dunia anak farmasi

172
Dunia Anak Farmasi Rabu, 26 Oktober 2011 Tugas Akhir Mikrobiologi^^ UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L)TERHADAP BAKTERI Escherichia coli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai obat tradisional. Hal ini menandakan adanya kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam dalam rangka mencapai kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami ( Wiayakusuma, 1997). Obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dan bahan – bahan alami murni, memiliki efek samping, tingkat bahaya dan resiko yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat kimia (Muhlisah, 2005). Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah bunga rosella. Bunga rosela mempunyai nama ilmiah Hibiscus Sabdariffa Linn dari famili malvaceae pada awalnya merupakan tumbuhan liar yang tidak diketahui manfaatnya, sekarang merupakan tumbuhan budidaya yang populer dan hampir seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan untuk kebutuhan pengobatan, terutama untuk pengobatan alternatif. Hal ini

Upload: curiejulia

Post on 03-Jan-2016

400 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dunia Anak Farmasi

Dunia Anak Farmasi

Rabu, 26 Oktober 2011

Tugas Akhir Mikrobiologi^^ UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L)TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan yang harus

dilestarikan dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar tumbuhan tersebut dapat

digunakan sebagai obat tradisional. Hal ini menandakan adanya kesadaran masyarakat untuk

kembali ke alam dalam rangka mencapai kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi

berbagai penyakit secara alami ( Wiayakusuma, 1997). Obat tradisional yang berasal dari

tumbuhan dan bahan – bahan alami murni, memiliki efek samping, tingkat bahaya dan resiko

yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat kimia (Muhlisah, 2005).

Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah bunga

rosella. Bunga rosela mempunyai nama ilmiah Hibiscus Sabdariffa Linn dari famili

malvaceae pada awalnya merupakan tumbuhan liar yang tidak diketahui manfaatnya,

sekarang merupakan tumbuhan budidaya yang populer dan hampir seluruh bagian tanaman

ini dapat digunakan untuk kebutuhan pengobatan, terutama untuk pengobatan alternatif. Hal

ini dikarenakan bunga rosella mengandung senyawa metabolit sekunder yang diduga

mempunyai efek antibakteri.

Adapun kandungan kimia dari tumbuhan rosella adalah alkaloid, flavonoid, triterpen,

steroid, dan fenolik. Kandungan kimia bunga rosella yang diduga mempunyai efek sebagai

antibakteri adalah flavonoid. Dimana kandungan flavonoid mampu menghambat dan

membunuh kuman – kuman, mikroorganisme yang bisa menyebabkan penyakit pada

manusia.

Salah satu jenis bakteri Gram negatif yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia

adalah Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli biasanya hidup di usus besar, dan

membantu membentuk vitamin K di dalam tubuh. Pada kebanyakan kasus bakteri ini

Page 2: Dunia Anak Farmasi

merupakan bakteri penyebab infeksi terutama pada penyakit pada usus besar yang

menyebabkan diare.

Berdasarkan hal tersebut diatas dan data empiris dari masyarakat, maka perlu diadakan

penelitian lebih lanjut untuk menguji apakah benar, bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn)

efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri penyebab diare, yaitu Escherichia coli. pada

penelitian ini mengunakan metode dist diffuse (cakram).

.

1.2  Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Tujuan umum :

Mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) terhadap

aktivitas bakteri Escherichia coli.

2.      Tujuan khusus :

a.       Mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak bunga rosella hasil budidaya terhadap

Escherichia coli dengan metode cakram.

b.      Mengetahui kegunaan rosela sebagai tanaman obat tradisional yang bisa dijadikan sebagai

obat alternatif pengganti bahan sintetik yang tersedia di apotik.

1.3  Manfaat

1.3.1        Bagi Peneliti

Merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat berharga untuk

disesuaikan dengan pengetahuan teoristis yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan

sebagai syarat dalam menyelesaikan studi mikrobiologi.

1.3.2        Bagi Pelajar

Dapat menjadikan pembendaharaan pustaka sebagai informasi yang dapat digunakan untuk

menambah ilmu pengetahuan di bidang farmasi, serta sebagai referensi untuk masukan bagi

peneliti selanjutnya.

1.3.3        Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat tentang teknik budidaya 

dan manfaat bunga rosella sebagai obat tradisional yang dapat digunakan sebagai bahan 

pengganti obat sintetik, sehingga masyarakat memiliki alternatif dan tidak selalu tergantung

pada obat yang tersedia di apotik.

Page 3: Dunia Anak Farmasi

Menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan bahan alam sebagai

sumber obat alternatif, sehingga mendorong masyarakat untuk membudidayakan tanaman

rosella dan pada akhirnya dapat menekan pengeluaran yang lebih banyak untuk pembelian

obat.

BAB II

Page 4: Dunia Anak Farmasi

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  ROSELLA

Tumbuhan rosella tumbuh liar di pinggir – pinggir jalan, perkebunan dan sawah di

Indonesia. Warna, bentuk dan ukuran sedikit berbeda disetiap daerah. Bahkan tidak hanya

warna, bentuk dan ukurannya namun sebutannya pun satu daerah dan daerah lain berbeda.

Misalnya ada yang menyebut rosella kembang gandaria, karena rasa asam-nya mirip buah

gandaria dan ada juga yang menyebutnya kembang frambosen karena warnanya mirip dengan

buah frambosen.

Dalam taksonomi tumbuhan, rosella diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio                  : Spermatophyta

Sub Divisid           : Angiospermae

Kelas                     : Dicotyledoneae

Ordo : Malvaceales

Famili                    : Malvaceae

Genus                    : Hibiscus

Spesies                   : Hibiscus Sabdariffa Linn

Ada beberapa jenis rosella yang beredar di pasaran. Beberapa jenis itu adalah :

1.   Rosella Afrika, jenis ini berwarna kehitaman.

2.   Rosella Cranberry. Rosella jenis ini banyak terdapat di Belanda, berwarna merah, kelopaknya

menyerupai kotak dan ujung kelopaknya berbentuk oval, tidak seperti rosella yang tumbuh di

Indonesia ujung kelopaknya kuncup.

3.   Rosella Taiwan. Rosella ini berwarna merah, panjang sekitar 5 cm dan ujung kuncupnya

agak merekah.

Karena belum tahu khasiatnya, dulu tanaman ini tidak dibudidayakan, namun serat

batangnya digunakan untuk bahan pembuat tali dan karung goni. Namun tidak sedikit yang

memanfaatkan bunga dan daunnya uuntuk dijadikan lalapan dan sayur. Namun tanaman

rosella saat ini dibudidayakan di Indonesia antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah,

Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Pohon rosella adalah sejenis perdu yang mudah ditanam. Cara penanamannya dengan

menggunakan biji yang kering kemudian disemai. Tanaman rosella berdiri tegak dengan

tinggi ±0,5-5 m dan mengeluarkan bunga hampir sepanjang tahun. Saat muda batang dan

daunnya berwarna hijau, namun ketika beranjak dewasa dan berbunga, batangnya akan

berubah menjadi coklat kemerahan.

Page 5: Dunia Anak Farmasi

Batang berbentuk silindris dan kerkayu, memiliki banyak cabang. Pada batang melekat

daun yang bersusun berseling, berwarna hijau, berbentuk bulaat telur dan berbentuk menjari,

tepi bergerigi. Tulang daun berwarna merah, panjang daun dapat mencapai 6- 15 cm dan

lebar 5 – 8 cm. Akar yang menopang batang adalah akar tunggang.

Bunga muncul pada ketiak daun. Mahkota bunga berbentuk corong tersusun dari lima

helai daun mahkota. Kelopak bunganya sangat menarik dan indah. Selain mahkota dan

kelopak, bunga juga dilengkapi 8 – 12 kelopak tambahan.

Bunga akan muncul saat rosella berumur 2,5 – 3 bulan setelah ditanam. Awalnya bunga

berwarna merah muda dan belum menyerupai bunga yang sudah matang. Dua minggu

kemudian bunga rosella muda berwarna hijau dengan jari – jari tipis berwarna merah dan

berbentuk bulat kecil.

Selama pertumbuhan ini, kelopak akan semakin besar, kaku, menebal, dan warna berubah

menjadi merah cerah, terdapat putik dan benang sari. Bunga yang berhasil dibuahi akan

menjadi buah.

Buah rosella berbentuk kerucut dengan bulu – bulu halus menempel di permukaan kulit

buah. Buah terbagi menjadi lima bagian. Disetiap ruang terdapat 3 – 4 biji yang juga berbulu,

dan menyerupai bentuk ginjal. Biji yang masih muda berwarna putih sedang jika sudah tua

berwarna coklat.

Disetiap daerah ukuran rosella selalu berbeda. Misalnya rosella dari Surabaya dipastikan

lebih kecil dibandingkan rosella di Bogor, begitu juga dengan warna ada yang berwarna

merah muda, merah tua, merah kehitaman dan merah kecoklatan. Bahkan ada juga rosella

yang kelopaknya berwarna kuning dan berukuran kecil.

Manfaat rosella merah memang sangat menakjubkan, ini terbukti dengan kandungan

rosella merah yang banyak mengandung vitamin. Khasiat rosella merah juga dapat dirasakan

setalah mengkonsumsinya. Oleh karena itu, semakin banyak orang yang membudidayakan

rosella dan mengkonsumsinya.

Karena memiliki berbagai kandungan rosella menjadi ‘primadona’ sebagai tanaman obat

tradisional. kandungan vitamin dalam rosella cukup lengkap, yatu vitamin C, A, D, B1, B2

dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak

bunga rosella, termasuk arginin dan lignin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.

Selain itu, rosella juga mengandung protein dan kalsium. Bahkan, kandungan vitamin C-nya

3 kali lebih banyak dari anggur hitam, 9 kali jeruk sitrus, 10 kali dari buah belimbing, dan 2,5

kali dari jambu biji.

Page 6: Dunia Anak Farmasi

Kandungan omega 3 yang terdapat dalam kelopak bunga rosella bermanfaat untuk

pertumbuhan dan kecerdasan otak anak. Asam sitrat dan asam malat memberi sensasi yang

menyegarkan ketika kelopak diseduh. Daun dan buah rosella juga mengandung senyawa yang

bermanfaat, begitu pula biji rosella yang mengandung protein tinggi.

Dari segi kesehatan, rosella mempunyai manfaat untuk mencegah penyakit. Menurut

penelitian Ballitas Malang, bunga rosella, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga

tebal ( juicy), misalnya rosella merah berguna untuk mencegah penyakit Kanker dan Radang,

mengendalikan tekanan darah, melencarkan peredaran darah dan melancarkan buang air

besar.

Gossy peptin anthocyanin dan glucoside hibiscin yang mempunyai efek diuretik dan

choleretik, memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi, meningkatkan

kinerja usus serta berfungsi sebagai tonik ( obat kuat).

Dari segi penelitian terbukti bahwa kelopak bunga rosella mempunyai efek anti-

hipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri. Dalam eksperimen ditemukan juga bahwa

ekstrak kelopak bunga rosella mengurangi efek alkohol pada tubuh kita, mencegah

pembentukan batu ginjal, dan memperlambat pertumbuhan jamur/bakteri/parasit penyebab

demam tinggi. kelopak bunga rosella juga membantu melancarkan peredaran darah dengan

mengurangi derajat kekentalan darah. Ini terjadi karena asam organik, poly-sakarida dan

flavonoid yang terkandung dalam ektrak kelopak bunga rosella sebagaai Farmakologi. Selain

itu yang tidak kalah pentingnya adalah eklopak bungga rosella mengandung vitamin C dalam

kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap

serangan penyakit.

2.2  SIMPLISIA

2.2.1  Pengertian Simplisia

Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simple, berarti

satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebutkan bahan – bahan obat alam

yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.

Departemen Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisisa sebagai berikut:

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami proses

perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya dalam bentuk yang telah

dikeringkan. Berdasarkan hal itu maka simplisisa dibagi menjadi tiga golongan yaitu

simplisia nabati, hewani, dan pelikan atau mineral.

Page 7: Dunia Anak Farmasi

         Simplisia nabati : simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat

tanaman, atau gabungan antara ketiga. Misalnya Datura Folium dan Piperis nigri Fructus.

Eksudat tanaman adalah inti sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara

tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat – zat atau bahan –

bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan atau diisolasi dari tanamannya.

         Simplisia hewani : simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat – zat berguna

yang dihasilkan oleh hewan dan berupa zat kimia murni. Contohnya adalah minyak ikan

( Oleum iecoris asselli ) dan madu ( Mel depuratum ).

      Simplisia pelican atau mineral : simplisia yang berupa mineral ( pelican ) yang belum diolah

atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Contohnya serbuk seng

dan serbuk tembaga.

2.2.2  Cara Pembuatan Simplisia

Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut dimulai

dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan,

sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan.

1)   Pengumpulan bahan baku

Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan baku. Faktor yang

paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen. Berdasarkan garis besar pedoman

panen, pengambilan bahan baku tanaman dilakukan sebagai berikut :

a.    Biji

Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau sebelum

semuanya pecah.

b.   Buah

Pengambilan bunga tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah bisa

dilakukan saat menjelang masak ( misalnya Piper nigrum ), setelah benar – benar masak

( misalnya adas ), atau dengan cara melihat perubahan warna atau bentuk dari buah yang

bersangkutan ( misalnya jeruk, asam, dan pepaya ).

c.    Bunga

Pemanenan bunga tergantung dari tujuan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen dapat

dilakukan pada saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup ( seperti pada

Jasminum sambac,melati ), atau saat bunga sudah mulai mekar ( misalnya Rosa sinensis,

mawar ).

d.   Daun atau herba

Page 8: Dunia Anak Farmasi

Panen daun atau herba dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu

ditandai dengan saat – saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk

pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi

daun tua.

2)      Sortasi basah

Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi basah

dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing atau bahan-bahan

asing lainnya dari bahan simplisia. Bahan-bahan asing itu seperti tanah, kerikil, rumput dan

kotoran lainnya yang harus di buang. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba dalam

jumlah tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah dalah mengurangi jumlah

mikroba awal.

3)      Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat

pada bagian simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air

sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air yang

mengalir, pencucian dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin dengan cara dialirkan

air ke bahan simplisia.

4)      Perajarangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan

simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengempakan dan

penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam

keadaan utuh selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin

perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang

dikehendaki.

5)      Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,

sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Suhu pengeringan tergantung pada

bahan simplisia dengan cara pengeringannya. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu

30°C-90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak lebih dari 60°C. Bahan simplisia yang

mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus dikeringkan

pada suhu serendah mungkin, misalnya 30°C-45°C.

Berikut ini faktor yang memepengaruhi pengeringan yaitu :

a.       Waktu pengeringan.semakin lama dikeringkan akan semakin kering bahan tersebut.

Page 9: Dunia Anak Farmasi

b.      Suhu pengeringan. Semakin tinggi suhunya semakin cepat kering, tetapi harus di

pertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di lam sel yang kebanyakan tidak tahan panas.

c.       Kelembapan udara di sekitarnya dan kelembapan bahan kandungan air dari bahan.

d.      Ketebalan bahan yang di keringkan.

e.       Sirkulasi udara.

f.       Luas peermukaan bahan.semakin luas permukan bahan, semakin mudah kering.

Cara pengeringan bahan – bahan tertentu dijelaskan sebagai berikut :

1.      Untuk tanaman rendah misalnya lumut, jamur, thallus, agar – agar, dan rerumputan laut

dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari. Setelah kering, disimpan dalam

kantung kedap udara.

2.      Untuk bahan berupa akara, pengeringan dilakukan dengan cara dirajang atau dipotong –

potong pendek, kemudian dijemur langsung dibawah sinar matahari. Oleh karena akar

termasuk bahan keras maka sebaiknya dijemur tanpa pelindung dibawah sinar matahari.

3.      Untuk bahan berupa buah seperti jeruk bisa dibelah terlebih dahulu lalu dijemur. Dapat pula

buah diperam ( misalnya asam ), baru dijemur. Sementara untuk buah pala ( Myristica

fragrans ) atau cabe merah ( Capsicum annuum ) bisa langsung dijemur atau dioven. Syarat

pengeringan menggunakan oven adalah panasnya tidak boleh lebih dari 600 C.

4.      Untuk bahan berupa bunga hanya diangin – anginkan ditempat yang teduh atau jika

menggunakan oven maka suhu diatur rendah sekitar 250 – 350 C.

5.      Untuk bahan berupa kulit batang umumnya dibekah terlebih dahulu, diserut, dipecah,

kemudian langsung dijemur dibawah sinar matahari.

6.      Untuk bahan berupa rimpang harus dirajang dulu untuk memperluas permukaan, kemudian

dijemur dibawah sinar matahari tidak langsung ( ditutup kain hitam ). Tujuannya untuk

menghindari penguapan yang terlalu cepat yang dapat menurunkan mutu minyak atsiri di

dalam bahan. Penjemuran tidak langsung bertujuan untuk menghindari kontak langsung

dengan pancaran gelombang UV.

7.      Bahan – bahan eksudat seperti getah ( opium dan sebagainya ), daging daun lidah buaya, dan

biji jarak ( Ricinus communis ) yang akan diambil minyak lemaknya tidak perlu melalui

proses pengeringan.

8.      Untuk bahan berupa daun atau bunga yang akan diambil minyak atsirinya maka cara

pengeringan yang dianjurkan adalah menghindari penguapan terlalu cepat dan proses oksidasi

udara.

6)      Sortasi kering

Page 10: Dunia Anak Farmasi

Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia.

Tujuan sortasi kering adalah untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian

tanaman yang tidak di inginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan

tertinggal pada simplisia kering

7)      Pengepakan dan Penyimpanan

Pengepakan simplisia dapat menggunakan wadah yang inert, tidak beracun, melindungi

simplisia dari cemaran serta mencegah adanya kerusakan. Sedangkan penyimpanan simplisia

sebaiknya di tempat yang kelembabannya rendah, terlindung dari sinar matahari, dan

terlindung dari gangguan serangga maupun tikus.

8)      Pemeriksaan mutu

Merupakan usaha untuk menjaga keajegan mutu simplisia. Pemeriksaan mutu simplisia

dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari pengepul tau pedagang simplisia.

Simplisia diterima harus berupa simplisia murni dan memenuhi persyaratan umum untuk

simplisia. Simplisia yang bermutu adalah simplisia yang memenuhi persyratan Farmakope

Indonesia, Materia Media Indonesia.

2.2  EKSTRAKSI

2.2.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstrasi adalah sediaan yang berupa kering, kental, dan cair, dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitu maserasi, perkolasi, atau

penyeduhan dengan air mendidih (Moh. Anief,1987:168).

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehinga terpisah

dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Metode dasar ekstraksi adalah maserasi,

perkolasi dan sokhletasi. Pemilihan metode tersebut disesuaikan dengan kepentingan

memperoleh sari yang diinginkan. (Voigt, 1971)

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan

pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa

melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari

campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan

pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran

(Suyitno, 1989).

2.2.2     Macam – macam Ekstraksi

Ada tiga macam ekstraksi, antara lain :

Page 11: Dunia Anak Farmasi

1.   Ekstrak cair adalah sediaan yang berbentuk cair yang dibuat sedemikian rupa sehingga satu

bagian simplisia sesuai dengan dua bagian ekstrak cair. (Voight, 1995:578)

2.   Ekstrak kental liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya

berjumlah 30%. Tingginya kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat dan

bahan aktifnya. Selain itu ekstrak kental juga sulit untuk ditimbang. (Voight, 1995:557)

3.   Ekstrak kering adalah sediaan berbentuk serbuk yang dibuat dari ekstrak tumbuhan melalui

penguapan melalui penguapan bahn pelarutnya. Melalui penguapan cairan pengekstraksi dan

pengeringan sisanya akan berbentuk suatu produk, yang sebaiknya memiliki kandungan

lembab tidak libih dari 5%. Ekstrak kering biasanya diperoleh melalui car perkolasi. Dalam

skala kecil digunakan percolator gelas, tetapi dalam skala besar industry, percolator yang

digunakan dari batu, porselen atau dari bahan logam atau dari bahan sintesis. (Voight, 1995:

557)

2.2.3     Metode pembuatan ekstrak

Dalam pembuatan ekstrak ada dua metode, antara lain :

1.   Maserasi

Meserasi berasal dari istilah mecaration dari bahasa latin macerace, yang artinya

merendam, merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus memungkinkan

untuk direndam dalam mentrum sampai meresap dan melunak susunan sel, sehingga zat – zat

yang mudah larut akan melarut. (Ansel, 1989 : 607). Maserasi merupakan cara penyarian

yang sederhana.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan

penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan larut dank arena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di

dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa

tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antar larutan di luar sel dan di

dalam sel.

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah

larut dalam cairan penyari, tidak mengandung bonzoin, stirak dan lain – lain. Kecuali

dinyatakan lain, meserasi pada umumnya dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia atau

campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana kemudia

dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama lima hari terlindung

dari cahaya sambil berulang – ulang diaduk-aduk. Setelah lima hari campuran tersebut

diserkai, peras, dicuci ampasnya dengan penyari secukupnya hingga diperoleh seluruh sari

sebanyak 100 bagian. Lalu maserat dipisahkan dalam bejana tertutup dan dibiarkan di tempat

Page 12: Dunia Anak Farmasi

sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, maserat diendapkan atau disaring. Kemudian

endapan dipisahkan. (Indonesia, 1986:10)

2.   Perkolasi

Perkolasi berasal dari bahasa latin per artinya melalui dan colore yang artinya merembes,

secara umum dapat dinyatakan sebagai proses dimana obat yang sudah halus, zat yang

larutannya diekstraksi dalam pelarut yang cocok dengan cara melewatkan perlahan-lahan

melalui obat dalam suatu kolom. Obat dimampatkan dalam alat ekstraksi yang khusus disebut

perkolator, dengan ekstraksi yang telah dikumpulkan disebut perkolat. Kebanyakan ekstraksi

obat dikerjakan dengan cara perkolasi. (Ansel, 1989 : 608).

Perkolasi (percolare = penetesan) dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan

dalam suatu bejana silinder atau kerucut, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori sehingga

memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Cairan penyari dialirkan secara kontinyu dari

atas, akan mengalir turun secara lambat ke bawah melalui serbuk kasar simplisia tersebut,

sehingga cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel –sel yang dilalui sampai mencapai

keadaan jenuh. Melalui penyegaran bahan secara kontinyu, akan terjadi proses maserasi

tertahap banyak. Jika pada maserasi sederhana, tidak terjadi ekstraksi yang sempurna dari

simplisia. Oleh karena akan terjadi keseimbangan konsentrasi larutan dalam sel dengan cairan

disekelilingnya, maka pada perkolasi melalui suplai bahan pelarut segar, perbedaan

konsentrasi tadi selalu dipertahankan. (Voight, 1995 : 568)

2.2.4     Macam – macam penyari

Cairan yang dapat digunakan untuk menyari diantaranya air, ester, dan campuran etanol

dengan air. (Voight, 1995 : 561). Pemilihan pelarut ekstraksi dipengaruhi beberapa faktor.

Pertama, adanya selektivitas yaitu pelarut hanya melarutkan ekstrak yang diinginkan dan

bukan komponen lain dari bahan yang diekstraksi. Kedua, pelarut sedapat mungkin memiliki

kemampuan melarutkan ekstrak yang besar. Ketiga, pelarut memiliki kemampuantidak saling

bercampur dalam bahan ekstraksi. Keempat, pada umumnya pelarut tidak boleh

menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen – komponen bahan ekstraksi. Selain

itu, palarut sedapat mungkin harus murah, tidak beracun, tidak dapat terbakar, tidak korosif,

stabil secar kimia dan termis. (Bernasconi, et al. 1995 :179).

2.3  ANTIBAKTERI

Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan

bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Mikroorganisme

Page 13: Dunia Anak Farmasi

dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta

merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri.

Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat tosik selektif, artinya dapat

membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya.

Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu menghambat sintesis dinding

sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat kerja enzim, dan

menghambat sintesis asam nukleat dan protein.

Langkah pertama kerja obat berupa pengikatan obat pada reseptor sel (beberapa)

diantaranya adalah enzim transpeptida. Kemudian dilanjutkan dengan reaksi transpeptidase

dan sintesis peptidoglikan terhambat. Mekanisme diakhiri dengan pembuangan atau

penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada dinding sel. Pada lingkungan yang

isotonis lisis terjadi pada lingkungan yang jelas hipertonik, mikroba berubah menjadi

protoplas atau sferoflas yang hanya tertutup oleh selaput sel yang rapuh.

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma yang bekerja sebagai

penghalang dengan permeabilitas selektif, melakukan fungsi pengangkutan aktif sehingga

dapat mengendalikan susunan sel. Bila integritas fungsi selaput sitoplasma terganggu

misalnya oleh zat bersifat surfaktan sehinga permeabilitas dinding sel berubah atau bahkan

menjadi rusak, maka komponen penting, seperti protein, asam nukleat, nukleotida, dan lain-

lain keluar dari sel dan sel berangsur-angsur mati.

Aktivitas senyawa antibakteri dipengaruhi oleh pH, suhu stabilitas senyawa tersebut,

jumlah bakteri yang ada, lamanya inkubasi, dan aktivitas metabolisme bakteri. Berdasarkan

aktivitasnya zat antibakteri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bakteriostatik dan

bakteriosida. Bakteriostatik adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas menghambat

pertumbuhan bakteri (menghambat perbanyakan populasi bakteri), namun tidak mematikan.

Bakterisida adalah zat antibakteri yang memiliki aktifitas membunuh bakteri. Namun ada

beberapa zat antibakteri yang bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah dan bersifat

bakterisida pada konsentrasi tinggi.

2.4  PENGUJIAN ANTIBAKTERI

Pengujian mikrobiologi memanfaatkan mikroorganisme sebagai indikator pengujian.

Dalam hal ini mikroorganisme digunakan sebagai penentu konsentrasi komponen tertentu

pada campuran kompleks kimia, untuk mendiagnosa penyakit tertentu serta untuk menguji

Page 14: Dunia Anak Farmasi

bahan kimia untuk menentukan potensi mutagenik atau karsinogenik suatu bahan. Kegunaan

uji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efektif dan efisien.

Terdapat bermacam-macam metode uji antimikroba seperti dijelaskan berikut ini:

1.      Metode difusi

a. Metode disc diffusion, untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan agen yang

berisi antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang

akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan

pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media agar.

b.Metode E-test, digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitor cocentration), yaitu

konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganisme. Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen

antimikroba dari kadar terendah hingga kadar tertinggi dan diletakkan pada permukaan media

agar yang ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang

ditimbulkan yang menunjukkna kadar agen antimikroba yang menghambat pertumbuhan

mikroorganisme pada media agar.

c. Ditch-plate technique, pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan

pada parit yang digunakan dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur dan mikroba uji (maksimum enam macam) digoreskan kearah parit

yang berisi agen antimikroba.

d.               Cup-plate technique, metode ini serupa dengan disc diffusion, dimana dibuat sumur

pada media agar yang telah ditanami dengam mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi

agen antimikroba yang akan diuji.

e. Gradient plate technique, pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar

secara teoritis bervariasi dari nol hingga maksimal. Media agar dicairkan dan larutan uji

ditambahkan. Campuran kemudian tituangkan kedalam cawan petri dan diletakkan dalam

posisi miring. Nutrisi kedua kemudian dituangkan diatasnya. Plate inkubasi selama 24 jam

untuk memungkinkan agen antimikroba berdifusi dan permukaan media mengering. Mikroba

uji (maksimal enam macam) digoreskan pada arah mulai dari konsentrasi tinggi kerendah.

Hasil diperhitungkan sebagai panjang total pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang

mungkin dibandingkan dengan panjang pertumbuhan hasil goresan. Yang perlu diperhatikan

adalah dari hasil perbandingan yang didapat dari lingkungan padat dan cair, faktor difusi agen

antimikroba dapat mempengaruhi keseluruhan hasil pada media padat.

2.   Metode dilusi

Page 15: Dunia Anak Farmasi

Metode dilusi dibedakan menjadi dua, yaitu dilusi cair (broth dilution) dan dilusi padat (solid

dilution).

a.    Metode dilusi cair, digunakan unutk mengukur MIC atau kadar hambat minimum dan MBC

atau kadar bunuh minimum. Cara yabg dilakukan adalah dengan memberi seri pengenseran

agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen

antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji

ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagi KHM tersebut selanjutnya dikultur

ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba dan

diikubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi

ditetapkan sebagai KMB.

b.   Metode dilusi padat, metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (soil). Keuntungan metode ini adalah suatu konsentrasi agen antimikroba yang

diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji.

Page 16: Dunia Anak Farmasi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan

Penelitiana ini bersifat eksperimental dan pengamatan dilakukan pada hari Jumat

sampai dengan Rabu. Tanggal 26 Mei 2011 sampai dengan 1 Juni 2011 di laboratorium

Mikrobiologi Putra Indonesia Malang.

3.2 Instrumen Penelitian

3.2.1 Alat :

3.2.1.1 Alat Pembuatan Ekstrak

1.      Pisau

2.      Blender

3.      Ayakan

4.      Botol coklat

5.      Botol infus

6.      Selang

7.      Klem dan statif

8.      Water bath

9.      Cawan

10.  Erlenmeyer

11.  Kapas

12.  Batang pengaduk

3.2.1.2 Alat Pembuatan Media

1.      Timbangan

2.      Sendok tanduk

3.      Perkamen

4.      Erlenmeyer

Page 17: Dunia Anak Farmasi

5.      Kompor

6.      Batang pengaduk

7.      Autoklaf

8.      Cawan petri

9.      Benang

10.  Kapas

11.  Kertas coklat

3.2.1.3 Alat Pengujian Daya Hambat

1.      Pipet volum 1 ml

2.      Blue tip

3.      Beker glass 50 ml

4.      Laminar air flow

5.      Incubator

3.2.2        Bahan

1.      Nutrient broth

2.      Suspense bakteri

3.      Ekstrak bunga rosella

4.      Etanol 70%

3.3  Prosedur Kerja

3.3.1  Pembuatan media untuk menumbuhkan sampel dan uji aktifitas

1.   Ditimbang agar 1 gram,

2.   Dilarutkan dengan aquades hingga volumenya 45 ml pada elenmeyer diaduk hingga

homogen,

3.   Direbus agar yang telah dilarutkan dengan kompor listrik,

4.   Pada saat direbus larutan agar tersebut harus selalu diaduk hingga menunjukkan hasil bahwa

media tersebut telah medidih, kemudian disisihkan,

3.3.2  Cara Sterilisasi

1.      Dibungkus cawan petri sebanyak 3 dengan menggunakan kertas coklat, dengan cara yang

benar,

2.      Ditutup mulut elenmeyer yang berisikan larutan agar dengan kapas, kemudian dibungkus

dengan kertas coklat, setelah itu diikat dengan menggunakan tali,

3.      Diletakkan blue tipe secukupnya pada beaker glass, kemudian mulut beaker glass ditutup

dengan kapas, setelah itu dibungkus dengan kertas coklat, kemudian diikat dengan tali,

Page 18: Dunia Anak Farmasi

4.      Diletakkan kertas cakram secukupnya pada beaker glass, kemudian mulut beaker glass

ditutup dengan kapas, setelah itu dibungkus dengan kertas coklat, kemudian diikat dengan

tali,

5.      Semua alat dan bahan yang telah dibungkus dengan kertas coklat tersebut, dimasukkan dalam

autoklaf untuk disterilkan secara panas basah, selama 15 menit dengan tekanan 2 atm pada

suhu 121°C,

3.3.3     Pembuatan ekstrak bunga rosella

1.      Dipilih bunga rosella yang masih segar dan muda,

2.      Dicuci bunga rosella dengan menggunakan air yang mengalir sambil digosok-gosok

bunganya agar benar-benar bersih,

3.      Dikeringkan dengan bantuan matahari selama 5 – 6 hari,

4.      Dipilih bunga rosella yang baik,

5.      Dibender bunga rosella hingga membentuk serbuk sebanyak 10 gram,

6.      Dimasukkan kedalam botol coklat yang tidak tembus cahaya, direndam bunga rosella dengan

etanol 70% sebanyak 100 ml,

7.      Didiamkan selama kurang lebih tiga hari,

8.      Dilakukan perkolasi,

9.      Setelah ekstraknya didapat dari hasil perkolasi, saatnya untuk pemekata dengan cara water

bath, hingga diperoleh ekstrraknya saja tanpa adanya etanol.

10.  Dimasukkan ekstrak bunga rosella kedalam botol kemudian di simpan,

3.3.4  Uji Aktivitas antibakteri ekstrak bunga rosella dengan metode disc diffusion

1.   Disiapkan tiga cawan petri steril, kemudian dimasukkan sampel bakteri kedalam cawan petri

steril @ 1 ml, sesuai dengan teknik aseptis,

2.   Dimasukkan agar encer kedalam cawan petri yang telah berisi sampel, sesuai dengan teknik

aseptis,

3.   Diputar cawan petri yang telah berisi agar dan sampel membentuk angka 8, agar antara

sampel dan media dapat tercampur merata,

4.   Ditunggu beberapa menit hingga media menjadi padat,

5.   Pada pengujian aktivitas dengan menggunakan metode cakram, maka agar yang telah padat

pada cawan petri diberi kertas cakram yang mengandung ekstrak bunga rosella,

6.   Dibungkus ketiga cawan petri tersebut dengan menggunakan kertas coklat, kemudian

diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam,

7.   Diukur zona bening yang terbentuk, kemudian didokumentasikan,

Page 19: Dunia Anak Farmasi

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1     Data Hasil Pengamatan

Uji Aktivitas Ekstrak bunga rosella ( mengunakan metode disc difussi terhadap bakteri

Escherichia coli di Inkubasi Selama 1 X 24 Jam

No

.

Ekstrak Bunga Rosella Luas Zona Bening Gambar

1 Cawan I 3,48 mm

2 Cawan II 3,65 mm

3 Cawan II 3,78 mm

4.2  Analisa Prosedur

Pada penelitian ini digunakan bunga rosella karena tanaman ini mempunyai berbagai

khasiat, salah satunya sebagai antibakteri. Kandungan kimia dari bunga rosella yang diduga

sebagai antibakteri adalah flavonoid. Namun, penggunaan bunga rosella di masyarakat hanya

Page 20: Dunia Anak Farmasi

berdasarkan pengalaman turun-temurun dan dari generasi ke generasi. Maka untuk

membuktikan khasiat bunga rosella sebagai antibakteri, perlu dilakukan uji secara kimia.

Ektraksi bunga rosella yang digunakan sebagai sample penelitian terlebih dahulu dibuat

dalam bentuk simplisia. Pembuatan simplisia ini melalui tahap yaitu, tahap pencucian,

pengeringan dan pemilihan. Tahap pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan

mengurahi mikroba- mikroba yang menempel pada rosella. Pada pengeringan dilakukan pada

panas matahari secara langsung selama tiga hari. Dan pemilihan dilakukan untuk memperoleh

simplisia yang terlihat bagus dan utuh.

Ekstrak bunga rosella diperoleh dengan cara penyarian yang meliputi tahap pengecilan

ukuran, pembasahan, penyarian dengan cara perkolasi dan pemekatan.

Tahap pengecilan ukuran dilakukan untuk mempermudah proses penyarian. Bunga rosella

yang sudah menjadi simplisia di bender dan diayak untuk mendapatkan simplisia dalam

bentuk serbuk.

Selanjutnya dilakukan pembasahan dengn cara merendam bunga rosella yang telah melalui

tahap pengecilan ukuran dalam pelarut etanol 70 % Selama 1 X 24 jam. Pembasahan bunga

rosella dimaksudkan untuk memberi kesempatan sebesar – besarnya pada cairan penyari agar

masuk ke dalam seluruh pori- pori sehingga mempermudah penyarian selanjutnya.

Tahap berikutnya adalah tahap penyarian dengan cara perkolasi. Perkolasi merupakan cara

penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui bunga rosella yang

telah dibasahi selama 1 x 24 jam dan dipindahkan ke dalam wadah yang disebut perkolator.

Keuntungan menggunakan cara penyarian ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan

karena sampel padat telah terpisah dari ekstrak. Mekanisme kerja perkolasi yaitu cairan

penyari akan melarutkan zat aktif melalui sel – sel yang dilalui sampai mencapai keadaan

jenuh. Dengan cara perkolasi, aliran cairan penyari meyebabkan pergantian larutan yang

terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Selain itu, ruang diantara pori–pori

akanmembentuk saluran tempat cairan penyari mengalir.

Hasil perkolasi selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan penguapan diatas waterbath

untuk menguapkan etanol 70 % pada suhu 70% karena pada suhu tersebut merupakan suhu

minimal untuk menguapkan etanol 70%. Setelah didapatkan hasil ekstraksi disimpan dalam

botol kecil.

Bakteri yang digunakan yaitu Eschericia coli karena bersifat invesif dan toksigenik,

menimbulkan infeksi pada penderita apabila bakteri tersebut hidup pada usus besar.

pengujian aktivitas terhadap bakteri Eschericia coli ini mengunakan media cair.

Page 21: Dunia Anak Farmasi

Nutrien Broth adalah media cair yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri, salah satunya

Eschericia coli dan dapat digunakan untuk isolasi bakteri tersebut karena mengandung semua

unsur senyawa esensial untuk pertumbuhan.

Untuk melakukan langkah selanjutnya, harus dilakukan sterilisasi alat dan bahan yang

akan digunakan, sterilisasi dilakukan secara panas basah dengan menggunaka autoklaf pada

tekanan 2 atm selama 15 menit pada suhu 121°C, hal ini bertujuan agar alat dan bahan yang

akan digunakan terbebas dari mikroba (steril), karena pada pemanasan pada waktu, suhu dan

tekanan tersebut semua jenis mikroba dapat dipastikan telah mati, kecuali jenis mikroba

tertentu yang dapat hidup pada suhu yang tinggi.

Sebelum melakukan praktikum tangan dan meja harus disemprot terlebih dahulu dengan

menggunakan alkohol 70%, hal ini bertujuan untuk meminimalisir adanya cemaran mikroba,

perlakuan tersebut berlaku untuk setiap kali melakukan praktikum setelah dilakukan

sterilisasi. Bakteri tersebut kemudian ditumbuhkan dalam media Nutrient Broth.

Pada uji aktivitas ekstrak bunga rosella menggunakan metode disc diffusion, karena

metode ini lebih efisien jika dibandingkan dengan metode hole plate, dalam arti pada metode

tersebut ekstrak rosella tidak akan mengalami tumpah saat diinkubasi, sehingga zona bening

yang akan terbentuk nantinya juga akan lebih sempurna.

Setelah proses praktikum selesai. Cawan petri dibungkus dengan kertas coklat, ditali

dengan benang dan di inkubasi. Dalam proses inkubasi cawan petri dibalik hal ini

dikarenakan agar air uapan pada cawan tidak menetes pada media.

4.3  Analisa Hasil

Berdasarkan Hasil pengamatan uji antimikroba ekstrak bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa

Linn) mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Escherichia coli. Pada tabel

menunjukkan efektifitas hambatan yang terjadi bakteri gram negatif. Pada konsentrasi

tertentu cawan petri satu, dua dan tiga mampu menghambat 3,48 mm, 3,65mm, 3,78 pada

inkubasi 1 x 24 jam. Pada literatur yang ada dikatakan membunuh bakteri apabila zona

bening pada cawan petri lebih dari separuh. Sehingga dapat dianalisa bahwa aktivitas ekstrak

bunga rosella mampu menghambat bakteri gram negatif, karena hanya menunjukkan sedikit

media yang terdapat zona bening.

Perbedaan kemampuan menghambat ekstrak bunga rosela terhadap bakteri gram negatif

antara cawan petri satu, dua dan tiga mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

banyaknya ekstrak bunga rosella yang ada pada ketiga cawan tersebut mungkin berbeda,

tebal media yang terdapat pada ketiga cawan petri tersebut berbeda, sehingga luas

permukaannya pun menjadi berbeda dalam arti semakin tebal media dalam cawan petri

Page 22: Dunia Anak Farmasi

semakin membuat bakteri berkembang dengan baik. Selain itu permasalahan yang dihadapi

dalam pengujian ini adalah hasil ekstrak yang diperoleh dengn cara perkolasi kurang

maksimal. Hal ini disebabkan hasil ekstrak tidak hnya menarik senyawa flavonoid, namun

juga msih trcampur oleh senyawa lain yang diduga dapat berfungsi sebagai antibakteri karena

peneliti tidak melakukan isolasi pada senyawa flavonoid yang diduga sebagai antibakteri.

Sehingga dengan adanya hasil tersebut dapat dikatakan aktivitas ekstrak bunga rosella

dalam menghambat bakteri masih tidak kalah jika dibandingkan dengan obat antibakteri yang

ada saat ini. Dengan adanya hasil penelitian tersebut seharusnya masyarakat berfikir ulang

untuk menggunakan obat sintetik antibakteri, karena penggunaan obat sintetik antibakteri

yang berlebihan dapat memicu bakteri resisten terhadap tubuh, padat memicu kerusakan

organ tubuh. Oleh karena itu lebih baik menggunakan obat tradisional yaitu ekstrak bunga

rosella dalam mengatasi masalah infeksi bakteri. Selain harganya rekatif murah juga tidak

menimbulkan efek samping yang berlebih.

BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

5.1.1     Berdasarkan uji antimikroba menunjukkan bahwa Ekstrak bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa

Linn) memberi hambatan pertumbuhan mikroba uji bakteri gram negatif.

Page 23: Dunia Anak Farmasi

5.1.2     Dari pengukuran hambatan pertumbuhan bakteri, Ekstrak bunga rosella dapat dianggap

mampu mengantikan obat sintetik sebagai antibakteri dengan harga yang relatif murah dan

efek samping yang tidak berlebih.

5.2  Saran

5.2.1     Perlu kiranya dalam dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan hewan coba sebagai

uji antimikroba dengan konsentrasi yang lebih besar agar pengaruh Ekstrak methanol bunga

rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) dapat terlihat lebih nyata.

5.2.2  Perlu kiranya dilakukan uji terhadap aktivitas  bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn)

dengan menggunakan senyawa murni hasil isolasi atau menggunakan ekstrak hasil fraksinasi,

sehingga efek manfaat dari ekstrak dapat terlihat lebih nyata

Daftar pustaka

Devi, Maria. 2009. Dasyatnya Khasiat Rosella. Cemerlang Publishing. Yogyakarta

Ir. Mardiah.Msi, Ir. Sarwani Hasibuan, M.T, Ir. Arifah Rahayu, M.Si., Dr. Ir Reki Wicakono

Aswadi. 2009. Budi Daya dan Pengolahan Rosella. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta

Dra. Herti Maryani, Lusi Kristiana, Apt. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. PT AgroMedia

Pustaka. Jakarta

Cara Pembuatan Simplisia. 198. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta: 189-195

Jayanti, Dwi. 2010. Aktivitas antibakteri ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia

(Tennore) Steen) trhadap pseudomonas aeruginosa. Jurnal Ilmiah

Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. ITB. Bandung

Diposkan oleh yulie_dwi6152 di 20.55 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

1 komentar:

Page 24: Dunia Anak Farmasi

1.

mahmudha 11 Februari 2013 04.10

ternyata iki penelitianmu ta mbak ..............gleteg... hare

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Lencana Facebook

Thulit Ahuor

Buat Lencana Anda

Mengenai Saya

yulie_dwi6152 semua bisa terjadi atas ijin Allah SWT.. tapi Ingat... Kita perlu usaha dan berdoa

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

►   2013 (1)

►   2012 (4)

▼   2011 (18) o ▼   Oktober (9)

Tugas Akhir Mikrobiologi^^ UJI AKTIVITAS ANTIBAKTE...

Tugas Akhir Mikrobiologi^^ UJI AKTIVITAS ANTIBAKTE...

Tugas Akhir Mikrobiologi^^ UJI AKTIVITAS ANTIBAKTE...

Tugas Akhir Mikrobiologi^^ UJI AKTIVITAS ANTIBAKTE...

<!--[if !mso]> v\:* {behavior:url(#default#VML);}o...

<!--[if !mso]> v\:*

Page 25: Dunia Anak Farmasi

{behavior:url(#default#VML);}o... <!--[if gte mso 9]> <![endif]--><!--[if ... FLU BURUNG <!--[if gte mso 9]> <![endif]--><!--[if ...

o ►   Juni (9)

Pengikut

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Page 26: Dunia Anak Farmasi

Ricky Kurniawan

Senin, 11 Maret 2013

Ringkasan Teknologi Bahan Alam 2

Untuk dapat digunakan sebagai bahan berkhasiat/ obat pada manusia, baik obat ataupun turunan turunannya (ekstrak, tingtur), harus memenuhi persyaratan: Ketaataazasan, stabilitas, kemurnian, sterilitas, batas sisa residu pelarut, dan yang paling penting diperhatikan untuk obat yang berasal dari tanaman adalah pestisida dan nilai batasnya sesuai dengan ketentuan orgaisasi kesehatan didunia.Tahap yang menentukan kualitas meliputi: Pemilihan bahan-bahan (kualitas sering sangat bervariasi bergantung dari lokasi sumber, waktu panen, pengolahan, penyimpanan dan pengemasan), dan prosedur ekstraksi yang dilaksanakan untuk memperoleh ekstrak dari bahan berkasiat. Walaupun pemilihan pelarut untuk ekstraksi merupakan factor penting kualitas obat jadi, pilihan bahan baku alam simplisia adalah yang sangat penting. Simplisia harus diperiksa secara keseluruhan sebelum diekstraksi seperti pemeriksaan dari segi botani, fitopatologi, aspek kimia dan bahan berkhasiat. Peraturan yang paling akhir mensyaratkan agar supaya perbandingan tersebut berada pada rentang yang sempit, tetap dari suatu sediaan terhadap sediaan lain; yang berarti harus diawali dari bahan baku yang sudah distandarisasi.Jika tanaman yang akan diekstraksi berasal dari tanaman liar, maka secara spesifik harus dinyatakan daerah asal, waktu pemanenan, kondisi pengeringan dan kondisi penyimpanan dan pada tahap ekstraksi beberapa batch harus digabungkan agar diperoleh suatu campuran homogen. I. PENGGILINGAN TANAMAN OBATa. Konsep umum dan tujuan penggilinganPenggilingan atau penghalusan tanaman obat adalah penurunan ukuran atau penghalusan secara mekanik dari bahan tanaman tertentu menjadi unit sangat kecil. Tahap ini merupakan tahap pertama dari pengolahan tanaman obat. Dalam proses penggilingan/penghalusan, homogenitas ukuran partikel merupakan parameter utama karena akan mempengaruhi keseragaman tahapan ekstraksi bahan aktif, yang tergantung pada kecepatan difusi zat aktif dari granul (serbuk) tanaman obat menuju pelarut, waktu kontak, kecepatan pelarut melewati bahan serbuk tanaman obat, dan aspek lainnya.Apabila tidak ada hambatan teknis , misalnya terbentuk musilago (larutan enjadi kental) yang akan menghalangi filtrasi pelarut melalui bahan tanaman, maka lazimnya menurut pengalaman derajat kehalusan serbuk adalah serbuk dengan diameter lebih kurang 0,5 mm. Ukuran ini biasanya cukup sesuai bila menggunakan alat ekstraksi modern, dalam mana biasanya dilakukan ekstraksi berkesinambungan.Untuk ekstraksi bahan tanaman segar, masalah penggilingan sangat terkait dengan masalah stabilitas kimiawi dari bahan aktif yang diekstraksi. Cukup banyak tanaman segar yang saat dilakukan pemerasan untuk mendapat sari perasan mengalami perubahan seperti hidrolisi, oksidas, yang pada umumnya berkaitan dengan pelepasan enzim dari sel tanaman. Sebagian masalah ini masih dapat diatasi dengan penambahan inhibitor enzim spesifik terhadap obat, atau dengan menggunakan bahan yang sebelumnya telah didinginkan pada suhu 250 C.b. Peralatan untuk penggilingan (penghalusan) tanaman obat.Diantara alat penggiling standar yang luas digunakan adalah jenis alat standar yang dikenal dengan nama alat penggiling palu (Hammer Mill). Alat ini merupakan mesin yang kokoh

Page 27: Dunia Anak Farmasi

untuk memecah bongkahan bahan yang rapuh dengan prinsip menggunakan pemalu yang berputar 3600 . Penggiling palu ini terdiri dari suaturotar pada mana terkait 4 pendulum penghancur.

Selain itu, ada pula penggiling pisau yang beroperasi dengan cara memotong bahan yang dimasukkan ke dalam ruang penampung, dimana pisau pisau dapat bergerak secara vertical atau horizontal. Penggiling ini sangat sesuai untuk menggiling daun, kulit (cortex) dan akar yang selanjutnya dalam diekstraksi secara maserasi dan perkolasi.

Penggiling lain untuk tanaman obat aalah dengan melewatkan bahan melalui sesuatu system yang mempunyai suatu piringan bergeligi yang apat beroperasi baik secara horizontal maupun vertical. Penggiling jenis ini sangat sesuai untuk menggiling biji biji yang keras ataupun bahan yang sebelumnya sudah dipotong.

II. EKSTRAKSI TANAMAN OBAT

A. PengertianEkstraksi adalah pemisahan secara kimia atau fisika suatu bahan padat atau bahan cair dari suatu padatan, yaitu tanaman obat. Didalam proses ekstraksi padat-cair ini, berlangsung 2 proses secara parallel: Pelepasan bahan yang diekstraksi dari sel yang telah rusak dan pelepasan bahan yang diekstraksi melalui proses difusi. Proses difusi biasanya akan ditingkatkan apabilasel tanaman mengalami perlakuan dengan air, atau pelarut yang mengandung air, yang akan menyebabkan terjadinya pengembangan (swelling) sel sehingga terjadi peningkatan permeabilitas atau pecahnya dinding sel.B Parameter yang mempengaruhi ekstraksi1. Pengembangan bahan tanamanAlasan utama perlakuan ini adalah:

- Untuk mencegah pengembangan/ pembengkakan tanaman di dalam kemasan (wadah proses ekstraksi) tertutup

- Untuk menjamin proses pembasahan tanaman yang akan diekstraksi secara merata dan mencegah terbentuknya gelembung udara yang akan menimbulkan pembentukan saluran udara.

- Untuk meningkatkan porositas dinding sel, dan hal tersebut akan mempermudah difusi dari zat aktif yang diekstraksi dari sel menuju pelarut atau penetrasi sel oleh pelarut.

2. Difusi, Ukuran partikel, pH, dan temperature.Untuk ekstraksi bahan aktif dari simplisia, pelarut harus berdifusi ke dalam sel dan selanjutnyazat aktif harus cukup larut di dalam pelarut sehingga akan dicapai kesetimbangan solute-solvent. Kecepatan mencapai kesetimbangan umumnya tergantung pada temperature, pH, ukuran partikel, dan gerakan pelarut disekitar partikel. pH biasanya berperan dalam hal yang menyangkut selektivitas, sedangkan temperature dan gerakan cairan disekitar padatan akan mengubah kesetimbangan menuju saturasi pelarut. Derajat kehalusan partikel menjadi kurang bermakna apabila terdapat zat yang bersifat sebagai musilago, karena saat terjadi swelling, hal tersebut akan mencegah pelarut melewati bahan tanaman karena terhalang lapisan musilago3. Pilihan pelarut ekstraksiAlcohol alifatik sampai dengan 3 atom karbon (propil) atau campurannya dengan air, merupakan pelarut dengan daya ekstraktif terbesar untuk semua bahan alam berbobot molekul rendah seperti Alkaloida, Saponin dan flavonoid. Etanol menurut farmakope merupakan pelarut pilihan untuk memperoleh ekstrak secara klasik seperti tingtur, ekstrak cair, kental, dan kering yang masih digunakan secara luas dalam formulasi sediaan farmasi.

Page 28: Dunia Anak Farmasi

Perbandingan ideal alcohol air untuk ekstraksi dari bagian kayu atau kulit tanaman, akar dan biji berkisar antara: 7:3 atau 8:2 ; dimana perbandingan harus lebih rendah dari 1:1 untuk ekstraksi daun atau bagian hijau tanaman. DEngan perbandingan alcohol: air 1:1; dapat dicegah terjadinya ekstraksi klorofil atau zat bersifat renin dan polimer yang pada umumnya bukan merupakan bagian penting untuk aktivitas ekstrak. Flavonoid dan terpen secara selektif dapat diekstraksi pada pH netral menggunakan etilasetat atau keton alifatik.

4. Alkaloid Sebagai Model Zat AktifKebanyakan di dalam tanaman, zat aktif berada dalam bentuk garam dari asam asam organic lemah

C. Prosedur Ekstraksi1. Maserasi Statik dan DinamikCara ini sesuai untuk proses jumlah kecil dan skala industry.

2. Ekstraksi Secara Perkolasi Sederhana atau BerkesinambunganPada Perkolasi sederhana atau berkesinambungan, sasaran proses ini adalah untuk menarik bahan berkhasiat dari tanaman secara total menggunakan pelarut segar tetapi proses ini memakan waktu (lama) dan mahal karena dibutuhkan sejumlah besar pelarut. Namun demikian, masih dapat diatasi dengan menggunakan lebih dari satu perkolatar dan hasil perkolasi yang masih belum jenuh tersebut digunakan untuk perkolasi unit selanjutnya. Prinsip ini sebenarnya merupakan pendahuluan dari ekstraksi aliran berlawana arah secara kontinu (Continous Counter Current) yang mana tanaman segar berkontak dengan pelarut yang sudah mengandung solute dan pelarut base ditambahkan pada tanaman yang sudah diekstraksi secara parsial.

3. Perkolasi dan ReperkolasiDalam proses perkolasi, proses difusi yang berlangsung merupakan fungsi dari kecepatan perkolasi, kuantitas pelarut, dan konstanta difusi obat pelarut. Karena simplisia diletakkan dalam bentuk lapisan tebal dalam percolator, pertama tanaman dibasahi dengan pelarut ekstraksi dan dibiarkan membengkak sebelum dimasukkan ke dalam percolator. Simplisia yang sudah dibasahi tersebut dimasukkan ke dalam percolator dengan system pemasokan spiral, sesudah pembentukan lapisan ditutup dengan pelarut. Pada unit percolator besar, pelarut dibuat selalu dalam keadaan mengalir dengan system pompa dan aliran tersebut bergerak dari bawah menuju bagian atas untuk secepatnya mencapai kesetimbangan dan ekstraksi dapat disempurnakan dengan system refluks lemah, di bawah tekanan pada suhu kamar.

4. Ekstraksi Berlawanan Arah (Counter Current)Pada ekstraksi berlawanan arah, simplisia bergerak berlawanan arah dengan pelarut. Simplisia memasuki percolator bertemu dengan pelarut yang sudah diperkaya dan kemudian dipisahkan/ dikeluarkan , bertemu dengan pelarut segar. Ekstraktor kontinu yang banyak digunakan adalah ekstraktor baling baling, pada mana simplisia dan pelarut bergerak berlawanan arah , misalnya pada ekstraktor Carousel dan bentuk U. pada mana bahan ditutup dalam subunit percolator, bergerak dan diekstraksi pada pertemuan pelarut dengan berbagai tingkat kejenuhan. Pada ekstraktor baling baling ditemukan aliran kontinu berlawanan arah secara absolut, pada ekstraktor turbo atau sentrifus dicapai suatu alirankontinu berlawanan arah. Pada ekstraktor kontinu, parameter penting dan kritis adalah simplisia yang akan diekstraksi dan yang paling utama adalah ukuran partikel kecuali untuk ekstraktor yang dilengkapi dengan decanter, dimana umumnya kuantitas pelarut berjumlah besar dan selanjutnya diikuti penyaringan.

Page 29: Dunia Anak Farmasi

III. PEMEKATAN EKSTRAKa. Aspek UmumSesudah dilakukan ekstraksi simplisia, akan dihasilkan larutan yang mengandung fraksi terlarut. Jika tahap selanjutnya bertujuan untuk mendapat komponen tertentu, lazimnya dilakukan proses pemekatan atau proses ekstraksi cair/cair.

Ekstrak tersebut kemungkinan:1. Dipekatkan secara parsial atatu secara total

2. Dipekatkan secara parsial atau diekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai untuk dikonversi menjadi ekstrak yang dimurnikan

3. Dipekatkan secara parsial atatu diekstraksi menggunakan pelarut terpilih untuk isolasi bahan aktif tertentu4. Diekstraksi langsung tanpa pemekatan, utuk isolasi produk tertentu.

b. Peralatan untuk pemekatan ekstrak Di industry, untuk larutan berjumlah besar, salah satu alat konsentrator yang digunakan secara luas, alat yang dikenal dengan nama konsentrator Robert. Konsentrator ini terdiri dari tabung konsentrator yang tersusun secara konsentrik. Tabung dipanaskan dengan uap air panas dari luar, dan larutan yang sedang dipekatkan melewati tabung. Dalam perjalanan melewati tabung, berlangsung evaporasi dan pelarut dipisahkan dari cairan dalam suatu ruang pemisah dan akan melewati suatu pendingin.

Konsentrator jenis baru yang banyak digunakan dalam pengolahan bahan alam adlaah konsentrator film menurun, lapis tipis atau plat. Evaporator Lapis Tipis dasarnya terdiri dari suatu batang silinder, dipanaskan dari luar, pada mana suatu rotar berputar. Pada evaporator film, perubahan fasa terjadi pada lapisan sangat tipis caira. Volume larutan terlihat sangat kecil dank arena itu waktu keberadaan dalam alat sangat singkat. Bila beriperasi dalam keadaan vakum yang berarti dibutuhkan temperature evaporasi rendah, dalam hal ini dimungkinkan untuk mengolah produk yang peka terhadap panas.

Selain konsentrator film vertical ada pula model horizontal. Perbedaan anatar keduanya ada pada cara pengaturan aliran larutan melalui ruang evaporasi. Pada jenis vertical, kecepatan lewat larutan sebagian diatur oleh daya gravitasi, sedangkan pada jenis horizontal, ketebalan lapis tipis dan waktu tinggal dapat dikendalikan dengan cara mengatur jarak antara sekop rotar dan permukaan silinder yang dipanaskan. Jenis lain evaporasi sesuai untuk menguapkan zat termolabil adalah system pelat, pada mana suatu permukaan kontak panas akan membantu evaporasi.

IV. PEMURNIAN EKSTRAKa. Tinjauan UmumPemurnian ekstrak adalah perlakuan ekstraksi cairan untuk menghilangkan residu simplisia atau bahan yang tidak diperlukan selama proses. Zat inert yang terekstraksi terutama pada proses maserasi panas, sering meningkatkan terjadinya flokulasi atau membentuk endapan pada proses pendinginan sehingga larutan menjadi keruh atau tidak homogeny.Oleh karena sediaan farmasi tidak boleh mengandung partikel padat asing selain ekstrak, maka dalam hal ini harus dilakukan klarifikasi (penyaringan ). Aspek lain pemurnian ekstrak adalah pengurangan jumlah knadungan bakteri pencemar. Hal ini memerlukan penanganan khusus.

b. Peralatan untuk Klarifikasi ekstrak2 jenis alat penyaring untuk klarifikasi ekstrak adalah: 1. Penyarng untuk penyaringan sederhana atau penyaring dengan tekanan dan 2. Separator (pemisah) sentrifugal dan decanter (alat untuk dekantasi).

Page 30: Dunia Anak Farmasi

Alat untuk penyaringan ekstrak biasanya bekerja dengan menggunakan tekanan. Cairan ditekan menggunakan pompa memasuki suatu seri kompartemen penyaring yang sesuai untuk menangani bahan yang akan dihilangkan. Sistem penyaring ini digunakan,bila tidak ada rencana untuk bekerja secara kontinu., bila jumlah partikel tersuspensi kecil dam partikel padat sangat halus.

V. PENGERINGANAspek Umum dan Deskripsi PeralatanMenurut pengalaman, jika ekstrak kering dibuat secara benar maka ekstrak kering sangat sesuai untuk pembuatan sediaan farmasi. Bila produk terkontaminasi dapat disterilkan dengan penyinaran dengan sinar gamma. Hal ini akan sulit dilakukan pada larutan karena akan terjadi suatu seri reaksi radikal.

Ada beberapa macam alat untuk memperoleh ekstrak kering, mulai dari pengering vakum dingin (vaccum freeze dryers) untuk produk yang termolabil sampai alat pengering vakum tradisional. Yang aling luas digunakan saat ini adalah atomizer, dapat digunakan untuk produksi skala kecl dan skala besar. Atomizer menjadi alat pengering pilihan, terutama jika pelarut yang akan diuapkan adalah air.

Pengering cabinet bekerja secara tidak kontinu. Pada pengeringan bertekanan, bahan yang dikeringkan biasanya membentuk lapisan pada baki pengering yang disusun dalam lemari pengering atau melekat pada elemen ruang pengering, pada mana cairan pemanasan disirkulasikan. Temperature operasi biasanya berkisar antara 600 C-800 C. Pelarut yang diuapkan dieliminasi secara konveksi. Alat ini hanya bisa digunakan untuk zat yang stabil.

VI. STANDARDISASI EKSTRAKObat dari tanaman biasanya distandardisasikan berdasarkan 10 hal berikut:

1. Pengujian makro dan mikroskopis untuk identitas2. Kemungkinan kromatografi tipis untuk pengujian identitas3. Pemeriksaan zat asing organic dan anorganik.4. Pennetuan susut pengeringan dan kandungan air5. Penentuan kadar abu6. Penentuan serat kasar7. Penentuan kadar komponen terekstraksi.8. Penentuan kadar bahan aktif (jika sudah diketahui)9. Penentuan cemaran mikroba dan tidak adanya bakteri pathogen10. Pemeriksaan residu pestisida

Ekstrak KeringEkstrak kering adalah sediaan tanaman yang diperoleh dengan cara pemekatan dan pengeringan ekstrak cair sampai mencapai konsentrasi yang diingini menurut cara cara yang memenuhi syarat. Pengaturan biasanya dilakukan berdasarkan kandungan bahan aktif dengan cara penambahan bahan penambahn inert, ada 2 cara yang dapat dilakukan:

1. Ekstrak cair dipekatkan menurut cara/ metode yang diuraikan dalam farmakope, sampai diperoleh ekstrak kental dan kemudian ditimbang.

2. Ekstrak cair diuapkan sampai kering. Jika ekstrak berjumlah kecil, ekstrak digerus dengan bahan penambah. Bila jumlah ekstrak banyak, ekstrak harus digerus sehalus mungkin dan baru dicampur dengan bahan penambah yang sudah diperhitungkan untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan.

Page 31: Dunia Anak Farmasi

Menurur Herfendel dan Lauder, ekstrak dan tingtur harus dipandang sebagai satu kesatuan bahan aktif obat yang akan digunakan untuk sediaan farmasi, bukan hanya melihat komponen individual bahan aktif aja. Akibatnya jika terjadi variasi yang sangat besar antara komponen bahan aktif dalam sediaan ekstrak dan tingtur, variasi kandungan bahan aktif harus berada dalam rentang nilai yang sempit

VI. STABILISASI DAN STABILITASStabilisasi sediaan fitofarmako merupakan paya untuk menjamin kualitas atau stabilitas tetap terjaga. Stabilitas berarti keadaan tidak terganggu/ terurai dari sediaan yang disimpan menurut cara penyimpanan atau cara penyimpanan spesifik dari karena kondisi transportasiMetode stabilisasi.

a. Pengeringan Gangguan secara fisika, kimia, dan mikrobiologi berlangsung dalam keadaan cair sehingga pengeringan sediaan fitofarmaka dan tetap membiarkan sediaan dalam keadaan kering adalah cara praktis yang terbaik. Sisa kelembaban dari ekstrak kering biasanya dibatasi sampai 5 % saja. Kadar kelembaban 3 % ternyata tidak praktis, karena ekstrak cenderung menarik air dari udara lingkungannya. Kesetimbangan residu kelembaban 6-7% akan dicapai ekstrak yang disimpan pada suhu kamar dan kelembaban suhu kamar. Gangguan fisika akan tercapai pada kondisi penyimpanan seperti diatas. Proses kimia seperti reaksi enzimatik terjadi jika kelembaban lebih kurang 10%. Gangguan mikrobiologi biasanya berupa perkembangbiakan bakteri yang ada dalam produk sehingga mencapai nilai batas yang tidak dapat diterima juga sangat tergantung pada kelembaban dalam produk. Ketergantungan pertumbuhan mikroba dikenal sebagai aw (aw = tekanan uap air diatas substrat, tekanan uap air murni) atau aktivitas air

b. Stabilisasi Sediaan CairGangguan berikut relative mudah dikenali:Gangguan fisika seperti pembentukan sedimen, perubahan warna dan sebagainya. Gangguan karena pertumbuhan mikroba, dikenal karena terjadinya pembentukan “pellicle” jamur, terbentuknya kekeruhan atau terbentuknya sedimen, dapat sangat mudah mengganggu penampilan, rasa, dan bau sediaan. Gangguan kimia yang lain seperti penguraian hidrolitik, rasemisasi, oksidasi dan lainnya hanya dapat terdeteksi dengan alat kimia analitik (instrument) dan peeaksi kimia.

Alternatif untuk pengawetan sediaan cair adalah menggunakan pengawet sediaan farmasi yang lazim dengan catata: dietilpirokarboksilat sudah tidak diizinkan penggunaannya karena kemungkinan akan membentuk karsinogenik uretan dengan asam amino bebas atau amin dalam substrat.

FORMULASI EKSTRAK TANAMAN JADI BENTUK SEDIAANSebelum dikembangkan untuk formulasi sediaan farmasi, ekstrak harus dilakukan perlakuan terlebih dahulu seperti menghilangkan lemak (defatting) dan inaktivasi enzim, dimana tujuan utamanya adalah:

1. Menghilangkan bahan tidak aktif berupa minyak dan lemak yang akan menghalangi untk mendapatkan / membuat ekstrak kering dan selanjutnya pembuatan sediaan farmasi berbentuk padat.

2. Menghentikan degradasi enzim bahan berkhasiatEkstrak tanaman dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama yaitu ekstrak total dan ekstrak yang dimurnikan. Terminologi total atau ekstrak tradisional menunjukkan ekstrak yang mengandung semua bahan terekstraksi yang diperoleh dengan penarikan menggunakan

Page 32: Dunia Anak Farmasi

suatu pelarut; lazimnya air atau hidroalkohol. Ekstrak yang dimurnikan berarti ekstrak yang tidak mengandung zat zat yang tidak diperlukan dan tidak mempengaruhi aktivitas. Ekstrak yang dimurnikan kemungkinan diperoleh dengan cara menghilangkan zat inert menurut berbagai cara (menghilangkan lemak, dilewatkan melalui resin absorpsi) sesudah ekstraksi primer.Terminologi zat inert terutama digunakan untuk resin, lemak, gula gula, semua bahan yang merupakan penghalang/penghambat utama dalam pembuatan sediaan farmasi, terutama bentuk sediaan padat, karena bersifat higroskopis, lengket, sehingga menimbulkan banyak masalah dalam formulasi.

I. PENGONTROLAN EKSTRAK

Masalah pengontrolan ekstrak ada 2 aspek: pengontrolan ekstrak sendiri dan pengontrolan ekstrak sebagai konstituen sediaan farmasi jadi (bentuk sediaan). Jenis pengujian yang dilakukan terhadap ekstrak yang pokok ada 4:

1. Untuk menentukan karakteristik fisik2. Untuk standardisasi kualitatif3. untuk pengotor potensial dan jumlah4. cemaran mikroba total

Keempat jenis pengujian ini adalah relevan pada waktu formulasi menjadi bentuk sediaan.Masalah lain yang penting dalam melakukan control suatu ekstrak adalah menentukan kandungan total mikroba aerobic. Walaupun belum ada ketentuan standar, tidak boleh terdapat mikroba pathogen dan jumlah bakteri total adalah103 – 104 per gram atau per ml.

II. BENTUK SEDIAANUntuk melakukan rasionalisasi dari pengembangan bentuk sediaan dari ekstrak tanaman, perlu pula diperhatikan: lebih baik menyusun suatu formulasi sediaan yang mudah dan sederhana, yang mengandung tiak lebih dari 2 atau 3 ekstrak. Hal lain yang perlu dihindari adalah memasukkan beberapa ekstrak yang menunjukkan jenis aktivitas farmakologi yang sama.

Pada umumnya semua bentuk sediaan dapat dibuat dari ekstrak1. Bentuk sediaan padat seperti tablet, kapsul gelatin keras dan lunak, tablet salut gula, tablet

effervescent, tablet hisap, tablet lepas lambat.2. Bentuk sediaan cair seperti sirup, drop, larutan, atau suspense untuk kapsul gelatin lemak.3. Bentuk sediaan untuk tujuan penggunaan local seperti krim, salep, gel, koliria, dan supositoria.

Formulasi injeksi yang mengandung ekstrak tidak direkomendasikan walaupun digunakan ekstrak dengan kekuatan tinggi karena ekstrak selalu mengandung beraneka produk sekunder yang sifat sifatnya tidak selalu diketahui secara pasti.

a. Pembuatan Sediaan PadatUntuk pembuatan sediaan padat umumnya digunakan ekstrak padat dan pada umumnya sediaan padat kering tidak menimbulkan masalah stabilitas, praktis tidak terjadi penguraian karena hidrolisis, oksidasi, polimerisasi, dan lain sebagainya. Untuk sediaan yang dimasukkan ke dalam kapsul gelatin keras perlu diperhatikan persyaratan: Granul harus tidak higroskopis dan dapat mengalir bebas dengan baik.

Page 33: Dunia Anak Farmasi

b. Pembuatan Sediaan CairEsktrak cair, kental maupun kering dapat digunakan untuk membuat sediaan cair, seperti sirup, drop, larutan atau suspense untuk kapsul gelatin lunak. MAsalah utama dalam pengembangan sediaan cair yang mengandung ekstrak adalah masalah kelarutan dari ekstrak, yang harus diencerkan dalam larutan atau dilarutkan kembali jika berbentuk kering di dalam system pelarut sirup atau drop.

Stabilitas secara kimia maupun fisik sediaan cair juga dipengaruhi factor factor lain misalnya kemungkinan terjadinya fermentasi dan interferensi dari komponen lain produk akhir. Fenomena fermentasi dapat dikendalikan baik dengan penggunaan alcohol dalam konsentrasi yang tepat atau dengan cara penambahan pengawet yang sesuai. Kemungkinan terjadinya antaraksi secara konstituan lain merupakan sumber lain dari ketidak stabilan

c. Pembuatan sediaan untuk tujuan penggunaan localMasalah yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sediaan krim yang mengandung ekstrak:

1. Kandungan air yang tinggi dan bila pH tidak dikendalikan dengan baik, dapat menimbulkan hidrolisis, polimerisasi, rasemisasi, dan sebagainya.

2. Masalah stabilitas mikrobiologisEkstrak yang mengandung senyawa gula dan asam amino dapat memberikan peluang ideal untuk perkembangan mikroba.

TUGAS TEKNOLOGI BAHAN ALAM

RINGKASAN

Nama: Ricky Kurniawan

Page 34: Dunia Anak Farmasi

NPM: 2010210226Kelas: Senin

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA2012

Diposkan oleh Ricky Kurniawan di 08.29 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

▼   2013 (72) o ►   Mei (3) o ►   April (2) o ▼   Maret (17)

Memperbaiki Postur Tubuh dengan Pilates Empat Kiat Memulai dan Menjalankan Bisnis Anda Sen... Vitamin B Terbukti Bisa Bantu Penderita Migrain! Waspadai Sakit Kepala Akibat Dehidrasi Hipertensi Kisah Sumana penjual Bunga Makalah penjelasan dan contoh penggunaan BCS Perbedaan FI IV dan USP 35 Mitos dan Fakta tentang Tidur Bersama Anak Enam Aturan Realistis untuk Tidur Nyenyak Solusi untuk 13 Masalah Umum Mengasuh Anak Frustasi dengan Perut Buncit? Minyak atsiri Tetap Bisa Sehat Tanpa Organ Penting Ini Waspada, Sleep Apnea Picu Kematian Mendadak Ringkasan Teknologi Bahan Alam 2 Teknologi Bahan Alam yang Mencakup Fitokimia

o ►   Februari (50)

►   2012 (692)

Mengenai Saya

Page 35: Dunia Anak Farmasi

Ricky Kurniawan Saya Ricky Kurniawan adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara dengan urutannya adalah Desyana Kurniawan sebagai anak pertama, David Kurniawan sebagai anak kedua, saya anak ketiga dan Devyana sebagai anak keempat. Saya dan keluarga saya beragama Buddha dan sering mengikuti perayaan hari hari besar dalam agama Buddha. Saya lahir di Jakarta tanggal 20 Desember 1993. Mulai sekolah di sekolah Cahaya Bunda di Jln Mangga Besar VIII no.5, lalu saat 4 SD saya pindah ke sekolah Budi Mulia. Saat SMP saya pindah sekolah ke sekolah Karunia sampai lulus SMA. Kemudian saya mendaftarkan diri di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dan sekarang sudah semester 5

Lihat profil lengkapku Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Page 36: Dunia Anak Farmasi

Island of Pharmacist by : Irma Tristanti (http://jazztriiz.blogspot.com/)

Home About Posts RSS Contact

undefined undefined

Sediaan Farmasi Lainnya

Makalah teknologi dan formulasi sediaan steril.....BAB I

PENDAHULUANI.1 Latar Belakang

 Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi

yang bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prisipnya ini adalah sediaan

parenteral, mata, dan irigasi. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan

yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini

disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh.

Karena sediian mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang

paling efisien, yakni menbran kulit dam mukosa, sediaan tersebut harus

bebas dari kontaminasi mikroba dari komponen toksis, dan harus

mempunyai tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa. Semua komponen

dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan

dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah fisik,

kimia, atau mikrobiologis.

            Produk steril yang paling banyak adalah larutan atau supensi,

tetapi bisa juga pellet padat atau juga ditanam pada jaringan.

Pengontrolan pada waktu pembuatan untuk mengurangi kontaminas

untuk sejumlah kecil produk tertentu dapat tercapai relatif mudah. Jika

Page 37: Dunia Anak Farmasi

jumlah prosuk bertambah, masalah kontrol pada waktu pembuatan untuk

menghindari kontaminasi menjadi berlipat ganda. Oleh karena itu,

preparat produk steril menjadi wawasan khusus dalam proses farmasi.

Standar yang ditetapkan, sikap pekerja, dan kontrol proses harus berada

dalam tingkatan teratas.

            Larutan irigasi sekarang juga harus memiliki standar yang sama

dengan larutan parenteral, karena selama pemberian secara irigasi,

sejumlah zat dari larutan dapat memasuki aliran darah secara langsung

melalui pembuluh darah luka yang terbuka atau membran mukosa yang

lecet. Oleh karena itu, sifat dan standar yang ada untuk prroduksi larutan

parenteral dalam volume besar, pemakaiannya setara dengan larutan

irigasi.

Zat-zat tersebut juga harus ada dan aktif bila diperluhkan selama waktu dapat

digunakannya produk tersebut. Oleh karena itu, zat-zat ini harus dipilih dengan sangat hati-

hati, dan zat-zat ini harus dipilih dengan sangat hati-hati, dan zat-zat ini harus dievaluasi

mengenai pengaruhnya terhadap formulasi keseluruhan. Ulasan yang luas tentang bahan

penambah yang digunakan dalam produk parenteral dan cara untuk menyesuaikan pH

produk tersebut baru-baru ini tlah dipublikasi, dan harus diacu untuk keterangan yang lenih

terperinci.

I.2 Rumusan Masalah

·         Macam-macam sediaan farmasi steril lainnya.

·         Pembuatan,penyimpanan,dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan pada sediaan farmasi

lainnya.

I.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai macam-macam

sediaan steril lainnya saat ini.

I.4 Manfaat

Page 38: Dunia Anak Farmasi

Makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa farmasi yang mengikuti

kuliah teknologi farmasi sediaan steril khususnya sediaan farmasi lainnya

yang kami bahas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian

Istilah Galenika diambil dari nama tabib Yunani,yaitu Claudius

Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat yang berasal dari tumbuhan

dan hewan sehingga muncullah ilmu obat-obatan yang disebut “Ilmu

galenika”,yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang pembuatan

sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam

(tumbuhan dan hewan).

Pembuatan sediaan galenik secara umum dan singkat adalah sebagai

berikut :

·         Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia

atau bahan obat nabati.

·         Dari simplisia tersebut bahan obat yang terdapat di dalamnya diambil

dan diolah menjadi bentuk sediaan atau preparat.

Tujuan dibuatnya sediaan galenik,yaitu:

Page 39: Dunia Anak Farmasi

·         Untuk memisahkan obat-obatan yang terkandung dalam simplisia dari

bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat.

·         Membuat sudatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai.

·         Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil pada

penyimpanan yang lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan

galenik

Derajat Kehalusan

Derajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya

obat yang terkandung tersebut disari. Semakin sukar disari,simplisia

harus dibuat semakin halus,dan sebaiknya.

Konsentrasi atau Kepekatan

Beberapa obat yang terkandung atau zat aktif dalam sediaan tersebut

harus jelas konsentrasinya agar tidak menimbulkan kesulitan dalam

pembuatan.

Suhu dan lamanya waktu

Suhu dan lamanya waktu penyarian harus disesuaikan dengan sifat obat,

mudah menguap atau tidak,mudah tersari atau tidak.

Bahan penyari dan cara penyarian

Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap

bahan penyari ke dalam simplisia.

Bentuk-bentuk sediaan galenik

1.      Hasil penarikan : extracta,tingtura,decocta atau Infusa.

2.      Hasil penyulingan atau pemerasan : aqua aromatika,olea volatilia

(minyak mudah menguap), olea pinguia (minyak lemak).

3.      Sirop.

Ekstractio berasal dari perkataan “extrahere”,”to draw out”,menarik

sari,yaitu suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal.

Umumnya zat berkhasiat tersebut dapat ditarik,namun khasiatnya tidak

berubah. Dalam kefarmasian,istilah ini terutama hanya dipergunakan

utnuk penarikan zat-zat dari bahan asal dengan mempergunakan cairan

penarik atau pelarut. Cairan penarik yang dipergunakan disebut

Page 40: Dunia Anak Farmasi

‘menstrum’,ampasnya disebut “marc” atau “faeces”,sedangkan cairan

yang dipisahkan dari ampas tersebut merupakan suatu larutan yang

disebut “macerate liquid” atau “colatura”. Cairan yang didapat setelah

perkolasi disebut perkolasi disebut “perkolat”,dan zat-zat yang terlarut di

dalam cairan penarik tersebut disebut “extractive”.

Tujuan utama ekstraski ialah mendapatkan atau memisahkan

sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan

(concentrata) dari zat-zat yang tidak berfaedah,agar lebih mudah

digunakan (kemudahan absorbs,rasa pemakaian,dll) dan disimpan

dibandingkan simplisia asal,dan tujuan pengobatannya lebih terjamin.

Karena pada umumnya zat-zat berkhasiat dalam simplisia terdapat

dalam keadaaan tercampur,diperlukan cara penarikan dan cairan penarik

tertentu (tunggal/campuran), yang kelak dapat menghasilkan bermacam-

macam preparat galenik sesuai dengan pengolahannya,misalnya

infusa,decocta,macerate,tincture,resin dan lain-lain. Suhu penarikan juga

sangat mempengaruhi hasil penarikan.

Suhu penarikan untuk :

Maserer/maserasi …………………………………………………………………5o-

25o

Digerer/digerasi …………………………………………………………………..35o-

45o

Infunder/infudasi …………………………………………………………………90o-

98o

Memasak …………………………………………………………………… Suhu

mendidih

Dalam beberapa hal,sebelum preparat yang dimaksud dibuat,simplisia

perlu diolah terlebih dahulu,misalnya dengan mengawalemakkannya

(Strychnin,secale cornutum) atau dihilangkan zat pahitnya (lichen

Islandicus) atau dengan cara lain, agar zat-zat yang tidak berguna atau

merusak tidak ikut tertarik bersama-sama dengan zat-zat berkhasiat.

Cara menghilangkan bagian simplisia yang tidak berguna :

Page 41: Dunia Anak Farmasi

1.      Dengan memakai bahan pelarut yang tepat yang dalam pelarut itu

bahan berkhasitnya mudah larut,sedangkan yang tidak berguna hanya

sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari tersebut.

2.      Dengan menarik atau merendam pada suhu tertentu di mana bahan

berkhasiat terbanyak larutnya.

3.      Dengan menggunakan jarak waktu penarikan tertentu dimana bahan

berkhasiat dari simplisia lebih banyak larutnya,sedangkan bahan yang

tidak berguna sedikit atau tidak larut.

4.      Dengan memurnikan atau membersihkan dengan cara-cara

tertentu,baik secara ilmu alam maupun ilmu kimia.

Cairan –cairan penarik

Untuk menentukan cairan penarik mana yang dipergunakan,harus

diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa

factor,antara lain:

1.      Kelarutan zat-zat dalam menstrum.

2.      Tidak merusak zat-zat berkhasiat atau akibat-akibat lain yang tidak

dikehendaki (perubahan warna,pengendapan,terhidrolisis).

3.      Harga yang murah.

4.      Jenis preparat ynag akan dibuat.

Cairan penarik yang baik adalah yang dapat melarutkan zat-zat yang

berkhasiat tertentu,tetapai zat-zat yang tidak berguna tidak terbawa

serta. Pada umumnya alkaloid,dammar,oleoresin,dan minyak-minyak

memiliki kelarutan yang lebih baik dalam pelarut organic daripada di

dalam air,tetapi sebaliknya garam-garam alkaloid,glukosida,zat-zat

lender, dan sakarida memiliki kelarutan lebih baik dalam air.

Macam-macam cairan penarik

Air

Termasuk pelarut yang murah dan mudah digunakan dengan

pemakaian luas. Pada suhu kamar,air adalah pelarut yang baik utnuk

berbagai zat,misalnya garam alkaloid,glukosida,sakarida,asam tumbuh-

tumbuhan,zat warna,dan garam-garam mineral. Air hangat atau mendidih

mempercepat dan memperbanyak kelarutan zat,kecuali

Condurangin,kalsium hidrat,dan garam-glauber,karena kemungkinan zat-

Page 42: Dunia Anak Farmasi

zat yang tertarik akan mengendap (sebagian) jika cairan itu sudah

mendingin (suhu kamar).

Keuntungan penarikandengan air adalah bahwa jenis jenis

gula,gom,asam tumbuh-tumbuhan,garam mineral,dan zat-zat warna akan

tertarik atau melarut lebih dahulu dan larutan yang terjadi ini dapat

melarutkan zat-zat lain dengan lebih baik dari pada oleh air

saja,misalnyadamar-damar pada penarikan Cascara cortex,atau sejumlah

alkaloid pada penarikan dengan air.

Kekurangan air sebagai pelarut,yaitu karena iar dapat menarik

banyak zat,namun banyak di antara zat tersebut yang merupakan media

yang baik untuk pertumbuhan jamur dan bakteri,akibatnya simplisia

mengembang sedemikian rupa sehingga mempersulit penarikan pada

perkolasi.

Etanol

Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu,tidak sebanyak air dalam

melarutkan berbagai jenis zat; oleh karena itu lebih baik dipakai sebagai

cairan penarik untuk sediaan galenik yang mengandung zat berkhasiat

tertentu.

Umumnya etanol adalah pelarut yang baik untuk

alkaloid,glikosida,dammar-damar,dan minyak atsiri,tetapi tidak untuk

jenis gom,gula,dan albumin. Etanol juga menyebabkan enzim-enzim tidak

bekerja,termasuk pengairan,serta menghalangi pertumbuhan jamur dan

sebagian besar bakteri sehingga di samping sebagai cairan penyari,juga

berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol,yaitu hidroalkoholik

menstrum,lebih baik dari pada air saja. Beberapa zat berkhasiat memiliki

kelaurtan yang hamper sama baiknya dalam air-etanol dan dalam spiritus

fort sehingga biaya produksi dengan air-etanol akan lebih murah. Kadar

alcohol dalam cairan hidroalkoholik menstrum tergantung pada sifat zat

yang akan ditarik; terkadang karena bbeberapa hal,kadarnya lebih kecil

dari 3%. Kadang-kadang dalam proses penarikan,masing-masing air dan

alcohol dipergunakan lebih dahulu;pertama dengan air,kemudian

etanol,atau sebaliknya.

Page 43: Dunia Anak Farmasi

Glycerinum

Terutama dipergunakan sebagai cairan tambahan pada cairan

hidroalkoholik untuk penarikan simplisia yang mengandung zat-zat

samak. Glycerin adalah pelarut yang baik untuk tannin dan hasil-hasil

oksidasinya; jenis-jenis gom dan albumin juga larut dlam gliserin. Cairan

ini tidak atsiri sehingga tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-eksatrak

kering,tetapi baik sekali untuk pembuatan fluid gliserata,seperti yang

dipergunakan dalam N.F VIII,dengan perbandingan 3 volume air dengan 1

volume gliserin.

Eter

Kebanyakan zat dalam simplisia tidak larut dalam cairan ini,tetapi

beberapa zat mempunyai kelarutan yang baik,misalnya alkaloid

basa,lemak-lemak,dammar,dan minyak atsiri. Karena eter bersifat sangat

atsiri,maka di samping memiliki efek farmakologi,cairan ini kurang tepat

digunakan sebagai menstrum sediaan galenik cair,baik utnuk pemakaian

dalam maupun untuk sediaan yang nantinya disimpan lama. Adakalanya

eter yang dipakai dicampur dengan etanol,misalnya Extractum

Cubebarum.

Solvent Hexane

Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar.

Merupakan pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak.

Biasanya dipergunakan hanya untuk mengawalemakkan simplisia yang

mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan sebelum simplisia

tersebut diabuat sediaan galeniknya, misalnya Strychnin,Secale (NF IX).

Aseton

Juga tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam. Merupakan

pelarut yang baik untuk berbagai lemak,minyak atsiri,dan dammar.

Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan. Pemakaian aseton

misalnya pada pembuatan Capsicum Oleoresina (NF IX).

Kloroform

Tidak dipergunakan untuk sediaan –sediaan karena mempunyai efek

farmakologi.merupakan pelarut yang baik untuk alkaloid

Page 44: Dunia Anak Farmasi

basa,dammar,minyak lemak,dan minyak atsiri. Air kloroform

dipergunakan pada pembuatan Extracum Secalis cornuti (Ph.Belanda V).

Metode Penarikan yang sering digunakan

MASERASI

            Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam

simplisia tersebut dalam cairan penyari pada ssuhu biasanya 15-25° C.

Maserasi uga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara

perkolasi.

Kecuali di nyatakan lain masersi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

sepuluh bagian simplisia atau campuran simplisia denggan derazat halus

yang cocok di masukan ke dalam sebuah bejana,lalu di tuangi 75 bagian

cairan penyari, di tutup dan di biarkan selama lima hari terlindung cahaya

dam sambil sering di aduk.setelah lima hari cairan tersebut di serkai, dip

eras,dicuci ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga di

peroleh 100 bagian.Lalu maserat dipindah ke dalam bejana yang tertutup

dan di biarkan di tempat sejuk,terlindung dari cahaya selama dua

hari,Dengan demikian maserat sudah bisa di saring.

Kemudianmaserat di suling atau di uapkanpada tekanan rendah dalam

suhu tidah lebih dari 50° C hingga konsistensi yang di kehendaki.

Maserat yang di buat di maserasi dengan air segera di panasi pada suhu

90° C, Untuk mengendapkan putih telur, agar sediaan dapat tahan lama.

DIGERASI

            Digerasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam

simplisia dengan caairan penyari pada suhu 35°-45° C. Cara ini sekarang

sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu

juga pada suhu  tertentu sering kali beberapa simplisi a menjadi rusak.

Dan hilang zat berkhasiat utamanya.

            Disinilah banyak para ilmuan yang putus asa dalam percobaan

mereka yang gagal karena tidak memperhitungkan keuntungan dan

kerugian dari pada metode digerasi tersebut

PERKOLASI

Page 45: Dunia Anak Farmasi

Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di sebut

percolator,yang simplisianya terendam dalam cairan penyaridimana zat-

zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetesscara beraturan keluar

sampai memenuhu syarat-syarat yang di tetapkan dalam Farmakope.

Kecuali di nyatakan lain, perkolasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Sepuluh bagian simplisia atauu campuran simplisia dengan derazat halus

yang cocok di basahi dengan 2,5bagian 5 bagian cairan penyari,

dimasukan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam

Masa dipidahkan sedikit demi sedikit ke dalam percolator sambil tiap kali

di tekan dengan hati-hati di tuangi cairan penyari secukupnya sampai

cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat cairan

penyari,pekolator di tutup, dan di biarkan selama 2 jam.

Cairan di biarkan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, cairan

penyari di tambahkan berulang-ulang secukupnya sehingga selalu

terdapat selapis cairan penyari secukupnya di atas simplisia, hingga di

peroleh 80 bagian perkolat. Masa diperas, campurkan cairran perasan ke

dalam perkolat, cairan penyari di tambahkan secukupnya hingga di

peroleh perkolat 100 bagian.Perkolat di pindahkan ke dalam bejana,

ditutup dan di biarkan selama dua hari di tempat yang sejuk dan

terlindung dari cahaya.

Tingtur harus jernih dan ditempatkan dalam botol tertutup baik,diluar

pengaruh cahaya dan di simpan di tempat yang sejuk. Secara

ekonomisbahan dasar yang di sari dapat dip eras sekuat mungkin dengan

perasan hidrolik.

Untuk bahan dasar yang mengandung harsa di gunakan cairan penyari

etanol 90% v/v, dan umumnya cairan penyari adaalah etanol 70% v/v.

Yang penting tingtur yang mengandung harsa dengan cairan penyari

etanol 90% v/v adalah Benzoes Tinctura, Myrrhae Tinctura.

II.2 Tingtur (Tinctura)

Menurut FI IV,tingtur adalah larutan mengandung etanol atau

hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.

Jumlah obat dalam tingtur yang berbeda tidak selalu seragam,tetapi

bervariasi sesuai dengan masing-maisng standar kecuali dinyatakan

Page 46: Dunia Anak Farmasi

lain,tingtur dibuat menggunakan 20% zta berkhasiat dan 10% utnuk zat

berkhasiat keras. Maserasi kecuali dinyatakan lain ,dilakukan sebagai

berikut :

a.      masukkan 20 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok ke

dalam sebuah bejana,tuangi dengan 75 bagian cairan

penyari,tutup,biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering

diaduk,erkai,peras. Cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga

diperoleh 100bagian.

b.      pindahkan ke dalam bejana tertutup,biarkan di tempat sejuk dan

terlandung dari cahaya selama 2 hari,enap,tuangkan dan saring.

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya , di tempat sejuk.

Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa

digunakan cairan penyari etanol 90%. Pada umumnya cairan penyari

adalah etanol 70%. Tingtur yang mengandung harsa (damar) adalah mira

tincture,asaefoetila tincura,capsici tincture,tingtur menyan.

Pembagian Tingtur

1.      Menurut cara pembuatan

a.      Tincture Asli

Adalah tincture yang dibuat secara maserasi/perkolasi.

b.      Tinctur Tidak Asli (Palsu)

Adalah tincture yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau

bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu.

2.      Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)

a.      Tinctur Keras

adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang berkhasiat

keras.

b.      Tinctur Lemah

Adalah tincture yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak

berkhasiat keras.

3.      Berdasarkan Cairan Penariknya.

Page 47: Dunia Anak Farmasi

a.      Tinctura Aetherea,jika cairan penariknya adalah eter atau campuran

eter dengan etanol.contoh: Tinctura Valerianae Aetherea.

b.      Tinctura Vinosa,jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur

dengan etanol.contoh: Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei)

c.       Tinctura Acida,jika ke dalam etanol yang dipakai sebagai cairan

penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan

Tinctura Acida Aromatica.

d.      Tinctura Aquosa,jika cairan penarik yang dipakai adalah air . contohnya

Tinctura Rhei Aquosa.

e.      Tinctura Composita,adalah tingtur ynag didapatkan jika penarikan yang

dilakukan dengan cairan penarik selain etanol,hal ini harus dinyatakan

pada nama tincture tsb, misalnya pada campuran simplisia,contoh:

Tinctura Chinae Composita.

Contoh Sediaan Tingtur

Tingtur kina (Chinae Tinctura),Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae

Tinctura),Tingtur gambir (Catechu Tinctura), Tingtur polygala(Polygalae

Tinctura), Tingtur ratania(Ratanhiae Tinctura) Tingtur stramonii (Stramonii

Tinctura),Tingtur Striknin (Strychni Tinctura),Tingtur Kemenyan (Benzoes

Tinctura),Tingtur Lobelia (Lobelia Tinctura),Tingtur Mira(Myrrhae

Tinctura),dll.

II.3 Ekstrak (Ekstracta)

Menurut FE IV,ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan

mengekstraksi zat aktif dari simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai,kemudiaan semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan

massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan.

Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat

secara perkolasi.seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara

destilasi dengan pengurangan tekanan agar bahan utama obat sesedikit

mungkin terkena panas.

Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati yang mengandung

etanol sebagai pelarut,pengawet,atau keduanya. Jika tidak dinyatakan lain

Page 48: Dunia Anak Farmasi

pada masing-masing monografi,tiap milliliter ekstrak mengandung bahan

aktif dari 1g simplisia yang memenuhi syarat. Ekstrak cair yang

cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau

bagian beningnya dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi

persyaratan farmakope.

Menurut literature lainnya,ekstrak ada tiga macam yaitu ekstrak

kering(siccum),kental(spissum),dan cair(liquidum), yang dibuat dengan

menyari simplisia nabati dan hewani menurut cara yang sesuai diluar

pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus

menjadi serbuk. Cairan penyari yang dipakai adalah air,eter,serta

campuran etanol dan air.

Contoh Ekstrak

Ekstrak Belladonae,Ekstrak Hiosiami,Ekstark Akar Manis (Glycyrrhizae

Succus Extractum),Ekstrak Timi (Thymi Ekstractum),Ekstrak Striknin

(Strychin Extractum),Ekstrak Pule Pandak(Rauwolfiae Extractum),Ektrak

Kelembak (Rhei Extractum),dll

II.4 Infus (Infusa)

Menurut FI IV,infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan

mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15

Menit.

Cara Pembuatan

Campur simplisia yang memiliki derajat halus sesuai dengan dalam panci

dengan air secukupya,panaskan diatas tangas air selama 15menit

terhitung mulai suhu mencapai 90oC  sambil sekali-sekali diaduk. Serkai

selagi panas melalui kain flannel,tambahkan air panas secukupnya

melalui ampas hingga diperoleh volume infuse yang dikehendaki. Infuse

daun sena dan infuse yang mengandung minyak atsiri diserkai setelah

dingin. Infuse daun sena,infuse asam jawa,dan infuse simplisia lain yang

mengandung lender tidak boleh diperas. Sebelum dibuat infuse asam

jawa dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga diperoleh massa

Page 49: Dunia Anak Farmasi

seperti bubur,sedangkan buah adas manis dan buah adas harus dipecah

dahulu.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat sediaan Infus :

1.      Jumlah Simplisia

Kecuali dinyatakan lain,infuse yang mengandung bahan tidak berkhasisat

keras dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.

2.      Derajat Halus Simplisia

Yang digunakan untuk infuse harus mempunyai derajat halus sebagai

berikut :

Serbuk Bahan-Bahan

Serbuk 5/8 Akar manis,daun kumis kucing,daun sirih,daun sena.

Serbuk 6/10 Dringo,kelembak.

Serbuk

10/22

Laos,akar valerian,temulawak, jahe.

Serbuk

22/60

Kulit Kina,akar ipeka,sekale komutum.

Serbuk

85/120

Daun digitalis.

3.      Banyaknya air ekstra

Umumnya untuk membuat sediaan infuse diperlukan penambahan air

sebanyak 2 kali bobot simplisia. Air ekstra ini perlu karena simplisia yang

digunakan pada umumnya dalam keadaan kering.

4.      Cara Menyerkai

Pada umumnya infuse diserkai selagi panas,kecuali infuse simplisia yang

mengandung minyak atsiri diserkai setelah dingin. Infuse daun

sena,infuse asam jawa dan infuse simplisia lain yang mengandung lender

tdak boleh diperas.

5.      Penambahan bahan-bahan lain

Penambahan bahan-bahan lain dimaksudkan untuk menambah kelarutan,

untuk menambah kestabilan,dan untuk menghilangkan zat-zat yang

menyebabkan efek lain.

II.5 Air Aromatik (Aqua Aromatica)

Page 50: Dunia Anak Farmasi

Menurut FI IV,kecuali dinyatakan lain, air aromatic adalah larutan

jernih dan jenuh dalam air dari minyak mudah menguap atau senyawa

aromatic atau bahan mudah menguap lain. Bau dan rasanya mirip dengan

obat atau senyawa mudah menguap yang ditambahkan,dan bebas dari

bau empirematik dan bau asing lainnya. Air aromatic dapat dibuat secara

destilasi atau dibuat dari larutan senyawa aromatic,dengan atau tanpa

menggunakan bahan pendispersi. Air aromatic perlu disimpan terlindung

cahaya dan panas berlebih.

            Menurut literatu yang lain,air aromatic adalah larutan jenuh

minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air. Di antara air

aromatic,ada yang mempunyai daya terapi yang lemah,tetapi terutama

digunakan untuk member aroma pada obat-obat atau sebagai pengawet.

Air aromatic harus mempunyai baud an rasa yang menyerupai bahan

asal,bebas bau empirematik atau bau lainnya,tidak berwarna,dan tidak

berlendir.

Cara Pembuatan :

1.      Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing

monografi dalam 60 ml etanol 95%.

2.      Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil

dikocok kuat-kuat.

3.      Tambahkan 500 mg talk,kocok,diamkan,saring.

4.      Encerkan 1 bagian filtrate dengan 39 bagian air.

Air Aromatika yang tertera dalam  FI II,ada 3,yaitu :

1.      Aqua Foeniculi,adalah larutan jenuh minyak adas dalam air. Aqua

Foeniculi dibuat dengan melarutkan 4g oleum foeniculi dalam 60 ml

etanol 90%,tambahkan air sampai 100ml sambil dikocok kuat-

kuat,tambahkan 500mg talk,kocok,diamkan,saring. Encerkan 1 bagian

filtrate dalam 39 bagian air.

2.      Aqua Menthae Piperitae (Air Permen) adalah larutan jenuh minyak

permen dalam air.

3.      Aqua Rosae (air mawar) adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air.

II.6 Minyak Lemak

Page 51: Dunia Anak Farmasi

Merupakan campuran senyawa asam lemak bersuku tinggi (Berbobot

Molekul (BM) tinggi atau berantai karbon panjang/long chain triglycerides

(C16-C22)) dengan gliserin (gliserida asam lemak bersuku

tinggi).Disimpan kevuali dinyatakan lain dalam wadah tertutup baik,terisi

penuh,dan terlindnung dari cahaya.

Syarat-syarat untuk minyak lemak,antara lain :

1.      Harus jernih; lemak yang cair harus jernih,begitupun yang padat

sesudah dihangatkan (diatas suhu leburnya)tidak boleh berbau tengik.

2.      Kecuali dinyatakan lain,harus larut dalam segala perbandingan dalam

CHCl3,eter dan eter minyak tanah.

3.      Harus memnuhi syarat-syarat minyak mineral,minyak harsa dan

minyak-minyak asing lainnya,senyawa belerang dan logam berat.

Penggunaan minyak lemak :

1.      Sebagai zat tambahan.

2.      Sebagai pelarut,misalnya sebagai pelarut obat suntik,lotio dan lain-lain.

3.      Sebagai antiracun,untuk racun yang tidak larut dalam lemak (racunnya

dibalut lemak,lalu segera diberi pencahar atau emetikum) tetapi jika

racun yang larut dalam lemak maka dalam bentuk terlarut absorbs

dipercepat.

4.      Sebagai obat,misalnya : oleum ricini digunakan sebagai obat pencahar.

Minyak lemak dibagi dalam 2 golongan :

·         Minyak-minyak yang dapat mongering,misalnya: oleum lini,dan oleum

ricini.

·         Minyak-minyak yang tidak dapat mengering,misalnya: oleum

arachidis,oleum olivarium,oleum sesami.

Contoh-contoh minyak Lemak:

Minyak Kacang(Oleum Arachidis),Minyak Coklat (Oleum Cacao),Minyak

Kelapa (Oleum Cocos),Minyak Ikan (Oleum Iecoris Aselli),Minyak Lini

(Oleum Lini),Minyak Zaitun (Oleum Olivae),Minyak jarak(Oleum Ricini).

II.7 Minyak Atsiri

Minyak atsiri juga disebut sebagai minyak menguap atau minyak

terbang.Olea Volatililia adalah campuran bahna-bahan berbau keras yang

Page 52: Dunia Anak Farmasi

menguap,yang diperoleh baik secara penyulingan atau perasan simplisia

segar maupun secara sintetis. Diperoleh dari tumbuh-tumbuhan

contohnya daun,bunga,kulit buah,buah,atau dibuat secara sintetis.

Sifat –sifat minyak atsiri :

1.      Mudah menguap

2.      Rasa yang tajam

3.      Wangi yang khas

4.      Tidak larut dalam air,namun larut dalam pelarut organic

5.      Minyak atsiri yang segar tidak berwarna,sedikit kuning muda.

Contoh-contoh minyak atsiri :

Oleum Foenniculi (minyak adas),Oleum Anisi (Minyak Adas manis),Oleum

Caryophylli(minyak cengkeh),Oleum Citri(minyak jeruk),Oleum Aurantii

(minyak jeruk manis),Oleum Eucalypti(Minyak kayu putih),Oleum

Rosae(Minyak Mawar).

II.8 Sirop

Sirop adalah sediaan cair berupa larutan yang mnegandung

sakarosa.kadar sakarosa (C12H22O11)tidak kurang dari 64% dan tidak lebih

dari 66%.Disimpan pada wadah yang tertutup rapat dan di tempat sejuk.

Dibuat dengan cara cairan untuk sirop,panaskan,tambahkan gula jika

perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga

diperoleh bobot yang dikehendaki,buang busa yang terjadi,serkai.

Cara memasukkan sirop ke dalam botol :

Hal ini penting untuk kestabilan sirop dalam penyimpanan. Supaya awet

(tidak berjamur) sebaiknya sirop disimpan dengan cara :

1.      Sirop yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering,namun

perlu diperhatikn agar pada saat pendinginan tidak terjadi pencemaran

hingga dapat terjadi pencemaran.

2.      Mengisikan sirop panas-panas ke dalam botol panas (karena sterilisasi)

sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi

sterilisasi sebagian gabusnya,lalu sumbat gabus di celup dalam lelehan

paraffin solidum yang menyebabkan sirop terlindung dari pengotoran

udara luar.

Page 53: Dunia Anak Farmasi

3.      Sterilisasi sirop; disini harus diperhitungkan apakah pemanasan

30menit tidak dapat mengakibatkan gula invert.

Penetapan kadar sakarosanya

1.      Timbang seksama ± 25gr sirop dalam labu terukur 100ml,tambahkan

50 ml air dan sedikit larutan alumunium hidroksida P. Tambahkan larutan 

timbale(II) subaserat P tetes demi tetes hingga tetes terakhir hingga tidak

menimbulkan kekeruhan.

2.      Tambhakan air secukupya hingga 100,0 ml saring,bunag 10ml filtrate

pertama. Masukkan ±45,0 ml filtrate ke dalam labu terukur 50

ml,tambahkan campuran 79 bagian volume asam klorida P dan 21 bagian

volume air secukupnya hingga 50,0 ml. Panaskan labu dalam tangas air

pada suhu antara 68oC dan 70oC selama 10 menit,dinginkan dengan cepat

sehingga suhu ± 20oC jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan

tidak lebih dari 100 mg arang penyerap.

3.      Ukur rotasi optic larutan yang belum diinversi dan sesudah inverse

menggunakan tabung 22,0 cm pada suhu pengukur yang sama antara

10oC dan 25oC. Hitung kadar dalam %, C12H22O11 dengan rumus :

C          = Kadar Sakarosa (%)

α 1       = rotasi optic larutan yang belum diinversi

α 2       = rotasi optic larutan yang sudah diinversi

t           = suhu pengukuran

Contoh-contoh sediaan sirop :

Ferrosi Iodidi Sirupus,Sirupus Simplex (Sirop Gula),Aurantii Sirupi (Sirop

Jeruk Manis),Sirupus Thyni (Sirop timi)

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Page 54: Dunia Anak Farmasi

Berdasarkan hasil  penjabaran maka dapat disimpulkan bahwa macam-

macam sediaan steril lainnya yakni sediaan galenika berdasarkan bentuk

terbagi atas tiga bagian yakni

1.      Hasil penarikan : extracta,tingtura,decocta atau Infusa.

2.      Hasil penyulingan atau pemerasan : aqua aromatika,olea volatilia

(minyak mudah menguap), olea pinguia (minyak lemak),dan

3.      Sirop.

III.2 Saran

            Penjelasan pada makalah ini,dimaksudkan untuk memberikan

penambahan informasi dalam pemebelajaran terkait sediaan farmasi

lainnya galenik,maka di sarankan bagi pembaca agar dapat menambah

atau melengkapi informasi anda lewat media pembelajaran lainnya.

Diposkan oleh triiztanti di 3:33:00 PM Reaksi: 

Kelas Tulisan : apoteker, dunia farmasi, info apoteker, info farmasi, makalah, sediaan steril, teknologi dan formulasi obat

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:

:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p:

Poskan Komentar

Teman-teman yang baik hati,,Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir diblog sederhana ini.Blog ini saya buat untuk memudahkan sobat sekalian dalam mencari tugas.Data yang dikumpulkan dari tugas-tugas kampus yang saya miliki juga meminta ijin men"COPAS" tulisan milik oranglain tentu dengan menyertakan sumbernya.Saya harap kalian dapat meninggalkan pesan, komentar, kritik, saran atau beberapa patah kata guna menghargai blog ini.Jangan lupa di follow yahh... ^^Terimakasih ^^

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Page 55: Dunia Anak Farmasi

Write all your content here.

 

terjemahan

Translate Widget by Google

Blog Archive

▼   2013 (68) o ►   April (3) o ►   Maret (2) o ▼   Januari (63)

►   Jan 23 (2) ▼   Jan 22 (9)

Sediaan Farmasi Lainnya Sediaan Nasal Obat Tetes Telinga Obat Tetes Mata Pelarut & Pembawa untuk Injeksi Sediaan Infus Pengujian & Evaluasi Obat Suntik Sediaan Obat Suntik Ruangan Produksi Steril

►   Jan 21 (24) ►   Jan 20 (2) ►   Jan 19 (1) ►   Jan 18 (1) ►   Jan 13 (1) ►   Jan 07 (4) ►   Jan 06 (15) ►   Jan 05 (4)

tamu Pharmacist yang ke ...

35169

Jenis Artikel

antibiotik apoteker biofarmasi contoh dunia farmasi farmakodinamika farmakognosi farmakokinetika farmakologi farmakoterapi farmasetika farmasi klinik fitofarmaka formulasi herbal terstandar info apoteker info farmasi inhalasi injeksi intradermal intramuskular intraperitoneal intratekal intrathekal-intraspinal intravena istilah-istilah jamu kamus kapsul kimia medisinal latar belakang makalah narkotika obat asli Indonesia obat bebas obat bebas terbatas obat keras oral penelitian proposal psikotropika racikan sediaan cair sediaan galenik

Page 56: Dunia Anak Farmasi

sediaan semi solid sediaan steril simbol obat simplisia spesialis obat subkutan tablet teknologi dan formulasi obat toksikologi topikal

yuk gabung di sini ^^

Silahkan tinggalkan Pesan, Kesan, Kritik maupun Saran ^.^

<a href="http://shout.busuk.org/?pharmacist09=viewfull">View shoutbox</a>

Country

Diberdayakan oleh Blogger.

Mau buat buku tamu ini ?Klik di sini

[hide]

 Copyright Island of Pharmacist 2009.Design By EZwpthemes . Blogger Template by Anshul .

Page 57: Dunia Anak Farmasi

Ekstraksi

Posted by Yakup Label: Ekstraksi Ekstraksi adalah teknik pemisahan untuk mengeluarkan satu komponen campuran dari zat padat atau cair dengan bantuan pelarut.

Ektraksi dibagi menjadi 2 :

1. Ektraksi cair-cair ( Liquid Extraction )Ektraksi zat cair dengan pelarut zat cair. Digunakan untuk memisahkan 2 zat cair yang saling bercampur dengan menggunakan perarut yang melarutkan salah satu zat dalam campuran itu.

2. Ekstraksi padat-cair ( Solid Extraction / Leaching )Ekstraksi zat padat dengan pelarut zat cair. Digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat padat yang tak dapat larut. Ekstraksi zat padat adalah mengambil zat padat / cair dalam campuran zat padat. Syarat pelarut dalam ekstraksi, dapat melarutkan komponen yang diinginkan tapi tidak dapat bercampur.

Bahan yang biasa diekstraksi :1. Tanaman obat2. Rempah-rempah3. Zat organik4. Biji-bijian5. Industri obat6. Sayur mayur

Pertimbangan menggunakan Ekstraksi :1. Tidak mungkin dilakukan dengan destilasi.2. Bahan sensitif terhadap panas.3. Bahan bersifat nonfolatil ( tidak menguap ).

Penerapan Ektraksi di Industri :1. Bahan KimiaContoh : pengolahan air, pencucian asam basa2. Bahan farmasi, untuk membuat antibiotik, vitamin, dan senyawa polar

Page 58: Dunia Anak Farmasi

3. Bahan makananContoh : Asam Laktat dan Flavour4. Refining, untuk oli dan aromatik

Alat-alat ekstraksi skala Laboratorium1. Corong pisah, untuk ekstraksi cair-cair2. Soklet, untuk ekstraksi padat-cair

Alat ekstraksi skala industri- Ekstraksi cair-cair1. Ekstraksi semprot2. Menara piring pervorasi3. Menara aduk- Ekstraksi padat-cair1. Ekstraktor hamparan padat stationer

Page 59: Dunia Anak Farmasi

Posts RSS Comments RSS

Wednesday, May 15, 2013

Home obat

o obat farmasi o obat tradisional o obat-obatan lainnya

sediaan farmasi o sediaan farmasi o Link-Name-2b o Link-Name-2c

Page 60: Dunia Anak Farmasi

o Link-Name-2d macam penyakit

o macam penyakit o Link-Name-3b o Link-Name-3c

Link-Name-4 PC Games-5

o List Game o Link-Name-5b o Link-Name-5c o Link-Name-5d

Link-Name-6 o Link-Name-6a o Link-Name-6b

Link-Name-7 Kata Hati

Home Link-Name-1 Link-Name-2 Link-Name-3 Link-Name-4 Link-Name-5 Link-Name-6 Link-Name-7 Link-Name-8 Link-Name-9

it.s me

kan selalu menatap hatimu beibz.... my facebook

Pengunjung

Page 61: Dunia Anak Farmasi

262625

Categories

agama (20) alat kesehatan (11) anak-anak (2) baby (1) bayi (1) berita kesehatan (8) biologi (16) cerita lucu (14) diet sehat (8) etika (1) farmakognosi (20) farmakologi (33) hidup sehat (12) hukum farmasi (10) keperawatan (40) kesehatan (41) kimia farmasi (27) makanan (3) mikrobiologi (25) obat (35) obat tradisional (32) pediatric (1) Pengetahuan (51) penyakit (58) penyedap masakan (2) psikologis (27) rempah (9) sediaan farmasi (41) seks (13) sex (12) sosial (81) umum (84) zat kimia berbahaya (20)

hihihi...

Page 62: Dunia Anak Farmasi

BUDAYAKAN DAN BIASAKAN KOMENT... Yah Setelah Membaca, !!!.,.,...^_^...

Browse: Home > 2011 > February > Metode Ekstraksi

Rabu, 09 Februari 2011

Metode Ekstraksi

Ekstraksi merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa kimia dari suatu bahan alam dengan

menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai

dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam

keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang

akan diisolasi. Untuk mengekstraksi senyawa utama yang terdapat dalam bahan tumbuhan dapat

digunakan pelarut yang cocok.

Ekstraksi komponen senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan dapat dilakukan dengan cara :

1. Maserasi

Maserasi merupakan proses penyarian senyawa kimia secara sederhana dengan cara merendam

simplisia atau tumbuhan pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga

bahan menjadi lunak dan larut. Penyarian zat-zat berkhasiat dari simplisia, baik simplisia dengan

zat khasiat yang tidak tahan pemanasan. Sampel biasanya direndam selama 3-5 hari, sambil

Page 63: Dunia Anak Farmasi

diaduk sesekali untuk mempercepat proses pelarutan komponen kimia yang terdapat dalam

sampel. Maserasi dilakukan dalam botol yang berwarna gelap dan ditempatkan pada tempat yang

terlindung cahaya. Ekstraksi dilakukan berulang-ulang kali sehingga sampel terekstraksi secara

sempurna yang ditandai dengan pelarut pada sampel berwarna bening. Sampel yang direndam

dengan pelarut tadi disaring dengan kertas saring untuk mendapat maseratnya. Maseratnya

dibebaskan dari pelarut dengan menguapkan secara in vacuo dengan rotary evaporator.

Kelebihan cara maserasi :

• Alat dan cara yang digunakan sederhana

• Dapat digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan pemanasan.

Kelemahan cara maserasi :

• Banyak pelarut yang terpakai

• Waktu yang dibutuhkan cukup lama

2.Perkolasi

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara

lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik

seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan

pemanasan.

3. Digestasi

Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan pemanasan

pada suhu 30oC – 40oC. Cara ini dilakukan untuk simplisia yang pada suhu biasa tidak tersari

dengan baik. Jika pelarut yang dipakai mudah menguap pada suhu kamar dapat digunakan alat

pendingin tegak, sehingga penguapan dapat dicegah.

4.Infusa

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu

90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara sebagai berikut : simplisia

dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya,

panaskan diatas penangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu mencapai 90oC sambil

sesekali diaduk, serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui

ampas sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

Page 64: Dunia Anak Farmasi

5.Dekokta

Dekokta adalah suatu proses penyarian yang hampir sama dengan infus, perbedaannya pada

dekokta digunakan pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu mencapai 90oC. Cara ini

dapat dilakukan untuk simplisia yang mengandung bahan aktif yang tahan terhadap pemanasan

6. Sokletasi

Sokletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat soklet. Pada

cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah. Sokletasi digunakan untuk simplisia

dengan khasiat yang relatif stabil dan tahan terhadap pemanasan. Prinsip sokletasi adalah

penyarian secara terus menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan memakai pelarut yang

relatif sedikit. Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang

tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap atau mempunyai

titik didih yang rendah.

Cara kerja sokletasi adalah sebagai berikut :

Serbuk kering yang akan diekstraksi berada di dalam kantong sampel yang diletakkan pada alat

ekstraksi (tabung soklet). Tabung soklet yang berisi kantong sampel diletakkan diantara labu

destilasi dan pendingin, disebelah bawah dipasang pemanas.

Setelah pelarut ditambahkan melalui bagian atas alat soklet dan pemanas dihidupkan, pelarut

dalam labu didih menguap dan mencapai pendingin, berkondensasi dan menetes ke atas kantong

sampel sampai mencapai tinggi tertentu/maksimal (sama tinggi dengan pipa kapiler), pelarut

beserta zat yang tersari didalamnya akan turun ke labu didih melalui pipa kapiler.

Pelarut beserta zat yang tersari pada labu didih akan menguap lagi dan peristiwa ini akan terjadi

berulang-ulang sampai seluruh zat yang ada dalam sampel tersari sempurna (ditandai dengan

pelarut yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa dengan pereaksi

yang cocok).

Ekstraksi dengan cara sokletasi mempunyai kelebihan antara lain yaitu :

1.Proses ekstraksi simplisia sempurna.

2.Pelarut yang digunakan sedikit.

3.Proses isolasi lebih cepat.

Kelemahan dari cara sokletasi ini, yaitu :

1.Tidak dapat digunakan untuk mengisolasi senyawa yang termolabil atau bahan tumbuhan yang

Page 65: Dunia Anak Farmasi

peka terhadap suhu.

2.Memerlukan energi listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Djamal, R., Prinsip-Prinsip bekerja Dalam Bidang Kimia Bahan Alam, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Padang, 1990.

Ansel, H. C., Pengantar Bentuk sediaan Farmasi, edisi 4, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,

Penerbit UI press, Jakarta, 1989.

Voigt, R., Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, UGM Press, Yogyakarta, 1995.

Related Posts

Awas! Alkohol Bukan untuk Luka Kunyah Lebih Lama Agar Tubuh Langsing PEMERIKSAAN AIR SENI (URINE ANALYSIS) Menopause sokletasi

Label: alat kesehatan, kimia farmasi, sediaan farmasi, umum

0 Comments:

Poskan Komentar

Page 68: Dunia Anak Farmasi

Arsip Blog

►   2012 (1)

▼   2011 (80) o ►   Desember (2) o ►   November (2) o ►   Oktober (6) o ►   September (19) o ►   Agustus (3) o ►   Juni (10) o ►   April (1) o ►   Maret (24) o ▼   Februari (9)

Obat Bebas Terbatas Obat bebas sokletasi Metode Ekstraksi Destilasi Batu didih rodamin B

Page 69: Dunia Anak Farmasi

PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG ENDOTRACHEAL TUBE

Terong pipit/ Rimbang o ►   Januari (4)

►   2010 (154)

 

home

belajar ===>>>

bobo' ah ===>>>

dreamland... ???

my data farmasi Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha

2

Page 70: Dunia Anak Farmasi

JENIS-JENIS EKSTRAKSI

  

JENIS-JENIS  EKSTRAKSI

A.    PENGERTIAN EKSTRAKSI

Proses ekstraksi (Pemisahan) itu sendiri dibagi menjadi bermacam-macam menurut

asal dan bahan yang akan dipisah. Secara garis besar, ada dua macam pemisahan.

1.      Ekstraksi padat-cair(leaching) adalah proses pemisahan cairan dari padatan dengan

menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.

2.      Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan cairan dari suatu larutan dengan menggunakan

cairan sebagai bahan pelarutnya.

Tahap-tahap ekstraksi

1.      Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling berkontak.    Dalam

hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi

dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnya, yaitu pelarutan ekstrak.

2.       Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi.

3.      Mengisolasi ekstrak dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya dilakukan

dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak dapat langsung diolah

lebih lanjut atau dioalh setelah dipekatkan.

Faktor- faktor yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut;

1.      Ukuran partikel

Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal. Semakin kecil

ukurannya, semakin besar lusa permukaan antara padat dan cair; sehingga laju

perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan kata lain, jarak untuk berdifusi yang dialami

oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.

Page 71: Dunia Anak Farmasi

2.      Zat pelarut

Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan pelarut pilihan

yang terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat dapat bersikulasi dengan

mudah. Biasanya, zat pelarut murni akan diapaki pada awalnya, tetapi setelah proses

ekstraksi berakhir, konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya turun, pertama

karena gradien konsentrasi akan berkurang dan kedua zat terlarutnya menjadi lebih kental.

3.      temperatur

Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di dalam

pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk memberikan laju ekstraksi

yang lebih tinggi.

4.      Pengadukan fluida

Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan proses difusi,

sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat pelarut.

Pemilihan juga diperlukan tahap-tahap lainnya. pada ektraksi padat-cair misalnya,

dapat dilakukan pra-pengolahan (pengecilan) bahan ekstraksi atau pengolahan lanjut dari

rafinat (dengan tujuan mendapatkan kembali sisa-sisa pelarut).

Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1.      Selektivitas

Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen

lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering

juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang

diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu

misalnya di ekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.

2.      Kelarutan

Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar

(kebutuhan pelarut lebih sedikit).

3.       Kemampuan tidak saling bercampur

Pada ekstraksi cair-cair pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam

bahan ekstraksi.

4.      Kerapatan

Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaaan kerapatan

yaitu besar amtara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat

dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila

Page 72: Dunia Anak Farmasi

beda kerapatan kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya

sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).

5.      Reaktifitas

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada

komponen-komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya

reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi.

Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan

dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.

6.      Titik didih

Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan,

destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan it tidak boleh terlalu dekat, dan

keduanya tidak membentuk aseotrop. ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika

pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas

penguapan yang rendah).

7.       Kriteria yang lain

Pelarut sedapat mungkin harus

- murah

- tersedia dalam jumlah besar

- tidak beracun

- tidak dapat terbakar

- tidak eksplosif bila bercampur dengan udara

- tidak korosif

- tidak menyebabkan terbentuknya emulsi

- memilliki viskositas yang rendah

- stabil secara kimia dan termis.

Karena hampir tidak ada pelarut yang memenuhi syarat di atas, maka untuk setiap

proses ekstraksi harus dicari pelarut yang paling sesuai.

Beberapa pelarut yang terpenting adalah : air, asam-asam organik dan anorganik, hidrokarbon

jenuh, toluen, karbon disulfit, eter, aseton, hidrokarbon yang mengandung khlor, isopropanol,

etanol.

B.     EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

Page 73: Dunia Anak Farmasi

Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut. Proses ini

dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan atau untuk memurnikan

padatan dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi, seperti pigmen.

Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan ditentukan oleh banyaknya zat yang

larut, penyebarannya dalam padatan, sifat padatan dan besarnya partikel. Jika zat terlarut

menyebar merata di dalam padatan, material yang dekat permukaan akan pertama kali larut

terlebih dahulu. Pelarut, kemudian akan menangkap bagian pada lapisan luar sebelum

mencapai zat terlarut selanjutnya, dan proses akan menjadi lebih sulit dan laju ekstraksi

menjadi turun.

Biasanya proses leaching berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:

1.      Pertama perubahan fase dari zat terlarut yang diambil pada saat zat pelarut meresap masuk. 

2.      Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat menuju keluar.

3.       Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.

Perpindahan massa pada operasi leaching

Laju perpindahan massa di dalam rongga-rongga partikel sukar untuk diketahui

karena sulitnya menentukan bentuk dari lorong tempat perpindahan terjadi. Tetapi masih

mungkin dilakukan untuk menentukan laju perpindahan secara pendekatan dari partikel zat

pelarut.

Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan

dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala

besar terutama dibidang, industri bahan alami dan makanan, misalnya untuk memperoleh

         bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ-organ binatang untuk keperluan farmasi

         gula dari umbi

         minyak dari biji-bijian

          kopi dari biji kopi

Alat-alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu berikut ini biasanya merupakan bagian

dari suatu instalasi lengkap, yang misalnya terdiri atas.

  Alat untuk pengolahan awal (pengecilan ukuran, pengeringan) bahan ekstraksi.

   ekstraktor yang sebenarnyaperlengkapan untuk memisahkan (dengan penjernihan atau

penyaringan) larutan ekstrak dari rafinat (seringkali menyatu dengan ekstraktor)

   peralatan untuk mengisolasi ekstrak atau meningkatkan konsentrasi larutan ekstrak dan

memperoleh kembali pelarut (dengan cara penguapan).

Page 74: Dunia Anak Farmasi

1.      Ekstraktor padat-cair tak kontinu

Dalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur beberapa kali

dengan pelarut segar di dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan ekstrak yang terbentuk setiap

kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat) atau penyaringan (dalam

sebuah alat yang dihubungkan dengan ekstraktor). Proses ini tidak begitu ekonomis,

digunakan misalnya di tempat yang tidak tersedia ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi

tersedia dalam bentuk serbuk sangat halus, sehingga karena bahaya penyumbatan, ekstraktor

lain tidak mungkin digunakan.

Ekstraktor yang sebenarnya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak yang dipasang di

dalamnya. Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan di atas pelat ayak horisontal. Dengan

bantuan suatu distributor, pelarut dialirkan dari atas ke bawah. Dengan perkakas pengaduk

(diatas pelat ayak) yang dapat dinaikturunkan. Pencampuran seringkali dapat disempurnakan

atau rafinat dapat dikeluarkan dari tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor semacam

ini hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel yang tidak terlalu halus. Yang lebih

ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan aliran bahan

ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut. Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam

ekstraktor yang berisi campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada

setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak.

 Pelarut akan dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi

campuran yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit. dengan operasi ini pemakaian

pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih tinggi.

Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat ayak ke

sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut disitu, mengembunkan dalam sebuah kondenser

dan segera mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi.

Dalam ketel destilasi konsentrasi larutan ekstrak terus-menerus meningkat. dengan metode

ini jumlah total pelarut yang diperlukan relatif kecil. Meskipun demikian, selalu terdapat

perbedaan konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut.

Kerugiaanya adalah pemakaian banyak energi karena pelarut harus diuapkan secara terus-

menerus.

Pada ekstraksi bahan-bahan yang peka terhadap suhu terdapat sebuah bak penampung

sebagai pengganti ketel destilasi. dari bak tersebut larutan ekstrak dialirkan kedalam alat

penguap vakum (misalnya alat penguap pipa atau film). Uap pelarut yang terbentuk

Page 75: Dunia Anak Farmasi

kemudian dikondensasikan, pelarut didinginkan dan dialirkan kembali kedalam ekstraktor

dalam keadaan dingin.

2.         Ekstraktor padat-cair kontinu

Cara kerja ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang dipasang seri,

tetapi pengisian, pengumpanan pelarut dan juga pengosongan berlangsung secara otomatik

penuh dan terjadi dalam sebuah alat yang sama. Oleh karena itu dapat diperoleh output yang

lebih besar dengan jumlah kerepotan yang lebih sedikit. Tetapi karena biaya untuk

peralatannya besar, ekstraktor semacam itu kebanyakan hanya digunakan untuk bahan

ekstraksi yang tersedia dalam kuantitas besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan). Dari

beraneka ragam konstruksi alat ini, berikut akan di bahas ekstraktor keranjang (bucket-wheel

extractor) dan ekstraktor sabuk (belt extractor).

   2.1       Ekstraktor keranjang

Pada ekstraktor keranjang (keranjang putar = rotary extractor), bahan ekstraksi terus-

menerus dimasukkan ke dalam sel-sel yang berbentuk jaring (sektor) dari sebuah rotor yang

berputar lambat mengelilingi poros vertikal, Bagian bawah sel-sel ditutup oleh sebuah pelat

ayak. Selama satu putaran, bahan padat dibasahi dari arah berlawanan oleh pelarut atau

larutan ekstrak yang konsentrasinya meningkat, Pelarut atau larutan tersebut dipompa dari sel

ke sel dan disiramkan ke atas bahan padat. Akhirnya bahan dikeluarkan dan keseluruhan

proses ini berlangsung secara otomatik.

2.2       Ekstraktor sabuk

Pada ekstraktor ini, bahan ekstraksi diumpankan secara kontinu di atas sabuk ayak

yang melingkar. di sepanjang sabuk bahan dibasahi oleh pelarut atau larutan ekstrak dengan

konsentrasi yang meningkat dan arah aliran berlawanan. Setelah itu bahan dikeluarkan dari

ekstraktor.

C.    EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Ekstraksi cair-cair adalah proses pemindahan suatu komponen campuran cairan dari

suatu larutan ke cairan yang lain (yaitu pelarutnya). Pada suatu campuran dua cairan yang

saling larut, salah satu adalah sebagai zat terlarut (solute), dan yang lain adalah sebagai zat

pembawanya (diluent). Jika suatu campuran dimurnikan dengan bantuan cairan ketiga, yang

Page 76: Dunia Anak Farmasi

disebut dengan zat pelarut (solvent) dan zat pelarutnya tidak mudah larut atau larut sebagian,

maka akan terbentuk dua fase lapisan. Kejadian ini menunjukkan bahwa zat pelarut larut

bagian dengan zat pembawa atau dengan kedua zat pembawa dan zat terlarutnya pada

temperatur tersebut. Lapisan yang kaya-zat pelarut disebut dengan fase ekstrak, dan lapisan

yang lain disebut dengan fase rafinat. Setelah kondidi kesetimbangan dicapai, pada analisis

akan didapatkan bahwa fase ekstrak terdiri dari zat pelarut yang jenuh dengan acuan terhadap

kedua zat terlarut dan zat pembawanya, dan fase rafinat akan terdiri atas zat

Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan

pelarut yang pertama (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).

Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut ( atau hanya

dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan massa yang baik –yang berarti

performansi ekstraksi yang besar- haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas

mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan didistribusikan menjadi

tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk). Tentu saja pendistribusian ini

tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi

atau sukar sekali dipisahkan. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang

penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini

berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang

batas.

Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes harus menyatu

kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup

besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain. Kecepatan pembentukan fasa homogen ikut

menentukan output sebuah ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan persatuan waktu dalam

hal ini semakin besar jika permukaan lapisan antar fasa didalam alat semakin luas.

Sama halnya seperti pada ekstraksi padat-cair, alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu

yang akan dibahas berikut ini eringkali merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap.

Instalasi tersebut biasanya terdiri atas ekstraktor yang sebenarnya (dengan zone-zone

pencampuran dan pemisahan) dan sebuah peralatan yang dihubungkan dibelakangnya

(misalnya alat penguap, kolom rektifikasi) untuk mengisolasi ekstrak atau memekatkan

larutan ekstrak dan mengambil kembali pelarut.

Penggunaan ekstraksi cair-cair

Ekstraksi, jika dibandingkan dengan distilasi, mempunyai banyak keuntungan, mengingat:

1.      Distilasi membutuhkan panas yang besar, misalnya pada larutan dengan relative volatility

sangat dekat.

Page 77: Dunia Anak Farmasi

2.      Pemisahan pada proses distilasi akan mengalami kesulitan untuk komponen-komponen

azeotrop.

3.      Komponen-komponen di dalam larutan dapat rusak dalam proses pemanasan.

4.       Jika komponen yamg akan dipisahkan mempunyai perbedaan sifat fisika yang kecil

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ektraksi dpakai jika proses distilasi

dianggap kurang praktis atau terlalu mahal biaya operasionalnya, atau jika distilasi tidak

mampu untuk memisahkannya. Ekstraksi akan lebih praktis dibanding distilasi jika relative

volatility (kemampuan mudah berubahnya cairan ke bentuk gas) kedua komponen sangat

dekat yaitu antara 1,0 dan 1,2, selain itu, ekstraksi cair-cair mungkin lebih ekonomis daripada

distilasi atau steam stripping pada pengolahan limbah cair, jika relative volatility dari larutan

terhadap air kurang dari 4.

Pada kasus lain, komponen-komponen yang akan dipisahkan mungkin sangat sensitif

terhadap panas, seperti antibiotik, atau relative non-volatile, seperti garam-garam mineral,

dan ekstraksi cair-cair akan memberikan biaya operasional yang minim untuk pemisahan.

Bagaimanapun juga penggunaan distilasi harus dievaluasi secara lebih teliti sebelum

memastikan untuk menggunakan ekstraksi cair-cair. Gambar dibawah menunjukkan

perbedaan antara proses distilasi dan proses ekstraksi.

Proses ektraksi biasanya menyangkut: a)ekstraksi cair-cair, b) mendapatkan pelarut

kembali,c) raffinate desollventizing (penghilangan/pengambilan pelarut pada rafinat)

Sebuah contoh proses ekstraksi cair-cair dengan biaya yang ekonomis adalah mendapatkan

asam asetat dari air dengan menggunakan etil eter atau etil asetat. Pelarut didapatkan kembali

dengan distilasi dan rafinat dimurnikan dari pelarutnya dengan distilasi uap. Dalam beberapa

hal pelarut yang dipakai mempunyai titi didih yang lebih tinggi daripada larutan.

1.      Ekstraktor cair-cair tak kontinu

o   Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi yang cair dicampur berulangkali dengan

pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar dibagian

bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan

(pengaruh gaya berat).

o   Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan pemisahan adalah

tangki yang bagian bawahya runcing ( yang dilengkapi dengan perkakas pengaduk, penyalur

bawah, maupun kaca intip yang tersebar pada seluruh ketinggiannya).

Page 78: Dunia Anak Farmasi

Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah bahan

dalam jumlah kecil, atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi. Untuk pemisahan yang

dapat dipercaya antara fasa berat dari fasa ringan, sedikit-dikitnya diperlukan sebuah kaca

intip pada saluran keluar dibagian bawah tangki ekstraksi. Selain itu penurunan lapisan antar

fasa seringkali dikontrol secara elektronik (dengan perantaraan alat ukur konduktivitas).

Secara optik (dengan bantuan detecktor cahaya batas) atau secara mekanik (dengan

pelampung atau benda apung). peralatan ini mudah digabungkan dengan komponen

pemblokir dan perlengkapan alarm, yang akan menghentikan aliran keluar dan atau

memberikan alarm, segera setelah lapisan tersebut melampaui kedudukan tertentu. Agar fasa

ringan (yang kebanyakan terdiri atas pelarut organik) tidak masuk ke dalam saluran

pembuangan air, pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan dengan memasang bak

penampung (bak penyangga) di belakang ekstraktor.

2          Ekstraktor cair-cair kontinu

Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan sederhana, karena

tidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat dialirkan dengan

bantuan pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang-kali dicampur dengan pelarut atau

larutan ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasa meningkat. Setiap kali

kedua fasa dipisahkan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut terus-menerus

diumpankan ke dalam alat, sedangkan rafinat dan larutan ekstrak dikeluarkan secara kontinu.

Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi, di samping

itu juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer-settler). Alat-alat ini terutama

digunakan bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada dalam kuantitas yang besar,

atau bila bahan tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnya secara terus-menerus.

2.1       kolom ekstraksi

Serupa seperti yang telah dikenal pada kolom rektifikasi atau sorpsi, dalam sebuah

kolom ekstraksi vertikal bahan ekstraksi cair dan pelarut saling dikontakkan dengan arah

aliran yang berlawanan. Dengan bantuan pompa, cairan yang lebih ringan dimasukkan dari

bagian bawah, dan cairan yang lebih berat dari bagian atas kolom secara terus-menerus.

Didalam kolom berulangkali terjadi proses yang sama, yaitu pencampuran yang

intensif antara kedua cairan agar terjadi perpindahan massa. Peristiwa itu sedapat mungkin

Page 79: Dunia Anak Farmasi

diikuti dengan pemisahan yang sempurna dari kedua fasa. Namun didalam kolom, proses ini

dan tahap ekstraksi seringkali tidak lagi dapat dibedakan.

Bidang batas antara fasa berat dan fasa ringan terdapat pada ujung atas atau ujung bawah

kolom (diketahui melalui percobaan). kedudukannya dipertahankan konstan oleh sebuah

pengatur tinggi permukaan, yang mengendalikan pembuangan fasa berat.

2.1.1    Kolom semprot (spray column)

Pada kolom semprot, fasa ringan hanya didistribusikan satu kali oleh suatu

perlengkapan pendistribusi (alat penyemprot) yang berada di ujung bawah kolom. Tetes-tetes

yang terbentuk bergelembung menerobos fasa berat dan berkumpul menjadi satu pada ujung

atas kolom.

2.1.2    Kolom pelat ayak (reciprocating plate column)

Dalam kolom pelat ayak, fasa ringan yang berkumpul dibawah setiap pelat ayak

didorong ke atas oleh fasa berat melalui lubang-lubang pelat dan pada saat yang sama

terpecah menjadi tetes-tets. Fasa berat akan mengalir melalui pipa penyaur ke pelat

dibawahnya.

2.1.3 Kolom  benda pengisi (packed column)

Konstruksi kolom benda pengisi sama dengan kolom-kolom untuk rektifikasi. Untuk

menghasilkan perpindahan massa yang baik, salah satu dari kedua fasa harus dapat

membasahi benda pengisi dengan baik.

2.1.4 Kolom denyut (pulsating column)

Kolom denyut adalah kolom pelat ayak dan kolom benda pengisi, yang seluruh

cairannya dibuat berosilasi terus-menerus dengan bantuan pompa torak atau pompa

membran. pompa ini dihubungkan melalui  dinding dibagian bawah kolom. Sebagai efek

denyut, fasa rinagan terdesak melalui lubang-lubang pelat ayak pada saat torak bergerak maju

sehingga fasa ini terdistribusi dengan baik. Pada saat torak bergerak mundur, fasa berat

dihisap ke bawah melalui lubang-lubang tersebut. Oleh karena itu, dibandingkan dengan

kolom pelat ayak sederhana, kolom denyut memungkinkan perpindahan masaa yang lebih

Page 80: Dunia Anak Farmasi

baik. Cara kerja yang serupa juga dimiliki oleh kolom getar. Dalam kolom ini bukan cairan

yang digerak-gerakan, melainkan pelat ayak yang digantungkan pada sebuah batang yang

berosilasi.

2.1.5 Kolom rotasi (rotary column)

Pada kolom rotasi (kolom cakram putar) di sepanjang kolom terdapat perkakas

pengaduk yang mirip cakram. Cakram ini terpasang pada sebuah poros vertikal didalam

kolom. kedua cairan yang mengalir dalam arah berlawanan secara silih berganti masuk ke

ruang-ruang pencampur (disini kedua cairan tersebut saling dicampurkan oleh cakram-

cakram yang berputar) dan ruang-ruang pemisahan (disini cairan-cairan dipisahkan kembali).

Daerah pencampuran dan daerah pemisahan dalam arah vertikal dibatasi oleh lempeng-

lempeng pemisah atau cakram-cakram pembendung.

Pemisahan fasa yang lebih baik yang berarti pencampuran balik yang lebih kecil,

dapat dicapai dengan pemasangan lempeng-lempeng pembelok (baffle) dan paking-paing

anyaman kawat didalamnya (untuk aglomerasi tetesan), yaitu di antara daerah pencampur

yang terletak disebelah dalam dan daerah pemisahan yang berada disebelah luar.

2.2       Perangkat Pencampur-Pemisah

Dengan bantuan pompa, bahan ekstraksi cair dan pelarut dialirkan dengan arah

berlawanan ke dalam ekstraktor yang terdiri atas tangki-tangki pengaduk dan pemisah yang

dihubungkan secara seri. Perangkat ini kebanyakan hanya sesuai untuk bahan ekstraksi yang

tidak cendrung membentuk emulsi dan mempunyai kerapatan yang sangat berbeda dari

pelarutnya.

2.3 Ekstraktor sentrifugal

Ekstraktor sentrifugal ini memanfaatkan gaya sentrifugal untuk pemisahan fasa. hal

ini akan menguntungkan bila pelarut, walaupun memiliki selektivitas yang tinggi, hanya

mempunyai perbedaan kerapatan yang sangat kecil dengan bahan ekstraksi.

ekstraksi cair-cair.. ayo gabung di blogku,, banyak ilmu dan hal menarik..

Page 81: Dunia Anak Farmasi

BAB I

PENDAHULUAN

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan

kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan

yang lainnya pelarut organik. .(anonim, 2011).

Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan komponen dari suatu

campuran cair dengan cara pengontakkan dengan cairan lain. (anonim, 2011).

Ekstraksi cair-cair sangat berguna untuk memisahkan analit yang dituju

dari penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut yang tidak

saling campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan fase yang lain adalah

pelarut organik. Senyawa-senyawa yang bersifat polar akan ditemukan di dalam

fase air, sementara senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik akan masuk pada

pelarut organik. Analit yang terekstraksi ke dalam pelarut organik akan mudah

diperoleh kembali dengan cara penguapan pelarut, sementara analit yang masuk ke

dalam fase air seringkali diinjeksikan secara langsung ke dalam kolom Disamping

itu, ekstraksi pelarut juga digunakan untuk memekatkan analit yang ada dalam

sampel dengan jumlah kecil sehingga tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk

deteksi atau kuantifikasinya. .(anonim, 2011).

Karena ekstraksi merupakan proses kesetimbangan dengan efisiensi

terbatas, maka sejumlah tertentu analit akan tertahan di kedua fase. Kesetimbangan

kimia yang melibatkan perubahan pH, kompleksasi, pasangan ion, dan sebagainya

dapat digunakan untuk meningkatkan perolehan kembali analit dan atau

menghilangkan pengganggu.(anonim, 2011).

Adapun maksud percobaannya yaitu untuk mengetahuiu dan memahami

pemisahan campuran efedrin-phenobrbital secara ekstraksi cair-cair.

Tujuan percobaannya yaitu Untuk mengetahui dan menentukan koefisien

partisi (Kp) fefdrin dan phenobarbital serta % kadar efedrin yang larut dalam eter

secara ekstraksi cair-cair.

Sedangkan prinsip percobaannya yaitu Berdasarkan nilai koefisien partisi

(Kp) dan perbandingan campuran dari fase air dan fase eter yang ditambahkan

Page 82: Dunia Anak Farmasi

dengan indikator PP dan dititrasi dengan HCl 0,1 N serta diamati perubahan warna

yang terjadi.

laboratorium kimia farmasi

fakultas farmasi

universitas indonesia timur makassar

LAPORAN LENGKAP

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

D

I

S

U

S

U

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Teori umum

Pada ekstraksi cair – cair, komponen bahan atau lebih dari suatu campuran

dipisahkan dengan bantuan pelarut. Pelarut digunakan secara teknis dalam skala

Page 83: Dunia Anak Farmasi

besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibotika, bahan-bahan penyedap,

produk-produk minyak bumi dan garam-garam logam. Prose ini pun digunakan untuk

membersihkan air limbah dan larutan hasil ekstraksi padat dan cair. (anonim, 2011).

Ekstraksi cair-cair terutama digunakan bila pemisahan campuran dengan

cara destilasi tidak mungkin dilakukan, (misalnya karena pembentukan aseotrof atau

karena kepekaan terhadap panas) atau tidak ekonomis seperti ekstraksi padat cair,

ekstrasi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara

intensif, bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu

sempuran mungkin. (anonim, 2011).

Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cair-cair merupakan

suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan

suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak saling bercampur

dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam pelarut

kedua itu. Perpisahan itu dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam

sebuah corong pemisah selama beberapa menit. Ekstraksi cair-cair sangat berguna

untuk memisahkan analitik yang dituju dari pengganggu dengan cara melakukan

partisi sampel seperti sampel antara dua pelarut yang tidask saling bercampur.

Salah satu fasenya berupa air dan fase lainya adalah pelarut organik. Selain

itu,ekstraksi pelarut juga digunakan untuk meningkatkan analitik yang ada dalam

sampel dengan jumlah kecil sehingga tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk

deteksi atau kuanntifikasinya.

Secara umum terdapat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi :

1.    Senyawa kimia yang diketahui identifikasinya untuk diekstraksi dari organisme.

2.    Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu misalnya

alkaloid, meskipun struktur kimia sebenarnya dari senyawa ini bahkan keberadaanya

belum diiketahui.

3.    Organisme digunakan dalam pengobatan tradisional dan biasanya dibuat dengan

cara, tradisional Chinese medicine seringkali membutuhkan herba yang didihkan

dalam air dan dekuk dalam air diberikan untuk sebagai obat.

4.    Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan  cara

apapun.(anonim, 2011).

Suatu  campuran ephedrine (sebagai garam hidroklorida atau sulfat) dan

asam barbiturate merupakan kombinasi obat yang umum digunakan. Ekstrak eter

masing-masing dapat ditentukan kadarnya menggunakan cara penetapan yang

Page 84: Dunia Anak Farmasi

paling mudah dan sesuai untuk masing-masing zat yang telah dipisahkan. Disini

perlu ditetapkan terlebih dahulu koefisien partisi masing-masing zat untuk

menentukan jumlah penyari. (tim dosen, 2011).

B.   URAIAN BAHAN

1.    Eter (FI Edisi III : 66)

Nama Resmi     : AETHER ANASTHETICUS

Nama Lain         : Eter anastesi, efoksierana

RM                     : C4H10O

BM                     : 74,12

Pemerian           : Cairan transparan,tidak berwarna, bau khas, rasa

                             Manis atau membakar,sangat mudah terbakar.

Kelarutan          :  Larut dalam 10 bagian air, dapat bercampur

                            dengan etanol (95%) P dengan kloroform P,

                             minyak lemak, dan minyak atsiri.

Penyimpanan    : Dalam wadah tertutup rapat.

K/P                    : Anastesi umum.

2.    Aquadest (FI Edisi III hal : 96)

Nama Resmi     : AQUA DESTILLATA

Nama Lain        : Air suling

RM                    : H2O

BM                    : 18,02

Pemerian          : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak

                            berbau.

Page 85: Dunia Anak Farmasi

Kelarutan          : Larut dalam etanol gliser

Penyimpanan   : dalam wadah tertutup rapat

K/P                   : Zat tambahan, pelarut

3.    Asam Klorida (FI Edisi III hal : 53)

Nama Resmi    : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain       : Asam klorida

RM                   : HCl

BM                   : 36,46

Pemerian         : Cairan jernih, tidak berwarna, bau merangsang,

                           jika diencerkan dengan 2 bagian air, berasap

                           dan bau hilang.

Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup rapat

K/P                  : Zat tambahan

4.    Efedrin HCl (FI Edisi III hal : 236)

Nama Resmi   : EPHEDRIN HYDROCHLORIDUM

Nama Lain      : Efedrin HCl, Efedrina hidroksida

RM                  : C10H15No, HCl

BM                  : 201,70

Pemerian        : hablur putih, tidak berbau, rasa pahit 14 bagian

                         Etanol (95%) P praktis tidak larut dalam eter P.

Kelarutan        : larut dalam lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih

                         Kurang dari 14 bagian Etanol (95%) P praktis tidak

                         Larut dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

K/P                 : Simpatometikum

Page 86: Dunia Anak Farmasi

5.    Indikator PP (FI Edisi III hal : 675)

Nama Resmi  : FENOLFTALEIN

Nama Lain     : Fenolftalein, Indikator PP

RM                 : C20H14O4

BM                 : 318,33

Pemerian       : Serbuk hablur putih atau putih kekuningan lemah,

                         tidak bberbau, stabil di udara.  

Kelarutan       : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol

Penyimpana  : Dalam wadah tertutup rapat

K/P                : Zat tambahan,indicator

6.    Natrium hidroksida (FI Edisi III hal : 412)

Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM

Nama Lain    : Natrium hidroksida

RM                : NaOH

BM                : 40,00

Pemerian      : Bentuk batang, butiran massa hablur kering,keping,

                        keras, rapuh, dan menunjukan susunan hablur

                         putih.    

7.    Natrium Klorida (FI Edisi III hal :    )

Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM

Nama Lain     : Natrium klorida

RM                 : NaCl

BM                 : 58,44

Pemerian       : hablur heksahedral tidakk berwarna, serbuk putih

                         Tidak berbau, rasa asin.

Page 87: Dunia Anak Farmasi

Kelarutan       : Larut dalam 28 bagian air dan dalam 2,7 bagian air

                        Mendidih dan lebih kurang 10 bagian gliserol P,

                        Sukar larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

K/P                  :Sumber ion klorida dan ion natrium.

8.    Phenobarbital (FI Edisi III hal : 481)

Nama Resmi  : PHENOBARBITALUM

Nama Lain     : Phenobarbital

RM                 : C12H12N2O3

BM                 : 232,24

Pemerian       : hablur atau serbuk hablur, putih tidak berbau, rasa

                         Agak pahit.

Kelarutan       : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol

                         (95%) P, dalam eter P, dalam larutan alkali

                         hidroksida, dan dalam larutan alkali karbonat.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

K/P                  : Hipnotikum,sedativum.

9.    Etanol (FI Edisi III hal : 63)

Nama resmi   : AETHANOLUM

Nama Lain     : Etanol

RM                 : C2H6O

BM                 : 46,07

Pemerian       : Cairan tidak berwarna,mudah menguap, bau khas.

Kelarutan       : Bercampur dengan air, praktis bercampur dengan

                         pelarut organik.

Page 88: Dunia Anak Farmasi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

K/P                 : Zat tambahan

BAB III

METODE KERJA

A.   ALAT DAN BAHAN

1.    Alat yang digunakan

a.    Batang pengaduk

b.    Buret 50 ml

c.    Corong pisah

d.    Corong gelas

e.    Erlenmeyer

f.     Gelas kimia

g.    Gelas ukur

h.    Sendok tanduk

i.      Pipet tetes

j.      Statif dan klem

k.    Timbangan analitik

2.    Bahan yang digunakan

a.      Aquadest

b.      Asam klorida

c.       Eter

Page 89: Dunia Anak Farmasi

d.      Ephedrine HCl

e.      Phenobarbitalum

f.        Indicator pp

g.      Kertas perkamen

h.      Natrium hidroklorida (NaOH) 0,1 N

i.        Natrium klorida

B.   CARA KERJA

1.    Pembuatan fase air

a.    Diukur 100 ml aquadest ditambahkan 50 ml NaOH 0,1 N 20g, dimasukkan kedalam

corong pisah kemudian ditambahkan 150 ml eter, dikocok hingga homogeny sampai

terbentuk 2 fase, yaitu fase air ddan fase eter.

b.    Dipisahakan antara fase air dan fase eter, fase air diambil sedangkan fase air di

buang.

2.    Penentuan fase eter dalam menarik ephedrine

a.    Ditimbang ephedrin sebanyak 200 mg, dimasukkan kedalam Erlenmeyer

b.    Diambil fase air pada fase I sebanyak 50 ml, di masukkan kedalam Erlenmeyer dan

dikocok, kemudian dimasukkan dalam corong pisah.

c.    Diukur 50 ml eter dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok perlahan sambil

dikentutkan. Didiamkan hingga fase air dan fase eter terpisah.

d.    Fase air diambil dan diuapkan hingga kering, sedangkan fase air dibuang. Fase eter

yang telah dikeringkan ditambahkan 15ml aquadest dan indicator PP lalu dititrasi

dengan HCl dan diamati perubahan warna.

e.    Dicatat volume titrasi dan dihitung nilai kp dan % kadar.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

1.    Tabel pengamatan

Page 90: Dunia Anak Farmasi

Berat ephedrine HCL Volume titrasiPerubahan warna

200 mg 7,9 mlPink-bening

2.    Perhitungan

Dik:

N. NaCl              : 0,1 N

BE HCl               : 36,5

V. titrasi              : 7,9

Co                       : 200 mg

Penyelesaian:

C2                        : N. Vt. BE

                             :  0,1. 7,9. 36,5

                             :  28,83 mg

C1                                : C0-C2

                             :  200-28,83

                             :  171,17

Kp                        :

                                      :

                                                    : 0.168

%K                                 : 0,168x100%

                                          : 16,8%

3.    Reaksi-reaksi

NaOH + HCl                   NaCl + H2O

HCl + NaCl + H2O                     NaOH + Cl + H

Page 91: Dunia Anak Farmasi

BAB V

PEMBAHASAN

Ekstraksi cair-cair sangat berguna untuk memisahkan analit yang dituju

dari penganggu dengan cara melakukan partisi dengan sampel antara 2 pelarut

yang tidak saling bercampur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan fase lain

berupa pelarut organic.

Dalam percobaan ini digunakan sampel ephedrine HCl, percobaan yang

dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuuan eter menarik ephedrin HCl

dalam fase air. Dengan melakukan pemisahan fase air dan fase eter dalam corong

pisah, maka fase air akan berada dibawah dan fase eter dibagian atas. Hal ini terjadi

karena adanya perbedaan berat jenis antara air dan eter. Berat jenis air lebih besar

yaitu 0,198-1 g/ml. sedangkan berat jenis eter 0,713-0,716 g/ml.

Dari percobaan dapat diketahui nilai koefisien partisi pada ephedrin HCl

yang dilakukan melalui pencampuran ephedrin HCl kedalam fase air dan eter,

ephedrin yang digunakan sebanyayk 200 mg. yang kemudian diendapkan sampai

terjadi pemisahan yang sempurnah. Endapan yang diperoleh dari hasil pengusapan,

residunya ditambahn indicator PP dan dititrasi dengan larutan HCl 0,1 sebelumny

Page 92: Dunia Anak Farmasi

ditambahkan 15 ml fase air. Dikocok hingga  homogen hingga terjadi pemisahan lalu

diuap. Titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna dari pink ke bening.

Adapaun volume titrasi yang diperoleh adalah 7,9 ml, sehingga diperoleh koefisien

partisi ephedrin HCl yaitu 0,168 dan % kadar yaitu 1,68%.

Adapun factor-faktor yang mungkin terjadi pada saat praktikum antara

lain:

1.    Alat dan bahan yang digunakan telah terkontaminasi dengan zat lain

2.    Bahan yang akan atau yang harus digunakan tidak sesuai dengan bahan yang

digunakan pada saat praktikum

3.    Kesalahan pada saat penimbangan dan pengukuran bahan

4.    Ketidaktelitian pada saat melihat volume titrasi

Fungsi penambahan sampel dalam ekstraksi cair-cair yaitu:

1.    Naoh memberi suasana basa

2.    Eter untuk mempermudah kelarutan dalam larutan

3.    Indicator PP sebagai zat tambah

BAB VI

PENUTUP

Page 93: Dunia Anak Farmasi

A.   Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1.    Koefisien partisi ephedrin HCl yang diperoleh dari berat ephedrine 200 mg dengan

volume titrasi 22 ml dan 0,168

2.    % kadar ephedrine HCl adalah 1.68

3.    Eter sukar menarik ephedrin HCl dari air karena Ephedrin HCl praktis tidak larut

dalam air.

4.    Berat jenis air lebih besar yaitu 0,198-1 g/ml. sedangkan eter 0,713-0,716 g/ml.

B.   Saran

Kami sebagai praktikan mengahrapkan agar alat dan bahan dalam laboratorium

lebih diperlengkap dan juga dibersihkan demi kelancaran praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM, 1979, ”Farmakope Indonesia edisi III”, Depkes RI: Jakarta

Anonim, 2011, “ekstraksi cair cair”, (http://medicafarma.blogspot.com/2008/

11/ekstraksi.html), diakses 2 januari 2012.

Anonim, 2011, “ekstraksi cair cair” (http://lansida.blogsppot.com/2010/08/                                      

      ekstraksi-cair-cair.html ), diakses 2 januari 2012.

Page 94: Dunia Anak Farmasi

Anonim, 2011, “ekstraksi cair-cair” (http://www.chem-is-try-org/materi-                                     kim

ia/kimia-industri/teknologi-   proses/ekstraksi.cair ), diakses                         2 januari

2012.

Tim dosen, 2011,”penuntun praktikum analisis instrument Farmasi :

                Universitas Indonesia Timur.

Ekstraksi Lengkap dg Jenisnya

EKSTRAKSI CAIR-CAIR1. Pengertian Ekstraksi Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairandengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebihkomponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai

Page 95: Dunia Anak Farmasi

separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda darikomponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi : pelarutan komponenkomponenkopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar ataudigiling.Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara lainmenggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satufase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksiberulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal inidigunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metodeekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakansokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecilbahan Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:

1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya6. Ekstraktor: Alat ekstraksi7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi daribahan ekstraksi yang cair

Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan diperoleh(ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak dalam pelarut.Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang banyak.Setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah konsentrasi larutanekstrak makin lama makin rendah, dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadibesar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali biayanya menjadi mahal.Semakin kecil partikel dari bahan ekstraksi, semakin pendek jalan yang harus ditempuhpada perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga semakin rendah tahanannya. Padaekstraksi bahan padat, tahanan semakin besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakinhalus dan jika ekstrak semakin terbungkus di dalam sel (misalnya pada bahan-bahanalami).Ekstraksi dibagi menjadi dua, yaitu:1) Ekstraksi padat-cairPada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkandari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika bahanekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalambahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggiterbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadikesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahanpadat.Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi ataukecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair, yaitu:a. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padatdan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluasmungkin.b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alirbahan ekstraksi.

Page 96: Dunia Anak Farmasi

c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebihbesar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.2) Ekstraksi cair-cairPada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campurandipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bilapemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnyakarena pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidakekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri darisedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi denganpelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Pada makalah iniakan dijelaskan lebih lanjut mengenai ekstraksi cair-cair.2. Ektraksi Cair – CairEkstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari cairanpembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven ini adalahheterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fasediluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute di dalamsuatu fasadengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinyapelarutan (pelepasan) solute dari larutanyang ada. Gaya dorong (driving force) yangmenyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapatditentukan dengan mengukur jarak systemdari kondisi setimbang.Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.(a)(b)Gambar 1. (a)Proses ekstraksi cair-cair dan (b) aplikasi ekstraksi cair-cair.Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair dicampur berulangkalidengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar dibagian bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan carapenjernihan (pengaruh gaya berat).Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan pernisahanadalah tangki yang bagian bawalmya runcing (yang dilengkapi dengan perkakaspengaduk, penyalur bawah, maupun kaca Intip yang tersebar pada seluruhketinggiannya).Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah bahandalam jurnlah kecil,atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi. Untuk PemisahanYang dapat dipercaya antara fasa berat dan fasa ringan, sedikit-sedikitnya diperlukansebuah kaca intip pada saluran keluar di bagian bawah tangki ekstraksi.Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara elektronik (denganperantara alat ukur konduktivitas),secara optik (dengan bantuan detektor cahaya 289hatas) atau secara mckanik (dengan pelampung atau benda apung). Peralatan ini mudahdigabungkan dengan komponen pemblokir dan perlengkapan alarm, yang akanmenghentikan aliran keluar dan/atau memberikan alarm, segera setelah lapisan tersebutmelampaui kedudukan tertentu.Agar fasa ringan (yang kebanyakan terdiri atas pelarutorganik) tidak masuk ke dalam saluran pembuangan air,pencegahan yang lebih baik dapatdilakukan dengan memasang bak penampung (bak penyangga) dibelakang ekstraktor.Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkandengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besarmisalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produkminyak bumi dan garam-garam. logam. Proses ini pun digunakan untuk membersihkanair limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair terutama

Page 97: Dunia Anak Farmasi

digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan(misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atautidak ekonomis. Seperti halnya pada proses ekstraksi padat-cair, ekstraksi caircairselalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahanekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarutyang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut (atauhanyadalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yangseluasmungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikanmenjaditetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk). Tentu sajapendistribusian initidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknyaemulsi yang tidak dapat lagiatau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampurtidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerakpada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapatmungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telahterdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen danberdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yanglain. Kecepatan pembentukan fasa homogen yang diikuti dengan menentukanoutput sebuah ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan persatuan waktu dalam hal inisemakin besar jika permukaan lapisan antar fasa di dalam alat semakin luas. Sama haInyaseperti pada ekstraksi padat-cair,alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu yang akan dibahasberikut ini seringkali merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap. Instalasi tersebutbiasanya terdiri atas ekstraktor yang sebenarnya (dengan zone-zone pencampuran danpemisahan) dan sebuah peralatan yangdihubungkan di belakangnya (misalnya alatpenguap, kolom rektifikasi) untuk mengisolasi ekstrak atau memekatkan larutan ekstrakdan mengambil kembali pelarut.Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:(1) Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi meskipunpadakondisi vakum(2) Titik didih komponen-komponen dalam campuran berdekatan(3) Kemudahan menguap (volatility) komponen-komponen hampir sama.Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harusmemenuhi kriteria sebagai berikut (Martunus & Helwani, 2004;2005):1. kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran.2. kemampuan tinggi untuk diambil kembali.3. perbedaan berat jenis antara ekstrk dan rafinat lebih besar.4. pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.5. tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi.6. tidak merusak alat secara korosi.7. tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah.Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem :a. immiscible extraction, solven (S) dan diluen (D) tidak saling larut.b. partially miscible, solven (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan sebaliknya ,meskipun demikian, campuran ini heterogen, jika dipisahkan akan terdapat fasediluen dan fase solven.Skema sistem itu :Gambar 2. Skema sistem ekstraksi.Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat digunakan kembali

Page 98: Dunia Anak Farmasi

( solvent recovery unit), seperti gambar di bawah ini:Gambar 3. Skema unit ekstraksi yang diikuti unit pemungutan solven.Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu:1. Kontak kontinyu ( continuous contactor) seperti Rotary Disc Contactor, Packed bedextractor, spray tower.2. Kontak bertingkat ( stage wise contactor) seperti menara plat/tray, mixer-settler.(a) (b) (c) (d)(e)Gambar 4. (a)(b) Spray tower, (c)(d) Baffle-plate coloumn, dan (e) Sieve tray extractor.Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa, sedangkan menaraplatsering disebut menara stage keseimbangan. Oleh karena itu, pada menara kontakkontinyuharus diperhatikan kecepatan perpindahan massa solut dari fase pembawa ke fasepelarut.Tujuan perancangan alat ekstraksi dengan kontak bertingkat adalah menentukan jumlahstage seimbang/ideal/teoritis yang dibutuhkan.Jumlah stage sesungguhnya merupakanrasio stage ideal dengan efisiensi alatnya.Di dalam menganalisis alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan menentukan :1. kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida umpan,komposisi.2. banyak solut yang harus dipisahkan,3. jenis solven yang akan digunakan,4. suhu dan tekanan alat,5. kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi,6. Diameter menara,7. Jenis alat kontak,8. Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi menara,9. Pengaruh panas.Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan pelarut yang digunakan adalah:(1) Selektifitas (factor pemisahan = β)β = fraksi massa solut dalam ekstrak/fraksimassa diluant dalam ekstrakfraksi massa solut dalam rafinat/fraksimassa diluent dalam rafinatAgar proses ekstraksi dapat berlangsung, harga β harus lebih besar dari satu. Jikanilai β =1 artinya kedua komponen tidak dapat dipisahkan.(2) Koefisien distribusiK = konsentrasi solut dalam fasa ekstrak, Ykonsentrasi solut dalam fasa rafinat, XSebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar, sehingga jumlah solventyangdibutuhkan lebih sedikit.(3) Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)Pemisahan solute dari solvent biasanya dilakukan dengan cara distilasi, sehinggadiharapkan harga “relative volatility” dari campuran tersebut cukup tinggi.(4) DensitasPerbedaan densitas fasa solvent dan fasa diluent harus cukup besar agar mudahterpisah. Perbedaan densitas ini akan berubah selama proses ekstraksi danmempengaruhi laju perpindahan massa.(5) Tegangan antar muka (interfasia tension)Tegangan antar muka besar menyebabkan penggabungan (coalescence) lebihmudahnamun mempersulit proses pendispersian. Kemudahan penggabungan lebihdipentingkansehingga dipilih pelarut yang memiliki tegangan antar muka yangbesar.

Page 99: Dunia Anak Farmasi

(6) Chemical reactivityPelarut merupakan senyawa yang stabil dan inert terhadap komponen-komponendalamsystem dan material (bahan konstruksi).(7) Viskositastekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan penanganan danpenyimpanan.(8) Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar.Koefisien distribusiPada percobaan ini menentukan koefisien distribusi untuk system tri kloro etilenasamasetat-air, dan menunjukkan ketergantungannya terhadap konsentrasi. Padacampuran ketigazat ini dianggap bahwa fasa berada pada kesetimbangan. Padakonsentrasi rendah, koefisiendistribusi tergantung pada konsentrasi, sehingga Y = K.XY = konsentrasi solute dalam fasa ekstrakX = konsentrasi solute dalam fasa rafinatK = koefisien distribusiNeraca massa dan koefisian perpindahan massaPada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa padakolomekstraksi dan mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya terhadap lajualir dengan fasa air sebagai media kontinu. Symbol dan rumus-rumus yang digunakandalam perhitungan ditunjukkan sebagai berikut. Untuk system tri kloro etilen-air-asamasetat,Vw = Laju alir air (L/s)Vo = Laju alir TCE (L/s)X = konsentrasi asam asetat dalam fasa organic (kg/L)Y = konsentrasi asam asetat dalam fasa air (kg/L)Indeks 1: pada puncak kolomIndeks 2: pada dasar kolom1.Neraca MassaAsam asetat yang terekstraksi dari fasa organic (rafinat) = Vo(X1-X2)Asam asetat yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak) = Vw(Y1-0)Maka: Vo(X1-X2) = Vw(Y1-0)2.Efisiensi EkstraksiKoef mass transfer = laju perpindahan massa/(volume packing X gaya dorong rata-rata)Log rata-rata gaya dorong = (ΔX1 – ΔX2)/ ln (ΔX1/ΔX2)ΔX1: gaya dorong pada puncak kolom = X2 – 0ΔX2: gaya dorong pada dasar kolom = X1 – X1*X1*: konsentrasi asam di dalam fasa organic yang berkesetimbangan dengan konsentrasiY1 di dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini didapatkan dari kurva koefisiendistribusiAda tiga faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik hasil dalamekstraksi cair-cair yaitu (Martunus dkk., 2006; Martunus & Helwani, 2004; 2005; 2006):1. Perbandingan pelarut-umpan (S/F).Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan akan meningkatan hasil ekstraksitetapi harus ditentukan titik (S/F) yang minimum agar proses ekstraksi menjadilebih ekonomis.2. Waktu ekstraksi.Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya pengambilan solut dengan waktuekstraksi yang lebih cepat.3. Kecepatan pengadukan.Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang baik adalah yang memberikan

Page 100: Dunia Anak Farmasi

hasil ekstraksi maksimum dengan kecepatan pengadukan minimum, sehinggakonsumsi energy menjadi minimum.Ekstraktor cair-cair kontinuOperasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan sederhana, karenatidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat dialirkandengan bantuan pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang kali dicampur denganpelarut atau larutan ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasameningkat.Setiap kali kedua fasa dipisalikan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarutterus menerus diumpankan ke dalam alat, sedangkan rafinat dan larutan ekstrakdikeluarkan secara kontinu.Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolomekstraksi,di samping itu juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer settler).Alat-alat ini terutama digunakan bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada dalamkuantitas yang besar, atau bila bahan tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnyasecara terus menerus.Senyawa organik lebih larut dalam pelarut air dibandingkan dalam pelarut organik(koefisien distribusi antara pelarut organik dan air kecil). Ekstraksi senyawa dengankoefisien campuran rendah antara pelarut organik dan air biasanya memerlukan pelarutorganik dalam jumlah yang banyak. Penggunaan pelarut yang besar ini bisa diatasidengan ekstraksi kontinyu dimana hanya relative kecil volume pelarut yang dibutuhkan(vogel, 1989 : 156). Teknik ekstraksi cair-cair kontinyu, pelarutnya dapat didaur ulangmenjadi campuran yang mengandung air sehingga penyusunnya dapat diekstraksi denganpelarut lain. (Ralph J. Fessenden, 1993 : 84).Gambar 5. Alat ekstraksi cair-cair kontinyuGambar 5. menunjukkan alat ekstraksi kontinyu menggunakan pelarut yang lebih encer dariair (ekstraktor yang lain dapat dirancang untuk pelarut yang lebih kental dari air). Larutanyang diekstraksi ditem-patkan pada tabung panjang. Pelarut ditempatkan di labu destilasi,seperti ditunjukkan pada gambar. Ketika pelarut didestilasi, uap hasil kondensasi masuk padapipa sempit yang ada dalam dasar tabung besar.Ketika pipa sempit itu diisi pelarut,gelembung-gelembung kecil pelarut naik melalui pipa dan keluar sebagai uap air.Ekstraksi senyawa organik di atas dengan air akan keluar kembali pada botol penyulingan,dimana lebih banyak lagi pelarut yang didestilasi. Ekstraksi cair-cair kontinyu inimembutuhkan waktu beberapa jam atau beberapa hari tetapi operator bebas beraktivitasdimana ekstraksi bekerja sendiri. Ketika ekstraksi sudah lengkap, ekstraks organik kering dankomponen organik bebas dari pelarut

Semoga Bisa membantu :)Please Follow me in Twitter @Phie_Ly :D and  Add my Fb Affni Tya A VhilyaDont Forget give you coment now ! Thanks :) Diposkan oleh Phie_Ly di 08.23 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Selasa, 14 Agustus 2012

Masih Ekstraksi

METODE EKSTRAKSI DAN EVAPORASI DALAM RECOVERY PRODUK 

Page 101: Dunia Anak Farmasi

 http://vhieonendz.blogspot.com/MetodeEkstraksidanContohnya

BAB I

PRNDAHULUAN

1.1  Latar belakangSeringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami)

tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan

mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena

komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap

panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam

konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, seringkali

ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang

mungkin paling ekonomis. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari

bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Sebagai contoh

pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau

minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat

dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-komponen

kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar

atau digiling.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1        Apakah pengertian ekstraksi dan syarat bahan yang akan diekstrak

serta pelarutnya?

1.2.2        Bagaimana prinsip-prinsip ekstraksi?

1.2.3        Apakah jenis-jenis ekstraksi dan bagaimana prosesnya?

1.2.4        Apakah pengertian dan prinsip kerja evaporasi?

1.2.5        Bagaimana pelaksanaan proses evaporasi?

1.3  Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengertian

dan jenis-jenis sterilisasi, contoh sterilisasi secara kimia, mekanik dan

fisika, serta memahami prinsip kerja autoklaf.

Page 102: Dunia Anak Farmasi
Page 103: Dunia Anak Farmasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Ekstraksi dan syarat bahan yang akan diekstrak serta

pelarutnya

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun

cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat

mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material

lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari

campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi

menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap

komponen lain dalam campuran. Seringkali campuran bahan padat dan

cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan

dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan.

Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat,

peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia

dalam konsentrasi yang terlalu rendah.

Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya

proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis.

Sebagai contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam

pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh,

biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan

komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi

yang telah dibakar atau digiling.

Page 104: Dunia Anak Farmasi

Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan pelarut :

a)      Selektivitas

Pelarat hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan

komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama

pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya

lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang

diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus

dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan

pelarut kedua.

b)      Kelarutan

Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak

yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).

c)      Kemampuan tidak saling bercampur

Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara

terbatas) larut dalam bahan ekstraksi.

d)      Kerapatan

Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat

perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal

ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan

kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda

Page 105: Dunia Anak Farmasi

kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan

menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).

e)      Reaktivitas

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara

kimia pada komponenkornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-

hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan

garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi

juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan

dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.

f)       Titik didih

Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara

penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu

tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.

Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses

ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya

dengan panas penguapan yang rendah).

2.2  Prinsip Ekstraksi

- Prinsip Maserasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk

simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada

temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke

dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.

Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti

oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ).

Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi

dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari.

Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama

Page 106: Dunia Anak Farmasi

beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.

Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung

komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak

mengandung benzoin, tiraks dan lilin.

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan,

cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari

terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan

turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali

ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon.

- Prinsip Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui

serbuk simplisia yang telah dibasahi. Keuntungan metode ini adalah

tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah

terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat

tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan

pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak

melarutkan komponen secara efisien.

- Prinsip Soxhletasi

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk

simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring

sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat

sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi

molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari

zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai

permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat

melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai

bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau

sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan

dan dipekatkan.

- Prinsip Refluks

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel

dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan

penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada

Page 107: Dunia Anak Farmasi

kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun

kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang

berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara

berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut

dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh

dikumpulkan dan dipekatkan. Keuntungan dari metode ini adalah

digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur

kasar dan tahan pemanasan langsung. Sedangkan kerugian metode ini

adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah

manipulasi dari operator.

- Prinsip Destilasi Uap Air

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air

ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap

air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak

menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap

yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu

akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan

masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak

atsiri.

- Prinsip Rotavapor

Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan

yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat

menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena

adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan

penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi

menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam

labu alas bulat penampung.

2.3  Jenis-jenis ekstraksi dan prosesnya

a). Ekstraksi padat-cair

Page 108: Dunia Anak Farmasi

- Ekstraksi padat-cair tak kontinu

Dalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur

beberapa kali dengan pelarut segar di dalam sebuah tangki pengaduk.

Larutan ekstrak yang terbentuk setiap kali dipisahkan dengan cara

penjernihan (pengaruh gaya berat) atau penyaringan (dalam sebuag alat

yang dihubungkan dengan ekstraktor). Proses ini tidak begitu

ekonomis,digunakan misalnya di tempat yang tidak tersedia ekstraktor

khusus atau bahan ekstraksi tersedia dalam bentuk serbuk sangat

halus,sehingga karena bahaya penyumbatan,ekstraktor lain tidak

mungkin digunakan.

Ekstraktor yang sebenamya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak

yang dipasang di dalamnya. Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan

diatas pelat ayak horisontal. Dengan bantuan suatu distributor, pelarut

dialirkan dari atas ke bawah. Dengan perkakas pengaduk (di atas pelat

ayak) yang dapat dinaikturunkan, pencampuran seringkali dapat

disempurnakan,atau rafinat dapat dikeluarkan dari tangki setelah

berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor semacarn ini hanya sesuai untuk bahan

padat dengan partikel yang tidak terlalu halus.

Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor

yang dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan aliran

pelarut.Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam ekstraktor yang berisi

campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada

setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh

ekstrak.Pelarut akan dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari

ekstraktor yang berisi campuran yang mengalami proses ekstraksi paling

sedikit. Dengan operasi ini pemakaian pelarut lebih sedikit dan

konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih tinggi.

Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari

pelat ayak ke sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut di situ,

menggabungkannya dalam sebuah kondenser dan segera

mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan

ekstraksi. Dalam ketel destilasi konsentrasi larutan ekstrak terus

menerus meningkat. Dengan metode ini jumlah total pelarut yang

Page 109: Dunia Anak Farmasi

diperlukan relatif kecil. Meskipun demikian, selalu terdapat perbedaan

konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut.

-          Ekstraksi padat-cair kontinyu

Cara kedua ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang

dipasang seri, tetapi pengisian, pengumpanan pelarut dan juga

pengosongan berlangsung secara otomatik penuh dan terjadi dalam

sebuah alat yang sama. Oleh Pengumpanan karena itu dapat diperoleh

output yang lebih besar dengan jumlah kerepotan yang lebih sedikit.

Tetapi karena biaya untuk peralatannya besar,ekstraktor semacam itu

kebanyakan hanya digunakan untuk bahan ekstraksi yang tersedia dalam

kuantitas besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan). Dari beraneka

ragarn konstruksi alat ini, berikut akan di bahas ekstraktor keranjang

(bucket-wheel extractor) dan ekstraktor sabuk (belt extractor).

b) Ekstraksi cair-cair

Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu

campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan

secara teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin,

antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi dan

garam-garam. logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air

limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair.

Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran

dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena

pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau

tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu

terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaltu pencampuran secara intensif

bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu

sesempurna mungkin.

Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak

meninggalkan pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke

dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini,

bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut (atau hanya dalam

daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang

Page 110: Dunia Anak Farmasi

berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar

terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan

tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes

kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk).

-          Ekstraktor cair-cair tak kontinu

Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair

dicampur berulangkali dengan pelarut segar dalam sebuah tangki

pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar di bagian bawah). Larutan

ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan

(pengaruh gaya berat).

Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran

dan pemisahan adalah tangki yang bagian bawalmya runcing (yang

dilengkapi dengan perkakas pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca

Intip yang tersebar pada seluruh ketinggiannya).

Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk

mengolah bahan dalam jurnlah kecil,atau bila hanya sekali-sekali

dilakukan ekstraksi. Untuk Pemisahan Yang dapat dipercaya antara fasa

berat dan fasa ringan, sedikit-sedikitnya diperlukan sebuah kaca intip

pada saluran keluar di bagian bawah tangki ekstraksi.

Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara

elektronik (dengan perantara alat ukur konduktivitas),secara optik

(dengan bantuan detektor cahaya 289 hatas) atau secara mckanik

(dengan pelampung atau benda apung). Peralatan ini mudah

digabungkan dengan komponen pemblokir dan perlengkapan alarm, yang

akan menghentikan aliran keluar dan/atau memberikan alarm, segera

setelah lapisan tersebut melampaui kedudukan tertentu.Agar fasa ringan

(yang kebanyakan terdiri atas pelarut organik) tidak masuk ke dalam

saluran pembuangan air,pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan

dengan memasang bak penampung (bak penyangga) dibelakang

ekstraktor.

-          Ekstraktor cair-cair kontinu

Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan

sederhana, karena tidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi

Page 111: Dunia Anak Farmasi

cair secara mudah dapat dialirkan dengan bantuan pompa. Dalam hal ini

bahan ekstraksi berulang kali dicampur dengan pelarut atau larutan

ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasa

meningkat.

Setiap kali kedua fasa dipisalikan dengan cara penjernihan. Bahan

ekstraksi dan pelarut terus menerus diumpankan ke dalam alat,

sedangkan rafinat dan larutan ekstrak dikeluarkan secara

kontinu.Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolom

ekstraksi,di samping itu juga digunakan perangkat pencampur-pemisah

(mixer settler). Alat-alat ini terutama digunakan bila bahan ekstraksi

yang harus dipisahkan berada dalam kuantitas yang besar, atau bila

bahan tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnya secara terus

menerus.

2.4  Pengertian dan prinsip kerja evaporasi

Evaporasi atau penguapan merupakan pengambilan sebagian uap air

yang bertujuan utuk meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu bahan

makanan cair. Salah satu tujuan lain dari operasi ini adalah untuk

mengurangi volume dari suatu produk sampai batas-batas tertentu tanpa

menyebabkan kehilangan zat-zat yang mengandung gizi. Pengurangan

volume produk, akan mengakibatkan turunnya biaya pengangkutan.

Disamping itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat

membantu pengawetan, atas dasar berkurangnya jumlah air bebas yang

dapat digunakan oleh microorganisma untuk kehidupannya. Salah satu

contoh untuk pengawetan adalah susu kental manis.

Prinsip Kerja Evaporasi ( Penguapan )   :

Prinsip kerja peralatan evaporator vakum ini berdasarkan pada

kenyataan bahwa penurunan tekanan akan menyebabkan turunnya titik

didih cairan. Pada Anhydro laboratory Vacum Evaporator, keadaan

vakum tersebut terutama dihasilkan dari pompa air yang memindahkan

uap terkondensasi dan mendinginkan air dari kondensor. Kevakuman

yang sebenarnya dalam evaporator ditentukan oleh efisiensi pompa, yang

mana hal itu tergantung pada derajat kondensi uap dalam kondensor.

Pada kondensi itu sendiri mengambil tempat (berlangsung) sesuai

Page 112: Dunia Anak Farmasi

dengan banyaknya semprotan air yang didinginkan ke bagian puncak

dari kondensornya. Inilah apa yang dimaksud dengan : kita bisa

mengatur suhu didih yang sebenarnya pada alat tersebut.Panas yang

dibutuhkan untuk penguapan cairan adalah berasal dari steam yang

sudah jenuh. Steam tersebut mengalami pengembunan (dikondensikan)

pada tabung, dan bersamaan dengan itu memberikan panasnya untuk

penguapan. Steam yang telah diambil panasnya itu disebut juga

kondensat, kemudian dipindahkan dari dasar calandria dan ditarik

melalui kondensor menuju pompa.

Calandria adalah tabung dimana terjadi pergerakan bahan pangan.

Bahan cair yang akan ditingkatkan konsentrasinya itu bersirkulasi terus

menerus pada alat dalam upaya untuk memperoleh

perpindahan/pergerakan yang maksimal didalam calandria. Sirkulasi

yang cepat akan mengurangi resiko terjadinya pengendapan pada

permukaan tabung, dan dengan cepat membebaskan gelembung-

gelembung uap dari bahan cair selama dalam perjalanan melalui

evaporator.

Pindah Panas Di Dalam Evaporator :

Beberapa peralatan penguapan dapat langsung dipanasi dengan api.

Api memanasi dinding ketel dan secara konduksi akan memanasi bahan

yang terletak di dalam alat penguap. Akan tetapi umumnya evaporator

mempergunakan panas tidak langsung dalam proses penguapannya.

Pindah panas didalam alat penguapan diatur oleh persamaan pindah

panas untuk pendidihan bahan cair dan dengan persamaan konveksi

serta konduksi. Panas yang dihasilkan dari sumber harus dapat mencapai

suhu yang sesuai untuk menguapkan bahan. Umumnya medium

pembawa panasnya adalah uap yang diperoleh dari boiler atau dari suatu

tahapan penguapan dalam alat penguapan lain.Perputaran bahan cair

didalam alat penguapan merupakan hal yang penting,sebab perputaran

mempengaruhi laju pindah panas dan dengan perputaran bahan yang

baik akan meningkatkan laju penguapan.

Evaporator Efek Tunggal

Page 113: Dunia Anak Farmasi

Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya

melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas

permukaan pindah panas. 

Evaporator Efek Majemuk

Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat

atau lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator

efek majemuk. Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada

penggunaan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya.Tujuan

penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat panas

secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.

Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan

yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan

untuk memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan

memadatkan kembali uap tersebut. Apabila dibandingkan antara alat

penguapan n-efek, kebutuhan uap diperkirakan 1/n kali, dan permukaan

pindah panas berukuran n-kali dari pada yang dibutuhkan untuk alat

penguapan berefek tunggal, untuk pekerjaan yang sama. Pada

evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :

a. Evaporator Pengumpan Muka 

b. Evaporator Pengumpan Belakang 

c. Evaporator Pengumpan Sejajar

2.5  Pelaksanaan proses evaporasi

Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari

pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat

yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi

biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa

campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen

komponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang

dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

Disinilah letak perbedaan antara evaporasi dan distilasi.

Pelaporan Proses Evaporasi : Proses evaporasi dengan skala komersial

di dalam industri kimia dilakukan dengan peralatan yang namanya

Page 114: Dunia Anak Farmasi

evaporator. Perlengkapan peralatan : Evaporator, kondensor, Injeksi uap,

perangkap uap, perangkap tetes Proses evaporasi didokumentasikan

dalam lembar pelaporan sesuai data : Kerja kondensor, kerja injeksi uap,

kerja perangkap uap, kerja perangkap tetes

Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri Kimia :

-Pemekatan larutan NaOH

-Pemekatan larutan KNO3

-Pemekatan larutan NaCL

-Pemekatan larutan nira dan lain-lain.

BAB III

KESIMPULAN

Page 115: Dunia Anak Farmasi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun

cair dengan bantuan pelarut. Ekstraksi merupakan proses pemisahan

suatu bahan dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Prinsip-prinsip ekstraksi antara lain prinsip maserasi,

perkolasi, soxhletasi, refluks, destilasi uap air dan rotavapor. Jenis-jenis

ekstraksi yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Evaporasi

atau penguapan merupakan pengambilan sebagian uap air yang

bertujuan utuk meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu bahan

makanan cair. Prinsip kerja peralatan evaporator vakum ini berdasarkan

pada kenyataan bahwa penurunan tekanan akan menyebabkan turunnya

titik didih cairan.

Page 116: Dunia Anak Farmasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2009, EVAPORASI,

http://www.docstoc.com/docs/9319433/Evaporasi, diakses tanggal 15

Oktober 2009

Anonymous, 2009, JENIS-JENIS EKSTRAKSI, http://www.blogpribadi.

com/2009/07/jenis-jenis-ekstraksi.html, diakses tanggal 15 Oktober 2009

Rahayu, S.S., 2009, EKSTRAKSI,

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-

proses/ekstraksi/, diakses tanggal 15 Oktober 2009

Rahayu, S.S., 2009, EKSTRAKSI CAIR,

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-

proses/ekstraksi-cair/, diakses tanggal 15 Oktober 2009

Rahayu, S.S., 2009, EKSTRAKSI PADAT-CAIR, Error! Hyperlink reference

not valid., diakses tanggal 15 Oktober 2009

Rahayu, S.S., 2009, EKSTRAKTOR CAIR-CAIR, Error! Hyperlink reference

not valid., diakses tanggal 15 Oktober 2009

Rahayu, S.S., 2009, KOLOM EKSTRAKSI, Error! Hyperlink reference not

valid., diakses tanggal 15 Oktober 2009

Rahayu, S.S., 2009, PELAKSANAAN PROSES EKSTRAKSI, http://www.chem-

is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/pelaksanaan-

proses-ekstraksi/, diakses tanggal 15 Oktober 2009

Rahayu, S.S., 2009, PELAKSANAAN PROSES EVAPORASI, http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/pelaksanaan-proses-evaporasi/, diakses tanggal 15 Oktober 2009 Diposkan oleh Phie_Ly di 23.23 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Pemisahan Campuran ~ EKSTRAKSI

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Ekstraksi Bahan Alam

http://vhieonendz.blogspot.com/faktorYangMempengaruhiProsesEkstraksi Sekedar mengingat kembali, istilah ekstraksi yaitu metode untuk memisahkan komponen solut (zat terlarut) dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa pelarut. Ada beberapa alasan mengapa memilih metode ekstraksi, antara lain :

Page 117: Dunia Anak Farmasi

Apabila senyawa yang akan dipisahkan terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai titik didih yang berdekatan. 

Sensitif terhadap panas  Merupakan campuran azeotrop.

Berdasarkan fase zat terlarut dan pelarut, ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi cair cair, ekstraksi padat-cair dan ekstraksi gas-cair.Ekstraksi padat cair sering disebut dengan pelindian atau leaching. Jika zat terlarut yang tidak dikehendaki akan dihilangkan dari padatan dengan menggunakan air maka proses leaching tersebut dinamakan pencucian. Proses ekstraksi padat cair ini banyak digunakan pada industri bahan makanan, farmasi dan ekstraksi minyak nabati. Beberapa pelarut organik sering digunakan dalam ekstraksi padat-cair adalah alkohol (etanol), heksan, kloroform dan aseton.Sedang faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses ekstraksi antara lain : 1. Jenis pelarutJenis pelarut mempengaruhi senyawa yang tersari, jumlah solut yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi. Dalam dunia farmasi dan produk bahan obat alam, pelarut etanol, air dan campuran keduanya lebih sering dipilih karena dapat diterima oleh konsumen. 2. TemperaturSecara umum, kenaikan temperatur akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam pelarut. Temperatur pada proses ekstraksi memang terbatas hingga suhu titik didih pelarut yang digunakan.3. Rasio pelarut dan bahan bakuJika rasio pelarut-bahan baku besar maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat. Akan tetapi semakin banyak pelarut, proses ekstraksi juga semakin mahal.  digunakan maka proses hilirnya akan semakin mahal.4. Ukuran partikelLaju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel bahan baku semakin kecil. Dalam arti lain, rendemen ekstrak akan semakin besar bila ukuran partikel semain kecil.

Pemilihan pelarut dalam proses ekstraksi

Page 118: Dunia Anak Farmasi

Pelarut yang baik pada proses ekstraksi adalah berdasarkan pada interaksi antara solut-pelarut. Pemilihan pelarut ekstraksi ini dapat dipilih menggunakan :1. Tabel Robin (Robin Chart)Tabel Robin menyajikan sistem pemilihan pelarut bagi suatu solut berdasarkan komposisi kimianya. Tabel Robin menyajikakan deviasi negatif, positif, atau netral dari interaksi solut-pelarut terhadap larutan ideal. Deviasi negatif dan netral mengindikasikan interaksi yang bagus diantara kelompok solut dan pelarut, sehingga kelarutan solut dalam pelarut menjadi tinggi.2. Parameter kelarutan HildebrandPenggunaan parameter kelarutan dalam pemilihan pelarut adalah berdasar aturan kimia yang telah dikenal yakni “like dissolved like”. Jika gaya antar molekul antara molekul pelarut dan solute memiliki kekuatan yang mirip, maka pelarut tersebut merupakan pelarut yang baik bagi solut tersebut. 3. Pertimbangan Kriteria PelarutSelain menggunakan parameter kelarutan Hildebrand atau Tabel Robin, pemilihan pelarut juga dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria pemilihan pelarut seperti :1.     SelektivitasPilih pelarut yang selektif sesuai polaritas senyawa yang akan disari agar mendapat ekstrak yang lebih murni.2.     Kestabilan kimia dan panasPelarut yang dipilih harus stabil pada kondisi operasi ekstraksi dan proses hilir.3.     Kecocokan dengan solutPelarut tidak boleh bereaksi dengan senyawa yang terlarut.4.     ViskositasJika viskositas pelarut yang rendah maka koefisien difusi akan meningkat sehingga laju ekstraksi pun juga meningkat.5.     Recoveri pelarutGuna meningkatkan nilai ekonomis proses, pelarut perlu direcoveri sehingga dapat digunakan kembali. Pelarut yang mempunyai titik didih rendah, lebih ekonomis untuk direkoveri dan digunakan kembali.6.     Tidak mudah terbakarUntuk kepentingan safety, perlu memilih pelarut yang tidak mudah terbakar7.     Tidak beracunPilih pelarut yang tidak beracun untuk keamanan produk dan keamanan bagi pekerja.8.     Murah dan mudah diperolehPilih pelarut yang harganya murah dan mudah diperoleh.Diposkan oleh Phie_Ly di 20.57 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Blog Teknologi: - Pemisahan Campuran secara Ekstraksi

http://vhionendz.blogspot.com/pengertianekstraksi:

Page 119: Dunia Anak Farmasi

- Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan kelarutan suatu zat yang tak saling campur. Metoda - metoda ekstraksi terdiri dari maserasi, sokletasi,perkolasi serta refluks. Metoda yang digunakan untuk bunga sependong hingga didapat ekstrak adalah metoda sokletasi. Sokletasi ini menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organic yang terdapat dalam bahan alam dalam suhu panas, dimana sample terpisah dari pelarut, sample hanya dilewati oleh pelarut.Sample yang akan diekstraksi dibagi menjadi 5 bagian dan dibungkus dengan kertas saring. Setiap bungkus sample dilakukan ± 2 jam atau sampai warna pelarut seperti warna aslinya. Pelarut yang digunakan adalah n-heksan. Saat penggantian bungkus sample tidak dilakukannya penggantian pelarut atau penambahan pelarut. Ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi ini dievaporasi agar didapat ekstrak pekat. Proses evaporasi bertujuan untuk menguapkan pelarut dari ekstrak sehingga didapat ekstrak pekat. Dilakukan dalam keadaan vakum agar tidak ada senyawa yang keluar atau masuk dari evaporator dan juga evaporator ini menggunakan pendingin balik. Ektrak pekat yang diperoleh disimpan dalam vial.

Penyairan secara berkesinambungan, dimana cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurnaEkstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, biasanya dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno, 1989). Shriner et al. (1980) menyatakan bahwa pelarut polar akan melarutkan solut yang polar dan pelarut non polar akan melarutkan solut yang non polar atau disebut dengan “like dissolve like”.Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejennis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai. Adapun prinsip sokletasi ini adalah Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.

Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi

Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat 2 ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi : 1. Pelarut yang mudah menguapEx : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol2.Titik didih pelarut rendah. 3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan. 4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi. 5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan. 6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Page 120: Dunia Anak Farmasi

7. Ekstraksi sinambung dengan menggunakan alat soklet merupakan suatu prosedur ekstraksi kontituen kimia tumbuhan dari jaringan tumbuhan yang telah dikeringkan. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa yang diekstraksi.

Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya. Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien, karena: 1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali.2. Waktu yang digunakan lebih efisien.3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.4. Pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.Keunggulan sokletasi : 1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang. 2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit. 3. Proses sokletasi berlangsung cepat. 4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit. 5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik dalam bahan berulang kali. Kelemahan sokletasi : 1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian. 2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya. 3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

Page 121: Dunia Anak Farmasi

Ekstraksi cair-cair

Ekstaraksi cair-cair digunakan untuk praperlakuan sampel atau clen-up sampel untuk memisahkan analit-analit dari komponen-komponen matriks yang dapat mengganggu dalam analisis.

Secara umum prosedur ekstraksi cair-cair melibatkan ekstraksi analit dari fase air ke pelarut organik yang bersifat non polar atau agak polar ( heksana, metilbenzen, diklormetan).

Analit-analit yang mudah terekstraksi dalam pelarut organik adalah molekul-molekul netral yang berikatan secara kovalen dengan substituen yang bersifat nonpolar atau agak polar.

Senyawa-senyawa polar dan juga senyawa yang mudah mengalami ionisasi akan tertahan dalam fase air.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses ekstraksi:

sampel harus mudah didapatkan kembali dari cairan penyari cairan penyari tidak toksik dan tidak mudah terbakar Tidak mau campur antara pelarut dan penyari memiliki perbedaan bobot jenis yang nyata memiliki titik didih yang nyata penyari tidak mengganggu pada analisis selanjutnya tidak menimbulkan buih dan emulsi sewaktu digojok

Masalah dalam ekstraksi pelarut

�  Masalah yang sering dijumpai :

¡  terbentuknya emulsi

¡  analit terikat kuat pada partikulat

¡  analit terserap oleh partikulat yang mungkin ada

¡  analit terikat pada senyawa yang BM-nya tinggi

¡  kelarutan analit secara bersama-samadalam kedua fase.

 

�  Cara pemecahan emulsi :

Page 122: Dunia Anak Farmasi

¡  penambahan garam ke dalam fase air

¡  pemanasan atau pendinginan corong pisah

¡  penyaringan melalui glass-wool

¡  penyaringan dengan kertas saring

¡  penambahan sedikit pelarut organik yang berbeda

¡  sentrifugasi

TUGAS   2

Page 123: Dunia Anak Farmasi
Page 124: Dunia Anak Farmasi