ds master - doctorshare.org1$epcl$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorshare. ... tidak lupa pula...

60

Upload: vannhi

Post on 04-May-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:
Page 2: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:
Page 3: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:
Page 4: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

4 | doctorSHARE

idak terasa waktu terus bergulir, Tpenghujung 2017 akan �ba �dak lama lagi. Perjalanan demi perjalanan

dilewa� dengan semangat dan op�misme. Tak lupa, senyum tulus menyapa kala doctorSHARE singgah di berbagai penjuru Indonesia. Program-program untuk menuju Indonesia Sehat terus bergulir. Tanpa kenal lelah, doctorSHARE terus berusaha bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat untuk negeri ini.

Saat menyambangi satu tempat ke tempat lain ada kabar yang harus disampaikan. Media Berbagi edisi kali ini menyuguhkan berbagai kisah menarik dari tempat yang doctorSHARE kunjungi. Dalam rubrik Rumah Sakit Apung terdapat beberapa berita saat program pelayanan medis dengan Rumah Sakit Apung (RSA), baik RSA dr. Lie Dharmawan maupun RSA Nusa Waluya I.

Mulai dari penyakit khas di Indonesia Timur, penyakit ini membentuk pola-pola tertentu pada kulit. Umumnya penyakit kulit yang diakibatkan oleh jamur ini ada di leher serta dada penderitanya. Kemudian ada cerita 'Ranjau Darat' di Pulau Morotai, se�ap orang yang masuk harus berha�-ha� dengan 'ranjau' ini. Kesehatan masyarakat menjadi ancaman jika 'ranjau' ini dibiarkan ada.

Ada pula cerita kampung bebas asap rokok dan alkohol di Ternate. Berdasarkan pengamatan sebelumnya, rokok dan minuman beralkohol sudah menjadi keseharian masyarakat Indonesia Timur. Dari kampung ini bisa dilihat bahwa ada masyarakat yang sudah sadar akan bahaya rokok dan alkohol. Selanjutnya ada kisah 'si Pinokio' dari Kabupaten Natuna yang menjadi pasien bedah mayor doctorSHARE.

Selain kabar dari Rumah Sakit Apung, ada cerita �m Dokter Terbang (Flying Doctors) saat melayani masyarakat Papua di pegunungan. Saat hendak melaksanakan pelayanan medis �m justru terjebak perang antar suku di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua. Berbagai cara dilakukan �m untuk berusaha keluar dari 'zona merah' tersebut. Pertumpahan darah tak bisa dihindari kala perang antar suku itu terjadi.

Momen-momen berharga tentu diabadikan, disajikan dalam bentuk sebuah karya visual pada rubrik Foto. Mulai dari foto mobilisasi pasien di Kabupaten Sarmi, Papua; Kelahiran bayi di Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan saat pelayanan medis di Morotai; dan kegiatan anak-anak di Pulau Mayau, Ternate.

Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ditulis oleh para relawan, saat ikut serta dalam kegiatan doctorSHARE. Lima orang relawan membagi pengalamannya lewat sebuah 'Goresan Relawan'. Semangat mewujudkan Indonesia yang sehat, menjadi alasan utama terjun langsung dalam kegiatan sosial. Sudut pandang baru menjadi manfaat yang dipe�k dari �ap perjalanan. Ha� nurani menggiring keinginan hingga menjadi sebuah �ndakan nyata.

Kata semangat memiliki ar� kekuatan ba�n atau roh kehidupan yang menjiwai segala makhluk. Semangat menjadi salah satu modal dalam �ndak tanduk manusia. Begitupun doctorSHARE, semangat mewujudkan mimpi Indonesia Sehat mendorong kami untuk terus meningkatkan kualitas. Pemerataan akses kesehatan di Indonesia bukan lagi sebuah angan-angan, �ndakan nyata menjadi kunci mewujudkan mimpi tersebut. Selamat membaca sahabat!

4 | doctorSHARE

EDITORIAL

TETAP SEMANGAT!

Page 5: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

doctorSHARE | 5

RUMAH SAKIT APUNGhal.8

STATISTIK

Wilayah pelayanan medisdan Jadwal Pelayanan Medis

2017

hal.28

DOKTER TERBANG

Laporan Pelayanan Medisdari Sugapa, Papua

hal.32

DAFTAR ISI

RESENSI BUKU

Dr. Oen, Pejuang dan PengayomRakyat Kecil

hal.52

KALEIDOSKOP

hal.56

GORESAN RELAWANhal.42

FOTOhal.42

Pemimpin Redaksi & Editor: Panji Arief Sumirat

Ilustrasi Sampul: Dion MBD

Jurnalis:Abdul Basith Bardan, Aflah Satriadi, Ahmad Yunus, Arfi Zulfan, Bambang Supriyanto, Ben Kris�an Ci�o Laksana, Deando Permana,

Devrila Muhamad Indra, Ifan Nugraha Dwiyana, Jonathan Adrian, Muhammad Alfan Baedlowi, Muhammad Alif Hudanto, Muhammad Rifqy Fadil, Olfi Fitri Hasanah, Sherly Wijaya Sari, Silvana Novia Sari, Sylvie Tanaga.

Desain Grafis & Tata Letak: Bingkai Studio (Jonathan Adrian & Ogie Kurniawan)

Kontributor:dr. Cynthia Christine Jonachan, Stanley Saputra, Maltha Anatasha.

MEDIA BERBAGI DOCTORSHARE EDISI II/2017

Page 6: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

eringatan Hari Kemerdekaan Republik PIndonesia yang ke-72 baru saja kita lalui. Sudah selayaknya kita merenungkan apa

yang seyogyanya dapat kita perbuat, untuk membuat bangsa dan negara kita menjadi lebih baik. Di bidang medis, ada hal-hal yang bisa kita ukur untuk melihat dimana posisi kita saat ini, bagaimana perubahannya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Ada beberapa kenyataan yang dapat kita hitung untuk mengukur kemajuan atau kemunduran kita di bidang medis. Dua hal yang saya catat, dapat menunjukan posisi sistem kesehatan saat ini.

Pertama, menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra pada 2016 Angka Kema�an Ibu (AKI) meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran, dimana sekitar awal tahun 2000-an hanya ada 228 kema�an se�ap 100.000 kelahiran. AKI ini adalah yang ter�nggi di Asia Tenggara, kedu-dukan kita malah di bawah Kamboja

Kedua, seper� yang diberitakan sindonews.com, WHO Global Tuberculosis Report 2016 saat memperinga� Hari Tuberculosis Sedunia pada tanggal 24 Maret 2017, menyatakan Indonesia menempa� rangking kedua dengan jumlah kasus Tuberculosis terbanyak di dunia. Sebagai catatan, Tuberculosis adalah penyebab kema�an nomor empat di dunia.

6 | doctorSHARE

KATA PENGANTAR

PENDIRI & PEMBINA doctorSHARE

dr. Lie A. Dharmawan, PhD, FICS, SpB, SpBTKV

Page 7: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

doctorSHARE | 7

Sekilas, antara kedua hal yang saya ulas di atas tak ada kaitannya yang satu dengan yang lain, dua hal yang berbeda. Namun kalau kita coba untuk menyoro� kedua kasus di atas lebih mendalam dalam hal penyebabnya, maka kita akan dapat menarik sebuah benang merah, keterkaitan kasus yang satu dengan yang lainnya dan dapat berbuat sesuatu untuk memperbaikinya.

Coba kita telaah. Penyebab AKI ada empat terlalu yaitu terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak melahirkan, dan terlalu sering mela-hirkan dalam jangka waktu kurang dari dua tahun. Kemudian ada �ga terlambat dian-taranya terlambat mengetahui bahaya keha-milan, terlambat datang ke tempat dengan fasilitas untuk persalinan, dan terlambat men-dapatkan fasilitas persalinan yang mema-dai.

Sedangkan penyebab �ngginya angka pen-derita Tuberculosis adalah sebagai berikut: Se�ap tahun ada satu juta kasus Tuberculosis baru di Indonesia. Hanya 26% populasi yang dapat mengiden�fikasi tanda dan gejala Tuberculosis. Hanya 19% populasi penduduk yang mengetahui bahwa Tuberculosis bisa dioba� secara gra�s. Satu orang yang �dak terdeteksi dan �dak menjalani pengobatan dapat menularkan Tuberculosis kepada 10-15 orang dalam setahun kontak dekat. Kurangnya pengetahuan akan Tuberculosis menyebabkan penderita terlambat mencari pengobatan.

Kedua kasuis�k di atas menunjukan kepada kita bahwa secara umum ada kesamaan dalam penyebab masih terpuruknya kita di bidang pelayanan medis. Pertama sta�s�k yang �dak akurat. Kedua kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan cara hidup sehat. Ke�ga ter-batasnya infrastruktur, bahkan di beberapa daerah nihil sama sekali, baik di bidang transportasi maupun sarana pelayanan medis. Keempat, persebaran tenaga medis yang �dak merata. Kelima persebaran penduduk yang bervariasi. Keenam, luasnya Indonesia yang terdiri dari lebih 17.500 pulau.

Walaupun kedua kasus di atas berbeda, tapi kita bisa mengambil sebuah simpulan bahwa ada beberapa faktor yang menghambat dalam memperbaiki kesehatan masyarakat: Pertama luasnya daerah Indonesia yang 60% terdiri dari lautan. Kedua, masih rendahnya pemahaman penduduk tentang penyakit dan hidup sehat. Ke�ga, infrastruktur yang belum memadai. Keempat, persebaran penduduk dan kese-hatan yang �dak merata. Kelima, terbatasnya tenaga kesehatan.

Berangkat dari pengetahuan ini serta cinta kepada sesama manusia dan rasa bangga sebagai orang Indonesia, menyebabkan doc-torSHARE berani mengambil keputusan dan ber�ndak; membuat sebuah rumah sakit apung dan sedang menyelesaikan rumah sakit yang ke�ga. Inovasi demi inovasi lahir dan dipersembahkan untuk NKRI kita

Page 8: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

RUMAH SAKIT APUNG

ada pelayanan medis perdana ini, doctor-PSHARE kembali melayani masyarakat di �ga tempat sekaligus di Provinsi Papua.

Pelayanan medis pertama di Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura pada 9 Mei 2017. Kegiatan berlangsung di SDN Inpres Kampung Hobong. Rangkaian pelayanan medis terdiri dari kegiatan bedah minor yang melayani 34 pasien, serta balai pengobatan umum dengan jumlah pasien 491 orang.

11-15 Mei 2017 �m doctorSHARE melanjutkan Pelayanan medis di Kabupaten Sarmi. Kegiatan dipusatkan di Pulau Yarsun dan Pantai Bonggo, Distrik Bonggo Barat, Kabupaten Sarmi. Pelak-sanaan kegiatan bedah minor difokuskan di Pu-lau Yarsun, Kepulauan Tiga, Distrik Bonggo Barat, Kabupaten Sarmi. Sementara pelaksanaan bedah mayor dilakukan di atas Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan yang berlabuh tak jauh dari Pulau Yarsun. Tercatat ada 27 pasien bedah mayor dan 77 pasien bedah minor.

Selain bedah mayor dan minor, Balai pengobatan umum turut diselenggarakan dengan jumlah pasien 539 orang. Kegiatan tersebut dilak-sanakan di dua tempat yakni Pantai Bonggo, Distrik Bonggo Barat, Kabupaten Sarmi dengan total pasien yang dilayani sebanyak 416 orang. Kemudian 123 pasien dilaksanakan di Pulau Yarsun.

Kegiatan ini dilaksanakan hasil kerjasama dengan Kepolisian Air (Polair) Polda Papua yang juga mengirimkan bantuan tenaga medis dan non-medis serta bantuan logis�k. Sambutan hangat atas kegiatan medis ini juga datang dari Kepala Distrik Bonggo, Freddy Sawe�oy, yang menya-takan terima kasihnya atas pelaksanaan kegiatan medis di wilayahnya tersebut.

Menurut Plt. Sekretaris Jenderal doctorSHARE, dr. Marselina Mieke yang turut hadir dalam rangkaian pelayanan medis ini, target awal dari jumlah pasien bedah mayor perhari ialah lima pasien, sementara untuk bedah minor ialah 15 pasien. "Ar�nya ini sudah melampaui target awal

PELAYANAN MEDIS PERDANA RUMAH SAKIT APUNG (RSA)

DR. LIE DHARMAWANTAHUN 2017 (7-27 MEI 2017)

Aflah Satriadi dan Muhammad Rifqy Fadil

8 | doctorSHARE

Page 9: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

yang dicanangkan," ujarnya.

19-24 Mei 2017 pelayanan medis dilanjutkan di Pulau Mbromsi, Distrik Aimando, Provinsi Papua. Balai pengobatan umum mengawali pelayanan di hari pertama (19/5) dengan jumlah pasien 555 orang. Pada hari berikutnya (20/5), dilaksanakan pendataan atau screening bagi para calon pasien bedah mayor dan bedah minor.

Rangkaian bedah mayor dan minor sendiri dilaksanakan pada 22-24 Mei 2017. Bedah mayor dilakukan di kamar operasi RSA dr. Lie Dharmawan dengan total pasien sebanyak 23 orang. Sementara operasi minor digelar di Desa Mbromsi dengan jumlah pasien sebanyak 39 orang.

Pemerintah setempat memberikan apresiasinya terhadap kegiatan pelayanan medis doctor-SHARE. "Kami sangat menerima kegiatan ini dengan baik, yang mana bisa menjangkau beberapa kampung di Distrik Aimando ini untuk memberikan pelayanan medis gra�s," kata Jhoni Rumbaibab selaku Kepala Puskesmas Pasi, Distrik Aimando.

Puskemas Pasi merupakan satu-satunya akses kesehatan terdekat yang dapat dituju masya-rakat Distrik Aimando. Jhoni juga mengung-kapkan program Puskesmas keliling juga dilakukan untuk menjangkau masyarakat. "Sudah lima tahun ini, kami beroperasi tanpa dokter," tambahnya.

Pelayanan medis yang berlangsung di Desa Mbromsi, Pulau Mbromsi ini turut menjangkau sejumlah pasien dari 5 desa lainnya, yakni Desa Nyangsoren, Saribra, Karabai, Pasi, dan Samber Pasi.

"Jumlah pasien dalam pelayanan medis di Pulau Mbromsi ini ternyata di bawah perkiraan, tapi meski begitu semua tetap berjalan lancar," ungkap Koordinator Lapangan Pelayanan Medis, Susanto.

Selain melakukan pelayanan medis, �m doctor-SHARE juga turut mengunjungi dua sekolah di Pulau Mbromsi, yakni SDN 1 Bromsi dan SMPN 1 Padaido untuk memberikan penyuluhan kesehatan. Adapun materi yang disampaikan dalam penyuluhan ini mencakup Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan bahaya merokok.

Dalam melangsungkan pelayanan medisnya kali ini, doctorSHARE juga turut didukung penuh oleh Puskesmas Pasi dan Polair Polda Papua. Atas kerjasama ini, pelayanan medis di Pulau Bromsi dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai rencana.

Direktur Polair Polda Papua, Kombes Pol Yulius Bambang Karyanto menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan kegiatan RSA di wilayah Papua. "Ini juga sejalan dengan visi misi kami dalam melayani warga," ujarnya. Kegiatan ini bertepatan dengan kegiatan Safari Bhayangkara oleh Polda Papua sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan lancar

doctorSHARE | 9

Page 10: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

RUMAH SAKIT APUNG

Deru suara ombak terdengar dari sebuah rumah di Pulau Mbromsi, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Tidak ada yang is�mewa dari rumah ini, beratapkan seng dan lantai dilapisi semen. Pada bagian rumah yang berdinding kayu, angin laut menyusup lewat celah-celahnya. Suasana diramaikan sejumlah anak-anak kecil yang tengah bermain bersama binatang peliharaan. Anak-anak tersebut merupakan anak dari si pemilik rumah, Maurit Amos Rumbia.

Saat �m doctorSHARE melaksanakan Pelayanan Medis di Pulau Mbromsi, Maurit menda�arkan diri sebagai pasien. Bapak yang bekerja sebagai nelayan ini mengeluhkan kondisi kesehatan kulitnya. Terlihat kulit Maurit seper� bersisik dan terkelupas kulit bagian luarnya. Hampir sekujur tubuhnya ditemukan kulit dalam kondisi yang sama. Menurutnya, keadaan kulit tersebut menganggu saat iya bekerja. Ke�ka berkeringat tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya.

KASKADO: PENYAKIT KULIT

KHAS INDONESIA TIMURAflah Satriadi dan Muhammad Rifqy Fadil

10 | doctorSHARE

Page 11: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Sejak umur enam tahun Maurit hidup dalam keadaan kesehatan kulit yang bermasalah. Maurit pernah merasa malu saat ia masih duduk di bangku sekolah. Tak jarang rekan-rekan Maurit di sekolah menjauhinya karena takut tertular. “Waktu masih SD SMP juga penyakit ini sudah ada, jadi terganggu dalam belajar, �dak punya teman baik-baik karena ini. Jadi sampai tamat SMA kurang bergaul to,” tutur Maurit.

Keluhan serupa juga ditemui �m doctorSHARE saat melangsungkan Pelayanan Medis di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Fransisco Dickson, seorang pelajar yang datang berobat ditemani ibunya. Kondisi kulit Fransisco �dak berbeda jauh dengan Maurit, seper� bersisik dan terkelupas bagian luarnya. Ibu kandung Fransisco, Estherio Yoku percaya penyebab penyakit kulit anaknya adalah dari air yang kotor.

Kulit-kulit yang terkelupas jika diperha�kan membentuk pola seper� ukiran atau gambar pada kain ba�k. Keberadaannya tersebar di seluruh bagian tubuh, namun umumnya berada di bagian leher hingga dada. Masyarakat di Papua biasa menyebutnya penyakit Kaskado. Masya-rakat bisa mengetahui Kaskado berdasarkan iden�fikasi dari bentuk atau polanya yang khas.

Dokter spesialis kulit di Jayapura, dr. Irene Mariani Santoso, Sp.KK menjelaskan penyakit Kaskado disebut Tinea Imbrikata dalam is�lah medis. Kaskado merupakan salah satu infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur Trichophyton Concentricum. Keunikan Kaskado menurut dr. Irene yakni hanya ditemukan di daerah-daerah Indonesia Bagian Timur.

“Gejalanya sendiri kalau jamur pada kulit itu di kulitnya ada sisik-sisik yang bentuknya itu seper� ukiran. Jadi kita bilangnya itu Polycyclic, bentuk-nya melingkar seper� tersusun konsentris seper� gen�ng, kalau teorinya seper� itu,” kata dr. Irene.

Penularan Kaskado berawal dari kontak manusia ke manusia, kontak tersebut dalam kurun waktu yang �dak sebentar. Keluarga, teman bermain, dan tetangga berpotensi saling menularkan jika

salah satunya penderita Kaskado. Maurit misalnya, ia diceritakan orang tuanya tertular Kaskado dari tetangganya sejak ia berumur enam tahun.

“Kalau Kaskado ini saya tanya ke orang tua saya kenapa bisa kena Kaskado, itu menular dari tetangga saat masih enam tahun. Main di tetangga ternyata Kaskado ini tertular ke saya,” ujar Maurit saat ditemui di halaman rumahnya.

Menurut dr. Irene pengobatan Kaskado mema-kan waktu yang cukup lama. Infeksi jamur Tinea Imbrikata biasanya membutuhkan waktu sampai empat minggu untuk minum obat. Obat-obatan untuk Kaskado bukanlah obat yang sulit didapat, masyarakat bisa mendapatkan obat tersebut di Puskesmas. Sulitnya sembuh dari Kaskado dikarenakan kepatuhan penderita saat memi-num obat. Jika ru�n meminum obat sesuai anjuran dokter tentu Kaskado bisa disembuhkan.

“Kadang-kadang pasien �dak telaten, jadi misalnya sudah satu minggu dia minum obat. Sudah rasa mulai hilang dia stop, padahal sebenarnya jamurnya masih ada hanya dia sembunyi.” jelas dr. Irene.

Penderita Kaskado bisa sembuh dalam kurun waktu empat minggu jika ru�n meminum obat. Jika �dak ru�n, Kaskado memang akan hilang tapi kemudian muncul kembali. Kemudian waktu penyembuhan akan lebih lama yakni enam sampai delapan bulan. “Hanya butuh kepatuhan pasien dalam meminum obatnya, penjelasan ke pasien bahwa ini memang harus minum obatnya lama,” tutup dr. Irene.

Usaha pencegahan datangnya Kaskado �dak terlalu sulit. Hanya perlu menjaga kebersihan tubuh dengan mandi ru�n dengan menggunakan an�sep�k. Kaskado mudah menyerang kulit ke�ka kulit dalam dibiarkan dalam kondisi kotor. Misalnya setelah berkeringat akibat seharian bekerja atau setelah berenang di laut. Pola hidup bersih dan sehat menjadi kunci utama dalam mencegah penyakit yang menyerang tubuh

doctorSHARE | 11

Page 12: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Se�banya di Pulau Morotai pada Senin (12/6), �m bergegas menuju lokasi pelayanan medis di Desa Wayabula.

Desa Wayabula bisa ditempuh dengan ken-daraan bermotor selama satu jam 30 menit dari Bandara Pitu Morotai. Sambutan hangat masyarakat menyapa �m doctorSHARE saat sampai di Wayabula. Tenaga medis di Pus-kesmas Wayabula turut membantu persiapan pelayanan medis.

Keesokan harinya (13/6) kegiatan pertama dibuka dengan penyuluhan kesehatan untuk masyarakat. Tema penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat akan hidup bersih dan sehat. Penyuluhan kesehatan bertempat di sebuah lapangan dekat Pus-kesmas Wayabula.

Setelah penyuluhan selesai, �m melanjutkan kegiatan pengobatan umum dan screening (pemeriksaan pendahuluan) untuk pasien bedah mayor dan bedah minor. Laporan Koordinator Pengobatan Umum, dr. Kurnia-

wan, menyebut jumlah pasien pengobatan umum yakni 369 pasien. Adapun lima penyakit terbanyak yaitu Dispepsia, Cephalgia, Derma��s, Arthralgia, dan Infeksi Saluran Per-nafasan Atas (ISPA).

Pada 13 – 17 Juni 2017 �m doctorSHARE melanjutkan kegiatan bedah mayor dan minor di RSA dr. Lie Dharmawan. Berdasarkan lapo-ran Koordinator Bedah Mayor, dr. Ivan Christ-mas, pasien bedah mayor berjumlah 15 pasien.

12 | doctorSHARE

RUMAH SAKIT APUNG

PELAYANAN MEDIS DENGAN RSA dr. LIE DHARMAWAN

DI , DESA WAYABULAKABUPATEN PULAU MOROTAI,

MALUKU UTARA(12 – 19 JUNI 2017)

12 – 19 Juni 2017, doctorSHARE melangsungkan pelayanan medis dengan RSA dr. Lie Dharmawan di salah satu pulau terluar di Indonesia. Tepatnya di Desa Wayabula, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Anggota �m yang ikut berjumlah 16 orang yang terdiri dari 10 relawan medis dan enam relawan non medis.

Panji Arief Sumirat

Page 13: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

“Jumlah 15 pasien bedah mayor itu sudah termasuk �ga pasien operasi Obgyn,” kata dr. Ivan saat menyampaikan laporan final bedah mayor.

Tindakan Sec�o Caesarea (Operasi Caesar) dilakukan pada �ga pasien hamil yang dida-tangkan dari luar Wayabula. Pasien hamil dibawa dengan menggunakan ambulans dari daerah-daerah sekitar Wayabula. Dibantu oleh dokter spesialis kandungan dari RSUD Morotai, operasi Caesar berjalan mulus. Tiga bayi terlahir di atas RSA dr. Lie Dharmawan yang tengah sandar di Wayabula.

Selain dokter spesialis kandungan, Dinas Kese-hatan Kabupaten Pulau Morotai juga mener-junkan seorang dokter spesialis bedah, dokter spesialis anastesi, dan beberapa perawat di ruang operasi.

Laporan Koordinator Bedah Minor, dr. Frisca Agan, total pasien bedah minor yaitu 49 orang. Jumlah tersebut sudah termasuk pasien yang menjalani pemeriksaan Ultrasonografi (USG) kandungan. Lipoma menjadi kasus terbanyak yang ditangani oleh �m bedah minor di Wayabula.

Menurut Koordinator Lapangan Pelayanan Medis doctorSHARE di Wayabula, M. Sulham Haeril, secara keseluruhan kegiatan pelayanan medis berjalan lancar. Ada beberapa ham-batan namun bisa teratasi dengan cepat dan baik. Bantuan tenaga medis dari Dinas Kese-hatan Kabupaten Pulau Morotai turut mem-bantu terlaksananya pelayanan medis di Waya-bula

doctorSHARE | 13

Tiga bayi terlahir di atas

RSA dr. Lie Dharmawan yang tengah sandar

di Wayabula.

Page 14: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

esa Wayabula merupakan salah satu Ddesa di Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Morotai, Maluku

Utara. Wayabula terletak sekitar 50 Km arah utara Ibukota Morotai, Daruba.

Sedang asyik menikma� perjalanan, �ba-�ba mobil berhen� mendadak seper� ada hala-ngan. Ternyata gerombolan Kambing melintas tanpa ragu di jalan desa. Saat keluar dari mobil bau �dak sedap samar-samar tercium. Bau khas dari binatang ternak beserta kotorannya terendus oleh hidung. Jika diperha�kan sekeliling memang banyak hewan dilepas begitu saja oleh pemiliknya.

Kambing, Sapi, Ayam, dan Anjing menjadi hewan yang paling banyak terlihat seliweran di Wayabula. Beberapa hewan memang terikat, namun �dak sedikit pula yang dibiarkan bebas. Ke�ka berjalan kaki di jalanan desa, mata harus tetap siaga khawa�r menginjak 'ranjau darat' yang tersebar. Kepala Desa Wayabula, Alimin Mansur sudah beberapa kali mengingatkan warganya agar hewan peliharaannya �dak berkeliaran di jalan.

“Kami sudah ada mengingatkan ke masyarakat, jadi hewan-hewan itu harus di kandang. Cuma ya itu masyarakat kadang kita sudah berulang kali sampaikan, mereka biarkan tetap seper� itu,” tutur Alimin saat ditemui di rumahnya.

Alimin menekankan pihak pemerintah desa berencana menjatuhkan sanksi jika masya-rakat masih membandel. Menurutnya, hewan peliharaan yang dibiarkan lepas dapat meng-anggu kenyamanan desa. Orang-orang yang melintasi jalan bisa terhambat hewan ter-sebut. Belum lagi ditambah kotoran hewan yang menimbulkan bau �dak sedap.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Puskesmas Wayabula, Wayyama Wabula Pihaknya sudah menggandeng Dinas Peter-nakan setempat untuk sosialisasi ke masya-rakat perihal hewan peliharaan. “Sudah itu sudah ada penyuluhan tapi masyarakat belum menyadari,” kata Wayyama.

Sudah bukan rahasia jika hewan juga dapat menularkan penyakit ke manusia. Penularan penyakit atau infeksi dari hewan ke manusia dikenal dengan is�lah Zoonosis. Jurnal Litbang Pertanian karya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, menggolongkan Zoonosis dari penyebabnya. Zoonosis disebabkan oleh empat faktor diantaranya bakteri, virus, para-sit, dan jamur.

Zoonosis dapat ditularkan dari hewan ke ma-nusia melalui beberapa cara. Pertama kontak langsung dengan hewan pengidap Zoonosis. Kedua kontak �dak langsung, misalnya meng-onsumsi makanan yang bahan dasarnya dari hewan pengidap Zoonosis.

14 | doctorSHARE

RUMAH SAKIT APUNG

RANJAU DARAT DI WAYABULA

Jajaran rumah yang tertata rapih menjadi pemandangan apik saat memasuki Desa Wayabula. Jalan-jalan desa halus diselimu� hitamnya aspal tebal. Tak sedikit masyarakat yang menorehkan senyum kepada tamu yang datang.

Panji Arief Sumirat

Page 15: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Ke�ga melalui udara yang tercemar oleh bakteri atau virus dari hewan pengidap Zoo-nosis.

Hewan-hewan yang dilepaskan di lingkungan Desa Wayabula tentu berpotensi menularkan Zoonosis. Kotoran hewan dan kontak langsung dengan pemilik menjadi medium bagi Zoo-nosis. Upaya untuk mencegah Zoonosis adalah dengan meningkatkan pengetahuan, kesa-daran, dan kepedulian masyarakat itu sendiri. Masyarakat bisa memulai dengan memberi kandang dan merawat kebersihan hewan peliharaan.

Memberi kandang pada hewan peliharaan dapat memudahkan pemilik dalam meng-ontrol dan merawat hewan. Sesekali hewan bisa dilepaskan di area tertentu selain pemu-kiman penduduk. Pemberian pakan juga bisa disesuaikan, sehingga hewan �dak memungut makanan sembarangan. Kebersihan kandang juga perlu dibersihkan secara berkala. Peny-emprotan desinfektan juga diperlukan guna mencegah terjadinya infeksi dan pencemaran dari bakteri, virus, dan kuman.

Pemanfaatan Kotoran Hewan Ternak

Beberapa jenis kotoran hewan dapat diman-faatkan kembali, terutama kotoran dari hewan ternak. Pemanfaatan kotoran hewan ternak yang paling umum yaitu untuk pupuk dan biogas. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk bisa menjadi nilai jual dari kotoran tersebut. Pupuk dari kotoran hewan bisa dijual

ke masyarakat yang bekerja di ladang atau di kebun. Bagi pemilik hewan yang juga memiliki kebun, tentu �dak perlu lagi merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pupuk.

Pemanfaatan kotoran hewan lainnya yaitu untuk biogas. Biogas masuk dalam kategori sumber energi alterna�f. Peneli� di Direktorat Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Daru Mulyono memaparkan biogas dalam jurnal ilmiahnya. Kandungan zat-zat alami yang ada pada kotoran ternak digunakan untuk meme-nuhi kebutuhan energi.

Biogas merupakan campuran gas yang dihasil-kan dari proses perombakan kotoran ternak oleh mikroorganisme. Perombakan tersebut terjadi dalam proses anaerob atau kondisi tanpa oksigen. Proses terbentuknya biogas, terjadi selama berlangsungnya proses fermen-tasi bahan-bahan organik tersebut. Biogas da-pat dimanfaatkan untuk memasak, lampu penerangan, maupun keperluan lain yang membutuhkan energi.

Memang butuh usaha lebih dalam mengolah kotoran ternak. Namun jika dilihat dari segi manfaat akan jauh lebih baik ke�mbang dibiarkan terbuang. Selain baik untuk kese-hatan diri dan lingkungan, bisa juga menam-bah pundi-pundi rupiah. Jangan sampai 'ranjau darat' ini benar-benar menjadi ranjau yang bisa mengancam kesehatan masyarakat

doctorSHARE | 15

Page 16: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

ama Usman masuk dalam da�ar Npasien operasi mayor, saat Pelayanan Medis doctorSHARE di Desa Waya-

bula, Kec. Morotai Selatan Barat, Kab. Morotai, Maluku Utara. Pria berumur 55 tahun tersebut bukan penduduk asli Wayabula. Ditemani istrinya Usman datang dari Ibukota Kabupaten Morotai, Daruba. Kabar keberadaan layanan operasi gra�s diterima dari anaknya, seorang bidan di Puskesmas Wayabula.

Bapak dari empat anak itu sering mengeluh sakit pada bagian bawah perutnya. Sakitnya makin menjadi-jadi saat ia bekerja mengurus kebun. Keluhan tersebut pertama kali muncul pada 2014. Tak tahan dengan sakitnya, Usman bergegas memeriksa kesehatannya di rumah sakit. Usman di diagnosa menderita Hernia dan diharuskan menjalani operasi.

Saat divonis menderita Hernia, Usman �dak langsung mengiku� saran untuk menjalani op-erasi. Meskipun akhirnya Usman menjalani operasi juga pada 2017. Tim dokter operasi mayor doctorSHARE bertanya mengapa ia �-dak langsung operasi. Alasan Usman hanya satu yaitu takut dioperasi. “Waktu itu masih takut-takut dioperasi di rumah sakit, saya belum siap,” ucapnya.

Usman bukanlah satu-satunya pasien yang takut akan pemeriksaan medis. Selama �m

doctorSHARE di Wayabula, banyak masyarakat yang �dak datang saat hendak dioperasi, baik operasi besar ataupun operasi kecil. Tidak sedikit pula masyarakat yang sejak awal enggan datang memeriksakan kesehatannya. Kepala Puskesmas Wayabula, Wayyama Wa-bula membenarkan kondisi masyarakat ter-sebut.

“Mereka ngomongnya takut. Entah takutnya seper� apa saya juga kurang tahu begitu. Sebagian besar takut untuk berobat,” tutur Wayyama saat ditemui di Puskesmas Waya-bula.

Wayyama mengeluhkan kondisi tersebut, berkali-kali masyarakat dibujuk namun tetap sulit. Menurutnya masyarakat baru akan pergi berobat ke�ka sudah dalam keadaan sangat buruk. Apabila penyakitnya dianggap sudah parah, barulah masyarakat pergi memeriksa. “Nan� kalau sudah diambang maut baru mereka mau,” tambah Wayyama.

Hal senada juga diungkapkan oleh dokter spesialis bedah di RSUD Morotai, dr. Agung Sindu Pranoto, SpB. Menurutnya tantangan lebih besar saat membujuk masyarakat menjalani �ndakan operasi. Ketakutan kerap kali menjadi alasan utama untuk menunda bahkan menolak. Kejadian tersebut hampir

16 | doctorSHARE

RUMAH SAKIT APUNG

CIUT NYALIKALA PENGOBATAN

Usman Sehe mengaku gelisah saat �m Pelayanan Medis doctorSHARE hendak memeriksanya. Ketakutan kerap muncul saat dirinya hendak diperiksa oleh dokter. Sebelum diperiksa, Usman terlihat mondar-mandir di sekitar dermaga tempat RSA dr. Lie Dharmawan sandar. Sesekali ia melongok ke dalam melalui pintu kecil kapal. Seolah menilik apa yang sedang terjadi di dalam rumah sakit terapung tersebut.

Panji Arief Sumirat

Page 17: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

terjadi pada masyarakat di Kabupaten Moro-tai.

“Apabila ada kasus-kasus yang perlu �ndakan operasi, meskipun �m medis itu sudah edukasi untuk operasi tetap masyarakat itu cenderung menolak. Biasanya memang pasien datang dalam kondisi yang sudah parah, di situ baru mereka mau dioperasi,” kata dr. Agung.

Faktor Kepercayaan

Menurut dr. Agung minat masyarakat Morotai terhadap �ndakan operasi masih kurang. Selain faktor edukasi, faktor kebiasaan perihal kesehatan juga masih kuat. Tidak sedikit mas-yarakat yang masih percaya dengan pengo-batan tradisional. Kepercayaan tersebut ter-jadi secara turun-temurun hingga sampai saat ini. Sehingga beberapa desa di Morotai masih memegang teguh kepercayaan leluhur.

Dukun menjadi sosok yang dipercaya masya-rakat untuk menyembuhkan penyakit, bahkan membantu persalinan saat melahirkan. Ma-syarakat percaya selama masih disembuhkan di dukun, maka �dak perlu pergi ke dokter. Ob-at-obatan atau ramuan tradisional menjadi an-juran ke pasien dalam usaha menuju kesem-buhan.

Kepala Desa Wayabula, Alimin Mansur selalu

mengingatkan masyarakat untuk berobat ke Puskesmas. Ia melarang se�ap warganya pergi ke dukun, terlebih dalam urusan melahirkan. Se�ap warga yang hendak melahirkan harus pergi ke bidan desa. Sering waktu angka melahirkan di rumah dengan bantuan dukun terus menurun.

“Saya tekankan kepada masyarakat untuk �dak melahirkan di rumah, kalau ada kejadian kema�an bayi atau bahkan ibunya bagaimana. Jadi harus minta bantuan ke bidan desa,” tutur Alimin.

Satu-satunya cara mengatasi ketakutan masya-rakat akan pengobatan secara medis, menurut dr. Agung yaitu memberikan informasi yang detail bahkan sampai resiko terburuknya. Tugas seorang dokter selain membantu menyembuhkan adalah mengedukasi masya-rakat. Pengetahuan yang minim masyarakat akan kesehatan sangat berpengaruh.

“Hanya dengan cara tersebut masyarakat akan menger� dan mengubah pola pikirnya. Selain itu kita juga berani meyakinkan bahwa ini �ndakan yang aman, jika dilakukan sesuai dengan standar prosedur yang tepat,” tutup dr. Agung

doctorSHARE | 17

Page 18: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Pelayanan medis kali ini menerjunkan 14 relawan medis, �ga orang relawan non medis, dan lima orang kru kapal. Kegi-

atan yang bertajuk 'Membangun Indonesia Perifer Sehat' ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Ternate, Polair Polda Maluku Utara, dan Puskesmas Kecamatan Batang Dua.

Pelayanan berlangsung 16 hingga 19 Juli dalam bentuk pengobatan umum (250 pasien), Penyuluhan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih kepada pasien pengobatan umum, bedah minor (48 pasien), dan bedah mayor (8 pasien). Kebanyakan pasien berdo-misili di Pulau Mayau dan Pulau Tifure yang memiliki 6 kelurahan (Bido, Lelewi, Mayau, Pe-rum Bersatu, Tifure, dan Pantai Sagu). Wilayah tersebut hanya memiliki satu puskesmas induk dan �ga puskesmas pembantu.

Menurut data es�masi Kecamatan Pulau Batang Dua, Kota Ternate memiliki 2875 penduduk. Untuk saat ini hanya ada satu orang dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang melayani masyarakat di enam kelurahan yang terbagi di dua pulau tersebut. Sehingga dokter dan �m medis harus membagi tugas untuk melayani masyarakat yang terpisah jarak antar pulau.

18 | doctorSHARE

RUMAH SAKIT APUNG

PELAYANAN MEDIS doctorSHARE

DENGAN RSA dr. LIE DHARMAWAN

DI PULAU MAYAU,KOTA TERNATE,

MALUKU UTARA(15 - 22 JULI 2017)

Tim doctorSHARE melakukan pelayanan medis di Pulau Mayau, Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara dimulai pada Sabtu (15/7). Tim melanjutkan Perjalanan dari Ternate menuju Pulau Mayau dengan RSA dr. Lie Dharmawan selama 16 jam.

Devrila Muhamad Indra

transportasi dan sistem rujukan

terkadang menjadi kendala dan memberatkan

pasien

Page 19: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

“Segi transportasi dan sistem rujukan yang terkadang menjadi kendala, dan sangat memberatkan kepada pasien,” Ujar dr. Richard yang sudah dua tahun menjadi dokter PTT di Puskesmas Induk Kecamatan Batang Dua.

Kepala Puskesmas Kecamatan Batang Dua, Yulianus Belian Ali mengatakan, bahwa puskesmas induk ini diresmikan pada tahun 2008 yang sebelumnya berfungsi sebagai Puskesmas Pembantu Sulamadaha. Akses transportasi menjadi kendala serius. Terlebih bagi pasien yang harus dirujuk (�dak dapat ditangani di puskesmas ini) ke Ternate dengan transportasi dari Pelni yang hanya ada dua minggu sekali. “Pilihannya menyewa boat dengan harga 5 sampai 10 juta untuk perjalanan pulang pergi,” ungkapnya.

Secara keseluruhan kegiatan pelayanan medis di Pulau Mayau, Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara berjalan lancar berkat kerjasama yang baik dari pihak penyelenggara. Masyarakat juga terlihat sangat mengharapkan kedatangan �m kembali. Terbuk� dengan banyaknya jumlah warga yang mengantar �m doctorSHARE dengan lambaian tangan ke�ka meninggalkan Pulau Mayau.

“Pulau Mayau adalah tempat ideal untuk melakukan pelayanan medis doctorSHARE, mengingat fasilitas dari segi transportasi yang minim sehingga berpengaruh terhadap akses kesehatan masyarakat,” ucap dr. Cynthia selaku Koordinator Lapangan Pelayanan Medis doctorSHARE di Pulau Mayau

doctorSHARE | 19

Page 20: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

ari Bido, �m mengalami perjalanan Ddarat sejauh sembilan kilometer menggunakan truk dan mobil ambu-

lans milik puskesmas setempat.

Jalanan berlumpur dan bebatuan menjadi medan yang dilalui oleh �m. Ambulans yang digunakan sudah �dak indah dilihat, karena sudah habis dimakan korosi. Lantai mobil ambulan ini berlubang tepat diatas keempat bannya yang sedang berputar lincah. Atap ambulan bocor serta kaca-kaca yang pecah. Mungkin udara laut yang membuat ambulan ini cepat renta.

Sepanjang melakukan perjalanan ke wilayah pelosok di Timur Indonesia, rasanya baru kali ini menemukan tempat yang bebas asap rokok dan ada larangan minum minuman keras. Tempat tersebut adalah Kelurahan Bido dan Kelurahan Lelewi. Rokok dan minuman beralkohol biasanya mendarah daging di wilayah Maluku. Maka adanya desa tanpa rokok dan minuman beralkohol merupakan hal yang �dak biasa.

“Saya menetap di Bido sejak 1965 dan larangan merokok sudah diberlakukan,” Ujar Marinus Bilote, Ayah dari sembilan orang anak yang �nggal di Desa Bido.

Larangan yang berjalan efek�f ini diberlakukan oleh adat dan gereja. Bahkan Marinus mengatakan, bahwa dia �dak dapat menje-laskan sejak kapan larangan ini ada. “Yang jelas kakek, bapak, dan saya sendiri �dak merokok,” tutupnya.

Berbicara soal efek minuman keras sudah beberapa kali mengisi tulisan hasil reportase para relawan media doctorSHARE, ke�ka menghubungkan efek minuman keras dengan kecelakaan lalu lintas di Atambua, ternyata masyarakat di Desa Bido tahu betul akan efek nega�fnya. “Kalau pemuda di sini sampai mengenal minum-minum pas� akan ricuh,” kata salah satu warga desa Bido, Yutus.

Saat berkeliling di lingkungan Desa Bido, terlihat bangunan tertata rapih dan jalanan yang sudah dilapisi semen. Beberapa masya-rakat gemar berkumpul di depan rumah,

20 | doctorSHARE

RUMAH SAKIT APUNG

BEBAS ROKOKDAN ALKOHOL

DI PULAU MAYAUDevrila Muhamad Indra

Cuaca mendung terus menggantung sejak kedatangan Tim doctorSHARE di Pulau Mayau, Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara. Tim harus menggunakan speed boat untuk menuju Kelurahan Bido.

Page 21: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

bercengkrama dengan keluarga. Anak-anak usia remaja sedang asyik main bersama teman seusianya. Pohon-pohon menjulang sepanjang jalan membuat teduh suasana. Satu hal yang mencolok perha�an, yaitu �dak ada satupun sampah puntung rokok.

Guna menghabiskan rasa penasaran, se�ap warung-warung kecil disambangi. Pencarian dilakukan di Desa Bido ataupun Desa Lelewi. Arif, salah seorang anggota Polisi Air di Pulau Mayau yang menemani bersikukuh bahwa sulit menemukan warung yang menjual rokok. “Di sini �dak boleh merokok dan warung juga mungkin �dak menjual,” tutur Arif.

Ternyata benar, warung-warung yang disam-bangi sebenarnya �dak menjual rokok. Ada beberapa warung yang menjual, tetapi sudah kadaluwarsa sejak lima tahun lalu. Rokok yang dijajakan hanya untuk pendatang atau tamu yang berkunjung.

Kecamatan Batang Dua dengan enam kelura-hannya bisa jadi contoh. Dua dari enam kelu-rahan sudah menerapkan aturan larangan

merokok dan minum minuman keras. Sedang-kan empat kelurahan sisanya, Mayau, Perum Bersatu, Tifure, dan Pantai Sagu, baru mene-rapkan aturan tersebut di hari-hari tertentu. Perlahan tapi pas� peraturan �dak tertulis itu akan diterapkan secara merata.

“Baru dua kelurahan yang benar-benar bebas rokok dan minuman keras, selanjutnya kami akan terus mengusahakan agar semuanya terbebas rokok dan miras,” ucap dokter di Puskesmas Mayau, dr. Richard E. Kountul.

Masyarakat di Kecamatan Batang Dua juga mendapatkan keuntungan dari peraturan tersebut. Petugas di Puskesmas Mayau �dak hen�-hen�nya mengedukasi masyarakat akan bahaya merokok dan minuman keras. Se�dak-nya masyarakat di sini terlihat sehat, selain itu terpen�ng dapat menghemat pengeluaran keuangan.

Sejauh ini, �dak ada spanduk atau baligho yang berisi larangan merokok di Kecamatan Batang Dua. Aturan �dak tertulis terus berlaku dan �dak terlihat masyarakat yang melanggar. Pendeta di Gereja Kelurahan Bido, Ayubiyu mengatakan hukumannya hanya bersih-bersih kampung untuk pelanggaran merokok di wilayah ini. “Tapi masyarakat �dak mau melanggar karena biasanya sanksi teguran dan nasehat pun juga sudah cukup,” katanya.

Pemerintah Kota Ternate sebenarnya sudah mengatur larangan merokok. Melalui SK Walikota Nomor 28 Tahun 2014 kemudian menjadi Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur Kawasan Tanpa Rokok. Namun aturan ini belum berlaku secara merata karena kurangnya sosialisasi. “Saya �dak tahu peraturan tersebut, jika harus didenda 50 juta dan enam bulan penjara, tentu saya akan berhen�,” ujar salah seorang warga yang merokok di Kelurahan Mayau

doctorSHARE | 21

Page 22: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

RUMAH SAKIT APUNG

ahun 2017, RSA Nusa Waluya I melakukan Tpelayanan medis perdana di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Pelayanan medis

kali ini dilakukan di dua tempat secara ber-gan�an, yakni Kota Ranai dan Kecamatan Pulau Tiga. Kegiatan berlangsung dari tanggal 25 Juli hingga 1 Agustus 2017.

Pada pelayanan medis di Kabupaten Natuna, doctorSHARE menerjunkan 17 relawan medis,

�ga relawan non medis, dan delapan kru kapal RSA Nusa Waluya I. Jumlah keseluruhan ada 28 relawan yang ikut serta dalam kegiatan ini.

Tak kurang dari 207 pasien ditangani di RSA Nusa Waluya I. Pasien terbagi dalam kategori balai pengobatan 110 pasien, bedah minor 28 pasien, bedah mayor 15 pasien, dan pemeriksaan gigi 54 pasien. Layanan periksa gigi merupakan layanan baru dalam rangkaian pelayanan medis

PELAYANAN MEDIS PERDANA RUMAH SAKIT APUNG (RSA)

NUSA WALUYA ITAHUN 2017 (25 JULI – 1 AGUSTUS 2017)Jonathan Adrian

22 | doctorSHARE

Page 23: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

doctorSHARE selama ini. Tindakan yang dila-kukan berkaitan dengan pelayanan gigi adalah pencabutan gigi, penambalan gigi, dan kon-sultasi.

Tim doctorSHARE �ba di Ranai pada Selasa (25/7) siang hari. Esoknya, �m mulai membuka balai pengobatan untuk melakukan �ndakan umum dan pengecekan awal (screening) untuk pasien bedah mayor dan minor.

Pada Rabu (26/7) �m memutuskan untuk pindah ke Kecamatan Pulau Tiga. RSA Nusa Waluya I harus menempuh perjalanan selama sepuluh jam untuk �ba di Kecamatan Pulau Tiga. Di sana, �m bekerja sama dengan Kepala Puskesmas Pulau Tiga, dr. Muhammad Fadhil untuk menginformasikan dan mengumpulkan pasien.

Sebagian besar pasien berasal dari �ga pulau uta-ma di Pulau Tiga, yakni Sabang Mawang, Tanjung

doctorSHARE | 23

Batang, dan Teluk Labuh. Tak hanya itu, doctor-SHARE juga membagi �ga �m untuk datang melakukan pengecekan awal (screening) dan pengobatan di rumah warga pada masing-masing pulau tersebut.

“Kita bagi �ga �m untuk jemput bola ke rumah-rumah,” ujar Kordinator Lapangan Pelayanan Medis doctorSHARE di Kabupaten Natuna, Susa-nto.

Warga sendiri merasa sangat terbantu dengan kehadiran �m doctorSHARE di Kabupaten Natuna. Suradi (46) misalnya, merasa sangat terbantu dengan pelayanan gigi dan sunat yang dilakukan. Menurutnya, selama ini pelayanan sunat dan gigi memang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan lokal, hanya saja Suradi merasa berat dengan biaya yang harus dike-luarkan

Page 24: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

RUMAH SAKIT APUNG

erita dukun dan dokter di pinggir CIndonesia tak ada habisnya. Entah soal dukun yang bekerja sama dengan dokter,

atau dukun yang bersaing dengan dokter. Padahal keduanya sama-sama ingin menye-hatkan warga, tapi mau bagaimana, kalau sudah berkaitan dengan uang, urusan sehat pun jadi runyam.

Begitu juga kisah dukun dan dokter di Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Di sini, masyarakat masih percaya dengan dukun. Se�ap penyakit punya dukun yang berbeda. Penyakit yang berhubungan dengan suhu tubuh misalnya bisa datang ke dukun di pinggir der-maga. Penanganannya sederhana: air dibacakan doa dan semacam mantra, lalu diminumkan ke pasien. Hasilnya macam-macam.

“Ada yang merasa baikan, ada juga yang �dak,” ujar salah satu warga Pulau Tiga, Raja Harmizan.

Sementara untuk kasus anak, dukunnya berbeda. Seper�nya dukun sudah mengenal is�lah spe-sialis anak. Penyakit apapun, asal diderita oleh anak penanganannya serupa: dipijat.

“Masyarakat memang masih banyak percaya dukun,” ujar Kepala Puskesmas Kec. Pulau Tiga, dr. Muhammad Fadhil.

Pernah suatu ke�ka, ada seorang warga yang hamil. Dokter Fadhil datang memeriksa dan menduga sang ibu mengandung anak kembar. Sayangnya, Fadhil juga melihat ada gejala eklam-psia (sejenis masalah pada masa kehamilan yang dapat menyebabkan kejang). Ia menyarankan untuk lahir secara caesar (bedah).

Pagi hari saat �ba waktu bersalin, di rumah ibu hamil sudah ada empat dukun. Keempatnya menyarankan sang ibu �dak mengiku� saran dokter dan tetap melahirkan normal. Fadhil �dak diizinkan masuk oleh tuan rumah.

Alhasil, satu bayi meninggal sebelum berhasil dilahirkan. Sementara kondisi sang ibu sudah kejang-kejang. Melihat keadaan seper� itu, Fadhil mencoba membujuk kembali sang suami. “Ini sudah terlambat untuk bicara persalinan, sekarang fokus kita untuk menyelamatkan ibunya saja dulu!,” kata Fadhil

Alih-alih bersedia, sang suami malah menge-luarkan golok. Ia datang menghadapi Fadhil dan mengiznkannya menangani persalinan yang sudah setengah jalan itu dengan ancaman. “Kalau istri saya ma� di tangan dokter, dokter ju-ga ma� di tangan saya,” �ru Fadhil.

Mendengar ancaman itu, Fadhil takut. Ia

DILEMA DUKUN

DAN DOKTER

Jonathan Adrian

24 | doctorSHARE

Page 25: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

menghubungi tokoh masyarakat setempat untuk melindungi dirinya agar dapat menangani ibu hamil dengan tenang, bebas dari ancaman. Di penghujung hari, akhirnya sang ibu berhasil di-selamatkan. Satu bayi dilahirkan, hanya tak lama meninggal.

“Karena sempat kejang-kejang, ibunya juga jadi �dak normal, ada kelainan syaraf,” terang dokter asal Karawang, Jawa Barat ini.

Kepercayaan warga dengan dukun berhubungan dengan cara warga melihat penyakitnya. Muhammad Daud misalnya, sudah 20 tahun memiliki benjolan kecil di lututnya. Menurutnya ukuran benjolan itu berubah-ubah tergantung bulan. “Kalau bulan besar (purnama), dia (benjolan) besar, kalau bulan kecil, dia kecil,” tu-turnya

Kalau sudah begitu, air yang dijampi pun akan diterima sebagai obat. Beruntung prak�k yang dilakukan dukun di Pulau Tiga �dak melewa� batas seper� melakukan pembedahan dan semacamnya.

Hal lain yang membuat warga berobat ke dukun adalah biaya. Suradi misalnya, memandang biaya pengobatan dokter untuk gigi dan sunat masih mahal. Padahal, pengobatan di puskesmas

doctorSHARE | 25

sekarang sudah bisa gra�s.

Dokter Fadhil sendiri sudah mencoba berbagai pendekatan untuk “berdamai” dengan para dukun. Menurutnya, pada dasarnya dukun-du-kun ini takut kehilangan pekerjaan jika warga bergantung pada dokter. “Padahal kita �dak berniat menghilangkan pekerjaan mereka, kita hanya ingin menolong warga,” ucap Fadhil.

Pendekatan pertama yang dilakukan adalah menjadikan dukun sebagai mitra. Alih-alih memusnahkan keberadaan dukun, Fadhil dan �m memilih mengedukasi dukun dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan medis. Tujuannya agar dapat menangani pasien lebih akurat.

Fadhil juga menjadikan dukun sebagai gerbang pertama warga. Jika dukun merasa �dak bisa menangani, sang dukun harus mendatangkan �m medis dari puskesmas untuk membantu menangani.

Bagaimanapun, fokus utama keduanya haruslah menyehatkan warga. Jika masing-masing sudah fokus ke uang, pas� bertengkar. Tapi mau bagai-mana, untuk bisa melayani orang, terkadang diri sendiri harus sudah aman jasmani dan rohani, termasuk ekonomi

Page 26: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

RUMAH SAKIT APUNG

ngat kisah Pinokio si hidung panjang? Hidung Iserupa ternyata bisa terjadi di dunia nyata, namun dalam bentuk penyakit. Dalam is�lah

medis disebut Meningokel, yaitu kelainan lahir berupa penonjolan dari selaput otak. Posisi penonjolannya bisa di mana saja di bagian kepala, jika penonjolan terjadi di hidung, maka jadilah hidung seper� Pinokio.

Di Pulau Sedanau, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, ada warga yang mengidap penyakit hidung Pinokio ini. Namanya Masudi. Hidungnya sudah seper� itu sejak ia lahir. “awalnya kecil, lama-lama semakin besar,” tutur Masudi.

Sudah 25 tahun Masudi pasrah dengan hidung-nya. Mau bagaimana, ia sudah tanya ke fasilitas kesehatan terdekat, �dak ada yang mampu menangani. Dari dukun hingga dokter tak bisa membantu banyak.

Keadaan hidung Marsudi mengganggu penam-pilan dan penglihatannya. Masudi sulit melihat ke kiri dan kanan karena terhalang benjolan besar di hidungnya. Bahkan saat melihat lurus ke depan juga terganggu. Ukuran benjolannya sudah sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Pada 27 Juli 2017, Marsudi mendengar kabar dari

teman bahwa ada pengobatan gra�s di Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya I yang sedang berlabuh di Dermaga Pulau Tiga. Marsudi lantas �dak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Marsudi datang untuk pemeriksaan awal (scr-eening) sebelum operasi. Hasilnya, �m dokter menyatakan sanggup mengoperasi Marsudi di atas kapal rumah sakit tersebut.

Kisah Marsudi hanya satu dari 15 kisah pasien bedah mayor yang ditangani �m doctorSHARE di RSA Nusa Waluya I dalam pelayanan medis di Natuna. Selain Marsudi, ada Raja Muhammad Syah yang memiliki jari tak wajar. Jari-jari pada tangan kanan dan kiri Raja menempel.

Bocah sebelas tahun ini didiagnosis menderita Sindika�li atau kondisi jari tangan dempet.

KISAH “SI PINOKIO”HINGGA

“JARI ALIEN”DARI PULAU TIGA

Jonathan Adrian

26 | doctorSHARE

Page 27: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Jika diperha�kan sepintas, Raja hanya memiliki �ga jari pada masing-masing tangan yang menye-rupai tangan alien seper� digambarkan dalam film. Serupa dengan Masudi, kelainan yang diderita Raja merupakan kelainan bawan. Raja bersyukur masih bisa menulis dengan kondisi jari-jari seper� itu.

Beda Raja, beda lagi Dina Ardila. Ibu 26 tahun ini telah memelihara benjolan di pelipis mata kanannya selama belasan tahun. Benjolan ini �dak ia terima dari lahir.

Saat kecil, kepala Dina pernah terantuk dengan temannya. Tak lama benjolan muncul di pelipis mata kanannya. Alih-alih mengecil, benjolan jus-tru semakin menjadi-jadi. Menurut dr. Lie Dharmawan penyakit yang diderita Dina adalah Hemangioma. “Benjolan di pelipis ibu itu adalah

doctorSHARE | 27

tumor pembuluh darah,” ucap dr. Lie Dhar-mawan.

Pada 29 Juli 2017, Raja, Masudi, Dina, beserta satu pasien lainnya menjalani proses operasi mayor di RSA Nusa Waluya I. Proses operasi keempat pasien tersebut berjalan dengan lancar. Tim dokter memperbolehkan mereka pulang ke rumah setelah operasi. Sehingga �dak ada pasien yang perlu bermalam di rumah sakit apung.

Pihak keluarga dan pasien mengucapkan terima kasih pada �m doctorSHARE. Proses penanganan cepat dan dirasa mudah. “Prosesnya mudah, �dak ada persyaratan,” ujar Raja Harmizah ayah dari Raja Muhammad

Page 28: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

STATISTIK

28 | doctorSHARE

doctorSHARE menjelajah seluruh wilayah Indonesiasebagai mitra Pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia di daerah terpencil

Page 29: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Titik Merah menunjukan tempat pelayanan medis tim doctorSHARE

selama tahun 2009 s/d 2017

doctorSHARE | 29

Page 30: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

STATISTIK

30 | doctorSHARE

1. Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua (22-25 Februari 2017)

2. Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua (9 Mei 2017)

3. Pulau Yarsun, Distrik Bonggo Barat, Kabupaten Sarmi, Papua (11-15 Mei 2017)

4. Pulau Mbromsi, Distrik Aimando, Kabupaten Biak Numfor, Papua (19-24 Mei 2017)

5. Desa Wayabula, Kabupaten Morotai, Maluku Utara (12-19 Juni 2017)

RSA dr. Lie Dharmawan

7

Page 31: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

doctorSHARE | 31

6. Pulau Mayau, Kecamatan Batangdua, Kota Ternate, Maluku Utara (15-22 Juli 2017)

7. Kota Ranai dan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (25 Juli – 1 Agustus 2017)

8. Pulau Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku (6-10 September 2017)

9. Distrik Biandoga, Kabupaten Intan Jaya, Papua (6-12 September 2017)

10. Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku (Oktober 2017)

6

23

19

Nusa Waluya I

10

4

8

5

Page 32: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

emilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabu-Ppaten Intan Jaya, Papua, yang dilaksana-kan di Distrik Sugapa pada 15 Februari

2017, ternyata menuai konflik antara para pen-dukung pasangan calon. Konflik ini menyebabkan keputusan final pemenang Pilkada belum juga diumumkan hingga �m Flying Doctors datang ke lokasi ini. Konflik berujung pada per�kaian fisik antar pendukung pasangan calon hingga menimbulkan korban jiwa.

Selama di Sugapa, �m medis Flying Doctors menangani dua pasien yang datang ke tempat �m menginap. Tim melakukan pertolongan pertama dan melayani mereka semaksimal mungkin. Tim juga sempat menengok keadaan sejumlah pasien di Puskesmas Sugapa. Dokter bedah �m doctorSHARE yaitu dr. San� mem-bantu dokter lokal puskesmas dalam menangani beberapa pasien darurat yang memerlukan pertolongan.

25 Februari 2017, saat pesawat sudah dapat mendarat di Bandara Bilorai, Sugapa, �m kembali ke Nabire. Karena pesawat tujuan Nabire penuh, akhirnya �m menumpang pesawat Dimonim Air menuju Moanamani. Dari Moanamani, �m mengendarai mobil sewaan menuju Nabire dengan waktu tempuh tujuh jam. Keesokan harinya, �m kembali ke Jakarta.

Sesuai visi-misi dan nilai-nilai yang doctorSHARE anut, �m tetap berkomitmen untuk berdiri pada jalur kemanusiaan yang netral dan independen. Kami berharap agar situasi konflik dapat ter-tangani dengan baik dan seluruh pihak yang terlibat berdamai sehingga kelak mempermudah ak�vitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat pegunungan Papua yang selama ini kesulitan mengaksesnya, termasuk yang dilakukan oleh �m Flying Doctors doctorSHARE

FLYING DOCTORS SUGAPA,DI KABUPATEN INTAN JAYA

(22-25 FEBRUARI 2017)Oleh: dr. Herliana E. Yusuf (Koordinator Dokter Terbang)

32 | doctorSHARE

Page 33: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

DOKTER TERBANG

doctorSHARE | 33

Dor. Dor. Dor.

unyi senapan meletup memecah suara Bhening di sebuah lembah. Kepulan asap hitam mengepul hingga ke langit. Mama-

mama dan beberapa anak kecil keluar rumah dan menengok di sela pagar kayu. Melihat dari kejauhan sebuah perang kecil akibat konflik poli�k lokal yang memanas. Tak jelas dari mana asal bunyi senapan yang meletup. Pun begitu juga dengan asal kepulan asap. Rumah siapa dan pihak mana yang membakar. Suasana terasa mencekam.

Tiba-�ba beberapa pemuda membopong salah satu warga yang terluka di bagian dada kirinya. Nafasnya tersenggal-senggal.

“Jantung rasa mau lepas. Ya Tuhan sakit sekali,” kata seorang pemuda sambil meringgis menahan rasa sakit. Bolong luka tampak terbuka pada bagian dada kirinya. Pemuda itu kesulitan untuk bernafas.

“Kasih baring. Berapa nadi RR-nya? ( Respira�on Rate atau Frekuensi Pernafasan),” kata dokter San� Yuanita, ahli bedah dari Jayapura. Dokter Reynaldo memeriksa tanda vital si korban.

“Panahnya sudah dicabut?”

“Sudah,dok,” kata pemuda lainnya.

“Tenang dulu. Saya bersihkan dulu, lukanya!,” kata dokter San�. Dokter Herli langsung menyiapkan lembar laporan untuk menuliskan iden�tas si pemuda yang terluka itu. Salah satu keluarganya langsung membubuhkan tanda tangan pada laporan �ndakan.

Dokter San� meraba bagian lubang luka dengan jarinya. Memas�kan �dak ada benda yang ter�nggal di dalam dada. Dahinya mengernyit. Namun, ia masih kesulitan meraba dan meng-ukur seberapa parah luka di bagian dalam. Si pemuda meringgis menahan rasa sakit. Bebe-rapa cairan pereda sakit langsung disun�kkan dibagian dada. Dokter Reynaldo dan perawat Mulhendra sibuk menyiapkan jahitan.

“Kita mau pasang selang di dada kiri supaya kurangi sesaknya. Keluarga setujukah? Kalau setuju bapak tanda tangan surat persetujuan,” kata dokter San� menjelaskan pada keluarga si pemuda.

Selang terpasang. Pasien bisa bernafas lebih teratur. Ia duduk dengan tenang dan melahap nasi plus mie instan pemberian tetangga rumah.

Tak lama datang korban baru. Dua orang

LUKA MEREKA ADALAH

LUKA KAMIAhmad Yunus Awaludin

Terjebak dalam perang kota. Dua kelompok berbasis

suku saling melepas anak panah. Demi kepen�ngan poli�k menjelang putusan

akhir pemenangan kepala daerah. Potret demokrasi di puncak Sugapa,

Intan Jaya, Papua.

Page 34: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

membopong si korban. Bagian kakinya berdarah.

“Kenapa ini?,” kata perawat Mulhendra.

“Kena tembak,dok,” jawab si pembopong. Korban diam menahan rasa sakit. Tampak dua lubang kecil pada bagian kaki kirinya Mulhendra segera mengambil perban dan betadhine. Lalu menjahitnya.

“Ada pelurunya?,” tanya dokter San�.

“Tidak ada,” balas perawat Mulhendra.

Beberapa warga berkumpul melihat proses �ndakan dari �m medis doctorSHARE. Mereka mengajak turun ke lapangan untuk mengoba� korban lainnya. Kondisi ini memberi pilihan yang sulit bagi kami. Pertama, saat di lapangan kita �dak tahu persis bagaimana peta akar masalah yang terjadi. Kedua, �dak ada jaminan keaman-an. Ke�ga, pemerintah seharusnya siap dengan reaksi dari pilkada ini. Baik dari sisi keamanan hingga persiapan �m medis. Keempat, sulit untuk mencari tempat netral dimana korban dari masing-masing kelompok bisa terlayani.

Sugapa memang sudah memiliki satu puskes-mas. Ada dua dokter dan beberapa perawat. Lokasinya persis dekat lapangan pasar Sugapa. Saat konflik berlangsung tak ada kontak dan kabar seberapa gen�ng mereka menangani korban. Permintaan perorangan dari warga juga sulit kami penuhi. Dan bisa jadi hanya memenuhi satu permintaan kelompok saja. Dan bukan mus-tahil justru kelompok lain memicu kecemburuan dan kemarahan. Sekalipun dalam ha� dan rasa kemanusiaan kami sudah mendidih ingin membantu para korban. Siapapun mereka.

Peris�wa sengkarut pilkada di Intan Jaya ini diluar dugaan kami. Rencananya agenda kami hanya melayani pelayanan medis di Hulagupa. Satu wilayah distrik yang ditempuh sekitar �ga jam melalui ojek sepeda motor dari Sugapa. Saat konflik, ojek yang kebanyakan pendatang, �dak berani melayani permintaan. Mereka memilih untuk diam bersama keluarga dan menghindari dari konflik.

Di sisi lain, peralatan dan logis�k obat-obatan kami pun terbatas. Dan �dak diperuntukkan untuk pengobatan korban konflik.

Hari itu, 25 Februari 2017, masyarakat masih menunggu hasil akhir putusan pleno dari KPU Intan Jaya mengenai pemilihan kepala daerah Intan Jaya.

Pengumunan resmi belum muncul. Namun desas desus hasil suara akhir sudah beredar dari satu mulut ke mulut lainnya. Desas desus ini mem-buat kelompok pendukung berbasis suku mulai berkumpul di jalanan. Jalan-jalan dipalang kayu balok. Orang �dak boleh keluar dari kota. Bandara perin�s Sugapa ditutup untuk pener-bangan apapun. Sugapa terisolir dari kontak luar.

Intan Jaya dihuni oleh warga dari Suku Moni dan Suku Dani. Dua suku mayoritas yang berada di wilayah pegunungan Papua. Dua suku ini sering terlibat dalam konflik. Penyebabnya macam-macam. Mulai dari urusan perempuan, perke-lahian anak muda hingga urusan poli�k seper� pilkada. Se�ap kali berkonflik dijawab dengan kekerasan. Dan diselesaikan secara adat tanpa ada penyelesaian hukum.

Untuk pertama kalinya kami melihat prak�k demokrasi yang berjalan di Intan Jaya. Sebuah wilayah baru hasil pemekaran dari kabupaten sebelumnya, Paniai. Kami hendak melakukan pelayanan medis di Hulagupa. Namun, kejadian ini memaksa kami untuk �dak melanjutkan pelayanan medis.

“Suasana belum aman. Tak ada ojek yang mau mengantar,” kata Noga, seorang warga yang biasa mendampingi kami di lapangan.

Kami memilih untuk �nggal di rumah dinas milik petugas bandara yang letaknya berdekatan dengan bandara perin�s Sugapa. Rumah ini cukup aman dari amukan massa yang terlibat konflik. Dari sini kami hanya mampu memantau dari kejauhan. Menunggu konflik reda. Memahami konflik di Papua memang �dak mudah. Sekalipun kami sudah beberapa kali berkunjung ke wilayah pedesaan.

34 | doctorSHARE

Page 35: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Dan melakukan pelayanan medis kepada warganya. Di lapangan, Papua memang miskin pelayanan publik. Puskesmas dan tenaga kesehatannya terbatas. Sekolah dihuni tanpa guru. Hingga persoalan infrastruktur. Dan harga kebutuhan yang selangit.

Keterbatasan ini menjadi bagian hidup dari keseharian warga Papua di pegunungan. Tak salah jika warga berharap, otonomi khusus yang berjalan di Papua, menjadi jalan keadilan dan peningkatan kesejahteraan warganya.

Namun, tak mudah mewujudkan harapan dan mimpi di tengah keterbatasan ini. Pemerintahan daerah harus bekerja keras agar program pembangunannya tepat sasaran dan adil bagi siapapun. Tanpa pandang bulu mereka datang dari kelompok suku apapun. Mereka harus bisa merancang prioritas pembangunan. Selama itu �dak terjadi, sulit untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

Saat konflik mulai mereda, akhirnya kami mem-beranikan diri untuk melihat korban yang dirawat di puskesmas. Kami diantar oleh petugas ban-dara, Ramli. Di ruang rawat, terlihat lima pasien. Empat orang terluka di bagian leher. Dan satu terluka di bagian punggung telapak kakinya. Kami hanya sanggup menjahit dan menggan� perban. Dan merekomendasikan pada petugas untuk

dibawa ke rumah sakit di Nabire maupun Jayapura.

“Saya ingin bantu di puskesmas itu. Tapi saya ragu �dak ada jaminan keamanan. Ini dilema,” kata dokter San�.

Sedih melihat kekacauan di Sugapa yang seharusnya �dak terjadi. Konflik ini jika dibiarkan terus menurus justru akan mengancam per-soalan yang lebih dalam dan serius lagi. Dan korban terbesarnya adalah masyarakat sendiri. Mereka �dak hanya kehilangan keluarga dan harta benda. Tapi kehilangan perdamaian dan kepercayaan. Warga dihinggapi rasa takut yang justru membuat mereka semakin miskin dan ter�nggal.

Bagi kami, konflik ini adalah pembelajaran yang sangat berharga untuk melihat Papua lebih dalam lagi. Lebih serius lagi. Bahwa konflik dan akar kekerasan adalah salah satu persoalan serius di Bumi Cendrawasih ini. Peris�wa ini juga membuka ha� nurani kami untuk jauh lebih peduli pada Papua.

Luka mereka juga luka kami

doctorSHARE | 35

DOKTER TERBANG

Page 36: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Proses perpindahan pasien di Distrik Bonggo Barat, Kabupaten Sarmi, Papua. Tidak adanya dermaga membuat RSA dr. Lie Dharmawan �dak bisa bersandar. Speed boat menjadi alat transportasi dari dan menuju daratan. Foto: Aflah Satriadi

Page 37: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:
Page 38: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Kelahiran bayi di RSA dr. Lie Dharmawan saat pelayanan medis. Bayi dengan berat 2.200 gram ini merupakan satu dari �ga bayi yang lahir saat pelayanan medis di Desa Wayabula, Morotai, Maluku Utara. Foto: Panji Arief Sumirat

Page 39: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:
Page 40: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Anak-anak di Pulau Mayau, Kota Ternate, Maluku Utara. Sejumlah anak-anak menghampiri RSA dr. Lie Dharmawan setelah kegiatan pelayanan medis selesai. Sebagian anak-anak berenang di sekitar kapal, sebagian lagi bermain di geladak RSA dr. Lie Dharmawan. Foto: Heru Purnawan Ja� Wibowo

Page 41: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:
Page 42: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

aya berpikir, apa salahnya apabila ada Swaktu luang kita pakai untuk menolong sesama? Apalagi jika di�lik lagi dari

tujuan saya menjadi dokter adalah untuk menolong orang susah. Saya kemudian bergabung dengan doctorSHARE sejak Okto-ber 2014. doctorSHARE memiliki konsep hospital ship yang sangat menarik bagi saya.

Awalnya alasan utama saya bergabung doctor-SHARE karena memang terdapat gap waktu, saat sudah lulus ujian dan keberangkatan wajib kerja ke daerah yang lebih dikenal dengan is�lah internship. Saat itu saya baru lulus dari Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan pada 2014.

Singkat cerita, saya pun pergi ke kantor doctorSHARE di Kemayoran, pekerjaan per-tama saya adalah menyor�r obat di gudang. Karena kala itu memang semua anggota sedang sibuk untuk mempersiapkan pelayanan medis masing-masing, sehingga yang dapat saya bantu hanya dari segi persiapan obat-obatan saja.

Pekerjaan yang sama sekali �dak ada dokter-dokternya. Tapi saya berpikir, jika saya �dak ke kantor doctorSHARE pun, saya juga �dak

produk�f. Minimal jika ke kantor, ada yang bisa terbantu dengan tenaga saya.

Saya ingat sekali pada saat menjelang pelayan-an medis perdana dengan doctorSHARE di Jambi pada 2014, saya ditunjuk menjadi koordinator Balai Pengobatan. Panik? Jelas. Banyak sekali yang berkecamuk dalam pikiran saya, misalnya, pengalaman turun lapangan nihil, masih anak baru, dan segala macamnya. Tapi memang segala sesuatu apabila dijalani dengan ha� yang tulus maka buahnya pun akan manis.

Pelayanan medis berjalan dengan lancar dan mendapatkan banyak sekali pengalaman, mulai dari bedah minor, exposure ke pasien, dan lain-lain. Hal itu mengubah pandangan hidup saya bahwa dokter itu �dak melulu menyembuhkan pasien hanya berdasarkan �ndakan dan obat saja. Banyak pasien yang sebetulnya ke�ka kita mengajak mereka ngobrol, setengah penyakitnya sebenarnya sudah sembuh. Hal inilah yang membuat saya ketagihan untuk terus melakukan pelayanan bersama doctorSHARE.

Sampai sekarang, untuk pelayanan medis di luar Jakarta, pelayanan yang paling berkesan

42 | doctorSHARE

GORESAN RELAWAN

“A Tree is known by its fruit; a man by his deeds. A good deed is never lost. He who

sows courtesy reaps friendship; and he who plants kindness gathers love.”

DOKTER: SEBUAH PROFESI

ATAU PANGGILAN HIDUP?dr. Cynthia Chris�ne Jonachan (Relawan Medis doctorSHARE)

Page 43: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

adalah pelayanan medis ke Pulau Mayau, Ternate, yang merupakan pelayanan saya yang ke-5 bersama dengan doctorSHARE. Pada pe-layanan kali ini saya ditunjuk menjadi Koor-dinator Lapangan.

Pelayanan medis kali ini bisa dibilang berbeda dengan pelayanan-pelayanan yang sebelum-nya, karena kali ini saya dengan seluruh �m naik Kapal Bahenol dari Ternate untuk men-capai masyarakat Pulau Mayau, dimana per-jalanan tersebut memakan waktu kurang lebih 16 jam. Permasalahan kesehatan masyarakat di Pulau Mayau sebenarnya kurang lebih sama dengan kebanyakan penduduk Indonesia lainnya. Perbedaaannya adalah akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Masyarakat Mayau harus menunggu minimal dua minggu untuk dapat pergi ke kota yang memiliki fasilitas yang lebih baik. Jika ada kasus darurat, harus mencari jalan sendiri, dengan biaya yang �dak sedikit juga. Belum lagi ditambah dengan keadaan perairan Maluku yang terkenal ganas dan banyak memakan korban.

Kebetulan saya dan �m terkena musibah yang hampir atau bisa dibilang sangat dekat dengan

maut. Pada saat perjalanan pulang, kapal kami diterpa badai gelombang laut se�nggi lima hingga enam meter, kami terombang-ambing di tengah laut kurang lebih enam jam, mesin pompa kapal �dak kuat menahan debit air yang begitu banyak sampai akhirnya ma� dan kapal mulai pelan-pelan kemasukan air, meski-pun mesin kapal masih bisa jalan.

Sampai pada akhirnya kami diselamatkan oleh kapal MV. Great Song, kapal yang berbasis di Hong Kong yang kebetulan lewat di perairan Indonesia, dan pada akhirnya dijemput oleh Basarnas dan Polair kembali ke Kota Ternate. Saya merasa sangat bersyukur dan beruntung, masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan dan masih bisa melayani masyarakat.

Saya percaya bahwa jika kita menanam buah kebajikan maka kebajikan pula yang akan kita terima. Pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan ke�ka melayani bersama doctor-SHARE menjadi bekal saya dalam prak�k kehidupan sehari-hari saya, baik sebagai dokter ataupun masyarakat umum

doctorSHARE | 43

Page 44: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

“Bahwa terjun menjadi profesi kesehatan itu harus mengesampingkan keuntungan pr ibadi , bahwa menjadi pelayan kesehatan lebih dari sekadar pekerjaan keprofesian. Menjadi bagian dari doctorSHARE, menjadi sebuah senyum bagi mereka yang terpinggirkan karena demografi."

erkenalkan nama saya Stanley Saputra, PApt. Saya adalah seorang apoteker yang lulus tahun 2015 lalu dari Universitas

Pancasila. Dari kecil saya memang sudah memiliki minat untuk terjun dalam dunia sosial. Singkat cerita selesai studi keprofesian, saya mulai mencari peluang dimana saya bisa mengabdi.

Cukup kagum dengan sosok dr. Lie Dharmawan melalui percakapannya di Kick Andy, namun kala itu saya �dak berpikir untuk bergabung. Saat bekerja di kantor gubernur, saya keda-tangan teman magang yang menjadi relawan di doctorSHARE. Ia bercerita bagaimana yayasan non-profit ini telah memberikan se-nyum bagi keluarga-keluarga kita di pulau terluar Indonesia, dan bagaimana yayasan ini menjadi perpanjangan tangan Yang Maha Kuasa.

Tanpa berpikir panjang saya menda�arkan diri menjadi relawan dan setelah melalui beberapa rangkaian proses, saya memulai perjalanan pertama saya di Pulau Morotai, Maluku Utara pada Juni lalu.

Pulau Morotai, Pulau Mayau, dan Banda Neira. Sedikit dari banyak pulau terasingkan oleh luasnya lautan yang pernah saya kunjungi. Menjadi penanggung jawab apotek dan kali

pertama menjadi koordinator balai pengo-batan, membukakan mata saya akan begitu bermanfaatnya menjadi tenaga kesehatan, apapun itu profesinya.

Walau baru menempuh �ga lokasi pelayanan medis, namun banyak menambah kenangan manis. Tiap lokasi memiliki cerita sendiri, dan Morotai manjadi pengalaman perdana. Meski perjalanan ditempuh seharian, pelayanan dimulai pagi hingga malam tanpa hen�, ha� terenyuh melihat bayi yang berhasil dilahirkan melalui operasi caesar, ke�ka kondisi ibu dan bayi tengah di ujung tanduk karena Ruptur Uteri. Ibu dan bayi berhasil selamat karena terdeteksi lebih awal, saat skrining kehamilan dengan USG waktu kapal memulai kegiatan.

Lain ceritanya di Pulau Mayau, kenangan me-miliki �m yang sangat solid dan suppor�f terus berbekas di ha�. Kala itu setelah melalui hari-hari di Mayau dan kapal akan segera bertolak kembali ke Ternate, kapal mengalami musibah karena badai kencang menerpa kapal. Badai yang terus menderu, menyebabkan pompa tak mampu mengeluarkan air yang masuk. Satu pompa ma�, pompa lain juga ikut ma�.

Kami mulai berkumpul di atas dek, meman-jatkan doa, berpegang tangan. Di langit mulai terlihat mercon, namun sayang nihil respon.

44 | doctorSHARE

GORESAN RELAWAN

BERTARUH NYAWASI SENYUMANFAKIR

Stanley Saputra (Relawan Medis doctorSHARE)

Page 45: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Telepon satel i t terus didayagunakan, menghubungi bantuan dari Ternate hingga Jakarta. Berjam-jam kami dihadang ombak. Kapal mencoba melaju, namun ombak terlalu liar.

Asa mulai muncul ke�ka, radio mulai direspon oleh kapal kargo berbendera Hong Kong. Akhirnya kami selamat. Tak ada yang panik, tak ada yang saling menyalahkan satu sama lain kala itu. Semua saling bantu, walau jalan terlihat buntu.

Terlalu berkesan untuk diceritakan, namun mungkin cukup menarik ha� dalam bentuk narasi. Ikut doctorSHARE benar-benar mem-buka pikiran saya, baik dalam melihat realita kondisi kesehatan di Indonesia �mur, maupun dalam �m sendiri. Saya kembali mengingat kembali basis dari seorang tenaga kesehatan. Berada dalam �m medis, saling berintegrasi dan saling membantu satu sama lain.

Tidak ada barrier antara profesi satu dengan yang lainnya, begitupula dengan kearogansian. Pandangan ini sama sekali �dak saya dapatkan saat bekerja di rumah sakit dulu, dan menurut saya nilai inilah yang pertama kali saya dapat ke�ka bergabung dengan doctorSHARE.

Melihat lebih mendalam sisi Indonesia yang lain. Pengalaman pertama ikut terjun pelayan-an di daerah terpencil mengarahkan saya terhadap pandangan lain tentang profil kesehatan setempat. Tidak diperlukan data-data dari badan riset atau dinas kesehatan untuk mengelaborasikan fasilitas kesehatan dan kondisi kesehatan penduduk yang sangat pelik. Warga harus menempuh perjalanan laut berjam-jam untuk ke rumah sakit terdekat, puskesmas setempat �dak memiliki fasilitas yang cukup serta tenaga kesehatan yang sangat minim.

Sering berkutat dengan masalah kesehatan di Jakarta, dan saat terjun pada sisi Indonesia �mur mengetahui bahwa perkembangan fasilitas kesehatan di sana perlu di�ngkatkan. Disitulah doctorSHARE berada, mengisi keko-songan sistem kesehatan. Bukan menyalahkan pemerintah, namun justru menyokong peme-rintah. Bukan sekedar padai beretorika, namun bisu aksi. Namun bisu suara jamak perbuatan. Indonesia maju bukan hanya tugas pemerin-tah, namun tugas kita semua

doctorSHARE | 45

Page 46: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

uote inilah yang pertama kali mem-Qbawa saya lebih dalam di pelayanan doctorSHARE yang akhirnya mengu-

bah paradigma hidup saya sebagai salah satu relawan. Perkenalkan, saya Maltha Anatasha, seseorang yang dari dulu selalu bermimpi ingin mengenyam pendidikan medis dan akhirnya meskipun �dak jadi dokter, berhasil menjadi medical technologist yang dengan susah payah dikejar di negeri kangguru, Australia.

Cerita tentang dokter gila sebutan dari dr. Lie Dharmawan sebenarnya sudah �dak asing lagi di telinga saya. Cerita ini sudah sangat populer melalui acara Kick Andy yang �dak sengaja saya nonton. Namun, menjadi bagian di dalamnya sejujurnya �dak pernah terlintas di bayangan saya. Menurut saya dr. Lie terlalu jauh untuk dijangkau.

Sampai suatu hari pada November 2015 salah seorang teman baik saya memperkenalkan proyek Rumah Sakit Apung (RSA) ke�ga doctorSHARE yang diharapkan akan di luncur-kan di tahun 2018. Well, the rest is history. Saya memutuskan saat itu juga untuk membantu

pengumpulan dana untuk RSA ke�ga dan keputusan itu adalah salah satu keputusan terbaik di hidup saya.

Satu tahun perjalanan membantu mengum-pulkan dana untuk pembangunan RSA ke�ga, ketua team kami, Julia Tan berkata “You have to go to the medical mission! Only then you can feel the difference and see the people we'll ser-ve in Maluku!” Karena bertepatan waktunya (saya kebetulan saja baru pindah kerja dan bisa liburan) saya memutuskan untuk mencoba mengiku� pengalaman yang mengubah hidup ini dan bergabung di pelayanan medis doctor-SHARE ke Desa Wayabula, Morotai, Maluku Utara.

Awalnya sebagai non-dokter saya cukup khawa�r saya �dak dapat berkontribusi apa-apa, namun ternyata itu sama sekali salah. Semua anggota relawan tanpa terkecuali sangat membantu di pelayanan medis! Selama pelayanan medis, saya membantu pendataan para pasien yang super banyak, kalau �dak membantu pas� akan membuat kewalahan

46 | doctorSHARE

GORESAN RELAWAN

“ I alone cannot change the world, but I can cast a stone across the

waters to create many ripples”

- Mother Theresa

KONTRIBUSI UNTUK BANGSA

Maltha Anatasha (Relawan doctorSHARE)

Page 47: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

para dokter yang harus fokus di prosedur operasi. Selain itu, banyak hal yang saya lihat di pelayanan ini yang �dak akan pernah saya dapatkan di Jakarta.

Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan di Jakarta dan di tengah keluarga middle class, hidup tanpa gadget dan kesederhanaan sa-ngatlah sulit. Ditambah lagi sebagai perem-puan saya dibesarkan untuk belajar mempu-nyai kemampuan sendiri, bermimpi se�nggi-�ngginya dan mengejar mimpi saya sekalipun saya perempuan.

Di sisi �mur Indonesia, saya melihat banyaknya perempuan di area Morotai yang menikah dini dibawah 18 tahun dan bahkan sudah mem-punyai anak. Bisa dibayangkan, kita hanya terpisah enam jam dengan pesawat tapi bisa dibesarkan dengan cara yang sangat berbeda. Itu membuka mata saya mengenai pen�ngnya edukasi bagi perempuan.

Perempuan dengan edukasi baik akan melahirkan anak yang teredukasi dengan baik, anak yang teredukasi dengan baik akan

tumbuh menjadi kontributor negara yang baik, kontributor negara yang baik akan mengubah negaranya. Tapi tentunya tanpa kesempatan akses kesehatan yang baik, para perempuan ini pun mungkin akan kehilangan kesempatan membesarkan atau bahkan melahirkan anak yang sehat. Disinilah dimana saya melihat doctorSHARE telah menjadi penolong untuk kelahiran generasi baik bangsa.

Tidak hanya pelayanan medis yang dibawa oleh doctorSHARE, saya melihat bagaimana banyak yang masih perlu di kontribusikan di area-area terpencil Indonesia dan tentunya, saya �dak akan bosan untuk ikut kembali dan membantu memberikan kontribusi yang diperlukan oleh doctorSHARE.

Salam terakhir, �dak akan pernah ada peru-bahan jika hanya ada satu orang yang bekerja, namun kita semua dapat memulai perubahan itu bersama untuk membuat our own ripples of change. Selamat berkontribusi untuk bangsa!

doctorSHARE | 47

Page 48: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

ahun 2014 saya pernah mendapat Ttantangan dari teman-teman perem-puan saya untuk menonton video

proses melahirkan di media sosial Youtube. Saya lupa topik apa yang kami bicarakan saat itu. Tantangan itu meluncur begitu saja dari salah satu teman saya yang bernama Ririn. Kini Ririn sedang melanjutkan kuliah magister di Sekolah Bisnis dan Manajemen Ins�tut Teknologi Bandung.

Kata cewek-cewek ini, menonton video proses melahirkan akan membuat saya lebih meng-horma� perjuangan ibu. Dengan penuh peng-hayatan, teman-teman saya ini menggam-barkan bagaimana perjuangan dan rasa sakit yang ibu alami saat mengeluarkan manusia baru ke dunia. Sontak saya menolak tantangan itu. Jelas alasannya adalah takut. Gambaran rasa sakit berhasil mempengaruhi pikiran saya.

Dua tahun berselang, tepatnya 17-26 Juli 2016, saya terlibat dalam pelayanan medis ke Pulau Doi, Halmahera Utara bersama �m relawan doctorSHARE. Karena saya lulusan Jurnalis�k Fikom Unpad, saya berperan sebagai �m media bukan sebagai �m medis. Tugas saya adalah meliput dan mendokumentasikan peris�wa-peris�wa selama pelayanan medis.

Peris�wa unik bagi saya dalam pelayanan medis ke Pulau Doi adalah dua operasi kela-hiran sesar. Saya menyaksikan dan mendo-

kumentasikan dua operasi tersebut secara la-ngsung. Rasanya seper� jawaban atas tan-tangan teman-teman saya dua tahun sebe-lumnya. Saya menyaksikan proses melahirkan secara langsung, bukan lewat video.

Dua pasien operasi sesar tersebut adalah Raodah Ali dan Kar�na Djikan. Kondisi keha-milan kedua ibu ini sangat serius. Raodah mengalami posisi janin melintang atau sung-sang dengan kepala bayi belum menghadap ke bawah. Normalnya, bayi lahir dalam kondisi kepala keluar terlebih dahulu kemudian diiku� badan dan kaki. Posisi janin sungsang atau melintang membuat Raodah harus menjalani operasi sesar.

Bayi Raodah diberi nama Dani Dharmawan. 'Dani' merupakan gabungan dua nama dokter yang menangani operasi sesar, yaitu dr. David E. Tantry, Sp.OG dan dr. Nidia Limarga. Sedangkan 'Dharmawan' diambil dari nama kapal tempat si bayi dilahirkan sekaligus nama belakang pendiri doctorSHARE.

Sedangkan kehamilan Kar�na Djikan adalah kehamilan ke-10 di umur 44 tahun. Saat diperiksa pada 22 Juli 2016, Kar�na diketahui sudah mengalami pecah ketuban dua hari sebelumnya. Dokter yang menangani kasus Kar�na, dr. David E. Tantry, Sp.OG akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi sesar keesokan harinya. Selain itu, Kar�na juga harus

48 | doctorSHARE

GORESAN RELAWAN

JADI SAKSI KELAHIRANPROSES

Muhammad Alif Hudanto (Relawan doctorSHARE)

Page 49: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

menjalani proses tubektomi atau pemotongan saluran indung telur. Dengan tubektomi, sel telur �dak bisa memasuki rahim untuk dibuahi.

“Bayi kedua ini (bayi pasien Kar�na) sudah pecah ketuban dua hari, selain bayinya bisa meninggal dalam perut, ibunya juga bisa infeksi. Untuk kasus kedua ini, ibunya juga kita tubektomi ya, kita steril. Soalnya entar malah bisa hamil lagi mungkin. Jadi untuk meng-hindari semua risiko, kita tubektomi,” ujar dr. David E. Tantry, Sp.OG.

Sehari sebelum persalinan, saya bersama rekan satu �m, Olfi Fitri Hasanah menemani suami dari Kar�na, Agus�nus Nikere mem-persiapkan perbekalan dan pakaian untuk persalinan istrinya. Setelah mendapatkan rujukan dari dokter untuk operasi sesar, kami segera berangkat dari desa Dama mengguna-kan perahu menuju rumah Agus�nus di Desa Cera. Perahu ini �dak bermesin, jadi Agus�nus mendayungnya hingga tujuan.

Desa Dama terletak di bagian selatan Pulau Doi, sedangkan Desa Cera terletak di bagian utara pulau. Perjalanan mengitari sebelah barat pulau Doi dari desa Dama ke desa Cera memakan waktu dua jam menggunakan pera-hu. Waktu yang cukup menyiksa jika dibarengi rasa sakit bukaan delapan.

Agus�nus bercerita bahwa sampan kecil yang

digunakannya biasa dibawa ke tengah laut untuk mencari ikan. Ke tengah laut! Menurut logika saya, sampan kecil mudah saja terempas ombak atau badai di tengah laut. Nyatanya, nelayan dari pulau Doi mampu membaca tanda-tanda akan datangnya ombak atau ba-dai sehingga bisa menghindarinya. Atau jika ternyata ombak dan badai telanjur meng-empaskan sampan mereka, mereka punya ke-ahlian renang �ngkat advance untuk menye-lamatkan diri.

Setelah dua jam, kami sampai di rumah Agus-�nus Nikere di desa Cera. Kami sempat ber-keliling desa mencari perahu ke�n�ng untuk kembali ke rumah sakit apung di desa Dama. Perjalanan menggunakan ke�n�ng bermesin lebih cepat daripada perahu milik Agus�nus. Sementara kami mencari ke�n�ng, Agus�nus dan kedua anaknya menyiapkan perlengkapan dan perbekalan. Tepat pukul �ga sore kami kembali ke Dama.

Rumah sakit apung berlabuh di Tobelo ke-esokan harinya pukul delapan pagi. Beberapa peralatan dan satu dokter tambahan dida-tangkan dari RSUD Tobelo. Operasi sesar Kar-�na Djikan berjalan lancar dan sang bayi diberi nama Jefferson Nikere

doctorSHARE | 49

Page 50: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

ejak kecil saya selalu diarahkan (bahkan Sdituntut) menjadi yang terbaik. Kata-kata macam “pemimpin”, “juara”, “pre-

stasi” sudah jadi makanan sehari-hari. Efeknya, alih-alih berusaha keras, saya malah sering cemburu dan iri melihat teman mendapat juara atau menjadi ketua kelas. Ini terbawa sampai dewasa. Hidup rasanya jarang sekali disyukuri, malah terus saja membandingkan diri dengan hidup orang. Lama-lama Lelah juga. Saya pikir hidup saya kok �dak ada senangnya ya?

Suatu hari, saat dalam keadaan terpuruk, saya melihat seorang pemulung kecil seusia anak SD tergeletak �dur di minimarket dekat kamar ko-st. Barangkali karena saya sedang di posisi sulit, saya berempa� dan memutuskan membe-likannya susu dan ro�. Lalu dia seper� heran menerimanya, lalu memakannya dengan la-hap. Saya segera pergi tanpa dengar ucapan apa-apa darinya, malu.

Saat pulang saya malah merasakan kepuasan. Aneh juga, kita sudah susah, rugi uang mem-belikan makanan, tapi malah senang dan puas. Pengalaman sederhana ini yang menjadi mo�vasi awal bergabung menjadi relawan doctorSHARE.

Saya sendiri adalah seorang juru video dengan latar pendidikan studi jurnalis�k, in�nya saya �dak bisa mengoba� orang! Tapi malah jadi relawan di doctorSHARE. Dari namanya saja sudah jelas, itu organisasi kumpulan para dokter. Di sana saya bergabung sebagai re-lawan media, tugasnya: dokumentasi dari ga-mbar hingga tulisan.

Karena itu organisasi dokter, awak doku-mentasi pas� �dak mendapat prioritas utama di lapangan. Ini sangat bertolak belakang dengan mazhab “menjadi yang terbaik” yang selama ini saya anut. Tapi, saat pelayanan medis pertama saya di Morotai, saya lihat orang-orang begitu hangat menerima kami, lalu se�ap mereka ke luar dari kapal setelah dioperasi terlihat ada kelegaan. Beberapa warga bahkan inisia�f datang membawakan makanan kecil sebagai bentuk perha�an.

Saat melihat hal-hal seper� itu, entah meng-apa pemikiran bahwa dokumentator adalah anak �ri dalam �m hilang. Yang terpikir dalam diri hanya bagaimana saya dapat membantu lebih banyak agar semakin banyak orang ter-senyum lega.

50 | doctorSHARE

GORESAN RELAWAN

MENJADI YANG TERKECIL PELAYANANDALAM

Jonathan Adrian (Relawan doctorSHARE)

Page 51: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Akhirnya dari sekedar mengambil gambar, menjadi pembantu umum pun saya lakukan. Dari tukang angkut barang, sampai tukang antar makanan. Pikir saya, jika �dak dapat membantu masyarakat secara langsung, saya masih bisa membantu �m dokter yang bekerja untuk mereka.

Senang juga rasanya, jika melihat ada pasien yang berterima kasih, tersenyum, lalu pulang. Saya suka merasa ada andil dalam senyuman itu, walau itu sebenarnya saya ngaku-ngaku saja. Tapi saya mendapat kepuasan dan kedamaian yang saya cari-cari justru lewat kegiatan macam ini.

Alhasil, saya bergan� mazhab. Maaf, bukan bermaksud menghiana� orang-orang yang sudah mendidik saya dulu, tapi yang saya temukan, kebahagiaan ternyata adanya bukan saat kita berada di puncak, tapi justru saat kita berada di paling bawah dan melayani mereka yang (salah satunya) berada di bawah. Mema-ng saya belum ada baca buku soal ini, apalagi menemukan teorinya, tapi ini cuma berda-sarkan pengalaman pribadi. Barangkali kalau saya sudah jadi bos besar nan�, bisa jadi saya gan� mazhab lagi.

Lalu apa saya menyesal menjadi seorang juru video di organisasi dokter? Dalam lamaran saya jelas saya tulis “kalau saja saya lulusan kedokteran, saya pas� melamarnya jadi �m dokter bukan jadi videografer.” Tapi seiring proses saya malah lebih menikma� menjadi awak dokumentasi. Saya dapat belajar banyak hal dari dokter dan juga pasien, dari doctor-SHARE dan juga pemerintah daerah. Saya mendapat lebih banyak perspek�f, lebih kaya ilmu, dan lebih banyak menyaksikan momen penuh emosi dari senang hingga haru. Luma-yan juga untuk refleksi diri.

Akhirnya, saya belajar bahwa hidup �dak perlu menjadi orang besar dan melakukan hal besar untuk dikenang. Tapi seper� Bunda Theresa bilang, kita bisa melakukan hal kecil dengan cinta yang besar. Lagipula agama saya juga mengajarkan untuk melayani dan menjadi pelayan, jadi saya sih percaya saja kalau itu jalan menuju damai dan bahagia

doctorSHARE | 51

Page 52: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

RESENSI

52 | doctorSHARE

Kesehatan iden�k dengan kata “mahal”. Semakin parah suatu penyakit, apalagi jika sampai harus berobat ke Rumah Sakit, makin dalam pula kocek yang mes� dirogoh. Ke-nyataan ini bukan baru-baru ini saja menge-muka. Sejak era lawas, masyarakat seolah tak punya pilihan menghadapi fakta pahit ini. Sosok-sosok dokter dermawan pun menjadi oase yang amat langka bagi kaum papa.

Salah seorang dokter “legendaris” yang seumur hidupnya menunjukkan keberpihakan pada kelompok marginal adalah Dr. Oen Boen Ing (1903 – 1982). Boen Ing kecil terinspirasi dari kakeknya, seorang sinshe (dokter tradisional Tionghoa) di Sala�ga yang tak pernah menarik bayaran dari pasiennya. “Tu-han akan memberikan rezeki kepada kita selama tangan kita melayani, selama ha� kita dipenuhi rasa cinta”. Demikian pesan sang kakek yang terpatri begitu kuat dalam diri Boen Ing.

Pesan ini menebalkan tekad Boen Ing menjadi seorang dokter yang mengabdikan diri pada kepen�ngan rakyat kecil. Walau demikian, perjalanan Boen Ing menjadi seorang dokter �daklah mudah mengingat kala itu profesi dokter belum familiar di kalangan Tionghoa. Orang tua Boen Ing lebih ingin anaknya jadi penerus bisnis keluarga demi keamanan aset masa depan. Boen Ing ngotot. Ia tetap men-da�ar ke STOVIA sebagai mahasiswa kedok-teran.

Penulis buku ini, Ravando, benar-benar piawai memasukkan konteks sejarah di seputar perjalanan Dr. Oen. Riset mendalam terlihat

dari paparannya mengenai sejarah Tionghoa Indonesia kala itu – mulai dari ragam sekolah dan organisasi Tionghoa hingga kondisi pelayanan kesehatan di Hindia Belanda abad 20 yang kentara mendiskriminasi kelompok non Eropa.

Penjelasan sejarah ini mempermudah kita memahami langkah-langkah luar biasa yang ditempuh Dr. Oen. Ravando mencatat Dr. Oen pernah berkarya di Jang Seng Ie (RS Husada), rumah sakit non Eropa pertama di Batavia yang didirikan oleh Dr. Kwa Tjoan Sioe. Sungguh pilihan berani karena penghasilan sebagai dokter di yayasan Tionghoa lebih �dak menentu dibanding mereka yang bekerja sebagai dokter pemerintah atau dokter swas-ta.

Tapi Dr. Oen konsisten dengan panggilan hidupnya. Kerap berpindah-pindah lokasi, Surakarta menjadi lokasi singgahnya yang terakhir. Di sinilah Dr. Oen menyaksikan rang-kaian transisi kekuasaan Indonesia dari era kolonial Belanda, Jepang, proklamasi kemer-dekaan, hingga perjuangan di masa revolusi – dan menjadi bagian dalam prosesnya.

Dr. Oen hidup di masa revolusi yang penuh pergolakan. Ia menjadi an�tesis ke�ka sosoknya dielu-elukan sebagai pahlawan jus-tru pada saat meletusnya berbagai peris�wa an�-Tionghoa. Kontribusinya mematahkan stereo�p bahwa Tionghoa hanya jadi korban maupun antek-antek NICA. Dr. Oen bahkan turut keluar masuk wilayah TNI untuk mengoba� para prajurit yang terluka, tanpa menghiraukan tembakan Belanda.

Dr. OENPEJUANG DAN PENGAYOM

RAKYAT KECILSylvie Tanaga

Page 53: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

Ia pun merin�s berdirinya Yayasan Pan� Kosala (kini bernama RS Dr. Oen) yang berteguh memprioritaskan kelompok masyarakat tak mampu.

Yayasan Pan� Kosala yang didirikan Dr. Oen ak�f melayani masyarakat lintas suku dan

agama. Yayasan yang kemudian menjadi rumah sakit ini menginisiasi program penga-bdian kesehatan masyarakat dimana dana operasionalnya murni diambil dari dana tabungan rumah sakit.

Dr. Oen dicintai masyarakat karena kemu-rahan ha�nya yang �dak tanggung-tanggung. Dokter ramah yang terbiasa berprak�k sejak pukul �ga pagi ini menjadi favorit masyarakat karena �ga hal. Pertama, teknik pengo-batannya yang dikenal sangat ampuh. Kedua, teknik ini �dak neko-neko alias �dak macam-macam. Ke�ga dan yang terpen�ng, Dr. Oen �dak pernah menarik bayaran dari orang �dak mampu (halaman 137). Malahan beliau tak ragu memberi uang pada pasien yang tak mampu mene-bus obat di apotek.

Beliau �dak pernah tega menolak pasien, sekalipun mereka nongol di hari-hari liburnya. Tiada hari tanpa antrian pasien. Saking ampuhnya menyembuhkan pasien, muncul anggapan bahwa Dr. Oen punya indra keenam. Bahkan hingga ada yang bersuges� bahwa hanya dengan melihat wajah sang dokter saja mereka sudah merasa baikkan – membuat Dr. Oen berpesan pada keluarganya agar saat ia meninggal sebaiknya dikremasi saja agar kuburannya tak digunakan untuk ritual aneh-aneh.

Dr. Oen berkarya bagi kemanusiaan hingga akhir hayatnya. Saat ia tutup usia pada usia 79 tahun (30 Oktober 1982), warga merasakan kehilangan yang amat mendalam. Tak ter-hitung jumlah pelayat yang melepas jenazah Dr. Oen. Jalan bak lautan manusia yang membentang dari RS Pan� Kosala Kandangsapi hingga Krematorium Tiong Ting sepanjang kurang lebih 1,2 kilometer.

30 Oktober 1983 atau tepat setahun setelah kepergiannya, RS Pan� Kosala kemudian berubah nama menjadi RS Dr. Oen – sangat menarik mengingat Orde Baru saat itu sedang

Judul Buku

Penulis

Editor

Penerbit

Cetakan

Tebal Buku

:

:

:

:

:

:

Dr. Oen, Pejuang danPengayom Rakyat Kecil

Ravando

Mahatma Chryshna

Kompas

I, 2017

xxix + 272 halaman

doctorSHARE | 53

Page 54: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

gencar-gencarnya menganjurkan peng-indo-nesia-an nama-nama beraroma Tionghoa.

Dalam perkembangan selanjutnya, RS Dr. Oen Surakarta mengembangkan sayap dengan mendirikan RS Dr. Oen Solo Baru (Januari 1991) serta RS Oen Sawit yang diproyeksikan sebagai rumah sakit pedesaan – juga membentuk Akademi Keperawatan Pan� Kosala (27 Mei 1991) guna memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan yang profesional di wilayah Surakarta dan sekitarnya.

Peninggalan Dr. Oen Boen Ing seja�nya bukan fisik belaka. Warisan terpen�ng Dr. Oen adalah dedikasi, moral, pengabdian, kejujuran, dan martabatnya dalam membela kelompok marginal tanpa pandang bulu. Dr. Oen justru makin relevan pada jaman ini, ke�ka kesehatan makin dikapitalisasi dan tenaga kesehatan

yang berintegritas pada kemanusiaan terasa makin langka.

Dr. Oen pun jadi buk� nyata sepak terjang Tio-nghoa di ranah sosial-poli�k. Tak banyak yang tahu bahwa beliau berjasa menyuplai penisilin persediaannya untuk menyambung hidup Jenderal Soedirman yang sedang bergerilya. Di samping menebar teladan bagi para dokter, kontribusi Dr. Oen seper� yang terangkum da-lam buku ini, rasanya sangat jelas mematahkan s�gma klasik Tionghoa Indonesia sebagai “binatang ekonomi” (economic animal)

54 | doctorSHARE

RESENSI

Page 55: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:
Page 56: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

KALEDOISKOP

56 | doctorSHARE

PENGGALANGAN DANA LIONS CLUB JAKARTA

(18 APRIL 2017)

PAMERAN FOTO “INDONESIA KITA”

OLEH DENNY TJAN (10 MEI 2017)

Lions Club Jakarta Pusat Jayakarta Jaya me-nyelenggarakan lelang karya seni dan konser amal. Pendapatan dari acara ini sepenuhnya untuk proyek renovasi Rumah Sakit Apung (RSA) ke�ga doctorSHARE, RSA Nusa Waluya II. Lima orang pelukis diantaranya Andy Dewantoro, Sinta Tantra, Oky Rey Montha, Entang Wiharso, Ay Tjoe Chris�e melelangkan karyanya. Puncak acara diramaikan penampilan pianis Ananda Sukarlan. DoctorSHARE menerima donasi sebesar Rp5,16 miliar dari acara yang belangsung di The Dharmawangsa ini

Fotografer muda Denny Tjan mengabadikan lebih dari 150 tokoh inspira�f Indonesia. Denny memotret beragam individu yang datang dari segala jenis bidang. Pendiri doctorSHARE, dr. Lie A. Dharmawan menjadi salah satu tokoh yang diabadikan Denny. Pameran foto bertema “Indonesia Kita” ini diselenggarakan di Grand Indonesia, Jakarta Pusat

PENYERAHAN DONASI DARI

WOMAN INTERNATIONAL CLUB(23 MEI 2017)

Pertemuan dan penyerahan donasi dari Woman Interna�onal Club untuk doctorSHARE. Dana yang terkumpul dari hasil bazar yang diadakan The Italian Spouse Charity Commi�ee, didonasi-kan untuk biaya operasi mayor pada se�ap pelayanan medis Rumah Sakit Apung. Penyera-han donasi diwakilkan oleh Istri Duta Besar Italy, Madam Elvira Sandalli di kediaman-nya. Antusi-asme terlihat saat sesi tanya jawab dimulai. Tidak sedikit tamu yang bertanya saat kami menje-laskan latar belakang, program-program, serta ak�vitas lain doctorSHARE

FORUM PEMBELAJARAN FILANTROPIS

“FILANTROPI LINTAS IMAN” (6 JUNI 2017)

doctorSHARE menghadiri Forum Pembelajaran Filantropis. Diskusi bertema “Filantropi Lintas Iman” menjadi bahasan utama ditengah-tengah isu toleransi dalam kehidupan beragama. Dis-kusi ini bertempat di @america Pacific Place, Jakarta Selatan.

Pada kesempatan ini, Ketua Filantropi Indonesia, Haidar Bagir mengatakan "Dalam kegiatan filantropi kita �dak perlu memilih siapa yang kita tolong, karena sesungguhya lebih sulit saat kita harus memutuskan siapa yang harus menolong kita. Kita sebagai warga Indonesia harus sadar bahwa musuh itu bukan agama lain, musuh kita sebenarnya adalah kemiskinan, pendidikan yang kurang merata, akses kesehatan yang minim, dan lain lain."

Page 57: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

doctorSHARE | 57

KERJASAMA DOCTORSHARE DENGAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI DAN

RSUP PROF. DR. RD KANDOU MANADO(8 AGUSTUS 2017)

Pendiri doctorSHARE, dr. Lie A. Dharmawan menandatangani perjanjian kerjasama antara doctorSHARE dengan Universitas Sam Ratulangi dan RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado pada Selasa, 8 Agustus 2017 di Kota Manado, Sulawesi Utara. Kerjasama yang terjalin ini berbentuk penyelenggaraan pelayanan dan pendidikan kedokteran untuk kemanusiaan di Indonesia bagian �mur

INDONESIA CSR EXHIBITION (18 AGUSTUS 2017)

DoctorSHARE membuka booth pameran dalam acara Indonesia CSR Exhibi�on (ICE). Pengunjung booth bisa mendapatkan berbagai informasi kegiatan doctorSHARE. Selain itu kesempatan berdonasi juga sangat terbuka, hasil penjualan

merchandise doctor-SHARE sepenuhnya un-tuk donasi. Acara ini ber-langsung pada 18-20 Ag-ustus 2017 dan bertem-pat di Kar�ka Expo, Balai Kar�ni, Jl. Gatot Subroto Kav.37 Jakarta Pusat

PENGGALANGAN DANA CHILDREN'S CANCER CHARITY CLUB (17 SEPTEMBER 2017)

Dalam rangka bulan kesadaran kanker, Children's Cancer Charity Club mengadakan pementasan seni untuk penggalangan dana. Pertunjukan opera, musik tradisional, dan piano recital menjadi beberapa rangkaian acara ini. Hasil dari penjualan �ket dan donasi dari sponsor s e p e n u h n y a diberikan kepada d o c t o r S H A R E . Tujuannya untuk membantu anak-anak di pelosok Indonesia yang membutuhkan akses kesehatan

FESTIVAL (21 AGUSTUS 2017)PRESTASI INDONESIA

Fes�val Prestasi Indonesia menghadirkan 72 ikon keteladanan dan pencapaian putra-putri terbaik bangsa di berbagai bidang. Dirayakan dengan berbagai diskusi, konsultasi, dan pentas seni. Pada kesempatan ini pula Pendiri doctorSHARE, dr. Lie A. Dharmawan menerima penghargaan sebagai ikon keteladanan di bidang kesehatan. Penghargaan ini diberikan oleh Unit Kerja Pre-siden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP)

Page 58: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

58 | doctorSHARE

doctorSHARE adalah mitra pemerintah Indonesia yang membantu mengakselerasi peningkatan kesehatan di wilayah terpencil tanpa akses kesehatan dengan melibatkan masyarakat lokal dan melakukan inovasi krea�f di bidang medis, diantaranya melalui inisiasi sistem rumah sakit bergerak terapung, kedokteran kemari�man, dan penggunaan informasi & teknologi.

Dalam menjalankan program, doctorSHARE menciptakan ruang untuk mendukung upaya saling berbagi dan mengasah idealisme sesuai prinsip-prinsip yang dianut oleh organisasi.

Individu-individu yang tergabung dalam doctorSHARE bekerjasama, membagikan talenta dan kecakapan masing-masing tanpa memandang batasan-batasan suku, agama, etnis, ras dan antar golongan untuk mewujudkan visi dan misi doctorSHARE sesuai dengan prinsip kemanusiaan dan e�ka pelayanan medis.

Saat ini doctorSHARE didukung oleh ahli bedah, dokter, perawat, dan profesional seper� jurnalis, administrator, fotografer, desainer, ahli teknologi informasi, wiraswasta, pekerja sosial profesional, dan sejumlah donatur individual. Kami membuka diri bagi mereka yang tergerak untuk membagikan kecakapan profesionalisme mereka untuk mendukung visi dan misi doctorSHARE memulihkan masyarakat di bidang kesehatan.

PENDIRIdr. Lie A. Dharmawan, PhD, FICS, SpB, SpBTKV

PEMBINAdr. Lie A. Dharmawan, PhD, FICS, SpB, SpBTKV

Henry Maknawi

PENASEHATSegara Utama

Sasmita Winata, MBA

PENGAWASBidang Hukum: Paskalina Alwidin, S.H.Bidang Keuangan: Mimy C. Ratulangi

Bidang Perkapalan: Darmawi

KETUA PELAKSANA HARIANDipl. Ing. Kiman Karel

WAKIL KETUA BIDANG MEDISdr. Marselina Mieke Yashika Iskandar

WAKIL KETUA BIDANG NON-MEDISPrawita Sugito

DIVISI DOKTER TERBANGdr. Herliana Elizabeth Yusuf

Devrila Muhamad Indra

DIVISI RUMAH SAKIT APUNGdr. Marselina Mieke Yashika Iskandar

dr. Debby Kurniawa� Adi SaputraStanley Saputra, S.Farm., Apt

Ruth N. Ogetay, SKM

DIVISI PEMBERDAYAAN PULAU KEI, MALUKU TENGGARAdr. Angelina Vanessa

DIVISI KEUANGANNathalia Yahya

DIVISI KESEKRETARIATANLucy Tawara

Aleida RidwanCarnoto Supiko

DIVISI LOGISTIKdr. Angelina Vanessa

Ns. Intan Novilda Sari, S.KepNs. Swenda Twin Agus�, S.Kep

Asori Gulo

DIVISI KLINIKdr. Debby Kurniawa� Adi Saputra

Siska Amelia, A.Md. Kep

DIVISI PENGGALANGAN DANASirikit Senjaya, S.Sn

Elizabeth Wa�Yenny Chandra

Thomas Herman, S.E

DIVISI MEDIAPanji Arief Sumirat

sharing accessible health and care

Page 59: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO:

doctorSHARE | 59

MEDIA BERBAGI doctorSHAREPemimpin Redaksi: Panji Arief Sumirat

Desain Grafis & Tata Letak: Bingkai Studio (Jonathan Adrian & Ogie Kurniawan)Ilustrasi Sampul: Dion MBD

Fotografi: Divisi Media doctorSHAREEditorial: Divisi Media doctorSHARE

Copyright © 2017 doctorSHARE.

All rights reserved.

NON PROFIT VOLUNTARY SERVICES Kegiatan �dak dimaksudkan untuk mencari atau

mengumpulkan keuntungan.

HUMANITIY ACTS Bekerja didasarkan pada prinsip kemanusiaan dan e�ka

medis. Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) berkomitmen untuk membawa kualitas perawatan kesehatan untuk orang yang berada dalam krisis tanpa memandang ras, etnis, suku,

agama, antar golongan atau afiliasi poli�k.

BEARING WITNESS AND SPEAK OUTMenjadi saksi atas kejadian kekerasan, kerusuhan, bencana

alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis kesehatan yang terlupakan atau

�dak disadari publik, menarik perha�an publik untuk kejadian kekerasan yang terjadi di luar jalur, dan mengkri�si

kelemahan sistem bantuan, serta menantang pengalihan bantuan kemanusiaan yang dilakukan berdasarkan poli�k

kepen�ngan.

SHARINGPercaya bahwa se�ap individu mempunyai talenta, kecakapan

dan kekuatan masing-masing yang bila dengan tujuan mulia disalurkan, dibagikan, dan dikolaborasikan akan banyak

membantu masalah-masalah sosial terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

INDEPENDENTBeroperasi secara mandiri dan bebas dari se�ap kepen�ngan

kelompok, golongan, poli�k, militer, bisnis, dan agama.

IMPARSIALNetral, �dak berpihak pada salah satu pihak yang terlibat

dalam konflik, memberikan perawatan secara independen untuk meningkatkan akses bagi korban konflik seper� yang

disyaratkan oleh hukum kemanusiaan internasional.

PRINSIPVISIMemberdayakan masyarakat untuk keluar dari penderitaan yang dialami dengan tenaganya sendiri secara holis�k.

MISIMemperbaiki derajat kesehatan Indonesia, terutama di Indonesia Timur melalui penyediaan akses pelayanan kesehatan holis�k dan program inova�f berkesinambungan berbasis semangat kerelawanan.

NILAIIntegritas, saling berbagi, cinta kasih, saling mempercayai dan menghorma�.

Kekuatan �m berada pada rasa tanggung jawab yang �nggi, kemampuan beradaptasi, dan sifat inklusif.

PROGRAM1. Pelayanan medis cuma-cuma (Pengobatan umum, bedah mayor/minor, dan penyuluhan kesehatan)2. Rumah Sakit Apung (Floa�ng Hospital)3. Dokter Terbang (Flying Doctors)4. Pemberdayaan Masyarakat Lokal (Local Empowerment)

Page 60: DS Master - doctorshare.org1$EPCL$.pdfmenjadi pasien bedah mayor doctorSHARE. ... Tidak lupa pula kisah-kisah perjalanan yang ... tak jarang ia merasa gatal dan menggaruknya. KASKADO: