dwi marwati nim f3308004 program studi diploma iii .../evaluasi...motto dan persembahan ... diploma...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EVALUASI PROSEDUR KLAIM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
DWI MARWATI
NIM F3308004
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak ada kata terlambat di dunia ini, lebih baik terlambat daripada
tidak melakukan apapun
Sekecil apaun usaha yang telah kita lakukan, pasti akan membuahkan
hasil jika kita bersungguh-sungguh dalam melakukannya
Jadikan pengalaman yang telah kita peroleh sebagai guru yang sangat
bijaksana bagi kita
Carilah ilmu sebanyak-banyaknya karena ilmu yang kita peroleh akan
selalu berkembang jika digunakan dan karena ilmu akan mengangkat
derajat kita
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan kepada:
Allah Swt
Almamaterku
Ayah dan ibu tercinta
Keluarga besarku
Sahabat-sahabatku
Dan seluruh mahasiswa UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat
tugas akhir perkuliahan, dalam mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Santosa T. H, M.Si., Ak selaku Pembiming Magang dan Tugas
Akhir dan Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Ibu Sri Murni, SE., M.Si., Ak selaku Pembimbing Akademik dan Ketua
Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Bapak maupun Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu praktik dan teori
selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
5. Seluruh tenaga administrasi (kepala bagian tata usaha, bagian pendidikan,
bagian kemahasiswaan, bagian keuangan dan kepegawaian serta bagian
umum dan perlengkapan) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
6. Bapak dr. G. Maryadi selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan magang kerja dan mengadakan penelitian di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Karanganyar.
7. Bapak Drs. Aris Suwito Indriyatmoko, SE., MM. selaku pembimbing penulis
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar yang telah
membimbing penulis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar.
8. Ibu Dra. Sumini selaku kepala bagian keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar yang telah memberikan pengarahan kepada penulis.
9. Staf karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar yang
telah membantu penulis selama melakukan magang dan penelitian di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.
10. Ayah dan Ibu serta keluaga besarku yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
11. Mas Tri, Erna, Resta, Ita, Diyan, Destia, Cerli dan seluruh keluarga besar
Kos Nadia yang telah mendukung penulis dan memberikan inspirasi kepada
penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Surakarta, 29 Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAAN ...................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................... 1
B. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................ 20
C. PERUMUSAN MASALAH ....................................................... 26
D. TUJUAN PENELITIAN .............................................................. 27
E. MANFAAT PENELITIAN ......................................................... 27
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 29
B. PEMBAHASAN .......................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB III TEMUAN
A. KELEBIHAN ............................................................................. 58
B. KELEMAHAN ......................................................................... 59
BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN ............................................................................... 61
B. REKOMENDASI ....................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar...................................................................................... 5
2.1 Prosedur Klaim yang Berjalan Di Bagian Kasir.............................. 51
2.2 Prosedur yang Berjalan Di Bagian Verifikator................................ 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumen Surat Tanda Keterangan Gratis
2. Biaya Tindakan
3. Fotokopi Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat
4. Surat Keabsahan Peserta
5. Surat Rujukan Puskesmas
6. Rincian Biaya Rawat Inap
7. Daftar Pemberian Harga Obat
8. Identitas Pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Berdirinya Instansi
Rumah Bersalin Kartini didirikan pada tanggal 21 April 1960, oleh
Bapak-bapak dan Ibu-ibu istri pejabat yang diketuai oleh Ny. S. Nario
Adiredjo, istri Bupati Daerah Tingkat II Kabupaten Karanganyar. Pada
tahun 1963 Kabupaten Karanganyar dilanda musim kemarau panjang
sehingga mengakibatkan gagal panen pada petani. Dengan keadaan ini
banyak penduduk yang kekurangan makanan dan kurang gizi, maka timbul
penyakit yang disebut KHO, HO, KKM. Sementara pelayanan kesehatan di
Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar pada saat itu hanya ada satu
yaitu Balai Pengobatan berada di Desa Dompon (sekarang Apotek
Sukowati), dengan fasilitas yang sederhana dan jumlah tenaga sebanyak 5
orang.
Kejadian luar biasa atas penyakit HO tersebut semakin hari semakin
bertambah. Hingga pada tahun 1964 masyarakat yang terkena penyakit
KHO, HO, dan KKM tersebut ditampung di Balai Pengobatan. Jumlah
kasus yang terjadi rata-rata setiap hari adalah 161 orang, sehingga pasien
yang datang dilayani dengan fasilitas yang seadanya (tanpa tempat tidur).
Pada tahun 1964 masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar
yang difasilitasi oleh dr. Tan Tiauw An sebagai Kepala Dinas Kesehatan
Rakyat Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar mulai bergotong royong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
membangun Rumah Sakit yang berlokasi di Jetu (sekarang Jalan Lawu)
dengan mendapat sisa bantuan Anggaran pemerintah untuk korban bencana
banjir dan ditambah pendapatan dari Rumah Sakit sendiri, kumpulan dari
iuran sebesar Rp1,00 / Kepala Keluarga dan beberapa diantaranya ada yang
berupa material pembangunan yang dilakukan oleh orang-orang Partai
Komunis Indonesia.
Pada tanggal 6 Juni 1965 Balai Pengobatan tersebut pindah di Rumah
Sakit yang telah dibangun, Rumah Sakit tersebut merupakan gabungan
antara Rumah Bersalin Kartini (swasta) yang letaknya bersebelahan dengan
Rumah Sakit. Adapun jumlah tempat tidur adalah 34 buah. Dan mulai saat
itu nama Rumah Sakit menjadi “RUMAH SAKIT BERSALIN KARTINI”.
Pada tahun 1970 Rumah Sakit Bersalin Kartini dijadikan Rumah Sakit
Kartini yang dikepalai oleh dr. Srijanto Hardjomigoeno, dengan jumlah
karyawan 20 orang dan jumlah tempat tidur 80-100 tempat tidur. Dengan
makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, Pemerintah
Daerah Karanganyar merencanakan pemindahan Rumah Sakit Umum di
lokasi dukuh Jengglong, Kelurahan Bejen, Kecamatan Karanganyar. Pada
tanggal 11 Maret 1995 seluruh fasilitas pelayanan dipindahkan kecuali
poliklinik gigi yang dipindahkan pada tanggal 6 Januari 1997.
Berdasarkan analisis organisasi, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar memenuhi syarat menjadi Rumah Sakit Umum
kelas C dikukuhkan dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 009-1/ Menkes/ I/ 1993, sehingga pada tahun 1995
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Karanganyar.
2. Tujuan Didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar
Tujuan didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar terdiri atas 2 tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan. Tujuan
tersebut antara lain:
a. Tujuan Umum:
1) Terwujudnya derajat kesehatan pelanggan Rumah Sakit Umum
Daerah (pelayanan spesialistik, profesional dan terjangkau dan
memuaskan).
b. Tujuan Khusus:
1) Terselenggaranya pelayanan medik spesialistik lengkap dan
terjangkau
2) Pelayanan rujukan spesialistik profesional
3) pelayanan kesehatan tepat waktu, tepat sarana dan penuh empati
sehingga memuaskan pasien
4) penurunan angka kematian di Rumah Sakit Umum Daerah.
3. Tugas dan Fungsi Didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar
Tugas Utama didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
a. Membantu Bupati dalam Penyelenggaraan Pemerintah di bidang
Pelayanan Kesehatan.
Fungsi didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar:
a. Pelayanan Medis
b. Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
c. Pelayanan Keperawatan
d. Pelayanan Rujukan
e. Pendidikan dan Pelatihan
f. Penelitian dan Pengembangan
4. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 83 Tahun 2009 pasal 2 tentang
susunan organisasi dan tata kerja pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut ini:
a. Direktur
b. Bagian Tata Usaha:
1) Subbagian Umum dan Rumah Tangga
2) Subbagian Kepegawaian
3) Subbagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan
c. Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan,
d. Bidang Penunjang Medik dan Non Medik,
e. Bidang Pengelolaan Keuangan:
1) Seksi Perencanaan dan Anggaran
2) Seksi Perbendaharaan dan Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ka. Bid. Pelayanan Medik, Keperawatan
Dr. RETNO TRI SIAWANTI NIP. 19700801.200501.2.015
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
DIREKTUR
dr. MARYADI
Ka. Bid. Penunjang Medik Non Medik
Dr. KASYFI HARTATI NIP. 198010.199903.2.007
Ka. Seksi Perbendaharaan dan Akuntansi
SUWARDI ARIS I, SE.MM NIP. 19660102.199803.1.003
Ka. Seksi Perencanaan Anggaran
THERESIA HERAWATI, S. Sos NIP. 19701128.199703.2.003
Ka. Bid. Pengelolaan Keuangan Dra. SUMINI
NIP. 19571017.198503.2.006
Ka. Bag Tata Usaha
Drs. M. IFAN EFENDI, M. Pd NIP. 19610215.199103.1.006
Ka. Sub. Bag Umum dan Rumah Tangga
SUTARTO, SE NIP. 19620516.198607.1.001
Ka. Sub. Bag Kepegawaian
SUTARTO, S.Sos.Msi NIP. 1950611.198703.1.004
Ka. Sub. Bag Hukum, Informasi SURANTO
NIP. 19610515198201.0.009
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
GAMBAR 1.1
Struktur Organisasi pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
5. Deskripsi Jabatan
a. Direktur
1) Tugas Direktur adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan program kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan.
b) Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara
lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas.
c) Melaksanakan koordinasi dengan instalasi terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh
hasil kerja yang optimal.
d) Merumuskan kebijakan Bupati di bidang pelayanan kesehatan
berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai arahan operasional Rumah Sakit
Umum Daerah.
e) Membina dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
f) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang
pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
g) Mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan di bidang pelayanan
kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
h) Menjalin kemitraan pelayanan kesehatan dengan pihak ketiga.
i) Menyelenggarakan program pemagangan dari lembaga pendidikan
kesehatan.
j) Menetapkan rencana strategi bisnis Rumah Sakit Umum Daerah.
k) Menyiapkan Rencana Belanja dan Anggaran tahunan.
l) Mewakili Rumah Sakit Umum Daerah di dalam dan di luar
pengadilan.
m) Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
kepada Bupati.
n) Menetapkan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.
o) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem
penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
p) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
dasar pengambilan keputusan.
q) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
r) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2) Fungsi Direktur adalah sebagai berikut:
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang di bidang pelayanan
kesehatan.
b) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di
bidang pelayanan kesehatan.
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan.
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan
fungsinya.
a. Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Direktur
dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan
mengendalikan urusan ketatausahaan yang meliputi kepegawaian,
umum dan rumah tangga, serta hukum, informasi dan penanganan
pengaduan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah.
Uraian tugas Kepala Bagian Tata Usaha adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan program kegiatan bagian Tata Usaha berdasarkan
peraturan perundang-undangan yanag berlaku dan sumber data
yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan
tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis
guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk
mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
5) Mengkoordinasikan pelayanan urusan administrasi umum,
kepegawaian, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan rumah
tangga, hukum, informasi dan penanganan pengaduan sesuai
ketentuan yang berlaku
6) Merumuskan program kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah
berdasarkan hasil rangkuman rencana kegiatan bidang-bidang.
7) Mengkoordinasikan penyelenggaraan rapat-rapat dinas.
8) Mengkoordinasikan pelaksanaan pengadaan untuk keperluan
rumah tangga Rumah Sakit Umum Daerah sesuai dengan
kebutuhan, anggaran dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
9) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
di Subbagian Umum dan Rumah Tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem
penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
11) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
12) Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
b. Kepala Subbagian Kepegawaian
Kepala Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas membantu
Kepala Bagian Tata Usaha dalam melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian
kegiatan di Bidang Kepegawaian.
Uraian tugas Kepala Subbagian Kepegawaian adalah sebagai berikut:
1) Menyusun program kegiatan Subbagian Kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan.
2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan
tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis
guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala
Seksi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh
hasil kerja yang optimal.
5) Melaksanakan kegiatan di bidang kepegawaian meliputi kenaikan
pangkat, kenaikan gaji berkala, cuti, pensiun, kesejahteraan
pegawai serta administrasi kepegawaian lainnya.
6) Membuat laporan rutin tentang kepegawaian, daftar urut
kepangkatan, nominatif pegawai, dan laporan kepegawaian
lainnya.
7) Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala, diklat
pegawai, dan urusan kepegawaian lainnya.
8) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem
penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
9) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
10) Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
c. Kepala Subbagian Hukum, Informasi, dan Penanganan
Pengaduan
Kepala Subbagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan
Subbagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan.
Uraian tugas Kepala Subbagian Hukum, Informasi, dan Penanganan
Pengaduan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun program Kegiatan Subbagian Hukum, Informasi dan
Penanganan Pengaduan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan.
2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan
tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis
guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Kepala Seksi
di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi
serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja
yang optimal.
5) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dalam pelayanan
kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah.
6) Mengelola dan mengkaji peraturan perundang-undangan dalam
bidang pelayanan kesehatan.
7) Melaksanakan monitoring penerapan peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah.
8) Mengelola data dan informasi Rumah Sakit Umum Daerah.
9) Melaksanakan pemasaran sosial dan penyampaian informasi
Rumah Sakit Umum Daerah.
10) Menerima, menganalisis, menyimpulkan dan melakukan tindak
lanjut terhadap pengaduan tentang pelaksanaan pelayanan
kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah.
11) Menangani permasalahan yang berkenaan dengan pengaduan atas
pelaksanaan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah.
12) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem
penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
13) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
14) Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
d. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan mempunyai
tugas membantu Direktur dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang
Pelayanan Medis dan Keperawatan.
Uraian tugas dari Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan program kegiatan Bidang Pelayanan Medik dan
Keperawatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yanag
berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan.
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Bidang Pelayanan
Medik dan Keperawatan meliputi Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Central, dan
Instalasi lain sesuai dengan perkembangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha dan
Kepala Bidang di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan
masukan, informasi serta mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
4) Membagi tugas bawahan sesuai dengan dengan bidang tugasnya,
memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna
meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
5) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan
tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
7) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
8) Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
e. Kepala Bidang Penunjang Medik dan Non Medik
Kepala Bidang Penunjang Medik dan Non Medik mempunyai
tugas membantu Direktur dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang
Pelayanan Penunjang Medik dan Non Medik.
Tugas Kepala Bagian Penunjang Medik dan Non Medik adalah
sebagai berikut:
1) Merumuskan dan menyusun program kegiatan Bidang Penunjang
Medik dan Non Medik berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan.
2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan
tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis
guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha dan
Kepala Bidang di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan
masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Bidang Penunjang
Medik dan Non Medik meliputi Instalasi Radiologi,
Laboratorium, Farmasi, Gizi, Rehabilitasi Medik, Elektromedik,
Kesehatan Lingkungan, Rekam Medik, Pemulasaraan Jenazah
dan Instalasi lain sesuai perkembangan.
6) Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan Bidang
Penunjang Medik dan Non Medik sesuai dengan pedoman dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7) Mengelola data dan informasi yang berkaitan dengan bidang
Penunjang Medik dan Non Medik.
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
f. Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan
Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas
membantu Direktur dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang
Pengelolaan Keuangan yang meliputi perencanaan, anggaran,
perbedaharaan dan akuntansi.
Uraian tugas Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan adalah sebagai
berikut:
1) Merumuskan dan menyusun program kegiatan Bidang Pengelolaan
Keuangan meliputi perencanaan, perbendaharaan, akuntansi dan
verifikasi berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sumber data yang tersedia sebagia pedoman pelaksanaan
kegiatan.
2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan
tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis
guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk
mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
5) Mengelola pendapatan dan belanja
6) Menyelenggarakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.
7) Menyusun pedoman dan petunjuk pengelolaan keuangan pada
Rumah Sakit Umum Daerah sesuai dengan pedoman dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8) Menyusun laporan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
9) Merumuskan perencanaan pendapatan dan belanja Rumah Sakit
Umum Daerah
10) Merumuskan Rencana Bisnis Anggaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
11) Mengkoordinasikan penyusunan dokumen-dokumen perencanaan
kegiatan, anggaran dan belanja dengan ketentuan yang berlaku.
12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
g. Kepala Seksi Perencanaan dan Anggaran
Kepala Seksi Perencanaan dan Anggaran mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi Perencanaan dan
Anggaran.
Uraian tugas Kepala Seksi Perencanaan dan Anggaran adalah sebagai
berikut:
1) Menyusun program kegiatan Seksi Perencanaan dan Anggaran
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan.
2) Menjabarkan perintah atasan melalui tugas pengkajian
permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tertulis
guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala
Subbagian si lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh
hasil kerja yang optimal.
5) Menyusun dokumen-dokumen perencanaan dan anggaran sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
6) Menyusun Rencana Bisnis Anggaran.
7) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem
penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
8) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
9) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/
1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat
berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya
termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Tetapi kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih
rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat
miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok
masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit
dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti
kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan,
perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan
terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin, pemerintah
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Program ini
khusus ditujukan kepada masyarakat miskin. Program ini bertujuan agar
masyarakat miskin tetap bisa mendapatkan fasilitas pengobatan dari rumah
sakit secara gratis sehingga derajat kesehatan masyarakat miskin di Indonesia
berkurang. Untuk menyelenggarakan program ini pemerintah bekerjasama
dengan rumah sakit, balkesmas atau puskesmas. Salah satu rumah sakit yang
bekerjasama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan program Jaminan
Kesehatan Masyarakat adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu
badan yang bersifat Badan Layanan Umum Daerah merupakan salah satu
mitra pemerintah dalam menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Masyarakat. Rumah sakit ini memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat
yang terdaftar sebagai anggota Jaminan Kesehatan Masyarakat. Rumah sakit
kemudian mengajukan klaim kepada pemerintah sebagai ganti rugi atas
pelayanan yang telah diberikan kepada pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Program yang diselenggarakan oleh pemerintah ini sebenarnya telah
diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu. Pada setiap tahunnya ada perbedaan
dalam penyelenggaraan program ini. Untuk penyelenggaraan program Jaminan
Kesehatan Masyarakat yang terbaru adalah pada tahun 2010. Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat yang diselenggarakan pada tahun 2010 ini berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya.
Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 sedikit berbeda dari
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2009. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2009, sehingga
pelaksanaan program ini mengalami perubahan secara nasional. Kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada penyelenggaraan program pada tahun 2009 antara
lain:
1. Kepesertaan
Database peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat sampai dengan
sekarang masih mengacu pada data makro Badan Pusat Statistik Tahun
2005, dan ditetapkan by name by address oleh Bupati/ Walikota Tahun
2008. Dengan demikian banyak perubahan-perubahan data di lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
seperti banyaknya kelahiran baru, kematian, pindah tempat tinggal,
perubahan tingkat sosial ekonomi, dan lain-lain. Melalui pedoman
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2009, Kementerian
Kesehatan meminta seluruh Bupati/ Walikota untuk melakukan up dating
data sehingga menjadi data kepesertaan Tahun 2009. Tetapi hanya
sebagian kecil yang merespons hal tersebut. Karena kondisi ini diperlukan
kebijakan untuk melakukan up dating data peserta Jaminan Kesehatan
Masyarakat.
2. Pelayanan Kesehatan
Kendala dalam pelayanan kesehatan antara lain adalah keterlambatan
implementasi INA-DRG di beberapa Rumah Sakit serta masih belum
komprehensifnya pemahaman penyelenggaraan pelayanan berbasis paket
dengan INA-DRG, terutama oleh dokter dan petugas pemberi pelayanan
langsung sehingga belum terlaksananya pelayanan yang efisien dan
mengakibatkan biaya pembayaran paket seringkali dianggap tidak
mencukupi. Di sisi lain, clinical pathway sebagai instrumen untuk
pemberian pelayanan yang adekuat dan rasional belum digunakan di
banyak Rumah Sakit. Demikian pula, penugasan Menteri Kesehatan
kepada konsorsium Badan Usaha Milik Negara Sektor Farmasi, belum
ditindaklanjuti pada tingkat Rumah Sakit agar terjaminnya ketersediaan
obat dan vaksin untuk pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3. Pendanaan Program
Pertanggungjawaban pendanaan Pemberi Pelayanan Kesehatan pada
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2009 masih ditemukan
permasalahan ketidaktepatan waktu, jumlah dan sasaran. Bahkan masih
ditemukan beberapa rumah sakit belum dapat menggunakan format INA-
DRG secara benar. Dengan demikian, perlu kerja keras Rumah Sakit agar
pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan pengaturannya.
4. Pengorganisasian, Peran dan Fungsi Pemerintah Daerah
a) Peran, tugas dan fungsi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Provinsi/
Kabupaten/ Kota belum dapat berjalan secara optimal. Kegiatan
sosialiasi, advokasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam
keuangan serta kinerja pelayanan kesehatan masih belum berjalan
sebagaimana seharusnya. Karena itu diperlukan komitmen dari seluruh
Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab pengelolaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat didaerahnya. Perhatian khusus juga untuk
pelaksanaan kegiatan pada Tim Koordinasi Jaminan Kesehatan
Masyarakat di daerah, terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dalam
pelaksanaannya memerlukan koordinasi seperti kebijakan
penatalaksanaan kepesertaan yang melibatkan seluruh sektor terkait.
b) Komitmen yang masih kurang terutama terhadap kontribusi Pemerintah
Daerah dalam pendanaan Jaminan Kesehatan masyarakat diluar kuota.
Harmonisasi kegiatan dengan mekanisme Jaminan Kesehatan
Masyarakat harus perlu terus dilakukan terutama bagi daerah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
sudah melaksanakan Jamkesda. Hal tersebut amat penting agar kedua
kegiatan tersebut dapat bersinergi dengan baik dalam rangka
mempercepat pelaksanaan jaminan kesehatan semesta serta
menghindari duplikasi anggaran (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), duplikasi
sasaran dan manfaat yang diterima oleh peserta.
c) Masih banyak Pemerintah Daerah yang memasukkan dana belanja
bantuan sosial ini kedalam Pendapatan Asli Daerah. Hal ini akan
mengganggu pelayanan kesehatan peserta Jaminan Kesehatan
Masyarakat, seharusnya dana belanja bantuan sosial sepenuhnya
diperuntukan bagi pelayanan kesehatan peserta sebelum menjadi
pendapatan Rumah Sakit.
Demikian pula dengan adanya berbagai kelemahan yang terdapat dalam
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar antara lain yaitu adanya double entry
dalam penggunaan software, pengawasan dokumentasi yang lemah, dan
pencairan dana dari klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat yang tidak tepat.
Dalam penyelenggaraan suatu program, setiap instansi pasti membutuhkan
evaluasi atas prosedur yang telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk menilai
prosedur yang telah ditetapkan apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh instansi terkait. Oleh karena itu evaluasi terhadap
prosedur pelaksanaan suatu program adalah salah satu hal yang sangat penting
yang harus dilakukan oleh instansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Evaluasi terhadap prosedur pelaksanaan klaim Jaminan Kesehatan
Masyarakat adalah salah satu upaya untuk menilai efektivitas dan efisiensi dari
pelaksanaan klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat yang telah dilaksanakan
oleh rumah sakit. Dengan adanya evaluasi dari pelaksanaan program ini maka
dapat diketahui pula kelebihan dan kelemahan dari prosedur yang telah
dilaksanakan. Adanya keterbatasan terhadap data yang diperoleh penulis maka
dasar yang digunakan penulis untuk mengevaluasi prosedur pelaksanaan klaim
adalah pelaksanaan klaim program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun
2010. Evaluasi prosedur klaim program Jaminan Kesehatan Masyarakat yang
dilakukan oleh penulis bertujuan untuk menilai efektifitas dan efisiensi
prosedur yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membuat Tugas
Akhir mengenai “EVALUASI PROSEDUR KLAIM PROGRAM
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR”
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang terdapat diatas, dalam tugas akhir ini penulis
merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimanakah prosedur pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat
pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Bagaimana kelebihan dan kelemahan atas prosedur klaim Jaminan
Kesehatan Masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Karanganyar?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah menemukan pemecahan atas
permasalahan yang diuraikan diatas, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagimana prosedur klaim program Jaminan Kesehatan
Masyarakat tahun 2010 pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar.
2. Untuk mengetahui bagaimana kelemahan dan kelebihan atas pelaksanaan
klaim program Jaminan Kesehatan Masyarakat tahun 2010 pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dalam mempraktekan ilmu dan teori
Akuntansi Sektor Publik yang diperoleh selama mengikuti pendidikan
Program Diploma III Akuntansi ke dalam kenyataan dunia kerja yang
ada pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.
2. Bagi Instansi
Memberikan pertimbangan dan masukan bagi instansi untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Bagi Pembaca
Memberikan beberapa manfaat, seperti tambahan pengetahuan,
wawasan dan informasi tentsng prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat dan sebagai referensi bacaan dalam pembuatan tugas akhir di
masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2001: 5), prosedur adalah suatu kegiatan klerikal
yang biasanya melibatkan beberapa orang di dalam suatu departemen atau
lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Menurut Cole seperti yang telah diterjemahkan oleh Baridwan
(1982: 2), prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih departemen, dibuat
untuk memastikan penanganan seragam dari transaksi bisnis yang
berulang-ulang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur oleh orang-orang
yang saling berkaitan dalam organisasi untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan dan pencapaian keseragaman penanganan suatu transaksi.
2. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Dalam evaluasi prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
pada Rumah Sakit Umum Daerah hal ini sangat berkaitan dengan
pengendalian intern / pengawasan intern yang dijalankan oleh instansi
tersebut. Hal tersebut digunakan sebagai dasar untuk menilai atas
pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan.
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Menurut Mulyadi (2001: 163) sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Pengertian pengawasan intern menurut American Institute of
Certified Public Accountants yang dikutip oleh Baridwan (1985: 46)
menyebutkan, pengawasan intern meliputi struktur organisasi, semua
cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian data dan kebenaran data akuntansi,
memajukan efisiensi didalam usaha dan membantu mendorong
dipatuhinya kebijaksanaan menejemen yang telah ditetapkan.
3. Pengertian Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jaminan kesehatan masyarakat adalah bentuk belanja bantuan sosial
untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta
peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Program ini
diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat
miskin.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat mengacu pada prinsip-prinsip:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a. Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata
peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.
b. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik
yang cost effective dan rasional.
c. Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas.
d. Efisien, transparan dan akuntabel.
Tujuan dan Kepesertaan
a. Tujuan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Tujuan Umum:
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagi
seluruh peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Tujuan Khusus:
1) Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada
peserta di seluruh jaringan Pemberi Pelayanan Kesehatan Jaminan
Kesehatan Masyarakat.
2) Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi
peserta, tidak berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya.
3) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan
akuntabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b. Kepesertaan
Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah masyarakat miskin
dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak
termasuk penduduk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan
lainnya.
B. PEMBAHASAN
Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 sedikit berbeda dari
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2009. Hal
ini dikarenakan adanya beberapa kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2009, sehingga
pelaksanaan program ini mengalami perubahan secara nasional.
4. Kelemahan- kelemahan yang terjadi pada penyelenggaraan program
pada tahun 2009 antara lain:
a) Kepesertaan
Database peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat sampai dengan
sekarang masih mengacu pada data makro Badan Pusat Statistik
Tahun 2005, dan ditetapkan by name by address oleh Bupati/
Walikota Tahun 2008. Dengan demikian banyak perubahan-
perubahan data di lapangan seperti banyaknya kelahiran baru,
kematian, pindah tempat tinggal, perubahan tingkat sosial ekonomi,
dan lain-lain. Melalui pedoman pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat Tahun 2009, Kementerian Kesehatan meminta seluruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Bupati/ Walikota untuk melakukan up dating data sehingga menjadi
data kepesertaan Tahun 2009. Tetapi hanya sebagian kecil yang
merespons hal tersebut. Karena kondisi ini diperlukan kebijakan untuk
melakukan up dating data peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Badan Pusat Statistik pada akhir Tahun 2008 telah mengeluarkan data
baru dimana jumlah masyakat miskin sesuai kriteria, by name dan by
address telah menurun menjadi 60,3 juta jiwa. Data Badan Pusat
Statistik terbaru ini menjadi dasar acuan untuk diterbitkannya
kepesertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat yang baru. Sementara
sasaran kepesertaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat 2010,
tetap sama yaitu 76,4 juta jiwa.
b) Pelayanan Kesehatan
Kendala dalam pelayanan kesehatan antara lain adalah
keterlambatan implementasi INA-DRG di beberapa Rumah Sakit serta
masih belum komprehensifnya pemahaman penyelenggaraan
pelayanan berbasis paket dengan INA-DRG, terutama oleh dokter dan
petugas pemberi pelayanan langsung sehingga belum terlaksananya
pelayanan yang efisien dan mengakibatkan biaya pembayaran paket
seringkali dianggap tidak mencukupi. Di sisi lain, clinical pathway
sebagai instrumen untuk pemberian pelayanan yang adekuat dan
rasional belum digunakan di banyak Rumah Sakit. Demikian pula,
penugasan Menteri Kesehatan kepada konsorsium Badan Usaha Milik
Negara Farmasi, belum ditindaklanjuti pada tingkat Rumah Sakit agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
terjaminnya ketersediaan obat dan vaksin untuk pelayanan Jaminan
Kesehatan Masyarakat.
c) Pendanaan Program
Pertanggungjawaban pendanaan Pemberi Pelayanan Kesehatan
pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2009 masih
ditemukan permasalahan ketidaktepatan waktu, jumlah dan sasaran.
Bahkan masih ditemukan beberapa rumah sakit belum dapat
menggunakan format INA-DRG secara benar. Dengan demikian,
perlu kerja keras Rumah Sakit agar pertanggungjawaban keuangan
sesuai dengan pengaturannya.
d) Pengorganisasian, Peran dan Fungsi Pemerintah Daerah
1) Peran, tugas dan fungsi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi
Provinsi/ Kabupaten/ Kota belum dapat berjalan secara optimal.
Kegiatan sosialiasi, advokasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
dalam keuangan serta kinerja pelayanan kesehatan masih belum
berjalan sebagaimana seharusnya. Karena itu diperlukan komitmen
dari seluruh Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab
pengelolaan Jaminan Kesehatan Masyarakat di daerahnya.
Perhatian khusus juga untuk pelaksanaan kegiatan pada Tim
Koordinasi Jaminan Kesehatan Masyarakat di daerah, terkait
dengan kebijakan-kebijakan yang dalam pelaksanaannya
memerlukan koordinasi seperti kebijakan penatalaksanaan
kepesertaan yang melibatkan seluruh sektor terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2) Komitmen yang masih kurang terutama terhadap kontribusi
Pemerintah Daerah dalam pendanaan Jaminan Kesehatan
masyarakat diluar kuota. Harmonisasi kegiatan dengan mekanisme
Jaminan Kesehatan Masyarakat harus perlu terus dilakukan
terutama bagi daerah yang sudah melaksanakan Jaminan Kesehatan
Daerah. Hal tersebut amat penting agar kedua kegiatan tersebut
dapat bersinergi dengan baik dalam rangka mempercepat
pelaksanaan jaminan kesehatan semesta serta menghindari
duplikasi anggaran (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), duplikasi sasaran
dan manfaat yang diterima oleh peserta.
3) Masih banyak Pemerintah Daerah yang memasukkan dana belanja
bantuan sosial ini kedalam Pendapatan Asli Daerah. Hal ini akan
mengganggu pelayanan kesehatan peserta Jaminan Kesehatan
Masyarakat, seharusnya dana belanja bantuan sosial sepenuhnya
diperuntukkan bagi pelayanan kesehatan peserta sebelum menjadi
pendapatan Rumah Sakit.
5. Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2010
Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 pada
prinsipnya sama dan merupakan kelanjutan pelaksanaan program Jaminan
Kesehatan Masyarakat Tahun 2009 dengan tetap melakukan perbaikan
yang meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a. Tata Laksana Kepesertaan
1) Sasaran Tahun 2010 adalah sama dengan Tahun 2009 yakni 76,4
juta meski data masyarakat miskin menurut Badan Pusat Statistik
Tahun 2008 telah turun menjadi 60,39 juta. Baseline data
kepesertaan Tahun 2010 tetap menggunakan data sebelumnya.
Sedangkan masih ada yang miskin di luar kuota yang ada (bagi
peserta luar kuota yang menggunakan Surat Keterangan Tidak
Mampu) tetap menjadi tanggungan Pemerintah Daerah. Perhatian
khusus kepada peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat yang belum
masuk database seperti bayi baru lahir dari keluarga miskin, anak
terlantar/ gelandangan/ pengemis (rekomendasi Dinas Sosial),
peserta Program Keluarga Harapan.
2) Dalam rangka memperluas cakupan kepesertaan pada Tahun 2010,
terdapat kelompok peserta baru menjadi sasaran peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a) Masyarakat miskin penghuni Lapas/ Rutan dengan melampirkan
surat keterangan dari Kepala Rutan / Lapas setempat.
b) Masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial melalui, melalui
Kepala Dinas/ Institusi Sosial Kabupaten/ Kota setempat,
selanjutnya Kementerian Kesehatan akan segera membuatkan
kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat.
c) Masyarakat miskin akibat bencana paska tanggap darurat
sebagaimana yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d) Untuk semua kepesertaan diatas, Surat Keabsahan Peserta
diterbitkan petugas PT Askes (Persero).
b. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan
Tata laksana pelayanan dilakukan beberapa perubahan meliputi:
1) Diberlakukan pola pembayaran dengan INA-DRG versi 1.6
terhitung mulai 1 Maret 2010. Dengan demikian, semua pasien
rawat jalan dan rawat inap setelah episode perawatan
penyakitnya selesai tanggal 1 Maret dan seterusnya
dipertanggungjawabkan/ diklaimkan dengan software INA-
DRG versi 1.6. Melalui pola pembayaran ini mendorong
Pemberi Pelayanan Kesehatan untuk lebih efisien dan lebih
efektif karena pengendalian biaya dan peningkatan mutu
pelayanan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemberi
Pelayanan Kesehatan. Untuk pelaksanaan INA-DRG versi 1.6
dilakukan peningkatan kapasitas tenaga koder dan tenaga
administrasi klaim di Rumah Sakit.
2) Penyediaan obat dan vaksin sebagaimana Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 885/ Menkes/ SK/ X/ 2009 tentang
penugasan PT Indofarma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma
(Persero) Tbk, PT Phapros Tbk, dan PT Biofarma (Persero)
sebagai penyedia obat dan vaksin dalam penyelenggaraan
program jaminan kesehatan masyarakat secara menyeluruh di
Pemberi Pelayanan Kesehatan Jaminan Kesehatan Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perlu ditindak lanjuti pada tingkat rumah sakit. Penugasan
tersebut ditindak lanjuti oleh distributor setempat sebagai
wakil dari konsorsium Badan Usaha Milik Negara sektor
Farmasi dengan rumah sakit dalam bentuk perjanjian kerja
sama. Menjadi kewajiban pihak rumah sakit untuk
melaksanakan penyediaan obat dan vaksin program Jaminan
Kesehatan Masyarakat mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan tersebut. Untuk memberi kejelasan pelaksanaan
penugasan tersebut, diterbitkan petunjuk teknis khusus untuk
hal tersebut agar dapat dipedomani rumah sakit.
3) Anak terlantar, pengemis dan gelandangan yang belum
teridentifikasi dan belum mempunyai kartu Jaminan Kesehatan
Masyarakat, dapat dilayani dengan membawa rekomendasi
dari Dinas Sosial setempat.
4) Masyarakat miskin dan tidak mampu penghuni panti sosial dan
lapas/ lembaga pemasyarakatan, dapat dilayani dengan
membawa kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat atau
pengantar dari lapas/ rutan disertai surat rujukan dari klinik
lapas/ rutan atau puskesmas setempat.
5) Upaya-upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan
peningkatan efisiensi baik di Puskesmas maupun di Rumah
Sakit dan Pemberi Pelayanan Kesehatan lainnya terus
dilakukan. Telaah pemanfaatan pelayanan (utilisation review)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dilakukan untuk menilai kewajaran pelayanan kesehatan yang
dilakukan.
c. Tata Laksana Pendanaan dan Pengorganisasian
Untuk aspek pendanaan, pengorganisasian dan manajemen
secara prinsip dan mekanisme pelaksanaannya sama seperti yang
telah ditetapkan pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
2009.
6. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan yang Diberikan kepada Pasien
Jaminan Kesehatan Masyarakat
a. Rawat Jalan
1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
oleh dokter spesialis maupun umum
2) Rehabilitasi medik
3) Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan
elektromedik
4) Tindakan medis
5) Pemeriksaan dan pengobatan gigi lanjutan
6) Pelayanan Keluarga Berencana, termasuk kontap efektif, kontap
pasca persalinan/ keguguran, penyembuhan efek samping &
komplikasinya (kontrasepsi disediakan Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional)
7) Pemberian obat mengacu pada Formularium
8) Pelayanan darah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
9) Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit
b. Rawat inap
1) Akomodasi rawat inap pada kelas III
2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
3) Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi,
laboratorium mikro patologi, patologi radiasi dan elektromedik
4) Tindakan medis
5) Operasi sedang, besar, dan khusus
6) Pelayanan rehabilitasi medis
7) Perawatan intensif
8) Pemberian obat mengacu pada formularium
9) Pelayanan darah
10) Bahan dan alat kesehatan habis pakai
11) Persalinan dengan resiko tinggi dan penyulit
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Seluruh penderita Thalasemia dijamin termasuk bukan peserta non
Jaminan Kesehatan Masyarakat.
7. Pelayanan yang Tidak Dijamin Oleh Jaminan Kesehatan Masyarakat
a. Pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan
b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika
c. General check up
d. Prothesis gigi tiruan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
e. Pengobatan alternatif dan pengobatan lain yang belum terbukti secara
ilmiah
f. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya
mendapatkan keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan
impotensi
g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap bencana alam, kecuali
memang yang bersanagkutan sebagai peserta Jaminan Kesehatan
Masyarakat
h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial
8. Prosedur Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2011
Syarat-syarat yang diperlukan pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat
untuk memperoleh pelayanan kesehatan antara lain:
a. Fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk
c. Fotokopi Kartu Keluarga
d. Surat Rujukan Dari Puskesmas
Unsur-unsur yang terkait dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi:
a. Loket Pendaftaran
b. Poliklinik (Instalasi Rawat Jalan)
c. Instalasi Farmasi/ Apotek
d. Instalasi Rawat Inap/ Bangsal dan Intensive Care Unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
e. Instalasi Gawat Darurat
f. Kasir (Bagian Keuangan)
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang terpadu dalam prosedur
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Antara unsur
tersebut saling berkaitan mendukung pelaksanaan program Jaminan
Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar.
Unit-unit yang terkait dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar
antara lain:
a. Loket Pendaftaran
b. PT Askes
c. Poliklinik (Instalasi Rawat Jalan)
d. Instalasi Farmasi (Apotek)
e. Instalasi Gawat Darurat
f. Intensive Care Unit
g. Instalasi Rawat Inap
h. Bagian Keuangan (tim input data dan verifikasi)
Prosedur-prosedur yang berjalan dalam setiap unit-unit yang berlaku
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada pasien yang menggunakan
kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat antara lain:
a. Loket Pendaftaran
Prosedur-prosedur yang berjalan di loket pendaftaran antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Pasien datang kerumah sakit dengan membawa fotokopi kartu
Jaminan Kesehatan Masyarakat dan surat rujukan dari
Puskesmas serta kelengkapan lain seperti fotokopi Kartu Tanda
Penduduk dan Kartu Keluarga setelah itu melakukan
pendaftaran di loket pendaftaran.
2) Petugas loket pendaftaran kemudian melakukan input data pada
komputer dan berdasarkan data-data yang dibawa oleh pasien.
3) Petugas kemudian membuat kartu pendaftaran dan menerbitkan
Rekam Medik
4) Sedangkan dari pihak PT Askes yang berada di dalam rumah
sakit melakukan verifikasi kepesertaan pasien dengan cara
mencocoKartu Keluargaan data-data yang dibawa pasien dengan
database peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat pada PT Askes.
5) PT Askes kemudian menerbitkan Surat Keabsahan Peserta
sebanyak 3 lembar sebagai salah satu bukti bahwa pasien benar-
benar peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Surat Keabsahan Peserta yang diterbitkan oleh PT Askes antara
lain berisi tentang:
a) Nomor peserta
b) Nama peserta
c) Tanggal lahir
d) Alamat peserta
e) Jenis kelamin peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
f) Nomor Surat Keabsahan Peserta
b. Poliklinik ( Instalasi Rawat Jalan)
1) Setelah mendapatkan Surat Keabsahan Peserta, pasien kemudian
dirujuk ke poliklinik masing-masing untuk menjalani
pemeriksaan, sebelum pasien masuk ke poliklinik masing-masing
petugas dari bagian pendaftaran memberikan dokumen-dokumen
pasien dan rekam medik ke petugas klinik sedangkan pasien
menunggu dipanggil petugas poliklinik masing-masing
berdasarkan no urut pendaftaran dan no Rekam Medik.
2) Penentuan untuk pemeriksaan pasien pada masing-masing
poliklinik dapat dilihat pada loket pendaftaran.
3) Setelah itu petugas poliklinik kemudian memanggil pasien
berdasarkan no urut atas Rekam Medik yang dimasukan ke
poliklinik.
4) Petugas berdasarkan Surat Keabsahan Peserta, kartu pendaftaran,
fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, fotokopi Kartu
Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga untuk mengisi data pada
buku register rawat jalan.
5) Dokumen surat keterangan pemberian tindakan ada dua-duanya
yaitu berwarna putih. Dokumen putih dijadikan lembar satu
dengan fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, fotokopi
Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga serta Surat
Keabsahan Peserta ditinggal di bagian poliklinik untuk diserahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
ke kasir oleh petugas. Sedangkan dokumen berwarna putih
lembar kedua dijadikan sebagai arsip poliklinik.
6) Dokumen berwarna putih lembar satu yang disatukan dengan
fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, Surat Keabsahan
Peserta dan berkas lainnya diserahkan ke bagian kasir oleh
petugas poliklinik pada saat jam kerja berakhir atau pada
keesokan harinya.
c. Instalasi Gawat Darurat
Prosedur yang berjalan di Instalasi Gawat Darurat antara lain:
1) Pasien datang ke rumah sakit kemudian masuk ke Instalasi Gawat
Darurat.
2) Pihak lain dari pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat
mendaftarkan pasien ke loket pendaftaran dengan membawa
fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, fotokopi Kartu
Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga serta surat rujukan dari
puskesmas .
3) Pihak loket pendaftaran kemudian mencatat dan memasukan data
sesuai dengan jenisnya, bila pasien dirujuk untuk rawat inap,
maka pihak yang mendaftar juga ikut mendaftar dan petugas
memasukan data pada komputer serta mengeluarkan kartu
pendaftaran dan Rekam Medik.
4) Pihak Instalasi Gawat Darurat juga mengeluarkan surat tindakan
yang termasuk dalam status Rekam Medik. Apabila pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dirujuk rawat inap, maka pasien masuk ke bangsal sesuai rujukan
dokter.
5) Pihak pasien juga harus mendaftar ke PT Askes untuk
mendapatkan Surat Keabsahan Peserta.
6) Pengisian hasil tindakan pada status yang kemudian dalam status
Rekam Medik masuk ke bangsal sesuai dengan bangsal pasien
yang dirawat. Pelayanan untuk pasien peserta Jaminan Kesehatan
Masyarakat rawat inap adalah bangsal kelas III.
7) Pelayanan kemudian dilanjutkan oleh pihak bangsal.
8) Pasien dari Instalasi Gawat Darurat apabila akan pulang atau
keluar dari rumah sakit maka petugas Instalasi Gawat Darurat
akan menghitung rincian biaya dan memberikannya ke bagian
kasir bersama dengan dokumen-dokumen pasien.
9) Pihak pasien akan mendapatkan kupon berisi keterangan gratis dari
kasir yang akan diberikan kepada petugas Instalasi Gawat Darurat
sebagai bukti pelunasan meskipun pasien tidak mengeluarkan
uang sedikitpun.
10) Sedangkan dokumen-dokumen yang diberikan akan diarsip
sebagai bukti pengklaiman dan arsip rumah sakit.
d. Intensive Care Unit
Prosedur yang berjalan di Intensive Care Unit antara lain:
1) Pasien dirujuk dari Instalasi Gawat Darurat untuk mendapatkan
perawatan, pasien kemudian masuk ke Intensive Care Unit,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
petugas mencatat dalam buku register pasien berdasarkan data-
data pasien.
2) Kemudian Rekam Medik yang masuk diisi oleh petugas lain dan
diserahkan ke dokter pemeriksa untuk diisi.
3) Petugas mendokumentasikan semua surat keterangan yang
diotorisasi oleh dokter/ perawat.
4) Surat Keabsahan Peserta dan kelengkapan lain dari pasien seperti
fotokopi identitas, kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat
diserahkan ke bagian kasir (bagian keuangan).
5) Pasien kemudian diberikan kupon berisi keterangan gratis dari
kasir sebagai syarat agar pasien dapat pulang.
6) Pasien diijinkan pulang setelah menyerahkan kupon berisi
keterangan gratis dari kasir kepada petugas Intensive Care Unit.
e. Instalasi Rawat Inap
Prosedur yang berjalan pada rawat inap hampir sama dengan
prosedur yang ada pada Intensive Care Unit. Prosedur-prosedur
tersebut antara lain:
1) Pasien yang masuk ke rumah sakit masuk ke Instalasi Gawat
Darurat
2) Setelah diperiksa di Instalasi Gawat Darurat pasien kemudian
masuk ke bangsal.
3) Pihak pasien kemudian mendaftarkan pasien pada pihak bangsal
dengan membawa kelengkapan lain seperti fotokopi identitas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, dan surat rujukan
dari puskesmas.
4) Petugas bangsal kemudian mencatat data pasien pada buku register
pasien rawat inap.
5) Pihak bangsal menerbitkan Surat Persetujuan Rawat Inap apabila
Instalasi Gawat Darurat belum menerbitkan untuk digunakan
untuk mencari Surat Keabsahan Peserta dari PT Askes dan
Rekam Medik dari bagian pendaftaran.
6) Selama pasien dirawat dirumah sakit semua jenis pelayanan dan
tindakan yang diberikan kepada rumah sakit dimasukan dalam
Rekam Medik.
7) Semua tindakan yang diberikan dimasukan dalam formulir
tindakan oleh pihak bangsal sesuai dengan instruksi dokter.
8) Pengumpulan semua tindakan dimasukan dan dijumlah pada
bagian/ pihak bangsal dan diserahkan ke kasir beserta dengan
dokumen kelengkapan pasien termasuk Surat Keabsahan Peserta
lembar 1, sementara Surat Keabsahan Peserta lembar 2 diberikan
ke pihak farmasi untuk disatukan dengan Daftar Pemberian Harga
Obat yang jumlahnya juga akan ditotal dan diberikan kepada
kasir.
9) Dalam pengumpulan berkas ke kasir juga dimasukan surat hasil
pemeriksaan laboratorium.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
10) Pihak petugas bangsal kemudian membawa Surat Keabsahan
Peserta lembar 1 yang disatukan dengan fotokopi Kartu Tanda
Penduduk dan Kartu Keluarga, fotokopi kartu Jaminan Kesehatan
Masyarakat serta rujukan puskesmas dan juga Surat Keabsahan
Peserta lembar 2 yang dijadikan satu dengan Daftar Pemberian
Obat yang dikeluarkan bagian Farmasi ke bagian Kasir.
11) Pihak pasien kemudian diberikan kupon berisi keterangan gratis
oleh kasir.
12) Pasien diperbolehkan pulang setelah menyerahkan kupon berisi
keterangan gratis tersebut ke petugas bangsal.
f. Kasir (Bagian Keuangan)
Prosedur-prosedur yang berlaku di bagian kasir (keuangan) antara
lain:
1) Dokumen-dokumen yang masuk ke kasir antara lain:
a) Surat tindakan dari Instalasi Gawat Darurat
b) Surat tindakan dari Intensive Care Unit
c) Rekam medik dan rincian biaya.
d) Surat Keabsahan Peserta lembar 1, fotokopi kartu Jaminan
Kesehatan Masyarakat, fotokopi kartu keluarga, dan fotokopi
identitas pasien serta surat rujukan dari kelurahan.
e) Surat Keabsahan Peserta lembar 2 dan daftar pemberian obat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Dokumen-dokumen yang masuk ke bagian kasir kemudian dipilah-
pilah berdasarkan tanggal pemberian pelayanan untuk rawat jalan
dan tanggal keluar untuk rawat inap serta jenis dan nama pasien.
3) Kemudian setelah dokumen dipilah-pilah, dilakukan koding oleh
bagian rekam medik, data kemudian dikembalikan ke bagian
keuangan setelah dilakukan koding.
4) Data yang sudah dikoding kemudian dilakukan entry data ke dalam
software INA-DRG versi 1.6.
5) Setelah melakukan entry data diperoleh nominal sebagai dasar
untuk mengajukan klaim ke Departemen Kesehatan.
6) Semua berkas dan saldo nominal kemudian diverifikasi ulang oleh
verifikator independen.
7) Setelah dinilai layak oleh verifikator kemudian dilakukan
pengajuan klaim ke Departemen Kesehatan setelah form
pengajuan ditandatangani oleh direktur rumah sakit dan
verifikator independen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 2.1
Prosedur Klaim yang Berjalan di Bagian Keuangan (Kasir)
SKP Lb.2 DPO
F.C. Identitas F.C.KK
Rekam Medik
F.C.K. Jamkesmas
Mulai
Pemilahan Dokumen
Koding Diagnosa
Entry Data
File Txt
1
Surat Tindakan
Surat Rujukan puskesmas
Rincian biaya
SKP Lb. 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 2.2
Prosedur Klaim yang Berjalan di Verifikator
Ya
Tidak Kembali ke Bagian Keuangan
1
File Txt
Verifikasi Kelayakan
Ditandatangani Direktur
Hardcopy form 3
Softcopy File Txt
LPJ. Jamkesmas di Otorisasi Direktur
Hardcopy form 3
Softcopy File Txt
Lap. Pertanggung jawaban
Klaim ke Depkes
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
9. Tata Laksana Pendanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun
2010 pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar
a) Ketentuan Umum
1) Pendanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat merupakan jenis
belanja sosial.
2) Pembayaran ke Puskesmas disalurkan langsung dari Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara melalui PT POS, sedangkan
pembayaran ke Pemberi Pelayanan Kesehatan lanjutan (Rumah
Sakit) dikucurkan langsung dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara ke rekening masing-masing Pemberi Pelayanan Kesehatan
lanjutan Jaminan Kesehatan Masyarakat melalui Bank.
3) Pertanggungjawaban dana luncuran tetap menggunakan pola
pembayaran dengan INA-DRG dan berlaku untuk seluruh Pemberi
Pelayanan Kesehatan lanjutan. Pada saatnya apabila semua
Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Tim Pengelola Pusat telah siap,
akan dilakukan perubahan pola pertanggungjawaban dana dengan
pola klaim.
4) Peserta tidak boleh dikenakan iuran biaya dengan alasan apapun.
b) Sumber dan Alokasi Dana
Sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sektor Kesehatan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Pemerintah Daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah berkontribusi dalam menunjang dan melengkapi pembiayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di
daerah masing-masing meliputi antara lain:
1) Masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak termasuk dalam
pertanggungan kepersertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat.
2) Biaya transportasi rujukan dari rumah sakit yang merujuk ke
pelayanan kesehatan lanjutan beserta biaya pemulangan pasien
menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah asal pasien.
3) Biaya transportasi petugas pendamping pasien yang dirujuk.
4) Dukungan biaya operasional manajemen Tim Koordinasi dan Tim
Pengelola Jaminan Kesehatan Masyarakat Provinsi/ Kabupaten/
Lokal.
5) Biaya lain-lain diluar pelayanan kesehatan, sesuai dengan spesifik
daerah dapat dilakukan oleh daerahnya.
c) Lingkup Pendanaan
Pendanaan dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi:
1) Dana Pelayanan Kesehatan
Adalah dana yang diperuntukan untuk pelayanan kesehatan di
Pemberi Pelayanan Kesehatan
2) Dana Operasional Manajemen
Adalah dana yang diperuntukan untuk operasional manajemen Tim
Pengelola dan Tim Koordinasi Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota
dalam menunjang program Jaminan Kesehatan Masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
d) Penyaluran Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk Rumah
Sakit
1) Dana untuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar disalurkan dari Kantor Pusat
Perbendaharaan Negara ke rekening rumah sakit di bank.
Pengucuran dana dilakukan secara bertahap.
2) Pelayanan Dana Pelayanan ke rumah sakit berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang
mencantumkan nama rumah sakit dan besaran dana yang
dikucurkan.
3) Perkiraan besaran dana luncuran pelayanan kesehatan dilakukan
berdasarkan atas perhitungan atas laporan pertanggungjawaban
dana rumah sakit.
4) Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat yang disalurkan ke rekening
rumah sakit belum menjadi pendapatan rumah sakit dan tidak dapat
dicairkan sebelum dipertanggungjawabkan melalui mekanisme
INA-DRG.
5) Apabila terjadi kekurangan dana luncuran pelayanan kesehatan
pada akhir tahun anggaran, akan diperhitungkan dan dibayarkan
pada tahun selanjutnya dan sebaliknya bila terjadi kelebihan dana
luncuran, maka akan menjadi sumber dana pelayanan kesehatan
tahun selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
e) Pertanggungjawaban dan Pencairan Dana Jaminan Kesehatan
Masyarakat pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar
1) Pertanggungjawaban
a) Rumah sakit membuat pertanggungjawaban dana luncuran
dengan menggunakan software INA-DRG versi 1.6. yang
berlaku sejak 1 Maret 2010.
b) Selanjutnya pertanggungjawaban tersebut akan diverifikasi
oleh verifikator independen dengan menggunakan software
verifikasi Klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat.
c) Setelah verifikasi dinyatakan layak oleh verifikator
independen, selanjutnya pertanggungjawaban tersebut
ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar.
d) Pertanggungjawaban dana Jaminan Kesehatan Masyarakat di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar menjadi
sah setelah ditandatangani oleh dan disetujui oleh direktur
rumah sakit dan verifikator independen.
e) Selanjutnya rumah sakit mengirimkan secara resmi laporan
pertanggungjawaban dana Jaminan Kesehatan Masyarakat
dalam bentuk hard copy yaitu form 1C, 2C, 3 dan koreksi serta
soft copy dalam 1 CD yaitu memuat file txt INA-DRG, file txt
administrasi klaim, raw data VI kepada Tim Pengelola Jaminan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Kesehatan Masyarakat Pusat dan hard copy form 3 kepada Tim
Pengelola Jaminan Kesehatan Masyarakat Provinsi/ Kabupaten
sebagai bahan monitoring dan evaluasi.
f) Pelaporan pertanggungjawaban dana disertai dengan hasil
kinerja atas pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit.
2) Pencairan
a) Dengan telah ditandatanganinya pertanggungjawaban dana
oleh direktur rumah sakit dan verifikator independen, maka
rumah sakit sudah dapat mencairkan dana pelayanan kesehatan
tersebut dengan batas pencairan sejumlah dana yang
dipertanggungjawabkan.
b) Untuk rumah sakit yang sudah berstatus Badan Layanan Umum
Daerah, pencairan dananya mengikuti ketentuan Badan
Layanan Umum Daerah.
c) Pemanfaatan atas dana luncuran yang telah menjadi hasil
kinerja pelayanan sebagai penerimaan/ pendapatan atas klaim
pelayanan dapat digunakan sesuai kebutuhan dan ketentuan
rumah sakit.
d) Seluruh berkas dokumen pertanggungjawaban dana disimpan
oleh rumah sakit dan akan diaudit oleh Aparat Pengawas
Fungsional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis terhadap pelaksanaan
prosedur Jaminan Kesehatan Masyarakat yang telah dilaksananakan oleh Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar, penulis menemukan beberapa
kelebihan dan kelemahan atas prosedur yang telah dijalankan tersebut. Kelebihan
dan kelemahan tersebut antara lain:
A. KELEBIHAN
Kelebihan dari prosedur pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat
yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar
antara lain:
1. Sudah adanya pemisahan fungsi yang jelas
Dalam pelaksanaan prosedur Jaminan Kesehatan Masyarakat yang
dijalankan oleh rumah sakit sudah terdapat pembagian fungsi antara lain
fungsi yang mencatat pemberian kepada pihak pasien, pihak yang
melakukan koding, pihak yang melakukan entry data data serta pihak
yang melakukan verifikasi sebelum dilakukan pengajuan klaim sehingga
tidak mungkin terjadi kecurangan dalam pengajuan klaim.
2. Sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh rumah sakit sudah cukup
baik.
Dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Karanganyar sistem pengendalian intern atas
prosedur yang telah digunakan sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
adanya pengawasan intern dalam pelaksanaan program tersebut,
pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman yang ditentukan oleh
Departemen Kesehatan, serta ada koordinasi yang bagus antara pihak-
pihak yang terkait.
3. Adanya sumber daya karyawan yang cakap sehingga dapat membantu
kelancaran pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Dapat dikatakan karyawan yang cakap merupakan aset yang dimiliki
oleh perusahaan. Karyawan yang mengetahui tentang seluk beluk
prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat sampai pada proses
pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat sangat membantu
kelancaran proses pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat menjadi
kas yang akan diterima rumah sakit.
B. KELEMAHAN
1. Adanya double entry dalam input data dengan software INA-DRG versi
1.6
Dalam melakukan entry data seringkali terjadi entry data lebih dari
satu kali, hal ini disebabkan karena software yang digunakan tetap
menyimpan entry data yang dilakukan walaupun sebelumnya telah
dilakukan entry data dengan waktu dan data-data lain yang sama.
2. Pengawasan dokumentasi yang lemah
Pada saat mendokumentasikan dokumen seringkali terjadi dokumen
yang tercecer atau terselip dalam dokumen pasien lain sehingga dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
menjadi kurang lengkap dan tidak bisa dilakukan klaim atas pelayanan
tersebut sehingga rumah sakit akan mengalami kerugian.
3. Kelemahan yang terdapat pada pencairan dana dari Departemen Kesehatan
yang kadang-kadang tidak bisa cair tepat waktu.
Pencairan dana dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia atas
klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat yang diajukan oleh rumah sakit
terkadang mengalami keterlambatan pencairan dana untuk rumah sakit.
Akibatnya rumah sakit terkadang mengalami kekurangan dana untuk
operasional rumah sakit itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah bentuk belanja bantuan
sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta
peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Program ini
diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
Unit-unit yang terkait dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar antara
lain:
i. Loket Pendaftaran
j. PT Askes dalam rumah sakit
k. Poliklinik (Instalasi Rawat Jalan)
l. Instalasi Farmasi (Apotek)
m. Instalasi Gawat Darurat
n. Intensive Care Unit
o. Instalasi Rawat Inap
p. Bagian Keuangan (tim input data dan verifikasi)
Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit dalam
program Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah rawat jalan dan rawat inap.
Alat bantu yang digunakan dalam klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat
adalah software INA-DRG 1.6.
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Kelebihan yang terdapat dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar adalah:
1. Sudah adanya pemisahan fungsi
2. Sistem pengendalian intern yang dilaksanakan oleh rumah sakit sudah
cukup bagus
3. Adanya sumber daya karyawan yang cakap sehingga membantu
kelancaran pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat kepada
Departemen Kesehatan.
Kelemahan yang terdapat dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar adalah:
1. adanya double entry dalam input data dengan software INA-DRG versi 1.6
2. pengawasan dokumentasi yang lemah
3. kelemahan yang terdapat pencairan dana dari Departemen Kesehatan yang
kadang-kadang tidak bisa cair tepat waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
B. REKOMENDASI
Berdasarkan kelemahan yang terdapat pada prosedur pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Karanganyar, maka penulis memberikan rekomendasi agar
prosedur yang dijalankan menjadi lebih baik dan kelemahan-kelemahan yang
terjadi bisa diminimalisir. Adapun rekomendasi dari pihak penulis antara lain:
1. Untuk mengatasi dokumen yang terselip diperlukan atau tercecer maka
diperlukan usaha yang optimal dalam pemberdayaan karyawan yang
mendokumentasikan dokumen-dokumen yang dijadikan dasar dalam
administrasi pengklaiman. Karyawan yang cakap di bidang
pendokumentasian maka akan memperlancar jalannya prosedur yang
dilaksanakan.
2. Untuk mengatasi adanya double entry pada software yang digunakan
diperlukan perbaikan dari software yang digunakan sehingga software
tidak akan menyimpan lagi data yang pernah disimpan sebelumnya.
Karyawan yang melakukan entry data pada software pun harus memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi. Pemberian tanda pada dokumen-dokumen
sebagai bukti sudah dilakukan entry data harus dilakukan untuk
menghindari adanya double entry pada software.
3. Untuk menanggulangi adanya kekurangan dana untuk operasional Jaminan
Kesehatan Masyarakat maka bisa digunakan dana yang berasal dari
pasien rawat jalan dan rawat inap non Jaminan Kesehatan Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sehingga kegiatan operasional untuk kegiatan lainnya menjadi lancar
kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 1990. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.Edisi Kedua. Yogyakarta : AAYKPN
.1985.Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN
Departemen Kesehatan. 2010. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas). Jakarta.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Nugroho, Alif Fitri. 2007. Analisis Sistem Penggunaan Kartu Askeskin di RSUD Panembahan Senopati di Kab. Bantul. Tugas Akhir tidak dipublikasikan. UNS Surakarta.