e tabloid edisi 06 (juni 2012)

24
Juni | Tahun 2012 www.tabloidgalangkangin.com ; E-mail:[email protected] Edisi 06 TAHUN II Rp. 7.000,- Luar Bali Tambah Ongkos Kirim M asih ingat logo koperasi Indonesia yang idenk dengan pohon beringin, lengkap dengan padi, kapas, mbangan, bintang dalam perisai, dan gerigi roda? Kini, logo itu sudah digan dengan logo baru yang sama sekali berbeda. Logo baru koperasi kini berbentuk gambar bunga dengan dominasi warna hijau pastel. Bentuknya jauh lebih sederhana dan modern. Melalui logo baru itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah seper hendak memberi sinyal bahwa koperasi ingin tampil lebih modern. Koperasi hendak meninggalkan kesan kuno yang selama ini sudah melekat pada diri koperasi. Stereope yang berkembang di masyarakat selama puluhan tahun, koperasi adalah lembaga ekonomi rakyat kecil yang berkesan kuno, dak up to date, bermodal satu meja kecil, satu buku kecil untuk pembukuan, berskala ekonomi kecil, kurang gengsi, dan lainnya. Tidak sedikit pula “oknum” pelaku koperasi yang hanya menjadikan lembaga ini sebagai “alat” untuk mengakses berbagai bantuan pemerintah. Maka keka bantuan itu sudah cair, koperasi yang dibangun dengan movasi bantuan itu, secara pelan tapi pas, akan ma. Stereope yang terus melekat pada sosok koperasi, ditambah banyaknya koperasi yang dak dimanajemen dengan baik dan profesional, membuat lembaga ini dak pernah berhasil menjadi pilar yang sesungguhnya dari ekonomi kerakyatan nasional. Selama puluhan tahun, koperasi hanya mampu menjadi “penggembira” dalam hiruk pikuk perekonomian nasional yang lebih banyak ditopang sektor swasta. Lewat logo yang baru, koperasi Indonesia diharapkan selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variaf, inovaf sekaligus produkf dalam kegiatannya, serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi. Perubahan logo koperasi sepernya hendak dijadikan tonggak awal menuju modernisasi koperasi. Mungkinkah? Tabloid Bulanan M anusia sebagai makhluk sosial tentu tak bisa hidup tanpa orang lain. Hubungan antaranusia menjadi salah satu kebutuhan yang selalu berusaha untuk dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan ini manusia berusaha membentuk kelompok-kelompok guna saling berinteraksi dan juga membagi informasi. Perkembangan teknologi informasi ternyata juga turut berpengaruh terhadap pola interaksi manusia. Sejak beberapa tahun terakhir, perkembangan internet turut mendorong perkembangan social media sebagai salah satu sarana manusia untuk saling berinteraksi. Bahkan dalam perkembangannya, social media (socmed) telah menjadi salah satu kebutuhan manusia modern. Jika dulunya penggunaan internet hanya terbatas pada kelas masyarakat tertentu, kini perkembangan socmed justru mengalami hal berbeda. Saat ini termasuk di Indonesia socmed dimanfaatkan oleh orang dari berbagai kalangan tanpa batasan usia. Tujuannya pun beragam mulai dari sekadar iseng hingga tujuan lain seper membantu bisnis dan memperkuat jaringan. Keberadaan socmed ternyata begitu besar pengaruhnya. Di beberapa negara socmed menjadi sarana untuk mengkampanyekan reformasi dan menggalang dukungan. Bahkan tokoh semacam Barack Obama pun turut memanfaatkan socmed seper twier. Besarnya pengaruh socmed bahkan membuat beberapa negara melakukan filter yang sangat ketat terhadap keberadaannya. Psikolog Drs. I Made Ruska, M.Si mengungkapkan bahwa secara psikologis berhubungan dengan manusia lain merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar dari seorang manusia. Kebutuhan ini tak pernah berubah. Hanya saja dari waktu ke waktu cara manusia untuk berinteraksi dan mendapatkan informasi terus berkembang seiring dengan perkembangan kemampuan manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain yang kemudian membuat socmed saat ini menjadi begitu lekat dengan kehidupan. Melalui socmed orang-orang dapat MODERNISASI KOPERASI “SOCIAL MEDIA” MENDEKATKAN ATAU MENJAUHKAN? Bersambung ke Halaman 18........

Upload: gede-anggara

Post on 11-Mar-2016

235 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BISNIS SPIRITAL

TRANSCRIPT

Page 1: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Juni | Tahun 2012 www.tabloidgalangkangin.com ; E-mail:[email protected]

Edisi 06TAHUN II

Rp. 7.000,-Luar Bali Tambah

Ongkos Kirim

Masih ingat logo koperasi Indonesia yang identik dengan pohon beringin, lengkap dengan padi, kapas, timbangan, bintang dalam

perisai, dan gerigi roda? Kini, logo itu sudah diganti dengan logo baru yang sama sekali berbeda. Logo baru koperasi kini berbentuk gambar bunga dengan dominasi warna hijau pastel. Bentuknya jauh lebih sederhana dan modern.

Melalui logo baru itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah seperti hendak memberi sinyal bahwa koperasi ingin tampil lebih modern. Koperasi hendak meninggalkan kesan kuno yang selama ini sudah melekat pada diri koperasi.

Stereotipe yang berkembang di masyarakat selama puluhan tahun, koperasi adalah lembaga ekonomi rakyat kecil yang berkesan kuno, tidak up to date, bermodal satu meja kecil, satu buku kecil untuk pembukuan, berskala ekonomi kecil, kurang gengsi, dan lainnya. Tidak sedikit pula “oknum” pelaku koperasi yang hanya menjadikan lembaga

ini sebagai “alat” untuk mengakses berbagai bantuan pemerintah. Maka ketika bantuan itu sudah cair, koperasi yang dibangun dengan motivasi bantuan itu, secara pelan tapi pasti, akan mati.

Stereotipe yang terus melekat pada sosok koperasi, ditambah banyaknya koperasi yang tidak dimanajemen dengan baik dan profesional, membuat lembaga ini tidak pernah berhasil menjadi pilar yang sesungguhnya dari ekonomi kerakyatan nasional. Selama puluhan tahun, koperasi hanya mampu menjadi “penggembira” dalam hiruk pikuk perekonomian nasional yang lebih banyak ditopang sektor swasta.

Lewat logo yang baru, koperasi Indonesia diharapkan selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya, serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi.

Perubahan logo koperasi sepertinya hendak dijadikan tonggak awal menuju modernisasi koperasi. Mungkinkah?

Tabloid Bulanan

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tak bisa hidup tanpa orang lain. Hubungan antaranusia menjadi salah satu kebutuhan yang selalu berusaha untuk dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan ini

manusia berusaha membentuk kelompok-kelompok guna saling berinteraksi dan juga membagi informasi.

Perkembangan teknologi informasi ternyata juga turut berpengaruh terhadap pola interaksi manusia. Sejak beberapa tahun terakhir, perkembangan internet turut mendorong perkembangan social media sebagai salah satu sarana manusia untuk saling berinteraksi. Bahkan dalam perkembangannya, social media (socmed) telah menjadi salah satu kebutuhan manusia modern.

Jika dulunya penggunaan internet hanya terbatas pada kelas masyarakat tertentu, kini perkembangan socmed justru mengalami hal berbeda. Saat ini termasuk di Indonesia socmed dimanfaatkan oleh orang dari berbagai kalangan tanpa batasan usia. Tujuannya pun beragam mulai dari sekadar iseng hingga tujuan lain seperti membantu bisnis dan memperkuat jaringan.

Keberadaan socmed ternyata begitu besar pengaruhnya. Di beberapa negara socmed menjadi sarana untuk mengkampanyekan reformasi dan menggalang dukungan. Bahkan tokoh semacam Barack Obama pun turut memanfaatkan socmed seperti twitter. Besarnya pengaruh socmed bahkan membuat beberapa negara melakukan filter yang sangat ketat terhadap keberadaannya.

Psikolog Drs. I Made Rustika, M.Si mengungkapkan bahwa secara psikologis berhubungan dengan manusia lain merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar dari seorang manusia. Kebutuhan ini tak pernah berubah. Hanya saja dari waktu ke waktu cara manusia untuk berinteraksi dan mendapatkan informasi terus berkembang seiring dengan perkembangan kemampuan manusia.

Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain yang kemudian membuat socmed saat ini menjadi begitu lekat dengan kehidupan. Melalui socmed orang-orang dapat

MODERNISASI

KOPERASI

“SOCIAL MEDIA”MENDEKATKAN ATAU

MENJAUHKAN?

Bersambung ke Halaman 18........

Page 2: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

2 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

EDITORIAL

Team Redaksi Galang KanginDiterbitkan oleh: KSU Kharisma Madani Badan Hukum No.36/BH/DISKOP.PKM/IV/2006

- Pembina & Penasihat : Legawa Partha - Pimpinan Redaksi : I Gede Sumartana - Redaktur Pelaksana : I Gede Luhur Budiharta - Team Redaksi : Ni Komang Erviani, Kecuk Priambada, Nyoman Sarna, SE, Gusti Ayu M. Eka Putri

- Tata Letak : Ketut Rumiarsa - Photografi & dokumentasi : I Nyoman Sudarma, SE, Agus Gita Saputra - Administrasi Umum : Putu Sri Mulyani, SE - Sirkulasi & Distribusi : I Made Agus Antara, I Kadek Joni Artha, SE, I Gede Ardhi Saputra, SE,

I Made Surya Dharma, Agus Gita Saputra - Administrasi Sirkulasi : Agus Gita Saputra - Teknologi informasi : I Gede Dedy Wijaya, ST, Eka Yudi- Marketing : H. Husni Abdulah, Dadang Saktiono, Djoko Riyanto - Periklanan : KSU Kharisma Madani KCP Pakerisan

Email : [email protected] Redaksi: Jln. Bedugul No.1 Sidakarya - Denpasar Selatan Telp:(0361) 727734 Email: [email protected]

Kritik dan Saran yang bersifat membangun bisa dilayangkan ke alamat email kami

Galang Kangin

Stigma bahwa koperasi adalah lembaga perekonomian kerakyatan, menjadi bumerang. Koperasi yang di benak masyarakat Indonesia kental sebagai “perserikatan” ekonomi rakyat

kecil, memang kemudian tak pernah beranjak besar. Pengelolaan koperasi secara kecil-kecilan, sederhana bahkan kampungan, dianggap cukup dan sah-sah saja. Akibatnya, cita-dita koperasi untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat secara luas, tak pernah tercapai dan sampai saat ini belum mencapai sasaran.

Koperasi memang memiliki prinsip-prinsip yang ideal sebagai sokoguru perekonomian bangsa. Namun dalam perjalanannya, di tengah perekonomian bangsa dan dunia usaha yang bak belantara -- makin bebas, brutal, bahkan liar -- koperasi menjadi gagap menghadapi persaingan. Namun ketangguhan koperasi menghadapi krisis ekonomi, dan prinsip-prisip kebersamaan yang sesuai dengan karakter bangsa, membuatnya tetap dirindu dan didamba. Koperasi tetap tumbuh. Dari sisi jumlah pertumbuhannya sangatlah fantastis. Di Bali saja dewasa ini tercatat ada 4.352 unit usaha koperasi. Namun tak semuanya “sehat”. Kalaupun banyak yang “sehat”, tak banyak yang besar dan tumbuh sebagai sebuah usaha yang modern. Dari sisi kualitas, kopersi seperti dibonsai -- dibiarkan bahkan disengaja tetap kecil, tetapi ia menjadi pemanis dalam pertarungan bisnis.

Beberapa pihak beranggapan, koperasi tetap kerdil karena kesalahan pemerintah dalam menggelontor bantuan yang berlebihan kepada koperasi sejak bertahun-tahun silam. Akibatnya lembaga perekonomian rakyat ini menjadi manja. Bahkan banyak koperasi yang didirikan hanya untuk menggaet bantuan, setelah itu lenyap dan menghilang tanpa bekas. Kalaupun ada yang hidup, pastilah sulit berkembang.

Mungkin kondisi koperasi secara keseluruhan yang masih jauh dari ideal sebagai sebuah usaha yang mampu mensejahterakan pula, yang kemudian menjadi satu alasan Kementerian Koperasi dan UMKM, melakukan penggantian lambang/logo Koperasi Indonesia. Lambang baru berupa bunga berwarna hijau pastel telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nomor SKEP/14/Dekopin-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012. Dan penggunaan lambang baru ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012.

Logo baru Koperasi Indonesia diharapkan membawa semangat baru koperasi Indonesia yang makin berkembang inovatif dan produktif serta berorientasi pada keunggulan dan teknologi. Semoga koperasi Indonesia mampu tumbuh seperti koperasi di negara-negara lain yang sejajar dengan bisnis lain.

Editorial

MERUNTUHKAN

STIGMA KECIL

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali menggelar Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Festival yang diselenggarakan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali, 29-31 Mei 2012 lalu, kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Komang Merta Dana, SH. MH, dan Kepala Seksi Kurikulum Made

Sutarjana, S.Sos. MM (sekretaris), dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan kreativitas siswa dalam bidang seni dan sastra. Juga menanamkan dan membina apresiasi seni dan sastra, khususnya terhadap nilai-nilai tradisi yang berakar pada budaya bangsa. Selain itu dimaksudkan untuk mengembangkan sikap kompetitif dalam diri siswa yang berwawasan global.

FLS2N ini diikuti oleh siswa-siswi SD dan SMP dari 9 kabupaten/kota se Provinsi Bali. Tingkat SD dilombakan seni lukis, cipta cerita bergambar, pidato bahasa Indonesia, cipta puisi, seni tarian daerah dan seni krya anyam. Sementara tingkat SMP dilombakan seni lukis, vokal grup, kreativitas seni tari, membaca Al-Quran, cipta cerpen, kreativitas cerita berbahasa Inggris, cipta puisi, menyanyi solo, cipta lagu dan desain motif batik.

FLS2N PROVINSI BALI, 2012

Komang Merta Dana, SH. MH Made Sutarjana, S.Sos. MM

Page 3: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 3

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Koperasi Serba Usaha (KSU) Kharisma Madani, Rabu 16 Mei lalu mendapat kunjungan dari Jakarta yang terdiri atas Dinas Koperasi dan UKM Jakarta Selatan, Dekopin Jakarta Selatan, beberapa koperasi di Jakarta Selatan (Koperasi Pegawai Perum Peruri, Koperasi Pegawai Indosat, Koperasi

Pegawai Telkom). Rombongan beranggotakan 48 orang dipandu oleh Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali Drs. Made Supartha, MSi. Rombongan diterima oleh Ketua KSU Kharisma Madani Putu Sumedana Wahyu di Kantor Cabang Pembantu di jalan Pakerisan.

Rombongan yang mengadakan studi banding aktivitas perkoperasian dengan mengunjungi beberapa koperasi di Bali ini, menyatakan salut atas kinerja dan aktivitas KSU Kharisma Madani yang mengelola beberapa unit usaha seperti travel, media dan unit usaha agro. Dalam kunjungan itu sempat dibicarakan penjajagan kerjasama usaha antar koperasi.

Geliat

Pertemuan ke-2 dari forum Dialog Bisnis Uni Eropa-Indonesia (EIBD) tentang Permasalahan Industri Otomotif berlangsung

Senin 14 Mei lalu di Ramada Bintang Hotel, Bali. Pertemuan ini merupakan peluang bagi kalangan pengusaha, pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk membahas berbagai topik penting yang dapat meningkatkan perdagangan dan investasi antara Uni Eropa dan Indonesia di sektor otomotif.

Di akhir pertemuan, dihasilkan suatu Rencana Aksi Bersama yang kemudian menjadi bahan pembahasan dalam pertemuan ke-3 Dialog Sektoral bidang Industri dan Lingkungan antara Uni Eropa dan Indonesia keesokan harinya.

“Industri Otomotif Uni Eropa sangat berminat untuk memanfaatkan peluang-peluang yang terbuka dalam industri otomotif Indonesia dan membantu pengembangannya secara berkelanjutan,” kata Julian Wilson, Duta Besar/Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN.

“Industri otomotif Uni Eropa umumnya merupakan industri utama yang mampu menyediakan lapangan kerja, ekspor, penelitian dan pengembangan serta inovasi. Industri ini memainkan peran yang menentukan

pula dalam peralihan ke pertumbuhan yang berkelanjutan,” katanya.

Dikatakan, pada tahun 2010 dan 2011, nilai investasi industri otomotif Uni Eropa di Indonesia mencapai sekitar

US$ 300 juta dan masih ada investasi-investasi baru yang tengah dirancang.

Pangsa pasar Uni Eropa di Indonesia termasuk kecil, dan masih ada

kecenderungan untuk

memilih negara-negara

tetangga seperti Malaysia dan Thailand, karena iklim investasinya dianggap lebih kondusif.

Julian Wilson menganggap pertemuan EIBD kali ini bertujuan untuk merekomendasikan industri Uni Eropa menggunakan potensinya secara penuh untuk mendukung pembangunan perekonomian Indonesia.

“Peluang bisnis kendaraan di Indonesia yang memacu industri otomotif dunia akan membuat pasar otomotif Indonesia semakin menarik. Kepentingan para pengusaha mendapat dukungan pula dari pemerintah,

termasuk terdapatnya sektor otomotif sebagai Kelompok Prioritas ke-6 dalam Program Peningkatan Daya Saing Industri hingga tahun 2014,” kata Agus Tjahajana, Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional, Kementerian Perindustrian RI.

Pertemuan dialog bisnis ini, sebagai tindak lanjut dari dialog sektoral EIBD ke-1, November 2010 di Jakarta, yang memusatkan perhatian pada upaya memanfaatkan peluang investasi dan peningkatan kerjasama industri. Diskusi panel juga memusatkan perhatian pada permasalahan peraturan, iklim investasi, serta standar dan teknologi lingkungan.

Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai kalangan dari pihak Indonesia

maupun Uni Eropa, termasuk Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian Industri, Kementerian Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Delegasi Uni Eropa, Kamar Dagang Eropa (EuroCham), Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Forum Internasionalisasi Standar Kendaraan Bermotor Indonesia (IASIF), Badan Standarisasi Nasional (BSN), PT. Indomobil, BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen, Audi, Michelin, Pirelli, TUV, Rheinland dan Bosch.

EROPA - INDONESIA KERJASAMA INDUSTRI KENDARAAN

BERMOTOR

KERJASAMA ANTAR KOPERASI

Koperasi sejatinya memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan pilar dalam mengembangkan potensi

perekonomian masyarakat. Hanya saja selama ini potensi itu belum dikembangkan secara optimal, bahkan belum dilihat sebagai sebuah potensi.

Melihat hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas pengelolaan agroekoturisme melalui koperasi di Provinsi Bali mulai 30 Mei hingga Juni 2012. Pesertanya terdiri atas para pembina koperasi baik kabupaten maupun provinsi serta pengurus beberapa koperasi yang berasal dari Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.

Asisten Deputi Urusan Penelitian Koperasi, Drs. Syamsuddin, MM menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengembangkan koperasi sehingga mampu menggarap potensi yang ada di wilayahnya. Agroekotorisme dipilih sesuai dengan kesepakatan empat kepala negara yakni Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina untuk mengembangkan sektor pertanian dan pariwisata secara bersama-sama.

Tak hanya itu. Menurutnya dalam UU No.10 tahun 2008 tentang kepariwisataan terdapat banyak pasal yang memberikan kesempatan

kepada koperasi maupun UMKM untuk turut serta bergerak dalam bidang pariwisata. Inilah yang dilihat sebagai suatu potensi besar yang seharusnya bisa dimanfaatkan koperasi.

“Dalam UU No.10 Tahun 2008 tentang Kepariwisataan, banyak pasal yang memberikan peluang bagi koperasi dan UMKM untuk turut serta

baik sebagai pengelola objek maupun dalam usaha penunjang seperti dalam bidang transportasi, akomodasi maupun souvenir. Sayangnya, di Indonesia ini baru sedikit koperasi yang menggarapnya dan di Bali termasuk yang paling banyak,” ungkapnya.

Apa yang diberikan dalam kegiatan ini merupakan program rintisan yang selanjutnya akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Akan tetapi pengembangan yang dilakukan tiap daerah berbeda tergantung potensi yang dimiliki oleh tiap daerah.

Hanya saja diakui pengembangan ini bukanlah sesuatu yang mudah, mengingat sampai saat ini modal masih menjadi kendala utama. Untuk bergerak dalam industri pariwisata, diperlukan dukungan SDM yang memadai karenanya diakuai kualitas SDM masih menjadi kendala sampai saat ini.

Pengembangan pariwisata termasuk agroekoturisme, tak mungkin dilakukan dan berjalan sendiri. Diperlukan kerjasama dan koordinasi lintas sektor yang saling menunjang satu sama lain. “Pengembangan agroekoturisme tentu memerlukan dukungan semua pihak, perlu promosi yang baik, akses jalan yang bagus termasuk kondisi keamanan yang kondusif,” jelasnya. (ayu)

Koperasi dalamindustri PariwisataPOTENSIAL NAMUN

TAK MAKSIMAL

Page 4: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

4 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Sebuah gedung kecil dengan desain yang agak mentereng berdiri di Jalan Danau Beratan 66A, Sanur, persis di sebelah

Banjar Panti. Di dalam gedung, sejumlah petugas berpakaian rapi melayani aktivitas keuangan dengan ramah.

Sepintas, gedung berlantai dua

itu seperti sebuah kantor cabang bank. Gedung itu sebenarnya kantor sebuah koperasi simpan pinjam bernama Citra Mandiri. Tidak hanya di penampilan, koperasi yang beranggotakan lebih dari 290 anggota itu juga telah mengelola aset miliaran rupiah.

Kondisi serupa juga bisa lihat di Koperasi Serba Usaha (KSU) Kharisma Madani. Di kantor pusatnya, di Jalan Raya Sesetan 371, Denpasar Selatan, sejumlah pegawai dengan seragam biru menyambut ramah dengan senyuman terbaik masing-masing.

Tidak sekadar aktivitas simpan pinjam uang. Di KSU Kharisma Madani ini juga bisa dilakukan pemesanan tiket pesawat, paket wisata, hingga paket tirta yatra. Bahkan penjualan beras organik juga dilayani dari tempat ini.

Seperti layaknya sebuah bank, KSU Kharisma Madani bahkan memiliki dua kantor cabang pembantu, masing-masing berlokasi di Komplek Pertokoan Sedana Teras Dewata Kav. No.30 Jalan Gunung Soputan, Denpasar Barat dan di Jalan Bedugul No.1 Denpasar Selatan.

Di semua cabangnya, KSU

Kharisma Madani melayani sejumlah unit usaha mulai dari layanan kredit, penjualan beras, paket wisata, hingga penjualan tiket pesawat. Tidak main-main, seluruh dana yang dikelola koperasi yang berdiri tahun 2006 itu mencapai Rp 25 miliar.

“Awalnya kami hanya bermodalkan Rp 28 juta. Tapi sekarang uang yang kami kelola sudah mencapai Rp 25 miliar. Ini bukan main-main,” ujar Ketua KSU Kharisma Madani Putu Sumedana Wahyu.

Hal yang sama disampaikan I Wayan Sudarta, Manager KSP Citra Mandiri. “Sesungguhnya koperasi memang punya potensi untuk besar. Banyak koperasi yang memiliki aset triliunan rupiah. Itu jelas tidak bisa dikatakan main-main,” kata Sudarta.

Meski berhasil menghilangkan kesan kuno koperasi -- dengan satu meja kecil dan satu pembukuan kecil --, Kharisma Madani dan Citra Mandiri tetap berupaya semaksimal mungkin mensejahterakan anggotanya. “Fokus utama kita tetap untuk anggota. Artinya, apapun upaya yang kita lakukan selalu menargetkan kesejahteraan seluruh anggota,” ujar Sudarta.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali Dewa Nyoman Patra menegaskan, pihaknya akan mendorong agar lebih banyak koperasi bisa lebih maju dan modern seperti halnya Kharisma Madani dan Citra Mandiri. “Sebagian koperasi sudah tampil lebih baik, dikelola secara professional dan tidak lagi terkesan kuno. Kita sangat berharap akan lebih banyak lagi tumbuh koperasi-koperasi seperti ini,” katanya.

Namun di sisi lain, ia mengingatkan, modernisasi koperasi harus dibarengi dengan pemberian manfaat yang riil kepada seluruh anggotanya. “Jadi walaupun dia adalah lembaga yang modern, maju, dan berkembang, koperasi harus tetap berada di relnya sebagai wadah ekonomi kerakyatan. Prinsip dari oleh dan untuk anggota harus tetap dipegang erat,” tegas dia. (viani)

Sajian Utama

Menjadi modern tidak mengharuskan koperasi meninggalkan visi misi awalnya

sebagai lembaga ekonomi kerakyatan. Seperti apa?

MODERN YANG MERAKYAT

KEMENTERIAN Koperasi dan Usaha Kecil Menengah telah meluncurkan logo baru Koperasi Indonesia dalam “International Year of Cooperatives” Indonesia, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Mei lalu. Logo baru diharapkan memberi semangat baru dalam pengembangan koperasi. Apa bedanya?

Logo baru koperasi berbentuk gambar bunga dengan warna hijau pastel. Bentuknya jauh lebih sederhana dibandingkan logo lama koperasi yakni berbentuk pohon beringin yang dikelilingi kapas dan padi, timbangan, bintang dalam perisai, gerigi roda, dan berwarna merah dan putih.

Perubahan lambang/logo Koperasi Indonesia itu sendiri didasarkan pada Surat Keputusan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nomor SKEP/14/Dekopin-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Perubahan Lambang/logo Koperasi Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM juga telah menerbitkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia.

Logo baru koperasi ternyata bukan tanpa makna. Bentuk gambar bunga

dimaksudkan memberi kesan perkembangan dan kemajuan koperasi di Indonesia. Gambar bunga itu mengandung makna Koperasi Indonesia selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya, serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi.

Lambang Koperasi Indonesia yang baru itu didominasi oleh warna hijau pastel yang berwibawa dan menimbulkan kesan kalem. Pada lambang baru, gambar bunga dengan empat kelopak ingin menyampaikan impresi bahwa perkembangan dan kemajuan perkoperasian Indonesia harus dicapai dengan cara yang berawawasan, variatif, inovatif, dan produktif.

Keempat kelopak yang terkembang dalam 4 penjuru mata angin mencerminkan maksud Koperasi Indonesia sebagai penyalur aspirasi, dasar perekonomian nasional kerakyatan, penjunjung tinggi prinsip kebersamaan, kemandirian, keadilan dan demokrasi serta menuju pada keunggulan dalam persaingan global.

Sebuah logo baru penuh warna, yang tentu saja diharapkan bisa memberi semangat baru. Semoga! (viani)

LOGO BARU,SEMANGAT BARU

I Wayan Sudarta

Page 5: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 5

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Sajian Utama

Koperasi Unit Desa (KUD) yang di masa lalu tampak begitu berjaya,

mendadak kolaps satu per satu paska orde baru. Pola-pola penyaluran bantuan kepada koperasi dalam jumlah yang cukup besar ternyata memberi andil. Bantuan-bantuan yang dimaksudkan untuk menghidupkan, pada gilirannya ternyata justru meninabobokkan koperasi.

Bicara koperasi, selalu identik dengan bantuan. Itu karena di masa lalu, koperasi mendapat banyak sekali “suntikan” bantuan dengan berbagai nama, besaran uang, dan pola pencairannya.

“Pola-pola penyaluran bantuan kepada koperasi di masa lalu, justru memanjakan koperasi. Itu membuat koperasi tidak dikelola dengan baik dan kemudian melupakan akarnya, yaitu menyejahterakan anggota,” tegas pengamat ekonomi dari Universitas Udayana I Gusti Wayan Murjana Yasa.

Ditegaskan Murjana, bantuan-bantuan bagi pengembangan koperasi tetap diperlukan. Hanya saja, pola penyalurannya diharapkan bisa memberdayakan koperasi, bukan sekadar memanjakan. “Sayangnya, di masa lalu, bantuan-bantuan yang disalurkan cenderung memanjakan koperasi. Itu membuat banyak koperasi kolaps paska tidak lagi mendapat jatah bantuan,” ujarnya.

Selain bantuan keuangan, kata dia, pemerintah bisa memfasilitasi dengan aspek kemandirian, serta pemberian pelatihan agar pengurus menjadi lebih professional. Dalam pelatihan serupa, juga dinilai penting memberi pemahaman lebih mendalam tentang azas koperasi itu sendiri.

“Perlu upaya untuk lebih memandirikan koperasi sebagai suatu usaha ekonomi kerakyatan. Perlu upaya penjernihan pemahaman tentang azas koperasi sehingga image koperasi yang selama ini agak kurang bagus, bisa diperbaiki,” tegas Murjana, sembari berharap pemerintah juga lebih selektif dalam proses perizinan dan selalu mengevaluasi keberadaan dan penyelenggaraan koperasi.

Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Kharisma Madani, Putu Sumedana Wahyu juga melihat pemerintah memegang peran yang cukup signifikan dalam memanjakan koperasi hingga menjadi lemah seperti saat ini. “Pemberian bantuan dalam berbagai bentunya, sebenarnya memang atas dasar niat baik pemerintah, dan kita mengapresiasi itu.Tetapi di sisi lain, penyalurannya tidak diiringi dengan pembinaan yang menguatkan. Koperasi-koperasi justru terlalu dininabobokkan dengan berbagai macam bantuan ini,” ujar Sumedana.

Bantuan-bantuan secara terus-menerus, ujarnya, telah membuat koperasi menjadi manja. “Jadinya kayak anak mama. Kalau ngga dibantu, ya ngga kerja,” keluhnya.

Ia mengakui, ada niat baik pemerintah di balik pemberian bantuan tersebut guna mengembangkan koperasi. “Tetapi niat baik pemerintah untuk mendorong koperasi itu tidak digunakan secara maksimal. Koperasi dikelola tapi tidak dimaksimalkan untuk menjadi koperasi profesional. Saya tidak tahu salahnya di mana,” tambah Sumedana.

Kekeliruan Masa LaluManager Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Citra

Mandiri I Wayan Sudarta mengungkapkan, ada banyak motivasi suatu kelompok membangun koperasi. Salah satu motif yang banyak adalah untuk menampung bantuan dan mengharapkan dana bergulir, hibah, dan lainnya. “Ada koperasi yang dibangun hanya untuk menampung bantuan, hanya mengharapkan bantuan dana bergulir, hibah, dan lain-lain. Memang mereka tidak mau berinvestasi, lebih-lebih di teknologi. Itu kekeliruannya. Sumber daya alam yang buruk umumnya menjadi penyebab utama matinya koperasi,” Sudarta mengingatkan.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Bali, Dewa Nyoman Patra, mengakui adanya kesalahan di masa lalu dengan pemberian bantuan hibah dan lain sebagainya. Hal itu memicu banyak pihak sengaja datang mengajukan izin koperasi untuk mendapatkan bantuan-bantuan tersebut.

“Sekarang bantuan-bantuan itu sudah relatif terbatas. Pemerintah kini lebih focus pada pelatihan-pelatihan, peningkatan sumber daya manusia, membukakan

akses permodalan maupun pemasaran,” kata Patra. “Bantuan itu masih ada, tapi lebih terbatas. Kami

ingin lebih banyak mendidik koperasi. Kami khawatir nanti banyak koperasi tumbuh untuk mencari bantuan saja. Setelah bantuan habis, hilang koperasinya,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, hanya tersedia akses bantuan penguatan modal untuk koperasi perkotaan dan pedesaan. Dalam program ini, masing-masing koperasi yang memenuhi syarat dapat mengakses bantuan sebesar Rp 50 juta untuk digunakan sebagai penguatan modal. Di tahun 2011 lalu, di wilayah Bali, sudah disalurkan hingga Rp 2,7 miliar. “Syarat utamanya koperasi harus sehat dan tidak berskala besar,” ujarnya.

Paska dikuranginya bantuan-bantuan bagi koperasi, kata Patra, pertumbuhan koperasi baru mulai agak selektif. “Karena saat pengajuan izin, kami juga sangat selektif. Kammi ingin koperasi itu benar-benar dikelola dengan baik,” tegasnya.

Saat ini tercatat ada 4.352 unit usaha koperasi di Bali. Dari jumlah itu, hanya 3.882 unit koperasi yang sehat. (viani)

BANTUAN,MENINABOBOKKAN KOPERASI

Putu Sumedana Wahyu

Page 6: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

6 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Sajian Utama

Stereotipe yang berkembang di Indonesia tentang koperasi sebagai lembaga yang kecil, rupanya berbanding terbalik dengan perkembangan koperasi yang sangat pesat di luar negeri.

Sejumlah brand asing yang telah merambah Indonesia sekarang, ternyata merupakan produk koperasi.

Anda mengenal perusahaan susu Nestle? Atau produk es krim Campina? Atau perusahaan penyedia perkakas rumah tangga Ace Hardware? Anda pasti tidak menyangka kalau perusahaan-perusahaan besar itu merupakan unit usaha dari sebuah organisasi ekonomi kerakyatan bernama koperasi.

Sejumlah negera ternyata sukses mengangkat koperasi sebagai salah satu pilar utama perekonomiannya. Lihat saja Singapura, negara kecil yang luas wilayahnya hanya sepertujuh luas Pulau Bali. Singapura mampu memakmurkan masyarakatnya yang berjumlah sekitar 4 juta orang, hampir sama dengan jumlah total penduduk Bali, dengan menggerakkan koperasi. Sebanyak 50 persen masyarakat Singapura merupakan anggota koperasi.

Tak hanya itu,negara Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara kapitalis pun, menggunakan peran koperasi untuk menggerakkan ekonomi masyarakatnya. Sebanyak 25 persen dari total jumlah penduduk negeri paman sam itu ternyata anggota koperasi.

Mari juga kita lihat koperasi terbesar di dunia, ZEN-Noh, di Jepang. Koperasi yang focus pada penyaluran sarana produksi dan pemasaran hasil pertanian itu punya aset hingga Rp 649 triliun dan memiliki 100 lebih perusahaan di bawahnya.

Di London, usaha koperasi memiliki pabrik sepatu, susu, dan lainnya. Di Denmark,

pengendali ekonomi bukan B a d a n Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta, melainkan koperasi.

Kenapa setelah puluhan tahun usia koperasi di Indonesia, lembaga ekonomi kerakyatan ini tidak mampu mengimbangi?

“Perkembangan koperasi di Indonesia pincang. Kekuatan koperasi dengan sektor usaha lainnya tidak

seimbang. Kalau di banyak negara, kekuatannya seimbang antara sektor swasta, BUMN, dan koperasi,” ujar Ketua Koperasi Serba Usaha (Kharisma Madani) Putu Sumedana Wahyu yang sempat mengikuti studi banding untuk melihat koperasi di Singapura beberapa waktu lalu.

Koperasi di Singapura, terang Sumedana, melalui perkumpulannya bernama Singapore National Cooperative Cooperation, mampu membangun semangat koperasi. Mereka pun mampu menduduki posisi sama kuat dengan sektor swasta dan BUMN.

“Sedangkan di Indonesia, kita masih terdogma dengan bahasa koperasi adalah ekonomi kerakyatan yang seolah selalu diidentikkan dengan satu dua rupiah. Padahal arti ekonomi kerakyatan itu bukan itu. Ekonomi kerakyatan seharusnya juga bisa mencakup triliunan rupiah,” tegas Sumedana.

Tampil lebih modern merupakan sesuatu yang penting untuk sebuah koperasi agar lebih berkembang. Namun pengamat ekonomi dari Universitas Udayana I Gusti Wayan Murjana Yasa mengingatkan agar koperasi modern tidak melupakan akarnya sebagai lembaga yang bertugas mensejahterakan anggota.

“Saya ingin sedikit menggugat. Koperasi itu merupakan perkumpulan orang-orang yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi bukanlah lembaga yang berazaskan profit. Sayangnya, pada kenyataannya, banyak koperasi besar yang beroperasi layaknya lembaga perbankan dengan target utama

keuntungan sebesar-besarnya,” keluh Murjana Yasa yang juga dosen Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana .

Diakuinya, keuntungan yang besar dapat dikembalikan untuk kesejahteraan anggota. “Sayangnya banyak koperasi yang berorientasi keuntungan, umumnya melupakan kesejahteraan anggotanya sendiri, lalu kemudian lama-lama mati,” ia mengingatkan.

Ubah Penilaian KoperasiBanyaknya koperasi yang berorientasi profit,

menurutnya, semata merupakan kesalahan dari kebijakan pemerintah. Pemerintah selama ini menilai kinerja koperasi hanya berdasarkan kinerja keuangan. “Seharusnya indikator yang diukur adalah kesejahteraan anggota, bukan kinerja keuangan. Pola penilaian ini yang menyebabkan banyak koperasi lebih mengutamakan profit demi mendapat penilaian keuangan yang baik, ketimbang menyejahterakan anggota,” kata dia.

Murjana Yasa menilai sangat penting bagi pemerintah mengubah pola penilaian koperasi tersebut, sebelum koperasi berubah menjadi lembaga yang tidak memiliki perbedaan dengan perusahaan swasta. “Harus ada perubahan dari ukuran-ukuran kinerja koperasi, dan mengevaluasi keberadaan

koperasi. Apakah dia benar-benar menjalankan prinsip-prinsip koperasi? Itu yang terpenting,” tegasnya.

Menurut Murjana, ada banyak koperasi sudah berpraktik menyimpang dari prinsip dasarnya. Sayangnya, belum ada satu pun yang mendapat teguran pemerintah. “Pemerintah hanya peduli pada ukuran-ukuran keuangan, dan membiarkan praktik-praktik koperasi yang menyimpang. Ini yang kemudian membawa image tidak bagus pada koperasi,” tambah Murjana. (viani)

Koperasi Berjaya di Mancanegara

BAGAIMANA DENGAN INDONESIA?

Page 7: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 7

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Sajian Utama

Koperasi sebagai wadah ekonomi kerakyatan seharusnya bisa lebih berkembang dengan segala potensinya. Sayang, sebagian besar koperasi masih dikelola seperti warung

klontong kecil.Pengelolaan koperasi harus didorong untuk

lebih berperan meningkatkan kesejahteraan anggota maupun masyarakat di sekitarnya. “Karenanya kami mendorong agar pengelolaan koperasi secara bisnis dapat lebih modern dan profesional lagi,” tegas Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Bali Dewa Nyoman Patra.

Ditegaskan Patra, pihaknya terus berupaya agar koperasi bisa dikelola secara lebih modern, dalam arti pengelolaannya lebih profesional dengan sumber daya manusia yang lebih mumpuni. “Kalau tidak begitu, kita akan ketinggalan. Ditinggalkan oleh lembaga keuangan masyarakat yang baru-baru. Kita akan kalah bersaing,” ujarnya.

Guna mendorong pengelolaan koperasi secara lebih baik, pemerintah telah menyiapkan berbagai bentuk pelatihan sumber daya manusia. “Dengan pola pelatihan-pelatihan, kita tingkatkan kualitas sumber daya manusianya, kita berikan pelatihan manajemen, pengelolaan teknologi informasi,” tambah Patra.

Upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia koperasi juga dilakukan sebelum koperasi tersebut berdiri, sebagai salah satu syarat

pembentukan koperasi baru. “Sebelum mereka terjun ke koperasi, kami berikan mereka dasar-dasar pengetahuan mengenai pengelolaan koperasi, sumber daya manusia, bagaimana mengakses permodalan, dan lainnya. Untuk mengakses permodalan, kami juga undang beberapa partner yang dapat menyediakan, ” ujarnya.

Pemerintah juga memfasilitasi pemasaran dengan acara temu mitra, yakni mempertemukan pelaku koperasi dengan pedagang-pedagang di provinsi lain. “Kita upayakan sebisa mungkin agar koperasi Indonesia bisa tumbuh lebih maju,” ujarnya.

Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Kharisma Madani, Putu Sumedana Wahyu, menyesalkan banyak pelaku koperasi yang terjebak pada mindset bahwa koperasi hanyalah usaha kecil yang cukup dikelola secara sederhana seperti mengelola warung klontong kecil. Mindset itu menyebabkan banyak pengelola koperasi enggan melakukan terobosan-terobosan baru guna mengembangkan diri.

Ia mencontohkan, banyak pengelola koperasi yang enggan mengurus syarat-syarat administratif seperti melengkapi usaha dengan nomor pokok wajib pajak (NPWP) atau surat izin usaha. “Untuk mencari NPWP saja, kebanyakan koperasi berpikir keras. Padahal dengan memiliki NPWP, kita bisa lebih mudah mengakses kerjasama dengan sumber-sumber dana seperti perbankan. Ini yang sering membuat koperasi hanya jalan di tempat,” kata

Sumedana. “Kalau mereka mau mengelola koperasi

seperti warung klontong kecil, ya silahkan. Tapi saya tidak mau di sana,” tambahnya.

Manager Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Citra Mandiri, I Wayan Sudarta, juga ogah diam di tempat dan membiarkan usaha koperasinya tidak berkembang. ”Banyaknya koperasi yang tidak mau melengkapi diri dengan NPWP hanyalah satu contok kecil yang membuktikan banyak koperasi yang belum mau membuka diri. Padahal saat mereka ingin melangkah lebih maju, itu sangat penting. Setidaknya kita bisa mengakses penguatan modal untuk pengembangan diri,” Sudarta mengingatkan.

Namun Sudarta menyayangkan pandangan sejumlah orang yang menilai koperasi koperasi besar sudah keluar dari relnya. “Banyak yang mempertanyakan kenapa koperasi menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dana ke bukan anggotaya. Mereka beralasan bahwa yang berhak menghimpun dana masyarakat hanya perbankan. Lalu bagaimana dengan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)?” Ia mempertanyakan.

Dikatakan Sudarta, kalau melihat perannya, jelas kita tidak boleh menampik bahwa koperasi berperan dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. “Tentu ketika koperasi besar, anggota akan mendapat dampak langsung dalam bentuk peningkatan kesejahteraan,” ungkapnya menyakinkan. (viani)

JANGAN SEPERTI KELOLA WARUNG KLONTONG

Page 8: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

8 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Saat dibentuk oleh 41 orang pendirinya di tahun 2006, tak jauh berbeda dengan koperasi lain. KSU Kharisma Madani merintis dari unit usaha

simpan pinjam dengan modal awal hanya Rp 28 juta. Tapi tak hanya itu. Koperasi yang berkantor pusat di Jalan Raya Sesetan 371, Denpasar Selatan ini juga sudah mulai melakukan pengembangan usaha di tahun yang sama, dengan menyediakan jasa pembayaran rekening listrik dan telepon.

Belum genap setahun, KSU Kharisma Madani memilih melakukan pengabdian kepada masyarakat di wilayah sekitar kantor pusatnya dengan penyediaan layanan pengangkutan sampah. Layanan pengangkutan sampah dikhususkan bagi warga Banjar Gaduh, Sesetan, tempat Kharisma Madani membangun kantor pusat.

KSU Kharisma Madani menyediakan satu unit mobil truk untuk pengangkutan sampah, sekaligus menyediakan dua tenaga kerja yang sehari-hari bertugas mengoperasikannya. Setiap hari, mereka berkeliling ke semua rumah penduduk di wilayah Banjar Gaduh untuk mengangkut sampah.

“Ini murni merupakan pelayanan kepada masyarakat. Kami merasakan sendiri betapa susahnya membuang sampah. Dari situlah kami berpikir untuk menyediakan layanan pengangkutan sampah. Kami ingin ikut membantu mengatasi masalah sampah di perkotaan,” tegas Ketua KSU Kharisma

Madani, Putu Sumedana Wahyu kepada redaksi Galang Kangin.

Kepada masyarakat setempat? Sumedana mengakui, pihak koperasi membebankan iuran wajib untuk pengangkutan sampah. Setiap rumah dibebankan iuran sampah Rp 10.000 per bulan, dan nilainya naik secara bertahap menjadi Rp 20 ribu di tahun ini.

“Iuran itu hanya untuk mengganti biaya operasional, pemeliharaan kendaraan dan gaji dua pekerja. Ini juga untuk membangun tanggung jawab dari masyarakat. Toh nilainya tidak terlalu besar dan tidak memberatkan masyarakat,” tegasnya.

Di tahun 2011, KSU Kharisma Madani mulai bergerak dengan pengembangan usaha-usaha lainnya. Dimulai dengan penerbitan Tabloig Galang Kangin, dilanjutkan dengan unit usaha agro dengan branding Kharisma Farm dan travel agent dengan branding Khama Bali Travel.

Sumedana menjelaskan, ketiga unit usaha itu dibangun dengan misi yang sejalan, yakni mengembangkan diri dan mengabdi untuk masyarakat. “Tabloid, kami buat sebagai media untuk memberikan lebih banyak informasi kepada masyarakat, agar masyarakat menjadi lebih berdaya,” jelasnya.

Melalui unit usaha agro, KSU Kharisma Madani menawarkan program Yarnen (bayar panen) Bali Madani. Program ini menyalurkan pupuk organik bagi petani.

Sementara hasil panen petani nantinya akan diserap oleh koperasi dengan harga yang layak sesuai harga pasar.

Hingga kini, KSU Kharisma Madani sudah bekerjasama dengan lebih dari 1.250 petani dengan luasan hingga 500 hektar sawah di wilayah Denpasar dan Badung. “Kita menargetkan bisa menggarap lahan hingga 10.000 hektar lahan sawah se Bali,”

tegas Sumedana.Sumedana yang lahir dari keluarga

petani mengungkapkan, program Yarnen itu semata untuk mensejahterakan petani dan memasyarakatkan kembali pertanian organik yang sudah cukup lama ditinggalkan

petani kita. “Dengan pertanian organik, kita berharap hasil pertanian petani juga lebih sehat dan cemaran bahan kimia terhadap lingkungan semakin berkurang,” tambahnya.

Khusus untuk usaha travel agent, kata Sumedana, ditujukan untuk menggarap potensi pariwisata yang ada di Bali, yang tidak banyak digarap orang lokal sendiri. “Kita tahu Bali punya potensi besar di bidang pariwisata. Masak kita hanya diam saja melihat potensi itu? Karena itu, kami mencoba menggarapnya, dan sejauh ini hasilnya cukup memuaskan,” ujar pria berperawakan atletis ini. (viani)

Gemaskop

KSU Kharisma MadaniDARI URUSAN BERAS SAMPAI SAMPAH

Sebagian besar unit usaha koperasi memilih cara “enak dan gampang” membesarkan usahanya. Alhasil, sebagian besar mereka hanya fokus bekerja

dengan unit usaha simpan pinjam yang cukup jelas perhitungan bisnisnya. Tapi Koperasi Serba Usaha (KSU) Kharisma Madani tidak memilih opsi itu. Koperasi yang

berdiri 2006 ini memilih terus mengembangkan usaha. Targetnya pun tak hanya menyejahterakan anggota, tetapi juga non anggota.

Putu Sumedana Wahyu

Page 9: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 9

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Memberikan perhatian terhadap kehidupan para seniman yang memegang peranan penting terhadap

kelestarian seni, merupakan salah satu dari berbagai upaya itu. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Gianyar tahun 2005 dengan membentuk 20 koperasi seniman yang tujuannya untuk memberikan perhatian terhadap kesejahteraan para seniman.

Koperasi Seniman Topeng yang terletak di wilayah Desa Pakraman Pedapdapan, Pejeng, salah satunya. Koperasi ini ditujukan khusus bagi para seniman topeng yang selama ini memang menjadi bagian penting dalam setiap pelaksanaan yadnya.

Ketua Koperasi Seniman Topeng, Ida Bagus Nyoman Darmalara, SSi, memaparkan, pemilihan lokasi pembentukan koperasi seniman pada awalnya didasarkan pada potensi kesenian yang berbeda di setiap daerah. Berdasarkan informasi dari para sesepuh seniman yang ada, Pejeng dianggap sebagai “sebun” dari kesenian topeng.

“Seni dan berkesenian merupakan proses budaya. Seni bisa muncul dimana saja dalam berbagai bentuknya. Setiap daerah memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing. Dari para orangtua yang dianggap paham terhadap seni, Pejeng dianggap sebagai sebunnya seni topeng. Kebanyakan seniman topeng ada di Pejeng dan sampai saat ini ternyata masih lestari. Para seniman topeng di sini menjadikan topeng sebagai proses persembahan,” ungkapnya.

Di awal pembentukannya pada 2005, koperasi ini hanya beranggotakn 25 orang. Semuanya merupakan seniman topeng. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, mulai dipikirkan pengembangan dari koperasi ini.

Pada tahun-tahun berikutnya mulailah diterima anggota lain, diantara mereka ada yang merupakan seniman tabuh dan sering terlibat dalam pertunjukan topeng. Hanya saja dalam setiap penerimaan anggota, masih tetap terbatas dari kalangan seniman. Sementara masyarakat umum yang tak memiliki kaitan dengan kesenian topeng sampai sekarang belum bisa menjadi anggota.

Hingga saat ini Koperasi Seniman Topeng ini telah memiliki 78 orang anggota. Meski sampai saat ini tetap membatasi latar belakang profesi anggotanya, koperasi ini ternyata bisa menerima anggota seniman yang berasal dari luar wilayah Pejeng. Beberapa orang anggotanya merupakan seniman topeng yang berasal dari Payangan, Ubud, hingga Blahbatuh dan Sukawati.

Darmalara mengakui selama ini seniman memang sangat identik dengan kesan susah diatur dan memiliki kehidupan yang tidak teratur. Akan

tetapi dengan pembentukan koperasi ini, kesan yang selama ini telanjur melekat secara perlahan berusaha dihapus. Kesejahteraan para seniman akan menjadi sebuah jaminan kelestarian sebuah seni.

Hanya saja ternyata para

seniman memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap sebuah kesejahteraan. Kesejahteraan tak diukur semata dari besarnya keuntungan yang bisa diberikan koperasi terhadap para anggotanya.

“Koperasi dianggap mensejahterakan, bukan dari besarnya keuntungan yang bisa didapat. Bukan berdasarkan besarnya SHU yang bisa dibagikan setiap tahunnya. Bagi anggota kami, koperasi dianggap bisa mensejahterakan apabila bisa membantu anggota saat membutuhkan. Ada tempat yang pasti dan bisa didatangi saat anggota memerlukan. Meski profitnya besar, tapi tak bisa membantu mereka saat mereka membutuhkan, tentu tak bisa dikatakan mensejahterakan,” jelas pria yang juga menjadi Ketua LPD Desa Pakraman Pedapdapan ini.

Meski ekuitas yang dimiliki Koperasi Seniman Topeng ini tak terlalu besar dan masih di bawah Rp 100 juta, ternyata kepercayaan masyarakat cukup besar. Ini terlihat dari dana pihak ke tiga yang mencapai Rp 1 miliar.

Kepercayaan yang dimiliki masyarakat menurutnya bisa muncul karena dua alasan. Pertama, ada kepercayaan yang muncul karena kredibilitas lembaga. Kedua, ada juga kepercayaan yang muncul karena masyarakat percaya dengan para pengurus. Untuk koperasi yang anggotanya seniman, alasan kedua ternyata lebih dominan. Ini dikarenakan seniman kebanyakan menggunakan rasa dalam setiap tindakannya.

Setelah tujuh tahun berjalan, ternyata banyak pengalaman unik yang ditemui Darmalara. Misalnya dalam setiap pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Para anggota koperasi

yang merupakan para seniman ternyata sangat antusias datang. Bahkan kehadiran mereka rata-rata di

atas 80%. Dan ternyata bukan mendengarkan laporan

pengurus yang menjadi tujuan utama mereka.

“Kehadiran anggota cukup tinggi, tetapi mereka tak datang sekadar untuk mendengar laporan pengurus. Dibandingkan mendengarkan laporan pengurus mereka lebih tertarik bercerita satu sama lain tentang seni,

pengalaman mereka pentas dan hal lain

semacamnya. Maka

jadilah RAT

kami seperti diskusi seni yang diisi para seniman berbagai usia” tuturnya.

Perlu Lembaga PenjaminJika banyak koperasi yang

mengeluhkan modal sebagai kendala utama untuk bisa berkembang, lain lagi bagi koperasi ini. Darmalara menilai menjaga kepercayaan masyarakat menjadi tantangan utamanya. Terlebih dengan besarnya dana pihak ke tiga yang jauh melampaui ekuitas.

Untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat yang makin hari makin besar terhadap koperasi, menurutnya ke depan diperlukan sebuah lembaga yang bisa menjadi lembaga penjamin bagi koperasi. Jika bank memiliki Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), hal yang sama juga diperlukan bagi koperasi demi memberikan rasa aman bagi masyarakat yang telah mempercayakan dananya pada koperasi.

“Ke depannya, dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi maka sangat perlu dibentuk lembaga untuk menjamin simpanan yang dipercayakan. Bank dengan modal besar saja bisa rush apalagi koperasi dengan modal terbatas. Kalau bukan dari pemerintah, lembaga penjamin ini mungkin bisa yang

sifatnya lintas koperasi sehingga bisa saling menopang dan mendukung,”

harapnya. (ayu).

Gemaskop

Bagi masyarakat Bali seni bukanlah sekadar hiburan. Dalam kehidupan masyarakatnya seni dipandang sebagai sebuah persembahan kepada Tuhan.

Karenanya seni bukan hanya bermakna secara sosial akan tetapi juga spiritual. Karenanya berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan seni hingga tak

punah.

Koperasi Seniman TopengSEJAHTERAKAN SENIMAN, LESTARIKAN SENI

Ida Bagus Nyoman Darmalara

Page 10: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

10 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Diskop

Gerakan koperasi Bali punya terobosan baru untuk membuktikan kepeduliannya pada masalah kemiskinan di

daerah ini. Sejumlah koperasi sepakat untuk melakukan program bedah rumah bagi warga miskin di Bali.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Bali Dewa Nyoman Patra, mengungkapkan sudah ada sejumlah koperasi yang menyatakan siap menyalurkan dananya untuk program bedah rumah.

“Kami awalnya hanya bermaksud memfasilitasi koperasi-koperasi yang hendak menyalurkan sebagian keuntungannya. Syukurlah responnya cukup bagus dari gerakan koperasi,” ujar Patra.

Program bedah rumah dari gerakan koperasi rupanya mendapat respon yang sangat bagus dari kalangan pelaku koperasi. Sejumlah koperasi berskala besar telah menyatakan kesiapannya menyediakan masing-masing satu unit rumah. Koperasi tersebut antara lain Puskud Bali Dwipa, Koperasi Serba Usaha (KSU) Kharisma Madani, Koperasi Pasar (Koppas) Srinadi, dan Koperasi Kuta Mimba. Selain itu, sejumlah koperasi juga ikut mengumpulkan sumbangan dengan berbagai variasi jumlah untuk program serupa. Nanti akan kita terus berupaya agar jumlahnya bertambah,” tegasnya.

Sejumlah rumah baru dari program ini tengah dalam pembangunan

di sejumlah wilayah, di antaranya di Klungkung dan Karangasem. “Kita akan terus koordinasikan untuk program serupa di wilayah Negara, Tabanan, dan Buleleng,” tambah Patra.

Hingga akhir 2012 ini, ditargetkan 20 rumah untuk program bedah rumah. “Kami optimis banyak koperasi yang bersedia membantu,” kata dia.

Patra menegaskan program bedah rumah dibuat semata sebagai bukti bahwa gerakan koperasi tidak hanya sibuk meraih keuntungan dari aktivitas usahanya. “Sekarang kita bekerja riil, ikut peduli dengan keluarga miskin,” kata dia.

Ia menambahkan, pelaksanaan program ini juga mampu membuktikan bahwa koperasi kini sudah lebih maju dan tidak hanya egois berorientasi pada anggota. ”Gerakan koperasi sudah mampu ikut program bedah rumah untuk diberikan kepada warga yang bukan anggotanya. Ini sebagai upaya mengimplementasikan asas kekeluargaan, kebersamaan, gotong royong, saling tolong menolong,” beber Patra.

Gerakan koperasi akan terus menggaungkan kepada seluruh anggota koperasi agar bisa secara riil meningkatkan kesejahteraan anggotanya maupun masyarakat sekitarnya,” ujar dia.

Ide awal dari program bedah rumah itu sendiri, kata Patra, bermula dari adanya keinginan mengajak gerakan koperasi agar lebih peduli kepada kondisi terkini masyarakat. “Program ini

mengajak gerakan koperasi agar peduli dengan saudara-saudara kita yang perlu,” tambahnya.

Program tersebut juga dilakukan untuk menyambut HUT Koperasi. “Dengan begitu citra koperasi bisa lebih meningkat. Banggalah jadi koperasi. Di samping meningkatkan kesejahteraan anggota, juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di luar anggotanya,” tandasnya.

Program itu juga diharapkan bisa mendukung program bedah rumah yang diluncurkan Pemerintah Provinsi Bali dalam rangka mengatasi banyaknya warga miskin yang hidup di rumah tidak layak huni.

Sejak diluncurkan Pemerintah Provinsi Bali pada awal tahun 2010,

hingga akhir tahun 2011 lalu sudah ada 3.118 unit rumah tidak layak huni yang berhasil dibedah. Jumlah itu termasuk 468 unit bedah rumah yang dibiayai dana CSR perusahaan-perusahaan di Bali. Dari dana APBD Bali, bedah rumah sudah dilakukan terhadap 825 unit rumah tidak layak pada 2010 dan 1.825 unit pada 2011.

“Masih ada 13.000 rumah tidak layak huni di wilayah Bali. Saya mencari masyarakat Bali yang mampu untuk berbaik hati menyalurkan dananya untuk membantu saudara-saudara kita yang masih hidup di rumah tidak layak huni,” harap Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat simakrama bulanan di Bangli beberapa waktu lalu. (viani)

BEDAH RUMAHALA KOPERASI BALI

Pertanyaan :

1. Binatang besar berhidung panjang

2. Lawannya bawah3. Ibukota Peru4. Negara yang terkenal dengan

kanggurunya5. Air terjun besar di Amerika6. Salah satu rumah ibadah7. ……….kepala8. Yang biasa dibagikan waktu

Imlek9. Grup band yang menyanyikan

lagu “Garuda di Dadaku”10. Ubud terletak di kabupaten ?11. Binatang bersisik yang hidup di

air12. Jagoan bertopeng dari Jepang

Ketentuan :

1. Jawaban dikirim ke alamat Redaksi Tabloid Galang Kangin dengan menyertakan kupon yang masih berlaku.

2. Jawaban diterima paling lambat minggu terakhir bulan Juni.

3. Pemenang akan diumumkan pada Tabloid Galang Kangin edisi Juli.

4. Semua jawaban yang benar akan diundi dan akan disediakan hadiah untuk 5 pemenang berupa voucher masuk ke Taman Segara Madu.

5. Keputusan kami tidak bisa diganggu gugat.

Denpasar :Kios Corsica, Jl. Sumatera; Kios Edy, Jl. Gunung Agung; Kios Sumerdana, Jl. Tukad Yeh Aya 12X; Kios Rama, Jl. Hayam Wuruk; Kios Latif, Jl. Tukad Musi; Kios Ayu, Jl. Waturenggong; Kios Bintang Terang, Jl. WR. Supratman; Kios Kawan Kita, Jl. P. Kawe; Suliono Agency, Jl. P. Singkep; Kt. Wijaya, Jl. Tukad Banyusari XIV/2; Sumber Dana, Jl. Hayam Wuruk 58; Prima Agency, Jl. A. Yani Utara

Jembrana :Toko Buku Mas, Jl. Pahlawan 1

Badung :Kios Varis, di depan Supermarket Varis, Kapal; Wahyu Cell, Bypass Ngr Rai, Jimbaran; Kios Ayu, Jl. Raya Kuta

Tabanan :Kios Majalah Mini Market Jaya Kerti, di depan Mini Market Jaya Kerti Kediri, Tabanan; Toko Buku Surya Agung, Jl.

Gajah Mada, Tabanan

Bangli :TB. Guna Artha, Terminal Loka Carana 62-63 Bangli

Gianyar :Toko Bendas, Jl. Raya Sukawati; Teja Abadi, Jl. Pudak 8; TB. Gandapura, Jl. Kedewatan 11 Ubud / Jl. R. Wijaya 4; TB. Sinar Pagi, Jl. Pudak 27

Klungkung :Mira Artha, Jl. Gajah Mada 35 Semarapura, Klungkung; Sugiana Agency, Jl. Puputan, Semarapura.

Karangasem :Fotocopy Sambas, Jl. Raya Ulakan, Manggis; Kurnia Agung, Padangbai; TB. Rahayu, Jl. Gajah Mada 98 Amlapura; Simpen Agc, Jl. Diponogoro, Amlapura

Buleleng :TB Pramuka, Jl. Pramuka, Singaraja

Tabloid Galang Kangin dapat diperoleh di :

TTS

KUPON TTS EDISI JUNI

Pemenang edisi Mei :

1. Pande Yaar Krishna, Jl. P. Ambon, Denpasar

2. I Gst Ayu Virna Govita, Jl. Sidakarya. Denpasar

3. I Wayan Sukra Riawan, Jl. Pakusari, Sesetan

4. Ketut Aryawan, Jl. Tukad Buaji, Denpasar

5. I Kadek Juniarta, Jl. Sidakarya, Sesetan

Page 11: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 11

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Diskop

Di Kabupaten Gianyar, koperasi bisa ditemukan nyaris di setiap banjar. Ini merupakan dampak dari kebijakan yang diterapkan

beberapa tahun yang lalu dimana setiap banjar yang ada diberikan hibah untuk mendirikan sebuah koperasi. Jika dilihat sekilas, tentu kebijakan ini sangat baik utamanya dalam memberikan kemudahan akses permodalan bagi masyarakat.

Akan tetapi dalam kenyataannya karena tanpa didukung dengan persiapan yang matang, program ini pun berjalan tak seperti yang diharapkan. Beberapa koperasi banjar yang dibentuk, kini dalam kondisi “sakit”. Bahkan dari sejumlah koperasi yang dinyatakan sakit, hampir 50% nya merupakan koperasi banjar.

Hal ini diakui Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Gianyar Wayan Sudamia, SH, MH. Menurutnya, akibat kurang efektifnya pembinaan pada masa awal pembentukan koperasi banjar, membuat beberapa koperasi banjar dewasa ini dalam kondisi tak sehat. Dari 1.107 koperasi yang ada di Gianyar, 538 diantaranya merupakan koperasi banjar. Dari jumlah itu 103 diantaranya berada dalam kondisi “sakit” dimana 56 diantaranya merupakan koperasi banjar.

Ide awal pembentukan koperasi banjar, menurutnya, untuk memberikan kesempatan kepada banjar melakukan kegiatan perkoperasian. Koperasi banjar juga diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat utamanya warga banjar untuk mengakses permodalan. Terlebih selama ini banjar telah menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dan sangat dekat dengan masyarakatnya.

“Teorinya koperasi yang dikelola oleh banjar akan berjalan dengan lebih efektif. Dengan berbagai aturan yang dimiliki oleh banjar seperti pararem, akan membuat warga yang

menjadi anggota banjar lebih taat terhadap kewajibannya. Kurangnya pembinaan di awal, akibatnya SDM belum siap untuk mengelola koperasi secara profesional,” ungkapnya.

Dicontohkan, ada koperasi yang hanya memiliki dua buku yang hanya mencatat tabungan dan juga pinjaman. Padahal idealnya koperasi memiliki 16 buku yang akan mencatat setiap aktivitas koperasi. Ini menjadi bukti kurang profesionalnya para pengelola koperasi banjar.

Mengingat kualitas SDM yang menjadi kendala saat ini, Dinas Koperasi telah melakukan berbagai upaya. Pembinaan yang diberikan bukan hanya kepada pengelola, akan tetapi kepada pengurus hingga pengawas yang dilakukan secara berkala. Tahun 2011 diberikan pelatihan terhadap 600 orang

pengurus

koperasi, sementara tahun 2012 dilatih 400 orang pengurus.

“Dalam melakukan pembinaan ada dua sistem yang kami terapkan. Pertama, mendatangi langsung koperasi yang akan dibina baik dengan undangan maupun tanpa diundang. Kedua, kami memanggil para pengelola maupun pengurus koperasi untuk mengikuti bintek guna meningkatkan kemampuan manajemen termasuk pembukuan,” ujarnya.

Bukan Berarti PailitTak hanya pembinaan terkait

manajemen yang diberikan dinas koperasi terhadap koperasi banjar. Saat ini koperasi banjar juga mulai diarahkan utuk melakukan diversifikasi usaha, tak hanya terfokus pada unit usaha simpan pinjam, sehingga bisa lebih berkembang.

“Koperasi banjar sedang kami arahkan untuk memperluas unit usahanya. Banyak potensi yang sebenarnya bisa digarap. Misalnya

saja koperasi menyediakan aneka kebutuhan saat ada upacara seperti

menyediakan beras dan gula. Jadi banjar tak perlu susah-susah mencari barang keperluan upacara dan koperasi juga mendapatkan keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan. Koperasi di banjar juga bisa membantu menyalurkan produk warga. Jadi akan ada hubungan yang saling menguntungkan,” kata Sudamia.

Dengan kondisi semacam ini sebenarnya koperasi banjar menurut Sudamia justru

lebih potensial berkembang. Terlebih dengan adanya pararem yang dimiliki banjar, masalah seperti kredit macet juga bisa diminimalisir. Ini dikarenakan

warga yang tak melaksanakan

kewajibannya cenderung akan merasa enggan dengan anggota yang lain yang masih merupakan anggota banjar dan akan cukup sering bertemu.

Koperasi yang dikategorikan “sakit” kata Sudamia bukan berarti dalam kondisi pailit. Koperasi dinyatakan sakit dikarenakan koperasi ini dikelola tidak secara professional.

Beberapa kondisi yang membuat koperasi dinyatakan sakit diantaranya : Pertama, koperasi hanya mengenakan simpanan pokok saja, sementara simpanan wajibnya tidak dipungut dengan berbagai alasan. Kedua, ditemukan ada koperasi yang tidak buka dan memberikan pelayanan setiap hari. Bahkan ditemukan ada koperasi yang bukannya hanya beberapa kali dalam sebulan. Ketiga, modal yang dimiliki koperasi ada yang dipinjamkan kepada banjar untuk melakukan kegiatan seperti pembangunan pura dan bale banjar. Keempat, beberapa koperasi ditemukan tak menyalurkan modal yang dimilikinya kepada anggota, melainkan menyimpannya di LPD. Ada juga yang menyimpan dananya di bank. Setiap bulan bunga yang didapat dari simpanan itulah yang dilaporkan.

“Karena dananya sudah disimpan di bank atau LPD, jadi tak perlu disalurkan ke anggota. Tak ada aktivitas, maka koperasi juga tak perlu buka setiap hari,” terangnya.

Sejatinya potensi koperasi di Gianyar sangatlah besar. Tahun 2011 tercatat omset dari koperasi di Gianyar sebesar Rp 433 miliar. Dari jumlah ini hampir Rp 112 miliar merupakan modal sendiri. Sementara sisanya merupakan modal luar yang berasal dari simpanan anggota.

“Semakin hari respon masyarakat terhadap keberadaan koperasi semakin baik. Ini terlihat dari jumlah dana eksternal yang lebih dari Rp 300 miliar yang berasal dari simpanan anggota. Ini menunjukkan semakin besar

kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Di Gianyar saat ini

jumlah anggota koperasi telah mencapai 175.783 orang

dengan serapan tenaga kerja mencapai 9.045

orang. Ini merupakan kondisi yang sangat

potensial dan harus digarap

dengan sebaik mungkin.”

(ayu)

KOPERASI BANJARPOTENSIAL JIKA DIKELOLA PROFESIONAL

I Wayan Sudamia, SH. MH

Page 12: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

12 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Profil

Keahlian mengobati dengan rempah-rempah yang diwariskan leluhurnya ternyata menjadi jalan

bagi Tabib Romi dalam membantu sesama. Dengan keahlian yang dimilikinya, berbagai penyakit telah disembuhkan denga resep tanaman obat yang diwariskan dari nenek moyangnya.

Dengan dasar resep obat herbal warisan leluhurnya, pria keturunan Aceh ini lantas memperdalam keahliannya dalam mengobati. Tak hanya secara otodidak, dalam menegasah kemampunnya ia bahkan sempat mengenyam pendidikan terkait dengan pengobatan herbal ini. Tak tanggung-tanggung, ia bersekolah hingga ke Beijing, China, yang sejak lama memang telah dikenal sebagai pusatnya pengobatan tradisional.

Kemampuan Tabib Romi untuk menyembuhkan dengan menggunakan ramuan herbal ternyata dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut. Ini tidak terlepas dari kepuasan yang dirasakan oleh mereka yang telah dibantunya hingga sembuh dari berbagai macam penyakit.

“Awalnya memang tidak banyak yang datang untuk berobat, tetapi seiring banyaknya yang merasakan kesembuhan, akhirnya makin hari makin banyak yang tertarik dan datang. Biasanya mereka tahunya dari mulut ke mulut karena telah merasakannya sendiri,” ungkap pemilik Pengobatan Ramuan Akar Bumi ini.

Dalam mengobati berbagai penyakit, Tabib Romi menggunakan berbagai jenis tanaman yang didapat dari berbagai tempat. Tanaman obat ini tak hanya didapatnya dari Indonesia, beberapa jenis tanaman juga harus didatangkan dari luar negeri.

Tabib Romi menceritakan tak semua jenis tanaman bisa dijadikan sebagai obat. Bahkan satu jenis tanaman yang sama jika tumbuh di tempat yang berbeda bisa jadi memiliki khasiat yang berguna. Karenanya diperlukan pengetahuan

dan keahlian untuk meracik obat. Jika dilakukan oleh sembarang orang, bukan hal mustahil obat yang dibuat akan berubah menjadi racun.

“Tanaman, lain tempat lain khasiatnya. Jika mau membuat obat harus mengambil tanaman yang tepat. Obat juga harus dibuat dari sarinya tanaman, dari tanaman terbaik di bagian yang terbaik untuk bisa menyembuhkan. Selain mengandalakan tanaman obat, penyembuhan di tempat kami juga menggunakan bantuan secara spiritual untuk mempercepat proses menuju sehat,” jelasnya.

Menurut Tabib Romi, pengobatan herbal yang telah dikenal masyarakat Indonesia sejak lama tak kalah jika dibandingkan dengan pengobatan dengan cara-cara modern. Bahkan pengobatan yang menggunakan bahan-bahan alami ini tak memiliki efek samping yang negatif bagi tubuh.

Obat yang memang berasal dari alam akan dengan mudah diproses di dalam tubuh dan diurai oleh alam. Berbeda dengan obat-obatan yang terbuat dari bahan kimia sintetik, zat-zat yang tak mampu dioleh oleh tubuh bukan tidak mungkin justru berubah menjadi penyakit baru yang semakin menggerogoti tubuh.

Untuk tanaman yang digunakan sebagai bahan obat, Tabib Romi menceritakan telah ada standardisasi. Bahkan untuk obat-obat yang berasal dari luar, sebelumnya dilakukan pengecekan guna mengetahui keaslian serta kandungan yang ada di dalamnya. Diungkapkan, untuk mengobati satu jenis penyakit diperlukan berbagai kombinasi tanaman, bahkan ada beberapa jenis penyakit yang obatnya harus dibuat dari 30 sampai 45 jenis tanaman yang berbeda.

Sejak memulai membantu penyembuhan sekitar tahun 1984, telah ada jutaan orang yang dibantunya. Mereka yang datang untuk berobat berasal dari berbagai kalangan. Bahkan beberapa pasien Tabib Romi berasal dari luar negeri seperti Australia, Prancis dan Filipina

dengan berbagai keluhan penyakit mulai dari asam urat, kencing manis, eksim, kusta, tumor hingga kanker.

“Banyak yang datang ke sini dengan berbagai keluhan penyakitnya. Untuk di Indonesia ternyata penyakit lemah syahwat yang paling dominan. Ini dikarenakan tingkat stress masyarakat sangat tinggi yang berpengaruh pada kualitas hidup. Tekanan terutama tekanan ekonomi dirasakan oleh sebagian besar masyarakat, inilah yang memicu datangnya penyakit,” ungkapnya.

Melayani Tanpa Batas

Keahliannya untuk mengobati dijadikan Tabib Romi sebagai jalan untuk membantu dan memberi pelayanan kepada sesama manusia. Karenanya dalam membantu ia tak pernah melihat batasan agama, suku bangsa ataupun warna kulit. Baginya semua manusia sama, yang sedang mengalami kesulitan harus dibantu, sementara mereka yang bisa membantu wajib untuk membantu.

Bahkan untuk pasien-pasien yang tidak mampu, Pengobatan Ramuan Akar Bumi menerima kartu miskin. “Meski ini bukan lembaga pemerintah, tetapi kami menerima

kartu miskin. Bagi mereka yang tidak mampu bisa diberikan keringanan bahkan gratis untuk berobat. Tujuannya memang bukan sekadar uang, tetapi bagaimana kita sebagai manusia bisa saling membantu dan melayani,” ujarnya .

Saat ini hampir 90% masyarakat tertarik dengan metode pengobatan herbal ini dikarenakan jika dibandingkan metode ini memang lebih murah. Di samping itu hasil yang didapat juga memuaskan tanpa adanya efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

Tingginya minat masyarakat untuk kembali menggunakan metode pengobatan herbal juga mendorong bermunculannya berbagai tempat yang menawarkan pengobatan

semacam ini. Bagi Tabib Romi, kondisi semacam ini bukanlah suatu yang buruk. Jika memang setiap tempat seperti ini didukung oleh kemampuan mengobati yang baik, masyarakat justru semakin diuntungkan karena semakin banyak yang bisa melayani.

“Ini jangan dilihat sebagai sebuah persaingan. Sekarang bagaimana masing-masing dari kita mengandalkan keahlian kemudian tunjukkan bukti dengan pengakuan dan kepuasan yang dirasakan pasien terkait penyakit yang dideritanya. Jika kita memang memiliki keahlian untuk menyembuhkan, pasti pasien akan datang dengan sendirinya.” (ayu)

TABIB ROMIMENGOBATI UNTUK MELAYANI

Page 13: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 13

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Peluang Usaha

JALAN YANG DIPILIH

Kegemaran Putu Deasy Krisna Dewi melakukan perawatan kecantikan tak pernah disangkanya bakal memberinya

jalan meretas bisnis. Kegemarannya itu pula ternyata yang membangkitkannya dari keterpurukan.

Semasih bekerja pada sebuah perusahaan farmasi, wanita yang satu

ini selalu menyiapkan budget khusus untuk perawatan kecantikan tubuhnya. Berkat kreativitas dan inovasinya, ia justru beralih menjadi produsen produk kecantikan berbahan herbal. Produk pertamanya berupa dupa aromatherapy. Produksi ini hanya dilakukan selama satu tahun. Selanjutnya ibu tiga anak ini mulai membuat produk lulur dan ratus yang kemudian menjadi produk andalannya. Kini, setidaknya ada dua puluh tujuh produk yang ia miliki.

Produknya yang diberi brand The Legong ternyata diterima dengan baik oleh masyarakat. Bahkan saat ini pemasaran produknya tak hanya terbatas di Bali. Beberapa kota di luar pulau Bali seperti Jakarta, Surabaya, Batam, Medan dan Mataram ditembusnya.

Mereka yang m e n g g u n a k a n produk The Legong tak hanya konsumen perorangan, beberapa spa juga menggunakan produknya. Bahkan tak jarang beberapa orang membeli produk dan kemudian mengemasnya sendiri dan dijual sebagai produk sendiri.

Meski banyak perusahaan sejenis bermunculan di Bali, Dewi, demikian ibu muda ini biasa disapa, mengaku tak merasa khawatir. “Tiap tempat punya produk andalan, kalau di sini produk ratus yang paling dicari. Beberapa pelanggan yang datang tak hanya

untuk sekadar membeli produk. Banyak juga diantara mereka yang datang untuk mengkonsultasikan masalah kewanitaan yang mereka hadapi. Kalau malam BBM saya penuh dengan konsultasi, bukan hanya oleh perempuan tapi ada juga laki-laki,” ungkapnya.

Bertumbuh suburnya tempat perawatan diri berupa spa di Bali dilirik sebagai peluang yang menjanjikan oleh Dewi. Apalagi kemudian Bali yang juga dinobatkan sebagai pulau spa terbaik, Dewi menilai ini akan menjadi bisnis yang sangat menjanjikan ke depan. Terlebih dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap produk-produk herbal, tentu akan menjadi peluang tersendiri bagi produk semacam ini.

Pertahankan MutuDewi percaya, seperti halnya

persaingan yang ketat pada bisnis spa, produk pendukung spa yang dimiliki Dewi pun tentu harus mampu bersaing. Mengatasi persaingan yang semakin ketat, Dewi cukup ketat pada kualitas produk. “Menjaga kualitas produk itu merupakan kunci utama,” akunya.

Ia tak menampik munculnya banyak usaha sejenis kerap memicu persaingan yang tak sehat. Bahkan tak jarang ada beberapa pengusaha yang melempar produk dengan harga murah dan dapat merusak pasar.

“Jika dibandingkan dengan produk lain yang sejenis, produk saya memang lebih mahal. Banyak dari pelanggan yang mengungkapkan hal ini

dan membandingkan produk saya dengan produk lain yang menurut mereka lebih murah. Beberapa diantara mereka memang beralih ke produk lain, akan tetapi pada akhirnya mereka kembali karena setelah dicoba mereka tahu kalau produk saya memang memiliki kualitas yang berbeda.”

Mutu yang tetap terjamin menjadi kunci bagi Dewi untuk mempertahankan pelanggan dan pasar. Sampai saat ini ia selalu menghindari menggunakan bahan kimia sintetik yang bisa berbahaya bagi tubuh manusia. Termasuk untuk bahan pengawet, Dewi juga hanya menggunakan garam. Karenanya produk-produknya hanya mampu bertahan selama enam bulan. (ayu)

Kreativitas dan inovasi kerap tak hanya membuat seseorang mampu keluar dari keterpurukan, tetapi sering menjadikan

orang merasa lebih berarti dalah hidupnya.

MERETAS BISNIS DARI KEGEMARAN

TERSIMPAN berkah di balik musibah. Seperti ungkapan itulah apa yang dilalui perempuan ayu pemilik nama lengkap Putu Deasy Krisna Dewi ini. Usaha yang digeluti dan mengantarnya pada sebuah kesusksesan merupakan sebuah bisnis keterpaksaan yang dilakoninya usai mendapatkan musibah. Awalnya ia bekerja di sebuah perusahaan farmasi Amerika dengan penghasilan di atas 30 juta rupiah tiap bulan. Akan tetapi usai ditipu dan menderita kerugian hingga ratusan juta, ia pun jatuh sakit.

“Sebenarnya saya tak punya riwayat sakit jantung. Mungkin karena depresi habis ditipu sampai 650 juta, saya menjadi depresi. Saat general check up yang rutin dilakukan perusahaan, terlihat saya memiliki masalah dengan kesehatan dan langsung dapat SP3. Akhirnya karena kinerja saya tak membaik setelah dua bulan saya resign tanpa pesangon dan kemudian terpaksa kembali ke kampung,” kenangnya.

Kemampuan Dewi untuk mengolah bahan-bahan yang ada di sekitarnya sebagai produk herbal tak lepas dari kegemarannya merawat diri. Dewi menuturkan saat masih bekerja di perusahaan farmasi dan ditugaskan ke luar kota, ia gemar mengikuti kursus-kursus pembuatan produk spa. Inilah yang kemudian ia kembangkan sampai sekarang. Sementara untuk resep

tentang tanaman obat yang bisa digunakan untuk melakukan perawatan ia dapat melalui lontar usadha yang ada di rumah mertuanya.

“Pengetahuan tentang pengobatan saya dapat dari lontar usadha yang ada di rumah, kursus-kursus dan juga dari hasil konsultasi dengan Prof. Wimpie yang selama ini sangat banyak membantu saya. Saya memang pernah mengalami peristiwa yang mengisyaratkan saya harus membantu mengobati orang dan jalan inilah yang saya pilih. Saya memang fokus pada perawatan wanita terutama areal kewanitaan yang kerap diabaikan perempuan Bali. Karena itu kebanyakan produk saya merupakan produk perawatan untuk daerah kewanitaan,” ungkapnya.

Banyak pengalaman yang didapat Dewi selama ini. Bahkan banyak manfaat lain dari produknya yang ia ketahui justru dari konsumen. Hingga tak heran, produksi yang hanya diawali dengan 1 kg lulur, saat ini omsetnya telah mencapai Rp 25 juta per bulan. Jumlah ini bisa mengalami peningkatan tajam jika Dewi mengikuti pameran dan ditambah dengan melakukan terapi ear candle yang juga menjadi salah satu andalannya.

Meski telah memiliki pasar tersendiri, bukan berarti usaha Dewi ini tanpa kendala. Alasan klasik kurangnya

modal menjadi kendala utama yang masih harus dihadapi. Bahkan beberapa kali saat menjelang pameran, Dewi belum memiliki cukup produk untuk dibawa. “Untungnya ada rekan yang banyak membantu saya. Salah satunya Koperasi Srikandi di Ubung yang selama ini sering memberikan bantuan meski saya tak memiliki jaminan,” jelasnya.

Sementara untuk bahan baku Dewi mengaku tak mengalami kendala yang berarti. Ini dikarenakan produknya dibuat dari bahan bumbu yang bisa didapat dari para petani sekitarnya maupun pasar-pasar tradisional. Pun demikian dengan promosi, selama ini ia selalu mendapat dukungan penuh dari pemerintah Kabupaten Gianyar, bahkan Provinsi sebagai salah satu produk unggulan karya putra daerah.

“Selama ini saya banyak dibantu pemerintah, difasilitasi untuk melakukan pameran bukan hanya di Bali, tetapi juga luar kota bahkan luar negeri. Ini sangat membantu untuk memperkenalkan produk dan memperluas pasar. Bahkan saya juga dibantu untuk meng-HAKI-kan produk saya. Perhatian dan pembinaan yang diberikan benar-benar saya rasakan. Apalagi produk herbal kini semakin diminati,” ujarnya.(ayu)

Putu Deasy Krisna Dewi

Page 14: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

14 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Agro

Sebuah kabar gembira tiba-tiba disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti kepada media massa, Minggu, 20 Mei 2012 lalu.

Ia menegaskan bahwa UNESCO telah secara resmi menetapkan Subak sebagai salah satu warisan budaya dunia dalam rapat internalnya, dan akan melakukan penetapan secara resmi dalam sidang UNESCO di St. Petersburg, Rusia, 20 Juni mendatang.

“Kabar penetapan UNESCO merupakan kabar yang sangat menggembirakan. Ini adalah hal yang sudah kita nanti-nanti sejak lama, sekitar 12 tahun lalu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Ketut Suastika menanggapi kabar tersebut. Suastika sendiri mengaku telah menerima kabar itu secara resmi dari salah seorang pejabat di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Pengakuan UNESCO memang merupakan pencapaian yang sangat berharga bagi Bali, juga Indonesia. Sejak 12 tahun lalu, Bali melalui pemerintah pusat berjuang untuk mendapat pengakuan tersebut.

Pengakuan UNESCO itu sendiri mencakup 4 situs bersejarah penyangga tradisi subak di Bali yang disebut dengan nama lanskap budaya Bali. Keempat situs tersebut terdiri atas kawasan Gunung Batukaru di Tabanan, daerah aliran sungai Pakerisan di Gianyar, Pura Taman Ayun dan kawasan sekitarnya di Kabupaten Badung, dan kawasan sekitar Danau Batur.

“Dengan ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, kita harapkan ada perhatian khusus, terutama dari negara-negara anggota UNESCO untuk mendorong kegiatan-kegiatan pelestarian tentang subak. Ini penting agar warisan itu bisa sustainable,” tegas Suastika.

Penetapan subak sebagai salah satu warisan budaya dunia juga dipastikan dapat menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke Bali, khususnya ke area-area yang ditetapkan sebagai situs warisan budaya dunia tersebut.

“Pengakuan UNESCO secara otomatis dapat membuat nama Bali akan semakin dikenal wisatawan dunia. Saya optimis akan semakin banyak wisatawan asing datang berkunjung ke empat situs tersebut,” tambahnya.

Suastika mencontohkan, sebuah situs bersejarah di Kamboja bernama Angkor telah terbukti berhasil menaikkan jumlah wisatawan yang berkunjung hingga dua kali lipat paska ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Sekretaris tim Pemerintah Provinsi Bali untuk warisan budaya dunia UNESCO, Prof. I Wayan Windia, juga menyatakan kebanggaannya. “Ini pencapaian yang amat sangat membanggakan. Mendapat pengakuan UNESCO bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali persyaratan rumit yang harus dipenuhi,” jelas Windia yang juga merupakan guru besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Ida Bagus Ngurah Wijaya juga menyatakan kebanggaannya. “Ini menjadi bukti nyata pengakuan UNESCO terhadap sistem pengairan lahan pertanian yang mengadopsi konsep tradisional Bali,” tegas Wijaya.

Pengakuan tersebut, kata dia, akan berdampak sangat besar terhadap citra Bali sebagai kawasan wisata berbasis budaya.

“Pencitraan pariwisata kita yang berbasis kebudayaan jelas-jelas mendapat pengakuan dunia. Ini jelas dapat mengangkat citra Bali dan secara otomatis pada gilirannya akan mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali,” Wijaya optimis.

Kebahagiaan serupa juga dirasakan petani di kawasan Jatiluwih, salah satu kawasan yang

ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. “Sejak awal kami sangat menanti penetapan UNESCO ini. Kami harap penetapan itu bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah kami karena membuat daerah kami menjadi jauh lebih terkenal,” tegas Nyoman Sugita, anggota subak Gunung Sari di Desa Jatiluwih. (viani)

Subak, sistem irigasi pertanian tradisional Bali, diakui sebagai warisan budaya dunia oleh United

Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), organisasi dunia di

bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang pendidikan dan budaya. Apa

istimewanya?

1. Kawasan Catur Angga Batukaru, Tabanan Merupakan kawasan di sekitar

Gunung Batukaru yang terdiri atas hutan lindung dan kawasan perbukitan yang menjadi penyangga lingkungan Bali. Wilayah yang jadi fokusi di situs ini adalah kawasan persawahan di Desa Jatiluwih.

2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan, Gianyar

Merupakan kawasan aliran sungai yang memiliki banyak situs arkeologi bersejarah. Salah satunya Gunung Kawi. Di sepanjang alisan watershed boasts many majestic archaeological sites, including Gunung Kawi -- pemakaman raja Bali di masa Bali Aga. Kawasan Situs-situs arkeologi di sepanjang aliran sungai Pakerisan merupakan warisan sejarah masa lalu Pulau Bali. Ada puluhan hektar sawah yang dikelola 3 subak di kawasan hilir aliran

Sungai Pakerisan yang juga menjadi bagian situs warisan budaya dunia.

3. Pura Taman Ayun, Badung Terletak sekitar 18 km dari Denpasar,

Pura Taman Ayun memiliki luas 40.000 m2 yang dikelilingi kolam besar. Pura ini merupakan pura dari keluarga raja Mengwi untuk memuja roh para leluhurnya. Setiap harinya, rata-rata ada 400 orang wisatawan asing maupun domestik mengunjungi pura ini.

4. Kawasan Danau Batur, Bangli Danau Batur merupakan danau

kaldera yang menjadi tempat penting bagi umat Hindu, sebagai tempat Dewi Danu, dewi kesuburan dan kemakmuran. Danau Batur menjadi sumber air yang sangat strategis bagi aktivitas pertanian di Bali.

KETIKA SUBAK JADI WARISANBUDAYA DUNIA

SITUS YANG JADI WARISAN BUDAYA DUNIA

Page 15: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 15

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Hujan deras dan cuaca buruk tahun lalu masih menyisakan beban

bagi sedikitnya 35 petani anggota Subak Gunung Sari di Desa Jati Luwih, Tabanan. Saluran irigasi yang memasok air ke lahan sawah mereka mengalami kerusakan parah paska dihantam hujan deras berhari-hari.

“Tidak ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak, sampai-sampai kami terpaksa memperbaiki sendiri seadanya. Gara-gara itu, sebagian lahan kami tidak bisa teraliri air,” jelas I Ketut Susila, Kelihan Subak Gunung Sari.

Dari total 45 hektar lahan yang dikelola Subak Gunung Sari, sekitar sepertiganya terpaksa dibiarkan kering karena tidak teraliri air, termasuk di dalamnya 50 are lahan milik Ketut Susila. “Saya punya lahan 1 hektar, tapi cuma separuhnya yang bisa ditanami padi. Sisanya terpaksa saya biarkan saja, karena tidak dapat aliran air,” keluh Susila.

Kerusakan saluran air tersebut, kata dia, terutama sangat dirasakan pada musim kemarau di periode Juni-Desember tahun lalu. “Saat kondisi musim seperti

sekarang, di mana sesekali masih ada hujan, kami lebih diuntungkan karena sawah masih bisa mendapat air dari hujan. Tapi setelah ini, kalau masuk musim kemarau, sawah kami akan kering lagi,” ujarnya.

Susila dan para petani lainnya yang turun-temurun mewarisi lahan pertanian tersebut dari leluhurnya, tidak bisa berbuat banyak selain menerima kondisi yang ada. “Saya nggak ngerti kenapa, tapi sampai saat ini saya dan sebagian besar petani di sini belum terpikir untuk menjual lahan kami. Karena ini warisan leluhur yang harus kami jaga,” kata Susila.

Meski pasrah, Susila dan angota subak yang lain mengaku mendapat harapan lebih ketika UNESCO memastikan bakal segera menetapkan kawasan persawahan Jatiluwih sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia. organisasi dunia di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya itu dipastikan akan melakukan ketok palu atas keputusan itu pada Juni mendatang di St. Petersburg, Rusia.

“Kalau benar kawasan kami ditetapkan jadi warisan budaya dunia, tentu kami akan senang sekali. Kami

tidak berharap muluk-muluk. Setidaknya nasib kami jadi lebih diperhatikan.Masalah-masalah seperti saluran air rusak, kami yakin akan semakin cepat dapat perhatian,” Susila optimis.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana Profesor I Wayan Windia mengakui lemahnya perlindungan pemerintah terhadap keberadaan subak selama ini. Padahal, subak merupakan penyangga utama kebudayaan Bali yang notabene menjadi daya tarik utama pariwisata Bali. Namun pada saat yang sama, perkembangan pariwisata yang tidak terkontrol dengan baik justru memarginalisasi sektor pertanian yang menjadi penyangga utamanya.

“Kebijakan-kebijakan selama ini lebih banyak memihak sektor pariwisata, dan tidak memihak kepada petani dan subak. Akibatnya, luasan lahan pertanian yang digarap subak semakin lama semakin menyempit, dan bahkan di sebagian daerah hanya tersisa pura subaknya saja, tanpa lahan pertanian. Ini kan ironis,” keluh Windia.

Windia yang juga Sekretaris Tim Pemerintah Provinsi Bali untuk warisan budaya dunia UNESCO, menegaskan keberadaan

subak di Bali harus benar-benar diperhatikan paska penetapan UNESCO. “Itu konsekuensi logis dari penetapan subak sebagai warisan budaya dunia. Kalau tidak dilakukan perlindungan terhadap subak, maka subak sedikit demi sedikit akan mati dan UNESCO bisa sewaktu-waktu mencabut status warisan budaya dunia itu,” tegas Windia.

Ditegaskan, ada banyak sekali kebijakan pemerintah yang justru mengabaikan keberadaan subak. Di antaranya kebijakan pajak bumi dan bangunan (PBB) yang sama tinggi dengan PBB yang harus dibayarkan hotel maupun restoran yang berada di satu kawasan. “Padahal hasil dari bertani kan jauh berbeda dengan hasil dari hotel maupun restoran. Tetapi kenyataan, pajaknya sama karena dihitung berdasarkan nilai jual objek pajak (NJOP) yang akan terus meningkat harganya kalau semakin banyak hotel di sekitarnya. Siapa petani yang bisa bertahan dengan kondisi seperti itu?” tanyanya.

Kebijakan pertanahan juga membuat subak kehilangan kewenangannya mengatur air di wilayahnya. Pembangunan perumahan, kata Windia, selama ini

diberi kebebasan tanpa memperhatikan saluran air petani. “Jadi developer bisa seenaknya menutup saluran air petani, sampai si petani tidak dapat pasokan air. Kalau sudah begitu, bagaimana mungkin dia bisa bertani tanpa air. Alternatif satu-satunya ya menjual lahannya,” tambah dia.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika berjanji akan segera menindaklanjuti keputusan UNESCO untuk menetapkan subak sebagai warisan budaya dunia, sebagai upaya melindungi lembaga tradisional itu. “Penetapan itu tentu sangat bagus ya. Tetapi tentu kita harus menindaklanjutinya dengan kebijakan-kebijakan yang melindungi subak. Kita akan segera merumuskan hal itu,” kata Pastika.

Pastika membantah jika selama ini pemerintah tidak pernah memperhatikan subak. Hal itu terbukti dari pemberian bantuan sebesar Rp 20 juta setiap tahun untuk seluruh subak yang jumlahnya kini mencapai 1.602 subak. “Tahun depan kita berencana menaikkan dana bantuan tersebut, tapi kami masih melakukan upaya pengajuan kepada DPRD Bali. Semoga bisa gol,” tegasnya. (viani)

Agro

SUBAK DISAYANG, SUBAK DIABAIKAN

Page 16: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

16 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Banyak pilihan sekolah memang tersedia saat ini. Saking banyaknya, bahkan tak jarang membuat orangtua bingung

memilih sekolah untuk anak-anaknya. Tetapi bagi yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi putra putri anda yang akan memasuki jenjang sekolah menengah atas, Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf Denpasar bisa menjadi pilihan.

Sebagai sebuah sekolah yang bernuansa islami di Kota Denpasar, Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf mendidik para siswanya dengan perpaduan antara kurikulum nasional dan kurikulum agama (pesantren). Meski berstatus swasta, anda tak perlu khawatir dengan kualitasnya.

Untuk menjamin kualitas peserta didik, satu kelas dibatasi maksimal 20 orang siswa. Ini ditujukan untuk memotivasi siswa sehingga bisa belajar dengan lebih efektif dan efisien. Agar tak merasa jenuh, pengajaran dilakukan dengan suasana fun, fresh and focus.

Tak hanya pendidikan secara akademis yang menjadi perhatian dari Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf. Sekolah ini memiliki visi selalu menjunjung tinggi nilai-nilai islami berdasar pada akhlaqul karimah dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping meningkatkan mutu pendidikan, Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf juga menanamkan nilai-nilai akhlak. Pendidikan islami yang diselenggarakan juga berhaluan Ahlusunnah Wal Jama’ah.

Berbagai fasilitas disediakan untuk mendukung proses belajar mengajar di tempat ini. Gedung yang dipergunakan merupakan gedung milik sendiri yang telah dilengkapi dengan lab computer (CAP), kantin, ruang OSIS dan Mushallah. Guna mendukung proses belajar juga disediakan perpustakaan dan ruang audio visual. Sementara bagi pondok pesantren juga disediakan asrama.

Sekolah yang terakreditasi B tahun 2008 ini memiliki berbagai program unggulan diantaranya excellent and

fun school (unggul dan menyenangkan), khitabo (pidato), English club, futsal club dan pramuka. Tak hanya itu, di sekolah ini juga disediakan program design grafis (IT), bina atletik dan pencak silat, karya tulis ilmiah dan kelompok diskusi/debat.

Para siswa juga diberikan keterampilan tata boga,

pendalaman materi Qiro’atul Quran, Qosidah rebana, pembinaan olimpiade mata pelajaran dan juga pembelajaran kitab pesantrean (kitab kuning). Kualitas yang dimiliki sekolah ini bisa dilihat dari berbagai prestasi yang diperoleh tak hanya secara akademis maupun non akademis. Prestasinya pun tak hanya di tingkat kabupaten, tetapi hingga tingkat nasional.

Tahun 2011 Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf meraih peringkat II fahmil Al-Quran tingkat provinsi. Di tahun yang sama Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf juga meraih juara II tingkat kabupaten untuk olimpiade fisika, olimpiade PAI, olimpiade matematika dan lomba kaligrafi putri. Di tahun 2011 Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf juga meraih juara I tingkat kabupaten dalam Tartil Qur’an, membaca kitab kuning dan olimpiade ekonomi.

Prestasi yang tak kalah moncer juga diukir pada bidang non akademis. Tahun 2010 Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf meraih peringkat VII nasional qosidah rebana putri. Tahun 2011 sekolah ini juga

meraih juara I tingkat provinsi dalam lomba bintang vokalis putri dan Qosidah rebana putri. Di tahun yang sama juga diraih juara I tingkat kabupaten dalam lomba cipta puisi kandungan Al-Qur’an baik putra maupun putri.

Bagi yang ingin mendaftar, pendaftaran gelombang I telah dimulai sejak 20 Februari hingga 10 April 2012. Sementara gelombang II dimulai 11 April hingga 31 Mei 2012, dan gelombang ke III dimulai Juni sampai 10 Juli 2012. pendaftaran bisa dilakukan secara langsung di yayasan Al-Ma’ruf Denpasar, sekretariat penerimaan murid baru Jln. Angsoka Cargo Permai I No.12 Ubung, Denpasar, No. Telp. 0361 9238284.

Syarat pendaftarannya cukup dengan melampirkan 2 lembar foto copy ijasah/STL MTs/ SMP, 2 lembar pas foto hitam putih ukuran 2x3 dan 5 lembar ukuran 3x4. Biaya administrasi Rp 125 ribu dan lunas membayar infaq pembangunan. Bagi lulusan MTs Al-Ma’ruf akan mendapat potongan infaq pembangunan sebesar 25%. (ayu)

Advertorial

Madrasah Aliyah Al-Ma’rufNUANSA ISLAMI, UNGGUL, MENYENANGKAN

Setiap orangtua pastilah ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Menyekolahkan buah hati di sekolah dengan fasilitas terbaik tentu.

Tak hanya kualitas secara akademis, tetapi juga non akademis dan juga mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki sang anak.

Rifa’i, S.Pd ( Kepala Madrasah Aliyah Al-Ma’ruf )

Page 17: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 17

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

MENAPAK TILAS“SURFING” KUTA

Hoby & Prestasi

Masrupan, begitu anak-anak nelayan Kuta di masa lalu biasa menyebut permainan ini. Sebelum Kuta berkembang sebagai destinasi wisata, sebagian besar masyarakatnya

berprofesi sebagai nelayan. “Waktu itu kita belum tahu yang namanya surfing,” cerita I Made Supatra Karang, salah seorang mantan peselancar asal Kuta.

Masrupan tak jauh beda dengan surfing (selancar air). Masrupan dimainkan dengan mengayun-ayunkan badan di atas ombak dengan sebuah papan kayu. Bedanya, papan yang digunakan berukuran kecil, hanya sekitar 40 x 60 cm. Ukurannya serupa dengan boogie board, jenis lain papan selancar yang kini banyak digunakan wisatawan.

Papan yang digunakan untuk masrupan tersebut, juga bukan papan khusus. Papan-papan tersebut hanyalah sandaran duduk nelayan di atas perahu. “Jadi kami dulu sering sekali dimarahi orang tua kami, karena mengambil papan secara sembarangan dari perahu,” kenang Supatra.

Olahraga surfing yang sebenarnya, baru diketahui anak-anak Kuta ketika ada wisatawan dari Amerika dan Australia datang ke Bali dengan membawa papan surfing pada era tahun 1970-an. Sebagian besar diantara wisatawan itu adalah backpackers, wisatawan yang datang dengan hanya bermodal satu tas ransel dan tidak di-handle travel agent.

Papan surfing yang dibawa wisatawan, sempat membuat anak-anak Kuta terheran-heran. Namun setelah diperkenalkan dengan papan tersebut, anak-anak Kuta mulai menjajal permainan ini. Makin hari, makin banyak saja anak-anak Kuta yang tertarik dengan olahraga ini. Sejak itu pula muncul bakat-bakat surfer lokal Bali.

Pandangan miring sempat tertuju pada aktivitas surfing ketika awal perkenalannya di Kuta. Selain dinilai berbahaya, banyak orangtua menuding surfing sebagai aktivitas tidak berguna. Pasalnya, banyak surfer yang cenderung melupakan kewajibannya belajar di sekolah hanya gara-gara keasyikan menantang ombak Pantai Kuta.

Namun tudingan miring tak membuat para surfer balik kanan. Mereka yang jumlahnya tidak banyak ketika itu, terus saja bermain. Mengundang ketertarikan rekan-rekan sepermainan mereka. Membangun komunitas peselancar yang terus bertambah setiap tahunnya. “Sekarang perkembangannya luar biasa”

tegas Supatra.Surfing mulai mendapat tempat sejak kompetisi-

kompetisi surfing banyak digelar. Walau iming-iming hadiah yang ditawarkan tak seberapa besar, kompetisi-kompetisi itulah yang sukses membangun generasi-generasi baru peselancar Bali. Kompetisi besar pertama yang jadi tonggak kebangkitan surfing di Bali adalah Kejuaraan Surfing Dunia Profesional dan Amatir pada tahun 1980. Kegiatan yang disponsori Om Company, sebuah perusahaan dengan brand surfing.

Surfing makin berkembang sejak terbukanya kesempatan bagi surf berkompetisi. Itu terutama terjadi setelah masuknya beberapa surf brand asing seperti Quiksilver dan Billabong ke Bali sejak 1991.

Sejak itu pula, komunitas-komunitas surfer terus berkembang. Olahraga ekstrem itu kini tak sekadar tempat penyaluran hobi. Beberapa anak muda Kuta menggantungkan hidup dari surfing. Bukan hanya dari hadiah-hadiah memenangkan kompetisi, tetapi juga dari gaji yang mereka dapat dari sponsor mereka.

Beberapa surfer Bali kini sudah dipercaya sebagai raider (duta) bagi berbagai merek kostum dan asesoris surfing. Bila berhasil menjadi raider, gaji yang ditawarkan umumnya tak sedikit. Hitungannya mencapai puluhan juta rupiah per tahun. Sebagai konsekuensi, ia wajib menjaga prestasinya dalam setiap kompetisi. Raider juga harus tetap surfing dan mencoba tampil lebih baik dari waktu ke waktu, serta tentu saja wajib menggunakan segala asesoris dengan brand tersebut pada setiap kesempatan. Tak boleh ada brand pesaing lain yang menempel di tubuh raider setiap harinya. Artinya, raider harus benar-benar loyal dengan produk-produk sponsornya.

Raider juga wajib mengikuti seluruh kompetisi surfing, baik dalam maupun luar negeri. Tentu saja, semua kompetisi difasilitasi oleh perusahaan. Jadi, raider hanya perlu mempersiapkan fisik dan mentalnya untuk memenangkan kompetisi. (viani)

Surfing menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas pantai-pantai di Bali. Siapa menyangka kalau

masyarakat Bali justru telah mengenal permainan menantang ini, jauh sebelum kedatangan wisatawan

asing ke Bali.

Page 18: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

18 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Seni Budaya

Suasana khusyuk begitu terasa di tengah umat Hindu yang merayakan Tumpek Wayang, Sabtu, 26 Mei. Umat mencakupkan kedua tangan,

memohon berkah dari Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Ringgit. Dengan sarana kwangen di tangan, umat khusyuk melakukan persembahyangan.

Jika diperhatikan, kwangen yang terbuat dari rangkaian daun pisang dan janur, ternyata tak hanya diisi dengan bunga-bungaan wangi aneka warna. Di bagian kwangen terdapat depan dua keping uang kepeng atau yang oleh masyarakat Bali dikenal dengan sebutan pis bolong. Tak hanya pada kwangen, pada berbagai sarana yadnya, selalu ditemukan adanya penggunaan pis bolong ini.

Penggunaan pis bolong, terang I Gusti Mangku Pepasih XII, memang sangat lumrah dalam sarana upacara umat Hindu di Bali. Hanya saja perlu diingat penggunaan pis bolong ini dalam berbagai sarana upacara bukanlah terkait dengan fungsi uang.

Penggunaan pis bolong dalam berbagai sarana upacara merupakan

penggunaan 5 unsur atau yang dikenal dengan panca datu. Kelima unsur ini di antaranya emas, perak, tembaga, timah dan juga besi. Kelima unsur ini juga dikenal dengan sebutan panca bumi.

“Pis bolong merupakan sesuatu yang dianggap mewakili panca datu. Pis bolong digunakan karena di dalamnya telah terkandung kelima unsur ini. Jadi yang utama bukan uangnya, melainkan apa yang terkandung di dalamnya. Inilah yang utama,” jelasnya.

Panca datu sangat penting karena dari sinilah semua yang ada di alam semesta berasal. Tak hanya itu. Pis bolong dengan kandungan panca datu-

nya juga bermakna sebagai sarana pembersihan dan penyucian, sehingga persembahan yang dilakukan akan bersifat suci terbebas dari segala kekotoran.

Karenanya dalam setiap upacara yang dilakukan bukan banyak atau sedikitnya jumlah uang yang digunakan sebagai patokan, melainkan kandungan yang dimiliki oleh pis bolong itu sendiri. Karena yang diutamakan adalah kandungan yang dimiliki oleh sebuah pis bolong, maka penggunaan pis bolong yang berbahan besi plat sangat tidak disarankan.

“Kalau tidak ada pis bolong, biasanya digunakan sarana lain seperti ceng-ceng atau kempur. Kedua benda ini biasanya juga telah mengandung panca datu. Jadi jangan menggunakan uang plat ataupun uang kertas karena intinya bukan nilai,” ujarnya.

Jika memang ada benda lain yang mengandung panca datu, maka

benda tersebut dapat digunakan untuk menggantikan pis bolong. Hanya saja karena Hindu bersifat sangat fleksibel, zaman dulu digunakanlah pis bolong untuk menyimbolkan panca datu. Pis bolong memang telah dikenal masyarakat Bali sejak lama sebagai alat pertukaran.

“Bayangkan jika setiap akan melaksanakan yadnya kita harus selalu mencari sedikit emas, sedikit perak, tembaga, timah dan besi! Tentu akan sangat sulit untuk ber-yadnya. Jadi dipilihlah pis bolong ini. Memang Hindu itu flesibel. Bayangkan saja jika tak bisa ditemukan telor bebek sebagai sarana, maka bisa digantikan dengan jagung. Logikanya karena bebek makan jagung, jadi telor datangnya juga dari jagung,” ungkapnya.

Datu yang terkandung dalam pis b o l o n g inilah yang akan

menghidupkan sarana yadnya. Penggunaannya juga bisa bermakna mengembalikan Siwa yang utama sebagai penguasa alam semesta. Pun demikian perhitungan tertentu dalam penggunaan pis bolong ini seperti nilai

225. Angka ini diidentikkan dengan Siwa. Penggunaan pis bolong juga terkadang berdasarkan urip dan arah mata angin atau berdasarkan tingkatan upacara yang dilaksanakan.

Tak hanya sebagai sarana yadnya, pis bolong juga dipercaya memiliki kekuatan magis. Tetapi tak semua pis bolong seperti ini. Hanya pis bolong yang memiliki ciri tertentu yang sering dijadikan incaran. Ini dikarenakan benda berbentuk bulat ini dianggap memiliki keunikan dan kemampuan yang istimewa sehingga akan memberikan berkah tersendiri bagi pemiliknya.

Pis bolong semacam ini biasanya diberikan nama sesuai dengan tokoh pewayangan seperti Arjuna, Sangut, Tualen, Hanoman dan sebagainya. Pun demikian dengan kemampuan yang dimiliki, dipercaya sebagaimana kemampuan ataupun sifat dari tokoh tersebut. Seperti misalnya pis bolong Arjuna dipercaya bisa membuat seorang pria menjadi begitu menarik seperti tokoh Arjuna dalam pewayangan yang digandrungi perempuan. Mereka yang memiliki pis bolong Arjuna akan dengan mudah memikat hati lawan jenisnya.

Terlepas dari maknanya dalam setiap upacara yadnya maupun kepercayaan akan kekuatan magis yang dimilikinya, pis bolong merupakan bukti luasnya pergaulan dari para leluhur kita dan kemampuan mereka menerima budaya dari luar. Pis bolong yang berbentuk bulat dengan lubang persegi bagian tengahnya merupakan mata uang Cina. Ini dapat

dilihat dari cetakan huruf-huruf Cina yang terdapat dalam setiap kepingnya.

Pis bolong mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1293 M, semasa kejayaan Majapahit. Berasal dari perdagangan antara Majapahit dengan Cina. Ketika itu Majapahit belum mempunyai uang kartal. Maka digunakan uang kepeng sebagai alat tukar dalam perdagangan. Perdagangan di masa itu dikuasai oleh saudagar-saudagar Cina. Akan tetapi seiring perjalanan waktu, fungsi pis bolong terus bergeser hingga menjadi seperti saat ini.(ayu)

PIS BOLONGSimbol Lima Unsur Utama Bumi

berinteraksi tanpa ada batasan tempat, bahkan hampir tanpa batas. Bahkan tak jarang proses interaksi ini tak memerlukan waktu khusus dan bisa dilakukan di sela-sela kegiatan lain seperti bekerja.

Hanya saja meski socmed memberikan kemudahan dalam berinteraksi, Rustika menyebutkan keberadaannya tak serta merta dapat menggantikan interaksi langsung. Bagaimanapun juga interksi yang dilakukan secara langsung tetap memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan. Antara pemanfaatan socmed dengan interaksi langsung tetap harus dilakukan secara berimbang.

“Keberadaan social media memang sangat membantu, akan tetapi bukan berarti bisa menggantikan interkasi langsung. Meski pesan yang ingin disampaikan tetap sama, tetapi nilainya akan berbeda. Jika interaksi dilakukan secara langsung, kita akan dapat melihat ekspresi wajah dan mata, intonasi dan cara pengucapan bisa kita rasakan langsung. Sejatinya ini semua memiliki arti yang sangat besar dalam setiap interaksi,” ujarnya.

Jika dimanfaatkan dengan benar, keberadaan socmed memang akan memberikan dampak yang positif. Interaksi tak lagi dibatasi oleh tempat. Informasi

juga bisa didapat dan disebarkan dengan lebih cepat. Apa yang terjadi di suatu tempat dapat diketahui dengan mudah oleh orang-orang yang berada di belahan dunia lain. Dengan demikian

perkembangan d u n i a dapat diketahui dengan l e b i h cepat.

Hanya saja jika tak dimanfaatkan

dengan bijak, socmed juga bisa

berdampak negatif. Karena

terlalu asyik dengan

interaksi di social

media, orang

bisa saja lupa

dengan kehidupan

nyatanya. Menghabiskan terlalu

banyak waktu bahkan melupakan pekerjaan dan orang-orang yang ada

di sekitarnya. Bahkan tak jarang aksi kejahatan juga dilakukan melalui socmed ini. Pun demikian dengan paham-paham radikalisme juga banyak disebarkan dari sini.

Karenanya diperlukan pengawasan

terutama bagi anak-anak dan remaja oleh para orangtua terkait dengan penggunaan socmed ini. Jangan sampai sesuatu yang dibuat untuk mendekatkan, justru berakibat hubungan yang semakin renggang dengan orang-orang sekitar.

Pengakuan EksistensiSalah satu social media yang

paling digandrungi saat ini yakni twitter. Pengguna twitter berlomba-lomba untuk mendapatkan follower sebanyak-banyaknya. Hal yang sama juga terjadi pada pengguna facebook. Pengguna facebook terutama para remaja kerap kali berusaha mendapatkan teman sebanyak-banyaknya.

Rustika menilai ini mencerminkan kebutuhan manusia untuk menunjukkan eksistensi diri. Semakin banyak teman ataupun follower yang dimiiki menunjukkan seseorang semakin banyak berinteraksi. Ini juga akan memberikan kebanggaan dan kepuasan pada tingkat tertentu pasa seseorang.

“Setiap orang selalu ingin dihargai oleh orang lain. Semakin banyak teman dan follower di socmed, mampu menumbulkan rasa percaya diri karena merasa diinginkan oleh orang lain. Setiap manusia juga selalu ingin menunjukkan eksistensinya dalam pergaulan. Meski bukan kebutuhan fisik, hal ini juga ternyata penting untuk dipenuhi,” ujarnya. (ayu)

Sambungan dari Halaman 1........

I Gusti Mangku Pepasih XII

Page 19: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 19

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Gianyar selama ini memang dikenal sebagai kabupaten seni. Berbagai kesenian tumbuh dan berkembang

di kabupaten sini. Para seniman pun banyak terlahir di daerah ini, bahkan dengan kiprah dan nama yang telah melegenda. Tak heran ada yang menyebut Gianyar sebagai sebun (sarang)-nya seniman di Bali.

Hampir tiap desa di Gianyar memiliki seniman. Salah satunya yakni Desa Peliatan, Ubud. Di desa ini dapat dengan mudah ditemukan seniman-seniman yang namanya telah termasyur. Sebut saja Anak Agung Oka Astuti (57). Perempuan yang satu ini namanya begitu termasyur sebagai seorang penari legong.

Peliatan, selama ini memang telah dikenal sebagai salah satu tempat perkembangan seni tari di Gianyar, khususnya tari legong. Di desa ini bisa dengan mudah ditemui penari legong yang mumpuni.

Sebagai seorang penari, sejatinya bukan hanya tarian legong yang dikuasai Oka Astuti. Berbagai jenis tarian bahkan dengan piawai dibawakan dengan penguasaan yang andal. Hanya saja tari legong yang membuatnya

menjadi begitu dikenal.Ibu tiga anak ini menceritakan,

kemampuannya menari didapatnya karena ia terlahir di keluarga penari. Ayah maupun ibunya merupakan penari dan juga guru tari. Bahkan sang ayah, A.A. Gede Ngurah Mandera (alm), merupakan tokoh yang berperan sangat penting dalam memajukan seni di Desa Peliatan. Dari kedua orang tuanya inilah bakat seninya diturunkan.

“Ayah saya seorang guru seni, ibu saya juga seorang penari. Merekalah yang memperkenalkan saya dengan seni. Bahkan ketiga saudara saya yang lain juga menjadi seniman. Tak hanya penari, ada juga yang menjadi penabuh. Tak hanya belajar dari orangtua, kami juga belajar dari beberapa guru lain yang juga menjadi teman kedua orangtua saya saat berkesenian,” tuturnya.

Meski belajar pada orangtua sendiri, Oka Astuti menceritakan jika metode pengajaran yang diterimanya sangat keras. Bahkan sang ayah tak segan-segan dalam mendisiplinkannya sampai memperbaiki

postur

tubuhnya. Tari legong

merupakan tarian pertama

yang dipelajarinya sebelum akhirnya

diajarkan tarian lain.Cukup lama

waktu yang diperlukan hingga

akhirnya ia diberikan

kesempatan untuk

pentas. Oka

yang

mulai belajar menari sejak usia 7 tahun baru diberikan kesempatan untuk tampil setelah dua tahun berlatih. Pertama kali ia tampil saat ada odalan di Peliatan.

“Dulu, baru setelah dua tahun belajar menari, saya diizinkan untuk tampil. Metode dulu memang seperti itu, gurunya keras, seorang penari juga harus mantap. Belajarnya satu jenis tarian dulu, kalau sudah mantap baru boleh coba tampil. Biasanya pertama kali pasti di pura. Setelah benar-benar mantap dengan satu tarian baru diizinkan belajar satu tarian lain lagi,” kenangnya.

Ini sangat berbeda dengan metode pengajaran sekarang. Anak-anak yang belajar menari saat ini diajarkan tarian secara global dan tak

fokus pada satu jenis tarian. Ini dilakukan karena anak-anak

saat ini sangat mudah merasa jenuh. Jika hanya

diajarkan satu jenis tarian dan tak segera diberikan kesempatan untuk tampil, biasanya mereka akan berhenti untuk belajar.

Hasilnya tentu saja berbeda. Saat ini

sangat sulit ditemui seorang penari yang

benar-benar mantap menguasai sebuah tarian.

Ini juga tak terlepas

dari situasi pengajaran

saat ini yang tak lagi sekeras dulu. Tak hanya itu, Oka Astuti

menceritakan saat ia kecil, sangat sedikit orang yang mau belajar

menari. Hanya sekita 5 sampai 6 orang saja. Berbeda dengan saat ini yang

jumlahnya bisa 20 sampai 50 anak.“Dulu gurunya keras, badan kita

diikat dengan menggunakan sabuk. Setiap istirahat kita juga dipijat untuk memperbaiki postur. Sekarang tak bisa seperti dulu lagi. Kalau dulu yang belajar menari sedikit jadi bisa dilihat satu demi satu. Tapi kalau sekarang yang

ikut banyak sekali. Jadi tak bisa dilihat satu per satu. Sekarang anak-anak juga maunya cepat tampil, kalau terlalu lama mereka bisa langsung kabur,” ujarnya saat ditemui di Open Stage Balairung Peliatan.

Oka mengungkapkan untuk bisa menari dengan baik seorang penari bukan hanya harus menguasai semua gerakan dalam sebuah tarian. Di samping gerakan penari juga harus paham dengan cerita yang ada di dalam tarian. Pemahaman akan cerita akan memunculkan penjiwaan yang pada akhirnya akan membuat gerakan yang dihasilkan semakin bagus.

Kemampuan Oka Astuti dalam menari terutama menari legong bukan hanya memberinya kesempatan untuk tampil di hadapan wisatawan. Kepiawaiannya dalam menari juga memberinya kesempatan untuk pergi ke beberapa negara. Sejak tahun 1965 ia mulai mendapat kesempatan tampil di sejumlah negara mulai dari Australia, B r u n e i Darussalam,

Jepang hingga Amerika.

Wanita y a n g piawai menari ini juga pandai menabuh gamelan dan tergabung dalam kelompok

Mekar Sari Women Orchestra. Meski usianya tak muda lagi,

nenek tiga cucu ini masih tetap aktif berkesenian hingga sekarang. Bahkan

makin hari kesibukannya semakin bertambah. Bukan hanya menari, secara rutin ia juga melatih anak-anak.

“Sekarang saya tak hanya menari tetapi juga mengajar. Ini sebagai bentuk tanggung jawab untuk regenerasi. Jangan sampai generasi yang akan datang tak bisa menari Bali dan justru tarian Bali dikuasai oleh orang asing. Menari bagi orang Bali bukan sekadar hiburan, tetapi bisa juga untuk persembahan kepada Tuhan. Saya akan tetap menari dan mengajar tari sampai akhir, selama saya masih diberikan kemampuan untuk itu,” tandasnya. (ayu)

Seniman

A.A. Oka Astuti MENARI SAMPAI AKHIR

TENAGA MARKETING SEBANYAK-BANYAKNYA

Hub:Redaksi Galang Kangin

Jl. Bedugul No.1 Sidakarya - Denpasar SelatanTelp: (0361) 727734 Ext. 106

Email: [email protected]

DIBUTUHKAN SEGERA

Anak Agung Oka Astuti

Page 20: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

20 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Obyek Wisata

Anda yang berada di wilayah Bali Timur -- Klungkung, Karangasem, Bangli dan Gianyar -- kini tak perlu jauh-

jauh lagi pergi ke Denpasar jika ingin berekreasi air bersama keluarga. Saat ini di pinggiran kota Semarapura, Klungkung, telah hadir tempat rekreasi air, yakni Wisata Tirta Srinadi. Tempat wisata ini merupakan salah satu unit usaha dari Koperasi Pasar Srinadi ini sejak pertengahan April lalu resmi dibuka untuk umum.

Wisata tirta ini memang dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi yang saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Manager Koppas Srinadi I Nyoman Suwirta, S.Pd, M.M. mengungkapkan memang wisata tirta ini dibangun untuk menjadi pilihan rekreasi baru di kawasan Bali Timur. Selama ini pembangunan sarana rekreasi cenderung hanya dilakukan di seputaran Denpasar. Kalaupun ada di daerah lain, cenderung skalanya kecil dengan fasilitas yang kurang memadai.

Pembangunan wisata tirta oleh Koppas Srinadi ini memang memiliki orientasi yang berbeda jika dibandingkan dengan pembangunan objek wisata lain. Jika objek wisata lain kebanyakan dibangun untuk kepentingan wisatawan, wisata tirta Srinadi justru dibangun untuk warga lokal. Karena memang ditujukan untuk warga lokal, tiket yang ditawarkan pun sangat terjangkau.

“Tempat ini dibangun untuk warga lokal. Sasarannya mereka yang ada di kelas menengah bawah. Untuk masuk setiap pengunjung cukup membayar Rp 10 ribu. Ini sudah termasuk tiket masuk, berenang sepuasnya dan juga asuransi. Jika dibandingkan dengan yang lain, harga tiket ini tentu sangat murah dan terjangkau masyarakat,” ujar Suwirta.

Meski harga tiketnya murah, anda tak perlu khawatir dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Dibangun di areal 45 are, wisata tirta Srinadi memiliki dua buah kolam renang. Satu kolam merupakan kolam permainan, dan satu kolam lagi merupakan kolam standar nasional dengan ukuran 50 x 20 meter. Tak hanya itu, di tempat ini juga disediakan aneka permainan anak dan juga pujasera yang cukup luas.

Pun demikian dengan kondisi kolamnya, Suwirta menjamin keamanan dan juga kualitas air yang digunakan. “Setiap hari kami melakukan pemeriksaan baik untuk kondisi kolam maupun kualitas air. Meski murah, kepuasan pengunjung tetap menjadi

prioritas kami. Tempat ini dikelola oleh koperasi, jadi pengelolaan harus dilakukan dengan sebaik mungkin karena menggunakan dana nasabah yang harus dikelola secara bertanggung jawab,” jelasnya.

Tanggapan masyarakat dengan dibukanya wisata tirta ini sangat bagus. Rata-rata tiap hari 500 orang pengunjung datang menikmati berbagai fasilitas yang disediakan. Terlebih saat liburan, lonjakan pengunjung akan terjadi secara signifikan. Selain pengunjung perorangan di tempat ini juga banyak pengunjung yang berasal dari sekolah dan juga klub.

“Bagi sekolah, harga tiketnya lebih murah lagi. Jika ada rombongan dari sekolah cukup membayar Rp 6 ribu saja. Ini memang telah menjadi komitmen kami. Tempat ini bukan hanya untuk menjadi tempat rekreasi semata, tetapi kalau bisa juga turut memacu peningkatan prestasi. Karena itu kami sediakan kolam berstandar nasional,” jelasnya.

Para pengunjung hanya mengeluarkan uang jika ingin menyewa permainan anak seperti kereta anak dan sejenisnya. Bagi yang merasa lapar dan haus usai berenang, bisa menikmati makanan di pujasera. Jangan khawatir masalah harga, jika di tempat rekreasi lain harga makanan akan menjadi sangat mahal, di tempat ini harga makanan masih dijual dengan harga standar bahkan terbilang murah.

“Member Card”Tak hanya fasilitas yang

ditawarkan oleh wisata tirta Srinadi. Bagi para pengunjung juga bisa memperoleh member card. Untuk mendapatkan member card, cukup membayar Rp 10 ribu dan anda akan mendapatkan member card yang berlaku seumur hidup. Sementara bagi anda yang telah menjadi anggota Koppas Srinadi, cukup membayar Rp 5 ribu.

“Bagi yang punya member card, setiap tahun bisa mendapatkan pembagaian SHU. Kami memang ingin membagikan keuntungan kepada yang memberikan secara proporsional. Ini sesuai dengan prinsip koperasi yakni membagi keuntungan secara proporsional. Jadi keuntungan akan

diterima kedua pihak baik pengunjung maupun kami di sini,” imbuh Suwirta.

Hal senada diungkapkan Manager Unit Usaha Wisata Tirta Srinadi, Kadek Boby Darmawan. Member card di samping untuk mencari pelanggan, juga untuk memberikan keuntungan kepada semua pihak tak hanya unit usaha tirta ini, tetapi juga para pengunjung.

Boby memberikan jaminan akan kualitas dan juga keamanan dari pengunjung. Demi keamanan pengunjung disiagakan 10 orang lifeguard. Pun demikian di setiap sliding juga disediakan penjaga guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.

Sementara untuk menjamin kualitas air, pengecekan dilakukan setiap hari baik untuk kebersihan maupun kadar Ph air. “Setiap malam kolam kami vacum untuk menjaga kualitasnya. Kolam ini juga menggunakan teknologi yang baru sehingga air tak keluar dari kolam sehingga tak licin,” jelasnya.

Wisata tirta ini dapat diakses dengan mudah. Jika anda datang dari Bypass I.B Mantra, petunjuk bisa anda dapatkan dengan mudah. Anda punya rencana untuk berekreasi dengan keluarga tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam? Wisata Tirta Srinadi bisa menjadi pilihan.(ayu)

WISATA TIRTA SRINADIHarga Murah Rekreasi Meriah

Kadek Boby Darmawan

Page 21: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 21

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Wisata Kuliner

Makan makanan padang mungkin telah menjadi sesuatu yang biasa b a g i a n d a .

Terlebih bagi anda yang tinggal di d a e r a h p e r k o t a a n s e p e r t i D e n p a s a r , r u m a h

makan padang bisa dengan mudah ditemui di sepanjang jalan. Dari sekian banyak rumah makan yang ada, mungkin suasananya selalu sama. Jika anda bosan dengan suasana yang itu-itu saja, rumah makan padang yang satu ini bisa menjadi pilihan anda.

Terletak di kawasan Jimbaran (beberapa meter arah timur KFC Jimbaran) rumah makan padang Rene Boss menawarkan pelayanan yang berbeda. Tak hanya makanan enak menggoyang lidah, Rene Boss juga menyediakan berbagai fasilitas yang pasti akan membuat anda selalu ingin kembali ke tempat yang satu ini.

Haji Aang Nudisantoso mengungkapkan, di samping menyajikan menu yang lazim di rumah makan padang, Rene Boss juga dilengkapi dengan fasilitas tambahan berupa family (private) room yang full AC. Di ruangan ini pengunjung dapat menikmati fasilitas karaoke usai bersantap. Family room ini juga bisa dimanfaatkan untuk acara keluarga semacam arisan hingga meeting bersama kolega.

“Mereka yang makan ke sini dapat menikmati berbagai fasilitas yang ada. Selain makan bisa juga sambil kumpul-kumpul dengan teman dan keluarga. Bisa juga meeting bahkan berkaraoke bersama keluarga. Acara semacam arisan hingga pengajian juga bisa dilakukan di sini. Semua kami sediakan untuk kenyamanan dan kepuasan pelanggan,” ujar pria keturunan malang ini.

Tak perlu khawatir dengan harga. RM Rene Boss menawarkan harga yang bersahabat. Per porsi makanan ditawarkann mulai

harga Rp 8 ribu hingga Rp 12 ribu. Sementara untuk segala fasilitas yang disediakan bisa dinikmati secara gratis oleh setiap pengunjung. Hanya saja bagi mereka yang ingin mengadakan acara semacam arisan atau meeting, diminta melakukan booking terlebih dulu. Tak ada

biaya tambahan. Anda cukup membayar makanan yang

anda nikmati saja.“Yang ingin

membuat acara cukup booking saja. Bisa pesan makanan yang

d i i n g i n k a n s e k a l i a n

p e s a n

t e m p a t n y a sehingga bisa di-blocking dan tak digunakan p e n g u n j u n g lain. Bayar m a k a n a n n y a saja, fasilitasnya d a p a t d i m a n fa a t ka n sepuasnya. Tak ada tambahan biaya, yang p e n t i n g anda puas,” promosinya.

Bagi anda yang memiliki member card, Rene Boss juga m e m b e r i k a n p e n a w a r a n yang istimewa. Bagi pemegang member card akan langsung mendapatkan potongan harga 10%. Tak hanya itu. Setelah sepuluh kali datang anda juga akan mendapatkan makan gratis sekali. Sayangnya 300 member card yang disediakan telah habis.

Tak hanya fasilitas lengkap yang

akan membuat anda puas. Makanan yang disajikan juga dijamin membuat anda tak akan berpaling ke tempat lain. Haji Aang mengungkapkan, rending merupakan makanan andalan RM Rene Boss. Bahkan untuk menu rendang memiliki motto tersendiri yakni “paling enak di muka bumi”. Dibuat dengan daging sapi dan bumbu pilihan yang terbaik, dijamin membuat semakin ketagihan.

Tak hanya rendang, ayam pop juga menjadi andalan di rumah makan ini. Disajikan dengan pilihan sambal hijau atau merah khas minang, akan semakin melengkapi kenikmatan dalam bersantap. Bagi anda yang ingin mengadakan acara anda juga bisa memesan makanan selain makanan padang sebagai variasi menu. H. Aang menjamin jika setiap pesanan akan dimasak oleh koki yang terbaik di bidangnya.

Rumah makan yang buka 24 jam ini

akan selalu menyambut setiap pelanggan dengan makanan enak plus keramahan yang khas. H. Aang menuturkan memang untuk menghadapi persaingan yang ketat terutama pada usaha rumah makan padang. Jaminan rasa dan kualitas

pelayanan menjadi satu kunci untuk mempertahankan pelanggan.

Terlebih usaha yang dimulai tahun 2009 ini memang dibuka berawal dari kesenangan si pemilik untuk makan. Kepuasan pelanggan tentu menjadi prioritas utamanya. “Ini berawal dari kesenangan saya untuk makan. Jadi kepuasan menjadi prioritas di sini. Tempat ini dibuka 24 jam, karena itu sengaja didesain tanpa pintu agar tak bisa tutup,” ujar pengusaha yang juga memiliki usaha furniture ini.

Anda yang datang ke sini juga tak hanya bisa menikmati makanan padang. Bagi yang perlu oleh-oleh berupa camilan, Rene Boss juga memiliki produk yang khas yakni keripik tempe. Soal rasa anda tak perlu ragu. Keripik yang disajikan dalam beberapa pilihan rasa ini akan menjadi oleh-oleh dan camilan sehat yang tak akan mengecewakan anda.

Sementara bagi yang ingin mengadakan berbagai kegiatan, Rene Boss juga melayani berbagai paket dan pesanan. Mulai nasi kotak, hingga catering dengan sistem delivery order. Soal rasa dan harga tentu tak perlu

khawatir. Rumah makan yang telah banyak melayani berbagai acara hingga yang berskala nasional ini berani memberikan jaminan bagi kepuasan anda. Jika anda memang pemburu makanan enak dan ingin memuaskan seluruh keluarga, Ren Boss bisa jadi pilihan anda selanjutnya. (ayu)

DI RENE BOSSASYIKNYA MAKAN SAMBIL KARAOKE

Haji Aang Nudisantoso & Istri

Page 22: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

22 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Potensi

Bale Bengong

Koperasi sudah tidak asing lagi bagi Pekak Putu. Tapi kalau koperasi modern, hmmmm… sepertinya perlu cari banyak info nih, pikir Pekak Putu. Sejak kenal belanja online, Pekak Putu memang jadi tambah rajin online. Entah sekadar untuk window shopping

ataupun mencari berita-berita terkini. Dan sekarang, info tentang koperasi modern yang basic-nya hampir mirip dengan toko online, membuatnya penasaran.

Koperasi modern Indonesia adalah koperasi yang sudah menggunakan ICT untuk mendukung bisnisnya sehingga dapat memonitor, mengevaluasi dan melakukan pendataan secara akurat dan up to date, dapat melaksanakan bisnisnya secara cepat, akurat, dan reliable.

Begitulah info awal yang didapat oleh Pekak Putu dari hasil berselancar sambil melirik barang baru di toko online. “Ini semangat Kementerian Koperasi dan UKM, dengan harapan ada sinergisitas antara pusat dan daerah serta stake holder yang lain dalam mengembangkan koperasi modern hingga mampu meraih sertifikat internasional,” kata Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan saat membuka Festival Koperasi Internasional atau International Year of Cooperatives (IYC) Indonesia, di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), 23 Mei. Menurut Syarief, untuk menghasilkan koperasi yang terdaftar di tingkat internasional maka pengelolaan koperasi tersebut harus transparan secara global, dan telah mengimplementasikan teknologi.

“Kalau pengelolaannya sudah transparan secara global dan ada penggunaan teknologi, maka koperasi itu akan dapat bersertifikasi internasional,” ujarnya.

Peringatan IYC 2012 sendiri merupakan kegiatan pertama di Indonesia semenjak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi Nomor A/RES/65/184, yang mengundang seluruh negara untuk turut serta dalam aksi peringatan IYC 2012. Resolusi PBB Nomor A/RES/65/184 itu merupakan tindak lanjut dari Resolusi PBB Nomor A/RES/64/136 tentang Penetapan Tahun 2012 sebagai IYC. PBB mendorong dan mempromosikan serta meningkatkan kesadaran tentang kontribusi koperasi terhadap pengembangan sosial dan ekonomi.

Pekak Putu mulai menggosok-gosok dagunya tanda mulai berpikir. “Artinya, peluang koperasi Indonesia untuk bisa go internasional terbuka lebar, nih”.

“Tapi masa iya hanya bermodalkan seperangkat komputer dan layanan dari Telkom serta pengelolaan yang transparan lalu dapat sertifikat dan mengglobal?” pikir Pekak Putu. ”Tidak mungkinlah sesederhana itu.”

Pekak Putu menoleh ke sekelilingnya, mencari-cari Bli Nyoman Coblong, yang tadi sempat terdengar suara motornya memasuki pekarangan.

“Nyoman….,” Pekak Putu memanggil dengan suara agak lantang. Tak terdengar sahutan, hanya suara seretan sandal yang mendekat. Dan tiba-tiba Bli Nyoman Coblong sudah menghempaskan pantatnya di sebelah Pekak Putu. “Lho…lho….bukannya nyahut, malah langsung duduk,” protes Pekak Putu.

“Pekak pilih mana…, saya nyahut tapi nggak nongol, atau saya nongol tanpa nyahut,” canda Bli Nyoman Coblong sambil terkekeh-kekeh. “Ya….sama nggak sopannya. Yang benar itu, nyahut kemudian nongol,” jawab Pekak Putu bersungut-sungut. “Kau pernah dengar tentang koperasi modern yang bisa dapat sertifikat internasional, Nyoman?” tanya Pekak Putu. “Katanya Pemerintah melalui Kemenkop dan UKM mengupayakan sedikitnya empat koperasi Indonesia dapat bersertifikat internasional pada 2012.”

“Ya, wacananya seperti itu, Pekak. Memangnya ada yang aneh?” Bli Nyoman Coblong balik bertanya.

“Tidak aneh, kalau koperasi kita sudah sangat siap. Tidak sekadar berbasis IT, atau pengelolaan yang transparan, tapi juga harus jelas komoditi dan jenis usahanya. Yang penting kan penguatan itu dulu.” Kata Pekak Putu, “Kenapa sih pemerintah kita sekarang lebih banyak berpikir kuantitas bukan prioritas pada kualitas?”

“Hhmmmmmm…..betul sekali, Pekak,” kata Bli Nyoman Coblong sambil mengacungkan jempol. “Katanya kerjasama Telkom dan koperasi sangat menguntungkan kedua belah pihak. Untuk Telkom, koperasi yang memiliki jaringan hingga pedesaan ikut membantu memperluas layanan bisnis berbasis jaringan internet,” tambah Bli Nyoman Coblong. ”Koperasi pun akan mendapatkan keuntungan untuk setiap transaksi elektrik dengan nasabah atau pelanggannya.”

TELKOM mengembangkan bisnis model ICT yang sustainable di lingkungan ekosistem koperasi melalui pola sinergi dan kemitraan, serta membantu koperasi meningkatkan daya saing dan kinerja bisnis koperasi melalui e-business. Melalui aplikasi Telkom, sistim pencatatan koperasi jauh lebih efisien dan lebih transparan. Upaya manipulasi keuangan koperasi tak akan lagi terjadi karena sistemnya sudah online. Dinas koperasi bahkan sudah bisa memantau keuangan koperasi sehingga bisa menilai mana koperasi yang sehat dan mana yang tidak.

Pekak Putu tersenyum girang membaca berita ini. “Nah ini yang juga harus diperkuat dulu baru berpikir sertifikat internasional. Bukan begitu Nyoman?” kata Pekak Putu sambil menoleh pada Bli Nyoman Coblong.

“Ya, Pekak. Internal dulu dikuatkan, baru berpikir pengembangan. Saya setuju sekali,” jawab Bli Nyoman Coblong. “Sekarang yang penting kita jadi anggota yang aktif saja supaya koperasi kita tambah besar, ya Pekak?”

“Betul….,” kata Pekak Putu sambil menutup laptopnya. “Yang penting kualitas kinerja koperasi kita dulu dimapankan, setelah itu, rasanya go international tinggal mengalir.”

Oleh : Geg Aniek

Seorang mahasiswa mengaku selalu merasa minder jika bertemu dengan orang baru, terlebih saat berada di tempat umum. Perasaan ini ternyata tak hanya dialami

mahasiswa tadi. Banyak orang mengalami kondisi ini, termasuk penulis saat kecil. Bagi sebagian orang, cukup mudah melawan rasa minder, tapi bagi sebagian yang lain rasa minder adalah sebuah penyakit yang maha besar yang terkadang menjadikan dirinya tertekan di hadapan orang lain.

Pada dasarnya kita tahu bahwa minder itu sangat berbahaya bagi diri kita. Banyak peluang yang tidak bisa kita peroleh disebabkan kita punya “penyakit” yang satu ini. Tidak hanya itu, minder dapat membuat kita kalah bersaing, sebab rasa percaya diri (PD) kita sebagai manusia telah terpupus dengan munculnya rasa minder tersebut. Bayangkan jika di depan kita terbuka kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin atau menjadi pemenang suatu even atau lomba, sementara rasa minder bercokol pada diri kita. Maka dapat dipastikan peluang dan kemenangan itu akan sia-sia, karena kita tak berani tampil.

Jujur saja, saat di sekolah dasar (SD) dulu, saya juga mengalami perasaan minder yang berlebih. Bahkan untuk berbelanja di warung pun saya tidak berani. Namun semakin bertambah dewasa, dengan mengikuti kursus kepribadian, saat saya duduk di bangku perguruan tinggi, ditambah banyak membaca dan merenungi berbagai macam romantika kehidupan yang saya lewati, saya telah mengubur rasa minder tersebut. Sejak saat itu muncul keberanian yang membangkitkan diri saya agar saya bisa tampil PD di manapun saya berada.

Banyak cara untuk menghilangkan rasa tidak PD tersebut. Salah satunya dengan “membaca” kehidupan kita lebih dalam. Kita harus bertekad membiarkan pikiran kita mengubur rasa minder itu demi menghadapi persaingan yang sangat ketat dewasa ini. Selain

itu, dapat dilanjutkan dengan cara membaca buku yang berkaitan dengan psikologi atau dengan cara menjelajahi kisah cerita-cerita orang sukses.

Segera kubur rasa minder kita dengan membaca jenis buku tersebut. Kita juga dapat mengubur rasa minder dengan sering terlibat dalam suatu organisasi, karena dengan berorganisasi, secara tidak langsung kita sedang belajar untuk mengorganisasikan diri kita sendiri untuk tampil lebih PD dan mandiri.

Setelah kita berhasil membunuh rasa minder dengan membaca kehidupan kita lebih dalam, banyak membaca buku dan ikut berorganisasi, saya yakin rasa minder itu akan hilang dengan sendirinya.

Nah, jika rasa minder itu sudah hilang, maka kita bisa menikmati rasa PD yang kelak akan mengantarkan kita menjadi manusia yang punya arti di hadapan Tuhan maupun manusia lainnya.

LK Budi Martini, SE.MMDosen Fakultas Ekonomi

Universitas Mahasaraswati Denpasar dan juga seorang

Instruktur Kepribadian, Service Excellent, Komunikasi serta Etika dan Kepribadian

KOPERASI MODERN

MENGATASIRASA MINDER

Page 23: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

Galang Kangin 23

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012

Harmoni

Banyak sekali yang bertanya bahwa dia ingin pindah rumah dan apa saja yang harus dilakukan pada saat pindah rumah dan minta dipilihkan hari yang cocok/baik.

Banyak lagi pertanyaan yang muncul kemudian a.l1. Barang apa saja yang perlu dibawa2. Apakah boleh memindahkan sebagian barang dahulu

misalnya, lemari, tempat tidur, TV serta peralatan lainnya3. Bagaimana kalau memasang altar terlebih dahulu?

4. Apakah boleh kalau pembantu serta satpam menjaga di rumah baru sementara menunggu hari yang cocok untuk pindah.

5. Apakah boleh boleh kalau setelah pindah rumah, sebagian pekerjaan pembangunan masih berlanjut di rumah yang baru?

Dan masih banyak lagi pertanyaan lain.

Sebenarnya menurut perhitungan Feng Shui yang dimaksud dengan pindah rumah adalah apabila salah satu dari hal berikut ini dilakukan1. Tuan rumah pindah ke rumah yang baru serta memasak di

sana pada hari itu dan tidur di rumah baru tersebut.2. Walaupun belum tinggal di rumah yang baru akan tetapi

sudah memasang altar dan altar tersebut sudah mulai dipakai.

3. Rumah tersebut sudah mulai dijaga oleh satpan / pembantu rumah tangga dimana pembantu rumah tangga dan satpamnya tidur serta masak di rumah yang baru.

Memindahkan dan menempatkan perabot rumah tangga di rumah yang baru sebelum hari H diperbolehkan.

Ada juga yang kadang-kadang karena alasan tertentu, terpaksa pindah rumah sementara pekerjaan pertukangan yang lain masih belum selesai, misalnya masih ada WC yang diperbaiki karena bocor, ataupun keramik lantai yang berlum selesai terpasang atau bahkan setelah pindah rumah kemudian

menggali bagian tertentu dari pekarangan di rumah untuk menanam pohon.

Hal-hal demikian sebenarnya tidak baik menurut feng Shui karena setiap tahunnya ada sektor-sektor tertentu dari rumah yang tidak boleh di gali / renovasi. Kalaupun terpaksa harus di renovasi / perbaikan maka harus dipilihkan hari yang cocok untuk memulai pekerjaan perbaikan tersebut.

Jadi sebelum hari H untuk pindah rumah ada baiknya di rumah yang baru sudah diperiksa untuk fisik bangunannya apakah masih ada yang rusak, kompor di dapur, gas/listrik untuk memasak serta peralatan masak lainnya.

Jadi pada hari pindah rumah tersebut semua yang dibutuhkan sudah disiapkan. Jangan lupa pula beras serta air minum disiapkan dan pindah rumah bisa dilakukan pada hari dan jam yang ditentukan.

Cukup orangya saja yang pindah ke rumah baru dengan membawa barang-barang yang diperlukan dari rumah lama. setelah di rumah baru nyalakan kompor untuk masak (masak air) dan pada hari itu juga harus makan dan tidur di rumah baru. dengan demikian anda sudah resmi pindah ke rumah yang baru.

Ada juga yang menyarankan harus membawa sapu dari rumah lama (sapu yang baru bukan bekas pakai) tentu saja ini boleh kalau mau.

Bagaimana kalau asal pindah rumah saja tanpa memperhitungkan hari yang cocok? Tentu saja hal ini tidak disarankan. Untuk satu rumah baru yang sudah di tata feng shui nya sedemikian rupa sehingga cocok dengan penghuninya, maka akan jauh lebih baik, efektif dan cepat pengaruh feng shuinya kalau aktivasinya/pindah rumahnya pada yang sudah pula disesuaikan untuk tujuan tersebut

Sumber : //www.fengshui-koh.com

CAPRICORN Peruntungan : Cukup berprospek segala rencana yang dikerjakan. Jangan terpengaruh omongan orang. Karir : Ada saja tantangan yang datang,

tapi tidak perlu mundur biarpun tak ada untungnya.Kesehatan : Kondisi badan kurang fit, perlu istirahat yang cukup dan jaga pola makan, jangan begadang.Keuangan : Pemasukan minggu ini cukup baik, hanya hindari spekulasi.Asmara : Biarkan saja, tak perlu dimasukkan ke hati karena akan bikin mulut capek saja.

AQUARIUS Peruntungan : Tak perlu ragu bila merintis usaha baru, karena peruntungan cukup baik dan menguntungkan. Karir : Perintah atasan walaupun berat

sebaiknya tetaplah dijalankan, jangan sampai mengecewakan.Kesehatan : Berusahalah untuk selalu tenang agar depresi bisa dihindarkan.Keuangan : Walaupun banyak peluang sebaiknya jeli untuk dapat melihat yang lebih menguntungkan.Asmara : Jangan selalu menyakiti hatinya, karena itu akan menjadi bumerang buat diri sendiri.

PISCES Peruntungan : Tak perlu pikir macam-macam. Yakin dengan apa yang telah direncanakan, pasti lancar.Karir : Laksanakan setiap perintah atasan dengan

baik.Kesehatan : Hindarkan hal yang membuat depresi.Keuangan : Walaupun banyak peluang sebaiknya Anda tetap jeli untuk dapat melihat peluang yang lebih menguntungkan.Asmara : Sayangi pasangan jika berharap dia memperhatikan Anda.

ARIES Peruntungan : Ada baiknya Anda tidak terlalu berambisi.Karir : Cobalah sabar, tunggu sampai waktu yang tepat untuk melanjutkan perjalanan.

Kesehatan : Pentangan dari dokter sebaiknya tetap jangan dilanggar sekalipun badan terasa sudah sehat.Keuangan : Aturlah danan yang ada sebaik mungkin, jangan sampai pemborosan menghancurkan impian Anda selama ini.Asmara : Buat apa mempermasalahkan persoalan yang sulit untuk diselesaikan dalam waktu yang singkat, bukankah lebih baik bermesra-mesraan saja.

TAURUS Peruntungan : Situasi di sekitar Anda cukup membikin telinga panas. Lebih baik segera menjauh seandainya mereka mulai berbicara yang macam-macam.Karir : Jangan

terlalu mendengarkan omongan orang agar kehidupan ini bisa lebih bahagia dan semarak.Kesehatan : Hindari makanan yang terlalu pedas jika tidak ingin semua rencana Anda menjadi berantakan.Keuangan : Bersabarlah, tak perlu terlalu ambisi ingin mncari untung besar.Asmara : Jangan selalu mengikutsertakan pihak ketiga dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

GEMINI Peruntungan : Kesempatan cukup terbuka lebar, tinggal bagaimana Anda mengelola.Karir : Jangan terlalu santai dan kurang motivasi untuk

memanfaatkan momen yang bagus ini.Kesehatan : Angin malam tampak kurang bersahabat bagi kondisi badan Anda yang lagi drop.Keuangan : Jangan bersikap boros jika tidak ingin pusing di belakang hari.Asmara : Kunci untuk meredam berbagai cekcok mulut adalah kesabaran.

CANCER Peruntungan : Cukup banyak order, tetapi itu semua tidak ada artinya jika tidak bisa mengontrol emosi. Usahakan pikiran tetap selalu jernih.Karir : Jangan

memberikan komentar dan tindakan apapun, amati dan pelajari saja dengan seksama.Kesehatan : Inilah saatnya bagi diri Anda untuk mengembalikan stamina yang terkuras akhir-akhir ini.Keuangan : Jangan mudah mengeluarkan dana yang ada, sekalipun saat ini keuangan cukup baik bahkan berlebih.Asmara : Jangan ambil keputusan sendiri, karena itu bisa memicu pertengkaran.

LEO Peruntungan : Masih butuh kerja keras dan selalu melakukan inovasi terus-menerus untuk mencapai kesempurnaan seperti apa yang diharapkan.Karir : Jangan

ragu untuk melaksanakan ide-ide yang muncul.Kesehatan : Jaga stamina karena langkah Anda masih panjang.Keuangan : Sesuaikan dengan kemauan pasar, tak perlu menentangnya.Asmara : Saling pengertian dan rasa saling percaya, serta intropeksi diri akan mengembalikan hubungan yang sedang goyah.

VIRGOPeruntungan : Jangan tergoda atau terdikte oleh keadaan, karena saatnya berjalan santai sambil memulihkan kembali tenaga dan konsentrasi.

Karir : Cobalah sedikit rileks karena sorotan rekan-rekan dan atasan terhadap cara kerja Anda selama ini sangat positif.Kesehatan : Pergunakan waktu istirahat seoptimal mungkin agar kondisi badan bisa kembali pulih seperti sediakala.Keuangan : Tetap stabil sekalipun pengeluaran tampak membengkak akhir-akhir ini.

LIBRA Peruntungan : Keyakinan adalah kunci utama untuk menjawab segala kebimbangan.Karir : Jangan terpancing dengan omongan orang.

Kesehatan : Perut terasa kurang enak. Untuk itu cobalah makan yang halus-halus.Keuangan : Ada baiknya tetap berhemat, karena pemasukan sedang seret.Asmara : Semua penuh dengan kejutan, dan hari ini benar-benar terasa dampaknya.

SCORPIO Peruntungan : Suasana sudah lebih tenang dan membikin hati lega, sehingga bisa bergerak bebas.Karir : Keberhasilan tetap tidak

bisa terlepas dari kerja keras Anda sendiri. Jangan mudah menyerah.Kesehatan : Pola makan harap diperhatikan jika tidak ingin kesehatan terganggu.Keuangan : Ada beberapa rekening yang harus dibayar, segera lunasi jangan tunggu esok.Asmara : Segala keruwetan pikiran serta kesalahpahaman yang muncul dapat diatasi dengan diskusi. Untuk itu terbukalah.

SAGITARIUS Peruntungan : Janganlah sia-siakan begitu saja peluang yang cukup terbuka lebar. Semangat tidak boleh mengendor hanya gara-gara omongan yang memerahkan telinga.

Karir : Hadapilah segala macam permasalahan dengan hati yang sabar dan kepala dingin.Kesehatan : Stress akan dapat membikin pencernaan Anda terganggu. Untuk itu cobalah berpikir lebih tenang dan jangan terlalu tegang.Keuangan : Sukses finansial tak bisa diraih hanya dengan satu langkah mudah.Asmara : Semua orang pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Jadi tidak etis jika Anda membanding-bandingkan.

Zodiak Juni 2012 | Oleh : Erni Atmika Dewi

Pindah Rumah

Page 24: E TABLOID EDISI 06 (JUNI 2012)

24 Galang Kangin

Edisi 06/TAHUN II/JUNI 2012