dialog jumat

12
Anda kerap menggunakan zat pewarna makanan untuk aneka olahan? Jika benar begitu, Anda tak perlu ragu untuk menggunakan pewarna makanan yang terbuat dari serangga Cochineal. MUI telah menghalalkannya. Apa pertimbangannya? Pewarna dari Serangga 5 REPUBLIKA rang Amerika sudah men- capai bulan, kita masih saja mencari-cari bulan.” Geguyon itu menggambarkan betapa umat Islam di negeri ini masih saja disi- bukkan dengan urusan menen- tukan hilal. Hal ini terjadi karena beberapa pihak memiliki kriteria yang berbeda untuk menentukan hilal. Akibatnya, perbedaan dalam mengawali puasa Ramadhan, berhari raya Idul Fitri, atau Idul Adha kerap terjadi. Padahal, alangkah indahnya jika kita dapat melaksanakan semua itu bersama-sama. Kini, muncul upaya untuk menyamakan atau menyatukan kriteria hilal tersebut. Akankah berhasil? Dalam sejarah Islam, banyak sekali sufi yang menjadi seniman dan seniman yang men- jadi sufi. Bahkan, terkadang ada di antara mereka sulit membedakan mana di antara keduanya yang lebih menonjol pada diri seorang sufi. Memang, seni dan musik tak banyak disinggung dalam Alquran. Namun, Alquran itu sendiri melampaui karya seni terbaik mana pun. Baginya, penelitian adalah dunia yang sangat menarik. Penelitian pula yang membuatnya bisa melanglang buana. Karena itu, ia ingin lebih banyak lagi perempuan Muslim yang terjun ke ranah penelitian seperti dirinya. Tapi, mengapa ia begitu mengagumi dua perawi hadis terkemuka, Bukhari dan Muslim? laporan utama JUMAT, 14 OKTOBER 2011 / 16 DZULQAIDAH 1432 H n 1 Kagumi Bukhari dan Muslim Antara Sufi dan Seni 12 8 Dr Amelia Fauzia Banyak orang yang tenggelam dalam kesibukan, terutama pekerjaan, sehingga tak punya waktu untuk diri sendiri, bahkan juga untuk Sang Pencipta. Padahal, seorang Muslim harus mampu mengingat Allah kapan pun, di mana pun, dan dalam keadaan bagaimana pun. Maka, tetaplah berzikir. AMIN MADANI/REPUBLIKA MENUJU SATU HILAL Tetaplah Berzikir Meski Sibuk MOHAMMAD HANNON/AP 2 ’’O 8 PRAMAYUDA/ANTARA DOK PRIBADI

Upload: asmat

Post on 15-Mar-2016

256 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Republika, 14 Oktober 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Dialog Jumat

Anda kerap menggunakan zat pewarna makanan untuk aneka olahan? Jika benar begitu, Andatak perlu ragu untuk menggunakan pewarna makanan yang terbuat dari serangga Cochineal.MUI telah menghalalkannya. Apa pertimbangannya?

Pewarna dari Serangga 5

REPUBLIKA

rangAmerikasudah men-capai bulan,kita masih

saja mencari-cari bulan.” Geguyonitu meng gambarkan betapa umatIslam di negeri ini masih saja disi-bukkan dengan urusan menen-tukan hilal. Hal ini terjadi karenabeberapa pihak memiliki kriteria

yang berbeda untuk menentukanhilal. Akibatnya, perbedaan dalammengawali puasa Ramadhan,berhari raya Idul Fitri, atau IdulAdha kerap terjadi. Padahal,alangkah indahnya jika kita dapatmelaksanakan semua itubersama-sama. Kini, munculupaya untuk menyamakan ataumenyatukan kriteria hilal tersebut.Akankah berhasil?

Dalam sejarah Islam, banyak sekali sufi yang menjadi seniman dan seniman yang men-jadi sufi. Bahkan, terkadang ada di antara mereka sulit membedakan mana di antarakeduanya yang lebih menonjol pada diri seorang sufi. Memang, seni dan musik takbanyak disinggung dalam Alquran. Namun, Alquran itu sendiri melampaui karya seniterbaik mana pun.

Baginya, penelitian adalah duniayang sangat menarik. Penelitianpula yang membuatnya bisamelanglang buana. Karena itu, iaingin lebih banyak lagi perempuanMuslim yang terjun ke ranahpenelitian seperti dirinya. Tapi,mengapa ia begitu mengagumi duaperawi hadis terkemuka, Bukharidan Muslim?

laporan utama

JUMAT, 14 OKTOBER 2011 / 16 DZULQAIDAH 1432 H n 1

Kagumi Bukharidan Muslim

Antara Sufi dan Seni

12

8

Dr Amelia Fauzia

Banyak orang yang tenggelamdalam kesibukan, terutamapekerjaan, sehingga tak punyawaktu untuk diri sendiri, bahkanjuga untuk Sang Pencipta.Padahal, seorang Muslim harusmampu mengingat Allah kapanpun, di mana pun, dan dalamkeadaan bagaimana pun. Maka,tetaplah berzikir.

AMIN MADANI/REPUBLIKA

MENUJUSATU HILAL

Tetaplah BerzikirMeski Sibuk

MOHAMMAD HANNON/AP

2

’’O

8

PRAMAYUDA/ANTARA

DOK PRIBADI

Page 2: Dialog Jumat

Oleh Damanhuri Zuhri

Kecewa sekaligus pri-hatin. Itulah yang di -rasakan Imam Mus -thafa Kamal, direkturutama PT WiracandraMulia (WCM), lantar -

an umat Islam di Indonesia masih saja di -hadapkan pada masalah klasik dalampenentuan hilal.

Ayah empat anak yang pernah bekerjaselama tujuh tahun sebagai vice presidentpada Boat Builder Yacht Industry dengankonsentrasi pasar Amerika Serikat inimengaku sangat kecewa ketika melihatumat Islam Indonesia merayakan Le -baran berbeda.

“Mengapa hal ini terulang kembali dankembali. Pemerintah lemah dalam me -mimpin ormas-ormas Islam,” ujar priaberusia 44 tahun ini, Rabu (12/10), me -ngomentari perbedaan Hari Raya IdulFitri 1432 H lalu.

Sebagai Muslim, ia juga merasa sedihdan malu. Sebab, hal itu jelas-jelas me -nunjukkan terjadinya dualisme dalamber ibadah. Menurut dia, pihak-pihakyang berbeda pandangan dalam hal inimesti nya bisa mengedepankan cara ele -gan dengan tidak menonjolkan ego seba -gai yang paling benar. Apa salahnyakaidah dalam ilmu pengetahuan moderndipadukan dengan kaidah-kaidah penen-tuan hilal konvensional untuk menda -patkan hasil yang lebih akurat? “Marilah

bekerja lebih serius lagi untuk keluarga,masyarakat banyak, dan negara,” ucap -nya penuh harap.

Kekecewaan senada diungkapkan Us -taz Ziyad Ul Haq MA. Hafiz Alquran 30juz dan sarjana Perguruan Tinggi IlmuAl quran, ini berpendapat, sebaiknya ma -sing-masing ormas Islam bijak dan jernih

memandang persoalan hilal ini dan lebihmementingkan kepentingan umat, bukankepentingan pribadi, tokoh tertentu, ataugolongan dan kelompok. “Jangan sampaikemudian keputusan masing-masingormas membingungkan masyarakat luar,”tegasnya.

Suami dari Ade Halimah SQ, hafizah30 juz Alquran yang pernah men -jadi juara dunia dalam lomba hafalAlquran di Libya ini berpandang -an, setiap keputusan hendaknya di -dasar kan pada kepentingan umat.“Saya pikir, way out-nya simple.Kem bali kepada kaidah tashorru-furra’iyyah manuthun bil maslahah.

Artinya, keputusan pemerintah harusdidasarkan untuk kepentingan umat dantidak boleh memihak pada organisasi,”ujarnya.

Menurut Ziyad, kedua ormas Islamterbesar di Indonesia—dalam hal iniMuhammadiyah dan Nahdlatul Ulama(NU)—harus mau berlapang dada meng -ambil jalan tengah. Untuk itu, harus adamediasi yang tidak berpihak kepada salahsatu di antara keduanya, dalam hal inipemerintah. Jika rujukannya adalahhadis Nabi SAW: “Berpuasalah kaliankarena melihat bulan dan berhari rayalahkalian karena melihat bulan. Bila terha-lang awan, sempurnakan bilangan Sya’-

ban 30 hari”, lanjut Ziyad, masing-ma -sing pihak boleh berijtihad berdasarkanhadis itu. Meski demikian, harus diingat,persatuan adalah yang utama. “Kekom -pakan umat adalah skala prioritas.”

Pria kelahiran Tuban, Jawa Timur, 20Januari 1978 ini tidak tahu persis apakahdalam menetapkan hilal kedua ormas ter -sebut menggunakan dalil Alquran yangmenyebutkan pentingnya menaati ulilamri, yakni pemerintah, seperti yang ter-maktub dalam surah an-Nisaa (4) ayat 59.

Dalam hal ini, Ziyad menilai, pemerin -tah kurang tegas. Pemerintah mestinyabisa menyatukan kedua ormas itu. Ia ke -mudian membandingkan dengan Ma lay -sia. “Di Malaysia saja, apa pun organi sasi -nya, mereka bisa sepakat karena ini de mipersatuan umat,” kata penulis buku Psi -kologi Qur’ani dan Miracle of Tadarus ini.

Maka, ketika melihat perbedaan Le -baran di Indonesia, hatinya sedih. “Bukangalau lagi, tapi sedih. Karena setiap ele -men masyarakat bertanya-tanya kepadakita, harus ikut yang mana? Kalau saya,se cara pribadi kembali ke ayat itu, wa ulilamri minkum, mengikuti pemerintah.”

Mengenai Hari Raya Idul Adha yangbakal segera tiba, Ziyad berharap peme -rintah mampu menyatukan penetapanhilal tersebut sehingga memberikan kete-nangan kepada umat Islam. “Pada prin-sipnya, Idul Adha itu setelah wukuf diArafah. Jangan sampai kita Idul Adha, diArab Saudi baru wukuf, atau sebaliknyaterlalu jauh,” imbuhnya.

Kurangi egoAlumnus Universitas Al-Azhar, Kairo,

Mesir, Achmad Sudrajat MA, juga merasagalau dan cemas dengan adanya perbe-daan Hari Raya Idul Fitri lalu. “Karenasesuatu yang bisa disepakati, yang bisadikumpulkan menjadi satu kesatuan, ter-pecahkan karena hal-hal yang tidakprinsip,” kata Sudrajat.

Sejatinya, ia sangat berharap pihak-pihak yang terkait dalam masalah inimenemukan titik temu yang bisa mene-nangkan masyarakat. Sebab, menurut-nya, kedamaian dan ketenteraman umatlebih utama.

Mantan sekretaris duta besar RI untukQatar yang kini mengajar di SekolahTinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama iniberharap, pimpinan ormas legowo dudukbersama untuk menemukan titik temu.Pemerintah harus turun tangan denganmemanggil, mempertemukan, dan memu-tuskan hal itu menjadi satu kesatuan.

n ed: wachidah handasah

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011

laporan utama 2

Utamakan Ketenangan Umat

SAIFUL BAHRI/ANTARA

Oleh Indah Wulandari

P erbedaan penetapan 1 Syawal1432 H lalu memicu keprihatinankalangan umat Islam di Indonesia.Hal itu agaknya juga dirasakan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Maka, ketika memimpin sidang kabinet

paripurna, Selasa (6/9) lalu, ia memintaMUI dan para ulama lain agar dapat menen-tukan cara untuk memutuskan datangnya 1Syawal pada tahun-tahun mendatang.

“Berpikirlah dengan tenang dan jernihuntuk menetapkan Lebaran tahun men-datang,” pinta Presiden.

Seperti halnya Presiden, Majelis UlamaIndonesia (MUI) pun berharap tidak akanada lagi perbedaan penetapan Lebaran.“Ijtihad para ulama telah mulai dirintis seu-sai kontroversi penetapan Idul Fitri 1432 Hlalu,” kata Ketua MUI Ma’ruf Amin.

Dijelaskan Ma’ruf, sejak agama Islammenyebar pada abad ke-13, umat Islamselalu menggunakan perhitungan hilal gunamenentukan jatuhnya hari raya. Seiring ber-jalannya waktu, metode ini terus mengalamipenyempurnaan.

“Selain perhitungan hilal, perhitunganjuga menggunakan kitab-kitab,” kata Ma’ruf.

Kemudian, seiring perkembanganteknologi, penentuan juga bisa melalui ilmumodern. Ilmu modern yang dikembangkanLembaga Penerbangan dan AntariksaNasional (LAPAN) juga bisa digunakan.Yakni, melalui peneropongan bintang sertaperhitungan-perhitungan guna mencariakurasi.

MUI, seperti dikatakan Ma’ruf beberapawaktu lalu, juga mendukung upaya-upayauntuk menyamakan kriteria penentuan hilal.Menurut dia, selama masih ada perbedaankriteria itu, maka Lebaran ganda bakalkerap terjadi.

Dalam pandangan Ahmad Izzudin, pakarilmu falak dari Lajnah Falakiyah NU JawaTengah, para ulama dari ormas-ormas Islamperlu bertemu untuk mencari solusi gunamengatasi perbedaan itu. Izzuddin yang jugadosen Fakultas Syariah dan ProgramMagister Ilmu Falak IAIN Walisongo, Sema -rang, melihat perbedaan yang terjadi dalam

beberapa dasawarsa ini karena adanya keti-daksamaan dalam menerjemah kan maknawujudul hilal. Perbedaan itu, jelas nya,bukan karena organisasi, melain kan lebihpada cara memaknai hadis, “Ber puasalahkamu karena melihat bulan dan berbukalahkamu karena me-lihat bulan. Bila tertutupawan, sempurnakanlah bilangan Sya’banmenjadi 30 hari.”

Cara pandang dalam memahami hadisinilah, menurut Izzudin, yang menjadipangkal perbedaan dalam menetapkan awaldan akhir Ramadhan. Dari dasar itu, munculdua pemahaman dalam menentukan awalRamadhan dan awal Syawal. Pertama, ruk -yat, yaitu melihat hilal pada akhir Sya’banatau Ramadhan pada saat Maghrib atauistikmal (sempurna), dengan menyempur-nakan bilangan bulan menjadi 30 hari jikarukyat terhalang oleh awan (mendung).Kedua, hisab, yaitu menggunakan perhitun-gan yang didasarkan pada peredaran bulan,bumi, dan matahari.

Masalahnya, lanjut Izzudin, yang seringdijadikan dasar pemerintah tampaknyahanya dari dua ormas, yakni NU danMuhammadiyah. “Pemerintah harus bisa

menjadi fasilitator, sepertimembentuk halaqah alimulama,” katanya.

Pada saat yang sama,Muhammadiyah sangat meng-hargai perbedaan yang terja-di. “Tapi, sebaiknya kalau adadua pendapat yang berbeda,pemerintah harus mengu-mumkan dua versinya,” ujarKetua PP MuhammadiyahAbdul Fatah Wibisono.

Pertimbangannya, menurutFatah, pemerintah berada disisi pengatur di luar urusankeagamaan. Dia pun meng -acu pada UUD 1945 Pasal29 ayat 2 bahwa negara men-jamin kemerdekaan tiap pen-

duduk untuk beribadah sesuai keyakinanmasing-masing. “Pemerintah tak punyaotoritas untuk memulai atau mengakhiriibadah tiap-tiap umat beragama,” tegasFatah.

Dari sisi penentuan hilal untuk menetap-kan awal puasa Ramadhan atau Lebaran,Fatah melihat ada kesan pemerintahmelakukan pemaksaan. Caranya, denganmenimbang tercapainya ketinggian hilal didua derajat. Padahal, lanjutnya, adaberagam penganut penentuan hilal denganmetode tertentu di Indonesia.

“Nabi Muhammad tak pernah bertanyaketinggian hilal dan tak pernah melarangadanya ahli hisab,” cetus Fatah.

Meski demikian, kata dia,Muhammadiyah pada dasarnya tidakantirukyat. Tapi, menginginkan adanya ijti-had untuk menemukan kebenaran serta kri-teria yang disepakati bersama para ulama.“Masyarakat pun bisa memilih mana yangdiyakininya sebagai dasar penghitungan.”

n ed: wachidah handasah

NU–Muhammadiyah diminta

berlapang dadamengambil jalan

tengah.

l Sidang itsbat di Kementerian Agama

Semoga tak Ada LagiLebaran Ganda

RENO ESNIR/ANTARA

Page 3: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011

laporan utama 3

Oleh Damanhuri Zuhri

Hari Raya Qurban atauHari Raya Idul Adhaatau juga dikenal de -ngan sebutan LebaranHaji 1432 H dalamka lender nasional

akan jatuh pada Ahad, 6 November 2011.Berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri 1432H lalu, umat Islam di Indonesia dipredik-si akan merayakan Idul Adha bersama-sama.

Direktur Jenderal Bimbingan Masya -rakat Islam Kementerian Agama, Prof DrNasaruddin Umar, juga meyakini hal itu.“Saya kira nanti akan aman lah,” kataNasaruddin usai memberikan tausiah dihadapan peserta Pelatihan PsikologiQur’ani Berbasis Miracle of Tadarus diJakarta, belum lama ini.

Lebih lanjut, Rektor Institut PTIQ(Perguruan Tinggi Ilmu Alquran) Jakartaini menjelaskan, nantinya hilal tidakberada di bawah dua derajat. “Kalau duaderajat lewat ada yang melihat sudah bisadiakui. Tapi, kemarin ada yang melihat,tapi di bawah dua derajat, itu dianggap.”

Saat ditanya langkah-langkah apa sajayang akan dilakukan pemerintah agarpenetapan hilal bisa sama, Guru BesarUniversitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta ini mengatakan,perlu dialog dan diskusi terus-menerus.“Ini saya kira memerlukan waktu karenamerombak struktur berpikir, merombakmetodologi kajian, dan merombak opiniyang sudah mengakar dalam masyarakat.Jadi, metode rukyat atau hisab pemerin-tah dan masyarakat itu semua harusbergeser sedikit untuk mencapai sebuahkesamaan.”

Mengenai anggapan bahwa pemerin-tah kurang tegas, terutama dalam meng -atasi sikap pimpinan ormas dalam pene-tapan hilal, Nasaruddin menjawab,“Harapan powerfull itu saya kira bukanzamannya. Jadi, kita pakai soft of power,bukan hard power. Bukan pakai tanganbesi, tapi menggunakan special message,”

jelasnya.Memang, menggunakan special mes -

sage atau soft of power memerlukanwaktu dan kesabaran. “Kuncinya sabar.Semua pihak harus bersabar. Jadi, peme -rintah harus sabar, rakyat harus sabar,ulama harus sabar, dan semua harussabar.”

Peneliti senior pada Lembaga Pener -bangan dan Antariksa Nasional (LAPAN),Thomas Djamaluddin, juga mempredik-si pelaksanaan Hari Raya Idul Adha nantibisa seragam. “Insya Allah akan seragamkarena posisi bulan bukan pada keting-gian kritis,” ungkap anggota Badan Hisabdan Rukyat Kementerian Agama ini.

Pria kelahiran Purwokerto, 23 Januari1962 ini juga merasa prihatin denganLebaran ganda yang baru lalu. Menurutdia, soal kecil bisa jadi rawan bila adapemicu lain yang tak terduga. “Bagi yangmelaksanakan Idul Fitri lebih dulu, bisasaja menganggap saudaranya yang masihberpuasa, puasanya itu haram. Sebalik -nya, bagi yang masih berpuasa, meng -

anggap saudaranya yang sudah Id se -harusnya masih wajib puasa. Walau takterjadi hal yang rawan, Lebaran gandatidak nyaman secara sosial,” ujar Thomas,yang saat kuliah di ITB aktif dalamkegiatan di Masjid Salman.

Banyak dari kita yang bertanya-tanya,mengapa umat Islam di negara lain bisamerayakan hari raya bersama-sama”Tentang hal ini, Thomas menjelaskan, dibanyak negara otoritasnya tunggal danditaati, baik atas dasar peraturan perun-dang-undangan—misalnya Arab Saudi,Malaysia, Brunei Darussalam—maupunkarena tidak ada pilihan lain. Di Indo -nesia, otoritas pemerintah belum disep-akati walau ada fatwa MUI Nomor 2/2004tentang wajibnya umat Islam Indonesiamengikuti keputusan pemerintah. “Oto -ritas ormas Islam masih cukup kuat de -ngan berlindung pada UUD 1945 Pasal29 tentang Kebebasan Beragama.”

Diakuinya, masih ada kecenderunganego organisasi, terutama pada ormas be -sar yang pengikutnya sangat banyak.

“Dengan ego organisasi itu, mereka cen-derung tidak memerhatikan dampakkebingungan yang dialami umat Islamsecara umum, karena mereka fokus padakonsolidasi pengikutnya saja.”

Kriteria baruPerbedaan dalam penetapan awal

bulan Qamariyah yang kerap terjadi ini,menurut Thomas, masalah utamanyaadalah perbedaan kriteria dalam penen-tuan hilal. Karenanya, upaya untukmeng atasi perbedaan itu adalah semuaormas Islam harus mau mengubah krite-rianya ke kriteria baru yang disepakati.

Lebih lanjut, Thomas mengungkap-kan, sudah sekian ratus tahun perdebatansoal dalil rukyat dan hisab tidak pernahselesai. Masing-masing memperkuatargumentasinya sehingga paham rukyatdan paham hisab semakin menjauh,hampir tidak mungkin mengompromikandalil. Titik temunya, menurut dia, adalahpenyamaan kriteria menuju kriteriaimkanur rukyat, yaitu kriteria hisab yang

bisa disetarakan dengan rukyat. “Dengan kriteria itu, awal bulan yang

ditetapkan dengan hisab akan sama hasil-nya dengan rukyat karena didasarkanpada kemungkinan rukyat dari data hasilrukyat jangka panjang,” jelasnya.

Pemerintah, jelas dia, menggunakankriteria hasil kesepakatan ormas-ormasIslam, yaitu kriteria “2,3,8”, yang disebutjuga sebagai kriteria MABIMS (kesepa-katan menteri-menteri agama BruneiDarussalam, Indonesia, Malaysia, danSingapura). Kriteria itu adalah (a) tinggibulan minimal dua derajat, (b) jarakbulan-matahari minimal tiga derajat, dan(c) umur bulan minimal delapan jam.“Kesepakatan itu dirumuskan pada 1998,walau wakil Muhammadiyah meno-laknya,” ujarnya.

Tentang lokakarya yang diprakarsaiKemenag dalam upaya mengatasi perbe-daan dalam penentuan hilal, Thomasmenyebut, lokakarya itu menegaskankembali krietria “2,3,8” tersebut.

n ed: wachidah handasah

Pelaksanaan awal puasa Ramadhan atauHari Raya Idul Fitri yang kerap terjadi sung-guh menguras energi dan emosi umatIslam. Karena itu, sungguh bisa dipahami

bila umat berharap hal seperti itu tak terjadi lagipada masa depan. Lalu, muncul upaya untuk menya-makan kriteria penentuan hilal. Masalahnya,akankah hal itu bisa terwujud dalam waktu dekat?Dan, benarkah penyatuan kriteria itu merupakanlangkah terbaik? Mencari jawab atas pertanyaan-per-tanyaan itu, wartawan Republika Indah Wulandarimewawancarai astronom dari ObservatoriumBosscha, Bandung, Dr H Moedji Raharto. Berikutpetikannya:

Kerap kali terjadi perbedaan dalam penetapanawal puasa Ramadhan maupun Lebaran diIndonesia. Bagaiman pendapat Anda?

Perbedaan Lebaran dan awal puasa menimbulkankekurangnyamanan dalam kehidupan bermasyarakatmaupun bernegara. Perbedaan harus segera diakhiri.Penyatuan kalender Islam merupakan kebutuhanmasyarakat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia.

Umat Islam di Indonesia mempunyai semangatuntuk bersatu dalam penentuan awal bulan Islam,tapi belum menetapkan agenda atau langkah-langkah konkret untuk mewujudkannya. Perlukesungguhan untuk mewujudkan kebutuhan nasionalumat Islam Indonesia, jangan terjebak dalam per-soalan-persoalan emosional yang menguras tenaga.Lebih baik tenaga kita dikerahkan untuk menetapkanlangkah-langkah konkret penyatuan dalam penetap -an awal bulan di Indonesia.

Ada unsur syariah dan sains tentang hilal yangperlu dipahami bersama. Langkah berikutnya adalahmengkaji independensi konsep awal bulan Islam danmencari penyatuan konsep awal bulan. Yang disatu -kan adalah konsepnya, implikasinya juga perludipikirkan untuk disosialisasikan dan disepakati.

Kalau kita ingin mendudukkan kebenaran sebagaibagian dari pengambilan keputusan dan berniat inginmengajak masyarakat ke arah yang benar, ya harusdimulai. Sama-sama membina umat dalam merukyat

dengan cara yang cermat dan belajar sepakat, bela-jar mengevaluasi kesepakatan tanpa pamrih karenaAllah semata.

Sepengetahuan Anda, apakah perbedaansemacam ini hanya terjadi di Indonesia ataukahnegara lain juga mengalaminya?

Kuncinya di suatu negara bisa bersatu dalampenetapan awal bulan Islamnya bila ditetapkan olehsatu pemimpin walaupun mungkin keputusannyakontroversial. Di beberapa negara lain juga samaseperti di Indonesia, terjadi pro dan kontra terhadaphasil pengamatan hilal yang menjadi isu pokok.

Apa sebenarnya penyebab terjadinya perbedaanpenentuan hilal di negeri kita?

Pemahaman hilal disederhanakan dengan kriteriayang belum memenuhi visibilitas hilal. Jadi, kriteriabisa sangat beragam, tapi tidak menyentuh kriteriavisibilitas hilal yang berdasar sains hilal. Jadi, tidakkonsisten bila cara hisab dan rukyat diterapkan,pasti akan ada kesenjangan.

Apa yang bisa dilakukan pemerintah, ulama, danpara ahli astronomi, termasuk Anda, untuk meng -atasi hal itu?

Karena perannya membina umat beragama,pemerintah perlu mempunyai agenda untuk mem-fasilitasi pertemuan para ahli hisab dan rukyat,serta ulama dan ahli astronomi. Ulama dan ahliastronomi sebaiknya berperan mencerahkan per-soalan dari sisi syariah dan sains hilal sehingga seti-ap keputusan mempunyai dasar yang kuat dari syari-ah dan sains hilal.

Apakah penyamaan kriteria penentuan hilalmerupakan sesuatu yang mendesak? Anda op -timistis hal itu terwujud?

Betul, sesuatu yang mendesak karena suasanabisa berkembang pada masalah-masalah yang tidakseharusnya terjadi. Misalnya, menyebarkan SMS be -rita yang tidak benar, menyesatkan, yang bisa beru-jung pada kebingungan dan ketegangan di masya ra -

kat. Saya optimistis, bagaimana mendorong ke mau -an dengan kesungguhan usaha-usaha penyatuan.

Kendala-kendala yang mungkin muncul?Iktikad baik ingin bersatu bila tidak diagendakan

oleh masing-masing ormas dan disinkronkan de -ngan pemerintah tentunya akan jalan di tempat.Usaha yang tidak sungguh-sungguh, tidak tuntas,akan membuat usaha penyatuan terbengkalai.

Prediksi untuk jatuhnya 1 Dzulhijah dan IdulAdha 1432 H yang sebentar lagi datang?

Ijtimak Kamis, 27 Oktober 2011, pukul 02.56WIB, tinggi bulan di wilayah Indonesia di atas duade rajat (antara lima hingga tujuh derajat). Di Pe la -buhan Ratu di atas enam derajat dan luas bulansabit sebesar satu persen. Ini tergolong hilal yangsulit, hilal prestatif untuk diamati di Indo -nesia pada tang gal 27 Oktober 2011setelah matahari terbenam. Jadi,di Indonesia, Insya Allah 1Dzul hijah 1432 H jatuh padaJumat 28 Ok tober 2011dan 10 Dzul hijah 1432 Hjatuh pada Ahad, 6 No -vember 2011. n ed: wachidah handasah

wawancara

Idul Adha, Insya Allah SeragamPosisi bulan

bukan pada ke -tinggian kritis.

EDI YUSUF/REPUBLIKA

WIHDAN HIDAYAT

Dr H Moedji Raharto

Perbedaan Harus Segera Diakhiri

Page 4: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011

tuntunan 4

Oleh Wachidah Handasah

ombong itu adalahme no lak kebenar -an dan me re meh - kan ma nu sia.” (HRMus lim). De mikianperingatan keras

Rasulullah SAW terhadap orang-orangyang bersikap som bong.

Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dikategorikan kesom-bongan. Celaka nya, kerap kali kitatidak me nyad ari nya. Ulama terkemu-ka Arab Sau di, Syekh Muhammad Sha -lih al-Utsai min, dalam buku nya, HalalHaram dalam Islam, mencontohkanbeberapa sikap sombong, di antaranyamemban tah guru, memperpanjang pem-bicaraan, serta menunjukkan adabburuk kepada nya.

“Bentuk kesombongan lain adalahmenganggap rendah orang yang telahmemberikan masukan kepadamu ha nyaka rena dia ber asal dari kalangan yanglebih ren dah darimu,” kata al-Utsaimin.Ini banyak menim pa para penuntut ilmu.Bila ada seseorang yang me ngabarkansesuatu sedangkan pem beri ka bar ituposisi keilmu annya lebih rendah darinya,dia menganggap ren dah berita itu dantak mau menerimanya.

Padahal, seperti termaktub da lamkitab Al-‘Ilmi, ilmu akan meng hindardari orang yang som bong dan selalumerasa diri nya lebih tinggi dari yanglain. Ibarat air, ia selalu menghindaritempat yang tinggi. Sebab, tem pat yangtinggi akan menying kirkan aliran airke kanan atau kiri dan tidak akan adayang tergenang di atas nya. Begitu pulahalnya dengan ilmu, tidak akan mene -tap bersama kesombongan dan keang -kuhan, bahkan bisa jadi ilmu itu ter-cabut karena ke sombongan tersebut.

Karena sifat sombongnya, se seorangselalu menganggap apa yang diucap-kannya benar, sedang kan orang lainsalah. Orang som bong, menurut al-Utsaimin, biasa nya gila pujian. Jikamengetahui banyak orang memujinya,ia gi rang bukan main dan ber tam bahlahkeangkuhannya. Se lain karena merasabanyak ilmu, tak sedikit pula orangyang men jadi sombong lantaran banyakharta. Namun, ada pula orang yangtidak kaya alias miskin tapi masih sajasombong. Tentang hal ini, Ra sulullahSAW juga mem beri pe ringatan lewatsebuah Hadis: “Orang fakir yangberlaku som bong termasuk orang-orangyang tidak akan diajak berbicara olehAllah pada hari kiamat. Allah jugatidak akan menyucikan, tidak akanmemandang mereka, dan bagi mereka

azab yang pedih.” (HR Muslim).Seorang yang alim atau memiliki

pengetahuan agama yang baik, menu rutal-Utsaimin, tidak sela yaknya ber sikapseperti orang ka ya, di mana se tiap kalibertambah ilmunya bertambah pulakesombongannya. Mestinya, setiap kalibertambah ilmu ber tambah pula tawad-hunya (ren dah hati). Con tohlah akhlak

Nabi Muhammad SAW. Beliau senanti-asa tawadhu pada kebenaran dan ta wa -dhu pula kepada se sama.

Lantas, jika suatu kali terjadi ben-turan antara tawadhu pada kebenarandan tawadhu pada manusia, manakahyang harus diutamakan? Mengutipkitab Al-‘Ilmi, al-Utsaimin menegas -kan, tawadhu pada kebenaran lebih

diutamakan. “Misalnya, jika ada orangyang mencela kebenaran dan merasabangga ber mu suhan dengan orang yangmengamal kan kebenaran, maka dalamkon disi ini eng kau tidak boleh ber sikaptawadhu ke padanya. Debat lah orangitu sekali pun ia menghina atau me -makimu. Ba gai manapun eng kau harusmenolong kebenaran.” n

Menjauhi Sikap SombongIlmu tidak akan me ne tap bersama

kesombong an dan ke ang kuhan.

Dalam hukum Islam, transaksi tunai dan kredit

dibolehkan. Dalam transaksi tunai, uang dan

barang dipertukarkan secara simultan; sementara

dalam transaksi kredit, barang diserahkan terlebih

dahulu yang diikuti dengan uang pada saat jatuh

tempo atau sebaliknya, uang diserahkan terlebih

dahulu, kemudian barang diserahkan selang be-

berapa waktu berikutnya. Dalam Islam kita me-

ngenal istilah salam. Secara bahasa, salam atau

salaf artinya terdahulu. Sedangkan menurut termi-

nologi ilmu fiqih, salam atau salaf adalah jual beli

ter-hadap satu barang yang digambarkan dan dalam

kepemilikan dengan pembayaran tunai dalam per-

janjian, tetapi penyerahan barangnya tertunda.

Islam menyarankan dalam transaksi perdagangan

untuk dicatat, terutama ketika pembayaran dan

pengiriman barangnya ditunda (Afzalurrahman,1982:25).

Dalam bermuamalah secara tidak tunai,

Allah memerintahkan untuk menuliskannya.

Dalam surat Al Baqarah ayat 282 : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalahtidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,hendaklah kamu menuliskannya. Rasulullah s.a.w.

menganjurkan dalam salam untuk menggunakan

takaran yang pasti, timbangan yang pasti dan waktu

yang pasti. Dari Ibnu Abbas r.a. katanya : ”Nabi

s.a.w., datang ke Madinah, sedangkan mereka

tengah mensalafkan buah dua atau tiga tahun.

Sabda Nabi s.a.w.: ”Barangsiapa mensalafkansesuatu, maka hendaklah dengan takaran yangpasti, timbangan yang pasti dan untuk masa yangpasti” (Bukhari dan Muslim). Dari Abdullah bin

Abu Mujalid r.a. katanya : Abdullah bin Syaddad

bin Haad pernah berbeda pendapat dengan Abu

Burdah tentang salaf. Alu mereka utus saya kepada

Ibnu Abi Aufa. Lantas saya tanyakan kepadanya

perihal itu. Jawabnya, ”Sesungguhnya pada masa

Rasulullah s.a.w., pada masa Abu Bakar dan pada

masa Umar, kami pernah mensalafkan gandum

sya’ir, buah anggur dan kurma. Dan saya pernah

pula bertanya kepada Ibnu Abza, jawabnya pun

seperti itu juga.” (Bukhari).

Dari Muhammad (Abdullah)bin AbuMujalid r.a, katanya : ”Abdullah bin Syaddad danAbu Burdah mengutusku kepada Abdullah bin AbiAufa, keduanya berkata : Tanyakanlah, pernahkahpara sahabat Nabi s.a.w., mensalafkan gandum padamasa Nabi s.a.w. ?” Abdullah berkata, ”Kami de -ngan penduduk Syam peranakan pernah men-salafkan gandum, sya’ir dan minyak dengan takaranayng pasti hingga masa yang pasti.” Aku berkatakepada orang yang punya pohon. Kata Abdullah,”Kami tidak pernah bertanya kepada mereka tentanghal itu.” Kemudian keduanya mengutus saya kepadaAbdurrahman bin Abza, lalu saya bertanya kepada-nya. Jawabnya, ”Para sahabat Nabi s.a.w., pernahmensalaf pada masa beliau, tetapi kami tidak pernahbertanya kepada mereka apakah mereka mempunyaikebun atau tidak.” (Bukhari).

Dalam Islam, yang tidak dibolehkan adalahuang dan barang dipertukarkan selang beberapawaktu setelah kontrak ditandatangani. Praktek inilahyang dinamakan kali-bi-kali Jika transaksi semacamini dibenarkan, akan timbul pasar emas, perak, danasset berharga lainnya dan sebagian tabungan yangdimiliki akan dialokasikan untuk transaksi spekulatifini. Dalam hal ini tidak ada nilai tambah untuk per-ekonomian secara keseluruhan. Pendapatan hanyadinikmati oleh pemilik modal sehingga menciptakanketidakseimbangan arus uang dan barang. Larangantransaksi ini dengan sendirinya akan mencegah ter-jadinya penyimpangan penggunaan tabungan untukhal-hal selain produksi barang dan jasa, yaitu men-cegah terciptanya pasar uang, seperti halnya mence-gah terciptanya loan market dengan menghapusriba. (Sadr, 1989). � Adv.

IQTISHAD (EKONOMI ISLAM)

Oleh: Prof. Dr. M. Suyanto

Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta

www.amikom.ac.id

Kebijakan Moneter Mencegah Penyimpangan (9)

’’S

AGUNG SUPRIYANTO

Page 5: Dialog Jumat

REPUBLIKA

5JUMAT, 14 OKTOBER 2011

fatwa

Oleh Wachidah Handasah

Yoga, bagi keba -nyak an masyara -kat In donesia,umum nya dipa-hami sebagai sa -lah satu bentuk

olahraga pernapas an. Biasanya,yoga diajarkan di sang gar-sanggarsenam dan kebugaran.

Namun, setelah diteliti dan di -kaji oleh tim Majelis Ulama In do -nesia (MUI), persoalan yoga ter -nya ta tidak sesederhana itu. Ter -lebih, setelah Ahli Majlis Muza -karah Fatwa Kebangsaan (AM -MFK) Ma laysia mengharam kanyoga. Dari sini, muncullah banyakpertanyaan seputar status hukumyoga. Pada saat yang sama, munculpula de sak an agar MUI mengkaji,membahas, dan memfatwakanmasalah yoga.

Istilah yoga berasal dari akarkata Sansekerta ‘yuj’ yang arti -

nya menyatukan diri denganTuhan. Pendiri yoga, Rsi Pa -

tan jali, membahas yoga da -lam bukunya, Yoga Sutra.

Ia mengatakan, yoga me -rupakan sarana pengen-dalian pikiran. Menu -rut nya, pikiran dapatdikendalikan denganterus-menerus mem-praktikkan yoga danmelepaskan ikatan

duniawi. Urutan yang harus dila -ku kan saat berlatih yoga adalahpranayama, asana, dan meditasi.Jika sudah mahir, meditasi dila ku -kan di awal.

Yoga sesungguhnya sudah adasejak enam abad sebelum Masehi,jauh sebelum agama Hindu lahir.Awalnya, yoga tidak terkait denganagama apa pun. Tetapi dalam per -kembangannya, banyak pendetaHindu yang mendalami yoga yangkemudian melakukan asimilasiyoga dengan ajaran agama Hindu.Meski demikian, yoga sendiri tidakseluruhnya dikembangkan atauberkembang dalam bingkai agamaHindu. Dalam arti, ada yoga yangtidak bercampur dengan ajaranagama. Setelah berjalan sekianabad, yoga berkembang ke dalamberbagai aliran, seperti BhaktiYoga, Hatha Yoga, Vinyasa, Eing -gar, dan Bikram.

Dalam aliran-aliran tersebut,ada aliran yang murni bersifatritual dan spiritual agama Hindu.Namun, ada pula aliran yanghanya berbentuk olahraga perna-pasan dengan tujuan semata-matauntuk kesehatan.

Tiga bentuk Terkait hal ini, MUI membentuk

tim khusus yang bertugas mengka-ji praktik yoga di Indonesia. Darihasil kajian itu, praktikyoga di Indonesia dapatdiklasifikasikan dalam

tiga bentuk. Pertama, yoga bhakti.Ini adalah yoga yang murni me -ngandung ritual dan spiritualagama Hindu. Setiap gerakan da -lam yoga bhakti bukan merupakanolahfisik semata, melainkan meru-pakan gerakan simbolis yang me -lambangkan sejumlah kegiatan ri -tual, yakni hubungan dengan Tu -han. Tim MUI menemukan praktikyoga jenis ini pada setidaknya duasanggar yoga di Bali.

Kedua, yoga dengan meditasidan menggunakan mantra-mantra.Yoga jenis ini merupakan kegiatanolahraga yang disertai denganmeditasi dan membaca mantra-mantra tertentu. Berdasarkan hasilpenelitian tim MUI, ucapan atausuara dalam yoga jenis ini baru ter-batas pada ucapan-ucapan untukmemusatkan perhatian atau kon-sentrasi dan untuk memotivasi diri.Sementara untuk meditasi, dise -suaikan dengan agama dan keya -kinan peserta.

Ketiga, yoga murni olahraga. Iniadalah yoga

yang murnim e r u p a k a nk e g i a t a n

olahraga yang menyeimbangkanbody, mind, dan soul yang tidakterkait dengan keyakinan dan ri -tual agama tertentu. Dalam yogajenis ini, ada terminologi yangmenggunakan bahasa Sansekerta,tetapi tidak terkait dengan ajaranagama tertentu. Praktik yoga se -ma cam ini banyak ditemukan disanggar-sanggar senam yoga diDKI dan Bandung. Meski demi -kian, perlu diwaspadai masuknyaunsur-unsur agama lain dalampengajaran yoga ini.

Setelah melalui pembahasandan pengkajian mendalam, KomisiFatwa MUI menetapkan hukumyoga. Yaitu, yoga yang murni ritualdan spiritual agama lain, hukummelakukannya bagi orang Islamadalah haram. Begitu pula yogayang mengandung meditasi danmantra atau spiritual dan ritualajaran agama lain, MUI menetap-kan hukumnya haram sebagailangkah preventif agar tidakmerusak akidah (sadd al-dzari’ah).

Sedangkan, yoga yang murniolahraga pernapasan untuk kepen -tingan kesehatan, hukumnya mu -bah (boleh). n

halalan thayyiban

Oleh Wachidah Handasah

Anda kerap menggunakan zatpewarna makanan untukaneka olahan? Jika benarbegitu, Anda mungkin perlu

kenal lebih jauh dengan zat pewarnayang terbuat dari serangga, khususnyaserangga bernama Cochineal. Seranggaini banyak terdapat di kawasan AmerikaSelatan dan Meksiko.

Serangga ini, seperti dilansir lamanhalalmui.org, menghasilkan asamcarminic sekitar 17-24 persen daribobot tubuhnya. Asam carminic ini dapatdiekstraksi dan dibuat pewarna carmineuntuk produk makanan.

Di kalangan ahli fikih, ada beberapapendapat terkait penggunaan seranggasebagai bahan pewarna. Ada yang mem-bolehkan, ada pula yang meng-haramkan. Menurut mazhab Syafi’i,pemanfaatan serangga untuk bahan kon-sumsi hukumnya haram. Dengandemikian, zat pewarna yang diambil dandibuat dari yang haram, hukumnyaharam pula.

Namun dalam sejumlah kitab fikih,serangga itu disebut al-hasyarat. Hewanini ada yang darahnya mengalir dan adapula yang tidak mengalir. Dalam hal ini,serangga yang darahnya mengalir,

bangkainya adalah najis. Sebaliknya,serangga yang darahnya tidak mengalir,bangkainya dinyatakan suci.

Dalam pandangan Imam Syafi’i danAbu Hanifah, serangga hukumnyaharam. Sebab, ia termasuk khabaits(hewan yang menjijikkan). “... Dan ia(Rasulullah) mengharamkan yangkhabaits (menjijikkan).” (QS 7: 157).

Adapun Imam Malik, Ibnu Abi Layla,dan Auza’i berpendapat, seranggahukumnya halal selama tidak memba-hayakan. Dan, Cochineal adalah jenisserangga yang tidak membahayakan.Maka, menurut pandangan para imamini, zat pewarna yang dihasilkan dariCochineal hukumnya halal sehingga

dapat dipergunakan untuk pewarna pro-duk makanan dan minuman.

Sebagian ulama lain berpendapat,Cochineal termasuk jenis belalang.Berdasarkan hadis Nabi, belalanghukumnya halal.

MUI menghalalkanBerdasarkan pandangan-pandangan

di atas, para ulama di Komisi Fatwa MUIkemudian membahas hukum terkaitpewarna dari serangga Cochineal ini.Setelah melalui pembahasan dan perde-batan yang alot, sidang pleno KomisiFatwa akhirnya menyepakati dan mene-tapkan fatwa halal untuk pewarnamakanan-minuman dari serangga

Cochineal. “Ketetapan fatwa ini

merupakan hasil pembahasan yangdilakukan secara maraton dalam tempoyang lama, sejak periode Maret 2011yang lalu,” kata Lukmanul Hakim, direk-tur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI,Agustus lalu.

Dalam menetapkan fatwa halal ini,ada sejumlah hal yang menjadi dasarpertimbangan. Di antaranya, bahanpewarna ini mengandung nilai manfaatdan kebaikan bagi manusia, tidak berba-haya untuk dikonsumsi. Juga tidak adaracun pada serangga Cochineal.Bahkan, ekstrak serangga ini telahdikonsumsi sejak abad ke-15 oleh sukuAztec dan Maya di Amerika Latin.

Pertimbangan berikutnya, darahhewan ini tidak mengalir sehinggabangkainya pun dinyatakan suci. Selainitu, Cochineal memiliki kedekatan

(kesamaan) de -ngan belalang yang di -

halalkan secara nas.Sementara dalam penelaahan awal,

para ulama di Komisi Fatwa MUI menge-mukakan, serangga sejenis Cochinealmasuk dalam kategori al-hasyarat.Dalam hal ini, sebagian anggota KomisiFatwa membenarkan pendapat ulamadari mazhab Maliki yang menghalalkanmemakan al-hasyarat sepanjang ber -manfaat, tidak membahayakan, sertadisembelih sesuai dengan kaidah sya -riah.

Penetapan fatwa halal ini juga seba-gai respons atas perkembangan ilmudan teknologi (iptek). Berkat perkemban-gan iptek, bahan yang semula dianggaptidak berguna atau bahkan memba-hayakan, ternyata belakangan dapatdimanfaatkan untuk membuat bahanpangan. Salah satunya, zat pewarna dariserangga Cochineal. n

Hindari yoga yangmemperagakan unsurmeditasi dan mantra.

LIFESTYLO.COM

MENCERMATI HUKUM YOGA

Pewarna Makanan dariSerangga, Halalkah?

REALMODERNMAN.COM

CAKEALICIOUS.COM

Page 6: Dialog Jumat

Oleh Damanhuri Zuhri

Ruang tamu berukuran4x10 meter di kediamanH Saring Joyo Saputromenjadi tempat bagi 16santri untuk mondokdan belajar. Ruang se -

derhana ini pun kini menyandang nama:Rumah Tahfidz Al-Anshar. Rumahtahfidz yang berada di Sewon, Bantul,Yogyakarta, ini diresmikan pada akhirtahun 2009 silam.

Manajer Area Program PembimbitanPenghafal Alquran (PPPA) DaarulQur’an Yogyakarta, Irfan Yudha Satriya,menjelaskan Rumah Tahfidz Al-Ansharmerupakan rumah tahfidz binaan PPPADaarul Qur’an Yogyakarta. Sebanyak 16santri dibimbing Ustazah Murfi’ah yanghafal Alquran 30 juz dari PondokPesantren Miftahul Ulum 2, Yogyakarta.

“Rumah Tahfidz Al-Anshar Bantulmerupakan rumah tahfidz khusus akhwat(putri), yang seluruh biayanya ditopangdari bantuan PPPA Yogyakarta sebesarRp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulannya,mulai dari biaya makan, biaya sekolah,dan peralatan hingga insentif ustazah,”

kata Irfan dalam siaran pers yang dite -rima Republika, Rabu (12/10).

Rumah tahfidz yang memiliki kegiatanekstra berupa hadroh dan shalawatan ini,menurut Irfan, telah menorehkan berba-gai prestasi. Salah seorang santri rumahtahfidz ini, misalnya, berhasil menjuaraiMusabaqah Hafal Alquran antarrumahtahfidz se-Daerah Istimewa Yogyakarta.“Salah satu santri juga pernah menjadijuara MTQ antarsekolah sekecamatandan akan maju ke MTQ tingkat Kabu -paten Bantul,” imbuh Irfan.

Meski kondisi Rumah Tahfidz Al-Anshar saat ini terbilang masih kurangdibandingkan rumah tahfidz lain yangsudah mandiri, kata dia, sesungguhnyaRumah Tahfidz Al-Anshar memilikipotensi yang sangat besar, yakni dengandikembangkannya budidaya ikan lele.

“Rumah Tahfidz Al-Anshar mempu -nyai potensi ekonomi peternakan ikan

lele yang nantinya diharapkan dapatmenjadi rumah tahfidz mandiri.”

Sementara itu, Haji Saring yang kiniberstatus pensiunan PNS mengaku sangatsenang rumahnya dijadikan rumahtahfidz, sebuah tempat bagi anak-anakbelajar dan menghafal Alquran. Sejakkecil, ia memang suka dengan orang yangmenghafal Alquran. Dan, ia merasabersyukur karena menantunya Murfi’ahyang hafal Alquran 30 juz siap memberibimbingan kepada para santri.

Disebutkan, Rumah Tahfidz Al-Ansharberawal dari sebuah pengajian yang dise -lenggarakan untuk anak-anak di sekitarMushala Al-Anshar. Alhamdulillah, ke -mam puan para santri maju demikian pe -sat. Saat ini, ada di antara mereka yangha fal juz 30 dan juz 29. Bahkan, seorangsan tri, Laili, yang saat ini duduk di kelassa tu madrasah tsanawiyah, sudah hafallima juz.

Dua metodeDalam rangka meningkatkan hafalan,

santri Rumah Tahfidz Al-Anshar diberi -kan dua metode, yakni bin-nadzor (mem -baca secara tahsin dan tajwid) serta se -toran hafalan. Untuk metode bin-nadzor,tiga orang santri membaca secara ber -sama-sama dengan surat berbeda dihadapan ustazah. Sedangkan untuk se -toran, para santri menyetorkan hafalansatu per satu.

Untuk setoran hafalan, bergantungpada potensi santri. Menurut UstazahMurfi’ah, potensi anak dalam menghafalberbeda-beda. Ada yang setoran one dayone ayat (satu hari hanya setor satu ayat)dan ada juga santri yang setor hafalansampai 27 ayat.

“Alhamdulillah satu tahun setelah

mereka belajar di Rumah Tahfidz Al-Anshar, ada yang hafal tiga juz bahkanada yang hafal sampai lima juz,” ujarnyapenuh syukur.

Irfan menambahkan, ada sejumlahkendala yang dihadapi dalam membinapara santri. Misalnya, kemampuan adap-tasi santri dalam proses menghafalAlquran sehingga masing-masing santrimempunyai hafalan berbeda. Kendalalain adalah belum sevisinya seluruh walisantri terhadap proses pembelajaran dirumah tahfidz sehingga masih ada ke -khawatiran yang berlebihan dari walisantri. “Kendala lain adalah terbatasnyainfrastruktur rumah tahfidz,” kata Irfansembari menyebut, di wilayah DIY terda -pat sekitar 100 rumah tahfidz.

n ed: wachidah handasah

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011 muhibah 6

rohis

Oleh Indah Wulandari

L embaga Dakwah Kampus Al-Hurriyah Institut Pertanian Bogor(LDK Al-Hurriyah IPB) menyeleng-garakan kegiatan “Spectacular

Training For Your Amazing FutureRegistered Activist Program 2011”(Spectrum RAP 2011). Kegiatan yang dige-lar sebulan penuh ini bertujuan melahirkankader dakwah yang tangguh.

“Kegiatan ini sebagai ajang pelatihankeorganisasian mahasiswa baru,” kataKetua Panitia Spectrum RAP 2011, KhairilAzhar, Senin (10/10).

Kegiatan ini dibagi dalam beberapasesi. Sesi perdana dinamakan “Spectrum1: Find Yourself to be a Great Activist inSpectrum”. Sesi ini berupa kegiatanpelatihan motivasi dan talkshow mengenaikonsep diri dan eksplorasi optimalisasipotensi diri. Kegiatan yang telah berlang-sung pada Ahad (9/10) lalu ini menghadir -kan Reza M Syarif dan Derby Dian Utamasebagai pembicara. Bertempat di gedungToyib Hadiwijaya IPB, kegiatan ini jugadimeriahkan oleh grup perkusi terbaik IPB.

“Output yang ingin dicapai padakegiatan ini adalah peserta dapat menge-nal dan memahami potensi dirinya danmampu menggali potensi dirinya itu sertamenjadi pemimpin yang baik,” jelasKhairil.

Pekan berikutnya, yakni Ahad (16/10),

di ge lar “Spectrum 2: You Move or Moved inSpectrum”. Pada sesi ini akan ada se minardan simulasi manajemen serta da sar-dasarorganisasi yang meliputi manajemen rapat,kesekretariatan, dan administrasi.

Sementara itu, dunia pers mahasiswaakan diulas dalam “Spectrum 3: It’s Timeto Go Public with Spectrum”. Kegiatan inidilaksanakan pada Ahad (30/10). Pesertaakan dibagi menjadi beberapa kelompok,kemudian diberi penugasan berupa pem -buatan isu hingga dapat terpublikasi di me -dia massa. Pada sesi ini akan ada seminaryang menghadirkan jurnalis dari HarianRepublika dan Presiden Mahasiswa IPB.

Adapun pada Spectrum 4, yang bakalberlangsung pada Sabtu (12/11) men-datang, peserta akan dilatih oleh figurpengusaha sukses di IPB, Ahmad Alam,yang kini menjabat sebagai manajerpemasaran Rozelt. Selanjutnya, pesertaterjun langsung ke lapangan untukmelakukan pengumpulan dana secaraefektif dan kreatif. Kegiatan ini bertujuanmenumbuhkan jiwa kewirausahaan.

Seluruh rangkaian kegiatan ini bakal ditu - tup dengan outbound sehari bersamaRumah Peradaban PPSDMS Nurul Fikri pada13 Oktober 2011. “Insya Allah akan mem-pererat ukhuwah antarpeserta dan men -ciptakan pemuda yang memiliki jasmaniyang sehat dan kuat, teamwork yang kokoh,dan semangat berjuang untuk mencapaitujuan,” harap Khairil. n ed: wachidah handasah

LDK Al-Hurriyah IPBIngin Cetak Kader Dakwah

Rumah Tahfidz Al-Anshar Bantul

Lahirkan ParaPencinta Alquran

Salah seorangsantri sudah hafallima juz Alquran.

FOTO-FOTO: DOK PPPA YOGYAKARTA

INDAH WULANDARI/REPUBLIKA

Page 7: Dialog Jumat

Oleh Indah Wulandari

Atas undangan ParlemenIslam Iran, Ketua Pre si -dium Medical EmergencyRescue Committee (MER-C), dr Sarbini Abdul Mu -

rad, berkesempatan mengikuti “5th In -ternational Conference for Support Pa -lestine” yang digelar di Teheran, Iran,pada 1–2 Oktober lalu.

MER-C menjadi salah satu dari sedikitorganisasi nonpemerintah (NGO) yangmenghadiri konferensi akbar tersebut.Konferensi ini dihadiri oleh para pejabat,parlemen, dan tokoh masyarakat dari 44negara. Salah satu hasil dari konferensiini adalah akan diadakan karavan daratpada Maret 2012 mendatang.

Aksi karavan darat yang diberi nama“Global March to Jerussalem” akan di -mulai dari India menuju Yordania mele-

wati jembatan Allenby—menghubungkanYordania dan Tepi Barat—menuju Yeru -salem. Sebelumnya, tepatnya di penghu-jung 2010 hingga awal 2011, programkaravan serupa digelar dengan tujuanakhir, Jalur Gaza. Kali ini, sebagai bentukdukungan terhadap kemerdekaan Pales -tina yang belum kunjung didapat, akankembali digelar program karavan daratdengan tujuan akhir Yerusalem.

Selain untuk memberi dukungan ter-hadap kemerdekaan Palestina dan me -ngembalikan Yerusalem sebagai ibu kota

Palestina, “Global March to Je -russalem” juga merupakan bentukpenentangan masyarakat inter-nasional terhadap arogansi Israelselama ini. Yerusalem dipilihkarena merupakan kota suci bagitiga agama. Para aktivis kemanu-siaan dan perdamaian serta tokohmasyarakat lin tas agama dan lin -tas bangsa akan ambil bagiandalam aksi ini.

Pada karavan darat sebelum-nya yang diberi nama “Asia to

Gaza Solidarity Ca ravan”, Indonesia me -ngirimkan 12 delegasi. Saat itu, relawanMER-C juga ikut ser ta. KeikutsertaanIndonesia sangat di harapkan pada pro -gram karavan darat kali ini. Hal itu akanmenunjukkan du kungan dan partisipasibangsa Indonesia terhadap kemerdekaanPalestina, yang tercatat sebagai salah satunegara yang pertama kali mengakuikemerdekaan Indonesia.

Sebagai bentuk dukungan terhadapPalestina, MER-C juga terus menyele-saikan proses pembangunan RS Indonesiadi Jalur Gaza yang dananya berasal darisumbangan rakyat Indonesia. Lokasi ru -mah sakit tersebut berada di Bayt Lahiya,Gaza utara. Sudah hampir satu tahun ini,sebanyak enam relawan MER-C bertu-gas di Gaza untuk mengawasi langsungproses pembangunan rumah sakit yangpengerjaan konstruksinya sudah menca-pai 45 persen itu. n ed: wachidah handasah

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011 komunitas 7

MER-C Ikuti Konferensi Internasionaltentang Palestina di Iran

DOK MER-C

Page 8: Dialog Jumat

K esibukan telah mendera manu-sia modern, apalagi yang ting-gal di kota-kota besar. Hal ituterjadi di berbagai negara, ter-

masuk Indonesia. Banyak orang yangtenggelam dalam kesibukan, terutamapekerjaan, sehingga seakan-akan tidakpunya waktu untuk diri sendiri. Kalauuntuk diri sendiri saja dia tidak punyawaktu, apalagi untuk Allah SWT, Tuhanyang telah menciptakannya dan mem-beri kehidupan di dunia ini.

Namun, sebagai seorang Muslim,kita tidak boleh hanyut dalam kesibukanyang membuat kita melupakan Allah.Padahal, Allah selalu melihat kita danmemberikan rezeki dan pertolongankepada kita. Rasulullah SAW meng -ingatkan kepada setiap Muslim agarselalu mengingat Allah kapan pun, dimana pun, dan dalam keadaanbagaimana pun. Salah satu hadisnyayang sangat penting kita simak dan lak-sanakan adalah: “Ingatlah Allah, baikpada saat kalian dalam kelapangan dankesempitan, niscaya Allah akan meng -ingat dan menolongmu saat kamudalam keadaan sempit.”

Karena itu, kaum Muslim dianjurkanoleh Allah SWT (dalam Alquran) danRasulullah SAW (melalui berbagai hadissahih) agar kita selalu berzikir dan

berdoa dalam keadaan apa pun, terma-suk di tengah kesibukan pekerjaan kitasehari-hari. Kesibukan tidak bolehmenghalangi kita untuk berzikir danberdoa kepada Allah SWT.

Buku yang ditulis oleh KH Mawardi ElShultani, ulama yang produktif menulisbuku-buku keislaman, khususnya ten-tang zikir dan doa, ini memaparkan pen -tingnya berzikir dan berdoa dalam kesi-bukan sekali pun agar hidup kita suk-ses dan selamat di dunia dan akhirat.

Ia menegaskan, kesibukan meru-pakan keperluan atau kebutuhan,bahkan menjadi hiburan dan kebang-gaan hidup di dunia ini. Namun, kesi-bukan tanpa zikir dan doa kepada AllahSWT, pasti membawa manusia kepadakehancuran. “Kehidupan diri pribadi,istri, anak, cucu dan keluarga, rumahtangga, tetangga, masyarakat desa,

pemuda/ pemudi, bangsa dan negara,bahkan dunia akan menemui kehancur -an manakala tidak mau berzikir danberdoa kepada Allah SWT. Maka dariitu, zikir dan doa dalam kesibukan ada -lah utama, bahkan paling utama didalam hidup dan kehidupan insan.”(hlm 33-34).

Penulis memulai bukunya denganpenegasan tentang pentingnya zikir dandoa dalam kesibukan. “Sungguh, setiapdetik kita bergantung pada rahmat dannikmat Allah SWT. Sudah selayaknyakita sebagai manusia yang terus-mene -rus menerima nikmat-Nya, mengikutiperintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hanya dengan berzikir dan berdoadalam kesibukan, hidup dan kehidupaninsan akan tenteram, aman, damai danbahagia.” (hlm 46).

Pada bagian satu, penulis mengupaszikir sebagai penenang hati dan pena warduka. Termasuk ke dalamnya tentang ke -utaamaan takwa, hikmah shalat mence-gah kemunkaran, peran syukur da lamhidup, pentingnya sabar, serta manfaatdoa dalam hidup dan kehidupan.

Pada bagian dua, penulis menjabar -kan pentingnya zikir dan doa dalamkehidupan sehari-hari. Selain menyaji -kan zikir dan doa sesudah shalat far -dhu, penulis juga menyertakan berbagaimacam doa yang sangat perlu diketahuidan diamalkan oleh kaum Muslim,seperti doa keselamatan, multidoa, doaqunut nazilah, dan doa mencapai kua -litas hidup. Selain itu, doa-doa yangterkandung dalam Alquran dan Hadis,serta doa selamat. Siapa pun Anda,sesibuk apa pun Anda, buku ini sangatperlu Anda baca dan amalkan.

n irwan kelana ed: wachidah handasah

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011

8tasawuf

rehal

“Menghadapkan danmendekatkan diri kepa-da Allah sangatlahpenting, yang pada

zaman sekarang menjadi begitu asingdan banyak ditinggalkan orang. Oranglebih suka tenggelam dalam kesibukanyang sebenarnya tidak ada gunanya danmembuang-buang waktu untuk sesuatuyang sia-sia. Mereka telah tertipukehidupan dunia dengan segala yangditampilkannya, berpaling dari kebaha-giaan dan kebaikan hakiki, serta mere-lakan diri mereka terpuruk dalamkeadaan yang sangat mengenaskan.”

Itulah salah satu penegasan yangsangat berkesan dalam buku Ma’alim al-Suluk li al-Mar’ah al-Muslimah, yang diin-donesiakan menjadi Terapi Ruhani untukSemua. Buku yang ditulis oleh Habib Alial-Jufri, ahli tasawuf muda dan ahli fikihmazhab Syafi’i yang berdomisili diYaman Selatan, itu berupaya menggugahkesadaran setiap pembacanya untukberlari menuju Allah, menjemput kasihIlahi. “Alangkah beruntungnya orangyang hatinya selalu rindu untuk bersim-puh di hadapan-Nya, lalu menempuhjalan spiritual para pecinta.” (hlm 16).

Secara keseluruhan, buku ini terdiriatas delapan bab. Dimulai denganrambu-rambu spiritual, antara lain,menghadap Allah, cara tepat mengeloladiri, Allah bersifat qadim dan azali, caramendekatkan diri kepada Allah, berte-man dengan orang baik, mengoreksi diri,menjaga dorongan batin untuk menjadihamba Allah yang baik, dan meneguhkantekad untuk menghadap Allah.

Penulis menegaskan bahwa tekad

untuk menghadap Allah dapat diteguh -kan dengan tiga hal berikut, yakni mem-perbanyak zikir kepada Allah, merenung -kan apa yang ada di sisi Allah, danbergaul dengan ahli Allah.

Bab-bab berikutnya tak kalah indahdan penting. Seperti yang terpentingadalah mengikuti sunah Rasul, meng -atasi empat hambatan, hambatan yangmerintangi salik, kiat mengobati penyakitutama hati, prinsip cinta dan benci kare-na Allah, serta membaguskan amal lebihpenting daripada amal. Buku ini ditutupdengan tanya jawab tentang hal-hal yangsangat aktual dan sering kali ditanyakanoleh kaum Muslim. Misalnya, hukumwanita berziarah kubur, sampaikah paha-la membaca Alquran kepada ahli kubur,dan durhaka kepada orang tua.

Tak berlebihan jika Habib Umar IbnuMuhammad Ibnu Salim Ibnu Hafizh, se -orang pemikir, dai, dan guru besar, me -nge mukakan, “Buku ini menguraikan fir-man-firman-Nya yang apabila direnung -kan secara mendalam akan meneguh -kan iman dan keyakinan kita serta me -nuntun kita menuju ke hadapan-Nya.”

n irwan kelana ed: wachidah handasah

Berlari Menuju Allah

Pertanyaan ini menarikun tuk dikaji, apakah senimenjadi faktor dalampro ses pencapaian targetkaum sufi atau karena pe -rilaku sufi yang mengeks -

presikan nilai seni, atau keduanya salingberkontribusi? Artinya, seni bisa mem-bantu melahirkan suasana batin yanghalus, indah, dan estetis. Pada saat ber -samaan, jiwa sufi yang halus, lembut, danestetis mengekspresikan sesuatu yangbernilai seni.

Dalam lintasan sejarah dunia Islam,banyak sekali sufi yang seniman dan se -niman yang jadi sufi. Bahkan, terkadangada di antara mereka sulit membedakanmana di antara keduanya lebih menon-jol pada diri seorang sufi, apakah diasebagai sufi atau sebagai seniman. Sebutsaja Jalaluddin Rumi, yang lahir di Balkh,6 Rabiul Awal 604 H atau 30 September1207 M. Ia dikenal bukan hanya sebagaisufi yang mampu menjadi komposer senimusik, yang lebih dikenal dengan sebutanwhirling darvisis (shema), tetapi jugamelalui puisinya yang terekam di dalammaster piece-nya, Mathnawi, yang olehpengikutnya disebut sebagai ‘Alqurandalam bahasa Persia’ atau wahyu tentangmakna batin Alquran.

Hegel menganggap Rumi sebagai pe -nyair dan pemikir terbesar dalam sejarahdunia. Pujian senada dituturkan MauriceBarres, penulis Prancis. Setelah bergelutdengan puisi-puisi Rumi, ia menyadariakan kekurangan Shakespeare, Goethe,dan Hugo. Prof RA Nicholson setelah me -nerjemahkan Mathnawi ke dalam versiInggris, menyebut Rumi sebagai penyairmistik terbesar sepanjang abad (the great-est mystic poet of any age).

Sejak semula, Islam dan dunia senimemang bagaikan sebuah mata uangyang memiliki dua sisi. Islam tanpa senidan seni tanpa Islam tidak akan menca-pai kesempurnaan. Islam merupakanajaran Tuhan yang memerlukan seni dida lam mengartikulasikan kedalamanaspek kebatinan dari ajaran itu. Seni me -rupakan bagian dari sisi dalam manusia

yang membutuhkan lokus untuk meng -aktualisasikan nilai-nilai estetisnya. Islamdan seni menuntut ekspresi rasa yangamat mendalam dari manusia. Islamberisi ajakan kelembutan, kedamaian,kehalusan, dan harmoni kepada peme -luknya, sedangkan seni menawarkanajakan-ajakan itu.

Islam dan seni keduanya mencitrakanhal-hal yang bersifat universal, sepertinilai-nilai etika dan estetika. Seni memi-liki potensi yang amat dalam untuk men -dekatkan diri sedekat-dekatnya seoranghamba kepada Tuhan nya. Dengan seni,seseorang dapat me rasakan keindahan,ketenangan, ke ha ngat an, kerinduan, ke -syahduan, dan keheningan. Suasana batinseperti ini sangat dibutuhkan dan meru-pakan dam baan para pencari Tuhan(salik).

Ada kesan di dalam masyarakat kitase olah seni dan seniman tidak punyatempat di dalam Islam, terutama di dalammasyarakat Islam Sunni. Seolah-olahIslam dan seni bagaikan air dan minyak.Islam orientasinya kesalehan, kesucian,dan keluhuran budi pekerti. Sedangkan,seni dan seniman konotasinya glamor,urakan, dan tidak taat asas budi pekerti.Asumsi dan konotasi seperti itu tidak se -penuhnya benar. Idealnya, seorang Muslimsejati lebih familiar dengan seni karenacara paling efektif menuju Tuhan ialahdengan menempuh jalur rasa (cinta). Jalurini lebih pendek dibandingkan denganjalur takut. Dalam Islam, Tuhan bukansosok yang maha mengerikan un tuk di -takuti, tetapi sosok yang maha pe nyayanguntuk dicintai. Pola relasi cinta menggam-barkan Tuhan immanent dan dekat.Sedangkan, pola relasi takut menggam-

barkan Tuhan trancendent dan jauh.Kalau yang dimaksud dengan seniman

ialah seseorang yang memiliki jiwa, rasa,bakat, dan atau watak seni, Nabi Muham -mad SAW juga seniman. Hanya saja,predikat seniman untuk Nabi tentu sajaseni yang sejati dan agung, sejalan denganfitrah dan martabat luhur kemanusiaan,dan menjunjung tinggi nilai-nilai kein-dahan dan kehalusan budi pekerti. De -ngan kata lain, seni yang mendekatkandiri manusia kepada Tuhannya. AllahMaha Indah tentu mencintai keindahan.Bukan seni yang berselera rendah, yanghanya mengacu kepada kecenderunganbiologis. Dengan kata lain, seni yang men-jauhkan diri manusia kepada Tuhannya.

Seni yang sesungguhnya adalah se -suatu yang agung dan mengandung nilai-nilai universal dan lebih cenderung men -dekatkan diri kepada Tuhan. Me mang,ada seni yang rendah, yang meng ekspresi -kan nafsu kerendahan manusia, yangkemudian mendekatkan diri ke lumpurdosa dan maksiat, bukannya mendekat -kan diri kepada Tuhan. Seni yang agungtidak pernah lekang dimakan usia. Seniyang agung selalu aktual bersama pen-gagumnya. Kita perlu mengapresiasikecenderungan tersebut.

Seni yang bercorak religius ini tidakperlu takut dengan pasar karena feno -mena kesadaran syar’i yang semakintumbuh di dalam masyarakat kita ternya -ta memberikan pasar pada karya-karyaseni agung ini. Lihatlah, misalnya lirik-lirik lagu yang bernuansa religius lakukeras. Lihat pula film Ayat-ayat Cintadan Ketika Cinta Bertasbih, dan film-filmatau sinetron lain yang senapas dengan-nya, juga mendapatkan tempat yang

berarti di dalam masyarakat. Seni Islam tidak mesti harus bernuan -

sa Timur Tengah (Arab). Ajaran Islamtidak identik dengan kebudayaan Arab.Islam memberikan peluang dan hak se -tiap budaya lokal (cultural right) untukmenampilkan, mengekspresikan, danmenafsirkan Alquran dan Hadis. Kitabisa tetap menjadi orang Indonesia, tanpaharus menyerupai orang Arab, untukmenjadi the best Muslim. “Yang palingmulia di sisi Allah ialah orang yang palingbertakwa.” (QS al-Hujurat ayat 13).

Memang, seni dan musik tidak banyakdisinggung di dalam Alquran, tetapi Al -quran itu sendiri melampaui karya seniter baik sekali pun, dan tentu Nabi Mu -hammad SAW juga melampaui senimanmana pun, baik pada masa turunnyamau pun pada zaman-zaman sesudahnya.Salah satu kemukjizatan Alquran ialahkeindahan dan ketinggian nilai seni sastradan bahasanya.

Karunia TuhanAlquran juga mengisyaratkan bahwa

suara yang merdu, yang menjadi unsurpenting di dalam penampilan bakat seni,merupakan karunia Tuhan yang diberi -kan kepada orang-orang tertentu, seba-gaimana dinyatakan dalam QS Fathir(35): 1: “Allah menambahkan pada cip -taan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.”Dalam kitab Tafsir Fakhr al-Razi dije-laskan bahwa yang dimaksud dengankeutamaan tambahan pada ayat ini ialahsuara yang bagus (al-shaut al-hasan).Nilai-nilai keindahan dan kebaikan men-dapatkan tempat yang positif di dalamAlquran, seperti diisyaratkan dalam QSal-A’raf (7): 32. “Katakanlah, siapakah

yang mengharamkan perhiasan dari Allahyang telah dikeluarkan-Nya untuk ham -ba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yangmengharamkan) rezeki yang baik?” Sin -diran Alquran terhadap suara yang tidakmemiliki unsur keindahan dan kasar ialahsuara keledai, dinyatakan dalam QSLuqman (31):19: “Sesungguh nya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Banyak hadis menerangkan bahwamusik dan seni suara mempunyai artipenting di dalam kehidupan manusia. ParaNabi yang diutus oleh Allah SWT memi-liki suara yang bagus, sebagaimana hadisRasulullah yang diriwayatkan oleh Tirmizidan Qatadah: “Allah tidak meng utusseorang Nabi melainkan suaranya bagus.”

Dalam beberapa riwayat, Rasulullahmemberikan dukungan terhadap musikdan seni suara dan tidak melarangnyasecara umum, seperti diketahui dalamsikap Beliau. Hadis riwayat Bukhari danMuslim dari Aisyah yang menceritakandua budak perempuan pada Hari RayaIdul Adha menampilkan kebolehannyabermain musik dengan menabuh rebana,sementara Nabi dan Aisyah menikmati -nya. Tiba-tiba, Abu Bakar datang danmembentak kedua pemusik tadi, laluRasulullah menegur Abu Bakar danberkata: “Biarkanlah mereka berdua, haiAbu Bakar, karena hari-hari ini adalahhari raya.”

Hadis riwayat Bukhari dan Muslimdari Aisyah yang mengatakan: “Sayamelihat Rasulullah SAW menutupikudengan serbannya, sementara aku me -nyaksikan orang-orang Habsyi bermaindi masjid. Lalu, Umar datang dan mence-gah mereka bermain di masjid, kemudi-an Rasulullah berkata, ‘Biarkan mereka,kami jamin keamanan wahai BaniArfidah’.”

Dalam Hadis riwayat al-Baihaqi, seba-gaimana dikutip al-Gazali, diceritakanbehwa ketika Rasulullah memasuki KotaMadinah, para perempuan melantunkannyanyian di rumahnya masing-masing:“Telah terbit bulan purnama di atas kita,dari bukit Tsaniyatil Wada. Wajiblahbersyukur atas kita, selama penyerumenyerukan kepada Allah.”

Hadis-hadis sahih dan pendapat ulamaterkemuka di atas menunjukkan bahwapertunjukan seni, termasuk di dalamnyapermainan alat-alat musik dan nasyid,dibenarkan oleh Rasullah SAW. Memang,ada juga riwayat yang mencela alat bu -nyi-bunyian seperti seruling (mazamir),tetapi hal tersebut jika musik dan bunyi-bunyian itu dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu yang bertentangan dengansyariah, misalnya seni musik mengiringiritual kemusyrikan, seni musik yangmenimbulkan fitnah, mengajak oranguntuk mabuk, serta merangsang pende -ngarnya untuk melakukan maksiat danmelupakan Tuhan.

Seni musik bagian dari kebudayaandan peradaban Islam yang harus diles -tari kan. Sudah saatnya juga seni musikdan berbagai bentuk seni lainnya di -jadikan media dakwah untuk mengajakorang berhati lembut, berpikiran lurus,berperilaku santun, bertutur kata halus,serta menampilkan jati diri dan innerbeauty setiap orang. n

Prof Dr Nasaruddin Umar

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Mengapa Sufi Akrabdengan Seni?

Judul buku : Zikir dan Doa dalam Kesibukan: Mem bawa Umat Supaya Sukses dan Selamat

Penulis : KH Mawardi Labay El ShulthaniPenerbit : Al-Mawardi PrimaCetakan : Edisi baru Mei 2011Tebal : 254 halaman

Judul buku : Terapi Ruhani untuk SemuaPenulis : Habib Ali al-JufriPenerbit : ZamanCetakan : I, 2011Tebal : 352 halaman

MURAD SEZER/REUTERS

Meski Sibuk Tetap Berzikir

Page 9: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011 zakat & wakaf 9

YBM-BRI Luncurkan ProgramBeasiswa Kader Surau

Oleh Rakhmad Zailani KikiKoordinator Pengkajian JIC

I ni kisah tentang dokter hewan yang berpenga -laman dalam menangani kesehatan hewan kur-ban pada Hari Raya Idul Adha. Ia adalah drhAmir Mahmud, pemilik KlinikHewan.Com. Waktu itu, tahun 2001, saat kasus anthrax men-

cuat di daerah Bogor menjelang Hari Raya Idul Adha,media massa begitu gencar memberitakannya.Siapa saja diwawancarai. Siapa saja bisa bicara ten-tang anthrax di koran dan televisi. Salama kuranglebih dua minggu berturut-turut, berita anthrax jadisemakin ramai namun juga simpang siur.

Penyebabnya tak lain karena narasumber dansumber berita yang disampaikan media masa ku -rang tepat, sementara pihak-pihak yang berkepen -tingan seakan hilang entah ke mana. PerhimpunanDokter Hewan Indonesia (PDHI) sebagai organisasiprofesi yang terkait langsung dengan masalah initak kunjung bicara untuk menjernihkan masalah.Demikian juga Departemen Pertanian (sekarangKementerian Pertanian) lewat Dirjen KesehatanHewannya tak juga muncul di televisi. JustruDepartemen Kesehatan (sekarang KementerianKesehatan) mendominasi berita serta memberikanpernyataan yang mestinya bukan kewenangannya.

Barulah di hari-hari terakhir mendekati Idul Adha,Dinas Peternakan Bogor dan staf pengajar FakultasKedokteran Hewan (FKH) IPB muncul di televisimemberikan pernyataan untuk menjernihkanmasalah. Tak kurang, FKH IPB pada hari H menu-runkan para mahasiswanya ke wilayah DKI untukmemantau kesehatan hewan kurban bekerja samadengan Dinas Peternakan Provinsi DKI Jakarta.

Drh Amir Mahmud, sebagai dokter hewan praktik,saat itu turut kewalahan menerima permintaan peme -riksaan kesehatan hewan kurban dari para pedagangdan panitia kurban. Ia juga kebanjiran permintaan se -minar, ceramah, dan sejenisnya di berbagai tempat.

Pemotongan hewan kurban menjadi momen yangmenegangkan waktu itu. Namun, keadaan berubahbegitu drastis pada pelaksanaan kurban di tahun-ta -hun berikutnya. Pelaksanaan pemotongan hewankurban pun kembali seperti yang dulu, apa adanya.Ma sya rakat begitu mudah melupakan peristiwa yangterjadi di tahun sebelumnya, padahal di daerah-da -erah en demis anthrax akan selalu muncul setiapsaat, sepanjang tahun.

Kondisi inilah yang mendorong drh Amir Mahmudaktif berpesan dalam upaya memperbaiki sistem pe -mo tongan hewan kurban. Meski secara riil ia tidakmemiliki akses ke dalam proses pemotongan kewankurban, langkah-langkah sosialisasi terus ia lakukandengan pendekatan ke pihak kelurahan di sekitar wila -yah Cibubur. Brosur-brosur secara rutin dicetak dan di -sebarkan. Proposal pelatihan kader kesehatan ke wankurbah telah beberapa kali diajukan ke tingkat kelurah -an, namun tidak mendapat tanggapan memadai.

Barulah pada Idul Adha tahun 2006, konsep inidilemparkan kepada panitia kurban Masjid NurulMustafa, Permata Puri 2 Cimanggis, dan mendapat -kan respons yang baik. Kemudian, konsep ini diuji-cobakan untuk pertama kalinya di masjid tersebut.

Tahun-tahun kemudian, drh Amir Mahmud menjadisosok yang dibutuhkan para panitia kurban, utamanyadi Bogor dan DKI Jakarta. Pada 2010, menjelang IdulAdha, ia diundang oleh Jakarta Islamic (JIC) untukmemberikan materi tentang Pedoman PraktisPemotongan Hewan Kurban Secara Higienis. Materi inimendapatkan apresiasi sangat bagus dari para peser-ta yang merupakan utusan masjid dan ormas Islam diDKI Jakarta, termasuk dari MUI Kepulauan Seribu.

Di akhir acara, ia menyerahkan kumpulan tulisan-nya kepada JIC agar dapat diterbitkan dalam bentukbuku. Ia mengatakan bahwa kumpulan tulisan inisudah diminta oleh salah satu lembaga diSingapura, tetapi ia menolak untuk memberikan danhanya memberikan kepada JIC. Ia berharap, buku -nya yang mengadaptasi sistem HACCP, melalui JIC,dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

JIC merasa bersyukur diberikan kepercayaanuntuk menerbitkan kumpulan tulisan tersebut dalamsebuah buku. Ini dikarenakan, materi dalam kum -pulan tulisan tersebut sangat bermanfaat bagi parapenyelenggara pemotongan hewan kurban karenamemuat informasi yang lengkap tentang persoalanpemotongan hewan kurban.

Selain itu, kumpulan tulisan tersebut—kini telahdibukukan oleh JIC dengan beberapa tambahanmateri—ditulis dengan gaya tulisan dan pilihan katayang memudahkan siapa pun untuk membaca danmemahaminya. Anda pun dapat memilki buku terse-but jika mengikuti pelatihan Manajemen HewanKurban yang akan dilaksanakan di JIC pada Rabu,26 Oktober 2011. Bagi yang berminat mengikutipelatihan tersebut dan mendapatkan bukunya,hubungi nomor HP 081314165949. n

Kurban yang Higienis Oleh Damanhuri Zuhri

Banyak cara meng - angkat orang-orang kurangmam pu menjadiorang-orang besardan ber ilmu. Ya ya -

san Baitul Maal Bank RakyatIndonesia (YBM-BRI) melakukan-nya dengan menggulirkan ProgramBeasiswa Kader Surau. Bertempatdi kampus Se kolah Tinggi EkonomiIslam SEBI, Depok, Jawa Barat,belum lama ini, program tersebutsecara resmi diluncurkan.

Untuk menggulirkan programini, YBM-BRI menggandeng duaperguruan tinggi Islam, yakni STEISEBI dan Universitas Ibnu Khal -dun (UIKA) Bogor. “Para ma hasis -wa peraih Beasiswa Ka der Surauberasal dari daerah-daerah yangter sebar di Jawa, Sumatra, dan Ka -limantan. Me reka dididik di STEISEBI seba nyak 30 orang dan diUIKA Bo gor sebanyak 20 orang,”ungkap Direktur Eksekutif YBM-BRI Nasir Tajang MAg.

Menurut Nasir, program terse-but diperuntukkan bagi generasimuda aktivis masjid untuk men-jalani pendidikan dan pembinaanagar siap menjadi pelopor danpeng gerak ekonomi masyarakatberbasis masjid. Program ini, lanjutNasir, memiliki empat ka rakteristikSDM yang diharapkan, yaitu sar -jana ekonomi Islam, pemimpin dantokoh masyarakat masa depan,social entrepreneur, serta pelopordan pemberdaya ekonomi masya -rakat berbasis masjid.

Untuk melahirkan SDM yangandal, mereka digodok dalam pem-binaan intensif di asrama. Merekajuga diikutsertakan dalam kegiatanmagang, kegiatan kekhususan saatliburan, penempatan dan pendam -pingan di masjid-masjid berbasis so -sial, ekonomi dan pendidikan, mem -buat database masjid dan ma sya -

rakat sekitar masjid, penyelesaianstudi, serta persiapan pengabdian.

“Untuk melahirkan tenaga-tenaga terampil yang berkualitas,semua mahasiswa penerima bea-siswa tersebut akan mengikuti bim -bingan Islamic mentoring, tahsinAlquran, tahfiz Alquran mi nimaltiga juz, pembiasaan ibadah pribadidan sosial, kemampuan ba hasaArab dan Inggris, kegiatan olahra-ga dan kesehatan, serta dialog de -ngan para tokoh. Mereka juga akanmengikuti berbagai pe latihan, mulaidari pelatihan manajemen diri, or -ganisasi, kepemimpinan inspiratif,pelatihan membangun jaring ankerja, maupun pelatihan berbi ca radi depan umum (public speaking).

Perlu kerja samaProf Dr KH Didin Hafidhuddin

MSc, pimpinan Pesantren Ulil Al -bab Bogor yang juga ketua umumBadan Amil Zakat Nasional (Baz -nas), menyambut positif programYBM-BRI ini. Menurut Didin, da -lam membangun SDM yang andaldiperlukan kerja sama berbagaipihak. Hal ini karena ada pihakyang mempunyai kader, tapi tidakpunya dana. Sebaliknya, ada pihakyang danaya cukup, tapi belum ter-salurkan sesuai dengan harapan.

“Nah, YBM-BRI adalah sebuahlembaga yang bergerak di bidangsosial, yang memberikan fasilitas-fasilitas pembiayaan untuk parakader umat, para mahasiswa,terutama yang mau kembali kedaerah,” ujar Didin.

Mengapa program ini menggu-nakan surau? Sebab, menurutDidin, surau sesungguhnya adalahmasjid. “Masjid itu kan pusat akti -vitas umat Islam. Sayang, sekarangmasjid kurang menjadi pusat akti -vi tas umat Islam. Karena itu, kitamembuat kader-kader yang mam -pu memakmurkan masjid, mampumenjadikan masjid sebagai sentralpendidikan dan ekonomi, di sam -ping aktivitas ibadah.”

Ia berharap, program ini akanterus berjalan sehingga se makinbanyak umat yang men cintai masjiddengan ilmu, bu kan semata-matakarena emosi. Pada acara peluncur -an tersebut, Nasir Tajang secarasimbolis menyerahkan beasiswa ke -pada dua penerima Bea siswa KaderSurau, yakni Reza Pah levi dari Acehdan Muhammad Dasuki dari Kali -mantan Selatan. Menu rut Reza danDasuki, untuk men jadi penerimabeasiswa ini, mereka harus meng -ikuti proses seleksi dan tes yangsangat ketat. n ed: wachidah handasah

DAMANHURI ZUHRI/REPUBLIKA

Page 10: Dialog Jumat

mujahidahREPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011

10

Oleh Indah Wulandari

Permaisuri nan merakyat.Predikat mulia ini layakdisematkan pada TuankuSultanah Nur Zahirah,per maisuri dari Treng -ganu, Malaysia. Baginya,

status permaisuri bukanlah penghalanguntuk menyelami kehidupan sosial rak -yatnya. Ia gencar menggulirkan program-program pemberdayaan wanita. Salahsatunya melalui pendidikan.

Istri Seri Paduka Baginda Yang Di -pertuan Agong Al-Wathiqu Billah SultanMizan Zainal Abidin ini dikenal memi -liki jiwa kedermawanan sejak kecil. Mus -limah yang lahir pada 7 Desember 1973ini terlahir dari keluarga yang taat ber -agama. Sehari-hari, dia senantiasa me -nampilkan kepribadian perempuan Me -layu yang menggenggam erat tradisi dannilai-nilai keislaman. Sikap jujur, bersa-haja, dan etika sopan santun tetap me -

lekat meski dia tinggal di istana.Dalam mendidik keempat anaknya,

sang permaisuri menempatkan ajaranagama Islam sebagai landasan utama.Kepada empat buah hatinya, Nur Zahirahjuga memberikan pendidikan formal sertamengajarkan cara bersosialisasi denganmasyarakat.

Satu lagi sikap yang terpancar daridirinya adalah menghormati orang lainditambah senyum bersahabat kepadasiapa saja. Jiwa sosial sang permaisuriterlihat jelas ketika sebagian wilayahpantai Malaysia diterjang gelombangtsunami beberapa tahun lalu. Kala itu, iaaktif mengumpulkan sumbangan dariberbagai pihak. Program pengentasankemiskinan dan santunan bagi wargaberkebutuhan khusus juga menjadi fokuskerja sosialnya.

Saat sang suami berulang tahun ke-44pada 2006 silam, Nur Zahirah berbagidengan anak-anak dan wanita yang papa.Melalui sebuah yayasan milik keluargaIstana, Yayasan Di Raja Sultan Mizan,

dia menggulirkan program untuk ibu danbayi. Suatu kali, dengan penuh sema ngat,ia membagi-bagikan botol susu khususuntuk anak-anak penyandang bibirsumbing.

Program sang permaisuri lainnya, diantaranya pembagian pompa air susu ibu(ASI) serta berbagai peralatan bagi pen-derita gangguan penglihatan. Seluruhbantuan tadi didistribusikan melaluiRumah Sakit Nur Zahirah. Kegigihannyamembuatnya menjadi patron berbagaiorganisasi sosial di negara bagian Treng -ganu.

Beberapa organisasi yang dipimpinNur Zahirah, antara lain, Majelis Ke -bajikan dan Pembangunan Masyarakat(menangani pemberdayaan dan pengem-bangan sosial), Pertubuhan KebajikanAnak Yatim Trengganu, Persatuan HospisTrengganu, serta Persatuan Ibu Bapakdan Guru Sekolah Kebangsaan PusatBukit Besar, Trengganu.

Peduli pendidikanPendidikan merupakan salah satu

bidang yang menjadi fokus perhatiansang permaisuri. Dia, misalnya, tergabungdalam Girl Guide Association of Treng -ganu, sebuah organisasi yang bergerak dibidang pendidikan perempuan. Satu lagiorganisasi penting yang dinaunginyaadalah Ta dika An-Nur. Ini adalah organi -sasi pendidikan prasekolah pertama di

Trengganu, yangdi rintis sang suami.Ide men dirikan se -kolah ini ber awaldari kebutuhannyamendidik sanganak. Ki ni, sekolahini dibuka un tukumum.

Meski menjalaniaktivitas yang padat,Nur Zahirah tetapmemprioritaskan ke -luar ganya. Dia masihsempat me nata danmen dekorasi ruanganIstana. Dia pun tak seganturun ke dapur untuk me -masak menu favorit sang sua -mi dan anak-anaknya. Untukmenjaga stamina dan kesehatantubuhnya, ia pun berolahraga secarateratur. Olahraga favoritnya adalahjoging dan berkuda.

Kiprah sang permaisuri di ranah sosialdan pendidikan ini mengundang perha-tian banyak kalangan di Malaysia. Salahsatu bukti dari perhatian itu adalah gelardoktor honoris causa bidang manajemenyang dianugerahkan kepadanya dariUniversiti Sains dan Teknologi MalaysiaTrengganu.

Pencapaian itu tak lantas membuat-nya berpuas diri. Ia tetap gigih meng -

upaya -kan pro -

gram-pro -gram pember-

dayaan wanita.Salah satunya lewat

forum Women Advisory Panel Meet ingyang ketiga pada 2006. MenggandengIslamic Development Bank (IDB), diaberhasil meyakinkan para peserta perte-muan untuk mengupayakan bantuanmodal bagi para wanita yang berprofesisebagai pengusaha kecil. Dia yakin, peranperempuan sangat penting dan berartidalam memberantas kemiskinan.

n ed: wachidah handasah

Ia yakin, peran wanita sangat pentingdalam memberantas kemiskinan.

Oleh Wachidah Handasah

Banyak Muslimah mendambakan dapatmendekatkan diri kepada Sang Penciptadengan beriktikaf di dalam masjid.Hanya saja, terkadang mereka ragu

apakah Islam membolehkan. Imam Syafi’i menegaskan, Muslimah boleh

beriktikaf di masjid mana pun karena tidak adakewajiban baginya untuk mengerjakan iktikaf dimasjid yang biasa digunakan untuk shalat berja-maah. Akan tetapi, tidak diperbolehkan beriktikafdi rumah.

Abu Hanifah dan Ats-Tsauri mengatakan,Muslimah diperbolehkan beriktikaf di tempat sha-lat (mushala) yang berada di dalam rumahnya.Iktikaf di tempat tersebut sama fadilahnya de -ngan shalat di tempat itu. Diceritakan dari AbuHanifah, ia tidak membenarkan Muslimah iktikafdi masjid yang digunakan untuk shalat berjamaah.Sebab, Nabi SAW tidak beriktikaf di masjid ketikamelihat kemah-kemah para istrinya berada didalam masjid, seraya berucap: “Apakah kebaikanyang kalian kehendaki?”

Selain itu, menurut Abu Hanifah, masjid (tem-

pat shalat) di rumah merupakan tempat yangutama bagi Muslimah untuk mengerjakan shalatsekaligus menjadi tempat iktikaf mereka, di manakedudukannya sama dengan masjid bagi oranglaki-laki.

Lain lagi dengan pendapat Syamsuddin binQadamah. Ia menjelaskan hal ini denganmengutip firman Allah SWT: “Sedang kaliandalam keadaan beriktikaf di dalam masjid.” (QSal-Baqarah: 187). Maksud masjid di sini adalahtempat-tempat yang khusus dibangun untukmengerjakan shalat. Sedangkan, shalat di rumahbukanlah termasuk masjid. Sebab, tempat itutidak khusus dibangun untuk mengerjakan shalatberjamaah. Disebutnya tempat itu sebagai masjidmerupakan ungkapan majaz (kiasan) dan tidakdiberlakukan baginya hukum-hukum yang berlakudi masjid pada umumnya. Sebab, diperbolehkanseseorang yang sedang junub berdiam diri didalamnya. Juga seperti apa yang disabdakan olehRasulullah SAW: “Dijadikan bumi ini bagiku seba-gai masjid.”

Selain itu, ketika istri-istri Rasulullah memohonizin untuk beriktikaf di masjid, Beliau mengizinkanmereka. Seandainya masjid itu bukan tempat

iktikaf bagi mereka, niscaya Beliau tidak akanmengizinkan. Sedangkan, seandainya tempatyang lain (selain masjid yang digunakan untukshalat berjamaah) lebih baik, niscaya Beliau akanmengingatkan mereka mengenai hal itu.

Juga, lanjut Syamsuddin bin Qadamah, karenaiktikaf merupakan ibadah yang mendekatkan dirikepada Allah dengan syarat dikerjakan di masjidbagi laki-laki. Maka, hal itu juga disyaratkan bagiwanita.

Seperti tertulis dalam buku Fiqih Wanita karyaSyekh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, iktikaf bolehdikerjakan oleh Muslimah tanpa harus menger-jakan puasa terlebih dahulu. Disunahkan pulauntuk menutupi ruangan dengan sesuatu. Dulu,ketika para istri Rasulullah hendak beriktikaf,mereka diperintahkan untuk mendirikan kemah.Hal ini karena masjid juga dihadiri oleh kaum pria.Kemah-kemah itu sebaiknya tidak didirikan ditempat shalat laki-laki. Sebab, hal itu dapat me -motong barisan jamaah pria dan mempersempitruangan.

Satu hal lagi, jika beriktikaf di masjid, hendak -nya para Muslimah tidak saling melihat antarasatu dan lainnya. n

fikih muslimah

Muslimah Boleh Iktikaf di MasjidAGUNG SUPRIYANTO

Sultanah Nur ZahirahKiprah Sosial Ratu Melayu

WISMUSLIM

WOM

EN.ORG

Page 11: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011

11silaturahim

Oleh Indah Wulandari

Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK),Menteng, Jakarta Pusat, merupakansalah satu pusat pendidikan agama ter-tua di Jakarta. Beragam aktivitas keaga-

maan diselenggarakan di sini, termasuk kegiatanuntuk para Muslimah.

“Para Muslimah diharapkan bisa mengabdikan diriterhadap dakwah Islamiah dalam wadah majelis tak-lim (MT),” kata Ketua Umum Pengurus MASK, AksaMahmud, saat halal bihalal internal belum lama ini. Iasangat mendukung kegiatan para Muslimah di masjidini, mulai dari kajian tafsir Alquran, Hadis, tausiah,sampai bakti sosial.

Menilik sejarahnya, MT Muslimah MASK bermuladari Pengajian Proklamasi 36 yang dipimpin HjAlamsjah Ratu Perwiranegara. Sosok ini telahberkiprah dalam memakmurkan MASK sejak tahun1980 dalam bidang dakwah.

Pada 2001, pengurus MASK membentuk sebuahlembaga bernama Majelis Taklim Ibu-Ibu Masjid AgungSunda Kelapa. Tujuan utama dibentuknya lembaga iniadalah meneruskan visi dan misi PengajianProklamasi 36. Kali ini, Hj Nurul Aini S Gatam ditun-juk sebagai ketua. Pada 2006, majelis ini berada dibawah naungan Bidang Keagamaan MASK.

“Kita ingin menciptakan sumber daya manusiayang memiliki kepedulian sosial dan kepribadian luhursebagai aktualisasi dari panggilan keislaman secarakonkret,” tutur Nurul Aini.

Saat ini, majelis taklim ini rutin menggelarberagam kegiatan keagamaan. Ada kegiatan belajarmembaca Alquran dengan ilmu tajwid, kajian Alqurandengan cara mengartikan satu per satu ayat-ayatAlquran, juga tadarus Alquran dengan membacanyasecara bersama-sama.

Majelis Taklim Ibu-Ibu MASK juga secara teraturmenyelenggarakan kajian ilmu tafsir dan hadis, ilmutauhid, fikih, dan akidah akhlak. Semua materi ini dia-

jarkan secara bergiliran tiap hari ataupun mingguan. Ustaz A Nur Alam Bachtir, yang menjadi salah satu

pengisi majelis, menyemangati para Muslimah agarselalu istikamah. “Perempuan adalah ujung tombakterbentuknya keluarga dan generasi muda yang ber -iman,” ujarnya. n ed: wachidah handasah

TATA, NY ISMONO, TUTY, LILY

YENNI, KUSUMAWANTIDINI, ANNA

ELVINA, LATIFA

DESY, MURTI

Majelis Taklim Ibu-Ibu MASK

Menciptakan Muslimah Sejati

FOTO-FOTO: INDAH WULANDARI/REPUBLIKA

Page 12: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 14 OKTOBER 2011 / 16 DZULQAIDAH 1432 H n 12

Oleh Indah Wulandari

Dunia penelitiantak kenal batasne gara. Wakil Ke -tua Lembaga Pe -nelitian Uni ver -sitas Islam Negeri

Sya rif Hidayatullah Jakarta, Ame -lia Fauzia, membuktikannya. Pene -litian ilmiahnya di bidang filantropidan kultur Islam pada komunitasMuslim dilakukan di enam negara,yaitu Indonesia, India, Inggris, Me -sir, Tanzania, dan Turki.

“Muslim di Indonesia juga memi-liki kesadaran untuk melakukanperubahan sosial melalui filantropiatau kedermawanan,” ujar Ameliayang sedang mengikuti VisitingFellow di School of Humanities andSocial Sciences of University of NewSouth Wales (UNSW), Can berra,Australia.

Penelitiannya di enam negarayang dilakukan pada 2002-2004tersebut menemukan bahwa prak -tik filantropi Islam masih dalamben tuk tradisional, yakni berupa

pemberian zakat, sedekah, dan wa -kaf. Sayangnya, lanjut Amelia, se -bagian besar tidak dikelola secarabaik oleh organisasi yang profesio-nal, karena masyarakat lebih sukamemberikan langsung kepadaorang-orang yang dianggap tidakmampu. Hanya Turki yang sedikitlebih baik pengelolaan filantropiIslamnya, rata-rata sudah dalambentuk yayasan.

“Yang lebih penting adalah fi -lantropi Islam di negara-negara inimenyimpan potensi ekonomi yangsangat besar untuk kesejahteraan,dan berpotensi mendorong keadilansosial,” ujar salah satu pengurusBadan Wakaf Indonesia ini.

Sebagai peneliti, Amelia inginmengemukakan fakta apa adanya.“Itulah integritas seorang penelitiyang sudah ditunjukkan oleh parailmuwan Muslim terdahulu sepertiIbnu Khaldun,” ujar dia.

Ketertarikan Amelia menekunipenelitian mulai muncul sejak ta -hun-tahun terakhirnya belajar dipesantren. Alumnus Pesantren Da -runnajah, Jakarta, ini sangat me -nga gumi sosok Imam Bukhari dan

Muslim. Dia terpikat dengan gayamereka dalam melakukan peneliti -an hadis, menelusuri keaslian hadis,sampai melihat karakter orang yangmeriwayatkannya satu per satu.

Cara kerja mereka, kata Amelia,sama dengan peneliti modern. Jikaada salah satu orang dalam rantaihadis yang mereka anggap kurangdipercaya, misalnya suka berbohongmaka mereka mencari narasumberlain jika memungkinkan, atau hadisyang diriwayatkan tidak merekamasukkan dalam kumpulan hadisshahih. “Imam Bukhari dan Muslimmemiliki integritas, memiliki sikapilmiah dan objektivitas yang tinggi,”ujarnya.

Latar belakang pendidikannya,diakui Amelia, memengaruhi jalanhidupnya. Dia belajar sejarah Islamsejak kuliah S1 di Jurusan Sejarahdan Kebudayaan Islam (sekarangSejarah Peradaban Islam) FakultasAdab, UIN Jakarta, dan berlanjutke pendidikan S2 di Universitas Lei -den, Belanda. Di tahun akhir kuliahS1, dia mengikuti program di HP2M(Himpunan untuk Penelitian danPengembangan Masyarakat), se -buah lembaga di bawah HimpunanMahasiswa Islam (HMI).

Kunci suksesAmelia juga mendorong kemun -

culan para perempuan peneliti dariIndonesia. Diakuinya, perempuanyang menekuni dunia riset memanglangka. Tak hanya di Indonesia, tapijuga di negara-negara lain, terma-

suk negara maju. Namun, ia opti -mis tis, nantinya akan muncul ba -nyak perempuan peneliti di Indo -nesia. Saat ini, misalnya, ia melihatcukup banyak wanita Muslim yangmenjadi peneliti, baik di bidangsains maupun ilmu sosial.

Baginya, penelitian telah menjadidunianya. Menurut dia, selalu adahal yang menarik dan menantanguntuk diteliti. Pekerjaan sebagaipeneliti juga membawa seseorangtidak terbatas hanya melakukanpenelitian di tempat kerja sendiri,tapi bisa berkolaborasi denganlembaga lain. Berbagai penelitianjuga telah membawanya berkelilingdunia. Mulai dari Singapura, Aus -tralia, Kanada, Amerika, Jerman,Mesir, Turki, Thailand, Prancis, danBelanda. Undangan mengisi semi -nar di beberapa negara juga selalumeng isi jadwalnya.

“Setidaknya ada tiga hal yangsangat membantu pekerjaan sayahingga sukses,” ungkapnya.

Pertama, Amelia bersyukur men-dapat dukungan dari suami dananak-anaknya. Sang suami mem -beri kesempatan yang sangat luasbaginya untuk berkarya. Pada saatyang sama, dia selalu berusaha ber -sikap objektif dan menjaga integri-tas akademis. Terakhir, dia senan-tiasa menjaga silaturahim.

“Suamilah di sini yang sangatberperan membantu menjaga kese-imbangan karier dan keluarga,” pujiAmelia kepada belahan jiwanya.

n ed: wachidah handasah

R asulullah Saw menyatakandalam salah satu hadisnyabahwa setiap anak dilahirkan

dalam keadaan fitrah, suci. Tinggalbagaimana orang tua mereka men-didik, membimbing dan meng -arahkan anak-anak itu.

Didikan dan bimbingan orang tuaitu akan mewarnai hidup sang anakselanjutnya. Dengan begitu, menjadikewajiban orang tua untuk mem-berikan pendidikan yang terbaik bagianak-anaknya, termasuk dalam halpendidikan yang berkenaan dengankesehatan.

Fase kanak-kanak adalah pe -riode meniru. Anak-anak cenderungmeniru yang dia dengar dan lihatdari orang-orang di sekitarnya ataulingkungannya. Kalau dalam faseini, anak-anak senantiasa mende -ngar dan melihat kebaikan orangtuanya, insya Allah mereka akanmenjadi orang-orang baik. Karenamereka terbiasa meniru kebaikanyang mereka lihat.dilakukan olehorang tua mereka. Oleh sebab itu,sebagai orang tua, kita harus hati-hati dalam bertutur kata maupunberperilaku.

Ada hal yang menarik ketika sayadiundang memberikan ceramah didepan para ulama dan pemukaagama di sebuah provinsi diSumatera.

Gubernur yang membuka acaraitu berkata, bahwa beliau sehat karena tidak merokok. Anak-anakbeliau juga tidak ada yang merokok.Mengapa begitu? Karena mereka(anak-anak Pak Gubernur) melihatAyah mereka tidak merokok. Begitujuga cucu-cucu Pak Gubernur,tidak ada yang merokok. Ini karenamereka melihat Ayah dan Kakekmereka tidak merokok. Begitulah....Sesungguhnya anak itu ter gan tungbagaimana orang tuanya. Kita bisamendidik anak-anak agar terbiasamenjalani pola hidup sehat sejakkecil.

Untuk menstimulasi anak-anakagar terbiasa hidup sehat, kita bisa

memulai dari hal-hal yang sederhana, antaranya:1. Mengajari mereka bangun pagi,

lalu berolah raga setelahmenunaikan shalat Shubuh,

2. Membiasakan menggosok gigisetiap bangun tidur dan men -jelang tidur,

3. Memilihkan makanan sehat, misalnya bukan makanan instan,

4. Meminta mereka tidak buangsampah di sembarang tempat,

5. Membiasakan mencuci tangansetiap selesai beraktivitas atauketika mau makan,

6. Mencuci kaki sebelum tidur, lebihbaik lagi kalau dilengkapi denganberwudhu,

7. Tidak tidur terlalu malam, apalagikalau besok pagi harus pergi kesekolah.

Dan masih banyak cara kita mengajari anak-anak agar mene -rapkan pola hidup sehat. Tapi, kitaingin anak-anak kita sehat bukanhanya jasmaninya saja, melainkan

ruhaninya juga. Berikut adalah caramenyehatkan jiwa dan ruhani anak-anak kita: 1. Biasakan selalu bersyukur kepada

Allah atas setiap karunia yang Diaanugerahkan,

2. Ajari mereka senantiasa patuhdan taat pada orang tua,

3. Mengucapkan terima kasih kepada orang yang memberikankebaikan kepada mereka,

4. Mengajari mereka minta maaf bilabersalah, agar mereka rendahhati dan tidak sombong,

5. Memberi contoh pada merekasenangnya hidup bila bisa berbagidengan sesama,

6. Selalu berbaik sangka kepadaorang dan senang memaafkan.

Semoga kita bisa menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak kita.Dan kita berharap, anak-anak kitapun menjadi orang-orang yang baik,yang hidup menurut aturan Allah, disamping patuh pada aturan negara.Semoga Allah merahmati kitasemua. �

MEMBIASAKAN ANAK HIDUP SEHAT

Oleh:Dr H Briliantono M Soenarwo, SpOT

Amelia FauziaKagumi Bukhari dan Muslim

Nama : Dr Amelia FauziaLahir : Tangerang, 25 Maret, 1971

Pendidikan : l Program Doktoral, Asia Institute, the University of Melbourne,

Bidang Sejarah Indonesia dan Studi Filantropi, 2004-2008l Master (S2) dalam Islamic Studies di University of Leiden, 1996-

1998, cum laude.l S1, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 1990-1995, cum laude.l Aliyah, Pesantren Darunnajah Jakarta, 1984-1990, cum laude.

Pengalaman Kerja dan Pekerjaan Saat ini:l Wakil ketua, Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2011- sekarang).l Anggota pengurus, Badan Wakaf Indonesia (BWI), Bidang

Penelitian dan Pengembangan (2010 - sekarang).l Dosen Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010 -

sekarang).l Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (1999 – sekarang).l Direktur program Tabungan Kesehatan Masyarakat, (2010 –

sekarang).l Anggota Council, Asian Muslim Action Network (AMAN), perwaki-

lan untuk Indonesia (2011 – sekarang). l Direktur Center for the Study of Religion and Culture (Pusat Kajian

Agama dan Budaya) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2010).l Direktur proyek penelitian internasional “Islamic Philanthropy for

Social Justice in Muslim Societies, membawahi enam negara: Mesir,Indonesia, India, Tanzania, Turki, dan Inggris (2002-2004).

l Peneliti muda (Himpunan Penelitian dan PengembanganMasyarakat-HP2M), Jakarta (1994-1995). n

Ia ingin lebih banyak lagi wanitaMuslim menekuni dunia riset.

B I O D A T A

DOK PRIBADI