drainase
DESCRIPTION
makalah mengenai drainase pertanian, hubungan tanah dan produksi pertanianTRANSCRIPT
Hubungan Tanah, Produksi Pertanian , dan Drainase
Suatu lahan pertanian yang baik membutuhkan sistem pengelolaan air yang baik. Untuk
mengatur pemberian air pada suatu lahan agar sesuai dengan kebutuhan, diperlukan saluran
irigasi dan drainase yang direncanakan dengan baik. Saluran irigasi berfungsi untuk
menyalurkan air yang diperlukan tanaman. Sementara saluran drainase berfungsi untuk
membuang kelebihan air pada lahan agar tidak merusak tanaman. Drainase diperlukan
terutama pada pembukaan lahan basah atau lahan pasang surut.
Sejauh ini sudah dikenal dua sistem drainase, yaitu drainase permukaan dan drainase
bawah permukaan. Pada drainase permukaan air dibuang melalui saluran-saluran yang dibuat
di atas permukaan tanah. Sedangkan pada drainase bawah permukaan saluran-saluran
tersebut dibuat dibawah permukaan tanah. Drainase permukaan menitik beratkan pada
pengendalian genangan air di atas permukaan tanah, sedangkan drainase bawah-permukaan
pada kedalaman air tanah di bawah permukaan tanah.
Drainase lahan pertanian adalah suatu usaha membuang kelebihan air secara alamiah
atau buatan dari permukaan tanah atau dari dalam tanah untuk menghindari pengaruh yang
merugikan terhadap pertumbuhan tanaman. Pada lahan bergelombang drainase lebih
berkaitan dengan pengendalian erosi, sedangkan pada lahan rendah (datar) lebih berkaitan
dengan pengendalian banjir (flood control).
1. Analisis Pengaruh Drainase Terhadap Pertanian
Dalam sebuah jurnal Balai Penelitian Tanaman Serealia “Pengelolaan Air
Tanaman Jagung” yang ditulis oleh M. Aqil, Firmansyah dan M. Akil dijelaskan
bahwa drainase lahan diperlukan untuk mempercepat waktu tanam jagung setelah panen
padi pada system tumpang gilir tanaman. Hal tersebut bertujuan untuk membuang air
yang menggenang di lahan sawah agar siap ditanam dengan komoditas lain seperti
jagung.
Tujuan Drainase pertanian adalah reklamasi (pembukaan) lahan dan
pengawetan tanah untuk pertanian, menaikkan produktivitas tanaman dan produktivitas
lahan (menaikkan intensitas tanam dan memungkinkan diversifikasi tanamanan) serta
mengurangi ongkos produksi. Pada suatu proyek drainase pada lahan pertanian
beberapa aspek berikut ini perlu diperhitungkan:
Pedology dan pertanian (kondisi tanah, produktivitas tanaman, operasi
usahatani, irigasi)
Hidrologi dan Geologi (neraca air permukaan dan bawah permukaan,
kondisi aquifer)
Hidrolik (aliran air-tanah dan saluran terbuka dalam kaitannya dengan
gradient hidrolik)
Teknologi (mesin dan bahan)
Ekonomi (B/C ratio, pembiayaan)
Sosio-Ekonomi (organisasi petani, sikap petani, hukum, distribusi
keuntungan dan biaya)
Lingkungan (sumber daya alami, ekologi).
Dengan adanya fasilitas saluran drainase sebelum pengolahan tanah, walaupun
selalu terjadi hujan yang berdampak membuat air berlebih pada tanah, tetap dapat
diolah dengan hasil kualitas olahan yang optimal, karena air berlebihan dapat cepat
dibuang melalui saluran drainase untuk mencapai kadar air tanah saat tepat untuk
diolah. Bila pada pertanaman yang luas dengan bentuk pengolahan tanah yang intensif
jelas tidak dapat dilaksanakan bila hujan terus berlangsung dan bila dipaksakan akan
beresiko tinggi terhadap kerusakan tanah, kualitas hasil olahan yang jelek, serta biaya
pengolahan tanah yang jauh lebih tinggi.
2. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah terutama yang berhubungan dengan tingkat efisiensi penggunaan
air, merupakan salah satu parameter penentu kesesuaian lahan untuk sawah. Perubahan
sifat fisik tanah banyak dipengaruhi oleh terjadinya iluviasi dan eluviasi bahan kimia
atau partikel tanah akibat proses pelumpuran dan perubahan drainase (Hardjowigeno,
2004).
Pentingnya drainase pada lahan sawah berhubungan dengan supply oksigen (aerasi).
Air permukaan yang mengandung banyak oksigen dapat masuk ke dalam tanah melalui
perkolasi secara vertical. Adanya supply oksigen dapat mecegah terjadinya potensial
reduksi yang terlalu rendah yang dapat menyebabkan tanaman keracunan besi dan
mangan, asam organik tertentu atau sulfida.
Drainase juga mempengaruhi struktur tanah melalui pengaruhnya terhadap level
muka air tanah. Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka
daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur
dominan pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan
berkembang dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah.
Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur
tanah ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan
terganggu.
Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk
melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat basah
dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara
maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan terganggu. Untuk pertumbuhan
tanaman yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air
maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang
seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal.
Penurunan tanah akibat drainase terutama terjadi pada tanah yang baru dibuka
(direklamasi). Untuk tanah gambut subsidence terjadi akibat dari drainase yang
disebabkan oleh sifat-sifat fisika dan kimia (oksidasi bahan organik). Pada tanah
gambut, drainase dapat mempercepat proses pematangan tanah.
3. Sifat Kimia Tanah
Berbagai aktifitas mikro-organisma dan bakteri tergantung pada aerasi yang baik.
Fiksasi Nitrogen dan Nitrifikasi adalah dua prinsip proses aerobik yang berpengaruh
penting pada pertumbuhan tanaman. Dekomposisi bahan organik oleh mikroba akan
terjadi pada drainase yang baik sehingga ketersediaan hara akan lebih baik pula.
Contohnya adalah penggenangan terus-terusan pada padi akan menghasilkan akumulasi
H2S yang berbahaya untuk tanaman, drainase sewaktu-waktu dapat menghindari
akumulasi tersebut.
Berdasarkan atas kelas drainasenya, tanah dibedakan menjadi kelas drainase baik
hingga drainase sangat terhambat. Keadaan tanah menentukan jenis tanaman yang dapat
tumbuh.
a. Cepat (excessively drained)
Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi dan daya
menahan air rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman tanpa irigasi.
Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa
bercak atau karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).
b. Agak cepat (somewhat excessively drained)
Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan air
rendah.Tanah demikian hanya cocok untuk sebagian tanaman kalau tanpa irigasi.
Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa
bercak atau karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).
c. Baik (well drained)
Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air sedang,
lembab, tapi tidak cukup basah dekat permukaan. Tanah demikian cocok untuk
berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna
homogen tanpa bercak atau karatan besi dan/atau mangan serta warna gley
(reduksi) pada lapisan 0 sampai 100 cm.
d. Agak baik (moderately well drained)
Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak rendah dan daya
menahan air (pori air tersedia) rendah, tanah basah dekat permukaan. Tanah
demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,
yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan/atau mangan
serta warna gley (reduksi) pada lapisan 0 sampai 50 cm.
e. Agak terhambat (somewhat poorly drained)
Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik agak rendah dan daya menahan air
(pori air tersedia) rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke
permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman
lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen
tanpa bercak atau karatan besi dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada
lapisan 0-25 cm.
f. Terhambat (poorly drained)
Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik rendah dan daya menahan air (pori air
tersedia) rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu yang ke cukup
lama sampai permukaan. Tanah kemikian cocok untuk padi sawah dan sebagian
kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah
mempunyai warna gley (reduksi) dan bercak atau karatan besidan/atau mangan
sedikit pada lapisan sampai permukaan.
g. Sangat terhambat (very poorly drained)
Tanah dengan konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya menahan air (pori
air tersedia) sangat rendah, tanah basah secara permanen dan tergenang untuk
waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi
sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) permanen sampai pada
lapisan permukaan.
Kesimpulan:
Terdapat tiga komponen yang mempunyai hubungan timbal balik antara komponen
satu dengan komponen lainya. Ketiga komponen tersebut adalah tanah, produksi pertanian,
dan drainase. Tanah merupakan media tumbuh tanaman dan sebagai faktor produksi
pertanian. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh aerasi, struktur, suhu, dan penurunan
tanah. Tanpa adanya hal-hal tersebut, maka pertumbuhan tanaman kurang berjalan optimal.
Sebab, terdapat faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman akibat keadaan fisika
tanah yang kurang menguntungkan. Bila keadaan fisika tanah dalam keadaan mantap, maka
faktor-faktor tersebut dapat diatasi. Selain itu, dengan adanya tanaman di atas tanah
tampaknya mampu membantu pembentukkan struktur tanah. Hal tersebut diakibatkan oleh
adanya sistem perakaran yang terdapat di dalam tanah yang mampu membentuk bidang belah
alami. Sehingga, daya ikat tanah semakin meningkat satu sama lainnya.
Faktor tanah yaitu aerasi, tekstur, suhu, maupun penurunan tanah mempengaruhi
kelas drainase yang dibedakan mulai dari kelas drainase baik hingga drainase sangat
terhambat, dimana kelas tersebut dipengaruhi oleh daya menahan air maupun fisika tanah.
Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh. Contoh : padi yang
dapat hidup pada tanah dengan drainase buruk, tetapi jagung, cabai, melon dan semangka
tidak dapat tumbuh dengan baik apabila tanah tergenang air. Keberadaan air yang
dikendalikan oleh sistem drainase, dapat mengatur waktu pengolahan tanah secara tepat, untuk
tanah berdrainase terhambat, maupun untuk tanah berdrainase baik/sedang. Melalui
perlakuan sistem drainase yang tepat, dapat diketahui komoditas apa yang sesuai dengan
kondisi lapang untuk dibudidayakan sehingga produksi pertanian atau output dari usahatani
tersebut dapat dioptimalkan. Hal ini sejalan dengan teori efesiensi teknis dalam ilmu
usahatani yang memaksimalkan penggunaan input termasuk didalamnya konservasi lahan
yang terkait dengan sistem drainase.
TUGAS SISTEM DRAINASE
Rangkuman Hubungan Tanah , Produksi Pertanian, dan Drainase
Disusun Oleh:
Ahmad Sofryan Ajitama
125060400111022
Kelas D
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENGAIRAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA