e apresiasi inovasi.doc
DESCRIPTION
apresiasi inovasiTRANSCRIPT
BAB
APRESIASI INOVASI
E.1 UMUM
Setelah Konsultan mempelajari secara mendalam materi
Kerangka Acuan Kerja yang diberikan oleh pemberi kerja
sudah cukup jelas menggambarkan lingkup tugas yang harus
dikerjakan oleh konsultan dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I pada
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PERENCANAAN DAN
PROGRAM, SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI
SERAYU OPAK.
Sebagai apresiasi dan inovasi konsultan, maka ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut
E.2 PENGERTIAN ISTILAH
Untuk menyamakan persepsi dan menghindari pandangan /
pengertian yang berbeda dari semua pihak yang terkait pada
beberapa istilah yang dipakai dalam kajian PENGELOLAAN
ASET IRIGASI TAHAP I, adalah sebagai berikut ;
1) Jaringan irigasi teknis jaringan irigasi yang mempunyai
fasilitas saluran dan bangunan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis sehingga pelayanan
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 1PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
pemberian air dapat diatur dan diukur sesuai kebutuhan
(SNI OPERASI IRIGASI)
2) Operasi jaringan irigasi adalah usaha mengoptimalkan
fungsi jaringari irigasi supaya dapat dicapai target
pelayanan kepada masyarakat pengguna (SNI OPERASI
IRIGASI)
3) Pengoperasian suatu jaringan irigasi adalah suatu
proses memfungsikan dan mengoptimalkan suatu daerah
irigasi mulai dari bangunan utama, jaringan primer,
sekunder dan tersier ke lahan usaha tani (SNI OPERASI
IRIGASI)
4) Pelaksanaan operasi adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk pencapaian sasaran agar rencana operasi
dapat dimaksimalkan dan dapat dilaksanakan
5) Daerah potensial adalah daerah yang mempunyai
kemungkinan dapat dikembangkan menjadi daerah irigasi/
pertanian baik berupa lahan sawah tadah hujan maupun
daerah tegalan
6) Daerah irigasi total/brutto adalah daerah proyek
dikurangi dengan perkampungan dan tanah-tanah yang
dipakai untuk mendirikan bangunan, daerah yang tak
diairi, rawa-rawa dan daerah yang tidak akan
dikernbangkan untuk irigasi
7) Daerah Irigasi netto/bersih adalah daerah total yang bisa
diairi dikurangi dengan luasan saluran-saluran irigasi dan
pembuang (primer, sekunder, tersier dan kuarter) jalan
inspeksi, jalan sawah dan tanggul saluran
8) Areal tanam adalah lahan yang dapat dilayani/diairi oleh
jaringan irigasi
9) Pola tanam adalah susunan rencana penanaman berbagai
jenis tanaman selama satu tahun yang diusulkan oleh IP3A
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 2PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
dan atau forum koordinasi dan ditetapkan oleh komisi
irigasi/bupati/walikota
10) Jadwal tanam adalah suatu rencana pengaturan pola
tanam sekurang-kurangnya tiga bulan sebelum musim
tanarn dimulai
11) Debit yang dibutuhkan adalah ; debit yang dibutuhkan
untuk mengairi suatu luasan daerah tertentu dan
digunakan untuk rnembuat pola tanarn dan jadwal tanam
12) Debit andalan adalah debit perhitungan ketersediaan air
berdasarkan probabilitas 80% terjadinya debit sungai
13) Prosedur operasi adalah suatu urutan kegiatan dalam
pengelolaan debit air yang tersedia disesuaikan dengan
tata tanam global yang diuraikan dengan pelaksanaan
operasi.
14) Kebutuhan air tanaman ditingkat usaha tani adalah
kebutuhan air pokok suatu jenis tana man dipetak sawah
15) Kebutuhan air tanaman ditingkat usaha tani adalah
kebutuhan air pokok suatu jenis tana man dipetak sawah
16) Kebutuhan air di pintu tersier adalah kebutuhan air
ditingkat usaha tani ditambah kehilangan air di tingkat
petak tersier (farm losses), besarnya kehilangan air,
biasanya diperkirakan sebesar ± 25%
17) Kebutuhan air di pintu utama (bendung) adalah
jumlah kebutuhan air irigasi di pintu tersier ditambah
kehilangan air irigasi di jaringan utama diperkirakan
sebesar 10-20% (tergantung jenis tanah, kualitas
konstruksi, panjang saluran dan lain-lain)
18) Faktor K-utama adalah perbandingan antara debit air
yang tersedia di bendung dengan debit yang diperlukan
19) Sistim atau cara golongan adalah suatu sistim atau cara
pembagian atau pemberian air guna mendapatkan areal
tanam yang seluas-luasnya dan debit yang tersedia,
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 3PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
dengan cara pembagian luas areal tanam pada suatu
daerah irigasi dengan mulai awat tanam yang tidak
bersamaan untuk mengurangi debit puncak
20) Golongan vertikal adalah cara pernberian air secara
bersarnaan dalam satu petak tersier dari hulu ke hilir,
untuk petak tersier yang lain terdapat tenggang waktu,
biasanya (15-30) hari
21) Golongan horisontal adalah cara pemberian air secara
bersamaan dimulai dan bagian hulu dan petak tersier yang
berlainan dan diteruskan ke bagian hilir di masing-masing
petak tersier
22) Golongan tersebar adalah cara pemberian air secara
bersamaan untuk petak tersier yang telah ditentukan dan
rnenyebar pada daerah yanq luas atau pada petak-petak
tersier yang berbeda
23) Komisi irigasi adalah lembaga koordinasi dan
komunikasi antara Pemerintah Kabupaten/Kota,
perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi,
pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya, dan unsur
masyarakat yang berkepentingan dalam pengelolaan
irigasi yaitu wakil lembaga swadaya masyarakat wakil
perguruan tinggi dan wakil pemerhati irigasi lainnya, pada
wilayah kerja Kabupaten/Kota yang bersangkutan
24) Forum koordinasi daerah irigasi adalah wadah
konsultasi dan komunikasi dari dan antar perkumpulan
petani pemakai air, petugas pemerintah daerah, serta
pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya dalam rangka
pengelolaan irigasi pada satu atau sebagian daerah irigasi
yang jaringan utamanya berfungsi multiguna, serta
dibentuk atas dasar kebutuhan dan kepentingan bersama
25) Pemeliharaan jaringan irigasi adalah usaha
melestarikan saluran dan bangunan-bangunan irigasi
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 4PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
supaya dapat berfungsi selama mungkin, sesuai denqan
jangka masa pelayanan yang direncanakan
26) Jaringan irigasi teknis adalah jaringan irigasi yang
mempunyai fasilitas saluran dan bangunan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis, sehingga
pelayanan pemberian air dapat diatur dan diukur sesuai
kebutuhan dan tepat
27) Pengamanan dan pencegahan adalah usaha untuk
menjaga kondisi dan atau fungsi jaringan serta hal-hal lain
yang dapat mengakibatkan rusaknya jaringan
28) Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan
kondisi dan fungsi jaringan yang dilaksanakan setiap
waktu
29) Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan
kondisi dan fungsi jaringan yang dilaksanakan secara
berkala
30) Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi
dan fungsi saluran dan atau bangunanbangunan irigasi
31) Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan
rnaksud agar saluran dan bangunan sementara dapat
segera berfungsi
32) Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk
mengembalikan kondisi dan fungsi jaringan secara
permanen
33) Penggantian adalah usaha untuk mengganti
seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan
peralatan jaringan irigasi
34) Perencanaan Pemeliharaan adalah suatu proses
rancangan sebelum pelaksanaan pemeliharaan dimulai,
kegiatan tersebut meliputi inspeksi, survai dan desain
serta penyusunan program
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 5PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
35) Normalisasi profil saluran adalah suatu kegiatan
perbaikan untuk mengembalikan bentuk profil saluran
seperti semula
39) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem ini
diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk ; (1)
Akuisisi dan verifikasi data, (2) Kompilasi data, (3)
Penyimpanan data, (4) Perubahan dan up-dating data, (5)
Manajemen dan pertukaran data, (6) Pemanggilan dan
presentasi data, dan (7) Analisa data
E.3 PENGELOLAAN IRIGASI BERDASARKAN UU NO 7
TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 2006
TENTANG IRIGASI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006
tentang Irigasi, wewenang dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengembangan
dan pengelolaan sistem irigasi adalah sebagai berikut ;
E.3.1Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat berwenang dan bertanggung jawab
penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengembangan
dan pengelolaan sistem irigasi, meliputi ;
a. Menetapkan kebijakan nasional pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 6PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
b. Menetapkan status daerah irigasi yang sudah dibangun
dengan melibatkan pemerintah daerah yang terkait
c. Melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi lintas propinsi, daerah irigasi
lintas Negara, dan daerah irigasi strategis nasional
d. Melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3.000
ha atau pada daerah irigasi lintas propinsi, daerah irigasi
lintas negara, dan daerah irigasi strategis nasional
e. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antara propinsi dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
f. Menetapkan norma, standar, kriteria dan pedoman
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
g. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pada
daerah irigasi lintas propinsi, daerah irigasi lintas negara
dan daerah irigasi strategis nasional
h. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada
daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3.000 ha atau pada
daerah irigasi lintas propinsi, daerah irigasi lintas negara,
dan daerah irigasi strategis nasional
i. Memberikan rekomendasi teknis kepada pemerintah
kabupaten / kota atas penggunaan dan pengusahaan air
tanah untuk irigasi yang diambil dari cekungan air tanah
lintas propinsi dan cekungan air tanah lintas negara
j. Memberikan bantuan teknis dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi kepada pemerintah propinsi dan
pemerintah kabupaten / kota
k. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 7PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
menjadi tanggung jawab masyarakat petani atas
permintaannya berdasarkan prinsip kemandirian, dan ;
l. Memberikan izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan
dan / atau pembongkaran bangunan dan / atau saluran
irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam
daerah irigasi lintas propinsi, daerah irigasi lintas negara,
dan daerah irigasi startegis nasional
E.3.2Pemerintah Propinsi
Pemerintah Propinsi berwenang dan bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi, meliputi ;
a. Menetapkan kebijakan propinsi dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi diwilayahnya berdasarkan
kebijakan nasional dengan mempertimbangkan
kepentingan propinsi sekitarnya
b. Melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi lintas kabupaten / kota
c. Melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1.000 ha
sampai dengan 3.000 ha atau pada daerah irigasi yang
bersifat lintas kabupaten/ kota
d. Memberikan rekomendasi teknis kepada pemerintah
kabupaten/ kota atas penggunaan dan pengusahaan air
tanah untuk irigasi yang diambil dari cekungan air tanah
lintas kabupaten/kota untuk irigasi
e. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar kabupaten /
kota dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 8PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
f. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pada
daerah irigasi lintas kabupaten / kota
g. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada
daerah irigasi yang luasnya 1.000 ha sampai dengan 3.000
ha atau pada daerah irigasi lintas kabupaten / kota
h. Memberikan bantuan teknis dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi kepada pemerintah kabupaten /
kota
i. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang
menjadi tanggung jawab masyarakat petani atas
permintaannya berdasarkan prinsip kemandirian,
j. Membentuk komisi irigasi propinsi
k. Bekerja sama dengan pemerintah propinsi yang terkait
dapat membentuk komisi irigasi antar propinsi, dan ;
l. Memberikan izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan
dan/ atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi
pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah
irigasi lintas kabupaten/kota
E.3.3Pemerintah Kabupaten / Kota
Pemerintah Kabupaten / Kota berwenang dan bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi, meliputi ;
a. Menetapkan kebijakan Kabupaten / Kota dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi berdasarkan
kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
nasional dan propinsi dengan memperhatikan kepentingan
kabupaten / kota sekitarnya
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 9PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
b. Melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi lintas kabupaten / kota
c. Melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi dalam satu kabupaten / kota
yang luasnya kurang 1.000 ha
d. Memberikan izin penggunaan dan pengusahaan air tanah
di wilayah Kabupaten / Kota yang bersangkutan untuk
irigasi
e. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pada
daerah irigasi yang utuh dalam satu kabupaten / kota
f. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada
daerah irigasi dalam satu Kabupaten / Kota yang luasnya
kurang 1.000 ha
g. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar daerah irigasi
yang berada dalam satu kabupaten / kot ayang berkaitan
dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
h. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang
menjadi tanggung jawab masyarakat petani atas
permintaannya berdasarkan prinsip kemandirian,
i. Membentuk komisi irigasi kabupaten / kota
j. Melaksanakan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai
air
k. Memberikan izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan
dan / atau pembongkaran bangunan dan / atau saluran
irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam
satu kabupaten / kota
E.3.4Pemerintah Desa
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 10PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
Wewenang dan bertanggung jawab pemerintah desa atau
yang disebut dengan nama lain dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan bidang pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi, meliputi ;
a. Melaksanakan peningkatan dan pengelolaan sistem irigasi
yang dibangun oleh pemeritah desa
b. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
peningkatan sistem irigasi pada daerah irigasi yang
dibangun oleh pemerintah desa, dan
c. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengelolaan sistem irigasi pada daerah irigasi yang
dibangun oleh pemerintah desa
E.3.5Masyarakat Petani
Hak dan tanggung jawab masyarakat petani dalam
pengembagan dan pengelolaan sistem irigasi, meliputi ;
a. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem
irigasi tersier
b. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier dan
menjadi tanggung jawabnya, dan
c. Memberikan persetujuan pembangunan, pemanfaatan,
pengubahan dan / atau pembongkaran bangunan dan / atau
saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier berdasarkan
pendekatan partisipatif.
E.4 PENGERTIAN / KONSEP DASAR PENGELOLAAN ASET
IRIGASI (PAI)
Maksud dari PDSDA-PAI adalah untuk memberikan gambaran
mengenai konsep pengembangan, anatomi sistem informasi,
strategi pengembangan dan tahapan-tahapan dalam
implementasinya. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 11PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
PDSDA-PAI akan mengacu kepada formulir-formulir aset
irigasi sebagai manifestasi dari kajian terhadap PP No. 20
tahun 2006 ke dalam suatu sistem operasional yang
terstruktur dan sistemik, yang mencakup kebutuhan data
mengenai aset irigasi dan data yang bukan termasuk aset
irigasi, misalnya ketersediaan air, harga satuan pekerjaan,
lahan irigasi, dan lain sebagainya. Formulir-formulir tersebut
yang mencapai 52 buah jenis sebagai berikut :
Tabel Daftar Formulir PAI
No
. Jenis Aset
1 Identitas Daerah Irigasi
2 Format Ketersediaan Air
3 Format Daftar Foto
4 Bendungan
5 Bendung
6 Pompa Elektrik
7 Pompa Hidrolik
8 Bangunan Bagi Sadap
9 Bangunan Bagi
10 Bangunan Sadap
11 Bangunan Sadap Langsung
12 Kantong Lumpur
13 Terjunan
14 Got Miring
15 Siphon
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 12PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
No
. Jenis Aset
16 Talang
17 Gorong-Gorong
18 Gorong-Gorong Silang
19 Pelimpah Samping
20 Pelimpah Corong
21 Pintu Pembuang
22 Jembatan Orang
23 Jembatan Desa
24 Tempat Cuci
25 Tempat Mandi Hewan
26 Saluran Primer Pembawa
27 Saluran Sekunder Pembawa
28 Saluran Suplesi
29 Saluran Muka
30 Jalan Inspeksi di Saluran
Pembawa
31 Jalan Akses
32 Terowongan
33 Tanggul Bendung
34 Tanggul Penutup
35 Saluran Primer Drainase
36 Saluran Sekunder Drainase
37 Saluran Pengelak Banjir
38 Jalan Inspeksi Drainase
39 Pintu Klep
40 Outlet
41 Terjunan Drainase
42 Got Miring Drainase
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 13PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
No
. Jenis Aset
43 Gorong-Gorong Drainase
44 Jembatan Orang Drainase
45 Jembatan Desa Drainase
46 Bangunan Pertemuan
47 Krib
48 Kelembagaan
49 Sumber Daya Manusia
50 Bangunan Gedung
51 Peralatan
52 Lahan
Tujuan dari PDSDA-PAI adalah untuk memberikan arahan
yang terstruktur bagi pengembangan sistem informasi
pengelolaan aset irigasi sehingga terkreasi suatu sistem
informasi yang mampu untuk :
Meningkatkan manajemen pemrosesan data, sehingga data
dan informasi bisa dihasilkan secara tepat, cepat, akurat
dan bisa dipercaya
Mendorong untuk terbentuknya mekanisme dan alur yang
jelas dalam hal pengelolaan data dan informasi aset irigasi
Meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam memperoleh
informasi terutama bagi jajaran pimpinan Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, melalui kecepatan penyajian dan
keterpaduan sistem
Menyebarluaskan informasi mengenai pengelolaan aset
irigasi sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air kepada masyarakat.
Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 14PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
Sistem dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
rutin inventarisasi pengelolaan aset irigasi
Sistem dapat digunakan untuk mendukung perencanaan
pengelolaan aset irigasi
Sistem dapat memberikan suatu informasi untuk
mendukung pengambil keputusan secara parsial (untuk
satu daerah irigasi) dan komprehensif (untuk beberapa
daerah irigasi)
Sistem bisa diintegrasikan ke dalam skop nasional melalui
penciptaan mekanisme pertukaran data yang dinamis
Sistem dapat memberikan suatu informasi untuk
mendukung pengambil keputusan di tingkat nasional
Sistem bisa diintegrasikan dengan sistem lain (sebagai
contoh PDSDA yang saat ini telah dikembangkan di
Direktorat Data dan Informasi)
Tahapan-tahapan Pengembangan mencakup aktivitas-aktivitas
sebagai berikut :
1. Tahapan survei dan analisis
2. Tahapan perancangan sistem
3. Tahapan pengembangan program aplikasi
4. Tahapan uji akseptasi sistem
5. Tahapan sosialisasi
6. Tahapan implementasi
1. Tahapan Survei Dan Analisis
Tahapan survei dilakukan dengan melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Desk study terhadap formulir pengelolaan aset irigasi
b. Wawancara dan diskusi dengan pengguna, baik pengguna
di level operasional maupun manajerial
c. Study terhadap sistem eksisting yang ada, baik yang masih
dalam proses pengembangan maupun yang sudah
diimplementasikan
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 15PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
d. Best practice yang dilakukan di negara-negara lain
e. Pengumpulan data awal, baik data kuantitatif maupun
kualitatif
Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi potensi-potensi
permasalahan yang ada dan yang akan muncul di kemudian
hari, untuk selanjutnya dilakukan formulasi permasalahan ke
dalam bentuk yang dimengerti oleh komputer.
2. Tahapan Perancangan Sistem
Tahapan perancangan sistem meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
1) Identifikasi kebutuhan sistem
2) Analisa kebutuhan
3) Pembuatan system roadmap
4) Penentuan penggunaan software development dan
database
5) Pembuatan pseudocode
6) Pembuatan system flowchart
7) Programming dan debugging
8) Implementasi sistem
9) Dokumentasi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dibuat strategi
perancangan yang matang, yang dilanjutkan dengan
implementasi yang berpegang pada rancangan dasar.
Pentingnya perancangan yang matang dan terpadu (ditinjau
dari semua aspek, komponen, organisasi dan peralatan)
dimaksudkan agar :
a. Pandangan terhadap seluruh sistem menjadi jelas
b. Kebutuhan informasi yang dihasilkan jelas
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 16PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
c. Tidak khawatir terhadap potongan-potongan sistem
informasi yang ada dan saling tumpang tindih dalam
pelaksanaan implementasi bertahap di kemudian hari
d. Implementasi lebih cepat
e. Fleksibilitas dalam pengembangan
Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan strategi
perancangan yang matang, yang dilanjutkan dengan
implementasi yang berpegang pada rancangan dasar. Kriteria
penting yang diterapkan dalam filosofi perancangan adalah :
Input/Output format, convention code, human machine
interface dari sistem manual yang sudah ada, dan penentuan
struktur bank data yang solid dan tepat serta pemanfaatan
Relational Database Management System (RDBMS) untuk
sistem database aplikasi modular.
3. Tahapan Pengembangan Program Aplikasi
Tahapan pengembangan program aplikasi adalah tahapan
untuk menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan kedalam bahasa
pemrograman yang dimengerti oleh komputer. Beberapa hal
yang menjadi pertimbangan sebelum melangkah kepada
pembuatan program aplikasi adalah sebagai berikut :
a.Pemilihan software development yang freeware dan
opensource sehingga tidak ada tambahan biaya yang harus
dibebankan pada saat sistem aplikasi itu harus
didistribusikan di lokasi yang tersebar
b.Kemampuan dari software development yang dipilih
haruslah handal dan paling tidak tetap relevan untuk 10
tahun ke depan
c.Sistem aplikasi haruslah bisa berjalan pada komputer
dengan perangkat keras dengan spesifikasi terendah
sampai dengan tertinggi
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 17PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
d.Sistem aplikasi haruslah pula mampu untuk berjalan pada
lingkungan sistem operasi yang beraneka ragam: Windows
95/98, 2000, 2003, XP, Vista, Linux, IGOS, dan lain-lain
4. Tahapan Uji Akseptasi Sistem
Tahapan uji akseptasi sistem merupakan pengujian atas sistem
aplikasi yang telah dikembangkan, terdiri dari Alpha Test,
Beta Test dan Running Test. Alpha Test dilakukan oleh
konsultan dan hasilnya dilaporkan dalam laporan Alpha Test.
Beta Test dilakukan oleh pengguna langsung dan hasilnya
dilaporkan dalam laporan Beta Test. Running Test
dilaksanakan setelah hasil Beta Test dianggap sudah
memuaskan.
5. Tahapan Sosialisasi
Tahapan sosialisasi dilakukan untuk menyebarluaskan
kemampuan dari sistem aplikasi dan manfaat yang bisa
digenerate. Terdapat banyak cara untuk melakukan sosialisasi,
sebagai contoh mengadakan workshop, membuat publikasi,
jurnal, selebaran-selebaran, dan lain sebagainya. Publikasi
bisa pula dilakukan dengan menyajikannya di website yang
bisa diakses oleh pengguna publik melalui international
networking (internet).
6. Tahapan Implementasi
Tahapan implementasi dilakukan untuk secara langsung
menjalankan sistem aplikasi yang sudah dikembangkan.
Sebelum tahapan ini dilakukan, akan dilakukan pelatihan dan
transfer of knowledge kepada pengguna sistem, dan
menyertakan panduan penggunaan dan dokumentasi teknis.
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 18PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
E.5 DESKRIPSI LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
meliputi:
1. Daerah Irigasi Sempor Kabupaten Kebumen
2. Daerah Irigasi Kedung Putri di Kabupaten Purworejo
3. Daerah Irigasi Boro di Kabupaten Purworejo
4. Daerah Irigasi Singomerto di Kabupaten Banjarnegara
5. Daerah Irigasi Banjar Cahyana di Kabupaten Banjarnegara
dan Kabupaten Purbalingga
6. Daerah Irigasi Tajum di Kabupaten di Kabupaten Banyumas
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 19PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 20PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
Gam
bar
Peta
In
frast
ruktu
r S
ara
na P
rasa
ran
a S
DA
di
Kab
up
ate
n K
eb
um
en
(te
rmasu
k
DI
Sem
por
dan
DI.
Wad
as
Lin
tan
g)
Gam
bar
Peta
In
frast
ruktu
r S
ara
na P
rasa
ran
a S
DA
di
Kab
up
ate
n P
urw
ore
jo (
term
asu
k D
I. W
ad
as
Lin
tan
g ,
DI.
Ked
un
g P
utr
i d
an
DI.
Boro
)
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 21PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
Gam
bar
Peta
In
frast
ruktu
r S
ara
na P
rasa
ran
a S
DA
di
Kab
up
ate
n B
an
jarn
eg
ara
(te
rmasu
k D
I. S
ing
om
ert
o d
an
DI.
Ban
jar
Cah
yan
a)
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 22PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 23PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
Gam
bar
Peta
In
frast
ruktu
r S
ara
na P
rasa
ran
a S
DA
di
Kab
up
ate
n P
urb
ali
ng
ga (
term
asu
k D
I. B
an
jar
Cah
yan
a)
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 24PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
Gam
bar
Peta
In
frast
ruktu
r S
ara
na P
rasa
ran
a S
DA
di
Kab
up
ate
n P
urb
ali
ng
ga (
term
asu
k D
I. T
aju
m)
DOKUMEN USULAN TEKNIS E - 25PENGELOLAAN ASET IRIGASI TAHAP I
Gam
bar
Peta
In
frast
ruktu
r S
ara
na P
rasa
ran
a S
DA
di
Kab
up
ate
n C
ilaca
p (
term
asu
k D
I. S
era
yu)