klarifikasi al-quran atas berita hoaks · terkategori sebagai hoaks, sebuah kebohongan harus...
TRANSCRIPT
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita
Idnan A. Idris
HoAKs
Hal depan.indd 1 8/16/2018 1:34:39 PM
Sanksi Pelanggaran Pasa 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita
Idnan A. Idris
Hal depan.indd 2 8/16/2018 1:34:39 PM
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita
Idnan A. Idris
HoAKs
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Hal depan.indd 3 8/16/2018 1:34:39 PM
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita HoaksIdnan A Idris© 2018 Idnan A IdrisHak cipta dilindungi undang-undangDiterbitkan pertama kali olehPenerbit PT Elex Media KomputindoKompas-Gramedia JakartaAnggota IKAPI, Jakarta
718101357ISBN: 978-602-04-8001-5
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab percetakan
Hal depan.indd 4 8/16/2018 1:34:39 PM
TeSTiMOni BuKu ........................................................... vKATA PenGAnTAR ........................................................viiKATA SAMBuTAn ........................................................xvii
BAB i: PenDAHuLuAn ..................................................1
BAB ii: KOnSeP uMuM TenTAnG BeRiTA HOAKS .............................................................. 21A. Pandangan Umum Berita Hoaks ...........................21
1. Pengertian Hoaks ..............................................212. SebabSebab Maraknya Berita Hoaks ..........253. Dampak yang Ditimbulkan Berita Hoaks .....32
B. Hukum Positif Indonesia tentang Berita Hoaks ..............................................................36
Daftar Isi
Hal depan.indd 21 8/16/2018 1:34:40 PM
A. Berita Hoaks
1. Pengerian HoaksMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoaks memiliki
beberapa pengerian. Hoaks dapat diarikan 1). Kata yang berari keidakbenaran suatu informasi; 2). Berita bohong, idak bersumber.32 Pemberitaan palsu (hoaks)
adalah informasi yang sesungguhnya idak benar, tetapi dibuat seolaholah benar adanya. “Deliberately
fabricated falsehood madeto masquerade as truth.”33
Hoaks, menurut Lynda Walsh dalam buku “Sins
Against Science,” isilah hoaks merupakan kabar bohong, isilah dalam bahasa Inggris yang masuk sejak era industri, diperkirakan pertama kali muncul pada 1808.34
32 Lihat: kbbionline.com, diakses 11/02/2018
33 MacDougall, Curtis D. Hoaxes, (Dover: 1958). hal. 6.
34 Lihat: Roida Pakpahan, Analisis Fenomena Hoax Diberbagai Media Sosial dan Cara
Menanggulangi Hoax, (Jurnal KNiST: Maret 2017), hal. 480.
PANDANGAN UMUM BERITA HOAKS
BAB II
Isi.indd 21 10/08/2018 9:30:11
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita Hoaks22
Chen et al,35 menyatakan hoaks adalah informasi sesat dan berbahaya karena menyesatkan persepsi manusia dengan menyampaikan informasi palsu sebagai kebenaran.36 Hoaks mampu memengaruhi banyak orang dengan menodai suatu citra dan kredibilitas.
Fenomena hoaks bukanlah hal baru, sejarah dunia pun banyak diisi oleh cerita-cerita yang terbukti hoaks di kemudian hari. Dunia sains, dunia militer, bahkan dalam urusan agama sekalipun terdapat banyak berita hoaks yang bertebaran dari masa ke masa. Dari hoaks serius yang mempertaruhkan dan bahkan mengorbankan ribu an nyawa hingga hoaks sepele yang sekadar menggelikan para pembaca atau pendengar sebuah cerita.
Hoaks biasanya menyebar bagai virus, sehingga wajar saja banyak kabar hoaks yang menjadi terkenal dan viral, bahkan orang-orang dengan tanpa sadar ikut menyebarkan berita tersebut.
Situs hoaxes.org menyatakan bahwa agar dapat terkategori sebagai hoaks, sebuah kebohongan harus memiliki ‘nilai lebih’ seperti bersifat dramatis atau sensasional. Lebih dari itu, ia harus mampu menyedot perhatian publik. Publik menjadi semacam kata kunci. Sebab, tidak ada hoaks yang sifatnya privat. Makin luas capaian suatu berita hoaks, makin tinggi level berita hoaks tersebut. Inilah yang membedakannya dengan
35 Chen, Y. Y., Yong, S.-P., & Ishak, A.: Email Hoax Detection System Using Levenshtein Distance Method. Journal of computers, vol. 9, no. 2, academy publisher. 2014.
36 Peneliti dari Cambridge University, Matt Davis, yang pernah melakukan riset panjang di tahun 1970-an mengatakan, meski merupakan sebuah tipuan, dalam hoax terlihat ada ‘unsur kebenaran’.
Isi.indd 22 10/08/2018 9:30:11
23
jenis kebohongan lainnya seperti penipuan serta olok-olokan.37
Dalam masyarakat, setiap anggota masyarakat me-miliki ketergantungan terhadap media komunikasi dan informasi. Pada aktivitas pertukaran dan konsumsi informasi yang mendominasi setiap aktivitas masyarakat tersebut, berita hoaks sangat deras muncul dan memaksa untuk dikonsumsi.
Istilah hoaks jika ditelusuri memang segelap artinya. Hoaks memiliki akar yang panjang seiring dengan cakupan akibatnya yang cukup buruk pada publik luas. Di zaman di mana informasi tersebar dengan begitu mudahnya, hoaks pun dengan begitu mudah tersebar.
Dalam Cambridge Dictionary (2017), disebutkan bahwa hoaks adalah rencana untuk menipu sekolompok besar orang; bisa juga diterjemahkan sebuah tipuan.38 Intinya, hoaks adalah informasi yang tidak berdasarkan fakta atau data, melainkan tipuan dengan tujuan memperdaya masyarakat dengan model penyebaran yang masif.39
Banyak versi asal mula kata hoaks ini. Salah satu nya ditelusuri secara serius oleh Museum of Hoakses yang berpusat di San Diego, California, Amerika. Sebuah lembaga yang berperhatian mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mengategorikan hoaks, baik sejarah, cerita,
37 What is a hoax, dalam (http://hoaxes.org/Hoaxipedia/What_is_a_hoax ). Diakses 17 September 2017.
38 https:/dictionary.cambridge.org/us/dictionary/english/hoax39 Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik: Relasi Kuasa Media di Panggung Politik,
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2018), hal. 70
Pandangan Umum Berita Hoaks
Isi.indd 23 10/08/2018 9:30:11
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita Hoaks24
foto, dan klaim-klaim lainnya dari zaman ke zaman di berbagai negara. Kata hoaks yang ditelusuri dari sejarah asal katanya pertama kali populer digunakan pada abad pertengahan hingga akhir abad ke18. Berasal dari kata yang kerap digunakan oleh para pesulap, yakni “hocus pocus”. Istilah hocus pocus sendiri pertama kali muncul awal abad ke17.40
Kata kunci dalam memahami hoaks adalah penipuan publik. Maksudnya, pembeda hoaks dengan penipuan lainnya adalah pada karakteristiknya yang menjangkau khalayak luas, populer, dan masif. Salah satu penyebab hoaks saat ini mewabah adalah teknologi media sosial dan smartphone, karena banyak kanal perbincangan warga difasilitasi oleh keduanya. Terlebih, saat ada ba-nyak momentum di mana warga terpolarisasi (pembagian atas dua bagian yang berlawanan) sedemikian rupa, seperti saat Pilkada, biasanya hoaks merajalela sebagai cara menipu, menghasut, serta menyebarkan rumor dan fitnah.41
Hoaks memiliki beberapa macam jenis, yaitu:42 hoaks yang bersifat akademis; hoaks menyangkut agama; hoaks yang dianggap layak secara sosial (contoh: hoaks pada tanggal 1 April); klaim apokrif, yaitu tulisantulisan yang diragukan keasliannya yang biasa merujuk pada AlKitab yang tidak merujuk pada perjanjian baru maupun
40 www.hoaxes.org41 Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik: Relasi Kuasa Media di Panggung Politik,
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2018), hal. 70.42 Dewi Maryani W, et.all, Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Untuk Orang
Berusia 18–25 Tahun Agar Kritis Dalam Menerima Informasi di Media Sosial, diakses dari http://fbs.unimed.ac.id/bhnajar/ilm%202.pdf. 17 September 2017.
Isi.indd 24 10/08/2018 9:30:11
25
lama; hoaks yang sengaja dibuat untuk tujuan yang sah.
Legenda dan rumor yang sengaja dibuat untuk menipu.
Pada Zaman sekarang ini sering digunakan sebagai se
suatu yang idak masuk akal atau omong kosong; hoaks virus komputer, hoaks ini biasanya menyebar melalui email yang berisi tentang peringatan tentang menye
barnya virus komputer, padahal isi e-mail tersebut ada
lah virus itu sendiri.
2. Sebab-Sebab Maraknya HoaksBerdasarkan pada hasil survey yang dilakukan oleh
Masyarakat Telemaika (MASTEL) Indonesia pada Februari 2017 bahwa sosial media memegang peranan pening terhadap penyebaran berita hoaks. Sebanyak 92,40% masyarakat menerima berita yang bersumber
dari media sosial.
Bentuk hoaks yang paling sering diterima ialah tulisan
62,10%. Selanjutnya jenis hoaks yang sering diterima
paling banyak adalah tentang sosial poliik (Pilkada, pemerintah) dan SARA.
Pandangan Umum Berita Hoaks
Isi.indd 25 10/08/2018 9:30:11
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita Hoaks26
Tren virtual bagi masyarakat kekinian adalah media sosial. Banyaknya varian media sosial bahkan me-mungkinkan siapa pun untuk menggunakan beberapa
plaform secara bersamaan. Misalnya, seseorang bisa
membuat akun di Instagram melalui Facebook, Gmail,
atau Twiter tanpa harus membuat akun baru. Dengan
demikian, pengguna bisa eksis di lebih dari satu media
sosial.
Tidak hanya sebagai media komunikasi, media sosial berkembang menjadi sarana berbagi (share) informasi
atau menanggapi isu terhangat dalam ruang maya.
Fenomena hoaks muncul sebagai ekses negaif dari kebebasan berbicara dan berpendapat di internet
khususnya media sosial. Sayangnya, cepatnya transmisi,
mudahnya membagi dan mengunggah informasi (audio
dan visual) tanpa idenitas yang spesiik (pseudoname
atau anonym) memunculkan chaos yang sulit diprediksi
sebelumnya. Hoaks merupakan imbas realitas dari
perilaku mekanis sebagai konsekuensi atas masifnya
teknologi dan media sosial.
Isi.indd 26 10/08/2018 9:30:12
27
Penyebaran berita hoaks saat ini jauh lebih masif
lantaran didorong oleh media sosial. Di internet,
penyebar berita hoaks merasa ‘aman’ karena idak berhadapan langsung dengan pihak lain yang dijadikan
sasaran berita hoaks.
Hoaks lebih marak di dunia maya dibandingkan
media penyiaran mainstream seperi televisi, dan surat kabar/koran dalam arian mudah menyebar dan menarik followers. Kemudahan menerima, berbagi, dan memberi
komentar melalui media sosial memperlihatkan bahwa
informasi saling bertumpuk, berimplosif, dan berekplosif
karena direproduksi melalui opsi share dan salin/copy
yang tersedia dalam sistem media sosial. Bahkan seiap orang bisa mengomentari info yang diterima itu sesuka
hai tanpa konirmasi. Fenomena ini adalah bentuk dari hyper-reality, yaitu kenyataan yang berlebihan yang
telah diprediksikan oleh Baudrillard (w. 2007 M) puluhan
tahun keika isilah hoaks belum dikenal.43
Seidaknya, menurut Yosep Adi Prasetyo44 ada 3
alasan maraknya penyebaran hoaks di era demokrasi
siber (cyberdemocracy):
Pertama, seperi yang dijelaskan di atas bahwa dunia virtual yang ditunjukkan dengan adanya media sosial memberikan kebebasan bagi siapa pun untuk
mengaksesnya tanpa batasan atau rule yang rumit seperi di masyarakat riil. Bahkan kita seolah menjadi masyarakat
43 Kristi Poerwandari,“Gaduh di Media”. Kompas. Edisi 11 Februari 2017.
44 lihat: Yosep Adi Prasetyo. Menurut Media Hoax dan Upaya Melawannya. Jakarta:
Dewan Pers diunduh melalui https://www.combine.or.id/wp-content/uploads
/2017/02/2017. Pada tanggal 20 Agustus 2017.
Pandangan Umum Berita Hoaks
Isi.indd 27 10/08/2018 9:30:12
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita Hoaks28
akif yang dapat menanggapi dan membagikan apa yang dibaca melalui opsi berbagi (share) konten informasi dan
link (alamat situs) yang kita peroleh kepada orang lain.
Namun, hal itu—sayangnya—idak diikui dengan usaha untuk mengklariikasi dan analisis yang memadai tentang isi berita dan sumber berita. Misal ada konten informasi
atau link berita melalui WhatsApp yang di bawahnya
terdapat imbauan untuk membagikannya pada orang
lain. Tanpa membaca secara detail dan analisis sumber berita secara otomais pengguna mem-forward-nya ke
grup WhatsApp yang lain atau ke media sosial seperi Facebok, Line, dan sebagainya. Bisa dibayangkan jika
seiap orang membagikan ke satu grup dan dilakukan berantai. Dalam hitungan jam, hoaks bisa menyebar ke
ribuan bahkan jutaan orang.
Kedua, rusaknya kepercayaan masyarakat terhadap
media penyiaran. Oleh karena media penyiaran main-
stream seperi televisi lebih banyak dikuasi oleh orang atau golongan yang memiliki tendensi poliis yang mana kepeningan itu tampak pada media televisi yang juga melakukan koalisi. Hal itu menghilangkan netralitas.
Alhasil, masyarakat mulai beralih ke media sosial sebab di
dalamnya mereka bisa menyampaikan opini dan berbagi
secara bebas dan luas tanpa distorsi siapa pun dan
dari mana pun. Keleluasaan yang kemudian cenderung
kebablasan itulah menjadi akar dari munculnya hoaks
seperi saat ini. Keiga, saat ini adalah eranya digital dan bertalian
dengan poin kedua, maka idak mengherankan jika
Isi.indd 28 10/08/2018 9:30:12
29
boomingnya hoaks juga ditentukan atau bahkan didukung dengan jumlah pengguna jaringan internet yang kian lama meningkat. Dirunut dari kuantitas itu, berdasarkan survei sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, hoaks bisa menyebar ke hampir separuh penduduk negeri, dan merusak mental masyarakat. Tidak pelak fenomena hoaks belakangan ini dianggap meresahkan dan perlu ditanggulangi agar tidak mengganggu stabilitas masyarakat dan negara.
Pada umumnya ada beberapa alasan yang sangat universal maraknya penyebaran berita hoaks di masyarakat, yakni:
Pertama, reaktif. Bagi orang-orang yang reaktif, apa pun memang bisa jadi buruk. Ketika mendapati informasi hoaks, maka orang-orang reaktif ini muncul dalam beberapa reaksi, yakni bisa jadi mereka memang panik, bisa jadi pula mereka ingin tampil serba tahu. Alhasil, kecanggihan media sosial yang hanya membutuhkan tombol share untuk menyebarkan hoaks itu menjadi jalan paling cepat untuk membuktikan bahwa ada begitu banyak orang yang reaktif di dunia ini. Akibatnya tentu saja hoaks itu tersebar dengan begitu cepat. Reaktif biasanya terjadi ketika hoaks itu bersinggungan dengan isuisu SARA.
Kedua, tidak tahu. Tidak tahu memang menjadi alasan yang masuk akal bagi kesalahan seseorang. Jika seseorang mengaku tidak tahu bahwa informasi yang dibagikannya adalah hoaks, memang masih bisa dimaklumi. Tidak tahu tentu berbeda dengan reaktif.
Pandangan Umum Berita Hoaks
Isi.indd 29 10/08/2018 9:30:12
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita Hoaks30
Reakif lebih pada soal cara menanggapi informasi, sementara idak tahu adalah berbicara tentang kapasitas pengetahuan yang dimiliki. Untuk alasan ini, seseorang
bisa dengan mudah insaf dari jalan penyebar hoaks, asal
ia mau mencari tahu kebenarannya.
Keiga, malas mencari tahu. Ini sebenarnya kelanjutan
dari idak tahu. Jika sekali waktu seseorang idak tahu bahwa apa yang disebarnya merupakan hoaks, itu bisa
dimaklumi. Namun, untuk kedua kali ia melakukan hal
yang sama, bisa jadi ia reakif. Tapi keika ia merasa senang dengan keidaktahuannya, ia bukanlah reakif, tapi memang malas mencari tahu. Hanya bermaksud
membagikan informasi tanpa melakukan klariikasi memang membuat orangorang semacam ini bisa
disebut bebal.
Keempat, iseng dan jahil. Kalau sudah pada taraf
iseng dan jahil, kita mesi mengenyahkan pemberian maaf. Karena orangorang yang iseng dan jahil dalam
perbuatannya menyebarkan hoaks, tentu sudah
melewai tahap reakif, idak tahu, dan malas untuk mencari tahu. Mereka tentu saja idak reakif, tahu, dan paham sekali bahwa itu hoaks, tapi karena ingin dilike,
daya jangkau halaman Facebooknya banyak, atau hanya
ingin terkenal, maka menyebarkan informasi yang hoaks
menjadi jalan pintas. Jika banyak yang mengklariikasi, bahkan mencemooh, mereka inggal menghapusnya dari database posingan. Seolah-olah mereka sudah lepas dari dosa menyebarkan informasi palsu, padahal
efek dari hoaks itu sangat berbahaya.
Isi.indd 30 10/08/2018 9:30:12
Idnan A. Idris lahir 28 Februari 1992 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dari pasangan Bapak M. Idris Sanusi dan Ibu Nur Aidah.
Menamatkan pendidikan formal; TK Aisyah Bustanul Athfal Makassar (1998), SDN 10 Sanggalea (2004), Mts. Miftahul Muin Tekolabbua (2007), MA. Miftahul Muin Tekolabbua (2010), meraih gelar sarjana Strata 1 (S1) di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta, pada Jurusan Ilmu Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin. Menyelesaikan talaqqi hafalan Quran 30 juz di PPTQ Al-Imam Ashim Makassar (2010).
Pengalaman Organisasi; Perintis Majelis Sima’an Al-Quran Qalam ‘Ashim Jabodetabek, Anggota Laskar Pemuda Berpikir Jakarta (2013–2015), Anggota Forum Kajian Ushuluddin (FOKUS) PTIQ Jakarta, Anggota
Profil Penulis
Isi.indd 191 10/08/2018 9:30:23
Klarifikasi Al-Quran Atas Berita Hoaks192
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Jakarta Selatan, Ketua Divisi Media dan Humas di Ikatan Da’i Muda Indonesia (IDMI) DKI Jakarta (2017–2021). Sekertaris Persaudaraan Mahasiswa Bugis Makassar (PMBM) IPTIQ-IIQ Jakarta (2014). Anggota Tim syiar dakwah Ummul Falah Anwarul Muta’alimin Jakarta Tour SultraSulsel (2017).
Juga aktif di Yayasan Masjid Al-Istiqamah Komplek Bangun Reksa Indah Ciledug (2014–2016). Yayasan Sosial At-Taqwa Bintaro Jaya Sektor 3 Tangerang Selatan (2015–sekarang). Dan pembina Tahfizh Quran di Yayasan KAPPANI AnNida AlIslamy Jakarta Barat (2016–sekarang).
Berpartisipasi sebagai surveyor dalam rangka penelitian dengan tema “Penerimaan Ajaran dan Paham Radikalisme di Majlis Taklim DKI Jakarta” oleh Lembaga Penelitian Institut PTIQ Jakarta (2014). Partisipan pada acara Santri Writer Summit 2017 dengan tema “Write For Peace: Spreading Peace Through Literature,” Gedung Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, Depok.
Karya tulis yang telah dibuat; Kado Buat yang Sedang Sakit (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), Ketika Hadis Berbicara Tentang Dosa Besar (karya bersama Ushuluddin PTIQ, 2016).
Penulis dapat dihubungi di:Email : [email protected] : Idnan A. Idris
Isi.indd 192 10/08/2018 9:30:24