e-filing tax audit dan tax avoidance terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK, PENGGUNAAN
E-FILING, TAX AUDIT DAN TAX AVOIDANCE TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Jehan Astuti Febrianti
NIM : 1113082000074
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSHIF
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Jehan Astuti Febrianti
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Februari 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jalan H. Taip Rt.04/Rw.019 No.23
Kedaung-Ciputat Tangerang Selatan.
5. Telepon : 083876893772
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (2001-2007) : SDN Kp. Bulak I
2. SMP (2007-2010) : MTs. Pembangunan UIN Jakarta
3. SMA (2010-2013) : MA. Pembangunan UIN Jakarta
4. S1 (2013-2017) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Jajang Efendi
2. Ibu : Uum Umayah
3. Anak ke- : Ke-1 dari 3 bersaudara
vii
THE INFLUENCE OF TAX COMPLIANCE, E-FILING, TAX AUDIT AND
TAX AVOIDANCE AND ITS IMPACT ON TAX REVENUE
ABSTRACT
The purpose of this research is to find the influence of tax compliance, e-filing, tax
audit and tax avoidance and its impact on tax revenue. This research is a
quantitative study. This research used two methods of data collection that is
literature research and field research. The type of data used is primary obtained
from quesitionnaires distributed in KPP of the DKI Jakarta province.
This research was using sample as many as eighty six respondents and the method
of determining the sample used convenience sampling method, while the data
analysis method that used is the multiple regression analysis. With the help of
SPSS software version 22.
The result of the research show that e-filing and tax audit affect significant on tax
revenue, tax compliance and tax audit has not affect on tax revenue.
Keywords: Tax Compliance, E-Filing, Tax Audit, Tax Avoidance, Tax Revenue
viii
PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK, PENGGUNAAN E-FILING,
TAX AUDIT DAN TAX AVOIDANCE TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepatuhan wajib pajak,
penggunaan e-filing, tax audit (pemeriksaan pajak) dan tax avoidance
(penghindaran pajak) terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data
yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Jenis data yang digunakan ialah
data Primer yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar pada KPP di wilayah
Jakarta.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 86 responden dan model penentuan
sampel pada penelitian ini menggunakan convenience sampling, sedangkan
analisis data menggunakan regresi berganda. Dengan bantuan software SPSS
versi.22.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa e-filing dan tax audit berpengaruh
secara signifikan terhadap penerimaan pajak, sedangkan kepatuhan wajib pajak
dan tax avoidance tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
Kata kunci: Kepatuhan Wajib Pajak, E-Filing, Tax Audit, Tax Avoidance,
Penrimaan pajak
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak,
Penggunaan E-Filing, Tax Audit Dan Tax Avoidance Terhadap Penerimaan
Pajak” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang tela membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama
kepada:
1. Kedua orang tua yang paling saya sayangi dan cintai yaitu Ayahanda
Jajang Efendi dan Ibunda Uum Umayah yang dengan ikhlas memberikan
dukungan dengan penuh kasih sayang, selalu mencurahkan perhatian,
cinta, bimbingan, nasihat serta memberikan dukungan moril maupun
materil dan yang selalu mendoakan serta memotivasi penulis tiada henti.
2. Adik-adik saya Robi Nugraha dan M. Afgan Efendi yang selalu
memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak.,MM., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
x
6. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP Selaku dosen
pembimbing skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktunya yang
berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
Terimakasih atas segala nasihat dan motivasi beserta masukan-masukan
yang telah diberikan selama ini.
7. Seluruh Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu-
ilmu kepada penulis.
8. Seluruh staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
9. Saudara sepupu penulis A Ogi dan A Eja, Nia yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Terimakasih untuk Maratun Khonitatillah sebagai partener dalam
penelitian ini dan yang selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
mulai dari awal bimbingan sampai penyebaran kuesioner.
11. Terimakasih untuk sahabat seperjuangan WABAH (wanita bahagia) Sita,
Mutia, Fitri Dwi, Iel dan Ara yang telah saling membantu dari awal
perkuliahan sampai dengan saat ini makasih teman-teman.
12. Untuk teman senasib dan seperjuangan ku dari awal SP, teman kelas audit
bareng, sampai bimbingan bareng yang susah senangnya sudah kita lalui
bersama teman yang selalu mengingatkan buat menyelesaikan skripsi ini,
yang selalu memberi motivasi, teman yang membantu sampai skripsi ini
selesai yaitu Ragiandah Harjanti makasih ya agi.
13. Untuk sahabat-sahabat ku Antah Berantah Eza, Rizny, Bilbul, Sarah,
Nanda, Ami, Dyah, Icha, Manda dan Hanana terimakasih teman-teman
yang telah membantu dan selalu memberikan motivasi serta doa kepada
penulis.
14. Terimakasih untuk teman-teman yang sudah membantu penulis dalam
menyusun skripsi ini Kawe, Anhie, Puji, Yani, Chika, Citra.
xi
15. Terimakasih untuk teman-teman Jurusan Akuntansi 2013 khususnya
Akuntansi B, terimakasih atas semua doa dan dukungannya, atas semua
perjuangan kita di kampus demi menempuh gelar sarjana.
16. Teman-teman KKN AKAR Ipeh, Puput, Aul, Apri, Udin, Hery, Fini,
Afrikal, Raka dan Mia. Terimakasih atas kerjasama, suka duka, perjuangan
dan kenang-kenangan selama KKN.
17. Teman-teman Reboisasi AKT Ajeng, Adin, Syarah, Syarifah, Nabila,
Cakra, Harun, Jibril, Deyan, Irsan, Fifi, Laras, Lulu, Tiara, Fairuz, Ratu,
Zavita, Firas, Mayang, Putri, Abdul, Eri, Eneng, Nisrina, Syifa, Vino,
Indah, Febi, Rian, Amar, Muti, Sofi, Wicak, Siska, Rida, Farda dan semua
yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu terimaksih atas
kekeluargaannya, dukungan, doa serta motivasi selama ini kepada penulis.
18. Keluarga HmI Kafeis terimakasih atas pengalaman, pembelajaran, dan
ilmu yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengamalan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 30 Oktober 2017
(Jehan Astuti Febrianti)
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSHIF .................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xviii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B. Perumasan Masalah ............................................................................................ 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
BAB II .................................................................................................................. 11
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 11
A. Landasan Teori .................................................................................................. 11
1. Technology Accaptance Model ........................................................................ 11
2. Pemahaman Mengenai Perpajakan ................................................................... 12
B. Tinjauan Literatur ............................................................................................. 15
1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ....................................................................... 15
2. Electronic Filing System (e-filing) .................................................................... 17
3. Tax Audit (Pemeriksaan Pajak) ......................................................................... 21
4. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) ............................................................... 26
B. Perumusan Hipotesis ......................................................................................... 29
1. Hubungan Kepatuhan Wajib Pajak dengan Penerimaan Pajak. ........................ 29
2. Hubungan Penggunaan e-filing dengan penerimaan pajak. ............................. 30
3. Hubungan Pemeriksaan Pajak (Tax Audit) dengan Penerimaan Pajak ............. 31
4. Hubungan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) dengan Penerimaan Pajak.... 32
xiii
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................. 33
D. Kerangka Berfikir ............................................................................................. 37
BAB III ................................................................................................................. 39
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 39
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 39
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 40
D. Metode Analisis Data ........................................................................................... 41
1. Uji Statistik Deskriptif .......................................................................................... 41
2. Uji Kualitas Data ............................................................................................... 42
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 43
4. Pengujian Hipotesis .............................................................................................. 45
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................................... 47
1. Tingkat kepatuhan wajib pajak (X1) ................................................................. 47
2. Penggunaan e-filing (X2). .................................................................................. 48
3. Pengaruh audit pajak (Tax Audit) (X3). ............................................................ 48
4. Penghindaran Pajak (tax avoidance) (X4). ........................................................ 49
5. Penerimaan Pajak (Y) ....................................................................................... 49
BAB IV ................................................................................................................. 55
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 55
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 55
1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 55
2. Karakteristik Profil Responden ......................................................................... 57
B. Hasil dan Pembahasan .......................................................................................... 62
1. Hasil Statistik Deskriptif ................................................................................... 62
2. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................................................... 63
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 72
4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................ 77
C. Pembahasan ....................................................................................................... 80
BAB V ................................................................................................................... 88
PENUTUP ............................................................................................................ 88
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 88
B. Implikasi ............................................................................................................... 89
xiv
C. Keterbatasan .......................................................................................................... 91
D. Saran ..................................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93
LAMPIRAN 1 ............................................................................................................... 94
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara ......................................................2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................34
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel penelitian ...........................................52
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian................................................................57
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ...............................................57
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......59
Tabel 4.4 Hasil Uji Responden Berdasarkan Usia ......................................60
Tabel 4.5 Hasil Uji Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............61
Tabel 4.6 Hasil Uji Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .....................62
Tabel 4.7 Hasil Uji Responden Berdasarkan Pengguna E-Filing ...............62
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif .......................................................................63
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak ................................65
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Penggunaan E-Filing ....................................65
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Tax Audit (Pemeriksaan Pajak) ....................66
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) ...........67
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) ...........68
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) ...........69
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) ...........70
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) ...........71
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Penerimaan Pajak .........................................71
xvi
Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................72
Tabel 4.19 Hasil Uji Multikolonieritas ..........................................................73
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov) ......................74
Tabel 4.21 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) .................................77
Tabel 4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ..........................................78
Tabel 4.23 Hasil Uji Statistik F .....................................................................79
Tabel 4.24 Hasil Uji Statistik t ......................................................................80
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Realisasi Penerimaan Negara ......................................................2
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................38
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot .....................75
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram..............75
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot ........................................................................76
xviii
DAFTAR SINGKATAN
ANOVA : Analysis Of Variance
APBN : Anggaran Pemerintah Belanja Negara
ASP : Application Service Provider (penyedia jasa aplikasi)
CAAT : computer assisted audited technique (teknik audit
berbantuan komputer)
DJP : Direktorat Jenderal Pajak
e-filing : Elektronik Filing (pelaporan SPT secara online)
e-FIN : Electronic Filing Identification Number
e-SPT : Surat Pemeberitahuan Tahunan elektronik
e-system : Elektronik Sistem
KPP : Kantor Pelayanan Pajak
NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
PDB : Produk Domestik Bruto
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PPh : Pajak Penghasilan
RAPBN : Rencana Anggaran Pemerintah Belanja Negara
SDM : Sumber Daya Manusia
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPSS : Program Analisis Statistik Komputer
SPT : Surat Pemberitahuan Tahunan
TAM : Technology Acceptance Model (teori tentang penggunaan
sistem informasi)
TRA : Theory Of Reasoned Action (penerimaan pengguna
terhadap sistem informasi)
UP3 : Unit Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
VIF : Variance Inflation Factor
WP :Wajib Pajak
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerimaan pajak setiap tahunnya selalu mengalami defisit atau kurang dari
target yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, segala usahapun telah dilakukan
oleh pemerintah agar dapat memaksimalkan penerimaan negara dari sektor pajak
untuk membantu pembangunan negara. Pada tahun 2016 kementrian keuangan
menargetkan Target Pendapatan Negara APBN tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp.
1.822,5 triliun atau Rp. 25,6 triliun lebih rendah dari yang disusulkan dalam
RAPBN Tahun Anggaran 2016.
Target Pendapatan Negara tersebut bersumber dari penerimaan perpajakan
sebesar Rp. 1.546,7 triliun dan penerimaan negera bukan pajak sebesar Rp. 273,8
triliun (rasio penerimaan Negara terhadap PDB atau tax ratio dalam tahun 2016
sebesar 13,11%). Langkah untuk mencapai target perpajakan didasarkan atas
beberapa kebijakan, antara lain melalui kebijakan perpajakan dalam rangka
optimalisasi penerimaan perpajakan tanpa mengganggu iklim investasi dunia
usaha, kebijakan penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk menjaga stabilitas
ekonomi nasional dan mempertahankan daya beli masyarakat, kebijakan
penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan nilai
tambah industri nasional, dan kebijakan perpajakan yang diarahkan untuk
mengendalikan konsumsi barang kena cukai (Kemenkeu, 2015).
2
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penerimaan
Dalam
Negeri
1,205,346.00 1,332,322.90 1,432,058.60 1,545,456.30 1,496,047.33 1,784,249.90
Penerimaan
Perpajakan 873,874.00 980,518.10 1,077,306.70 1,146,865.80 1,240,418.86 1,539,166.20
Penerimaan
Bukan Pajak 331,472.00 351,804.70 354,751.90 398,590.50 255,628.48 245,083.60
Hibah 5,253.90 5,786.70 6,832.50 5,034.50 11,973.04 1,975.20
Sumber: Departemen Keuangan Dalam BPS
Gambar 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2011-2016
Sumber: Data yang diolah
Dapat dilihat pada tabel 1.1 pada tahun 2016 penerimaan Negara dari
perpajakan sebesar 1,539,166.20 triliun sedangkan target yang telah ditetapkan
ialah sebesar 1.546,7 triliun pada situasi ini dapat terlihat jelas bahwa penerimaan
pajak belum mencapai target pada tahun 2016. Sama halnya pada tahun 2015
realisasi penerimaan perpajakan sebesar 1,240,418 triliun dari target APBN-P
2015 yang sebesar Rp1.489,3 triliun dapat dilihat bahwa peneriman pajak masih
belum mencapai target. Seperti diketahui, melambatnya pertumbuhan ekonomi
tahun 2015 telah berdampak terhadap penerimaan perpajakan, terutama sektor
-
500,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00
2,000,000.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Penerimaan Negara
Penerimaan Dalam
Negeri
Penerimaan
Perpajakan
Penerimaan Bukan
Pajak
Hibah
3
industri pengolahan dan sektor pertambangan. Selain itu, realisasi penerimaan
perpajakan tahun 2015 juga dipengaruhi oleh melemahnya impor dan harga-harga
komoditas, khususnya yang menjadi ekspor utama Indonesia, yaitu minyak sawit
mentah (crude palm oil/CPO) dan komoditas pertambangan (Kemenkeu, 2016).
Berbagai cara telah ditempuh oleh Direktorat Jendral Pajak agar Penerimaan
pajak dapat memenuhi target setiap tahunnya, dan agar masyarakat mau dan sadar
untuk membayar pajak seperti instrumen Tax Amnesty yang mana merupakan
inovasi yang telah dilaksanakan agar masyarakat lebih sadar dan patuh dalam
membayar pajak agar penerimaan pajak dapat memenuhi target setiap tahunnya.
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting
untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur maupun meningkatkan
perekonomian negara. Setiap tahun pemerintah berusaha untuk memaksimalkan
penerimaan pajak guna membiayai pengeluaran negara karena semakin tinggi
tingkat penerimaan pajak maka semakin tinggi kemampuan negara membiayai
pembangunan dan sebaliknya jika semakin kecil penerimaan pajak maka semakin
rendah kemampuan negara dalam hal mewujudkan pembangunan negara (Mukhlis
& Simanjuntak, 2011). Salah satu jenis pajak yang mempengaruhi penerimaan
negara adalah pajak penghasilan (PPh) (Wulandari, 2015). Untuk menunjang
pembangunan dan pemertaan dalam bidang infrastruktur maupun ekonomi maka
diperlukan pula kesadaran dan kepatuhan para wajib pajak untuk membayarkan
pajaknya agar terciptanya kemaakmuran.
Menurut Rahayu (2010), wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang
taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
4
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Kondisi perpajakan yang
menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak dalam menyelenggarakan
perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi, yaitu kepatuhan
dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan kebenarannya.
Karena sebagian besar pekerjaan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan itu
dilakukan oleh Wajib Pajak (dilakukan sendiri atau dibantu tenaga ahli misalnya
praktisi perpajakan profesional/tax agent), bukan fiskus selaku pemungut pajak
(Irmayani, 2015).
Kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mempengaruhi realisasi penerimaan pajak. Indonesia memiliki peluang untuk
meningkatkan penerimaan pajak dan juga rasio pajak, hal ini tergantung
bagaimana pemerintah mau lebih bekerja keras untuk mendongkrak penerimaan
pajaknya dan jika pemerintah menginginkan adanya peningkatan presentasi
kepatuhan wajib pajaknya. Menurut Manurung (2013), presentasi tingkat
kepatuhan pajak pada tahun 2012 masih tergolong rendah, tidak jauh berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo
mengatkan bahwa orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang
mempunyai peghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60
juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 20
juta orang dan yang membayar pajaknya/melapor Surat Pemberitahuan (SPT)
Pajak Penghasilan hanya 8,8 juta orang dengan rasio SPT sekitar 14,7%.
Sementara badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta, yang mau
mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta dan yang membayar
5
pajak/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) pajak Penghasilan hanya 520 ribu
badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4%. Jadi jika dibandingkan dengan
negara seperti Malaysia, dimana tingkat kepatuhan masyarakatnya dalam
membayar pajak mencapai 80%, maka presentase kepatuhan pajak masyarakat
Indonesia masih jauh dibawah kepatuhan pajak masyarakat Malaysia (Manurung,
2013).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kepatuhan wajib pajak
antara lain adanya ketidak puasan masyarakat akan pelayanan publik yang
diberikan, pengetahuan masyarakat yang masih minim, infrastruktur yang tidak
merata dan banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa masyarakat merasa tidak percaya kepada pemerintah
dan sistem perpajakan sehingga mereka terkadang enggan membayar pajak. Agar
dapat menumbuhkan rasa percaya dan aman pemerintah melakukan terobosan
dalam sistem perpajakan yang dapat mempermudah para wajib pajak. Pemerintah
melakukan modernisasi perpajakan dalam hal penggunaan teknologi informasi
dalam administrasi perpajakan adalah penerapan media elektronik e-system.
Tujuan dalam penggunaan teknologi informasi dalam administrasi
perpajakan untuk meningkatkan keefisienan. Salah satu jenis e-system adalah e-
filing. E-filing digunakan untuk mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban pelaporan pajak yang terhutang (Wibisono dan Toly, 2014). Banyak
terobosan mengikuti perkembangan zaman seperti pelaporan dan pembayaran
secara online seperti e-filing hal ini dimaksudkan untuk memudahkan, e-filing
6
adalah suatu penyampaian SPT yang dilakukan secara online dan realtime
(Pandiangan, 2008).
Penggunaan e-filing merupakan cara paling mudah dan cepat untuk
mengirimkan SPT Pajak langsung ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak,
wajib pajak tidak perlu lagi pergi ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan harus
mengantri untuk melaporkan SPT pajaknya, dengan maanfaat ini secara tidak
langsung wajib pajak akan menghemat waktu dan biaya. Wajib pajak bisa
menyampaikan SPT pajaknya dari mana saja dan kapan saja, berbeda dengan cara
manual di mana SPT harus dilaporkan dalam 5 hari kerja dan pada waktu jam
kerja, dengan menggunakan e-filing wajib pajak bisa menyampaikan SPT dalam
waktu 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu (Nugroho, 2014).
Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak (WP) dalam pemenuhan kewajiban
apakah wajib pajak telah melaksanakan pembayaran pajak dengan jumlah
semsetinya sesuai ketentuan perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
berwenang melakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Ortax,
2016). Untuk memaksimalkan penerimaan pajak maka DJP harus melakukan
pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak. Menurut Saputro (2012) pemeriksaan
pajak sangat penting dilakukan untuk pengujian atas kebenaran pemenuhan
kewajiban perpajakan, jika pemeriksaan pajak dilakukan secara maksimal maka
akan berdampak pada meningkatnya penerimaan negara dari sektor perpajakan.
7
Namun demikian, usaha untuk mengoptimalkan penerimaan pada sektor ini
bukan tanpa kendala, salah satu kendala dalam rangka optimalisasi penerimaan
pajak adalah adanya penghindaran pajak. Penghindaran pajak ini telah membuat
basis pajak atas pajak pendapatan menjadi sempit dan mengakibatkan begitu
besarnya kehilangan potensi pendapatan pajak yang dapat digunakan untuk
mengurangi beban defisit anggaran negara (Budiman, 2012). Di sisi lain pada saat
ini DJP telah mengatur aturan baru mengenai pemeriksaan pajak untuk
mengindari kecurangan dan penghindaran pajak (Tax Avoidance) agar wajib pajak
lebih jujur dalam membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
Menurut Wijaya (2014), penghindaran pajak merupakan sesuatu yang secara
umum dianggap sebagai tindakan yang tidak dapat diterima karena batas
penghindaran pajak dan perencanaan pajak yang seringkali tidak jelas. Oleh
karena itu penghindaran pajak terkadang memiliki batas yang kurang jelas
sehingga para wajib pajak dapat memanfaatkannya dengan menggunakan celah-
celah yang ada, tetapi hal ini menguntungkan bagi pihak lain dan bagi negara
justru merugikan.
Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi dasar peneliti untuk
melakukan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Fazlurahman dan Kustiawan
(2016), menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak memiliki pengaruh positif
terhadap penerimaan pajak. Penelitian Heryanto dan Toly (2012) menyatakan
bahwa, pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan di
KKP Surabaya Sawahan. Menurut penelitian Anggraeni dkk. (2013) terdapat
8
hubungan positif antara variabel penghindaran pajak dengan penerimaan pajak
penghasilan.
Penelitian ini dikembangkan berdasarkan dengan uraian diatas, oleh karena
itu penelitian ini berjudul “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak, Penggunaan E-
Filing, Tax Audit dan Tax Avoidance Terhadap Penerimaan Pajak”. Isu ini
sangatlah penting untuk diteliti karena hingga saat ini belum ditemukan penelitian
yang serupa. Perbedaan yang mendasar dari penelitian ini adalah ditambahkannya
variabel e-filing untuk menguji keberpengaruhannya terhadap penerimaan pajak.
9
B. Perumasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumasan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kepatuhan wajib pajak bepengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak?
2. Apakah penggunaan e-filing berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak?
3. Apakah Tax Audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak?
4. Apakah Tax Avoidance berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
pajak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaruh kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak.
b. Pengaruh penggunaan e-filing terhadap penerimaan pajak.
c. Pengaruh tax audit terhadap penerimaan pajak.
d. Pengaruh tax avoidance terhadap penerimaan pajak.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
10
2) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai perpajakan, terutama tentang kinerja DJP dalam
penerimaan pajak, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis
di masa yang akan datang.
b. Kontribusi Praktis
1) Direktorat Jendral Pajak, sebagai tinjauan yang diharapkan dapat
dijadikan informasi untuk meningkatkan penerimaan pajak serta
usaha-usaha yang dilakukan agar dapat memaksimalkan usaha
peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam pemenuhan penerimaan
pajak tahunan.
2) Perusahaan atau User dalam memanfaatkan e-filing, diharapkan dapat
bermanfaat dalam mempermudah pelaporan pajak.
3) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang pemenuhan target pajak
dan mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak, e-filling, tax audit, tax
avoidance pengaruhnya terhadap penerimaan pajak.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Technology Accaptance Model
Technology Accaptance Model (TAM) merupakan salah satu teori tentang
penggunakan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan
umumnya dipakai untuk menjelaskan menegenai penerimaan individual terhadap
penggunaan sistem teknologi infromasi. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh
Davis F.D (1986) untuk menjelaskan penerimaan terhadap penggunaan teknologi.
Teori ini dikembang dari Theory of Reasoned Action (TRA), Davis (1989)
menyatakan TAM merupakan model yang digunakan untuk memprediksi
penerimaan pengguna terhadap teknologi (Laihad, 2013).
TAM memberikan dasar untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal
terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan dari penggunanya. Di samping dibangun
oleh dasar teori yang kuat, salah satu kelebihan dari model TAM lainnya adalah
dapat menjawab kegalauan pertanyaan dari banyaknya sistem teknologi yang
ternyata gagal diterapkan. Hal ini disebabkan oleh penggunanya yang tidak
mempunyai niat (intention) untuk menggunakannya. Faktor penerimaan suatu
teknologi bisa berasal dari pengguna maupun sistem itu sendiri. Dari pengguna
bisa berupa aspek kognitif, karakter individu, kepribadian, kekhawatiran individu
akan dampak teknologi. Sementara itu, dari sistem bisa berupa jaringan komputer
dan keadaan komputernya (Fatmawati, 2009).
12
Pada konteks penggunaan e-Filing para Wajib Pajak (WP) mengalami
perubahan dalam sistem administrasi, salah satu perubahannya ialah dari
pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan secara manual lalu sekarang
penyampaian SPT dapat dilakukan secara online. Sistem yang mudah dan
bermanfaat untuk digunakan akan mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu
sistem termasuk dalam pembaharuan sistem administrasi perpajakan.
2. Pemahaman Mengenai Perpajakan
a. Definisi Pajak
Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Resmi (2016):
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kotraprestasi)
yang langsung yang dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.
Menurut N.J Feldman dalam Resmi (2016):
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada
penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata-mata digunkan untuk menutup pengeluaran-
pengeluaran umum”.
Pengertian pajak menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 dalam
Resmi (2016):
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Pajak menurut P.JA. Adriani dalam Muljono (2010) adalah iuran kepada
Negara (yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan) dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung
13
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubungan dengan tugas pemerintah.
Berdasarkan beberapa definisi tentang perpajakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pajak merupakan iuran wajib bagi setiap warga negara sebagai bentuk
kontribusinya kepada negara yang bersifat memaksa dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung.
b. Fungsi Pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan negara menurut Resmi (2016) pajak
memiliki dua fungsi, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan Negara) dan fungsi
regulerend (pengatur).
1) budgetair (sumber keuangan Negara), pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai penegeluaran, baik
rutin maupun pembangunan.
2) fungsi regulerend (pengatur), pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
serta mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bidang keuangan.
Pajak memiliki fungsi dan peran besar terhadap pendanaan bagi pemerintah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya dan sebagai alat untuk
melaksanakan kebijakan pemerintah.
c. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:7), sistem pemungutan pajak di klasifikasikan
menjadi tiga bagian, yaitu Official Assesment System, Self Assesment System,
Witholding System.
1) Official Assesment System, yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh Wajib Pajak.
14
2) Self Assesment System, yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang sepenuhnya kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
yang terutang.
3) Witholding System, yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak
yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
Berdasarkan informasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem
pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia yaitu Official Assesment System, Self
Assesment System dan Witholding System. Sistem yang perhitungannya
menggunakan Official Assesment System menyatakan bahwa besarnya pajak yang
terhutang harus di bayar masyarakat dan dihitung oleh kantor pajak.
Sedangkan berdasarkan Self Assesment System, masyaraktlah yang yang
menentukan dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, dimulai dari
mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, menghitung besarannya pajak yang
terhutang, membayar pajaknya sendiri ke kantor pos atau ke bank, lalu
melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Kemudian Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) melakukan moderenisasi dalam bidang administrasi perpajakan yang
diperuntukkan agar mempermudah para Wajib Pajak untuk melaksanakan
kewajibannya dengan sangat mudah dan cepat. Salah satunya ialah pengembangan
layanan pelaporan SPT yang dilakukan secara online (e-filing).
Pada layanan e-filing terdapat banyak aplikasi teknologi baik dalam bentuk
perangkat keras (hardware) seperti komputer, juga perangkat lunak (software)
seperti jaringan internet yang dapat meningkatkan aktivitas perpajakan dan Wajib
Pajak sebgai penggunanya.
15
B. Tinjauan Literatur
1. Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kepatuhan berarti tunduk atau
patuh pada ajaran atau aturan, dalam perpajakan dapat memberi pengertian bahwa
kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan
ketentuan perpajakan (Rahayu, 2010). Sedangkan menurut Rahman (2010)
kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana Wajib Pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
Dari kondisi ideal tersebut, kepatuhan pajak didefnisikan sebagai suatu keadaan
wajib pajak yang memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya dalam bentuk formal dan kepatuhan material.
Sedangkan menurut Safri Nurmantu dalam Rahayu (2010) bahwa kepatuhan
perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana wajib pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak seperti yang
dikutip Rahayu (2010) sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan
kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana :
a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundang-rundangan perpajakan
b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas
c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar
d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Menurut Lars dan Bruno (2007) dalam Manurung (2016) mengatakan,
masyarakat kurang tertarik akan membayar pajak karena tidak adanya insentif
langsung dari negara. Pajak yang telah dibayar juga tidak sebanding dengan
16
manfaat yang dirasakan masyarakat. Masyarakat akan membayar pajak dari
penghasilan yang diterimanya apabila mereka merasakan pelayanan publik
sebanding dengan pembayaran pajaknya, adanya perlakuan yang adil dari
pemerintah serta proses hukum yang jelas dari pemerintah.
Menurut Rahayu (2010), kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai
suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan
melaksanakan hak perpajakan ada terdapat 2 macam kepatuhan yaitu kepatuhan
formal dan kepatuhan material:
1. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi
kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
Perpajakan.
2. Kepatuhan material, adalah suatu keadaan di mana wajib pajak secara
substantif atau hakikatnya memenuhi semua ketentuan material
perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal.
Syarat agar penerimaan pajak dapat meningkat dari tahun ke tahun adalah
dengan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Sedangkan yang menjadi indikator
kepatuhan Wajib Pajak, baik orang pribadi maupun badan, yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak dan telah melakukan kewajiban perpajakannya, yaitu
dengan melunasi dan melaporkan SPT masa dan tahunannya tepat waktu
(Oktaviani, 2007).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib
pajak ditandai oleh adanya wajib pajak yang patuh serta taat dalam membayarkan
pajaknya dengan mengikuti Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.
17
2. Electronic Filing System (e-filing)
Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2016) e-filing adalah suatu cara
penyampaian SPT secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time
melalui internet pada (website) DJP Online atau laman penyedia layanan SPT
elektronik. DJP online adalah layanan pajak online yang disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak melalui laman dan/atau aplikasi untuk perangkat
bergerak (mobile device). Adapun penyedia layanan SPT elektronik merupakan
pihak yang ditunjuk untuk menyelenggarakan layanan yang berkaitan dengan
proses penyampaian e-filing ke DJP, yang meliputi penyedia aplikasi SPT
elektronik dan penyalur SPT elektronik. Untuk memanfatkan komunikasi internet
secara real time, sehingga WP tidak perlu lagi melakukan pencetakan formulir
laporan dan menunggu tanda terima secara manual dan e-filing juga membantu
karena ada pendukung dari ASP yang akan membantu dalam 24 jam sehari dan 7
hari dalam seminggu dengan begitu, sistem e-filing ini dirasa lebih efektif dan
efisien (Laihad, 2013).
Menurut Wibisono dan Toly (2014) salah satu bentuk modernisasi
perpajakan dalam hal pengggunaan teknologi informasi dalam administrasi
perpajakan adalah penerapan media elektronik e-system. Tujuan dalam
penggunaan teknologi informasi dalam administrasi perpajakan untuk
meningkatkan keefisienan. Salah satu jenis e-system adalah e-filing. E-filing
digunakan untuk mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
pelaporan pajak terhutang. Layanan e-Filing melalui website Direktorat Jenderal
Pajak telah terintegrasi dalam layanan DJP Online. Bagi wajib pajak yang hendak
18
menyampaikan laporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dengan menggunakan
Formulir 1770S dan 1770SS dapat mengisi dan menyampaikan laporan SPT-nya
secara langsung pada aplikasi e-Filing di DJP Online.
Menurut Wiyono (2008), e-filing adalah sebuah layanan pengiriman atau
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik baik untuk Orang
Pribadi maupun Badan (perusahaan, organisasi) ke Direktorat Jendral Pajak
melalui sebuah ASP (Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi)
dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online dan real time,
sehingga Wajib Pajak (WP) tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua
formulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual.
Proses penggunaan e-filing dibedakan menjadi dua jenis yaitu e-filing Dial
Up dan e-filing melalui ASP. E-filing Dial Up adalah cara menyampaikan SPT
yang langsung terhubung dengan server di Direktorat Jenderal Pajak dengan
melalui modem dari PC wajib pajak yang menyampaikan SPT nya, e-filing Dial
Up belum banyak digunakan dalam pelayanan kepada wajib pajak di KPP
Pratama. Sedangkan e-filing melalui ASP penggunanya melalui beberapa proses
diantaranya harus mendaftar ke ASP terlebih dahulu, kemudian menginstal
aplikasi E-SPT, melakukan penyampaian SPT secara online lalu mencetak form
induk SPT ke KPP (Astuti, 2015).
Didalam sebuah aplikasi tentunya memiliki beberapa kelebihan serta
kekurangan masing-masing menurut Astuti (2015), aplikasi e-filing memiliki
kelebihan dan kelemahan seperti berikut ini :
19
1. Kelebihan pelaporan pajak dengan aplikasi e-filing bagi Wajib Pajak
yaitu menjadikan pekerjaan Wajib Pajak lebih efisien karena adanya e-
filing, Wajib Pajak tidak perlu mengantri lama di KPP (Kantor Pelayanan
Pajak) dan menghabiskan banyak kertas untuk keperluan melaporkan
atau menyampaikan SPT tahunannya. Cukup dengan menyampaikan
secara online dan memberikan bukti penyampaian ke KPP proses
penyampaian SPT selesai dilakukan. Sedangkan bagi KPP dengan
adanya pemberlakuan aplikasi e-filing akan memberikan pelayanan
terbaik, perekaman data menjadi lebih cepat dan akurat, serta mengatasi
masalah kurangnya sumber daya manusia yang kompeten pada seksi
pelayanan.
2. Kekurangan pada penerapan aplikasi e-filing yang dialami Wajib Pajak
diantaranya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
modernisasi perpajakan, masyarakat yang belum paham akan kewajiban
dan kepatuhan wajib pajak khususnya bagi Wajib Pajak baru yang masih
awam dengan perpajakan, serta masalah jaringan internet yang
menyebabkan proses transfer data ke server terkadang terhambat. Selain
itu, Wajib Pajak yang menggunakan aplikasi e-filing juga masih
diwajibkan menyampaikan Induk SPT secara manual karena belum
adanya aturan telematika tentang keabsahan tanda tangan digital.
Menurut Kiswara dan Jati (2016) secara garis besar, e- filing dirasa sangat
menguntungkan bagi WP antara lain memberikan kemudahan WP dalam
melaporkan SPT dengan biaya cenderung lebih murah dibanding secara manual
dan dengan proses yang lebih cepat karena wajib pajak merekam sendiri surat
pemberitahuannya sehingga bisa lebih akurat, efektif dan efisien. Wajib Pajak
yang akan menyampaikan SPT harus memiliki Electronic Filing Identification
Number (eFIN) dan memperoleh sertifikat dari DJP (Sesa dkk, 2015), sedangkan
menurut Pandiangan (2008) eFIN adalah nomor identitas yang diberikan oleh
KPP tempat wajib pajak terdaftar. eFIN diterbitkan oleh KPP tempat WP terdaftar
berdasarkan permohonan wajib pajak. Permohonan diajukan secara tertulis kepada
Kepala KPP tempat wajib pajak terdaftar, dengan melampirkan fotokopi kartu
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) atau surat keterangan terdaftar dan dalam hal
pengusaha kena pajak disertai surat pengukuhan pengusaha kena pajak.
20
Untuk penyampaian laporan SPT pajak lainnya, e-filing di DJP Online
menyediakan fasilitas penyampaian SPT berupa Loader e-SPT. Melalui Loader e-
SPT ini, SPT yang telah dibuat melalui aplikasi e-SPT dapat disampaikan secara
online tanpa harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Untuk saat ini, SPT
yang dapat diunggah pada Loader e-SPT DJP Online adalah SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi 1770 Formulir Tahun 2014, SPT Masa PPh Pasal 21/26 Formulir
Tahun 2014, SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Formulir Tahun 2009 dan SPT
Tahunan PPh Badan Formulir 1771. Pengisian e-SPT dapat dilakukan di ASP
manapun yang telah ditunjuk oleh DJP sebagai tempat pengisian SPT.
System e-filing di Indonesia umumnya kurang menarik minat Wajib Pajak di
Indonesia, hal ini di buktikan dengan pengguna e-filing yang masih sedikit di
Indonesia. Penyebab sedikitnya minat pengguna e-filing dikarenakan system e-
filing masih sangat baru sehingga masih banyak kekurangan-kekurangan yang
menyebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan pajak secara manual
melalui kantor pos/kantor DJP dibandingkan dengan menggunakan system e-
filing. Kekurangan-kekurangan itu bisa terjadi karena adanya kelemahan yang ada
pada system teknologi informasi di Indonesia, maupun mengenai persepsi yang
ada pada Wajib Pajak (Wibisono dan Toly,2014).
Namun saat ini belum semua Wajib Pajak menggunakan e-filing karena
Wajib Pajak masih menganggap bahwa penggunaan sistem komputer dalam
pelaporan SPT sangat membingungkan dan menyulitkan. Hal ini dikarenakan
masih banyak Wajib Pajak yang belum paham tentang pengoperasian e-filing dan
kemampuan wajib pajak untuk menggunakan e-filing masih minim. Selain itu,
21
sosialisasi tentang e-filing kepada Wajib Pajak masih belum maksimal dan
berkelanjutan (Noviandini, 2012).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, e-filing
merupakan alat untuk mengisi SPT secara online dan dengan mudah para wajib
pajak hanya perlu menginput data tanpa takut dokumen pengisian SPT tepencar
Dengan adanya e-filing pemerintah lebih menekankan transparansi antara wajib
pajak dan petugas wajib dan pelayanan yang lebih cepat untuk mempermudah
para wajib pajak dalam pengisian SPT dengan meningkatkan pelayanan berbasis
IT.
3. Tax Audit (Pemeriksaan Pajak)
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan Perundang-Undangan Perpajakan (Pajak, 2012).
Pemeriksa pajak diberikan wewenang oleh undang-undang untuk
melakukan tindakan pengujian apakah wajib pajak telah menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan kewajiban pajak yang seharusnya dibayar
(Sumarsan,2015).
A. Tujuan Pemeriksaan Pajak
Adapun tujuan dari dilaksanakannya pemeriksaan pajak secara sederhana
dinyatakan pada Pasal 2 PMK No.199/PMK.03/2007 sebagai berikut “Direktorat
22
Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam
rangka melaksankan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.
Sedangkan menurut Suhendra (2010) tujuan utama dari dilaksanakannya
pemeriksaan pajak adalah untuk menumbuhkan perilaku kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakan (tax compliance) yaitu dengan jalan
penegakkan hukum (law enforcement) sehingga akan berdampak pada
peningkatkan penerimaan pajak pada KPP yang akan masuk dalam kas negara.
Dengan demikian, pemeriksaan pajak merupakan pagar penjaga agar wajib pajak
tetap mematuhi kewajibannya.
Di dalam Sumarsan (2015), adapun tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh
Kantor Pelayanan Pajak atas Wajib Pajak adalah untuk sebagai berikut.
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:
a. SPT lebih bayar dan/atau rugi;
b. SPT tidak terlambat disampaikan;
c. SPT memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak
untuk diperiksa;
d. Ada indikasi tidak dipenuhi kewajiban-kewajiban selain kewajiban pada
huruf (b).
2. Tujuan lain, yaitu
a. Pemberian NPWP (secara jabatan) atau pengapusan NPWP;
b. Pengukuhan PKP secara jabatan dan pegukuhan atau pencabutan
pengukuhan PKP;
c. Wajib pajak mengajukan keberatan atau banding;
d. Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto;
e. Pencocokan data dan/atau alat keterangan;
f. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di tempat terpencil.
g. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;
h. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
i. Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas
perpajakan;
23
j. Pemenuhan permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda
Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor (pemeriksaan kantor) atau ditempat
wajib pajak (pemeriksaan lapangan) yang ruang lingkup pemeriksaannya dapat
meliputi satu jenis pajak, beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk
tahun-tahun yang lalu maupun untuk tahun berjalan. Pemeriksaan lapangan
merupakan pemeriksaan yang dilakukan di tempat keududukan, tempat usaha atau
pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak. Pemeriksaan kantor yaitu, pemeriksaan yang dilakukan di
kantor Direktur Jenderal Pajak. Semakin tinggi resiko ketidak patuhan wajib
pajak, pemeriksaannya dilaksanakan melalui pemeriksaan lapangan
(Sumarsan,2015).
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 84/KMK.01/2008
strategi yang ditempuh dalam rangka peningkatan pelayanan kepada wajib pajak,
adalah perbaikan manajemen pemeriksaan pajak. Perbaikan manajemen pajak
dilaksanakan dengan pengembangan analisis risiko sebagai dasar pemeriksaan,
pengembangan sistem administrasi pemeriksaan pajak, dan juga pengembangan
data matching sebagai basis audit elektronik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan pajak menurut
John Hutagaol yang dikutip oleh Rahayu (2010) antara lain:
1. Teknologi Informasi (Information Technology)
Kemajuan teknologi sangatlah luas dimanfaatkan oleh wajib pajak.
Seiring dengan perkembangan tersebut maka pemeriksaan harus juga
memanfaatkan peningkatan teknologi informasi dengan sebutan
Computer Assisted Audited Technique (CAAT).
2. Jumlah Sumber Daya Manusia (The Number Of Human Resources)
24
Jumlah sumber daya manusia harus sebanding dengan beban kerja
pemeriksaan. Jika jumlah tidak memadai karena pengadaan sumber daya
manusia melalui kualifikasi dan prosedur rekruitmen terbatas, maka
untuk mengatasi jumlah pemeriksa yang terbatas adalah dengan
meningkatkan kualitas pemeriksa dan melengkapinya dengan teknologi
informasi pada pelasanaan pemeriksaan.
3. Kulitas Sumber Daya (The Quality Of Human Resources)
Kulitas sumber daya manusia sangatlah dipengaruhi oleh adanya
pengalaman, latar belakang, dan pendidikan. Kualitas pemeriksa akan
mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan. Solusi agar kesenjangan
kualitas pemeriksa teratasi adalah dengan melalui pendidikan dan
pelatihan secara berkesinambungan dan sistem mutasi yang terencana
serta penerapan reward and punishment.
4. Sarana dan Prasarana Pemeriksaan (Audit Facilities)
Sarana prasarana pemeriksaan seperti komputer sangatlah diperlukan.
Contohnya, Audit Command Language (ACL) yang sangat membantu
dalam pemeriksaan dan dalam pengolahan data untuk tujuan analisa dan
perhitungan pajak.
Ada beberapa faktor yang dapat mempangaruhi jalannya pelaksanaan
pemeriksaan pajak oleh karena itu, kemajuan teknologi dapat mempengaruhi
pemeriksaan pajak dengan adanya perkembangan teknologi saat ini dan jumlah
SDM harus sebanding dengan beban kerja untuk meningkatkan kualitas
pemeriksaan, sumber daya tersebut tentunya harus memiliki kualifikasi yang
dibutuhkan untuk menunjang hal tersebut dibutuhkan sarana dan prasarana yang
akan membantu dalam melaksanakan pemeriksaan pajak.
B. Kebijakan Umum Pemeriksaan Pajak
Menurut Rahayu (2010), latar belakang kebijakan pemeriksaan pajak
adalah sebagai berikut:
1. Konsekuensi kepatuhan perpajakan
2. Meminimalisir adanya tax avoidance (penghindaran pajak) dan tax
evasion (penyelundupan pajak)
3. Mengurangi tingkat kebocoran pajak penghasilan akibat sistem pelaporan
yang tidak benar
25
4. Pengenaan sanksi atau penalty dari hasil pemeriksaan akan membuat efek
jera kepada wajib pajak untuk tidak mengulangi pelanggaran pajak
5. Keberhasilan suatu sistem kebijakan pemeriksaan pajak ditentukan oleh
a. Penentuan utang pajak harus didasarkan pada sistem pencatatan yang
memadai
b. Adanya sumber daya manusia yang ditugaskan melakukan pemeriksaan
menguasai sistem pembukuan wajib pajak
c. Harus ada akses terhadap catatan pihak ketiga
Kebijakan pemeriksaan merupakan kebijakan yang bersifat komprehesif
yang mengatur seluruh prosedur pelaksanaan pemeriksaan oleh Unit Pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak (UP3). Tujuan kebijakan pemeriksaan pajak adalah:
1. Membuat pemeriksaan menjadi efektif dan efisien
2. Meningkatkan kinerja pemeriksaan
3. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebagai konsekuensi pemungutan
pajak di indonesia
4. Secara tidak langsung menjadi aspek pendorong untuk meningkatkan
penerimaan negara dari pajak
Ruang lingkup kebijakan pemeriksaan pajak:
1. Jenis pemeriksaan pajak
2. Ruang lingkup pemeriksaan pajak
3. Jangka waktu pemeriksaan pajak
4. Koordinasi pelaksanaan pemeriksaan pajak
C. Jangka Waktu Pemeriksaan
Jangka waktu untuk pemeriksaan pajak lebih terikat dibandingkan dengan
pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik. Pemeriksaan pajak ditetapkan
jangka waktunya, mengingat adanya kriteria pemeriksaan dan jenis pemeriksaan.
Walaupun jangka waktu pemeriksaan pajak tidak ditentukan secara tegas, namun
secara tidak langsung masa pemeriksaan dibatasi oleh Undang-Undang dengan
menghubungkan batas waktu penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak dan penyelesaian keberatan (Waluyo, 2008).
26
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan yang diberlakukan sejak 1 Januari
2008 dalam Waluyo (2008), ditetapkan:
1. Pemeriksaan kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan yang dihitung sejak tanggal wajib pajak dating memenuhi surat
panggilan dalam rangka pemeriksaan kantor sampai dengan tanggal
laporan hasil pemeriksaan.
2. Pemeriksaan lapangan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 4
(empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 8 (delapan)
bulan yang dihitung sejak tanggal surat perintah pemeriksaan sampai
dengan tanggal laporan hasil pemeriksaan.
3. Apabila dalam pemeriksaan lapangan ditemukan indikasi transaksi yang
terkait dengan transfer pricing dan atau transaksi khusus lain yang
berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan yang memerlukan
pengujian yang lebih mendalam serta memerlukan waktu yang lebih
lama, pemeriksaan lapangan dilaksanakan dalam jangka waktu paling
lama 2 (dua) tahun .
4. Dalam pemeriksaan dilakukan berdasarkan kriteria pemeriksaan pajak,
mengenai pengujian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak oleh wajib pajak, jangka waktu pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada butir 1, 2,dan 3 diatas harus memerhatikan jangka waktu
penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
4. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)
Tax Avoidance adalah usaha-usaha yang masih termasuk didalam konteks
peraturan-peraturan pajak yang berlaku dengan memanfaatkan celah hukum untuk
memperkecil jumlah pajak yang terutang dari tahun sekarang ke tahun-tahun
yang akan datang sehingga dapat membantu memperbaiki cashflow perusahaan.
Tax Avoidance secara hukum pajak tidak terlarang meskipun seringkali
mendapatkan sorotan yang kurang baik dari kantor pajak dikarenakan dianggap
memiliki konotasi negatif ataupun anggapan kurang nasionalis (Priantara, 2011).
Definisi lain mengenai penghindaran pajak yang dikemukakan oleh Hary
Graham Balter ialah penghindaraan pajak adalah aktifitas usaha yang dilakukan
oleh Wajib Pajak apakah berhasil atau tidak untuk dapat mengurangi atau sama
27
sekali menghapus utang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan
tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Zain,
2008).
Menurut Suandy (2011) Penghindaran pajak (Tax Avoidance) adalah suatu
usaha pengurangan secara legal yang dilakukan dengan cara memanfaatkan
ketentuan-ketentuan di bidang perpajakan secara optimal, seperti pengecualian
dan pemotong-pemotong yang diperkenankan maupun manfaatkan hal-hal yang
belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan
yang berlaku. Tax avoidance secara hukum pajak tidak dilarang meskipun
seringkali mendapat sorotan yang kurang baik dari kantor pajak karena dianggap
memiliki konotasi yang negatif. Menurut Winata (2014) persoalan penghindaraan
pajak ini menjadi cukup rumit karena disisi lain diperbolehkan karena tidak
melanggar hukum, tetapi disisi lain penerimaan negara menjadi lebih sedikit dari
yang sebenarnya.
Tax avoidance merupakan bagian dari tax planning yang sama sekali bukan
dalam pengertian dilakukan dengan cara-cara yang melanggar ketentuan peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku atau mencuri pajak, walaupun
tidak bisa dihindari tentang adanya strategi tax planning yang berusaha
mengeksplorasi kelonggaran peraturan (loopholes) yang tidak diniatkan oleh
pembuat Undang-Undang (Subadriyah, 2013).
Menurut Suyanto (2012), untuk menghindari pajak juga dapat dilakukan
dengan cara penyelundupan pajak, yaitu menyembunyikan keadaan-keadaan yang
sebenarnya. Pengelakan yang demikian benar-benar merupakan pelanggaran
28
terhadap Undang-Undang. Perbuatan ini dapat dilakukan dengan cara membuat
surat pernyataan palsu, mengisi SPT tidak benar atau tidak lengkap, membuat
pembukuan ganda, tidak memberikan laporan dari penghasilan yang diperoleh
dari penghasilan sampingan.
Menurut Darussalam dan Septriadi (2009) Skema penghindaran pajak
dapat dibedakan menjadi: 1. Penghindaran pajak yang diperkenankan (acceptable
tax avoidance), 2. Penghindaraan pajak yang tidak diperkenankan (unacceptable
tax avoidance). Antara suatu negara dengan negara lain bisa jadi saling berbeda
pandangannya tentang skema apa saja yang dapat dikategorikan sebagai
acceptable tax avoidance atau unacceptable tax avoidance.
Dengan demikian, bisa saja suatu skema penghindaraan pajak tertentu di
suatu negara dikatakan sebagai penghindaraan pajak yang tidak diperkenankan,
tetapi di negara lain dikatakan sebagai penghindaraan pajak yang diperkenankan,
istilah lain yang sering dipergunakan untuk menyatakan penghindaraan pajak
yang tidak diperkenankan adalah aggressive tax planning dan istilah untuk
pengindaraan pajak yang diperkenankan adalah defensive tax planning.
29
B. Perumusan Hipotesis
1. Hubungan Kepatuhan Wajib Pajak dengan Penerimaan Pajak.
Kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu faktor yang penting yang
memiliki pengaruh terhadap realisasi penerimaan pajak. Mengingat tingkat
kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan negara
lain, menurut penelitian Yeni (2013) terdapat pengaruh positif dan signifikan
tingkat kepatuhan wajib pajak badan terhadap peningkatan penerimaan pajak. Hal
ini memberikan makna bahwa semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak
badan yang ada semakin besar peningkatan penerimaan pajak, sebaliknya semakin
rendah tingkat kepatuhan wajib pajak badan maka semakin kecil pula peningkatan
penerimaan pajak. Menurut penelitian Suryadi (2006) kepatuhan wajib pajak yang
diukur dari pemeriksaan pajak, penegakan hukum dan kompensasi pajak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja penerimaan pajak. Hal ini menunjukkan
bahwa kepatuhan wajib pajak memiliki pengaruh besar terhadap kinerja
penerimaan pajak.
Menurut penelitian Alfian (2012) Kepatuhan wajib pajak orang pribadi tidak
berpengaruh terhadap penerimaan pajak orang pribadi. Dalam upaya peningkatan
penerimaan pajak, tidak cukup hanya kepatuhan wajib pajak sebagai faktor utama
untuk meningkatkan penerimaan pajak. Dibutuhkan faktor pendukung lain dalam
upaya peningkatan penerimaan pajak.
Oleh karena itu, berdasarkan penelitian Suryadi (2006), Yeni (2012) dan
Alfian (2012) maka, hipotesis yang diajukan ialah:
30
H1 : Kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
pajak.
2. Hubungan Penggunaan e-filing dengan penerimaan pajak.
Menurut Kiswara dan Jati (2016) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak, menunjukkan
bahwa penerapan sistem e-filing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak. Meningkatnya kebutuhan wajib pajak, kemudiaan didukung oleh
perkembangan teknologi informasi yang pesat, berimbas pada seringnya
penggunaan sistem e-filing untuk memudahkan pembayaran dan pelaporan pajak.
Semakin meningkat penggunaan sistem e-filing oleh wajib pajak orang pribadi,
maka semakin meningkat pula kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Denpasar
Timur. Maka dari itu dapat disimpulkan jika sistem e-filing dapat mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak, secara tidak langsung juga dapat dikatakan bahwa sistem
e-filing dapat mempengaruhi penerimaan pajak dikarenakan dapat memudahkan
pelaporan beserta pemabayaran pajak yang akan membantu peningkatan
penerimaan pajak.
Sedangkan menurut penelitian Noviandini (2012) terdapat pengaruh
positif persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan dan kepuasan
penggunaan secara bersama-sama terhadap penggunaan e-filing. Hal ini berarti
kebermanfaatan, kemudahan dan kepuasan pengguna mempengaruhi tingkat
penggunaan e-filing. Semakin tinggi kebermanfaatan, kemudahan dan kepuasan
pengguna dalam mengoperasikan e-filing maka wajib pajak akan semakin sering
31
menggunakan e-filing. Dapat disimpulkan jika sistem ini dapat mempermudah dan
bermanfaat bagi wajib pajak dan kepuasan wajib pajak akan sistem ini maka dapat
mempengaruhi tingkat penggunaanya dan juga dapat berpengaruh terhadap
penerimaan dengan kemudahan yang diberikan dapat mempermudah wajib pajak
dalam melaoprkan dan menyetorkan kewajibannya.
Oleh karena itu, beradasarkan penelitian Kiswara dan Jati (2016) dan
Noviandini (2012) Hipotesis yang diajukan ialah :
H2 : Penggunaan e-filing berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
pajak.
3. Hubungan Pemeriksaan Pajak (Tax Audit) dengan Penerimaan Pajak
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Herryanto dan Toly (2013)
pemeriksaan pajak secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Senada
dengan penelitian dari heryanto dan toly, penelitian Mahendra dan Sukarta (2014)
menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak, dan penagihan
pajak berpengaruh secara positif pada penerimaan pajak penghasilan badan. KPP
Pratama Badung Utara hendaknya selalu meningkatkan kepatuhan WP, lebih
sering melakukan pemeriksaan pajak terhadap WP yang memenuhi kriteria untuk
diperiksa, serta lebih meningkatkan kegiatan penagihan pajak terhadap WP yang
memiliki tunggakan pajak.
Sedangkan menurut Wijayanto (2012) penelitian terdapat pengaruh yang
signifikan antara pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak pada kantor
32
pelayanan pajak pratama Surakarta. Berdasarkan penelitian Wijayanto (2012),
Heryanto dan Toly (2013), Mahendra dan Sukarta (2014) maka hipotesis yang
diajukan ialah
H3 : Tax audit (pemeriksaan pajak) berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak.
4. Hubungan Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) dengan Penerimaan
Pajak.
Menurut penelitian Lasmana dan Tjakara (2011) bahwa moral-etika pajak
terbukti berpengaruh terhadap intensi wajib pajak untuk melakukan penghindaran
pajak. Semakin tinggi moral-etika pajak semakin rendah niat wajib pajak untuk
melakukan penghindaran pajak. Dapat dikatakan jika seseorang memiliki moral
dan etika yang tinggi dapat memperkecil niatan untuk melakukan penghindaran
pajak, yang mana dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak dikarenakan
dapat menghambat realisasi penerimaan Negara.
Selaras dengan penelitian anggraeni (2013) terdapat terdapat korelasi antara
hubungan variabel penghindaran pajak terhadap variabel penerimaan pajak
penghasilan.
Dari penelitian. Lasmana dan Tjakara (2011), Anggraeni (2013) oleh karena
itu hipotesis yang diajukan ialah
H4: Pengaruh tax avoidance (Penghindaran Pajak) berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan pajak.
33
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak, penggunaan e-filing, tax audit dan tax avoidance terhadap penerimaan
pajak telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodelogi penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Faesal
Fazlurahman
(2016)
Pengaruh Ekstentifikasi
Pajak Dan Kepatuhan
Wajib Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi (Studi Pada
KPP Pratama Bandung
Karees Tahun 2010-2015)
Persamaan variabel
kepatuhan wajib
pajak dan
penerimaan pajak
Menggunakan
analisis regresi linear
berganda
Perbedaan variabel
ekstentifikasi dan
penggunaan data
sekunder
Terdapat pengaruh
posistif kepatuhan wajib
pajak terhadap
penerimaan pajak
penghasilan wajib pajak
orang pribadi.
2. Putu Putra
Mahendra dan I
Made Sukartha
(2014)
Pengaruh Kepatuhan,
Pemeriksaan dan
Penagihan Pajak Pada
Penerimaan Pajak
Penghasilan Badan
Variabel kepatuhan,
pemeriksaan dan
penerimaan pajak.
Variabel penagihan
dan penelitian pada
wajib pajak badan
Kepatuhan wajib pajak,
pemeriksaan, dan
penagihan berpengaruh
positif pada penerimaan
pajak penghasilan badan.
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodelogi penelitian Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
3. Nurul Citra
Noviandini
(2012)
Pengaruh Persepsi
Kebermanfaatan, Persepsi
Kemudahan
Penggunaan, Dan Kepuasan
Wajib Pajak Terhadap
Penggunaan
E-Filing Bagi Wajib Pajak
Di Yogyakarta
Persamaan
variabel
penggunaan e-
filing dan
penggunaan
regresi berganda
penelitian di
Yogyakarta, tidak ada
variabel
kebermanfaatan, dan
kepuasan
Terdapat pengaruh positif
dan signifikan Persepsi
Kebermanfaatan terhadap
Penggunaan e-Filing.
Terdapat pengaruh positif
dan signifikan variabel
Persepsi Kemudahan
Penggunaan dengan
Variabel Penggunaan e-
Filing
4. Luh Putu Kania
Asri Wahyuni
Pratami, Ni Luh
Gede Erni
Sulindawati dan
Made Arie
(2017)
Pengaruh Penerapan E-
System Perpajakan Terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Dalam
Membayar Pajak Pada
Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Singaraja
Vriabel kepatuhan
dan e-system,
menggunakan
analisis regresi
linear berganda
Penelitian yang
dilakukan di KPP
Singaraja, tidak
menggunakan variabel
e-Registration, e-SPT,
e-Biling
Secara parsial menunjukkan
bahwa penerapan e-
Registration, e-Filling, e-
SPT, e-Biling berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap tingkat kepatuhan
wajib pajak orang pribadi
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodelogi penelitian Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
5. Marisa Herryanto
dan Agus Arianto
Toly (2012)
Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak, Kegiatan Sosialisasi
Perpajakan, dan
Pemeriksaan Pajak terhadap
Penerimaan Pajak
Penghasilan di KPP Pratama
Surabaya Sawahan
Persamaan
variabel
pemeriksaan pajak
dan penerimaan
pajak, dan teknik
analisa data
menggunakan
regresi linier
berganda
Menggunakan data
kuantitatif berupa data
sekunder, perbedaan
variabel kesadaran wajib
pajak,kegiatan
sosialaisai perpajakan.
pemeriksaan pajak secara
bersama-sama berpengaruh
terhadap penerimaan Pajak
Penghasilan di KPP
Pratama Surabaya
Sawahan
6. Suyanto (2012) Pengaruh Pelayanan Fiskus
Dan Tingkat Kesadaran
Wajib Pajak Terhadap
Perilaku Penghindaran
Pajak, Kepatuhan Wajib
Pajak Sebagai Variabel
Pemoderasi
Data yang
digunakan adalah
data primer,
adanya variabel
kepatuhan dan
penghindaran
pajak
Variabel kepatuhan
sebagai pemoderasi dan
menggunakan variabel
pelayanan fiskus dan
penelitian yang
dikakukan di
Yogyakarta
Kepatuhan wajib pajak
dapat memoderasi
hubungan antara pelayanan
fiskus dan perilaku
penghindaran pajak.
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodelogi penelitian Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
7. Intan Yuningtyas
Anggraeni, Naili
Farida dan
Saryadi (2013)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak
Penghasilan Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama
Semarang Tengah Satu
Variabel
penghindaran
pajak dan
penerimaan pajak,
menggunakan
regresi berganda
dan data primer
Variabel kesadaran
pajak, pendapat wajib
pajak tentang berat
tidaknya beban PPh,
persepsi wajib pajak
pelaksanaan denda PPh..
Terdapat hubungan yang
positif antara variabel
kesadaran
perpajakan,pendapat wajib
pajak tentang berat
tidaknya beban pajak
penghasilan dan
penghindaran pajak
terhadap penerimaan pajak
penghasilan.
Sumber: Data yang diolah
37
D. Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
di bawah ini:
Gambar 2.1
Bersambung pada halaman selanjutnya
Realisasi penerimaan pajak yang
kurang dari target yang telah
ditetapkan, masih terjadinya
praktik penghindaran pajak yang
merugikan negara. Masih
rendahnya kesadaran wajib pajak
dalam membayarkan pajaknya.
Menurut Undang- Undang Nomor 16
Tahun 2009 “Pajak merupakan
kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi / badan
bersifat memaksa berdasarkan UU,
dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
GAP
Masih kurangnya pengetahuan wajib pajak mengenai
perpajakan secara umum sehingga kesadaran dalam
membayar pajak dan keterkaitannya membangun negeri
dari sektor pajak. Sehingga penerimaan pajak dari tahun
ke tahun belum dapat memenuhi target.
Grand Teori: Teori Accaptance Model (TAM)
38
Lanjutan Gambar 2.1
Bersambung pada halaman berikutnya
Variabel Independen Variabel Dependen
Kepatuhan
Wajip Pajak
E-filing
Pemeriksaan
Pajak
Penghindaran
Pajak
Penerimaan
Pajak
Kesimpulan , Implikasi, Keterbatasan dan Saran
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Model: Regresi Linear Berganda
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, Tingkat kepatuhan
wajib pajak,penggunaan e-filing, Tax Audit (pemeriksaan pajak) dan Tax
Avoidance (penghindaran pajak) terhadap variabel dependen yaitu, penerimaan
pajak. Populasi penelitian ini adalah para wajib pajak di daerah Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut Priyanto (2008) populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan
subjek atau objek yang dikenai generalisasi hasil penelitian, sedangkan sample
adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel pada penelitian ini adalah
para Wajib Pajak yang berada pada kantor Pelayanan Pajak atau wajib pajak yang
ada di wilayah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pemilihan sampel, pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode convenience sampling, yaitu anggota sampel yang dipilih
atau diambil berdasarkan kemudahan memperoleh data yang dibutuhkan, atau unit
sampel yang ditarik mudah untuk diukurnya dan bersifat kooperatif Hamid
(2010).
40
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh dan pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti
melalui buku, jurnal, skripsi, internet dan perangkat lain yang berkaitan
dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian
ini, yang menjadi subyek penelitian adalah wajib pajak yang berada di
wilayah Jakarta.
Dalam penelitian ini menggunakan kuisoner yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang disertai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan dan
para responden hanya mencentang jawaban yang telah disediakan. Kuisioner
dalam penelitian ini disusun dengan skala likert (skala psikometrik). Penelitian ini
akan menggunakan skala Likert 1-5 dengan rincian sebagai berikut:
1= sangat tidak setuju (STS)
2= tidak setuju (TS)
3= Netral (N)
4= setuju (S)
5= sangat setuju (SS)
41
D. Metode Analisis Data
Metode analis data menggunakan uji statistik deskriptif, uji kualitas data dan
uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis.
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain: jabatan,
lama pengalaman kerja, keahlian khusus, lama menekuni keahlian khusus
tersebut, latar belakang pendidikan, serta gelar profesional lain yang menunjang
bidang keahlian.
Alat analisis data ini disajikan dengan mengundang tabel distribusi
frekuensi yang memaparkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata dari standar
deviasi, Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan
cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi
sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan
generalisasi.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, sum, range,
kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Disamping itu juga digunakan
untuk menyimpulkan dan mempresentasikan karakteristik dari data yang
digunakan (Ghozali, 2016).
42
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
menggunkan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2016). Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan pearson
correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari
pertanyaan-pertanyaan. Apabila pearson correlation yang didapat memiliki nilai
di bawah 0,05 yakni data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2016).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016). Instrumen yang sudah dapat dipercaya
yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Ghozali (2016), menjelaskan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang. Seseorang akan diberikan
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat
apakah ia akan tetap konsisten dengan jawabannya.
43
2) One Shot atau pengukuran sekali saja. Di sini pengukurannya hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur
korelasi atas jawaban dari pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan
menggunakan pengujian Cronbach Alfa (a), suatu variabel dikatakan andal
jika memberikan nilai Cronbach Alfa > 0,70. Pada penelitian ini uji
reliabilitas menggunakan pengukuran one shot atau pengukuran sekali
menggunakan pengujian Cronbach Alfa (a) yang diukur menggunakan
program SPSS.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda. Sebelum melakukan pengujian regresi, terdapat
beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar data yang akan dimasukkan dalam
model regresi telah memenuhi ketentuan dan syarat dalam regresi. Uji asumsi
klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel
independent. Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi
dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi
bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10
(Ghozali, 2016).
44
b. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam model penelitian
ini, terdapat pengganggu atau residu yang memiliki distribusi normal. Jika asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji
normalitas ini akan diuji menggunakan uji statistik non-parametrik Kolomogorov-
Smirnov (K-S) (Ghozali, 2016).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016). Analisis dengan grafik plots memiliki
kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi
hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin
keakuratan hasil ada beberapa uji statistic yang dapat digunakan untuk mendeteksi
ada tidaknya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
1. Uji Glejser
Glejser mengusulkan untuk meregres absolut residual terhadap variabel
independen, jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Model regresi
tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas jika probabilitas signifikansinya di
atas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2016).
45
4. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen dan satu variabel
dependen. Metode analisis yang digunkan pada penelitian ini adalah metode
regresi berganda, yaitu regresi yang digunkan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji H1,
H2, H3 dan H4, dengan menggunakan pendekatan interaksi yang bertujuan untuk
memenuhi tujuan penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak, penggunaan e-
filing, tax audit dan tax avoidance terhadap penerimaan pajak. Persamaan
regresinya adalah sebagai berikut:
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Keterangan :
Y : Penerimaan pajak
α : Konstanta
X1 : Tingkat kepatuhan wajib pajak
X2 : Penggunaan e-filing
X3 : Tax Audit
X4 : Tax Avoidance
e : Error
Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, digunakan uji statistik
terhadap output yang dihasilkan oleh model regresi berganda, uji statistik ini
meliputi:
46
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen dalam output
SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis
Adjusted R Square.
Nilai Adjusted R2 sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependent seluruhnya
dapat dijelaskan oleh variabel independent dan tidak ada faktor lain yang dapat
menyebabkan fluktuasi variabel dependen, jika nilai Adjusted R2 berkisar antara 0
sampai 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat
menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali , 2016).
b. Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independent secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji ini
pada output SPSS dapat dilihat pada table coefficients.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen, maka digunakan tingkat
signifikan 0,05, jika nilai probability t > 0,05 maka ada pengaruh dari variabel
independen terhadap dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika
nilai probability t < 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali, 2016).
47
c. Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Hasil uji F pada output
SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA (analysis of variance). Untuk mengetahui
hubungan variabel independen secara bersamasama (simultan) terhadap variabel
dependen, maka digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05, jika nilai probability F
> 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependent, dengan kata lain variabel independent secara bersama berpengaruh
terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probability F < 0,05, maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independent atau
dengan kata lain variabel independen secara bersama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2016).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Tingkat kepatuhan wajib pajak (X1)
Tingkat kepatuhan wajib pajak yakni keadaan dimana wajib pajak telah
melaksanakan kewajibannya dan melaksanakan hak perpajakannya dalam
melaporkan pajak, menghitung serta membayar pajak, serta taat dan patuh
terhadap Undang-Undang perpajakan yang berlaku. Kepatuhan wajib pajak juga
merupakan penilaian bagaimana kesadaran para wajib pajak dalam hal ini, dengan
48
adanya peningkatan kepatuhan wajib pajak maka akan mempengaruhi
peningkatan penerimaan pajak.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen Kirchler dan Wahl
(2010) yang diadopsi kembali dengan proses translasi ke dalam bahasa Indonesia
serta telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini
menggunakan menggunakan skala interval likert 5 poin, untuk poin sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju (5).
2. Penggunaan e-filing (X2).
E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan
secara online yang realtime melalui website DJP atau penyedia jasa ASP.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen Noviandini (2012) dan
Nugroho (2014) serta telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam
penelitian ini menggunakan skala interval likert 5 poin, untuk poin sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju (5).
3. Pengaruh Tax Audit (audit pajak) (X3).
Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi insturemen Cristoph Kogler, Luigi
Mittone dan Erich Kirchler (2015). yang diadopsi kembali dengan proses translasi
ke dalam Bahasa Indonesia dan telah disesuaikan dengan topik penelitian.
49
Pertanyaan dalam penelitian ini menggunakan skala interval likert 5 poin, untuk
poin sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju
(5).
4. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) (X4).
Tax avoidance adalah usaha-usaha yang masih termasuk di dalam konteks
peraturan-peraturan pajak yang berlaku dengan memanfaatkan celah hukum untuk
memperkecil jumlah pajak yang terhutang dari tahun sekarang ke tahun-tahun
yang akan datang sehingga dapat membantu memperbaiki cashflow perusahaan.
Namun, usaha penghindaran pajak merupakan suatu hal yang dapat merugikan
negara dan memiliki konotasi negatif.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari Kay Blaufus, Jochen
Hundsdoerfer dan Matthias Sünwold (2016) yang diadopsi kembali dengan proses
translasi ke dalam Bahasa Indonesia dan telah disesuaikan dengan topik penelitian
dan pertanyaan dalam penelitian ini menggunakan skala interval likert 5 poin,
untuk poin sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat
setuju (5).
5. Penerimaan Pajak (Y)
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting
untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur maupun meningkatkan
perekonomian negara. Setiap tahun pemerintah berusaha untuk memaksimalkan
penerimaan pajak guna membiayai pengeluaran negara karena semakin tinggi
tingkat penerimaan pajak maka semakin tinggi kemampuan negara membiayai
50
pembangunan dan sebaliknya jika semakin kecil penerimaan pajak maka semakin
rendah kemampuan negara dalam hal mewujudkan pembangunan negara.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen Dewi (2010) dan Alfiani
(2010) yang dikembangan oleh Artanti (2012) yang telah di sesuaikan dengan
topik penelitian dan pertanyaan dalam penelitian ini menggunakan skala interval
likert 5 point, untuk point sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3),
setuju (4), sangat setuju (5).
51
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
pertanyaan
Skala
Pengukuran
Kepatuhan
Wajib Pajak
(Kirchler,
Wahl. 2010)
Voluntary Tax
Compliance
(membayar pajak
secara sukarela
1. Membayar pajak secara
sukarela
2. Tanpa mengurangi
jumlahnya
3. karena merupakan
kewajiban
4. meskipun tidak ada
pemeriksaan
5. untuk mendukung negara
dan warga negara lainnya
6. karena ingin berkontribusi
ke setiap orang
7. hal yang wajar untuk
dilakukan
8. kewajiban sebagai warga
Negara
9. meskipun ada pihak lain
yang tidak melakukannya
10. yang dilakukan adalah hal
yang benar
1-10 Interval
Kepatuhan
Wajib Pajak
(Kirchler,
Wahl. 2010)
Enforced Tax
Compliance
(membayar
pajak secara
terpaksa)
11. merasa terpaksa membayar
pajak
12. seringkali dilakukan
pemeriksaan pajak
13. meskipun tidak ingin
membayar pajak
14. otoritas pajak sering
melakukan audit
15. tahu akan diaudit
16. hukuman bagi yang
menghindari pajak sangat
berat
17. tidak tahu bagaimana
menghindari pajak tanpa
menarik perhatian
18. memiliki pemikiran
bagaimana cara menghemat
pajak secara legal
11-18
52
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
pertanyaan
Skala
Pengukuran
Penggunaan
E-Filing
(Noviandini
(2012),
Nugroho
(2014) )
a. Kepastian
1. Peraturan tentang
pelaporan SPT secara
elektronik (e-filling).
2. Mekanisme keamanan yang
digunakan dalam
pengiriman SPT secara e-
filling memberikan
kemanan yang baik.
3. Infromasi yang
disampaikan tentang
layanan e-filling dijelaskan
dengan baik.
b. Efektifitas
4. E-filling membantu
mengurangi biaya
pelaporan SPT.
5. E-filling membantu
mengurangi kesalahan
dalam pengisian SPT.
6. E-filling membantu
mengurangi keterlambatan
dalam pelaporan SPT.
7. E-filling membantu
meningkatkan kinerja
pelaporan pajak.
c. Kenyamanan
8. Program/ aplikasi pengisian
data SPT elektronik sebagai
aplikasi wajib untuk E-
filling mudah untuk
dioperasikan
9. Tersedianya
layanan/bantuan tenaga ahli
untuk penanganan masalah
seputar E-filling
d. Kesederhanaan
10. Program/aplikasi pelaporan
SPT secara E-filling mudah
dimengerti
19-28
Interval
53
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
pertanyaan
Skala
Pengukuran
Tax Audit
(Audit Pajak)
Cristoph
Kogler, Luigi
Mittone dan
Erich Kirchler
(2015).
1. Deteksi penghindaran pajak
sangat tinggi.
2. Pembayar pajak yang jujur
karena ancaman denda yang
berat.
3. Aparatur pajak adil terhadap
wajib pajak
4. Membayar pajak sesuai
aturan
5. Kecurangan merupakan
tindakan yang tidak
dibenarkan
6. respon umpan balik auditor
terhadap wajib pajak
29-34 Interval
Tax Avoidance
(Penghindaran
Pajak) (Kay
Balufus,
Jochen
Hundsdoerfer
dan Matthias
Sünwold
(2016))
1. kalim atas manfaat yang
bukan haknya
2. jika memiliki kesempatan
melakukan kecurangan
3. berbohong bagi kepentingan
sendiri
4. menerima suap saat bertugas
5. jika ada kesempatan
menghindar membayar pajak
6. agama mengajarkan
menghindari pajak perbuatan
tidak baik
7. usia mempengaruhi upaya
penghindaran
8. jenis kelamin mempengaruhi
upaya penghindaran
9. jurusan saat kuliah
mempengaruhi upaya
penghindaran
10. kompetensi mempengaruhi
upaya penghindaran
11. Status pernikahan
mempengaruhi upaya
penghindaran
12. pendapatan bersih
mempengaruhi upaya
penghindaran
35-54 Interval
54
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
pertanyaan
Skala
Pengukuran
Tax Avoidance
(Penghindaraa
n Pajak) (Kay
Balufus,
Jochen
Hundsdoerfer
dan Matthias
Sünwold
(2016))
13. jumlah anak mempengaruhi
upaya penghindaran
14. keadilan sistem perpajakan
15. menyukai resiko
16. menghadiri acara
keagaamaan
17. dilibatkan perhitungan PPh
21
18. pengetahuan hukum
perpajakan
19. memahami pengisian
SPT/eSPT
pengalaman menangani klien
pada keinginan meghindari
pajak.
35-54 Interval
Penerimaan
Pajak (Y)
Dewi (2010)
dan Alfiani
(2010) yang
dikembangan
oleh Hanjani
(2012)
1. Tarif pajak yang ditetapkan
ketentuan perpajakan
2. semakin banyak wajib pajak
penerimaan pajak akan
semakin besars
3. Semakin disiplin wajib pajak
dalam membayar pajak
penerimaan pajak akan
meningkat
4. prosedur pelaporan pajak
menjadi mudah
5. Pemeriksaan pajak secara
efektif dan efisien dapat
meningkatkan penerimaan
pajak
6. Pemeriksaan pajak dapat
meningkatkan realisasi
penerimaan pajak
7. Pengguna e-filing dapat
meningkatkan realisasi pajak
8. Kepatuhan wajib pajak
meningkatkan realisasi pajak
9. Bagi wajib pajak yang
melakukan penghindaran
pajak perlu dikenakan sanksi
55-63 Interval
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak (WP) yang telah memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), menggunakan e-filing dan yang sedang
melapor di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang berada di wilayah DKI Jakarta
meliputi 5 wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat
dan Jakarta Selatan. Wajib pajak yang berpartisipasi pada penelitian ini terdiri dari
karyawan perusahaan swasta, Pegawai Negri Sipil (PNS) dan wirausaha.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung ke KPP yang berada di wilayah DKI Jakarta dan penyebaran
kuesioner penelitian secara tidak langsung dengan menggunakan media online
yaitu google formulir (formgoogle.doc), penyebaran kuesioner dengan media
online dilakukan untuk mempermudah proses pengumpulan data dikarenakan
tidak semua wajib pajak datang ke KPP sehingga media online merupakan sarana
yang memudahkan untuk mengumpulkan data.
Daftar pertanyaan yang terdapat di dalam formulir Google.doc telah
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian proses perizinan, penyebaran dan
pengembalian kuesioner ini dilaksanakan mulai tanggal 15 April sampai
56
dengan 25 September. Kuesioner yang disebarkan peneliti sebanyak 100
buah dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 89 atau 89%, kuesioner yang
tidak kembali sebanyak 11 atau 11%, hal ini mungkin dikarenkan waktu wajib
pajak yang terbatas pada saat berada di KPP. Kuesioner yang dapat diolah
berjumlah 86 buah atau 86%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah
berjumlah 3 buah atau 3 tidak memenuhi sampel dan tidak terisi secara lengkap
oleh responden sebanyak 3 buah atau 3% gambaran mengenai data sampel
disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah Presentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 100 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 89 89%
3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 11 11%
4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat
diolah
3 3%
5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 86 86%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel 4.2
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No Sumber Kuesioner Kuesioner
dikirim
Kuesioner
dikembalikan
1 KPP Jakarta Utara 20 20
2 KPP Jakarta Timur 20 20
3 KPP Jakarta Selatan 20 16
57
No Sumber Kuesioner Kuesioner
dikirim
Kuesioner
dikembalikan
4 Jakarta Pusat (google
formulir)
20 10
5 KPP Jakarta Barat 20 20
Sumber: data primer yang diolah
2. Karakteristik Profil Responden
Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang
menunjukan besaranya frekuensi absolut dan presentase jenis kelamin, umur
responden, pendidikan terakhir. Responden yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wajib pajak yang melaporkan pajaknya menggunakan e-filing pada KPP
Pratama Kramat Jati, KPP Pratama Penjaringan, KPP Pratama Tambora dan KPP
Pratama Pesanggrahan. Kuesioner ini disebar dengan harapan dapat diisi
berdasarkan penilaian wajib pajak, sehingga akan menghasilkan suatu penelitian
yang balance.
Pada karakteristik responden, terdapat responden yang terdiri dari para
wajib pajak pengguna e-filing yang dapat mewakili dan menjadi responden. Data
mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel berikut ini:
58
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-Laki 46 53.5 53.5 53.5
Perempuan 40 46.5 46.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa sekitar 46 orang atau 53% responden
didominasi oleh jenis kelamin lali-laki, dan sisanya sebesar 40 orang atau 46,5%
responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini karena lebih banyak wajib pajak
berjenis kelamin laki-laki yang datang ke KPP dibandingkan dengan wajib pajak
berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia disajikan pada tabel berikut
ini:
59
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <20 12 14.0 14.0 14.0
20-25 20 23.3 23.3 37.2
26-30 21 24.4 24.4 61.6
31-35 10 11.6 11.6 73.3
36-40 14 16.3 16.3 89.5
>40 9 10.5 10.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 di atas berdasarkan usia responden menunjukan bahwa usia
responden < 20 tahun berjumlah 12 responden atau sebesar 14%, usia responden
20-25 tahun berjumlah 20 responden atau sebesar 23,3%, usia 26-30 tahun
berjumlah 21 responden atau sebesar 24,4%,usia 31-35 tahun berjumlah 10
responden atau sebesar 11,6%, usia 36-40 tahun berjumlah 14 responden atau
sebesar 16,3%, dan usia > 40 tahun berjumlah 9 responden atau sebesar 10,5%.
Dapat dijelaskan bahwa mayoritas wajib pajak atau responden dalam penelitian
ini berusia 20> tahun.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir disajikan
pada tebel berikut ini:
60
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMA 25 29.1 29.1 29.1
Diploma 17 19.8 19.8 48.8
Sarjana 41 47.7 47.7 96.5
Magister 2 2.3 2.3 98.8
lainnya 1 1.2 1.2 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.5 diatas berdasarkan pendidikan terakhir menunjukan bahwa
responden berpendidikan terakhir SMA/Sederajat berjumlah 25 responden atau
sebesar 29,1%, responden berpendidikan terakhir Diploma berjumlah 17
responden atau sebesar 19,8%, responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1)
berjumlah 41 atau sebesar 47,7% dan responden berpendidikan terakhir Strara
Dua (S2) berjumlah 2 atau sebesar 2,3% dan lainnya berjumlah 1 atau sebesar
1,2%. Hal ini dikarenakan pada umumnya syarat pendidikan untuk bekerja di
sebuah perusahaan minimal telah menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1),
walupun masih banyak responden yang berpendidikan terakhir Diploma dan
SMA.
d. Deskripsi responden berdasarkan jenis pekerjaan.
Hasil deskripsi responden berdasarkan jenis pekerjaan disajikan pada tebel
berikut ini:
61
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 9 10.5 10.5 10.5
Swasta 62 72.1 72.1 82.6
Wirausaha 9 10.5 10.5 93.0
lainnya 6 7.0 7.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 9 orang atau 10,5%, sedangkan responden
sebagai karyawan swasta sebanyak 62 orang atau 72,1%, sedangkan responden
wirausaha sebanyak 9 orang atau 10,5%, dan lainnya berjumlah 6 orang atau
7,0%. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang bekerja pada
perusahaan swasta dikarenakan di KPP lebih banyak pegawai swastalah yang
mendominasi.
e. Deskripsi responden berdasarkan pengguna e-filing
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengguna e-filing disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengguna E-Filing
Pengguna e-filing
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pengguna e-filing 77 89.5 89.5 89.5
Bukan pengguna e-filing 9 10.5 10.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
62
Berdasarkan tabel 4.6 sebanyak 77 orang atau sekitar 89,5% adalah
pengguna e-filing sedangkan sebanyak 9 orang atau 10,5% adalah bukan
pengguna e-filing. Hal ini menunjukkan bahwa sudah lebih banyak wajib pajak
yang telah menggunakan e-filing untuk membantu pelaporan SPT dibandingkan
dengan yang belum memakainya.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Statistik Deskriptif
Variabel yang digunkan dalam penelitian ini yang meliputi kepatuhan wajib
pajak, penggunaan e-filing, tax audit (pemeriksaan pajak) dan tax avoidance
(penghindaran pajak) terhadap penerimaan pajak akan diuji secara statistik
deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepatuahan 86 25.0 90.0 59.070 8.0802
E-Filing 86 25.0 50.0 40.000 5.6235
Tax Audit 86 15.0 29.0 22.302 2.6660
Tax Avoidance 86 28.0 65.0 46.279 6.7487
Penerimaan Pajak 86 27.0 45.0 35.756 4.6271
Valid N (listwise) 86
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel kepatuhan wajib pajak jawaban
terkecil (minimum) responden sebesar 25 dan jawaban terbesar responden
(maksimum) sebesar 90 dengan rata-rata total jawaban 59,070 dan standar deviasi
sebesar 8,0802. Variabel penggunaan e-filing jawaban minimum sebesar 25 dan
63
maksimum 50 dengan rata-rata total jawaban 40,000 dan standar deviasi sebesar
5,6235. Variabel pemeriksaan pajak (tax audit) jawaban minimum sebesar 15 dan
maksimum sebesar 29 dan satandar deviasi sebesar 2,6660. Sedangkan pada
variabel penghindaran pajak (tax avoidance) jawaban minimum sebesar 28 dan
maksimum 65 dengan rata-rata total jawaban 46,279 dan standar deviasi sebesar
4,6271.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa, semakin kecil standar deviasi maka data tersebut lebih bagus dari pada
yang memiliki standar deviasi yang besar, apabila standar deviasi suatu data
tersebut kecil maka hal tersebut menunjukkan data-data tersebut berkumpul
disekitar rata-rata hitungnya. Jika nilai standar deviasi jauh lebih besar
dibandingkan nilai mean, maka nilai mean merupakan representasi yang buruk
dari keseluruhan data. Sedangkan jika nilai standar deviasi sangat kecil
dibandingkan nilai mean, maka nilai mean dapat digunakan sebagai representasi
dari keseluruhan data.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunkan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunkan Pearson Corelation, pedoman suatu
model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,005. Tabel berikut
menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu kepaatuhan wajib pajak (KP), penggunaan e-filing (EF),
64
pemeriksaan pajak (AP), penghindaran pajak (AV) dan penerimaan pajak (PP)
dengan 86 sampel responden.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Kp_1 0,238* 0,027 Valid
Kp_2 0,326** 0,002 Valid
Kp_3 0,556** 0,000 Valid
Kp_4 0,483** 0,000 Valid
Kp_5 0,419** 0,000 Valid
Kp_6 0,502** 0,000 Valid
Kp_7 0,446** 0,000 Valid
Kp_8 0,516** 0,000 Valid
Kp_9 0,358** 0,001 Valid
Kp_10 0,562** 0,000 Valid
Kp_11 0,516** 0,000 Valid
Kp_12 0,532** 0,000 Valid
Kp_13 0,538** 0,000 Valid
Kp_14 0,588** 0,000 Valid
Kp_15 0,617** 0,000 Valid
Kp_16 0,546** 0,000 Valid
Kp_17 0,566** 0,000 Valid
Kp_18 0,439** 0,000 Valid
Sumber: Data yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel kepatuhan wajib pajak mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,005.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Penggunaan E-Filing
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Ef_1 0,718** 0,000 Valid
Ef_2 0,788** 0,000 Valid
Ef_3 0,750** 0,000 Valid
Ef_4 0,756** 0,000 Valid
65
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Ef_5 0,762** 0,000 Valid
Ef_6 0,811** 0,000 Valid
Ef_7 0,822** 0,000 Valid
Ef_8 0,839** 0,000 Valid
Ef_9 0,762** 0,000 Valid
Ef_10 0,841** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dapat terlihat dari tabel 4.10 bahwa variabel e-filing mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Pemeriksaan Pajak (Tax Audit)
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Ap_1 0,604** 0,000 Valid
Ap_2 0,558** 0,000 Valid
Ap_3 0,702** 0,000 Valid
Ap_4 0,581** 0,000 Valid
Ap_5 0,560** 0,000 Valid
Ap_6 0,502** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel kepatuhan wajib pajak mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikan lebih kecil dari
0,005.
66
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Av_1 0,346** 0,001 Valid
Av_2 0,227** 0,035 Valid
Av_3 0,200** 0,065 Tidak Valid
Av_4 0,309** 0,004 Valid
Av_5 0,345** 0,001 Valid
Av_6 0,261** 0,015 Valid
Av_7 0,496** 0,000 Valid
Av_8 0,526** 0,000 Valid
Av_9 0,508** 0,000 Valid
Av_10 0,559** 0,000 Valid
Av_11 0,555** 0,000 Valid
Av_12 0,595** 0,000 Valid
Av_13 0,431** 0,000 Valid
Av_14 0,300** 0,005 Valid
Av_15 0,248** 0,021 Valid
Av_16 0,294** 0,006 Valid
Av_17 0,340** 0,001 Valid
Av_18 0,219** 0,042 Valid
Av_19 0,231** 0,032 Valid
Av_20 0,270** 0,012 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan variabel penghindaran pajak (tax avoidance)
mempunyai kriteria tidak valid untuk item pertanyaan Av_3 dengan nilai
signifikan 0,065 yang artinya lebih dari 0,05. Sedangkan untuk pertanyaan lainnya
variabel penghindaran pajak (tax avoidance) valid. Maka untuk menghasilkan
data yang valid pertanyaan Av_3 dihapuskan.
67
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Av_1 0,311** 0,004 Valid
Av_2 0,114 0,297 Tidak Valid
Av_4 0,208 0,055 Tidak Valid
Av_5 0,264* 0,014 Valid
Av_6 0,258* 0,017 Valid
Av_7 0,542** 0,000 Valid
Av_8 0,559** 0,000 Valid
Av_9 0,554** 0,000 Valid
Av_10 0,612** 0,000 Valid
Av_11 0,595** 0,000 Valid
Av_12 0,628** 0,000 Valid
Av_13 0,483** 0,000 Valid
Av_14 0,300** 0,005 Valid
Av_15 0,276* 0,010 Valid
Av_16 0,272* 0,011 Valid
Av_17 0,365** 0,001 Valid
Av_18 0,235* 0,029 Valid
Av_19 0,238* 0,027 Valid
Av_20 0,290** 0,007 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan variabel penghindaraan pajak (tax avoidance)
mempunyai kriteria tidak valid untuk item pertanyaan Av_2 dan Av_4 dengan
nilai signifikan 0,297 dan 0,055 yang artinya lebih dari 0,050. Sedangkan
pertanyaan lainnya variabel penghindaraan pajak (tax avoidance) valid. Maka
untuk menghasilkan data yang valid pertanyaan Av_2 dan Av_4 dihapuskan.
68
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Av_1 0,250* 0,020 Valid
Av_5 0,127 0,244 Valid
Av_6 0,236* 0,029 Valid
Av_7 0,599** 0,000 Valid
Av_8 0,608** 0,000 Valid
Av_9 0,636** 0,000 Valid
Av_10 0,673** 0,000 Valid
Av_11 0,640** 0,000 Valid
Av_12 0,668** 0,000 Valid
Av_13 0,556** 0,000 Valid
Av_14 0,278** 0,009 Valid
Av_15 0,304** 0,004 Valid
Av_16 0,222* 0,040 Valid
Av_17 0,378** 0,000 Valid
Av_18 0,255* 0,018 Valid
Av_19 0,229* 0,034 Valid
Av_20 0,302** 0,005 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan variabel penghindaraan pajak (tax avoidance)
mempunyai kriteria tidak valid untuk item pertanyaan Av_5 dengan nilai
signifikan 0,244 yang artinya lebih dari 0,050. Sedangkan pertanyaan lainnya
variabel penghindaraan pajak (tax avoidance) valid. Maka untuk menghasilkan
data yang valid pertanyaan Av_5 dihapuskan.
69
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Av_1 0,222* 0,040 Valid
Av_6 0,225* 0,038 Valid
Av_7 0,625** 0,000 Valid
Av_8 0,605** 0,000 Valid
Av_9 0,643** 0,000 Valid
Av_10 0,702** 0,000 Valid
Av_11 0,652** 0,000 Valid
Av_12 0,684** 0,000 Valid
Av_13 0,589** 0,000 Valid
Av_14 0,266* 0,013 Valid
Av_15 0,302** 0,005 Valid
Av_16 0,187 0,085 Tidak Valid
Av_17 0,375** 0,000 Valid
Av_18 0,270* 0,012 Valid
Av_19 0,231* 0,033 Valid
Av_20 0,331** 0,002 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan variabel penghindaraan pajak (tax avoidance)
mempunyai kriteria tidak valid untuk item pertanyaan Av_516 dengan nilai
signifikan 0,085 yang artinya lebih dari 0,050. Sedangkan pertanyaan lainnya
variabel penghindaraan pajak (tax avoidance) valid. Maka untuk menghasilkan
data yang valid pertanyaan Av_16 dihapuskan.
70
Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
Av_1 0,224* 0,038 Valid
Av_6 0,223* 0,039 Valid
Av_7 0,634** 0,000 Valid
Av_8 0,629** 0,000 Valid
Av_9 0,654** 0,000 Valid
Av_10 0,718** 0,000 Valid
Av_11 0,666** 0,000 Valid
Av_12 0,726** 0,000 Valid
Av_13 0,606** 0,000 Valid
Av_14 0,249* 0,021 Valid
Av_15 0,322** 0,002 Valid
Av_17 0,336** 0,002 Valid
Av_18 0,248* 0,021 Valid
Av_19 0,215* 0,046 Valid
Av_20 0,326** 0,002 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dapat terlihat dari tabel sebelumnya yaitu tabel 4.12, 4.13, 4.14, 4.15 bahwa
setelah pertanyaan Av_3, Av_2, Av_4, Av_5 dan Av_16 telah dihapuskan maka
berdasarkan hasil tabel 4.16 variabel penghindaraan pajak (tax avoidance) dapat
dikatakan valid karena nilai signifikan dari data tersebut kurang dari 0,005.
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas Penerimaan Pajak
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
PP_1 0,534** 0,000 Valid
PP_2 0,641** 0,000 Valid
PP_3 0,736** 0,000 Valid
PP_4 0,739** 0,000 Valid
PP_5 0,753** 0,000 Valid
PP_6 0,759** 0,000 Valid
PP_7 0,721** 0,000 Valid
71
Nomor butir pertanyaan Pearson Correlation Sig. 2 (Tailed) Keterangan
PP_8 0,770** 0,000 Valid
PP_9 0,656** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan variabel penerimaan pajak mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Realibilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0,70. Tabel 4.18 menunjukkan hasil uji reliabilitas
untuk lima (5) variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.18
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Cronbach's alfa Keterangan
1 Kepatuhan Wajib Pajak 0,729 Reliabel
2 Penggunaan E-Filing 0,780 Reliabel
3 Tax Audit (pemeriksaan pajak) 0,732 Reliabel
4 Tax Avoidance (penghindaran Pajak) 0,714 Reliabel
5 Penerimaan Pajak 0,769 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18 menunjukkan nilai Cronbach’s alfa atas variabel kepatuhan
wajib pajak sebesar 0,729, penggunaan e-filing sebesar 0,780, pemeriksaan pajak
(tax audit) sebesar 0,732, penghindaran pajak sebesar 0,714 dan penerimaan pajak
sebesar 0,769. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s alfa lebih besar dari
0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan mampu
72
memperoleh data yang konsisten yang berarti bahwa bila pernyataan itu diajukan
kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan
melihat Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance serta besaran korelasi antar
variabel independen.
Tabel 4.19
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kepatuhan Pajak .987 1.014
E-Filing .650 1.538
Tax Audit .664 1.507
Tax Avoidance .967 1.034
a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.19 diatas terlihat bahwa nilai tolerance masing-masing
variabel bebas yang lebih besar dari 0,1 dan hasil perhitungan VIF juga
menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel bebas kurang dari 10, yang
ditunjukkan dengan nilai tolerance kepatuhan wajib pajak 0,983, penggunaan e-
filing 0,650, tax audit (pemeriksaan pajak) 0,664 dan tax avoidance
(penghindaraan pajak) 0,967 serta VIF 1.014, 1.538, 1.507 dan 1.034. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat
73
problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Artinya tidak
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas yang di uji dalam penelitian ini.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal.
Tabel 4.20
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 86
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.49622994
Most Extreme Differences Absolute .076
Positive .058
Negative -.076
Test Statistic .076
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.20, diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,200 lebih
besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data diatas berdistribusi
normal.
74
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar
berikut ini.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah
75
Pada gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang berada
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan
bahwa model regeresi telah memenuhi asumsi normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidak samaan varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
76
Tabel 4.21
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.572 3.086 -.185 .853
x1 -.017 .031 -.062 -.561 .577
x2 .023 .055 .058 .428 .670
x3 .077 .115 .089 .667 .506
x4 .034 .038 .101 .912 .364
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya di atas
tingkat kepercayaan 0,05 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas. Pada gambar 4.3, Garfik Scatterplot
menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga
model regresi layak untuk digunakan untuk memprediksi penerimaan pajak
berdasarkan variabel yang memperngaruhinya yaitu, kepatuhan wajib pajak,
penggunan e-filing, pemeriksaan pajak (tax audit) dan penghindaran pajak (tax
avoidance).
77
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat tidak
peduli apakah variabel tersebut berepengaruh terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu, pada penelitian R Square yang digunaka adalah R Square yang sudah
disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan
jumlah variabel yang digunkaan dalam penelitian ini. Nilai Adjusted R2 dapat naik
atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berikut
ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.
Tabel 4.22
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .655a .429 .401 3.5815
a. Predictors: (Constant), Tax Avoidance, Kepatuhan Pajak, Tax Audit, E-Filing
b. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.22 diketahui bahwa nilai R Square sebesar 42,9% yang diperoleh
dari nilai R Square 0,429. Sedangkan tingkat pengaruh variabel independen yaitu
kepatuhan wajib pajak, penggunaan e-filing, pemeriksaan pajak (tax audit) dan
penghidaran pajak (tax avoidance) terhadap penerimaan pajak ialah sebesar
40,1% dan sisanya 59,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar keempat variabel
independen dalam penelitian ini. Angka tersebut dapat terlihat dari tabel 4.20
dimana Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,401 atau 40,1%.
78
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.23, jika nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunkan untuk memprediksi variabel
independen atau dengan kata lain variabel independen secara bersamaan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih
besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk mendeteksi
variabel independen atau dengan kata lain variabel independen secara bersamaan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.23
Hasil Uji Statistik F Variabel Penerimaan Pajak dan Variabel X
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 780.864 4 195.216 15.219 .000b
Residual 1039.008 81 12.827
Total 1819.872 85
a. Dependent Variable: y Penerimaan Pajak
b. Predictors: (Constant), Tax Avoidance, Kepatuhan Pajak, Tax Audit, E-Filing
Berdasarkan tabel 4.23 mengenai tabel uji signifikansi simultan (uji statistik
F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa didapat nilai F hitung sebesar 15.219
dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka
model persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen
yaitu kepatuhan wajib pajak, penggunaan e-filing, tax audit (pemeriksaan pajak)
dan tax avoidance (penghindaran pajak) berpengaruh simultan terhadap
penerimaan pajak.
79
c. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang
diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji t ditunjukkan dalam tabel 4.24
Tabel 4.24
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.600 4.811 1.580 .118
Kepatuhan Pajak .012 .048 .022 .256 .799
E-Filing .362 .086 .440 4.226 .000
Tax Audit .465 .179 .268 2.597 .011
Tax Avoidance .056 .059 .081 .954 .343
a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa koefisien model regresi
memiliki nilai konstanta sebesar 7,600 dengan nilai thitung positif sebesar 1,580
dan tingkat signifikansi sebesar 0,118. Konstanta sebesar 7,600 menandakan
bahwa jika variabel independen konstan maka rata-rata penerimaan pajak adalah
sebesar 7,600.
80
C. Pembahasan
1. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Tabel 4.24 menunjukkan hasil bahwa variabel kepatuhan wajib pajak
memiliki thitung sebesar 0,256 dengan tingkat signifikansi 0,799 dan juga dapat
dilihat nilai unstandardized coefficient beta sebesar 0,022. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian
hipotesis pertama (H1) ditolak, artinya kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfian
(2013), yang menunjukkan kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap
penerimaan pajak. Dalam upaya peningkatan penerimaan pajak tidak cukup
hanya kepatuhan wajib pajak sebagai faktor utama untuk meningkatkan
penerimaan pajak. Dibutuhkan faktor pendukung lain dalam upaya peningkatan
penerimaan pajak. Misalnya, pelayananan perpajakan yang diberikan pemerintah
kepada wajib pajak. Pelayanan yang maksimal akan sangat menggugah hati
masyarakat dalam kesediannya membayar pajak karena masyarakat akan dapat
merasakan pelayanan yang diberikan benar-benar sesuai dengan standar peraturan
yang telah ditentukan, kondisi ini akan sangat berpengaruh dalam upaya
peningkatan penerimaan pajak.
Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Syabrina dkk (2013), yang
menyatakan secara parsial (individu) kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap
kinerja penerimaan pajak. Menurut Mulyanti dan Sugiharti (2016), faktor yang
menyebabkan tidak terdapatnya pengaruh yang signifikan tingkat kepatuhan
81
dalam menyampaikan SPT terhadap penerimaan pajak penghasilan adalah wajib
pajak yang membayar pajak masih banyak yang kurang bayar dan lebih bayar
sehingga wajib pajak yang membayar pajak nihil jumlahnya tidak sesuai yang
diharapkan.
2. Pengaruh Penggunaan E-Filing terhadap Penerimaan Pajak
Tabel 4.24 menunjukkan hasil bahwa variabel Penggunaan E-Filing
memiliki thitung sebesar 4,226 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan juga dapat
dilihat nilai unstandardized coefficient beta sebesar 0,362. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05. Dengan demikian
hipotesis kedua (H2) diterima, artinya penggunaan e-filing berpengaruh terhadap
penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini dapat dianalogikan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pratami dkk. (2017), Husnurrosyidah dan Suhadi (2017) tentang pengaruh e-
filing terhadap kepatuhan, hasilnya terdapat pengaruh antara variable e-filing
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Menurut Pratami (2017), jika dikaitkan dengan teori penelitian yaitu
Technology Acceptance Model (TAM) teori ini menjelaskan bahwa bagaimana
penggunaan teknologi menerima dan menggunakan teknologi tersebut dalam
pekerjaan individual pengguna. Penerapan sistem e-filing memberikan pengaruh
signifikan tetapi tidak dominan terhadap kepatuhan wajib pajak karena penerapan
sistem e-filing merupakan salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan
82
Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak
(Husnurrosyidah dan Suhadi, 2017).
Dari pejelasan diatas dapat dianalaogikan jika e-filing memiliki pengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, dapat dikatakan bahwa e-
filing juga dapat membantu dan memiliki peran terhadap penerimaan pajak.
Dikarenakan jika wajib pajak tersebut menggunakan e-filing dan patuh dalam
melapor SPT secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap penerimaan pajak
dikarenakan mereka patuh melapor dan membayar sehingga dapat membantu
meningkatkan penerimaan pajak dikarenakan kemudahan dalam menyampaikan
SPT dapat dilakukan secara online wajib pajak dapat mengisi SPT pada waktu
yang mereka inginkan.
Hasil Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Novita dkk. (2014),
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dipengaruhi secara signifikan dan
negatif oleh sistem elektronik perpajakan. Artinya, jika sistem elektronik
perpajakan terus ditingkatkan, maka dapat berdampak negatif terhadap tingkat
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, dengan kata lain, tingkat keptuhan
di KPP tersebut semakin menurun secara signifikan. Artinya, jika sistem ini
ditingkatkan dapat berpengaruh terhadap kepatuhan dikarenakan kepatuhan pajak
nantinya akan semakin kecil yang juga dapat berpengaruh terhadap realisasi
penerimaan pajak yang akan semakain kecil. Hal ini bisa disebabkan kurangnya
sosialisasi mengenai sistem ini yang membuat wajib pajak kurang berminat untuk
menggunakannya.
83
3. Pengaruh Tax Audit (Pemeriksaan Pajak) terhadap Penerimaan Pajak
Tabel 4.24 menunjukkan hasil bahwa variabel Pemeriksaan Pajak (Tax
Audit) memiliki thitung sebesar 2,597 dengan nilai signifikansi 0,011 dan juga
dapat dilihat nilai unstandardized coefficient beta 0,465. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05. Dengan demikian
hipotesis ketiga (H3) diterima, artinya tax audit (pemeriksaan pajak)
berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini membuktikan bahwa
Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wijayanto (2012), Harryanto dan Toly (2013), Pratama dkk. (2016), bahwa
pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak dapat
dikatakan bahwa melakukan pemeriksaan pajak membuat penerimaan pajak akan
meningkat. Menurut Wijayanto (2012) semakin tinggi pemeriksaan pajak yang
dilakukan oleh fiskus maka penerimaan pajak akan semakin meningkat.
Sedangkan menurut Harryanto dan Toly (2013), hal lain yang tak kalah penting
adalah penegakan hukum yang ketat oleh aparat perpajakan. Penegakan hukum ini
salah satunya dapat berupa pemeriksaan. Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk
menguji kepatuhan serta mendeteksi adanya kecurangan yang dilakukan oleh
Wajib Pajak dan juga mendorong mereka untuk membayar pajak dengan jujur
sesuai ketentuan yang berlaku.
Wajib pajak agar tetap berada dalam koridor peraturan perpajakan, maka
dialakukan upaya intensifikasi, pemeriksaan terhadap wajib pajak yang memenuhi
kriteria untuk diperiksa. Tujuan utama adanya pemeriksaan pajak adalah untuk
84
menguji dan meningkatkan tax compliance seorang wajib pajak dan diharapkan
memiliki pengaruh bagi peningkatan penerimaan pajak (Mahendra dan Sukartha,
2014).
Hasil ini penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Primerdo (2015),
pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan negatif terhadap efektivitas penerimaan
pajak. Hal ini berarti, semakin tinggi pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh
fiskus maka akan mengurangi efektivitas penerimaan pajak yang diperoleh.
Pemeriksaan pajak yang seharusnya diharapkan mampu memberi kotribusi positif
yang signifikan terhadap efektivitas penerimaan pajak di KPP. Dapat dikatakan
semakin tinggi pemeriksaan maka akan berpengaruh juga terhadap penerimaan,
pemeriksaan pajak dilakukan untuk menguji kepatuhan atau tax compliance untuk
mendeteksi ada atau tidaknya kecurangan yang dilakukan agar wajib pajak
membayar pajak secara jujur dan diharapkan dengan adanya pemeriksaan pajak
ini dapat membantu meningatkan penerimaan pajak.
85
4. Pengaruh Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) terhadap Penerimaan
Pajak
Tabel 4.24 menunjukkan hasil bahwa variabel Tax Avoidance
(Penghindaraan Pajak) memiliki thitung sebesar 0,954 dengan nilai signifikansi
0,343 dan juga dapat dilihat nilai unstandardized coefficient beta 0,056. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05. Dengan
demikian hipotesis keempat (H4) tidak diterima, artinya Penghindaraan Pajak
(Tax Avoidance) tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini
membuktikan bahwa Penghindaraan Pajak (Tax Avoidance) tidak berpengaruh
terhadap penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini dapat dianalogikan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hantoyo dkk (2016) penghindaran pajak berpengaruh tidak signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Upaya wajib pajak untuk tidak melakukan
penghindaran pajak dan sanksi perpajakan yang berjalan di KPP Pratama Tegal
sudah berjalan dengan baik untuk membuat wajib pajak patuh. Hanya perlu
pengawasan secara berkala dari pihak pegawai pajak untuk terus bisa
mengantisipasi celah-celah dari peraturan perpajakan yang dapat dimanfaatkan
oleh wajib pajak.
Jadi, penghindaran pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak, dapat dianalogikan secara tidak langsung penghindaran pajak tidak
berpengaruh terhadap penerimaan pajak karena pada dasarnya wajib pajak tetap
membayarkan kewajiban pajaknya dan melaporkannya hanya saja terkadang
menggunakan celah hukum yang dapat meringankan beban pajaknya.
86
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Anggraeni dkk. (2013),
variabel pengindaran pajak yang melekat pada wajib pajak orang pribadi memiliki
hubungan positif terhadap penerimaan pajak penghasilan. Penghindaraan wajib
pajak yang melekat pada wajib pajak orang pribadi diukur melalui pemenuhan
kewajiban membayar pajak keinginan untuk mengurangi hutang-hutang pajak
pasti ada, kesalahan dari penghitungan pajak merupakan salah satu bentuk
penghindaran pajak, penyelundupan pajak sepihak untuk memperkecil pajak
penghasilan terutang.
Menurut penelitian Cristianto dan Suyanto (2014), bahwa wajib pajak
melakukan penghindaran pajak untuk kepentingan pribadi ataupun perusahaan
dengan memanfaatkan Grey area yang masih dapat dimanfaatkan. Namun
dampak dari tindakan ini jika dilakukan terus-menerus akan sangat merugikan
bagi penerimaan negara dan proses pembangunan negara serta untuk mencapai
masyarakat yang sejahtera sangat sulit.
Menurut Suyanto (2012), perilaku penghindaran pajak yang dilakukan oleh
wajib pajak dapat terjadi apabila pelayanan yang diberikan oleh fiskus dalam
proses pembayaran pajak kurang baik dan kepatuhan wajib pajak rendah, apabila
pelayanan yang diberikan sangat baik dan kepatuhan wajib pajak tinggi
kemungkinan masyarakat menghindari pajak dapat di turunkan.
Demikian juga apabila kesadaran wajib pajak tentang pajak sangat baik dan
tingkat kepatuhan terhadap pajak sangat kecil kemungkinan masyarakat
menghindari pajak. Dalam hal ini wajib pajak yang melakukan penghindaran
dengan menggunakan grey area demi kepentingan diri sendiri atau kelompok, hal
87
ini jika terus menerus dilakukan maka akan berdampak terhadap penerimaan
pajak yang mana dari penerimaan tersebut akan digunakan untuk mensejahterakan
masyarakat dan pembangunan dapat terhambat karena pendapatan terbesaar
Negara berasal dari pajak.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak,
penggunaan e-filing, Tax Avoidance dan Tax Audit terhadap penerimaan pajak.
Responden penelitian ini 83 wajib pajak yang berada di Kantor Pelayanan Pajak
KPP Pratama di Provinsi DKI Jakarta penelitian ini menggunakan kuesioner fisik
dan Google Formulir (Google form). Pengujian ini dilakukan menggunakan uji
regresi linear berganda, berdasarkan pada data yang telah peneliti kumpulkan dan
peneliti uji, penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kepatuhan Wajib Pajak (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Alfian (2013).
2. Penggunaan E-Filing (X2) berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Pratami dkk.
(2017), Husnurrosyidah dan Suhadi (2017).
3. Pemeriksaan Pajak (Tax Audit) (X2) berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Wijayanto (2012), Harryanto dan Toly (2013), Pratama dkk. (2016).
89
4. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan pajak. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Hantoyo (2016).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukan bahwa variabel kepatuhan
wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Kepatuhan
wajib pajak bukanlah salah satu faktor pendukung penerimaan pajak jika tingkat
kesadaran masih rendah maka akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan itu
sendiri dan jika pemahaman wajib pajak masih rendah terhadap perpajakan maka
dapat berpengaruh terhadap kepatuhan dan penerimaan dikarenakan wajib pajak
terkadang enggan membayar pajak karena kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai penerimaan pajak dan kontribusinya terhadap pembangunan serta
penunjang kesejahteraan masyarakat.
Maka sebaiknya pemerintah bersama-sama dengan Direktorat Jenderal
Pajak saling bahu-membahu untuk lebih memberikan pemahaman mengenai
perpajakan dan sekaligus menumbuhkan kesadaran wajib pajak. Dalam hasil
penggunaan e-filing berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
Penggunaan e-filing dapat membantu wajib pajak dalam
90
melaporkan Surat Pemeberitahuan (SPT) sehingga mereka patuh dalam
melaporkan SPT yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Karena hal
ini dapat memudahkan wajib pajak dan dapat membantu meningkatkan
penerimaan pajak, maka pelayan sistem e-filing harus lebih baik lagi dari
sebelumnya agar semakin memudahkan wajib pajak dan memberikan sosialisasi
terhadap wajib pajak agara semakin banyak wajib pajak yang menggunakan e-
filing dikemudian hari.
Tax Audit (pemeriksaan pajak) berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Jika
pemeriksaam dilakukan secara terus menerus dan tidak hanya kepada wajib pajak
yang memiliki masalah terhadap perpajakan maka dapat meningkatkan
penerimaan pajak, agar wajib pajak mau membayar pajak secara jujur sangat
diperlukan pemeriksaan perpajakan. Pemeriksaan ini dapat membantu menguji
kepatuhan wajib pajak itu sendiri.
Tax Avoidance (penghindaran pajak) tidak berpengaruh terhadap
penerimaan pajak. Pada penghindaran pajak biasanya wajib pajak menggunakan
celah-celah hukum agar dapat memperkecil dalam membayar pajak atau dengan
menggunakan tax planning, penghindaran yang dilakukan wajib pajak baik untuk
kepentingan diri sendiri ataupun kelompok, dalam hal ini peraturannya masih
kurang jelas mana yang boleh dan tidak itu sebabnya masih banyak wajib pajak
yang memanfaatkan celah hukum untuk kepentingan mereka. Wajib pajak yang
memanfaatkan hal ini sebenarnya tidak terlalu berdampak terhadap penerimaan
tetapi jika dilakukan terus-menerus dengan jangka waktu yang panjang maka
91
dapat mengurangi pendapatan pajak Negara, yang dapat menghambat
pembangunan dan pemerataan kesejahteraan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
mempengaruhi hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Terbatasnya sumber penelitian terdahulu beberapa hipotesis seperti e-filing,
penghindaran pajak (tax avoidance) terhadap penerimaan pajak.
2. Variabel independen pada penelitian ini terbatas pada kepatuhan wajib pajak,
penggunaan E-Filing, Pemeriksaan Pajak (Tax Audit), Penghidaran Pajak (Tax
Avoidance).
3. Jumlah data yang telah dikumpulkan belum maksimal karena penyebarannya
dilakukan pada saat yang kurang menentu dikarenakan tidak setiap waktu KPP
ramai oleh wajib pajak.
4. Ruang lingkup penelitian yang hanya dilakukan di DKI Jakarta sehingga hasil
penelitian ini terbatas.
D. Saran
Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman selama penulisan
masih terbatas. Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan
hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
92
1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambahkan lebih banyak literatur
yang lebih relevan dengan topik penelitian.
2. Peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik serupa, sebaiknya melakukan
penelitian dengan menambahkan variabel-variabel lain diluar penelitian ini
seperti sosialisasi perpajakan, kepuasan wajib pajak, kesadaran dan kemudahan
informasi perpajakan. Dapat menggunakan variabel bebas lainnya yang dapat
memperngaruhi penerimaan pajak.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menyebarkan kuesioner pada waktu yang
tepat yakni pada masa wajib pajak melapor ke KPP, agar lebih mudah
mendapatkan responden.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah survey tidak
terbatas pada satu wilayah saja, seperti melakukan penelitian didaerah Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.
93
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Rahmad. “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap
Penerimaan Pajak di KPP Pratama Surabaya Krembangan”, Jurnal
Akuntansi UNESA, 1(3), hal.11-hal.17, (2013).
Anggraeni, Intan Yuningtyas, Naili Farida dan Saryadi. “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Tengah
Satu”. Diponegoro Jurnal Of Social and Politic, 2013.
Artanti, Hanjani Deby. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak Dan
Penerapan Sanksi Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Empiris
Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Se-Jakarta)”, Skripsi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Astuti, Inne Nidya. “Analisis Penerapan E-Filing Sebagai Upaya Meningkatkan
Kepatuhan Wqjib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gresik Utara”,
2015.
Budiman, Judi dan Setiyono. “Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”, 2012.
Blaufus, Kay , Jochen Hundsdoerfer, Martin Jacob and Matthias Sünwoldt. “Does
Legality Matter? The Case Of Tax Avoidance And Evasion”, 2016.
Christianto, Valentinus F dan Suyanto. “Pengaruh Pemahaman Tindak Pidana
Korupsi Dan Pemahaman Penghindaran Pajak Terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Di Daerah Istimewa
Yogyakarta”, 2014.
Darussalam dan Septriadi, Danny. “Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion
Dan Anti Avoidance Rule”, 2009. Diakses pada tanggal 10 April 2016 dari
http://www.ortax.org/ortax/?%20mod=issue&page=show&id=
36&q=&hlm=1
Direktorat Jenderal Pajak. “E-Filing, Cara Mudah, Cara Cepat Dan Aman Lapor
Pajak”, 2016. Diakses pada tanggal 16 april 2017 dari http://www.
pajak.go.id/content/article/e-filing-cara-mudah-cepat-dan-aman-lapor-
pajak
Fatmawati, Endang. “Technology Acceptance Model (TAM) untuk Menganalisis
Penerimaan Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan”, Jurnal Iqra’
Volume 09 No. 01, Mei 2015.
94
Fazlurahman, Faesal dan Memen Kustiawan. “Pengaruh Ekstentifikasi Pajak Dan
Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Orang Pribadi (Studi Pada KPP Partama Bandung Karees Tahun
2010-2015)”, Jurnal ASET vol 5, No.2, 2016.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro,2016.
Hantoyo, Sakti Shinung, Kertahadi dan Siti Ragil Handayani. “Pengaruh
Penghindaran Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Prtama
Tegal)”, 2016.
Herryanto, Marisa dan Agus Arianto Toly. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan”,
2013.
Husnurrosyidah dan Suhadi. “Pengaruh E-Filing Dan E-Faktur Terhadap
Kepatuhan Pajak Pada BMT Se-Kabupaten Kudus”, Jurnal Analisa
Akuntansi dan Perpajakan, Vol. 1 No. 1, 2017.
Irmayani, Ririn. “Pengaruh modernisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan
wajib pajak”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.4, 2015.
Kemenkeu. “DJP Terus Kejar Target Penerimaan Pajak”. Artikel diakses
tanggal 18 Desember 2016, dari http://www.kemenkeu.go.id/Berita/djp-
terus-kejar-target-penerimaan-pajak
Kemenkeu. “Realisasi Pendapatan Negara 2015 Capai Rp.1.491,5 Triliun”,
2016. Diakses pada tanggal 18 oktober 2017 dari https://www.kemenkeu
.go.id/berita/realisasi-pendapatan-negara-2015-capai-rp14915triliun%3F
tag%3Danggaran-apbn-p-2015-pendapatan
Kemenkeu. “Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2016”, 2015. Diakses pada
tanggal 18 oktober 2017 dari https://www.kemenkeu.go.id/en/node/47651
Kirchler, E and Wahl I. “Tax Compliance Inventory Tax-I: Designing An
Inventory For Surveys Of Tax Compliance”, Journal of Economic
Psychology, 2010.
Kiswara, Danar dan I Ketut Jati. “ Pengaruh Penerapan E-Filing dan Peran
Account Representative Terhadap Pencitraan Otoritas Pajak dan
Kepatuhan Wajib pajak.”, E-Jurnal Universitas Udayana, Vol.15 No 1,
April 2016.
95
Kogler, Christoph, Luigi Mittone and Erich Kirchler. “Delayed Feedback On Tax
Audit Affects Compliance And Fairness Perception”, 2015.
Laihad, Risal C.Y. ” Pengaruh Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan e-
Filing Wajib Pajak di Kota Manado”, Jurnal EMBA Vol.1 No. 3,
September 2013.
Lasmana, Mienati Somya dan Heru Tjakara. “Pengaruh Moderasi Sosio
Demografi Terhadap Hubungan Antara Moral Etika Pajak Dan Tax
Avoidance Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Di KPP Surabaya”,
2011.
Mahendra, Putu Putra dan I Made Sukartha. “Pengaruh Kepatuhan,
Pemeriksaan, Dan Penagihan Pajak Pada Penerimaan Pajak
Penghasilan Badan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2014.
Manurung, Surya. “ Kompleksitas Kepatuhan Pajak,” artikel diakses tanggal 21
Juni 2016. dari http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-
kepatuhan-pajak
Mukhlis, Imam dan Timbul Hamonangan Simanjuntak. “Pentingnya Kepatuhan
Pajak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Masyarakat”, Maksi,
2011.
Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan
Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Denpasar Timur”, 2010.
Muljono, Djoko. “Hukum pajak Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis”, ANDI,
Yogyakarta. 2010.
Mulyanti, Dwinta dan Sugiharty, Febby Sry. “Efektifitas WPOP dan Tingkat
Kepatuhan Menyampaikan SPT Terhadap Penerimaan Pajak
Penghasikan”, Jurnal Ecodemica IV, No. 2, 2016.
Novita, Anastasia Rizqa, Topowijono dan A, Zahroh Z .”Pengaruh Efektifitas
Penyuluhan, Penerapan Aplikasi Sistem Elektronik Perpajakan Dan
Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan (Studi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo)”, 2014.
Noviandini, Nurul Citra. “ Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi
Kemudahan, Penggunaan, dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap
Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak di Yogyakarta.”, Jurnal
Nominal, Vol.1 No.1, 2012.
96
Nugroho, Dimas Andri Dwi, Siti Ragil Handayani dan Muhammad Saifi.
“Pengaruh Layanan Drop Box Dan E-Filing Terhadap Tingkat
Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan”,2014.
Ortax. “Tujuan, Jenis dan Jangka Waktu Pemeriksaan”, 2016. Artikel diakses
tanggal 20 Maret 2017, dari http://ortax.org//?mod=studi&page= show
&id=108
Pajak. “Pemeriksaan Pajak”, 2012. Artikel diakses pada tanggal 20 April 2017
dari http://www.pajak.go.id/content/pemeriksaan-pajak
Pandiangan, Liberty. “Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan”, PT
Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Pasal 2 Nomor 199/
PMK.03/2007 tentang Tujuan Pemeriksaan Pajak.
Pratama, Putra Nicola, Dwiatmanto dan Agusti, Rosalita Rachma. “Pengaruh
Inflasi, Pemeriksaan Pajak Dan Jumlah Wajib Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Malang Utara Periode 2010 Sampai 2014), 2016.
Pratami, Luh Putu Kania Asri Wahyuni, Ni Luh Gede Erni Sulindawati dan Made
Arie Wahyuni. “Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak
Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Singaraja. E-Jurnal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha, 2017.
Priantara, D. ”Perpajakan Indonesia edisi 2 Revisi”, Mitra Wacana Medika,
Jakarta, 2011.
Primerdo, Rizki Yuslam. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Penagihan Pajak
Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama
Surakarta)”, 2015.
Rahayu, Siti Kurnia. “Perpajkan Indonesia Konsep & Aspek Formal”, Graha
Ilmu, Yogyakarta. 2010.
Rahman, Abdul. “Panduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan Untuk
Karyawan, Pelaku Bisnis dan Perusahaan”, Nuansa, Bandung, 2010.
Resmi, Siti. “Perpajakan Teori dan Kasus”, edisi sembilan. Salemba Empat,
Jakarta, 2016.
Saputro, Hendro. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Formal Oleh Wajib Pajak Badan
97
(Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Samarinda)”, Jurnal
Ekonomia, 1(1), 2012.
Sesa, Eugenia Sareba, Vierly Ananta Upa dan Josephine K. Tjahjono. “Pengaruh
Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Penerapan e-Filing Terhadap
Kepatuhan Dalam Menyampaikan SPT Tahunan Di Kota Surabaya.”,
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol.4, No.1, Juni 2015.
Suandy, Erly. “Hukum Pajak”. Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Subadriyah. “Pengaruh Moderasi Tax Morale Terhadap Hubungan Variabel
Sosio Demografi dan tax Avoidance Pajak Penghasilan di KPP Pratama
Jepara”, 2013.
Suhendra, Euphrasia Susy. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan”,Jurnal
Ekonomi Bisnis No.1, Volume 15, April 2010.
Sumarsan, Thomas. “Tax Review Dan Strategi Perencanaan Pajak”, PT. Indeks,
Jakarta, 2015.
Suryadi. “Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib
Pajak Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu
Survey Di Wilayah Jawa Timur”, Jurnal Keungan Publik, Vol.4 No.1,
2006.
Suyanto. “ Pengaruh Pelayanan Fiskus Dan Tingkat Kesadaran Wajib Pajak
Terhadap Prilaku Penghindaran Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak Sebagai
Variabel Pemoderasi”, 2012.
Syabrina, Anisa, Rifa, Dandes dan Yunilma.”Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak,
Kesadaran Wajib Pajak dan Pelayanan Pajak Terhadap Kinerja
Penerimaan pajak”, 2013.
Waluyo. “Akuntansi Pajak”, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Wibisono, Lisa Tamara dan Agus Arianto Toly. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Wajib Pajak dalam Penggunaan E-Filing di
Surabaya”, Jurnal Tax & Accounting Review Universitas Kristen Petra,
Vol. 4, No.1, 2014.
Wijaya, Ibnu. “ Mengenal Penghindaraan Pajak, Tax Avoidance”. Diakses pada
tanggal 25 Juli 2016. www.pajak.go.id/content/article/mengenal-penghind
araan-pajak-atx-avoidance
Wijayanto, Andy. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak
(Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Prtama Surakarta)”, 2012.
98
Winata, Fenny. “ Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance
Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013”,
Tax & Accounting Review, Vol. 4, No. 1, 2014.
Wiyono, Adrianto Sugiarto. “Evaluasi Penerimaan Wajib Pajak terhadap
Penggunaan E-filling sebagai Sarana Pelaporan Pajak secara Online
dan Realtime”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No.2, 2008.
Wulandari, Rizki. “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak
Penghasilan Pada KPP Pratama”, Perbanas Review Vol.01, 2015.
Yeni, Rahma. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap
Peningkatan Penerimaan Pajak Yang Dimoderasi Oleh Pemeriksaan
Pajak Pada KPP Pratama Padang”, Universitas Negeri Padang, 2013.
Zain, Mohammad. “ Manajemen Perpajakan Edisi 3”, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta, 2008.
99
LAMPIRAN 1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENYEBARAN
KUESIONER
100
101
102
103
LAMPIRAN 2
SURAT KETERANGAN DARI KPP
104
105
106
107
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
108
KUESIONER
PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK,
PENGGUNAAN E-FILING, TAX AUDIT DAN TAX
AVOIDANCE TERHADAP PENERIMAAN PAJAK.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
109
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 31 Maret 2017
Kepada Yth. Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Jehan Astuti Febrianti Nim : 1113082000074 Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ VII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, Penggunaan E-filing, Tax Audit dan Tax Avoidance terhadap Penerimaan Pajak” .
Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 0838-7689-3772 atau email [email protected] . Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya ucapkan terimakasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya, Peneliti
(Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA, QIA, BKP) (Jehan Astuti Febrianti)
110
Nomor:........(diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ..........................................................
(boleh tidak diisi)
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Umur Responden : ≤ 20 th 26-30 th 36-40 th
21-25 th 31-35 th ≥ 40 th
Pendidikan Terakhir : SMA Sarjana (S1) Lainnya ………
Diploma Magister (S2)
Jenis Pekerjaan : PNS Wirausaha
Swasta Lainnya…….
Pengguna E-Filing : Ya Tidak
111
1. Kepatuhan Wajib Pajak
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan STS TS N S SS
Voluntary Tax Compliance
Saya membayar pajak.....
1. secara sukarela
2. tanpa berfikir untuk mengurangi jumlah yang harus dibayarkan
3. karena memang sudah merupakan kewajiban saya
4. meskipun tidak ada pemeriksaan pajak
5. untuk mendukung pembangunan dan kesejahteraan warga negara lainnya
6. karena saya ingin memberikan kontribusi ke setiap orang
7. karena hal yang wajar untuk dilakukan
8. karena kewajiban sebagai warga negara
9. meskipun ada pihak lain yang tidak melakukannya
10. karena yang saya lakukan merupakan hal yang benar
Enforced Tax Compliance
Saya membayar pajak...
11. karena saya merasa dipaksa untuk membayar pajak
12. karena seringkali dilakukan pemeriksaan pajak
13. meskipun sebenarnya saya tidak ingin membayar pajak
14. karena otoritas pajak sering melakukan audit
15. karena saya tahu saya akan diaudit
16. karena hukuman bagi yang menghindari pajak sangat berat
17. karena saya tidak tahu secara pasti bagaimana cara menghindari pajak tanpa menarik perhatian
18. setelah memiliki pemikiran bagaimana cara menghemat pajak secara legal
112
2. Variabel Penggunaan E-Filing
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
3. Variabel Tax Audit (Pemeriksaan Pajak)
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
29. Potensi dilakukannya deteksi terhadap wajib pajak
yang melakukan penghindaran pajak sangat tinggi.
30. Pembayar pajak yang jujur disebabkan karena
ancaman denda yang berat.
No. Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
19. Mekanisme pelaporan SPT melalui e-filing memiliki
keamanan data dapat terjamin.
20. Informasi tentang layanan e-filing mudah dipahami oleh wajib
pajak.
21. Pelaporan SPT secara e-filing dapat mengurangi penggunaan
kertas dalam pelaporan SPT pajak.
22. Dengan menggunakan e-filing dapat membantu mengurangi
biaya pelaporan SPT pajak.
23. Penggunaan e-filing dapat mengurangi kesalahan dalam
pengisian SPT.
24. Dengan menggunakan e-filing dapat mengurangi keterlambatan
dalam proses pelaporan SPT.
25. Penggunaan e-filing dapat meningkatkan kinerja pelaporan
pajak di tempat saya bekerja.
26. Program aplikasi pengisian data SPT elektronik (eSPT) mudah
dioperasikan.
27. Layanan tenaga ahli dalam sistem e-filing dapat membantu
wajib pajak dalam mengatasi masalah seputar e-filing.
28. Program/aplikasi yang digunakan dalam e-filing mudah
dipahami oleh wajib pajak.
113
31. Aparatur pajak bertindak adil terhadap para wajib
pajak.
32. Saya membayar pajak sesuai dengan aturan karena
saya ingin menjadi warga negara yang baik.
33. Melakukan kecurangan dalam membayar pajak
merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan.
Lanjutan Tax Audit (Pemeriksaan Pajak)
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Merespon (STM) 3= Netral (N) 5= Sangat Merspon
(SM)
2= Tidak Merespon (TM) 4= Mersepon (M)
No.
Pertanyaan SM M N TM STM
5 4 3 2 1
34. Sampai seberapa jauh auditor pajak dalam merespon
umpan balik yang diberikan oleh wajib pajak?
4. Variabel Tax Avoidance (Penghindaraan Pajak)
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
35. Sebagai wajib pajak Anda berani melakukan klaim atas
manfaat yang bukan menjadi hak milik Anda.
36. Jika Anda memiliki kesempatan untuk melakukan
kecurangan pajak, maka Anda akan melakukannya.
37. Anda berani berbohong dalam mengisi data perpajakan
demi kepentingan diri sendiri.
38. Anda berani menerima suap dalam menjalakan tugas.
39. Jika Anda memiliki kesempatan untuk menghindar dari
kewajiban membayar pajak melalui penggunaan dalil
hukum, maka Anda akan melakukannya.
40. Agama yang saya anut mengajarkan bahwa menghindar
dari kewajiban dalam membayar pajak merupakan
perbuatan tidak baik.
41. Usia wajib pajak dapat mempengaruhi upaya dalam
menghindari kewajiban membayar pajak.
114
42. Jenis kelamin dapat mempengaruhi wajib pajak dalam
upaya menghindari kewajiban membayar pajak.
43. Jurusan yang diambil wajib pajak pada saat kuliah
mempengaruhi upaya menghindari kewajiban membayar
pajak.
44. Kompetensi yang dimiliki wajib pajak dapat
mempengaruhi upaya menghindari kewajiban membayar
pajak.
45. Status pernikahan wajib pajak mempengaruhi upaya
menghindari kewajiban membayar pajak..
46. Pendapatan bersih bulanan wajib pajak dapat
mempengaruhi upaya menghindari kewajiban membayar
pajak.
47. Jumlah anak kandung yang dimiliki wajib pajak dapat
mempengaruhi upaya menghindari kewajiban membayar
pajak.
Lanjutan Tax Avoidance
Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Adil (STA) 3= Netral (N) 5= Sangat Adil (SA)
2= Tidak Adil (TA) 4= Adil (A)
No. Pertanyaan SA A N TA STA
5 4 3 2 1
48. Menurut pendapat Anda, seberapa adilkah system
perpajakan yang diterapkan selama ini.
Lanjutan Tax Avoidance
Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Menyukai Resiko (STR) 3= Netral (N) 5= Sangat
Menyukai Resiko (SMR) 2= Bukan Pengambil Resiko (BPR) 4=
Pengambil Resiko (PR)
No. Pertanyaan SMR PR N BPR STR
5 4 3 2 1
49. Berkenaan dengan risiko, saya termasuk tipe orang
yang …..
115
Lanjutan Tax Avoidance
Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Sering (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Sering (SS)
2= Tidak Sering (TS) 4= Sering(S)
No. Pertanyaan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
50. Dalam 12 bulan terakhir ini, seberapa seringkah Anda
menghadiri acara keagamaan?
51. Seberapa seringkah Anda dilibatkan dalam membuat
keputusan untuk penghitungan PPh 21?
Lanjutan Tax Avoidance
Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Menguasai (STM) 3= Netral (N) 5= Sangat
Menguasai (SM)
2= Tidak Menguasai (TM) 4= Menguasai (M)
No. Pertanyaan SM M N TM STM
5 4 3 2 1
52. Bagaimana penguasaan Anda tentang pengetahuan
hukum perpajakan.
Lanjutan Tax Avoidance
Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Memahami (STM) 3= Netral (N) 5= Sangat
Memahami (SM)
2= Tidak Memahami (TM) 4= Memahami (M)
No. Pertanyaan SM M N TM STM
5 4 3 2 1
53. Seberapa jauh Anda dapat memahami instruksi
pengisian SPT/e-SPT
Lanjutan Tax Avoidance
116
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Menginginkan (STM) 3= Netral (N) 5= Sangat Igin
(SI)
2= Tidak Menginginkan (TM) 4= Menginginkan (M)
No. Pernyataan SI M N TM STM
5 4 3 2 1
54. Seberapa jauh pengalaman Anda dalam menangani
perpajakan, terhadap keinginan klien untuk melakukan
penghindaraan pajak.
5. Penerimaan Pajak
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
55. Tarif pajak yang ditetapkan sudah sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
56. Semakin banyak wajib pajak maka penerimaan pajak akan
semakin besar.
57. Semakin disiplin wajib pajak dalam membayar pajak maka
penerimaan pajak akan meningkat.
58. Dengan menggunakan e-filing, prosedur pelaporan pajak
menjadi lebih mudah dibandingkan pelaporan secara
manual.
59. Pemeriksaan pajak secara efektif dan efisien dapat
meningkatkan penerimaan pajak.
60. Pemeriksaan pajak dapat meningkatkan realisasi
penerimaan pajak.
61. Penggunaan e-filing dapat meningkatkan realisasi pajak.
62. Kepatuhan wajib pajak dapat meningkatkan realisasi
pajak.
63. Bagi wajib pajak yang melakukan penghindaraan pajak
perlu dikenakan sanksi yang tegas.
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEPATUHAN WAJIB PAJAK
No. kp_1 kp_2 kp_3 kp_4 kp_5 kp_6 kp_7 kp_8 kp_9 kp_10 kp_11 kp_12 kp_13 kp_14 kp_15 kp_16 kp_17 kp_18
1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
2 3 2 5 3 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4
3 2 4 5 4 3 4 4 4 4 5 2 2 3 3 2 4 3 4
4 4 2 4 4 5 5 5 5 5 3 5 1 1 1 1 1 1 1
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1
6 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 1 3 3 4 3 4 2 2
7 4 3 4 5 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2
8 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1
9 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 1 3 1 3 4 4 3 3
10 3 3 3 3 5 4 3 3 4 4 1 3 3 3 4 4 4 4
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3
13 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 1 1 1
14 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3
16 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 2 2
17 1 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3
18 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4
19 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 1 2 2 2 4 5 2 4
20 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
22 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 3
23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4
24 4 3 4 3 5 3 4 4 1 4 1 3 2 3 3 4 3 1
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2
No. kp_1 kp_2 kp_3 kp_4 kp_5 kp_6 kp_7 kp_8 kp_9 kp_10 kp_11 kp_12 kp_13 kp_14 kp_15 kp_16 kp_17 kp_18
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3
27 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 1 2 2 1 3 4 5 3
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 4
29 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 2 2 2 2 4 4 4 4
30 3 4 4 4 5 5 4 5 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2
41 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2
42 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3
43 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2
44 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1
45 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
46 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 1 1 1 1 1 1 1 2
47 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 1 2 2 1 2 3 2 2
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1
49 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3
50 2 2 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3
51 5 3 5 3 5 5 3 5 4 5 2 2 2 2 3 3 2 2
No. kp_1 kp_2 kp_3 kp_4 kp_5 kp_6 kp_7 kp_8 kp_9 kp_10 kp_11 kp_12 kp_13 kp_14 kp_15 kp_16 kp_17 kp_18
52 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 1 1 3 3 2 5 5
53 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 4 4 4 4 3
54 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 3 2 3 3
55 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
56 3 4 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4
57 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 2
58 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 5
59 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3
60 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 1 4 2 2 2 2 2
61 4 3 4 4 4 2 3 4 1 4 2 3 2 3 2 3 3 3
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 4
63 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 2 2 2 2 2 1 2
64 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3
66 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 3 3 3 2 4 2 3
67 2 4 5 5 5 3 3 5 4 5 1 3 1 3 5 5 3 3
68 2 2 5 5 4 4 2 4 4 5 2 2 2 2 4 2 2 4
69 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2
70 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 3 3
71 5 4 5 5 4 3 4 5 3 4 1 1 1 3 3 2 2 3
72 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2
73 3 2 5 3 5 4 4 5 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2
75 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 2 2 2 4 2 3 2 2
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2
77 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3
No. kp_1 kp_2 kp_3 kp_4 kp_5 kp_6 kp_7 kp_8 kp_9 kp_10 kp_11 kp_12 kp_13 kp_14 kp_15 kp_16 kp_17 kp_18
78 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 3 2 3 2 3
79 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3
80 3 3 4 3 5 5 4 4 4 5 2 2 2 3 2 2 3 2
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4
82 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3
83 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 1 3 3 3 3 3
84 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3
85 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
86 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGGUNAAN E-FILING
No. Ef_1 Ef_2 Ef_3 Ef_4 Ef_5 Ef_6 Ef_7 Ef_8 Ef_9 Ef_10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3
3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 5 5 5 5 4 2 3 3 3 3
18 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
23 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
No. Ef_1 Ef_2 Ef_3 Ef_4 Ef_5 Ef_6 Ef_7 Ef_8 Ef_9 Ef_10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3
3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 5 5 5 5 4 2 3 3 3 3
18 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
23 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
24 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Ef_1 Ef_2 Ef_3 Ef_4 Ef_5 Ef_6 Ef_7 Ef_8 Ef_9 Ef_10
26 3 3 5 5 4 5 5 5 5 5
27 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2
28 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4
29 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4
30 4 4 5 5 3 3 3 4 4 2
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3
42 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
43 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
47 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4
48 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4
49 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3
50 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
51 3 5 5 5 3 5 5 3 3 5
No. Ef_1 Ef_2 Ef_3 Ef_4 Ef_5 Ef_6 Ef_7 Ef_8 Ef_9 Ef_10
52 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
56 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4
57 4 5 5 5 2 5 4 4 3 3
58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
60 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4
61 3 3 2 2 2 2 3 2 4 2
62 4 3 5 5 4 2 4 3 3 3
63 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 4 3 5 5 3 3 4 3 3 3
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
67 5 4 5 5 3 5 5 4 4 3
68 5 4 5 5 4 4 4 3 4 3
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
71 3 4 5 5 5 4 4 5 3 4
72 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4
73 3 3 5 5 3 3 5 3 3 3
74 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
75 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
77 4 4 5 5 4 5 3 5 4 4
No. Ef_1 Ef_2 Ef_3 Ef_4 Ef_5 Ef_6 Ef_7 Ef_8 Ef_9 Ef_10
78 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4
79 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3
80 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3
81 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
82 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5
83 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
84 4 3 5 5 3 3 4 4 5 4
85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
86 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PEMERIKSAAN PAJAK
No. Ap_1 Ap_2 Ap_3 Ap_4 Ap_5 Ap_6
1 4 1 4 4 4 4
2 4 4 2 3 4 4
3 4 3 3 5 5 3
4 4 3 5 4 5 4
5 5 2 2 5 5 4
6 3 3 3 4 4 4
7 4 5 5 4 4 3
8 4 4 5 5 5 4
9 2 2 2 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3
12 3 5 2 4 5 3
13 3 3 3 4 4 3
No. Ap_1 Ap_2 Ap_3 Ap_4 Ap_5 Ap_6
14 4 4 4 4 4 3
15 4 2 3 4 4 3
16 4 3 4 4 4 3
17 5 5 4 3 3 4
18 3 2 4 5 5 5
19 5 5 5 5 5 4
20 4 4 4 5 4 4
21 2 2 3 3 3 3
22 4 4 4 4 3 4
23 4 3 4 4 4 4
24 3 2 4 4 5 4
25 4 4 4 4 5 4
26 3 3 3 3 3 3
27 5 2 3 5 5 3
28 4 4 4 4 4 4
29 4 4 4 5 5 4
30 4 5 3 3 5 5
31 4 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 5 5 5
34 4 4 4 4 4 4
35 4 4 4 4 4 3
36 4 4 4 4 4 4
37 4 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 3
39 4 4 4 4 4 4
No. Ap_1 Ap_2 Ap_3 Ap_4 Ap_5 Ap_6
40 4 4 4 4 4 4
41 4 3 2 4 4 2
42 3 3 3 3 3 3
43 4 2 4 4 4 3
44 4 2 4 5 5 5
45 4 3 4 4 3 4
46 5 4 5 5 5 5
47 2 4 4 5 5 5
48 5 1 4 5 5 3
49 4 3 4 4 4 3
50 4 3 4 4 5 3
51 3 3 2 5 4 3
52 3 3 3 4 5 4
53 4 3 4 4 5 4
54 4 4 4 4 4 2
55 3 3 3 3 3 4
56 4 4 2 4 5 4
57 4 3 4 4 5 3
58 5 5 5 5 5 2
59 3 3 3 4 4 4
60 3 3 3 3 4 3
61 3 2 2 4 4 4
62 3 2 3 4 5 3
63 4 4 3 3 4 3
64 3 3 3 4 4 4
65 3 3 2 4 5 2
No. Ap_1 Ap_2 Ap_3 Ap_4 Ap_5 Ap_6
66 3 3 4 4 4 4
67 3 4 5 5 5 3
68 4 4 3 3 4 3
69 4 4 4 4 4 3
70 4 4 3 5 5 4
71 3 3 3 5 4 3
72 2 2 2 4 4 3
73 4 3 3 5 5 3
74 2 4 3 4 5 4
75 4 2 3 4 4 4
76 4 4 4 4 4 4
77 3 3 2 5 5 3
78 4 3 3 4 5 3
79 3 2 3 5 4 3
80 5 2 1 4 5 3
81 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 4 4
83 3 4 4 4 4 3
84 5 4 3 4 4 3
85 3 3 3 3 3 3
86 4 4 3 3 4 3
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGHINDARAN PAJAK
No. AV_1 AV_6 AV_7 AV_8 AV_9 AV_10 AV_11 AV_12 AV_13 AV_14 AV_15 AV_17 AV_18 AV_19 AV_20
1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4 4 4 2
2 1 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4
3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 4 3
4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 4 1 2 2 2 1
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 2 1 4 2 2 2
6 3 5 3 5 5 5 5 5 2 4 1 1 2 4 3
7 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 4 4 3 4 3
8 2 5 3 3 1 1 3 2 2 4 1 4 3 4 2
9 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 4 4 3 2 1 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2
13 3 5 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3
14 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 5 3 4 4 2
15 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3
16 4 1 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
17 2 5 4 4 4 5 5 3 3 3 3 5 3 2 3
18 2 5 4 1 1 1 2 1 1 4 1 2 2 3 4
19 1 5 5 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 4 2
20 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
21 3 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2
22 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 1 4
23 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4
24 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 1
No. AV_1 AV_6 AV_7 AV_8 AV_9 AV_10 AV_11 AV_12 AV_13 AV_14 AV_15 AV_17 AV_18 AV_19 AV_20
25 3 5 4 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 1
26 4 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3
27 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 3 4 2 4 2 2 2 2 3 3 1 3 4 3 3
29 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3
30 2 3 3 3 3 2 3 2 1 5 1 5 3 5 2
31 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
32 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
33 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4
34 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
35 5 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 4 4
36 5 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 4 3
37 5 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4
38 5 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 4 4
39 5 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4
40 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 4 4
41 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3
42 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
43 2 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 4
44 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 5 5
45 4 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 2 4 4 4
46 2 2 2 2 1 4 3 2 4 3 4 3 3 4 5
47 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3
48 5 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 4 4 4 3
49 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2
50 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
No. AV_1 AV_6 AV_7 AV_8 AV_9 AV_10 AV_11 AV_12 AV_13 AV_14 AV_15 AV_17 AV_18 AV_19 AV_20
51 1 5 5 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4
52 3 5 3 3 1 3 3 3 5 4 4 2 3 3 3
53 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
54 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 5 3 1 3 3
55 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 4 3 5 4 4
56 5 3 5 2 4 5 2 5 4 4 5 4 3 4 4
57 4 2 4 3 2 4 2 4 4 4 4 5 4 4 3
58 1 2 2 5 4 4 2 2 5 5 5 4 5 4 4
59 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 4 4
60 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4
61 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3
62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
63 3 5 1 1 3 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3
64 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2
65 2 5 1 1 3 1 2 1 1 3 2 4 4 4 3
66 3 4 4 3 3 3 3 2 2 5 2 3 3 4 3
67 4 5 2 2 2 2 2 2 5 2 2 4 3 4 3
68 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2
69 4 2 2 2 2 2 2 2 2 5 3 3 3 3 3
70 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 2 2 3 3
71 4 4 3 5 2 3 5 5 5 4 5 3 3 4 3
72 3 5 2 2 3 4 2 4 2 3 2 2 2 4 2
73 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3
74 3 4 3 2 1 3 4 4 4 4 3 1 3 4 1
75 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 5 3
76 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3
No. AV_1 AV_6 AV_7 AV_8 AV_9 AV_10 AV_11 AV_12 AV_13 AV_14 AV_15 AV_17 AV_18 AV_19 AV_20
77 4 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3
78 3 5 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 3
79 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3
80 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 1 3 3 2
81 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3
82 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 4 2 4 4 3
83 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 2 3 3
84 4 1 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 3
85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
86 3 5 5 1 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENERIMAAN PAJAK
No. PP_1 PP_2 PP_3 PP_4 PP_5 PP_6 PP_7 PP_8 PP_9
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 5 5 5 3 4 3 3 3 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 5
4 4 3 4 4 4 3 4 3 5
5 2 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 1 3 2 4 4 4 4 4 3
8 3 4 4 4 4 4 4 4 5
9 4 4 3 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 4 3 4 4 4 1
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 4 4 4 5 4 4 4 4 5
No. PP_1 PP_2 PP_3 PP_4 PP_5 PP_6 PP_7 PP_8 PP_9
13 3 3 3 4 3 3 4 3 4
14 3 4 4 4 4 4 4 4 5
15 4 4 3 3 4 3 4 4 3
16 4 4 4 4 4 4 3 3 3
17 5 5 5 3 3 5 3 4 5
18 4 4 5 5 4 3 3 4 5
19 4 5 5 5 5 5 5 5 5
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22 5 5 4 4 4 4 4 4 5
23 4 4 3 4 3 3 3 3 4
24 4 3 4 4 3 3 4 3 5
25 4 4 4 4 4 4 4 4 5
26 4 4 4 4 4 4 4 4 5
27 4 5 5 5 5 4 4 4 5
28 4 4 4 4 4 4 4 4 5
29 4 4 4 5 5 5 5 5 5
30 5 3 5 4 4 3 3 3 1
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5
No. PP_1 PP_2 PP_3 PP_4 PP_5 PP_6 PP_7 PP_8 PP_9
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 4 3 4 3 3 4 3 4 4
42 3 3 3 3 3 3 3 3 3
43 4 4 5 4 4 4 4 4 5
44 4 3 4 5 5 5 5 5 4
45 4 4 4 4 4 4 4 4 3
46 3 5 5 5 5 5 5 5 5
47 4 4 5 5 4 4 4 5 5
48 4 2 4 4 4 4 4 5 5
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4
50 3 3 3 4 4 4 4 4 4
51 3 4 4 5 5 5 5 2 3
52 4 4 4 4 3 3 3 4 4
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4
54 3 3 3 3 3 3 3 3 3
55 4 4 4 4 5 4 4 4 4
56 4 5 5 5 1 1 5 2 3
57 4 5 5 5 4 4 3 4 4
58 5 5 5 5 5 5 5 5 5
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4
60 3 3 4 4 4 4 3 4 3
61 3 4 4 3 4 2 3 3 3
62 4 3 3 3 3 3 3 3 3
63 4 4 4 5 4 4 4 4 4
64 3 4 4 4 4 4 4 4 4
No. PP_1 PP_2 PP_3 PP_4 PP_5 PP_6 PP_7 PP_8 PP_9
65 4 3 3 4 4 4 4 4 5
66 4 3 4 5 5 5 5 5 3
67 4 4 4 5 4 4 4 5 5
68 2 4 4 4 4 3 3 4 5
69 3 3 3 3 3 3 3 3 3
70 3 4 4 4 4 5 4 4 4
71 3 5 5 5 3 3 4 5 5
72 4 4 4 5 4 4 3 4 4
73 3 3 4 4 4 4 3 3 4
74 4 2 4 4 4 4 4 4 5
75 4 5 4 5 4 4 4 5 3
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4
77 3 4 5 5 5 4 4 4 5
78 3 3 4 4 4 4 4 4 5
79 3 4 5 4 4 4 3 5 3
80 2 5 4 5 5 4 4 4 4
81 4 4 4 5 4 4 4 4 4
82 4 4 4 5 4 4 4 4 4
83 3 3 4 5 3 3 4 4 3
84 4 5 5 4 4 4 3 4 4
85 3 3 3 3 3 3 3 3 3
86 5 5 5 4 4 4 4 4 4
LAMPIRAN 5
OUTPUT PENELITIAN
138
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepatuhan 86 25.0 90.0 59.070 8.0802
e-filing 86 25.0 50.0 40.000 5.6235
Tax audit 86 15.0 29.0 22.302 2.6660
Tax avoidance 86 28.0 65.0 46.279 6.7487
Penerimaan pajak 86 27.0 45.0 35.756 4.6271
Valid N (listwise) 86
139
Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Correlations
kp_1 kp_2 kp_3 kp_4 kp_5 kp_6 kp_7 kp_8 kp_9 kp_10 kp_11 kp_12 kp_13 kp_14 kp_15 kp_16 kp_17 kp_18 x1
kp_1 Pearson
Correlation 1 .568** .477** .521** .433** .501** .587** .538** .345** .433** -.257* -.325** -.309** -.218* -.278** -.271* -.330** -.353** .238*
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .017 .002 .004 .043 .009 .012 .002 .001 .027
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_2 Pearson
Correlation .568** 1 .516** .643** .398** .486** .558** .507** .457** .502** -.206 -.280** -.212* -.267* -.199 -.251* -.220* -.192 .326**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .057 .009 .050 .013 .067 .020 .042 .076 .002
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_3 Pearson
Correlation .477** .516** 1 .769** .658** .629** .566** .747** .464** .732** .012 -.138 -.131 -.041 -.026 -.080 -.083 -.162 .556**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .912 .208 .231 .711 .809 .464 .446 .135 .000
140
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_4 Pearson
Correlation .521** .643** .769** 1 .518** .571** .567** .670** .516** .606** -.053 -.193 -.171 -.169 -.068 -.172 -.126 -.149 .483**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .627 .077 .115 .119 .536 .113 .247 .172 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_5 Pearson
Correlation .433** .398** .658** .518** 1 .687** .511** .644** .343** .610** -.063 -.175 -.183 -.147 -.121 -.098 -.131 -.251* .419**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .567 .110 .092 .178 .268 .368 .228 .020 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_6 Pearson
Correlation .501** .486** .629** .571** .687** 1 .719** .656** .631** .629** .067 -.188 -.067 -.120 -.141 -.181 -.161 -.217* .502**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .542 .086 .537 .270 .197 .095 .138 .045 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
141
kp_7 Pearson
Correlation .587** .558** .566** .567** .511** .719** 1 .732** .564** .500** .015 -.146 -.151 -.144 -.207 -.146 -.232* -.300** .446**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .893 .182 .164 .187 .056 .179 .032 .005 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_8 Pearson
Correlation .538** .507** .747** .670** .644** .656** .732** 1 .510** .641** -.072 -.150 -.157 -.163 -.036 -.050 -.142 -.259* .516**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .513 .172 .148 .135 .741 .645 .192 .016 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_9 Pearson
Correlation .345** .457** .464** .516** .343** .631** .564** .510** 1 .509** .051 -.216* -.111 -.259* -.142 -.224* -.205 -.128 .358**
Sig. (2-
tailed) .001 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .642 .047 .308 .016 .191 .038 .058 .242 .001
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_10 Pearson
Correlation .433** .502** .732** .606** .610** .629** .500** .641** .509** 1 -.068 -.050 -.043 -.012 .023 -.004 -.040 -.084 .562**
142
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .536 .649 .692 .916 .835 .967 .717 .440 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_11 Pearson
Correlation -.257* -.206 .012 -.053 -.063 .067 .015 -.072 .051 -.068 1 .585** .692** .535** .414** .370** .459** .414** .516**
Sig. (2-
tailed) .017 .057 .912 .627 .567 .542 .893 .513 .642 .536 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_12 Pearson
Correlation
-
.325** -.280** -.138 -.193 -.175 -.188 -.146 -.150 -.216* -.050 .585** 1 .737** .731** .722** .613** .660** .465** .532**
Sig. (2-
tailed) .002 .009 .208 .077 .110 .086 .182 .172 .047 .649 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85
kp_13 Pearson
Correlation
-
.309** -.212* -.131 -.171 -.183 -.067 -.151 -.157 -.111 -.043 .692** .737** 1 .676** .607** .566** .590** .491** .538**
Sig. (2-
tailed) .004 .050 .231 .115 .092 .537 .164 .148 .308 .692 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
143
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_14 Pearson
Correlation -.218* -.267* -.041 -.169 -.147 -.120 -.144 -.163 -.259* -.012 .535** .731** .676** 1 .761** .678** .700** .578** .588**
Sig. (2-
tailed) .043 .013 .711 .119 .178 .270 .187 .135 .016 .916 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_15 Pearson
Correlation
-
.278** -.199 -.026 -.068 -.121 -.141 -.207 -.036 -.142 .023 .414** .722** .607** .761** 1 .725** .749** .617** .617**
Sig. (2-
tailed) .009 .067 .809 .536 .268 .197 .056 .741 .191 .835 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_16 Pearson
Correlation -.271* -.251* -.080 -.172 -.098 -.181 -.146 -.050 -.224* -.004 .370** .613** .566** .678** .725** 1 .687** .638** .546**
Sig. (2-
tailed) .012 .020 .464 .113 .368 .095 .179 .645 .038 .967 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
144
kp_17 Pearson
Correlation
-
.330** -.220* -.083 -.126 -.131 -.161 -.232* -.142 -.205 -.040 .459** .660** .590** .700** .749** .687** 1 .710** .566**
Sig. (2-
tailed) .002 .042 .446 .247 .228 .138 .032 .192 .058 .717 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
kp_18 Pearson
Correlation
-
.353** -.192 -.162 -.149 -.251* -.217*
-
.300** -.259* -.128 -.084 .414** .465** .491** .578** .617** .638** .710** 1 .439**
Sig. (2-
tailed) .001 .076 .135 .172 .020 .045 .005 .016 .242 .440 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
x1 Pearson
Correlation .238* .326** .556** .483** .419** .502** .446** .516** .358** .562** .516** .532** .538** .588** .617** .546** .566** .439** 1
Sig. (2-
tailed) .027 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 85 86 86 86 86 86 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
145
Hasil Uji Validitas Variabel Penggunaan E-Filing
Correlations
Ef_1 Ef_2 Ef_3 Ef_4 Ef_5 Ef_6 Ef_7 Ef_8 Ef_9 Ef_10 x2
Ef_1 Pearson Correlation 1 .734**
.517**
.521**
.525**
.448**
.502**
.492**
.549**
.442**
.718**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_2 Pearson Correlation .734**
1 .545**
.521**
.538**
.587**
.566**
.569**
.541**
.634**
.788**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_3 Pearson Correlation .517**
.545**
1 .893**
.465**
.486**
.589**
.531**
.430**
.479**
.750**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_4 Pearson Correlation .521**
.521**
.893**
1 .442**
.549**
.590**
.531**
.432**
.496**
.756**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_5 Pearson Correlation .525**
.538**
.465**
.442**
1 .551**
.557**
.617**
.549**
.681**
.762**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_6 Pearson Correlation .448**
.587**
.486**
.549**
.551**
1 .716**
.725**
.541**
.705**
.811**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_7 Pearson Correlation .502**
.566**
.589**
.590**
.557**
.716**
1 .643**
.585**
.703**
.822**
146
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_8 Pearson Correlation .492**
.569**
.531**
.531**
.617**
.725**
.643**
1 .700**
.742**
.839**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_9 Pearson Correlation .549**
.541**
.430**
.432**
.549**
.541**
.585**
.700**
1 .647**
.762**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Ef_10 Pearson Correlation .442**
.634**
.479**
.496**
.681**
.705**
.703**
.742**
.647**
1 .841**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
x2 Pearson Correlation .718**
.788**
.750**
.756**
.762**
.811**
.822**
.839**
.762**
.841**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
147
Hasil Uji Validitas Variabel Pemeriksaan Pajak
Correlations
Ap_1 Ap_2 Ap_3 Ap_4 Ap_5 Ap_6 x3
Ap_1 Pearson Correlation 1 .245* .329
** .242
* .248
* .060 .604
**
Sig. (2-tailed) .023 .002 .025 .022 .586 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
Ap_2 Pearson Correlation .245* 1 .365
** -.057 .027 .125 .558
**
Sig. (2-tailed) .023 .001 .604 .806 .250 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
Ap_3 Pearson Correlation .329**
.365**
1 .259* .091 .285
** .702
**
Sig. (2-tailed) .002 .001 .016 .402 .008 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
Ap_4 Pearson Correlation .242* -.057 .259
* 1 .641
** .179 .581
**
Sig. (2-tailed) .025 .604 .016 .000 .100 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
Ap_5 Pearson Correlation .248* .027 .091 .641
** 1 .177 .560
**
Sig. (2-tailed) .022 .806 .402 .000 .103 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
148
Ap_6 Pearson Correlation .060 .125 .285**
.179 .177 1 .502**
Sig. (2-tailed) .586 .250 .008 .100 .103 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
x3 Pearson Correlation .604**
.558**
.702**
.581**
.560**
.502**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Variabel Penghindaran Pajak
Correlations
AV_1 AV_6 AV_7 AV_8 AV_9 AV_10 AV_11 AV_12 AV_13 AV_14 AV_15 AV_17 AV_18 AV_19 AV_20 x4
AV_1 Pearson Correlation 1 -.151 -.074 -.032 -.124 .089 -.003 .160 .008 .038 .197 .060 .189 -.001 .116 .224*
Sig. (2-tailed) .164 .496 .772 .254 .415 .978 .140 .939 .727 .069 .582 .081 .990 .288 .038
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_6 Pearson Correlation -.151 1 .262* .096 .128 .025 .158 .085 -.025 .165 -.230
* -.023 -.134 .095 -.115 .223
*
Sig. (2-tailed) .164 .015 .381 .240 .818 .147 .439 .818 .130 .033 .836 .218 .383 .292 .039
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
149
AV_7 Pearson Correlation -.074 .262* 1 .538
** .493
** .469
** .520
** .544
** .349
** .147 -.031 .047 -.160 -.004 .051 .634
**
Sig. (2-tailed) .496 .015 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .177 .775 .666 .142 .974 .643 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_8 Pearson Correlation -.032 .096 .538**
1 .581**
.508**
.656**
.555**
.487**
.002 -.006 -.005 -.166 -.177 .001 .629**
Sig. (2-tailed) .772 .381 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .986 .954 .963 .126 .103 .995 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_9 Pearson Correlation -.124 .128 .493**
.581**
1 .635**
.519**
.542**
.331**
.016 -.056 .144 .003 -.060 .186 .654**
Sig. (2-tailed) .254 .240 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .884 .612 .186 .978 .586 .086 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_10 Pearson Correlation .089 .025 .469**
.508**
.635**
1 .581**
.725**
.535**
-.041 .147 .047 -.002 -.120 .135 .718**
Sig. (2-tailed) .415 .818 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .710 .176 .666 .982 .270 .217 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_11 Pearson Correlation -.003 .158 .520**
.656**
.519**
.581**
1 .668**
.509**
-.013 -.053 .082 -.155 -.132 -.013 .666**
Sig. (2-tailed) .978 .147 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .903 .625 .454 .153 .226 .902 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_12 Pearson Correlation .160 .085 .544**
.555**
.542**
.725**
.668**
1 .598**
.014 .108 -.128 -.057 -.061 -.026 .726**
Sig. (2-tailed) .140 .439 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .895 .324 .242 .605 .575 .809 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
150
AV_13 Pearson Correlation .008 -.025 .349**
.487**
.331**
.535**
.509**
.598**
1 -.049 .170 .068 .107 -.116 .004 .606**
Sig. (2-tailed) .939 .818 .001 .000 .002 .000 .000 .000 .653 .117 .534 .327 .290 .969 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_14 Pearson Correlation .038 .165 .147 .002 .016 -.041 -.013 .014 -.049 1 .051 .095 .117 .244* .179 .249
*
Sig. (2-tailed) .727 .130 .177 .986 .884 .710 .903 .895 .653 .641 .385 .283 .024 .100 .021
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_15 Pearson Correlation .197 -.230* -.031 -.006 -.056 .147 -.053 .108 .170 .051 1 .205 .260
* .235
* .318
** .322
**
Sig. (2-tailed) .069 .033 .775 .954 .612 .176 .625 .324 .117 .641 .058 .016 .030 .003 .002
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_17 Pearson Correlation .060 -.023 .047 -.005 .144 .047 .082 -.128 .068 .095 .205 1 .368**
.324**
.200 .336**
Sig. (2-tailed) .582 .836 .666 .963 .186 .666 .454 .242 .534 .385 .058 .000 .002 .064 .002
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_18 Pearson Correlation .189 -.134 -.160 -.166 .003 -.002 -.155 -.057 .107 .117 .260* .368
** 1 .451
** .241
* .248
*
Sig. (2-tailed) .081 .218 .142 .126 .978 .982 .153 .605 .327 .283 .016 .000 .000 .026 .021
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
AV_19 Pearson Correlation -.001 .095 -.004 -.177 -.060 -.120 -.132 -.061 -.116 .244* .235
* .324
** .451
** 1 .199 .215
*
Sig. (2-tailed) .990 .383 .974 .103 .586 .270 .226 .575 .290 .024 .030 .002 .000 .067 .046
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
151
AV_20 Pearson Correlation .116 -.115 .051 .001 .186 .135 -.013 -.026 .004 .179 .318**
.200 .241* .199 1 .326
**
Sig. (2-tailed) .288 .292 .643 .995 .086 .217 .902 .809 .969 .100 .003 .064 .026 .067 .002
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
x4 Pearson Correlation .224* .223
* .634
** .629
** .654
** .718
** .666
** .726
** .606
** .249
* .322
** .336
** .248
* .215
* .326
** 1
Sig. (2-tailed) .038 .039 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .002 .002 .021 .046 .002
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
152
Hasil Uji Validitas Variabel Penerimaan Pajak
Correlations
PP_1 PP_2 PP_3 PP_4 PP_5 PP_6 PP_7 PP_8 PP_9 y
PP_1 Pearson Correlation 1 .392**
.497**
.192 .200 .283**
.273* .264
* .226
* .534
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .077 .065 .008 .011 .014 .036 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
PP_2 Pearson Correlation .392**
1 .636**
.435**
.321**
.297**
.335**
.342**
.279**
.641**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .006 .002 .001 .009 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
PP_3 Pearson Correlation .497**
.636**
1 .546**
.414**
.340**
.332**
.438**
.439**
.736**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .002 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
PP_4 Pearson Correlation .192 .435**
.546**
1 .527**
.465**
.656**
.551**
.376**
.739**
Sig. (2-tailed) .077 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
PP_5 Pearson Correlation .200 .321**
.414**
.527**
1 .773**
.545**
.604**
.405**
.753**
Sig. (2-tailed) .065 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
PP_6 Pearson Correlation .283**
.297**
.340**
.465**
.773**
1 .574**
.684**
.397**
.759**
Sig. (2-tailed) .008 .006 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
PP_7 Pearson Correlation .273* .335
** .332
** .656
** .545
** .574
** 1 .520
** .389
** .721
**
Sig. (2-tailed) .011 .002 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
153
PP_8 Pearson Correlation .264* .342
** .438
** .551
** .604
** .684
** .520
** 1 .477
** .770
**
Sig. (2-tailed) .014 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
PP_9 Pearson Correlation .226* .279
** .439
** .376
** .405
** .397
** .389
** .477
** 1 .656
**
Sig. (2-tailed) .036 .009 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
y Pearson Correlation .534**
.641**
.736**
.739**
.753**
.759**
.721**
.770**
.656**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
154
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 85 98.8
Excludeda 1 1.2
Total
86 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.729 19
155
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
kp_1 3.647 .9965 85
kp_2 3.635 .8977 85
kp_3 4.188 .7154 85
kp_4 3.976 .7864 85
kp_5 4.165 .9109 85
kp_6 3.929 .7836 85
kp_7 3.918 .7434 85
kp_8 4.200 .6866 85
kp_9 3.776 .8074 85
kp_10 4.106 .7241 85
kp_11 2.129 1.0555 85
kp_12 2.353 1.0432 85
kp_13 2.141 .9405 85
kp_14 2.471 1.0756 85
kp_15 2.553 1.0966 85
kp_16 2.718 1.1813 85
kp_17 2.471 1.0866 85
kp_18 2.659 1.0862 85
x1 59.035 8.1218 85
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
kp_1 114.424 257.176 .178 .726
kp_2 114.435 255.034 .279 .723
kp_3 113.882 251.391 .527 .717
kp_4 114.094 252.134 .444 .718
kp_5 113.906 252.324 .370 .719
kp_6 114.141 251.694 .464 .718
kp_7 114.153 253.631 .408 .720
kp_8 113.871 252.781 .486 .718
kp_9 114.294 255.139 .313 .722
kp_10 113.965 251.154 .530 .716
kp_11 115.941 247.318 .465 .714
kp_12 115.718 246.896 .484 .713
kp_13 115.929 248.328 .494 .714
kp_14 115.600 244.505 .541 .710
156
kp_15 115.518 242.943 .576 .708
kp_16 115.353 244.303 .492 .711
kp_17 115.600 244.957 .521 .711
kp_18 115.412 249.555 .382 .717
x1 59.035 65.963 1.000 .806
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
118.071 263.852 16.2435 19
Hasil Uji Reliabilitas Variabel E-Filing
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 86 100.0
Excludeda 0 .0
Total 86 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.780 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Ef_1 4.000 .6325 86
Ef_2 3.965 .6588 86
Ef_3 4.291 .6837 86
Ef_4 4.279 .7138 86
Ef_5 3.837 .7801 86
Ef_6 3.988 .7896 86
Ef_7 4.047 .6670 86
157
Ef_8 3.953 .7180 86
Ef_9 3.849 .7115 86
Ef_10 3.791 .7988 86
x2 40.000 5.6235 86
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Ef_1 76.000 116.682 .689 .765
Ef_2 76.035 115.258 .764 .761
Ef_3 75.709 115.432 .721 .762
Ef_4 75.721 114.862 .727 .760
Ef_5 76.163 113.738 .730 .758
Ef_6 76.012 112.718 .785 .755
Ef_7 75.953 114.610 .801 .759
Ef_8 76.047 113.457 .819 .756
Ef_9 76.151 114.812 .733 .760
Ef_10 76.209 112.026 .818 .753
x2 40.000 31.624 1.000 .930
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
80.000 126.494 11.2470 11
158
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemeriksaan Pajak
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 86 100.0
Excludeda 0 .0
Total 86 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.732 7
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Ap_1 3.698 .7368 86
Ap_2 3.314 .9237 86
Ap_3 3.453 .8631 86
Ap_4 4.070 .6470 86
Ap_5 4.244 .6675 86
Ap_6 3.523 .6983 86
x3 22.302 2.6660 86
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Ap_1 40.907 24.227 .505 .702
Ap_2 41.291 23.785 .421 .708
Ap_3 41.151 22.718 .604 .679
Ap_4 40.535 24.840 .492 .708
Ap_5 40.360 24.892 .464 .710
Ap_6 41.081 25.182 .394 .718
x3 22.302 7.108 1.000 .610
159
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
44.605 28.430 5.3320 7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penghindaran Pajak
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 86 100.0
Excludeda 0 .0
Total 86 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
AV_1 3.209 1.1284 86
AV_6 3.581 1.2026 86
AV_7 3.023 1.0401 86
AV_8 2.849 1.0794 86
AV_9 2.733 1.0224 86
AV_10 2.930 .9676 86
AV_11 2.849 .9643 86
AV_12 3.000 1.0404 86
AV_13 2.953 1.0393 86
AV_14 3.395 .7863 86
AV_15 2.953 1.0506 86
AV_17 2.965 .9756 86
AV_18 3.140 .7995 86
AV_19 3.616 .7383 86
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.714 16
160
AV_20 3.081 .8570 86
x4 46.279 6.7487 86
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
AV_1 89.349 176.630 .143 .714
AV_6 88.977 176.376 .136 .715
AV_7 89.535 165.452 .585 .689
AV_8 89.709 165.009 .577 .688
AV_9 89.826 165.181 .607 .688
AV_10 89.628 164.354 .681 .685
AV_11 89.709 165.762 .624 .688
AV_12 89.558 162.885 .686 .683
AV_13 89.605 166.265 .553 .691
AV_14 89.163 177.503 .194 .712
AV_15 89.605 174.148 .250 .708
AV_17 89.593 174.291 .269 .707
AV_18 89.419 177.470 .191 .712
AV_19 88.942 178.432 .162 .713
AV_20 89.477 175.382 .267 .708
x4 46.279 45.545 1.000 .727
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
92.558 182.179 13.4974 16
161
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penerimaan Pajak
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 86 100.0
Excludeda 0 .0
Total 86 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.769 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PP_1 3.779 .7731 86
PP_2 3.930 .7637 86
PP_3 4.081 .6897 86
PP_4 4.186 .6776 86
PP_5 3.965 .7104 86
PP_6 3.884 .7423 86
PP_7 3.884 .6583 86
PP_8 3.965 .7104 86
PP_9 4.081 .9103 86
y 35.756 4.6271 86
162
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PP_1 67.733 78.598 .470 .756
PP_2 67.581 77.164 .588 .749
PP_3 67.430 76.719 .699 .746
PP_4 67.326 76.834 .703 .746
PP_5 67.547 76.251 .716 .744
PP_6 67.628 75.766 .722 .742
PP_7 67.628 77.295 .684 .748
PP_8 67.547 76.015 .736 .743
PP_9 67.430 75.424 .594 .744
y 35.756 21.410 1.000 .866
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
71.512 85.641 9.2542 10
Hasil Uji Asumsi Klasik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 7.600 4.811 1.580 .118
x1 .012 .048 .022 .256 .799 .987 1.014
x2 .362 .086 .440 4.226 .000 .650 1.538
x3 .465 .179 .268 2.597 .011 .664 1.507
x4 .056 .059 .081 .954 .343 .967 1.034
a. Dependent Variable: y
163
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas
164
Hasil Uji Regresi Berganda
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 x4, x1, x3, x2b . Enter
a. Dependent Variable: y
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .655a .429 .401 3.5815 1.817
a. Predictors: (Constant), x4, x1, x3, x2
b. Dependent Variable: y
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 780.864 4 195.216 15.219 .000b
Residual 1039.008 81 12.827
Total 1819.872 85
a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), x4, x1, x3, x2
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) x1 x2 x3 x4
1 1 4.950 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .019 15.937 .00 .47 .18 .09 .02
3 .018 16.426 .00 .18 .04 .01 .79
4 .008 25.487 .13 .07 .73 .42 .06
5 .005 32.422 .86 .28 .06 .48 .13
a. Dependent Variable: y
165
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 28.418 42.478 35.756 3.0309 86
Residual -8.8034 8.8316 .0000 3.4962 86
Std. Predicted Value -2.421 2.218 .000 1.000 86
Std. Residual -2.458 2.466 .000 .976 86
a. Dependent Variable: y