edisi 180 - dirut dialog dengan warga batang

1
adalah pemenang tender proyek PLTU Jawa Tengah 2×1000 MW pada tang- gal 17 Juni 2011 yang selanjutnya te- lah membentuk PT Bhimasena Power Indonesia sebagai entas pelaksana proyek. Sementara teknologi yang digunakan adalah ultra-supercrical, yang mem- iliki ngkat efisiensi dan emisi karbon lebih baik dari pembangkit batu bara yang dimiliki PLN saat ini sehingga merupakan PLTU ramah lingkungan. Di samping itu PLTU Jawa Tengah nannya akan memanfaatkan pasokan batubara nasional berkalori rendah. Hal ini akan membantu PLN menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) dan menurunkan subsidi pemerintah. Proyek ini juga akan membuka peluang lapangan kerja kepada minimum 5000 penduduk setempat dan memberi peluang parsipasi komponen lokal dalam proses produksinya, dan selanjutnya hal ini akan mendorong bergulirnya roda ekonomi nasional. Karena terjadi kendala dalam pem- bebasan lahan maka kemudian Pemerintah menugaskan PLN untuk mengambil alih proses pembebasan lahan untuk keperluan proyek terse- but. Usai berdialog dengan warga, Dirut didampingi General Manager PLN Unit Induk Pembangunan VII, Wiluyo Kusdwiharto, melakukan kunjungan dan silaturahmi ke rumah-rumah war- ga yang tanahnya menjadi lokasi PLTU Batang dengan mengendarai motor. ** Direktur Utama PLN Sofyan Basir ber- dialog dengan warga di Kelurahan Ka- ranggeneng, Kecamatan Kandeman, Ka- bupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (13/3). Langkah ini dilakukan Dirut terkait sosialisasi pembangunan PLTU Batang 2x1.000 Megawa (MW) yang akan dibangun di daerah tersebut. Sofyan Basir menjelaskan keberadaan PLTU ini merupakan sesuatu yang telah direncanakan oleh negara untuk ke- maslahatan semua warga negara Indone- sia. Untuk itu PLN akan membebaskan sisa lahan yang belum terjual oleh warga dengan harapan masyarakat bisa mendapat lahan penggan yang lebih baik dan lebih luas. “Saya berharap dengan penjualan lahan ini masyarakat bisa mendapat amal jariyah dari pem- bangunan pembangkit dan penyaluran listrik,” kata Sofyan Basir. Sofyan berharap warga segera menjual lahan mereka karena lahan masyarakat yang akan dibebaskan oleh PLN selanjut- nya akan menjadi aset negara. Secara tegas Dirut menyatakan bahwa dirinya dak ingin PLN menerapkan Undang- undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepenngan Umum untuk pem- bebasan lahan karena akan ada efek me- maksa kepada pemilik lahan untuk menjual lahan mereka. “PLN sebisa mungkin dak mengharap- kan UU No. 2 Tahun 2012 dilaksanakan karena akan berdampak memaksa bagi warga untuk menjual lahan tersebut akan tetapi apabila lahan yang akan dibangun untuk PLTU tesebut dak segera bebas maka UU tesebut akan segera dilaksanakan oleh negara,” tegas Sofyan. PLTU Jawa Tengah merupakan proyek yang dipersiapkan dengan pola Kerjasa- ma Pemerintah Swasta (Public Private Partnership/PPP). Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) PLTU Jawa Tengah ini merupakan proyek PPP skala besar pertama dengan nilai inves- tasi lebih dari Rp 30 Triliun, sekaligus proyek KPS pertama yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. Proyek PLTU Batang ini sangat strategis untuk mengansipasi pertumbuhan listrik yang nggi khususnya di Jawa- Bali. Seap tahun beban puncak di sis- tem kelistrikan Jawa Bali tumbuh sekitar 1.000 MW. Saat ini beban puncak ternggi di Jawa Bali yang pernah di- capai adalah 23.900 MW yang terjadi pa- da tanggal 21 Ok- tober 2014. Proyek ini untuk menghindarkan ter- jadinya krisis listrik di Jawa Bali beberapa tahun ke depan. Konsorsium J-Power, Ithocu dan Adaro Mempercepat Proses Pembangunan PLTU Batang Dirut Dialog dengan Warga Batang Edisi 180 - 17 Maret 2015 Diterbitkan oleh Komunikasi Korporat – Sekretariat Perusahaan E : [email protected] Plnkita Suasana dialog Dirut PLN Sofyan Basir dengan warga di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (13/3)

Upload: vichaumahu

Post on 15-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PLN KITA

TRANSCRIPT

  • adalah pemenang tender proyek PLTU Jawa Tengah 21000 MW pada tang-gal 17 Juni 2011 yang selanjutnya te-lah membentuk PT Bhimasena Power Indonesia sebagai entitas pelaksana proyek.

    Sementara teknologi yang digunakan adalah ultra-supercritical, yang mem-iliki tingkat efisiensi dan emisi karbon lebih baik dari pembangkit batu bara yang dimiliki PLN saat ini sehingga merupakan PLTU ramah lingkungan. Di samping itu PLTU Jawa Tengah nantinya akan memanfaatkan pasokan batubara nasional berkalori rendah. Hal ini akan membantu PLN menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) dan menurunkan subsidi pemerintah. Proyek ini juga akan membuka peluang lapangan kerja kepada minimum 5000 penduduk setempat dan memberi peluang partisipasi komponen lokal dalam proses produksinya, dan selanjutnya hal ini akan mendorong bergulirnya roda ekonomi nasional.

    Karena terjadi kendala dalam pem-bebasan lahan maka kemudian Pemerintah menugaskan PLN untuk mengambil alih proses pembebasan lahan untuk keperluan proyek terse-but.

    Usai berdialog dengan warga, Dirut didampingi General Manager PLN Unit Induk Pembangunan VII, Wiluyo Kusdwiharto, melakukan kunjungan dan silaturahmi ke rumah-rumah war-ga yang tanahnya menjadi lokasi PLTU Batang dengan mengendarai motor. **

    Direktur Utama PLN Sofyan Basir ber-dialog dengan warga di Kelurahan Ka-ranggeneng, Kecamatan Kandeman, Ka-bupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (13/3). Langkah ini dilakukan Dirut terkait sosialisasi pembangunan PLTU Batang 2x1.000 Megawatt (MW) yang akan dibangun di daerah tersebut.

    Sofyan Basir menjelaskan keberadaan PLTU ini merupakan sesuatu yang telah direncanakan oleh negara untuk ke-maslahatan semua warga negara Indone-sia. Untuk itu PLN akan membebaskan sisa lahan yang belum terjual oleh warga dengan harapan masyarakat bisa mendapat lahan pengganti yang lebih baik dan lebih luas. Saya berharap dengan penjualan lahan ini masyarakat bisa mendapat amal jariyah dari pem-bangunan pembangkit dan penyaluran listrik, kata Sofyan Basir.

    Sofyan berharap warga segera menjual lahan mereka karena lahan masyarakat yang akan dibebaskan oleh PLN selanjut-nya akan menjadi aset negara. Secara tegas Dirut menyatakan bahwa dirinya tidak ingin PLN menerapkan Undang-undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum untuk pem-bebasan lahan karena akan ada efek me-maksa kepada pemilik lahan untuk menjual lahan mereka.

    PLN sebisa mungkin tidak mengharap-kan UU No. 2 Tahun 2012 dilaksanakan karena akan berdampak memaksa bagi warga untuk menjual lahan tersebut

    akan tetapi apabila lahan yang akan dibangun untuk PLTU tesebut tidak segera bebas maka UU tesebut akan segera dilaksanakan oleh negara, tegas Sofyan.

    PLTU Jawa Tengah merupakan proyek yang dipersiapkan dengan pola Kerjasa-ma Pemerintah Swasta (Public Private Partnership/PPP). Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) PLTU Jawa Tengah ini merupakan proyek PPP skala besar pertama dengan nilai inves-tasi lebih dari Rp 30 Triliun, sekaligus proyek KPS pertama yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.

    Proyek PLTU Batang ini sangat strategis untuk mengantisipasi pertumbuhan listrik yang tinggi khususnya di Jawa-Bali. Setiap tahun beban puncak di sis-tem kelistrikan Jawa Bali tumbuh sekitar 1.000 MW. Saat ini beban puncak tertinggi di Jawa Bali yang pernah di-capai adalah 23.900 MW yang terjadi pa-da tanggal 21 Ok-tober 2014.

    Proyek ini untuk menghindarkan ter-jadinya krisis listrik di Jawa Bali beberapa tahun ke depan.

    Konsorsium J-Power, Ithocu dan Adaro

    Mempercepat Proses Pembangunan PLTU Batang

    Dirut Dialog dengan Warga Batang Edisi 180 - 17 Maret 2015

    Diterbitkan oleh Komunikasi Korporat Sekretariat Perusahaan

    E : [email protected] Plnkita

    Suasana dialog Dirut PLN Sofyan Basir dengan warga di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (13/3)