e library sebagai bagian penting dalam belajar mandiri di ... · pdf filemakalah disampaikan...

14

Click here to load reader

Upload: hathuy

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

E‐LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam  Proses Belajar Mandiri di Perguruan Tinggi1 

Arif Surachman2 

 

PENDAHULUAN 

Pengertian 

Sebelum berbicara lebih jauh mengenai bagaimana e‐library apabila dihubungkan dengan studi 

di  perguruan  tinggi,  maka  alangkah  lebih  baik  kita  pahami  bersama  dahulu  pengertian  e‐library 

berdasarkan sumber referensi. 

Perpustakaan  elektronik  adalah  “suatu  koleksi  informasi  yang  disimpan  dan diakses secara elektronik” – Majalah ACM Crossroads (Indonetasia.com) 

Electronic Library (E‐Library) is “Physical site and/or website that provides 24‐hour online  access  to  digitized  audio,  video,  and  written  material.” (BusinessDirectory.Com)” 

Digital  library  is “Collection of digitized (see digitization) documents,  images, and sounds  that  can  be  accessed  and  read  by  the  use  of  computers.” (BusinessDirectory.Com)  

Dari pengertian di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan  istilah E‐Library atau ELibrary yang awalnya 

berarti    “Perpustakaan  Elektronik”  telah  ‘bergeser’  pemahamannya  ke  dalam  apa  yang  sebetulnya 

dipahami sebagai “Perpustakaan Digital’. Karena ketika kita berbicara masalah e‐library nantinya akan 

selalu  dihubungkan  dengan  e‐journal,  e‐book,  e‐paper  dan  sebagainya  yang  diakses  secara  online 

menggunakan  komputer,  atau  tidak  lagi  berbicara  masalah  penggunaan  ‘media  elektronis’  yang 

sebelumnya digunakan seperti microfilm atau video/audio tape dalam ‘perpustakaan elektronik’. Hal ini 

sesuai  juga  dengan  apa  yang  disampaikan  oleh  Romi  Satria Wahono  yang  dikutip  oleh Winy  Purtini  

yakni:  

“Mendefinisikan  perpustakaan  digital  sebagai  suatu  perpustakaan  yang menyimpan  data  baik  itu  buku  (tulisan),  gambar,  suara  dalam  bentuk  file elektronik  dan  mendistribusikannya  dengan  menggunakan  protokol  elektronik melalui  jaringan  komputer.  Menurutnya,  istilah  perpustakaan  digital  memiliki pengertian  yang  sama  dengan  perpustakaan  elektronik  (electronic  library)  dan perpustakaan maya (virtual library) “ (Purtini, Winy) 

                                                            1 Makalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA, 2 April 2010. 2 Pustakawan Universitas Gadjah Mada, E‐mail: [email protected] Web: http://arifs.staff.ugm.ac.id 

Page 2: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

Namun  pada  paparan  ke  depan,  tetap  akan  coba  diterangkan  bagaimana  sebetulnya  perkembangan 

konsep perpustakaan apabila dikaitkan dengan definisi di atas. 

Latar Belakang 

Perpustakaan Elektronik atau Electronic Library (E‐Library) sebetulnya sudah berkembang sejak 

lama,  yakni  sejak  keberadaan  teknologi  informasi  elektronik  berkembang melalui  perangkat  seperti 

microfilm, video tape, audio tape, dan perangkat multimedia sejenis. Kemudian seiring dengan semakin 

perkembangan  teknologi  informasi  komunikasi  dan media  terutama  komputer melalui  jaringan  local 

(LAN)  dan  Internet,  maka  ‘contents’  dari  perpustakaan  elektronikpun  berkembang  semisal  dengan 

menggunakan media  Compact  Disc  atau  Laser  Disc  yang mampu menyimpan  data‐data  digital,  dan 

database  elektronik.  Perkembangan  ini  juga  membawa  dampak  kepada  bagaimana  cara  orang 

mengakses  informasi melalui berbagai media  ini. Awalnya orang bisa mengakses  informasi elektronik 

dengan menggunakan media  seperti micro  film dan video/audio  tape, kemudian berkembang melalui 

media  compact  disc  dan  atau  laser  disc  (offline  maupun  local‐online),  kemudian  berkembang  lagi 

melalui  media  jaringan  computer  secara  online  (local‐online  dan  public‐online/global‐online),  dan 

terakhir  berkembang  lagi  melalui  media  perangkat  gadget  seperti  Mobile  phone,  Ipods,  PDA’s, 

Blackberry, dsbnya. 

Nah  ke  depan  perpustakaan  (juga  pustakawan)  harus  mampu  menyajikan  informasi  yang 

disesuaikan  dengan  perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  ini.  Disisi  lain,  user  atau 

pengguna  perpustakaan  (pemustaka)  juga  harus mampu memanfaatkan  segala macam  fasilitas  yang 

tersedia di perpustakaan  yang  tersedia  secara offline maupun online.  Sehingga wajib hukumnya bagi 

pustakawan dan pemustaka untuk menguasai misalnya bagaimana menemukan informasi dalam bentuk 

jurnal elektronik, buku elektronik, audio elektronik, database elektronik, dsbnya.  

Apalagi dalam  lingkungan perguruan  tinggi, maka mau  tidak mau pustakawan dan pemustaka 

harus  mampu  menyesuaikan  dengan  perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  ini. 

Pustakawan  harus  mampu  memberikan  pelayanan  berbasis  teknologi  informasi  kepada  pemustaka 

melalui fasilitas dalam perpustakaan elektronik/digital  , dan pemustaka  (mahasiswa, dosen, karyawan) 

juga  harus  mampu  melihat  peluang  dalam  memanfaatkan  apa  yang  tersedia  di  perpustakaan 

elektronik/digital ini untuk kesuksesan belajar mengajar dan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, 

terutama terkait dengan belajar mandiri bagi mahasiswa. 

 

Page 3: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

PERUBAHAN PARADIGMA PERPUSTAKAAN 

Sebelum membahas mengenai bagaimana peranan perpustakaan elekronik/digital dalam proses 

belajar  mengajar  di  perguruan  tinggi,  maka  perlu  dipahami  terlebih  dahulu  bagaimana  proses 

perkembangan yang terjadi terkait adanya perpustakaan elektronik ini.  

Sesuai dengan perkembangan  ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perpustakaan dan pusat 

informasi juga mengalami pergeseran paradigma terutama terkait dengan sumber‐sumber informasinya, 

layanannya, dan orientasi penggunanya, serta tanggungjawab staf/pekerja dalam layanan dan sistem di 

dalamnya.  Menurut  Stuert  (2002),  saat  ini  pergeseran  paradigma  informasi  yang  berakibat  pada 

perubahan  pola  kerja  dan  orientasi  institusi  yang  bergerak  dalam  bidang  ilmu  pengetahuan  seperti 

perpustakaan dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut: 

INFORMATION PARADIGM SHIFT 

Resources OWN COLLECTIONS 

ONE MEDIUM 

Services 

 

Users 

VIRTUAL LIBRARYMULTIPLE MEDIA 

SUPERMARKET

PROMOTE USE USER EMPOWERMENT 

WAREHOUSE 

WAIT FOR USERS STAFF AUTHORITY 

 

 

(Stuert, Robert: Library and Information Center Management, 2002) 

Bagan di atas menekankan pada tiga hal fundamental dalam sebuah  institusi perpustakaan atau pusat 

informasi yakni: 

a. Resources / sumber daya 

Ada  perubahan  dan  pergeseran  dalam  pemanfaatan  sumber  daya.  Apabila  pada  awalnya 

sumber daya hanya dimiliki dan dimanfaatkan sendiri dan media yang digunakan sangat terbatas, 

maka pada saat  ini sumber daya harus dipikirkan untuk dapat di‐sharing dalam wadah yang  lebih 

luas dan berorientasi pada pemanfaatan multiple media atau berbagai ragam media. Hal ini penting 

karena  ada  keterbatasan  pada  tiap‐tiap  organisasi/institusi  perpustakaan  dalam  menyediakan 

sumber dayanya. Untuk itu mau tidak mau perpustakaan harus dapat meningkatkan kerjasama baik 

Page 4: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

melalui  forum‐forum  kerjasama  maupun  hubungan  secara  langsung.  Hal  lain  tentunya 

perpustakaan  harus  dapat  memanfaatkan  kemajuan  teknologi  informasi  yang  memudahkan 

perpustakaan untuk melakukan sharing  informasi  ini, dan disinilah peran perpustakaan elektronik, 

digital dan virtual berada.   

b. Services / Layanan 

Pelayanan tidak lagi hanya hanya berorientasi pada pelayanan di dalam saja (internal) tetapi 

harus mempunyai  pandangan  yang  lebih  universal  bagi  akses  informasi,  kolaborasi,  dan  sharing 

sumberdaya  dan  layanan.    Selain  itu  kemudahan  akses  bagi  pengguna/pemustaka  juga menjadi 

perhatian penting. Nah, melalui perpustakaan elektronik, digital dan virtual hal  ini  tentunya akan 

menjadi lebih mudah. 

c. Users / Pengguna 

Perlakuan  terhadap  pengguna  dan  perilaku  tenaga  perpustakaan/pusat  informasi  juga 

hendaknya mengalami perubahan. Sudah saatnya staf perpustakaan tidak hanya sebagai “penjaga 

buku”  atau  koleksi  dan menunggu  datangnya  pengguna  tanpa melakukan  usaha  apapun  untuk 

mendatangkan  pengguna.  Sudah  saatnya  perpustakaan  melakukan  promosi  dan  memberikan 

gambaran‐gambaran  kepada  pengguna  mengenai  bagaimana  perpustakaan  dapat  menjawab 

kebutuhan  informasi mereka.  Pengguna  juga  perlu  diberdayagunakan,  dididik  dan  dimanfaatkan 

untuk  perkembangan  perpustakaan.  Perpustakaan  perlu  lebih  terbuka  terhadap  kemauan  dan 

keinginan pengguna serta dapat memberikan pengetahuan mengenai pemanfaatan perpustakaan 

semaksimal mungkin. 

Apalagi  dengan  adanya  perkembangan  web  2.0  saat  ini,  maka  perpustakaan  juga  harus 

mampu  memberikan  fasilitas  yang  memungkinkan  interaksi  lebih  antara  Perpustakaan  (dan 

pustakawan)  dengan  pengguna/pemustakanya.  Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  menambah 

berbagai  fasilitas  online  yang  akan  memudahkan  partisipasi  pengguna/pemustaka  dalam 

mengembangkan perpustakaan  seperti melalui blogging,  social networking,  tagging, podcast, dan 

lain sebagainya.  

Untuk  itu  perpustakaan,  khususnya  perpustakaan  perguruan  tinggi  ke  depannya  harus  dapat 

pula  menjawab  tantangan  bagi  perubahan  paradigma  di  atas.  Hal  ini  penting  agar  perpustakaan 

perguruan  tinggi  selalu  dapat  mengikuti  perubahan‐perubahan  di  dunia  ilmu  pengetahuan  yang 

kadangkala tidak dapat diprediksi, dihentikan dan dikontrol. 

Page 5: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

PERKEMBANGAN KONSEP PERPUSTAKAAN 

Perubahan  paradigma  di  atas  juga membawa  perubahan  pada  perpustakaan  itu  sendiri,  baik 

dari segi bentuk maupun cara pelayanannya.   Dimulai dengan perpustakaan  ‘biasa’ atau perpustakaan 

‘tradisional’,  perpustakaan  elektronik,  perpustakaan  maya,  perpustakaan  digital  dan  perpustakaan 

hibrida. Namun  seringkali  istilah‐istilah  tersebut  cukup membingungkan  bagi  sebagian  orang,  apalagi 

melihat ‘tumpang‐tindih’ yang sering terjadi terhadap pemahaman berbagai jenis konsep perpustakaan 

tersebut  seiring dengan perkembangan  jaman. Rolands dan Bawden  (1999)  seperti  yang dikutip oleh 

Pendit  (2008) memberikan gambaran  yang  cukup gamplang mengenai berbagai konsep perpustakaan 

tersebut, terutama untuk menjawab kebingungan sebagian orang.  

Secara ringkas, berikut ini adalah kutipan dari gambaran tersebut: 

PERPUSTAKAAN 

‘BIASA’ 

PERPUSTAKAAN 

ELEKTRONIK 

PERPUSTAKAAN DIGITAL  PERPUSTAKAAN 

MAYA 

Gedung,  lokasi  fisik, 

koleksi  tercetak, 

ruangan  baca,  meja 

referensi,  dan 

sebagainya 

Gedung,  lokasi 

fisik,  koleksi 

tercetak  dan 

elektronik, 

ruangan  baca, 

meja  referensi, 

dan sebagainya 

PERPUSTAKAAN 

HIBRIDA 

Dengan atau tanpa 

lokasi  fisik,  koleksi 

digital,  ruang  dan 

referensi maya 

Tanpa  lokasi  fisik, 

koleksi  digital,  ruang 

dan referensi maya Gedung,  lokasi  fisik 

+  internet,  koleksi 

tercetak,  elektronik 

dan digital, ruangan 

baca,  meja 

referensi  + 

referensi  maya  + 

ruang maya 

         

Konsep  di  atas  memperlihatkan  bagaimana  sebetulnya  ‘batasan’  yang  digunakan  untuk 

‘memahami’  konsep  perkembangan  perpustakaan. Bagan  di  atas memperlihatkan  bahwa  semakin  ke 

kanan maka perpustakaan  semakin  ‘maya’ dan  semakin ke kiri  semakin  ‘fisik’ atau  lebih menekankan 

pada sisi fisik. Bagan di atas  juga memperlihatkan cukup  jelas bagaimana perkembangan perpustakaan 

‘biasa’ dan perpustakaan digital sebagai sebuah kontinum (rangkaian berkelanjutan). 

Page 6: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

Namun  apabila  menilik  kecenderungan  perkembangan  saat  ini,  maka  perkembangan 

perpustakaan  yang  dilakukan  oleh  para  institusi  baik  akademik maupun  bukan  lebih  pada  apa  yang 

disebut  sebagai  perpustakaan  hibrida.  Karena  di  dalam  perpustakaan  inilah  secara  ‘lengkap’  konsep 

‘fisik’ dan ‘maya’ menjadi satu bagian yang ada dalam sebuah perpustakaan. Hal ini tentunya juga akan 

mempermudah para pemustaka dalam ‘memilih’ dan memanfatkan fasilitas perpustakaan yang tersedia. 

SUMBER INFORMASI DALAM PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK/DIGITAL 

Berbicara  masalah  perpustakaan  elektronik  dan  atau  digital,  tentu  tidak  akan  terlepas  dari 

pembicaraan mengenai sumber informasi elektronik dan digital. Dan ketika berbicara menengai sumber 

informasi elektronik atau digital maka sebenarnya kita juga berbicara masalah teknologi, media dan cara 

menggunakan  atau mengaksesnya.  Dari  segi  teknologi maka  akan  dikenal  teknologi  elektronis  dan 

digital, dari segi media juga akan ada media fisik dan media virtual, dari segi cara menggunakannya juga 

ada yang secara offline dan juga online.  

Berikut ini adalah contoh‐contoh sumber informasi elektronik dan digital: 

1. Koleksi  Audio‐Visual  atau  Pandang‐dengar  atau  yang  dikenal  sebagai  koleksi  multimedia. 

Koleksi  ini  banyak  ditemukan  ketika  pertama  kami  konsep  perpustakaan  elektronik 

dikembangkan. Koleksinya contohnya berupa koleksi kaset video, kaset audio, floppy disk, dan 

atau koleksi micro 

2. Koleksi Audio‐Visual berbasis cakram optic seperti VCD, Laser Disc, dll. Koleksi  ini  juga banyak 

dipakai ketika konsep perpustakaan elektronik dikembangkan, hanya lebih ‘modern’ di banding 

yang pertama 

3. Koleksi  Interaktif  untuk  pembelajaran  (CD  atau  DVD  Interaktif).  Koleksi  ini  juga  banyak 

ditemukan  dalam  perpustakaan  elektronik,  terutama  untuk  mendukung  pembelajaran  yang 

bersifat  interaktif. Artinya  ‘pengguna’  dapat  terlibat  dalam  proses  pembelajaran  yang  ada  di 

dalamnya. 

4. Koleksi  E‐Journal  atau  E‐book  dalam  format  cakram optic maupun online  access  (internet). 

Koleksi yang berkembang cukup pesat dan tersedia baik dalam perpustakaan elektronik maupun 

perpustakaan digital. Bisa diakses secara offline melalui computer stand‐alone maupun online 

melalui sebuah jaringan intranet maupun internet. 

Page 7: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

5. Koleksi E‐Databases (kumpulan e‐journal, e‐book, e‐proceeding, dll). Koleksi yang memberikan 

kesempatan kepada pengguna untuk menemukan berbagai sumber  informasi elektronik dalam 

satu buah database. Contohnya Ebsco, Proquest, dll. 

6. Search Engines  , Situs Web, Fitur  Internet Lainnya. Merupakan sumber  informasi online yang 

banyak digunakan untuk menemukan berbagai informasi dalam format digital. 

Keberagaman  jenis  sumber  informasi  elektronik  dan  digital  itu  sebetulnya  memberikan 

kemudahan dan memanjakan pengguna dalam memilih sumber informasi yang diperlukan dalam proses 

studi,  belajar  dan  atau  penelitian.  Fasilitas  sumber  informasi  elektronik/digital  ini  lah  yang 

memungkinkan mahasiswa atau pemustaka dalam melakukan belajar mandiri. 

PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK/DIGITAL DAN PROSES BELAJAR MANDIRI 

Seperti  dalam  judul  yang  disampaikan  di  atas  bahwa  keberadaan  perpustakaan 

elektronik/digital  sangat penting dalam membantu proses pembelajaran di perguruan  tinggi  terutama 

terkait  belajar  mandiri.  Mengapa  demikian?  Karena  informasi  dan  fasilitas  yang  disediakan  dalam 

perpustakaan  elektronik/digital memungkinkan mahasiswa dan dosen  lebih mudah dalam melakukan 

berbagai  hal  terkait  dengan  proses  belajar mengajar  dan  penelitian.  Karakteristik  dari  perpustakaan 

elektronik/digital  yang memungkinkan  akses  secara  global  tanpa dibatasi  tempat  dan waktu menjadi 

point penting bagi mahasiswa dan dosen dalam memanfaatkan semua resources yang ada. 

Belajar  Mandiri  sebenarnya  merupakan  proses  belajar  yang  menekankan  pada  inisiatif  dan 

kreatifitas, baik secara  individual maupun kelompok. Artinya belajar mandiri bukan saja belajar sendiri 

akan  tetapi  dapat  juga  dengan  bantuan  orang  lain.   Mahasiswa  harus  tahu  kapan  harus melakukan 

sendiri dan kapan membutuhkan orang lain. Terkait dengan perpustakaan proses bantuan dalam belajar 

mandiri dapat dilakukan dengan dukungan koleksi perpustakaan seperti kamus, ensiklopedi, buku, dan 

sumber‐sumber  informasi  lain.  Hal  lain  yang  cukup  penting  adalah  kemampuan  mahasiswa  untuk 

melakukan  identifikasi  terhadap  sumber‐sumber  informasi  yang  dibutuhkan  dalam  proses  belajar 

mengajar. Proses  ini dapat dilakukan sendiri maupun dengan bantuan para pengajar atau dosen yang 

memberikan tugas dengan didasarkan pada sumber‐sumber informasi tertentu yang harus dikuasai oleh 

mahasiswa. 

  Keberadaan Perpustakaan elektronik/digital sangat mendukung adanya proses kegiatan mandiri 

ini, termasuk didalamnya melakukan penelitian. Berbagai sumber  ilmiah yang ada dalam perpustakaan 

Page 8: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

elektronik  bahkan  memungkinkan  orang  untuk  melakukan  penelitian  secara  online  ‘hanya’  dengan 

duduk di depan komputer.  

Hal  lain  adalah  sumber  yang  tersedia  secara  online  dan  ‘terbuka’  akibat  proses  sharing  yang 

‘otomatis’  ada  dalam  perpustakaan  elektronik/digital  jelas  sangat mempermudah mahasiswa  dalam 

menemukan  sumber belajarnya. Bahkan proses perkuliahan pun  tidak harus dari dosen yang  ‘belajar’ 

dan  kemudian  menyampaikan  di  kelas,  tetapi  bisa  jadi  dimulai  dari  mahasiswa  yang  mengangkat 

masalah tertentu dari sumber informasi elektronik yang diperoleh melalui penelusuran di perpustakaan. 

Artinya  antara  dosen  dan  mahasiswa  mempunyai  kesempatan  yang  sama  dalam  memperoleh 

‘pengetahuan’  yang  dibutuhkan  dalam  proses  belajar mengajar.  Apalagi  dengan  banyaknya  sumber 

informasi  elektronik  seperti  jurnal  elektronik,  buku  elektronik,  makalah  elektronik  dan  database 

elektronik  yang  disediakan  oleh  perpustakaan,  kesempatan  itu  menjadi  semakin  terbuka.  Walhasil, 

belajar mandiri untuk saat ini adalah sesuatu yang ‘menyenangkan’ dan sangat mungkin untuk dilakukan 

oleh mahasiswa tanpa kawatir kekurangan sumber informasi.  

Namun  demikian, pertanyaan  selanjutnya  adalah mampu  dan maukah mahasiswa dan  sivitas 

akademika memanfaatkan semua yang tersedia melalui perpustakaan elektronik  ini dalam mendukung 

proses belajar mengajar di perguruan  tinggi?   Mari  kita  lihat  dan  cermati di  lingkungan  kita masing‐

masing! 

PENELUSURAN INFORMASI DALAM PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK/DIGITAL 

Hal  penting  yang  menjadi  bagian  tak  terpisahkan  dari  sebuah  perpustakaan  termasuk 

didalamnya perpustakaan elektronik, digital, dan virtual adalah adanya proses temu kembali  informasi, 

dimana  secara  spesifik  juga  akan  menyangkut  penelusuran  informasi.  Menurut  Sulistyo‐Basuki 

(Surachman,  Arif,  2009)  Temu  kembali  informasi  sendiri merupakan  kegiatan  yang  bertujuan  untuk 

menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan 

kebutuhan pemakai. “Temu balik  informasi” merupakan  istilah generik yang mengacu pada temu balik 

dokumen atau  sumber atau data dari  fakta yang dimiliki unit  informasi atau perpustakan. Sedangkan 

penelusuran  informasi merupakan bagian dari  sebuah proses  temu  kembali  informasi  yang dilakukan 

untuk memenuhi kebutuhan pemakai akan  informasi yang dibutuhkan, dengan bantuan berbagai alat 

penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan / unit informasi. 

Penelusuran  informasi  menjadi  penting  karena  “ruh”  atau  “nyawa”  dari  sebuah  layanan 

informasi dalam unit  informasi atau perpustakaan adalah bagaimana memenuhi kebutuhan  informasi 

yang  diminta  pemakai,  bagaimana  menemukan  informasi  yang  diminta  pemakai,  dan  bagaimana 

Page 9: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

memberikan  “jalan”  kepada  pemakai  untuk  menemukan  informasi  yang  dikehendaki.  Proses 

penelusuran  informasi  menjadi  penting  untuk  menghasilkan  sebuah  temuan  atau  informasi  yang 

relevan, akurat dan  tepat. Proses dan penggunaan alat yang  tepat akan menghasilkan  informasi yang 

tepat pula. 

Terkait  dengan  perpustakaan  elektronik/digital,  maka  dikenal  adanya  penelusuran  informasi 

digital atau elektronik. Yakni satu metode penelusuran informasi yang menggunakan teknologi informasi 

dan  komputer  terutama  untuk  keperluan  penelusuran  koleksi  atau  sumber‐sumber  informasi  yang 

berupa file elektronik atau digital. Sehingga pada penelusuran  informasi digital atau elektronik  ini, apa 

yang  dicari  dan  alat  yang  digunakan  untuk  dicaripun  sama‐sama  merupakan  hasil  dari  sebuah 

pengembangan teknologi informasi dan komputer yang berupa digital atau elektronik. 

Sumber‐sumber digital sendiri sebetulnya sangat beragam, akan tetapi setidaknya ada beberapa 

yang mungkin sering digunakan oleh para praktisi dan akademisi yakni: 

a) OPAC (Online Public Access Catalog) 

OPAC  merupakan  alat  penelusuran  informasi  yang  bersifat  elektronik  dan  digital  yang  dapat 

digunakan  untuk  menemukan  informasi  pustaka/koleksi  baik  dalam  bentuk  tercetak  maupun 

elektronik/digital. 

b) E‐Journal (Electronic Journal) 

Journal elektronik atau orang  sering menyebut  sebagai e‐journal merupakan  satu bentuk  sumber 

digital  yang  dapat  digunakan  dalam  penelusuran  informasi  yang  berasal  dari  jurnal  ilmiah  atau 

popular, baik jurnal tercetak yang dielektronikan maupun jurnal yang memang ‘hanya’ terbit secara 

elektronik.    Sebagai  contoh misalnya  The  British Medical  Journal  (http://www.bmjjournals.com), 

Cambridge  Journal  Online  (http://journals.cambridge.org),  Directory  of  Open  Access  Journals 

(http://www.doaj.org),    Free Medical  Journals  (http://www.freemedicalsjournals.com),  dan masih 

banyak lagi. 

c) E‐Book 

E‐book atau buku elektronik merupakan satu sumber digital atau elektronik yang dapat digunakan 

oleh pengguna  yang  ingin mendapatkan  informasi dari  sebuah buku  yang dikemas dalam  format 

elektronik  atau  digital.  Pengguna  dapat  melakukan  penelusuran  sekaligus  membaca  bahkan 

mendownload file buku elektronik yang tersedia di banyak situs di internet.  Buku elektronik ini bisa 

berasal dari buku tercetak yang dielektronikan atau didigitalkan, atau bisa  juga hanya terbit dalam 

Page 10: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

versi digital/elektronik. Beberapa contoh e‐book diantaranya dapat ditemukan di Virginia’s E‐Book 

Library  (http://etext.virginia.edu/ebooks/ebooklist.html),  Project  Gutenberg 

(http://www.gutenberg.org), Google E‐Book (http://print.google.com) , dan masih banyak lagi. 

d) E‐Publications 

E‐Publications atau publikasi elektronik merupakan  sumber  informasi digital yang diterbitkan oleh 

berbagai  institusi atau penerbit atau organisasi atau bahkan perorangan baik yang bersifat  ilmiah 

atau  tidak.  Bentuknya  dapat  apapun  seperti  e‐news,  e‐newspaper,  e‐bulletine,  e‐gallery  dan 

sebagainya.  Contoh  publikasi  yang  dapat  ditemukan  di  internet  adalah  The  Jakarta  Post 

(http://www.thejakartapost.com),  World  Newspaper  Index  (http://www.newspaperindex.com), 

Online  Dictionary  for  Library  and  Information  Science  (http://lu.com/odlis)  ,  Wikipedia  Free 

Encyclopedia  (http://www.wikipedia.com),  Proceeding  of  the  National  Academy  Sciences 

(http://www.pnas.org), dan lain sebagainya. 

e) Online Database 

Online Database atau Basis Data Online merupakan sumber  informasi digital/elektronik yang berisi 

berbagai macam jenis informasi digital seperti e‐journal, e‐book, e‐proceeding, e‐articles, abstracts, 

images, dan publikasi lainnya yang dapat diakses dari satu situs web atau pangkalan data elektronik. 

Basis  data  ini  seringkali  mengalami  distorsi  pengertian  dengan  e‐journal,  hal  ini  dikarenakan 

memang  sebagian  besar  informasi  yang  ada  di  dalamnya  berupa  jurnal  elektronik. Namun  perlu 

ditekankan bahwa basis data online (database online) ‘berbeda’ dengan jurnal online.  

Database online ini kebanyakan merupakan layanan berbayar atau berlangganan tapi ada pula yang 

tidak alias gratis. Beberapa contoh database online yang  saat  ini banyak digunakan oleh berbagai 

perguruan  tinggi  dan  lembaga  adalah  Ebscohost  (http://search.ebscohost.com),  Proquest 

(http://proquest.umi.com/login),  ScienceDirect  (http://www.sciencedirect.com),  Emerald 

(http://www.emeraldinsight.com), WestLaw (http://westlaw.com), dan lain sebagainya.  

Secara garis besar  tiap‐tiap database biasanya mempunyai keunikan dan spesialisasi dalam bidang 

ilmu  tertentu.  Akan  tetapi  kadang  beberapa  database  juga  merupakan  database  yang  sifatnya 

general  sehingga  kadang  akan  ditemukan  beberapa  overleaping  antara  satu  database  dengan 

database  lainnya.  Atau  dengan  kata  lain,  ada  beberapa  sumber  informasi  digital  yang  dapat 

ditemukan dalam berbagai database online yang tersedia.  

Page 11: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

Dalam hal  teknik penelusuran, pada prinsipnya  antara  satu database dengan database  yang  lain, 

biasanya mempunyai metode  pencarian  yang  sama.  Artinya  tidak  akan  berbeda  jauh  walaupun 

mungkin hanya berbeda  istilah. Sehingga yang perlu dipelajari dalam  sebuah penelusuran melalui 

media  online  atau  elektronik  adalah  metode  yang  biasa  digunakan  dalam  penelusuran  online, 

seperti penggunaan tanda wildcard, penggunaan truncation, penggunaan Boolean, dan sebagainya. 

Jadi mau  anda  akan menggunakan  akses melalui Database  Ebsco,  Proquest,  Jstor,  ScienceDirect, 

IEEE, Westlaw,  Scopus maupun  jenis  database  lainnya, maka  anda  hanya  perlu memahami  satu 

metode penelusuran saja, yang lainnya anda tinggal menyesuaikan. 

f) Other Resources & Searches Tools 

Internet telah memberikan kita kesempatan untuk menikmati berbagai sumber informasi digital dan 

juga  alat  untuk menemukan  sumber  informasi  digital/elektronik  yang  berjumlah  jutaan  bahkan 

miliaran  itu. Nah,  ada  beberapa  sumber  informasi  digital  dan  juga  alat  penelusuran  digital  yang 

dapat  dimanfaatkan  selain  beberapa  yang  telah  dijelaskan  pada  bagian  sebelumnya,  diantaranya 

adalah:  

a. Search Engine & Meta‐Search Engine (piranti pencari). Beberapa search engines dan atau meta 

search engines yang terkenal dan banyak digunakan oleh para netter  (istilah untuk para pengguna 

internet)  adalah  Google.Com;  Altavista.Com;  Lycos.com;  Msn.com;  Dogpile.com;  dan  lain 

sebagainya 

b.   Subject Directories  (direktori atau  folder dengan  topic‐topik  tertentu).   Beberapa  contoh dari 

subject  directory  ini  adalah  Librarians  Index  to  the  Internet  (http://www.lii.org),  Yahoo 

(http://www.yahoo.com),  About  (http://home.about.com),  Academic  Info 

(http://academicinfo.net),  Infomine (http://infomine.ucr.edu/main.html), dan lain sebagainya. 

c.   Newsgroups  dan Mailing‐List  (komunitas  atau  kelompok  diskusi  via  email).  Keduanya  sangat 

potensial  juga  untuk  digunakan  dalam  penelusuran  informasi  digital  atau  elektronik.  Paling  tidak 

interaksi  diskusi  yang  dilakukan  melalui  keduanya  dapat  memberikan  keuntungan  apabila  kita 

membutuhkan  informasi  tertentu yang bisa  jadi dimiliki oleh anggota  lain dalam kelompok diskusi 

tersebut.  

 

 

Page 12: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

PENULISAN DALAM WEBLIOGRAFI 

Dalam  dunia  penulisan  kita  mengenai  bibliografi  atau  daftar  pustaka  atau  mungkin  sitasi. 

Penulisan bibliografi, daftar pustaka atau sitasi ini biasanya sudah mempunyai aturan tersendiri. Bahkan 

kadang antara satu institusi dan institusi lain berbeda dalam penerapan bagaimana penulisan bibliografi 

atau daftar pustaka,  termasuk di dalamnya bagaimana mensitasi.   Bentuk atau asal  sumber  informasi 

tersebut  juga mempengaruhi bagaimana penulisan bibliografi, daftar pustaka dan atau sitasinya. Nah, 

khusus untuk penulisan bibliografi, daftar pustaka dan atau sitasi yang sumbernya berasal dari webpun 

ada tata caranya tersendiri, dan ini dikenal sebagai Webliografi. 

Sepertinya  halnya  penulisan  sitasi  atau  bibliografi  pada  umumnya,  webliografi  ini  juga 

mempunyai  tipe atau  jenis atau  tata  cara penulisannya  sendiri‐sendiri. Dalam  situs web atau website 

Long  Island  University,  disebutkan  setidaknya  ada  5  jenis  cara  penulisan  sitasi  atau  bibliografi  atau 

referensi yakni: 

1. APA  Styles  (American  Psychological  Association)  biasanya  digunakan  untuk  bidang  psikologi, 

pendidikan dan ilmu social lainnya 

2. MLS Styles biasanya digunakan untuk bidang Sastra, Seni dan Humaniora 

3. AMA Styles biasanya digunakan untuk bidang kedokteran, kesehatan dan biologi. 

4. Turabian Styles biasanya digunakan mahasiswa akademi dari semua bidang subjek 

5. Chicago Styles biasanya digunakan untuk semua subjek hanya untuk karya‐karya tidak ilmiah 

Berikut  ini adalah contoh untuk penulisan Webliografi dengan menggunakan AMA Styles untuk 

bidang kedokteran, kesehatan dan biologi (seperti dicontohkan dalam situs Long Island Universty): 

Untuk penulisan Bibliografi yang diambil dari ERIC Document

Fuss-Reineck M. Sibling Communication in Star Trek: The Next Generation: Conflicts Between Brothers. Miami, Fla: Annual Meeting of the Speech Communication Association; 1993. ERIC Document Reproduction Service ED364932

Untuk penulisan Bibliografi yang diambil Website

Lynch T. DSN trials and tribble-ations review. Psi Phi: Bradley's Science Fiction Club Web site. 1996. Tersedia pada http://www.bradley.edu/campusorg/psiphi/DS9/ep/503r.htm. Diakses 8 Oktober 1997.

Untuk penulisan Bibliografi yang diambil Artikel Jurnal di Internet

McCoy LH. Respiratory changes in Vulcans during pon farr. J Extr Med [serial online]. 1999;47:237-247. Tersedia pada http://infotrac.galegroup.com/itweb/nysl_li_liu. Diakses 7 April 1999.

Page 13: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

Sedangkan berikut ini adalah contoh dengan menggunakan Turabian Styles untuk berbagai bidang: 

Untuk penulisan Bibliografi yang diambil dari ERIC Document

Fuss-Reineck, Marilyn. 1993. Sibling communication in Star trek: The next generation: Conflicts between brothers. Miami, FL: Speech Communication Assocation. ERIC, ED 364 932.

Untuk penulisan Bibliografi yang diambil dari Website

Lynch, Tim. 1996. DS9 trials and tribble-ations review. Peoria, IL: Bradley University. On-line. Tersedia dari Internet, http:// www.bradley.edu/campusorg/psiphi/DS9/ep/503r.html, diakses 8 Oktober 1997.

Kadang untuk penulisan bibliografi atau sitasi juga tergantung pada bagaimana kecocokan orang 

dalam menggunakan  jenis atau  tipe penulisannya. Untuk  itu  tidak ada salahnya dalam penulisan sitasi 

atau  bibliografi  mengacu  pada  panduan  atau  instruksi  yang  disampaikan  oleh  Institusi,  dosen 

pembimbing atau redaksi dari sebuah terbitan (apabila ingin diterbitkan). 

PENUTUP 

Paparan  di  atas  sebetulnya  hanya  merupakan  pengantar  bagi  kita  untuk  lebih  memahami 

bagaimana  kita  dapat  memanfaatkan  sumber‐sumber  elektronik/digital  yang  ada  di  perpustakaan 

dengan  lebih  baik.  Setidaknya  nantinya  akan  ada  kesadaran  bagi  kita  terutama  sivitas  akademika  di 

perguruan  tinggi untuk  semaksimal mungkin memanfaatkan  sumber elektronik/digital  tersebut dalam 

proses belajar mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat. 

Keberhasilan  sebuah  perpustakaan  adalah manakala  sumber  informasi  yang  disediakan  dapat 

dipergunakan  secara maksimal  oleh  para  pemustaka.  Sehingga  investasi  yang  sudah  dilakukan  untuk 

‘membangun’  sebuah  perpustakaan  elektronik/digital  tidak  sia‐sia.  Hal  ini  terkait  bahwa  pengadaan 

sumber elektronik apalagi yang bersifat  llmiah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebagai contoh, 

untuk berlangganan satu buah database misal Ebsco untuk satu buah institusi dalam satu tahun nilainya 

bisa  lebih dari 100  juta, sehingga apabila berlangganan  lebih dari satu bisa  jadi dana yang dibutuhkan 

akan semakin besar. Nah, sehingga masalah utilitas atau keterpakaian menjadi hal WAJIB dan HARUS. 

Atau  dengan  kata  lain  bahwa  keberhasilan  perpustakaan  elektronik  membutuhkan  kerjasama  dari 

pemustaka  dalam  hal  pemanfaatannya.  Pertanyaan  selanjutnya,  sudahkah  kita  mau  dan  mampu 

menggunakan  sumber‐sumber  elektronik  yang  tersedia?    Karena  yakinlah  bahwa  perpustakaan 

elektronik/digital  merupakan  sarana  ‘terbaik’  untuk  belajar  mandiri,  dan  melengkapi  berbagai 

pengetahuan yang mungkin tidak kita dapatkan dalam proses belajar mengajar ‘konvensional’. 

Page 14: E LIBRARY sebagai Bagian Penting dalam Belajar Mandiri di ... · PDF fileMakalah disampaikan dalam Talkshow E‐Library STIKES AISYIYAH ... disesuaikan dengan perkembangan teknologi

DAFTAR PUSTAKA 

Delaney, Robert.  (2010). Citation Style  for Research Paper.  Long  Island University. Diakses  tanggal 25 

Maret 2010 dari http://www.liu.edu/CWIS/CWP/library/workshop/citation.htm 

Digital  Library  Definition.  (2010).  Di  Business  Directory.  Diakses  tanggal  26  Maret  2010  dari 

http://BusinessDirectory.com 

Electronic  Library  Definition.  (2010).  Di  Business  Directory.  Diakses  tanggal  26  Maret  2010  dari 

http://BusinessDirectory.com 

Pendit, Putu  Laxman.  (2008). Perpustakaan Digital:  sejarah, perkembangan,  konsep dan model dasar. 

Makalah dalam Executive Workshop in Digital Libraries, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. 28‐

29 Juli 2008. 

Purtini, Winy.  (2007). Digital Library. Materi dalam Pelatihan UNPAD.   Diakses  tanggal 26 Maret 2010 

dari  http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/materi‐depag07/pelatihan‐unpad/Digital 

library.doc. 

Siregar,  A.  Ridwan.  (6  September  2009).  Perpustakaan  Elektronik:  Definisi  Karakteristik  dan 

Penangangannya.  N.p.  Jurnal  BAI.    Diakses  tanggal  26  Maret  2010  dari 

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/bai‐

journal/vol_4_no_1_art_ridwan.pdf 

Stuert,  Robert  D.  and  Barbara  B. Moran.  (2002).  Library  and  Information  Center Management”.  6th 

edition. Greenwood Village, Colorado: Libraries Unlimited. 

Surachman,  Arif.  (2009).  Penelusuran  Informasi  Konvensional  dan  Digital.  Materi  dalam  Pelatihan 

PUSDOKINFO Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Periode tahun 2009. 

____________.  (2007).  Perpustakaan  Perguruan  Tinggi  dalam  menghadapi  Perubahan  Paradigma 

Perpustakaan.  Artikel  Lepas.  Diakses  tanggal  26  Maret  2010  dari 

http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/permasdep.doc