drainase

27
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung 40012, Kotak Pos 1234, Telepon (022) 2013789. Homepage : www.polban.ac.id Email : [email protected] BAB III PELAKSANAAN JOB DRAINASE 3.1 Membuat Kemiringan Tanah Dengan Alat Sederhana 3.1.1 Tujuan Setelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Membuat kemiringan permukaan tanah dengan baik dan benar, dengan menggunakan alat bantu borning rod dan waterpas batang. 2. Memasang patok dengan lurus, tegak dan rata. 3. Membidik menggunakan waterpas batang dengan baik, rata dan tepat pada setiap ujung patok. 4. Memasang patok yang satu dengan yang lainnya segaris, rata dan membentuk kemiringan sebesar 3 %. 5. Menentukan daerah tanah yang harus digali atau diurug. 3.1.2 Dasar Teori Dalam membuat kemiringan tanah, salah satu cara yang paling sederhana ialah dengan menggunakan suatu alat bantu yang diberi nama borning rod. Bentuk boning rod itu sendiri adalah berupa papan yang dibuat membentuk seperti huruf T. Prinsip kerjanya adalah dengan D IV . T. SIPIL – 2 TPJJ – Kelompok 4 34

Upload: diofarizhasya

Post on 17-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan praktek

TRANSCRIPT

POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJURUSAN TEKNIK SIPILLABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASEJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung 40012, Kotak Pos 1234, Telepon (022) 2013789.Homepage : www.polban.ac.id Email : [email protected]

BAB IIIPELAKSANAAN JOB DRAINASE3.1Membuat Kemiringan Tanah Dengan Alat Sederhana3.1.1 TujuanSetelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat :1. Membuat kemiringan permukaan tanah dengan baik dan benar, dengan menggunakan alat bantu borning rod dan waterpas batang.2. Memasang patok dengan lurus, tegak dan rata.3. Membidik menggunakan waterpas batang dengan baik, rata dan tepat pada setiap ujung patok.4. Memasang patok yang satu dengan yang lainnya segaris, rata dan membentuk kemiringan sebesar 3 %. 5. Menentukan daerah tanah yang harus digali atau diurug.

3.1.2 Dasar TeoriDalam membuat kemiringan tanah, salah satu cara yang paling sederhana ialah dengan menggunakan suatu alat bantu yang diberi nama borning rod. Bentuk boning rod itu sendiri adalah berupa papan yang dibuat membentuk seperti huruf T. Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan 2 buah garis yang sejajar. Boning rod di gunakan jika kita ingin mengetahui apakah suatu garis yang kita buat apakah sejajar atau tidak. Cara mempergunakan boning rod adalah dengan melihat dan membidik suatu titik yang kita ingin mengetahuinya apakah sejajar atau tidak.Dalam mempergunakan boning rod, kejelian penglihatan dari seorang pengamat merupakan faktor yang sangat penting, karena apabila mata pengamat tidak jeli dalam melihat dan juga membidik suatu titik akan mempengaruhi dalam pekerjaan sehingga kemiringan yang diinginkan tidak tercapai.

3.1.3 Peralatan dan Bahan

A. Peralatan

NoNama AlatGambarKeterangan

1Rol Meter

2Meteran 5 m

3Waterpas Batang

4Waterpas Selang

5Borning Rod

6Golok

7Palu

8Martil

9Gergaji

10Pensil kayu

B. Bahan Kayu kaso Papan 3.1.4 Langkah Kerja

1. Pertama, gambar kerja dipahami terlebih dahulu.2. Kemudian jumlah kebutuhan bahan yang digunakan dihitung.3. Alat dan bahan disiapkan sesuai yang dibutuhkan. 4. Patok-patok dibuat dari usuk dengan panjang sesuai dengan kebutuhan dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.5. Lokasi kerja ditentukan.

6. Selanjutnya, patok A dipasang pada titik awal, dipukul dengan martil hingga kedalaman tertentu.

7. Lalu, diratakan dengan menggunakan waterpas batang.

8. Kemudian, pasang patok B sebagai titik akhir dengan jarak yang sudah ditentukan pada gambar kerja.

9. Selanjutnya, patok A dan B harus berada pada satu garis datar dengan cara memasang boning rod pada masing-masing patok dan membidiknya dari patok A ke bagian atas boning rod pada patok B sehingga kelihatan sejajar dengan boning rod pada patok A.

10. Kemudian diukur dari permukaan patok B sejarak kemiringan yang diinginkan dan ditandai dengan pensil kayu.

11. Lalu, patok C dipasang di antara patok A dan B sejarak 50 cm dari patok B kemudian dipukul dengan martil hingga perbedaan permukaan patok C dan B sejarak d cm tersebut.

12. Setelah itu, antara patok A dan C dilakukan pematokan kembali dengan interval 2 m.

13. Lalu, pada patok C dipasang boning rod, kemudian boning rod pada patok A dibidik ke boning rod patok C hingga segaris dengan pandangan. Ini menandakan bahwa boning rod sudah dalam posisi kemiringan yang diinginkan.

14. Selanjutnya, patok-patok yang berada diantara patok A dan C disesuaikan ketinggiannya berdasarkan kemiringan dengan cara memasang boning rod pada tiap-tiap patok lalu patok dipukul. Cek bidikan dari patok A ke patok yang di tuju hingga bidikan dari patok A ke patok tersebut segaris dengan pandangan mata.

15. Tahap selanjutnya yaitu tahap pengujian. Pertama Cek ketinggian air dengan waterpas selang. Ketinggian air perbedaannya harus sama dengan jarak d (dalam cm) dengan koreksi 1 cm.

16. Kedua cek kedataran, gunakan boning rod. Bidik boning rod dari titik awal kedataran per interval 2 m ke titik akhir. 17. Selanjutnya, cek jarak interval 2 m, gunakan meteran gulung dari center kayu ke center kayu lainnya.18. Cek ketegakan, gunakan waterpas dalam posisi vertikal.

3.1.5 Data Hasil Pengukurana. Kemiringan Dik :Panjang = 14 mKemiringan = 3%

= 3.1.6 Data Hasil PraktikumDari hasil praktek didapat data ketinggian setiap patok untuk mempermudah penggambaran dari muka tanah lokasi praktek, yakni :No.PatokTinggi Patok (cm)Jarak Patok (m)Jarak Langsung (m)

A7820

166,52

2

2644

2

3666

2

4788

2

577,710

2

672,512

2

C6314

0,5

B10714,5

3.1.7 Gambar Kerja Lampiran 11

3.1.8 Kesimpulan1 Pada saat pemasangan patok, kita harus benar-benar memperhatikan ketegakan, kekokohan, dan kelevelan patok.2 Untuk menghasilkan patok-patok yang lurus dan sesuai dengan kemiringan yang kita inginkan, pemasangannya perlu kejelian mata, yaitu pada saat menggunakan boning rod dan waterpas haruslah level.

3.2 Pembuatan Stake Out/Papan Duga/Bouwplank)3.2.1 Tujuan1. Dapat mengetahui prosedur pelaksanaan pemasangan stake out.2. Memahami pembuatan bouwplank (stake out) di lapangan.3. Menentukan batasan tanah galian untuk digali dan diurug.4. Menentukan kelevelan suatu elevasi tanah dengan menggunakan bouwplank (stake out).

3.2.2Dasar Teori Papan duga adalah papan yang dipakai untuk pedoman sementara dari as bangunan, ketinggian bangunan, dan letak bangunan agar sesuai dengan rencana. Wujud dari papan duga ialah lembar papan yang diratakan salah satu sisinya, kemudian papan tersebut di pakukan pada tiangtiang yang telah ditancapkan pada tempatnya dengan ketinggian yang telah ditetapkan dan ketegakannya telah tepat. Sisi papan yang diratakan tadi adalah yang dipakai untuk pedoman ketinggian dan peletakkan as bangunan. Stake out merupakan suatu konstruksi sementara yang berfungsi sebagai titik duga bangunan, pedoman as bangunan, dan sebagainya

Pemasangan stake out berfungsi untuk:1. Sebagai pedoman untuk memeriksa kemiringan dasar galian2. Menentukan titik awal/datum.3. Menentukan ketinggian, kemiringan dan as saluran.Syarat pemasangan stake out:1. Konstruksi harus kokoh.2. Di skor dengan kuat agar konstruksi tidak berubah.3. Tinggi permukaan papan bouwplank minimal 80 cm.4. Pengambilan kedataran papan duga/bouplank.Pengambilan kedataran papan duga:1. Dengan menggunakan waterpas batang.2. Selang plastik yang diisi air (waterpas selang).

3.2.3 Peralatan dan BahanA. PeralatanNoNama AlatGambarKeterangan

1Rol MeterUntuk mengukur pada lapangan, dalam jarak yang lebih dari 5m

2Meteran 3m

3Waterpas Batang

4Waterpas Selang

5Benang kasur

6Borning Rod

7Golok

8Palu Kecil

9Martil

10Gergaji

11Pensil kayu

B. Bahan1. Kayu 5/7 1302. Papan 17/2 panjang 120 cm, 4 buah3. Usuk 5/7 panjang 120 cm, 4 buah4. Usuk 5/7 panjang + 60 cm, 4 buah5. Paku 3.2.4 Langkah Kerja1. Pertama, peralatan dan bahan disiapkan sesuai yang diperlukan serta diletakan dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.2. Selanjutnya gambar kerja dipelajari dengan saksama.3. Kemudian pelajari area lapangan yang akan dijadikan sebagai tempat kerja. Lalu ruas salurannya ditentukan. Saluran akan dibuat sepanjang 4m. Kemudian tancapkan patok sebagai tanda as.4. Lalu titik center ditentukan.5. Tentukan pembuatan bowplank dimulai dari awal hingga akhir galian6. Kemudian pada titik center 1, ukur 1 m arah ke luar dengan nama titik 1a. Usuk A 5/7 130 ditancapkan dengan menggunakan martil sejarak 40 cm kearah kanan dari titik 1a, diperiksa ketegakan dan kedatarannya dengan waterpas batang.

7. Lalu usuk B dipasang sejarak 1 m ke arah kiri dari usuk A tadi.

8. Setelah itu diberi pasak disamping usuk untuk menguatkan usuk supaya tetap tegak dan kokok.9. Selanjutnya diukur 80 cm dari bawah kedua usuk dan beri tanda. Lalu dipasangkan papan 120 cm secara melintang antara usuk A dan B.10. Kemudian papan tersebut dipaku ke usuk A dan B sambil terus dikontrol ketegakan kedua kayu lalu diperiksa ketegakan kedua usuk (A dan B).

11. Setelah papan terpasang diberi tanda papan bagian tengahnya dari center kayu lalu pasangkan unting-unting tersebut biarkan lepas sehingga kita dapat menentukan titik center galian.

12. Bouwplank seperti langkah diatas dipasang pada jarak 6,5 m ke depan dari bouwplank pertama dengan bidikan dari bouwplank pertama.13. Terakhir cek kemiringan dengan menggunakan selang yang dihubungkan dari bowplank pertama ke bowplank kedua dengan tinggi perbedaan air adalah 1% x 6,5m = 6,5 cm.

3.2.5 Gambar Kerja Lampiran 12

3.2.6 KesimpulanDalam pembuatan papan duga, hal hal yang harus diperhatikan adalah :1. Ketegakan dan kekokohan dari papan duga / stake out.2. Kedataran papan duganya.3. Kelevelan antara papan duga yang satu dengan yang lain karena akan mempengaruhi kemiringan permukaan tanah galian nanti.

3.3Pekerjaan Galian dan Pemasangan Pipa3.3.1 TujuanSetelah melaksanakan praktek ini, diharapkan mahasiswa dapat:1. Menentukan batas - batas galian.2. Melakukan pekerjaan galian dengan baik dan benar.3. Menentukan kemiringan dasar galian sesuai dengan kemiringan saluran.

3.3.2 Dasar TeoriDalam pekerjaan drainase tak lepas dari pekerjaan galian. Pekerjaan galian ini dapat dilakukan bila pekerjaan sebelumnya telah selesai dilakukan seperti penentuan lokasi kerja, pemasangan patok-patok dan pemasangan stake out. Di dalam pekerjaan galian kita mengenal ada 2 bentuk galian yaitu : galian dengan tebing miring dan galian dengan tebing tegak. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pekerjaan galian adalah:1. Pemahaman gambar kerja secara teliti sesuai spesifikasi yang dibuat oleh perencana.2. Hubungi/koordinasi badan yang berwenang.3. Minta informasi mengenai instalasi yang melewati daerah tersebut (PDAM , pipa gas , pipa saluran pembuangan , kabel telepon , dll)4. Periksa di lapangan apakah informasi sesuai dengan keadaan sebenarnya.5. Buat catatan tentang kondisi lapangan dengan sesungguhnya .6. Tentukan sistem kerja yang dipakai.7. Perkirakan tempat pemasangan bouwplank.8. Perkirakan lamanya pelaksanaan kerja.Kategori galian tanah ada tiga hal :1. Galian dangkal: apabila kedalaman galian 1,5 m.2. Galian sedang: apabila kedalaman galian antara 1,5 s/d 3 m.3. Galian dalam: apabila kedalaman galian > 3 m.

3.3.3 Peralatan dan Bahan

A. PeralatanNoJenis AlatGambarKeterangan

1.Meteran 5m

2.Rol MeterUntuk mengukur pada lapangan, dalam jarak yang lebih dari 5m

3.Cangkul

4.Semblang

5.Boning rod

6.Martil

7.Sekop

8.Balincong

9.Benang Kasur

10.Gergaji Pipa

11.Unting-unting

C. Bahan.NoBahanGambarKeterangan

1Bak Kontrol

2Pipa PVC

3Alat Sambung

3.3.4 Langkah Kerja

1. Pertama, daerah lokasi galian ditentukan.

2. Selanjutnya benang dipasang pada papan bouwplank pertama, dihubungkan dengan bouwplank kedua. Benang ini sebagai center/ as dari galian.

3. Kemudian batas galian ditentukan dengan cara menandai dari titik center/as galian pada papan bouwplank sejarak setengah lebar galian ke kiri dan kanan titik center.

4. Setelah membuat batas-batas galian, lalu dipasang unting-unting pada titik galian di papan bouwplank 1 dan ditandai. Langkah ini dilakukan juga pada blowplank 2.

5. Ditarik benang dari tiap-tiap titik galian.

6. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan penggalian tanah.7. Tanah digali sesuai dengan batas-batas yang ada dari titik yang tertinggi ke titik yang terendah dengan kedalaman galian dari benang center yang sudah ditentukan sebelumnya.

8. Setiap saat dicek kedataran, kelurusan, dan kemiringan dasar galian dengan boning rod yang dimasukkan ke dalam galian. Perlu diperhatikan bahwa boning rod tidak boleh kurang maupun melebihi tinggi benang center tadi.

9. Buanglah tanah hasil galian ke salah satu sisi galian saja, sedangkan sisi yang lainnya digunakan untuk penempatan peralatan dan bahan.10. Apabila pekerjaan penggalian ini telah selesai dilakukan, maka pipa PVC dipasang dan bak control diletakan pada tempatnya.

11. Setelah pemasangan pipa PCV paga galian, dicek kembali kedalaman galian dari permukaan pipa dengan jarak yang sudah dikurangi diameter pipa.

12. Terakhir, pengujian pipa dilakukan dengan memasukan air dari pangkal pipa dan apakah air mengalir ke bak kontrol apa tidak.

3.3.5 Gambar KerjaLampiran 13 s.d. lampiran 15

3.3.6 Kesimpulan1. Pemberian batas-batas galian (lebar dan panjangnya) yang baik dan benar, karena hal ini akan mempengaruhi pada pekerjaan penggalian nanti.2. Jangan lupa pada saat penggalian berlangsung perhatikan kedalaman dari galian.3. Posisi galian berada di antara papan duga / stake out dan as galian sejajar dengan as papan duga / stake outnya.

D IV . T. SIPIL 2 TPJJ Kelompok 453