DUKUNGAN PENGUSAHA BAGI

DIVERSIFIKASI

PANGAN NASIONAL

Oleh:

FRANCISCUS WELIRANG

Dipresentasikan pada:

FGD DIVERSIFIKASI PANGAN (KADIN)

Kamis, 14 April 2016, Pkl 10.00 – selesai

Ruang AEBC Menara Kadin Indonesia Lt 29

Jln HR Rasuna Said X-5 Kav 2-3 Jakarta

1

DAFTAR ISI

2

DISKRIMINASI PAJAK

PETANIKONSUMEN

MUSIMAN HARIAN

SENANG

SEDIH SENANGHARGA NAIK HARGA TURUN

SEDIH

HARGA NAIK HARGA TURUN

SOLUSI: MENJAGA KESEIMBANGAN

PASCAPANEN

1. MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN PRODUK

2. MENINGKATKAN BUFFER STOCK UTK KESEIMBANGAN PASAR

3. TEKNOLOGI /MESIN:

a) PEMILIHAN KUALITAS

b) KEAMANAN PANGAN

INDUSTRI INTERMEDIATE PANGAN(POST HARVEST TREATMENT)

EFFECTIVENESS = TIDAK TERBUANG BUSUK

TEKNOLOGI DENGANMESIN

PENGERINGAN

FREEZED DRIED

DRY FREEZED

SARAN:AGAR SEMUA TREATMENT PASCA-PANEN SECARA MESIN &TEKNOLOGI BEBAS DARI PPN!

KEUNTUNGAN TEKNOLOGI:1. KUALITAS STANDAR2. PANGAN TIDAK TERBUANG3. EFISIENSI &EFEKTIF TERHADAP HARGA TERJAMIN

MASALAH DIKENAKAN

PPn 10%

Tradisional menggunakan matahari, PPn

= 0%

TIDAK ADA TEKNOLOGI

KEDAULATAN PANGAN

KETAHANAN PANGAN

3

2. ARAH DIVERSIFIKASI PANGAN

DIVERSIFIKASI PANGAN

AGRICULTURE DRIVEN

4 SEHAT 5 SEMPURNA

AGROINDUSTRI DRIVEN

“BERAGAM, BERGIZI, BERIMBANG, & AMAN (B3A)

SINGLESTAPLE FOOD

(BERAS)

KARBOHIDRAT

PROTEIN

LEMAK

NUTRIENT

BERAS 150% KARBO ANEKA UMBI

JAGUNG SAGU SINGKONG DLL

3. PLATFORM DIVERSIFIKASI

DIVERSIFIKASI PANGAN

MINDSETPENGUSAHA

POSISI PETANIPASAR

(KONSUMEN)

♣ BIBIT – SEED BREEEDING

♣ PUPUK – ORGANIK♣ SAPROTAN (MEKANIK)♣ AIR♣ IRIGASI♣ TANAH♣ INFRASTRUKTUR

PERTANIAN ♣ MINDSET:

PETANI = PENGUSAHA

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK NUTRIENT

UNSUR POKOK

4 SEHAT 5 SEMPURNA

BERAGAM, BERGIZI, BERIMBANG, & AMAN (B3A)

PANGAN POKOK

PADI

JAGUNG

SINGKONG

ZONING LUAR JAWA

EKSPOR (COKLAT, KOPI, TEH)

PROFIT, GROWTH ROI (RETURN ON

INVESTMENT) PBP (PAYBACK

PERIOD) RISK PROFILE

KENTANG

SAGU

SUKA

INSTAN (MUDAH DIMASAK)

HARGA TERJANGKAU TERSEDIA DI MANA-

MANA BERGIZI

MATA

HIDUNG

MULUT

4. TUNTUTAN KONSUMEN

TUNTUTAN

KONSUMEN

PROSES

PERTANIAN

KESEHATAN

KESENANGAN

KENYAMANAN

1

2 HARGA TERJANGKAU

3

4

AVAILABILITY

ENAK, MUDAH/CEPAT DIMASAK, SEHAT & BERGIZI

GORENGREBUSSANGRAIKUKUS

- MUDAH

- CEPAT SAJI

6

5. BAGAIMANA PENGUSAHA MENDUKUNG?

KEPUTUSAN INVESTASI

1. PROFIT : > DARI BUNGA BANK2. ROI (RETURN ON INVESTMENT) : > 13. PBP (PAYBACK PERIOD) : SINGKAT4. RISIKO-RISIKO INVESTASI : RENDAH

RISIKO POLITIK RISIKO KEAMANAN RISIKO FOREX RISIKO PASAR RISIKO SUPLAI

5. INFRASTRUKTUR MEMADAI DAYA SAING BISNIS

JALAN LISTRIK/ENERGI PELABUHAN PERIZINAN DLL

RISIKO RENDAH INVESTASI 7-10 THNRISIKO TINGGI INVESTASI 3-5 THN

7

6. HAMBATAN BERBISNIS & SEKTOR YANG PERLU DIBENAHI

HAMBATAN DALAM BERBISNIS:

KORUPSI

BIROKRASI PEMERINTAH

KETIDAKSTABILAN POLITIK

AKSES KE KEUANGAN

PAJAK

INFLASI

KOMPLEKSITAS KEBIJAKAN PAJAK

ETOS KERJA YG BURUK

REGULASI MATA UANG ASING

KETIDAKSTABILAN PEMERINTAH

KRIMINALITAS

DLL

SEKTOR YG PERLU DIBENAHI:

PENINGKATAN INFRASTRUKTUR

LINGKUNGAN MAKRO-EKONOMI

KESEHATAN & PENDIDIKAN DASAR

PELATIHAN & PENDIDIKAN YG LEBIH

TINGGI

EFISIENSI PASAR

EFISIENSI PASAR TENAGA KERJA

PENGEMBANGAN PASAR FINANSIAL

KESIAPAN TEKNOLOGI

INOVASI

KECANGGIHAN DLM BERBISNIS

DLL

8

9

FGD Diversifikasi Pangan KADIN

14 April 2016

Tujuan: Peningkatan Pemanfaatan Pangan Lokal

Problem: Kebijakan Pengembangan Pangan Lokal belum Memadai

Platform:

-Pangan lokal bergizi dan mau dimakan oleh masyarakat, tidak boleh ada pemaksaan

-Harga terjangkau dan selalu harus ada

Pengusaha:

-Kalau ada profit baru mau menjalankan usaha

-Untuk usaha kuliner, harus ada di pasar yang popular di daerah itu

-Mulai dari: industri rumahan dan tidak perlu modern

-Untuk industri pengolahan juga mulai dari usaha rumahan, seperti singkong dijadikan french-fries kayak

kentang, dan juga dapat dibekukan

Pemerintah:

-Menurut kemenkes: sekarang keadaan darurat gizi, yang ditandai dengan banyak stunting(kerdil)

-Sudah kelebihan karbohidrat dan lemak tapi,

-Masih kurang protein, umbi-umbian , kacang-kacangan dan nutrisi essensial lainnya.

-Perlu ada diversifikasi raskin: contoh di Maluku: raskin diganti dengan embal

-APBD dialokasikan: untuk pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan utamanya sayur-sayuran

-Di Papua masyarakat menggemari sagu, dan juga satu tanaman tahu dapat menahan air sebanyak 400

liter.

Ulasan:

-pendekatan pemerintah agar trade off diversifikasi pangan ke pangan yang bernutrisi seimbang

-perlu pusat data sosialisasi dan pengolahan sagu, yang dikhawatirkan kalau untuk industri besar

menggunakan sagu, sagu cepat habis—jadi sebaiknya dimulai dari industry rumahan

-revolusi mental, pemerintah cukup mempromosikan/memperkenalkan satu jenis pangan substitusi saja

makanan harus sesuai dengan selera konsumen contoh seperti kasus embal yang diterima masyarakat -

-Maluku, pemerintah membantu pengadaan peralatan pembuatan embal dan pengadaan bibit singkong

yang sesuai dan berproduksi tinggi sebagai bahan baku embal.

-Agar sumber protein berasal dari air seperti ikan , rumput laut , karena Indonesia mempunyai luas

lautan yang jauh lebih besar dari darat, bila daratan dijadikan sumber protein dikhawatirkan tidak akan

mencukupi kebutuhan protein.

-Dan perlu dibiasakan budaya makan pangan lokal dari usia TK

Kesimpulan:

-Perlu budaya konsumsi pangan lokal mulai dari TK

-Perlu pendampingan, penyuluhan serta sosialisasi pangan lokal

-Perlu mapping bahan pangan lokal dari hulu sampai hilir

-Diversifikasi pangan dimulai dari industri rumahan

SUASANA FGD