kampanye kecelakaan nol untuk meningkatkan … · kerja (k3) di stasiun kereta api zero in accident...

32
1 KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan dalam Rangka Lomba Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Bidang IPA Disusun Oleh: GUSTITIA PUTRI PERDANA NIM I0306003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: buidang

Post on 05-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

1

KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH

ACTIVITY IN RAILWAY STATION

Diajukan dalam Rangka

Lomba Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Bidang IPA

Disusun Oleh:

GUSTITIA PUTRI PERDANA NIM I0306003

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 2: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

2

KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK

MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API

ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH

ACTIVITY IN RAILWAY STATION

Diajukan dalam Rangka

Lomba Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Bidang IPA

Disusun Oleh:

GUSTITIA PUTRI PERDANA NIM I0306003

Menyetujui, Pembantu Dekan III

Fakultas Teknik

Ir. Agung Kumoro, MT NIP. 131 964 092

Surakarta, 12 Februari 2009 Dosen Pembimbing

Irwan Iftadi, ST. M.Eng

Page 3: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

3

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis dengan judul:

Kampanye Kecelakaan Nol Untuk Meningkatkan Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K3) Di Stasiun Kereta Api.

Karya Tulis ini disusun sebagai salah satu syarat Lomba Mahasiswa Berprestasi

(MAWAPRES) yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan dan kesulitan yang menyertai penulis selama penyusunan karya

tulis ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya hambatan tersebut

dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Irwan Iftadi, ST. M.Eng., selaku dosen pembimbing penyusunan karya

tulis ini.

2. Ir. Agung Kumoro, M.T., selaku Pembantu Dekan III FT UNS.

3. Ayah dan Bunda tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun

materiil demi terselesaikannya karya tulis ini.

4. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam pembuatan karya tulis ini,

maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik atau saran yang membangun

untuk perbaikan karya tulis selanjutnya. Semoga karya tulis ini bermanfaat para

pembaca.

Surakarta, Februari 2009

Penulis

Page 4: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

4

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

ABSTRAK............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 5

1.4. Batasan Masalah........................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .................................................... 6

2.2. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ......................... 8

2.3. Kecelakaan kerja ........................................................................................ 9

BAB III METODE PENULISAN

3.1. Sumber Data............................................................................................. 11

3.2. Analisis Data ............................................................................................ 11

3.3. Prosedur Penulisan................................................................................... 12

3.4. Sistematika Penulisan .............................................................................. 13

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Analisis Masalah ......................................................................................14

4.2. Pembahasan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja .................................... 14

4.3. Pembahasan Metode Kampanye Kecelakaan Nol.................................... 16

4.4. Pembahasan Penerapan Metode Kampanye Kecelakaan Nol.................. 20

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 21

5.2. Saran......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kereta Api ........................................................................................... 3

Gambar 3.1. Flow chart penulisan karya tulis ...................................................... 12

Gambar 4.1 Skema Manusia Melakukan Perbuatan Yang Tidak Aman ............. 15

Gambar 4.2 Bagian dari Kegiatan Kampanye Kecelakaan Nol............................ 17

Gambar 4.2 Cara Melakukan Metode ”Menunjuk dan Menyebut’....................... 21

Gambar 4.3 Cara Melakukan Metode ”Menunjuk dan Menyebut

secara Bersama-sama” ....................................................................... 22

Page 6: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

6

KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API

Gustitia Putri Perdana Teknik Industri Fakultas Teknik-Universitas Sebelas Maret Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Menghadapi era globalisasi, ketenaga-kerjaan semakin diharapkan konstribusinya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan tercermin dengan meningkatnya profesionalisme, kemandirian, etos kerja dan produktivitas kerja. Untuk mendukung itu semua diperlukan tenaga kerja dan lingkungan kerja yang sehat, selamat, nyaman dan menjamin peningkatan produktivitas kerja. Selain itu diperlukan upaya untuk menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengingat semakin meningkatnya jumlah kecelakaan dan gangguan kerja di berbagai area kerja, misalnya yang terjadi di stasiun kereta api. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengkaji mengenai metode untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di stasiun kerata api dengan menggunakan Kampanye Kecelakaan Nol. Karya tulis ini merupakan sebuah kajian mengenai pelaksanaan Kampanye Kecelakaan Nol untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di stasiun kerata api. Pengkajian dilakukan dari beberapa pustaka acuan. Hasil kajian tersebut diolah untuk kemudian diambil kesimpulan mengenai tingkat kepentingan, keunggulan metode dan potensi keberhasilan penerapan metode tersebut. Hasil dari pengkajian menunjukkan bahwa penerapan metode kampanye kecelakaan nol dapat meminimalisasi kecelakaan kerja akibat kesalahan manusia (human error) yang terjadi di stasiun kereta api. Sehingga dengan berkurangnya kesalahan manusia diharapkan dapat meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kata kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Kampanye Kecelakaan Nol,

Stasiun kereta api, kecelakaan kerja

Page 7: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

7

ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND

HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION

Gustitia Putri Perdana Industrial Engineering-Engineering Faculty

Sebelas Maret University-Surakarta Email: [email protected]

ABSTRACT

Faces globalization era, contribution of employees is expected in increasing quality of human resource which will be look at the height of professionalism, independence, job ethos and work productivity. To support that is required by healthy labour and work environment, safe, comfortable and guarantees improvement of work productivity. Besides that, its also required effort to apply Safety And Health Activity (K3) remembers that job accident and trouble in various job is growing of amounts, for example happened in railway station. Purpose of this writing is to study about method to increase Safety And Health Activity ( K3) in railway station by using Zero Accident Campaign. This writing is a study about execution of Zero Accident Campaign to increase Safety And Health Activity ( K3) in railway station. The study is carried out by studying several literature. The result of that study is analized and then conclusion about level of importance, excellence of method and potency success of applying of the method. Result from study indicates that applying of zero accident campaign method can minimalized accident of job caused by man mistake (human errors) happened in railway station. So with the lessen of human errors is expected able to increase Safety And Health Activity ( K3). Keyword : Safety And Health Activity ( K3), Zero Accident Campaign, Railway

station, job accident

Page 8: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menghadapi era globalisasi, ketenaga-kerjaan semakin diharapkan

konstribusinya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

akan tercermin dengan meningkatnya profesionalisme, kemandirian, etos

kerja dan produktivitas kerja. Untuk mendukung itu semua diperlukan tenaga

kerja dan lingkungan kerja yang sehat, selamat, nyaman dan menjamin

peningkatan produktivitas kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kepentingan

pengusaha, pekerja dan pemerintah di seluruh dunia. Menurut perkiraan ILO,

setiap tahun di seluruh dunia 2 juta orang meninggal karena masalah akibat

kerja. Dari jumlah ini, 354.000 orang mengalami kecelakaan fatal.

Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan

akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja. Biaya yang

harus dikeluarkan untuk bahaya-bahaya akibat kerja ini amat besar. ILO

memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan-kecelakaan

dan penyakit-penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25 triliun

atau sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (GDP).

Pada dasawarsa 1990-an, Indonesia, melewati suatu periode yang

ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat hingga tahun 1997,

walaupun periode sesudah itu didera oleh krisis keuangan. Selama tahap

pertumbuhan tersebut, ternyata jumlah kecelakaan kerja cenderung

mengalami kenaikan. Tetapi selama resesi, jumlah biaya yang dialokasikan

untuk keselamatan dan kesehatan kerja justru termasuk salah satu yang

mengalami pemangkasan. Sehubungan dengan hal ini, ILO berpendapat

bahwa apapun keadaan yang menimpa suatu negara, keselamatan dan

kesehatan pekerja adalah hak asasi manusia yang mendasar, yang

bagaimanapun juga tetap harus dilindungi, baik sewaktu negara tersebut

Page 9: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

9

sedang mengalami pertumbuhan ekonomi maupun ketika sedang dilanda

resesi.

Tingkat kecelakaan-kecelakaan fatal di negara-negara berkembang

empat kali lebih tinggi dibanding negara-negara industri. Kebanyakan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi di bidang pertanian, perikanan,

perkayuan, pertambangan dan konstruksi. Tingkat buta huruf yang tinggi dan

pelatihan yang kurang memadai mengenai metode-metode keselamatan kerja

mengakibatkan tingginya angka kematian yang terjadi karena kebakaran dan

pemakaian zat-zat berbahaya yang mengakibatkan penderitaan dan penyakit

yang tak terungkap termasuk kanker, penyakit jantung dan stroke.

Praktek-praktek ergonomis yang kurang memadai mengakibatkan

gangguan pada otot, yang mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas

pekerja. Selain itu, masalah-masalah sosial kejiwaan ditempat kerja seperti

stres ada hubungannya dengan masalah-masalah kesehatan yang serius,

termasuk penyakit-penyakit jantung, stroke, kanker yang ditimbulkan oleh

masalah hormon, dan sejumlah masalah kesehatan mental.

Pada tahun 2002, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob

Nuwa Wea menyebutkan bahwa kecelakaan kerja menyebabkan hilangnya

71 juta jam orang kerja, yang seharusnya dapat secara produktif digunakan

untuk bekerja apabila pekerja-pekerja yang bersangkutan tidak mengalami

kecelakaan dan kerugian laba sebesar 340 milyar rupiah.

Bulan Januari 2003 menyebutkan bahwa kecelakaan di tempat kerja

yang tercatat di Indonesia telah meningkat dari 98,902 kasus pada tahun

2000 menjadi 104,774 kasus pada tahun 2001. Dan 11 selama paruh pertama

tahun 2002 saja, telah tercatat 57,972 kecelakaan kerja.Meskipun tingginya

angka kecelakaan kerja ini cukup memprihatinkan, hal ini menyiratkan

adanya perbaikan yang nyata dalam pelaporan dan penyebaran informasi

tentang kecelakaan kerja kepada masyarakat.

Kereta api adalah salah satu jenis transportasi darat yang cukup di

minati masyarakat dengan jumlah penumpang sebanyak 186,469,269 pada

tahun 1999. (http://www.kereta-api.com).

Page 10: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

10

Gambar 1.1 Kereta Api

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan

pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864

oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr.L.A.J Baron Sloet van den

Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap

Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin

oleh Ir.J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan

lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari

Sabtu, 10 Agustus 1867.

Walaupun kereta api dikatakan cukup diminati masyarakat, bukan

berarti alasan tersebut dikarenakan oleh rasa aman yang ditimbulkan. Bahkan

kereta api menjadi salah satu penyebab kecelakaan bahkan kematian bagi

masyarakat. Hal ini dilihat dari jumlah angka kecelakaan yang menimpa baik

karyawatan PT. Kereta Api maupun penumpangnya. Data kecelakaan yang

terjadi di pintu lintasan ini mempunyai frekuensi yang sangat tinggi. Dalam

lima tahun terakhir (2003-2007), terjadi 134 kasus tabrakan antara kereta api

dengan kendaraan bermotor lainnya, dan 31 kasus tabrakan kereta api dengan

kereta api. Kecelakaan akibat anjloknya kereta dari relnya mencapai 538

kasus pada periode yang sama, atau rata-rata hampir sembilan kasus setiap

bulan. Rawannya kecelakaan akibat human error dan ketidaklaikan sarana

dan prasarana telah memakan korban jiwa sebanyak 257 orang meninggal

dunia, 478 luka berat, dan 486 luka ringan selama lima tahun terakhir.

Page 11: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

11

Sedangkan pada tahun 2008 jumlahnya mengalami penurunan menjadi 7

kasus, diantaranya terdiri atas 3 kasus tabrakan dan 4 kasus anjlok.

Untuk itu pemerintah telah mengaturnya dalam Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Nomor: Per05./MEN/1996 tentang berbagai aspek Hiperkes

dan Keselamatan Kerja yang perlu mendapatkan perhatian, perlindungan

tenaga kerja mendapatkan prioritas yang cukup tinggi dalam suatu industri,

khususnya industri yang rawan cedera, pencemaran dan penyakit akibat

kerja.

Selain menerbitkan peraturan dan undang-undang, sebaiknya

pemerintah mengajak masyarakat untuk menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja di area stasiun kereta api dengan berbagai metode yang

menarik, guna meminimalisasi kecelakan dan gangguan-gangguan kerja baik

bagi karyawan maupun pengguna stasiun lainnya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa penting Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu

diterapkan di stasiun kereta api?

2. Apa saja jenis kecelakaan kerja yang perlu diwaspadai sehingga perlu

menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?

3. Bagaimana cara menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di

stasiun kereta api agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan?

1.3. Tujuan Dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat diadakannya karya tulis ini antara lain adalah;

1. Memberikan informasi mengenai pentingnya penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) di stasiun kereta api .

2. Memberikan informasi mengenai kecelakaan kerja yang sering terjadi di

stasiun kereta api.

3. Memberikan metode kampanye kecelakaan nol untuk meningkatkan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di stasiun kereta api.

Page 12: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

12

1.4. Batasan Masalah

Dalam mengangkat permasalahan pada karya tulis ini ini terdapat

batasan-batasan terhadap permasalahan yang diuraikan sebagai berikut:

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diterapkan di stasiun kereta api.

2. Kecelakaan kerja terjadi di area stasiun kereta api.

3. Kecelakaan kerja terjadi pada pekerja di area stasiun kereta api.

Page 13: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang

memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar

dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak

asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. .( Suma’mur, 1988)

K3 mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja

(zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya

pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan

banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk

investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada

masa yang akan dating. ( http://www.sinarharapan.co.id)

Sedangkan definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut

falsafah keselamatan kerja dapat diterangnkan sebagai berikut:

” menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah

maupu rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, tertuju pada

kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya ”

(Dalih, 1982)

Perumusan falsafah ini harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak dari

tiap usaha keselamatan kerja karena didalamnya telah tercakup pandangan

serta pemikiran filosofis, sosial-teknis dan sosial ekonomis. Oleh sebab itu

dibuat peraturan–peraturan mengenai berbagai jenis keselamatan kerja

sebagai berikut:

1. Keselamatan kerja dalam industri ( industrial safety)

2. Keselamatan kerja di pertambangan ( mining safety)

3. Keselamatan kerja dalam bangunan ( building and construction

safety)

4. Keselamatan kerja lalu lintas ( traffic safety)

5. Keselamatan kerja penerbangan (flight safety)

Page 14: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

14

6. Keselamatan kerja kereta api ( railway safety)

7. Keselamatan kerja di rumah ( home safety)

8. Keselamatan kerja di kantor ( office safety)

Menurut Undang-Undang No.23/ 1992 tentang kesehatan memberikan

ketentuan mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan

bahwa kesehatan kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja

dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri

atau masyarakat, dan supaya mereka dapat mengoptimalkan produktivitas

kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja (Departmen

Kesehatan 2002).

Higiene perusahaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat

dikatakan memiliki satu kesatuan pengertian, yang merupakan terjemahan

resmi dari ”Occupational Health” dimana diartikan sebagai lapangan

kesehatan yang mengurusi problematik kesehatan secara menyeluruh

terhadap tenaga kerja.Menyeluruh maksudnya usaha-usaha kuratif, preventif,

penyesuaian faktor menusiawi terhadap pekerjaanya. ( Suma’mur, 1988)

Tujuan utama dari dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah

menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan tersebut dapat

tercapai karena terdapat korelasi antara derajat kesehatan yang tinggi dengan

produktivitas kerja atau perusahaan berdasarkan kenyataan-kenyataan

sebagai berikut ( Suma’mur, 1988) :

1. Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya pekerjaan

harus dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang

memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan dan cara yang

dimaksud meliputi diantaranya tekanan panas, penerangan di

tempat kerja, debu di udara ruang kerja, sikap badan, penyerasian

manusia dan mesin, dan pengekonomisan usaha.

2. Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta penyakit

umum yang meningkat jumlahnya oleh karena pengaruh yang

memburukkan keadaan oleh bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh

Page 15: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

15

pekerjaan sangat mahal misalnya meliputi pengobatan, perawatan

di rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin,

peralatan dan bahan akibat kecelakaan, terganggunya pekerjaan

dan cacat yang menetap.

Untuk mencapai tujuannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

juga harus mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan erat dengannya seperti

ergonomi, psikologi industri, toksiologi industri, dan lain sebagainya.

2.2. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dibuatkannya Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dalam praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sesuatu yang

sangat penting dan harus. Karena hal ini akan menjamin dilaksanakannya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara baik dan benar. Kemudian

konsep ini berkembang menjadi employers liability yaitu K3 menjadi

tanggung jawab pengusaha, buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang

berada di luar lingkungan kerja.

Dalam konteks bangsa Indonesia, kesadaran K3 sebenarnya sudah ada

sejak pemerintahan kolonial Belanda. Misalnya, pada 1908 parlemen

Belanda mendesak Pemerintah Belanda memberlakukan K3 di Hindia

Belanda yang ditandai dengan penerbitan Veiligheids Reglement, Staatsblad

No. 406 Tahun 1910.

Selanjutnya, pemerintah kolonial Belanda menerbitkan beberapa

produk hukum yang memberikan perlindungan bagi keselamatan dan

kesehatan kerja yang diatur secara terpisah berdasarkan masing-masing

sektor ekonomi.

Beberapa diantaranya yang menyangkut sektor perhubungan yang

mengatur lalu lintas perketaapian seperti tertuang dalam Algemene Regelen

Betreffende de Aanleg en de Exploitate van Spoor en Tramwegen Bestmend

voor Algemene Verkeer in Indonesia (Peraturan umum tentang pendirian dan

perusahaan Kereta Api dan Trem untuk lalu lintas umum Indonesia) dan

Staatblad 1926 No. 334, Schepelingen Ongevallen Regeling 1940 (Ordonansi

Page 16: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

16

Kecelakaan Pelaut), Staatsblad 1930 No. 225, Veiligheids Reglement

(Peraturan Keamanan Kerja di Pabrik dan Tempat Kerja), dan sebagainya.

Namun sekarang Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang terutama di Indonesia adalah Undang-Undang No.1/1970 tentang

Keselamatan Kerja, sedangkan peraturan perundang-undangan ketenaga-

kerjaan adalah UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang Kerja. Pengaturan hukum

K3 dalam konteks diatas adalah sesuai dengan sektor/bidang usaha.

Misalnya, UU No.13 Tahun 1992 tentang Perkerataapian, UU No.14 Tahun

1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), UU No.15 Tahun

1992 tentang Penerbangan beserta peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.

Setiap tempat kerja atau perusahaan harus melaksanakan program K3.

Tempat kerja dimaksud berdimensi sangat luas mencakup segala tempat

kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan tanah, dalam air, di udara

maupun di ruang angkasa.

(Konradus,2003: pada http://www.sinarharapan.co.id).

2.3. Kecelakaan kerja

Terjadinya Kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka-luka ataupun

cacat berdasarkan penelitian dan pengalaman merupakan akibat dari berbagai

faktor sebagai berikut (Bennet, 1985) :

1. Golongan fisik

a. Bunyi dan getaran yang bisa menyebabkan ketulian dan pekak baik

sementara maupu permanen.

b. Suhu ruang kerja. Suhu yang tinggi menyebabkan hiperprexia,

heat stroke, dan heat cramps ( keadaan panas badan yang tinggi

suhunya ). Sedangkan suhu yang rendah dapat menyebabkan

kekakuan dan peradangan.

c. Radiasi sinar rontgen atau sinar-sinar radioaktif menyebabkan

kelainan pada kulit, mata, dan bahkan susunan darah.

2. Golongan kimia

a. Debu dan serbuk menyebabkan terganggunya saluran pernafasan.

Page 17: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

17

b. Kabut dari racun serangga yang menimbulkan keracunan.

c. Gas, sebagai contoh keracunan gas karbonmonoksida, sulfur, dan

sebagainya.

d. Uap, menyebabkan keracunan dan penyakit kulit.

e. Cairan beracun.

3. Golongan Biologis

a. Tumbuh-tumbuhan yang beracun atau menimbulkan alergi;

b. Penyekit yang disebabkan oleh hewan-hewan di tempat kerja,

misal penyakit antrax atau brucella di perusahaan penyamakan

kulit.

4. Golongan Fisiologis

a. Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan

mekanisme tubuh manusia.

b. Sikap kerja yang menyebabkan keletihan dan kelainan fisik.

c. Cara bekerja yang membosankan/ titik jenuh tinggi.

5. Golongan Psikologis

a. Proses kerja yang rutin dan membosankan;

b. Hubungan kerja yang tidak harmonis antar karyawan tau terlalu

menekan atau sangat menuntut;

c. Suasana kerja yang kurang aman.

Page 18: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

18

BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan data

sekunder yang didapatkan dari internet dan studi pustaka. Prosedur penulis

dalam metode studi pustaka adalah:

1. Penulis menguraikan informasi mengenai Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K3) yang terjadi di area stasiun kereta api.

2. Penulis menguraikan pendapat beberapa ahli yang telah mempelajari

terlebih dahulu mengenai Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).

3. Penulis mengolah hasil studi pustaka menjadi tulisan dalam karya tulis ini.

4. Penulis mengambil kesimpulan dari berbagai sumber pustaka.

3.2. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan pendekatan teoritis dan tidak dilakukan

percobaan pembuktian.

3.3. Prosedur Penulisan

Prosedur penulisan dalam pembuatan karya tulis ini dapat dilihat dari

flow chart (diagram alir) berikut.

Page 19: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

19

Gambar 3.1. Flow chart penulisan karya tulis

3.4. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Berisi perumusan masalah (latar belakang, makna penting serta menariknya

masalah untuk ditelaah), mengandung pertanyaan yang akan dijawab

melalui penulisan, tujuan, dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan.

Page 20: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

20

Bab II Tinjauan Pustaka

Telaah pustaka berisikan uraian yang menunjukkan landasan teori dan

konsep-konsep yang relevan dengan masalah.

Bab III Metode Penulisan

Berisi uraian tentang metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis dan

prosedur penulisannya.

Bab IV Pembahasan

Mengandung analisis permasalahan berdasarkan telaah pustaka untuk

menghasilkan alternatif model pemecahan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan yang konsisten sesuai dengan analisis dan sintesis

pada pembahasan permasalahan dan saran yang berupa prediksi transfer

gagasan dan adopsi teknologi.

Page 21: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

21

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Analisis Masalah

Data kecelakaan ataupun kecelakaan kerja di area transportasi kereta

api tahun 2003-2007 yakni 134 kasus tabrakan antara kereta api dengan

kendaraan bermotor lainnya, dan 31 kasus tabrakan kereta api dengan kereta

api, kecelakaan akibat anjloknya kereta dari relnya mencapai 538 kasus pada

periode yang sama, atau rata-rata hampir sembilan kasus setiap bulan.

Rawannya kecelakaan akibat human error dan ketidaklaikan sarana dan

prasarana telah memakan korban jiwa sebanyak 257 orang meninggal dunia,

478 luka berat, dan 486 luka ringan selama lima tahun terakhir. Kemudian

pada tahun 2008 jumlahnya mengalami penurunan drastis menjadi 7 kasus,

diantaranya terdiri atas 3 kasus tabrakan dan 4 kasus anjlok.

4.2. Pembahasan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Berdasarkan data yang telah dianalisis, penyebab terjadinya kecelakaan

dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor mekanis dan lingkungan yang meliputi

segala sesuatu selain manusia dan faktor manusia itu sendiri.

a. Faktor Mekanis

Faktor mekanis bisa berupa mesin-mesin yang sudah tidak layak. Dari

segi mesin, memang perkeretaapian di Indonesia sudah banyak yang tidak

layak jalan. Hal ini dikarenakan usia yang sudah bertahun-tahun.

Berdasarkan data Ditjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan pada Mei

2008, dari 342 lokomotif yang dimiliki PT.Kereta Api, ternyata 109

lokomotif sudah berusia diatas 40 tahun. Itu umur yang sudah terlalu tua dan

berisiko tinggi terhadap keamanan dan keselamatan penumpang. Untuk

gerbong kereta, dari 1.275 gerbong, 412 di antaranya juga berusia diatas 40

tahun. Kereta-kereta api tak sehat tersebut jelas tidak bisa digunakan secara

terus menerus sebagai sarana transportasi oleh PT KA. Apabila dijalankan

Page 22: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

22

maka melanggar Bab XVII Pasal 187 ayat (1),(2),(3) dalam UU

Perkeretaapian tentang ancaman pidana bagi penyelenggara sarana dan

prasarana perkeretaapian yang memaksakan pengoperasian kereta api umum

yang tidak memenuhi standar kelaikan operasi.

b. Faktor Manusia

Selain karena faktor mekanis kecelakaan kerja di stasiun kereta api

juga diakibatkan karena human error yang merupakan kelemahan sifat

manusia seperti salah mengoperasikan, salah memutuskan dan salah

mengerjakan sering menjadi penyebab kecelakaan dan kecelakaan kerja.

Sifat perbuatan manusia yang keliru (salah sangka) dan kurang hati-hati

disebut “sifat manusia”, sedangkan error yang disebabkan oleh sifat manusia

disebut “human error”.Misalnya pegawai tidak mahir dalam mengoperasikan

mesin lokomotif, tidak bisa menggunakan rem bahaya, salah dalam memberi

peringatan kedatangan kereta, dan lain-lain.

Berikut adalah gambaran secara umum terjadi nya kesalahan kerja

yang dilakukan manusia/ tenaga kerja :

Gambar 4.1 Skema Manusia Melakukan Perbuatan Yang Tidak Aman

Page 23: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

23

Untuk memperbaiki kelaikan dan kenyamanan layanan kereta api

pemerintah sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan peremajaan atau mengganti baru lokomotif atau

komponen-komponen utama pada kereta api dengan merealisasikan

kerja sama dengan General Electric (GE) tentang skema soft loan.

2. Hanya mengoperasikan kereta yang laik jalan sesuai dengan standar

kelaikan operasional. Pihak penyelenggara tidak perlu memaksakan

diri mengoperasikan kereta api tidak laik jalan hanya untuk memenuhi

jadwal perjalanan KA.

3. Menjatuhkan sanksi tegas terhadap oknum yang mengganggu

kelancaran operasional, sesuai UU Perkeretaapian Bab XV Pasal 189-

184 tentang larangan, antara lain menindak tegas oknum yang

menghilangkan, merusak, atau melakukan perbuatan yang

menyebabkan rusak atau tidak berfungsinya sarana dan prasarana

kereta api. Di samping itu, menindak tegas orang yang berada di atap

kereta, lokomotif, kabin masinis, di gerbong kereta yang tidak

diperuntukkan bagi penumpang. Menindak calo karcis, dan tak kalah

pentingnya, seharusnya menindak tegas kondektur yang selalu

menerima pungutan liar dari penumpang tak berkarcis.

4. Adanya perbaikan kualitas SDM sesuai dengan kecakapan yang

dibutuhkan pada seluruh sektor personal terkait dengan operasional

kereta api. Perbaikan ini meliputi SDM yang ada di pintu lintasan,

pemeriksa rel, masinis, teknisi, kondektur, sampai pada kepala stasiun.

Perbaikan SDM ini diharapkan dapat meminimalkan risiko kecelakaan

yang diakibatkan oleh human error.

4.3. Pembahasan Metode Kampanye Kecelakaan Nol

Kampanye Kecelakaan Nol merupakan salah satu metode untuk

mengurangi potensi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan

manusia (human error). Sehingga dengan menerapkan metode ini diharapkan

Page 24: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

24

dapat memperbaiki atau bahkan meningkatkan keselamatan dan kesehatan

kerja di stasiun kereta api di Indonesia.

Metode ini secara konkret dikembangkan di tempat kerja dengan

menerapkan prinsip menghargai manusia, yaitu latihan antisipasi keselamatan

serta menunjuk dan menyebutkan. Aktivitas menghadapi bahaya merupakan

kegiatan yang dilakukan dengan bergabung dan dijadikan satu dalam aktivitas

disebut aktivitas prediksi bahaya.

Gambar 4.2 Bagian dari Kegiatan Kampanye Kecelakaan Nol

Munculnya metode ini diawali di negara Jepang melalui asosiasinya

yang bernama Keselamatan dan Kesehatan Industri Jepang (Japan Industrial

Safety & Health Association (JISHA) didirikan dengan tujuan mendukung

aktivitas pencegahan kecelakaan kerja pemilik industri berdasarkan UU

Page 25: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

25

Organisasi Keselamatan dan Kesehatan pada tahun 1964 yang merupakan

masa pertumbuhan ekonomi tinggi. Dalam kampanye kecelakaan nol, semua

orang berpartisipasi untuk melaksanakan berbagai usaha yang berhubungan

dengan pencegahan kecelakaan kerja sejak dini.

Dasar dan inti dari kampanye ini adalah antisipasi keselamatan dan

kesehatan dengan keikut-sertaan semua orang agar tidak ada seorang pun

mengalami cedera di tempat kerja. Kampanye kecelakaan nol bukan hanya

sebatas prinsip “menghargai manusia”. Melainkan, kampanye ini merupakan

“metode” untuk mewujudkan prinsip tersebut dan mengembangkannya secara

nyata serta “penerapan” untuk melaksanakan metode itu di lapangan.

Kampanye kecelakaan nol adalah kampanye yang mendukung trinitas dari

prinsip, metode dan praktek. Bila salah satunya ditiadakan, kampanye

kecelakaan nol ini tidak dapat dilakukan.

Kampanye kecelakaan nol terdiri dari 3 prinsip yaitu “nol”, “antisipasi”

dan “partisipasi”. Hal ini disebut 3 prinsip citra dasar.

a. Prinsip nol

Yang dimaksud dengan “nol” adalah prinsip untuk melenyapkan semua

kecelakaan sampai nol, termasuk kecelakaan kerja, penyakit yang terdapat

dari pekerjaan dan kecelakaan lalu lintas, dengan menemukan, memahami dan

memecahkan bahaya (masalah) yang tersembunyi di dalam kehidupan sehari-

hari setiap orang atau tersembunyi di tempat kerja dan pekerjaan.

b. Prinsip antisipasi

Yang dimaksud dengan “antisipasi” adalah mencegah munculnya

kecelakaan sebelum beraktivitas, dengan menemukan, memahami dan

memecahkan bahaya (masalah) yang tersembunyi di dalam kehidupan sehari-

harinya serta tentu saja bahaya yang tersembunyi di tempat kerja dan

pekerjaan, dan untuk menciptakan tempat kerja yang lebih ceria, jumlah

kecelakaan dan penyakit nol.

Page 26: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

26

c. Prinsip partisipasi

Yang dimaksud dengan “partisipasi” adalah mempraktekkan aktivitas

memecahkan masalah dengan semangat dari inisiatif sendiri diposisi dan

tempat kerja masing-masing dengan keterpaduan dan kerjasama pimpinan,

manajer, staf, dan pegawai, untuk menemukan, memahami dan memecahkan

bahaya (masalah) yang tersembunyi di tempat kerja dan pekerjaan.

Ada 3 pilar utama yang penting untuk melaksanakan kampanye

kecelakaan nol yaitu “sikap manajemen pimpinan”, “penyempurnaan

pembentukan line kerja”, dan “pengaktivan kegiatan dari inisiatif sendiri di

tempat kerja”. Ketiga pilar utama ini saling berhubungan dan mendukung

untuk mengembangkan kampanye kecelakaan nol.

a. Sikap manajemen pimpinan

Patroli keselamatan bermula dari sikap manajemen dari pimpinan yang

ketat menjaga supaya kecelakaan dan penyakit nol. Kampanye dimulai dari

keputusan pimpinan untuk menghargai manusia, yaitu “setiap orang yang

bekerja adalah orang penting” dan “tidak membiarkan satu orang pun

cedera”.

b. Penempurnaan pembentukan di line kerja

Untuk menjalankan patroli keselamatan, manajer/pengawas (line) harus

mempraktekkan sendiri dan memberi teladan patroli keselamatan waktu

bekerja. Hal ini disebut patroli keselamatan dibentukkan sebagai line.

c. Pengaktifan kegiatan dari inisiatif sendiri di tempat kerja

Human error menyertai di sebagian besar kecelakaan kerja. Harus

disadari bahwa keberadaan diri tidak dapat digantikan, lalu keselamatan dan

kesehatan harus ditekankan sebagai masalah interpersonal dengan rekan

sekerja. Bila semua orang tidak menerapkan “ayo lakukan”, “ayo begini”

Page 27: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

27

“saya tidak akan cedera”, “saya tidak membiarkan rekan mengalami cedera”,

maka keselamatan tempat kerja juga tidak dapat dijaga.

4.4. Pembahasan Penerapan Metode Kampanye Kecelakaan Nol

Untuk memulai melaksanakan Kampanye Kecelakaan Nol di stasiun

kereta api, pertama harus berkumpul semua karyawan mulai dari pimpinan

stasiun sampai dengan teknisi. Karena dalam aktivitas menghadapi bahaya

merupakan kegiatan yang dilakukan dengan bergabung dan dijadikan satu

dalam aktivitas disebut aktivitas prediksi bahaya.

a. Latihan prediksi bahaya

Aktivitas antisipasi keselamatan sebelumnya dengan diskusi, berpikir

dan memahami dalam tim di tempat kerja dengan tanya jawab sendiri

mengenai “penyebab bahaya” yang tersembunyi di dalam tempat kerja dan

kondisi kerja (aktivitas dan kondisi tidak aman yang berkemungkinan

menyebabkan cedera dan kecelakaan kerja) serta “gejala” (jenis kecelakaan)

yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Aktivitas ini dapat dilakukan

dengan menggunakan lembaran ilustrasi tempat kerja dan kondisi kerja atau

langsung di tempat kerja dan dengan benda langsung, sambil membiarkan

tetap kerja atau memperlihatkan cara kerja. Kemudian menentukan poin-poin

bahaya dan tujuan aktivitas serta memastikannya dengan menunjuk dan

menyebutkannya.

b. Menunjuk dan menyebut

“Menunjuk dan menyebut” adalah metode untuk memastikan agar

pekerjaan dilakukan secara aman dan tidak keliru, dengan cara menunjuk ke

objek dengan lengan lurus dan menyebutkannya dengan suara yang jelas,

misalkan [nama objek] bagus!!

Menunjuk dan menyebut merupakan cara untuk meningkatkan

kepastian dan keselamatan kerja dengan mengubah tingkat kesadaran menjadi

normal dan jelas sehingga setelah aktivitas ini dikembangkan di semua tempat

Page 28: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

28

kerja akan menjadi kebiasaan setiap karyawan orang untuk menjaga

keselamatan, yang dilatarbelakangi prinsip penghargaan manusia.

Berdasarkan hasil eksperimen penilaian efeknya menunjuk dan

menyebut yang diselenggarakan oleh Institut Umum Kereta Api pada 1994,

rasio munculnya kesalahan kerja menurun sampai kurang dari sekitar 1/6 “bila

melakukan menunjuk dan menyebut” dibanding “bila tidak melakukan apa-

apa”.

Gambar 4.2 Cara Melakukan Metode ”Menunjuk dan Menyebut’

Page 29: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

29

c. Menunjuk Dan Menyebutkan Bersama-Sama

Selain cara ”menunjuk dan menyebutkan” secara perorangan, ada

pelaksanaan yang dilakukan oleh beberapa orang disebut ”menunjuk dan

menyebutkan bersama-sama”. Tujuannya yaitu menyatukan semangat untuk

meningkatkan rasa keterpaduan dan kebersamaan sebagai tim, dengan

menunjuk objek dan menyebut bersama-sama. Ada juga tipe touch and

control yaitu tipe menyentuh waktu menunjuk.

Gambar 4.3 Cara Melakukan Metode ”Menunjuk dan Menyebut secara

Bersama-sama”

Page 30: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

30

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian analisis dan pembahasan dari masalah yang telah

disebutkan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di setiap

area kerja tak terkecuali di stasiun kereta api. Dimana stasiun kereta api

merupakan area kerja yang memiliki resiko kecelakaan dan gangguan

kerja yang tinggi.

2. Keselamatan dan kesehatan kerja telah diatur oleh pemerintah melalui

Undang-Undang No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja, hal ini berarti

pemerintah telah memperhatikan akan keselamatan dan kesehatan kerja

bagi tiap pegawai.

3. Dalam beberapa tahun terakhir tingkat kecelakaan kerja di stasiun kereta

api mengalami peningkatan, dan setelah dianalisis hal tersebut

dikarenakan kesalahan mekanis dan kesalahan manusia/ pekerjanya.

4. Kesalahan mekanis terjadi karena kerusakan mesin kereta api dan usia

kereta yang sudah tua sehingga tidak laik jalan.

5. Kecelakaan kerja yang terjadi karena kesalahan manusia (human error)

misalnya operator tidak mahir dalam menjalankan mesin, kurang

memperhatikan tanda-tanda bahaya di tempat kerja, ceroboh dalam

menjalankan tugas, dan lain-lain.

6. Kampanye Kecelaakaan Nol dilakukan untuk mengurangi kesalahan

manusia di tempat kerja. Dasar dan inti dari kampanye ini adalah

antisipasi keselamatan dan kesehatan dengan keikut-sertaan semua

orang agar tidak ada seorang pun mengalami cedera di tempat kerja.

7. Berdasarkan hasil eksperimen pelaksanaan Kampanye Kecelakaan Nol

menghasilkan rasio munculnya kesalahan kerja menurun sampai kurang

dari sekitar 1/6 “bila melakukan menunjuk dan menyebut” dibanding

“bila tidak melakukan apa-apa”.

Page 31: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

31

5.2. Saran

Upaya pelaksanaan Kampanye Kecelakaan Nol seharusnya mendapat

dukungan dari pemerintah melalui Departemen Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan (DLLAJ) dibidang Perkereta-apian. Kegiatan ini bisa dilakukan secara

berkala disetiap stasiun kereta api di Indonesia dengan memberikan pelatihan

kepada para karyawannya. Hal ini karena pengupayaan tersebut sangat

penting untuk mengurangi human error sehingga nantinya dapat

meningkatkan kinerja dan produktivitas pegawai di Stasiun Kereta api.

Page 32: KAMPANYE KECELAKAAN NOL UNTUK MENINGKATKAN … · KERJA (K3) DI STASIUN KERETA API ZERO IN ACCIDENT CAMPAIGN FOR INCREASING SAFETY AND HEALTH ACTIVITY IN RAILWAY STATION Diajukan

32

DAFTAR PUSTAKA

ASEAN OSHNET Occupational Safety and Health Network (Jejaring Kerja di

bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara Negara-Negara ASEAN),

2003; http://www.asean-osh.net/indonesia/osh%20statistic.htm.

Bennet, dkk.1985. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

PT.Pustaka Binaman Pressindo

Dalih. 1982. Keselamatan Kerja Dalam Tatalaksana Bengkel 1. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Konradus, Dangur. 2003. Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja. pada

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0708/02/opi01.html)

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 21 Agustus 2008 diambil di website

http://gedbinlink.wordpress.com/tag/k3/

Suma’mur. 1988. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.Haji

Masagung

http://www.kereta-api.com