K3 dan Lingkungan. Nantinya, setelah seluruh SOP dan IK di Lontar selesai di-review, akan ditiru dan dikloning di semua Unit Jasa Pembangkitan (UJP) lainnya,” jelas Kepala Departemen Kepatuhan K3L Indonesia Power, Hendres Wayen.

Safety Center di UJP Banten 3 Lontar sebagai pilot project pengelolaan K3 di pembangkit

Perusahaan telahmenunjuk PLTU Lontar sebagai

proyek percontohan, baik untuk Safety Center maupun program

K3 lainnya Hendres WayenKepala Departemen Kepatuhan K3L Indonesia Power

Beranda

6 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

SeRtifikASi AhliReview atas SOP dan IK tersebut dilaksanakan Indonesia Power, terutama, pada PLTU-PLTU yang menggunakan batubara kalori rendah (low rank coal – LRC) sebagai energi primernya. Wayen menambahkan bahwa aspek-aspek K3 yang akan dilengkapi pada SOP dan IK PLTU adalah kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan LRC.

“Hal ini dikarenakan sifat low rank coal yang ‘unik’ sehingga memerlukan penanganan secara khusus. Untuk itu, kami membekali SDM dengan pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan LRC, pencegahan risiko dan bahaya, serta penanggulangan jika terjadi risiko,” lanjut Wayen yang sudah lebih dari 20 tahun berkarya di Indonesia Power.

Pembekalan ini diberikan melalui berbagai program, seperti sosialiasasi, in house training, benchmarking, lomba hingga pendidikan dan pelatihan (diklat) melalui Fire & Safety Academy (FSA). Sejak diluncurkan 8 Agustus 2017 lalu, FSA pun menjadi fasilitas diklat milik Indonesia Power untuk penanggulangan kebakaran di area pembangkit.

FSA menyelenggarakan dua jenis program pelatihan, yakni Program Reguler yang mengacu pada regulasi Kemenaker RI dan Program Unggulan. Program Reguler meliputi pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terbagi dalam 4 kelas (A, B, C, D) serta Sertifikasi Ahli K3 Kebakaran Kelas A. Sedangkan Program Unggulan, meliputi pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada PLTU berbahan bakar low rank coal, listrik, serta instalasi ketenagalistrikan tingkat pratama, madya, dan utama.

“Dengan menjalani kedua program tersebut, para personel diharapkan dapat memiliki dan menguasai kompetensi untuk mengantisipasi terjadinya risiko kebakaran dan ledakan akibat LRC,” ujar Wayen.

Dari program diklat yang dilaksanakan FSA, para pegawai yang telah menjalani diklat dan dinyatakan lulus akan mengantongi sertifikat kompetensi sesuai dengan program yang dijalaninya. FSA ini akan memberikan sertifikasi bagi para Ahli K3 Umum, Ahli K3 Listrik, Ahli K3 Kimia, pekerja pada ketinggian, dan pengoperasian fire truck.

MATURiTy LeveL Untuk meningkatkan pengelolaan K3, Indonesia Power juga senantiasa mengevaluasi efektivitas penerapan K3 di lingkungan perusahaan. Hal tersebut dilakukan melalui pengukuran maturity level yang dilaksanakan

APD yang wajib dikenakan oleh setiap personel maupun pengunjung di area pembangkit

Rambu-rambu K3 terpasang di setiap sudut area pembangkit.

setiap semester. Pada semester pertama tahun 2017, nilai maturity level K3 yang dicapai Indonesia Power adalah sebesar 3,54 untuk Unit Pembangkitan dan 2,95 untuk Unit Jasa Pembangkitan dari skala 5.

Menurut Wayen, menumbuhkan budaya K3, termasuk penerapan dan pengelolaannya, memang bukanlah hal yang mudah. Kendati demikian, Wayen optimis bahwa Indonesia Power dan seluruh insan di dalamnya akan berhasil dan mampu melaksanakan budaya K3 dengan baik.

“Kuncinya adalah adanya kesungguhan dan komitmen dari Direksi untuk membuat kami semua unggul di bidang kami dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan dalam bekerja,” tegas Wayen. Selanjutnya, komitmen ini wajib didukung dan dilaksanakan oleh seluruh insan Indonesia Power.

Di sisi lain, Indonesia Power didukung oleh SDM-SDM profesional dan memiliki kompetensi unggul di bidangnya masing-masing. Hingga saat ini, Indonesia Power dimotori oleh lebih dari 1.000 personel yang telah tersertifikasi K3 untuk berbagai bidang.

Tak hanya SDM-nya, Indonesia Power secara korporat juga telah mengantongi sejumlah sertifikat dan penghargaan di bidang K3. Di antaranya, Sertifikat SMK3 Bendera Emas di 12 unit pembangkit Indonesia Power, Sertifikat OHSAS 18001, Serifikat P2-HIV, serta Sertifikat Zero Accident di 13 unit pembangkitnya.

Beranda

media komunikasi indonesia power 7 | EDIS I 4 | 2017

Guna menumbuhkan budaya K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) serta membangun kepedul ian dan kesadaran akan pentingnya K3, Indonesia Power membangun

Center o f Exce l lence F i re & Safety Academy (FSA) di Pandean Lamper, Semarang, Jawa Tengah. Sejak diresmikan 8 Agustus 2017 la lu , FSA Pandean Lamper pun menjadi pusat pelatihan K3 bidang pembangkitan yang pertama dan terlengkap di Indonesia.

Kehadiran FSA di lingkungan Indonesia Power dan juga PLN Grup dilatarbelakangi oleh komitmen perusahaan untuk mengurangi risiko dan potensi bahaya dari pengoperasian dan pemeliharaan PLTU-PLTU berbahan bakar batubara kalori rendah atau low

Fire & Safety AcademyPembekalan Kompetensi Bidang LRC

Simulasi penanganan saat terjadi bahaya kebakaran

Peresmian FSA oleh Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani

Beranda

8 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

fSA akan membentuk karakter siswa yang lebih baik melalui pengajaran

praktik sesuai dengan lingkungan dunia kerja yang

sebenarnya. Terlebih lagi, melalui fasilitas pendidikan ini, siswa bisa mendapatkan

sertifikat kompetensi.

SRi puRyonoSekretaris Daerah

Provinsi Jawa Tengah

rank coal. Low rank coal merupakan jenis batubara berkalori rendah yang memiliki sifat swabakar. Dengan sifat tersebut, low rank coal membutuhkan penanganan dan pengelolaan secara khusus. Dengan demikian, para ujung tombak pembangkitan pun harus mengetahui dan memahami seluk beluk low rank coal dengan baik, mulai dari pengelolaan hingga pencegahan dan penanggulangan terhadap risiko dan potensi bahaya yang mungkin terjadi.

Melalui program pendidikan dan pelatihan bidang K3 yang diselenggarakan FSA, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas para personel pembangkitan, khususnya PLTU low rank coal, baik tenaga operator maupun teknisi pembangkitan. FSA juga dapat dimanfaatkan, tidak hanya oleh personel pembangkitan Indonesia Power, melainkan juga oleh para operator dan teknisi pembangkitan di lingkungan PLN Grup.

“Harapan kami, FSA akan menjadi pusat pelayanan beragam kebutuhan pelatihan, assessment, dan konsultasi, khususnya di

bidang keselamatan dan kesehatan kerja operasi pembangkitan tenaga listrik,” harap Direktur Utama Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani.

FSA berlokasi di PLTG Pandean Lamper, Semarang, yang berdiri tahun 1968. Fasilitas pendidikan ini diresmikan oleh Direktur HCM PT PLN (Persero), Muhamad Ali. Dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, FSA dilengkapi berbagai infrastruktur dan fasi l i tas penunjang yang merupakan miniatur dari peralatan pembangkitan.

Di antaranya, simulator control room pembangkit, miniatur coal handling, serta fire ground yang dilengkapi dengan bunker, trafo, smoke chamber. Kemudian, FSA dilengkapi pula dengan peralatan-peralatan ketenagalistrikan, gedung workshop, dan fasilitas pendukung lainnya.

fasilitas pendidikan ini diharapkan bisa meminimalkan

potensi risiko akibat sifat bawaan batubara berkalori

rendah yang digunakan sebagai bahan bakar pada

PLTU. Pengoperasian fSA juga membangun kepedulian akan

pentingnya budaya K3 sekaligus meningkatkan kompetensi personel melalui beragam

program pelatihan K3. Kehadiran fSA pun melengkapi 11 akademi

yang sudah dimiliki oleh PLn.

muhAmAd AliDirektur HCM

PT PLN (Persero)

Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani memberikan sambutan

Peresmian FSA oleh Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani

Simulasi penanganan saat terjadi bahaya kebakaran

Berfoto bersama dengan Tim FSA

Beranda

media komunikasi indonesia power 9 | EDIS I 4 | 2017

Indonesia Power turut berpartisipasi dalam Indonesia CSR Exhibition (ICE) 2017 yang digelar Warta Ekonomi Group bersama Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Balai Kartini, Jakarta, 18—20 Agustus 2017. Kegiatan yang diresmikan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI, M. Hanif Dhakiri, ini bertujuan untuk meningkatkan image dan awareness CSR sekaligus media sharing bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan praktik CSR di Indonesia.

Tak hanya berpartisipasi, dalam gelaran tersebut, Indonesia Power juga meraih penghargaan The Best Social Business Innovation kategori energi pada ajang Social Business Innovation Award. Sementara itu,

pada ajang Green CEO Award 2017, Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani menerima anugerah sebagai The Best Green CEO.

Pada kesempatan tersebut, Menaker; Menteri BUMN, Rini Soemarno; Founder Warta Ekonomi, Fadel Muhammad; Pemimpin Redaksi Warta Ekonomi, Muhammad Ihsan bersama Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani mengunjungi stand booth Indonesia Power. Mereka pun berkesempatan untuk mencicipi

kopi hasil binaan Indonesia Power yang merupakan salah satu program unggulan Indonesia Power UP Mrica di Dusun Kecepit, Desa Jubang, Kecamatan Wanayasa.

“Tanaman kopi di lahan seluas seperempat hek t a r i t u , s e l a i n men ingka t kan perekonomian warga, juga sebagai penguat tanah agar tidak mudah longsor,” jelas Inten.

Serangkaian kegiatan lain, seperti pameran, seminar, workshop, dan talkshow, pun menjadi agenda ICE 2017 yang mengusung tema “Menuju CSR yang Berkelanjutan”. Kegiatan ini diikuti perusahaan-perusahaan pelaku CSR, mulai dari PMA, perusahaan terbuka, BUMN, swasta, perusahaan operator CSR, hingga perusahaan binaan CSR.

Indonesia Powersajikan kenikmatankopi Mrica di iCe 2017

10 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

liPutan

liPutan

Sebagian besar PLTU berbahan bakar batubara yang berada di luar Jawa menggunakan boiler jenis stoker. Sebut saja, PLTU Lati (Berau, Kaltim), PLTU

Sanggau (Sanggau, Kalbar), PLTU Holtekamp (Jayapura, Papua), PLTU Sintang (Sintang, Kalbar), dan PLTU Teluk Bayur (Berau, Kaltim). Namun, dalam operasionalnya, boiler ini mengalami beberapa gangguan yang sering menghambat proses produksi dan menurunkan kinerja unit. Sebagian besar gangguan terjadi di chain grate. Berangkat dari kondisi tersebut, Indonesia Power sebagai pengelola unit pembangkit tersebut menyelenggarakan grup diskusi untuk merumuskan solusi atas persoalan tersebut.

Melalui Divisi Pembangkitan (DivKIT) II yang bekerja sama dengan anak perusahaan Indonesia Power, PT Indo Pusaka Berau, forum diskusi bertema “Stoker Boiler Performance Optimization” diselenggarakan selama dua hari, 10—11 Agustus 2017, di Kantor Pusat PT Indo Pusaka Berau , Berau – Kalimantan Timur selama dua hari (10 – 11 Agustus 2017). Kegiatan diikuti oleh perwakilan dari PLTU Sanggau, PLTU Sintang, PLTU Teluk Bayur, dan PLTU Holtekamp.

Kegiatan ini dibuka oleh perwakilan DivKIT II, Ari Cahyono Budi Jatmiko, dan H. Najemudin dari Indo Pusaka Berau. Kemudian, dilanjutkan dengan presentasi PLTU Lati tentang Overview dan laporan kinerja selama semester I periode 2017. Para peserta juga berkesempatan untuk melakukan pengamatan langsung di site PLTU Lati.

Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan kinerja dan permasalahan yang terjadi dari masing-masing unit peserta. Rekomendasi yang diberikan selama proses diskusi dikaji dan diputuskan untuk dirumuskan menjadi maintenance strategy. Hasilnya, akan dilakukan uji material chain grate milik PLTU Lati eksisting dan upgrade lokal di Unit Jasa Pemeliharaan (UJH).

Focus Group Discussionstoker Boiler Performance optimization

1. Peserta FGD berfoto bersama

2. Suasana saat FGD berlangsung

3. Seluruh peserta FGD mengunjungi control room PLTU Lati

1

2

3

Kemudian, akan dilakukan kajian untuk modifikasi arrangement chain grate sehingga dapat dilakukan penggantian per bank sebagai bagian program retrofit chain grate, improvement pada sistem electrical EDG (Emergency Diesel generator) sehingga dapat digunakan sebagai fasilitas black start, serta Combustion Tunning untuk mendapatkan performa yang baik.

Selain itu, dilakukan resetting koordinasi relay ke sistem jaringan area Sanggau mengacu pada setting yang ada di area Berau. Penambahan fasilitas main steam line header combine ke setiap unit untuk peningkatan keandalan dan dilakukan koordinasi dengan PLTU Lat i untuk mendapatkan part list komponen material yang mengalami kerusakan.

media komunikasi indonesia power 11 | EDIS I 4 | 2017

Jakarta, (3/7). Jajaran Direksi dan Komisaris Indonesia Power menghadiri Halal Bihalal PLN Grup. Acara yang berlangsung hangat ini digelar di Auditorium PLN Kantor Pusat.

Jakarta, (4/7). Indonesia Power gelar Halal Bihalal 1438 H yang berlangsung di ruang serbaguna Indonesia Power Kantor Pusat. Acara dihadiri Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir, jajaran Direksi dan Komisaris Indonesia Power dan Anak Perusahaan, serta seluruh insan Indonesia Power, baik yang masih aktif maupun purnabakti.

Jakarta, (5/7). Jajaran Direksi Indonesia Power memenuhi undangan silaturahmi dan halal bihalal yang digelar Kementerian ESDM. Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Kementerian ESDM tersebut dihadiri Menteri ESDM, Ignasius Jonan; Wamen ESDM, Arcandra Tahar; dan Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.

Jakarta, (14/7). Indonesia Power bersama dengan GE Consortium, Marubeni, dan Hutama Karya menandatangani kontrak pembangunan Pembangkit Listrik Tambak Lorok Combined Cycle Power Plant (CCPP) Blok 3, Jawa Tengah, di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta. Penandatangan oleh Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani dan disaksikan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.

Surabaya, (25/8). Indonesia Power bersama PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat menandatangani Asset Management Contract (AMC) atas pengelolaan PLTA Orya Genyem di Kampung Nimbotong, Jayapura. Penandatanganan berlangsung di Hotel Shangrila, Surabaya, dan dihadiri oleh Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani dan Direktur Operasi 2 Indonesia Power, Antonius R.T. Artono.

Jakarta, (23/8). Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, menerima penghargaan Anugerah Kadarman 2017 dalam gelaran HUT ke-50 PPM Manajemen di Java Grand Ballroom, The Westin, Jakarta. Di acara yang sama, Indonesia Power juga menerima Apresiasi untuk kategori Komitmen Pengembangan Kompetensi dan Profesionalisme Eksekutif.

12 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

Berita

Jakarta, (27/7). Direktur Operasi 1 Indonesia Power, Eri Prabowo yang didampingi Manajemen Indonesia Power UPJP Priok menyambut kunjungan kerja Komisaris Utama PT PLN (Persero), Hasan Bisri bersama Sekretaris Dewan Komisaris PT PLN (Persero), Djoko Hastowo dan Firman Dini. Agenda kunjungan kerja tersebut juga dibarengi dengan site visit di UPJP Priok.

Jakarta, (13/7). Indonesia Power melaksanakan serah terima jabatan dan pelantikan dewan komisaris di lingkungan anak perusahaan. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Serbaguna Indonesia Power Kantor Pusat tersebut dihadiri Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani dan Kepala Divisi Talenta PT PLN (Persero), Okto Rinaldi.

Jakarta, (20/7). Tak kurang dari 151 siswa Prajabatan Angkatan 24 Tingkat D3 menandatangani kontrak di Indonesia Power Kantor Pusat. Penandatanganan dihadiri Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani beserta Direktur SDM dan Administrasi Indonesia Power, Roikhan.

Aceh, (19—20/7). Para inovator terbaik Indonesia Power mengikuti ajang Seleksi Penghargaan Karya Inovasi (SPKI) ke-20 Regional I 2017 yang diselenggarakan PT PLN (Persero) di Syiah Kuala University Darussalam Banda Aceh. Inovator Indonesia Power terdiri dari 10 tim yang menampilkan karya inovasi di Bidang Pembangkitan, Bidang Technical Supporting, Bidang Non-Technical Supporting Aplikasi, dan Bidang Non-Technical Supporting Manajemen.

Jakarta, (31/7—4/8). Indonesia Power bersama Mitsubishi Hitachi Power Systems (MHPS) menjadi tuan rumah dalam gelaran 2017 M701F Users Conference di Hotel Kempinski, Jakarta. Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari ini diikuti 140 peserta dari berbagai negara dan dibuka langsung oleh Direktur Operasi 1 Indonesia Power, Eri Prabowo.

media komunikasi indonesia power 13 | EDIS I 4 | 2017

Berita

Jakarta, (2/8). Indonesia Power bersama PT Rekayasa Industri (Rekind) menandatangani nota kesepahaman terkait kerja sama di Bidang Engineering dan Manajemen Proyek Pembangkit. Penandatanganan yang berlangsung di Ruang Rapat Suralaya Lantai 8 Indonesia Power Kantor Pusat ini dilakukan oleh Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani dan PLT. Direktur Utama Rekind, Jakub Tarigan.

Jakarta, (2/8). Indonesia Power turut meriahkan puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2017 dan Landmark Hutan Indonesia dalam Pekan Nasional Perubahan Iklim (PNPI) 2017 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kegiatan yang digelar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo.

denpasar, (3/8). PT PLN (Persero) menyelenggarakan Workshop Training of Trainer (TOT) Pengendalian Gratifikasi dan Infrastruktur dan Kepatuhan. Kegiatan yang dibuka oleh KDIV MRK PT PLN (Persero) Kantor Pusat, Wasito Adi, ini juga diikuti oleh seluruh anak perusahaan PLN, tak terkecuali Indonesia Power.

Jakarta, (7/8). Dalam rangka mengembangkan PLTU Adipala 1x1.000 MW, Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani menandatangani nota kesepahaman dengan Direktur Utama PT Mofatama Energi, Muhammad Fuad Asrori. Penandatanganan berlangsung di Indonesia Power Kantor Pusat dan disaksikan oleh Direktur Pengembangan Niaga Indonesia Power, Adi Supriono.

Singapura, (23/8). Indonesia Power meraih penghargaan The Best Indonesian Companies 2017 untuk kategori Anak Perusahaan BUMN Indonesia Terbaik 2017 yang diselenggarakan oleh Economic Review. Penghargaan diserahkan dalam rangkaian acara Rising 50 Celebrating 50th Anniversary of Indonesia-Singapore Friendship di Ripta Loka Hall, Kedutaan Indonesia, Singapura.

Selain penghargaan sebagai perusahaan terbaik, Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani juga dinobatkan sebagai The Best CEO Indonesia Subsidiary of SOE’s Companies I 2017.

14 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

Berita

1 2 3

4

1 Belt Conveyor 2 Ship Unloader 3 Supression Dust 4 Coal Yard

PeMBangkit kita

media komunikasi indonesia power 15 | EDIS I 4 | 2017

Momen 17 agustus selalu menjadi pengobar semangat di lingkungan indonesia Power. Melalui

peringatan Hut kemerdekaan ke-72, semangat itu diwujudkan dalam tema “indonesia kerja

Bersama” yang merupakan representasi semangat gotong royong dan harmoni kebersamaan

untuk mencapai tujuan yang luhur. Momen kebersamaan itu pun tampak dari berbagai kegiatan

dalam rangka perayaan Hut ri di indonesia Power kantor Pusat dan seluruh unitnya.

“indonesia kerja Bersama”di Hut ri ke-72

indonesia PoWer kantor Pusat indonesia PoWer kantor Pusat

indonesia PoWer kantor Pusat

indonesia PoWer kantor Pusatujh

ujp adipala

indonesia PoWer kantor Pusat indonesia PoWer kantor Pusat

upjp perak grati

up sagulingupjp kamojang

up semarangup suralaya

up mricaup bali

ujp lontarujp sanggau

upjp priok

ujp pangkalan susu

ujp labuanujp jeranjangujp cilegon

ujp banten suralaya 1 ujp barru

Indriartono:Fire & Safety Academy (FSA),Wujud Komitmen Indonesia Power

Adapun untuk pengoperasiannya, YPKIP menunjuk anak perusahaannya, PT Garda Power Mandiri (GPM). Dalam sebuah sesi wawancara, Tenaga Ahli dari GPM yang juga pernah menjabat sebagai Direktur SDM Indonesia Power, Indriartono, memaparkan seluk beluk FSA dan sebuah impian besar yang tersemat pada FSA.

Bagaimana konsep dan pemikiran tentang fSA ini?Fire & Safety Academy (FSA) ini merupakan bentuk respon Indonesia

Power atas pengelolaan, pengoperasian, dan pemeliharaan PLTU yang menggunakan low rank coal (LRC) sebagai energi primernya. Sebagai

perusahaan yang sudah mengelola PLTU berbahan bakar batubara selama puluhan tahun, Indonesia Power menyadari bahwa LRC ini bukanlah

batubara biasa.

Sifat dan karakteristik LRC memunculkan, selain berbagai benefit yang mendasari pemilihannya, sejumlah risiko

yang harus diantisipasi. Antisipasi inilah yang, salah satunya, diwujudkan dengan menugaskan FSA

yang berada di Pandean Lamper, Semarang untuk melaksanakan pelatihan terkait pengelolaan dan

pemanfaatan LRC, khususnya dari sisi keselamatan dan keamanannya (K3).

Hal utama yang ingin saya garisbawahi terkait kehadiran FSA ini adalah, bahwa, Indonesia Power merespon penugasan pengoperasian PLTU berbahan bakar LRC ini secara normatif dan bertanggung jawab melalui pembekalan kompetensi bagi para pegawai yang bertugas di sana. Di sisi lain, adanya kebutuhan akan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengoperasian PLTU batubara ini juga menjadi dasar mula kehadiran FSA.

Adapun konsep yang diusung FSA ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dan referensi yang telah kami (Tim FSA) kumpulkan, yakni harus ada pemilahan kompetensi. Maka, secara garis besar, ada

18 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

liPutan kHusus

Kehadiran fire & Safety Academy (fSA) merupakan salah satu wujud komitmen indonesia Power untuk menumbuhkan budaya Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dalam operasional pembangkit.

Khususnya, pembangkit-pembangkit termal (PLTU) yang menggunakan batubara berkalori rendah (low rank coal) sebagai energi primer. indonesia Power melalui yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan indonesia Power (yPKiP), mengemas fSA sebagai sebuah lembaga training, jasa

pelayanan, dan jasa konsultasi fire & Safety, yang fokus pada pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pada instalasi ketenagalistrikan.

tiga jenjang kompetensi yang harus dibangun oleh Indonesia Power. Jenjang tersebut, secara umum, dibedakan atas Pelaksana—sebagai jenjang yang paling dasar, Analis, dan Para Ahli. Jenjang kompetensi yang kami wacanakan ini, tentunya, masih memerlukan fase penyamaan persepsi antara FSA sebagai penyelenggara dengan Indonesia Power sebagai institusi pengguna pemanfaatan pelatihan ini.

Apa yang menjadi fokus dari setiap jenjang tersebut?Tentunya, setiap jenjang tersebut memiliki fokus yang berbeda. Untuk jenjang pertama, para Pelaksana, fokusnya adalah safety, safety, dan safety. Pelaksana ini harus bekerja pada koridor yang jelas. Di perusahaan dengan sifat keteknisan yang tinggi, koridor itu bernama “Prosedur”. Dengan demikian, kompetensi di tatanan Pelaksana yang ingin dibentuk melalui diklat ini adalah terbentuknya insan-insan Indonesia Power yang taat prosedur dalam mengoperasikan PLTU-PLTU berenergi primer LRC. Jadi, konsepsi diklat di tataran bawah ini adalah prosedur yang jelas dibangun, lalu dilatihkan, dan diuji dalam suatu standar kompetensi yang jelas.

Pada jenjang kedua, insan Indonesia Power yang berada di jenjang ini harus dapat berpikir antikemapanan. Maka, di tataran kedua ini, kami memerlukan suatu pelatihan

oleh Indonesia Power. Permagangan ini juga didasari pada pertimbangan bahwa pelatihan dapat berjalan lebih efektif dengan dukungan komitmen industri melalui proses magang.

Sedangkan, di tataran ketiga yang diisi oleh para Ahli, hendaknya membuka wawasan yang seluas-luasnya karena dunia tidak selebar daun kelor. Para Ahli harus melepaskan diri dari belenggu kepentingan sesaat atau kelompok. Di jenjang ini, dibutuhkan pula leadership. Selain pembekalan, para Ahli juga harus diujikan melalui project-project assignment yang melibatkan industri, yaitu Indonesia Power.

yang bisa membekali dan membangun kompetensi mereka agar memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap permasalahan LRC sehingga tidak terjebak dalam kemapanan. Para analis inilah yang harus berpikir tentang cara untuk menjadi lebih baik. Salah satunya, dengan menyediakan prosedur yang terbaik melalui sebuah kajian dan perumusan solusi.

Untuk tidak terpaku pada kemapanan ini, memang bukanlah hal yang mudah. Maka di jenjang ini, on the job training (OJT) atau permagangan adalah suatu keniscayaan. Permagangan, tentu, akan terintegrasi dengan dunia kerja yang—dalam hal ini—difasilitasi

demonstrasi tentang penanganan low rank coal

media komunikasi indonesia power 19 | EDIS I 4 | 2017

liPutan kHusus

Pada diklat jenjang ketiga ini, memang, perusahaan (Indonesia Power) akan lebih banyak berperan. Salah satunya pimpinan perusahaan yang terlibat langsung dalam memberikan tugas project-project assignment sekaligus menjadi mentor. Peran perusahaan di sini juga didasarkan pada sifat diklat di jenjang ketiga yang lebih kepada policy dan strategi sehingga erat kaitannya dengan visi dan misi perusahaan.

Hingga saat ini, sejauh mana peran fSA dalam menumbuhkan budaya K3 terkait pemanfaatan LRC?Kesungguhan Indonesia Power dalam membangun kompetensi di bidang LRC telah ditunjukkan melalui FSA. Sebelumnya, Indonesia Power juga telah mengambil langkah dengan menjadikan PLTU Lontar sebagai pilot project untuk implementasi budaya K3, khususnya yang terkait dengan pemanfaatan LRC.

Kami sangat meyakini, selama lebih dari 7 tahun mengoperasikan PLTU berbahan bakar LRC, tentunya Indonesia Power memiliki kader-kader yang cukup, baik dari sisi kualitas/kompetensi maupun, terutama kader di tataran pelaksana. Progresnya sendiri, saat ini, sudah berjalan untuk jenjang Pelaksana.

Fasilitas praktik sudah dibangun di Pandean Lamper. Pembekalan materi secara teori pun sudah diberikan untuk, kemudian, dilanjutkan dengan praktik dan diikuti proses sertifikasi kompetensi. Untuk jenjang Pelaksana, kami juga sudah memiliki standar kompetensi yang digunakan dalam melakukan penilaian.

Sementara, untuk yang jenjang kedua dan ketiga, memang masih pada tahap tataran atau wacana yang masih kami godog bersama dengan user, yaitu Indonesia Power. Saat ini, juga belum ada standar kompetensinya. Standar ini akan kami realisasikan bersama dengan perusahaan karena perusahaan lah yang lebih memahami standar/ukuran dari kemapanan dan optimasi.

Diklat ini akan diikuti oleh para pegawai yang memang “diinginkan” oleh perusahaan. Dalam arti, perusahaan lah yang akan memilah dan memilih pegawai yang akan mengikuti diklat dan jenjang diklatnya. Pemilihan ini didasarkan pada harapan/

keinginan perusahaan terhadap pegawai untuk mengisi jenjang-jenjang yang ada tersebut.

Apa yang menjadi harapan dari Tim fSA khususnya, terhadap kehadiran fSA?Saya berharap, kami (Tim FSA dan Indonesia Power) dapat selalu berjalan beriringan karena diklat ini tidak bisa berjalan sendiri dengan baik, tanpa didukung dengan sistem pemanfaatannya. Salah satu sistem pemanfaatan yang sangat kami rekomendasikan adalah pemanfaatan hasil diklat ke dalam penataan organisasi sehingga diklat bisa memberikan dampak positif bagi perbaikan organisasi.

Harmonisasi Tim FSA dan Indonesia Power ini telah terwujud dari beberapa langkah yang kami lakukan. Misalnya saja, pada saat Indonesia Power menugaskan FSA untuk melengkapi diklat fire ground eksisting dengan pelatihan safety dalam pengelolaan LRC. Kami menyadari bahwa, hingga saat ini, belum ada standar kompetensi personel yang formal.

Kemudian, Indonesia Power pun berinisiatif untuk mengajukan standar kompetensi tersebut kepada pembina sektor—dalam hal ini adalah Kementerian ESDM. Saat ini, proses pengajuan tersebut sudah sampai pada status konsensus. Kami masih menunggu status berikutnya hingga ditetapkan sebagai suatu standar yang formal.

fire & Safety Academy (fSA) ini merupakan bentuk respon

indonesia Power atas pengelolaan, pengoperasian, dan pemeliharaan

PLTU yang menggunakan low rank coal (LRC) sebagai energi

primernya. Sebagai perusahaan yang sudah mengelola PLTU

berbahan bakar batubara selama puluhan tahun, indonesia Power

menyadari bahwa LRC ini bukanlah batubara biasa.

ruang simulator fsa

20 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

liPutan kHusus

SlAmet muJi RAhARJoAmA enjiniring penyaluranenergi primer dan Abu Di balik kelebihannya dalam menekan biaya produksi, LRC memang memiliki potensi risiko yang tinggi. Di antaranya, risiko terjadinya polusi udara yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan risiko swabakar akibat tingginya volatile matter (zat terbang). Karenanya, aspek K3 di sini harus benar-benar diperhatikan, dipahami, dan diimplementasikan.

Menurut saya, urgensi K3 haruslah tercermin dari sikap dan perilaku saya sebagai pegawai dalam bertindak sehari-hari. Hal ini dikarenakan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan, berawal dari sikap dan perilaku individu. Karenanya, penerapan K3 haruslah menjadi komitmen semua elemen, mulai dari internal hingga eksternal (mitra kerja), dan harus dilaksanakan secara konsisten sebagai bentuk kepentingan bersama.

AnAng WAhyu budi hutomoplS Sp ope epAPemahaman dan penerapan K3 dengan baik sangat diperlukan dalam menangani dan mengelola LRC. Terutama, mereka yang bertugas di area coal handling juga harus memahami benar tentang LRC. Memang, dilihat dari aspek K3, batubara ini berisiko terhadap terjadinya kebakaran ataupun kecelakaan kerja. Untuk mengantisipasinya, bisa dilakukan beberapa hal.

Misalnya saja, melakukan patrol cek pada area hazard atau area coal yard guna memastikan tidak ada titik api. Jika terlihat titik api, kita harus sigap untuk segera memadamkannya. Selain itu, antisipasi juga harus dilakukan dengan membersihkan area coal handling secara rutin. Yang masih harus ditingkatkan fungsinya adalah ketersediaan suplai air hidran ke area coal handling yang digunakan untuk memadamkan titik api atau membersihkan area berdebu.

Pemanfaatan batubara jenis kalori rendah atau low rank coal (LRC) di sejumlah pembangkit termal yang dikelola Indonesia Power, membutuhkan pemahaman yang baik tentang LRC. Terutama, bagi para pegawai yang berada di garis terdepan di pembangkitan. Sebagian dari mereka pun angkat bicara mengenai LRC, khususnya dalam upaya peningkatan budaya K3. Seperti yang disampaikan para ujung tombak Indonesia Power UJP Banten 1 Suralaya (BSR) berikut ini.

safetyDimulai dari Diri Sendiri

nuR khoiRiyAhSpS k3 dan lingkunganK3 merupakan prioritas utama dalam pengoperasian pembangkit secara umum. Terlebih, pada pengoperasian pembangkit dengan LRC sebagai energi primernya. Pengelolaan LRC ini harus benar-benar menerapkan kaidah-kaidah K3. Hierarki pengendalian risiko dalam pengelolaan LRC pun perlu dilaksanakan. Apabila eliminasi dan substitusi tidak bisa dilakukan, pengendalian hendaknya dilaksanakan secara rekayasa enjiniring, administrasi, dan penyediaan APD yang sesuai standar.

Sebagai prioritas utama, maka komitmen dan konsistensi penerapan K3 harus dimiliki seluruh insan Indonesia Power, khususnya insan BSR, mulai dari level Top Management hingga level bawah. Safety ini adalah hal mendasar yang wajib dilakukan. Karena itu, safety harus dimulai dari diri sendiri.

media komunikasi indonesia power 21 | EDIS I 4 | 2017

oPini

Membangun budaya K3 bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Tak mudah, tetapi tidak mustahil untuk diwujudkan. Setidaknya, i t u l a h k e y a k i n a n s e o r a n g

Rahmat Syahputra Lubis. Keyakinan yang menumbuhkan optimisme dalam diri seorang General Manager (GM) Unit Jasa Pembangkitan Banten 3 Lontar (UJP BLT). Bahwasanya, budaya K3 dapat tumbuh dan melekat kuat dalam diri setiap Insan Lontar.

potenSi RiSikoSejak pertengahan tahun 2016 lalu, UJP BLT ditetapkan oleh Direktur HCM PT PLN (Persero), Muhamad Ali, sebagai pilot project percontohan dalam menumbuhkan dan menggiatkan budaya K3L di lingkungan Indonesia Power dan PLN. Sebagai percontohan, UJP BLT pun melaksanakan sejumlah program K3L yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta kepedulian Insan Lontar terhadap arti pentingnya K3L.

Disamping itu, penetapan UJP BLT sebagai percontohan K3L juga ditandai dengan dibangunnya Safety Center, Fasilitas ini merupakan yang pertama di Lingkungan Indonesia Power. Kehadiran Safety Center

rahmat s. lubisGM UJP Banten 3 Lontar

SafetyAntara Kebutuhan

dan KewajibanMemenuhi Regulasi

bertujuan untuk mengakomodasi segala hal terkait dengan safety, terutamanya terhadap mitra kerja atau tamu yang berkunjung ke unit. Di antaranya, pengurusan izin masuk unit, safety briefing, peminjaman Alat Pengaman Diri (APD) bagi mereka yang akan masuk ke dalam area pembangkit. Di dalam Safety Centre juga tersedia Thermocam CCTV Center yang dapat memonitor temperatur peralatan yang berpotensi terjadi hotspot atau potensi kebakaran. Ke depannya, di Safety Center akan disediakan ruang display implementasi K3L.

Penerapan K3L di lingkungan pembangkit, memang, wajib adanya. Hal ini mengingat potensi r is iko dari pekerjaan dalam operasional pembangkit. “Dalam mengelola proses pekerjaan di pembangkit itu, ada fluida bergerak yang memiliki tekanan dan temperatur tinggi. Fluida inilah yang memiliki risiko besar terhadap aspek keselamatan manusia maupun peralatan,” jelas Rahmat.

Selain itu, ditambahkannya, bahwa risiko kedua adalah adanya potensi self combustion

Memantau langsung kondisi di lapangan

22 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

Profil

(swabakar) batu bara low rank coal, kondisi ini memerlukan penanganan khusus di dalam melakukan pengelolaannya. Risiko lainnya pun muncul dari energi listrik. Meskipun tidak berwujud, listrik memiliki risiko bahaya yang cukup besar.

“Yang kami lakukan ini (mengelola K3L), mungkin sama dengan yang dilakukan oleh unit lainnya dalam rangka mewujudkan lingkungan kerja yang selamat, aman, hijau dan nyaman. Karenanya, kami berupaya untuk menumbuhkan rasa kebutuhan akan K3 dalam diri setiap Insan Lontar. Jadi, penerapan K3L ini bukan lagi semata untuk memenuhi regulasi, tetapi menjadi sebuah kebutuhan dari setiap personel pembangkitan,” papar pria kelahiran Tanjung Balai, 3 April 1977 silam.

pRogRAm k3Dalam upaya menumbuhkan budaya K3L di UJP BLT, langkah pertama adalah membangun pemahaman Insan Lontar terhadap K3L. Dengan pemahaman yang baik, K3L tak lagi dirasakan sebagai beban, melainkan sebagai kebutuhan untuk menjaga keselamatan diri dan pembangkit. Pemahaman tersebut dibangun melalui berbagai aktivitas yang dilaksanakan secara rutin di lingkungan UJP BLT.

“Kemudian, secara rut in, kami juga melaksanakan Pekan K3L, Safety Briefing atau Safety Induction setiap pagi sebelum mulai bekerja, Patrol K3, hingga memasang rambu-rambu K3 di seluruh penjuru unit,” ujar pria yang menjabat GM UJP BLT sejak Maret 2017 lalu.

Rahmat menambahkan bahwa Program Patrol K3L merupakan wujud dari kerja sama Manajemen dengan Insan Lontar dalam menegakkan K3L melalui safety patrol ke unit-unit. Selain Patrol K3L Manajemen dengan pegawai, UJP BLT juga punya Petugas patrol yang bekerja shift, petugas Patrol memiliki wewenang untuk menghentikan setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan prinsip K3L. Dengan demikian, seluruh Insan Lontar memiliki kepedulian terhadap keselamatan kerja.

“Yang tak kalah penting dalam upaya membangun budaya K3 adalah kehadiran Agen Budaya . Untuk itu, Agen Perubahan yang ada sekaligus saya tugaskan sebagai Agen Budaya K3L. Selain itu, kami juga membentuk Tim Percontohan K3L untuk mempercepat eksekusi program Percontohan K3L,” lanjutnya.

JAminAn keSelAmAtAnMembangun budaya K3 memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, Rahmat menegaskan bahwa dirinya dan seluruh Insan Lontar optimis bahwa budaya K3L dapat tumbuh dengan subur di UJP BLT. Dengan optimisme itu pula, setiap tantangan yang menghadang tak lagi menjadi hambatan. Melainkan, menjadi sebuah medan pembelajaran yang dapat menjadi bekal untuk melangkah ke depannya.

“Tantangan yang utama adalah pemahaman tentang K3L dan arti pentingnya K3L. Belum semua orang memahaminya, terutama para mitra kerja. Untuk itu, kami pun perketat aturan mainnya sejak Juli lalu. Misalnya saja, setiap orang yang masuk ke unit untuk bekerja harus mengenakan wearpack atau rompi untuk para tamu,” tegas alumni Teknik Mesin Universitas Sumatra Utara (USU) ini.

Tantangan berikutnya adalah ketersediaan infrastruktur yang memenuhi standar safety dan, ternyata, masih terdapat infrastruktur yang harus ditingkatkan kualitas standarnya. Sebagai contoh, Rahmat menyebutkan peralatan fire fighting system yang tersedia belum memenuhi standar NFPA (National Fire Protection Association).

“Harapan kami, struktur organisasi K3 di UJP BLT ini dapat diperkuat agar kami dapat berlari lebih kencang lagi sehingga

internalisasi budaya K3 pun bisa lebih kuat dan tahun depan Lontar sudah berbudaya K3 seutuhnya,” harap Rahmat.

Bagi pr ia yang pernah dianugerahi Penghargaan EKsekutif Pilihan Tingkat Korporat ini, safety adalah yang utama dan sudah menjadi kebutuhannya. “Sejak awal bekerja, saya patuh pada aturan keselamatan. Saya selalu mengenakan APD saat bekerja Tetapi jujur saja, saat itu, saya lebih merasa hal itu sebagai kewajiban untuk memenuhi aturan. Namun, sebuah peristiwa menyadarkan saya bahwa safety ini bukan sekedar untuk memenuhi regulasi, tetapi kebutuhan saya dan juga setiap pekerja di lingkungan pembangkit,” kenang Rahmat.

Sejak itu, Rahmat selalu menanamkan dalam dirinya bahwa safety adalah yang utama dalam bekerja. Hal itu pula yang senantiasa ditanamkannya pada semua personel yang berada di Lontar. Dengan harapan, setiap mereka yang berada di lingkungan UJP BLT dapat lebih terjamin keselamatan dan kenyamanannya selama bekerja sehingga dapat berkumpul kembali dengan keluarga yang menantinya di rumah dan kinerja perusahaan bisa lebih terjamin untuk dicapai.

Di antara kegiatan untuk mendukung K3L adalah Safety in The Morning yang dilaksanakan setiap pagi di hari Senin dan Jumat. Tujuan dari kegiatan ini, salah satunya, adalah agar personel Lontar dapat memahami dan menghapal 10 Aturan Safety di Tempat Kerja untuk, kemudian, diterapkan dan ditegakkan selama bekerja. Selain itu, pada kegiatan ini dibacakan pula berbagai aturan K3L lainnya sehingga Insan Lontar mengetahui bahwa penerapan K3L memiliki payung hukum yang kuat.

yang tak kalah penting dalam upaya membangun

budaya K3 adalah kehadiran Agen Budaya.

Untuk itu, Agen Perubahan yang ada sekaligus saya tugaskan sebagai Agen

Budaya K3.

media komunikasi indonesia power 23 | EDIS I 4 | 2017

Profil

teoRi keCelAkAAn keRJASecara etimologis, K3 didefinisikan sebagai memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.

Menurut Frank E. Bird Jr., satu kecelakaan serius/fatal akan diawali oleh beberapa kecelakaan sebelumnya, near miss ataupun Unsafe Act dan Unsafe Condition yang tidak dikelola dan diperbaiki. Teori piramida kecelakaan sangat membantu dalam mendalami kecelakaan-kecelakaan yang ada di area kerja. Puncak dari piramida kecelakaan adalah kejadian yang berakibat fatal, yang sebelumnya didahului oleh 30 cedera serius/major, 300 cedera ringan, 3.000 kejadian near miss, serta 30.000 kondisi tidak aman (Unsafe Condition – UC) dan perilaku tidak aman (Unsafe Action – UA).

Sementara , Teor i Domino He inr i ch mengemukakan lima penyebab kecelakaan. Di antaranya, (1) perilaku manusia karena keturunan atau lingkungan sosial, (2) kesalahan manusia, (3) kondisi dan perilaku tidak aman, (4) kecelakaan kerja, dan (5) dampak kerugian.

Untuk mengelola Unsafe Condition dan Unsafe Action, Divisi K3L Indonesia Power bekerja sama dengan Departemen Sistem Informasi Indonesia Power mengembangkan sebuah aplikasi Near Miss. Pengembangan aplikasi tersebut mengedepankan kemudahan dalam penggunaannya, cepat dalam melakukan monitoring, tindak lanjut, serta penyajian secara langsung sesuai prinsip SMART (Simple Monitoring Action Real Time).

30.000 UA,UC*)

3.000 NEAR MISS

300 INJURIES

30 MAJOR

1 FATALITY

05

04

03

02

01

*) un safe acBon, un safe condiBon

Aplikasi Near MissLaporkan, Cegah, dan Perbaiki!Indonesia Power telah mengembangkan sebuah inovasi dalam rangka meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), khususnya di lingkungan pembangkit. Aplikasi yang diberi label Near Miss ini sekaligus menjadi wujud tata kelola pembangkitan yang mengedepankan aspek K3.

24 | EDIS I 4 | 2017 media komunikasi indonesia power

tata kelola

4

3

2

1

ANALITIC

INTEGRASI

IMPLEMENTASI

PROTO TYPE

Skema 1. Fase Pengembangan Aplikasi

Dalam pengembangan Aplikasi Near M iss , te rbag i men jad i empat fase (Skema 1). Saat ini, pada fase proto type, telah dibuatkan dalam versi web base responsive. Kemudian, pada tahap ke-2, akan dilakukan pengembangan implementasi. Selanjutnya, di tahap ke-3, akan dilakukan integrasi dengan Aplikasi Maximo sehingga dapat menjadi Add On Maximo.

Pada akhirnya, untuk kebutuhan manajemen, aplikasi ini akan dikembangkan dengan fungsi sebagai analitic dalam bentuk dash board serta heat map Laporan K3. Bagi pelapor, dapat berfungsi sebagai aplikasi laporan. Sementara, bagi karyawan lainnya, dapat mengetahui potensi hampir celaka dalam satu wilayah.

tutoRiAl AplikASiUntuk dapat menggunakan aplikasi ini dan memberikan laporan near miss, user—dalam hal ini seluruh insan Indonesia Power harus login terlebih dahulu dengan memasukkan nama dan password. Selanjutnya, user dapat melakukan entry a tas ke jad ian near miss . Kejadian near miss dilaporkan berdasarkan kategori, jenis untuk fisik lapangan, serta unit lokasi kejadian.

fASe pengembAngAn AplikASiAplikasi Near Miss adalah sebuah aplikasi pelaporan kejadian hampir celaka (near miss) yang disajikan secara online dan realtime. Sesuai dengan istilah yang disematkan pada aplikasi ini, Near Miss didefinisikan sebagai sebuah peristiwa hampir celaka yang disebabkan oleh kondisi tempat kerja yang tidak aman dan/atau kebiasaan orang yang tidak aman.

Melalui aplikasi ini, seluruh insan Indonesia Power dapat memberikan kontribusinya dalam melaporkan kondisi tempat kerja yang tidak aman dan/atau kebiasaan orang yang tidak baik dalam bekerja. Disamping itu, secara tidak langsung, aplikasi ini akan menimbulkan efek positif, antara lain.1. Munculnya kepedulian dalam bentuk Social

Relation K3.2. Tindakan kepada perilaku pekerja berupa

pemberian surat peringatan.3. Tindak lanjut perbaikan terhadap aset

dengan menggunakan Aplikasi Maximo.4. Pemenuhan Pelaporan sesuai dengan

PERMENAKER No. 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.

Aplikasi ini mengusung teknologi Oracle SOA (Service Oriented Architecture) yang mengintegrasikan data Near Miss dengan aplikasi Maximo sebagai Add On Maximo). Setiap laporan kejadian akan disimpan dalam database Near Miss. Di Aplikasi Maximo, laporan near miss ditindaklanjuti oleh Bidang K3L dengan membuat Service Request (SR) dan/atau Work Order (WO). Kemudian, hasilnya akan di-update sebagai status laporan pada Aplikasi Near Miss.

Arsitektur Aplikasi Near Miss

LOGIN

AUTHENTIKASI LDAP

PEGISISAN FORM NEAR

MISS

START

STOP

DatabaseNear Miss

APLIKASI NEAR MISSnearmiss.indonesiapower.co.id

1

2

3 4

Adapun kategori entry kejadian near miss dibedakan atas fisik lapangan dan perilaku. Untuk jenis fisik lapangan, dibedakan atas elektrikal, mekanikal, sipil, dan kimia. Sementara, untuk unit lokasi kejadian, sesuai dengan jumlah unit yang dimiliki Indonesia Power, termasuk pula Kantor Pusat. Input lokasi harus dijelaskan secara detail lokasi kejadian near miss.

Kejadian near miss yang dialami pegawai juga harus diinput dengan deskripsi secara detail. Setelah selesai memasukkan data kejadian near miss, laporan dapat dikirimkan dengan cara menekan tombol Submit.

Tampilan Aplikasi “NearMiss” berbasis Android

media komunikasi indonesia power 25 | EDIS I 4 | 2017

tata kelola

www.indonesiapower.co.id

“Selamat atas beroperasinya fSA, bagian dari zero accident.”muhAmAd AliDirektur HCM PT PLN (Persero)

“Aplikasi near Miss ... dahsyat, agar diimplementasikan di seluruh unit PLn se-indonesia.”helmi nAJAmuddinKepala Divisi K3L PT PLN (Persero)

“fSA akan mendukung peningkatan kompetensi di indonesia. Sukses untuk indonesia Power.”muniR AhmAdDirektur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan KESDM

“Selamat atas peresmian fSA indonesia Power. Semoga kolaborasi dengan PLn Corporate University dalam membangun kompetensi karyawan PLn.”WiSnoe SAtRiJonoGM PLN CORPU

“Sukses dan selamat atas peresmian fSA, sebagai pionerterciptanya zero accident di pembangkit-pembangkit PLn.Maju terus dan bravo indonesia Power!”didik mARdiyAntoPLN PUSMANKON

“fiRe & SAfeTy ACAdeMy (fSA) indOneSiA POWeR khususBidang Kelistrikan dan Low Rank Coal yang PeRTAMAdi indonesia dan menjadi tujuan pelatihan K3 di indonesia.”SRipeni inten CAhyAniDirektur Utama Indonesia Power

“fire & Safety Academy: tempat berlatih untuk mewujudkan ‘Zero Accident’di seluruh lini perusahaan. Hidup indonesia Power!”

RoikhAnDirektur SDM & Administrasi Indonesia Power

“CenTeR Of eXCeLLenCe fiRe & SAfeTy ACAdeMy: harus meletakkan pondasi yang kuatuntuk PeRUSAHAAn eneRGi yAnG TePeRCAyA, AMAn, BeRSiH, HiJAU, AndAL, dan efiSien.”

hudionoDirektur Keuangan Indonesia Power

“Tanpa SdM yang KOMPeTen dan inOvATif, perusahaan tinggal menunggu waktunya.‘fSA’ merupakan sumbangsih indonesia Power untuk menciptakan SdMyang KOMPeTen bagi indonesia dan PLn.”

Adi SupRionoDirektur Pengembangan Niaga Indonesia Power

“Safety Academy adalah Kawah Condrodimuko insan PLn untuk menjagakeselamatan kerja unit.”

AntoniuS R. t. ARtonoDirektur Operasi 2 Indonesia Power