edisi 39 | september 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. fenomena ini ... beberapa rumusan...

68
Edisi 39 | September 2019 Pengaruh Hoaks Politik dalam Era Post-Truth terhadap Ketahanan Nasional dan Dampaknya pada Kelangsungan Pembangunan Nasional Prof.Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP. Guru Besar Ilmu Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI Pekerjaan Rumah Presiden Terpilih di Bidang Politik yang Perlu Penyempurnaan Tahun 2019-2024 Dr. Dwi Hartono, S.Pd, M.AP Kasubdit Kepemimpinan Nasional Direktorat Pengkajian Ideologi dan Politik Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Email: [email protected] Mendesain Kepemimpinan yang Kreatif Bisosiasif guna Menjawab Tantangan Menurunnya Kualitas Pemimpin Nasional Brigadir Jenderal TNI Totok Imam Santoso, S.IP., S.Sos., M. Tr (Han) Kepala Pusat Pengkajian Strategi (Kapusjianstra) TNI, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI Implementasi Quad Helix Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S. TP., M.T. Guru Besar Bidang Ilmu Analisa Keputusan dan Manajemen Strategis Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI Revitalisasi Paradigma Wawasan Nusantara sebagai Upaya Menghilangkan Konsepsi Benar-Salah dalam Pemilu Andrea Hynan Poeloengan, S.H., M.Hum., MTCP Anggota Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) 2016-2020, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI Kerja Sama Ekonomi-Politik Indonesia dan Cina pada Implementasi Program Belt and Road Initiative Sindy Yulia Putri, S.Pd., M.Si., Dairatul Ma’arif, S.IP., MA Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Un iversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Edisi 39 | September 2019

Pengaruh Hoaks Politik dalam Era Post-Truth terhadap Ketahanan Nasional dan Dampaknya pada Kelangsungan Pembangunan NasionalProf.Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP.Guru Besar Ilmu Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

Pekerjaan Rumah Presiden Terpilih di Bidang Politik yang Perlu Penyempurnaan Tahun 2019-2024Dr. Dwi Hartono, S.Pd, M.AP Kasubdit Kepemimpinan Nasional Direktorat Pengkajian Ideologi dan Politik Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Email: [email protected]

Mendesain Kepemimpinan yang Kreatif Bisosiasif guna Menjawab Tantangan Menurunnya Kualitas Pemimpin NasionalBrigadir Jenderal TNI Totok Imam Santoso, S.IP., S.Sos., M. Tr (Han)Kepala Pusat Pengkajian Strategi (Kapusjianstra) TNI, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

Implementasi Quad Helix Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing BangsaProf. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S. TP., M.T.Guru Besar Bidang Ilmu Analisa Keputusan dan Manajemen Strategis Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

Revitalisasi Paradigma Wawasan Nusantara sebagai Upaya Menghilangkan Konsepsi Benar-Salah dalam PemiluAndrea Hynan Poeloengan, S.H., M.Hum., MTCPAnggota Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) 2016-2020, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

Kerja Sama Ekonomi-Politik Indonesia dan Cina pada Implementasi Program Belt and Road InitiativeSindy Yulia Putri, S.Pd., M.Si., Dairatul Ma’arif, S.IP., MAIlmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Page 2: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 20192

Jakarta, September 2019PEMIMPIN REDAKSI

l PELINDUNG: Agus Widjojo l PEMBINA: Wieko Syofyan l PENGARAH: Mochamad Iriawan l PEMIMPIN REDAKSI: Sugeng Santoso l REDAKTUR: Adri Koesdyanto

l PENYUNTING/ EDITOR: Endah Herliana l DESAIN GRAFIS: Cahyaqadri Hildamona l FOTOGRAFI: Suyono l SEKRETARIAT: Irmina - Mardiana Prihatini - Gatot -

Cecep - Magista DIan Fitrilia - Yatik Wulandari - Yusnadil Isi di luar tanggung jawab percetakan CV. Sempurna Jaya Indonesia

Edisi 39 | September 2019

Pengaruh Hoaks Politik dalam Era Post-Truth terhadap

Ketahanan Nasional dan Dampaknya pada Kelangsungan

Pembangunan Nasional

Prof.Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP.

Guru Besar Ilmu Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

Pekerjaan Rumah Presiden Terpilih di Bidang Politik yang Perlu

Penyempurnaan Tahun 2019-2024

Dr. Dwi Hartono, S.Pd, M.AP

Kasubdit Kepemimpinan Nasional Direktorat Pengkajian Ideologi dan Politik

Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Email: [email protected]

Mendesain Kepemimpinan yang Kreatif Bisosiasif guna Menjawab

Tantangan Menurunnya Kualitas Pemimpin Nasional

Brigadir Jenderal TNI Totok Imam Santoso, S.IP., S.Sos., M. Tr (Han)

Kepala Pusat Pengkajian Strategi (Kapusjianstra) TNI,

peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

Implementasi Quad Helix Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing

Bangsa

Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S. TP., M.T.

Guru Besar Bidang Ilmu Analisa Keputusan dan Manajemen Strategis Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan

(PPSA) 22 Lemhannas RI

Revitalisasi Paradigma Wawasan Nusantara sebagai Upaya

Menghilangkan Konsepsi Benar-Salah dalam Pemilu

Andrea Hynan Poeloengan, S.H., M.Hum., MTCP

Anggota Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) 2016-2020,

peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

Kerja Sama Ekonomi-Politik Indonesia dan Cina pada

Implementasi Program Belt and Road Initiative

Sindy Yulia Putri, S.Pd., M.Si., Dairatul Ma’arif, S.IP., MA

Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan-Nya, Jurnal Kajian Lemhannas RI Edisi ke-39 hadir di hadapan para pembaca.

Pembaca yang terhormat, dalam jurnal edisi kali ini kami menghadirkan mayoritas tulisan dari kontributor internal Lemhannas RI yaitu para peserta pendidikan Lemhannnas RI dan staf Lemhannas RI, yang berkolaborasi mengungkapkan gagasan mereka yang sebagian besar bertemakan tentang kondisi perpolitikan nasional saat ini, diantaranya berkaitan dengan politik di era pasca kebenaran (post-truth), terpilihnya presiden baru Indonesia periode 20119-2024, kualitas kepemimpinan nasional, kolaborasi quadruple helix model (quad helix), dan revitalisasi paradigma wawasan nusantara untuk mendukung pemilu yang demokratis.

Memang tidak dapat dipungkiri, perhelatan pesta demokrasi April 2019 silam menyisakan berbagai evaluasi terutama untuk perpolitikan nasional Indonesia yang seakan berpotensi memicu konflik di antara bangsa Indonesia sendiri. Tulisan-tulisan di atas, dengan menggunakan perspektif ketahanan nasional mencoba untuk memberikan gagasan atau pendekatan yang berbeda menyikapi berbagai tantangan dalam demokrasi Indonesia sekarang ini.

Penelaahan kembali implementasi ketahanan nasional dalam mencegah hoaks disajikan sebagai tulisan pertama. Pada dua tulisan berikutnya dibahas tentang pekerjaan yang harus diselesaian presiden terpilih yaitu edukasi politik, demokrasi, dan regulasi; sementara tulisan lainnya membahas tentang kualitas pemimpin nasional yang diperlukan Indonesia saat ini. Perlunya revitalisasi paradigma wawasan nusantara untuk mencegah konflik dalam pemilu dibahas pada artikel kelima.

Pada bagian terakhir, tulisan bertema kerja sama Indonesia dengan China dalam bidiang ekonomi dan politik dalam kerangka Belt and Road Initiative yang ditulis olehh kontributor kami dari Uniersitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang besar bagi para kontributor. Semoga gagasan yang telah dituangkan dalam tulisan di jurnal ini dapat memberikan manfaat dan pencerahan atas berbagai permasalahan ketahanan nasional yang dihadapi oleh Indonesia sekarang ini.

Selamat membacaWassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Page 3: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 3

Mendesain Kepemimpinan yang Kreatif Bisosiasif guna Menjawab Tantangan Menurunnya Kualitas Pemimpin Nasional

Daftar Isi

13

27

5Pengaruh Hoaks Politik dalam Era Post-Truth terhadap Ketahanan Nasional dan Dampaknya pada Kelangsungan Pembangunan Nasional

Pekerjaan Rumah Presiden Terpilih di Bidang Politik yang Perlu Penyempurnaan Tahun 2019-2024

Page 4: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 20194

35Implementasi Quad Helix Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

43Revitalisasi Paradigma Wawasan Nusantara sebagai Upaya Menghilangkan Konsepsi Benar-Salah dalam Pemilu

53Kerja Sama Ekonomi-Politik Indonesia dan Cina pada Implementasi Program Belt and Road Initiative

Page 5: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 5

Pengaruh Hoaks Politik dalam Era Post-Truth terhadap Ketahanan Nasional dan Dampaknya pada

Kelangsungan Pembangunan Nasional

Prof.Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP.Guru Besar Ilmu Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

AbstrakPada era post-truth sekarang ini bangsa Indonesia perlu bersikap waspada karena

hoaks politik dapat melemahkan ketahanan nasional, bahkan dapat memecah belah NKRI, sehingga mengganggu proses pembangunan nasional yang sedang berjalan. Untuk mengetahui ancaman dan seberapa besar dampak hoaks di Indonesia, tulisan ini akan

membahas tentang kondisi politik Indonesia di era post-truth, mengulas dampak hoaks terhadap ketahanan nasional, dan menguraikan bagaimana upaya mengatasi hoaks yang

beredar, terutama dalam bidang politik.

Kata kunci: hoaks, politik, era post-truth, ketahanan nasional, pembangunan nasional

Page 6: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 20196

Sumber: flickr.com

PENDAHULUAN Perkembangan era digital dewasa

ini ditandai dengan semakin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi, politik, budaya dan pertahanan keamanan. Fenomena ini merupakan konsekuensi perubahan pola komunikasi dengan cara-cara dan media konvensional menuju digitalisasi komunikasi dengan menggunakan berbagai kanal media sosial kekinian.1

Media sosial merupakan alat komunikasi digital yang dapat membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif media sosial berkontribusi dalam menyediakan informasi secara cepat dan akurat. Di sisi lain, dapat berdampak negatif baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya dalam hal penyebaran ideologi radikal, pornografi, perdagangan narkoba, organized crime dan aktivitas negatif lainnya yang dapat melunturkan ketahanan nasional dan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apabila ketahanan nasional rapuh maka dapat memicu terjadinya disintegrasi bangsa sehingga proses pembangunan Nasional menjadi terhambat.

Belajar dari peristiwa Arab Spring seperti di Syiria, negara tersebut terkoyak-koyak akibat berita hoaks di era post-truth yang terjadi dalam konflik politik antara rezim yang berkuasa Bashar al-Assad dengan kelompok oposisi. Masyarakat Syiria terperosok ke dalam kubangan hoaks, tanpa melakukan klarifikasi dan verifikasi atas berita yang diterima (tanpa tabayyun), melainkan mereka langsung menyerap mentah-mentah semua informasi itu yang cenderung mengadu-domba antara kelompok Islam Sunni dengan kelompok Islam Syiah. Informasi yang beredar langsung diserap menjadi asumsi personal dan membentuk opini yang bersifat dangkal dan subjektif sehingga membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan

Page 7: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 7

selanjutnya menimbulkan perpecahan. Konflik politik yang terjadi di Syiria dan

negara-negara Arab Spring lainnya pada era post-truth ini patut menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia karena hoaks politik dapat melemahkan ketahanan nasional, bahkan dapat memecah belah NKRI, sehingga mengganggu proses pembangunan nasional yang sedang berjalan. Oleh karena itu, penting untuk diangkat dalam sebuah tulisan dengan judul: “Pengaruh Hoaks Politik Dalam Era Prost-Truth Terhadap Ketahanan Nasional, dan Dampaknya Terhadap Kelangsungan Pembangunan Nasional”.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dituangkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-

truth dan hoaks politik? 2. Bagaimana kondisi terkini hoaks politik

di Indonesia? 3. Sampai seberapa jauh dampak

hoaks politik terhadap ketahanan nasional keutuhan NKRI dan proses pembangunan yang sedang berjalan?

4. Bagaimana upaya menangkal/mengatasi hoaks politik? Tujuan disusunnya tulisan ini

adalah untuk menguraikan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang dirumuskan. Sistematika disusun menjadi 3 (tiga) bagian, dengan urutan sebagai berikut: Bagian pertama menguraikan bab tentang pendahuluan. Bagian ini membahas tentang latar belakang dan alasan tentang pentingnya judul ini diuraikan dalam sebuah tulisan. Selain itu, diuraikan rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penyusunan tulisan. Bagian

kedua menguraikan bab pembahasan. Bagian ini membahas solusi atas empat permasalahan yang dirumuskan dalam bagian pertama. Bagian ketiga, merupakan bagian akhir (penutup) yang menguraikan kesimpulan dan saran.

PEMBAHASAN Belakangan ini, melimpahnya informasi

pada masyarakat Indonesia di era post-truth memunculkan sejumlah dampak sosial. Pada tahun 2016, Oxford menjadikan kata post-truth sebagai “Word of the Year”.2 Seperti kita ketahui, masyarakat Indonesia sangat aktif berinteraksi melalui media sosial untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Bagi sebagian orang, agak sulit untuk membedakan mana berita yang benar dan mana berita yang bohong (hoaks). Hoaks selalu hilir-mudik menghiasi berita di media sosial yang seolaholah menjadi pasokan sumber berita rutin bagi masyarakat Indonesia, terutama menjelang saat hari pencoblosan, dan pasca pencoblosan pada Pemilu 2019.3

Pemanfaatan media sosial guna kepentingan politik banyak disalahgunakan oleh sebagian orang tertentu untuk merebut perhatian dan simpati masyarakat. Media sosial yang seharusnya digunakan untuk melakukan literasi agar masyarakat Indonesia paham tentang politik dan mengetahui hak dan kewajibannya dalam bidang politik, justru oleh sebagian orang digunakan sebagai media propaganda dan provokasi untuk menjatuhkan lawan politik. Inilah yang disebut dengan hoaks politiik yaitu berita bohong tentang politik yang digunakan sebagai propaganda untuk memprovokasi masyarakat agar

Page 8: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 20198

terpengaruh sesuai konten berita, hal ini populer terjadi di era post-truth.

Istilah post-truth menurut Kamus Oxford dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding emosi dan keyakinan personal.4 Problem masyarakat bukan pada bagaimana mendapatkan berita, melainkan kurangnya kemampuan mencerna informasi yang benar. Masalahnya media informasi alternatif sejenis facebook atau media sosial lainnya tidak selalu informasi/berita yang benar.5

Dalam era post-truth ini, terutama memasuki tahun politik Pemilu 2019, penyebaran berita hoaks politik menjadi isu yang berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di Indonesia.6 Isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) hingga ujaran kebencian dapat memperlemah ketahanan nasional, jika ketahanan nasioanal kita lemah maka bisa terjadi disintegrasi bangsa, dan bisa mengacam keutuhan NKRI. Pendapat ini dijustifikasi oleh hasil survey yang dilakukan secara online oleh Masyarakat Telematika Indonesia pada bulan Februari 2017 kepada 1.116 responden. Hasil survey tersebut menunjukkan, sebanyak 96,6% responden berpendapat bahwa hoaks dapat menghambat pembangunan7. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa, jika ketahanan nasional lemah dan keutuhan NKRI terancam akibat maraknya berita hoaks politik, maka proses pembangunan menjadi terhambat.

Konsepsi nasional digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Relevansi

ketahanan nasional dengan pembangunan nasional tercermin pada konsepsi ketahanan nasional untuk menumbuhkan kondisi kehidupan nasional yang diinginkan melalui pembangunan nasional. Makin meningkatnya intensitas pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional. Sebaliknya, kukuhnya ketahanan nasional akan mendorong Iajunya pembangunan nasional.8 Oleh karena itu, perlu mengimplementasikan ketahanan nasional sebagai strategi dalam menghadapi era post-truth untuk menangkal berita hoaks politik.

Implementasi ketahanan nasional dalam rangka pembangunan nasional diperlukan kriteria sebagai berikut: (a) comprehensive, (b) keuletan dan ketangguhan, (c) keseimbangan antara kepentingan kesejahteraan dan keamanan, (d) dinamis, (e) kemandirian, dan (f) partisipatif9. Adapun implementasi ketahanan nasional dalam menghadapi era post-truth dapat dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan dalam era globalisasi9. Dalam era post-truth ini, setiap warga negara dan seluruh rakyat Indonesia wajib menghayati dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dengan sebaik-baiknya serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional, dalam pemantapan Wawasan Nusantara serta memperkokoh ketahanan nasional sebagai hasil akhir pembangunan nasional.

PENUTUP Kesimpulan

Berita hoaks pada era post-truth memunculkan sejumlah dampak sosial

Page 9: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 9

pada masyarakat Indonesia. Penyebaran berita hoaks politik pada Pemilu 2019 menjadi isu yang membahayakan bagi ketahanan nasional dan keutuhan NKRI, dan berpotensi dapat menghambat pembangunan nasional. Implementasi ketahanan nasional diperlukan sebagai strategi dalam menghadapi era post-truth untuk menangkal berita hoaks politik. Implementasi ketahanan nasional dalam menghadapi era post-truth dapat dilakukan secara terus-menerus dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan dalam era globalisasi.

Saran

Hoaks politik perlu dimitigasi dengan cara yang baik, benar, tepat. Untuk memitigasi hoaks politik, disarankan beberapa langkah sebagai berikut: 1. Meningkatkan literasi masyarakat

melalui peran aktif pemerintah, pemuka masyarakat, agama, dan komunitas,

2. Menyediakan akses yang mudah kepada sumber informasi yang benar atas setiap isu hoaks,

3. Melakukan edukasi yang sistematis dan berkesinambungan serta tidakan hukum yang efektif bagi penyebarnya.

Negara perlu berperan dalam 1. Memberikan solusi cerdas menghadapi

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,

2. Perumusan situssitus internet yang memiliki dampak negatif terhadap media sosial,

3. Edukasi penggunaan media sosial secara berkesinambungan,

pembentukan lembaga cyber nasional, dan

4. Mawas diri dari berbagai pengaruh negatif yang masuk ke media sosial. Beberapa langkah untuk mengidentifikasi

mana berita hoaks dan mana berita asli: 1. Teliti dan hati-hati dalam membaca

informasi terutama pada judul-judul yang provokatif;

2. Jangan asal sebar informasi yang belum jelas kebenarannya;

3. Cermati alamat situs internet/website;

4. Periksa dengan teliti kebenaran fakta kepada sumber berita yang asli;

5. Cek keaslian foto/gambar; 6. Bergabung dengan kelompok diskusi

anti-hoaks;

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201910

Endnotes1 Dikutip dari tulisan Eddy Cahyono den-

gan judul: “Media Sosial, Post Truth dan Literasi Digital”. Dipublikasikan pada tahun 2019 oleh Kantor Staf Presi-den. Diakses pada tanggal 15 Mei 2019, melalui: http://ksp.go.id/media-so-sial-post-truth-dan-literasi-digital/in-dex.html

2 Dikutip dari halaman 76, kolom 2 pada resensi buku yang disusun oleh Kha-risma Dhimas Syuhada dengan judul Etika Media di Era “Post-Truth”, pada tahun 2017 dari buku asli ditulis oleh Adian White yang berjudul: Ethic in the News: EJN Report on Challenges for Journalism in the Post-Truth Era, diterbitkan dalam Ethical Journalism Network (EJN) di London.

3 Ditulis oleh Zul HendriNov pada tang-gal 7 Maret di Kompasiana dengan judul: “Ruang Media Sosial di Era Post-Truth Politik”. Diakses pada tanggal 16 Mei 2019 melalui: https://www.kompasiana.com/zulhendrip-iliang/5c7eda7d677ffb30ec200a72/ruang-mediasosial-di-era-post-truth-politik?page=all

4 Dikutip dari halaman 77, kolom 1 pada resensi buku yang disusun oleh Kha-risma Dhimas Syuhada dengan judul

Cahyono, E. 2019. “Media Sosial, Post Truth dan Literasi Digital”. Kantor Staf Presiden. Diakses pada tanggal 15 Mei 2019, melalui: http://ksp.go.id/media-sosial-post-truth-dan-literasi-digital/index.html.

HendriNov, Z. 2019. “Ruang Media Sosial di Era Post-Truth Politik”. Diakses pada tanggal 16 Mei 2019 melalui: ht tps ://www.kompas iana.com/ripiliang/5c7eda7d677ffb30ec200a72/ruang-media-sosial-di-era-post-truth-politik?page=all.

Masyarakat Telematika Indonesia. 2017. “Mastel: Penyebaran Hoaks Hambat Pembangunan”. Sumber: Komite.ID, Inspirasi Globalisasi 4.0 & Industri 4.0 untuk Indonesia, Diakses pada tanggal 16 Maret 2019 melalui: https://www.komite.id/2017/02/13/mastel-penyebaran-hoakshambat-pembangunan/.

Sarbani, A. 2018. Dikutip dari VoA Indonesia pada seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Surabaya pada Jumat, 31 Agustus 2018 dengan tema: “Berita Hoaks, Ancaman Serius Persatuan Bangsa Memasuki Tahun Politik”, diakses pada tanggal 17 Mei 2019 melalui: https://www.voaindonesia.com/a/berita-hoaks-ancamanserius-persatuan-bangsa-memasuki-tahun-politik/4553726.html.

Syuhada, K. D. 2017. Tinjauan buku yang diresensi oleh Kharisma Dhimas Syuhada dengan judul Etika Media di Era “Post-Truth”, pada tahun 2017 dari buku asli ditulis oleh Adian White yang berjudul: Ethic in the News: EJN Report on Challenges for Journalism in

the Post-Truth Era, diterbitkan dalam Ethical Journalism Network (EJN) di London.

Tim Pokja Geostrategi Indonesia dan Ketahanan Nasional. 2019. “Geostrategi Indonesia dan Ketahanan Nasional”. Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional.

Page 11: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 11

Etika Media di Era “Post-Truth”, pada tahun 2017 dari buku asli ditulis oleh Adian White yang berjudul: Ethic in the News: EJN Report on Challenges for Journalism in the Post-Truth Era, diterbitkan dalam Ethical Journalism Network (EJN) di London.

5 Op. cit., halaman 78. 6 Adven Sarbani (Koordinator Mafindo

Surabaya). Dikutip dari VoA Indonesia pada seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Surabaya pada Jumat, 31 Agustus 2018 dengan tema: “Ber-ita Hoaks, Ancaman Serius Persatuan Bangsa Memasuki Tahun Politik”, diak-ses pada tanggal 17 Mei 2019 melalui: https://www.voaindonesia.com/a/berita-hoaks-ancaman-serius-per-satuan-bangsamemasuki-tahun-poli-tik/4553726.html

7 Masyarakat Telematika Indonesia. 2017. “Mastel: Penyebaran Hoax Hambat Pembangunan”. Sumber: Komite.ID, Inspirasi Globalisasi 4.0 & Industri 4.0 untuk Indonesia, Diakses pada tanggal 16 Maret 2019 melalui: https://www.komite.id/2017/02/13/mastel-penye-baran-hoax-hambat-pembangunan/

8 Tim Pokja Geostrategi Indonesia dan Ketahanan Nasional. 2019. “Geo-strategi Indonesia dan Ketahanan Na-sional”. Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional. Halaman 119. 9 Op. Cit, hala-man 119-120.

9 Op. Cit., halaman 21-29.

Page 12: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201912

Page 13: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 13

Pekerjaan Rumah Presiden Terpilih di Bidang Politik yang Perlu Penyempurnaan Tahun 2019-2024

Dr. Dwi Hartono, S.Pd, M.APKasubdit Kepemimpinan Nasional Direktorat Pengkajian Ideologi dan Politik Deputi Bidang

Pengkajian Strategik Lemhannas RI Email: [email protected]

AbstrakSecara konstitusional, proses pemilu Presiden 2019 sudah selesai ketika Mahkamah

Konstitusional menolak semua gugatan sengketa hasil Pilpres 2019 dan setelah ditetapkan Jokowi-Amin sebagai presiden terpilih periode 2019-2024 oleh Komisi Pemilihan Umum. Tugas berat menanti pemerintahan Presiden Jokowi-Amin. Persoalan kebangsaan yang kini ada harus segera diatasi, dan bangsa Indonesia masih punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, antara lain menyatukan masyarakat yang terbelah akibat kontestasi pada pemilu lalu. Persoalan di bidang politik yang dinilai perlu segera ditangani adalah perbaikan sistem pemilu, masih, minimnya pendidikan politik, belum komprehensifnya

peraturan perundangan-undangan yang terkait dengan pemilu dan penyebaran informasi publik, yang yang turut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya potensi kerawanan yang dapat berpengaruh terhadap stabilitas nasional yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap munculnya berbagai persoalan bangsa yang dapat menggangu tingkat ketangguhan

ketahanan nasional.

Kata kunci: Presiden terpilih, politik, ketahanan nasional

Page 14: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201914

Sumber: nusantaranews.com

PENDAHULUANKita bangsa Indonesia patut berbangga,

patut berbahagia, patut bersyukur bahwa kita telah terbukti menjadi bangsa yang dewasa. Dewasa dalam berdemokrasi, dewasa dalam berbangsa dan bernegara, dewasa dalam ber-ideologi Pancasila. Kita bersyukur dan berbangga bahwa di tengah keberagaman, kita telah dewasa dalam menjaga perdamaian, dewasa dalam mengelola perbedaan dan dewasa dalam menjaga dan memperkokoh persatuan.

Bukti nyatanya adalah kedewasaan kita dalam berdemokrasi, kemampuan kita untuk menyelesaikan pemilu yang jujur dan adil serta pemilu yang penuh perdamaian dan kegembiraan. Pemilu demi pemilu telah kita lalui dengan penuh kedewasaan, pemilu yang sekarang ini saya yakin akan bisa kita lalui secara damai dan sesuai amanat konstitusi kita.

(Pidato kemenangan Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin di Kampung Deret Tanah

Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa, 21/5/2019)

Pemilihan umum (pemilu) telah di belakang kita, kini tinggal menunggu demamnya mereda. Indonesia adalah negara yang demokratis, tetapi tetap harus dilihat realitas yang berkembang saat ini, khususnya pasca pesta demokrasi. Indek Demokrasi Indonesia (IDI) tahun 2108 yang diluncurkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia sedikit membaik daripada tahun lalu, yaitu dari 72,11 pada tahun 2017 menjadi 72,39 pada tahun 2018. Namun, di sisi lain, IDI 2018 juga mengindikasikan memburuknya friksi di masyarakat. Friksi horizontal di tengah masyarakat yang muncul, salah satunya akibat ekses dari kontestasi politik, perlu mendapat perhatian dari para pemangku kepentingan (stakeholder) di Indonesia. Tidak hanya menyebabkan kemerosotan substansi demokrasi, friksi berkepanjangan juga mengancam kohesi sosial yang menjadi

Page 15: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 15

pengikat bangsa Indonesia. (Kompas,30 Juli 2019). Selain itu, friksi atau benturan yang terjadi di masyarakat tidak hanya mengancam demokrasi, tetapi juga membahayakan keutuhan bangsa.

Seperti kita ketahui bersama, pemilu presiden 2019 telah selesai dan Mahkamah Konstitusi (MK) sudah memutuskan tidak ada kecurangan terstruktur, sistematis dan massif. Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin telah ditetapkan sebagai pemenang dalam Pilpres 2019. Harus lekas dikatakan bahwa dalam politik setelah pemilu dilaksanakan, maka pemenangnya bukan lagi “aku” atau “kamu”, bukan lagi “01” atau “02”, melainkan “kita”. “Kekitaan” yang menjadi “jalan bersama”. Saat ini yang ada adalah “03” yaitu Persatuan Indonesia. Kegaduhan dan kebisingan, hiruk pikuk yang menguras emosi dan energi tidak boleh berlanjut, saatnya bekerja, menata diri, dan menunaikan seluruh janji politik yang telah disampaikan ke publik. Janji adalah hutang dan pemimpin yang terpilih punya kewajiban moral untuk membayarnya. Publik punya kewajiban kepada pemerintah untuk mengawalnya dengan kritik dan mendukungnya ketika kebijakan yang dikeluarkan bermanfaat bagi segenap rakyat.

Pemilihan anggota legislatif pun sudah selesai. Yang terpilih akan mengelola negara selama lima tahun ke depan. Yang terpilih semoga amanah dan tegas memastikan bahwa negara akan selalu hadir berpihak pada kebenaran dan siap mengabdi untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Tentu tidak ada yang sempurna, tidak ada cacat sama sekali. Pemimpin yang sudah kita pilih bukan malaikat yang sepenuhnya

benar. Pemilihan umum memberikan kemungkinan bahwa yang terpilih itu mereka yang memiliki kesalahan sedikit, dan menyingkirkan yang mempunyai catatan yang banyak. Mereka adalah putra-putra terbaik bangsa. Oleh karena itu, kontrol dan pengawasan menjadi penting dalam mengawal pemimpin terpilih. Kekeliruan dikoreksi dan kebenaran didukung. Yang menang tidak boleh “jumawa”, dan yang kalah harus “legawa”.

Dalam kesempatan lain, pidato yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 14 Juli yang lalu, menyiratkan komitmen Jokowi-Amin untuk mengatasi persoalan-persoalan bangsa yang belum dituntaskan selama lima tahun terakhir. Pemetaan lima langkah yang akan dilakukan selama lima tahun mendatang menunjukkan kesiapan Jokowi untuk mengatasi masalah-masalah kebangsaan yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama pemerintahan baru yang akan dibentuknya. Penggunaan diksi yang jelas dan tegas menjadi salah satu kunci untuk membangun persepsi positif masyarakat. Pidato presiden terpilih membawa pesan untuk melupakan polarisasi politik yang menguat saat Pilpres 2019, sekaligus mengajak semua anak bangsa menatap Indonesia lebih maju di masa mendatang.

Di sisi lain, walaupun pemilu sudah terlaksana dengan aman dan tentram, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Mahkamah Konstitusi (MK) juga sudah memberikan keputusan yang terbaik untuk NKRI, namun ternyata masih menyisakan permasalahan-permasalahan kebangsaan yang harus segera dicarikan

Page 16: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201916

solusi pemecahannya, antara lain perlunya penyempurnaan dan perbaikan sistem pemilu, masih minimnya pendidikan politik, belum komprehensifnya peraturan perundangan-undangan yang terkait dengan pemilu dan penyebaran informasi publik, yang yang turut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya potensi kerawanan yang dapat berpengaruh terhadap stabilitas nasional yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap munculnya berbagai persoalan bangsa yang dapat menggangu tingkat ketangguhan ketahanan nasional.

PEMBAHASANDengan melihat fakta-fakta dan

mencermati fenomena-fenomena kekinian yang terjadi terkait dengan dunia perpolitikan di Indonesia saat ini, maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana menyelesaikan pekerjaan rumah presiden terpilih di bidang politik tahun 2019-2024? Ada tiga hal yang disarankan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),1 beliau menyampaikan bahwa di tengah situasi panas sebaiknya dua pihak tim pemenangan menahan diri dengan menekan ego masing-masing. SBY menyarankan untuk mencari jalan keluar dari kegaduhan ini melalui compromise, take and give dan win-win solution.

Lebih khusus lagi, pesan yang sama juga disampaikan oleh Sultan Hamengku Buwono X2 kepada seluruh pihak untuk siap dan legawa serta ikhlas dalam menerima hasil pemilu. Kalah menang itu sesuatu yang wajar. Pihak yang menang sudah sepatutnya tidak sombong karena masih ada tugas dan amanah yang diemban

selama lima tahun ke depan, dan pihak yang kalah sudah sepatutnya bersikap legawa dengan tidak mudah terpancing amarah. Rekonsiliasi kedua belah pihak merupakan usulan yang baik dan sangat positif, karena pada dasarnya, demokrasi bukan berarti menciptakan sekat perbedaan, namun demokrasi merupakan landasan untuk menciptakan persatuan dalam perbedaan, sehingga perlu segera dibentuk semacam “koalisi kebangsaan” untuk melanjutkan pembangunan nasional. Perbedaan pendapat merupakan ssesuatu yang wajar dan sehat dalam demokrasi.

Rekonsiliasi sendiri secara etimologis adalah perbuatan memulihkan hubungan persahabatan, sehingga menjadi seperti keadaan semula. Rekonsiliasi juga dapat diartikan sebagai perbuatan menyelesaikan perbedaan. Ini artinya harus muncul dari kedua belah pihak. Ubaidilah Badrun3 menyarankan, 1) rekonsiliasi dilakukan atas dasar kesadaran kedua belah pihak untuk mengutamakan kepentingan nasional, 2) jika tidak datang dari kedua belah pihak, maka hanya bisa dilakukan mediator yaitu para tokoh bangsa yang tidak terjebak dukung-mendukung dalam kontestasi Pilpres 2019, 3) jika tokoh bangsa yang dimaksud tidak ada, maka pihak kampus bisa menjadi alternatif untuk memediasi rekonsiliasi politik, 4) selain mengutamakan kepentingan nasional, isi rekonsiliasi juga harus mewakili kepentingan paling konkret yang menjadi pokok kedua belah pihak.

Lebih daripada itu, sampai saat ini, komunikasi antar elit politik tersebut tampaknya belum sepenuhnya bisa meredakan ketegangan di tengah pendukung capres-cawapres. Meski hasil

Page 17: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 17

pemilihan presiden telah diumumkan, situasi politik Tanah Air masih belum “adem”. Kerusuhan pada 21-22 Mei 2019 yang mewarnai unjuk rasa penolakan hasil pemilu masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah, mulai dari penyidikan terhadap perusuh, pengusutan adanya korban meninggal dunia, hingga dugaan makar. Tidak heran 36,6 % responden jajak pendapat Litbang Kompas menilai situasi politik dan keamanan saat ini tidak atau belum kondusif. 69,8 % responden merasa yakin, bahwa pertemuan kedua capres akan meredakan ketegangan di masyarakat. Lebih dari separuh responden jajak pendapat “Kompas” meyakini situasi politik akan lebih baik setelah lebaran. Pertemuan rekonsiliasi dua calon presiden masih dinanti responden4 (Kompas,10 Juni 2019).

Pekerjaan rumah lain yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya mengevaluasi pelaksanaan pemilu serentak tahun 2019. Pemilu Serentak 2019 menghadirkan lima pemilihan sekaligus mulai dari Presiden-Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota, dan DPD RI. Tapi pelaksanaannya diwarnai sejumlah persoalan. Berbagai masalah tersebut diakui Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Soedarmo,5 yang mengatakan memang barangkali ada kekurangan, kelemahan dalam pelaksanaannya baik di dalam negeri dan luar negeri, misalnya kurangnya kertas suara dan tidak siapnya penyelenggara. Menurut Soedarmo kelemahan-kelemahan tersebut sudah didata dan dibahas untuk didiskusikan untuk pelaksanaan pemilu ke depan. Terkait meninggalnya anggota

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Soedarmo menuturkan itu adalah takdir, yang juga sudah menjadi catatan penting pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan revisi Undang-Undang Pemilu jika dalam pelaksanaan pemilu selanjutnya dinilai perlu untuk menambah anggota KPPS.

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid6 juga menyayangkan jalannya pesta demokrasi pada 17 April 2019 lalu, jauh dari harapan masyarakat. Pelaksanaan pemilu serentak 2019, dinilai pemilu yang terburuk sejak reformasi 1998 bergulir dan pemilu terburuk dalam sejarah pasca era reformasi. Penilaian serupa juga disampaikan oleh Ketua DPR RI, Bambang Soesetyo7 beberapa waktu yang lalu mengatakan perlu evaluasi terhadap tata kelola pemilu sekarang ini. Pasalnya pemilu 2019 yang berlangsung serentak antara pemilu legislatif dan pemilu presiden telah menelan banyak korban, terutama petugas KPPS. Terpenting dilakukan sekarang adalah evaluasi, menemukan titik lemah atau kekeliruan dan kemudian bersama-sama memperbaiki manajemen pemilu agar dikemudian hari lebih efektif dan efisien.

Lain halnya dengan pendapat Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman8 mengatakan, bahwa desain pemilu serentak 2019 cukup berat. Sebab, selain pemilu presiden dan pemilu legislatif dilaksanakan bersamaan, pemilu serentak juga mengatur tahapan yang ketat. Setiap tahapan pemilu ini sudah dijadwalkan dan harus diselesaikan penyelenggara pemilu secara tepat waktu. Dan pelaksanaan pemilu serentak dengan lima surat suara cukup sekali pada pemilu 2019. Sementara

Page 18: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201918

itu, Komisioner KPU RI Viryan Aziz,9 menilai penyelenggara pemilu serentak tidak efektif dan di luar kapasitasnya. Cukup sekali pemilu serentak yang seperti ini. Dengan menyertakan lima surat suara atau lima kelompok pemilihan, sudah terbukti, paling tidak saat ini, melebihi kapasitas.

Berbeda dengan Mahfud, MD10 menganggap penyelenggaraan pemilu 2019 merupakan pemilu yang terbaik dari sudut instrumen. Mahfud menilai selain yang terbaik, penyelenggaraan pemilu 2019 menjadi yang terberat pula. Pakar hukum tata negara ini tidak sepakat jika ada pihak yang menilai pemilu 2019 adalah pemilu yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia. Mahfud menuding pernyataan tersebut berlebihan. Guru Besar UII ini menilai pemilu 2019 menjadi pemilu terbaik dari segi instrumen karena seluruh rakyat bisa melakukan kontrol. Kontrol ini bisa dilakukan masyarakat di semua tahapan baik dari awal hingga akhir pemilu 2019. Selain itu, Mahfud, MD menjabarkan bila pemilu 2019 disebut menjadi pemilu terberat, karena KPU dinilai mendapatkan serangan kabar bohong dan berita palsu yang menyudutkan lembaga itu.

Terkait dengan sistem pemilu, Ramlan Surbakti11 mengusulkan agar pelaksanaan pemilu di Indonesia, nasional dan lokal (provinsi dan kabupaten/kota) dipisahkan. Pemisahan ini tidak bertentangan dengan UUD 1945. Konstitusi menyebut pemerintahan Indonesia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu urusan pemerintah pusat dan urusan pemerintah daerah. Pemilu pada prinsipnya bisa dilaksanakan dua kali, yaitu nasional dan lokal. Pemilu nasional untuk memilih presiden/wakil presiden, anggota

DPR RI dan anggota DPD RI, sedangkan pemilu lokal untuk memilih Gubernur, Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota. Dalam periode lima tahun bisa terselenggara dua kali pemilu, yang pelaksanaannya diberi jeda antara dua dan tiga tahun. Pemisahan pemilu nasional dan lokal akan meningkatkan partisiasi publik (pemilih) serta memperkuat kedaulatan rakyat. Masih menurut Ramlan, pemisahan pemilu nasional dan lokal, potensi fatal yang dialami penyelenggara pemilu, yakni kematian anggota KPPS akibat keletihan sekaligus sakit, bisa dicegah. Kematian ratusan anggota KPPS pada pemilu 2019 salah satunya diyakini akibat bekerja melampaui batas kekuatan. Mereka terpaksa melampaui batas kekuatan diri dalam persiapan, pemungutan suara, dan perhitungan suara yang harus diselesaikan.

Permasalahan lain yang perlu menjadi pemikiran lebih lanjut yaitu terkait dengan penyederhanaan jumlah partai politik dan parliamentary threshold. Siti Zuhro mengatakan12 demokrasi yang berjalan sejak 1998 masih diwarnai prosedural ketimbang subtantif. Masalahnya kepastian sosial politik (sosial political certainty) terasa menjauh seiring dengan hadirnya keriuhan, kegaduhan, penistaan agama, isu intoleransi, masalah kebhinekaan yang menimbulkan konfik/sengketa dan silang pendapat serta berita-berita hoaks yang nyaris tanpa henti relatif mudah menyulut keresahan sosial (sosial unrest) dan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Kohesivitas sosial terancam dan harmoni sosial juga terganggu.

Berdasarkan kenyataan tersebut, kegaduhan politik yang sering timbul

Page 19: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 19

dewasa ini terjadi salah satu diantaranya karena kurang dipahaminya nilai-nilai luhur demokrasi Pancasila dan tidak dipahaminya mekanisme dari sistem presidensial oleh elit-elit politik yang terbawa oleh pikiran-pikiran parlementarisme. Salah satu penyebab utama adalah sistem politik, yaitu sistem kepartaian yang kita jalankan tidak sinkron dengan sistem presidensial. Seyogyanya pembentuk undang-undang tidak ragu dan konsisten menjalankan kebijakan penyederhanaan partai politik melalui undang-undang dengan tetap memperhatikan rambu-rambu konstitusional yang berlaku. Hal ini tercermin dari praktik hubungan antara lembaga kepresidenan dengan lembaga legislatif yang berjalan tidak sesuai dengan ruh UUD NRI 1945. Salah satu sumber masalahnya ada pada sistem multi partai yang terbukti tidak mampu menghasilkan lembaga legislatif yang solid karena perolehan kursi di DPR terdistribusi oleh banyak partai politik dengan kepentingan politik dan ideologi yang berbeda-beda.

Konsekuensinya, karena presiden (dan partai pendukungnya) tidak mampu memperoleh kursi mayoritas di DPR RI, sehingga presiden yang memperoleh mandat langsung dari rakyat dipaksa untuk menempuh koalisi besar partai politik di parlemen, guna mengamankan kebijakan-kebijakannya. Oleh karena itu, penilaian minor atas praktek multi partai ini dengan mengatakan bahwa politik yang berlaku sekarang adalah “politik dagang sapi” antara DPR RI dengan presiden sungguh sangat tepat.13 Lebih lanjut, Kuswanto menegaskan bahwa supaya efek penyederhanaan partai politik melalui

pengaturan penyelenggaraan pemilu di Indonesia dapat benar-benar terjadi, maka beberapa rekomendasi yang disampaikan antara lain sebagai berikut:14

a. Penyederhanaan partai politik seyogyanya bertumpu pada dasar-dasar filosofis yang bersumber dari Pancasila, yaitu gotong royong. Asas gotong royong ini seyogyanya dikedepankan sebagai landasan bagi sistem kepartaian yang hendak diberlakukan di Indonesia untuk mencegah perilaku politik yang dimotivasi oleh kebebasan kehendak yang egoistik.

b. Pengaturan dalam penyederhanaan partai politik seyogyanya berlandaskan prinsip-prinsip penyederhanaan partai politik, yaitu prinsip pembatasan HAM dan prinsip demokrasi, karena pengaturan yang bertentangan dengan prinsip tersebut statusnya inskontitusional.

c. Pembentuk undang-undang seyogyanya mengadopsi sisten distrik dalam penyelenggaraan pemilu legislatif mendatang. Alternatif bagi sistem distrik adalah sistem proporsional dengan pemberlakuan parliamentary threshold.Di sisi lain, terkait dengan

parliamentary threshold, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, menetapkan ambang batas parlemen empat persen (4%). Artinya partai politik yang mendapatkan suara sah secara nasional kurang dari empat persen tidak bisa menempatkan calon anggota legislatifnya di DPR RI. Partai politik tersebut hanya bisa menempatkan calon legislatifnya di DPRD provinsi ataupun DPRD

Page 20: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201920

kabupaten/kota. Pemberlakuan ambang batas parlemen (parliamentary threshold) merupakan salah satu metode alamiah dalam pemilu untuk menyederhanakan partai politik. Tujuannya untuk mengefektifkan representatif suara rakyat di parlemen sekaligus untuk mengefektifkan pemerintahan. Sistem multi partai selama ini dirasakan kurang tepat dengan sistem presidensial yang kita anut. Dalam sistem multi partai, pemerintah sulit efektif karena tidak akan mudah mendapat suara dominan di parlemen. Koalisi partai politik yang dibangun pemerintah pun tidak bisa mengikat, tetapi lentur berdasarkan isu dan kepentingan tertentu, sehingga yang sering terjadi adalah kegaduhan dan kebisingan politik yang menguras energi, dan terkadang menimbulkan polarisasi di masyarakat yang bisa mengancam stabilitas nasional.

Mencermati kondisi tersebut, fenomena ini yang mendorong ambang batas parlemen perlu terus ditingkatkan dari pemilu ke pemilu. Pada pemilu 2009 ambang batasnya 2,5 persen, pemilu 2014 naik menjadi 3,5 persen, dan pemilu 2019 naik menjadi 4 persen. Secara umum, dengan peningkatan ambang batas parlemen tersebut diyakini akan dapat memperkuat sistem presidensial dan tentunya dapat mengurangi jumlah partai di parlemen. Hal lain juga akan berpengaruh terhadap bermunculannya partai-partai politik baru dan akan mengurangi peluang partai politik kecil untuk lolos ambang batas parlemen. Di samping itu, masyarakat perlu mendapatkan pemahaman yang cukup mengenai tujuan pemberlakuan ambang batas parlemen. Dengan demikian,

pelaksanaan pemilu bisa menjadi lebih berkualitas, bukan saja untuk menentukan presiden, wakil presiden, DPR RI, DPD RI, DPR provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, melainkan juga untuk memperbaiki sistem kepartaian dan sistem pemerintahan menjadi lebih baik.

Pekerjaan rumah lainnya adalah kita tengah dihadapkan kepada persoalan yang rumit, antara kebenaran dan kebohongan semakin sulit dibedakan. Kabar bohong kembali mengalami kebangkitan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Karakter dunia maya memang tidak mudah dipahami. Apalagi, jika informasi palsu seringkali didesain untuk “memanipulasi emosi” pengguna media sosial hingga menekan rasionalitas dalam memilah informasi. Di satu sisi, ada fenomena lain yang tak kalah menarik untuk diperhatikan, yakni kebisingan dan kegaduhan orang untuk bersaing mengklaim arti sebuah kebenaran. Fenomena tersebut, sejak beberapa dekade belakangan disebut sebagai era “pasca kebenaran” (post-truth). Akibatnya, berbagai pihak turut memberikan kontribusi terhadap menurunnya kohesi sosial dan meningkatnya potensi kerawanan yang dapat berpengaruh terhadap stabilitas keamanan nasional yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap munculnya berbagai persoalan bangsa yang dapat mengganggu ketangguhan ketahanan nasional.

Kondisi saat ini, kehidupan politik dan ranah sosial dikepung kekuatan emosi dan amarah, sementara lalu lintas informasi dalam ruang publik dipadati oleh kabar bohong, maka bangunan administrasi pemerintah yang baru membutuhkan kejernihan akal budi. Politik kita akhir-

Page 21: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 21

akhir ini bukan sekedar fenomental, penuh misteri, sulit dinalar, banyak kelokan, dan terkadang tampil dengan kesimpulan yang tidak terduga. Politik yang gaduh dengan aneka opini. Politik yang ramai kata-kata, tetapi tunamakna. Mungkin tidak pernah memadai teori yang ditulis oleh para pakar untuk melihat dinamika kehidupan politik saat ini. Inilah penanda utama era post-truth, bukan hanya kepakaran yang hilang, tetapi akal sehat juga sering lenyap. Memasuki era post-truth, kita dihadapkan pada sebuah zaman dimana politik tampil sebagai panglima. Nyaris setiap hari dunia maya dikuasai oleh percakapan politik yang tidak jelas ujung pangkalnya, tidak jelas titik komanya, saling sindir, saling nyinyir, saling benci, saling caci maki, saling fitnah tanpa harus memperhatikan data atau mempertimbangkan fakta.

Walaupun pemerintah sudah menyiapkan beberapa undang-undang dan ketentuan lain yang menjadi landasan mempidanakan berita bohong dan ujaran kebencian seperti UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, namun dalam implementasinya belum mampu menimbulkan efek jera, bahkan hatespeech, hoax, fake news semakin berkembang dengan suburnya, sehingga perlu adanya revisi terhadap undang-undang atau ketentuan lain disesuaikan dengan perkembangan situasi.

Pekerjaan Rumah Presiden Terpilih di Bidang Politik yang Perlu Penyempurnaan Tahun 2019-2024

Aspek Edukasi Politik. Belum terbangunnya sikap pemimpin

dan elit-elit politik yang “legawa”, yaitu sifat sabar, iklas dan menerima hasil keputusan tanpa emosi dan dendam.

Dalam setiap kontestasi, menjunjung cara bermain yang jujur (fairplay) menjadi sebuah keharusan. Pemilu yang berjalan tanpa kecurangan akan membuat semua pihak yang ikut berkontestasi dapat menerima hasil kontestasi dengan baik. Namun kalau pemilu berjalan out off the track, maka bisa menyulut ketidakpuasan masyarakat. Rasa ketidakpuasan karena ada kecurangan biasanya akan membuat yang kalah sulit bisa legawa. Menerima sebuah kemenangan, apalagi kekalahan memang tak mudah. Sang pemenang akan cenderung jumawa. Sementara menerima sebuah kekalahan juga bukan persoalan mudah. Menang atau kalah dalam setiap kontestasi memang merupakan hal yang wajar. Namun tak gampang menghadapi kenyataan sebuah kekalahan. Untuk itu perlu rekonsiliasi kedua belah pihak untuk memulihkan hubungan persahabatan sekaligus menyelesaikan perbedaan.

Di sisi lain, pasca pilpres, berbagai pihak mulai berebut jabatan menteri. Idealnya, jabatan menteri bukanlah suatu kedudukan yang harus diminta. mengapa banyak pihak berebut jabatan menteri? Bukankah diperlukan prasayarat keluhuran moral, dan kapasitas kenegarawan dalam pengangkatan dan pemberhentian Menteri? Sejauhmana itikad baik dan ketulusan berbakti terhadap kepentingan negara? Berebut jabatan Menteri memperlihatkan salah satu gejala buruk dari demokrasi kita. Hal ini berjalan simultan dengan masih rendahnya tingkat literasi pendidikan politik. Oleh karena itu, diperlukan

Page 22: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201922

peningkatan pendidikan politik masyarakat dan elit politik.

Aspek Regulasi. Perlunya revisi Undang-Undang Nomor

7 Tahun 2017 yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan Pemilu Pilpres, DPR, DPD, DPRD tahun 2019 yang diselenggarakan secara serentak.

Pemilu Serentak 2019 menghadirkan lima pemilihan sekaligus mulai dari Presiden-Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota, dan DPD RI. Tapi pelaksanaannya diwarnai sejumlah persoalan. Pemerintahan yang baru bersama anggota DPR RI yang terpilih diharapkan melakukan revisi UU Pemilu, antara lain aturan soal keserentakan pemilu dan tata laksana. Sebab, pemilu yang serentak memengaruhi tata laksananya. Di samping itu, perubahan UU Penyelenggaraan Pemilu perlu dilakukan di awal masa kerja, karena perubahan tersebut bertujuan sebagai bentuk evaluasi pemilu serentak tahun ini mengingat banyaknya kekurangan penyelenggaraan Pemilu 2019, yang salah satunya menyebabkan ratusan petugas pemilu meninggal dunia dan sakit yang banyak memakan korban jiwa akibat kelelahan dalam proses pemungutan suara.

Terkait hal tersebut, banyak yang berpendapat bahwa pemilu serentak 2019 ibarat “hemat biaya”, tapi “boros nyawa”. Banyaknya jatuh korban di kalangan KPPS diyakini karena mereka mengalami kelelahan dalam mengawal proses pemilu. Dengan jam kerja 24 jam bahkan hingga 32 jam tanpa henti membuat daya tahan tubuh mereka menjadi drop. Ditambah lagi bila terdapat penyakit bawaan dari

mereka sendiri. Selain tingkat kerumitan pilpres dan pileg begitu tinggi, teknis penghitungan suara juga memakan waktu cukup lama. Selain itu, dampak dari pemilu serentak tersebut adalah kurangnya atensi dari masyarakat terhadap pemilihan anggota legislatif. Di samping itu, masa kampanye sekitar enam bulan dan di hari pemungutan suara, perhatian masyarakat terkuras pada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Sementara itu, proses penghitungan dan rekapitulasi perolehan suara juga memakan waktu yang tidak singkat serta membutuhkan aparat yang banyak untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk segera mengadakan evaluasi terhadap aturan pemilu serentak.

Aspek Demokrasi. Perlunya penyederhanaan jumlah

partai politik dalam rangka mendukung sistem presidensial.

Semakin banyak partai politik maka semakin sulit terwujudnya sistem presidensialisme, pemerintahan yang efektif dan efisien. Hal ini mengingat keputusan strategis melalui undang-undang harus diputuskan bersama Presiden dan DPR. Bila banyak partai politik maupun fraksi partai politik di parlemen, maka pengambilan keputusan semakin tidak efektif. Alhasil dibutuhkan koalisi besar partai pendukung pemerintahan yang rentan bersifat transaksional. Sistem multi partai akan cenderung melahirkan presiden minoritas yang minim dukungan parlemen dan membahayakan sistem presidensial. Tujuannya ialah untuk meminimalisasi biaya politik dan lebih mengefektifkan kinerja

Page 23: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 23

dan produk parpol. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menyederhanakan jumlah partai politik di Indonesia, yaitu menaikkan syarat electoral threshold dan parliamentary threshold.

Aspek Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Belum optimalnya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang mengatur penyebaran informasi di masyarakat.

Belum adanya undang-undang yang komprehensif yang mengatur penyebaran informasi di masyarakat, sehingga menimbulkan kebingungan. Pelaksanaanya pun masih tumpang tindih, tebang pilih, pilih kasih dan multi tafsir. Pengguna media sosial belum memahami dan tidak mengetahui dengan baik mengenai batasan-batasan terkait berita bohong maupun ujaran kebencian, serta kriteria apa saja yang dilarang hukum. Selain itu, belum adanya aturan hukum yang pasti dan tegas (sanksi pidana maupun denda) yang dapat menjerat bagi para perusahaan dan pengusaha penyedia layanan media sosial apabila platformnya menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian serta pelanggaran lain dan belum ada ketentuan secara khusus untuk mengatur kampanye digital di media sosial dalam pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah yang baru bersama-sama dengan DPR RI yang terpilih merevisi Undang-Undang ITE atau membuat regulasi penyebaran informasi yang komprehensif dan mensosialisasikan hasilnya atau membuat Rancangan Undang-Undang tentang Penggunaan Media Sosial.

PENUTUPKesimpulan

Pekerjaan rumah presiden terpilih di bidang politik yang perlu penyempurnaan antara lain: peningkatan pendidikan politik, perbaikan sistem pemilu, revisi peraturan perundangan-undangan yang terkait dengan pemilu dan penyebaran informasi publik, yang turut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya potensi kerawanan yang dapat berpengaruh terhadap stabilitas nasional yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap munculnya berbagai persoalan bangsa yang dapat menggangu tingkat ketangguhan ketahanan nasional, di samping merealisasikan janji-janji pada saat kampanye yang harus dibayar. Tantangan terberat yang tengah kita hadapi adalah menjaga kestabilan keamanan nasional dan ketahanan nasional guna memperkokoh keutuhan NKRI.

SaranSalah satu kekuatan yang membuat

bangsa Indonesia ini bertahan hingga saat ini adalah nilai-nilai kebangsaan yang ditanam para pendiri bangsa. Nilai-nilai itu mesti terus ditanamkan dan dikembangkan. Indonesia bertahan karena “deposito” nilai kebangsaan yang ditanamkan pendiri bangsa di masa lalu, tetapi tidak ada reinvestasi. Investasi kembali nilai-nilai itu kini mendesak dilakukan.15 Oleh karena itu, kebijakan, strategi dan upaya untuk menanamkan kembali ‘deposito” nilai-nilai kebangsaan harus terus ditumbuh kembangkan oleh seluruh pemangku kepentingan dan seluruh komponen bangsa dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan NKRI.

Page 24: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201924

DAFTAR PUSTAKAKuswanto, 2016. Konstitusionalitas:

Penyederhanaan Partai Politik, Pengaturan Penyederhanaan Partai Politik dalam Demokrasi Presidensial. Penerbit: Setara Press, Kelompok Instrans Publising, Wisma Kalimetro. Malang, Jatim, h. 1.

Surbakti, Ramlan. 2019. Pemilu Nasional dan Lokal Agar Dipisahkan Saja. Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga. Dalam Harian Kompas, Penerbit; Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, Edisi 28 Juni 2019, hal. 23.

Zuhro, Siti. 2019. Menjaga Stabilitas Ketahanan Nasional Pasca Pemilu 2019. Peneliti Utama LIPI. Disampaiakan dalam acara Round Table Discussion (RTD) yang dilaksanakan pada tanggal 30 April 2019 di Lemhannas RI

Endnotes 1 Aldia Putra, 2019, Pentingnya Rekonsiliasi

Pasca Pilpres. Pengamat sosial politik. Dalam https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/05/17/137584/ pentingnya-rekonsiliasi-pasca-pilpres. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 10.16.

2 Rahmat Kurniawan, 2019, Pasca Pemilu 2019, Menang Jangan Jumawa, Kalah Harus Legawa. Pengamat Sosial Politik dalam https://baliexpress.jawapos. com/read/2019/06/30/143931/pasca-pemilu-2019-menang-jangan-jumawa-kalah-harus-legawa. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 10. 32.

3 Ubaidillah Badrun, 2019. Pengamat Sarankan 4 Point Rekonsialisasi Pasca Pilpres. Pengamat Politik UNJ Jakarta. Dalam https://nasional.republika.co.id/berita /nasional/politik/pqb7wj458/pengamat-sarankan-empat-po in-rekonsiliasi-pasca pilpres. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 11.08.

4 Harian Kompas, 2019. Berharap Berkah Politik Lebaran. Jajak Pendapat Libang Kompas yang dilaksanakan pada tanggal 27-28 Mei 2019 dengan 536 responden yang dipilih secara acak di 16 kota besar di Indonesia. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, Edisi Sabtu, 10 Juni 2019, hal. 3.

5 Soedarmo, 2109, Pemilu Serentak Banyak Masalah, Nasional dan Daerah Disarankan Dipisah. Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri. Dalam https://www.viva.co.id /pemilu/berita-pemilu/1141795-pemilu-serentak-banyak-masalah-nasional-dan-daerah-

Page 25: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 25

disarankan-dipisah. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 11.53.

6 Hidayat Nur Wahid, 2019. Pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 Dinilai Terburuk. Wakil Ketua MPR RI. Dalam https://suarapalu.com/pelaksanaan-pemilu-serentak-2019-dinilai-terburuk/. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 12.01.

7 Bambang Soesetyo, 2019. Pemilu 2019 Tidak Efektif, Tidak Ada Salahnya Coba E-Voting. Ketua DPR RI. Dalam h t t p : / / w w w. t r i b u n n e w s . c o m /pilpres-2019/2019 /05/05/pemilu-2019-tidak-efektif-bamsoet-tidak-ada-salahnya-coba-e-voting. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 12.01.

8 Arif Budiman, 2019. KPU: Desain Pemilu Serentak 2019 Cukup Berat. Ketua KPU. Dalam https://nasional.kompas.com/read/2019/04/27/17281781/kpu-desain-pemilu-serentak-2019-cukup-berat. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 12.14.

9 Viryan Aziz, 2019. KPU: Cukup Sekali Pemilu Serentak Seperti Ini. Komisioner KPU. Dalam https://www.liputan6.com/pileg/read/3948668/kpu-cukup-sekali-pemilu-serentak-sepertiini?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ. 0&utm referrer =https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 12.14.

10 Mahfud MD, 2019. Pemilu 2019 Disebut Terburuk Sepanjang Sejarah Itu Berlebihan. Mantan Ketua MK dan Guru Besar UII. Dalam https://www .merdeka.com/politik/mahfud-md-pemilu-2019-disebut-terburuk-sepanjang-sejarah-itu-berlebihan.html. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019, pukul 13.58.

11 Ramlan Surbakti, 2019. Pemilu Nasional dan Lokal Agar Dipisahkan Saja. Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga. Dalam Harian Kompas, Penerbit; Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, Edisi 28 Juni 2019, hal. 23.

12 Siti Zuhro, 2019. Menjaga Stabilitas Ketahanan Nasional Pasca Pemilu 2019. Peneliti Utama LIPI. Disampaiakan dalam acara Round Table Discussion (RTD) yang dilaksanakan pada tanggal 30 April 2019 di Lemhannas RI

13 Kuswanto, 2016. Konstitusionalitas: Penyederhanaan Parta Politik, Pengaturan Penyederhanaan Partai Politik dalam Demokrasi Presidensial. Penerbit: Setara Press, Kelompok Instrans Publising, Wisma Kalimetro. Malang, Jatim, h. 1.

14 Idem15 Yudi Latif, 2019. Jaga Nilai Kebangsaan.

Direktur Sekolah Pancasila dalam Harian Kompas, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, Edisi Sabtu, 29 Juni 2019, hal. 3.

Page 26: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201926

Page 27: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 27

Mendesain Kepemimpinan yang Kreatif Bisosiasif guna Menjawab Tantangan Menurunnya

Kualitas Pemimpin Nasional

Brigadir Jenderal TNI Totok Imam Santoso, S.IP., S.Sos., M. Tr (Han) Kepala Pusat Pengkajian Strategi (Kapusjianstra) TNI,

peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

AbstrakKepemimpinan nasional di Indonesia cenderung menurun dilihat dari ketidakmampuannya dalam menjadi motor perubahan, yang dapat membuka jalan bagi bangsa dan negara yang dipimpinnya. Jika dahulu para pemimpin nasional adalah orang-orang yang sarat akan ide dan gagasan, maka hari ini pemimpin nasional sarat akan politik dan kepentingan. Tulisan ini akan berupaya menjawab bagaimana desain kepemimpinan yang kreatif bisosiasif guna

menjawab tantangan menurunnya kualitas pemimpin nasional? Penulis berpandangan bahwa pokok permasalahan dalam menurunnya kualitas pemimpin nasional diantaranya

adalah rendahnya integritas moral dan mental Pancasila, dan lebih menonjolkan kepentingan pribadi dan golongan yang sifatnya sempit; lemahnya peran pemimpin sebagai

agent of change and problem solving; dan kurangnya ide-ide kebaruan pemimpin dan cenderung budaya transaksional.

Kata kunci: kepemimpinan nasional, agent of change, problem solver, kreatif bisosiasif

Page 28: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201928

“Panta rheikai uden menci”Herakleitos (544-484 SM)

PENDAHULUANKepemimpinan nasional di Indonesia

cenderung menurun dilihat dari ketidakmampuannya dalam menjadi motor perubahan, yang dapat membuka jalan bagi bangsa dan negara yang dipimpinnya. Jika dahulu para pemimpin nasional adalah orang-orang yang sarat akan ide dan gagasan, maka hari ini pemimpin nasional sarat akan politik dan kepentingan.1 Para pemimpin nasional tidak lagi sebagai negarawan, namun lebih didominasi sebagai politikus yang mengutamakan uang dan kepentingan sempit. Bahkan tidak jarang pemimpin nasional mengutamakan identitas pribadinya, untuk kepentingan kelompok atau golongan tertentu yang barbasiskan SARA/politik identitas.

Kepemimpinan adalah elemen utama yang merupakan suatu keharusan dipunyai

oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin selalu berusaha menyempurnakan atau memperbaiki secara sadar segala kekurangan dan meningkatkan segala sesuatu yang sudah baik dan benar.2 Kutipan di atas menurut hemat penulis, dapat merangkum hakikat seorang pemimpin dan sifat kepemimpinan yang diembannya, yaitu suatu kesadaran tentang keniscayaan akan adanya perubahan dan kemampuan menunjukkan kebaruan (kreatif bisosiasif). Panta rhei kai uden menci, diungkapkan oleh Herakleitos (Heraclitus), yang mempunyai arti segala sesuatu mengalir bagaikan arus sungai, dan tak ada satu orang pun yang dapat masuk ke sungai yang sama untuk kedua kalinya.3 Sifat tersebut berlaku pula bagi pemimpin nasional, yang pada dirinya terdapat kewenangan untuk mengarahkan atau mengerahkan segenap potensi nasional berdasarkan paradigma nasional, dengan memperhatikan perkembangan lingkngan strategis yang selalu dinamis.4

Sumber:http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah

Page 29: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 29

Untuk menjadi seorang pemimpin, dibutuhkan kemampuan melebihi orang lain. Seorang pimpinan harus dapat melihat yang tak bisa dilihat (brilian) dan mengetahui apa yang tidak bisa diketahui (jenius) oleh orang lain.5 Oleh karenanya pemimpin harus dapat memahami perubahan yang setiap saat terjadi, sebelum pada kelanjutannya menjadi motor perubahan kebaruan. Untuk mengubah sesuatu, dibutuhkan kreativitas dan untuk menuju kebaruan diperlukan bisosiasi. Kreatvitas merupakan kemampuan untuk melahirkan dan mengolah ide-ide. Dalam prosesnya, ide-ide tersebut dihubungkan menjadi satu kesatuan strategi. Kemampuan untuk menghubungkan ide-ide tersebut, menurut Arthur Koestler, terbagi menjadi dua macam yaitu asosiasi dan bisosiasi.6 Asosiasi adalah kemampuan untuk menghubungkan ide-ide yang mirip, sedangkan bisosiasi adalah kemampuan untuk menghubungkan ide-ide yang tidak berhubungan, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang betul-betul baru. Menurut Koestler, kemampuan bisosiasi adalah dasar dari tindakan kreatif, karena dapat betul-betul menunjukan kebaruan dan kelebihan dari seorang pemimpin.

Namun demikian, saat ini kondisi kepemimpinan nasional sedang di ambang krisis, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan strategis. Partai politik sebagai institusi yang seharusnya memberikan pendidikan untuk menjadi pemimpin, saat ini hanya menjadi kendaraan politik bagi para anggotanya untuk menduduki jabatan tertentu.7 Akibatnya, Indonesia kesulitan dalam merumuskan pembangunan nasional yang

berjangka panjang karena pemimpin nasional yang tidak kreatif dan bisosiasi tersebut. Karena kepentingan yang sempit, kebijakan selalu cenderung bernilai jangka pendek, dan berganti setiap pemimpin berganti.8 Sosiolog Thamrin F. Tamagola, memetakan fenomena tersebut ke dalam tiga aspek yang perlu diperhatikan dari krisis kepemimpinan yaitu: pertama dalam hal kuantitas, di mana Indonesia tidak memiliki banyak alternatif pilihan pemimpin; kedua, adanya sentralitas kekuasaan dalam politik oligarki; dan ketiga, sulitnya mencari seorang pemimpin yang berkarakter.9

Tulisan ini akan berupaya menjawab bagaimana desain kepemimpinan yang kreatif bisosiasif guna menjawab tantangan menurunnya kualitas pemimpin nasional? Penulis berpandangan bahwa pokok permasalahan dalam menurunnya kualitas pemimpin nasional diantaranya adalah: (1) rendahnya integritas moral dan mental Pancasila, dan lebih menonjolkan kepentingan pribadi dan golongan yang sifatnya sempit; (2) lemahnya peran pemimpin sebagai agent of change and problem solving; dan (3) kurangnya ide-ide kebaruan pemimpin dan cenderung budaya transaksional.

PEMBAHASANPeran sebagai seorang pemimpin

nasional bukanlah mudah seperti halnya dengan membalikkan telapak tangan. Tetapi seorang pemimpin harus mempunyai integritas moral dan mental Pancasila, mampu menjadi agen perubahan dan problem solving, serta mempunyai ide-ide kebaruan dalam memimpin organisasinya. Salah satu hal mendasar yang mesti menjadi

Page 30: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201930

pedoman seorang pemimpin adalah faktor moral. Moral pemimpin nasional Indonesia adalah berdasarkan falsafah Pancasila sebagai kristalisasi pemikiran politik kebangsaan pada waktu Indonesia didirikan oleh para bapak bangsa.10 Di tengah-tengah tuntutan akan perubahan zaman, para pemimpin nasional harus dapat menjadi agen perubahan dan kebaruan, namun dengan tetap mempertahankan Pancasila sebagai keutamaan. Pancasila tidak hanya menjadi wadah bagi pemikiran-pemikiran yang baru, melainkan juga sebagai isi yang dapat diganti sewaktu-waktu dengan tafsir-tafsir terbaru.11 Begitu banyak tafsir akan membuat Pancasila kehilangan nilai-nilai moral dan etika, yang telah ada sebagai sumber bagi kepemimpinan nasional. Terkait dengan hal ini, maka penulis perlu menjelaskan tentang perubahan apa yang perlu dan tidak perlu dalam kepemimpinan nasional di era globalisasi.

Kepemimpinan nasional menuntut adanya proses berpikir strategis. Menurut Jeanne M. Liedtka (1998), “strategi thinking is a syntheesizing process, utilizing intuition and creativity, whose outcome is anintegrated perspectiv of the enterprise”.12 Dengan demikian, berpikir strategis berarti mensintesiskan berbagai ide yang menjelaskan berbagai aspek dalam kehidupan, hingga mencapai pemikiran holistik dalam satu sistem, beserta hubungan antara komponen di dalamnya. Kemampuan berpikir holistik dan tersistem akan membuat pemimpin dapat mengenali masalah apapun secara lebih mendalam, karena adanya pengenalan proses sebab-akibat dari komponen yang ada dalam sistem. Sederhananya, berpikir strategis

berarti memiliki kemampuan berpikir holistik dan tersistem, dengan membantu seorang pemimpin mengenal bagaimana dunia bekerja.13

Komponen inti berpikir strategis adalah kreativitas bisosiatif, dalam hal ini kreativitas bisosiatif, yaitu kemampuan untuk memadukan ide-ide dan gagasan-gagasan yang tadinya tidak berhubungan menjadi suatu strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan perubahan. Bagi pemimpin nasional, kemampuan ini membutuhkan ide-ide pembaharu, namun tetap berpegang pada nilai-nilai yang sesungguhnya telah ada, yaitu Pancasila. Menghadapi hal ini, menurut Djoko Pitojo, Pancasila harus didudukan baik sebagai geneticus objectivus (objek sasaran kajian) maupun sebagai geneticus subjectivus.14 Secara geneticus objectivus, Pancasila dipahami sebagai kristalisasi nilai dari para pendiri bangsa. Segala produk hukum dan turunannya harus merupakan derivasi dari Pancasila. Namun demikian, Pancasila sendiri tidak berarti menihilkan atau menegasikan keterbukaan dalam memandang kebaruan, karena Pancasila sendiri digagas oleh para pendiri bangsa yang pada dasarnya telah lebih dahulu mempelajari peradaban dan ide-ide dari bangsa lain. Oleh karenanya secara geneticus subjectivus, Pancasila menjadi sistem pemahaman akan realita masyarakat yang terus berubah. Di tengah-tengah perubahan tersebut, Pancasila menjadi pengingat akan keutamaan relasi antara Tuhan, manusia, dan seluruh ciptaan-Nya. Nilai-nilai moral keagaamaan ini harus dipegang dalam setiap tantangan perubahan yang ada.

Tantangan berikutnya, adalah menciptakan

Page 31: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 31

pemimpin sebagai agent of change and problem solving dalam menghadapi permasalahan. Kondisi ini mengandung maksud bahwa seorang pemimpin harus mampu mencerna kondisi yang ada untuk menjadi lebih baik serta mampu menyelesaikan setiap permasalahan dalam organisasinya. Pada dasarnya, organisasi adalah himpunan interaksi antara individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah pengaruh yang dihasilkan melalui proses komunikasi guna mencapai tujuan tertentu di dalam organisasi tersebut.15 Kepentingan pribadi dan golongan tidak akan dapat dihilangkan sampai kapanpun juga, hal ini karena Indonesia memiliki keberagaman kultur dan identitas yang tinggi. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa persatuan dan kesatuan tidak dapat diupayakan. Di sisi lain, pemimpin juga harus mampu mengembangkan ide-ide kebaruan dalam kepemimpinannya, sehingga tidak monoton dan pasrah terhadap situasi yang terjadi. Bahkan dapat dikatakan seorang pemimpin tidak terjebak dengan budaya transaksional yang mengesampingkan profesionalitas dalam menyelesaikan suatu permasalahan terkait dengan pengambilan keputusan dalam proses kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penurunan Kualitas Pemimpin NasionalUkuran pemimpin nasional tidaklah

sama dari waktu kewaktu. Pada saat NKRI baru berdiri, tentu ukurannya yang penting pada saat itu adalah merangkul seluruh kelompok dan komponen bangsa agar mau secara solider turut berjuang mewujudkan kemerdekaan dan mendirikan negara bangsa.

Kepemimpinan nasional Bung Karno dan Bung Hatta dapat dikatakan sebagai nation builder. Ketika NKRI mulai membentuk pola pembangunan, kepemimpinan Soeharto sebagai market builder dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan. Ketika demokrasi pasca reformasi mulai dibangun, maka kepemimpinan Gus Dur, Megawati, dan SBY adalah sebagai penguat sistem demokrasi sebagai nation builder. Saat ini, menurut Komaruddin Hidayat, kepemimpinan yang dibutuhkan adalah seorang playmaker yang menstimulasi para “pemain” nya untuk dapat memenangkan berbagai “pertandingan”.16 Artinya, perlu pemahaman terlebih dahulu pemimpin nasional seperti apa yang dibutuhkan di era masa kini. Tentunya terlepas dari adanya fakta bahwa pemimpin nasional saat ini kerap tersandung berbagai kasus pelanggaran hukum, dan kurangnya kreatif dalam kepemimpinannya, sehingga berakibat pada menurunnya kepercayaan publik. Beberapa masalah terkait dengan penurunan kualitas kepemimpinan saat ini, diantaranya dimungkinkan oleh masih terbatasnya kualitas SDM pemimpin, masih lemahnya persyaratan yang harus dipenuhi sebgai seorang pemimpin dan juga kuatnya pengaruh perkembangan global dan politik di Indonesia.

Padahal pada kenyataannya, bangsa dan negara saat ini membutuhkan pemimpin nasional yang memiliki kompetensi, dan berkemampuan kreatif bisosiatif sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dan mampu membawa bangsa dan negara kearah terwujudnya pembangunan nasional. Mencermati pembahasan

Page 32: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201932

tersebut pada pokok permasalahan yang mengakibatkan menurunnya kepemimpinan nasional, maka perlu adanya upaya terobosan yang dapat dilakukan adalah, (1) mendalami dan menghayati nilai-nilai Pancasila yang berdasarkan pada relasi Sila Pertama (ke-1) dengan manusia dan ciptaan-Nya, untuk kemudian mendorong komitmen kebangsaan dalam menjawab tantangan perubahan global; (2) menyadari arti penting berpikir strategis dan mengupayakan kreativitas yang bisosiatif, sehingga dapat memahami perubahan dan menjadi agen bagi perubahan itu sendiri serta menjadi bagian dalam penyelesaian masalah ; dan (3) mendorong peran aktif dalam penyelesaian masalah dengan ide-ide kreatif dan kebaruan dalam merumuskan strategi yang berbasiskan pemikiran sistemik serta mengutamakan profesionalitas dan budaya non-transaksional.

PENUTUPKesimpulan

Kepemimpinan kreatif bisosiatif merupakan keniscayaan bagi pemimpin sebagai salah satu desain dalam mengembangkan kepemimpinannya guna menjawab tantangan menurunnya kualitas pemimpin nasional. Menurunnya kualitas pemimpin nasional, adalah disebabkan oleh: pertama, ketidakmampuan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kepemimpinan, dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi serta golongan yang sifatnya sempit, sehingga kepemimpinan yang dijalankan cenderung tidak berwawasan kebangsaan; kedua, lemahnya peran pemimpin sebagai agent of change and problem solving , sehingga

semua permasalahan yang terjadi tidak mampu dikelola dan diselesaikan dengan baik; dan ketiga, kurangnya ide-ide kebaruan pemimpin dan cenderung budaya transaksional, sehingga kepemimpinan yang dijalankan bersifat rutinitas dan sekedar bagi-bagi kekuasaan.

Saran Untuk mengatasi permasalahan

menurunnya kualitas pemimpin nasional dengan mendesain kepemimpinan yang kreatif bisosiasif, disarankan sebagai berikut: • Pertama, Perlu membakukan

persyaratan assesment (IQ, EQ dan SQ) dan nilai-nilai Pancasila kapada calon pemimpin di semua level.

• Kedua, Perlu melakukan transformasi ilmu dan komitmen keberanian pemimpin menghadapi perubahan dan menjadi penyelesai masalah.

• Ketiga, Perlu pembudayaan strategic thinking pemimpin dengan kemampuan future thinking dan outward looking dengan selalu mencari terobosan baru dan menghilangkan budaya balas budi.

Page 33: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 33

DAFTAR PUSTAKAAbeng, Tanri: Indonesia Krisis Pemimpin,

Bukan Ekonomi”, diakses dari h t t p s : / / k a b a r 2 4 . b i s n i s . c o m /read/20180608/15/804385/tanri-abeng-indonesia-krisis-pemimpin-bukan-ekonomi, diakses pada 31 Mei 2019

Hidayat, Komaruddin. (2013). “Kepemimpinan Nasional”, diakses dari https://nasional.sindonews.com/read/790714/18/kepemimpinan-nasional-1380856651, diakses pada 31 Mei 2019

Koestler, Arthur. (1964). The Act of Creation. Hutchinson: Macmillan Publishers

Liedtka, Jeanne M. (1998). “Strategic Thinking: Can it be Taught?”. Long Range Planning, Vol. 31, No. 1.

Pitojo, Djoko. (2007). “”Yang-Tetap” dan “Yang-Berubah” dalam Perspektif Metafisika Pancasila”. Jurnal Filsafat Vol. 17, No. 2, Agustus, hlm. 119

Tim Pokja Kepemimpinan Nasional. (2019). Bidang Studi Kepemimpinan Nasional. Jakarta: Lemhanas RI, hlm. 12

Tzu, Sun. (1998). The Art Of War. Diterjemahkan oleh Lionel Gilles, Pax Librorum Publishing House

Susilo, Markus Eko. (2011). “Kondisi Kepemimpinan Indonesia dan Tantangan ke Depan”, diakses dari ht tps ://www.kompas iana.com/njuntak/5500cdbf8133119c19fa7dc2/kondisi-kepemimpinan-indonesia-dan-tantangan-ke-depan, diakses pada 31 Mei 2019

1 “Intelektual dan Integritas Pemimpin Kini Menurun”, diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2011/07/31/02151581/Intelektual.dan.Integritas.Pemimpin.Kini.Menurun., diakses pada 31 Mei 2019

2 Tim Pokja Kepemimpinan Nasional. (2019). Bidang Studi Kepemimpinan Nasional. Jakarta: Lemhanas RI, hlm. 12

3 Djoko Pitojo. (2007). “”Yang-Tetap” dan “Yang-Berubah” dalam Perspektif Metafisika Pancasila”. Jurnal Filsafat Vol. 17, No. 2, Agustus, hlm. 119

4 Tim Pokja Kepemimpinan Nasional. (2019). Bidang Studi Kepemimpinan Nasional. Jakarta: Lemhanas RI, hlm. 9

5 Sun Tzu. (1998). The Art Of War. Diterjemahkan oleh Lionel Gilles, Pax Librorum Publishing House

6 Arthur Koestler. (1964). The Act of Creation. Hutchinson: Macmillan Publishers

7 Markus Eko Susilo. (2011). “Kondisi Kepemimpinan Indonesia dan Tantangan ke Depan”, diakses dari https://www.kompas iana.com/markus .

Endnotes

Page 34: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201934

simanjuntak/5500cdbf8133119c19fa7dc2/kondisi-kepemimpinan-indonesia-dan-tantangan-ke-depan, diakses pada 31 Mei 2019

8 “Tanri Abeng: Indonesia Krisis Pemimpin, Bukan Ekonomi”, diakses dari https://kabar24.bisnis.com/read/20180608/15/804385/tanri-abeng-indones ia -kr i s i s -pemimpin-bukan-ekonomi, diakses pada 31 Mei 2019

9 “Indonesia krisis kepemimpinan”, diakses dari https://nasional.sindonews.com/read/699051/12/indonesia-krisis-kepemimpinan-1355913596, diakses pada 31 Mei 2019

10 Tim Pokja Kepemimpinan Nasional. (2019). Bidang Studi Inti Kepemimpinan Nasional. Jakarta: Lemhanas RI, hlm. 14

11 Djoko Pitojo. (2007). “”Yang-Tetap” dan “Yang-Berubah” dalam Perspektif Metafisika Pancasila”. Jurnal Filsafat Vol. 17, No. 2, Agustus, hlm. 114

12 Jeanne M. Liedtka. (1998). “Strategic Thinking: Can it be Taught?”. Long Range Planning, Vol. 31, No. 1, hlm. 121

13 Paul K. Van riper14 Djoko Pitojo. (2007). “”Yang-Tetap”

dan “Yang-Berubah” dalam Perspektif Metafisika Pancasila”. Jurnal Filsafat Vol. 17, No. 2, Agustus, hlm. 126

15 Tannebaum, Weschler and Nassaik, 1961, 24

16 Komaruddin Hidayat. (2013). “Kepemimpinan Nasional”, diakses dari https://nasional.sindonews.com/read/790714/18/kepemimpinan-nasional-1380856651, diakses pada 31 Mei 2019

Page 35: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 35

Implementasi Quad Helix Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S. TP., M.T.Guru Besar Bidang Ilmu Analisa Keputusan dan Manajemen Strategis Universitas Islam Negeri

Sunan Gunung Djati Bandung, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

AbstrakPeningkatan teknologi, khususnya pada bidang teknologi informasi memberikan dampak

yang signifikan terhadap perubahan tata kehidupan dunia. Dimensi kreativitas dan inovasi memainkan penting dalam meningkatkan kapasitas ekonomi suatu negara. Quad Helix

merupakan sistem kolaborasi yang memberikan dorongan pada tumbuhnya industri kreatif dan inovatif . Tujuan penulisan ini adalah membahas tentang implementasi Quad Helix yang

dibingkai dalam konsep sismennas sebagai upaya peningkatan daya saing bangsa.

Kata kunci: quad helix (quadruple helix model), sistem manajemen nasional (sismennas), inovasi, kolaborasi, daya saing

Page 36: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201936

PENDAHULUANTujuan nasional merupakan arah

dan orientasi pembangunan nasional yang senantiasa diupayakan dan direalisasikan sehingga hasilnya dapat benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Untuk keperluan tersebut, maka pembangunan nasional perlu diimplementasikan secara terprogram, terarah, sistematik, dan berkesinambungan dalam suatu sistem manajemen nasional (sismennas) yang dapat berjalan secara efektif dan efisien1. Peran segenap aktor pembangunan merupakan hal yang substantif dalam mencapai tujuan nasional. Klasifikasi pemangku kepentingan pada pembangunan nasional terkategorisasi pada berbagai konsep, salah satunya adalah model triple helix plus society (Academic, Business, Government, dan Society, ABG-S), yang seringkali disebut sebagai quad helix. Pola interaksi pada quad helix dalam sismennas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pemangku Kepentingan (ABG-S) pada Quad Helix

Quad helix merupakan konsep kerja sama kolaborasi dengan jejaring yang menghubungkan antara akademik, pemerintah, bisnis, dan masyarakat dilandasi dengan kepentingan bersama2. Pada konsep quad helix, perguruan tinggi (academic) merupakan pusat

Sumber: http://lynda.com

Page 37: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 37

pengembangan kelimuan yang memiliki sumberdaya manusia dan ilmu yang mampu menghasilkan gagasan baru melalui serangkaian analisis dan penelitian yang sistematis sebagai penghasil dan pengguna inovasi. Pebisnis (business) merupakan pelaku usaha, investor, pencipta teknologi, pencipta lapangan pekerjaan yang berperan mengubah potensi ekonomi menjadi sesuatu (produk atau jasa) yang memiliki nilai ekonomis, mereka adalah penghasil, pendorong, dan pengguna hasil inovasi. Pemerintah (government) memiliki fungsi sebagai regulator yang membuat kebijakan untuk mewujudkan atmosfir usaha yang baik; pemerintah berperan sebagai katalisator yang memberikan dorongan kreativitas dan inovasi pada produk bisnis agar dapat bekerja mengarah pada derajat kompetisi yang lebih tinggi, pada sisi lain pemerintah dapat berfungsi sebagai penghasil, dan pengguna hasil inovasi3. Sedangkan masyarakat (society) adalah komunitas penerima layanan produk/jasa yang diberikan oleh unsur ABG.

Peningkatan teknologi, khususnya pada bidang teknologi informasi memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan tata kehidupan dunia. Dimensi kreativitas dan inovasi memainkan penting dalam meningkatkan kapasitas ekonomi suatu negara. Quad Helix merupakan sistem kolaborasi yang memberikan dorongan pada tumbuhnya industri kreatif dan inovatif4. Tujuan penulisan ini adalah membahas tentang implementasi Quad Helix yang dibingkai dalam konsep sismennas sebagai upaya peningkatan daya saing bangsa.

PEMBAHASAN

Berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh World Economic Forum (WEF), Indonesia menduduki posisi 45 dari 140 negara pada indeks Global Competitiveness Index (GCI) tahun 2018. Posisi Indonesia lebih baik apabila dibandingkan dengan Meksiko (46), Filipina (56), India (58), dan Brasil (72). Namun, kedudukan CGI Indonesia berada di bawah Malaysia (25), Thailand (38), dan Rusia (43)5.Untuk meningkatkan GCI, disadari bahwa IPTEK merupakan salah satu aspek penting untuk mengungkit kapasitas sumber daya manusia, yang selanjutnya akan mampu menjadi penggerak daya saing bangsa. Daya saing merupakan parameter kemampuan suatu institusi ketika berhadapan dengan kompetisi eksternal dalam menghasilkan barang dan/atau jasa yang memenuhi standard internasional, dan pada saat sama dapat menjaga tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan6. Kelemahan daya saing Indonesia berdasarkan GCI, terutama terletak pada pilar inovasi dan kesiapan teknologi7.

Berpijak pada tujuan pembangunan yang tercantum dalam Visi Indonesia 2045, maka akselerasi pertumbuhan ekonomi yang memanfaatkan inovasi merupakan salah satu fase penting yang harus dilampaui. Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan sismennas yang diturunkan pada sistem nasional iptek dan inovasi sebagai kebijakan yang fundamental dan elemen terbagi tumbuh dan berkembangnya perekenomian dengan basis pemanfaatan iptek dan inovasi8. Pada sistem nasional iptek dan Inovasi, peningkatan dayasaing bangsa salah satunya dilakukan melalui sinergitas

Sumber: http://lynda.com

Page 38: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201938

dan kolaborasi ABG-S melalui system Quad Helix.

Pada system Quad Helix, unsur academic memiliki peran untuk memberikan pendampingan, konsep manajemen dan produksi, dan jejaring; government berperan sebagai institusi yang mengeluarkan kebijakan, perlindungan, dan menjaga iklim bisnis; business merupakan institusi yang memproduksi barang/jasa dengan kemampuannya dalam melakukan; dan society merupakan pemakai produk/jasa yang berpotensi, budaya, dan media komunikasi9. Komunitas akademisi dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumberdaya yang dimilikinya memusatkan perannya agar memproduksi berbagai produk/jasa yang produtif dan inovatif dan bersifat aplikatif. Kelompok bisnis melakukan proses kapitalisasi yang menggerakkan usaha dengan penciptaan keuntungan ekonomi, dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Pemerintah hadir untuk menjaga segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik melalui penerbitan kebijakan publik10, sedangkan masyarakat yang cerdas merupakan bagian pengawas mutu produk dan media komunikasi atas kelemahan atau kelebihan produk/jasa. Secara singkat dapat dinyatakan menyatakan bahwa model ini terbangun atas kebijakan dan praktik pemerintah, universitas, industri, dan masyarakat yang saling berinteraksi secara efektif, efisien, dan dalam iklim yang cerdas11.

Tujuan implementasi quad helix adalah terjadinya akselerasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang senantiasa selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan. Melalui proses kolaborasi, diharapkan terjadi siklus perkembangan ilmu lebih cepat, dan mampu menghasilkan inovasi yang memiliki nilai tambah ekonomis. Quad helix mengarahkan pada proses penciptaan ruang pengetahuan (knowledge space), dimana masing-masing unsur memiliki pemahaman dan pengetahuan yang seimbang, yang kemudian mengantarkan untuk membentuk ruang konsensus (consensus space), sebagai suatu kondisi dimana masing-masing aktor menyepakati dan memiliki konsensus bersama untuk melakukan sesuatu, yang akan diakhiri pada ruang inovasi (innovation space) yang dikemas dalam menjadi produk kreatif yang bernilai ekonomi12.

Sinergitas antar empat aktor pada quad helix tetap memberikan porsi yang kuat terhadap tugas dan fungsi utamanya. Akademis tetap merupakan institusi yang berkewajiban menghasilkan pengetahuan baru dan peningkatan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif, dan inovatif yang difokuskan pada kemampuannya untuk menjawab tantangan dan perubahan yang terjadi pada masyarakat dan industri. Persaingan pada sektor bisnis akan semakin tajam, yang akan mengantarkan bisnis berada pada dinamika yang ketat, dengan demikian unit bisnis harus memiliki keunggulan kompetitif maupun komparatif dengan siklus produski yang lebih efektif dan efisien, yang menghasilkan produk/jasa yang bersifat unik, dengan nilai tambah yang tinggi, dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk pesaing. Pemerintah memiliki peran dengan melakukan intervensi dalam bentuk bantuan dan pembinaan yang relevan dengan

Page 39: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 39

kebutuhan akademik, pelaku usaha, dan masyarakat. Masyarakat berperan sebagai pengguna produk dan jasa yang cerdas dan media yang ikut mempromosikan dan menjaga kualitas produk. Kerja sama pada pelaku-pelaku pada quad helix dibangun dalam iklim yang baik dengan konsep sinergi yang bersifat simbiosismutualis, sehingga masing-masing pelaku dapat menjalankan perannya secara optimal, sehingga dalam mendorong tumbuhnya siklus produk yang bersifat perbaikan yang berkelanjutan (continues improvement).

Akademik dan bisnis dalam quad helix berkolaborasi untuk membangun ekosistem inovasi yang terpadu. Pemerintah berperan untuk menyediakan kebijakan. Masyarakat bukan sekedar berperan sebagai pengguna produk/jasa hasil dan selalu menuntut perbaikan, masyarakat merupakan bagian aktif dari sistem inovasi. Dengan pola kolaborasi dan sinergitas antar unsur dalam quad helix dalam bingkai sismennas, maka diyakini akan tumbuh iklim inovasi yang tinggi dan menghasilkan produk kreatif, sehingga akan meningkatkan perekonomian bangsa yang akan mengungkit daya saing bangsa.

PENUTUPKesimpulan

Pembangunan nasional dapat berjalan baik mana kala ada sistem yang dapat menggerakkan segenap pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam pencapaian tujuan nasional. Sismennas pada dasarnya merupakan prinsip tata kelola pembangunan nasional yang efektif dan efisien, agar setiap aktivitas pembangunan dapat terprogram, terarah,

sistematik, dan berkesinambungan menuju terciptanya tujuan nasional. Sismennas dapat dilaksanakan dengan berbagai konsep dan pendekatan, salah satunya adalah quad helix. Pada quad helix, kerja sama antar unsur dapat diwujudkan dalam bentuk pusat penelitian, konsultasi, pembinaan berbagai aspek, mulai dari pengembangan teknologi sampai dengan pemasaran produk/jasa.

SaranMengingat pentingnya kerjasama

elemen yang tergabung quad helix, yang dapat digambarkan sebagai lingkungan yang dibimbing oleh akademisi, dijaga dan dikendalikan oleh kebijakan pemerintah, dilaksanakan oleh bisnis yang sehat, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang cerdas, dimana mereka dapat saling berinteraksi secara efektif dan efisien, maka proses sinergitas sebaiknya dilakukan sejak mulai proses perencanaan dan pola kerja sama yang dibangun harus bersifat simbiosis mutualis.

Page 40: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201940

DAFTAR PUSTAKADaulay, Zul Asfi Arroyhan, ‘Strategi

Pengembangan Ekonomi Kreatif Dengan Metode Triple Helix (Studi Pada UMKM Kreatif Di Kota Medan)’, Tansiq, 1 (2018), 169–90

Jumadil, Dani, ‘Apa Kabar Pengembangan Iptek Di Indonesia?’, Okezone, 2018 <https://news.okezone.com/read/2018/07/06/65/1918904/apa-kabar-pengembangan-iptek-di-indonesia> [accessed 26 May 2019]

Noor, Laili Savitri, Deriawan, and Tia Ichwani, ‘Mencapai Keunggulan Bersaing Melalui Pendekatan Quadraple Helix Pada Industri Kreatif Sektor Fashion Di Bogor’, Forum Ekonomi, 21 (2019), 76–86

Rahadi, Dedi Rianto, ‘Analisis Sektor Usaha Kecil Dan Menengah Menjadi Model Kewirausahaan Sosial Berbasis Ekonomi Kreatif’, Firm Journal of Management Studies, 3 (2018), 16–31

Setiawan, Sakina Rakhma Diah, ‘Peringkat Daya Saing Indonesia Naik Ke Posisi 45’, Kompas (Jakarta, 17 October 2018) <https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/17/132251326/peringkat-daya-saing-indonesia-naik-ke-posisi-45>

Setiyono, Yoyok Yekti, Guguk Handayani, Edijan Tandjung, Beng Tardjan, Sumindiharso, and Dwi Djatmiko, Sistem Manajemen Nasional (Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, 2019)

Setyorini, Virna P, ‘Bappenas: RUU Sisnas-Iptek Harus Sokong Percepatan Pembangunan’, AntaraNews (Jakarta, 30 August 2018) <https://www.antaranews.com/berita/743363/bappenas-ruu-sisnas-iptek-harus-sokong-percepatan-pembangunan>

Sulaksono, Hary, ‘Roadblock Implementasi Peran Quadruple Helix Dalam Upaya Meningkatkan Kapabilitas Inovasi

IMPLEMENTASI QUAD HELIX SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA

Page 41: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 41

1 Yoyok Yekti Setiyono and others, Sistem Manajemen Nasional (Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional Repub-lik Indonesia, 2019).

2 Dedi Rianto Rahadi, ‘Analisis Sektor Usaha Kecil Dan Menengah Menjadi Model Kewirausahaan Sosial Berbasis Ekonomi Kreatif’, Firm Journal of Man-agement Studies, 3.1 (2018), 16–31.

3 Enrika Benita Valery, Analisis Pengaruh Triple Helix Terhadap Pendapatan Ekonomi Kreatif Di Indonesia (Band-ung, 2018).

4 Hary Sulaksono, ‘Roadblock Imple-mentasi Peran Quadruple Helix Dalam Upaya Meningkatkan Kapabilitas Ino-vasi Dan Keunggulan Bersaing (Stu-di Pada Industri Sapi Perah Berbasis Kearifan Lokal Di Kabupaten Jember)’, in Seminar Nasional Manajemen Dan Bisnis Ke-3 (Jember: Universitas Jem-ber, 2018), pp. 366–81.

5 Sakina Rakhma Diah Setiawan, ‘Per-ingkat Daya Saing Indonesia Naik Ke Posisi 45’, Kompas (Jakarta, 17 October 2018) <https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/17/132251326/pering-kat-daya-saing-indonesia-naik-ke-posi-

Endnotes

Dan Keunggulan Bersaing (Studi Pada Industri Sapi Perah Berbasis Kearifan Lokal Di Kabupaten Jember)’, in Seminar Nasional Manajemen Dan Bisnis Ke-3 (Jember: Universitas Jember, 2018), pp. 366–81

Valery, Enrika Benita, Analisis Pengaruh Triple Helix Terhadap Pendapatan Ekonomi Kreatif Di Indonesia (Bandung, 2018)

si-45>.

6 Laili Savitri Noor, Deriawan, and Tia Ichwani, ‘Mencapai Keunggulan Ber-saing Melalui Pendekatan Quadraple Helix Pada Industri Kreatif Sektor Fash-ion Di Bogor’, Forum Ekonomi, 21.1 (2019), 76–86.

7 Dani Jumadil, ‘Apa Kabar Pengem-bangan Iptek Di Indonesia?’, Okezone, 2018 <https://news.okezone.com/read/2018/07/06/65/1918904/apa-ka-bar-pengembangan-iptek-di-indone-sia> [accessed 26 May 2019].

8 Virna P Setyorini, ‘Bappenas: RUU Sisnas-Iptek Harus Sokong Perce-patan Pembangunan’, AntaraNews (Jakarta, 30 August 2018) <https://www.antaranews.com/berita/743363/bappenas - ruu -s i snas - i p tek -ha -rus-sokong-percepatan-pembangu-nan>.

9 Noor, Deriawan, and Ichwani.

10 Zul Asfi Arroyhan Daulay, ‘Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Den-gan Metode Triple Helix (Studi Pada UMKM Kreatif Di Kota Medan)’, Tansiq, 1.2 (2018), 169–90.

11 Sulaksono.

12 Daulay.

Page 42: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201942

Page 43: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 43

Revitalisasi Paradigma Wawasan Nusantara sebagai Upaya Menghilangkan Konsepsi Benar-Salah dalam

Pemilu

Andrea Hynan Poeloengan, S.H., M.Hum., MTCPAnggota Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) 2016-2020, peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI

Abstrak“…average minds discuss events; small minds discuss people” (Eleanor Roosevelt) adalah ungkapan yang menggambarkan realitas sebagain masyarakat Indonesia;

setidaknya tergambar dalam kondisi rangkaian Pemilu 2019, suatu “event” (seharusnya) mempromosikan suatu “idea” yang akan membuat kehidupan semakin lebih baik.

Bangsa Indonesia sudah saatnya agar menghindari paradigma “menang-kalah” hingga “benar-salah” (menyalahkan) guna terjaganya keutuhan sarwanusantara atau

kesalingterhubungan, kesalingtergantungan, kesalingpedulian sesama manusia Indonesia untuk dapat selalu harmonis, melalui revitalisasi paradigma wawasan nusantara

dikaitkan dengan cara berpikir “forward looking”, agar menghasilkan kesejahteraan dan kebahagiaan, guna terjaganya ketahanan nasional.

Kata kunci: wawasan nusantara, pemilihan umum, demokrasi, ketahanan nasional

Page 44: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201944

“Great Minds discuss idea; average minds discuss events; small minds discuss people” 1

(Eleanor Roosevelt)2

PENDAHULUANPemilu 2019 telah menyemburkan

sejumlah opini yang menunjukan sebagian realitas masyarakat di Indonesia kebanyakan masih pada tataran small minds atau paling tidak average minds. Dalam konteks Pemilu 2019, banyak sekali opini bertebaran dari kelompok masyarakat bahkan oknum elit politik yang lebih antusias melakukan judgment (dalam hal ini menyalahkan atau membenarkan seseorang) dibandingkan berbicara mengenai kualitas ide atau gagasan atau program yang disajikan oleh mereka yang menjadi “narasumber / pembicara”. Bahkan terkadang, opini-opini tersebut tidak berdasarkan informasi yang valid alias hoaks, ataupun menebarkan kebencian satu diantara lainnya.

Gonjang-ganjing Pemilu 20193 sudah

Sumber: Saracanaday-mix

terasa bagi publik melalui pemberitaan media-media sejak 2018. Tuduhan dan pembangunan opini negatif antar-kubu menghiasi pemberitaan. Hoaks4 dan saling menyalahkan serta ujaran kebencian5 menjadi fenomena kemasyarakatan, sehingga antar-anggota keluargapun dapat berselisih karenanya. Hoaks dan ujaran kebencian pun menjadi salah satu Indeks Kerawanan Pemilu 2019, baik versi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)6 maupun versi Kepolisian RI (Polri)7.

Dalam konteks Pemilu 2019 khususnya pemilihan presiden, ide dan gagasan dirasa sudah bukan sebagai faktor utama dalam opini masyarakat dan pemberitaan media. Kultus atau taklid buta atau fanatisme terhadap individu pasangan calon yang dijagokannya, lebih menyemaraki riuhnya hiruk-pikuk jagad ruang hidup Indonesia. Dampaknya, masyarakat yang tampak euforia untuk memilih menghasilkan dampak positif meningkatnya partisipasi

Page 45: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 45

Sumber: Saracanaday-mix

pemilih8, tetapi sekaligus berpotensi menjadi terbelah atau terpolarisasi yang mengancam persatuan-kesatuan bangsa9.

Mengamati fenomena sosial kemasyarakatan yang semakin terkotak-kotak, dan ini terjadi hampir setiap akan menuju hingga pasca hari pemilu, entah pilpres, pileg, pilkada bahkan pilkades ataupun pemilihan-pemilihan pimpinan dalam organisasi atau kumpulan kemasyarakatan. Hal ini juga terbangun sudah lama, bahkan dalam setiap pemilihan, peraih suara terbanyak adalah yang terpilih dan sekaligus dianggap sebagai pemenang beserta pendukungnya disebut sebagai kelompok pemenang. Sehingga terbangunlah paradigma menang-kalah, hingga menular pada pengambilan keputusan dalam seluruh lini kehidupan, bahwa yang benar adalah pemegang suara terbanyak yang juga sebagai pemenang. Sedangkan konsekuensi logisnya, yang salah adalah yang mempunyai suara lebih sedikit dibandingkan yang mendapat suara terbanyak, sekaligus sebagai kelompok yang kalah.

Dampak lebih jauh lagi, akhirnya suara-suara yang saling tendensius menggali-gali kekurangan dan mencari-cari kesalahan dari pribadi-pribadi sangat mewarnai persaingan dan perbedaan dalam kehidupan masyarakat hingga berdemokrasi. Suara nyaring, bersemangat, mencari-cari berbagai sisi negatif dari pihak lainnya yang tidak satu kubu, dijadikan sebagai suatu tema popular yang bergulir liar di masyarakat. Dalam persaingan, membentuk opini-opini tersebut yang tentunya diharapkan oleh satu pihak agar menjadi pertimbangan bagi para pendukung sang pemilih bahkan bagi

kelompok lawannya untuk berpindah kotak memilih kandidat lainnya.

Dari uraian di atas, tampak ada permasalahan dalam paradigma yang berasal dari kesalah-pemanfaatan konsepsi benar-salah. Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhi dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif)10. Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara/kerangka berpikir atau cara memahami gejala dan fenomena yang hidup dan berkembang dalam masyarakat11. Oleh karena itu, paradigma dalam konsepsi menang-kalah yang kemudian menjadi konsepsi benar-salah dalam kehidupan kemasyarakatan hingga demokratis, sangat rentan dan sangat berpotensi menimbulkan perpecahan terhadap kesatuan dan persatuan bangsa, bahkan keutuhan NKRI. Nampaknya program atau aksi yang telah dilakukan selama ini, untuk meningkatkan kualitas manusia belum mampu atau bahkan belum terfokus untuk merubah konsepsi menang-kalah atau benar-salah, atau bergerak dari small mind menjadi great mind setidaknya average mind. Konsepsi Wawasan Nusantara yang dilandasi oleh perlunya suatu kesadaran dalam diri seluruh warga negara indonesia, tentang pentingnya kebersamaan membangun negeri kita tercinta masih perlu di revitalisasi12, diawali dengan penghilangan konsepsi benar-salah, diantaranya dimulai dalam pelaksanaan Pemilu di Indonesia.

PEMBAHASANDalam tulisan ini, wawasan nusantara

dipahami sebagai cara pandang bangsa

Page 46: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201946

Indonesia, yang dijiwai nilai-nilai Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 serta memperhatikan sejarah dan budaya tentang diri dan Iingkungan keberadaannya yang sarwanusantara dalam memanfaatkan kondisi dan konstelasi geografi, dengan menciptakan tanggung jawab, motivasi, dan rangsangan bagi seluruh bangsa Indonesia, yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah pada penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.13 Ringkasnya bahwa wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan keberadaannya dengan memanfaatkan kondisi dan konstelasi geografi dengan menciptakan tanggung jawab, motivasi, dan rangsangan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional.14 Untuk itu dalam konteks pembahasan tulisan ini, bahwa diyakini perlu ada proses dan perbuatan untuk menghidupkan kembali sifat sarwanusantara15 dalam wawasan nusantara, yang berarti bagaimana cara menjaga keterhubungan antar sesama manusia Indonesia, antar manusia Indonesia dengan ruang hidup beserta isinya, dan antar manusia Indonesia dengan Tuhan-nya. Salah satunya adalah dengan menghilangkan konsepsi menang-kalah maupun benar-salah dalam cara berpikir dan cara pandang bangsa Indonesia16.

Cara pandang benar-salah berasal dari cara pandang yang dogmatis17. Mereka yang sesuai dengan norma atau ajaran yang telah ada terlebih dahulu adalah mereka yang benar, sedangkan mereka tidak sesuai adalah mereka yang salah.

Cara pandang dogmatis ini tidak keliru dalam hal untuk mencapai keteraturan, kepastian, dan ketertiban. Akan tetapi cara pandang dogmatis tidak dapat berjalan sendiri tanpa sifat sarwanusantara jika hendak membangun harmonisasi antar manusia Indonesia dalam kehidupan masyarakat yang lebih dinamis, dalam rangka menjaga keterhubungan maupun kesalingtergantungan untuk menjadikan masyarakat mencapai “keadaan yang lebih baik” (lebih bahagia), 18 juga dalam mencapai “kemanfaatan”.

Pembentukan opini masyarakat sebagai suatu bentuk rekayasa sosial dalam rangka mempercepat kematangan kerangka berpikir masyarakat menjadi lebih bijaksana dalam membuat suatu keputusan, tentunya bukan metode yang diharamkan. Masyarakat memang perlu dibiasakan untuk mempertimbangkan berbagai aspek sebelum membuat suatu keputusan. Namun demikian, pembentukan opini itu tentunya perlu lebih diarahkan kepada terjadinya suatu diskusi mengenai bagaimana mewujudkan suatu “keadaan yang lebih baik” yang diharapkan terjadi di masa depan (forward looking19). Dalam prespektif tatanan sosial, kesadaran masyarakat yang sudah “forward looking”, sama juga seperti kesadaran yang sedang dibangun tentang pentingnya persatuan dan kesatuan sebagai konsepsi wawasan nusantara.

Para kontestan, pemilih dan pendukung perlu diorientasikan untuk menaruh perhatian dan bersemangat mendiskusikan bagaimana suatu program yang ditawarkan oleh seorang kandidat, dapat masuk akal untuk diwujudkan di

Page 47: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 47

masa depan. Bukan seperti yang terjadi setiap pra-pemilu selama ini, yang mungkin saja oleh sang pembicara tidak diarahkan untuk membangun kebencian dan/atau ketidaksukaan, hanya saja juga tidak mengedukasi bahwa perilaku “wrong doing” seperti menyerang, menyalahkan, menuntut, menghakimi pribadi-pribadi antar-kandidat merupakan tindakan yang merusak jaring keterhubungan manusia Indonesia dan berpotensi mengganggu ketahanan nasional.

“Wrong doing” juga perlu dipahami bukan semata sebagai perbuatan yang melanggar hukum, yang berujung pada palu hakim, yang ternyata juga tidak pernah dapat membuat semua pihak bahagia, atau menjadikan “keadaan yang lebih baik”20. “Wrong doing” perlu lebih dimaknai sebagai robeknya jaringan keterhubungan manusia (dengan manusia lainnya, dengan alam bahkan dengan Tuhan-nya), sehingga menimbulkan luka dan rasa sakit, yang perlu dipulihkan untuk dapat kembali “seperti” sedia kala21. Dunia peradilan, bahkan seringkali menjadi ajang pertarungan turun menurun, kompetisi “menang-kalah”, pertarungan “benar-salah” tanpa melihat akar masalah serta sebab-musabab, yang membibit kebencian dan semakin merobek keterhubungan, kesalingtergantungan, kesatuan sesama manusia Indonesia, atau dengan kata lain merusak sarwanusantara.

Peradilan yang memang faktanya hanya berbasis hukum semata, mempunyai kerangka berpikir “backward looking”, yang berkhayal mampu mewujudkan keadilan, tetapi secara faktual justru semakin merusak, merobek, melukai

kesalingterhubungan yang harmonis. Akhirnya peradilan, hanya menimbulkan rasa “keadilan” bagi “pemenangnya” dalam menemukan “pembenaran” akan dalil-dalilnya, tanpa harus peduli setidaknya “luka” diantara jarring silaturahmi antar-manusia.

Paradigma lama itu perlu segera ditinggalkan, dan digantikan dengan paradigma yang selaras dengan paradigma wawasan nusantara yang menetapkan pentingnya persatuan dan kesatuan yaitu kerangka berpikir yang memandang bahwa “wrong doing” (perbuatan keliru/salah) merupakan perbuatan yang perlu perbaiki, dijahit, dipulihkan agar sarwanusantara atau kesalingterhubungan, kesalingtergantungan, kesalingpedulian sesama manusia Indonesia dapat selalu harmonis sehingga mampu memperkuat ketahanan nasional.

PENUTUPKesimpulan

Pesta demokrasi merupakan suatu “event” mempromosikan suatu “idea” yang membuat kehidupan di berbagai sektor semakin lebih baik. Siapa “person” yang menjadi kandidat dari “event” itu dan siapa “person” yang mempromosikan “idea” itu sama sekali tidak penting. Bukan siapa orangnya melainkan bagaimana idenya. Dalam kehidupan kemasyarakatan maupun demokrasi seperti pemilu, sudah saatnya manusia Indonesia menghindari cara berpikir serta cara pandang yang sekedar “menang-kalah” hingga “benar-salah” guna terjaganya keutuhan sarwanusantara atau kesalingterhubungan, kesalingtergantungan, kesalingpedulian

Page 48: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201948

sesama manusia Indonesia untuk dapat selalu harmonis, melalui revitalisasi paradigma wawasan nusantara dikaitkan dengan cara berpikir “forward looking”.

Saran1 Dalam merevilatisasi Paradigma

Wawasaan Nusantara, perlu rencana aksi konkret mengorientasikan seluruh warga negara indonesia untuk membiasakan kerangka berpikir positif dan “forward looking” yang menaruh perhatian “kebutuhan”, “kepentingan”, “harapan” bersama, yaitu pada bagaimana suatu kondisi yang dikehendaki dapat terwujud di masa depan, dan “kekhawatiran” yaitu pada bagaimana suatu kondisi yang tidak dikehendaki bersama terjadi di masa depan.

2 Lemhannas RI perlu segera mengambil alih sedini mungkin untuk memimpin upaya revitalisasi paradigma wawasaan nusantara, dikaitkan dengan cara berpikir “forward looking”, dan meninggalkan paradigma “benar-salah” maupun “menang-kalah”.

3 Seluruh pemangku kepentingan yang berkewenangan mengorientasikan kembali kepada diri dan ruang hidupnya dalam hal terjaminya implementasi hasil dari revitalisasi paradigma wawasaan nusantara yang telah dikaitkan dengan cara berpikir “forward looking” sebagaimana maksud dalam tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arief Rachman. 2019. “Memahami Perbuatan Salah (Dalam Perspektif Pancasila)”, slide materi Pelatihan Mediasi Angkatan 103, Pusat Mediasi Nasional, Jakarta.

------------------- dan Andrea H Poeloengan. 2019. “Paradigma Keadilan Berdasarkan Pancasila (Pendekatan Restorative Justice)”, slide materi Pelatihan Mediasi Angkatan 66, Pusat Mediasi Nasional, Jakarta.

------------------- 2019, “Pendidikan Dan Kebudayaan Sebagai Gerakan Pencerdasan Dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila”, slide materi Pelatihan Pengenalan Mediasi Baharkam Polri, Pusat Mediasi Nasional, Bogor, 2016

Bawaslu RI. 2018. “Indeks Kerawanan Pemilu 2019”. Bawaslu RI, Jakarta. https://bawaslu.go.id/sites/default/files/publikasi/BUKU_IKP_2019.pdf, diakses pada 13 Mei 2019 pukul 22.33 wib.

BrainyQoute. 2019. “Eleanor Roosevelt”., h t tps ://www.bra inyquote.com/quotes/eleanor_roosevelt_385439, diakses pada 12 Mei 2019, pukul 23.30 wib.

Dani Vardiansyah. 2006. “Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar”, Indeks, Jakarta

Div Humas Mabes Polri. 2019. “Analisa dan Evaluasi Pilkada 2018, Prediksi Indeks Potensi Kerawanan Pemilu dan Indeks Potensi Kerawanan Dapil Pemilu Tahun 2019”, https://id-id.facebook.com/DivHumasPolri/posts/

Page 49: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 49

jelang-pemilu-2019-rapim-polri-bahas-potensi-kerawanan-dan-pengamanan-menjelang-/2541720212523486/, diakses pada 13 Mei 2019 pukul 22.37 wib

Howard Zehr. 2015. “The Little Book of Restorative Justice”, Good Books, New York.

Indonesia Lawyers Club. 2019. “Debat Capres 2019 : Menguji Netralitas KPU”, https://www.youtube.com/watch?v=8S6kuCXm7tw, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 02.56 wib.

Joglosemarnews. 2019. “Mahfud MD: Banyak Kelirunya, Amien Rais dan Hashim Rusak Pikiran Masyarakat”, https://jog lo semarnews .com/2019/04/mahfud-md-banyak-kelirunya-amien-ra i s -dan -ha sh im- ru sak -p i k i r an -masyarakat/, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 02.39 wib.

Kumparan.com. 2019. “Eleanor Roosevelt dan peran wanita abad ke 20”., https://kumparan.com/potongan-nostalgia/eleanor-roosevelt-dan-peran-wanita-abad-ke-20, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 01.48 wib.

Lono Lastoro Simatupang. 2006. “Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan”, Pustaka Widyatama, Yogyakarta.

Tim Penyusun KBBI Edisi Kelima. 2018. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima”, KBBI V iOS-1.4(15), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI.

Tim Pokja Geopolitik dan Wawasan Nusantara. 2019. “Bahan Ajar Bidang Studi: Geopolitik dan Wawasan Nusantara”, Lemhannas RI, Jakarta.

Tirto.id. 2019. “Pemilu 2019: “Peneliti:

Upaya Delegitimasi Pemilu Dilakukan Jauh Sebelum Coblosan”.”, https://tirto.id/peneliti-upaya-delegitimasi-pemilu-di lakukan-jauh-sebelum-coblosan-dnbX, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 02.25 wib.

Endnotes1 Eleanor Roosevelt, dikutip dari Brainy-

Qoute, https://www.brainyquote.com/quotes/eleanor_roosevelt_385439, diakses pada 12 Mei 2019, pukul 23.30 wib.

2 Eleanor Roosevelt adalah isteri dari Franklin Delano Roosevelt (Presiden Amerika Serikat ke 32 yang terpilih se-banyak 4 kali, menjabat 1933-1945). Eleanor Roosevelt selain sebagai ibu negara, ia juga aktivis HAM pem-bela kelompok pekerja dan perem-puan. Dikutip dari Kumparan, https://kumparan.com/potongan-nostalgia/eleanor-roosevelt-dan-peran-wani-ta-abad-ke-20, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 01.48 wib.

3 Contoh berita terkait gonjang-ganjing Pemilu 2019: “Peneliti: Upaya Delegit-imasi Pemilu Dilakukan Jauh Sebelum Coblosan”, kutipan pendapat Wawan Mas’udi dalam Sarasehan Refleksi Pemilu di UGM Yogyakarta, https://tirto.id/peneliti-upaya-delegitima-si-pemilu-dilakukan-jauh-sebelum-cob-losan-dnbX, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 02.25 wib.

4 Contoh berita terkait Hoaks: “Mah-fud MD: Banyak Kelirunya, Amien Rais dan Hashim Rusak Pikiran Mas-yarakat”, https://joglosemarnews.com/2019/04/mahfud-md-banyak-ke-

Page 50: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201950

lirunya-amien-rais-dan-hashim-rusak-pikiran-masyarakat/, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 02.39 wib.

5 Contoh berita terkait saling menyalah-kan dan ujaran kebencian: Mahfud MD dalam ILC (8 Januari 2019), “Debat Ca-pres 2019 : Menguji Netralitas KPU”, https://www.youtube.com/watch?v=-8S6kuCXm7tw, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 02.56 wib.

6 Bawaslu RI, “Indeks Kerawanan Pemi-lu 2019”, Bawaslu RI, Jakarta, 2018, https://bawaslu.go.id/sites/default/files/publikasi/BUKU_IKP_2019.pdf, diakses pada 13 Mei 2019 pukul 22.33 wib.

7 Div Humas Mabes Polri, “Analisa dan Evaluasi Pilkada 2018, Prediksi Indeks Potensi Kerawanan Pemilu dan Indeks Potensi Kerawanan Dapil Pemilu Tahun 2019”, https://id-id.facebook.com/DivHumasPolri/posts/jelang-pemi-lu-2019-rapim-polri-bahas-poten-si-kerawanan-dan-pengamanan-men-jelang-/2541720212523486/, diakses pada 13 Mei 2019 pukul 22.37 wib.

8 Nurrochman, mahasiswa program S3 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dalam “Setelah Pemilu 2019: Rekonsili-asi atau (Kembali) Polarisasi”, https://news.detik.com/kolom/d-4519649/setelah-pemi lu-2019-rekons i l ia -si-atau-kembali-polarisasi, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 19.18 wib.

9 Prof. Dr. Siti Zuhro, Peneliti Senior LIPI, dalam “Pilpres 2019: Terkoyak Kohe-si Sosial”, https://news.detik.com/kolom/d-4547358/pilpres-2019-ter-koyaknya-kohesi-sosial, diakses pada 13 Mei 2019, pukul 19.23 wib.

10 Lebih jauh memahami Paradigma baca inti sari pemikiran Thomas Kuhn, Rob-ert Friedrich, George Ritzer dalam Dani Vardiansyah, “Filsafat Ilmu Komunika-si: Suatu Pengantar”, Indeks, Jakar-ta, 2008; Lono Lastoro Simatupang, “Metode, Teori, Teknik Penelitian Ke-budayaan”, Pustaka Widyatama, Yog-yakarta, 2006; dan Tim Penyusun KBBI Edisi Kelima, “Kamus Besar Bahasa Indo-nesia Edisi Kelima”, KBBI V iOS-1.4(15), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI, 2018.

11 ibid12 Pengertian Revitalisasi berdasarkan

KBBI adalah proses, perbuatan meng-hidupkan atau mengguatkan kembali. Kata Revitalisasi ini relevan dengan tindakan merevitalisasi yang maknanya agar lebih hidup dan lebih giat kemba-li. Dikutip dari Tim Penyusun KBBI Edisi Kelima, “Kamus Besar Bahasa Indone-sia Edisi Kelima”, KBBI V iOS-1.4(15), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI, 2018

13 Tim Pokja Geopolitik dan Wawasan Nu-santara, “Bahan Ajar Bidang Studi: Geo-politik dan Wawasan Nusantara”, Lem-hannas RI, Jakarta, 2019:h.160

14 ibid15 Sifat sarwanusantara yaitu keberadaan

bangsa Indonesia dan lingkungannya dalam kondisi terhubung, menyatu, dan diapit. ibid, h. 159, 162

16 Arief Rachman, “Memahami Perbuatan Salah (Dalam Perspektif Pancasila)”, slide materi Pelatihan Mediasi Angkatan 103, Pusat Mediasi Nasional, Jakarta, 2019

17 Pengertian Dogmatis adalah bersifat

Page 51: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 51

mengikuti atau menjabarkan suatu ajaran tanpa kritik sama sekali. Kata dasarnya adalah Dogma yang berarti pokok ajaran yang harus diterima se-bagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan. Dikutip dari Tim Penyusun KBBI Edisi Kelima, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edi-si Kelima”, KBBI V iOS-1.4(15), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI, 2018

18 Arief Rachman dan Andrea H Poeloen-gan, “Paradigma Keadilan Berdasarkan Pancasila (Pendekatan Restorative Jus-tice)”, slide materi Pelatihan Mediasi Angkatan 66, Pusat Mediasi Nasional, Jakarta, 2015

19 Arief Rachman dan Andrea H Poeloen-gan, “Pendidikan Dan Kebudayaan Se-bagai Gerakan Pencerdasan Dan Penum-buhan Generasi Berkarakter Pancasila”, slide materi Pelatihan Pengenalan Me-diasi Baharkam Polri, Pusat Mediasi Na-sional, Bogor, 2016

20 Howard Zehr, “The Little Book of Re-storative Justice”, Good Books, New York, 2015: h.28-31

21 Ibid

Page 52: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201952

Page 53: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 53

Kerja Sama Ekonomi-Politik Indonesia dan Cina pada Implementasi Program Belt and Road Initiative

Sindy Yulia Putri, S.Pd., M.SiIlmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, [email protected]

Dairatul Ma’arif, S.IP., MAIlmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, [email protected]

Abstrak

Kebangkitan Cina menjadikan dunia tidak lagi bersifat unipolar dan bipolar, namun semakin multipolar. Negara tirai bambu tersebut menjadi cerminan bagi negara berkembang di Asia dalam memajukan pembangunan nasional. Cina sebagai kekuatan ekonomi baru semakin menunjukkan kapabilitasnya dalam industrialisasi dan aliran investasi asing.

Kemampuan SDM yang kompetitif dan teknologi yang mumpuni, membuat Cina semakin menunjukkan eksistensinya dalam urusan ekonomi politik internasional dengan menginisiasi

pembentukan jalur sutra Belt and Road Initiave (BRI) di tahun 2013. Kebijakan ini diimplementasikan pertama kali oleh Presiden Deng Xiao-Ping, yang kemudian dilanjutkan

oleh Presiden Xi Jinping. Sejak dibukanya jalur kerja sama ekonomi lintas kawasan BRI, kemitraan Indonesia dan Cina semakin erat. Peningkatan perekonomian kedua negara

menjadi magnet bagi warga kedua negara, baik untuk kepentingan perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan maupun budaya. Dengan semakin meningkatnya arus lalu lintas barang dan orang dari kedua negara, diperlukan pengelolaan dan kerja sama yang baik antara kedua belah pihak. Realitanya, kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan

Cina dalam BRI dengan melibatkan lebih dari 65 negara, tidak terlepas dari kepentingan ekonomi-politik di antara keduanya dan berimplikasi positif dan negatif terutama bagi

Indonesia.

Kata kunci: Belt and Road Initiative, kerja sama ekonomi-politik, Indonesia, Cina

Page 54: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201954

PENDAHULUAN Diskusi mengenai Indonesia dan Cina

selalu menarik untuk dibahas. Seperti yang sudah lazim diketahui bersama, abad 21 merupakan abad kebangkitan Cina atau lebih dikenal dengan fenomena The Rise of China. Terlebih lagi, Cina juga menunjukkan kapasitasnya sebagai regional power di Asia dan dianggap mampu berperan sebagai hegemon dunia setelah Amerika Serikat. Kapasitas Cina dapat ditilik dari kebijakan Presiden Cina Xi Jinping dalam merealisasikan program Belt and Road Initiave (BRI) atau Belt Road Initiative (BRI). Program ini diluncurkan untuk meningkatkan konektivitas global, baik dengan negara maju maupun negara berkembang. BRI memfokuskan pada pembentukan jaringan yang memungkinkan aliran perdagangan bebas yang lebih efisien dan produktif serta integrasi lebih lanjut di pasar internasional, baik secara fisik maupun digital. BRI sendiri terdiri dari jalur sutra maritim (maritime

silk road) dan jalur sutra darat silk road economic belt. BRI telah menghubungkan lebih dari 65 negara dengan lebih dari 62% populasi dunia, 35% dari perdagangan dunia, dan lebih dari 31% dari PDB dunia. BRI sendiri fokus pada lima tujuan utama, yakni (I) Koordinasi Kebijakan, artinya mendorong negara-negara untuk bekerja sama dalam merealisasikan berbagai proyek pembangunan; (II) Pertukaran Budaya, BRI menjadi jembatan dalam mempromosikan people-to-people connection dan interaksi yang ramah dengan pemahaman budaya yang baik antarperusahaan di negara-negara jalur sutra demi menciptakan kerja sama internasional yang efektif; (III) Integrasi Keuangan. BRI dirancang untuk meningkatkan kerja sama moneter dan keuangan untuk menangani resiko keuangan bersama; (IV) Perdagangan dan Investasi. Melalui BRI, investasi dan perdagangan lintas batas diharapkan menjadi lebih mudah dan kooperatif demi mempromosikan integrasi

Gambar 1. Peta Belt Road Initiative (BRI)Sumber: CSIS Reconnecting Asia Project

Page 55: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 55

ekonomi; (V) Konektivitas Fasilitas. BRI berupaya untuk membangun fasilitas untuk memperluas konektivitas, seperti memperbaiki infrastruktur, membangun berbagai moda transportasi seperti kereta api, mengembangkan pelabuhan, mengembangkan jalan raya, memperbaiki transmisi listrik, dan sebagainya.1

Dalam peta BRI di samping, Indonesia menjadi salah satu negara besar yang dilewati dalam jalur sutra maritim dan darat. Peningkatan hubungan Indonesia-Cina juga dapat dilihat dalam momen perayaan 65 tahun hubungan bilateral kedua negara. Pada perayaan 65 tahun hubungan bilateral Indonesia-Cina, Presiden Jokowi melakukan lawatan ke Cina pada 25-28 Maret 2015. Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping membahas beberapa hal khususnya sektor perdagangan, keuangan, infrastruktur, perindustrian, pariwisata, hingga hubungan antara masyarakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi-politik dan derajat hubungan diplomatik kedua negara.2 Maka dari itu, tulisan ini akan mengkaji lebih elaboratif mengenai kerja sama Indonesia dan Cina dari sisi ekonomi dan politik dalam program BRI dan implikasinya terhadap pembangunan Indonesia.

Konsep Kerja Sama InternasionalSebagian besar ahli menitikberatkan

pembahasan mengenai kerja sama internasional pada kerangka kelembagaan seperti aliansi, hukum laut, mitigasi lingkungan, dan usaha meminimalisir konflik antarnegara. Dimulai dari Lipson (1984) mengkaji, bahwa kemampuan negara untuk bekerja sama dan melembagakan kerja sama lebih banyak pada bidang ekonomi

dibandingkan dengan dimensi keamanan. Sementara Keohane (1998) merujuk pada liberalis institusional, yaitu kemampuan lembaga internasional untuk memfasilitasi kerja sama di tengah masalah ekonomi dan keamanan. Hingga pada tahun 2000-an, Haim (2016) telah mengkaji efek dari jaringan aliansi pada pola perdagangan antarnegara. Ia cenderung menggunakan kajian empiris perdagangan antarnegara. Sementara Gallop (2016) memfokuskan beberapa faktor determinan pembentukan kerja sama internasional, yaitu peran lembaga/institusi domestik dan kedekatan geografis. Warren (2016) menganalisis lebih komprehensif mengenai keterkaitan kerja sama dan demokrasi. Ia menemukan, bahwa negara-negara dengan politik domestik yang serupa cenderung bersekutu satu sama lain dan negara-negara demokratis cenderung memiliki kerja sama yang relatif lebih baik.3

Dalam beberapa dekade terakhir, proliferasi institusi regional meningkat, seperti EU, ASEAN, NAFTA, dan sebagainya. Berbagai institusi regional tersebut memperlihatkan, bahwa kedekatan geografis merupakan salah satu unsur penting dalam menjalin kerja sama di tinkat regional. Institusi-institusi regional tersebut memudahkan aktivitas perdagangan, meminimalisir hambatan tariff dan non-tarif, mengurangi biaya perdagangan, dan lebih mudah untuk memproyeksikan kekuatan militer di kawasan. Negara-negara yang berada dalam kawasan yang sama juga cenderung memiliki kepentingan yang sama dalam menciptakan skala ekonomi yang lebih besar.4

Page 56: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201956

PEMBAHASANKemitraan Indonesia dan Cina

semakin erat sejak dibukanya jalur sutra BRI. Hubungan bilateral Indonesia dan Cina mengalami kemajuan pesat dengan peningkatan kerja sama menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif pada tahun 2013. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Cina menjadi daya tarik warga kedua negara, baik untuk kepentingan perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan maupun budaya. Dengan semakin meningkatnya arus lalu lintas manusia dari kedua negara, diperlukan pengelolaan dan kerja sama yang baik antara kedua negara. Mekanisme bilateral yang telah terbangun di berbagai bidang dan tingkatan kiranya akan mampu menampung dinamika tersebut, disertai harapan bahwa setiap permasalahan yang muncul dapat diselesaikan melalui cara-cara damai, sederajat dan saling menguntungkan. Sementara itu, hubungan ekonomi Indonesia dengan Cina sebagai mitra dagang utama dan sumber investasi potensial diwarnai dengan upaya Pemerintah Indonesia mendorong investasi Cina pada proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Indonesia dan upaya kedua negara memajukan liberalisasi ekonomi untuk akses bagi produk-produk Indonesia ke Cina dan begitu juga sebaliknya.5

Realisasi investasi asing dari Cina sepanjang semester pertama 2018 mencapai USD 1,34 miliar atau setara Rp 18 triliun. Investasi tersebut merupakan 8,8% dari total Penanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia sebesar USD 15,2 miliar. Menurut BKPM, investasi

atau PMA paling besar di Indonesia selama periode Januari-Maret 2019 adalah di sektor listrik, gas dan air, transportasi, dan telekomunikasi. Listrik, gas dan air dengan investasi Rp 117,5 triliun, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 94,9 triliun, pertambangan Rp 73,8 triliun. Selanjutnya ada sektor industri makanan Rp 68,8 triliun dan perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp 56,8 triliun. Secara keseluruhan, nilai investasi dari negeri tirai bambu berada di urutan ketiga terbesar.6

Berbagai bentuk investasi di atas kemudian digunakan untuk beragam proyek pembangunan di Indonesia. Beberapa mega proyek hasil dari implementasi BRI antara Indonesia dan Cina yaitu (1) Kerja sama Indonesia dengan China Harbour dalam pemasangan rel LRT untuk dua perlintasan kereta api sepanjang 46,8 km;7 (2) Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), (3) Pembangunan Tol Manado-Bitung, dan (4) beberapa proyek di Sumatera Utara.

Kerja sama Indonesia dan Cina dalam proyek infrastruktur sudah tidak diragukan lagi. Keduanya memang telah memfokuskan kebijakan luar negeri masing-masing di sektor infrastruktur. Terlebih lagi, Cina dikenal dengan negara yang mengimplementasikan industrialisasi secara masif. Dalam proyek Light Rail Transit (LRT) wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Pemerintah Cina untuk berbagai sistem perkeretaapian. Untuk sistem telekomunikasi diakomodir oleh Huawei Tech Investment, platform screen door system diakomodir oleh China Camc Engineering Co., LTD dan

Page 57: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 57

China Railway Construction Cooperation. Selanjutnya, Indonesia bermitra dengan China National Electric Import & Export Corp untuk pengembangan sistem sinyal. Sementara untuk pembangunan third rail system, Indonesia menggandeng China Camc Engineering Co., LTD.8

Mengacu pada teori kerja sama internasional, kerja sama antara Cina, Indonesia, dan Thailand – sebagai bagian dari BRI – dalam sistem transportasi kereta api lebih mengarah pada kedekatan geografis dan kepentingan ekonomi-politik ketiga negara tersebut. Hal ini dapat ditelaah dari hasil penelitian WU & Chong yang dipublikasikan oleh ISEAS. Keduanya mengkaji secara komprehensif mengenai jalinan kerja sama ekonomi antara Cina dengan dua negara ASEAN yaitu Indonesia dan Thailand dalam proyek kereta api cepat atau high-speed rail (HSR). Indonesia mengembangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Thailand dengan Singapore-Kunming Rail Link (SKRL) yang melibatkan beberapa negara ASEAN, seperti Singapura, Laos, Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja. Proyek HSR yang dibiayai Pemerintah Cina di Indonesia dan Thailand dianggap sebagai “developmental railpolitics”. Melalui proyek pembangunan HSR, Cina berupaya memperluas kontrol politik di dua negara tersebut. Cina memanfaatkan kekuatan ekonomi dalam memajukan kepentingan geopolitiknya. Sementara bagi Indonesia dan Thailand, Cina memiliki andil penting dan berkontribusi pada pembangunan infrastruktur. HSR dianggap sebagai solusi untuk mengatasi hambatan sistem transportasi Indonesia dan Thailand, seperti kapasitas teknologi kereta

api yang masih lemah dan sumber finansial yang terbatas. Geografi fisik Indonesia dan Thailand mempengaruhi kekuatan daya tawar (bargaining power) mereka terhadap Cina. Sebagian besar daratan Thailand memungkinkan dalam pengembangan beberapa jalur HSR yang panjang untuk membuat jaringan ke berbagai negara tetangga di ASEAN. Integrasi HSR di ASEAN melalui Thailand secara efektif mengubah Thailand menjadi pusat transportasi darat di Asia Tenggara. Sebaliknya, kepulauan Indonesia membatasi skala pengaturan sistem HSR secara holistik dan kurangnya integrasi jaringan kereta api dengan negara-negara ASEAN. Secara teoritis, Thailand dapat menarik lebih banyak investasi internasional daripada Indonesia berdasarkan potensi hub rel kereta api. Sementara lokasi Indonesia di ujung selatan Asia Tenggara masih mengalami masalah konektivitas antarpulau dengan teritori negara yang sangat luas.9

Selain HSR dan LRT, proyek selanjutnya adalah pembangun jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) Seksi 1 dari Cileunyi Rancakalong sepanjang 11,45 km telah dimulai konstruksinya pada awal tahun 2018. Kontrak pembangunan jalan tol Cisumdawu sebesar Rp 2,2 triliun. Pinjaman Pemerintah Cina untuk pembangunan Tol Cisumdawu dilakukan melalui tiga fase. Fase I dan II untuk konstruksi pada Seksi 2, sementara fase III digunakan untuk mendanai pembangunan di Seksi 1. Tol Cisumdawu yang memiliki total panjang 61,6 km merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ditargetkan

Page 58: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201958

rampung seluruhnya pada 2019. Tol ini akan menghubungkan kawasan strategis nasional Cekungan Bandung dengan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati serta membantu mengurangi kemacetan di Jalan Cadas Pangeran. Pembangunannya terbagi menjadi enam seksi. Seksi 1 dan 2 menjadi porsi pemerintah yang pendanaannya menggunakan pinjaman dari Pemerintah Cina. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari Viability Gap Fund (VGF) untuk meningkatkan kelayakan investasi tol tersebut. Sedangkan untuk seksi 3 hingga 6 dibangun melalui investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT. Citra Karya Jabar Tol. Investasi BUJT yang dikeluarkan untuk pembangunan tol ini cukup besar yakni sekitar Rp 8,4 triliun. Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu merangkap PPK Phase III Wida Nurfaida dengan perwakilan joint operation PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan China Road and Bridge Corporation Wen Yuegang.10

Kemudian, pembangunan jalan tol juga dilakukan pada Tol Manado-Bitung yang dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dimana dari 39 km, Seksi 1 sepanjang 14 km Manado-Sukur-Airmadidi dikerjakan melalui APBN dan pinjaman Pemerintah Cina. Sementara Seksi 2 sepanjang 25 km Airmadidi-Bitung yang hak konsesinya dimiliki oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Jasa Marga Manado Bitung dengan biaya investasi mencapai Rp 5,12 triliun. Pembangunan Seksi I dibagi menjadi 2 segmen. Segmen 1 Maumbi-Suwan sepanjang 7 km. Konstruksinya dimulai

sejak bulan Oktober 2016 oleh Sino Road and Bridge Group dengan nilai kontak Rp 1,24 triliun. Progres konstruksi hingga pertengahan November 2017 sebesar 13,4% atau tertinggal dari target semula 24,8%. Sementara untuk pendanaan Segmen 2 Sukur-Tumaluntung sepanjang 7 km, konstruksinya dibagi menjadi lima bagian oleh lima kontraktor berbeda yakni PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya, Hutama-Waskita KSO dan Nindya-BK, KSO dengan progres konstruksi sebesar 35,01%. Untuk konstruksi Seksi 2 dikerjakan PT. JMB yang sahamnya dipegang oleh PT. Jasamarga, PT. Wijaya Karya dan PT. Pembangunan Perumahan.11

Berdasarkan konsep kerja sama internasional, penulis menyoroti, bahwa kerja sama antara Indonesia dan Cina dalam program BRI tidak dapat dipisahkan dari berbagai negara lain yang terlibat dalam BRI. Keduanya dapat bermitra di berbagai proyek dengan pendanaan dari kedua belah pihak ataupun melibatkan negara dan institusi lain. Kemitraan antara Indonesia dan Cina. Kedekatan geografis antara Indonesia dan Cina juga semakin mendorong keduanya untuk bekerja sama. Meski begitu, beberapa ekspertis melihat sisi positif dan negatif BRI terhadap pembangunan nasional Indonesia. Melalui nawacita, Presiden Joko Widodo menginisiasi pemerataan pembangunan di daerah-daerah dan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Agenda ini didukung dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jalan tol, MRT, LRT, dan tol laut. Pembangunan pun tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, tetapi juga Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Hingga saat

Page 59: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 59

ini, semua program pembangunan masih dalam tahap penyelesaian dan terus dilakukan percepatan. BRI kemudian hadir membantu mengamankan dukungan finansial yang dibutuhkan melalui Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan New Development Bank. Cina juga serius dalam mengalirkan modal melalui Silk Road Fund.12

Institusi keuangan Cina dan bank komersial asing juga selanjutnya menjadi pemain penting dalam memfasilitasi keuangan jalur sutra BRI. Menyikapi perkembangan yang ada saat ini, Indonesia semestinya dapat memperoleh lebih banyak investasi di masa depan, khususnya di bidang infrastruktur guna membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa proyek seperti infrastruktur pelabuhan dan transportasi laut dapat menjamin adanya produksi berkelanjutan di bidang sumber daya maritim. BRI menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat hubungan dengan Cina dan menjamin tersedianya pendanaan bagi proyek-proyek infrastruktur. Seperti disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Indonesia harus secara proaktif turut serta dalam inisiatif BRI, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur yang menjadi fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dengan melakukan hal tersebut, Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari BRI, untuk selanjutnya mampu memimpin pertumbuhan ekonomi terutama di kawasan ASEAN.13

Antitesis dengan pernyataan di atas, bagi Cai dari Lowy Institute, Indonesia sebagai negara yang berdaulat memiliki keterbatasan untuk menentukan sendiri

skema pengerjaan proyek karena pinjaman dana dari Cina. Cina juga terlibat dari mulai awal survei hingga pengerjaan proyek selesai. Pemerintah Indonesia pada akhirnya harus mengikuti berbagai regulasi yang diterapkan Cina, mulai dari Chinese standards, Chinese technology, dan Chinese equipment.14 Dharma Negara dan Suryadinata menelaah dari sisi ekonomi dan sisi politik. Dari sisi ekonomi, keduanya mengkaji bahwa Pemerintah Indonesia melihat BRI sebagai peluang ekonomi untuk memperoleh investasi Cina. Sementara Cina lebih tertarik untuk mempromosikan perdagangan dan pembangunan infrastruktur, baik di home country maupun host country. Keduanya menilai, bahwa proyek Indonesia dan Cina melalui BRI kurang optimal. Pada kenyataannya, banyak proyek kedua negara hanya terkait dengan eksploitasi bahan baku yang dibutuhkan oleh Cina dan perluasan perusahaan Cina untuk memperoleh akses pasar dan konsumen berpenghasilan menengah (middle income consumers) di Indonesia. Keduanya mengkaji lebih dalam, bahwa Indonesia tidak memperoleh sepenuhnya aktivitas transfer of knowledge dan transfer of technology dari Cina untuk mengembangkan infrastruktur. Sementara di satu sisi, Cina memiliki modal yang besar dan teknologi mutakhir. Kemudian, Dharma Negara dan Suryadinata juga menekankan, bahwa tidak semua proyek BRI selaras dengan kepentingan nasional Indonesia. Namun Pemerintah Indonesia menerima berbagai proyek tersebut dikarenakan urgensi pembangunan yang cukup tinggi di berbagai daerah di Indonesia. Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo

Page 60: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201960

juga berupaya mewujudkan pemerataan pembangunan di berbagai desa dan kota untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkecil disparitas perekonomian masyarakat kota dan masyarakat desa. Sementara dari sisi politik, Pemerintah Indonesia berusaha menjaga hubungan diplomatik dengan Pemerintah Cina dikarenakan berbagai kerja sama ekonomi yang telah dipaparkan sebelumnya. Aspek geostrategis dan geopolitik akan sangat menentukan hubungan diplomatik kedua negara. Indonesia sebagai salah satu pemasok bahan baku/SDA terbesar Cina dan negara terbesar di ASEAN memiliki sentralitas tersendiri dalam bermitra dengan Cina. Namun Indonesia juga akan memperoleh berbagai tekanan politik dari internal dan eksternal melalui program BRI untuk “menjaga” jarak ekonomi dan politik ke Cina.15

Ramdhan dalam artikelnya yang dipublikasikan di Journal of International Studies menilai, bahwa program BRI berimplikasi negatif pada negara-negara berkembang terutama pada teritori negara-negara tersebut. Investasi Cina dalam program BRI akan memberikan keuntungan dan posisi strategis Cina dalam konstelasi geopolitik di kawasan Asia. Keuntungan seperti inilah yang menjadi ancaman bagi AS, mengingat AS tidak menginginkan hilangnya hegemoni dalam lingkup internasional. Selain jalur darat, jalur perdagangan maritim yang digagas oleh Cina juga menarik minat banyak negara. Dua negara yang cukup antusias dan tertarik menjajaki lebih mendalam program BRI adalah Indonesia dan Malaysia. Namun, program BRI dapat berimplikasi negatif

pada negara berkembang, khususnya pada sektor-sektor strategis yang belum kuat untuk berkompetisi dalam lingkup regional dan internasional. Di satu sisi, proyek ini menguntungkan bagi Cina, namun di sisi lain, negara-negara yang diberikan pinjaman luar negeri oleh Cina akan mengalami ketergantungan (dependensi) dan kehilangan kendali atas wilayahnya. Hal ini dikarenakan wilayah-wilayah negara berkembang akan digunakan untuk realisasi program BRI, yang belum tentu berkontribusi pada pembangunan daerah setempat.16

Sejalan dengan hasil penelitian di atas, penelitian yang digarap oleh CSIS juga menganalisis berbagai dampak kebijakan BRI terhadap Indonesia. CSIS menganalisis proyek BRI di Sumatera Utara. Selama bertahun-tahun, Sumatera Utara telah menjalin hubungan ekonomi yang erat dengan Cina. Provinsi ini telah menerima jumlah investasi yang relatif besar dari Cina dalam beberapa tahun terakhir. Menurut BKPM Sumatera Utara, hingga akhir 2016, jumlah investasi aktual (terealisasi) sekitar USD 195 juta yang mencakup 15 proyek di sektor listrik, manufaktur, dan pertambangan. Di sektor listrik misalnya, perusahaan Cina telah terlibat dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan No 1, di hulu Sungai Asahan, proyek pembangkit listrik tenaga air Batang Toru, dan pembangkit listrik tenaga uap di Pangkalan Susu. Sementara itu, perdagangan antara Sumatera Utara dan Cina juga telah berkembang. Pada bulan Oktober 2017, data perdagangan menunjukkan Cina sebagai tujuan utama ekspor provinsi sekitar USD 140 juta yang sebagian besar

Page 61: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 61

terdiri dari bahan kimia, tembakau, dan produk karet.17 Dari perspektif Provinsi Sumatera Utara, peningkatan kuantitas barang Cina yang murah dikhawatirkan menyaingi industri lokal yang belum kompetitif. Hal ini akan berimplikasi pada tidak lakunya barang-barang industri dalam negeri. Kemudian masyarakat Sumatera Utara khususnya masyarakat kota Medan juga khawatir tentang potensi masuknya pekerja Cina ke wilayah tersebut, yang menurut mereka dapat memicu konflik dengan pekerja lokal.18

Sementara dari perspektif Pemerintah Indonesia secara umum, kerja sama yang dijalin antara Indonesia dan Cina di BRI erat kaitannya dengan beberapa faktor determinan yang mencerminkan kepentingan ekonomi-politik kedua belah pihak. Cina adalah negara dengan ekonomi terbesar kedua setelah AS. Maka dari itu, penting untuk memiliki kerja sama perdagangan yang baik dengan Cina. Namun, untuk dapat memperoleh manfaat dari investasi terkait BRI, Indonesia harus mengatasi sejumlah masalah yang berpotensi menghambat investasi asing terutama dalam pembangunan infrastruktur, seperti pembebasan lahan yang sangat lambat dan pekerja asing. Terbukanya akses pekerja asing Cina masuk ke Indonesia menjadi masalah yang sensitif bagi warga yang berdomisili di daerah pembangunan proyek. Perusahaan yang mempekerjakan pekerja asing harus mengikuti semua peraturan dan ketentuan tentang ketenagakerjaan. Masalah selanjutnya adalah kurangnya kapabilitas SDM di pemerintah daerah dan bahkan sektor swasta untuk merencanakan dan merealisasikan mega proyek. Bahkan

ada keraguan tentang kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan subkontrak dari perusahaan besar nasional atau internasional. Maka dari itu, perlu ada upaya serius dan sinergisitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menggalakkan program peningkatan kapasitas, seperti program pendidikan dan program pengembangan keterampilan SDM yang spasial sesuai dengan karakteristik daerah.19

Kerja sama internasional juga diimplementasikan antara Cina, Indonesia, dan beberapa negara Afrika yang dilewati jalur BRI. Terdapat sepuluh mitra dagang terpenting bagi Cina di Afrika yaitu Angola, Afrika Selatan, Sudan, Republik Kongo, Equatorial-Guinea, Gabon, Aljazair, Nigeria, Maroko dan juga Chad. Menariknya lagi, sembilan dari sepuluh negara tersebut adalah negara terkaya di Afrika dengan sumber daya alamnya. Bahkan Afrika Selatan, Ethiopia, dan Kenya telah menandatangani MoU dalam tingkat yang lebih tinggi (high-level BRI MoU) dengan Pemerintah Cina. Lebih jauh lagi, Pemerintah Cina melalui China Railway Group Ltd telah membangun 750 km rel kereta sepanjang Ethiopia-Djibouti dengan pendanaan melalui Chinese EximBank. Menurut Breuer dalam Stiftung Asienhaus (salah satu jurnal akademik Jerman), BRI memiliki visi dalam membangun perekonomian negara-negara yang dilewati jalur sutra, terutama melalui pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan. Bahkan Pemerintah Cina juga turut mendukung African Union’s Agenda 2063 untuk mencapai target-target SDGs dan turunannya. Namun Breuer lebih jauh mengamati, bahwa hubungan kerja

Page 62: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201962

sama antara Cina dan Afrika adalah tidak sepadan karena eksploitasi sumber daya alam Afrika oleh Cina dan Afrika hanya mengekspor bahan-bahan mentah ke Cina. Namun sebagian kelompok akademisi yang lain juga menelaah, bahwa Afrika memiliki banyak keuntungan dari kehadiran dan pertumbuhan Cina di benua hitam tersebut, meskipun bukan tanpa efek negatif. Peningkatan perdagangan dan link investasi yang sangat menjanjikan karena memiliki potensi untuk mendukung pengentasan kemiskinan dan mempertahankan keuntungan ekonomi.20

Ekspansi perdagangan industri dan teknologi Cina telah menyebar di berbagai belahan dunia. Produk-produk industri manufaktur Cina juga sangat diminati masyarakat dunia, karena Pemerintah Cina memberlakukan pengurangan tarif atau bea cukai lainnya terhadap produk-produk yang menopang eksistensi ekspor Cina di pasar internasional. Hal ini kemudian menjadikan Cina memerlukan sumber daya alam seperti minyak dan material mentah lainnya untuk tetap dapat menghasilkan barang-barang tersebut bagi pabrik-pabrik yang memproduksinya. Hal tersebut dibuktikan dengan impor minyak Cina yang mencapai 10 ribu barel/hari untuk mencukupi kebutuhan domestik. Bahkan Pemerintah Cina menggelontorkan USD 77 miliar pada tahun 2019 untuk kegiatan ekspolari minyak demi menggenjot produksi minyak domestik.21

Kebutuhan yang tinggi terhadap minyak dan energi mendorong Cina untuk memperluas pengaruhnya hingga Afrika. Hubungan Cina dengan Afrika sendiri telah terjalin lama sejak tahun 1990. Cina dan

Sudan misalnya, menjalin kerja sama di bidang perdagangan dan kerja sama tersebut semakin erat saat Cina dan Afrika mendirikan forum kerja sama FOCAC guna memudahkan dan membuka kerja sama di bidang lain antarkedua negara. Cina melalui kebijakan luar negerinya melakukan kerja sama dengan berbagai negara di kawasan Afrika untuk membangun pipa minyak dan melakukan investasi. Cina berusaha untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Afrika khususnya dibidang ekonomi disebabkan oleh potensi ekonomi yang tinggi dan kawasan menarik bagi para investor dan pelaku usaha. Melalui kebijakan kerja sama ini dapat dilihat bahwa Cina telah melakukan perhitungan untung rugi dalam kancah politik globalnya.22

PENUTUPKesimpulan1. Program BRI merupakan manifestasi

kebijakan luar negeri Cina yang memiliki implikasi positif dan negatif, tergantung pada perspektif negara-negara yang terlibat di dalamnya. Kebijakan tersebut seperti dua sisi mata uang.

2. Di satu sisi, program BRI dapat digunakan sebagai jembatan untuk menjalin kerja sama dengan berbagai negara di tingkat internasional.

3. Pembangunan juga akan semakin terakselerasi di berbagai negara berkembang. Indonesia misalnya, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah memberikan perhatian lebih pada pembangunan infrastruktur, pembangunan moda transportasi darat dan laut, pembangunan desa,

Page 63: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 63

dan berbagai program pembangunan lainnya. Maka dari itu, BRI menjadi wadah yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui proyek-proyek pembangunan.

4. Namun di sisi lain, program BRI juga memberatkan negara berkembang yang nantinya harus mengembalikan berbagai bentuk pinjaman dari Pemerintah Cina.

5. Sektor-sektor strategis yang belum berdaya saing tinggi juga akan semakin tenggelam dengan adanya perusahaan-perusahaan Cina dan berbagai produk industri Cina yang dengan bebas masuk ke Indonesia sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan. Maka dari itu, kerja sama kedua belah pihak sebaiknya dapat memberikan manfaat untuk negara dan bangsa Indonesia.

6. Kemudian, berbagai implikasi proyek BRI juga sebaiknya dievaluasi lebih dalam, sehingga tidak menimbulkan konflik internal.

DAFTAR PUSTAKA“Announcement Result of Evaluation Pre-

Qualification Railway System”. PT. Adhi Karya Tbk., diakses dari http://www.adhi.co.id/media/kcfinder/docs/announcement-railway-system.pdf (27/06/2017, 15:32 WIB).

Belt and Road Initiatives untuk Memperkuat Kerja Sama Ekonomi Indonesia dan Tiongkok. Siaran Pers HSBC. 22 Mei 2017.

Breuer, Julia. “Two Belts One Road? The Role of Africa in China’s Belt Road Initiative”. Stiftung Asienhaus. Blickwechsel. Juli 2017, diakses dari https://www.asienhaus.de/uploads/tx_news/Blickwechsel_BRI-Afrika_01.pdf (20/07/2019, 12:50 WIB).

Cai, Peter. “Understanding China’s Belt and Road Initiative”. Lowy Institute. Maret 2017,diakses dari https://www.lowyinstitute.org/sites/default/files/documents/Understanding%20China%E2%80%99s%20Belt%20and%20Ro a d % 2 0 I n i t i a t i v e _ W E B _ 1 . p d f (28/06/2019, 11:15 WIB).

Damuri, Yose Rizal., dkk. “Perspectives and Readiness of Indonesia towards The Belt and Road Initiative”. CSIS Indonesia. 2019, diakses dari https://www.csis.or.id/uploads/attachments/p o s t / 2 0 1 9 / 0 5 / 2 3 / C S I S _ B R I _Indonesia_r.pdf (29/06/2019, 10:15 WIB).

Diplomasi Indonesia. 2014. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, diakses dari https://www.kemlu.go.id/Buku/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%20

Page 64: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201964

2014.pdf (31/01/2018, 10:35 WIB).Gallop, Max B. “Endogenous networks

and International cooperation”. Department of Government and Public Policy, University of Strathclyde. Journal of Peace Research 2016, Vol. 53(3), 310-324.

Harian Medan Bisnis. “China, AS dan India pasar terbesar nilai ekspor Sumut.” 4 Desember 2017 di dalam Yose Rizal Damuri, dkk. “Perspectives and Readiness of Indonesia towards The Belt and Road Initiative”. CSIS Indonesia. 2019.

Hirs, Ed., dkk. “China is Betting Big on Increasing Oil Production”. Forbes 2019, diakses dari https://www.forbes.com/sites/edhirs/2019/06/06/china-is-betting-big-on-increasing-o i l - p r o d u c t i o n / # 5 1 0 f 8 3 0 9 6 3 7 1 (20/07/2019, 12:50 WIB).

Kompas. 2015. “Indonesia Tiongkok Sepakati Kerja Sama di Delapan Bidang” di dalam Muhammad Tri Andika & Nur Aisyah. “Analisis Politik Luar Negeri Indonesia-China di Era Presiden Joko Widodo: Benturan Kepentingan Ekonomi dan Kedaulatan?”. Indonesian Perspective. Vol. 2, No. 2. Juli-Desember 2017.

“Konstruksi Tol Cisumdawu Seksi 1 Cileunyi-Rancakalong Dimulai Awal 2018* Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR. Rilis PUPR #1. 24 November 2017. SP.BIRKOM/XI/2017/577.

“Menteri Basuki Instruksikan Konstruksi Tol Manado-Bitung Dikebut”. Biro Komunikasi Publik. Kementerian PUPR. Rilis PUPR #1. 15 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/559.

Negara, Siwage Dharma & Dinata, Leo

Surya. “Indonesia and China’s Belt Road Initiatives: Perspectives, Issues, Prospects. 2018. No. 11. ISSN: 0219-3213. ISEAS-Yusof Ishak Institute.

Prabowo, Dani. “Proyek LRT, Proyek Gila”. Kompas. 26 Oktober 2017, diakses dari https://kilasdaerah.k o m p a s . c o m / j a t e n g - g a y e n g /read/2017/10/26/230000521/-proyek-lrt-proyek-gila- (29/06/2019, 10:42 WIB).

Ramdhan, Iqbal. “China’s Belt Road Initiative: Dalam Pandangan Teori Geopolitik Klasik”. Univesitas Pertamina. Intermestic: Journal of International Studies e-ISSN.2503-443X. Volume 2, No. 2, Mei 2018, 139-155.

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Buku I Agenda Pembangunan Nasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2014.

“Realisasi Investasi PMA Menurut Sektor Periode Januari-Maret 2019”. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), diakses dari https://www.bkpm.go.id/images/uploads/investasi_indonesia/file/Perkembangan_Realisasi_PMA_Berdasarkan_Sektor_TW_I_2019.pdf (30/06/2019, 16:03 WIB).

Sinaga, Fenny Crosby. “Kepentingan Tiongkok terhadap Afrika melalui Forum On China-Africa Cooperation (FOCAC)”. JOM FISIP Vol. 4 No. 2. Oktober 2017.

“The Belt and Road Initiatives”, LehmanBrown International Accountants, diakses dari https://www.lehmanbrown.com/wp-content/

Page 65: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 65

uploads/2017/08/The-Belt-and-Road-Initiative.pdf (26/06/2019, 15:34 WIB).

WU, Shang-Su & Chong, Alan. “Developmental Railpolitics: The Political Economy of China’s High-Speed Rail Projects in Thailand and Indonesia”. Contemporary Southeast Asia: A Journal of International and Strategic Affairs, Volume 40, Number 3. Desember 2018. ISEAS-Yusof Ishak Institute.

Endnotes

1 “The Belt and Road Initiatives”, Leh-manBrown International Accountants, hlm. 2, diakses dari https://www.lehmanbrown.com/wp-content/up-loads/2017/08/The-Belt-and-Road-Ini-tiative.pdf (26/06/2019, 15:34 WIB).

2 Kompas (2015). “Indonesia Tiongkok Sepakati Kerja Sama di Delapan Bidang” di dalam Muhammad Tri Andika & Nur Ai-syah. “Analisis Politik Luar Negeri Indo-nesia-China di Era Presiden Joko Wido-do: Benturan Kepentingan Ekonomi dan Kedaulatan?”. Indonesian Perspective. Vol. 2, No. 2. Juli-Desember 2017, hlm. 164.

3 Max B Gallop. Department of Govern-ment and Public Policy, University of Strathclyde “Endogenous networks and International cooperation”. Journal of Peace Research 2016, Vol. 53 (3), hlm. 314-315.

4 Ibid., hlm. 3165 Diplomasi Indonesia. 2014. Direktorat

Jenderal Informasi dan Diplomasi Pub-lik, Kementerian Luar Negeri Repub-lik Indonesia, diakses dari https://www.kemlu.go.id/Buku/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202014.pdf

(31/01/2018, 10:35 WIB).6 “Realisasi Investasi PMA Menurut Sek-

tor Periode Januari-Maret 2019”. Badan Koordinasi Penanaman Modal, diakses dari https://www.bkpm.go.id/images/uploads/investasi_indonesia/file/Perkembangan_Realisasi_PMA_Berdasarkan_Sektor_TW_I_2019.pdf (30/06/2019, 16:03 WIB).

7 Dani Prabowo. “Proyek LRT, Proyek Gila”. Kompas. 26 Oktober 2017, diakses dari https://kilasdaer-ah.kompas.com/jateng-gayeng/read/2017/10/26/230000521/-proyek-lrt-proyek-gila- (29/06/2019, 10:42 WIB).

8 “Announcement Result of Evaluation Pre-Qualification Railway System”. PT. Adhi Karya Tbk., diakses dari http://www.adhi.co.id/media/kcfinder/docs/announcement-railway-system.pdf (27/06/2017, 15:32 WIB).

9 Shang-Su WU & Alan Chong. “Develop-mental Railpolitics: The Political Econ-omy of China’s High-Speed Rail Projects in Thailand and Indonesia”. Contem-porary Southeast Asia: A Journal of In-ternational and Strategic Affairs, Vol 40, No. 3. Desember 2018. ISEAS-Yusof Ishak Institute, hlm. 518-521.

10 “Konstruksi Tol Cisumdawu Seksi 1 Cileunyi-Rancakalong Dimulai Awal 2018* Biro Komunikasi Publik. Kemente-rian PUPR. Rilis PUPR #1. 24 November 2017. SP.BIRKOM/XI/2017/577.

11 “Menteri Basuki Instruksikan Konstruksi Tol Manado-Bitung Dikebut”. Biro Ko-munikasi Publik. Kementerian PUPR. Ri-lis PUPR #1. 15 November 2017 SP.BIR-KOM/XI/2017/559.

Page 66: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201966

12 Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Buku I Agenda Pembangunan Nasional Kementerian Perencanaan Pembangu-nan Nasional/ Badan Perencanaan Pem-bangunan Nasional 2014.

13 “Belt and Road Initiatives untuk Mem-perkuat Kerja Sama Ekonomi Indonesia dan Tiongkok”. Siaran Pers HSBC. 22 Mei 2017.

14 Peter Cai. “Understanding China’s Belt and Road Initiative”. Lowy Insti-tute. Maret 2017, hlm. 11, diakses dari https://www.lowyinstitute.org/sites/default/files/documents/Understand-ing%20China%E2%80%99s%20Belt%20and%20Road%20Initiative_WEB_1.pdf (28/06/2019, 11:15 WIB).

15 Siwage Dharma Negara & Leo Surya Di-nata. “Indonesia and China’s Belt Road Initiatives: Perspectives, Issues, Pros-pects. 2018. No. 11. ISSN: 0219-3213. ISEAS-Yusof Ishak Institute, hlm. 30-31.

16 Iqbal Ramdhan. “China’s Belt Road Ini-tiative: Dalam Pandangan Teori Geo-politik Klasik”. Univesitas Pertamina. Intermestic: Journal of International Studies e-ISSN.2503-443X. Volume 2, No. 2, Mei 2018, hlm. 142.

17 Harian Medan Bisnis. “China, AS dan In-dia pasar terbesar nilai ekspor Sumut.” 4 Desember 2017 di dalam Yose Rizal Damuri, dkk. “Perspectives and Readi-ness of Indonesia towards The Belt and Road Initiative”. CSIS Indonesia. 2019, hlm. 31.

18 Yose Rizal Damuri, dkk. “Perspectives and Readiness of Indonesia towards The Belt and Road Initiative”. CSIS Indone-sia. 2019, hlm. 27, diakses dari https://

www.csis.or.id/uploads/attachments/post/2019/05/23/CSIS_BRI_Indone-sia_r.pdf (29/06/2019, 10:15 WIB).

19 Ibid., hlm. 40-42.20 Julia Breuer. “Two Belts One Road? The

Role of Africa in China’s Belt Road Ini-tiative”. Stiftung Asienhaus. Blickwech-sel. Juli 2017, hlm. 3-4, diakses dari https://www.asienhaus.de/uploads/tx_news/Blickwechsel_BRI-Afrika_01.pdf (20/07/2019, 12:50 WIB).

21 Ed Hirs, dkk. “China is Betting Big on Increasing Oil Production”. Forbes 2019, diakses dari https://www.forbes.com/sites/edhirs/2019/06/06/china-is-betting-big-on-increasing-oil-pro-duction/#510f83096371 (20/07/2019, 12:50 WIB).

22 Fenny Crosby Sinaga. “Kepentingan Tiongkok terhadap Afrika melalui Fo-rum On China-Africa Cooperation (FO-CAC)”. JOM FISIP Vol. 4 No. 2. Oktober 2017.

Page 67: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?
Page 68: Edisi 39 | September 2019€¦ · dan pertahanan keamanan. Fenomena ini ... beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan era post-truth dan hoaks politik?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 201968