draft v/5-2-98 … · web viewselama repelita vi sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan...

133
PEMBANGUNAN DAERAH DAN TRANSMIGRASI

Upload: others

Post on 08-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

PEMBANGUNAN DAERAH DAN

TRANSMIGRASI

Page 2: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri
Page 3: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

BAB IX

PEMBANGUNAN DAERAH DAN TRANSMIGRASI

A. PENDAHULUAN

Sesuai amanat GBHN 1993, pembangunan daerah sebagai bagian integral dan penjabaran dari pembangunan Nasional diarahkan untuk lebih mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah, antara daerah perkotaan dan daerah perdesaan serta membuka daerah terisolasi, memberikan perhatian yang lebih besar kepada daerah yang terbelakang, daerah yang padat dan jarang penduduknya, daerah transmigrasi, daerah terpencil dan daerah perbatasan, dan mempercepat pembangunan kawasan timur Indonesia yang pelaksanaannya disesuaikan dengan prioritas daerah. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada daerah, khususnya daerah otonom, dalam Repelita VI terus ditingkatkan dengan tetap mengacu pada arah dan tujuan pembangunan nasional serta pada upaya perwujudan Wawasan Nusantara.

IX/3

Page 4: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Strategi pembangunan daerah yang memadukan pertum- buhan, pemerataan, dan peranserta masyarakat tersebut pada dasarnya mempunyai tiga arah baru pembangunan. Pertama, pemihakan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua, pemberian otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan kepada daerah, dan ketiga, modernisasi melalui penajaman dan pemantapan arah dari perubahan struktur sosial ekonomi dan budaya masyarakat.

Sasaran pembangunan daerah dalam Repelita VI adalah berkembangnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab dengan titik berat pada daerah tingkat II; meningkatnya kemandirian dan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan di daerah; tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah untuk lebih menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi antardaerah, antar- kawasan, serta antara kota dan desa; makin terkoordinasinya pembangunan antar sektor di daerah dan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah; meningkat dan makin selarasnya peranan daerah perkotaan dan perdesaan dalam pembangunan nasional dan daerah dan dalam menyeimbangkan pertumbuhan antarwilayah; meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, termasuk makin berkurangnya jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal di perkotaan dan perdesaan; meningkatnya peranserta aktif masyarakat dalam pembangunan dan makin mantapnya lembaga perekonomian di daerah.

Dalam mewujudkan sasaran pembangunan daerah dan amanat GBHN 1993, dalam Repelita VI dikembangkan kebijaksanaan pokok yang meliputi peningkatan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah; peningkatan keserasian pertumbuhan antardaerah; peningkatan keterpaduan pembangunan sektoral dan daerah;

IX/4

Page 5: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

peningkatan pelayanan kepada masyarakat; pengembangan partisipasi aktif masyarakat; pemantapan penataan ruang dalam pembangunan daerah; pengembangan budaya daerah; dan pengembangan pemanfaatan teknologi.

Dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan pembangunan daerah tingkat I dilaksanakan program pembangunan daerah tingkat I yang mencakup peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah tingkat I, peningkatan kemampuan keuangan pemerintah daerah tingkat I, peningkatan sarana dan prasarana, pengembangan dunia usaha, pengembangan kawasan khusus, serta peningkatan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Kebijaksanaan pembangunan daerah tingkat II dilaksanakan melalui program peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah tingkat II, program peningkatan kemampuan keuangan daerah tingkat II, program peningkatan sarana dan prasarana, program pengembangan kegiatan usaha masyarakat, program penanggulangan kemiskinan di daerah tingkat II, program peningkatan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta program penataan ruang daerah.

Kebijaksanaan dan langkah-langkah pembangunan desa dalam Repelita VI dilaksanakan melalui berbagai program pembangunan desa yang meliputi pemantapan kelembagaan pemerintah desa; pendidikan, pelatihan dan penyuluhan; pengembangan keswadayaan masyarakat; pengembangan perekonomian desa; pengembangan sarana dan prasarana desa; dan penghapusan kemiskinan.

Dalam Repelita VI, pembangunan transmigrasi adalah bagian integral dari pembangunan daerah yang diarahkan untuk

IX/5

Page 6: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

pengembangan daerah produksi baru, perluasan lapangan kerja, pe-ningkatan pemerataan pembangunan antar daerah, dan peningkatan upaya pemanfaatan dan pelestarian sumber alam dan lingkungan hidup. Untuk mencapai sasaran transmigrasi dalam Repelita VI dikembangkan kebijaksanaan umum meliputi : (a) mengarahkan transmigrasi ke kawasan timur Indonesia, (b) mendukung pengem-bangan wilayah bagi daerah yang lambat berkembang, (c) mem- bantu mengentaskan penduduk dari kemiskinan dan (d) mendorong tumbuhnya transmigrasi swakarsa mandiri. Selain itu, ditentukan pula kebijaksanaan khusus seperti (a) mengembangkan agrobisnis, agroindustri, dan usaha lain di daerah transmigrasi, (b) mening- katkan efisiensi dan efektivitas kelembagaan transmigrasi, dan (c) mengembangkan kualitas sumber daya manusia serta meman- faatkan iptek dalam pembangunan transmigrasi.

Untuk melaksanakan upaya tersebut dikembangkan pemukiman transmigrasi dengan berbagai pola usaha yang terdiri dari pola usaha tanaman pangan, pola usaha perkebunan (pola PIR-Trans dan pola agro estate), pola usaha kehutanan (pola hutan tanaman industri dan pola hutan tanaman rakyat), pola usaha perikanan (pola tambak dan pola nelayan), serta pola usaha industri dan jasa.

IX/6

Page 7: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

B. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN TAHUN KEEMPAT REPELITA VI

1. Pembangunan Daerah

a. Pembangunan Daerah Tingkat IPada tahun keempat Repelita ini, di seluruh Daerah Tingkat I telah terjadi perubahan struktur perekonomian yaitu semakin mengarah pada keseimbangan antara sektor-sektor pertanian, industri, dan jasa. Laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) serta PDRB per kapita secara konsisten menunjukkan kecenderungan yang menggembirakan di seluruh propinsi (Tabel IX-1 dan Tabel IX-2). Namun terjadinya krisis moneter di akhir tahun keempat Repelita VI telah berpengaruh pada kinerja perekonomian daerah, sehingga berbagai sasaran pertumbuhan mungkin tidak tercapai, seperti halnya juga di tingkat nasional. Pada tahun anggaran 1993/94, Bantuan Pembangunan Dati I (Inpres Dati I) terdiri dari komponen Bantuan Umum, Bantuan Peningkatan Jalan Propinsi, dan Bantuan Reboisasi. Sejak tahun anggaran 1994/95, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I disempurnakan dengan mengintegrasikan beberapa program bantuan (Inpres) khusus ke dalam Inpres Dati I. Bantuan Umum merupakan bantuan yang memiliki tingkat keleluasaan penggunaan paling tinggi, karena sepenuhnya diserahkan kepada daerah sesuai dengan aspirasi dan prioritas pembangunan pada masing-masing daerah. Sejak Repelita I sampai Repelita VI, jumlah bantuan ini terus meningkat (Tabel IX-3).

Beberapa kegiatan pembangunan Daerah Tingkat I dapat diuraikan sebagai berikut :

IX/7

Page 8: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

1) Program Peningkatan Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah Tingkat I

Pendidikan dan pelatihan (diklat) sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan aparatur pemerintah di daerah juga dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin dan dedikasi aparatur pemerintah agar lebih tanggap dalam melayani tuntutan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur perencana pembangunan dan pengelola keuangan di daerah tingkat I terus diupayakan, yaitu meliputi pendidikan dan pelatihan (Diklat) Teknik Manajemen Perencanaan Pembangunan (TMPP), Latihan Perencanaan dan Tatalaksana Pembangunan Daerah (LPTPD), Diklat Sarlita Regional, Diklat Keuangan Daerah serta Diklat Bendaharawan dan Pemimpin Proyek. Peningkatan kemampuan aparatur di bidang administrasi dan manajemen dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan penjenjangan struktural (Tabel IX-4). Dalam rangka itu, telah dilaksanakan pengembangan diklat pusat, peningkatan diklat manajemen perkotaan, pengembangan dan pembinaan STPDN Jatinangor, pengembangan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta, dan peningkatan manajemen dinas tingkat I dan dinas tingkat II.

2) Program Peningkatan Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat I

Semakin besarnya peranan keuangan daerah dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di

IX/8

Page 9: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

daerah merupakan salah satu indikasi keberhasilan pembangunan daerah, sejalan dengan upaya pengembangan otonomi daerah.

Selama Repelita VI sampai tahun keempat, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu indikator kemampuan keuangan daerah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dengan laju pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 20,6 persen. Peningkatan yang menonjol tersebut terutama terjadi di propinsi-propinsi di KBI khususnya di Pulau Jawa (Tabel IX-5 ).

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I atau Inpres Dati I adalah bantuan pembangunan kepada daerah yang diberikan dalam rangka mengupayakan keselarasan pembangunan sektoral dan pembangunan daerah dan meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Dalam perkembangan pelaksanaannya, besaran dan komponen bantuan pembangunan daerah semakin bertambah dan disempurnakan. Walaupun secara absolut Inpres Dati I meningkat, kontribusinya di dalam APBD Tingkat I cenderung menurun. Pada tahun anggaran 1993/94 kontribusi Inpres Dati I dalam APBD sebesar 50,5 persen, menurun menjadi sebesar 35,7 persen pada tahun anggaran 1997/98. Mengecilnya kontribusi bantuan ini di dalam APBD I menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan pemerintah daerah tingkat I dalam membiayai kebutuhan pembangunan secara lebih mandiri.

Sumber penerimaan keuangan pemerintah daerah tingkat I lainnya adalah penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak yang sebagian besar berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1985, bagian penerimaan PBB untuk daerah tingkat I adalah sebesar 17,8 persen dari jumlah seluruh pungutan PBB. Jumlah penerimaan PBB secara keseluruhan pada tahun keempat Repelita VI adalah sebesar Rp.

IX/9

Page 10: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

1.875,0 miliar, meningkat sebesar 26,2 persen bila dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita V (1993/94) sebesar Rp. 1.485,9 miliar (Tabel IX-7).

3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Selama Repelita VI pelaksanaan program peningkatan sarana dan prasarana diarahkan untuk menunjang pembangunan daerah dan membuka keterisolasian daerah-daerah yang terpencil dan ter-belakang.

Bantuan Peningkatan Jalan Propinsi (BPJP) terbukti mem- punyai peranan yang besar dalam pengembangan perekonomian di daerah. Dengan bantuan ini, kondisi jalan propinsi semakin baik, karenanya pelayanan jasa angkutan barang dan penumpang dari pusat-pusat produksi ke pasar domestik dapat dipercepat, sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. Selama Repelita VI sampai tahun keempat telah dialokasikan dana sebesar Rp. 1.974,03 miliar, dengan hasil fisik 14.756,6 kilometer jalan dan 46.990,3 meter jembatan (Tabel IX-8). Pada tahun anggaran 1998/99 kegiatan serupa akan diteruskan dengan alokasi dana sebesar Rp 601,2 miliar yang direncanakan untuk meningkatkan sekitar 2.765,0 kilometer jalan dan 10.660,0 meter jembatan.

Program peningkatan sarana dan prasarana untuk kegiatan OP jaringan pengairan pada tahun anggaran 1993/94 dilaksanakan di areal seluas 5,6 juta hektare, yang meliputi daerah irigasi seluas 4,5 juta hektare dan rawa seluas 1,1 juta hektare. Pada tahun anggaran 1997/98 dilaksanakan OP jaringan pengairan seluas 6,1 juta hektare. Pada tahun anggaran 1998/99 kegiatan OP jaringan pengairan akan terus dilanjutkan untuk areal pertanian seluas sekitar 6,19 juta hektare yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia.

IX/10

Page 11: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

4) Program Pengembangan Dunia Usaha di Daerah

Dalam Repelita VI pemerintah meningkatkan upaya untuk mendorong dunia usaha lebih maju lagi yaitu dengan menciptakan iklim yang kondusif yang dapat merangsang dan meningkatkan penanaman modal masyarakat dan dunia usaha di daerah.

Pemaduan pemanfaatan sumber daya masyarakat dan dana pemerintah dilakukan melalui forum RKPPMD (Rapat Koordinasi Perencanaan Penanaman Modal Daerah) sehingga dapat ditingkatkan efisiensinya. Hal ini merupakan upaya pemerintah dalam menindaklanjuti kebijaksanaan Paket 23 Oktober 1993 yang pada prinsipnya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam perizinan kegiatan dunia usaha di daerah.

Kemajuan penanaman modal asing maupun dalam negeri yang tersebar di semua daerah dapat dilihat pada Bab VII tentang Pengembangan Usaha Nasional, Koperasi, dan Perdagangan Dalam Negeri.

5) Program Pengembangan Kawasan Khusus

Pelaksanaan program pengembangan kawasan khusus pada tahun keempat Repelita VI diarahkan kepada upaya untuk mencapai sasaran pembangunan dan menunjang laju pertumbuhan perekonomian daerah terutama di KTI sesuai dengan rencana tata ruang.

IX/11

Page 12: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Beberapa upaya dalam Repelita VI untuk pembangunan kawasan khusus antara lain adalah kerjasama di bidang sosial ekonomi daerah perbatasan Malaysia (Sarawak dan Sabah) dengan Indonesia (Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur) yang disebut KK Sosek Malindo dan kerjasama perbatasan Irian Jaya-Papua Nugini antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Papua Nugini melalui pembentukan Joint Border Committee (JBC) yang di pihak Pemerintah RI diketuai oleh Menteri Dalam Negeri.

Pembangunan kawasan khusus selama empat tahun terakhir ini telah memberikan hasil antara lain dengan semakin terkoordinasinya pengembangan kawasan khusus wilayah perbatasan antarnegara dengan kerjasama ekonomi sub-regional (KESR). Beberapa kerjasama ekonomi sub-regional antara Indonesia dengan negara-negara tetangga, antara lain adalah kerjasama segitiga pertumbuhan IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapore Growth Triangle); kerjasama segitiga pertumbuhan utara IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle); kerjasama sosial ekonomi yang dijalin antara delapan propinsi di kawasan timur Indonesia dengan negara bagian Northern Territory di Australia, yang telah disepakati untuk dikembangkan menjadi Australia-Indonesia Development Area (AIDA); kerjasama sosial ekonomi antara Propinsi Maluku dengan 3 propinsi di Filipina Selatan; dan kerjasama kawasan pertumbuhan ASEAN timur Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA), yang semula meliputi tiga propinsi di Indonesia dengan propinsi negara tetangga kemudian dikembangkan menjadi kerjasama ekonomi antara sepuluh propinsi di KTI dengan Propinsi Mindanao di Filipina, Negara Bagian Sabah di Malaysia, dan Brunei Darussalam.

IX/12

Page 13: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Untuk memacu pertumbuhan daerah, dengan memanfaatkan secara optimal potensi masing-masing daerah dalam Repelita VI telah ditetapkan 111 Kawasan Andalan. Di antaranya untuk propinsi-propinsi di KTI, sesuai dengan Keppres No. 26 Tahun 1996, telah ditetapkan 13 KAPET. Penetapan KAPET di propinsi-propinsi tersebut telah mempertimbangkan keterkaitan pengembangannya dengan pengembangan kerjasama sub-regional tersebut. Salah satu KAPET, yaitu Biak, telah ditetapkan dengan Keppres Nomor 90 tahun 1996, dilengkapi dengan organisasi dan sistem insentif dalam pembangunannya.

6) Program Peningkatan Kualitas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Salah satu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah penghutanan kembali (reboisasi) dengan penanaman jenis pohon yang sesuai dengan kondisi tiap-tiap daerah. Upaya lain yang serupa adalah kegiatan penghijauan yang merupakan bagian dari kegiatan pembangunan daerah tingkat II.

Sampai dengan tahun keempat Repelita VI kegiatan reboisasi telah meliputi areal seluas 1.853.826 hektare di seluruh daerah, yang diikuti dengan pelatihan-pelatihan bagi petugas lapangan yang diikuti. Kegiatan reboisasi telah meningkatkan perbaikan lingkungan dan sekaligus menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat di daerah kritis. Di samping reboisasi, upaya pengelolaan kawasan lindung mulai tahun anggaran 1997/98 kepada daerah diberikan bantuan pengelolaan kawasan lindung dalam rangka Inpres Dati I. Bantuan ini merupakan kompensasi PBB atas kawasan lindung yang terdiri atas Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata, Taman Hutan

IX/13

Page 14: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Rakyat, Taman Buru, dan Hutan Lindung yang tidak dikenai PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).

Dalam hal pengendalian pencemaran lingkungan hidup melalui Inpres dati I kepada daerah juga diberikan bantuan pengendalian dampak lingkungan sejak tahun anggaran 1997/98 yang digunakan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup. Secara lebih rinci pelaksanaan program peningkatan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan diuraikan dalam Bab X (Lingkungan Hidup, Penataan Ruang dan Pertanahan).

b. Pembangunan Daerah Tingkat II

1) Program Peningkatan Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah Tingkat II

Dalam upaya meningkatkan kualitas aparatur pemerintah daerah tingkat II, telah dilaksanakan Pendidikan dan pelatihan teknik manajemen perencanaan pembangunan (TMPP) yang diselenggarakan di empat perguruan tinggi negeri. Selain itu diselenggarakan pula kursus keuangan daerah (KKD) dan latihan keuangan daerah (LKD) melalui kerja sama antara Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, dan Universitas Indonesia, dengan bantuan Pemerintah Inggris. Sampai tahun keempat Repelita pelatihan tersebut telah diikuti 1.746 orang peserta. Pada Repelita VI, pelaksanaan pelatihan terus ditingkatkan. Sampai dengan tahun 1997/98 jumlah pegawai Bappeda Tingkat II yang telah mengikuti TMPP adalah sebanyak 1.724 orang. Pada tahun yang sama program TMPP ditingkatkan menjadi program Perencanaan Pem- bangunan Daerah (PPD).

IX/14

Page 15: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

2) Program Peningkatan Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat II

Untuk mendukung kemampuan keuangan pemerintah daerah tingkat II telah diberikan bantuan keuangan melalui Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II (Inpres Dati II). Jumlah bantuan umum selama Repelita VI terus mengalami peningkatan. Pada tahun pertama Repelita VI (tahun 1994/95), jumlah bantuan umum mencapai Rp. 1.112,7 miliar, kemudian pada tahun keempat Repelita VI (tahun 1997/98) meningkat lagi menjadi Rp. 1.206,9 miliar. Dengan demikian selama empat tahun terakhir bantuan umum terus mengalami peningkatan rata-rata 4,1 persen setiap tahun (Tabel IX-9).

Secara keseluruhan, alokasi bantuan pembangunan daerah tingkat II, baik bantuan umum maupun bantuan khusus, pada tahun pertama Repelita VI adalah sebesar Rp. 2.417,8 miliar, kemudian meningkat pada tahun keempat Repelita VI telah mencapai Rp. 3.484,0 miliar. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata sebesar 13,14 persen setiap tahun. Secara nyata bantuan pembangunan daerah tingkat II memberikan sumbangan dalam penyediaan kesempatan kerja dimana pada tahun 1997/98 sebanyak 730.400 orang, atau meningkat rata-rata 7,9 persen per tahun dari tahun pertama Repelita VI. (Tabel IX-10).

Peningkatan kinerja keuangan daerah tingkat II terlihat dari penerimaan PAD yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun-tahun pelaksanaan Repelita VI realisasi penerimaan PAD meningkat rata-rata 24,07 persen per tahun (Tabel IX-11).

IX/15

Page 16: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Dalam rangka peningkatan kualitas prasarana pendidikan, di samping pembangunan baru Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), dilaksanakan juga rehabilitasi SD dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Memasuki tahun pertama Repelita VI dengan dana Rp. 250,0 miliar telah direhabilitasi sebanyak 8.455 unit SD/MI. Pada tahun keempat Repelita VI dengan dana 385,1 miliar telah direhabilitasi sebanyak 20.690 unit SD/MI (Tabel IX-12 dan Tabel IX-13). Dengan demikian alokasi dana bantuan rehabilitasi SD/MI dalam kurun lima tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4,20 persen setiap tahun, dengan pertambahan rehabilitasi rata-rata sekitar 2,57 persen unit SD/MI setiap tahun.

Dalam rangka memperluas jaringan jalan dan jembatan kabu-paten/kotamadya terutama di luar Jawa, sejak tahun 1979/80 diberikan bantuan penunjangan jalan yang terus meningkat besarnya. Pada tahun pertama Repelita VI telah dialokasikan dana sebanyak Rp. 967,6 miliar untuk peningkatan jalan sepanjang 40.394,9 kilometer dan jembatan sepanjang 28.198,0 meter. Pada tahun keempat Repelita VI dialokasikan dana sebesar Rp. 1.188,5 miliar untuk peningkatan jalan sepanjang 42.013,8 kilometer dan jembatan sepanjang 17.678,3 meter (Tabel IX-14 dan Tabel IX-15). Dengan demikian alokasi dana untuk memperluas jaringan jalan dan jembatan kabupaten/kotamadya dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini telah meningkat rata-rata sekitar 7,7 persen setiap tahun, dan berhasil memperluas jaringan jalan dan jembatan rata-rata sekitar 42,9 persen setiap tahun. Seluruh jaringan jalan dan jembatan yang dibangun selama 4 tahun Repelita VI mencapai masing-masing 145.557,6 kilometer dan 71.615,4 meter.

IX/16

Page 17: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Dalam rangka pembangunan prasarana fisik kelembagaan pemerintah daerah tingkat II, selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI telah dibangun sejumlah 132 kantor Bupati/Walikota, 115 kantor camat, 42 kantor Catatan Sipil, 24 kantor Itwilkab/kot, 52 kantor PMD, dan 20 kantor Sospol kabupaten.

4) Program Pengembangan Kegiatan Usaha Masyarakat

Pengembangan kegiatan usaha masyarakat dilaksanakan antara lain melalui Bantuan Kredit Inpres Pasar dan Bantuan Pem- bangunan dan Pemugaran Pasar. Dalam Repelita VI, pada tahun pertama, dialokasikan dana sebesar Rp. 5,0 miliar untuk membangun 47 pasar kecamatan yang tersebar di seluruh propinsi. Pada tahun keempat Repelita VI telah dialokasikan dana sebesar Rp. 7,6 miliar di 21 propinsi diluar Jawa-Bali.

5) Program Peningkatan Sumberdaya Alam danLingkungan Hidup

Program peningkatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup di daerah tingkat II diupayakan antara lain melalui penghijauan dan konservasi tanah. Sampai dengan tahun pertama Repelita VI sudah dilakukan penghijauan dan konservasi tanah seluas 5.057.312 hek- tare yang tersebar di 26 propinsi. Kemudian pada tahun ketiga Repelita VI mencakup seluas 540 ribu hektare yang tersebar di 26 propinsi.

Pelaksanaan kegiatan penghijauan dan konservasi tanah dilaksanakan melalui penanaman hutan rakyat, pembuatan petak percontohan/demplot pengawetan tanah, pembuatan dam pengen- dali/ bangunan konservasi, dan penyuluhan kepada masyarakat.

IX/17

Page 18: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Pada tahun 1996/97 penanaman hutan rakyat yang telah dilaksana- kan meliputi 144 ribu hektare, dan pembuatan petak percontohan/ demplot pengawetan tanah sebanyak 977 unit.

6) Program Penataan Ruang Daerah Tingkat II

Untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kotamadya daerah tingkat II, keserasian antarsektor, dan penetapan lokasi investasi pada tingkat kabupaten/kotamadya daerah tingkat II disusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II. RTRW Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II tersebut menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk menetapkan lokasi kegiatan pembangunan dalam memanfaatkan ruang serta dalam menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang sekaligus menjadi dasar dalam pemberian rekomendasi pengarahan pemanfaatan ruang.

c. Pembangunan Desa

1) Program Pemantapan Kelembagaan Pemerintah Desa

Sejak Repelita I telah diberikan dana bantuan dalam Inpres Desa yang jumlahnya terus meningkat. Pada 2 (dua) tahun pertama Repelita VI bantuan tersebut meningkat dari Rp. 5,5 juta pada akhir Repelita V menjadi Rp. 6 juta, dan meningkat lagi menjadi Rp. 6,5 juta setiap desa setiap tahun pada tahun ketiga dan keempat Repelita VI (Tabel IX-16).

Jumlah Bantuan Desa secara keseluruhan meningkat dari sebesar Rp. 423,3 miliar pada tahun pertama Repelita VI, meningkat

IX/18

Page 19: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

lagi menjadi Rp. 468,8 miliar pada tahun keempat Repelita VI (Tabel IX-17). Dengan demikian selama empat tahun terakhir jumlah Inpres Desa mengalami peningkatan rata-rata sekitar 8 persen setiap tahun. Peningkatan ini terutama oleh karena peningkatan jumlah desa, di samping peningkatan dana bantuan seperti yang telah diuraikan di atas.

Dalam rangka memantapkan kegiatan UDKP, hingga tahun kelima Repelita V telah dilakukan pelatihan pemantapan UDKP bagi 4.444 camat dan 12.090 pejabat instansi sektoral.

2) Program Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan

Upaya peningkatan fungsi dan peran LKMD terus dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pembinaan dan evaluasi tingkat perkembangan LKMD, pelatihan Pembangunan Desa Terpadu (PDT) bagi pengurus LKMD dan KPD. Dalam tahun pertama Repelita VI telah diselenggarakan pelatihan kader pembangunan desa (KPD) pada desa-desa tertinggal untuk 103.165 orang dan pelatihan kepada Ketua LKMD kategori II untuk 103.565 orang.

Selain itu, sejak Repelita V diselenggarakan latihan pembangunan desa terpadu (PDT), mulai tahun pertama Repelita VI kegiatan pelatihan ini dilaksanakan melalui Program Inpres Desa Tertinggal. Kemudian sejak tahun keempat Repelita VI pelatihan PDT diintegrasikan ke dalam pelatihan perencanaan partisipasi - pembangunan masyarakat desa (P3MD), yang hingga tahun 1997/98 telah diikuti oleh 60.599 peserta (Tabel IX-18).

IX/19

Page 20: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

3) Program Pengembangan Keswadayaan Masyarakat

Keswadayaan masyarakat dikembangkan melalui penum- buhan kelompok-kelompok kegiatan masyarakat untuk dapat me- mecahkan masalah secara bersama-sama. Melalui kelom- pok-kelompok ini mulai tahun pertama sampai tahun ketiga Repe- lita VI telah dilakukan berbagai kegiatan seperti pembuatan instru- men identifikasi untuk mengenali kelompok-kelompok masyarakat perdesaan di 400 desa/kelurahan, pembinaan KPD dalam meng- gerakkan kelompok masyarakat pada desa-desa swadaya, swakarya dan swasembada, pembentukan kelompok kerja kegiatan (Pokjatan) LKMD yang dibina oleh Tim Pembina LKMD di wilayah desa kri- tis, minus dan terbelakang, serta pembinaan peranserta masyarakat dalam pembangunan desa/kelurahan.

4) Program Pengembangan Perekonomian Desa

Mulai tahun kedua Repelita VI telah dilakukan kegiatan perintisan penumbuhan 619 unit usaha ekonomi desa simpan pinjam (UED-SP) di 619 desa/kelurahan yang tersebar di 309 kabupaten/kotamadya di 27 propinsi. Dalam rangka pengembangan UED-SP telah diselenggarakan pelatihan bagi 157 orang tenaga asistensi sebagai pembina dan pengawas kegiatan UED-SP, pelatihan bagi 1.857 pengelola/pengurus UED-SP, dan pemberian bantuan modal sebesar Rp. 6,5 juta untuk setiap UED-SP kepada 332 UED-SP di desa non IDT. Sampai tahun keempat Repelita VI telah diselenggarakan pelatihan bagi 56.229 pengelola/pengurus UED-SP. Kegiatan UED-SP hingga tahun 1997/98 telah melayani 28.918 orang anggota nasabah dan dari modal awal sebanyak Rp. 2.458,3 miliar telah dapat berkembang menjadi Rp. 3.722,7 miliar.

IX/20

Page 21: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

5) Program Pengembangan Sarana dan Prasarana di Desa

Program pengembangan sarana dan prasarana di desa seperti program pemugaran perumahan dan lingkungan desa terpadu (P2LDT) diupayakan untuk menyediakan perumahan yang memenuhi persyaratan teknis dan lingkungan bagi kelompok penduduk yang tidak mampu. Pada tahun pertama Repelita VI lokasi yang dijangkau meningkat menjadi 5.011 desa, dan pada tahun ketiga Repelita VI telah dilakukan perbaikan perumahan dan permukiman sebanyak 219.294 unit yang tersebar di 5.498 desa (Tabel IX-19).

Sejak tahun ketiga Repelita VI dilaksanakan program peningkatan prasarana jalan poros desa. Pada tahun keempat Repelita VI dialokasikan dana sebesar Rp. 80 miliar untuk menjangkau 939 desa yang berada di 91 kabupaten/kotamadya di 21 propinsi di luar Jawa dan Bali. Hasil fisik selama dua tahun, yaitu tahun 1996/97 dan 1997/98, terdiri dari: jalan sepanjang 3.463,2 kilometer; 775 unit jembatan; 52 unit tambatan perahu, dan 13 unit alat penyeberangan.

6) Program Penanggulangan Kemiskinan

Program penanggulangan kemiskinan di desa dilakukan me- lalui kegiatan di berbagai sektor serta melalui berbagai Inpres dan kegiatan baik yang dijalankan oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat miskin.

Salah satu kegiatan yang langsung dilaksanakan oleh masyarakat desa adalah oleh ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan

IX/21

Page 22: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Keluarga), dengan memanfaatkan dana yang diperoleh melalui In- pres Desa. Di samping itu, untuk meningkatkan perekonomian desa, juga ada bantuan untuk kegiatan usaha ekonomi desa (UED) dan kegiatan sosial ekonomi produktif yang dikelola oleh PKK yang terdapat dalam Bantuan Pembangunan Desa. Sejak tahun pertama Repelita VI melalui kegiatan PKK dialokasikan dana yang besarnya Rp. 1 juta untuk masing-masing desa.

d. Pembangunan Desa Tertinggal

1) Program Bantuan Langsung

Jumlah desa yang dibina selama empat tahun pelaksanaan program IDT adalah 28.376 desa. Jumlah desa binaan tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan penetapan jumlah desa tertinggal pada tahun pertama program IDT yang disebabkan oleh adanya tambahan desa baru di beberapa propinsi, selain disebabkan oleh adanya pemekaran desa.

Jumlah desa yang telah mencairkan dana Bantuan Langsung untuk tahun pertama Repelita VI mencapai 20.627 desa atau sekitar 99,97 persen. Jumlah dana yang sudah dicairkan mencapai Rp. 411,83 miliar atau sekitar 99,80 persen. Pengembalian modal mencapai Rp. 142,57 miliar atau sekitar 34,62 persen, sedangkan perguliran dana mencapai Rp. 75,59 miliar atau sekitar 53,02 persen. Untuk tahun ketiga Repelita VI, jumlah desa yang telah mencairkan dana mencapai 18.314 desa atau sekitar 83,04 persen. Jumlah dana yang telah dicairkan mencapai Rp 366,35 miliar atau sekitar 83,06 persen.

Untuk mendukung pemantauan, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan program IDT disediakan dana bantuan operasional bagi

IX/22

Page 23: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

aparat di tingkat desa/kelurahan, kecamatan, pemerintah daerah tingkat II dan pemerintah daerah tingkat I dengan biaya operasional pemantauan (BOP) sebesar Rp. 37,9 miliar pada tahun 1996/97. Mulai tahun 1995/96 desa-desa yang dikategorikan desa terpencil mendapatkan tambahan dana BOP sebesar Rp. 300.000 untuk setiap desa, dan Rp. l00.000 untuk setiap kecamatan yang mempunyai desa terpencil (Tabel IX-20). Sejak tahun 1997/98 dana ini dipindahkan ke Inpres Desa dan semua desa mendapatkannya karena ada program Takesra/Kukesra yang menjangkau semua desa.

Jumlah Pokmas yang berhasil dibentuk pada tahun pertama Repelita VI sebanyak 89.273 pokmas dengan jumlah anggota sebanyak 2.475.396 orang. Hingga tahun keempat Repelita VI secara kumulatif meningkat menjadi 136.273 pokmas dengan jumlah anggota sebanyak 4.031.954 orang (Tabel IX-21).

2) Program Bantuan Pendampingan

Dalam rangka menunjang pelaksanaan program IDT di 3.942 desa tertinggal dengan kategori parah telah dipersiapkan sarjana pendamping purna waktu (SP2W) yang terdiri dari petugas sosial kecamatan (PSK) dari Departemen Sosial, tenaga kerja mandiri pro-fesional (TKMP) dari Departemen Tenaga Kerja, sarjana penggerak pembangunan perdesaan (SP3) dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan Sarjana Alumni Penerima Beasiswa Supersemar dari keluarga mahasiswa dan alumni penerima beasiswa supersemar (KMA-PBS). Setelah dilakukan pelatihan dan pembekalan, tenaga SP2W ditempatkan di desa-desa tertinggal di berbagai propinsi (Tabel IX-22). Di desa-desa lainnya tenaga pendamping disediakan oleh pemerintah daerah masing-masing.

IX/23

Page 24: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

3) Program Bantuan Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal

Bantuan Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT) dilaksanakan untuk mendukung pengembangan kegiatan sosial ekonomi produktif di desa tertinggal melalui pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Secara keseluruhan dalam pelaksanaan bantuan P3DT selama tiga tahun yaitu tahun 1995/96 sampai dengan tahun 1997/98, telah dibangun prasarana fisik yang terdiri dari jalan sepanjang 27.587,91 kilometer; jembatan sepanjang 124.039 meter; 2.408 unit tambatan perahu; 24.139 prasarana air bersih; dan 11.372 unit prasarana sanitasi dan mandi-cuci-kakus (MCK) (Tabel IX-24).

2. Transmigrasi

a. Program Pokok

1) Program Pengembangan Permukiman dan Lingkungan Transmigrasi

Program ini terdiri dari kegiatan-kegiatan pembuatan rencana tata ruang dan rencana teknis permukiman transmigrasi baru, pembangunan sarana dan prasarana fisik permukiman, pembukaan lahan usaha tani, pembangunan perumahan dan fasilitas umum, serta pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana permukiman yang sudah dibangun.

Dalam Repelita VI permukiman transmigrasi dibangun untuk menjadi kawasan produksi yang potensial dan dapat mendukung perkembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, untuk setiap

IX/24

Page 25: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

lokasi disusun Rencana Teknis Satuan Pemukiman (RTSP) sebagai dasar dalam pelaksanaan pembangunan permukiman. Selain itu proses penyelesaian kepemilikan tanah seperti pengukuran batas keliling dan pembuatan sertifikat tanah dilaksanakan untuk menjamin kepastian hukum tentang status kepemilikan lahan bagi transmigran.

Untuk menampung penempatan transmigran sesuai sasaran yang ditetapkan, selama Repelita VI sampai tahun keempat telah dibuka 516 UPT baru dan dikembangkan sebanyak 135 desa berpenduduk jarang dan kurang berkembang. Selain itu untuk dapat menampung sejumlah 89.784 KK TSM dikembangkan pula UPT-UPT yang sudah dibuka pada tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun anggaran 1994/95 pembukaan permukiman transmigrasi baru diarahkan ke kawasan timur Indonesia (KTI) terutama pada daerah-daerah yang masih potensial untuk pengembangan permukiman transmigrasi seperti Kalimantan dan Irian Jaya. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI jumlah permukiman transmigrasi baru yang berada di KTI berjumlah 107 unit atau sekitar 68,6 persen. Sisanya sejumlah 49 UPT berada di KBI yaitu pulau Sumatera. Tiga propinsi di KTI yaitu Irian Jaya, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah, dan satu propinsi di KBI yaitu Riau merupakan daerah penerima terbesar bagi program transmigrasi.

Pembangunan permukiman transmigrasi baru terus didukung dengan pembangunan prasarana seperti jalan penghubung/poros, jalan desa dan jembatan. Selama Repelita VI sampai tahun keempat pembangunan jalan mencapai 11.374,6 kilometer yang tersebar di seluruh permukiman. Pada tahun anggaran 1997/98 jumlah jalan penghubung yang dibangun ini menunjukkan penurunan sekitar 3,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini antara lain disebabkan karena UPT yang dibuka pada umumnya lebih dekat ke prasarana

IX/25

Page 26: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

jalan yang ada dibandingkan UPT yang dibuka dalam tahun anggaran 1996/97. Sementara itu jembatan yang dibangun selama Repelita VI sampai tahun keempat adalah sepanjang 37.953,7 meter (Tabel IX-25). Pada tahun anggaran 1997/98, untuk setiap permukiman baru telah dibangun prasarana jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 16,0 kilometer dan 81,7 meter.

Kegiatan yang penting yang menyangkut kondisi prasarana di UPT binaan adalah pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan. Selama Repelita VI sampai tahun keempat telah dipelihara jalan sepanjang 2.070,43 kilometer dan jembatan 13.072,71 kilometer (Tabel IX-26).

Pada tahun anggaran 1997/98 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi berjumlah sekitar 45.471,75 hektar terdiri dari LP seluas 25.323,4 hektar dan LU I seluas 20.148,35 hektar, dimana pada umumnya setiap KK yang bermukim di permukiman transmigrasi dengan pola usaha tanaman pangan mendapatkan lahan pekarangan (LP) dan lahan usaha I (LU I) dengan luas masing- masing 0,5 hektar dan lahan usaha II (LU II) seluas 1,0 hektar. Sementara itu pada permukiman dengan pola PIR-Trans, seluruh lahan yang diberikan kepada transmigran telah dibuka sebelum transmigran datang. Setiap transmigran memperoleh 0,5 hektar LP, dan seluas 2,0 hektar untuk kebun plasma. Dari jumlah lahan yang dibuka tersebut sekitar 32.802,77 hektar atau sekitar 72,13 persen dibuka di KTI (Tabel IX-27). Sampai tahun keempat telah dibuka lahan di KTI seluas 118.938,35 hektare atau 68,529 persen. Dengan demikian secara keseluruhan terjadi kenaikan luas lahan transmigrasi yang dibuka di wilayah KTI. Hal tersebut juga menambah areal produksi dan luas panen yang ikut menyumbang produksi pangan di daerah tersebut.

IX/26

Page 27: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Pembangunan rumah transmigran dan fasilitas umum UPT disesuaikan dengan jumlah transmigran yang akan ditempatkan dan UPT yang dibuka. Selama Repelita VI sampai tahun keempat rumah transmigran yang dibangun mencapai 263.881 unit, sebagian di antaranya pada tahun anggaran 1997/98 disiapkan bagi penempatan transmigran tahun berikutnya; sementara itu pembangunan fasilitas umum yang diselesaikan dalam kurun waktu yang sama terdiri dari 524 buah puskesmas pembantu, 1.181 buah rumah ibadah, dan 1.236 buah gudang serta 1.209 unit rumah petugas. (Tabel IX-28, IX-29, IX-30, IX-31 dan IX-32).

Untuk memberikan kepastian hukum dan menjamin hak transmigran atas lahan yang diberikan kepadanya setelah bermukim sekitar dua tahun di permukiman transmigrasi, kepada mereka diberikan sertifikat hak milik tanah. Selama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri atas 107.112,66 hektare lahan pekarangan dan 147.028,15 hektare lahan usaha (Tabel IX-33). Dalam kurun waktu yang sama telah dapat diselesaikan pembuatan sertifikat hak milik tanah sejumlah 445.798 bidang atau rata-rata 111.450 bidang per tahun. Setiap kepala keluarga transmigran rata-rata menerima 3 buah sertifikat hak milik tanah yaitu masing-masing untuk sertifikat lahan pekarangan, lahan usaha I dan lahan usaha II. 2) Program Pengerahan dan Pembinaan Transmigran

Proses pengerahan dan pemindahan transmigran baik dari daerah asal maupun dari sekitar permukiman dimulai dengan pemilihan wilayah asal calon transmigran serta penentuan jumlah penduduk yang akan dipindahkan dari masing-masing wilayah. Jumlah transmigran yang berasal dari penduduk setempat rata-rata

IX/27

Page 28: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

sekitar 25 persen dari daya tampung permukiman transmigrasi yang dibangun.

Sejak tahun terakhir Repelita V dan dalam Repelita VI lebih diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia transmigran. Sesuai dengan kebijaksanaan peningkatan SDM, sejak tahun anggaran 1994/95 pelatihan calon transmigran di daerah asal terus ditingkatkan. Selama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah calon transmigran yang telah dilatih mencapai 43.471 orang atau sekitar 13,8 persen dari jumlah transmigran yang dipindahkan (Tabel IX-34 dan Tabel IX-36). Realisasi penempatan transmigran selama Repelita VI sampai tahun keempat mencapai 315.895 KK yang terdiri dari 122.316 KK transmigran umum, 80.016 KK transmigran swakarsa berbantuan (TSB) dan sekitar 113.563 KK transmigran swakarsa mandiri (TSM) (Tabel IX-35). Realisasi penempatan transmigran tahun anggaran 1997/98 adalah sebanyak 86.911 KK. Jumlah itu relatif rendah karena berkurangnya target penempatan yang disebabkan antara lain oleh terjadinya kekeringan dan bencana kebakaran yang menghambat pelaksanaan pemindahan dan penempatan.

Transmigrasi swakarsa mandiri (TSM) pertama kali diprogramkan pada tahun pertama Repelita VI. Proporsi TSM terhadap jumlah transmigran adalah 23,29 persen pada tahun anggaran 1994/95, 35,37 persen pada tahun anggaran 1995/96 dan terus meningkat dengan 42,6 persen pada tahun anggaran 1997/98. Bersamaan dengan itu peningkatan kualitas pelaksanaan TU dan TSB, penyebarluasan informasi peluang kerja di daerah transmigrasi digalakkan sehingga sasaran penyebaran penduduk melalui transmigrasi diharapkan dapat diwujudkan.

IX/28

Page 29: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Dalam Repelita VI upaya penanganan perambah hutan ditingkatkan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya yang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Departemen Transmigrasi dan PPH. Realisasi penempatan perambah hutan ke dalam permukiman baru yang lebih layak selama Repelita VI sampai tahun keempat terus meningkat dan diperkirakan mencapai lebih dari 8.406 KK, termasuk yang penempatannya dibiayai dari dana reboisasi.

Dari segi jumlah transmigrasi TU dan TSB yang dipindahkan sampai tahun keempat Repelita VI, pulau Jawa merupakan pengirim transmigran terbesar yaitu sekitar 84,4 persen dari total pemindahan penduduk transmigran. Daerah asal lainnya yaitu Bali, NTB, NTT dan Lampung hanya mempunyai andil sekitar 15,6 persen (Tabel IX-36).

Upaya penyebaran penduduk melalui transmigrasi antara lain juga dimaksudkan agar persebaran penduduk lebih merata yang disesuaikan dengan potensi yang ada di masing-masing wilayah. Dari 21 propinsi penerima transmigran pada tahun anggaran 1997/98 propinsi Sumatera Barat, Sulawesi Utara, dan NTT yang menerima transmigran kurang dari 1.000 KK karena potensinya yang memang terbatas. Sementara itu, ada 5 (lima) propinsi yaitu Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Irian Jaya yang menerima transmigran paling besar (Tabel IX-37). Dalam tahun anggaran 1997/98 jumlah transmigran yang ditempat-kan pada lima propinsi penerima terbesar tersebut sekitar 45.222 KK atau sekitar 52,0 persen dari seluruh penempatan transmigran.

Proses pembinaan transmigran dilakukan sejak transmigran ditempatkan di permukiman transmigrasi selama kurang lebih lima tahun. Selama Repelita VI dalam kurun waktu 1994/95 - 1997/98

IX/29

Page 30: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

mencapai sekitar 971.013 KK yang terdiri dari transmigran baru sejumlah 217.332 KK dan transmigran lama sejumlah 753.681 KK (Tabel IX-38). Pembinaan transmigran dan permukimannya dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan transmigran dan lingkungan permukimannya. Pembinaan usahanya ditekankan pada bidang ekonomi melalui bimbingan penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan dalam beberapa tahun terakhir pembinaan bidang pertanian dilakukan juga oleh tenaga kerja pemuda mandiri professional (TKPMP) yang berpendidikan sarjana di bidang pertanian. Di samping itu dilakukan pula pelatihan yaitu di bidang pertanian maupun non pertanian. Pada tahun anggaran 1997/98 jumlah transmigran yang dilatih mencapai sekitar 22.740 orang yang meliputi pelatihan bidang pertanian sejumlah 7.810 orang, pelatihan non pertanian sejumlah 6.930 orang dan temu karya sejumlah 8.000 orang. Angka tersebut jika dibandingkan dengan tahun anggaran 1996/97 terjadi penurunan sebesar 11,5 persen (Tabel IX-39). Berkurangnya jumlah maupun persentase transmigran yang dilatih dalam tahun anggaran 1997/98 disebabkan oleh terlambatnya penempatan transmigran.

Pembinaan di bidang sosial antara lain meliputi pembinaan kesehatan, pendidikan, dan pembentukan kelembagaan sosial. Pembinaan dan pelayanan kesehatan sudah dilakukan sejak transmigran berangkat dari daerah asalnya sampai di daerah permukiman transmigran. Sementara itu, dalam bidang pendidikan prioritas utama diberikan kepada upaya untuk mendukung pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun dengan cara penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar di permukiman transmigrasi. Untuk pelayanan pendidikan lanjutan, satu sekolah lanjutan pertama

IX/30

Page 31: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

direncanakan dapat melayani satu kawasan permukiman yang terdiri dari 4 sampai 5 unit permukiman transmigrasi.

Pembinaan di bidang sosial budaya dilaksanakan melalui berbagai kegiatan untuk menumbuhkan interaksi positif antara para pendatang dan penduduk setempat yang sekaligus meningkatkan kehidupan dan toleransi beragama dan menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial.

Berbagai kegiatan pembinaan tersebut akan dilanjutkan pada tahun anggaran 1998/99 untuk membina sekitar 227.700 KK transmigran yang akan dan telah ditempatkan di sekitar 650 UPT.

b. Program Penunjang

Program penunjang diadakan untuk memberikan dukungan bagi keberhasilan kedua program utama pembangunan transmigrasi yang sudah diuraikan sebelumnya. Program penunjang terdiri dari program penelitian dan pengembangan transmigrasi, program pembinaan anak dan remaja, program pembinaan pemuda, program peranan wanita, program pengembangan informasi transmigrasi, dan program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan transmigrasi.

Penelitian dan pengembangan selama Repelita VI sampai tahun keempat telah dilaksanakan pengkajian dan penelitian sekitar 101 aspek kegiatan yang dilaksanakan oleh sekitar 55 orang tenaga penelitian rekayasa yang hampir seluruhnya berpendidikan sarjana S-1 dan beberapa sarjana S-2 dan S-3. Di samping itu kerjasama dengan berbagai lembaga penelitian, perguruan tinggi dan lembaga swasta untuk membantu melakukan kajian dan penelitian tentang pelaksanaan transmigrasi.

IX/31

Page 32: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Program pembinaan anak dan Remaja yang menanamkan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan jiwa kemandirian, maka pelaksanaan program ini dikaitkan dengan kegiatan pendidikan luar sekolah oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan dari petugas-petugas UPT. Pelaksanaan program ini dikembangkan dalam kaitan dengan program peranan wanita dan pendayagunaan program peningkatan kesejahteraan keluarga (PKK). Program peranan wanita dalam tahun terakhir Repelita V telah melatih dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan bagi sekitar 1.546 orang wanita transmigran sebagai dukun bayi, kader di bidang fasilitas PKK, K-B dan tutor paket B. Selama Repelita VI sampai tahun keempat telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan peningkatan ASI, keterampilan wanita di bidang pengolahan hasil pertanian bagi sekitar 14.700 orang, dan pelatihan peningkatan kepemimpinan. Dalam program pembinaan pemuda telah dibina karang taruna dan para pemuda dalam membentuk KUB dengan berbagai kegiatan usaha produktif.

Melalui program pengembangan informasi transmigrasi diupayakan menyediakan informasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan transmigrasi. Pengembangan dan penyempurnaan sistem informasi transmigrasi yang meliputi informasi sosial ekonomi daerah asal transmigran, daerah tujuan, kondisi sumber daya alam, produksi, pemasaran, permodalan, dan transportasi. Sejak tahun anggaran 1994/95 telah dilaksanakan antara lain kegiatan pembuatan sistem pelaporan yang terintegrasi dari unit permukiman transmigrasi sampai ke tingkat pusat. Selanjutnya, upaya itu dikembangkan lagi dengan pengembangan pusat informasi bisnis daerah transmigrasi (PIBDT) serta sistem informasi TSM, yaitu sistem informasi untuk menampung minat calon transmigran terdidik (sarjana) dan kelompok masyarakat.

IX/32

Page 33: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

Sementara itu sampai tahun keempat Repelita VI program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan transmigrasi telah melaksanakan pelatihan kepada 12.102 orang yang terdiri dari pelatihan penjenjangan 834 orang, pelatihan teknis operasional 9.023 orang, pelatihan fungsional 2.054 orang dan pelatihan prajabatan 191 orang. Mengingat keterkaitan transmigrasi dengan sektor-sektor lain dan pembangunan daerah, maka pada tahun 1998/99 transmigrasi akan dilanjutkan dengan jenis-jenis kegiatan seperti pada tahun sebelumnya namun dengan meningkatkan koordinasi secara lintas sektoral dan lintas wilayah/daerah.

IX/33

Page 34: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 1PDRB TANPA MIGAS ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993

MENURUT PROPINSI 1993 – 1996 (jutaan rupiah)Dan LAJU PERTUMBUHANNYA 1993 – 1996

IX/34

Page 35: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 2PDRB TANPA MIGAS ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993

MENURUT PROPINSI (rupiah)Dan LAJU PERTUMBUHANNYA (%) 1993 – 1996

IX/35

Page 36: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 3PERKEMBANGAN BANTUAN UMUM PEMBANGUNAN DATI I

1993/94, 1994/95 – 1997/98(juta rupiah)

1) Angka sementara

IX/36

Page 37: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 4HASIL PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI1993/94, 1994/95 – 1997/98

(orang)

1) Pelaksana adalah Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Dalam Negeri

IX/37

Page 38: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 5REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH TINGKAT I

MENURUT PROPINSI DATI I1993/94, 1994/95 – 1997/98

(juta rupiah)

IX/38

Page 39: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 6ANGGARAN PEMBANGUNAN DAN KONTRIBUSI INPRES DATI I DALAM APBD TINGKAT I

MENURUT PROPINSI/ DATI I1993/94, 1994/95 – 1997/98

(juta rupiah)

IX/39

Page 40: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 7REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

MENURUT PROPINSI DATI I1993/94, 1994/95 – 1997/98

(juta rupiah)

1) Angka sementara

IX/40

Page 41: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 8PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN DAN HASIL FISIK

BANTUAN PENINGKATAN JALAN PROPINSI1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka sementara2) Kegiatan Penunjang

IX/41

Page 42: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 9PERKEMBANGAN BANTUAN UMUM PEMBANGUNAN DATI II

1993/94, 1994/95 – 1997/98(juta Rupiah)

1) Termasuk Bantuan untuk Penyusunan RUTR Dati II Pengembangan Perkotaan2) Termasuk Bantuan Kepulauan, Penyusunan RUTR, Pengembangan Perkotaan, Pemugaran Perumahan Permukiman Perdesaan3) Termasuk Bantuan Kepulauan, Penyusunan RUTR, Pengembangan Perkotaan, Pemugaran PerumahanTidak diberikan lagi dan digabung ke dalam bantuan perkapita dan luas wilayah sebagai dasar perhitungan4) Peralatan dan Kegiatan Penunjang

IX/42

Page 43: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 10HASIL FISIK PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK

BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka sementara

IX/43

Page 44: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 11REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH TINGKAT II MENURUT

PROPINSI1993/94 – 1997/98

(Juta Rupiah)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

Page 45: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

IX/44

Page 46: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 12PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN REHABILITASI SD DAN MI

1993/94, 1994/95 – 1997/98(Juta Rupiah)

IX/45

Page 47: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 13HASIL FISIK BANTUAN REHABILITASI SD DAN MI 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(Sekolah)

1) Angka Tahunan

IX/46

Page 48: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 14PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PENINGKATAN JALAN

KABUPATEN/KOTAMADYA1993/94, 1994/95 – 1997/98

(Juta Rupiah)

1) Peralatan dan Kegiatan Penunjang, serta termasuk untuk penyelenggaraan penerimaanTenaga kerja teknik untuk dati II dan pelatihan tenaga lainnya

IX/47

Page 49: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 15HASIL FISIK BANTUAN PENINGKATAN JALAN KABUPATEN/KOTAMADYA

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki

IX/48

Page 50: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 16PERKEMBANGAN JUMLAH DESA DAN BANTUAN PEMBANGUNAN DESA

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka Diperbaiki (per Maret 1998)2) Angka Sementara sampai dengan Maret 1998Keterangan :Bantuan untuk menunjang kegiatan PKK: Rp. 1.000.000 per desa

IX/49

Page 51: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 17PERKEMBANGAN BANTUAN PEMBANGUNAN DESA

1993/94, 1994/95 – 1997/98(juta rupiah)

1) Kegiatan penunjang2) Bantuan Pengendalian dan Pembiayaan untuk Propinsi Irian Jaya dan Timor Timur

Tidak diberikan karena sudah tertampung dalam program IDT

IX/50

Page 52: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 18PERKEMBANGAN HASIL LATIHAN

PEMBANGUNAN DESA TERPADU (LPDT)1993/94, 1994/95 – 1997/98

(orang)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara Merupakan kumulatif sampai dengan 1996/973) Pada Tahun Anggaran 1997/98 pelatihan LPDT namanya diganti menjadi P3MD yang dilaksanakan

Di setiap kabupaten dengan peserta dari tingkat desa masing-masing berjumlah 5 orang

IX/51

Page 53: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 19PERKEMBANGAN JUMLAH DESA

DALAM KEGIATAN PEMUGARAN PERUMAHANDAN LINGKUNGAN DESA TERPADU (P2LDT)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(desa)

1) Tidak mendapat alokasi bantuan

IX/52

Page 54: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 20REKAPITULASI ALOKASI DANA BANTUAN PROGRAM INPRES DESA TERTINGGAL 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(Juta Rupiah)

1) Program IDT dimulai pada tahun 1994/952) BOP = Bantuan Operasional Pemantauan3) BOP = BOP daerah dialihkan melalui Inpres Dati I untuk Propinsi, Inpres Dati II untuk BOP Kab & Kec. Dan Inpres Desa untuk BOP Desa

IX/53

Page 55: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 21PERKEMBANGAN JUMLAH PENERIMA PROGRAM INPRES DESA TERTINGGAL 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) data Kumulatif 1994/95 s/d 1996/972) Program IDT dimulai pada Tahun Anggaran 1994/953) Angka sementara4) Desa tertinggal kategori parah dengan pembinaan khusus selama tiga tahun5) Mulai 1995/96 ditambah desa di wilayah terpencil

IX/54

Page 56: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 22PERKEMBANGAN JUMLAH PENDAMPING PROGRAM INPRES DESA TERTINGGAL 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98 2)

1) Angka Kumulatif2) Program IDT dimulai awal Repelita VI (1994/95) dan telah berlangsung selama tiga tahun3) Angka sementara

IX/56

Page 57: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 23PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PEMBANGUNAN PRASARANA PENDUKUNG DESA TERTINGGAL 1)

1995/96 – 1997/98

1) Bantuan Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT) mulai diberikan pada tahun 1995/962) Angka sementara3) DKI Jakarta tidak mendapat bantuan4) Bali mulai mendapat bantuan P3DT tahun 1997/98

IX/56

Page 58: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 24HASIL FISIK PERKEMBANGAN PRASARANA PENDUKUNG DESA TERTINGGAL 1)

1995/96 – 1997/98

1) Bantuan Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT) mulai dialokasikan tahun 1995/962) Angka diperbaiki3) DKI Jakarta tidak mendapat bantuan4) Bali mulai mendapat bantuan P3DT tahun 1997/98

IX/57

Page 59: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 25PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka sementara

IX/58

Page 60: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 26PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki

IX/59

Page 61: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 27PEMBUKAAN LAHAN UNTUK TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1997/98(ha)

1) Angka diperbaiki2) LP : Lahan Pekarangan3) LU I : Lahan Usaha I

IX/60

Page 62: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 28PEMBANGUNAN RUMAH TRANSMIGRAN DAN JAMBAN KELUARGA

1993/94, 1994/95 – 1997/98(buah)

1) Angka diperbaiki

IX/61

Page 63: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 29PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1997/98(buah)

1) Angka diperbaiki

IX/62

Page 64: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 30PEMBANGUNAN RUMAH IBADAH DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1997/98(buah)

1) Angka diperbaiki

IX/63

Page 65: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 31PEMBANGUNAN GUDANG DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1997/98(buah)

1) Angka diperbaiki

IX/64

Page 66: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 32PEMBANGUNAN RUMAH PETUGAS DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1997/98(buah)

1) Angka diperbaiki

IX/65

Page 67: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 33PELAKSANAAN PERKAPLINGAN UNTUK TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1997/98(ha)

1) Angka diperbaiki2) LP = Lahan Pekarangan3) LU = Lahan Usaha

IX/66

Page 68: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 34JUMLAH TRANSMIGRASI YANG DILATIH DAN DIDIDIK DI DAERAH ASAL

1993/94, 1994/95 – 1997/98(orang)

1) Angka Diperbaiki2) P : Bidang Pertanian3) NP : Bidang Non-Pertanian4) PDU : Pelatihan Dasar Umum5) PDT : Pelatihan Dasar Umum6) PDT : Pelatihan Dasar Teknis7) OB : Orientasi Bertransmigrasi

IX/67

Page 69: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 35JUMLAH TRANSMIGRASI UMUM DAN TRANSMIGRASI SWAKARSA

1993/94, 1994/95 – 1997/98(KK)

1) Angka diperbaiki

IX/68

Page 70: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 36JUMLAH TRANSMIGRASI YANG DIPINDAHKAN

1993/94, 1994/95 – 1997/98(KK)

1) Angka Diperbaiki2) APPDT = Alokasi Permukiman Penduduk Daerah Transmigrasi, untuk pemukiman

Kembali termasuk Transmigrasi lokal di Lampung3) TSM = Transmigrasi swakarsa mandiri, dilaksanakan mulai Repelita VI

IX/69

Page 71: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 37JUMLAH TRANSMIGRASI YANG DITEMPATKAN

1993/94, 1994/95 – 1997/98(KK)

1) Angka Diperbaiki2) TU = Transmigrasi Umum3) TSB = Transmigrasi Swakarsa Berbantuan4) TSM = Transmigrasi Swakarsa Mandiri

IX/70

Page 72: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 38JUMLAH TRANSMIGRASI YANG DIBINA

1993/94, 1994/95 – 1997/98(KK)

1) Angka Diperbaiki2) TL = Transmigrasi Lama3) TB = Transmigrasi Baru

IX/71

Page 73: Draft V/5-2-98 … · Web viewSelama Repelita VI sampai tahun keempat jumlah pengukuran dan pembagian kapling yang telah dilaksanakan mencapai sekitar 254.140,81 hektare yang terdiri

TABEL IX – 39JUMLAH TRANSMIGRASI YANG DILATIH DAN DIDIDIK DI DAERAH PENERIMA

1993/94, 1994/95 – 1997/98(orang)

1) Angka Diperbaiki2) P = Pelatihan Bidang Pertanian3) NP = Pelatihan Bidang Non Pertanian4) TK = Temu Karya

IX/72